BAB II KAJIAN PUSTAKA
|
|
- Deddy Hardja
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Pantun 1. Keterampilan tugas tertentu. 2. Hakikat Menulis Keterampilan merupakan suatu kecakapan untuk menyelesaikan Menulis merupakan salah satu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Pembelajaran menulis meruoakan suatu kegiatan yang dilakukan melalui proses atau tahapan-tahapan, oleh sebab itu keterampilan menulis ini tidak dating secara alami, namun harus melalui pelatihan dan praktik. Proses yang dilakukan dalam pembelajaran menulis di sekolah dasar disesuaikan dengan tingkat kelas dan kesulitan, serta jenis atau bentuk tulisan yang dibinakan. Selanjutnya, Tarigan (1994:21) mengungkapkan bahwa: Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambanglambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambing-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Dari penjelasan di atas, maka menulis merupakan kemampuan seseorang untuk melambangkan bunyi-bunyi yang bermakna yang menggambarkan ide, gagasan, atau pesan yang akan disampaikan kepada orang lain. 7
2 8 3. Pantun Pantun adalah bentuk puisi yang terutama digunakan sebagai alat dalam Tanya jawab antara dua orang (Umar Yunus dalam Widjodjoko, 2006: 52). Sedangkan menurut Djuanda (2006: 15), pantun adalah jenis puisi lama yang terikat bait dan baris. Pantun merupakan puisi tradisional yang biasanya hanya terdiri dari empat baris. Beberapa ciri pantun diantaranya adalah sebagai berikut: a. Tiap bait terdiri dari empat baris. b. Tiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata. c. Rima ( bunyi akhir ) pantun biasanya a-b-a-b, sekalipun ada pula yang a-a-a-a atau beberapa variannya sedikit berbeda. d. Dua baris pertama merupakan sampiran, dan dua baris berikutnya merupakan isi. Sehubungan dengan ciri pantun, sering dipertanyakan orang tentang ada tidaknya hubungan antara sampiran dan isi. Memang ada orang yang berpendapat bahwa sampiran dan isi dalam pantun ada hubungan isi atau makna. Akan tetapi jika diperhatikan tampak bahwa hubungan isi atau makna rupanya bukan syarat yang harus dipenuhi. Sampiran merupakan dua baris pantun yang memiliki saran bunyi menuju isi. Hubungan sampiran dan isi hanyalah hubungan dalam hal saran dan bunyi. Kalau ada sampiran yang seolah-olah membayangkan isi yang hendak disampaikan itu hanya suatu kebetulan saja. Satu-satunya hubungan yang tampak jelas adalah hubungan bunyi pada akhir baris. Jadi,
