MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL"

Transkripsi

1 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL KOMUNIKASI DAN KERJA SAMA DI TEMPAT KERJA NO. KODE : -I BUKU INFORMASI

2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Penjelasan Materi Pelatihan Pengakuan Kompetensi Terkini Pengertian-pengertian / Istilah... 4 BAB II STANDAR KOMPETENSI Peta Paket Pelatihan Pengertian Unit Standar Kompetensi Unit Kompetensi yang Dipelajari... 7 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan Rancangan Materi Pelatihan BAB IV KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DITEMPAT KERJA Umum Penerimaan dan Penyampaian Informasi di Tempat Kerja Koordinasi di Tempat Kerja Kerjasama Dalam Kelompok Kerja BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI Sumber Daya Manusia Sumber-sumber Perpustakaan Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan Halaman: 1 dari 51

3 BAB I PENGANTAR 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Pelatihan berbasis kompetensi Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja Kompeten ditempat kerja Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan Desain materi pelatihan Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri. 1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang instruktur. 2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari instruktur Isi Materi pelatihan 1) Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk instruktur maupun peserta pelatihan. 2) Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi: a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja. Halaman: 2 dari 51

4 3) Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh instruktur untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. e. Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktik. f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan Penerapan materi pelatihan 1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah: a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja. 2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan adalah: a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja. c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. d. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja. e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh instruktur. 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency- RCC) Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan Persyaratan Untuk mendapatkan pengakuan kompetensi terkini, seseorang harus sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, yang diperoleh melalui: Halaman: 3 dari 51

5 1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau 2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau 3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama. 1.4 Pengertian-pengertian / Istilah Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/ jabatan Standarisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Halaman: 4 dari 51

6 1.4.7 Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional. Halaman: 5 dari 51

7 BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1 Peta Paket Pelatihan Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi Melakukan Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja KodeUnit :, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu: Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L). Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal Pengoperasian Mesin Penggelar Aspal. Pemindahan Mesin Penggelar Aspal. Laporan Harian Operasi. 2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi Unit Kompetensi Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu Unit kompetensi yang akan dipelajari Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah Menerapkan Komunikasi dan Kerjasama di tempat kerja Durasi / waktu pelatihan Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu Kesempatan untuk menjadi kompeten Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Instruktur akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. Halaman: 6 dari 51

8 2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. memeriksa kemajuan peserta pelatihan. menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian Judul Unit Melakukan Komunikasi dan Kerjasama ditempat kerja Kode Unit Deskripsi Unit Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dan kerjasama ditempat kerja Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal SOP perusahaan dan struktur organisasi perusahaan Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja ELEMEN KOMPETENSI 1. Menerima dan menyampaikan informasi ditempat kerja 2. Melakukan koordinasi melalui pertemuan atau diskusi KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Informasi yang terkait dengan tugas diidentifikasi untuk memastikan berasal dari sumber yang benar. 1.2 Informasi disampaikan melalui cara dan media yang tepat. 1.3 Jalur komunikasi dengan atasan dan kolega digunakan sesuai dengan prosedur. 1.4 Prosedur yang telah ditetapkan perusahaan dilaksanakan dengan benar dan konsisten. 1.5 Hubungan kerja antar personal dilakukan dengan benar sesuai prosedur. 2.1 Pertemuan koordinasi ditempat kerja dilaksanakan secara konsisten dan tepat waktu. 2.2 Masukan disampaikan dengan cara yang tepat sesuai dengan tujuan pertemuan. 2.3 Keputusan/hasil pertemuan dilaksanakan secara konsisten. 2.4 Interaksi ditempat kerja terkait dengan hasil keputusan pertemuan dilakukan sesuai dengan prosedur. Halaman: 7 dari 51

9 ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 3. Melakukan kerjasama dalam kelompok kerja 3.1 Peran anggota dan tujuan kelompok kerja diidentifikasi berdasarkan sumber yang benar. 3.2 Tugas dan tanggung jawab pribadi dan anggota lainnya diidentifikasi untuk mencapai kinerja yang efektif dan efisien. 3.3 Cara berkomunikasi yang tepat digunakan dalam kegiatan kelompok kerja untuk mempertahankan kerjasama yang tetap baik. 3.4 Tugas dalam kelompok kerja dilakukan berdasarkan prosedur standar perusahaan dan kesadaran serta tanggung jawab pribadi sebagai anggota kelompok kerja maupun bagian dari perusahaan Batasan Variabel a. Kontek Variabel 1) Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja berkelompok untuk menyelesaikan tugas pekerjaan pengoperasian mesin penggelar aspal; 2) Unit kompetensi ini diterapkan di tempat kerja dengan menggunakan media yang tepat, meliputi; a) Surat perintah kerja atau perintah lisan dari atasan langsung sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan; b) Surat edaran dari pimpinan perusahaan/unit kerja yang menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan di tempat kerja; c) Komunikasi langsung dua arah untuk penyampaian informasi secara jelas. d) Laporan dari pelaksana kegiatan untuk memberikan informasi dan pertanggung jawaban kegiatan yang dilaksanakan kepada atasan atau unit terkait. 3) Unit kompetensi ini diterapkan untuk menyinergikan tugas anggota kelompok kerja dalam satuan kerja berkelompok. b. Perlengkapan yang diperlukan: 1) Alat: a) Radio Komunikasi; b) Lampu isyarat; c) Klakson/ horn. 2) Bahan: a) Surat Perintah Kerja; b) Surat edaran; c) Laporan; d) Hasil rapat koordinasi di tempat kerja; e) Struktur organisasi plant/ perusahaan. Halaman: 8 dari 51

10 c. Tugas-tugas yang harus dilakukan : 1) Menerima dan menyampaikan informasi ditempat kerja. 2) Melakukan koordinasi melalui pertemuan atau diskusi. 3) Melakukan kerjasama dalam kelompok kerja. d. Peraturan-peraturan yang diperlukan : 1) Prosedur Operasi Standar (SOP) perusahaan; 2) Pedoman Kerja dalam Kelompok Kerja; 3) Pedoman Pemeliharaan dan Pengoperasian (Operation and Maintenance Manual) mesin penggelar aspal dari pabrik yang bersangkutan. 4) Struktur organisasi perusahaan/proyek Panduan Penilaian a. Penjelasan Pengujian 1) Prosedur Penilaian Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya ditempat kerja atau secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja dengan menggunakan metode uji yang tepat untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar. 2) Tempat Lokasi kerja atau tempat pelatihan (training ground) yang memenuhi syarat. 3) Penguasaan unit kompetensi sebelumnya: - 4) Keterkaitan dengan kompetensi lain: FKK.AP : Menerapkan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan di Tempat Kerja. FKK.AP : Melakukan Pemeliharaan Harian Mesin Penggelar Aspal. FKK.AP : Mengoperasikan Mesin Penggelar Aspal. FKK.AP : Memindahkan Mesin Penggelar Aspal. FKK.AP : Membuat Laporan Harian Operasi. b. Kondisi Pengujian 1) Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan menerima dan menyampaikan informasi, melakukan koordinasi melalui pertemuan atau diskusi dan melakukan kerjasama dalam kelompok kerja yang digunakan untuk Halaman: 9 dari 51

11 melakukan komunikasi dan kerjasama di tempat kerja, sebagai bagian dari pekerjaan pengoperasian mesin penggelar aspal; 2) Penilaian dapat dilakukan dengan cara : lisan, tertulis, demonstrasi/ praktik; 3) Penilaian dapat dilaksanakan secara simulasi di workshop dan atau di tempat kerja. c. Pengetahuan yang diperlukan : 1) Komunikasi yang efektif; 2) Jenis komunikasi; 3) Sistem dan prosedur melakukan komunikasi; 4) Teknologi komunikasi; 5) Struktur organisasi; 6) Etika profesi dan Etos kerja. d. Keterampilan yang diperlukan : 1) Menerima, menginterpretasi dan menyampaikan informasi ditempat kerja dengan benar; 2) Melakukan koordinasi dalam pertemuan atau diskusi; 3) Melakukan kerjasama dalam kelompok kerja. e. Aspek Kritis 1) Ketelitian dalam menggunakan media dan alat komunikasi untuk menerima dan menyampaikan informasi dalam rangka mencapai komunikasi yang efektif; 2) Kedisiplinan dalam melakukan koordinasi dalam pertemuan atau diskusi; 3) Kesungguhan dalam melakukan kerjasama dalam kelompok kerja untuk menyelesaikan kegiatan ditempat kerja Kompetensi kunci No Kompetensi Kunci Tingkat 1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi 2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 1 4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1 6. Memecahkan masalah 1 7. Menggunakan teknologi 1 1 Halaman: 10 dari 51

12 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1 Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh instruktur. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara mandiri, artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan Instruktur dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat Persiapan / perencanaan 1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti. 2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. 3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. 4) Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Permulaan dari proses pembelajaran 1) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar. 2) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki Pengamatan terhadap tugas praktik 1) Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh instruktur atau orang yang telah berpengalaman lainnya. 2) Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan Implementasi 1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman. 2) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktik. 3) Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh Penilaian Melaksanakan tugas terkait penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan. Halaman: 11 dari 51

13 3.2 Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui instruktur setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar Belajar berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, instruktur dan pakar/ahli dari tempat kerja Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu. 3.3 Rancangan Materi Pelatihan Rancangan pembelajaran materi pelatihan bertujuan untuk melengkapi hasil analisis kebutuhan meteri pelatihan. Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan informasi yang bersifat indikatif yang selanjutnya dapat dijadikan oleh instruktur sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran (session plan) yang lebih operasional dan yang lebih bersifat strategis untuk membantu para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi yang merupakan tugasnya sebagai instruktur. Rancangan Materi Pelatihan sebagai berikut: Unit Kompetensi1 Elemen Kompetensi 1 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 1.1 Informasi yang terkait dengan tugas diidentifikasi untuk memastikan berasal dari sumber yang benar 1. Dapat menjelaskan jenis informasi dalam pelaksanaan tugas. 2. Mampu menyeleksi informasi yang diterima untuk memastikan dari sumber yang benar. 3. Harus mampu Melakukan Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja Menerima dan menyampaikan informasi ditempat kerja Tujuan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat mengidentifikasi informasi yang terkait dengan tugas untuk memastikan berasal dari sumber yang benar Metode Pelatihan yang 1. Ceramah 2. Diskusi Tahapan 1. Menjelaskan jenis informasi dalam pelaksanaan tugas. 2. Menyeleksi informasi yang diterima untuk memastikan dari sumber yang benar. 3. Menjelaskan dan meneliti informasi yang diterima untuk memastikan berasal dari sumber yang benar. Sumber/ Referensi yang 1. Kontribusi Komunikasi ditempat kerja, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Jam Pelajaran Indikatif 5 menit Halaman: 12 dari 51

