Lampiran 1. Luas Panen, Produktivitas, Produksi Sayur dan Buah Semusim (SBS) di Kabupaten WonosoboTahun 2010
|
|
- Ridwan Setiawan
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN
2 Lampiran. Luas Panen, Produktivitas, Produksi Sayur dan Buah Semusim (SBS) di Kabupaten WonosoboTahun No Komoditas Bawang Merah Bawang Putih Bawang Daun Kentang Kubis Kembang Kol Petsai/Sawi Wortel Lobak Kacang Merah Kacang Panjang Cabe Besar Cabe Rawit Paprika Jamur Tomat Terung Buncis Ketimun Labu Siam Kangkung Bayam Melon Semangka Blewah Stoberi Luas Panen (ha/bulan) Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des Jumlah Satu Tahun Produktivitas Ton/Ha,5 5,,5 5,,4,, 4, 4,5 4,5,,,44,,4 4,4,,,,,4,, 4,4,, Produksi Ton /Ha,5, 45, 5,4, 4,45 54,5, 4,5 5,4, 5, 4,,5 4,55 5,54,4,4 5,54 4,4,4 Sumber : Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Wonosobo,
3 Lampiran. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Sayuran Kabupaten Wonosobo Tahun No Bawang Merah Kentang L.Panen Protas Produksi L.Panen Protas Produksi (Ha) (Ton/Ha) (Ton) (Ha) (Ton/Ha) (Ton) Wadaslintang Kepil,4, Sapuran 4,54 54,4 Kaliwiro Leksono Sukoharjo Selomerto Kalikajar,5 5 5,,455 Kertek Wonosobo Watumalang Mojotengah Garung 44 5, 5, Kejajar 5 5,5 4,5 Kalibawang Sumber : Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Wonosobo, Kecamatan L.Panen (Ha) 4 4 Kubis Protas (Ton/Ha),4,44,44,44,44,,4, Produksi (Ton) 5, 55,4 4, 45,54, 5, 5,44, L.Panen (Ha) Cabai Protas (Ton/Ha),,5,4,,,5,54,4,4,44,,4,,, Produksi (Ton) 5,54 4,5,,55,4 5, 4,4 45,,4, 5, 55,54 5,,,45 L.Panen (Ha) Wortel Protas (Ton/Ha) 4, 4, 4, 4, Produksi (Ton) 5, 55,,5,5
4 Lampiran. Perhitungan Nilai Tukar Bayangan No 4 5 Tahun (/ US $).,.,.,4.,.5,.5,.4,.4,.,55.5,.,4.4,.,5 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember ratarata Sumber : Bank Indonesia, Konversi Ekspor dan Impor Dalam Mata Uang Rupiah Tahun US$ Ekspor $..4.55,.4...4, Impor $ ,...5, Nilai Tukar Bayangan (SER) Xt Mt Txt tmt SCF OER SER.4...4,...5,..., 4...,,4.,5.,44
5 Lampiran 4. Perhitungan Harga Bayangan Kentang di Kecamatan Kejajar (). FOB Kentang di China (US$/Ton)) Freight and Insurance (US$/Ton)) Harga CIF Indonesia (US$/Ton) Nilai Tukar Bayangan (/US$) Harga CIF dalam mata uang domestik (/Ton) Harga CIF (/Kg) Transportasi dan Handling Eksportir (/Kg)) a. Pelabuhan Provinsi (/Kg) b. Penanganan (Bongkar Muat) (/Kg) Harga Paritas Ekspor tingkat Pedagang Besar (/Kg) distribusi ke Tingkat Petani (/Kg)4) a. Provinsi Desa (/Kg) Supplier (/Kg) Harga Paritas Ekspor tingkat Petani (/Kg) 4 5,,,.,44..,5.,,,.5,, 5, 5., Sumber : ) Gaomi Youming Primary Product Co., Ltd. Fresh Chinese Potato (Kentang) ) % dari harga FOB untuk barang yang berasal dari Asia NonAsean (Dirjen Pajak) ) Mengacu pada perhitungan harga paritas kakao dalam Dewanata () 4) Pedagang Pengumpul Lokal () Keterangan : Harga Paritas Ekspor tingkat Petani = (( FOB Negara Pengekspor + Freight and Insurance) x Nilai Tukar Bayangan )) Transportasi dan Handling Eksportir distribusi ke Tingkat Petani Supplier.