3 9 sampiran tidak harus membayangkan isi yang hendak disampaikan, asal bunyi pada akhir baris berhubungan ulang dengan bunyi pada akhir baris dalam bagian isi pantun tersebut. (Suroto dalam Haryani, 2008:11). Untuk menulis pantun tidaklah mudah, apalagi untuk para pemula. Adapun langkah-langkah yang dapat dipakai untuk menulis pantun adalah sebagai berikut: a. Tentukan isi pantun. Biasanya berupa maksud dan tujuan membuat pantun. Misalnya: agar anak-anak giat belajar. b. Tuliskan tujuan tersebut dalam dua baris kalimat yang tiap barisnya antara 8 sampai dengan 12 suku kata. c. Kedua kalimat tersebut diletakkan pada bagian isi, yakni dibaris ketiga dan keempat. d. Carilah kata-kata yang berbunyi akhir sama. e. Buatlah kalimat dari masing-masing kata tersebut (8 sampai 12 suku kata). f. Letakkan kalimat-kalimat itu di baris kesatu dan kedua,sehingga baris kesatu bersajak sama dengan baris ketiga, begitu puladengan baris kedua bersajak sama dengan baris yang keempat. Contoh pembuatan pantun a. Langkah pertama yaitu menentukan tema dan isi tujuan pantun Langkah 1 tujuan : agar anak-anak giat belajar b. Langkah kedua susun kalimat sebagai isi pantun Langkah 2 : kalau Anda rajin belajar ( 9 suku kata )
4 10 Pastilah kelak akan berhasil (10 suku kata ) c. Langkah ketiga kalimat yang telah tersusun diletakkan pada baris ketiga dan keempat sebagai isi pantun. Langkah 3 :... ( baris ke-1 ) ( baris ke-2 ) Kalau Anda rajin belajar ( baris ke-3 ) Pastilah kelak akan berhasil ( baris ke-4 ) d. Langkah keempat yaitu mencari kata-kata yang bunyi akhirannya sama dengan kalimat yang telah tersusun. Langkah 4 : pagar, jajar, layar, pasar, dll Pensil, kail, kerikil, kecil, dll e. Langkah kelima menentukan kata yang akan dipakai sebagai akhiran kata dalam kalimat sampiran, kemudian kata yang telah dibuat menjadi sebuah kalimat. Langkah 5 : pasar dan pensil Kalau Anda pergi ke pasar (9 suku kata) Jangan lupa membeli pensil (10 suku kata) f. Langkah keenam letakkan kalimat yang telah tersusun pada baris pertama dan kedua yaitu sebagai sampiran. Langkah 6 : kalau Anda pergi ke pasar Jangan lupa membeli pensil g. Langkah terakhir yaitu tulis semua kalimat yang telah tersusun menjadi sebuah pantun.
5 11 Kalau Anda pergi ke pasar Jangan lupa membeli pensil Kalau Anda rajin belajar Pastilah kelak akan berhasil Salah satu hal yang penting dalam penulisan pantun adalah kekayaan kosakata. Untuk membuat pantun maka harus mengatur kalimat yang akan disusun sehingga rima atau bunyi akhirnya sama sesuai dengan kehendak yang membuat pantun. Selain itu, perlu pula mengatur jumlah suku kata agar tidak terlampau panjang atau terlampau pendek (Djuanda, 2006:18). Menulis pantun diajarkan kepada siswa kelas IV pada semester 2, hal ini berdasarkan kurikulum yang berlaku saat ini yaitu KTSP. Standar kompetensi dan kompetensi dasar berdasarkan KTSP yaitu: a. Standar Kompetensi: Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak. b. Kompetensi Dasar Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dll) sesuai dengan ciri-ciri pantun. c. Indikator Pembelajaran 1) Menulis pantun sesuai dengan tema yang ditentukan. 2) Menulis pantun dengan memperhatikan sajak ab-ab. 3) Menulis pantun dengan memperhatikan pemilihan kata/diksi yang tepat.