14 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja meneliti informasi yang diterima untuk memastikan berasal dari sumber yang benar. Tujuan Metode Pelatihan yang Tahapan 4. Diskusi Kelompok : - Jenis informasi dalam pelaksanaan tugas. - Prosedur untuk menyeleksi informasi yang diterima untuk memastikan dari sumber yang benar. - Prosedur untuk meneliti informasi yang diterima untuk memastikan berasal dari sumber yang benar. 5. Peragaan : - Menyeleksi yang diterima untuk memastikan dari sumber yang benar. - Meneliti informasi yang diterima untuk memastikan berasal dari sumber yang benar. Sumber/ Referensi yang Menengah, Jam Pelajaran Indikatif 5* 5** 1.2 Informasi disampaikan melalui cara dan media yang tepat. 1. Dapat menjelaskan cara dan media penyampaian informasi dalam pelaksanaan tugas. 2. Mampu menerima informasi dengan jelas melalui media yang digunakan. 3. Mampu meneliti kebenaran informasi yang diterima dan informasi yang akan disampaikan ke alamat yang benar. 4. Harus mampu menyampaikan informasi kepada alamat yang benar melalui media yang tepat. Pada akhir 1. Ceramah pembelajaran 2. Diskusi sesi ini, peserta diharapkan dapat menyampaikan informasi melalui cara dan media yang tepat. 1. Menjelaskan cara dan media penyampaian informasi dalam pelaksanaan tugas. 2. Menjelaskan dan menerima informasi dengan jelas melalui media yang digunakan. 3. Menjelaskan dan meneliti kebenaran informasi yang diterima dan informasi yang akan disampaikan ke alamat yang benar. 4. Menjelaskan dan menyampaikan informasi kepada alamat yang benar melalui media yang tepat. 5. Diskusi Kelompok : - Cara dan media penyampaian informasi dalam pelaksanaan tugas. - Prosedur untuk menerima informasi dengan jelas melalui media yang digunakan. - Prosedur untuk 1. Kontribusi Komunikasi ditempat kerja, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Menengah, menit 5* Halaman: 13 dari 51

15 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Metode Pelatihan yang Tahapan meneliti kebenaran informasi yang diterima dan informasi yang akan disampaikan ke alamat yang benar. - Prosedur untuk menyampaikan informasi kepada alamat yang benar melalui media yang tepat. 6. Peragaan : - Menerima informasi dengan jelas melalui media yang digunakan. - Meneliti kebenaran informasi yang diterima dan informasi yang akan disampaikan ke alamat yang benar. - Menyampaikan informasi kepada alamat yang benar melalui media yang tepat. Sumber/ Referensi yang Jam Pelajaran Indikatif 5** 1.3 Jalur komunikasi dengan atasan dan kolega digunakan sesuai dengan prosedur. 1. Dapat menjelaskan jalur komunikasi yang digunakan dalam pelaksanaan tugas. 2. Harus dapat mengidentifikasi dan menggunakan jalur komunikasi yang benar sesuai dengan prosedur perusahaan untuk berkomunikasi dengan atasan dan kolega. 3. Mampu menggunakan jalur komunikasi yang tepat secara efektif untuk mengomunikasikan berbagai informasi diantara anggota kelompok kerja. Pada akhir 1. Ceramah pembelajaran 2. Diskusi sesi ini, peserta diharapkan dapat menggunakan jalur komunikasi dengan atasan dan kolega sesuai dengan prosedur. 1. Menjelaskan jalur komunikasi yang digunakan dalam pelaksanaan tugas. 2. Mengidentifikasi dan menggunakan jalur komunikasi yang benar sesuai dengan prosedur perusahaan untuk berkomunikasi dengan atasan dan kolega. 3. Menjelaskan dan menggunakan jalur komunikasi yang tepat secara efektif untuk mengomunikasikan berbagai informasi diantara anggota kelompok kerja. 4. Diskusi Kelompok : - Jalur komunikasi yang digunakan dalam pelaksanaan tugas. - Mengidentifikasi dan menggunakan jalur komunikasi yang benar sesuai dengan prosedur 1. Kontribusi Komunikasi ditempat kerja, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Menengah, menit 5* Halaman: 14 dari 51

16 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Metode Pelatihan yang Tahapan perusahaan untuk berkomunikasi dengan atasan dan kolega. - Prosedur untuk menggunakan jalur komunikasi yang tepat secara efektif untuk mengomunikasikan berbagai informasi diantara anggota kelompok kerja. 5. Peragaan : Menggunakan jalur komunikasi yang tepat secara efektif untuk mengomunikasikan berbagai informasi diantara anggota kelompok kerja. Sumber/ Referensi yang Jam Pelajaran Indikatif 5** 1.4 Prosedur yang telah ditetapkan perusahaan dilaksanakan dengan benar dan konsisten. 1. Dapat menjelaskan prosedur yang ditetapkan perusahaan terkait dengan pelaksanaan tugas. 2. Dapat menginterpretasikan peraturan perusahaan sesuai dengan bidang tugasnya. 3. Harus mampu melaksanakan prosedur yang ditetapkan perusahaan dengan benar dan konsisten yang terkait dengan bidang tugasnya. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan dengan benar dan konsisten. 1. Ceramah 2. Diskusi 1. Menjelaskan prosedur yang ditetapkan perusahaan terkait dengan pelaksanaan tugas. 2. Menginterpretasikan peraturan perusahaan sesuai dengan bidang tugasnya. 3. Menjelaskan dan melaksanakan prosedur yang ditetapkan perusahaan dengan benar dan konsisten yang terkait dengan bidang tugasnya. 4. Diskusi Kelompok : - Prosedur yang ditetapkan perusahaan terkait dengan pelaksanaan tugas. - Menginterpretasikan peraturan perusahaan sesuai dengan bidang tugasnya. - Prosedur untuk melaksanakan prosedur yang ditetapkan perusahaan dengan benar dan konsisten yang terkait dengan bidang tugasnya. 5. Peragaan : Melaksanakan prosedur yang ditetapkan 1. Kontribusi Komunikasi ditempat kerja, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Menengah, menit 5* 5** Halaman: 15 dari 51

17 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Metode Pelatihan yang Tahapan perusahaan dengan benar dan konsisten yang terkait dengan bidang tugasnya. Sumber/ Referensi yang Jam Pelajaran Indikatif 1.5 Hubungan kerja antar personal dilakukan dengan benar sesuai prosedur. 1. Dapat menjelaskan prosedur hubungan kerja antar personal berdasarkan peraturan yang ditetapkan perusahaan. 2. Mampu melakukan hubungan kerja antar personal dengan benar dan jelas (transparan) yang terbatas pada bidang tugas masingmasing. 3. Dapat memilah antara hubungan pribadi dalam dinas atau diluar dinas untuk membina hubungan kerja di tempat kerja yang harmonis. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat melakukan hubungan kerja antar personal dengan benar sesuai prosedur. 1. Ceramah 2. Diskusi 1. Menjelaskan prosedur hubungan kerja antar personal berdasarkan peraturan yang ditetapkan perusahaan. 2. Menjelaskan dan melakukan hubungan kerja antar personal dengan benar dan jelas (transparan) yang terbatas pada bidang tugas masing-masing. 3. Memilah antara hubungan pribadi dalam dinas atau diluar dinas untuk membina hubungan kerja di tempat kerja yang harmonis. 4. Diskusi Kelompok : - Prosedur hubungan kerja antar personal berdasarkan peraturan yang ditetapkan perusahaan. - Prosedur untuk melakukan hubungan kerja antar personal dengan benar dan jelas (transparan) yang terbatas pada bidang tugas masingmasing. - Memilah antara hubungan pribadi dalam dinas atau diluar dinas untuk membina hubungan kerja di tempat kerja yang harmonis. 5. Peragaan : Melakukan hubungan kerja antar personal dengan benar dan jelas (transparan) yang terbatas pada bidang tugas masing-masing. 1. Kontribusi Komunikasi ditempat kerja, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Menengah, menit 5* 5** Diskusi Kelompok : - Prosedur pengindentifikasian informasi yang terkait dengan tugas untuk memastikan berasal dari sumber yang benar - Prosedur penyampaian informasi melalui cara dan media yang tepat. 23 menit Halaman: 16 dari 51

18 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Metode Pelatihan yang Tahapan - Prosedur penggunaan jalur komunikasi dengan atasan dan kolega sesuai dengan prosedur. - Prosedur yang telah ditetapkan perusahaan dengan benar dan konsisten. - Prosedur pelaksanan hubungan kerja antar personal dengan benar sesuai prosedur. Sumber/ Referensi yang Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 sampai dengan KUK 1.5, sebelum melakukan peragaan. Pelaksanaan praktik/ peragaan : - Pengidentifikasian/peragaan informasi yang terkait dengan tugas untuk memastikan berasal dari sumber yang benar. - Penyampaianinformasi melalui cara dan media yang tepat. - Penggunaan jalur komunikasi dengan atasan dan kolega sesuai dengan prosedur. - Prosedur yang telah ditetapkan perusahaan dengan benar dan konsisten. - Melakukan hubungan kerja antar personal dengan benar sesuai prosedur. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 sampai dengan KUK 1.5 dengan didahului penjelasan langkah masing-masing kegiatan peragaan dan contoh peragaan dari instruktur, dilanjutkan dengan pelaksanaan pelaksanaan peragaan oleh setiap peserta dengan bimbingan instruktur. Jam Pelajaran Indikatif 20 menit Unit Kompetensi1 Melakukan Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja Elemen Kompetensi 2 Melakukan koordinasi melalui pertemuan atau diskusi No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 2.1 Pertemuan koordinasi ditempat kerja dilaksanakan secara konsisten dan tepat waktu. 1. Dapat menjelaskan program pertemuan koordinasi yang dilaksanakan di tempat kerja. 2. Dapat mengumpulkan informasi agenda pertemuan yang diprogramkan kelompok kerja. 3. Harus mampu menghadiri pertemuan harian atau berkala di tempat kerja secara konsisten sebagai sarana komunikasi dengan atasan dan sesama sejawat/ kolega. Tujuan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat melaksanakan pertemuan koordinasi ditempat kerja secara konsisten dan tepat waktu. Metode Pelatihan yang 1. Ceramah 2. Diskusi Tahapan 1. Menjelaskan program pertemuan koordinasi yang dilaksanakan di tempat kerja. 2. Mengumpulkan informasi agenda pertemuan yang diprogramkan kelompok kerja. 3. Menjelaskan dan menghadiri pertemuan harian atau berkala di tempat kerja secara konsisten sebagai sarana komunikasi dengan atasan dan sesama sejawat/ kolega. 4. Diskusi Kelompok : - Program pertemuan koordinasi yang dilaksanakan di tempat kerja. - Mengumpulkan informasi agenda pertemuan yang diprogramkan kelompok kerja. - Prosedur untuk menghadiri pertemuan harian atau berkala di tempat kerja secara konsisten sebagai sarana komunikasi dengan atasan dan sesama sejawat/ kolega. Sumber/ Referensi yang 1. Komunikasi, WHO, Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK, Jakarta Jam Pelajaran Indikatif 5 menit 5* Halaman: 17 dari 51

