BAB II PENGENALAN JENIS BENIH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PENGENALAN JENIS BENIH"

Transkripsi

1 BAB II PENGENALAN JENIS BENIH A. Benih Tanaman Program HTI Menurut perkiraan di Indonesia terdapat sekitar 4000 jenis kayu. Perkiraan ini didasarkan kepada material herbarium yang sudah dikumpulkan oleh Balai Penelitian dari berbagai wilayah hutan di Indonesia yang jumlahnya sudah mendekati 4000 jenis pohon dengan diameter 40 cm ke atas. Dari jumlah tersebut oleh Balai Penelitian Hasil Hutan sampai saat ini sudah berhasil dikumpulkan contoh kayu sebanyak 2322 jenis yang terdiri dari contoh autentik, meliputi 106 famili dan 785 genus. Dari 4000 jenis kayu tersebut di atas diperkirakan 400 jenis diantaranya dapat dianggap penting untuk Indonesia, dan baru beberapa diketahui sifat dan kegunaannya dan 259 jenis diantaranya sudah dikenal dalam perdagangan dan dapat dikelompokkan menjadi 120 jenis kayu perdagangan. Berdasarkan data yang dikemukakan diatas, untuk menunjang program kehutanan di bidang pembangunan HTI dan reboisasi lainnya, maka secara khusus program pembangunan HTI yang berorientasi kepada bisnis oriented diperkirakan 18 jenis tanaman hutan yang sifat pertumbuhannya relatif cepat dan manfaat kayu dan sasaran produksi baik untuk dipasarkan dalam bentuk bahan baku maupun bahan jadi. Jenis tanaman yang diprogramkan memiliki karakteristik berlainan sebagaimana yang diuraikan berikut ini : 1. Acacia mangium. Acacia mangium termasuk dalam famili leguminosae sub famili Mimosoidae, secara alami, jenis ini tumbuh di daerah tropis terutama di dataran beriklim basah. Di Indonesia daerah sebaran alaminya meliputi Irian Jaya bagian selatan, kepulauan Aru (Maluku Selatan) dan Pulau Seram. Pada daerah subur 9 tahun dapat mencapai tinggi 23 meter dengan diameter lebih dari 20 cm. Penanganan benih dilakukan melalui pengunduhan dari kebun benih, tegakan benih berupa buah/polong yang sudah masak yang berwarna coklat tua. Umumnya polong jenis ini akan masak pada periode bulan Februari Maret dan Agustus September. Ekstrasi benih dilakukan dengan cara menjemur buah/polong pada cuaca baik selama 6 hari atau 24 jam dengan suhu 40 o C 45 o C, maka buah/polong akan merekah. Penyimpanan dilakukan dalam wadah kedap udara (kaleng atau jerigen plastik) dan ditempatkan di ruang ber AC (suhu 16, 18, RH 60%) atau ruangan kering dingin (DCS) suhu 4 8 o C, RH 40 %. Perlakuan pendahuluan untuk jenis ini dilakukan untuk mematahkan dormansi benih untuk mempercepat perkecambahan adalah dengan cara mencelupkan benih yang akan disemaikan kedalam panas (suhu o C) selama 30 detik lalu diredam dalam air dingin selama 24 jam. Volume air panas dan air dining yang digunakan masing-masing sebanyak 5 dan 20 kali dari volume benih (1 ltr benih, 5 ltr air panas dan 20 ltr air dingin). Jumlah benih Acacia mangium per kg sebanyak butir

2 2. Agathis spp Agathis spp termasuk famili Araucariaceae, secara alami tumbuh dalam hutan primer pada tanah berpasir, berbatu-batu atau liat yang selamanya tidak digenangi air pada ketinggian 2 sampai 1750 meter dari permukaan laut. Di Indonesia daerah penyebarannya Sumatera Barat, Sumatera Utara, seluruh Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya, Jenis ini berubah pada bulan Februari sampai April dan Agustus sampai Oktober. Buah yang tua berwarna hijau tua kecoklatan dan sisik kulit buah melebar harus diambil sebelum merekah, agar biji masih berada di dalam buah. Buah yang terkumpul disimpan ditempat yang kering, jangan dijemur, dan biji yang telah diseleksi baik, masih bersayap ditandai dengan warna coklat tua dan padat. Biji jenis ini harus segera diangkat kepersemaian dan segera dikecambahkan, ditempat terbuka biji tidak dapat dibiarkan lebih dari 1 minggu. Untuk menghasilkan presentase kecambah yang baik dalam bak penaburan hal-hal yang perlu diperhatikan ialah, biji diseleksi kembali dan direndam dalam air beberapa saat sebelum ditabur, bedeng tabur dibasahkan secukupnya. Media penaburan menggunakan bahan tanah humus dan dicampur dengan pasir halus dengan perbandingan 1 : 2, bedeng tabur harus diberi naungan. Biji akan berkecambah setelah 7 8 hari berlangsung s/d 12 hari lainnya. Jumlah benih jenis ini per kg berisi +/ butir. 3. Albizia falcataria Albizia falcataria dengan nama lain Paraserianthes falcataria, jenis ini secara alami tumbuh pada tanah dataran rendah hingga ke pegunungan sampai ketinggian m dpl, dan jenis ini dapat tumbuh dari tanah yang tidak subur dan agak sarang, tanah kering maupun becek atau agak asin. Permudaan alam jarang sekali terjadi, karena bijinya sukar tumbuh jika tidak diberi perlakuan pendahuluan. Daerah penyebaran jenis ini di Indonesia seluruh Jawa (tanaman), Maluku, Sulawesi Selatan dan Irian Jaya. Jenis ini berbuah tiap tahun pada bulan Juni Deesember, dan buah/polong akan terbuka bula sudah masak dan kering. Biji yang dikeringkan di udara selama 0 15 hari dapat disimpan dalam wadah kaleng tertutup selama lebih kurang 1 tahun. Perlakuan pada persemaian sebelum disemaikan terlebih dahulu disiram dengan air mendidih dan dibiarkan terendam selama 24 jam sehingga daya kecambah dapat mencapai %. Selama lebih kurang berumur 2-3 bulan dapat dipindahkan kelapangan. Untuk anakan yang lebih dari 3 bulan sebaiknya ditanam dalam bentuk stump berukuran panjang 5 20 cmdengan diameter 0,5 2,5 cm dan panjang akar 20 cm. Jumlah benih ini per kg sebanyak butir