6 12 4) Menulis pantun dengan memperhatikan ciri-ciri pantun. B. Media Kamus Kosakata Media pembelajaran adalah alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya kepada siswa. Media pembelajaran sangat diperlukan dalam pembelajaran untuk mempermudah guru maupun siswa. Pembelajaran menulis pantun belum optimal dikarenakan tidak ada media yang digunakan. Siswa mengalami kesulitan dalam merumuskan ide awal membuat pantun. Oleh sebab itu, peneliti menggunakan media kamus kosakata untuk membantu siswa menemukan ide awal membuat pantun. Media kamus kosakata merupakan suatu media yang berbentuk buku saku kecil yang dapat dilipat, di dalamnya berisi kata-kata yang sesuai dengan tema pada sampul depan buku tersebut. Pada sampul belakang kamus terdapat pula contoh langkah-langkah untuk membuat pantun. C. Model Pembelajaran Quantum (Quantum Learning) 1. Landasan Pembelajaran Quantum Istilah Quantum dipinjam dari dunia fisika yang berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Maksudnya dalam pembelajaran kuantum, pengubhan bermacam-macam interaksi yang terjadi dalam kegiatan belajar. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah guru dan siswa menjadi cahaya yang bermanfaat bagi kemajuan mereka dalam belajar secara efektif dan efisien. ( Udin, 2008:127 )
7 13 Ada dua konsep utama yang digunakan dalam pembelajaran kuantum dalam rangka mewujudkan energi guru dan siswa menjadi cahaya belajar yaitu pemercepatan belajar dan fasilitasi belajar. Pemercepatan belajar dilakukan dengan menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah dengan secara sengaja melalui salah satu usaha yaitu menyusun bahan pengajaran yang sesuai dan menyajikan pengajaran tersebut secara efektif dengan keterlibatan yang aktif. Fasilitasi belajar akan memudahkan segala hal, maksudnya mengimplementasikan strategi belajar yang tepat sehingga dapat menyingkirkan hambatan belajar, mengembalikan proses belajar ke keadaannya yang mudah dan alami. 2. Asas-asas Pembelajaran Quantum Asas utama dalam pembelajaran kuantum adalah Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Dalam proses pembelajaran, penting bagi seorang guru untuk memasuki dunia murid. Dengan memasuki dunia murid, maka akan mudah bagi guru untuk memimpin, menuntun, dan membimbing mereka menuju kesadaran dan ilmu penetahuan yang lebih luas. Dengan mengaitkan apa yang akan diajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, musik, seni, rekreasi, dan akademis murid merupakan salah satu cara untuk memasuki dunia siswa. Setelah kaitan tersebut terbentuk, kemudian bawalah siswa ke dalam dunia guru, dan memberikan pemahaman mengenai isi dunia yang sedang dijalani siswa. Akhirnya dengan kepiawaian guru dalam proses pembelajaran, siswa dapat
8 14 membawaa apa yang dipelajari ke dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru. 3. Ciri-ciri Quantum Learning (QL) Ciri utama Quantum Learning, DePorter memaparkan tiga hal pokok yang dapat dijadikan sebagai ciri atau karakteristik model pembelajaran ini, yaitu: 1) Konteks, berarti mengatur penataan kelas secara nyaman dan mempunyai empat aspek yaitu: suasana, landasan, lingkungan, dan rancangan. Penataan suasana kelas mencakup penggunaan bahasa guru yang cukup jelas, mudah ditangkap, bersahabat, mudah dipahami, dapat diteladani, banyak memberikan sugesti, dan menciptakan suasana yang menarik dan menyenangkan dengan memutar musikmusik yang lembut untuk didengar. Landasan yang kokoh dalam pembelajaran akan menjadi sebuah pedoman bagi guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran dilaksanakan secara demokratis. Lingkungan adalah penataan ruang kelas dengan mengatur pembagian kelompok belajar siswa dalam proses pembelajaran. Rancangan adalah penciptaan terarah unsurunsur penting yang bisa menumbuhkan minat siswa, mendalami makna, dan proses tukar menukar informasi. 2) Isi, yang dimaksud adalah isi materi pembelajaran pantun yang terkait dengan Standar kompetensi, Kompetensi dasar, indikator yang akan dicapai menyesuaikan dengan minat siswa. Oleh karena itu, perumusan