6 Lampiran 5. Perhitungan Harga Bayangan Pupuk Anorganik di Kecamatan Kejajar. No. 4 5 Keterangan FOB (US$/Ton) ) Freight and Insurance (US$/Ton)) Harga CIF Indonesia (US$/Ton) Nilai Tukar Bayangan (/US$) Harga CIF dalam mata uang domestik (/Ton) Harga CIF (/Kg) Transportasi dan Handling Eksportir (/Kg)) a. Pelabuhan Provinsi (/Kg) b. Penanganan (Bongkar Muat) (/Kg) Harga Paritas Impor tingkat Pedagang Besar (/Kg) distribusi ke Tingkat Petani (/Kg)4) a. Provinsi Kabupaten (/Kg) b. Kabupaten Desa (/Kg) c. Penyalur/KUD (/Kg) d. Pengecer/KUD (/Kg) Harga Paritas Ekspor tingkat Petani (/Kg) Urea 4,,4 44,., , 4.,4,, 4.,4,5,5,5,.45, Sumber : ) World Bank, Commodity Price Data () ) % dari harga FOB untuk barang yang berasal dari Asia NonAsean (Dirjen Pajak) 5% dari harga FOB untuk barang yang berasal dari Eropa, Amerika, dan Afrika (Dirjen Pajak) ) Mengacu pada perhitungan harga paritas kakao dalam Dewanata () 4) SK Menteri Keuangan RI Nomor /KMK./ dan SK Menteri Keuangan RI Nomor /KMK./ Keterangan: Harga Paritas Ekspor tingkat Petani = (( FOB Negara Pengekspor + Freight and Insurance) x Nilai Tukar Bayangan )) Transportasi dan Handling Eksportir distribusi ke Tingkat Petani 4
7 Lanjutan Lampiran 5. Perhitungan Harga Bayangan Pupuk Anorganik di Kecamatan Kejajar. No. 4 5 Keterangan FOB (US$/Ton)) Freight and Insurance (US$/Ton) ) Harga CIF Indonesia (US$/Ton) Nilai Tukar Bayangan (/US$) Harga CIF dalam mata uang domestik (/Ton) Harga CIF (/Kg) Transportasi dan Handling Eksportir (/Kg) ) a. Pelabuhan Provinsi (/Kg) b. Penanganan (Bongkar Muat) (/Kg) Harga Paritas Impor tingkat Pedagang Besar (/Kg) distribusi ke Tingkat Petani (/Kg) 4) a. Provinsi Kabupaten (/Kg) b. Kabupaten Desa (/Kg) c. Penyalur/KUD (/Kg) d. Pengecer/KUD (/Kg) Harga Paritas Impor tingkat Petani (/Kg) TSP a) ZA b) 5,,4,,,.,44.,44 5..,.., 5.,., NPK c) KCL d) 5 45, 5, 5, 5, 5,5.,44., , 4.5.4,.4,5 4.5,,, 5.4,,,.,,,.4,5,, 4.44, 5,5 5,5,5, 5., 4 4,5,.,,4,4,5,.,,5,5,5, 4.5, Sumber : ) ) ) 4) (TSP, KCL, SP) World Bank, Commodity Price Data () TSP Tunisian origin, granular, fob; previously US origin, f.o.b. US Gulf, (ZA) Jiaocheng Sanxi Chemical Co., Ltd.. Ammonium Sulphate.( NPK Planter Chemical Fertilizer Industries Co., Ltd. ( % dari harga FOB untuk barang yang berasal dari Asia NonAsean (Dirjen Pajak) 5% dari harga FOB untuk barang yang berasal dari Eropa, Amerika, dan Afrika (Dirjen Pajak) Mengacu pada perhitungan harga paritas kakao dalam Dewanata () SK Menteri Keuangan RI Nomor /KMK./ dan SK Menteri Keuangan RI Nomor /KMK./ 5
8 Keterangan : a, b, c, d) Harga Paritas Impor tingkat Petani = (( FOB Negara Pengekspor + Freight and Insurance) x Nilai Tukar Bayangan )) + Transportasi dan Handling Eksportir + distribusi ke Tingkat Petani
9 Lampiran. dan Kentang di Desa Sigedang (5 dpl) Musim Hujan INPUT INPUT TRADABLE Pupuk Anorganik Urea ZA TSP/SP NPK KCL FAKTOR DOMESTIK ObatObatan Padat Cair Bibit Pupuk Organik Pupuk Kandang Peralatan Power Sprayer Hand Sprayer Cangkul Terpal Sabit Ember Keranjang Mulsa Bahan Bakar / Bensin Sewa Lahan Modal Modal Kerja Modal Investasi Tenaga Kerja* Pria Wanita PBB OUTPUT Kentang HOK = Jam HKW=,4 HOK Satuan Privat Sosial /Kg /Kg /Kg /Kg /Kg.4,4.,.,.,.4,.45,., 5.,., 4.5, /Kg /L /Unit.4,5 5.4,.4,5.4,5 5.4,.4,5 /Kg 5, 5, /Unit /Unit /Unit /Unit /Unit /Unit /Unit /Unit /L /Ha 4.55.,5.,.,4.,4.,.4,.45, 4.4, 4.5,.5.5, ,5.,.,4.,4.,.4,.45, 4.4, 4.5,.5.5,5,,.5,44.45,5.5,.,5.,5 4.4,5 5., % % /HOK /HOK /Ha/Th /Kg
10 Lampiran. dan Kentang di Desa Dieng (lebih dari dpl) Musim Hujan. INPUT INPUT TRADABLE Pupuk Anorganik Urea ZA TSP/SP NPK KCL FAKTOR DOMESTIK ObatObatan Padat Cair Bibit Pupuk Organik Pupuk Kandang Peralatan Power Sprayer Hand Sprayer Cangkul Terpal Sabit Ember Keranjang Mulsa Bahan Bakar / Bensin Sewa Lahan Modal Modal Kerja Modal Investasi Tenaga Kerja* Pria Wanita PBB OUTPUT Kentang HOK = Jam HKW=, HOK Satuan Privat Sosial /Kg /Kg /Kg /Kg /Kg.,.,.,.45,., 5.,., 4.5, /Kg /L /kg.,., 5.,.,., 5., /Kg 4,4 4,4 /Unit /Unit /Unit /Unit /Unit /Unit /Unit /Unit /L /Ha.., 55.,.45,.5,.,.,4., 4., 4.5,..,.., 55.,.45,.5,.,.,4., 4., 4.5,..,,,.,.4,.5,.,5.4, 4.4, 5., % % /HOK /HOK /Ha/Th /Kg