3 4. Anthocephalus cadamba. Anthocephalus cadamba dengan nama lain Jabon famili Rubiaceae secara alami secara alami tumbuh pada tanah aluvial lembab di pinggir sungai dan daerah peralihan antara tanah rawa dan tanah kering yang kadang-kadang di genangi air, pada tanah dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl. Jenis ini juga dapat tumbuh dengan baik pada tanah liat, tanah lempung podsolik coklat, tanah top halus atau tanah lempung berbatu yang tidak sarang. Dan memerlukan iklim basah hingga iklim kemarau kering. Permudaan alam banyak sekali terdapat terutama pada tempat-tempat terbuka seperti pada bekas tebangan, bekas jalan sarad atau bekas perlindungan. Penyebaran jenis ini di Indonesia didaerah seluruh Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, seluruh Sulawesi, NTB dan Irian Jaya. Anthocephalus cadamba berbuah setiap tahun pada bulan Juni sampai Agustus. Buah berbentuk menjamur, bulat dan lunak, mengandung biji yang sangat kecil. Biji terlebih dahulu disemaikan didalam bak kecambah, setelah tumbuh mencapai 3 cm dipindahkan ke bedeng penyapihan dan setelah mencapai tinggi cm ditanam dilapangan. Penanaman dapat juga dilakukan dengan cabutan atau stump. Jumlah biji kering udara 18 s/d 26 juta butir per kg, jumlah buah per kg sebanyak 33 butir, dan yang berukuran sedang dapat menghasilkan +/ pohon. Biji kering jenis ini dapat disimpan pada tempat tertutup rapat dalam ruangan yang sejuk dan dapat tahan selama 1 tahun. 5. Calamus spp Calamus spp atau rotan termasuk famili palmae dan merupakan salah satu jenis tanaman merambat. Jenis ini tumbuh secara alami di daeradaerah Sumatera, Sumbawa, Kalimantan dan Sulawesi. Tempat tumbuh jenis terbagi 2 kelompok pertama tumbuh dibawah ketinggian 300 meter dpl. Dan diatas 300 dpl, dan berbuah pada periode bulan Juli sampai September. Buah masak untuk jenis ini mempunyai tandatanda berwarna kuning kecoklat-coklatan (rotan manau), kekuningkuningan (rotan sega). Perlakuan terhadap buah, tidak dapat segera diproses lebih lanjut, maka buah harus disimpan dalam ruang sementara. Wadah simpan disusun diatas rak gantungan. Untuk mengahasilkan benih dilakukan dengan cara membuang kulit dan daging buah secara manual, mekanisme dengan blender atau depulper (gilingan kopi yang dimodifikasi). Dengan kondisi kering benih dapat mempertahankan viabilitas max 2,5 bulan dengan daya kecambah >80%. Pada tahapan perlakuan dipersemaian sebaiknya dilakukan penaburan pada kotak kayu berukuran 100 x 100 dengan jarak tanamn 5 x 5 cm dengan menggunakan serbuk gergaji sebagai medianya

4 6. Dipterocarpus spp Dipterocarpus spp atau keruing famili Dipterocarpus terutama : Dipterocarpus borneensis V.Sl, Dipterocarpus candiferus merr, Dipterocarpus confertus V.Sl, Dipterocarpus cornutus dyer, Dipterocarpus costulatus V.Sl, Dipterocarpus dyer, Dipterocarpus elongatus korts. Jenis tanaman ini tumbuh secara alami di dalam hutan tropis dengan tipe curah hujan A dan B, dan tumbuh ditempat-tempat yang sewaktuwaktu digenangin air tawar dan ditanah rawa, tetapi lebih banyak tumbuh pada tanah berbatu, pada ketinggian sampai 1000 m dpl. Daerah penyebarannya seluruh Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Tinggi pohon dapat mencapai 50 m dengan panjang batang bebas cabang sampai 35 cm dan diameter dapat mencapai 120 cm. Pohon ini berbuah tidak teratur dan tidak terjadi setiap setahun. Setelah musim kemarau yang panjang sekitar bulan Maret Mei biasanya berbuah banyak. Permudaan alam baik sekali dengan populasi per ha yang hampir merata. Pada tempat yang permudaannya jarang sebaiknya dilakukan tebang pilih dengan pengayaan jenis untuk perlakuan penanaman dengan bibit bumbung dari persemaian atau bibit putaran dan stump dari permudaan alam. Sebaiknya penanaman dilakukan dengan naungan atau dengan sistem tumpangsari dengan tanaman keras kopi, karet dan coklat, jarak tanam dalam jalur 2 x 3 m dengan jarak antara masing-masing jalur 6 10 m, tanam dalam sistem tumpang sari adalah 4 x 3 m. Jumlah biji bersayap 350 butir per kg. 7. Diospyros celebica Diospyros celebica atau eboni/kayu hitam secara alami tumbuh pada berbagai tipe tanah, pada tanah bebatu, berpasir, berkapur, tanah latosol atau podsolik merah kuning, dengan iklim basah. Daerah penyebarannya Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Pohon untuk jenis ini berbunga dan berbuah sepanjang tahun dan buah masak secara berturut-turut. Musim buah masak umumnya terjadi pada bulan September Nopember. Penanaman untuk permudaan buatan sebaiknya dilakukan dengan system tumpangsari dengan naungan ringan tanaman sela atau pohon pelindung, dengan jarak tanama 2 x 3 m. Dan penanaman dilakukan dibekas areal penebangan dan belukar yang digunakan dengan system jalur yang dibersihkan. Bibit yang digunakan bibit bumbung atau stump yang berdiameter 1 3 cm. Jarak tanam 3 4 m dan jarak jalur 6 8 m. Jumlah biji butir per kg. 8. Dryobalanops aromatica Dryobalanops aromatica atau kapur secara alami tumbuh dalam hutan hujan tropis tanah rendah dengan tipe curah hujan Anisoptera dan B, pada tanah daratan yang kering, datar dan sarang juga pada pinggirpinggir lembah diatas tanah liat berpasir pada ketinggian m - 7