9 15 tujuan pembelajaran diupayakan agar siswa terampil menulis pantun untuk mengungkapkan pikiran dan persaan. Penyajian materi yang disampaikan oleh guru disampaikan secara prima dan luwes, menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan dapat menumbuhkan kegembiraan bagi siswa pada belajar. Sebagaimana peranan guru dalam proses belajar-mengajar, segala perkataan dan perbuatan guru merupakan teladan bagi para siswa. 3) Strategi TANDUR, yang dimaksud adalah langkah-langkah pembelajaran menulis pantun yang terdiri atas enam langkah, yaitu: 1) Tumbuhkan, yaitu dengan memberikan apersepsi yang cukup sehingga sejak awal kegiatan siswa telah termotivasi untuk belajar dan memahami Apa Manfaatnya Bagiku. 2) Alami yaitu berikan pengalaman nyata kepada siswa dan memanfaatkan hasrat alami otak untuk menjelajah. Kegiatan alami diterapkan dengan melakukan permainan atau kegiatan apa yang memanfaatkan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa, 3) Namai, sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, dan metode lainnya. Kegiatan menamai berarti memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. Penamaan adalah saatnya untuk mengajarkan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi belajar,
10 16 4) Demonstrasikan yaitu memberi siswa peluang untuk menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki, sediakan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuannya, 5) Ulangi yaitu beri kesempatan kepada siswa untuk mengulangi apa yang telah dipelajarinya, sehingga setiap siswa merasakan langsung dimana kesulitan akhirnya datang kesuksesan, 6) Rayakan dimaksudkan sebagai respon pengakuan yang proporsional. Perayaan memberi rasa rampung dengan menghormati usaha, ketekunan, dan kesuksesan. Perayaan dapat dilakukan dengan cara pujian, bernyanyi bersama, pamer pada pengunjung, dan pesta kelas. 4. Prinsip-prinsip Pembelajaran Quantum Selain asas utama, ada lima prinsip pembelajaran kuantum yaitu sebagai berikut: a. Segalanya berbicara, maksudnya bahwa seluruh lingkungan kelas hingga bahasa tubuh dari rancangan pembelajaran guru, kata-kata guru, tindakan guru, dan seluruh kondisi lingkungan belajar dapat menyampaikan pesan tentang belajar bagi siswa. b. Segalanya bertujuan, maksudnya semua yang penggubahan pembelajaran yang terjadi tanpa terkecuali harus memiliki tujuantujuan yang jelas dan terkontrol. c. Pengalaman sebelum pemberian nama, maksudnya dalam proses pembelajaran, siswa terlebih dahulu diberi pengalaman-pengalaman
11 17 belajar sebelum akhirnya mereka memperoleh nama tentang apa yang telah mereka pelajari. Jadi, guru tidak langsung memberikan kesimpulan, tetapi siswa diajak untuk memperoleh informasi-informasi yang bermakna hingga diperoleh suatu konsep yang dimengerti siswa. d. Mengakui setiap usaha, maksudnya semua usaha yang telah dilakukan siswa melalui belajar harus memperoleh pengakuan dari guru dan siswa lainnya atas kecakapan dan kepercayaan diri siswa. e. Merayakan keberhasilan, maksudnya adalah dengan perayaan maka akan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan motivasi untuk meraih hasil belajar yang lebih baik dan lebih meningkat (DePorter, 2003). D. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar Berdasarkan KTSP Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Insonesia. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi empat aspek yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Sedangkan untuk pengajaran keterampilan bersastra pengajarannya diintegrasikan ke dalam empat aspek berbahasa tersebut. Kemampuan bersastra di sekolah dasar memiliki standar kompetensi yang berbeda untuk tiap kelasnya. Semakin
