BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian kualitatif adalah metode pengkajian suatu masalah yang tidak menggunakan prosedur statistik. Data dalam penelitian kualitatif berupa katakata, kalimat, gambar atau foto dan sebagainya yang dideskripsikan secara terperinci (Subroto, 2007:5). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif berusaha mengungkapkan berbagai informasi kualitatif atau bahan tertulis dengan deskripsi yang teliti, akurat, penuh rasa dan nuansa yang lebih berharga daripada sekedar frekuensi dalam bentuk angka (Sutopo, 2002:183). Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan secara cermat gejala atau fenomena yang diperoleh dari hasil pengumpulan data, dilanjutkan dengan analisis data dan interpretasi data. Penelitian kualitatif tidak menggunakan hipotesis terhadap permasalahan penelitian seperti yang dilakukan dalam penelitian kuantitatif. B. Sumber Data Penelitian Pemahaman tentang berbagai macam sumber data merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan data yang diperoleh. Data tidak akan diperoleh tanpa adanya sumber data (Sutopo, 2002:49). Data dalam penelitian ini adalah naskah Risālatu `t-tauhīd pada bagian teks pertama. Naskah Risālatu `t-tauhīd terdiri atas dua teks. Teks pertama 27

2 28 berisi tentang ajaran tauhid yang berjumlah 60 halaman dan menggunakan huruf Jawi (huruf Arab Melayu) berbahasa Melayu. Teks kedua, berisi tentang ramalan dengan jumlah 16 halaman. Teks ini menggunakan huruf Pegon berbahasa Jawa. Penelitian difokuskan pada naskah-naskah yang menggunakan bahasa Melayu, maka penulis memilih teks pertama sebagai data peneliti. Sumber data penelitian ini adalah teks pertama naskah Risālatu `t-tauhīd yang tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (selanjutnya PNRI). PNRI terletak di Jalan Salemba Raya, Nomor 28A, Jakarta Pusat. Naskah ini memiliki nomor inventarisasi BR 412. Di PNRI, belum semua naskah telah didigitalisasi dan dipublikasikan karena keterbatasan sumber daya manusia. BR 412 merupakan salah satu naskah yang belum dipublikasikan sehingga cara mendapatkan naskah tersebut, penulis membeli salinan naskah tersebut dalam bentuk digitalisasi. Naskah Risālatu `t-tauhīd yang bernomor BR 412, sampai saat ini belum diketahui alasan naskah tersebut belum dipublikasi. Setelah dilakukan studi katalog, baik cetak maupun online, dapat diketahui bahwa naskah ini merupakan naskah tunggal karena hanya ada satusatunya naskah Risālatu `t-tauhīd, yang kini tersimpan di PNRI. Dengan demikian, naskah ini tidak perlu diperbandingkan dengan naskah yang sejenis. Namun, penulis belum melakukan studi lapangan ke semua instansi yang dimungkinkan menyimpan dan meneliti naskah. Penulis hanya melakukan studi lapangan kebeberapa instansi salah satunya adalah PNRI. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu dan biaya penelitian. Sebagai alternatif, penulis melakukan penelusuran ke instansi-instansi yang terkait dengan media internet.

3 29 C. Teknik Pengumpulan Data Penelitian umumnya menggunakan data yang akan diolah atau dianalisis. Data tersebut diperoleh melalui proses pencarian data pada sumber-sumber data dan disesuaikan dengan metode penelitian yang dipilih (Haris, 2012:152). Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik studi pustaka dan studi lapangan, yaitu mencari data pada sumber data yang menyimpan data tersebut sebagai bahan penelitian. Tempat penyimpanan data penelitian filologi, yaitu koleksi perorangan, museum-museum, perpustakaan, dan sebagainya. Tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut. 1) Pencarian Informasi Data Tahap awal yang dilakukan dalam pengumpulan data ialah pencarian informasi terhadap naskah yang akan dijadikan sumber data penelitian. Pencarian informasi dilakukan melalui inventarisasi naskah berupa studi lapangan dan studi katalog. Studi lapangan dilakukan penulis, yaitu mendatangi langsung ke PNRI jalan Salemba Raya No 28 A, Jakarta Pusat tempat penyimpanan naskah Risālatu `t-tauhīd ini. Naskah Risālatu `t-tauhīd ditemukan di PNRI dengan nomor panggil BR 412 yang tersimpan dibagian koleksi naskah PNRI lantai 5C. Studi katalog dilakukan dengan pembacaan katalog-katalog terbitan yang terkait naskah Melayu dan pencarian online terkait penelitian naskah. Berdasarkan pencarian informasi tersebut, tidak ditemukan naskah yang identik dengan Risālatu `t-tauhīd. Oleh karena itu, Risālatu `t-tauhīd dianggap naskah tunggal atau naskah satu-satunya (codex unicus).