5 dpl. Kebanyakan tumbuh berkelompok dan hamper murni tetapi sedikit yang dapat tumbuh menjadi pohon dewasa. Pohon jenis ini tidak berbuah setiap tahunnya. Penanaman dilakukan dengan bibit yang tingginya minimal 30 cm dan berasal dari persemaian atau cabutan. Untuk anakan yang tingginya 40 s/d 70 cm dapat dipangkas dan dibuat bibit stump, sebaiknya ditanam dengan jarak tanam 3 x 2 m atau 4 x 3 m. 9. Eucalyptus deglupta Eucalyptus deglupta atau Leda termasuk dalam famili Myrtaceae, secara alami tumbuh pada jenis tanah alluvial dengan lapisan tanah cukup tebal, iklim tropika tipe A dan B pada daerah ketinggian m. Daerah penyebarannya Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya, jenis ini sangat peka terhadap kebakaran karena kulitnya tipis. Pohon ini dapat mencapai tinggi 40 m dengan diameter 125 cm. Musim berbuah jenis pohon ini terutama bulan April Juli. Untuk memperoleh benih yang baik dengan cara menjemur buah di bawah sinar matahari atau dengan alat pengering benih. Penjemuran dengan cuaca baik selama 3 hari atau dengan alat pengering selama 24 jam dengan suhu 40 0 C, dan selanjutnya benih dikeluarkan dari buah yang dilakukan dengan cara memukul-mukul atau menguncang-guncangkan pada kawat kasa. Untuk penyimpanannya sebaiknya di tempat ruang simpan kering dingin dengan suhu C. Benih jenis ini dapat bertahan selama 1,5 tahun dengan daya kecambah 50 % (kondisi kering). Penanaman dilakukan dengan bibit yang harus disemaikan terlebih dahulu, dipindahkan ke dalam bumbung, dan setelah mencapai tinggi cm (umur 4 5 bulan) baru disalurkan kea real tanaman, sebaiknya jarak tanaman 3 x 2 m atau 3 x 1 mdan selanjutnya penjarangan pertama setelah berumur 3 tahun. Jumlah biji yang bersih sebanyak butir per kg. 10. Gonystilus bancanus Gonystilus bancanus atau Ramin termasuk famili Thymeleaceae secara alami tumbuh di hutan rawa gambut tanah berpasir dan liat yang sewaktu-waktu tergenang air, cukup basah dan terlindung sinar matahari pada ketinggian 100 m dpl. Daerah penyebarannya meliputi pantai timur Sumatera dan pantai barat daya Kalimantan. Bibit jenis ini diperoleh dari biji dan permudaan alam, pembuatannya melalui bedeng tabor selanjutnya disapih sampai ketinggian 30 cm. Pertumbuhan dengan stump menggunakan anakan yang tingginya cm panjang akar bawah cukup 20 cm dengan batang cm. Musim bunga dan buah pada jenis ini beragam dari daerah ke daerah tergantung pada kondisi lingkungannya, pada umumnya di Kalimantan Barat berbungan bulan Agustus September dan berbuah pada bulan Oktober Januari bahkan ada yang bulan Mei dan Juni