19 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Metode Pelatihan yang Tahapan 5. Peragaan : Menghadiri pertemuan harian atau berkala di tempat kerja secara konsisten sebagai sarana komunikasi dengan atasan dan sesama sejawat/ kolega. Sumber/ Referensi yang Jam Pelajaran Indikatif 5** 2.2 Masukan disampaikan dengan cara yang tepat sesuai dengan tujuan pertemuan. 1. Dapat menjelaskan tata cara penyampaian masukan dalam pertemuan koordinasi ditempat kerja. 2. Mampu menyiapkan materi yang akan disampaikan sebagai bahan masukan dalam pertemuan. 3. Harus mampu menyampaikan masukan dengan cara yang tepat sesuai dengan tujuan pertemuan. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat menyampaikan masukan dengan cara yang tepat sesuai dengan tujuan pertemuan. 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Peragaan 1 Menjelaskan tata cara penyampaian masukan dalam pertemuan koordinasi ditempat kerja. 2 Menjelaskan dan menyiapkan materi yang akan disampaikan sebagai bahan masukan dalam pertemuan. 3 Menjelaskan dan menyampaikan masukan dengan cara yang tepat sesuai dengan tujuan pertemuan. 4. Diskusi Kelompok : - Tata cara penyampaian masukan dalam pertemuan koordinasi ditempat kerja. - Prosedur untuk menyiapkan materi yang akan disampaikan sebagai bahan masukan dalam pertemuan. - Prosedur untuk menyampaikan masukan dengan cara yang tepat sesuai dengan tujuan pertemuan. 5. Peragaan : - Menyiapkan materi yang akan disampaikan sebagai bahan masukan dalam pertemuan. - Menyampaikan masukan dengan cara yang tepat sesuai dengan tujuan pertemuan. 1. Komuni-kasi, WHO, Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK, Jakarta menit 10* 10** 2.3 Keputusan/hasil pertemuan dilaksanakan secara konsisten. 1. Dapat menjelaskan hubungan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat 1. Ceramah 2. Diskusi 1. Menjelaskan 1. Komunikasi, hubungan keputusan/ WHO, hasil pertemuan Pelatihan koordinasi dengan Keterampilan pelaksanaan tugas. 5 menit Halaman: 18 dari 51

20 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja keputusan/ hasil pertemuan koordinasi dengan pelaksanaan tugas. 2. Harus mampu melaksanakan keputusan hasil pertemuan secara konsisten sesuai dengan bidang tugasnya. 3. Mampu memberikan umpan balik kepada atasan/ kelompok kerja dari pelaksanaan setiap keputusan berdasarkan penerapannya di lapangan. Tujuan melaksanakan keputusan/hasil pertemuan secara konsisten. Metode Pelatihan yang Tahapan 2. Menjelaskan dan melaksanakan keputusan hasil pertemuan secara konsisten sesuai dengan bidang tugasnya. 3. Menjelaskan dan memberikan umpan balik kepada atasan/ kelompok kerja dari pelaksanaan setiap keputusan berdasarkan penerapannya di lapangan. 4. Diskusi Kelompok : - Hubungan keputusan/ hasil pertemuan koordinasi dengan pelaksanaan tugas. - Prosedur untuk melaksanakan keputusan hasil pertemuan secara konsisten sesuai dengan bidang tugasnya. - Prosedur untuk memberikan umpan balik kepada atasan/ kelompok kerja dari pelaksanaan setiap keputusan berdasarkan penerapannya di lapangan. 5. Peragaan : - Melaksanakan keputusan hasil pertemuan secara konsisten sesuai dengan bidang tugasnya. - Memberikan umpan balik kepada atasan/ kelompok kerja dari pelaksanaan setiap keputusan berdasarkan penerapannya di lapangan. Sumber/ Referensi yang Manajerial SPMK, Jakarta Jam Pelajaran Indikatif 5* 5** 2.4 Interaksi ditempat kerja terkait dengan hasil keputusan pertemuan dilakukan sesuai dengan prosedur. 1. Dapat menjelaskan prosedur untuk melakukan interaksi di tempat kerja. 2. Harus mampu melakukan interaksi Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat melakukan interaksi ditempat kerja terkait dengan hasil keputusan pertemuan dilakukan sesuai 1. Ceramah 2. Diskusi 1. Menjelaskan prosedur untuk melakukan interaksi di tempat kerja. 2. Menjelaskan dan melakukan interaksi di tempat kerja dengan benar dan sopan untuk menjaga agar hasil keputusan 1. Komunikasi, WHO, Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK, Jakarta menit Halaman: 19 dari 51

21 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja di tempat kerja dengan benar dan sopan untuk menjaga agar hasil keputusan pertemuan dapat dilaksanakan dalam kelompok kerja. 3. Harus mampu melakukan interaksi ditempat kerja dengan benar untuk memelihara agar penerimaan dan penyampaian informasi dapat dilakukan dengan tertib. Tujuan dengan prosedur. Metode Pelatihan yang Tahapan pertemuan dapat dilaksanakan dalam kelompok kerja. 3. Menjelaskan dan melakukan interaksi ditempat kerja dengan benar untuk memelihara agar penerimaan dan penyampaian informasi dapat dilakukan dengan tertib. 4. Diskusi Kelompok : - Prosedur untuk melakukan interaksi di tempat kerja. - Prosedur untuk melakukan interaksi di tempat kerja dengan benar dan sopan untuk menjaga agar hasil keputusan pertemuan dapat dilaksanakan dalam kelompok kerja. - Prosedur untuk melakukan interaksi ditempat kerja dengan benar untuk memelihara agar penerimaan dan penyampaian informasi dapat dilakukan dengan tertib. 5. Peragaan : - Melakukan interaksi di tempat kerja dengan benar dan sopan untuk menjaga agar hasil keputusan pertemuan dapat dilaksanakan dalam kelompok kerja. - Melakukan interaksi ditempat kerja dengan benar untuk memelihara agar penerimaan dan penyampaian informasi dapat dilakukan dengan tertib. Sumber/ Referensi yang Jam Pelajaran Indikatif 5* 5** Diskusi Kelompok : - Prosedur pelaksanaan pertemuan koordinasi ditempat kerja secara konsisten dan tepat waktu. - Prosedur penyampaian masukan dengan cara yang tepat sesuai dengan tujuan pertemuan. - Prosedur pelaksanaan keputusan/hasil pertemuan secara konsisten. 25 menit Halaman: 20 dari 51

22 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Metode Pelatihan yang Tahapan Sumber/ Referensi yang - Prosedur interaksi ditempat kerja terkait dengan hasil keputusan pertemuan dilakukan sesuai dengan prosedur. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 2.1 sampai dengan KUK 2.4, sebelum melakukan peragaan. Pelaksanaan praktik/ peragaan : - Pelaksanaan pertemuan koordinasi ditempat kerja secara konsisten dan tepat waktu. - Penyampaian masukan dengan cara yang tepat sesuai dengan tujuan pertemuan. - Pelaksanaan keputusan/hasil pertemuan secara konsisten. - Interaksi ditempat kerja terkait dengan hasil keputusan pertemuan dilakukan sesuai dengan prosedur. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 2.1 sampai dengan KUK 2.4 dengan didahului penjelasan langkah masing-masing kegiatan peragaan dan contoh peragaan dari instruktur, dilanjutkan dengan pelaksanaan pelaksanaan peragaan oleh setiap peserta dengan bimbingan instruktur. Jam Pelajaran Indikatif 25 menit Unit Kompetensi 1 Elemen Kompetensi 3 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 3.1 Peran anggota dan tujuan kelompok kerja diidentifikasi berdasarkan sumber yang benar. 1. Dapat menjelaskan peran dan tujuan kelompok kerja dalam kegiatan pelaksanaan tugas di tempat kerja. 2. Dapat mengidentifikasi peran anggota kelompok kerja berdasarkan sumber yang benar 3. Harus mampu melaksanakan tugas sesuai perannya dalam kelompok kerja Melakukan Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja Melakukan kerjasama dalam kelompok kerja. Tujuan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat mengindentifikasikan peran anggota dan tujuan kelompok kerja berdasarkan sumber yang benar. Metode Pelatihan yang 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Peragaan Tahapan 1. Menjelaskan peran dan tujuan kelompok kerja dalam kegiatan pelaksanaan tugas di tempat kerja. 2. Mengidentifikasi peran anggota kelompok kerja berdasarkan sumber yang benar. 3. Menjelaskan dan melaksanakan tugas sesuai perannya dalam kelompok kerja. 4. Diskusi Kelompok : - Peran dan tujuan kelompok kerja dalam kegiatan pelaksanaan tugas di tempat kerja. - Mengidentifikasi peran anggota kelompok kerja berdasarkan sumber yang benar. - Prosedur untuk melaksanakan tugas sesuai perannya dalam kelompok kerja. 5. Peragaan : Melaksanakan tugas sesuai perannya dalam kelompok kerja. Sumber/ Referensi yang 1. Komunikasi, WHO, Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK, Jakarta Jam Pelajaran Indikatif 8 menit 8* 9** 3.2 Tugas dan tanggung jawab pribadi dan anggota lainnya diidentifikasi untuk mencapai kinerja yang Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat 1. Ceramah 2. Diskusi 1. Mengidentifikasi tugas dan tanggung jawab pribadi dan anggota lainnya dalam kelompok 1. Komunikasi, WHO, Pelatihan Keterampilan 8 menit Halaman: 21 dari 51

23 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja efektif dan efisien. 1. Dapat mengidentifikasi tugas dan tanggung jawab pribadi dan anggota lainnya dalam kelompok kerja. 2. Harus mampu melaksanakan tugas sesuai dengan beban tugasnya masingmasing. 3. Harus mampu melakukan kerjasama dengan anggota lainnya untuk mencapai kinerja yang efektif dan efisien. Tujuan mengidentifikasikan tugas dan tanggung jawab pribadi dan anggota lainnya untuk mencapai kinerja yang efektif dan efisien. Metode Pelatihan yang Tahapan kerja. 2. Menjelaskan dan melaksanakan tugas sesuai dengan beban tugasnya masingmasing. 3. Menjelaskan dan melakukan kerjasama dengan anggota lainnya untuk mencapai kinerja yang efektif dan efisien. 4. Diskusi Kelompok : - Mengidentifikasi tugas dan tanggung jawab pribadi dan anggota lainnya dalam kelompok kerja. - Prosedur untuk melaksanakan tugas sesuai dengan beban tugasnya masingmasing. - Prosedur untuk melakukan kerjasama dengan anggota lainnya untuk mencapai kinerja yang efektif dan efisien. 5. Peragaan : - Melaksanakan tugas sesuai dengan beban tugasnya masingmasing. - Melakukan kerjasama dengan anggota lainnya untuk mencapai kinerja yang efektif dan efisien. Sumber/ Referensi yang Manajerial SPMK, Jakarta Jam Pelajaran Indikatif 8* 9** 3.3 Cara berkomunikasi yang tepat digunakan dalam kegiatan kelompok kerja untuk mempertahankankerjasa ma yang tetap baik. 1. Dapat menjelaskan tatacara melakukan komunikasi yang benar dalam kegiatan kelompok kerja. 2. Mampu melakukan kegiatan kelompok kerja dengan baik berdasarkan penerapan komunikasi yang Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat mengguna-kan cara berkomunika-si yang tepat dalam kegiatan kelompok kerja untuk mempertahankankerjasama yang tetap baik. 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Peragaan 1. Menjelaskan tatacara melakukan komunikasi yang benar dalam kegiatan kelompok kerja. 2. Menjelaskan dan melakukan kegiatan kelompok kerja dengan baik berdasarkan penerapan komunikasi yang tepat. 3. Menjelaskan dan menjaga keutuhan kelompok kerja dengan penerapan 1. Komunikasi, WHO, Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK, Jakarta menit Halaman: 22 dari 51