11 Lampiran. Tabel Komoditi Kentang Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Musim Hujan INPUT INPUT TRADABLE Pupuk Anorganik Urea ZA TSP/SP NPK KCL FAKTOR DOMESTIK ObatObatan Padat Cair Bibit Pupuk Organik Pupuk Kandang Peralatan Power Sprayer Hand Sprayer Cangkul Terpal Sabit Ember Keranjang Mulsa Bahan Bakar / Bensin Sewa Lahan Modal Modal Kerja Modal Investasi Tenaga Kerja* Pengolahan lahan Penanaman Penyiangan (Matun) Pemupukan II Pengendalian HPT Panen PBB OUTPUT Kentang Satuan Desa Sigedang 5 DPL Desa Dieng DPL Kg Kg Kg Kg Kg, 5,,4, 4,,,, Kg L Unit,,,,, 45, Kg 5.,.5, Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Ha,,,,,,,4 5,,,45,,,,5,4,5,,,,5,5 45,,, 4,4,,4 4, 4,4,4, 5,.4, 4.5,5 % % HOK HOK HOK HOK HOK HOK Kg
12 Lampiran. Budget Privat dan Budget Sosial Komoditi Kentang Desa Sigedang (5 dpl), Kabupaten Wonosobo Musim Hujan INPUT INPUT TRADABLE Pupuk Anorganik Urea ZA TSP/SP NPK KCL FAKTOR DOMESTIK ObatObatan Padat Cair Bibit Pupuk Organik Pupuk Kandang Peralatan Power Sprayer Hand Sprayer Cangkul Terpal Sabit Ember Keranjang Mulsa Bahan Bakar / Bensin Sewa Lahan Modal Modal Kerja Modal Investasi Tenaga Kerja* Pengolahan lahan Penanaman Penyiangan (Matun) Pemupukan II Pengendalian HPT Panen PBB OUTPUT Kentang Satuan Budget Privat Budget Sosial 4.5,., 5.,4 4.5,.,.,4 4., 5.5, 5.54,5..4,..,5 5.5,4.5.5,5..,5 5.5,4.5.5,5..4,..4, 5.4.,45 4., 45.45, 4.,5 5.5,.5,5..,.4.4,.4,.4.,5 5.4.,45 4., 45.45, 4.,5 5.5,.5,5..,.4.4,.4,.4.,5.4,.5.4,4..,..,5.5.,4 4.,..,.5,4.5,.54.4,4.,.., 4.,5.5.,.4,.5,..,5 5..,4
13 Lampiran. Budget Privat dan Budget Sosial Komoditi Kentang Desa Dieng (lebih dari dpl), Kabupaten Wonosobo Musim Hujan INPUT INPUT TRADABLE Pupuk Anorganik Urea ZA TSP/SP NPK KCL FAKTOR DOMESTIK ObatObatan Padat Cair Bibit Pupuk Organik Pupuk Kandang Peralatan Power Sprayer Hand Sprayer Cangkul Terpal Sabit Ember Keranjang Mulsa Bahan Bakar / Bensin Sewa Lahan Modal Modal Kerja Modal Investasi Tenaga Kerja* Pengolahan lahan Penanaman Penyiangan (Matun) Pemupukan II Pengendalian HPT Panen PBB OUTPUT Kentang Satuan Budget Privat Budget Sosial 4.5, ,44 4.,4 4., 4.5,5.5., 4.,.,.4., 4.,.,.4.,.4.54,.4.54, 4..4, 44.,.,.4,5 4.,.,.4, 5.4,4.5, 5., 4..4, 44.,.,.4,5 4.,.,.4, 5.4,4.5, 5., 5.,..5,.45.5,.5,.5., 5.,4.4.4,4.4,.5,.4.,.,.4.44,4 4.,4.5.5,4.,4.5,.4., 4..5,
14 Lampiran. Policy Analysis Matrix (PAM) Komoditi Kentang Desa Sigedang ( 5 dpl), Kabupaten Wonosobo Musim Hujan..,5 5..,4 (5.4.5,4) Keunggulan Kompetitif. Privat (PP). Rasio Privat (PCR) Keunggulan Komparatif. Sosial (PS). Rasio Sumberdaya (DRC) Kebijakan. Transfer (TO). Koefisien Proteksi Nominal (NPCO) Kebijakan. Transfer (TI). Koefisien Proteksi Nominal (NPCI). Transfer (TF) Kebijakan. Koefisien Proteksi Efektif (EPC). Transfer Bersih (TB). Koefisien (PC) 4. Rasio Subsidi bagi Produsen (SRP)..,5 5..5, ,..5, (.4,) (4..4,).4.,55.5.,5 (..,) 4,55, 5,5, (545,4), (4,), (44,), (,), (,)
15 Lampiran. Policy Analysis Matrix (PAM) Komoditi Kentang Desa Dieng (lebih dari dpl), Kabupaten Wonosobo Musim Hujan.4., 4..5, (5.4.,4).4.,.4.5,4..4,5..,5 (.55,4) (..,) Keunggulan Kompetitif. Privat (PP). Rasio Privat (PCR) Keunggulan Komparatif. Sosial (PS). Rasio Sumberdaya (DRC) Kebijakan. Transfer (TO). Koefisien Proteksi Nominal (NPCO) Kebijakan. Transfer (TI). Koefisien Proteksi Nominal (NPCI). Transfer (TF) Kebijakan. Koefisien Proteksi Efektif (EPC). Transfer Bersih (TB). Koefisien (PC) 4. Rasio Subsidi bagi Produsen (SRP) (4.5,)..54, (..,) (45,), 54,,4 (54,4), (55,4), (,), (,) (,) (,)
16 Lampiran. Policy Analysis Matrix (PAM) Komoditi Kentang Berdasarkan Analisis Sensitivitas Musim Hujan a. Nilai Tukar Rupiah Terdepresiasi 5, persen, cateris paribus. Desa Sigedang..,5 5.5.,5 (.4.54,)..,5.45.5, (.4,5) 5..5,5.4., , 5.., (4.5.,4) (.4.,) Desa Dieng.4.,.4.,.4.5,4.44.5,.5.4,..4, (.5.5,) (4.,4) (.4.5,) (4.5,) 5.4.5,5 (5..5,) b. Nilai Tukar Rupiah Terapresiasi 5, persen, cateris paribus. Desa Sigedang..,5..,5 5..5, ,.4.55,44..4, (..,) (.,) (.4.,).4.,55.., (..,) Desa Dieng.4.,.4.,.4.5,4.4.,5..4,5..4, (4.4.,) (.,4) (.5.,4) (4.5,).4., (.4.,) 4
17 c. Harga Naik 5 Persen, cateris paribus Desa Sigedang , 5..,4 (.4.,4)..,5 5..5, ,..5, (.4,) (4..4,)..,.5.,5 (5.5.,4) Desa Dieng.4.4, 4..5, (.45.,44).4.,..4,5 (.55,4).4.5,4..,5 (..,).5.,..54, (.4,4) d. Harga Turun 5 persen, cateris paribus. Desa Sigedang.55., 5..,4 (.4.,5).., , (.4,) 5..5,5..5, (4..4,) (4.54.,5).5.,5 (..44,) Desa Dieng.44.4, 4..5, (.54.,5).4.,..4,5 (.55,4).4.5,4..,5 (..,) (.5.5,)..54, (..,) 5
18 e. Harga Pestisida Naik Desa Sigedang..,5 5..,4 (5.4.5,4).55.5,..4,4 (.4,) ,.., (4..,)..,4.., (..,) Desa Dieng.4., 4..5, (5.4.,4).5.5,4.., (.55,4).55.,5..5, (.4.,) (.,)..,5 (.4.55,4) f. Harga Pestisida Turun Desa Sigedang..,5 5..,4 (5.4.5,4)..5,.5., (.4,) 5.5.4,..54, (4.4.5,4).5.,.5.5,5 (.4.5,) Desa Dieng.4., 4..5, (5.4.,4)..,.5.45, (.55,4).4.,.4.4,5 (.5.4,).,..4, (..55,)
19 g. Harga Pupuk Naik Desa Sigedang..,5 5..,4 (5.4.5,4).4., 5.., 4.5,.44.55,..5,.5.,5 (.5,5) (..54,5) (.5.4,4) Desa Dieng.4.,.4.5, 4..5,..4,5 (5.4.,4) (4.,).5.4,5..,5 (..5,) (.4,5)..54, (.4.,)
20
IV. METODE PENELITIAN
IV. 4.1 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Cilembu (Kecamatan Tanjungsari) dan Desa Nagarawangi (Kecamatan Rancakalong) Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat.
Lebih terperinciANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KENTANG
ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KENTANG VI. 6.1 Analisis Dayasaing Hasil empiris dari penelitian ini mengukur dayasaing apakah kedua sistem usahatani memiliki keunggulan
Lebih terperinciANALISIS SENSITIVITAS
VII ANALISIS SENSITIVITAS 7.1. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari perubahan kurs mata uang rupiah, harga jeruk siam dan harga pupuk bersubsidi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Samarang. Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Premium Nilai Tukar dan Nilai Tukar Bayangan Tahun 2009
LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Premium Nilai Tukar dan Nilai Tukar Bayangan Tahun 2009 Uraian Jumlah (Rp) Total Ekspor (Xt) 1,211,049,484,895,820.00 Total Impor (Mt) 1,006,479,967,445,610.00 Penerimaan
Lebih terperinci(Isian dalam Bilangan Bulat) KAB./KOTA : LEBAK 0 2 Tahun 2017 Luas Luas Luas Luas
BA PUSAT STATISTIK DEPARTEMEN PERTANIAN LAPORAN TANAMAN SAYURAN BUAH-BUAHAN SEMUSIM RKSPH-SBS (Isian dalam Bilangan Bulat) PROPINSI : BANTEN 3 6 Bulan JANUARI 1 KAB./KOTA : LEBAK 2 Tahun 217 1 7 Luas Luas
Lebih terperinciVI. ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA USAHATANI JAMBU BIJI
VI. ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA USAHATANI JAMBU BIJI Daya saing usahatani jambu biji diukur melalui analisis keunggulan komparatif dan kompetitif dengan menggunakan Policy
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP JERUK SIAM
VI ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP JERUK SIAM 6.1. Analisis Daya Saing Analisis keunggulan kompetitif dan komparatif digunakan untuk mempelajari kelayakan dan kemampuan jeruk
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
45 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kepulauan Tanakeke, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan daerah tersebut dilakukan secara purposive
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. A. Metode Dasar Penelitian
II. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode deskriptif analitis. Menurut Nazir (2014) Metode deskriptif adalah suatu metode dalam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan
33 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Konsep Dasar Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
51 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tiga tempat di Provinsi Bangka Belitung yaitu Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Barat, dan Kabupaten Belitung.
Lebih terperinciLampiran 1. Produksi dan Luas Areal Kopi Arabika di Kabupaten Tapanuli Utara Periode Perkembangan (%) Luas Areal (Ha) Perkembangan (%)
Lampiran 1. Produksi dan Luas Areal Kopi Arabika di Kabupaten Tapanuli Utara Periode 2007-2012 Tahun Produksi (Ton) Perkembangan (%) Luas Areal (Ha) Perkembangan (%) Produktivitas (Ton/ha) 2007 9.057,07-8.554,23-1,06
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Pemilihan lokasi
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Studi kasus penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Sukaresmi dan Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara purpossive
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pasir Penyu dan Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. Kabupaten Indragiri Hulu terdiri
Lebih terperinci3.5 Teknik Pengumpulan data Pembatasan Masalah Definisi Operasional Metode Analisis Data
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii ABSTRAK... xiii ABSTRACT...
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Daya Saing Perdagangan Internasional pada dasarnya merupakan perdagangan yang terjadi antara suatu negara tertentu dengan negara yang
Lebih terperinciVI. ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS BELIMBING DEWA DI KOTA DEPOK
VI. ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS BELIMBING DEWA DI KOTA DEPOK 6.1 Analisis Keuntungan Sistem Komoditas Belimbing Dewa di Kota Depok Analisis keunggulan komparatif
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang. jagung per musim tanam yang, diukur dalam satuan ton.
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis terhadap tujuan
Lebih terperinciVII. DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN FAKTOR LAINNYA TERHADAP KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF PADA USAHATANI JAMBU BIJI
VII. DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN FAKTOR LAINNYA TERHADAP KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF PADA USAHATANI JAMBU BIJI Analisis sensitivitas perlu dilakukan karena analisis dalam metode
Lebih terperinciLampiran 1. Syarat Mutu Lada Putih Mutu I dan Mutu II. binatang
131 Lampiran 1. Syarat Mutu Lada Putih Mutu I dan Mutu II No Jenis Uji Satuan 1 Cemaran Binatang 2 Warna 3 Kadar Benda Asing (b/b) 4 Kadar Biji Enteng (b/b) 5 Kadar Cemaran Kapang 6 Kadar Warna Kehitam-hitaman
Lebih terperinciAnalisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Terhadap Beras Organik Ekspor (Suatu Kasus di Gapoktan Simpatik Kabupaten Tasikmalaya)
Analisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Terhadap Beras Organik Ekspor (Suatu Kasus di Gapoktan Simpatik Kabupaten Tasikmalaya) Tirsa Neyatri Bandrang, Ronnie S. Natawidjaja, Maman Karmana Program Magister
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. 1. Produksi manggis di Pulau Sumatera tahun Produksi manggis kabupaten di Provinsi Lampung tahun
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Produksi manggis di Pulau Sumatera tahun 2012... 5 2. Produksi manggis kabupaten di Provinsi Lampung tahun 2010-2012... 6 3. Luas panen, produktivitas, dan produksi manggis
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. Daya saing adalah suatu konsep yang menyatakan kemampuan suatu produsen
III METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Daya saing adalah suatu konsep yang menyatakan kemampuan suatu produsen untuk memproduksi suatu komoditas dengan mutu yang cukup baik dan
Lebih terperinciVI. ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN SIAM DEDDY FISH FARM
VI. ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN SIAM DEDDY FISH FARM Analisis keunggulan komparatif dan kompetitif digunakan untuk mempelajari kelayakan dan prospek serta
Lebih terperinciI PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1
1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
Lebih terperinci14,3 13,1 11,1 8,9 27,4 26,4 4. 1,0 1,0 9,9 6. 7,0 15,6 16,1 6,5 6,2 8,5 8,3 10,0
114 Lampiran 1. Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Sektor) No. Lapangan Usaha (Sektor) 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1. Pertanian, Peternakan,
Lebih terperinciBAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil analisis, maka pada penelitian ini
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil analisis, maka pada penelitian ini diperoleh beberapa simpulan, implikasi kebijakan dan saran-saran seperti berikut. 7.1 Simpulan 1. Dari
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Daya Saing Analisis keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif digunakan untuk mempelajari kelayakan dan prospek serta kemampuan komoditi gula lokal yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Menurut penelitian Fery (2013) tentang analisis daya saing usahatani kopi Robusta di kabupaten Rejang Lebong dengan menggunakan metode Policy Analiysis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Definisi operasional dan konsep dasar ini mencakup semua pengertian yang
III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Konsep Dasar Definisi operasional dan konsep dasar ini mencakup semua pengertian yang dipergunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
28 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari Bulan Pebruari sampai April 2009, mengambil lokasi di 5 Kecamatan pada wilayah zona lahan kering dataran rendah
Lebih terperinciIV METODOLOGI PENELITIAN
IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada petani tebu di wilayah kerja Pabrik Gula Sindang Laut Kabupaten Cirebon Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Penelitian Sistem Usaha Pertanian dan Agribisnis
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Penelitian Sistem Usaha Pertanian dan Agribisnis Pada awalnya penelitian tentang sistem pertanian hanya terbatas pada tahap budidaya atau pola tanam, tetapi pada tahun
Lebih terperinciKEUNGGULAN KOMPARATIF DAN DAMPAK KEBIJAKAN PENGURANGAN SUBSIDI INPUT TERHADAP PENGEMBANGAN KOMODITAS KENTANG DI KOTA BATU
Habitat Volume XXIV, No. 2, Bulan Agustus 2013 ISSN: 0853-5167 KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN DAMPAK KEBIJAKAN PENGURANGAN SUBSIDI INPUT TERHADAP PENGEMBANGAN KOMODITAS KENTANG DI KOTA BATU COMPARATIVE ADVANTAGE
Lebih terperinciI PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Subsektor hortikultura merupakan bagian dari sektor pertanian yang mempunyai peran penting dalam menunjang peningkatan perekonomian nasional dewasa ini. Subsektor ini
Lebih terperinciVII. DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KEUNTUNGAN DAN DAYA SAING LADA PUTIH
93 VII. DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KEUNTUNGAN DAN DAYA SAING LADA PUTIH 7.1. Justifikasi Harga Bayangan Penelitian ini, untuk setiap input dan output ditetapkan dua tingkat harga, yaitu harga
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Analisis Daya Saing Analisis keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif digunakan untuk mempelajari kelayakan dan prospek serta kemampuan komoditi susu sapi lokal dalam
Lebih terperinciTahun Bawang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan melalui usaha agribisnis, mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. peneliti menggunakan konsep dasar dan batasan oprasional sebagai berikut:
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda pada penelitian ini, maka peneliti menggunakan konsep dasar dan batasan oprasional sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sampai saat ini masih memegang peranan penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya
Lebih terperinci2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun
2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun 2009-2012 PADI LADANG PADI SAWAH JAGUNG 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 LAROMPONG - - 4
Lebih terperinciLEMBAR KATALOG Statistik Sayur-Sayuran Dan Buah-Buahan Kabupaten Penajam Paser Utara 2016 Katalog BPS : 5216.6409 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : ix + 79 Naskah : BPS Kabupaten Penajam Paser
Lebih terperinciEFISIENSI DAN DAYA SAING USAHATANI HORTIKULTURA
EFISIENSI DAN DAYA SAING USAHATANI HORTIKULTURA Handewi P.S. Rachman, Supriyati, Saptana, Benny Rachman Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Jl. A. Yani No. 70 Bogor 16161 ABSTRACT
Lebih terperinciDAMPAK KEBIJAKAN PEMBATASAN IMPOR BAWANG MERAH TERHADAP USAHATANI BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO
DAMPAK KEBIJAKAN PEMBATASAN IMPOR BAWANG MERAH TERHADAP USAHATANI BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO Policy Impact of Import Restriction of Shallot on Farm in Probolinggo District Mohammad Wahyudin,
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Fish Farm) dilaksanakan di lokasi usaha yang bersangkutan yaitu di daerah
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Studi kasus penelitian mengenai Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Usaha Pembenihan Ikan Patin Siam (Studi Kasus : Perusahaan Deddy Fish Farm) dilaksanakan
Lebih terperinciJurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 3. No 2 Desember 2009)
58 ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KAIN TENUN SUTERA PRODUKSI KABUPATEN GARUT Dewi Gustiani 1 dan Parulian Hutagaol 2 1 Alumni Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen - IPB
Lebih terperinciVI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI
VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1 Penerimaan Usahatani Penerimaan usahatani merupakan nilai yang diperoleh dari total produksi usahatani sayuran per hektar yang dikelola oleh petani di Kelompok Tani
Lebih terperinciVIII. DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KEUNTUNGAN DAN DAYA SAING RUMPUT LAUT
83 VIII. DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KEUNTUNGAN DAN DAYA SAING RUMPUT LAUT 8.1. Struktur Biaya, Penerimaan Privat dan Penerimaan Sosial Tingkat efesiensi dan kemampuan daya saing rumput laut di
Lebih terperinciANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF BERAS SOLOK ORGANIK Mardianto 1, Edi Firnando 2
ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF BERAS SOLOK ORGANIK Mardianto 1, Edi Firnando 2 email: mardianto.anto69@gmail.com ABSTRAK 9 Penelitian tentang Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
Lebih terperinciVII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN
VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 7.1. Penerimaan Usahatani Kedelai Edamame Analisis terhadap penerimaan usahatani kedelai edamame petani mitra PT Saung Mirwan
Lebih terperinciPendapatan Rata-Rata Peternak Sapi Perah Per Ekor/Bulan
LAMPIRAN 82 Lampiran 1. Pendapatan Rata-Rata Peternak Sapi Perah Per Ekor/Bulan No Keterangan Jumlah Satuan Harga Nilai A Penerimaan Penjualan Susu 532 Lt 2.930,00 1.558.760,00 Penjualan Sapi 1 Ekor 2.602.697,65
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
23 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Daya Saing Daya saing merupakan kemampuan suatu produsen untuk memproduksi suatu komoditi dengan mutu yang baik dan biaya produksi
Lebih terperincisesuaian harga yang diterima dengan cost yang dikeluarkan. Apalagi saat ini,
RINGKASAN Kendati Jambu Mete tergolong dalam komoditas unggulan, namun dalam kenyataannya tidak bisa dihindari dan kerapkali mengalami guncangan pasar, yang akhirnya pelaku (masyarakat) yang terlibat dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki tanaman pangan maupun hortikultura yang beraneka ragam. Komoditas hortikultura merupakan komoditas pertanian yang memiliki
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Terhadap Usaha Sapi Potong di Kabupaten Indrgiri Hulu 5.1.1. Profitabilitas Privat dan Sosial Usaha Sapi Potong Usaha peternakan sapi
Lebih terperinciDAYA SAING KEDELAI DI KECAMATAN GANDING KABUPATEN SUMENEP
DAYA SAING KEDELAI DI KECAMATAN GANDING KABUPATEN SUMENEP PURWATI RATNA W, RIBUT SANTOSA, DIDIK WAHYUDI Fakultas Pertanian, Universitas Wiraraja Sumenep ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis
Lebih terperinciBAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. menembus dengan volume 67 ton biji gelondong kering (Direktorat Jenderal
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan ekspor jambu mete di Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem selama Tahun 2009 mencapai volume sebanyak 57 ton biji gelondong kering dan diharapkan pada Tahun 2010
Lebih terperinciEFISIENSI DAN DAYA SAING SISTEM USAHATANI PADI
EFISIENSI DAN DAYA SAING SISTEM USAHATANI PADI Beny Rachman, Pantjar Simatupang, dan Tahlim Sudaryanto Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Jl. A. Yani No. 70 Bogor 16161 ABSTRACT
Lebih terperinciTabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi
Tabel 39., dan Bawang Merah Menurut 6.325 7.884 854.064 7,4 7,4 2 Sumatera 25.43 9.70 3.39 2.628 7,50 7,50 3 Sumatera Barat 8.57 3.873.238.757 6,59 7,90 4 Riau - - - - - - 5 Jambi.466.80 79 89 8,9 6,24
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Karangasem dengan lokasi sampel penelitian, di Desa Dukuh, Kecamatan Kubu. Penentuan lokasi penelitian dilakukan
Lebih terperinciMACAM-MACAM ANALISA USAHATANI
MACAM-MACAM ANALISA USAHATANI Pendahuluan Sebelum melakukan analisis, data yang dipakai harus dikelompokkan dahulu : 1. Data Parametrik : data yang terukur dan dapat dibagi, contoh; analisis menggunakan
Lebih terperinciANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI BAWANG MERAH DI DESA PONJANAN BARAT, KECAMATAN BATUMARMAR, KABUPATEN PAMEKASAN
JEPA-Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Volume I No. 1 Bulan November 2017 ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI BAWANG MERAH DI DESA PONJANAN BARAT, KECAMATAN BATUMARMAR, KABUPATEN PAMEKASAN COMPARATIVE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 1, No. 4, OKTOBER 2013
DAYA SAINGJAGUNG DI KECAMATAN SEKAMPUNG UDIK KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Competitiveness of Corn in Sekampung Udik District of East Lampung Regency) Cahya Indah Franiawati, Wan Abbas Zakaria, Umi Kalsum Jurusan
Lebih terperinciPedoman Pengumpulan Data Hortikultura L-5
Lampiran 2. Konversi Hortikultura 1. Konversi Jarak Tanam, Populasi dan Umur Panen Sayuran dan Buahbuahan Semusim (SBS). a. Sayuran Semusim Jarak Populasi Umur Mulai No Tan / ha Tanam / cm Panen (Hari)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di daerah tropis karena dilalui garis khatulistiwa. Tanah yang subur dan beriklim tropis
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Daya Saing Dalam sistem perekonomian dunia yang semakin terbuka, faktor-faktor yang mempengaruhi perdagangan dunia (ekspor dan impor)
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JANUARI 2016 INFLASI 0,11 PERSEN
BPS KABUPATEN GROBOGAN No. 3315.025/02/2016, 15 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JANUARI 2016 INFLASI 0,11 PERSEN Pada Januari 2016 terjadi inflasi sebesar 0,11
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Oleh karena itu kecukupan pangan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Oleh karena itu kecukupan pangan bagi setiap orang di setiap waktu merupakan hak asasi yang
Lebih terperinciLampiran 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Ubi Jalar Seluruh Provinsi Tahun 2009
Lampiran 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Ubi Jalar Seluruh Provinsi Tahun 2009 Provinsi Luas Panen Produksi(Ton) Produktivitas(Ku/Ha) (Ha) Indonesia 183 874 2 057 913 111,92 Aceh 1 519
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI APRIL 2016 DEFLASI 0,40 PERSEN
BPS KABUPATEN GROBOGAN No. 3315.028/05/2016, 18 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI APRIL 2016 DEFLASI 0,40 PERSEN Pada April 2016 terjadi deflasi sebesar 0,40 persen dengan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JUNI 2016 INFLASI 0,66 PERSEN
BPS KABUPATEN GROBOGAN No. 3315.030/07/2016, 18 Juli 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JUNI 2016 INFLASI 0,66 PERSEN Pada Juni 2016 terjadi inflasi sebesar 0,66 persen dengan
Lebih terperinciJurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 Juni 2008)
1 ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF PENGUSAHAAN KOMODITI JAGUNG DI KABUPATEN GROBOGAN A. Faroby Falatehan 1 dan Arif Wibowo 2 1 Departemen Ekonomi Sumberdaya Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING APEL JAWA TIMUR (Studi Kasus Apel Batu, Nongkojajar dan Poncokusumo)
ANALISIS DAYA SAING APEL JAWA TIMUR (Studi Kasus Apel Batu, Nongkojajar dan Poncokusumo) Novi Itsna Hidayati 1), Teguh Sarwo Aji 2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan ABSTRAK Apel yang
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING AGRIBISNIS BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO
ANALISIS DAYA SAING AGRIBISNIS BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO COMPETITIVENESS ANALYSIS OF SHALLOTS AGRIBUSINESS IN PROBOLINGGO REGENCY Competitiveness analysis of shallot business in Probolinggo
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KELAPA DI KABUPATEN FLORES TIMUR
350 PARTNER, TAHUN 21 NOMOR 2, HALAMAN 350-358 ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KELAPA DI KABUPATEN FLORES TIMUR Krisna Setiawan Program Studi Manajemen Agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Kupang Jalan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan sektor pertanian melalui peningkatan kontribusi subsektor tanaman pangan dan hortikultura merupakan salah satu upaya untuk memperkuat perekonomian
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KEDELAI VS PENGUSAHAAN KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR
ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KEDELAI VS PENGUSAHAAN KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR Syahrul Ganda Sukmaya 1), Dwi Rachmina 2), dan Saptana 3) 1) Program
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PRODUKSI KAKAO DI JAWA TIMUR
ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PRODUKSI KAKAO DI JAWA TIMUR Dede Haryono 1, Soetriono 2, Rudi Hartadi 2, Joni Murti Mulyo Aji 2 1 Program Studi Agribisnis Program Magister
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan negara yang sangat mendukung untuk pengembangan agribisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati, vitamin, dan mineral serta bernilai ekonomi tinggi. Sayuran memiliki keragaman yang sangat banyak baik
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. 5.1 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Wonosobo Secara geografis Kabupaten Wonosobo terletak di provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah sebesar 984,68 km2 pada koordinat 7o21 LS (Lintang Selatan)
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura sebagai salah satu subsektor pertanian memiliki peran yang cukup strategis dalam perekonomian nasional. Hal ini tercermin dari perannya sebagai pemenuh kebutuhan
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor terpenting dalam pembangunan Indonesia, terutama dalam pembangunan ekonomi. Keberhasilan pembangunan sektor pertanian dapat dijadikan sebagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Empiris Tentang Jeruk
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Empiris Tentang Jeruk Studi mengenai jeruk telah dilakukan oleh banyak pihak, salah satunya oleh Sinuhaji (2001) yang melakukan penelitian mengenai Pengembangan Usahatani
Lebih terperinciLampiran 2. Impor Komoditi Pertanian (Dalam Volume Impor) Sub Sektor Jan-Nov 2007 Jan-Nov 2008 % 2008 Thd 2007
Lampiran 1. Ekspor Komoditi Pertanian (Dalam Volume Ekspor) Sub Sektor Jan-Nov 2007 Jan-Nov 2008 % 2008 Thd 2007 Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volum Nilai (US$) e (Kg) Tanaman pangan
Lebih terperinciKeunggulan Komparatif dan Kompetitif dalam Produksi Padi di Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol.10 (3): 185-199 ISSN 1410-5020 Keunggulan Komparatif dan Kompetitif dalam Produksi Padi di Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung Comparative Advantage and Competitive
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Empiris Ubi Jalar
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Empiris Ubi Jalar Ubi jalar telah banyak diteliti dari berbagai bidang disiplin ilmu, akan tetapi penelitian mengenai efisiensi teknis usahatani belum pernah dilakukan.
Lebih terperinci6.1. Tahapan Pengolahan Daftar SPH
VI. PENGOLAHAN DATA 6.1. Tahapan Pengolahan Daftar SPH Pengolahan daftar SPH dimulai dengan melakukan penerimaan dokumen, penyuntingan dan penyandian (editing and coding), pemeriksaan, entry data dan imputasi.
Lebih terperinciSKRIPSI JOKO NOVIANTO H
ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KENTANG DI KABUPATEN WONOSOBO (Kasus: Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah) SKRIPSI JOKO NOVIANTO H34898 DEPARTEMEN
Lebih terperinciPengkajian Daya Saing dan Dampak Kebijakan Terhadap Usahatani Padi dan Jeruk Lahan Gambut Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan
Pengkajian Daya Saing dan Dampak Kebijakan Terhadap Usahatani Padi dan Jeruk Lahan Gambut Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan Muhammad Husaini Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian
Lebih terperinciVI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG
VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG Usahatani ubi jalar di Desa Cikarawang menurut bentuk dan coraknya tergolong ke dalam usahatani perorangan dimana pengelolaannya dilakukan
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN. berupa derasnya arus liberalisasi perdagangan, otonomi daerah serta makin
22 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Analisis Dewasa ini pengembangan sektor pertanian menghadapi tantangan dan tekanan yang semakin berat disebabkan adanya perubahan lingkungan strategis
Lebih terperinciBAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA
BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA A. Sasaran Umum Selama 5 (lima) tahun ke depan (2015 2019) Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) sasaran utama, yaitu: 1. Peningkatan ketahanan pangan, 2.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,04 PERSEN
BPS KABUPATEN GROBOGAN No. 3315.033/10/2016, 10 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,04 PERSEN Pada September 2016 terjadi inflasi sebesar 0,04
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang
50 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan
Lebih terperinci