12 18 tinggi jenjang kelasnya, maka semakin tinggi tingkat apresiasinya. Masingmasing standar kompetensi untuk tiap-tiap kelas menurut Resmini (2006: ) adalah sebagai berikut: 1. Kelas I, peserta didik mampu mengapresiasi sastra anak secara sederhana melalui kegiatan mendengarkan dongeng, bermain peran, dan mendeklamasikan / melagukan puisi anak. 2. Kelas II, peserta didik mampu mengapresiasi sastra anak secara sederhana melalui kegiatan mendengarkan dongeng, bermain peran, dan mendeklamasilkan / melagukan puisi anak. 3. Kelas III, peserta didik mampu mengapresiasi sastra anak secara sederhana melalui kegiatan mendengarkan dongeng, bermain peran, dan mendeklamasikan / melagukan puisi anak. 4. Kelas IV, peserta didik mampu mengapresiasi ragam sastra anak melalui kegiatan mendengarkan dongeng / cerita rakyat, mendengarkan pembacaan pantun, membaca dongeng / cerita rakyat, memerankan penggalan drama, menulis cerita rekaan, dan membuat pantun sederhana. 5. Kelas V, peserta didik mampu mengapresiasi ragam sastra anak melalui kegiatan mendengarkan dan menanggapi cerita rakyat, mendengarkan dan menanggapi cerita pendek, menulis prosa sederhana, memerankan drama anak tanpa teks, menulis puisi bebas. 6. Kelas VI, peserta didik mampu mengapresiasi ragam sastra anak melalui membaca novel anak, bermain peran, memparafrasekan puisi, mendengarkan dan menanggapi cerita rakyat, membacakan cerita rakyat yang masih populer. Standar kompetensi tersebut merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan bersastra, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Selanjutnya Depdiknas (2007:39) mengungkapkan bahwa secara umum tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis. 2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. 3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
13 19 4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. 5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan, dan kemampuan berbahasa. 6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. E. Kerangka Berpikir Menulis pantun merupakan salah satu pembelajaran apresiasi sastra dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis pantun ditunjukkan dengan kurangnya gagasan dan ide-ide siswa tersebut. Penggunaan model pembelajaran kuantum memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar sedangkan guru sebagai pemberi motivasi. Selain itu, siswa diberi kesempatan untuk mengulang kembali pelajaran yang belum dimengerti. Setiap usaha sekecil apapun yang dilakukan siswa akan diakui oleh guru sehingga tidak ada rasa takut dalam diri siswa untuk menulis pantun. Model pembelajaran kuantum memiliki prinsip untuk merayakan keberhasilan pembelajaran dapat memberikan kegembiraan bagi siswa, sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk meningkatkan hasil pembelajaran dalam menulis pantun. Pembelajaran direncanakan dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus pertama, pembelajaran difokuskan agar siswa dapat menulis pantun dengan pemberian bantuan guru yang menyediakan sampiran atau isi pantun saja. Selanjutnya untuk siklus kedua difokuskan agar siswa dapat membuat pantun secara utuh. Dengan demikian, hasil pembelajaran siswa dalam menulis
14 20 pantun dimungkinkan dapat meningkat. Adapun gambarannya terlihat pada gambar 2.1. di bawah ini: Masalah: Kemampuan menulis pantun siswa rendah. Penggunaan model Quantum Learning sebagai pemecahan masalah. Perencanaan pembelajaran menggunakan model Quantum Learning. Analisis dan refleksi siklus I Siklus I: Pelaksanaan pmbelajaran dengan model Quantum Learning. Perencanaan perbaikan pembelajaran dengan model Quantum Learning. Kemampuan menulis pantun dapat meningkat. Siklus II: Pelaksanaan pembelajaran dengan model Quantum Learning. Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penerapan Quantum Learning F. Hipotesis Tindakan Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah melalui penerapan model pembelajaran quantum dapat meningkatkan keterampilan menulis pantun pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Wirasana.