24 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja tepat. 3. Harus mampu menjaga keutuhan kelompok kerja dengan penerapan komunikasi yang tepat diantara anggota kelompok kerja dengan konsisten. Tujuan Metode Pelatihan yang Tahapan komunikasi yang tepat diantara anggota kelompok kerja dengan konsisten. 4. Diskusi Kelompok : - Tatacara melakukan komunikasi yang benar dalam kegiatan kelompok kerja. - Prosedur untuk melakukan kegiatan kelompok kerja dengan baik berdasarkan penerapan komunikasi yang tepat. - Prosedur untuk menjaga keutuhan kelompok kerja dengan penerapan komunikasi yang tepat diantara anggota kelompok kerja dengan konsisten. 5. Peragaan : - Melakukan kegiatan kelompok kerja dengan baik berdasarkan penerapan komunikasi yang tepat. - Menjaga keutuhan kelompok kerja dengan penerapan komunikasi yang tepat diantara anggota kelompok kerja dengan konsisten. Sumber/ Referensi yang Jam Pelajaran Indikatif 9* 8** 3.4 Tugas dalam kelompok kerja dilakukan berdasarkan prosedur standar perusahaan dan kesadaran serta tanggung jawab pribadi sebagai anggota kelompok kerja maupun bagian dari perusahaan. 1. Dapat menjelaskan tugas kelompok kerja sesuai dengan prosedur perusahaan. 2. Dapat menjelaskan tanggung jawab sebagai pribadi, Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat melakukan tugas dalam kelompok kerja berdasarkan prosedur standar perusahaan dan kesadaran serta tanggung jawab pribadi sebagai 1. Ceramah 2. Diskusi 1. Menjelaskan tugas kelompok kerja sesuai dengan prosedur perusahaan. 2. Menjelaskan tanggung jawab sebagai pribadi, sebagai anggota kelompok kerja maupun sebagai karyawan perusahaan 3. Menjelaskan dan melaksanakan tugas dalam 1. Komunikasi, WHO, Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK, Jakarta menit Halaman: 23 dari 51

25 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan sebagai anggota anggota kelompok kerja kelompok kerja maupun sebagai maupun bagian karyawan perusahaan. dari 3. Harus mampu perusahaan. melaksanakan tugas dalam kelompok kerja dengan benar sesuai prosedur. 4. Harus mampu melaksanakan pekerjaan berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab pribadi dalam kelompok kerja. Metode Pelatihan yang Tahapan kelompok kerja dengan benar sesuai prosedur. 4. Menjelaskan dan melaksanakan pekerjaan berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab pribadi dalam kelompok kerja. 4. Diskusi Kelompok : - Tugas kelompok kerja sesuai dengan prosedur perusahaan. - Tanggung jawab sebagai pribadi, sebagai anggota kelompok kerja maupun sebagai karyawan perusahaan. - Prosedur untuk melaksanakan tugas dalam kelompok kerja dengan benar sesuai prosedur. - Prosedur untuk melaksanakan pekerjaan berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab pribadi dalam kelompok kerja. 5. Peragaan : - Melaksanakan tugas dalam kelompok kerja dengan benar sesuai prosedur. - Melaksanakan pekerjaan berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab pribadi dalam kelompok kerja. Sumber/ Referensi yang Jam Pelajaran Indikatif 15* 10** Diskusi Kelompok : - Prosedur pengidentifikasian peran anggota dan tujuan kelompok kerja berdasarkan sumber yang benar. - Prosedur pengidentifikasian tugas dan tanggung jawab pribadi dan anggota lainnya untuk mencapai kinerja yang efektif dan efisien. - Proesedur penggunaan cara berkomunikasi yang tepat dalam kegiatan kelompok kerja untuk mempertahankankerjasama yang tetap baik. - Prosedur pelaksanaan tugas dalam kelompok kerja berdasarkan prosedur standar perusahaan dan kesadaran serta tanggung jawab pribadi sebagai anggota kelompok kerja maupun bagian dari perusahaan. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 3.1 sampai dengan KUK 3.4, sebelum melakukan kegiatan peragaan. Pelaksanaan praktik/ peragaan : - Pengidentifikasian peran anggota dan tujuan kelompok kerja berdasarkan sumber yang benar. - Pengidentifikasian tugas dan tanggung jawab pribadi dan anggota lainnya untuk mencapai kinerja yang efektif dan efisien. 40 menit 36 menit Halaman: 24 dari 51

26 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Metode Pelatihan yang Tahapan Sumber/ Referensi yang - Penggunaan cara berkomunika-si yang tepat dalam kegiatan kelompok kerja untuk mempertahankankerjasama yang tetap baik. - Pelaksanaan tugas dalam kelompok kerja berdasarkan prosedur standar perusahaan dan kesadaran serta tanggung jawab pribadi sebagai anggota kelompok kerja maupun bagian dari perusahaan. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 3.1 sampai dengan KUK 3.4 dengan didahului penjelasan langkah masing-masing kegiatan peragaan dan contoh peragaan dari instruktur, dilanjutkan dengan pelaksanaan pelaksanaan peragaan oleh setiap peserta dengan bimbingan instruktur. Instruktur yang diusulkan untuk Materi Pelatihan Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja Jam Pelajaran Indikatif Instruktur Teori Instruktur Praktik : : Catatan : 1. Jam pelajaran indikatif dalam menit 2. *) Pelaksanaan diskusi kelompok dilaksanakan pada akhir penyajian setiap elemen kompetensi. **) Pelaksanaan peragaan langsung pada penyajian setiap KUK. ***) Pelaksanaan praktik dilakukan pada akhir penyajian setiap elemen kompetensi, atau pada akhir penyajian seluruh elemen kompetensi, tergantung pada metoda yang diterapkan. Halaman: 25 dari 51

27 BAB IV KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DITEMPAT KERJA 4.1 Umum Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain dilingkungannya. Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain dilingkungannya adalah komunikasi, baik secara verbal maupun non verbal. Komunikasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, terlebih manusia yang melakukan aktifitas atau pekerjaan di lingkungan tertentu Pengertian dan persyaratan komunikasi a. Pengertian komunikasi Menurut kamus Bahasa Indonesia, komunikasi adalah penyampaian dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih secara benar, sehingga tujuan berkomunikasi tercapai. Menurut asal kata Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha, agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya. Jadi komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang (penyampai pesan atau komunikator) kepada orang lain (penerima pesan atau komunikan) dengan maksud memperoleh umpan balik. b. Persyaratan komunikasi Ada beberapa peryaratan yang mempengaruhi keberhasilan suatu komunikasi, antara lain: 1) Komunikator dan komunikan dapat berperan dengan baik. 2) Tujuan komunikasi harus jelas. 3) Isi komunikasi dikemas secara jelas dan mudah dipahami. 4) Alat/media komunikasi yang tepat. 5) Komunikasi harus menarik Jenis komunikasi Terdapat beberapa jenis atau macam komunikasi yang masing-masing jenis memiliki kelebihan dan kekurangan. Jenis komunikasi yang dimaksud adalah: a. Komunikasi verbal (secara lisan) Komunikasi secara lisan adalah komunikasi yang bersifat langsung, yaitu dalam bentuk pembicaraan. Halaman: 26 dari 51

28 Komunikasi dalam bentuk pembicaraan memerlukan komunikator sebagai pembicara yang baik. b. Komunikasi non-verbal 1) Komunikasi tertulis Komunikasi tertulis adalah penyampaian informasi dengan tujuan tertentu dengan cara ditulis, baik ditujukan kepada seseorang maupun kepada kelompok orang. Komunikasi tertulis biasanya berupa surat, surat perintah, kartu, tulisan dinding/ poster dan sebagainya. Komunikasi tertulis memerlukan komunikator sebagai penyusun narasi/redaksi yang baik, sehingga pesan tertulis mudah dipahami dan tidak menyebabkan multi tafsir. 2) Komunikasi dengan gambar Komunikasi atau informasi kadang-kadang lebih tepat dengan menggunakan gambar. Misalnya tanda-tanda penyimpanan bahan berbaya, larangan atau perintah terkait dengan keselamatan dan keshatan kerja (K3), gambar teknik dan sebagainya. 3) Komunikasi dengan isyarat Komunikasi dengan isyarat kadang-kadang lebih efektif, apabila pada situasi atau tempat kerja dengan mobilitas atau hambatan yang tinggi, misalnya isyarat tangan untuk komunikasi operator alat angkat dengan pemandu (signal man), polisi yang mengatur lalu lintas, isyarat lampu lalu lintas dan sebagainya Komunikasi dalam kelompok kerja yang efektif Dalam suatu kelompok kerja, setiap anggota kelompok dapat berkomunikasi secara bebas dan terbuka dengan anggota kelompok lainnya. Kelompok inipun dapat membangun norma-norma kelompok, misalnya mengatur bagaimana cara mereka berdiskusi, juga dapat mengembangkan peran-peran yang mempengaruhi interaksi di antara mereka dan setiap anggota kelompok harus bersinergi dengan anggota lainnya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kehadiran kelompok kerja seringkali lebih mampu untuk menghasilkan sebuah pekerjaan yang lebih berkualitas dan juga mengambil keputusan yang lebih baik daripada bekerja sendiri Penerimaan dan Penyampaian Informasi di Tempat Kerja Penerimaan dan penyampaian informasi merupakan tali penghubung antara pihak yang menerima informasi dengan yang menyampaikan informasi. Materi informasi dalam perusahaan dapat berupa perintah (instruksi), laporan atau ketentuanketentuan yang harus ditaati oleh setiap anggota kelompok kerja. Agar tidak menimbulkan hambatan, maka komunikasi harus dilakukan dengan benar dan efektif. Halaman: 27 dari 51

29 4.2.1 Jenis informasi dalam pelaksanaan tugas a. Jenis komunikasi yang dipakai dalam pelaksanaan tugas Dalam pelaksanaan tugas, seorang operator mesin penggelar aspal akan menerima informasi dari berbagai sumber antara lain dari sesama anggota kelompok kerja atau dari pimpinan kelompok kerja, baik disampaikan secara tertulis maupun secara lisan (verbal). Jenis komunikasi yang dipakai sangat tergantung pada kondisi kerja, antara lain: 1) Perintah kerja biasanya disampaikan dengan janis komunikasi non-verbal berupa surat perintah kerja; 2) Komunikasi antara operator mesin penggelar aspal dengan operator dump truck pengangkut campuran aspal panas menggunakan komunikasi non-verbal berupa komunikasi dengan isyarat atau bahasa isyarat; 3) Komunikasi antara operator dengan anggota kelompok kerja menggunakan jenis komunikasi verbal berupa diskusi kelompok kerja dalam pembagian tugas pelaksanaan pekerjaan sehari-hari. b. Penyeleksian informasi yang diterima untuk memastikan berasal dari sumber yang benar Dalam pelaksanaan tugas, seorang akan menerima informasi dari berbagai sumber antara lain dari sesama anggota kelompok kerja atau dari pimpinan kelompok kerja, baik disampaikan secara tertulis maupun secara lisan (verbal). Setelah informasi tersebut diterima, maka operator yang bersangkutan pertama kali harus dapat meneliti bahwa informasi tersebut berasal dari sumber yang benar, misalnya berasal dari: Atasan Langsung. Berasal dari Kelompok Kerja lain Berasal dari dalam Kelompok Kerja sendiri. c. Penelitian informasi yang diterima untuk memastikan kebenaran isinya sesuai dengan pelaksanaan tugas harus mampu meneliti dan menyeleksi bahwa isi informasi yang dterimanya telah benar dan sesuai dengan tugas pekerjaannya. Misalnya untuk seorang Operator Mesin Penggelar Aspal mampu menentukan bahwa informasi tersebut benar sesuai dengan tugas pekerjaannya: 1) Berasal dari Atasan Langsung, antara lain berisi informasi: a) Job description yang menyangkut tugas dan wewenang sebagai. b) Surat Perintah Kerja. c) Prosedur yang harus dilakukan dalam melaksanakan tugas (sesuai SOP). d) Surat Keputusan. Halaman: 28 dari 51