4 30 2) Pencetakan Data dan Deskripsi Data Tahap berikutnya adalah pencetakan data. Naskah yang terdapat di PNRI tersebut kemudian dipindahkan ke dalam komputer melalui rol mikrofilm. Biaya pemindahan dari rol mikrofilm ke komputer dalam bentuk JPEG dihargai sebesar Rp3000,00/lembar. Kemudian, naskah yang sudah dalam bentuk JPEG di print out untuk mendapatkan bahan naskah dalam bentuk print. D. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan teknik dalam memeriksa dan menganalisis data sehingga menghasilkan data yang akurat dan benar-benar dapat dipercaya. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan tahapan sesuai dengan yang diterapkan dalam filologi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penyuntingan teks dan metode pengkajian teks. 1. Metode Penyuntingan Teks Setelah diketahui melalui studi lapangan dan studi katalog, Risālatu `t- Tauhīd merupakan naskah tunggal. Metode penyuntingan teks yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penyuntingan naskah tunggal yang berupa metode standar. Metode standar atau edisi kritik, yaitu menerbitkan naskah dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidaksengajaan, sedang ejaannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku (Baried, et.al. 1994:68). Hal-hal yang perlu dilakukan dalam metode standar adalah sebagai berikut (Djamaris, 2002:24). a) Teks ditransliterasikan. Transliterasi teks Risālatu `t-tauhīd

5 31 menggunakan pedoman transliterasi Arab-Latin berdasarkan sistem yang dipakai di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta karena naskah Risālatu `t- Tauhīd dianggap sesuai dengan pedoman dari UIN Syarif Hidayatullah. Pedoman transliterasi ini juga terdapat tambahan huruf Arab Melayu dan angka Arab. b) Membetulkan kesalahan teks (emendation atau perbaikan dan conjecture atau dugaan). Kesalahan penulisan yang ditemukan dalam teks dicatat kemudian dikelompokkan berdasarkan jenis kesalahan disertai pembetulan. c) Membuat catatan perbaikan/perubahan dengan melakukan perbandingan dengan naskah yang se-zaman. Teks yang sudah dibetulkan diberi tambahan catatan kaki pada setiap kesalahan yang ditemukan. Kesalahan yang dicatat dan dikelompokkan kemudian dibuat tabel yang memuat perbaikan/perubahannya. d) Teks diberi komentar atau tafsiran. Catatan komentar berupa penjelasan pada bagian teks yang sulit dibaca, seperti kata-kata yang tidak terbaca karena proses penyalinan yang tidak sempurna dan kata-kata arkais. Selain itu, juga berupa penggunaan tanda baca pada teks yang ditransliterasikan dan disesuaikan dengan ejaan bahasa sasaran, yaitu dengan menggunakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (EBI). e) Teks dibagi menjadi beberapa bagian. Teks yang sudah ditransliterasikan kemudian dibagi dengan pengaturan alinea atau paragraf sesuai dengan pokok permasalahan yang dikemukakan dalam teks. Tahap memisahkan teks setelah teks ditransliterasikan menjadi

6 32 beberapa bagian disebut pembagian teks. f) Penyusunan daftar kata sukar pada teks. Kata-kata yang sukar dalam teks berupa kata-kata arkais, kosakata Arab yang belum diserap ke dalam bahasa Indonesia, istilah Arab, kosakata Jawa, dan kosakata Arab yang sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, suntingan teks dengan metode standar diharapkan dapat mempermudah pembaca dalam membaca dan memahami teks. Tahap pencarian kata-kata yang sukar untuk dicatat dan diberi penjelasan maknanya pada akhir suntingan disebut penyusunan daftar sukar. Suntingan secara umum dibedakan menjadi dua bagian, yaitu suntingan naskah tunggal dan naskah jamak. Naskah tunggal menggunakan dua metode, yaitu metode diplomatik dan standar. Naskah jamak menggunakan metode gabungan dan metode landasan (Djamaris, 2002:24). Penelitian teks Risālatu `t- Tauhīd ini menggunakan metode standar karena merupakan naskah tunggal. Metode penyuntingan teks memerlukan inventarisasi naskah, deksripsi naskah, suntingan teks, dan kritik teks. a. Inventarisasi Naskah Setelah menentukan naskah yang akan diteliti, maka langkah berikutnya melakukan tahap pencatatan dan pengumpulan naskah atau inventarisasi naskah. Tahap inventarisasi naskah dilakukan dengan mencatat naskah dan teks cetakan yang berjudul sama, atau berisi cerita yang sama, yang termuat dalam katalogus di berbagai perpustakaan, museum, universitas, atau instansi yang menyimpan koleksi naskah. Di samping itu, perlu dicari pula naskah-naskah yang mungkin

7 33 masih tersimpan dalam perseorangan (Baroroh Baried, et.al., 1994:65). Fungsi tahap inventarisasi naskah adalah agar dapat menentukan naskah yang akan diteliti merupakan naskah tunggal atau naskah jamak. Informasi tentang keberadaan naskah dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu studi lapangan dan studi katalog. Studi lapangan adalah pencarian informasi dengan mendatangi langsung ke lokasi penyimpanan data, yaitu ke lingkungan masyarakat, orang-orang tertentu dan tempat-tempat tertentu yang menyimpan naskah-naskah kuno yang akan menjadi objek kajian peneliti. Tempat-tempat yang dimaksud misalnya masjid, pondok pesantren, perpustakaan, museum, dan sebagainya. Penelusuran naskah melalui studi katalog dilakukan dengan studi katalog media cetak dan online sehingga validitas terhadap penentuan naskah tunggal atau jamak dapat terjamin. Umumnya, katalog-katalog media cetak naskah tersimpan di tempat-tempat penyimpanan, perawatan, dan penjagaan naskah. Tempat-tempat tersebut misalnya perpustakaan, museum, dan instansi-instansi tertentu yang merupakan tempat penyimpanan naskah. b. Deskripsi Naskah Deskripsi naskah memaparkan informasi mengenai seluk-beluk naskah yang menjadi objek penelitian. Metode yang digunakan dalam deskripsi naskah ini adalah metode deskriptif. Semua naskah dideskripsikan dengan pola yang sama, yaitu nomor naskah, ukuran naskah, keadaan naskah, tulisan naskah, bahasa, kolofon, dan garis besar isi cerita. Deskripsi naskah dilakukan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan tahap penelitian selanjutnya berupa

8 34 pertimbangan, pengguguran dan kolasi, dan perbandingan naskah (Djamaris, 2002:11). Risālatu `t-tauhīd menggunakan metode deskriptif dengan mendeskripsikan keadaan naskah Risālatu `t-tauhīd. Naskah Risālatu `t-tauhīd merupakan naskah tunggal sehingga deskripsi naskah digunakan untuk memberi penjelasan tentang ciri-ciri fisik naskah dan kondisi naskah. c. Suntingan Teks Teks yang akan diteliti dalam penelitian ini ditransliterasi terlebih dahulu sebelum ketahap berikutnya. Transeliterasi merupakan salah satu tahap dalam penyuntingan teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab- Melayu. Naskah lama dalam sastra Indonesia sebagian besar menggunakan huruf Arab-Melayu sehingga perlu ditransliterasikan kehuruf latin agar mudah dipahami pembaca (Djamaris, 2006:19). Secara umum penyuntingan teks dibedakan menjadi dua hal, yaitu penyuntingan naskah tunggal penyuntingan naskah jamak atau lebih dari satu (Djamaris, 2006:28). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penyuntingan naskah tunggal dengan menggunakan metode standar. Metode standar adalah metode penyuntingan naskah tunggal dengan melakukan perbaikan-perbaikan. Tahap-tahap perbaikan tersebut, meliputi: mentransliterasikan teks, membetulkan kesalahan teks, membuat catatan perbaikan/perubahan, memberikan komentar atau tafsiran, membagi teks dalam beberapa bagian dan menyusun daftar kata sukar (Djamaris, 2002:24).

9 35 d. Kritik Teks Kata Kritik berasal dari bahasa Yunani, ialah krites, yang berarti seorang hakim, krinein, yang berarti menghakimi, dan kriterion yang berarti dasar penghakiman (Baroroh Baried, et.al., 1994:61). Kritik teks memberikan evaluasi terhadap teks, meneliti, dan menempatkan teks pada tempat yang tepat. Kritik teks digunakan untuk membersihkan kesalahan-kesalahan pada teks dengan membandingkan teks satu dengan lainnya yang se-zaman. Kegiatan kritik teks pada naskah tunggal bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat pembaca agar dapat memahami isi karya sastra tersebut dengan jelas (Baried, et.al., 1994:62-63). Kesalahan-kesalahan dalam kritik teks tersebut, meliputi: (1) lakuna, bagian yang terdapat penghilangan huruf, kata, frasa, klausa, atau kalimat pada teks; (2) adisi, bagian yang terdapat penambahan huruf, kata, frasa, klausa, atau kalimat pada teks; (3) substitusi, bagian yang terdapat penggantian huruf, kata, frasa, klausa, atau kalimat pada teks; (4) transposisi, bagian yang terdapat pemindahan letak huruf, kata, frasa, klausa, atau kalimat pada teks; (5) ditografi, bagian yang terdapat perangkapan huruf, kata, frasa, klausa, atau kalimat pada teks; (6) ketidakkonsistenan, bagian yang terdapat ketidakselarasan penulisan ejaan huruf, kata, frasa, klausa, atau kalimat pada teks.

10 36 2. Metode Pengkajian Teks Pengkajian terhadap teks Risālatu `t-tauhīd menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut. a. Metode Analisis Struktur Sastra Kitab Metode analisis struktur dalam penelitian ini menggunakan metode analisis struktur sastra kitab. Struktur sastra kitab, meliputi: (i) struktur penyajian teks, yang memiliki pola tetap, yaitu pendahuluan, isi, penutup; (ii) gaya pengisahan teks; (iii) pusat pengisahan teks; dan (iv) gaya bahasa, meliputi: kosakata, ungkapan dalam bahasa Arab, sintaksis, sarana retorika atau bahasa retoris, dan bahasa kiasan. b. Metode Analisis Isi dan Fungsi Proses analisis isi dalam metode kualitatif deskriptif dilakukan bersamaan dengan proses pencarian data. Data yang berupa deskripsi yang diperoleh melalui wawancara, observasi, studi pustaka dan lain-lain, disusun secara teratur (Sutopo, 2002:87). Analisis isi dilakukan untuk mengetahui isi dalam naskah dengan landasan ilmiah. Setelah isi teks dapat diketahui, maka dapat menganalisis fungsi ajaran tauhid dari naskah Risālatu `t-tauhīd yang dilihat dari fungsi sosialnya dan peranannya dalam mempengaruhi kebudayaan masyarakat. Analisis isi dan fungsi, perlu penyajian analisis secara informal, yaitu menganalisis data dengan cara menjabarkan secara jelas dan terperinci isi dalam

11 37 teks. Menyajikan fungsi teks berdasarkan kajian-kajian ilmiah melalui sumbersumber referensi yang mendukung. E. Teknik Penyajian 1. Teknik Penyajian Suntingan Teks Salah satu tujuan penyuntingan teks adalah agar teks dapat dipahami oleh kalangan yang lebih luas. Untuk mengetahui teks secara keseluruhan, suntingan teks ini dibagi ke dalam beberapa episode ( Djamaris, 2002:30). Setiap episode diberikan tanda baca berupa kurung siku [.]. Hal ini dilakukan agar pembaca mudah memahami isi teks dan untuk menunjukkan bahwa pemisahan episodeepisode itu sebenarnya tidak ada. Hal ini hanyalah inisiatif penulis untuk memudahkan pembaca memahami isi teks. Tanda baca atau lambang yang digunakan dalam suntingan teks adalah sebagai berikut (Djamaris, 2002:30). a) /./ penghilangan atau pengurangan. Bacaan yang terdapat diantara garis miring ini seharusnya tidak diperlukan atau dihilangkan. b) (.) Penambahan. Bacaan yang terdapat di dalam tanda kurung adalah tambahan dari naskah pembantu. c) [.] penambahan menurut dugaan. Bacaan yang terdapat diantara dua kurung siku adalah tambahan menurut dugaan penyunting. d) ( ) Bacaan yang diberi ulasan dalam daftar kata sukar atau glosari.

12 38 2. Teknik Penyajian Analisis Data Teknik penyajian analisis data dapat ditampilkan dengan dua cara, yakni metode penyajian informal dan metode penyajian formal. Penyajian informal adalah cara merumuskan hasil analisis data dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata biasa walaupun dengan terminologi/peristilahan yang teknis sifatnya. Penyajian formal dilakukan dengan tanda dan lambang-lambang (Sudaryanto, 1993:145). Penelitian ini menggunakan penyajian informal dalam analisis isi berdasarkan fungsi ajaran tauhid. Penyajian informal yang digunakan berupa kata-kata untuk memaparkan atau menggambarkan secara jelas dan terperinci. Penafsirannya dengan mengutarakan pendapat sendiri. Penyajian dimulai dari pernyataan penulis tentang suatu uraian dalam data yang dianalisis lalu dilampirkan kutipan yang memuat uraian tersebut. Kemudian, kutipan data diberi penafsiran dengan didukung data dan argumentasi. Setelah itu, penafsiran dibuat simpulan supaya maksudnya lebih mudah dipahami. Penyajian formal yang digunakan dalam penelitian ini digunakan dalam analisis suntingan teks yang berupa penggunaan tabel dan tanda baca. Tabel yang digunakan adalah tabel ikhtisar isi teks dan tabel kritik teks yang berupa lakuna, adisi, subtitusi, digtografi, dan ketidakkonsistenan. Tanda baca yang digunakan, meliputi: tanda kurung (( )), tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik dua (:), tanda titik koma (;), tanda elipsis ( ), tanda garis miring (/), tanda kutip ( ), dan tanda petik tunggal ( ).

13 39 F. Teknik Penarikan Simpulan Setelah melakukan penelitian terhadap naskah Risālatu `t-tauhīd, maka penulis mengambil simpulan atas hasil analisis data yang dilengkapi pula dengan saran-saran yang dapat membangun. Penarikan simpulan berguna untuk merangkum hasil akhir penelitian. Selain sebagai landasan rumusan pengambilan keputusan bagi penulis, penarikan simpulan juga dijadikan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2010:3). Dalam sebuah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koentjaraningrat mengatakan bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sanksekerta budhayah yang berasal dari bentuk jamak kata budhi yang berarti budi dan akal. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya (Ratna, 2004:34).

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Penelitian terdahulu pernah meneliti tentang Fitoterapi yang sedang dibahas melalui skripsi ini. Penelitian yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah naskah Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ) hasil pemikiran Abu Laits As-Samarqandi. Data atau objek penelitian ini adalah teks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan suatu bangsa pada masa sekarang ini merupakan suatu rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin memahami lebih dalam mengenai

Lebih terperinci

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi 1 NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA (Kajian Filologis) Proposal Skripsi Oleh : Reza Sukma Nugraha 206500034 Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya-karya peninggalan masa lampau merupakan peninggalan yang menginformasikan buah pikiran, buah perasaan, dan informasi mengenai berbagai segi kehidupan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kepustakaan yang relevan 1.1.1 Transliterasi Transliterasi merupakan salah satu tahap/langkah dalam penyuntingan teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan penduduk pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat pesat, hal ini tak luput

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepulauan Nusantara yang terletak di kawasan Asia Tenggara sejak kurun waktu yang cukup lama memiliki peradaban dan kebudayaan tinggi yang

Lebih terperinci

ISSN: METODOLOGI PENELITIAN FILOLOGI Mendekati Teks Kebahasaan dari Sudut Kesejarahan. Fina Aunul Kafi UIN Sunan Ampel Surabaya

ISSN: METODOLOGI PENELITIAN FILOLOGI Mendekati Teks Kebahasaan dari Sudut Kesejarahan. Fina Aunul Kafi UIN Sunan Ampel Surabaya ISSN: 2085-5079 METODOLOGI PENELITIAN FILOLOGI Mendekati Teks Kebahasaan dari Sudut Kesejarahan Fina Aunul Kafi UIN Sunan Ampel Surabaya Abstrak Filologi selama ini dikenal sebagai ilmu yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan salah satu warisan nenek moyang yang masih tersimpan dengan baik di beberapa perpustakaan daerah, seperti Perpustakaan Pura Pakualaman dan Museum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud, baik dalam ilmu pengetahuan maupun bidang lainnya (Poerwadarminta, 1976:649). Bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di 11 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di Nusantara. Pada masa itu, proses reproduksi naskah dilakukan dengan cara disalin. Naskah-naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang berbentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra Indonesia terdiri dari karya sastra lisan dan karya sastra tulis. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut dilestarikan. Kita juga perlu mempelajarinya karena di dalamnya terkandung nilainilai luhur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan dinilai sebagai identitas kepribadian dan penentu kemajuan suatu bangsa yang tidak bisa di ukur dan kehadirannya hanya dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai warisan kebudayaan para leluhur antara lain terdapat di dalam berbagai cerita lisan, benda-benda,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Pembahasan mengenai taharah dan salat merupakan hal yang harus dipelajari oleh seorang muslim. Topik tersebut sangat penting dan relevan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah naskah Wawacan Pandita Sawang yang beraksara Arab (Pegon) dan berbahasa Sunda, teks di dalamnya berbentuk puisi/wawacan. Naskah

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 24 BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari beberapa uraian yaitu, (1) objek penelitian, (2) metode, (3) prosedur penelitian, (4) teknik pengumpulan data 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Kajian pustaka adalah mempelajari kembali temuan penelitian terdahulu atau yang sudah ada dengan menyebutkan dan membahas seperlunya hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang wajib kita mensyukuri rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan yang tidak ternilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam pemerintahan. Seperti yang terdapat pada kerajaan-kerajaan di Indonesia yang hingga saat ini

Lebih terperinci

RATIBU 'L-HADDAD: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi Pembaca

RATIBU 'L-HADDAD: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi Pembaca RATIBU 'L-HADDAD: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi Pembaca SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia. Hal itu disebabkan karena budaya merupakan hasil olah rasa dan olah pikir manusia demi menunjang

Lebih terperinci

SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik

SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Filologi Filologi secara etimologis, berasal dari bahasa Yunani philologia yang berasal dari dua kata yaitu philos yang berarti cinta dan logos yang berarti kata. Sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam

BAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno adalah benda budaya yang merekam informasi dan pengetahuan masyarakat lampau yang diturunkan secara turun temurun semenjak dulu sampai saat ini. Warisan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masyarakat Jawa merupakan salah satu masyarakat di Indonesia yang memiliki berbagai macam budaya. Salah satu budaya yang terdapat dalam masyarakat Jawa adalah budaya

Lebih terperinci

SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK)

SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK) SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia Oleh: Ika Cahyaningrum A2A 008 057 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SYAIR IBADAT : Suntingan Teks, Analisis Ajaran Tauhid dan Konsep Ekskatologi

SYAIR IBADAT : Suntingan Teks, Analisis Ajaran Tauhid dan Konsep Ekskatologi SYAIR IBADAT : Suntingan Teks, Analisis Ajaran Tauhid dan Konsep Ekskatologi SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI. Oleh MUHAMMAD HASAN NIM

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI. Oleh MUHAMMAD HASAN NIM SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI Oleh MUHAMMAD HASAN NIM 121111077 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia mempunyai dokumentasi sastra lama yang. berkualitas setara dengan hasil sastra peradaban lain. Semua sastra daerah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia mempunyai dokumentasi sastra lama yang. berkualitas setara dengan hasil sastra peradaban lain. Semua sastra daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1LatarBelakangMasalah Bangsa Indonesia mempunyai dokumentasi sastra lama yang berkualitas setara dengan hasil sastra peradaban lain. Semua sastra daerah merupakan rekaman kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuna mempunyai peran penting dalam peradaban umat manusia, karena naskah kuna berisi berbagai macam tulisan tentang: adat istiadat, cerita rakyat, sejarah, budi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki banyak warisan kebudayaan yang berupa bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis berupa naskah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Masalah tertentu biasanya telah diteliti atau dibahas dengan dimensi tertentu. Peneliti wajib menyebutkan penelitian yang sejenis tersebut

Lebih terperinci

2014 SAJARAH CIJULANG

2014 SAJARAH CIJULANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naskah kuno merupakan salah satu warisan budaya Indonesia dalam bidang keberaksaraan yang telah dilindungi oleh UU RI No. 11 tahun 2010. Ungkapan warisan

Lebih terperinci

RISĀLATU `T-TAUHĪDI FIL- IBĀDAH: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS FUNGSI AJARAN TAUHID

RISĀLATU `T-TAUHĪDI FIL- IBĀDAH: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS FUNGSI AJARAN TAUHID RISĀLATU `T-TAUHĪDI FIL- IBĀDAH: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS FUNGSI AJARAN TAUHID SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 29 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala jalan atau cara dalam rangka ilmu tersebut, untuk sampai kepada kesatuan pengetahuan. Tanpa metode ilmiah

Lebih terperinci

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Abstrak Bahasa Indonesia menjadi mata kuliah wajib di seluruh universitas, termasuk UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Lebih terperinci

ASRĀRU `SH-SHALĀT: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN RESEPSI

ASRĀRU `SH-SHALĀT: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN RESEPSI ASRĀRU `SH-SHALĀT: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN RESEPSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan

Lebih terperinci

Hikayat Qamaruzzaman: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik. Oleh: Farhana Aulia C

Hikayat Qamaruzzaman: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik. Oleh: Farhana Aulia C Hikayat Qamaruzzaman: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik Oleh: Farhana Aulia C0208022 Abstrak Penelitian naskah lama dalam dunia sastra selalu menarik untuk dikaji, terlebih dalam rangka upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama dan kebudayaan mempunyai dua persamaan yaitu (1) keduanya adalah sistem nilai dan sistem simbol dan (2) keduanya mudah merasa terancam setiap kali ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Naskah kuno merupakan hasil kebudayaan suatu bangsa yang tak ternilai harganya. Di dalamnya terdapat nilai-nilai luhur yang ingin disampaikan oleh nenek moyang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA KULIAH :...

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA KULIAH :... : Sem : GASAL III : 100 MENIT 4. Standar Kompetensi : Mahasiswa memahami silabus filologi 5. Kompetensi Dasar : Mahasiswa menjelaskan silabus & Pengertian filologi 6. Indikator Ketercapaian : Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu philos yang

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu philos yang 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Filologi 1. Pengertian Filologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu philos yang berarti cinta dan logos yang berarti kata. Dengan demikian, kata filologi membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nusantara memiliki beberapa jenis kesusastraan yang diciptakan, berkembang dan dilestarikan oleh masyarakat pendukungnya. Salah satu kesusastraan yang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak warisan hasil budaya dalam bentuk naskah atau manuskrip (Marsono, 2010), yang bahkan sampai saat ini belum dapat dihitung jumlahnya. Manuskrip

Lebih terperinci

TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI

TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI Membaca Suatu proses yang dilakukan Tata bahasa dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). EYD merupakan standar umum yang ditetapkan oleh Pemerintah,

Lebih terperinci

2015 KRITIK TEKS DAN TINJAUAN KANDUNGAN ISI NASKAH WAWACAN PANDITA SAWANG

2015 KRITIK TEKS DAN TINJAUAN KANDUNGAN ISI NASKAH WAWACAN PANDITA SAWANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi pernasakahan di Indonesia bisa dikatakan sangat kurang peminat, dalam hal ini penelitian yang dilakukan terhadap naskah. Sedikitnya penelitian terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI A. PENDAHULUAN Indonesia mempunyai khasanah sastra klasik yang beraneka ragam, yang terdiri dari sastra-sastra daerah. Sastra klasik adalah sastra dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2 BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA OLEH NI KADEK SRI WEDARI, S.Pd. A. Pengertian Teks Ulasan Film/Drama Teks ulasan yaitu teks yang berisi ulasan atau penilaian terhadap

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 39 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Studi filologi merupakan disiplin ilmu yang memanfaatkan naskah naskah sebagai objek kajiannya. Naskah sebagai objek penelitian filologi dikaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibaca dalam peningglan-peninggalan yang berupa tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibaca dalam peningglan-peninggalan yang berupa tulisan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah merupakan sebuah bentuk karya tulis yang berupa bahan kertas atau buku tercipta dalam kurun waktu tertentu dapat terjadi penggerak tentang keadaan dan situasi

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Sifat dua..., Atiatul Mu'min, FIB UI, 2008

BAB 5 PENUTUP. Sifat dua..., Atiatul Mu'min, FIB UI, 2008 161 BAB 5 PENUTUP 162 5.1 Kesimpulan Asy ariyah merupakan salah satu aliran teologi di dalam agama Islam. Salah satu ajaran mereka, yaitu Allah swt memiliki sifat. Menurut mereka, dengan sifat-nya itu,

Lebih terperinci

Teks, Tekstologi, dan Kritik Teks

Teks, Tekstologi, dan Kritik Teks Teks, Tekstologi, dan Kritik Teks Oleh: Tedi Permadi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni - Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

ASAL KETURUNAN RAJA-RAJA MELAYU : Suntingan Teks dan Analisis Hipogram

ASAL KETURUNAN RAJA-RAJA MELAYU : Suntingan Teks dan Analisis Hipogram ASAL KETURUNAN RAJA-RAJA MELAYU : Suntingan Teks dan Analisis Hipogram SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Filologi. kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah klasik

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Filologi. kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah klasik digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Filologi Filologi adalah suatu disiplin ilmu pengetahuan yang bertujuan memahami kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab III pada penelitian ini akan dibahas mengenai metode yang berhubungan dengan penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, sumber data dan data penelitian, prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filologi merupakan suatu pengetahuan tentang sastra-sastra dalam arti yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan (Baroroh-Baried,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk keterampilan menulis (Abidin, 2012:6). keterampilan tersebut diantaranya keterampilan menyimak, keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk keterampilan menulis (Abidin, 2012:6). keterampilan tersebut diantaranya keterampilan menyimak, keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki peran penting, bukan hanya untuk membina keterampilan komunikasi melainkan juga digunakan sebagai penguasaan ilmu pengetahuan.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK, METODE, DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III OBJEK, METODE, DAN TEKNIK PENELITIAN BAB III OBJEK, METODE, DAN TEKNIK PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah naskah Sunda berjudul Sajarah Cijulang (SC). Naskah SC merupakan naskah yang berada di kalangan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa sebagai suatu proses yang sistematik selalu mengarah kepada kegiatan perencanaan, dan penilaian (evaluasi). Kemampuan guru bahasa Indonesia

Lebih terperinci

2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI

2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naskah merupakan hasil medium tulis yang digunakan pada sastra klasik. Isi naskah tersebut dapat meliputi semua aspek kehidupan budaya bangsa yang bersangkutan

Lebih terperinci

PETUNJUK PENULISAN NASKAH BERKALA ILMIAH SIGNIFIKAN

PETUNJUK PENULISAN NASKAH BERKALA ILMIAH SIGNIFIKAN PETUNJUK PENULISAN NASKAH BERKALA ILMIAH SIGNIFIKAN 1. Tulisan merupakan karya orisinal penulis (bukan plagiasi) dan belum pernah dipublikasikan atau sedang dalam proses publikasi pada media lain yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan ini termasuk dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Subroto,Edi berpendapat bahwa metode kualitatif adalah metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai ilmu pengetahuan yang ada pada jaman sekarang dapat dikatakan merupakan buah pikir dari warisan leluhur. Warisan leluhur dapat berupa artefak yang tidak hanya

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA XII SMA (KODE: S03)

PR ONLINE MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA XII SMA (KODE: S03) PR ONLINE MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA XII SMA (KODE: S03) 1. Jawaban: B Ide pokok paragraf terdapat dalam kalimat utamanya: terdapat di awal atau di akhir paragraf. Ide pokok paragraf tersebut terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat dalam teks mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat dalam teks mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah-naskah Nusantara sangat beraneka ragam, yang isinya mengemukakan tentang kehidupan manusia misalnya, masalah politik, sosial, ekonomi, agama, kebudayaan, bahasa,

Lebih terperinci

HIKAYAT DARMA TAʻSIYA KOLEKSI HOUGHTON LIBRARY, HARVARD UNIVERSITY: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS CITRA PEREMPUAN

HIKAYAT DARMA TAʻSIYA KOLEKSI HOUGHTON LIBRARY, HARVARD UNIVERSITY: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS CITRA PEREMPUAN HIKAYAT DARMA TAʻSIYA KOLEKSI HOUGHTON LIBRARY, HARVARD UNIVERSITY: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS CITRA PEREMPUAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Program

Lebih terperinci

Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN

Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C0199012 UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki

Lebih terperinci

TINJAUAN BUKU. * Peneliti Islamic Manuscripts Unit (ILMU) PPIM UIN Syarif Hidayatullah

TINJAUAN BUKU. * Peneliti Islamic Manuscripts Unit (ILMU) PPIM UIN Syarif Hidayatullah TINJAUAN BUKU Fathurahman, Oman (Penyusun Utama), Aoyama, Toru (Penyunting Utama) (2010). Katalog Naskah Dayah Tanoh Abee, Aceh Besar. Komunitas Bambu, TUFS Tokyo, PPIM UIN Jakarta, Manassa, PKPM Aceh,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan hegemoni dengan nenggunakan buku Kritik Antonio

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan hegemoni dengan nenggunakan buku Kritik Antonio BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini pendekatan yang digunakan menggunakan pendekatan hegemoni dengan nenggunakan buku Kritik Antonio Gramsci terhadap Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan tempat atau lokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan tempat atau lokasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat merupakan perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan tempat atau lokasi yang menghimpun koleksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang dimiliki yaitu kebudayaan.koentjaraningrat (1985) menyebutkan bahwa kebudayaan terdiri dari tujuh

Lebih terperinci

MERANCANG PENELITIAN NASKAH

MERANCANG PENELITIAN NASKAH MERANCANG PENELITIAN NASKAH Oleh Zayadi Hamzah STAIN CURUP filologi Filologi berbicara mengenai bagaimana sebuah naskah kuno yang bernilai atau mempunyai makna besar bagi kehidupan manusia itu dikaji dengan

Lebih terperinci

Tanbīhātun li l-ghāfilīn suntingan teks, analisis struktur, dan resepsi

Tanbīhātun li l-ghāfilīn suntingan teks, analisis struktur, dan resepsi Tanbīhātun li l-ghāfilīn suntingan teks, analisis struktur, dan resepsi SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam sebuah penelitian yang bersifat ilmiah, diperlukan sebuah metode tertentu untuk memudahkan penulis. Metode tersebut harus tepat dan sesuai dengan objek

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG HERI INDRA GUNAWAN 1, SAPTINA RETNAWATI 2 Dosen Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas

Lebih terperinci

Kriteria Kontributor. Materi Naskah dan Proses Seleksi

Kriteria Kontributor. Materi Naskah dan Proses Seleksi Kriteria Kontributor 1. Kontributor adalah individu atau kelompok dengan jumlah anggota 2 sampai 3 orang. 2. Mahasiswa Universitas Indonesia program S1 dan vokasi. 3. Masih berstatus mahasiswa aktif pada

Lebih terperinci

FILOLOGI HUKUM SEBAGAI PIRANTI AWAL UNTUK MENENTUKAN YAMIN

FILOLOGI HUKUM SEBAGAI PIRANTI AWAL UNTUK MENENTUKAN YAMIN FILOLOGI HUKUM SEBAGAI PIRANTI AWAL UNTUK MENENTUKAN EKSISTENSI HUKUM ADAT YAMIN PROLOG Pengertian Filologi Interaksi antara Filologi dan Hukum menjadi ekstra disipliner, nondisipliner, cross-disipliner,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan Model framing yang digunakan dalam menganalisis konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan oleh Pan dan Kosicki. Dalam model ini, perangkat

Lebih terperinci

KRITIK DAN EDISI TEKS NASKAH UNDANG-UNDANG NAGARI SALIMPAT KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK. Siska Afriani 1, Nurizzati 2, Zulfadhli 3

KRITIK DAN EDISI TEKS NASKAH UNDANG-UNDANG NAGARI SALIMPAT KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK. Siska Afriani 1, Nurizzati 2, Zulfadhli 3 KRITIK DAN EDISI TEKS NASKAH UNDANG-UNDANG NAGARI SALIMPAT KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK Siska Afriani 1, Nurizzati 2, Zulfadhli 3 Program Studi Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teks dibagi menjadi tiga yaitu teks lisan, teks tulisan tangan dan teks cetakan

BAB I PENDAHULUAN. teks dibagi menjadi tiga yaitu teks lisan, teks tulisan tangan dan teks cetakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari naskah tidak hanya melihat naskah dari segi fisik namun juga harus dilihat dari segi isi naskah yang disebut teks. Menurut sifat penurunannya, teks dibagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipegang yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. dipegang yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah merupakan tulisan tangan berupa benda konkret yang dapat dilihat dan dipegang yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya masa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Kajian pustaka sangat penting dalam sebuah penelitian karena untuk mengetahui kajian tersebut sudah di lakukan penelitian atau belum. Pentingnya

Lebih terperinci

PROSEDUR MENGAJUKAN NASKAH

PROSEDUR MENGAJUKAN NASKAH PROSEDUR MENGAJUKAN NASKAH PT RAJAGRAFINDO PERSADA Jalan Janur Kuning I, Blok WF I, No. 1 Kelapa Gading Permai Jakarta 14240 Telp./Fax. (021) 4520951-45847329 e-mail: rajapers@rajagrafindo.com http: //www.rajagrafindo.com

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Ige Janet L. W. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil pemikiran orang-orang terdahulu yang dituangkan ke dalam sastra dan

BAB I PENDAHULUAN. hasil pemikiran orang-orang terdahulu yang dituangkan ke dalam sastra dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan Melayu Klasik merupakan bukti konkret kebudayaan berupa hasil pemikiran orang-orang terdahulu yang dituangkan ke dalam sastra dan bahasa. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

Muhammad Syarkawi (1)

Muhammad Syarkawi (1) Jurnal INTENA, Tahun XII, No. 1, Mei 2012 : 77-84 EMAMPUAN MENGGUNAAN EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAAN MAHASISWA SEMESTER IV TAHUN AADEMI 2008/2009 JURUSAN PENDIDIAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia UMB TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH. Kundari, S.Pd, M.Pd. Komunikasi. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Ilmu. Program Studi Sistem

Bahasa Indonesia UMB TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH. Kundari, S.Pd, M.Pd. Komunikasi. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Ilmu. Program Studi Sistem Bahasa Indonesia UMB Modul ke: TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH Fakultas Ilmu Komunikasi Kundari, S.Pd, M.Pd. Program Studi Sistem Komunikasi www.mercubuana.ac.id STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa dapat memahami

Lebih terperinci

BAB IV TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB IV TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2 BAB IV TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS OLEH NI KADEK SRI WEDARI, S.Pd. A. Pengertian Teks Ekplanasi Kompleks Teks eksplanasi berisi penjelasan tentang keadaan sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu media bagi pembelajar bahasa Jepang di Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan memperdalam bahasa Jepang.

Lebih terperinci

S O P Unggah Karya Artikel Ilmiah (Hasil Skripsi/Tesis) Pada Repository ISI Denpasar

S O P Unggah Karya Artikel Ilmiah (Hasil Skripsi/Tesis) Pada Repository ISI Denpasar S O P Unggah Karya Artikel Ilmiah (Hasil Skripsi/Tesis) Pada Repository ISI Denpasar I. PENDAHULUAN Penulisan karya ilmiah merupakan cermin kualitas lulusan pada perguruan tinggi. Karya ilmiah harus memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa benda (tangible culture) atau budaya-budaya non-benda (intangible

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa benda (tangible culture) atau budaya-budaya non-benda (intangible BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki banyak kekayaan kebudayaan yang tak ternilai harganya. Kebudayaan yang dimaksud dapat berupa benda (tangible

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN LATAR BELAKANG SKRIPSI MAHASISWA NON BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN LATAR BELAKANG SKRIPSI MAHASISWA NON BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN LATAR BELAKANG SKRIPSI MAHASISWA NON BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra Indonesia bisa diketahui dengan banyaknya karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra Indonesia bisa diketahui dengan banyaknya karya sastra BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki latar belakang budaya tinggi yang tertulis dalam karya sastra. Kekayaan yang dimiliki Indonesia sangat beragam, di antaranya berupa karya

Lebih terperinci