6 Biji yang kondisinya kering data disimpan dalam blok dicampur serbut gergaji atau serbuk arang dan ditutup rapat disimpan pada ruangan kering selama 15 s/d 30 hari, daya kecambah dapat dipertahankan 50 s/d 80 %. Jumlah biji butir per kg. 11. Peronema canescens Peronecma canescens atau Sungkai tumbuh di dalam hutan tropis dengan tipe curah hujan A sampai C pada tanah kering atau sedikit basah dengan ketinggian sampai 600 m dpl. Daerah penyebaran jenis ini Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan (Palembang), Lampung, Jawa Barat dan seluruh Kalimantan. Musim buah untuk jenis ini berbuah sepanjang tahun, terutama pada bulan Maret Juni. Untuk pembuatan tanaman Sungkai sebaiknya dilakukan melalui pembuatan bibit ctek cabang yang berdiameter 2,5 cm, panjang 25 cm, ditanam miring langsung dilapangan dalam jalur-jalur yang lebarnya 1 2 m. Jarak tanam dipakai 3 x 2 m atau 4 x 2 m. Dan dapat juga melalui bibit persemaian melalui penaburan biji dan bumbung. Jumlah biji butir per kg. Daya kecambah biji yang kering adalah 95 %. 12. Pometia pinnata Pometia pinnata atau Matoa termasuk famili Sapindaceae secara alami tumbuh baik di daerah hujan tropis dengan tipe curah hujan Anisoptera dan B, tanah latosol, podsolik merah kuning atau podsolik kuning pada ketinggian sampai 600 m dpl, daerah penyebarannya di Indonesia, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengukulu. Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan TImur, Kalimantan Barat, seluruh Sulawesi, Maluku, Bali, NTT, NTB dan Irian Jaya. Tinggi pohon untuk jenis ini dapat mencapai 40 m dengan panjang batang bebas cabang sampai 18 m diameter dapat mencapai 100 cm. Jenis ini berbuah sepanjang tahun, biji yang baru mempunyai daya kecambah sampai 80%. Permudaan umumnya dilakukan dengan bibit yang berasal dari persemaian berupa penaburan dan bumbung, atau stump. Sebaiknya penanaman dilakukan dengan jarak tanam 3 x 3 m. Jumlah biji per kg sampai dengan saat ini belum ada datanya. 13. Pinus merkusii Pinus merkusii atau tusam termasuk famili Pinaceae, secara alami tumbuh pada hutan beriklim basah sampai dengan agak kering dengan tipe curah hujan A sampai C pada ketinggian m dpl, dan dapat tumbuh pada tanah jelek dan kurang subur, tanah berpasir dan berbatu, tetapi tidak dapat tumbuh dengan mendekati derah pantai (Aceh Utara). Daerah penyebaran Tusam ini di Indonesia, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, seluruh Jawa (tanaman). Tanaman umumnya dilakukan dengan bibit bumbung atau putaran dari persemaian, biji disemaikan tanpa naungan, cukup pada waktu hujan deras dilindungi dengan atap, alang-alang maupun dengan serasah daun Tusam

7 Anakan yang telah tumbuh dan berdaun dua lembar harus segera dipindahkan ke dalam bumbung atau bedeng penyapihan. Agar anakan tumbuh subur, perlu ditulari dengan cendawan mycoriza yang berasal dari pohon inang atau dengan tanah dari hutan Tusam. Pemindahan ke lapangan setelah anakan mencapai tinggi cm, dengan jarak tanam sebaiknya 3 x 1 m atau 3 x 2 m dengan penjarangan pertama pada umur 6 tahun dan kedua pada 9 tahun. Jenis ini berbunga dan berbuah sepanjang tahun, terutama dalam bulan Juni Nopember. Biji sebaiknya diambil dari pohon yang kurus dan berumur lebih dari 20 tahun. Buah kerucut (conee) diambil terbuka dan bijinya jatuh. Biji yang kering yang disimpan dalam tempat tertutup dapat tahan selama 6 bulan dengan daya kecambah 50 %. Biji segar mempunyai daya kecambah %. Jumlah biji kering butir per kg. 14. Swietenia machrophylla Swietenia machrophylla atau mahoni termasuk famili Meliaceae, meliputi dua jenis mahoni berdaun lebar (S. macrophylla king) dan mahoni berdaun kecil (S. mahoni jack), secara alami tumbuh di daerah hutan musim kemarau basah dan kering dengan tipe hujan A sampai D, tanah yang agak liat dan kurus, dengan ketinggian sampai 1000 m dari permukaan laut (dpl). Jenis ini daerah penyebarannya di Indonesia, seluruh Jawa. Tanaman dilakukan melalui bibit yang berasal dari persemaian berupa bibit bumbung, putaran atau stump, jarak tanaman di lokasi penanaman sebaiknya di tanah yang kurang subur/kurus 2 x 1 m, sedang pada tanah yang subur 3 x 1 m atau 3 x 2 m. Musim berbuah untuk mahoni ini sepanjang tahun yang terbanyak pada bulan Juli Agustus. Tinggi jenis pohon ini dapat mencapai 35 m, diameter sampai 125 cm. Jumlah biji tanpa sayap butir per kg, sedang yang bersayap 2000 per kg. 15. Shorea sp Shorea sp atau Meranti termasuk famili Dipterocarpaceae, secara alami tumbuh pada tanah hutan hujan tropis dengan tipe curah hujan A dan C, pada latosol, podsolik merah kuning dan podsolik kuning, pada ketinggian sampai 1300 m dpl, sedangkan jenis Shorea stenopteram Shorea macrophylla, Shorea palembanica, Shorea quadrunervis, Shorea pinanga tumbuh pada tanah rendah yang tergenang air pada musim hujan. Shorea sp pada umumnya berbuah setelah berumur 13 tahun dan Shorea palembanica setelah 18 tahun. Kuncup bunga mulai keluar bulan Agustus Oktober dan berbuah masak bulan Januari Maret. Buah yang jatuh segera berkecambah. Biji yang segar mempunyai daya kecambah 80 90%. Tanaman dapat dilakukan dengan melalui bibit bumbung yang tinggi cm atau dengan stump dari persemaian, sebaiknya ditanam dengan jarak tanam 3 x 3 m. Banyaknya biji bervariasi sesuai jenis, berkisar 50 s/d 500 butir per kg

