BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini, maka perlu pemilihan mesin pemindah bahan yang tepat dan sesuai pada tiap-tiap aktivitas untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing. Mesin pemindah bahan dalam operasinya dapat diklasifikasi atas dua jenis yaitu : 1. Pesawat Pengangkat Pesawat pengangkat dimaksudkan untuk keperluan mengangkat dan memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat yang lain yang jangkauannya relative terbatas. Contohnya : 1. Crane. Reachstacker 3. Lift. Pesawat Pengangkut Pesawat pengangkut dapat memindahkan muatan secara berkesinambungan dan kontinuitas dan juga dapat mengangkut muatan dalam jarak yang relatif jauh. Contohnya : 1. Conveyor. Lori pengangkut 3. Elevator buah Pada bab ini, akan dibahas mengenai landasan teori yang berkaitan dengan analisa untuk mengetahui kerja maksimum pada reachstacker.

2 .1 Reachstacker Reachstacker merupakan salah satu tipe pesawat pengangkat dimaksudkan untuk keperluan mengangkat dan memindahkan barang dari suatu tempat ketempat yang lain yang jangkauannya relatif terbatas. Reachstacker merupakan peralatan pemindah bahan yang paling flexibel yang dioperasikan pada terminal pelabuhan kecil maupun sedang. Reachstacker dapat mengangkut kontainer dalam jarak dekat dengan relatif cepat dan juga dapat menyusun kontainer pada gambar.1 reachstacker berbagai posisi tergantung ruang gerak yang ada. Reachstacker terlihat pada gambar.1 dapat mengangkat beban hingga 45 ton ( Berat Peti_kemas). Terdapat beberapa keterbatasan dalam pengoperasian sudut lengan pengangkat. Keterbatasan ini menjadi objek kajian penelitian ini.. Komponen-komponen Reachstacker Terdapat komponen utama pada Reachstacker yaitu : 1. Spreader. Lengan/ boom

3 ..1 Spreader Spreader berfungsi untuk menjepit peti kemas. Pada spreader inilah terdapat komponen Twist lock yang berguna untuk mengunci peti kemas sebelum diangkat spreader terlihat pada gambar. Gambar. Spreader.. Lengan / boom Lengan berfungsi sebagai pengangkat / penyangga beban agar dapat menjangkau tempat yang tinggi. Lengan reach stacker terlihat pada gambar.3 Gambar.3 Lengan Pengangkat

4 .3 Spesifikasi Teknis Data teknis reachstacker untuk perhitungan dapat dilihat pada gambar.4. yaitu : Daya, putaran = 46 kw, 000 rpm Tipe boom = seksi teleskopik Mmaks = Berat kendaraan = kg u = jarak maksimum spreader dari tanah = 15 m l = wheel base = 5,9 m m = Panjang lengan/ boom(pendek/ panjang) = 9,3/16,0 m n = Tinggi keseluruhan min = 4,7 m q = Tinggi keseluruhan max = 18,1 m o = Lebar keseluruhan,0feet/40feet = 6,04/1,17 m p = Panjang Keseluruhan dengan lengan = 11,5 m r = jarak roda terluar = 4, m s = panjang mobil = 8 m t = jarak titik berat beban ke roda depan = 1,9 m Gambar..4 dimensi reachstacker

5 Gambar..5 dimensi reachstacker.3.1 Spesifikasi Peti Kemas Dalam pengangkutan barang yang melalui dan memakai transportasi laut dalam jumlah yang besar biasanya menggukan tempat pengepak barang yang baik dan aman. Peti kemas digunakan untuk wadah/ tempat muatan barang yang akan dipindahkan agar tidak mengalami kerusakan saat proses pemindahan. Peti kemas mempunyai ukuran standar yang dipakai oleh hampir semua negara. Badan International Standart Organization (ISO) telah menetapkan ukuran-ukuran dari peti kemas. Ukuran peti kemas standar yang digunakan ditampilkan dalam tabel.1

6 Tabel.1 Ukuran peti kemas standar Peti kemas 0 kaki Peti kemas 40 kaki Peti kemas 45 kaki Dimensi luar Inggris Metrik Inggris Metrik Inggris Metrik Panjang 19' 10½" m m m Lebar m m m Tinggi m m m Dimensi Panjang /16 " m / m m dalam Lebar /3.35 m /3.35 m /3.35 m Tinggi / m / m / m Bukaan Lebar 7 8 ⅛.343 m 7 8 ⅛.343 m 7 8 ⅛.343 m pintu Tinggi 7 5 ¾.80 m 7 5 ¾.80 m / m Volume 1,169 ft³ 33.1 m³,385 ft³ 67.5 m³ 3,040 ft³ 86.1 m³ Berat kotor 5,910 lb 4,000 kg 67,00 lb 30,480 kg 67,00 lb 30,480 kg Berat kosong 4,850 lb,00 kg 8,380 lb 3,800 kg 10,580 lb 4,800 kg Muatan bersih 48,060 lb 1,800 kg 58,80 lb 6,680 kg 56,60 lb 5,680 kg Source : Gambar.6 peti kemas

7 .4 Cara Kerja Reachstacker Reachstacker bekerja dengan mekanisme angkat dengan cara memanjang/ meninggikan lengan pengangkat lalu memindahkan petikemas dengan mekanisme mobil ke tempat lain. Adapun cara kerja dari Reachstacker ini dapat dibagi atas tiga gerakan yaitu : 1. Gerakan mobil. Gerakan lengan/boom 3. Gerakan trolley 4. Gerakan Spreader.4.1 Gerakan Mobil Gerakan mobil ini adalah gerakan reachstacker untuk pindah dari suatu tempat ketempat lain. Reachstacker bergerak seperti gerakan mobil pada umumnya. Reachstacker memiliki 6 buah ban karet yang terdiri dari buah ban pada bagian belakang dan 4 buah ban dibagian depan. Roda pada reachstacker digerakkan oleh putaran yang berasal dari mesin..4. Gerakan Lengan/boom Gerakan lengan/boom ini adalah gerakan angkat dan turun lengan serta gerakan memanjang dan memendek lengan secara bersamaan sehingga lengan dapat mengangkat dan menurunkan peti kemas sampai pada ketinggian tertentu. Gerakan lengan ini memiliki sudut tertentu terhadap bidang datar yang diperbolehkan sehingga reachstacker tidak terbalik sewaktu mengangkat beban.

8 .4.3 Gerakan Trolley Gerakan trolley ini adalah gerakan untuk memutar spreader dan menyeimbangkan petikemas agar selalu dalam keadaan tegak, yang berarti memutar peti kemas sehingga peti kemas dapat dengan tepat disusun secara bertingkat..4.4 Gerakan Spreader Gerakan spreader ini adalah gerakan untuk memanjang dan memendekkan spreader sehingga dapat disesuaikan untuk mengangkat peti kemas. Spreader dapat memanjang dengan menggunakan daya hidrolik. Spreader dapat memanjang dengan panjang 40 feet dan 0 feet desesuaikan dengan standar internasional ukuran peti kemas..5 Mekanisme Reachstacker Reachstacker mempunyai beberapa mekanisme dalam melakukan kerja sebagai satu kesatuan dari mesin pengangkat. Beberapa mekanisme bersinergi menjadikan reachstacker dapat bergerak mengangkat sekaligus berjalan. Berikut merupakan mekanisme yang terdapat pada reachstacker yaitu : 1. Mekanisme penggerak. Mekanisme Pengangkat.5.1 Mekanisme Penggerak Mekanisme penggerak merupakan salah satu mekanisme yang digunakan untuk keperluan pemindahan peti kemas dari suatu tempat ketempat lain.