30 e) Surat Edaran. 2) Berasal dari Kelompok Kerja lain, masih dalam satu proyek bersama, informasi didapat sebagai berikut : a) Mekanik service Informasi berupa pemberitahuan, bahwa alat yang dioperasikannya akan segera dilakukan service berkala, mohon disiapkan. b) Unit terkait : Bagian Pengadaan Bahan dan Suku Cadang : Informasi dapat berupa pemberitahuan bahwa semua pesanan suku cadang akan mengalami kelambatan beberapa hari, oleh karena terbentur masalah ketentuan baru. Bagian peminjaman tools. Informasi dapat berupa sustu ketentuan baru dalam peminjaman tools, misalnya daftar tools harus ditandatangani oleh Ketua Unit Kerja, bukan Ketua Kelompok. 3) Berasal dari dalam Kelompok Kerja sendiri, informasi dapat sebagai berikut : Pertemuan koordinasi diundur sampai minggu depan pada hari dan jam yang sama Penyampaian informasi dalam pelaksanaan tugas a. Jenis informasi yang harus disampaikan terkait dengan pelaksanaan tugas Selama dan/atau dalam rangka pelaksanaan tugas beberapa informasi perlu dikomunikasikan atau disampaikan. Informasi ini merupakan pesan-pesan yang perlu dikomunikasikan dengan teman sekerja dan pihak-pihak lain terkait. Informasi ini mencakup informasi yang timbul karena adanya tugas yang harus dilaksanakan. Ini berarti bahwa operator mesin penggelar aspal yang bertugas dalam penanganan suatu jenis pekerjaan harus mengkomunikasikan berbagai informasi sesuai dengan tugasnya. Beberapa informasi perlu dikomunikasikan antara lain : 1) Pada pekerjaan pemeliharaan harian : Peninjauan buku petunjuk atau manual pengoperasian dan pemeliharaan. Penyiapan APD/APK. Kelainan yang ditemukan dalam pelaksanan pemeliharaan. 2) Pada pekerjaan penggelaran aspal Waktu pengisian aspal. Waktu memposisikan dump truck terhadap mesin penggelar aspal. Pemanasan screed. 3) Pada pekerjaan pemindahan mesin penggelar aspal. Penyiapan mesin penggelar aspal untuk naik ke alat angkut. Halaman: 29 dari 51

31 Penurunan mesin penggelar aspal dari alat angkut. Kelainan yang ditemukan dalam travelling pemindahan. b. Penerimaan informasi dengan jelas melalui media yang digunakan Dalam kegiatan proyek sehari-hari pemilihan media komunikasi yang tepat dapat mendukung keberhasilan komunikasi yang efektif sehingga pesan yang disampaikan komunikator selalu dapat dipahami oleh komunikan, misalnya: 1) Komunikasi primer secara verbal digunakan pada pemberian tugas dengan media bahasa yang dituangkan dalam tulisan, yaitu surat perintah kerja, gambar kerja, daftar simak pemeriksaan alat, daftar simak potensi bahaya dan kecelakaan, laporan kegiatan pekerjaan dan sebagainya; 2) Komunikasi primer secara non verbal sering dilakukan oleh operator crane dengan signal man atau rigger dengan menggunakan bahasa isyarat; 3) Komunikasi sekunder dengan alat (handy talkie) dilakukan oleh operator tower crane yang berada pada ketinggian tertentu dengan signal man yang mengatur beban yang akan diangkat di lantai lain; 4) Komunikasi secara linear dalam bentuk tatap muka paling sering digunakan, antara lain pada rapat koordinasi, diskusi, negosiasi, instruksi lisan, laporan lisan dan sebagainya; 5) Komunikasi secara sirkuler digunakan terutama untuk evaluasi apakah pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dipahami dan dimengerti dengan baik oleh komunikan. Misalnya operator melalui alat HT (handy talkie) telah menyampaikan pesan kepada mekanik bahwa peralatan mengalami kerusakan dan memerlukan bantuan, tetapi tidak kunjung tiba dilokasi karena mungkin mekanik sebagai komunikan tidak jelas menerima pesan dari komunikator. c. Penelitian kebenaran informasi yang diterima dan informasi yang akan disampaikan ke alamat yang benar Informasi yang telah diterima melalui cara dan media yang tepat, meskipun telah diyakini akan kebenarannya, sebaiknya dilakukan penelitian lagi, terutama mengenai tujuan informasi tersebut sehingga dapat dibedakan antara informasi yang ditujukan untuk dirinya sendiri dan informasi yang harus disampaikan lagi kepada anggota kelompok kerja lainnya. 1) Teliti kembali informasi yang diterima; 2) Dipilah informasi yang ditujukan untuk dirinya sendiri dan informasi yang harus disampaikan kepada anggota kelompok kerja lainnya; Halaman: 30 dari 51

32 3) Ditanyakan kepada pengirim informasi, bila terjadi keragu-raguan untuk meneruskan informasi tersebut. d. Penyampaian informasi kepada alamat yang benar melalui media yang tepat Informasi yang telah diteliti tujuannya dan kebenaran isinya, disampaikan melalui media yang tepat dan cara yang benar ke alamat yang benar pula. Kondisi ini akan melibatkan operator mesin penggelar aspal ke dalam interaksi antar personal secara sinergi yang akan menghasilkan kinerja yang lebih baik. 1) Siapkan informasi yang akan disampaikan kepada anggota kelompok kerja lainnya; 2) Sampaikan informasi tersebut dengan cara dan media yang tepat; 3) Lakukan diskusi bila diperlukan untuk menyamakan persepsi terkait informasi tersebut Jalur komunikasi dalam pelaksanaan tugas a. Jalur komunikasi yang digunakan dalam pelaksanaan tugas Dalam kehidupan organisasi terjadi dua dimensi jalur komunikasi yaitu komunikasi internal dan eksternal. 1) Komunikasi internal. Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti : Komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahandan sebagainya. Proses komunikasi internal ini bisa berwujud komunikasi antar pribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media nirmassa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu: Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk dan informasi-informasi kepada bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan laporanlaporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan dan sebagainya kepada pimpinan. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama didalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah Halaman: 31 dari 51

33 dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja. Menurut sifatnya komunikasi internal dalam perusahaan juga dapat dikategorikan menjadi : - Komunikasi Formal, yaitu komunikasi yang berlangsung dalam jalur lini formal menurut struktur komando dalam organisasi. - Komunikasi Informal, yaitu komunikasi yang diluar jalur formal. 2) Komunikasi eksternal Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada halhal yang dianggap sangat penting saja. Dalam pelaksanaan tugas pengoperasian mesin penggelar aspal jalur komunikasi yang digunakan adalah jalur komunikasi internal. b. Pengidentifikasian dan penggunaan jalur komunikasi yang benar sesuai dengan prosedur perusahaan untuk berkomunikasi dengan atasan dan kolega/ rekan kerja Dalam organisasi proyek, terutama untuk para pelaksana dilapangan termasuk operator alat-alat berat, jalur komunikasi yang dipakai adalah jalur komunikasi internal. Penggunaan jalur komunikasi ini tidak berdiri sendiri, namun terkait langsung dengan struktur organisasi dan prosedur operasi standar perusahaan, baik untuk berkomunikasi dengan atasan (vertikal) maupun dengan kolega atau anggota kelompok kerja (horizontal). 1) Lakukan pemilihan jalur komunikasi vertikal untuk menyampaikan laporan dan informasi lainnya kepada atasan langsung. Dalam kondisi ini harus mematuhi SOP perusahaan yang mengatur hubungan secara organisatoris antara operator dengan atasannya. 2) Lakukan pemilihan jalur komunikasi horizontal untuk mengatur pembagian kerja sesama anggota kelompok. Dalam kondisi ini harus mematuhi dang menghormati hubungan antar anggota kelompok kerja sesuai dengan hirarki dalam organisasi plant. c. Penggunaan jalur komunikasi yang tepat secara efektif untuk mengkomunikasikan berbagai informasi diantara anggota kelompok kerja. Jalur komunikasi diantara anggota kelompok kerja termasuk dalam jalur komunikasi internal yaitu jalur komunikasi horizontal. Jalur komunikasi ini memungkinkan anggota kelompok kerja berinteraksi secara bebas dan terbuka sehingga akan memperlancar Halaman: 32 dari 51

34 pertukaran informasi secara seimbang, yang diharapkan dapat memposisikan para anggota kelompok kerja pada kedudukan yang sama dalam penguasaan pengetahuan, pengalaman dan cara pemecahan masalah secara bersama. 1) Lakukan pemilihan komunikasi horizontal untuk berkomunikasi diantara anggota kelompok kerja secara efektif untuk mengkomunikasikan berbagai informasi; 2) Diskusikan secara langsung di dalam kelompok kerja setiap maslah yang dihadapi dalam penyelesaian tugas kelompok kerja. Catat dan laporkan kepada atasan terkait masalah yang tidak dapat dipecahkan dalam kelompok kerja dan memerlukan tindak lanjut/ turun tangan dari atasan langsung Pelaksanaan prosedur perusahaan a. Prosedur yang ditetapkan perusahaan terkait dengan pelaksanaan tugas Pertama sekali dalam melakukan tugas pekerjaan yang diberikan atasan langsung kepada setiap anggota kelompok kerja, adalah pemahaman terhadap tata laksana baku (Standard Operation Procedure, SOP) yang telah ditetapkan perusahaan. SOP ini sifatnya mengikat dan setiap karyawan perusahaan wajib mentaati dan melaksanakannya dengan disipiln dan penuh tanggung jawab. Pemahaman yang benar oleh setiap anggota kelompok kerja terhadap peraturan atau tata laksana baku (SOP) dapat meningkatkan kinerja kelompok kerja dengan bekerja secara sinergi satu anggota dengan anggota lainnya. b. Interpretasi peraturan perusahaan sesuai dengan bidang tugasnya Biasanya dalam kelompok kerja selalu dilakukan sosialisasi tentang SOP yang ditetapkan perusahaan, terutama yang menyangkut uraian tugas dari masing-masing anggota kelompok, sehingga pimpinan kelompok lebih mudah dan terarah dalam melakukan koordinasi di lapangan. Setiap terjadi ketidakjelasan atau multi-tafsir dari SOP terkait dengan tugas anggota kelompok kerja, dilakukan penjelasan secara transparan dari atasan langsung dalam kesempatan pertemuan rutin yang dihadiri semua anggota kelompok kerja. c. Pelaksanaan prosedur yang ditetapkan perusahaan dengan benar dan konsisten yang terkait dengan bidang tugasnya. Dampak pembinaan yang intensif dari kelompok kerja dalam sosialisasi pemahaman proseduryang ditetapkan perusahaan adalah setiap anggota kelompok lebih percaya diri dalam melaksanakan tugasnya masing-masing dan dapat bersinergi dengan anggota lainnya sehingga secara konsisten dapat mencapai hasil yang lebih Halaman: 33 dari 51