34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)
34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik
Lebih terperinci35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)
35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik
Lebih terperinci32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)
32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik
Lebih terperinciMata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari
Lebih terperinci31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik
Lebih terperinciKURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Bahasa
Lebih terperinciContoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN
Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : 085 255 989 455 Website : http://bit.ly/rppkita Terima kasih! PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI
Lebih terperinci31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI) Icah 08210351 Icah1964@gmail.com Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam bidang pendidikan proses pembelajaran di sekolah menjadi pilar utama. Karena tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan nasional sangat ditentukan dari proses
Lebih terperinciKURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas : VII, VIII, IX Nama Guru : Dwi Agus Yunianto, S.Pd. NIP/NIK : 19650628
Lebih terperinci07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang
07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasian dalam mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa berpengaruh penting untuk perkembangan intelektual, sosial dan emosional siswa. Materi pelajaran yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa berpengaruh penting untuk perkembangan intelektual, sosial dan emosional siswa. Materi pelajaran yang diajarkan disajikan melalui bahasa, oleh karena itu bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang sastra dalam kurikulum adalah agar (1) peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya
Lebih terperinciKisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 1.1 Menggunakan wacana lisan untuk wawancara 1.1.1 Disajikan
Lebih terperinciKisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 2. Mengungkapkan wacana tulis nonsastra 1.1
Lebih terperinci34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)
34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta
Lebih terperinciBAB II MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM MENULIS PANTUN
BAB II MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM MENULIS PANTUN A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar 1. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Pelaksanaan pembelajaran didasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan
1 BAB I PENDAHULUAN peserta didik agar dapat mengenali siapa dirinya, lingkungannya, budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaannya. Penggunaan bahan ajar yang jelas, cermat
Lebih terperinci31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) merupakan bagian penting dalam kerangka pengembangan pendidikan nasional yang bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yakni (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, (4) keterampilan menulis.
Lebih terperinci31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
Lebih terperinci2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan
Lebih terperinci34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)
279 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan salah satu pokok yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah, pelajaran bahasa Indonesia juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, baik untuk bertutur maupun untuk memahami atau mengapresiasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran bahasa Indonesia di tengah-tengah masyarakat Indonesia pada dasarnya berwajah ganda, yaitu sebagai alat pendidikan nasional di satu pihak dan sebagai salah
Lebih terperinci89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa
89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang Mata pelajaran Sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa
Lebih terperinci33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)
33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 2004) sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) merupakan wujud, langkah, upaya untuk meningkatan mutu pendidikan. Pelaksanaan kurikulum berbasis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan pendidikan. Mempelajari bahasa Indonesia, berarti ikut serta menjaga dan melestarikan bahasa
Lebih terperinciPROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2
PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER Standar Kompetensi : 5. Memahami wacana lisan tentang deskripsi bendabenda di sekitar dan dongeng MENDENGARKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, tidak langsung dapat berdiri sendiri, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Supaya perubahan pada peserta didik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa indonesia adalah alat komunikasi paling penting untukmempersatukan seluruh bangsa. Oleh karena itu, merupakan alat mengungkapkan diri baik secara lisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai Model, pendekatan, strategi, pembelajaran dan media pembelajaran Bahasa Indonesia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia mengarahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah
8 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakekat Menulis Menulis bukan hanya menyalin tetapi juga mengekspresikan pikiran dan perasaan ke dalam lambang-lambang tulisan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di sekolah, baik pada tingkat dasar, tingkat menengah, maupun tingkat atas. Selain itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia sedang gencar-gencarnya dibenahi. Salah satunya yaitu pembaharuan sistem kurikulum guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V DINI NURSARI nursaridini@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di semua jenis jenjang pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra di sekolah merupakan turunan dari pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam pelajaran bahasa Indonesia selain belajar mengenai tata bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran Bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan berbahasa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Indonesia yang baik dapat kita peroleh dari pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang harus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa mata pelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Sudjana (2011: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Kemampuan Menulis a. Pengertian Kemampuan Menulis Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Koentjaraningrat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia, tanpa bahasa komunikasi akan lumpuh. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan ide,
Lebih terperinci32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)
32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: a)berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Standar Guru C C2 C3 C4 C5 C6 Menggunakan secara lisan wacana wacana lisan untuk wawancara Menggunakan wacana lisan untuk wawancara Disajikan penggalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH PENELITIAN Berbicara adalah salah satu dari keterampilan bahasa yang ditekankan pencapaiannya melalui Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
Lebih terperinci2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa persatuan, diciptakan untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku, budaya, dan bahasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menuntut siswa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menuntut siswa untuk menguasai kebahasaan, keterampilan berbahasa, dan bersastra. Hal tersebut selaras dengan
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Penelitian Tindakan (PTK) ini berjudul PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT (Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Kita dapat menyatakan pendapat, perasaan, gagasan yang ada di dalam pikiran terhadap orang lain melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL
17 BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Dialog Sederhana Dalam KTSP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memjawab tantangan-tantangan yang terjadi dimasyarakat. Tantangan-tantangan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat strategis di dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan pembangunan sehingga dapat memjawab tantangan-tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan sehari-hari dalam lingkungan sekolah siswa tidak akan terlepas dengan aktifitas menulis. Hal tersebut dikarenakan dari menulis siswa memindahkan
Lebih terperinciKata Kunci: menulis, cerpen, metode kuantum
PENINGKATAN MINAT MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI DENGAN METODE KUANTUM PADA SISWA KELAS IX B SMP NEGERI 2 SUMBERLAWANG SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 Anies Khusnul Varia 1) 1) SMP
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Piaget Menurut Jean Piaget, seorang anak maju melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra operasional, opersional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia sebagai upaya untuk memajukan peradaban dan mengembangkan ilmu pengetahuan seiring dengan kemajuan zaman.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh
5 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006 : 317), secara umum mata pelajaran Bahasa Indonesia
Lebih terperinci2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bahwa komunikasi atau speech acts dipergunakan secara sistematis untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah alat komunikasi. Tarigan (2008 : 11) menjelaskan, bahwa komunikasi atau speech acts dipergunakan secara sistematis untuk menyelesaikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangatlah berperan penting dalam kehidupan sehari-hari terlebih bagi dunia pendidikan. Bahasa merupakan sebuah jembatan bagi pemerolehan ilmu-ilmu pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk usaha pengembangan bahasa yang dilakukan melalui jalur formal. Selain
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di madrasah merupakan suatu bentuk usaha pengembangan bahasa yang dilakukan melalui jalur formal. Selain itu, bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan manusia diperlukan manusia yang lainnya, manusia tidak bisa hidup seorang diri. Komunikasi merupakan jembatan untuk menjalin hubungan dengan
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA GAMBAR
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA GAMBAR DEVI ANJARSARI 158620600023/6/B1-PGSD/Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Devianjarsari1996@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan telah diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP merupakan hasil penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya dan telah diatur
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pertemuan Ke- : 1, 2, 3, 4 Alokasi Waktu : 4 40 menit Standar Kompetensi : Memahami pembacaan puisi Kompetensi Dasar : Menanggapi cara pembacaan puisi 1. mengungkapkan isi puisi 2. menangkap isi puisi
Lebih terperinci33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)
271 33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
Lebih terperinciPROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 2
PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 2 1 MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan pengumuman dan pembacaan pantun MENDENGARKAN 5.1.Menyampaikan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DI KELAS V SD NEGERI 2 KALITINGGAR PURBALINGGA
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DI KELAS V SD NEGERI 2 KALITINGGAR PURBALINGGA Arifin Muslim Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahasa
Lebih terperinciDINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TULIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015
DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TULIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kurikulum : KTSP 2006 Jumlah Soal : 50 Butir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang ditempuh siswa di Sekolah Dasar. Tujuan dari pembelajaran Bahasa Indonesia yakni 1. Berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Indonesia adalah dengan cara penguasaan segala aspek keterampilan berbahasa oleh peserta didik. Keterampilan
Lebih terperinciMENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK
MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI Nurmina 1*) 1 Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Almuslim, Bireuen *) Email: minabahasa1885@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai kedudukan yang sangat penting. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar pelajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam peradaban manusia, bahasa juga memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional bagi
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN 2011-2012 Septiana Dwi Lestari 0821.0176 alka_dira@yahoo.co.id STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD). Bahasa Indonesia mempunyai peran penting dalam pengembangan berbagai
Lebih terperinci