9 Mekanisme ini menggunakan roda karet untuk bergerak berpindah. Untuk menggerakkan roda diperlukan daya. Daya didapatkan dari hasil pembakaran yang terjadi pada motor diesel dan disalurkan melalui sistem transmisi..5. Mekanisme Pesawat Angkat Mekanisme pesawat angkat adalah salah satu mekanisme yang digunakan untuk mengangkat atau menurunkan peti kemas ketingkat yang lebih tinggi. Peti kemas disusun menjadi beberapa tingkat. Hal ini diperlukan untuk menghemat tempat di pelabuhan. Peti kemas diangkat dengan menggunakan lengan penyangga hidrolik. Lengan penyangga ini akan memanjang atau memendek saat proses pengangkatan. Boom juga akan memanjang/ memendek pada saat mekanisme angkat. Mekanisme ini sangat mengutamakan sistem hidrolik untuk kemampuan mengangkat peti kemas. Adapun elektro motor digunakan hanya untuk menggerakkan spreader agar peti kemas selalu dalam keadaan seimbang..6 Gaya Pada Reachtacker Pada dasarnya gaya yang terjadi akibat adanya suatu perlakuan baik itu secara diam ataupun bergerak. Reachstacker yang merupakan alat pengangkat beban dimana banyak terdapat gaya-gaya yang bekerja pada mobil reachstacker, lengan/boom reachstacker, penyangga hidrolik pada lengan reachstacker. Dimana gaya-gaya yang terjadi pada reachstacker yang nantinya akan menimbulkan tegangan akibat gaya-gaya yang bekerja. Seperti pada gambar.7 sampai.10

10 W 3 W 4 W 1 W Gambar..7 gaya-gaya pada reachstacker F ay F ax F bx F Rear W 1 W F by N R 4N F Gambar..8 gaya-gaya pada mobil reachstacker

11 F c F ax F ay W 3 W 4 Gambar..9 gaya-gaya pada lengan raechstacker F cb F cy F cx c b F bx F by F bc Gambar..10 gaya-gaya pada batang penyangga 1. Bagian mobil reachstacker Bagian mobil reachstacker merupakan bagian yang menopang seluruh komponen yang ada. Pada mobil reachstacker terdapat gaya gaya yang secara langsung mempengaruhi kestabilan dari seluruh komponen pada reachstacker. Gaya gaya yang terjadi meliputi gaya normal yang ada pada bagian roda seperti

12 pada gambar.8. Bila gaya normal yang terjadi pada masing masing roda bernilai negatif itu berarti terjadi jungkir atau tidak seimbang pada reachstacker.. Bagian lengan/ boom Bagian lengan pengangkat memiliki dua posisi tumpuan yaitu titik a dan titik c. adapun gaya lain yang terjadi berupa gaya yang berasal dari berat lengan penyangga itu sendiri maupun yang berasal dari berat peti kemas dan komponen pengangkat spreader dan trolley. Gambar.9 menunjukkan gaya yang terjadi pada lengan/ boom pengangkat 3. Bagian penyangga hidrolik Bagian penyangga hidrolik merupakan batang dua gaya. Gaya yang terjadi sama besar dan berlawanan arah. Sudut yang terjadi pada lengan penyangga hidrolik dengan permukaan tanah disebut sudut β. Gambar.10 menunjukkan diagram gaya yang terjadi pada lengan penyangga hidrolik.7 Persamaan Keseimbangan Persamaan keseimbangan pada reachstacker merupakan hal yang paling utama diketahui sebelum melakukan analisis menyeluruh tentang mekanisme gaya yang terjadi. Dengan menggunakan rumus dasar gaya yaitu : F = m a (1.1) Dimana : F = gaya (N) m = massa (kg) a = percepatan (m/s )

13 dapat ditentukan suatu persamaan keseimbangan benda bebas yang menjadi dasar bagi analisis keseimbangan pada reachstacker. Pada saat reachstacker berjalan dangan mengangkat beban maka persamaan keseimbangan yang dapat digunakan untuk komponen sumbu x yaitu : Fx = m ax dimana ax merupakan percepatan yang terjadi pada reachstacker yang sedang bergerak. Untuk komponen gaya pada sumbu y digunakan rumus Fx = 0; Fy = 0; M = 0 Nilai 0 disebabkan karena perubahan percepatan yang terjadi pada gerakan vertical reachstacker sangat kecil sehingga bisa diabaikan..8 Gaya dan Momen Pada Tumpuan Ketika suatu batang dibebani dengan gaya atau momen, tegangan internal terjadi pada batang. Secara umum, terjadi tegangan normal dan tegangan geser. Untuk menentukan besarnya tegangan-tegangan ini pada suatu bagian atau titik tersebut dan menentukan besarnya resultan pada tumpuan dapat menggunakan persamaan-persamaan kesetimbangan. Berikut ini adalah contoh analisa 1 dimensi arah x untuk menentukan arah gaya dan momen pada sebuah batang yang ditumpu.

14 P A B RAx a b RAy L RBy Gambar..11 Free Body Diagram kesetimbangan gaya dan momen Dari diagram benda bebas diatas akan didapatgaya gaya reaksi yang bekerja pada tiap tumpuan yangterlihat pada persamaan dari gambar.11 : M A = 0 Pa R By (L) = 0 R By (L) = Pa R By = Pa L F y = 0 R Ay + R By P = 0 R Ay = P R By R Ay = P Pa L R Ay = Pb L Persamaan momen untuk batasan0 x a

15 R Ax M Nx R Ay x v M = 0 M R Ay (x) = 0 M = R Ay (x) M = Pb L (x) Dan untuk persamaan gaya geser diperoleh : F y = 0 R Ay V = 0 V = R Ay V = Pb L Sedangkan persamaan momen untuk batasana x L P M R AX R AY a x v Nx M A = 0 M + P(x a) R Ay (x) = 0 M = R Ay (x) P(x a)

16 M = Pb (x) P(x a) L Dan untuk persamaan gaya geser diperoleh : F y = 0 R Ay P V = 0 V = R Ay P V = Pb L P = Pa L Dari hasil penurunan persamaan diatas untuk momen dan gaya geser akan didapat bentuk diagram untuk masing-masing persamaan momen dan gaya geser dimana gambar yang dihasilkan berdasarkan bentuk dari diagram benda bebas pada gambar.1 : P R Ax A a b B Nx R Ay L R By Pb L + Pa L Pb L (a) Gambar.1 Diagram gaya geser dan momen lentur