35 baik, yaitu lebih baik untuk individunya, lebih baik untuk kelompok kerjanya dan lebih baik untuk perusahaan. Hal itu dapat dicapai selama dalam pelaksanaan tugas tidak terjadi tugas pekerjaan yang tumpang tindih diantara tugas anggota kelompok kerja. 1) Pahami tugas pribadi (individu) sebagai karyawan perusahaan/ operator mesin penggelar aspal; 2) Pahami tujuan kelompok kerja yang di dalamnya terdiri dari individu-individu dengan berbagai latar belakang sosial yang berbeda-beda; 3) Pahami prosedur yang ditetapkan perusahaan sebagai dasar dalam melakukan tugas pribadi dan tugas dalam kelompok kerja; Prosedur hubungan kerja antar personal a. Prosedur hubungan kerja antar personal berdasarkan peraturan yang ditetapkan perusahaan Hubungan kerja antar personal dapat diartikan sebagai komunikasi timbal balik antara seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan tingkat keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara anggota kelompok kerja. Komunikasi yang efektif tersebut akan menumbuhkan kerjasama yang baik dalam melaksanakan tugas kelompok kerja sesuai dengan peraturan atau prosedur yang ditetapkan perusahaan. b. Hubungan kerja antar personal dengan benar dan jelas (transparan) yang terbatas pada bidang tugas masing-masing Hubungan antar personal Pekerjaan pengoperasian mesin penggelar aspal, melibatkan beberapa petugas dalam satu kelompok kerja, seperti operator mesin penggelar aspal, screedman, operator dump truck pengangkut aspal panas dengan satu tujuan untuk menggelar campuran aspal panas. Komunikasi dilakukan secara transparan untuk kepentingan kelompok kerja dan dengan mengenyampingkan kepentingan ataupun permasalahan pribadi. a) Pengisian aspal panas dilakukan oleh operator dump truck, b) Pengaliran aspal dari hopper ketempat penggelaran, serta penyiapan gelaran aspal untuk dipadatkan dilakukan operator penggelar aspal. c) Pengaturan ketebalan gelaran dilakukan oleh screedman. Pemadatan gelaran aspal dilakukan oleh operator mesin penggelar aspal. d) Pengaturan limpasan aspal pada sambungan serta pembersihan sisa gelaran aspal (material kasar) dilakukan oleh raker. Halaman: 34 dari 51

36 c. Pemilahan antara hubungan pribadi dalam dinas atau diluar dinas untuk membina hubungan kerja di tempat kerja yang harmonis 1) Tumbuhnya rasa kesetaraan dalam kelompok kerja, salah satunya dibina dengan intensifnya komunkasi antar personal yang transparan dengan penekanan kepada kepentingan tugas dalam kelompok kerja; 2) Pencapaian tujuan kelompok kerja diraih karena adanya kekuatan individu yang bersinergi dengan individu lainnya dalam menyelesaikan tugas kelompok tanpa menonjolkan kepentingan pribadi masing-masing; 3) Menumbuhkan motivasi semua anggota kelompok kerja dalam membina hubungan kerja antar personal di tempat kerja yang berorientasi kepada kepentingan kelompok kerjamenjadi tanggung jawab pemimpin kelompok kerja. 4.3 Koordinasi di tempat kerja Pelaksanaan pekerjaan bidang alat-alat berat, baik bidang pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan maupun analisa dan pemecahan masalah gangguan (trouble shooting), rasanya tidak akan mungkin bila dilakukan oleh hanya seorang diri, apalagi untuk pekerjaan yang cukup besar maupun bersifat kompleks. Dengan demikian, maka pada pelaksanaan hampir di semua pekerjaan tersebut diperlukan adanya koordinasi. Pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang atau dikerjakan oleh beberapa orang bersama-sama dalam bentuk kerjasama (team work), memerlukan adanya koordinasi agar kerjasama dapat dipertahankan tetap baik. Dengan koordinasi dapat dilakukan beberapa hal penting dengan lebih mudah dan hasil yang lebih baik, seperti misalnya monitoring kemajuan pekerjaan, keselarasan kerja, pemecahan masalah dan lain sebagainya Pertemuan koordinasi a. Program pertemuan koordinasi di tempat kerja Koordinasi merupakan suatu hal yang mudah dikatakan, akan tetapi tidak demikian pada pelaksanaannya. Koordinasi dapat dilakukan dengan lebih efisien melalui pertemuan atau rapat-rapat secara berkala, dengan tujuan untuk evaluasi kemajuan hasil pekerjaan, memelihara keselarasan kerja kelompok sehingga kondisi sinergi tetap dapat dipertahankan, pemecahan masalah, menampung dan mengunakan berbagai masukan yang baik dan bermanfaat bagi kelompok, dan sebagainya. Pertemuan koordinasi harian dilaksanakan setiap pagi sebelum memulai pekerjaan untuk menghadirkan semua petugas yang terlibat dalam kegiatan pekerjaan penggelaran aspal agar masing-masing dapat menyiapkan diri untuk secara bersama-sama menyelesaikan tugas kelompok kerja melakukan penggelaran campuran aspal panas. Halaman: 35 dari 51

37 Pertemuan koordinasi secara berkala, bersifat khusus, perlu dilakukan untuk pembahasan masalah yang sifatnya lebih komplek. b. Pengumpulan informasi agenda pertemuan yang diprogramkan kelompok kerja. Pada Agenda pertemuan koordinasi yang dilakukan setiap pagi sebelum memulai pekerjaan untuk kegiatan rutin, setiap petugas anggota kelompok kerja telah dapat mengetahui materi yang akan dibahas dalam pertemuan koordinasi tersebut. Namun suatu perubahan sesuai dengan kondisi lapangan mungkin saja terjadi dan harus dibahas dalam pertemuan koordinasi. Oleh karena itu setiap anggota kelompok kerja harus berusaha proaktif mendapatkan informasi agenda pertemuan koordinasi di lapangan, agar dapat mempersiapkan diri untuk hadir dan aktif dalam setiap pertemuan yang telah diagendakan. Misalnya, agenda pertemuan berkala ditentukan pada suatu hari tertentu untuk acara sebagai berikut : Perubahan waktu penggelaran dikaitkan dengan musim penghujan. Pengambilan langkah bila terjadi hujan ketika sedang proses penggelaran. Hal-hal terkait dengan rencana penggelaran di tempat yang baru. Dan lain-lain. c. Kehadiran pada pertemuan harian atau berkala di tempat kerja Berdasarkan agenda rapat atau pertemuan yang telah diinformasikan kepada semua anggota kelompok kerja, setiap anggota kelompok diwajibkan untuk selalu hadir dalam rapat atau pertemuan kordinasi, agar dapat menyampaikan pemasalahan yang dihadapi untuk bantuan pemecahanya, memberikan masukan-masukan yang relevan dengan tugas kelompok, dan lain sebagainya. Disamping itu rapat atau pertemuan ini dapat dipakai sebagai sarana untuk berinteraktif antar anggota kelompok kerja dalam forum yang lebih terarah karena telah ditetapkan agenda pertemuannya. Setiap anggota kelompok wajib menaati dan melaksanakan secara konsisten semua keputusan kelompok yang telah disetujui bersama Penyampaian masukan dalam pertemuan a. Peran dalam pertemuan koordinasi ditempat kerja Setiap anggota kelompok yang hadir dalam pertemuan koordinasi pada dasarnya mempunyai peran yang serupa yaitu menyampaikan permasalahan pada tugasnya untuk mendapatkan bantuan pemecahannya, memberikan masukan dalam rangka ikut memecahkan permasalahan anggota yang lain atau masukan lain untuk memajukan kelompoknya serta menciptakan kondisi agar semua kegiatan dapat dilakukan dengan sinergi. Halaman: 36 dari 51

38 a. Tata cara penyampaian masukan dalam pertemuan Penyampaian masukan dalam pertemuan harus sesuai dengan agenda yang telah ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan rapat, sehingga pertemuan dapat berjalan efektif dan terfokus pada masalahmasalah yang dihadapi kelompok kerja. Setiap anggota kelompok kerja dapat menyampaikan masukan untuk dibahas dalam pertemuan, namun harus dapat menerima dan berlapang dada bila masukannya tidak/ belum dapat diterima anggota kelompok kerja dalam pertemuan tersebut. b. Penyiapan materi bahan masukan dalam pertemuan Berdasarkan agenda pertemuan, setiap anggota kelompok telah dapat memahami tujuan pertemuan tersebut, sehingga diharapkan dapat menyiapkan bahan masukan atau masalah yang memerlukan pemecahan bersama dalam pertemuan. Secara garis besar bahan masukan atau masalah yang akan disampaikan antara lain harus memiliki kondisi: 1) Bahan harus dirancang sedemikan rupa sehingga dapat menarik perhatian anggota pertemuan. 2) Bahan yang disusun harus menggunakan bahasa atau lambanglambang yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara anggota pertemuan, sehingga secara bersama akan mengerti atas bahan yang akan disampaikan tersebut. 3) Bahan yang akan disampaikan harus diusahakan dapat membangkitkan pemenuhan kebutuhan tugas anggota dan kelompok kerja. Masukan rapat dapat terdiri dari berbagai masalah, misalnya : Buah pikiran yang telah disaring dan dipertimbangkan dengan baik. Pengalaman yang telah dilakukan dan ternyata dapat memberikan kemajuan pada pelaksanaan tugas. Usulan atas suatu perubahan sistem, prosedur atau hal lain lagi (menambah, menghilangkan, memindah/merubah) sesuatu yang dapat memberikan hasil lebih baik bagi tujuan kelompok, tanpa merugikan salah satu pihak ataupun individu. Masalah yang ditemukan untuk mendapatkan bantuan pemecahannya. Dan lain sebagainya. c. Penyampaian masukan sesuai dengan tujuan pertemuan. Di dalam rapat atau pertemuan koordinasi, diharapkan kepada semua peserta rapat untuk dapat memberikan masukan yang relevan dengan kepentingan dan tujuan rapat yang pada gilirannya dapat memberikan keuntungan bagi kelompok, keuntungan bersama ataupun keuntungan semua pihak. Halaman: 37 dari 51