8 16. Santalum album Santalum album atau cendana termasuk famili Santalaceae secara alami tumbuh pada daerah-daerah dengan musim kering yang menonjol dengan curah hujan berkisar mm, pada tanah berhumus yang berasal dari bahan vulkanis muda, dengan ketinggian m. Daerah penyebarannya di Indonesia, Sumba, Timor, Bali dan Jawa Timur. Pohon ini dapat mencapai rata-rata 15 m dengan diameter 30 cm. Musim berbunga diketahui antara bulan Desember sampai Januari atau bulan Oktober sampai Desember, dan musim berbuah mulai berumur 3 5 tahun. Biji/benih cendana diperoleh dari buah yang di peram (procuring) selama satu bulan yang selanjutnya dipisahkan dari kulit dan dagingnya melalui pembersihan peremasan dengan air, dan pasir pada air mengalir. Benih kering dapat disimpan selama 16 bulan pada ruang AC, atau 4 bulan pada ruang suhu kamar. Perlakuan tanaman melalui bibit persemaian yang dilakukan dengan penaburan biji sampai berkecambah lebih kurang 1 2 minggu selanjutnya penyapihan 5 7 bulan dibawah naungan. Penanaman sebaiknya bersamaan dengan tanaman inangnya karena jenis ini bersifat parasit, dan dapat juga dilakukan penanaman biji langsung dilapangan. Banyaknya biji berkisar butir per kg dalam kondisi kering. 17. Tectona grandis Tectona grandis atau jati termasuk famili Verbenaceae, secara alami tumbuh pada tanah kering, terutama pada tanah yang mengandung kapur, dengan musim kering yang nyata, type curah hujan C-F, pada ketinggian m dpl. Daerah penyebaran di Indonesia, seluruh Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, NTB (SUmbawa), Maluku dan Lampung. Pohon jati ini dapat mencapai tinggi 45 m dengan panjang bebas cabang m, diameter mencapai 220 m, sedangkan umumnya 50 m. Penanaman dapat dilakukan melalui biji yang ditanam pada permulaan musim hujan, melalui bibit persemaian dapat juga dilakukan tetapi kurang baik pertumbuhannya. Penanaman sebaiknya ditanam dengan jarak tanam 3 x 1 m s/d 3 x 3 m tergantung pada bonita tanah. Musim bunga dan buah jenis ini, berbunga bulan Oktober Juni dan buah masak pada bulan Juli Desember. Jumlah biji kering butir per kg, dan biji Jati ini mempunyai daya kecambah yang rendah % dan jarang melebihi 50 %

9 18. Eusiderexylon zwageri Eusiderexylon zwageri atau ulin termasuk famili Lauraceae yang scara alami tumbuh pada hutan yang tanahnya mudah meresap air, lembab tidak memerlukan kesuburan kimiawi dan tidak tumbuh pada tanah becek dan liat dengan musim kering yang nyata, pada daerah ketinggian sampai 400 m dpl. Daerah penyebarannya di Indonesia, Bangka, Sumatera Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tenggara. Tanaman jenis ini pada umumnya dapat mencapai tinggi 30 m dengan diameter 1 m. Pembungaan dan pembuahan hampir tiap tahun pada bulan Maret April dan Nopember Desember. Perlakuan perkecambahan memerlukan waktu yang lama dan untuk mempercepatnya diperlukan proses perkecambahan dilapisi alang-alang yang tebalnya 35 cm selama 2 minggu dengan presentase kecambah biji baik s/d 70 %. Perlakuan penanaman dapat langsung dengan biji dalam jalur-jalur tegak lurus pada jalur utama dibuat larikan yang lebar 1 1,5 m, jarak antara larikan 3 m, 5 s/d 7 m dengan jarak larikan yang semakin melebar 4 5 m. Perlakuan putaran atau stump sebaiknya tidak dilakukan karena presentase tumbuh kecil sekali, pada umumnya pada saat pemindahan benih pertumbuhan akan berhenti untuk sementara, sehingga mudah tertekan oleh vegetasi sekunder

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Merbau Darat 1. Deskripsi Ciri Pohon Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut (Martawijaya dkk., 2005). Regnum Subregnum Divisi Kelas Famili

Lebih terperinci

TASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015

TASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015 TASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015 SIDIK CEPAT PEMILIHAN JENIS POHON HUTAN RAKYAT BAGI PETANI PRODUKTIFITAS TANAMAN SANGAT DIPENGARUHI OLEH FAKTOR KESESUAIAN JENIS DENGAN TEMPAT TUMBUHNYA, BANYAK PETANI YANG

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara. Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya. Penyiangan Penyiangan terhadap gulma dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH ELEVASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS KAYU MUHDI. Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

PENGARUH ELEVASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS KAYU MUHDI. Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara PENGARUH ELEVASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS KAYU MUHDI Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Laju pertumbuhan pohon dan macam pohon apa yang tumbuh

Lebih terperinci

E U C A L Y P T U S A.

E U C A L Y P T U S A. E U C A L Y P T U S A. Umum Sub jenis Eucalyptus spp, merupakan jenis yang tidak membutuhkan persyaratan yang tinggi terhadap tanah dan tempat tumbuhnya. Kayunya mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

Toleransi di bidang kehutanan berbeda dengan toleransi secara umum. Toleransi secara umum mengacu khusus pada ketahanan terhadap stres lingkungan

Toleransi di bidang kehutanan berbeda dengan toleransi secara umum. Toleransi secara umum mengacu khusus pada ketahanan terhadap stres lingkungan TOLERANSI POHON Toleransi di bidang kehutanan berbeda dengan toleransi secara umum. Toleransi secara umum mengacu khusus pada ketahanan terhadap stres lingkungan Air, keasaman, salinitas, dingin, panas

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH. A.Pembentukan Tanah

PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH. A.Pembentukan Tanah PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH A.Pembentukan Tanah Pada mulanya, permukaan bumi tidaklah berupa tanah seperti sekarang ini. Permukaan bumi di awal terbentuknya hanyalah berupa batuan-batuan

Lebih terperinci

USAHA KEBUN KAYU DENGAN JENIS POHON CEPAT TUMBUH

USAHA KEBUN KAYU DENGAN JENIS POHON CEPAT TUMBUH USAHA KEBUN KAYU DENGAN JENIS POHON CEPAT TUMBUH Atok Subiakto PUSKONSER, Bogor Antusias masyarakat menanam jabon meningkat pesat Mudah menanamnya Dapat ditanam dimana saja Pertumbuhan cepat Harga kayu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Bibit Sungkai (Peronema canescens) Sungkai (Peronema canescens) sering disebut sebagai jati sabrang, ki

TINJAUAN PUSTAKA. Bibit Sungkai (Peronema canescens) Sungkai (Peronema canescens) sering disebut sebagai jati sabrang, ki TINJAUAN PUSTAKA Bibit Sungkai (Peronema canescens) 1. Morfologi Sungkai (Peronema canescens) Sungkai (Peronema canescens) sering disebut sebagai jati sabrang, ki sabrang, kurus, sungkai, sekai termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 19 3.1 Luas dan Lokasi BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai luas wilayah seluas 2.335,33 km 2 (atau 233.533 ha). Terletak pada 2 o l'-2 o 28' Lintang Utara dan

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Benih cabai hibrida sebenarnya dapat saja disemaikan dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hujan Tropis Hutan adalah satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya,

Lebih terperinci

Oleh : Iskandar Z. Siregar

Oleh : Iskandar Z. Siregar 3 MODULE PELATIHAN PERSEMAIAN Oleh : Iskandar Z. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F) FACULTY

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family Caricaceae dan merupakan tanaman herba (Barus dan Syukri, 2008). Sampai saat ini, Caricaceae itu diperkirakan

Lebih terperinci

Oleh : Iskandar Z. Siregar

Oleh : Iskandar Z. Siregar MODULE PELATIHAN 2 TEKNOLOGI PERBENIHAN Oleh : Iskandar Z. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH Tanah adalah salah satu bagian bumi yang terdapat pada permukaan bumi dan terdiri dari massa padat, cair, dan gas. Tanah

Lebih terperinci

Lokasi Kajian Metode Penelitian Lanjutan Metode Penelitian

Lokasi Kajian Metode Penelitian Lanjutan Metode Penelitian Pinus merkusii strain Kerinci: Satu-satunya jenis pinus yang menyebar melewati khatulistiwa ke bagian bumi lintang selatan hingga sekitar o L.S. Belum dikembangkan atau dibudidayakan secara luas di Indonesia.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

SIDIK CEPAT PEMILIHAN JENIS HUTAN RAKYAT UNTUK PETANI

SIDIK CEPAT PEMILIHAN JENIS HUTAN RAKYAT UNTUK PETANI LEMPUNG 20/05/2013 SIDIK CEPAT PEMILIHAN JENIS HUTAN RAKYAT UNTUK PETANI JOGYAKARTA SIDIK CEPAT PEMILIHAN JENIS POHON HUTAN RAKYAT BAGI PETANI Produktifitas tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor kesesuaian

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BENIH. A.Sahupala (Fakultas Pertanian Universitas Pattimura) Pendahuluan

TEKNOLOGI BENIH. A.Sahupala (Fakultas Pertanian Universitas Pattimura) Pendahuluan TEKNOLOGI BENIH A.Sahupala (Fakultas Pertanian Universitas Pattimura) Pendahuluan D alam pembangunan hutan tanaman, benih memainkan peranan yang sangat penting. Benih yang digunakan untuk pertanaman saat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 16 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber (DRT), Sei. Sinepis, Provinsi Riau. Waktu pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik, pertumbuhan akar tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar-akar cabang banyak terdapat

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Jati (Tectona grandis Linn. f) Jati (Tectona grandis Linn. f) termasuk kelompok tumbuhan yang dapat menggugurkan daunnya sebagaimana mekanisme pengendalian diri terhadap

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon TINJAUAN PUSTAKA Jabon (Anthocephalus cadamba) merupakan salah satu jenis tumbuhan lokal Indonesia yang berpotensi baik untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman maupun untuk tujuan lainnya, seperti

Lebih terperinci

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super Solusi Quipper F. JENIS TANAH DI INDONESIA KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami jenis tanah dan sifat fisik tanah di Indonesia. F. JENIS TANAH

Lebih terperinci

Seleksi Biji untuk Batang Bawah Tanaman Karet Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

Seleksi Biji untuk Batang Bawah Tanaman Karet Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Seleksi Biji untuk Batang Bawah Tanaman Karet Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Yang dimaksud dengan bahan tanaman karet adalah biji karet (calon

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA ROTAN PENGHASIL JERNANG

TEKNIK BUDIDAYA ROTAN PENGHASIL JERNANG TEKNIK BUDIDAYA ROTAN PENGHASIL JERNANG ASPEK : SILVIKULTUR Program : Pengelolaan Hutan Tanaman Judul RPI : Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu Pertukangan Koordinator RPI : Dr. Tati Rostiwati Judul

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN MUTU BIBIT TANAMAN HUTAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN MUTU BIBIT TANAMAN HUTAN DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL JAKARTA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL Nomor : P. 11 /V-PTH/2007 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa @ 2012 Penyusun: 1. Ujang S. Irawan, Senior Staff Operation Wallacea Trust

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Budidaya Pala Tanaman Pala (Myristica fragrans Houtt) dapat tumbuh baik di daerahdaerah yang mempunyai ketinggian 500-700 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini membutuhkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Biomassa

II. TINJAUAN PUSTAKA Biomassa 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Biomassa Biomassa merupakan bahan organik dalam vegetasi yang masih hidup maupun yang sudah mati, misalnya pada pohon (daun, ranting, cabang, dan batang utama) dan biomassa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

Pembuatan Pembibitan Tanaman

Pembuatan Pembibitan Tanaman LEMBAR INFORMASI No. 1 - Agustus 2012 Pembuatan Pembibitan Tanaman Gambar 1. Pembibitan tanaman Pembibitan tanaman adalah tahapan untuk menyiapkan bahan tanam berupa bibit tanaman baru yang berasal dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Buncis Buncis berasal dari Amerika Tengah, kemudian dibudidayakan di seluruh dunia di wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan

Lebih terperinci

Bibit yang berkualitas merupakan salah satu faktor utama yang mampu menunjang keberhasilan

Bibit yang berkualitas merupakan salah satu faktor utama yang mampu menunjang keberhasilan 1 Mempersiapkan Bibit di Persemaian Bibit yang berkualitas merupakan salah satu faktor utama yang mampu menunjang keberhasilan suatu kegiatan rehabilitasi. Apabila bibit yang digunakan berkualitas tinggi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN NOMOR 508/KPTS-IV/1998 TENTANG BESARNYA PROVISI SUMBERDAYA HUTAN (PSDH) PER SATUAN HASIL HUTAN KAYU

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN NOMOR 508/KPTS-IV/1998 TENTANG BESARNYA PROVISI SUMBERDAYA HUTAN (PSDH) PER SATUAN HASIL HUTAN KAYU KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN NOMOR 508/KPTS-IV/1998 TENTANG BESARNYA PROVISI SUMBERDAYA HUTAN (PSDH) PER SATUAN HASIL HUTAN KAYU MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN, Menimbang : a. bahwa setiap

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan (Pudjiatmoko, 2008). Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta

Lebih terperinci

PENENTUAN CARA PERLAKUAN PENDAHULUAN BENIH SAGA POHON ( Adenanthera sp.) Determinatiom of Seeds Pre-treatment Method of Saga Pohon (Adenanthera sp.

PENENTUAN CARA PERLAKUAN PENDAHULUAN BENIH SAGA POHON ( Adenanthera sp.) Determinatiom of Seeds Pre-treatment Method of Saga Pohon (Adenanthera sp. Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. VIII No. 2 : 97-101 (2002) Komunikasi (Communication) PENENTUAN CARA PERLAKUAN PENDAHULUAN BENIH SAGA POHON ( Adenanthera sp.) Determinatiom of Seeds Pre-treatment Method

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Tanaman Jengkol Klasifikasi tanaman jengkol dalam ilmu tumbuh-tumbuhan dimasukkan dalam klasifikasi sebagai berikut (Pitojo,1992). Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum tentang Pinus 2.1.1. Habitat dan Penyebaran Pinus di Indonesia Menurut Martawijaya et al. (2005), pinus dapat tumbuh pada tanah jelek dan kurang subur, pada tanah

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

Kata kunci : Umur pertumbuhan, Dipterocarpaceae, mersawa, Anisoptera costata Korth

Kata kunci : Umur pertumbuhan, Dipterocarpaceae, mersawa, Anisoptera costata Korth PERTUMBUHAN BIBIT MERSAWA PADA BERBAGAI TINGKAT UMUR SEMAI 1) Oleh : Agus Sofyan 2) dan Syaiful Islam 2) ABSTRAK Degradasi hutan Indonesia meningkat dari tahun ke tahun dalam dekade terakhir. Degradasi

Lebih terperinci

Bibit Sehat... Kebun Kopi Selamat

Bibit Sehat... Kebun Kopi Selamat PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO Jalan Raya Dringu Nomor 81 Telp. (0335) 420517 PROBOLINGGO 67271 Bibit Sehat... Kebun Kopi Selamat Oleh : Ika Ratmawati, SP POPT Perkebunan Pendahuluan Kabupaten Probolinggo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

PERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr

PERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr PERSEMAIAN CABAI Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai Djoko Sumianto, SP, M.Agr BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) KETINDAN 2017 Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)/ Kompetensi Dasar :

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Penelitian ini

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat

Lebih terperinci

Jenis prioritas Mendukung Keunggulan lokal/daerah

Jenis prioritas Mendukung Keunggulan lokal/daerah PERBENIHAN 1 Pengadaan benih tanaman hutan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam pembangunan dan pengelolaan sumberdaya alam hutan. Kegiatan pengadaan benih mencakup beberapa kegiatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN Perbaikan mutu benih (fisik, fisiologis, dan mutu genetik) untuk menghasilkan benih bermutu tinggi tetap dilakukan selama penanganan pasca panen. Menjaga mutu fisik dan

Lebih terperinci

METODE PENYIMPANAN BENIH MERBAU (Intsia bijuga O. Ktze) Method of Seeds Storage of Merbau (Intsia bijuga O. Ktze) ABSTRACT PENDAHULUAN

METODE PENYIMPANAN BENIH MERBAU (Intsia bijuga O. Ktze) Method of Seeds Storage of Merbau (Intsia bijuga O. Ktze) ABSTRACT PENDAHULUAN Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. VIII No. 2 : 89-95 (2002) Komunikasi (Communication) METODE PENYIMPANAN BENIH MERBAU (Intsia bijuga O. Ktze) Method of Seeds Storage of Merbau (Intsia bijuga O. Ktze)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perhutani sebanyak 52% adalah kelas perusahaan jati (Sukmananto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Perhutani sebanyak 52% adalah kelas perusahaan jati (Sukmananto, 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perum Perhutani merupakan sebuah badan usaha yang diberikan mandat oleh pemerintah untuk mengelola hutan tanaman yang ada di Pulau Jawa dan Madura dengan menggunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Geomorfologi Geomorfologi adalah studi yang mendiskripsikan bentuklahan, proses-proses yang bekerja padanya dan menyelidiki kaitan antara bentuklahan dan prosesproses tersebut

Lebih terperinci

TEKNIK AKLIMATISASI TANAMAN HASIL KULTUR JARINGAN Acclimatization Technique for Tissue Culture Plants I. PENDAHULUAN

TEKNIK AKLIMATISASI TANAMAN HASIL KULTUR JARINGAN Acclimatization Technique for Tissue Culture Plants I. PENDAHULUAN TEKNIK AKLIMATISASI TANAMAN HASIL KULTUR JARINGAN Acclimatization Technique for Tissue Culture Plants Endin Izudin Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta Jl. Palagan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya LEMBAR KERJA SISWA KELOMPOK :. Nama Anggota / No. Abs 1. ALFINA ROSYIDA (01\8.6) 2.. 3. 4. 1. Diskusikan tabel berikut dengan anggota kelompok masing-masing! Petunjuk : a. Isilah kolom dibawah ini dengan

Lebih terperinci

Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji)

Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji) Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji) ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

PENDUGAAN SIMPANAN KARBON DI ATAS PERMUKAAN LAHAN PADA TEGAKAN EUKALIPTUS (Eucalyptus sp) DI SEKTOR HABINSARAN PT TOBA PULP LESTARI Tbk

PENDUGAAN SIMPANAN KARBON DI ATAS PERMUKAAN LAHAN PADA TEGAKAN EUKALIPTUS (Eucalyptus sp) DI SEKTOR HABINSARAN PT TOBA PULP LESTARI Tbk PENDUGAAN SIMPANAN KARBON DI ATAS PERMUKAAN LAHAN PADA TEGAKAN EUKALIPTUS (Eucalyptus sp) DI SEKTOR HABINSARAN PT TOBA PULP LESTARI Tbk ALFARED FERNANDO SIAHAAN DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn KTSP & K-13 Kelas X Geografi ATMOSFER VII Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami iklim Junghuhn dan iklim Schmidt Ferguson. 2. Memahami

Lebih terperinci

UPAYA MEMPERLUAS KAWASAN EKONOMIS CENDANA DINUSA TENGGARA TIMUR

UPAYA MEMPERLUAS KAWASAN EKONOMIS CENDANA DINUSA TENGGARA TIMUR Edisi Khusus Masalah Cendana NTT Berita Biologi, Volume 5, Nomor 5, Agustus 2001 UPAYA MEMPERLUAS KAWASAN EKONOMIS CENDANA DINUSA TENGGARA TIMUR Sundoro Darmokusumo, Alexander Armin Nugroho, Edward Umbu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembibitan Jati. tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi m.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembibitan Jati. tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi m. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembibitan Jati Jati (Tectona grandis L.) adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar,

Lebih terperinci

Suatu unit dalam. embryo sac. (kantong embrio) yang berkembang setelah terjadi pembuahan. Terdiri dari : ~ Kulit biji ~ Cadangan makanan dan ~ Embrio

Suatu unit dalam. embryo sac. (kantong embrio) yang berkembang setelah terjadi pembuahan. Terdiri dari : ~ Kulit biji ~ Cadangan makanan dan ~ Embrio PERBENIHAN 1 Pengadaan benih tanaman hutan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam pembangunan dan pengelolaan sumberdaya alam hutan. Kegiatan pengadaan benih mencakup beberapa kegiatan

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cengkeh adalah tumbuhan asli Maluku, Indonesia. Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman asli Indonesia ini tergolong

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah

3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah 1. List Program Untuk Menu Utama MPenjelasan_Menu_Utama.Show 1 2. List Program Untuk Penjelasan Menu Utama MPenjelasan_Tanah.Show 1 3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah MSifat_Bentuk2.Show

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sebaran rayap tanah di berbagai vegetasi Hutan Pendidikan Gunung Walat memiliki luas wilayah 359 ha, dari penelitian ini diperoleh dua puluh enam contoh rayap dari lima

Lebih terperinci

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica) Standar Nasional Indonesia Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGUNDUHAN BENIH PADA PANEN RAYA DIPTEROKARPA 2010

PEDOMAN PENGUNDUHAN BENIH PADA PANEN RAYA DIPTEROKARPA 2010 PEDOMAN PENGUNDUHAN BENIH PADA PANEN RAYA DIPTEROKARPA 2010 PUSAT LITBANG HUTAN DAN KONSERVASI ALAM DEPARTEMEN KEHUTANAN Desember 2009 PENDAHULUAN Pembungaan dan pembuahan jenis-jenis dipterokarpa tidak

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BIBIT POHON UNTUK REVEGETASI LAHAN PASCA TAMBANG

PERBANYAKAN BIBIT POHON UNTUK REVEGETASI LAHAN PASCA TAMBANG PERBANYAKAN BIBIT POHON UNTUK REVEGETASI LAHAN PASCA TAMBANG Dr. Yadi Setiadi Mine Land Rehabilitation Specialist Faculty of Forestry, Bogor Agricultural University Campus IPB, Darmaga, Bogor ysetiad55@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Singkat Merbau Menurut Merbau (Instia spp) merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan dan mempunyai nilai yang ekonomi yang tinggi karena sudah

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan

Lebih terperinci