17 .9 Tegangan Konsep paling mendasar dalam mekanika bahan adalah tegangan dan regangan. Dalam konsep ini dapat diilustrasikan dalam bentuk meninjau sebuah batang yang mengalami gaya. Batang adalah sebuah element struktural lurus yang mempunyai penampang konstan diseluruh panjangnya. Gaya aksial adalah beban yang mempunyai arah sama dengan sumbu elemen, sehingga mengakibatkan terjadinya tarik atau tekan pada batang. Tegangan dapat didefinisakan sebagai tahanan terhadap gaya-gaya luar. Ini diukur dalam bentuk gaya yang ditimbulkan persatuan luas. Tegangan yang tejadi dalam sistem suatu benda dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yakni Tegangan Normal (Normal Stress) dan Tegangan Geser (Shear Stress). Tegangan normal adalah tegangan yang mempunyai arah yang tegak lurus permukaan potongan. Jadi tegangan normal dapat berupa tarik atau tekan. Sedangkan untuk tegangan geser adalah tegangan yang bekerja sejajar terhadap permukaan potongan. Sebuah benda yang mendapat pembebanan, maka benda tersebut mendapat gaya yang diperoleh dari luar yang disebut dengan gaya luar. Gaya luar yankni yang terdiri dari gaya berat, gaya reaksi dan gaya yang diberikan (load). Sedangkan gaya yang diperoleh dari dalam disebut gaya dalam. Gaya dalam terdiri dari gaya normal, gaya geser dan momen lentur..9.1 Tegangan Satu Arah (Uniaxial) Tegangan uniaxial terjadi jika suatu batang yang mendapat gaya dan tegngan yang terjadi hanya satu arah saja. Keadaan tegangan ini terjadi pada suatu batang lurus berpenampang persegi dengan beban gaya tarik Seperti gambar.13.

18 dianggap bahwa tegangan berbagi rata diseluruh penampang. pada suatu elemen luas yang normalnya searah sumbu x bekerja tegangan normal. A F F Gambar..13 batang yang mendapatkan gaya tarik, Dari gambar.14 dapat diambil sebuah kesimpilan dalam menentukan formula untuk mencari nilai suatu tegangan yang terjadi pada suatu batang. Persamaan formula tersebut adalah σ = F A (1.) dimana: σ = tegangan (N/m ) F = gaya (N) A = luas penampang (m ) Tegangan Satu Arah Dengan Penampang Miring. Jika pada batang yang berpenampang miring mendapat gaya dengan satu arah terhadap sumbu x, dimana tegangan terjadi hanya satu arah maka tegangan maksimum yang terjadi pada batang dengan sisi miring tersebut dapat diperoleh dari persamaan dengan menjabarkan tegangan pada gambar F A Q S θ

19 σ x A x sin θ σ θ A θ σ x A x θ θ θ τ θ A θ σ x A x cosθ Gambar..14 batang dengan penampang miring Persamaan keseimbangannya untuk tegangan maksikmal pada tegangan satu arah dengan penampang miring : untuk menetukan nilai A x dapat kita cari dari : A x θ A θ cosθ = A x A θ A x = A θ cosθ maka untuk mendapatkan persamaan tegangan normal : σ θ A θ σ x A x cos θ = 0 σ θ A θ = σ x σ θ A θ = σ x A x cos θ (A θ cos θ) cos θ σ θ = σ x cos θ Jadi persamaan untuk tegangan maksimal satu arah dengan penampang miring adalah σ θ = σ x cos θ (1.3)

20 Untuk menentukan nilai tegangan geser yang terjadi pada penampang batang yang mendapat tegangan satu arah. Maka dapat dicari persamaan untuk tegangan gesernya : τ θ A θ + σ x A x sinθ= 0 τ θ A θ = σ x A x sinθ τ θ A θ = σ x A θ sinθcosθ τ θ = σ x sinθcosθ Melalui persamaan Cosinus diketahui bahwa : sinθ = sinθcosθ sinθcosθ = 1 sinθ Maka, didapatkan persamaan tegangan tarik sebagai berikut. τ θ = σ x sinθcosθ τ θ = σ x 1 sinθ (1.3) Persamaan lingkaran mohr Dimana : cos θ = ½ (1 + cos θ) sin θ = ½ (1 - cos θ) sin θ cos θ = ½ sin θ maka : σ θ = σ x cos θ = σ x ( cos θ) σ θ = σ x + σ x cos θ (1) τ θ = σ x sinθ ()

21 Maka r = σ θ + σ θ pada penumlahan yang sama sehingga akan menghasilkan : (σ θ σ x ) = ( σ x cos θ) τ θ = σ x sinθ (σ θ σ x ) + τ θ = ( σ x cos θ) + ( σ x sin θ) (σ θ σ x ) + τ θ =( σ x ) (x-a) + y = r, persamaan lingkaran τ σ θ B O M θ B τ θ A σ ( σ x ) ( σ x σ y ) σ x Gambar..15 lingkaran mohr tegangan satu arah

22 Untuk mendapatkan tegangan optimasi/maksimum, dengan persyaratan dimana : σ θ θ = 0 θ σ x + σ x cos θ = 0 0- σ x sin θ = 0 - (σ x sin θ)=0 sin θ = 0 σ x Θ = 0 Θ = 0, 90, 180 Tegangan maksimum σ max = OM + MB Sehingga σ θ maksimum pada Θ = 0 σ θ = σ x + σ x cos θ σ θ = σ x + σ x (1) σ θ max = σ x Begitu pun untuk sudut 180 dan Tegangan Dua Arah (Biaxial) Berpijak pada gambar.14, dimana sebuah batang mendapat gaya dan titik C sebagai centroid pada batang tersebut. Kemudian titik centroid dimisalkan sebuah persegi dan mendapatkan gaya pada kedua arah sumbunya. Oleh sebab itu

23 titik C pada gambar..14 diperbesar untuk penjabaran tegangan yang terjadi dua arah. a θ σ y θ n x σ x A x sin θ σ x da x a θ σ θ da θ τda θ x b c σ x σ x A x cosθ b σ y A y sin θ c σ y A y cosθ σ y da y Gambar..16 tegangan pada sebuah batang Dengan menggunakan hubungan giniometri : cos θ = ½ (1 + cos θ) sin θ = ½ (1 - cos θ) sin θ cos θ = ½ sin θ Dari gambar.16 didapat persamaan untuk mencari nilai suatu tegangan yang terjadi pada suatu batang dua arah. Maka persamaan yang didapat: σ θ da θ σ x da x cos θ - σ y da y sin θ =0 σ θ da θ = σ x da x cos θ + σ y da y sin θ σ θ da θ = σ x (da θ cos θ) cos θ + σ y (da θ sin θ) sin θ σ nθ = σ x cos θ + σ y sin θ σ θ = 1 (σ x + σ y ) + 1 (σ x σ y ) cos θ Jadi persamaan untuk menetukan tegangan maksimal pada tegnagan dua arah adalah (1.3)

24 σ θ = 1 (σ x + σ y ) + 1 (σ x σ y ) cos θ Untuk menentukan nilai tegangan geser yang terjadi pada penampang batang yang mendapat tegangan dua arah. Maka dapat dicari persamaan untuk tegangan gesernya : τda θ σ x da x sin θ + σ y da y cosθ =0 τda θ = σ x da x sin θ - σ y da y cosθ τda θ = σ x (da θ cos θ) sin θ - σ y (da θ sin θ) cos θ τda θ = (σ x σ y ) sin θ cos θ τ θ = 1 (σ x σ y ) sin θ (1.3) Persamaan lingkaran Mohr σ θ = 1 (σ x + σ y ) + 1 (σ x σ y ) cos θ σ θ + 1 (σ x + σ y ) = 1 (σ x σ y ) cos θ (1) τ θ = 1 (σ x σ y ) sin θ () Dilakukan penjumlahan antara persamaan I dan II dan kemudian di kuadratkan. σ θ + 1 (σ x + σ y ) = 1 (σ x σ y ) cos θ ( σ θ + 1 (σ x + σ y ) + τ θ = ( 1 (σ x σ y ) cos θ) + ( 1 σ x σ y sin θ) ( σ θ + 1 (σ x + σ y ) + τ θ = ( σ x σ y ( x - a ) + ( y - b ) = r ( x - a ) + ( y ) = r )

25 τ σ θ E O ( σ y ) B M θ E A τ θ σ ( σ x + σ y ) ( σ x ) ( σ x σ y ) Gambar..17 lingkaran mohr tegangan dua arah σ θ = 1 (σ x + σ y ) + 1 (σ x σ y ) cos θ OC = OM + MC cos θ τ θ = 1 (σ x σ y ) sin θ CC = MC sin θ Untuk mendapatkan tegangan optimasi/maksimum, dengan persyaratan dimana : σ θ θ = 0

26 θ (σ x + σ y ) + 1 (σ x σ y ) cos θ = 0 0- σ x σ y sin θ = 0 - σ x σ y sin θ =0 sin θ = 0 Θ = 0, 180, 360 Tegangan geser maksimum τ θ θ = 0 θ 1 (σ x σ y ) sin θ = 0 σ x σ y cos θ = 0 cos θ =0 Θ = 90, 70,.9.3 Tegangan Maksimum/Utama (Pricipal Stress Maximum) Tegangan maksimum atau minimun pada suatu batang dapat digambarkan pada sebuah elemen yang mendapat beban seperti pada gambar.14. Dimana penjabaran tegangan yang terjadi dapat diuraikan sehingga nantinya memdapatkan persamaan minimum dan maksimun untuk mencari nilai suatu tegangan. Pada prinsipnya, tegangan maksimum atau minimum dapat dicari menggunakan lingkaran morh. Dimana lingkaran tegangan mohr sangat luas dipergunakan dalam praktek transformasi tegangan. Ordinat dari sebuah titik pada lingkaran merupakan tegangan geser τ xy sedang absisnya adalah tegangan normal σ x. Dan

27 didapat σ 1 merupakan tegangan maksimum sedangkan σ merupakan tegangan minimum. Sehingga akan dijabarkan tegangan-tegangan yang terjadi, sehingga untuk mendapatkan persamaan agar lebih mudah. Gambar..18 tegangan umum yang terjadi Dari gambar.18 dimana : da x = da θ cos θ da y = da θ sin θ τ xy da cos θ sin θ sehingga persamaan pada σ θ da θ σ θ da θ - σ x da x cos θ - σ y da y sin θ + τ xy da cos θ sin θ =0 σ θ da θ = σ x da x cos θ + σ y da y sin θ - τ xy da cos θ sin θ σ θ = σ x ( cos θ) cos θ + σ y ( sin θ)sin θ - τ xy cos θ sin θ = σ x cos θ + σ y sin θ - τ xy cos θ sin θ = ½ ( σ x + σ y ) +½ ( σ x - σ y ) cos θ - τ xy sin θ Untuk persamaan tegangan geser

28 - σ x da x sin θ + σ y da y cos θ - τ xy d ( cos θ - sin θ)=0 = σ x d cos θ sin + σ y d sin θ cos - τ xy da( cos θ + sin θ) = ( σ x - σ y ) sin θ cos + τ xy ( cos θ + sin θ) = ½ ( σ x - σ y ) sin θ + τ xy cos θ Persamaam lingkaran Mohr = ½ ( σ x + σ y ) +½ ( σ x - σ y ) cos θ - τ xy sin θ + ½ ( σ x + σ y ) =½ ( σ x - σ y ) cos θ - τ xy sin θ (1) = ½ ( σ x - σ y ) sin θ + τ xy cos θ () Dilakukan penjumlahan antara persamaan I dan II dan kemudian di kuadratkan. {( + ½ ( + ) } + = ( 1 ( ) ) + { 1 ( ) + } ( + 1 ( ) + = ( ) + ( x - a ) + ( y - b ) = r ( x - a ) + ( y ) = r Sehingga Tegangan Tarik Utama Maximum adalah : = + + = + + = + + = + + = + + +

29 = + + minimum tegangan: sehingga terbentuk persamaan tegangan von mises masksimum 1, = + ± + Untuk mendapatkan tegangan optimasi/maksimum, dengan persyaratan dimana : = 0 Kemudian dideferensialkan terhadapat θ maka d /dθ = 0 = ½ ( + ) + ½ ( ) = ( sin ) + = 0 ( ) = 0 tan = ( ) Tegangan geser maksimum = 0 ( ½ ( ) + ) = 0 cos θ + = 0 ( ( ) + sin )

30 cot = ( ) Sehingga Tegangan Geser Maximum Utama adalah : = + = + = + = + (1.3).9.4 LingkaranMohr Tegangan Utama Lingkaran mohr untuk tegangan utama dibentuk dari persamaan dasar dari lingkaran dengan menjumlahkan persamaan pada tegangan tarik utama dan tegangan geser utama.persamaan yang diperoleh merupakan dasar untuk membentuk lingkaran.tegangan maksimum dan minimum dapat dihitung melalui perhitungan untuk titik terjauh pada lingkaran sepanjang sumbu x dan tegangan tarik utama minimum dapat dihitung melalui penentuan titik terdekat pada sumbu x. Persamaan persamaan tersebut dapat dilihat pada lingkaran mohr pada gambar.19.

Pada bab ini, akan dibahas mengenai landasan teori yang berkaitan dengan analisa untuk mengetahui kerja maksimum pada reach stacker.

Pada bab ini, akan dibahas mengenai landasan teori yang berkaitan dengan analisa untuk mengetahui kerja maksimum pada reach stacker. BAB II KAJIAN PUSTAKA Sebagaimana diketahui bahwa pada saat ini perkembangan teknologi begitu pesat yang umumnya muatan pada pelabuhan sudah dikemas dalam bentuk unitisasi sehingga penangananya dibutuhkan

Lebih terperinci

ANALISIS TEORITIS KORELASI KAPASITAS ANGKAT TERHADAP BERBAGAI KOMBINASI SUDUT DAN PANJANG LENGAN ANGKAT PERALATAN PENGANGKAT REACHSTACKER

ANALISIS TEORITIS KORELASI KAPASITAS ANGKAT TERHADAP BERBAGAI KOMBINASI SUDUT DAN PANJANG LENGAN ANGKAT PERALATAN PENGANGKAT REACHSTACKER Jurnal Dinamis Vol. II, No., Januari 010 ISSN 01-749 ANALISIS TEORITIS KORELASI KAPASITAS ANGKAT TERHADAP BERBAGAI KOMBINASI SUDUT DAN PANJANG LENGAN ANGKAT PERALATAN PENGANGKAT REACHSTACKER Tugiman Staf

Lebih terperinci

ANALISIS TEORITIS KAPASITAS ANGKAT TERHADAP KESEIMBANGAN PERALATAN PENGANGKAT REACHSTACKER PADA BERBAGAI KOMBINASI SUDUT DAN PANJANG LENGAN PENGANGKAT

ANALISIS TEORITIS KAPASITAS ANGKAT TERHADAP KESEIMBANGAN PERALATAN PENGANGKAT REACHSTACKER PADA BERBAGAI KOMBINASI SUDUT DAN PANJANG LENGAN PENGANGKAT ANALISIS TEORITIS KAPASITAS ANGKAT TERHADAP KESEIMBANGAN PERALATAN PENGANGKAT REACHSTACKER PADA BERBAGAI KOMBINASI SUDUT DAN PANJANG LENGAN PENGANGKAT SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

ANALISIS TEORITIS DISTRIBUSI TEGANGAN PADA BOOM REACHSTACKER DENGAN KAPASITAS ANGKAT MAKSIMUM 40 TON

ANALISIS TEORITIS DISTRIBUSI TEGANGAN PADA BOOM REACHSTACKER DENGAN KAPASITAS ANGKAT MAKSIMUM 40 TON ANALISIS TEORITIS DISTRIBUSI TEGANGAN PADA BOOM REACHSTACKER DENGAN KAPASITAS ANGKAT MAKSIMUM 40 TON SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ASRUL AZIZ NIM.040401039

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan transportasi jarak jauh saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini merupakan faktor yang sangat penting sebagai sarana untuk mengangkut barang-barang yang

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA-GAYA DAN TEGANGAN PADA ALAT PENGANGKUT/ PENYUSUN PETI KEMAS (REACHSTACKER) DENGAN VARIABEL SUDUT DAN PANJANG LENGAN BERUBAH, BEBAN TETAP

ANALISIS GAYA-GAYA DAN TEGANGAN PADA ALAT PENGANGKUT/ PENYUSUN PETI KEMAS (REACHSTACKER) DENGAN VARIABEL SUDUT DAN PANJANG LENGAN BERUBAH, BEBAN TETAP ANALISIS GAYA-GAYA DAN TEGANGAN PADA ALAT PENGANGKUT/ PENYUSUN PETI KEMAS (REACHSTACKER) DENGAN VARIABEL SUDUT DAN PANJANG LENGAN BERUBAH, BEBAN TETAP SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM PERANCANGAN TROLLEY DAN SPREADER GANTRY CRANE KAPASITAS ANGKAT 40 TON TINGGI ANGKAT 41 METER YANG DIPAKAI DI PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL (BICT) SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

2.1 Zat Cair Dalam Kesetimbangan Relatif

2.1 Zat Cair Dalam Kesetimbangan Relatif PERTEMUAN VI 1.1 Latar Belakang Zat cair dalam tangki yang bergerak dengan kecepatan konstan tidak mengalami tegangan geser karena tidak adanya gerak relative antar partikel zat cair atau antara partikel

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya. BAB II TEORI DASAR 2.1 Hydraulic Excavator Secara Umum. 2.1.1 Definisi Hydraulic Excavator. Excavator adalah alat berat yang digunakan untuk operasi loading dan unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya,

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT MEKANIKA Pengukuran, Besaran & Vektor 1. Besaran yang dimensinya ML -1 T -2 adalah... A. Gaya B. Tekanan C. Energi D. Momentum E. Percepatan 2. Besar tetapan Planck adalah

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. gaya-gaya yang bekerja secara transversal terhadap sumbunya. Apabila

II. KAJIAN PUSTAKA. gaya-gaya yang bekerja secara transversal terhadap sumbunya. Apabila II. KAJIAN PUSTAKA A. Balok dan Gaya Balok (beam) adalah suatu batang struktural yang didesain untuk menahan gaya-gaya yang bekerja secara transversal terhadap sumbunya. Apabila beban yang dialami pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diktat-elemen mesin-agustinus purna irawan-tm.ft.untar

BAB 1 PENDAHULUAN. Diktat-elemen mesin-agustinus purna irawan-tm.ft.untar BAB 1 PENDAHULUAN Elemen mesin merupakan ilmu yang mempelajari bagian-bagian mesin dilihat antara lain dari sisi bentuk komponen, cara kerja, cara perancangan dan perhitungan kekuatan dari komponen tersebut.

Lebih terperinci

BAB II KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB II KESETIMBANGAN BENDA TEGAR BAB II KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Benda tegar adalah elemen kecil yang tidak mengalami perubahan bentuk apabila dikenai gaya. Struktur dua dimensi dapat diartikan sebuah struktur pipih yang mempunyai panjang

Lebih terperinci

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. 1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. Berdasar gambar diatas, diketahui: 1) percepatan benda nol 2) benda bergerak lurus beraturan 3) benda dalam keadaan diam 4) benda akan bergerak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa titik ke satu titik atau beberapa titik lainnya. Sistem perpipaan (piping

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa titik ke satu titik atau beberapa titik lainnya. Sistem perpipaan (piping BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Sistem Perpipaan Pipa digunakan untuk mengalirkan fluida (zat cair atau gas) dari satu atau beberapa titik ke satu titik atau beberapa titik lainnya. Sistem perpipaan (piping

Lebih terperinci

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik. gaya yang muncul ketika BENDA BERSENTUHAN dengan PERMUKAAN KASAR. ARAH GAYA GESEK selalu BERLAWANAN dengan ARAH GERAK BENDA. gaya gravitasi/gaya berat gaya normal GAYA GESEK Jenis Gaya gaya gesek gaya

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika 25 BAB 3 DINAMIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya pada benda diam 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gaya dan percepatan benda 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

Pengertian Momen Gaya (torsi)- momen gaya.

Pengertian Momen Gaya (torsi)- momen gaya. Pengertian Momen Gaya (torsi)- Dalam gerak rotasi, penyebab berputarnya benda merupakan momen gaya atau torsi. Momen gaya atau torsi sama dengan gaya pada gerak tranlasi. Momen gaya (torsi) adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Perencanaan Rangka Mesin Peniris Minyak Proses pembuatan mesin peniris minyak dilakukan mulai dari proses perancangan hingga finishing. Mesin peniris minyak dirancang

Lebih terperinci

FISIKA XI SMA 3

FISIKA XI SMA 3 FISIKA XI SMA 3 Magelang @iammovic Standar Kompetensi: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar: Merumuskan hubungan antara konsep torsi,

Lebih terperinci

BAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel).

BAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel). BAB IV DINAMIKA PARIKEL A. SANDAR KOMPEENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel). B. KOMPEENSI DASAR : 1. Menjelaskan Hukum Newton sebagai konsep dasar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Rangka Rangka adalah struktur datar yang terdiri dari sejumlah batang-batang yang disambung-sambung satu dengan yang lain pada ujungnya, sehingga membentuk suatu rangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mesin pemindah bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan dari lokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, pembongkaran

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran. Setelah melalui penjelasan dan diskusi 1. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme sistem mesin

Tujuan Pembelajaran. Setelah melalui penjelasan dan diskusi 1. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme sistem mesin Tujuan Pembelajaran Setelah melalui penjelasan dan diskusi 1. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme sistem mesin derek dengan benar 2. Mahasiswa dapat menjelaskan komponen-komponen mekanisme pengangkatan,

Lebih terperinci

1.1. Mekanika benda tegar : Statika : mempelajari benda dalam keadaan diam. Dinamika : mempelajari benda dalam keadaan bergerak.

1.1. Mekanika benda tegar : Statika : mempelajari benda dalam keadaan diam. Dinamika : mempelajari benda dalam keadaan bergerak. BAB I. PENDAHULUAN Mekanika : Ilmu yang mempelajari dan meramalkan kondisi benda diam atau bergerak akibat pengaruh gaya yang bereaksi pada benda tersebut. Dibedakan: 1. Mekanika benda tegar (mechanics

Lebih terperinci

BAB II - Keseimbangan di bawah Pengaruh Gaya-gaya yang Berpotongan

BAB II - Keseimbangan di bawah Pengaruh Gaya-gaya yang Berpotongan BAB II - Keseimbangan di bawah Pengaruh Gaya-gaya yang Berpotongan Soal 2-11 Perhatikan gambar 2-9 diketahui berat beban adalah 600N tentukanlah T 1 &? T 1 gambar 2-9 600N Diketahui : = 600N Jawab y y

Lebih terperinci

Session 1 Konsep Tegangan. Mekanika Teknik III

Session 1 Konsep Tegangan. Mekanika Teknik III Session 1 Konsep Tegangan Mekanika Teknik III Review Statika Struktur didesain untuk menerima beban sebesar 30 kn Struktur tersebut terdiri atas rod dan boom, dihubungkan dengan sendi (tidak ada momen)

Lebih terperinci

Kuliah ke-2. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:

Kuliah ke-2. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax: Kuliah ke-2.. Regangan Normal Suatu batang akan mengalami perubahan panjang jika dibebani secara aksial, yaitu menjadi panjang jika mengalami tarik dan menjadi pendek jika mengalami tekan. Berdasarkan

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Fisika Kelas XI SCI Semester I Oleh: M. Kholid, M.Pd. 43 P a g e 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Kompetensi Inti : Memahami, menerapkan, dan

Lebih terperinci

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13 Fakultas Perikanan - KESETIMBANGAN Kondisi benda setelah menerima gaya-gaya luar SEIMBANG : Bila memenuhi HUKUM NEWTON I Resultan Gaya yang bekerja pada benda besarnya sama dengan nol sehingga benda tersebut

Lebih terperinci

Bab 3 (3.1) Universitas Gadjah Mada

Bab 3 (3.1) Universitas Gadjah Mada Bab 3 Sifat Penampang Datar 3.1. Umum Didalam mekanika bahan, diperlukan operasi-operasi yang melihatkan sifatsifat geometrik penampang batang yang berupa permukaan datar. Sebagai contoh, untuk mengetahui

Lebih terperinci

GAYA GESER, MOMEN LENTUR, DAN TEGANGAN

GAYA GESER, MOMEN LENTUR, DAN TEGANGAN GY GESER, MOMEN LENTUR, DN TEGNGN bstrak: Mekanika bahan merupakan ilmu yang mempelajari aturan fisika tentang perilaku-perilaku suatu bahan apabila dibebani, terutama yang berkaitan dengan masalah gaya-gaya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DESAIN MEKANIK CRUISE CONTROL

BAB IV ANALISA DESAIN MEKANIK CRUISE CONTROL BAB IV ANALISA DESAIN MEKANIK CRUISE CONTROL Pengukuran Beban Tujuan awal dibuatnya cruise control adalah membuat alat yang dapat menahan gaya yang dihasilkan pegas throttle. Untuk itu perlu diketahui

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

Gambar solusi 28

Gambar solusi 28 Gambar solusi 27 Gambar solusi 28 Gambar solusi 29 Gambar solusi 30 Gambar solusi 31 Gambar solusi 32a Gambar solusi 32b Gambar solusi 32c Gambar solusi 40 Gambar soal no 27 Gambar soal no 28 Gambar soal

Lebih terperinci

Mulai. Pengumpulan Data

Mulai. Pengumpulan Data 15 BAB III PERANCANGAN 3.1 Ketentuan Umum Perancangan teknik merupakan aplikasi dari ilmu pengetahuan, teknologi, dan penemuan-penemuan baru untuk membuat mesin-mesin yang dapat melakukan berbagai pekerjaan

Lebih terperinci

Hukum I Newton. Hukum II Newton. Hukum III Newton. jenis gaya. 2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika.

Hukum I Newton. Hukum II Newton. Hukum III Newton. jenis gaya. 2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika. Dinamika mempelajari penyebab dari gerak yaitu gaya Hukum I Newton Hukum Newton Hukum II Newton Hukum III Newton DINAMIKA PARTIKEL gaya berat jenis gaya gaya normal gaya gesek gaya tegangan tali analisis

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

SAMBUNGAN LAS 6.1 PERHITUNGAN KEKUATAN SAMBUNGAN LAS Sambungan Tumpu ( Butt Joint ).

SAMBUNGAN LAS 6.1 PERHITUNGAN KEKUATAN SAMBUNGAN LAS Sambungan Tumpu ( Butt Joint ). SAMBUNGAN LAS Mengelas adalah menyambung dua bagian logam dengan cara memanaskan sampai suhu lebur dengan memakai bahan pengisi atau tanpa bahan pengisi. Dalam sambungan las ini, yang akan dibahas hanya

Lebih terperinci

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : BAB VI KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar 2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep

Lebih terperinci

Bab 5 Puntiran. Gambar 5.1. Contoh batang yang mengalami puntiran

Bab 5 Puntiran. Gambar 5.1. Contoh batang yang mengalami puntiran Bab 5 Puntiran 5.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas mengenai kekuatan dan kekakuan batang lurus yang dibebani puntiran (torsi). Puntiran dapat terjadi secara murni atau bersamaan dengan beban aksial,

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR KESETIMBANGAN BENDA TEGAR 1 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : a. KINEMATIKA = Ilmu gerak Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bagian-bagian Utama Pada Truck Crane a) Kabin Operator Seperti yang telah kita ketahui pada crane jenis ini memiliki dua buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah

Lebih terperinci

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi titik berat, dan momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari.benda tegar (statis dan Indikator Pencapaian Kompetensi: 3.1.1

Lebih terperinci

Analisis Tegangan dan Regangan

Analisis Tegangan dan Regangan a home base to ecellence Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : 3 SKS Analisis Tegangan dan Regangan Pertemuan - 10 a home base to ecellence TIU : Mahasiswa dapat menganalisis tegangan normal

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m. Contoh Soal dan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol : Penekanan pada kasus dengan penggunaan persamaan Σ τ = Iα dan Σ F = ma, momen inersia (silinder

Lebih terperinci

BAB VI Usaha dan Energi

BAB VI Usaha dan Energi BAB VI Usaha dan Energi 6.. Usaha Pengertian usaha dalam kehidupan sehari-hari adalah mengerahkan kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai. Dalam fisika usaha adalah apa yang dihasilkan gaya ketika gaya

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR. K e l a s. A. Syarat Keseimbangan Benda Tegar

FIsika KTSP & K-13 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR. K e l a s. A. Syarat Keseimbangan Benda Tegar KTSP & K-1 FIsika K e l a s XI KESEIMNGN END TEG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami sarat keseimbangan benda tegar.. Memahami macam-macam

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR A III PERENCANAAN DAN GAMAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Diagram alir adalah suatu gambaran utama yang dipergunakan untuk dasar dalam bertindak. Seperti halnya pada perancangan diperlukan suatu

Lebih terperinci

SASARAN PEMBELAJARAN

SASARAN PEMBELAJARAN 1 2 SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mampu menyelesaikan persoalan gerak partikel melalui konsep gaya. 3 DINAMIKA Dinamika adalah cabang dari mekanika yang mempelajari gerak benda ditinjau dari penyebabnya.

Lebih terperinci

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

MODUL FISIKA SMA Kelas 10 SMA Kelas 0 A. Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda Dinamika adalah ilmu yang mempelajari gerak suatu benda dengan meninjau penyebabnya. Buah kelapa jatuh dan pohon kelapa dan bola menggelinding di atas

Lebih terperinci

2 Mekanika Rekayasa 1

2 Mekanika Rekayasa 1 BAB 1 PENDAHULUAN S ebuah konstruksi dibuat dengan ukuran-ukuran fisik tertentu haruslah mampu menahan gaya-gaya yang bekerja dan konstruksi tersebut harus kokoh sehingga tidak hancur dan rusak. Konstruksi

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN TEGANGAN YANG TERJADI PADA LENGAN TOWER CRANE UNTUK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ANALISA PERHITUNGAN TEGANGAN YANG TERJADI PADA LENGAN TOWER CRANE UNTUK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANALISA PERHITUNGAN TEGANGAN YANG TERJADI PADA LENGAN TOWER CRANE UNTUK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin modifikasi camshaft ditunjukkan pada diagram alur pada Gambar 3.1: Mulai Pengamatan dan pengumpulan data Perencanaan

Lebih terperinci

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. HUKUM-HUKUM GERAK NEWTON Beberapa Definisi dan pengertian yang berkaitan dgn hukum gerak newton

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian rangka Rangka adalah struktur datar yang terdiri dari sejumlah batang-batang yang disambung-sambung satu dengan yang lain pada ujungnya, sehingga membentuk suatu rangka

Lebih terperinci

MEiMD. Combined Stresses and Mohr's Circle MOTT

MEiMD. Combined Stresses and Mohr's Circle MOTT MEiMD 4 Combined Stresses and Mohr's Circle MOTT You Are The Designer One of your design problems is to determine the maximum stress that exists in the bent bars to ensure that they are safe. What kinds

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Spin Coating Metode Spin Coating

BAB II DASAR TEORI 2.1 Spin Coating Metode Spin Coating BAB II DASAR TEORI 2.1 Spin Coating Spin coating telah digunakan selama beberapa dekade untuk aplikasi film tipin. Sebuah proses khas melibatkan mendopositokan genangan kecil dari cairan resin ke pusat

Lebih terperinci

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN Sifat mekanika bahan Hubungan antara respons atau deformasi bahan terhadap beban yang bekerja Berkaitan dengan kekuatan, kekerasan, keuletan dan kekakuan Tegangan Intensitas

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN FIS A. BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk dan volume selama bergerak. Benda tegar dapat mengalami dua macam gerakan, yaitu translasi dan rotasi. Gerak translasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput BAB II DASAR TEORI 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput Mesin ini merupakan mesin serbaguna untuk perajang hijauan, khususnya digunakan untuk merajang rumput pakan ternak. Pencacahan ini dimaksudkan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009 ANALISIS PERHITUNGAN DAN SIMULASI TEGANGAN YANG TERJADI PADA TWIST LOCK RUBBER TIRED GANTRY CRANE (RTGC) KAPASITAS ANGKAT 40 TON DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MSC. VISUALNASTRAN DESKTOP 2004 SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

Perhitungan Transmisi I Untuk transmisi II (2) sampai transmisi 5(V) dapat dilihat pada table 4.1. Diameter jarak bagi lingkaran sementara, d

Perhitungan Transmisi I Untuk transmisi II (2) sampai transmisi 5(V) dapat dilihat pada table 4.1. Diameter jarak bagi lingkaran sementara, d Menentukan Ukuran Roda Gigi Untuk merancang roda gigi yang mampu mentransmisikan daya maksimum sebesar 103 kw (138 HP) pada putaran 5600 rpm. Pada mobil Opel Blazer DOHC dan direncanakan menggunakan roda

Lebih terperinci

Modul Sifat dan Operasi Gaya. Ir.Yoke Lestyowati, MT

Modul Sifat dan Operasi Gaya. Ir.Yoke Lestyowati, MT Modul Sifat dan Operasi Gaya Ir.Yoke Lestyowati, MT Konten E-Learning IDB 7in1 Terintegrasi PDITT 2015 BAB I SIFAT DAN OPEASI GAYA 1.1. Capaian Pembelajaran 1.1.1. Umum 1. Mampu menggunakan teori gaya

Lebih terperinci

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi I.1 Pendahuluan Gaya adalah suatu sebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak atau dari keadaan bergerak menjadi diam. Dalam mekanika teknik,

Lebih terperinci

BAB 1 BAB II PEMBAHASAN

BAB 1 BAB II PEMBAHASAN BAB 1 I. PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Pesawat sederhana adalah segala jenis perangkat yang hanya membutuhkan satu gaya untuk bekerja. Kerja terjadi sewaktu gaya diberikan dan menyebabkan gerakan sepanjang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Metode Kendali Umpan Maju Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada fenomena berkendara ketika berbelok, dimana dilakukan pemodelan matematika yang

Lebih terperinci

Mekanika Rekayasa/Teknik I

Mekanika Rekayasa/Teknik I Mekanika Rekayasa/Teknik I Norma Puspita, ST. MT. Universitas Indo Global Mandiri Mekanika??? Mekanika adalah Ilmu yang mempelajari dan meramalkan kondisi benda diam atau bergerak akibat pengaruh gaya

Lebih terperinci

Pertemuan XV X. Tegangan Gabungan

Pertemuan XV X. Tegangan Gabungan Pertemuan XV X. Tegangan Gabungan 0. Beban Gabungan Pada kebanakan struktur, elemenna harus mampu menahan lebih dari satu jenis beban, misalna suatu balok dapat mengalami aksi simultan momen lentur dan

Lebih terperinci

sendi Gambar 5.1. Gambar konstruksi jembatan dalam Mekanika Teknik

sendi Gambar 5.1. Gambar konstruksi jembatan dalam Mekanika Teknik da beberapa macam sistem struktur, mulai dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks; sistim yang paling sederhana tersebut disebut dengan konstruksi statis tertentu. Contoh : contoh struktur sederhana

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR 4.1 Perencanaan Pulley dan V-Belt 1 4.1.1 Penetapan Diameter Pulley 1 1. Penetapan diameter pulley V-belt

Lebih terperinci

PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK

PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK PROS ID I NG 0 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea

Lebih terperinci

PERENCANAAN ALAT BANTU PENGANGKAT DAN PEMINDAH KERTAS GULUNG

PERENCANAAN ALAT BANTU PENGANGKAT DAN PEMINDAH KERTAS GULUNG PERENCANAAN ALAT BANTU PENGANGKAT DAN PEMINDAH KERTAS GULUNG Anthony Angwin Lumanto 1), Suwandi Sugondo 2) Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra 1,2) Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pencacah rumput ini adalah sumber tenaga motor listrik di transmisikan ke poros melalui pulley dan v-belt. Sehingga pisau

Lebih terperinci

MAKALAH MOMEN GAYA. Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Mekanik. Disusun Oleh: 1.Heri Kiswanto 2.M Abdul Aziz

MAKALAH MOMEN GAYA. Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Mekanik. Disusun Oleh: 1.Heri Kiswanto 2.M Abdul Aziz MAKALAH MOMEN GAYA Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Mekanik Disusun Oleh: 1.Heri Kiswanto 2.M Abdul Aziz JURUSAN TEKNIK INDUSTRI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEXMACO SUBANG 2015 MOMEN GAYA

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Terminologi Baut.

Gambar 4.1 Terminologi Baut. BAB 4 SAMBUNGAN BAUT 4. Sambungan Baut (Bolt ) dan Ulir Pengangkat (Screw) Untuk memasang mesin, berbagai bagian harus disambung atau di ikat untuk menghindari gerakan terhadap sesamanya. Baut, pena, pasak

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Perontok Padi 2.2 Rangka

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Perontok Padi  2.2 Rangka BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Perontok Padi Mesin perontok padi adalah suatu mesin yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia untuk memisahkan antara jerami dengan bulir padi atau

Lebih terperinci

Perhitungan Roda Gigi Transmisi

Perhitungan Roda Gigi Transmisi Perhitungan Roda Gigi Transmisi 3. Menentukan Ukuran Roda Gigi Untuk merancang roda gigi yang mampu mentransmisikan daya maksimum sebesar 03 kw pada putaran 6300 rpm. Pada mobil Honda New Civic.8L MT dan

Lebih terperinci

PUNTIRAN. A. pengertian

PUNTIRAN. A. pengertian PUNTIRAN A. pengertian Puntiran adalah suatu pembebanan yang penting. Sebagai contoh, kekuatan puntir menjadi permasalahan pada poros-poros, karena elemen deformasi plastik secara teori adalah slip (geseran)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Perhitungan Sebelum mendesain mesin pemotong kerupuk hal utama yang harus diketahui adalah mencari tegangan geser kerupuk yang akan dipotong. Percobaan yang dilakukan

Lebih terperinci

SOAL DINAMIKA ROTASI

SOAL DINAMIKA ROTASI SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pemotong krupuk rambak kulit ini adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan kepulley 2 dan memutar pulley 3 dengan

Lebih terperinci

DINAMIKA. Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman).

DINAMIKA. Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman). DINAMIKA Konsep Gaya dan Massa Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman). Gaya adalah penyebab terjadi gerakan pada benda. Konsep Gaya

Lebih terperinci

Deskipsi (S. Imam Wahyudi & Gata Dian A.) Menjelaskan tentang fasilitas Pelabuhan di darat meliputi : fasilitas-fasilitas darat yang berada di

Deskipsi (S. Imam Wahyudi & Gata Dian A.) Menjelaskan tentang fasilitas Pelabuhan di darat meliputi : fasilitas-fasilitas darat yang berada di Deskipsi (S. Imam Wahyudi & Gata Dian A.) Menjelaskan tentang fasilitas Pelabuhan di darat meliputi : fasilitas-fasilitas darat yang berada di terminal barang potongan, terminal peti kemas, terminal barang

Lebih terperinci

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L) Dinamika Rotasi adalah kajian fisika yang mempelajari tentang gerak rotasi sekaligus mempelajari penyebabnya. Momen gaya adalah besaran yang menyebabkan benda berotasi DINAMIKA ROTASI momen inersia adalah

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR 31Skema dan Prinsip kerja Prinsip kerja mesin penggiling serbuk jamu ini adalah sumber tenaga motor listrik di transmisikan ke diskmill menggunakan dan pulley dan

Lebih terperinci

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom KINEMATIKA Fisika Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom Sasaran Pembelajaran Indikator: Mahasiswa mampu mencari besaran

Lebih terperinci

PERANCANGAN DONGKRAK DAN JACK STAND 2IN1

PERANCANGAN DONGKRAK DAN JACK STAND 2IN1 PERANCANGAN DONGKRAK DAN JACK STAND IN Andryan ), Joni Dewanto ) Program Studi Teknik Otomotif Universitas Kristen Petra,) Jl. Siwalankerto -3, Surabaya 03. Indonesia,) Phone: 00-3-8439040, Fax: 00-3-84758,)

Lebih terperinci

Disamping gaya kontak ada juga gaya yang bekerja diantara 2 benda tetapi kedua benda tidak saling bersentuhan secara langsung. Gaya ini bekerja melewa

Disamping gaya kontak ada juga gaya yang bekerja diantara 2 benda tetapi kedua benda tidak saling bersentuhan secara langsung. Gaya ini bekerja melewa Konsep Gaya Gaya Pada waktu kita menarik atau mendorong benda kita mengatakan bahwa kita mengerjakan suatu gaya pada benda tersebut. kita mengasosiasikan gaya dengan gerakan otot atau perubahan bentuk

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari konsep yang telah dikembangkan, kemudian dilakukan perhitungan pada komponen komponen yang dianggap kritis sebagai berikut: Tiang penahan beban maksimum 100Kg, sambungan

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika terdiri dari dua (2) bagian yaitu : soal isian singkat (24 soal) dan soal pilihan

Lebih terperinci

Kuliah 8 : Tegangan Normal Eksentris

Kuliah 8 : Tegangan Normal Eksentris Kuliah 8 : Tegangan Normal Eksentris Tegangan akibat gaya normal eksentris (Tegangan Normal Eksentris) Tegangan normal akibat gaya normal dapat dihitung dengan membagi besarnya gaya normal dan luas penampang.

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Teori garis leleh ini dikemukakan oleh A.Ingerslev (1921-1923) kemudian dikembangkan oleh K.W. Johansen (1940). Teori garis leleh ini popular dipakai di daerah asalnya yaitu daerah

Lebih terperinci

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT Pembebanan Batang Secara Aksial Suatu batang dengan luas penampang konstan, dibebani melalui kedua ujungnya dengan sepasang gaya linier i dengan arah saling berlawanan yang berimpit i pada sumbu longitudinal

Lebih terperinci

Dari gamabar diatas dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut.

Dari gamabar diatas dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut. Pengertian Gerak Translasi dan Rotasi Gerak translasi dapat didefinisikan sebagai gerak pergeseran suatu benda dengan bentuk dan lintasan yang sama di setiap titiknya. gerak rotasi dapat didefinisikan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam SIDANG TUGAS AKHIR TM091476 Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam Oleh: AGENG PREMANA 2108 100 603 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Kesetimbangan

Contoh Soal dan Pembahasan Kesetimbangan Contoh Soal dan Pembahasan Kesetimbangan 1. Perhatikan gambar di bawah ini. Agar batang homogen tetap berada pada posisi horizontal, berapakah besar gaya F yang harus diberikan? Pembahasan : Dari gambar

Lebih terperinci