39 Dalam memberikan ataupun menanggapi masukan, seyogianya selalu perpegang pada prinsip dasar komunikasi yang efektif, sehingga dapat meperoleh hasil yang baik, tanpa menimbulkan friksi di dalam kelompok ataupun hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu beberapa faktor perlu dipertimbangkan dalam penyampaian masukan ini, antara lain: Timing yang tepat untuk penyampaiannya. Bahasa yang digunakan, agar masukan dapat dimengerti. Sikap dan nilai yang harus ditampilkan agar efektif. Jenis kelompok dimana masukan tersebut akan dilaksanakan. Menurut para ahli komunikasi, prinsip dasar komunikasi yang efektif dapat tercakup dalam satu kata, yaitu REACH, terdiri dari respect, empathy, audible, clarity dan humble dengan pengertiannya sebagai berikut : Respect Adalah sikap hormat dan sikap menghargai terhadap lawan bicara. Kita harus memiliki sikap (attitude) menghormati dan menghargai lawan bicara kita, karena pada dasarnya manusia itu ingin dihormati dan dihargai dan diangggap penting. Jika masukan merupakan suatu kritik terhadap seseorang, lakukan dengan penuh respect terhadap harga diri dan kebanggaan orang yang bersangkutan. Empathy Yaitu kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi dan kondisi yang dihdapi oleh orang lain yang bersangkutan. Rasa empathy akan membuat kita mampu untuk menyampaikan masukan (pesan) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan komunikan (communicate) menerima pesan yang kita sampaikan. Prinsip dasar ini adalah memperlakukan orang lain seperti halnya kita ingin diperlakukan. Empati bisa juga diartikan sebagai kemampuan untuk mendengar dan bersikap perspektif, yaitu sikap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang positif. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik (feed back) yang merupakan arus balik dari penerima pesan. Audible Makna dari audible adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Kunci utama untuk menerapkan prinsip ini dalam mengirimkan/ menyampaikan pesan adalah : Buatlah pesan/masukan yang akan disampaikan mudah dimengerti Fokus pada informasi yang penting. Gunakan ilustrasi untuk membantu memperjelas isi dari pesan yang disampaikan. Halaman: 38 dari 51

40 Berilah perhatian pada fasilitas yang ada dan lingkungan di sekitar. Antisipasi kemungkinan muncul suatu masalah. Selalu siapkan rencana atau pesan cadangan (back up). Clarity Adalah kejelasan pesan yang ingin disampaikan. Pesan yang ingin disampaikan harus jelas sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity ini juga sangat tergantung dari kualitas suara dan bahasa yang dipergunakan. Penggunaan bahasa yang tidak dimengerti membuat isi dari pesan tidak dapat mencapai tujuannya. Sering orang menganggap remeh pentingnya clarity, sehingga tidak menaruh perhatian pada suara dan kata-kata yang dipilih untuk berkomunikasi. Beberapa cara untuk menyiapkan pesan agar jelas, antara lain : Tentukan goal yang jelas. Luangkan waktu untuk menyiapkan ide. Penuhi tuntutan kebutuhan format bahsa yang dipakai. Humble Yaitu rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan prinsip yang pertama, membangun rasa menghargai orang lain. Kerendahan hati juga bisa berarti tidak sombong dan menganggap dirinya penting ketika berbicara. Justru dengan kerendahan hatilah orang dapat menangkap perhatian dan respons yang positif dari sipenerima pesan. Dengan menerapkan prinsip dasar komunikasi tersebut, diharapkan penyampaian pesan kepada semua peserta akan berjalan baik dan mendapatkan respon positif yang pada gilirannya akan tercapai hubungan yang harmonis dan saling menunjang (sinergi) Pelaksanaan keputusan/hasil pertemuan a. Hubungan keputusan/ hasil pertemuan koordinasi dengan pelaksanaan tugas Setiap pertemuan atau rapat koordinasi, harus dapat menghasilkan suatu kesimpulan rapat yang telah disetujui bersama. Hasil rapat ini merupakan keputusan yang ditentukan secara konsesus sehingga merupakan suatu keputusan bersama yang bersifat mengikat, oleh karenanya semua pihak harus mau dan mampu melaksanakan hasil rapat sesuai dengan bidang tugas masing-masing. Hasil kesepakatan rapat yang tidak dilaksanakan atau tidak ada respon/umpan balik, adalah suatu hal yang mubadir dan ini harus dihindari. Halaman: 39 dari 51

41 b. Pelaksanaan keputusan hasil pertemuan Hasil keputusan rapat tersebut harus dilaksanakan dengan konsisten, baik oleh kelompok maupun anggota kelompok yang terkait. Keputusan rapat merupakan kesepakatan yang disetujui peserta rapat, sehingga sebagai konskwensinya adalah semua orang/petugas yang terkait dengan keputusan rapat tersebut harus melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab. c. Penyampaian umpan balik dari pelaksanaan keputusan berdasarkan penerapannya di lapangan. 1) Pelaksanaan setiap keputusan sebagai hasil pertemuan oleh setiap anggota kelompok kerja, diusahkan dapat menghasilkan kinerja yang efektif dalam kelompok kerja. Secara sadar setiap anggota kelompok kerja akan merasakan dampak dari pelaksanaan keputusan tersebut setelah diterapkan sesuai dengan tugas individunya dalam melaksanakan tugas sebagai karyawan perusahaan. 2) Setiap keberhasilan dari penerapan keputusan di lapangan, dicatat sebagai bahan masukan untuk peningkatan kinerja kelompok atau individu. Dan setiap ketidak tepatan penerapan kuputusan dengan kondisi lapangan juga dicatat sebagai bahan masukan untuk perbaikan kinerja kelompok atau individu. 3) Diharapkan setiap anggota kelompok kerja dapat mengembangkan hasil pengamatan lapangan berdasarkan pengalamannya masingmasing, dan dapat memberikan umpan balik kepada pimpinan kelompok atau atasannya untuk perbaikan kinerja kelompok untuk dibahas dalam pertemuan berikutnya Prosedur interaksi di tempat kerja a. Prosedur untuk melakukan interaksi di tempat kerja. Setiap pribadi/individu anggota kelompok kerja memiliki latar belakang kemampuan bebeda, berupa pemahaman, pengalaman, maupun prediksi tantangan yang dihadapi sebuah kelompok kerja. Sinergi kelompok kerjadapat dicapai ketika setiap individu tim merubah diri dari sifatnya yang individualistis kedalam sebuah tim yang sifatnya kolektif. Kesuksesan perpindahan tersebut tergantung pada kemampuan anggota tim dalam interaksi positif dan dalam kerjasama konstruktif dalam setiap aktivitas tim. Dengan demikian, membuka diri dan mau menerima peran serta orang lain merupakan permulaan dan pembuka jalan bagi kita untuk mempercepat perpindahan menuju satu tim. Lebih dari itu, membuat orang lain lebih terbuka dan lapang dada untuk menerima kita, dengan sendirinya telah menghilangkan area tak bertuan yang kita sendiri tidak mengetahuinya jika hanya bersandar pada reaksi orang lain terhadap diri kita. Halaman: 40 dari 51

42 b. Pelaksanaan interaksi di tempat kerja dengan benar untuk menjaga agar keputusan pertemuan dapat dilaksanakan Interaksi merupakan salah satu bagian dari proses yang terjadi di dalam kelompok kerja. Interaksi antar anggota kelompok dapat juga dipakai sebagai indikator bagaimana kerjasama dalam tim berjalan. Minimnya interaksi antar anggota kelompok menunjukkan bahwa kerjasama dalam kelompok tersebut tidak atau kurang berjalan. Hal ini tentunya bukan merupakan hal yang diinginkan. Oleh karena itu pimpinan kelompok harus selalu berusaha untuk merangsang timbulnya interaksi antar anggota kelompok. Kelompok kerja bisa berfungsi dengan baik, bila semua anggota berusaha memiliki kemampuan untuk mengembangkan hubungan antar pribadi secara baik, bicara secara terbuka satu sama lain, memecahkan konflik yang ada, dan secara bersama menghadapi masalah. Agar interaksi dalam kelompok kerja dapat selalu bertahan baik, maka dalam berinterkasi tersebut perlu memegang prinsip-prinsip interaksi berikut, yaitu : Interaksi dilakukan dengan sopan/santun. Menyampaikan segala sesuatu dilakukan dengan benar dan menggunakan media yang tepat. c. Pelaksanaan interaksi di tempat kerja dengan benar untuk memelihara, agar penerimaan dan penyampaian informasi dapat dilakukan dengan tertib. Sinergi dalam kerja tim memiliki kekuatan dinamis, sehingga mempengaruhi bagaimana individu-individu berinteraksi satu dengan yang lain. Tentunya hal ini terjadi dari individu yang saling menghargai diantara masing-masing anggota kelompok kerja dan sama-sama memahami posisinya dalam organisasi perusahaan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, yang menjadi tujuan kelompok kerja. 1) Pelihara semangat kerjasama yang selama ini telah terbina dengan baik; 2) Lakukan interaksi antar personal di tempat kerja dengan disiplin dalam koridor kerja sesuai dengan tata laksana baku (SOP) yang ditetapkan perusahaan. Halaman: 41 dari 51

43 4.4 Kerjasama dalam kelompok kerja Peran anggota dan tujuan kelompok kerja Kerjasama (team work) adalah keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok. Kompetensi kerjasama menekankan peran sebagai anggota kelompok, dan kelompok disini dalam arti yang luas, yaitu sekelompok individu yang berkeinginan untuk menyelesaikan suatu tugas atau proses. Kumpulan individu atau anggota kelompok Gambar 4.1: Contoh bentuk sebuah tim tersebut memiliki aturan dan mekanisme kerja yang jelas serta saling tergantung antara satu dengan yang lain. Karakteristik terbentuknya team work. Ada kesepakatan terhadap misi kelompok kerja. Anggota kelompok kerja harus memahami dan menyepakati misi kelompok kerja agar bisa bekerja dengan efektif; Semua anggota mentaati peraturan kelompok kerja. Suatu kelompok kerja harus mempunyai peraturan atau tata tertib, sehingga dapat membentuk kerangka usaha pencapaian misi. Ada pembagian tanggung jawab dan wewenang yang adil. Kelompok kerja dapat berjalan dengan baik apabila tanggung jawab dan wewenang didistribusikan dengan baik dan setiap anggota diperlakukan secara adil. Orang beradaptasi terhadap perubahan. Perubahan bukan saja tidak dapat dihindari tetapi juga diperlukan sekali, hanya pada umumnya orang sering menolak perubahan. Oleh karenanya setiap anggota kelompok kerja harus dapat saling membantu dalam beradaptasi terhadap perubahan secara positif. a. Tujuan kelompok kerja dalam kegiatan pelaksanaan tugas di tempat kerja Dalam pengoperasian mesin penggelar aspal, seorang operator tidak mungkin bekerja hanya sendirian sebagai individu dan sebagai anggota kelompok kerja, akan tetapi dalam pelaksanaannya selalu melakukan kerjasama dengan anggota lainnya. Mekanisme kerja sama harus berpedoman kepada uraian tugas yang ditetapkan perusahaan sehingga setiap petugas (anggota kelompok kerja) dapat bekerja dengan baik sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Uraian jabatan kadang-kadang tidak sesuai dengan kemampuan dan harapan anggota kelompok kerja, sehingga perlu dibicarakan bersama dengan para anggota kelompok kerja peran dan tugas masing-masing anggota kelompok kerja dalam pencapaian tujuan kelompok kerja. Halaman: 42 dari 51

44 Dalam pembicaraan dengan semua kelompok kerja dijelaskan antara lain: Misi atau tujuan kelompok kerja Tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok kerja Kepada siapa setiap anggota kelompok kerja harus melaporkan hasil kerjanya. Peran masing-masing anggota kelompok kerja tidak bertentangan atau tumpang tindih antara satu dengan yang lainnya. b. Identifikasi peran anggota kelompok kerja 1) Sinergi diantara anggota Pada dasarnya sinergi memilki makna bahwa satu ditambah satu pasti lebih besar dari dua. Dengan kata lain, hasil dari suatu kelompok kerja yang efektif harus lebih besar dari hasil masingmasing individu. Sebagai contoh kerjasama semut yang mampu menyeberangi lokasi yang ukurannya melebihi kemampuan satu ekor semut, bila dilakukan sendirian yaitu dengan membuat jembatan terdiri dari beberapa ekor Gambar 4.2 : Contoh sinergi dalam tim semut yang akan disebaraing oleh semut-semut lainnya. 2) Peran anggota kelompok kerja Setiap perusahaan telah dilengkapi dengan struktur organisasi yang mengatur mekanisme kerja dan tingkat jabatan dalam organisasi tersebut. Dan suatu keharusan bagi setiap petugas dalam organisasi perusahaan tersebut mengetahui dengan benar tugas dan tanggung jawabnya. Sedangkan pimpinan kelompok berkewajiban menyosialisasikan tugas dan tanggung jawab anggota kelompoknya. b. Pelaksanaan tugas sesuai perannya dalam kelompok kerja Sinergi adalah kerja kelompok yang kreatif dalam kerjasama yang kreatif. Kunci untuk menciptakan sinergi adalah dengan belajar untuk menghargai bahkan mensyukuri perbedaan latar belakang adat istiadat, kepribadian maupun pengalaman dan pendidikan. Ketergantungan kelompok kerja timbal balik mengandung arti bahwa satu tambah satu lebih besar dari satu, tetapi belum tentu sama dengan dua, biasa terjadi paling sedikit sama dengan tiga atau lebih. Hal itu yang membuat dua individu bekerja bersama karena mereka mendapatkan keuntungan dengan bekerja sama sehingga hasil bersama itu lebih menguntungkan dari pada dikerjakan sendiri-sendiri. Dengan menyadari dan menerapkan peran masing-masing anggota kelompok kerja, akan menghasilkan kinerja yang optimal dalam Halaman: 43 dari 51

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PEMBINAAN KOMPETENSI KELOMPOK KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMELIHARAAN HARIAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENGATURAN PELAKSANAAN PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : FKK.MP.02.006.01-I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1 BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG BEKERJASAMA DENGAN REKAN KERJA NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman,

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENYIAPAN PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG BEKERJASAMA DENGAN REKAN KERJA NO. KODE : BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

Penyamaan Persepsi Tim Perencana

Penyamaan Persepsi Tim Perencana MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Penyamaan Persepsi Tim Perencana BUKU INFORMASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan BUKU

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU INFORMASI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL NAMA JABATAN MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL NAMA JABATAN MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL NAMA JABATAN MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI : F45.500.2.2.30.01.002.01

Lebih terperinci

ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI:.01 BUKU KERJA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Kode Unit Kompetensi : SPL.KS21.222.00 Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan

Lebih terperinci

Pemeriksaan Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Terpadu

Pemeriksaan Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Terpadu MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Pemeriksaan Hasil Kompilasi Pengolahan Data BUKU INFORMASI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1 i BAB I PENGANTAR. 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan...... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini.. 3 1.4

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU

Lebih terperinci

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi. 1 BAB I PENGANTAR.. 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK).. 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan.. 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 3 1.4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI KOORDINASI KEGIATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kode Modul F45.QAE Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer

DAFTAR ISI. Kode Modul F45.QAE Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERAPIAN DAN PEMELIHARAAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENERAPKAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA H

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENERAPKAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA H MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENERAPKAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS DIREKTORAT STANDARDISASI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I STANDAR KOMPETENSI... 1 1.1. Judul Unii Kompetensi... 1 1.2. Kode Unit... 1 1.3. Deskripsi Unit... 1 1.4. Kemampuan Awal... 1 1.5. Elemen Kompetensi

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PAM.MM02.003.01 BUKU DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR 2 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 Penjelasan Materi Pelatihan.... 2 Pengakuan Kompetensi Terkini.. 4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi. 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi. 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar.... Daftar Isi. 1 BAB I PENGANTAR 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK). 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan..... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 3 1.4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT PAM.MM03.002.01 BUKU KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MEMERIKSA SISTEM KEMUDI BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F.45 4 0 5 2 1 01 l 08 05 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PROSES PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN NASKAH RAPERDA KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

PENDAMPINGAN PROSES PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN NASKAH RAPERDA KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PENDAMPINGAN PROSES PENYUSUNAN NASKAH

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lampiran Jawaban Tugas Tertulis 12. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Lampiran Jawaban Tugas Tertulis 12. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... 1 BAB I KONSEP PENILAIAN... 2 1.1 Latar Belakang... 2 1.2 Tujuan... 2 1.3 Metoda Penilaian... 2 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 4 2.1 Kunci Jawaban Tugas-Tugas (Teori)... 4

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKSANAKAN PEKERJAAN PERSIAPAN KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PLPB 02

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F.45 4 0 5 2 1 01 l 08 05 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23 PENGANTAR Pada konteks pelaksanaan uji kompetensi atau penilaian berbasis kompetensi, seorang Asesor Uji Kompetensi memiliki peran yang sangat penting dan menentukan dalam mencapai kualitas uji kompetensi

Lebih terperinci

MERUMUSKAN KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

MERUMUSKAN KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI MERUMUSKAN KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI F45.TLBA.01.002.02

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKUKAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PLPB

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PAM.MM02.007.01 BUKU KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

PERSIAPAN REFERENSI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

PERSIAPAN REFERENSI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PERSIAPAN REFERENSI DALAM PENYUSUNAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG PERHITUNGAN BIAYA AKIBAT ADANYA PERUBAHAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU KERJA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.587, 2014 KEMENAKERTRANS. Pelatihan. Berbasis Kompetensi. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

BERITA NEGARA. No.587, 2014 KEMENAKERTRANS. Pelatihan. Berbasis Kompetensi. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.587, 2014 KEMENAKERTRANS. Pelatihan. Berbasis Kompetensi. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI DESAIN HIDRO MEKANIK (HYDRO MECHANICAL DESIGN ENGINEER) Kode Jabatan Kerja : INA. 5220.112.09 Kode Pelatihan :... DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PAM.MM01.001.01 BUKU INFORMASI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING KOMUNIKASI TIMBAL BALIK DI TEMPAT KERJA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING KOMUNIKASI TIMBAL BALIK DI TEMPAT KERJA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI KOMUNIKASI TIMBAL BALIK DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I STANDAR KOMPETENSI... 1 1.1. Judul Unii Kompetensi... 1 1.2. Kode Unit... 1 1.3. Deskripsi Unit... 1 1.4. Kemampuan Awal... 1 1.5. Elemen Kompetensi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lampiran Jawaban Tugas Tertulis 14. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Lampiran Jawaban Tugas Tertulis 14. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... 1 BAB I KONSEP PENILAIAN... 2 1.1 Latar Belakang... 2 1.2 Tujuan... 2 1.3 Metoda Penilaian... 2 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 4 2.1 Kunci Jawaban Tugas-Tugas (Teori)... 4

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentan

2016, No Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentan No.1799, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. LPK. Akreditasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PELATIHAN KERJA

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI MENERAPKAN KETENTUAN UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI (UUJK), KESELAMATAN DAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL KOMUNIKASI DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI BUKU INFORMASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKSANAKAN PEKERJAAN AKHIR KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL

Lebih terperinci

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304 Badan Nasional Sertifikasi Profesi PEDOMAN BNSP 304 =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP Badan Nasional Sertifikasi Profesi 1 / 17 KATA PENGANTAR 2 /

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1463, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pelatihan Kerja. Nasional. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA. No.1463, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pelatihan Kerja. Nasional. Daerah. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1463, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pelatihan Kerja. Nasional. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI TEKNIK LALU LINTAS (TRAFFIC ENGINEER ) Kode Jabatan Kerja : INA.5211.113.07 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum dan HAM RI Teks tidak dalam format asli. Kembali LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 67, 2006 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

PEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR SISTEM MANAJEMEN MUTU LSP

PEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR SISTEM MANAJEMEN MUTU LSP Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 13/BNSP.218/XII/2013 Tentang PEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR

Lebih terperinci

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 28 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 28 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN PELATIHAN KERJA DI LEMBAGA PELATIHAN MILIK PEMERINTAH, SWASTA DAN PERUSAHAAN

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c periu ditetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c periu ditetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru No.46, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. Pelatihan. Berbasis Kompetensi. Jasa Konstruksi. Pedoman. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 24/PRT/M/2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I PENGANTAR...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENGELOLA USAHA PAKAIAN

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENGELOLA USAHA PAKAIAN PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENGELOLA USAHA PAKAIAN KODE PROGRAM PELATIHAN : O 93 09114 IV 01 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/Permentan/SM.200/8/2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI F45.500.2.2.19.II.02.005.01

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : FOREMAN OF ASPHALT PAVEMENT Kode Jabatan Kerja : INA.5211.222.04 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

Perancangan Metode Survei

Perancangan Metode Survei MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Perancangan Metode Survei BUKU INFORMASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN PIJAT PENGOBATAN REFLEKSI JENJANG III BERBASIS

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN PIJAT PENGOBATAN REFLEKSI JENJANG III BERBASIS KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN PIJAT PENGOBATAN REFLEKSI JENJANG III BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI. Halaman: i dari ii. Kode Modul F.4xxxx.002.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI. Halaman: i dari ii. Kode Modul F.4xxxx.002. KATA PENGANTAR Pengembangan sumber daya manusia di bidang jasa konstruksi bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sesuai standar kompetensi yang dipersyaratkan dengan bidang kerjanya. Berbagai upaya ditempuh,

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB I STANDAR KOMPETENSI BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Judul Unit Kompetensi Menyediakan Data Untuk Pembuatan Gambar Kerja. 1.2 Kode Unit. 1.3 Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Mekanikal / Bangunan Gedung

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Mekanikal / Bangunan Gedung KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI PESAWAT LIFT & ESKALATOR Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Mekanikal / Bangunan Gedung Klasifikasi Pekerjaan : Perencana, Semua Bagian

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI DETEKSI KEBOCORAN DAN COMMISSIONING JARINGAN PERPIPAAN SPAM Kode Jabatan Kerja :... Kode Pelatihan :... DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1032, 2017 KEMEN-ESDM. Standardisasi Kompetensi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG STANDARDISASI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PENGGALIAN BADAN SALURAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PENGGALIAN BADAN SALURAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PENGGALIAN BADAN SALURAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : COST ESTIMATOR OF BRIDGE Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG PEMANTAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Melaksanakan K3 F.45 TPB I BUKU KERJA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Melaksanakan K3 F.45 TPB I BUKU KERJA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Melaksanakan K3 BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1. Unit Kompetensi yang

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN LAPISAN ATAS (BASE COURSE) NO. KODE : -K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : OPERATOR BATCHING PLANT (BATCHING PLANT OPERATOR) Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan : INA-5200.221.08 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku.

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku. KODE UNIT : KOM.PR03.001.01 JUDUL UNIT : Melaksanakan Master of Ceremony DESKRIPSI UNIT : Unit ini berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki untuk menjadi seorang Master

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1606, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Kompetensi Pemerintahan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2017 TENTANG KOMPETENSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci