RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN"

Transkripsi

1 RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT Website : Jalan Ahmad Yani, Telp. (0561) fax.(0561) Pontianak

2 KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, hanya dengan Rahmat dan Karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Provinsi Kalimantan Barat. Rencana Strategis ini disusun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Rencana Strategis bertujuan untuk menterjemahkan visi dan misi kepala daerah ke dalam tujuan dan sasaran yang akan dicapai selama tahun , yang disertai dengan program prioritas Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat. Penyusunan Rencana Strategis ini mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun , dengan berlandaskan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Peraturan Perundang- Undangan yang berlaku, yang berkaitan dengan rencana dan program pembangunan daerah. Berbeda dengan bentuk perencanaan selama ini, perencanaan Strategis berdasarkan Inpres No. 7/1999 lebih menekankan kepada perencanaan yang berfokus kepada hasil atau manfaat yang dirasakan oleh masyarakat. Perencanaan ini merupakan perpaduan dari sistem manajemen kinerja yang secara luas diimplementasikan di sektor swasta dan sistem akuntabilitas publik yang merupakan pilar utama terwujudnya Good Governance. Hal yang baru dari sistem perencanaan ini adalah instansi pemerintah dituntut agar mampu menentukan ukuran kinerja organisasinya kepada output dan outcome, serta melaporkan informasi kinerja yang dicapainya melalui suatu media pelaporan kinerja setiap akhir tahun i

3

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... iv BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Landasan Hukum Sistematika Penulisan... 6 BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SKPD Tugas, Fungsi dan Struktur SKPD Sumber Daya SKPD BAB III. ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Penentuan Isu-isu Strategis BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Strategi dan Kebijakan BAB V. BAB VI. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD iii

5 DAFTAR TABEL Tabel 1. Jumlah Pegawai BPKPD Provinsi Kalimantan Barat Tahun Tabel 2. Tabel 3. Jumlah Pegawai BPKPD Provinsi Kalimantan Barat Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun Jumlah Pegawai BPKPD Provinsi Kalimantan Barat Berdasarkan Pangkat/Gol. Ruang Tahun Tabel 4. Tujuan dan Sasaran Renstra SKPD Tabel 5. Strategi dan Kebijakan Renstra SKPD Tabel 6. Tabel 7. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Keterkaitan Misi, Tujuan, dan Sasaran Perubahan RPJMD Provinsi Kalimantan Barat Tabel 8. Program Prioritas Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah iv

6 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Terciptanya Otonomi Daerah memerlukan suatu proses transformasi paradigma dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Paradigma penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Provinsi Kalimantan Barat telah mengalami pergeseran yang cukup berarti, dari pelaksanaan oleh pemerintah daerah kepada pemberian peluang yang lebih besar bagi peran masyarakat. Salah satu aspek penting dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan adalah sistem pengelolaan keuangan dan pendapatan daerah sebagai realisasi dari kebijakan anggaran, yang menjamin adanya semangat efisiensi dan efektivitas anggaran, transparansi dan akuntabilitas publik, rasa keadilan masyarakat, serta pencapaian kinerja yang optimal. Seiring dengan Otonomi Daerah, maka semangat desentralisasi, demokratisasi, transparansi dan akuntabilitas mewarnai proses penyelenggaraan pemerintahan, khususnya dalam proses pengelolaan keuangan dan pendapatan daerah. Untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, dimana perubahan tersebut harus dibuat dan disusun dalam suatu tahapan perencanaan yang strategis dan konsistensi serta berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dan kinerja yang berorientasi hasil serta menghindari timbulnya inefisiensi penggunaan anggaran, maka dibangun struktur anggaran baru menurut bidang, fungsi, dan program yang diharapkan dapat memberikan ukuran kinerja yang jelas dan terukur. Dengan diberlakukannya Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pokok- Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, diharapkan pengelolaan keuangan dan pelaksanaan anggaran akan sejalan dengan aspirasi masyarakat. Sesuai dengan Diktum Kedua Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, disebutkan bahwa setiap instansi pemerintah sampai tingkat Eselon II wajib menyusun Rencana Strategis untuk melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Rencana strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala Bab I Halaman 1

7 yang ada atau mungkin timbul. Rencana strategis mengandung visi, misi, tujuan/sasaran, dan program yang realistis dan mengantisipasi masa depan yang diinginkan dan dapat dicapai. (BPKPD) Provinsi Kalimantan Barat merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) baru yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 122 Tahun 2016 tentang Kedudukan Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat, disebutkan bahwa Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Provinsi Kalimantan Barat, mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan unsur penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan di bidang keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sehubungan dengan hal dimaksud, (BPKPD) Provinsi Kalimantan Barat menyusun rencana strategis yang dalam hal ini mengkompilasi, menyesuaikan, dan melanjutkan rencana strategis Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan yang telah disusun sebelumnya. Adapun rencana strategis Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Provinsi Kalimantan Barat adalah dokumen yan g memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi (BPKPD) Provinsi Kalimantan Barat yang disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Barat. Rencana strategis (BPKPD) Provinsi Kalimantan Barat merupakan rangkaian rencana dan tindakan dan strategis mendasar yang dibuat secara bersama-sama antar bidang untuk diimplementasikan oleh seluruh bidang dalam rangkai pencapaian visi dan misi. Perumusan Rencana Strategis ini mengikuti pola yang merupakan tahapan-tahapan kegiatan mulai dari yang paling ideal/kualitatif sampai dengan yang paling teknis dan kuantitatif. Tahapan-tahapan tersebut merupakan rangkaian (proses) yang saling memiliki keterkaitan untuk mencapai tujuan bersama yang merupakan visi dan misi organisasi. Bab I Halaman 2

8 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN Rencana Strategis (BPKPD) Provinsi Kalimantan Barat disusun sebagai acuan resmi dalam menyusun Rencana Kerja (Renja SKPD) sekaligus merupakan acuan penentuan pilihan-pilihan program kegiatan tahunan SKPD yang akan dibahas dalam rangkaian forum musyawarah perencanaan pembangunan secara berjenjang. Oleh karena itu, substansinya mencakup rencana program dan kegiatan yang sumber pembiayaannya berasal dari APBD Provinsi melalui DPA Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Provinsi Kalimantan Barat. Berdasarkan pertimbangan ini, maka Rencana Strategis Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat ini disusun dengan maksud sebagai berikut: 1. Menyediakan satu acuan resmi (guiden line) bagi seluruh bidang kerja perangkat daerah dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan yang akan dibiayai dari APBD. 2. Menyediakan satu tolak ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja tahunan. 3. Menjabarkan gambaran tentang kondisi umum daerah sekarang dalam konstelasi regional dan nasional sekaligus memahami arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi SKPD. 4. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Provinsi Kalimantan Barat dalam mencapai tujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur. 5. Memudahkan seluruh ajaran aparatur Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Provinsi Kalimantan Barat untuk memahami dan menilai arah kebijakan dan program serta kegiatan operasional tahunan dalam rentang waktu lima tahunan. Adapun tujuan dari penyusunan RENCANA STRATEGIS Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Provinsi Kalimantan Barat adalah: 1. Sebagai bahan rujukan/acuan dalam penyusunan anggaran satuan kerja perangkat daerah. Bab I Halaman 3

9 2. Sebagai bahan rujukan/acuan dalam penyusunan rencana kinerja satuan kerja perangkat daerah. 3. Membangun partisipasi stakeholder Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Provinsi Kalimantan Barat dalam perencanaan program kegiatan dan partisipasi pembangunan. 4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas alokasi sumber daya yang dimiliki Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Provinsi Kalimantan Barat dan Unit Pelayanan dan Pendapatan Daerah (UPPD) LANDASAN HUKUM Rencana Strategis Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai berikut: 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah-daerah Otonomi Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. (Lembaran Negara RI Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1106); 2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lemba ran Negara Tahun 2003 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4288); 3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 6. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 33 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4700); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah; Bab I Halaman 4

10 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, Lembaran Negara RI Tahun 2006 Nomor 96; 11. Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 82); 12. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 3); 13. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang RPJP Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2008 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 6); 14. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 16. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 5 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Barat Tahun ; 17. Peraturan Gubernur Nomor 122 Tahun 2016 tentang Kedudukan Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Provinsi Kalimantan Barat. Bab I Halaman 5

11 1.4. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika Penulisan Renstra (BPKPD) Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan secara ringkas mengenai Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan, serta Sistematika Penulisan dari Renstra (BPKPD) Provinsi Kalimantan Barat. BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD Bab ini menguraikan tentang Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata Kerja Organisasi, Sumber Daya serta Kinerja Pelayanan Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Provinsi Kalimantan Barat. BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Bab ini menguraikan tentang Indentifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan, Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih, Telaah Renstra SKPD dan Penentuan Isu-Isu Strategis Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Provinsi Kalimantan Barat. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Bab ini berisi tentang Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah, Strategi dan Kebijakan Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Provinsi Kalimantan Barat Tahun Visi dan Misi adalah pedoman dan mendorong pencapaian tujuan dan sasaran (BPKPD) Provinsi Kalimantan Barat. Kebijakan merupakan arah yang diambil dalam menentukan program dan kegiatan dalam mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Sedangkan Strategi merupakan cara untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Bab I Halaman 6

12 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Bab ini berisi uraian program dan indikator kinerja Program serta indikasi pendanaan dan sumbernya, yang berasal dari APBD Provinsi Kalimantan Barat, dan sumber pendanaan lainnya yang sah dalam periode 1 (satu) tahunan. BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Bab ini menjelaskan tentang indikator kinerja Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Provinsi Kalimantan Barat yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai dalam 1 (satu) tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD. Bab I Halaman 7

13 BAB II GAMBARAN DAN PELAYANAN SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 122 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat, mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan unsur penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan di bidang keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Provinsi Kalimantan Barat mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Perumusan program kerja di bidang pengelolaan keuangan dan pendapatan daerah; 2. Perumusan kebijakan di bidang pengelolaan keuangan dan pendapatan daerah; 3. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan keuangan dan pendapatan daerah; 4. Pengkoordinasian dan pembinaan teknis di bidang pengelolaan keuangan dan pendapatan daerah; 5. Penyelenggaraan urusan pemerintah di bidang pengelolaan keuangan dan pendapatan daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 6. Pelaksanaan evaluasi dan pelaoran di bidang pengelolaan keuangan dan pendapatan daerah; 7. Pelaksanaan administrasi ; 8. Pelaksanaan fungsi lain dan tugas pembantuan yang diberikan oleh Gubernur di bidang pengelolaan keuangan dan pendapatan daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 122 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Struktur Organisasi terdiri dari Kepala Badan, Sekretariat, Bidang Anggaran, Bidang Perbendaharaan; Bidang Akuntansi dan Pelaporan, Bidang Pajak, Bidang Retribusi, Pendapatan Lain- BAB II Halaman 8

14 Lain dan Bagi Hasil Dana Perimbangan, Bidang Pengembangan dan Pendapatan, Pembinaan dan Pengendalian, Unit Pelaksanaan Teknis, Kelompok Jabatan Fungsional. Ada pun masing-masing tugasnya adalah sebagai berikut: 1. Kepala Badan Kepala Badan mempunyai tugas memimpin, merumuskan, mengkoordinasikan, membina, mengarahkan, menyelenggarakan, mengevaluasi dan pelaporan kegiatan badan di bidang pengelolaan keuangan dan pendapatan daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Badan mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Penetapan program kerja di bidang pengelolaan keuangan dan pendapatan daerah; b. Perumusan kebijakan di bidang anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan, pajak, retribusi, pendapatan lain-lain, dan bagi hasil dana perimbangan, serta pengembangan pendapatan, pembinaan dan pengendalian; c. Pelaksanaan pengkoordinasian kegiatan di bidang anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan, pajak, retribusi, pendapatan lain-lain, dan bagi hasil dana perimbangan, serta pengembangan pendapatan, pembinaan dan pengendalian; d. Pembinaan dan mengarahkan kegiatan di bidang anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan, pajak, retribusi, pendapatan lain-lain, dan bagi hasil dana perimbangan, serta pengembangan pendapatan, pembinaan dan pengendalian; e. Penyelenggaraan kegiatan di bidang anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan, pajak, retribusi, pendapatan lain-lain, dan bagi hasil dana perimbangan, serta pengembangan pendapatan, pembinaan dan pengendalian; f. Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan Badan; g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan terhadap penyelenggaraan kegiatan di bidang anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan, pajak, retribusi, pendapatan lain-lain, dan bagi hasil dana perimbangan, serta pengembangan pendapatan, pembinaan dan pengendalian; h. Pemberian saran dan pertimbangan kepada Gubernur berkenaan dengan perumusan kebijakan di bidang anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan BAB II Halaman 9

15 pelaporan, pajak, retribusi, pendapatan lain-lain, dan bagi hasil dana perimbangan, serta pengembangan pendapatan, pembinaan dan pengendalian; i. Pelaksanaan fungsi lain dan tugas pembantuan di bidang pengelolaan keuangan dan pendapatan daerah yang diberikan oleh Gubernur sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Sekretariat Sekretriat mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan di bidang rencana kerja, monitoring dan evaluasi, umum dan administrasi kepegawaian, pengelolaan keuangan dan aset, serta bertanggungjawab memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan dan administrasi di lingkungan Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Penyusunan program kerja di lingkungan sekretariat; b. Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan di bidang penyusunan rencana kerja, monitoring dan evaluasi, umum dan aparatur, serta pengelolaan keuangan dan aset; c. Pengkoordinasian dan fasilitasi terhadap penyusunan rencana kerja, monitoring dan evaluasi, umum dan aparatur, serta pengelolaan keuangan dan aset; d. Pemberian dukungan pelayanan administrasi penyusunan rencana kerja, monitoring dan evaluasi, umum dan aparatur, serta pengelolaan keuangan dan aset di lingkungan ; e. Penyelarasan dan kompilasi peyusunan rencana kerja di lingkungan Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; f. Penyelenggaraan urusan dan pelayanan di penyusunan rencana kerja, monitoring dan evaluasi, umum dan aparatur, serta pengelolaan keuangan dan aset di lingkungan Badan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; g. Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan sekretariat; h. Pemberian saran dan pertimbangan kepada Kepala Badan berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang sekretariat; BAB II Halaman 10

16 i. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah; j. Pelaksanaan fungsi lain di bidang kesekretariatan yang diserahkan oleh Kepala Badan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sekretariat membawahi 3 (tiga) sub bagian yaitu : a. Sub Bagian Rencana Kerja, Monitoring dan Evaluasi, mempunyai tugas mengumpul dan mengolah bahan kebijakan penyusunan rencana kerja, monitoring dan evaluasi serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas, Sub Bagian Rencana Kerja, Monitoring dan Evaluasi mempunyai fungsi sebagai berikut : 1) Penyusunan rencana kegiatan Sub Bagian Rencana Kerja, Monitoring dan Evaluasi; 2) Pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan kebijakan di bidang penyusunan rencana kerja, monitoring dan evaluasi dilingkungan badan; 3) Pemberian dukungan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan Sekretariat; 4) Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi sesuai dengan tugas dan fungsi di bidang penyusunan rencana kerja, monitoring dan evaluasi; 5) Pelaksanaan urusan di bidang penyusunan rencana kerja, monitoring dan evaluasi sesuai ketentuan perundang-undangan; 6) Pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di Sub Bagian Rencana Kerja, Monitoring dan Evaluasi; 7) Pemberian saran dalam pertimbangan kepada sekretaris berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang penyusunan rencana kerja, monitoring dan evaluasi; 8) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang rencana kerja, monitoring dan evaluasi; 9) Pelaksanaan fungsi lain di bidang rencana kerja, monitoring dan evaluasi yang diserahkan oleh sekretaris. BAB II Halaman 11

17 b. Sub Bagian Umum dan Aparatur, mempunyai tugas mengumpul dan mengolah bahan kebijakan di bidang umum dan aparatur serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sub Bagian Umum dan Aparatur mempunyai fungsi yaitu : 1) Penyusunan rencana kegiatan Sub Bagian Umum dan Aparatur; 2) Pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan kebijakan di bidang umum dan aparatur di lingkungan badan; 3) Pemberian dukungan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan sekretariat; 4) Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi sesuai tugas dan fungsi di bidang umum dan aparatur; 5) Pelaksanaan urusan di bidang umum dan aparatur sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 6) Pengendalian dan pengawasan tugas di Sub Bagian Umum dan Aparatur; 7) Pemberian saran dan pertimbangan kepada sekretaris berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang umum dan aparatur; 8) Pelaksananaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang umum dan aparatur; 9) Pelaksanaan fungsi lain di bidang umum dan aparatur yang diserahkan oleh sekretaris. c. Sub Bagian Keuangan dan Aset, mempunyai tugas mengumpul dan mengolah bahan kebijakan pengelolaan keuangan dan aset, penyusunan laporan keuangan dan aset di lingkungan badan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai tugas dan fungsinya. Sub Bagian Keuangan dan Aset mempunyai fungsi yaitu : 1) Penyusunan rencana kerja Sub Bagian Keuangan dan Aset; 2) Pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan keuangan dan aset di lingkungan badan; 3) Pemberian dukungan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan Sekretariat; 4) Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi sesuai dengan tugas dan fungsi di bidang pengelolaan keuangan dan aset; BAB II Halaman 12

18 5) Pelaksanaan urusan di bidang pengelolaan keuangan dan aset sesuai ketentuan peraturan dan perundang-undangan; 6) Pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di Sub Bagian Keuangan dan Aset; 7) Pemberian saran dan pertimbangan kepada sekretaris berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang pengelolaan keuangan dan aset; 8) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang pengelolaan keuangan dan aset; 9) Pelaksanaan fungsi lain di bidang pengelolaan keuangan dan aset yang diserahkan oleh sektretaris. 3. Bidang Anggaran Bidang Anggaran mempunyai tugas menyiapkan bahan dan merumuskan kebijakan teknis di bidang anggaran wilayah I, anggaran wilayah II, anggaran wilayah III, bina keuangan Kabupaten/Kota, evaluasi pertanggungjawaban APBD Kabupaten/Kota, dana perimbangan, bantuan keuangan, bantuan sosial, hibah, pinjaman daerah dan BUMD, dana transfer serta bertanggungjawab memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan dan administrasi di bidang anggaran. Untuk melaksanakan tugasnya bidang anggaran mempunyai fungsi yaitu : a. Penyusunan program kerja di Bidang Anggaran; b. Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang anggaran wilayah I, bina keuangan dan evaluasi pertanggungjawaban APBD Kabupaten/Kota wilayah I, dana perimbangan, bantuan keuangan, bantuan sosial, hibah, pinjaman daerah dan BUMD serta dana transfer; c. Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang anggaran wilayah II, bina keuangan dan evaluasi pertanggungjawaban APBD Kabupaten/Kota wilayah II, dana perimbangan, bantuan keuangan, bantuan sosial, hibah, pinjaman daerah dan BUMD serta dana transfer; d. Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang anggaran wilayah III, bina keuangan dan evaluasi pertanggungjawaban APBD Kabupaten/Kota wilayah III, dana perimbangan, bantuan keuangan, bantuan sosial, hibah, pinjaman daerah dan BUMD serta dana transfer; e. Pengkoordinasian di bidang anggaran; BAB II Halaman 13

19 f. Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang anggaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; g. Penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang anggaran sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; h. Penyelenggaraan kegiatan pelayanan dan administrasi di bidang anggaran sesuai ketentuan peraturan dan perundang-undangan; i. Pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala Badan berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang anggaran; j. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas di bidang anggaran; k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan di bidang anggaran sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Kepala Bidang Anggaran membawahi 3 (tiga) sub bidang yaitu : a. Sub Bidang Anggaran Wilayah I, mempunyai tugas mengumpul dan mengolah bahan perumusan kebijakan teknis di bidang penyusunan dan perubahan anggaran wilayah I, bina keuangan dan evaluasi pertanggungjawaban APBD Kabupaten/Kota wilayah I, dana perimbangan, bantuan keuangan, bantuan sosial, hibah, pinjaman daerah dan BUMD, dana transfer serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas Sub Bidang Anggaran Wilayah I mempunyai fungsi, yaitu : 1) penyusunan rencana kegiatan di Sub Bidang Anggaran Wilayah I; 2) pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang anggaran wilayah I; 3) pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang anggaran wilayah I; 4) pelaksanaan unsur penunjang urusan pemerintahan di bidang penyusunan anggaran wilayah I sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 5) pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang anggaran wilayah I; 6) pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala bidang berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang anggaran wilayah I; 7) pelaksanaan monitoring dan penyusunan laporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang anggaran wilayah I; 8) pelaksanaan tugas lain di bidang anggaran wilayah I yang diserahkan oleh BAB II Halaman 14

20 Kepala Bidang. b. Sub Bidang Anggaran Wilayah II, mempunyai tugas mengumpul dan mengolah bahan perumusan kebijakan teknis di bidang penyusunan dan perubahan anggaran wilayah II serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai tugas dan fungsi. Untuk melaksanakan tugas, Sub Bidang Anggaran Wilayah II mempunyai fungsi, yaitu : 1) penyusunan rencana kegiatan di Sub Bidang Anggaran Wilayah II; 2) pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang anggaran wilayah II; 3) pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang anggaran wilayah II; 4) pelaksanaan unsur penunjang urusan pemerintahan di bidang penyusunan anggaran wilayah II sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 5) pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang anggaran wilayah II; 6) pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala bidang berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang anggaran wilayah II; 7) pelaksanaan monitoring dan penyusunan laporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang anggaran wilayah II; 8) pelaksanaan tugas lain di bidang anggaran wilayah II yang diserahkan oleh Kepala Bidang. c. Sub Bidang Anggaran Wilayah III, mempunyai tugas mengumpul dan mengolah bahan perumusan kebijakan teknis di bidang anggaran wilayah III yang meliputi bina keuangan dan evaluasi APBD Kabupaten/Kota serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai tugas dan fungsinya. Sub Bidang Anggaran Wilayah III mempunyai fungsi, yaitu : 1) penyusunan rencana kegiatan di Sub Bidang Anggaran Wilayah III; 2) pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang bina keuangan dan evaluasi APBD Kabupaten/Kota; 3) pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang bina keuangan dan evaluasi APBD Kabupaten/Kota; 4) pelaksanaan unsur penunjang urusan pemerintahan di bidang bina BAB II Halaman 15

21 keuangan dan evaluasi APBD Kabupaten/Kota sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 5) pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang bina keuangan dan evaluasi APBD Kabupaten/Kota; 6) pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala bidang berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang bina keuangan dan evaluasi APBD Kabupaten/Kota; 7) pelaksanaan monitoring dan penyusunan laporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang bina keuangan dan evaluasi APBD Kabupaten/Kota; 8) pelaksanaan tugas lain di bidang anggaran wilayah III yang diserahkan oleh Kepala Bidang. 4. Bidang Perbendaharaan Bidang perbendaharaan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan merumuskan kebijakan teknis di bidang perbendaharaan wilayah I, perbendaharaan wilayah II, perbendaharaan wilayah III, pengelolaan kas daerah, bantuan keuangan, dan dana transfer serta bertanggung jawab memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan dan administrasi di bidang perbendaharaan. Untuk melaksanakan tugasnya Bidang Perbendaharaan mempunyai fungsi yaitu : a. penyusunan program kerja di Bidang Perbendaharaan; b. penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang perbendaharaan wilayah I; c. penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang perbendaharaan wilayah II; d. penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang perbendaharaan wilayah III; e. pengkoordinasian di bidang perbendaharaan; f. pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang perbendaharaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; g. penyelenggaraan unsur penunjang urusan pemerintahan di bidang perbendaharaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; h. penyelenggaraan kegiatan pelayanan dan administrasi di bidang BAB II Halaman 16

22 perbendaharaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; i. pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala Badan berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang perbendaharaan; j. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas di bidang perbendaharaan; k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan di bidang perbendaharaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Bidang Perbendaharaan membawahi 3 (tiga) subbidang yaitu : a. Sub Bidang Perbendaharaan Wilayah I, mempunyai tugas mengumpul dan mengolah bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perbendaharaan wilayah I serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai tugas dan fungsinya. Adapun fungsinya adalah sebagai berikut : 1) penyusunan rencana kegiatan di Sub Bidang Perbendaharaan Wilayah I; 2) pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang perbendaharaan wilayah I; 3) pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang perbendaharaan wilayah I; 4) pelaksanaan unsur penunjang urusan pemerintahan di bidang perbendaharaan wilayah I sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 5) pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang perbendaharaan wilayah I; 6) pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala bidang berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang perbendaharaan wilayah I; 7) pelaksanaan monitoring dan penyusunan laporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang perbendaharaan wilayah I; 8) pelaksanaan tugas lain di bidang perbendaharaan wilayah I yang diserahkan oleh Kepala Bidang. b. Sub Bidang Perbendaharaan Wilayah II, mempunyai tugas mengumpul dan mengolah bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perbendaharaan wilayah II serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai tugas dan fungsinya. Adapun fungsinya adalah sebagai berikut : 1) penyusunan rencana kegiatan di Sub Bidang Perbendaharaan Wilayah II; 2) pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan kebijakan teknis di BAB II Halaman 17

23 bidang perbendaharaan wilayah II; 3) pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang perbendaharaan wilayah II; 4) pelaksanaan unsur penunjang urusan pemerintahan di bidang perbendaharaan wilayah II sesuai peraturan perundang-undangan; 5) pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang perbendaharaan wilayah II; 6) pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala bidang berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang perbendaharaan wilayah II; 7) pelaksanaan monitoring dan penyusunan laporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang perbendaharaan wilayah II; 8) pelaksanaan fungsi lain di bidang perbendaharaan wilayah II yang diserahkan oleh Kepala Bidang. c. Sub Bidang Perbendaharaan Wilayah III, mempunyain tugas mengumpul dan mengolah bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perbendaharaan wilayah III yang meliputi pengelolaan kas daerah, bantuan keuangan dan dana transfer serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai tugas dan fungsinya. Adapun fungsinya adalah sebagai berikut : 1) penyusunan rencana kegiatan di Sub Bidang Perbendaharaan wilayah III; 2) pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang perbendaharaan wilayah III; 3) pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang perbendaharaan wilayah III; 4) pelaksanaan unsur penunjang urusan pemerintahan di bidang pengelolaan kas daerah, bantuan keuangan dan dana transfer sesuai peraturan perundang-undangan; 5) pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang perbendaharaan wilayah III; 6) pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala bidang berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang perbendaharaan wilayah III; 7) pelaksanaan monitoring dan penyusunan laporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang perbendaharaan wilayah III; 8) pelaksanaan fungsi lain di bidang perbendaharaan wilayah III yang diserahkan oleh Kepala Bidang. BAB II Halaman 18

24 5. Bidang Akuntansi dan Pelaporan Bidang Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan merumuskan kebijakan teknis di bidang akuntansi dan pelaporan wilayah I, akuntansi dan pelaporan wilayah II, akuntansi dan pelaporan wilayah III, pelaporan pendapatan, dan penyusunan laporan keuangan daerah serta bertanggung jawab memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan dan administrasi di bidang akuntansi dan pelaporan. Bidang Akuntansi dan Pelaporan mempunyai fungsi yaitu: a. penyusunan program kerja di Bidang Akuntansi dan Pelaporan; b. penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang akuntansi dan pelaporan wilayah I; c. penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang akuntansi dan pelaporan wilayah II; d. penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang akuntansi dan pelaporan wilayah III; e. pengkoordinasian di bidang akuntansi dan pelaporan; f. pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang akuntansi dan pelaporan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; g. penyelenggaraan unsur penunjang urusan pemerintahan di bidang akuntansi dan pelaporan, pelaporan pendapatan, dan penyusunan laporan keuangan daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; h. penyelenggaraan kegiatan pelayanan dan administrasi di bidang akuntansi dan pelaporan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; i. pemberian saran dan pertimbangan kepada Kepala Badan berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang akuntansi dan pelaporan; j. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas di bidang akuntansi dan pelaporan; k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan di bidang akuntansi dan pelaporan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Bidang Akuntansi dan Pelaporan membawahi 3 (tiga) sub bidang, yaitu : a. Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan Wilayah I, mempunyai tugas mengumpul dan mengolah bahan perumusan kebijakan teknis di bidang akuntansi dan pelaporan belanja wilayah I, penyusunan laporan keuangan BAB II Halaman 19

25 daerah, serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai tugas dan fungsinya. Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan Wilayah I mempunyai fungsi, yaitu : 1) penyusunan rencana kegiatan di Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan Wilayah I; 2) pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang akuntansi dan pelaporan belanja wilayah I, serta penyusunan laporan keuangan daerah; 3) pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang akuntansi dan pelaporan belanja wilayah I, serta penyusunan laporan keuangan daerah; 4) pelaksanaan unsur penunjang urusan pemerintahan di bidang akuntansi dan pelaporan belanja wilayah I, serta penyusunan laporan keuangan daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 5) pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang akuntansi dan pelaporan belanja wilayah I, serta penyusunan laporan keuangan daerah; 6) pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala bidang berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang akuntansi dan pelaporan belanja wilayah I, serta penyusunan laporan keuangan daerah; 7) pelaksanaan monitoring dan penyusunan laporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang akuntansi dan pelaporan belanja wilayah I, serta penyusunan laporan keuangan daerah; 8) pelaksanaan tugas lain di bidang akuntansi dan pelaporan belanja wilayah I yang diserahkan oleh Kepala Bidang. b. Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan Wilayah II, mempunyai tugas mengumpul dan mengolah bahan perumusan kebijakan teknis di bidang akuntansi dan pelaporan belanja wilayah II, penyusunan laporan keuangan daerah serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai tugas dan fungsinya. Adapun fungsi Sub Akuntansi dan Pelaporan Wilayah II adalah sebagai berikut : 1) Penyusunan rencana kegiatan di Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan Wilayah II; 2) Pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan kebijakan teknis di BAB II Halaman 20

26 bidang akuntansi dan pelaporan belanja wilayah II, serta penyusunan laporan keuangan daerah; 3) Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang akuntansi dan pelaporan belanja wilayah II, serta penyusunan laporan keuangan daerah; 4) Pelaksanaan unsur penunjang urusan pemerintahan di bidang akuntansi dan pelaporan belanja wilayah II, serta penyusunan laporan keuangan daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 5) Pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang akuntansi dan pelaporan belanja wilayah II, serta penyusunan laporan keuangan daerah; 6) Pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala bidang berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang akuntansi dan pelaporan belanja wilayah II, serta penyusunan laporan keuangan daerah; 7) Pelaksanaan monitoring dan penyusunan laporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang akuntansi dan pelaporan belanja wilayah II, serta penyusunan laporan keuangan daerah; 8) Pelaksanaan tugas lain di bidang akuntansi dan pelaporan belanja wilayah II yang diserahkan oleh Kepala Bidang. c. Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan Wilayah III, mempunyai tugas mengumpul dan mengolah bahan perumusan kebijakan teknis di bidang akuntansi dan pelaporan wilayah III, pelaporan pendapatan, penyusunan laporan keuangan daerah, serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai tugas dan fungsinya. Adapun fungsi Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan Wilayah III adalah sebagai berikut : 1) Penyusunan rencana kegiatan di Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan Wilayah III; 2) Pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang akuntasi dan pelaporan pendapatan, serta penyusunan laporan keuangan daerah; 3) Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang akuntasi dan pelaporan pendapatan, serta penyusunan laporan keuangan daerah; 4) Pelaksanaan unsur penunjang urusan pemerintahan di bidang akuntasi dan BAB II Halaman 21

27 pelaporan pendapatan, serta penyusunan laporan keuangan daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 5) Pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang akuntasi dan pelaporan pendapatan, serta penyusunan laporan keuangan daerah; 6) Pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala bidang berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang akuntasi dan pelaporan pendapatan, serta penyusunan laporan keuangan daerah; 7) Pelaksanaan monitoring dan penyusunan laporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang akuntasi dan pelaporan pendapatan, serta penyusunan laporan keuangan daerah; 8) Pelaksanaan tugas lain di bidang akuntansi dan pelaporan wilayah III yang diserahkan oleh Kepala Bidang. 6. Bidang Pajak Bidang Pajak mempunyai tugas menyiapkan bahan dan merumuskan kebijakan teknis di bidang pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor, non pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor, doleansi dan sengketa pajak serta bertanggungjawab memimpin seluruh kegiatan pelayanan dan administrasi di bidang pajak. Untuk melaksanakan tugasnya Bidang Pajak mempunyai fungsi : a. Penyusunan program kerja di Bidang Pajak; b. Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor; c. Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis di non pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor; d. Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang doleansi dan sengketa pajak; e. Pengkoordinasian dan fasilitasi terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang pajak; f. Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; g. Penyelenggaraan unsur penunjang urusan pemerintahan di bidang pajak sesuai BAB II Halaman 22

28 ketentuan peraturan perundang-undangan; h. Penyelenggaraan kegiatan pelayanan dan administrasi di bidang pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; i. Pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala Badan berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang pajak; j. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas di bidang pajak; k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan di bidang pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Bidang Pajak membawahi 3 (tiga) subbagian yaitu : a. Sub Bidang Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, mempunyai tugas mengumpul dan mengolah bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sub Bidang Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor mempunyai fungsi, yaitu : 1) Penyusunan rencana kegiatan di Sub Bidang Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; 2) Pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor; 3) Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor; 4) Pelaksanaan unsur penunjang urusan pemerintahan di bidang pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor sesuai peraturan perundang-undangan; 5) Pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor; 6) Pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala bidang berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor; 7) Pelaksanaan monitoring dan penyusunan laporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor; BAB II Halaman 23

29 8) Pelaksanaan fungsi lain di bidang pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor yang diserahkan oleh Kepala Bidang. b. Sub Bidang Non Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, mempunyai tugas mengumpul dan mengolah bahan perumusan kebijakan teknis di bidang non pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugasnya, Sub Bidang Non Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan mempunyai fungsi, yaitu : 1) Penyusunan rencana kegiatan di Sub Bidang Non Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; 2) Pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang non pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor; 3) Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang non pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor; 4) Pelaksanaan unsur penunjang urusan pemerintahan di bidang non pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor sesuai peraturan perundang-undangan; 5) Pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang non pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor; 6) Pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala bidang berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang non pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor; 7) Pelaksanaan monitoring dan penyusunan laporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang non pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor; 8) Pelaksanaan fungsi lain di bidang non pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor yang diserahkan oleh Kepala Bidang. BAB II Halaman 24

30 a. Sub Bidang Doleansi dan Sengketa Pajak, mempunyai tugas mengumpul dan mengolah bahan perumusan kebijakan teknis di bidang doleansi dan sengketa pajak serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugasnya, Sub Bidang Doleansi dan Sengketa Pajak mempunyai fungsi yaitu : 1) Penyusunan rencana kegiatan di Sub Doleansi dan Sengketa Pajak; 2) Pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang doleansi dan sengketa pajak; 3) Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang doleansi dan sengketa pajak; 4) Pelaksanaan unsur penunjang urusan pemerintahan di bidang doleansi dan sengketa pajak sesuai peraturan perundang-undangan; 5) Pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang doleansi dan sengketa pajak; 6) Pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala bidang berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang doleansi dan sengketa pajak; 7) Pelaksanaan monitoring dan penyusunan laporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang doleansi dan sengketa pajak; 8) Pelaksanaan fungsi lain di bidang doleansi dan sengketa pajak yang diserahkan oleh Kepala Bidang. 7. Bidang Retribusi, Pendapatan Lain-Lain, dan Bagi Hasil Dana Perimbangan Bidang Retribusi, Pendapatan Lain-Lain, dan Bagi Hasil Dana Perimbangan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan merumuskan kebijakan teknis di bidang retribusi, pendapatan lain-lain dan bagi hasil dana perimbangan serta bertanggung jawab memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan dan administrasi di bidang retribusi, pendapatan lain-lain dan bagi hasil dana perimbangan. Untuk melaksanakan tugasnya, Bidang Retribusi, Pendapatan Lain-Lain, dan Bagi Hasil Dana Perimbangan mempunyai fungsi : a. Penyusunan program kerja di Bidang Retribusi, Pendapatan Lain-Lain dan Bagi Hasil Dana Perimbangan; b. Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang retribusi; c. Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan lain- BAB II Halaman 25

31 lain; d. Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang bagi hasil dana perimbangan; e. Pengkoordinasian dan fasilitasi terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang retribusi, pendapatan lain-lain dan bagi hasil dana perimbangan; f. Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang retribusi, pendapatan lain-lain dan bagi hasil dana perimbangan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; g. Penyelenggaraan unsur penunjang urusan pemerintahan di bidang retribusi, pendapatan lain-lain dan bagi hasil dana perimbangan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; h. Penyelenggaraan kegiatan pelayanan dan administrasi di bidang retribusi, pendapatan lain-lain dan bagi hasil dana perimbangan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; i. Pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala Badan berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang retribusi, pendapatan lain-lain dan bagi hasil dana perimbangan; j. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas di bidang retribusi, pendapatan lain-lain dan bagi hasil dana perimbangan; k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan di bidang retribusi, pendapatan lain-lain dan bagi hasil dana perimbangan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Bidang Retribusi, Pendapatan Lain-Lain dan Bagi Hasil Dana Perimbangan membawahi 3 (tiga) subbidang yaitu : a. Sub Bidang Retribusi, mempunyai tugas mengumpul dan mengolah bahan perumusan kebijakan teknis di bidang retribusi serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugasnya, Sub Bidang Retribusi mempunyai fungsi : 1) Penyusunan rencana kegiatan di Sub Bidang Retribusi; 2) Pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang retribusi; 3) Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang retribusi; BAB II Halaman 26

32 4) Pelaksanaan unsur penunjang urusan pemerintahan di bidang retribusi sesuai peraturan perundang-undangan; 5) Pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang retribusi; 6) Pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala bidang berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang retribusi; 7) Pelaksanaan monitoring dan penyusunan laporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang retribusi; 8) Pelaksanaan fungsi lain di bidang retribusi yang diserahkan oleh Kepala Bidang. b. Sub Bidang Pendapatan Lain-lain, mempunyai tugas mengumpul dan mengolah bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan lain-lain serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugasnya, Sub Bidang Pendapatan Lain-lain mempunyai fungsi : 1) Penyusunan rencana kegiatan di Sub Bidang Pendapatan Lain-Lain; 2) Pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan lain-lain; 3) Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang pendapatan lain-lain; 4) Pelaksanaan unsur penunjang urusan pemerintahan di bidang pendapatan lain-lain sesuai peraturan perundang-undangan; 5) Pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang pendapatan lain-lain; 6) Pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala bidang berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang pendapatan lain-lain; 7) Pelaksanaan monitoring dan penyusunan laporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang pendapatan lain-lain; 8) Pelaksanaan fungsi lain di bidang pendapatan lain-lain yang diserahkan oleh Kepala Bidang. c. Sub Bidang Bagi Hasil Dana Perimbangan, mempunyai tugas mengumpul dan mengolah bahan perumusan kebijakan teknis di bidang bagi hasil dana perimbangan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas BAB II Halaman 27

33 dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugasnya Sub Bidang Bagi Hasil Dana Perimbangan mempunyai fungsi : 1) Penyusunan rencana kegiatan di Sub Bidang Bagi Hasil Dana Perimbangan; 2) Pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang bagi hasil dana perimbangan; 3) Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang bagi hasil dana perimbangan; 4) Pelaksanaan unsur penunjang urusan pemerintahan di bidang bagi hasil dana perimbangan sesuai peraturan perundang-undangan; 5) Pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang bagi hasil dana perimbangan; 6) Pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala bidang berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang bagi hasil dana perimbangan; 7) Pelaksanaan monitoring dan penyusunan laporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang bagi hasil dana perimbangan; 8) Pelaksanaan fungsi lain di bidang bagi hasil dana perimbangan yang diserahkan oleh Kepala Bidang. 8. Bidang Pengembangan dan Pendapatan, Pembinaan dan Pengendalian Bidang Pengembangan dan Pendapatan, Pembinaan dan Pengendalian mempunyai tugas menyiapkan bahan dan merumuskan kebijakan teknis di bidang penyusunan dan evaluasi pendapatan, penelitian dan pengembangan, pembinaan pengendalian dan tindak lanjut, pengolahan data dan teknologi informasi, monitoring, pengendalian dan evaluasi pengelolaan PKB dan BBNKB, monitoring pajak dan retribusi Kabupaten/Kota serta bertanggung jawab memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan dan administrasi di bidang pengembangan pendapatan, pembinaan dan pengendalian. Untuk melaksanakan tugasnya Bidang Pengembangan dan Pendapatan, Pembinaan dan Pengendalian mempunyai fungsi : a. Penyusunan program kerja Bidang Pengembangan Pendapatan, Pembinaan dan Pengendalian; b. Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang penyusunan dan evaluasi pendapatan; BAB II Halaman 28

34 c. Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang penelitian dan pengembangan serta pengolahan data dan teknologi informasi; d. Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan, pengendalian dan tindak lanjut; e. Pengkoordinasian dan fasilitasi terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang penyusunan dan evaluasi pendapatan, penelitian dan pengembangan, pengolahan data dan teknologi informasi, pembinaan, pengendalian dan tindak lanjut; f. Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang penyusunan dan evaluasi pendapatan, penelitian dan pengembangan, pengolahan data dan teknologi informasi, pembinaan, pengendalian dan tindak lanjut sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; g. Penyelenggaraan unsur penunjang urusan pemerintahan di bidang penyusunan dan evaluasi pendapatan, penelitian dan pengembangan, pengolahan data dan teknologi informasi, pembinaan, pengendalian dan tindak lanjut sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; h. Pelaksanaan monitoring, pengendalian dan evaluasi pengelolaan PKB dan BBNKB, serta monitoring pajak dan retribusi Kabupaten/Kota i. Penyelenggaraan kegiatan pelayanan dan administrasi di bidang penyusunan dan evaluasi pendapatan, penelitian dan pengembangan, pengolahan data dan teknologi informasi, pembinaan, pengendalian dan tindak lanjut sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; j. Pemberian saran dan pertimbangan kepada kepala Badan berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang penyusunan dan evaluasi pendapatan, penelitian dan pengembangan, pengolahan data dan teknologi informasi, pembinaan, pengendalian dan tindak lanjut; k. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas di bidang penyusunan dan evaluasi pendapatan, penelitian dan pengembangan, pengolahan data dan teknologi informasi, pembinaan, pengendalian dan tindak lanjut; l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan di bidang penyusunan dan evaluasi pendapatan, penelitian dan pengembangan, pengolahan data dan teknologi informasi, pembinaan, pengendalian dan tindak BAB II Halaman 29

35 lanjut sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Bidang Pengembangan Pendapatan, Pembinaan dan Pengendalian membawahi 3 (tiga) subbagian, yaitu : a. Sub Bidang Penyusunan dan Evaluasi Pendapatan, mempunyai tugas mempunyai tugas mengumpul dan mengolah bahan perumusan kebijakan teknis di bidang penyusunan dan evaluasi pendapatan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugasnya, Sub Bidang Penyusunan dan Evaluasi Pendapatan mempunyai fungsi, yaitu : 1) Penyusunan rencana kegiatan Sub Bidang Penyusunan dan Evaluasi Pendapatan; 2) Pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang penyusunan dan evaluasi pendapatan; 3) Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang penyusunan dan evaluasi pendapatan; 4) Pelaksanaan unsur penunjang urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang penyusunan dan evaluasi pendapatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 5) Pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang penyusunan dan evaluasi pendapatan; 6) Pemberian saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang penyusunan dan evaluasi pendapatan; 7) Pelaksanaan monitoring dan penyusunan laporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang penyusunan dan evaluasi pendapatan; 8) Pelaksanaan fungsi lain di bidang penyusunan dan evaluasi pendapatan yang diserahkan oleh Kepala Bidang. b. Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan, mempunyai tugas mengumpul, mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang penelitian dan pengembangan, pengolahan data dan teknologi informasi serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugasnya, Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai fungsi : 1) Penyusunan rencana kegiatan Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan; BAB II Halaman 30

36 2) Pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang penelitian dan pengembangan, pengolahan data dan teknologi informasi; 3) Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang penelitian dan pengembangan, pengolahan data dan teknologi informasi; 4) Pelaksanaan unsur penunjang urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang penelitian dan pengembangan, pengolahan data dan teknologi informasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 5) Pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang penelitian dan pengembangan, pengolahan data dan teknologi informasi; 6) Pemberian saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang penelitian dan pengembangan, pengolahan data dan teknologi informasi; 7) Pelaksanaan monitoring dan penyusunan laporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang penelitian dan pengembangan, pengolahan data dan teknologi informasi; 8) Pelaksanaan fungsi lain di bidang penelitian dan pengembangan, pengolahan data dan teknologi informasi yang diserahkan oleh Kepala Bidang. c. Sub Bidang Pembinaan, Pengendalian dan Tindak Lanjut, mempunyai tugas tugas mengumpul, mengolah dan merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang pembinaan pengendalian dan tindak lanjut, monitoring, pengendalian dan evaluasi pengelolaan PKB dan BBNKB, serta monitoring pajak dan retribusi Kabupaten/Kota serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugasnya, Sub Bidang Pembinaan, Pengendalian dan Tindak Lanjut mempunyai fungsi : 1) penyusunan rencana kegiatan Sub Bidang Pembinaan Pengendalian dan Tindak Lanjut; 2) pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan, pengendalian dan tindak lanjut; 3) pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang pembinaan, pengendalian BAB II Halaman 31

37 dan tindak lanjut; 4) pelaksanaan unsur penunjang urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pembinaan, pengendalian dan tindak lanjut sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 5) pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang pembinaan, pengendalian dan tindak lanjut; 6) pemberian saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang berkenaan dengan tugas dan fungsi di bidang pembinaan, pengendalian dan tindak lanjut; 7) pelaksanaan monitoring, pengendalian dan evaluasi pengelolaan PKB dan BBNKB, serta monitoring pajak dan retribusi Kabupaten/Kota; 8) pelaksanaan monitoring dan penyusunan laporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang pembinaan, pengendalian dan tindak lanjut; 9) pelaksanaan fungsi lain di bidang pembinaan, pengendalian dan tindak lanjut yang diserahkan oleh Kepala Bidang. 9. Unit Pelaksanaan Teknis Unit Pelaksanaan Teknis dibentuk untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional atau kegiatan teknis penunjang badan. Unit Pelaksanaan Teknis dipimpin oleh seorang Kepala UPT yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan melalui Sekretaris. Kepala UPPD mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Pendapatan Daerah dibidang pendapatan daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan fungsi : a. Penetapan program kerja di lingkungan UPPD; b. Perencanaan yang meliputi segala usaha dan kegiatan penyusunan program pendapatan daerah dan rencana kerja keuangan, monitoring dan evaluasi serta statistik dan pelaporan UPPD, penagihan piutang pajak daerah yang kewenangannya diserahkan oleh Dinas; c. Pelaksanaan pendataan/pendaftaran obyek dan subyek pendapatan daerah dan upaya ingtensifikasi dalam rangka peningkatan pendapatan daerah dan kewenangannya diserahkan kepada UPPD; d. Penetapan PKB, BBN-KB, Non PKB dan Non BBN-KB serta lain-lain pendapatan daerah yang kewenangannya diserahkan kepada UPPD; BAB II Halaman 32

38 e. Pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pemungutan pendapatan daerah; f. Pembinaan teknis pelaksanaan tugas dibidang pendapatan daerah; g. Pelaksanaan koordinasi yang berhubungan dengan peningkatan pendapatan daerah; h. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan administrasi pendapatan daerah yang menjadi kewenangannya yang meliputi pencatatan, registrasi, pembukuan validasi pelunasan dan pelaporan, penyelesaian piutang pajak dan doleansi yang kewenangannya diserahkan oleh Kepala Badan; i. Pembinaan dan pengawasan kegiatan pengolahan data statistik, penyajian informasi administrasi doleansi dan piutang, administrasi penetapan dan administrasi pemungutan pendapatan daerah; j. Pengendalian pelaksanaan tugas di bidang pendapatan daerah; k. Pelaksanaan tugas ketata usahaan; l. Pemberian saran dan petimbangan kepada Kepala Badan di bidang Pendapatan Daerah; m. Pelaksanaan tugas lain di bidang pendapatan daerah yang diserahkan Kepala Badan. BAB II Halaman 33

39 STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT KEPALA BADAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS Subbagian Rencana Kerja dan Monev Subbagian Umum dan Aparatur Subbagian Keuangan dan Asset BIDANG ANGGARAN BIDANG PERBENDAHARAAN BIDANG AKUNTANSI BIDANG PAJAK BIDANG RETRIBUS, PENDAPATAN LAIN-LAIN DAN BAGI HASIL DANA BIDANG PENGEMBANGAN PENDAPATAN, PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN Subbid Anggaran Wilayah I Subbid Perbendaharaan Wilayah I Subbid Akuntansi dan Pelaporan Wilayah I Subbid PKB dan BBNKB Subbid Retribusi Subbid Penyusunan dan Evaluasi Pendapataan Subbid Anggaran Wilayah II Subbid Perbendaharaan Wilayah II Subbid Akuntansi dan Pelaporan Wilayah II Subbid Non PKB dan BBNKB Subbid Pendapatan Lain-lain Subbid Penelitian dan Pengembangan Subbid Anggaran Wilayah III Subbid Perbendaharaan Wilayah III Subbid Akuntansi dan Pelaporan Wilayah III Subbid Doleansi dan Sengketa Pajak Subbid Bagi Hasil Dana Perimbangan Subbid Pembinaan Pengendalian dan Tindak Lanjut UPPD BAB II Halaman 34

40 2.2 SUMBER DAYA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PENDAPATAN DAERAH PROV. KALBAR 1. Profil Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam pelaksanaan kegiatan Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat. Data pegawai berikut merupakan data jumlah staf/pegawai yang ada di Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2017 yaitu sebanyak orang dengan klasifikasi sebagai berikut : Tabel 1. Jumlah Pegawai BPKPD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2017 No Unit Kerja Jabatan Yang ada Seharusnya Kekurangan (Orang (Orang) (Orang) 1. Kepala Badan Bidang Sekretariat Bidang Anggaran Bidang Perbendaharaan Bidang Akuntansi Bidang Pajak Bidang Retribusi, Pendapatan Lain-lain dan Bagi Hasil Dana Perimbangan Bidang Pengembangan Pendapatan, Pembinaan dan Pengendalian 9. UPPD Wilayah I UPPD Wilayah II UPPD Kubu Raya UPPD Mempawah UPPD Singkawang BAB II Halaman 35

41 14. UPPD Sambas UPPD Bengkayang UPPD Ngabang UPPD Sanggau UPPD Sekadau UPPD Sintang UPPD Melawi UPPD Putussibau UPPD Ketapang UPPD Kayong Utara Jumlah Tabel 2. Jumlah Pegawai BPKPD Provinsi Kalimantan Barat Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2017 No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) 1. Pasca Sarjana (S2) Sarjana (S1/DV) Sarjana Muda (DIII) Sekolah Menengah Atas (SMA) 113 Jumlah 325 Tabel 3. Jumlah Pegawai BPKPD Provinsi Kalimantan Barat Berdasarkan Pangkat/Gol. Ruang Tahun 2017 No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) 1. Pembina Utama Muda (IV/c) 1 2. Pembina Tk.I (IV/b) 5 3. Pembina (IV/a) Penata Tk.I (III/d) Penata (III/c) 51 BAB II Halaman 36

42 6. Penata Muda Tk.I (III/b) Penata Muda (III/a) Pengatur Tk.I (II/d) Pengatur (II/c) Pengatur Muda Tk. I (II/b) Pengatur Muda (II/a) 4 JUMLAH 325 Jumlah jabatan struktural yang ada pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah sebanyak 59 Pejabat struktural yang terdiri dari : Kepala Badan = 1 orang Sekretaris Badan = 1 orang Kepala UPPD = 15 orang Kepala Sub Bagian = 18 orang Kepala Bidang = 6 orang Kepala Subbidang = 18 orang 2. Sarana dan Prasarana Dalam memperlancar pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat meliputi : a. Gedung Kantor Pembangunan Gedung Kantor BPKPD Provinsi Kalimantan Barat sudah selesai dan pada saat ini sudah menempati gedung tersebut yang terletak di Jalan A.Yani Pontianak Kalimantan Barat. b. Kendaraan 1) Kendaraan roda empat : 42 2) Kendaraan roda dua : 101 3) Motor Perahu : 1 BAB II Halaman 37

43 c. Sarana Pendukung dan Perlengkapan lain 1) Mesin Ketik : 54 2) Mesin Calculator : 10 3) Mesin Hitung : 21 4) Mesin Fotocopy : 2 5) Lemari Besi : 199 6) Rak Besi : 482 7) Lemari Sliding Glass Door : 111 8) Filling Besi / Kabinet : 30 9) Brankas : 28 10) Lemari Kayu : 2 11) Lemari Katalog : 12 12) Lemari Kayu : 2 13) White Board : 3 14) AC : ) Kulkas ` : 4 16) Kipas Angin : ) Air Purifier : 10 18) Dispenser : 47 19) Vacum Cleaner : 2 20) Mesin Penghancur Kertas : 9 21) Alat Pemotong Kertas : 1 22) Mesin Absensi Sidik Jari : 4 23) Meja Komputer : 6 24) Meja Operator : 3 25) Meja Rapat : 23 26) Meja Bundar : 2 27) Kursi Putar : ) Kursi Biasa : ) Bangku Tunggu : ) Kursi Tamu : 32 31) Meja Kerja Pejabat Esselon II : 3 32) Meja Kerja Pejabat Esselon III : 26 BAB II Halaman 38

44 33) Meja Kerja Pejabat Esselon IV : 28 34) Meja Kerja Pegawai Non Struktural : 26 35) Kursi Kerja Pejabat Esselon II : 2 36) Kursi Kerja Pejabat Esselon III : 20 37) Kursi Kerja Pejabat Esselon IV : 28 38) Kursi Kerja Pegawai Non Struktural : ) Meja ½ Biro : ) Mesin Genset : 42 41) Mesin Pompa Air : 31 42) Water Proof Box : 1 43) Papan Visuil : 1 44) Papan Pengumuman : 8 45) Display : 1 46) Kasur : 60 47) Sofa : 3 48) Lemari Pakaian : 1 49) Mesin Pemotong Rumput : 10 50) Treng Air : 48 51) Televisi : 69 52) Loudspeaker : 1 53) Soundsystem : 1 54) Wireless : 13 55) Microphone : 1 56) Stabilisator : 49 57) Tustel : 4 58) Alat Hiasan : 2 59) Tiang Bendera : 1 60) Tangga Aluminium : 16 61) Gorden : 12 62) Alat Pemadam/Portable : 31 63) Alat Pembantu Kebakaran : 4 64) Local Area Network (LAN) : 1 65) Internet : 60 BAB II Halaman 39

45 66) PC Unit : ) Laptop : 15 68) Note Book : 32 69) Card Reader : 1 70) Disk Pack : 1 71) Monitor : 37 72) Scanner : 27 73) Router : 2 74) Netware Interface External : 2 75) Switch : 1 76) Kelengkapan Jaringan : 1 77) Lain-lain (microtik processor) : 1 78) Kursi Rapat Ruangan Rapat Pejabat : 16 79) Bufflet Kayu : 5 80) Kamera + Attachment : 16 81) Compact Disk Player : 2 82) Microphone/Wireless Mic : 2 83) Microphone/Boom Stand : 2 84) Proffesional Sound System : 1 85) UPS : ) Telephone (PABX) : 1 87) Faksimile : 21 88) Wireless Amplifier : 1 89) Antenas SHF Portable : 15 BAB II Halaman 40

46 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Salah satu agenda reformasi birokrasi adalah menciptakan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Namun kenyataannya sampai dengan saat ini, reformasi belum berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat. Banyaknya permasalahan birokrasi belum sepenuhnya teratasi baik dari sisi internal maupun eksternal. Dari sisi internal, faktor demokratisasi dan desentralisasi telah membawa dampak proses pengambilan keputusan kebijakan publik, khususnya dari sisi internal birokrasi itu sendiri berbagai permasalahan masih banyak yang dihadapi. Dari sisi eksternal, faktor globalisasi dan kebijakan serta strategi pengembangan e-government sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 merupakan tantangan tersendiri dalam upaya menciptakan pemerintahan yang efektif dan efisien dan akuntabilitas. Dibutuhkan suatu upaya yang lebih komprehensif dan terintegrasi dalam mendorong peningkatan kinerja birokrasi aparatur negara dalam menciptakan pemerintahan yang bersih dan akuntabel yang merupakan amanah reformasi dan tuntutan seluruh rakyat indonesia. Secara spesifik identifikasi permasalahan dan kendala yang dihadapi Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat dapat dibagi berdasarkan fungsi-fungsi yang dilaksanakan. Adapun fungsi-fungsi tersebut dijelaskan di bawah ini : 1. Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah a. Penerapan sistem aplikasi komputer dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan laporan keuangan sudah dilakukan, akan tetapi masih belum optimal karena belum adanya sistem yang terintegrasi antar SKPD dengan Bidang Anggaran dan Bidang Akuntansi Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat, aplikasinya masih bersifat offline sehingga SPJ yang dikumpulkan masih berupa manual dan harus dikoreksi kembali. b. SPJ fungsional yang disampaikan oleh masing-masing SKPD masih sering terlambat. BAB III Halaman 41

47 c. Masih ada PPK-SKPD yang belum memahami tugas-tugasnya sehingga pelaksanaan verifikasi SPJ masih belum dilakukan secara tertib. Selain itu sering terjadi pergantian PPK SKPD sehingga pembinaan yang dilakukan menjadi terputus. d. Masih ada SKPD yang tidak konsisten dengan rencana anggaran yang telah disusun. 2. Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pelaksanaan tugas-tugas kebendaharaan yang dilaksanakan oleh SKPD belum dilakukan secara maksimal sesuai pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sehingga SPJ masing-masing SKPD masih harus diverifikasi ulang oleh staf Bidang Perbendaharaan, hal ini berdampak pada proses penerbitan SP2D. 3. Pembinaan Bansos dan Hibah Penerima bantuan tersebar di seluruh wilayah Kalimantan Barat dengan kondisi geografis yang termasuk sulit sehingga tidak semua penerima bantuan dapat termonitor disamping itu pula, petugas untuk melaksanakan monitor juga sangat terbatas. 4. Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kab/Kota a. Belum semua Kab/Kota menyampaikan Raperda tentang APBD/Rapergub tentang Penjabaran APBD Kab/Kota nya tepat waktu, yang berdampak pada keterlambatan pelaksanaan evaluasi terhadap RAPBD dan APBD. b. Tidak semua Kabupaten/Kota menyampaikan tanggapan terhadap hasil evaluasi. c. Belum semua Kab/Kota menyampaikan laporan atas penggunaan Bantuan Keuangan yang diterima dari Pemprov Kalbar sahingga tidak ada bahan evaluasi. 5. Sumber Daya Manusia a. Ketersediaan sumber daya manusia untuk petugas-petugas pemungut dilapangan masih sangat terbatas. BAB III Halaman 42

48 b. Kemampuan sumber daya manusia dalam pengelolaan pendapatan daerah masih perlu ditingkatkan. c. Pelayanan publik dan profesionalisme aparatur perlu ditingkatkan. d. Koordinasi yang berkaitan dengan pelayanan dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah perlu ditingkatkan. e. Belum tersedianya tenaga-tenaga penyuluh pajak yang handal. 6. Geografi a. Masih terbatasnya sarana mobil Samsat Keliling yang berfungsi untuk menjangkau daerah daerah terpencil. b. Kerjasama dengan instansi terkait perlu ditingkatkan terutama dalam hal pemberian pelayanan baik berada di ibukota kabupaten / kota maupun yang berada pada tingkat kecamatan atau desa. c. Kesadaran masyarakat dalam membayar pajak masih relatif rendah. d. Validitas data wajib pajak kendaraan bermotor masih rendah. e. Sistem Komputerisasi Samsat yang belum optimal. f. Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pengenaan pajak kendaraan bermotor alat-alat berat masih kurang. g. Perlunya meningkatkan penyuluhan pajak kepada masyarakat yang masih menunggak pembayaran pajak kendaraan bermotor. h. Meningkatkan peran dan fungsi UPPD dalam peningkatan pelayanan dan pendapatan. BAB III Halaman 43

49 3.2 TELAAH VISI, MISI dan PROGRAM KEPALA DAERAH dan WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH Berdasarkan kondisi Kalimantan Barat saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 1 (satu) tahunan mendatang dan amanat pembangunan yang tercantum dalam RPJMN Daerah, maka Visi Pembangunan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun adalah : MEWUJUDKAN MASYARAKAT KALIMANTAN BARAT YANG BERIMAN, SEHAT, CERDAS, AMAN, BERBUDAYA DAN SEJAHTERA Makna dari visi tersebut sebagai berikut : Beriman mengandung pengertian bahwa keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Visi ini didasarkan pada ideologi Pancasila yaitu sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, yang meletakkan kepercayaan kepada Tuhan sebagai dasar utama dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam melaksanakan pembangunan, manusia yang beriman menunjukkan ketetapan hati, keteguhan dan keseimbangan batin. Masyarakat beriman memandang upaya pembangunan sebagai amanah atas karunia atau talenta yang diterimanya dari Tuhan. Iman merupakan investasi pembangunan yang tak terukur kelimpahannya. Sebab itu kegiatan dan hasil pembangunan diupayakan dengan sempurna sebagai wujud kesediaan untuk melayani Tuhan dan sesama. Diyakini dengan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa semua kegiatan dan hasil pembangunan akan baik adanya. Sehat mengandung pengertian bahwa keadaan baik atau mendatangkan kebaikan pada seluruh badan jasmaniah dan rohaniah. Dalam perekonomian, keadaan sehat diartikan bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan perekonomian berjalan dengan baik sebagaimana mestinya. Dalam hal politik, keadaan sehat berarti bahwa segala sesuatu yang dijalankan dengan hati-hati dan baik. Semboyan dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat ( men sana in corpori sano) atau rakyat yang sehat, Negara kuat merupakan kekuatan pendorong agar masyarakat manjaga kesehatannya. Seperti kata Rhonda Byrne, tubuh kita adalah produk pikiran kita, artinya jika manusia berfikir sehat makan dirinya dan juga masyarakat dan lingkungan akan menjadi sehat. Visi BAB III Halaman 44

50 sehat menunjukkan betapa pentingnya masyarakat menjaga kesehatannya agar dapat menggerakkan diri sendiri dan orang lain untuk melaksanakan pembangunan. Kesehatan yang dimaksud bukan saja fisik tapi juga psikis, sebab untuk mengekspresikan niat dan kekuatan psikis, sebab itu mengekspresikan niat dan kekuatan psikis seseorang harus memiliki tubuh yang sehat. Kesehatan merupakan investasi untuk mengembangkan kualitas sumber daya pembangunan. Selanjutnya seperti telah disebutkan di atas, bahwa kata sehat dalam visi ini juga diasosiasikan pada semua bidang, seperti ekonomi yang sehat, budaya yang sehat, demokrasi yang sehat, pemerintahan yang sehat, hubungan sosial yang sehat, lingkungan hidup yang sehat, dan sebagainya menurut norma dan indikatornya masing-masing. Sebab itu, kesehatan menjadi indikator penting dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Cerdas menunjukkan ketajaman berfikir dan merasakan. Kecerdasan berhubungan dengan hati yang ditunjukkan dengan kepedulian terhadap sesama manusia, makhluk lain dan alam sekitar (kecerdasan emosional). Kecerdasan hati harus dilandaskan pada keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa. Jadi visi cerdas, termasuk kecerdasan Intelektual menuntut pemberdayaan pikiran hati, jasmani dan pengaktifan manusia untuk berinteraksi secara fungsional dengan yang lainnya dalam pembangunan. Aman mencerminkan keadaan masyarakat yang bebas dari gangguan, rasa takut dan khawatir. Keadaan aman terwujud bilamana masyarakat bebas dari tekanan fisik dan mental. Keamanan merupakan modal dalam melaksanakan pembangunan daerah Kalimantan Barat. Individu, masyarakat, dan dunia usaha yang terancam akan selalu merasakan ketidakpastian. Sebab itu, bila ada gangguan, baik yang datangnya dari dalam maupun dari luar akan mempengaruhi upaya dan hasil pembangunan. Visi aman mengandung makna terwujudnya suasana kondusif, konstruktif dan dinamis dalam masyarakat Kalimantan Barat. Pokok pikiran dan upaya untuk mewujudkan visi aman ini adalah persatuan dan demokrasi masyarakat Kalimantan Barat. Berbudaya menyangkut pikiran, akal budi dan adat istiadat manusia sebagai pelaku dan sasaran pembangunan. Pembangunan yang dilandasi oleh budaya yang baik akan menghasilkan hasil pembangunan yang baik pula. Karena itu, untuk mencapai manusia yang memiliki budaya yang positif, konstruktif, dan dinamis hendaknya terlebih dahulu dibentuk suatu budaya yang baik pada berbagai bidang, seperti budaya good BAB III Halaman 45

51 governance, budaya adil, budaya melayani, budaya bersih, budaya produktif-bukan konsumtif, budaya berfikir dan bertindak berdasarkan kebenaran, budaya jujur, budaya transparan, dan sebagainya. Budaya luhur yang ada dalam masyarakat Kalimantan Barat perlu di pertahankan dan dikembangkan sebagai modal dasar pembangunan. Visi berbudaya juga bermakna sebagai hasil pembangunan bersifat tetap dan berkelanjutan (sustainability). Sejahtera merupakan keadaan utuh sebagai kesimpulan atau akumulasi dari visi beriman, cerdas, aman dan berbudaya. Masyarakat dan individu yang sejahtera adalah masyarakat yang aman dan sentosa, selamat adil dan makmur. Pendekatan untuk mencapai visi sejahtera adalah pendekatan menyeluruh, konsisten dan kebersamaan, sebab hanya dengan kebersamaan kita bisa memenangkan setiap upaya, sasaran dan tujuan pembangunan yang telah ditetapkan. Sejalan dengan visi tersebut, akan diwujudkan melalui 10 (sepuluh) misi pembangunan, yaitu : 1. Melaksanakan peningkatan sistem pelayanan dasar dalam bidang sosial, kesehatan, pendidikan, agama, keamanan dan ketertiban melalui sistem kelembagaan manajemen serta pemerataan pendidikan. 2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas tenaga kependidikan dan penyediaan prasarana dan sarana pendidikan serta pemerataan pendidikan. 3. Melaksanakan pemerataan dan keseimbangan pembangunan secara berkelanjutan untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah dengan tetap memperhatikan aspek ekologi dalam pemanfaatan sumber daya alam. 4. Mengembangkan sumber daya lokal bagi pengembangan ekonomi masyarakat melalui sistem pengelolaan yang profesional, efektif dan efisien serta akuntabel, dengam didukung sistem dan sarana investasi yang baik melalui penyediaan data potensi investasi guna menarik dan mendorong masuknya investasi. 5. Mengembangkan jaringan kerjasama antara pemerintah daerah dengan pihak swasta baik dalam tataran lokal, regional, nasional, maupun internasional melalui penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur serta SDM yang memadai. BAB III Halaman 46

52 6. Meningkatkan kemampuan kapasitas dan akuntabilitas aparatur pemerintah daerah guna meningkatkan pelayanan publik, serta menempatkan aparatur yang profesional dan berakhlak sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki serta sesuai dengan peraturan jenjang karir kepegawaian yang berlaku. 7. Menegakkan supremasi hukum, meningkatkan keadilan sosial dan perlindungan hak asasi manusia guna mendukung terciptanya kehidupan masyarakat yang rukun, aman dan damai. 8. Memperluas lapangan kerja dan usaha dengan berbasis ekonomi kerakyatan, melalui pemberdayaan potensi dan kekuatan ekonomi lokal terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi, dengan membuka akses ke sumber modal, teknologi dan pasar untuk meningkatkan daya saing, serta menggali, mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai seni tradisional guna melestarikan sekaligus mempertahankan ketahanan budaya. 9. Melaksanakan peningkatan pembangunan infrastruktur dasar guna memperlancar mobilitas penduduk dan arus barang serta mempercepat pembangunan di wilayah pedalaman, perbatasan, pesisir dan kepulauan sebagai sumber potensi ekonomi. 10. Melaksanakan pengendalian dan pemanfaatan tata ruang dan tata guna wilayah sesuai dengan peruntukan dan regulasi, guna menghindari kesenjangan wilayah dan terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan. 3.3 PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS 1. Strategi S-O ( Kekuatan dengan Peluang) a. Adanya Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat dan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 122 Tahun 2016 Tentang Kedudukan Susuan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat; b. Adanya kewenangan Provinsi Kalimantan Barat untuk memberikan arahan, koordinasi dan evaluasi kerja kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan dukungan dari pimpinan dalam setiap tugas pokok dan fungsi yang dilaksanakan untuk mengoptimalkan pelaksanaan pengelolaan keuangan dan pendapatan daerah. BAB III Halaman 47

53 c. Bagaimana pendataan potensi pajak daerah dan retribusi daerah dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah menjadi lebih akurat. d. Bagaimana meningkatan pelayanan publik sebagai bentuk pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat guna mempermudah atau memperlancar dalam pembayaran pajak. e. Memanfaatkan dukungan dari pimpinan dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang dilaksanakan untuk memaksimalkan dukungan anggaran yang memadai. f. Adanya kerjasama dan dedikasi yang tinggi serta disiplin kerja staf yang baik serta didukung oleh sarana informasi dan komunikasi yang luas dapat mengoptimalkan pelaksaan tugas pokok dan fungsi. 2. Strategi S-T ( Kekuatan dengan Ancaman) a. Dayaguna Adanya Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat dan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 122 Tahun 2016 Tentang Kedudukan Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Provinsi Kalimantan Barat untuk mengatasai belum lengkapnya peraturan pelaksanaan dari penyempurnaan/revisi perundang-undangan yang telah dilakukan seperti peraturan pemerintah dan keputusan menteri, khususnya yang menyangkut pelayanan administrasi pemerintahan. b. Bagaimana mengintensifkan jangkauan penyuluhan/sosialisasi berbagai peraturan daerah tentang pajak dan retribusi daerah. c. Memanfaatkan peraturan dan dukungan pimpinan untuk menekan SKPD guna menyampaikan data keuangan tepat pada waktunya. d. Memanfaatkan dedikasi dan disiplin pegawai serta koordinasi yang baik guna mengantisipasi kurangnya tenaga profesional. 3. Strategi W-O (Kelemahan dengan Peluang) a. Antisipasi belum optimalnya kinerja sumber daya manusia (SDM) di lingkungan Provinsi Kalimantan Barat dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan kerjasama guna BAB III Halaman 48

54 mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat. b. Antisipasi besarnya beban kerja/tugas, lemahnya pengawasan internal terhadap pelaksanaan kegiatan Provinsi Kalimantan Barat dan terdapat peraturan perundang-undangan yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan dan tuntutan dengan mengoptimalkan peraturan ( policy) daerah yang kuat untuk melaksanakan pengelolaan keuangan dan pendapatan daerah. c. Bagaimana mengembangkan pendapatan daerah menjadi yang lebih baik. d. Bagaimana mengembangkan koordinasi pemungutan pendapatan dengan instansi terkait. e. Bagaimana mengembangkan sarana dan prasarana pelayanan kepada masyarakat. 4. Strategi W-T ( Kelemahan dengan Ancaman) a. Antisipasi kurang tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dalam menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi untuk mengatasi permasalahan keuangan dan pendapatan. b. Antisipasi belum optimalnya kinerja sumber daya manusia (SDM) untuk mengatasi tuntutan aspirasi masyarakat yang semakin kritis dan beragam yang mengarah pada tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah semakin berkurang. c. Antisipasi beban kerja/tugas dan lemahnya pengawasan internal terhadap pelaksanaan kegiatan untuk mengatasi kecepatan regulasi peraturan perundangundangan (Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, dan sebagainya) di bidang keuangan dan pendapatan. d. Bagaimana pendataan potensi pajak daerah dan retribusi daerah dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah menjadi lebih akurat. e. Bagaimana meningkatan pelayanan publik sebagai bentuk pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat guna mempermudah atau memperlancar dalam pembayaran pajak. f. Bagaimana mengintensifkan jangkauan penyuluhan / sosialisasi berbagai peraturan daerah tentang pajak dan retribusi daerah. BAB III Halaman 49

55 g. Bagaimana mengembangkan pendapatan daerah menjadi yang lebih baik. h. Bagaimana mengembangan koordinasi pemungutan pendapatan dengan instansi terkait. i. Bagaimana mengembangan sarana dan prasarana pelayanan kepada masyarakat. j. Bagaimana badan ini mampu memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan masyarakat. Berdasarkan analisis SWOT dan pemetaan strategi tersebut diatas, maka Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat akan berupaya merumuskan, menganalisa, mempertimbangkan dan menerapkan factorfaktor penentu keberhasilan (Critical Success Factors) yang mencakup : a. Memanfaatkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat dan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 122 Tahun 2016 Tentang Kedudukan Susuan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat demi pencapaian visi dan misi yang lebih baik. b. Menggunakan kewenangan Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat untuk memberikan arahan, koordinasi dan evaluasi kepada satuan kerja perangkat daerah guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan dukungan dari pimpinan dalam setiap tugas pokok dan fungsi yang dilaksanakan untuk mengoptimalkan kebijakan daerah yang kuat untuk mengatasi permasalahan keuangan dan pendapatan. c. Menggunakan kerjasama, dedikasi dan disiplin staf yang tinggi di lingkungan untuk meningkatkan ketertiban administrasi pengelolaan keuangan dan pendapatan daerah. d. Menggunakan koordinasi yang baik antar bagian dan unit kerja lainnya di lingkungan untuk meningkatkan tertib administrasi pengelolaan keuangan dan pendapatan daerah. e. Mendayagunakan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat dan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 122 Tahun 2016 Tentang Kedudukan Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan BAB III Halaman 50

56 Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat untuk mengatasi belum lengkapnya peraturan pelaksanaan dari penyempurnaan / revisi perundang-undangan yang telah dilakukan, seperti peraturan pemerintah dan keputusan menteri, khususnya yang menyangkut pelayanan administrasi pemerintahan di bidang keuangan dan pendapatan daerah. f. Mendayagunakan kewenangan Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat untuk memberikan arahan koordinasi dan evaluasi kerja kepada satuan kerja perangkat daerah guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan kerjasama serta dedikasi yang tinggi serta disiplin kerja staf yang baik untuk mengatasi tuntutan aspirasi masyarakat yang semakin kritis dan beragam. g. Antisipasi kurang tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dalam menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dengan memanfaatkan saran informasi dan komunikasi yang cepat dan luas guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Provinsi Kalimantan Barat. h. Antisipasi belum maksimalnya kinerja sumber daya manusia (SDM) di lingkungan dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan kerjasama guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Provinsi Kalimantan Barat. i. Antisipasi besarnya beban kerja/tugas, lemahnya pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan dan terdapat peraturan perundang-undangan yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan dan tuntutan dengan mengoptimalkan peraturan ( policy) daerah yang kuat untuk mengatasi pengelolaan keuangan dan pendapatan daerah. j. Antisipasi belum optimalnya kinerja sumber daya manusia (SDM) untuk mengatasi tuntutan aspirasi masyarakat yang semakin kritis dan beragam yang mengarah pada tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah semakin berkurang. k. Antisipasi beban kerja/tugas dan lemahnya pengawasan internal terhadap pelaksanaan kegiatan untuk mengatasi kecepatan regulasi peraturan perundangundangan di bidang pengelolaan keuangan dan pendapatan daerah. BAB III Halaman 51

57 l. Menyuluhkan dan mensosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat secara rutin baik melalui Media cetak maupun media elektronik tentang arti pentingannya Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dalam memberikan kontribusi terhadap penyelenggaraaan Pemerintahan dan Pembangunan untuk kemajuan Provinsi Kalimantan Barat. m. Mengoptimalkan pemungutan pajak daerah dengan menggandeng pemerintah Kabupaten/Kota dan instansi terkait melalui upaya-upaya koordinasi. n. Mengupayakan agar sistem dan prosedur serta tata kerja dalam pengelolaan pendapatan daerah menjadi lebih baik. o. Meningkatkan kemampuan profesionalisme sumber daya manusia dalam melaksanakan misi pelayanan yang baik untuk mencapai kinerja yang lebih baik pula sesuai tugas dan fungsi yang diberikan. BAB III Halaman 52

58 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 VISI, DAN MISI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT 1. VISI Pernyataan Visi Visi Provinsi Kalimantan Barat adalah : PRIMA DAN PROFESIONALISME DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PENDAPATAN DAERAH YANG BERORIENTASI PADA KEPUASAN MASYARAKAT a. Penjelasan Makna Didalam pernyataan Visi tersebut, terdapat kata kata kunci sebagai berikut : 1) Prima Prima yang di maksud disini adalah pelayanan prima yang di artikan sebagai pelayanan yang terbaik, yang dapat diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat. Pelayanan Prima merupakan terjemahan istilah excellent service yang secara harfiah berarti pelayanan terbaik atau sangat baik. Disebut pelayanan terbaik karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki instansi pemberi pelayanan. Hakekat pelayanan public adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yg merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hakikat dari pelayanan publik adalah pemberian pemenuhan pelayanan kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban pemerintah sebagai abdi masyarakat. Bab IV Halaman 53

AAN N KEU N PEN SET PRO ALIM RAT TA MANT UN 20

AAN N KEU N PEN SET PRO ALIM RAT TA MANT UN 20 R RENS STRA A BA ADAN N PEN NGEL LOLA AAN N KEU UANG GAN DAN N ASS SET PRO OVINS SI KA ALIM MANT TAN BAR RAT TA AHU UN 2 13-2 218 8 BADA AN PENG GELOLAA AN KEUA ANGAN D DAN ASSSET DAER RAH P PROVINSSI

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

BAB I REVIEW RENSTRA SETDA KALTIM

BAB I REVIEW RENSTRA SETDA KALTIM BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Pemerintah dalam menyelenggarakan pelayanan publik dipengaruhi oleh banyak faktor yang terkait antara satu dengan yang lainnya. Untuk memahami kinerja Birokrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paradigma Pemerintah Daerah yang mengacu kepada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang direvisi dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, telah merubah peran Kecamatan

Lebih terperinci

Rencana Stratejik (RENSTRA) Kecamatan Batununggal Kota Bandung Tahun BAB I PENDAHULUAN

Rencana Stratejik (RENSTRA) Kecamatan Batununggal Kota Bandung Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun berfungsi sebagai pedoman penyusunan Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahapan perencanaan pembangunan tetapi harus dilihat sebagai tahap

BAB I PENDAHULUAN. tahapan perencanaan pembangunan tetapi harus dilihat sebagai tahap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) bukan hanya terbatas sebagai rangkaian tahapan perencanaan pembangunan tetapi harus dilihat sebagai tahap awal dari Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja (Renja) SKPD adalah dokumen Perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun yang berfungsi sebagai pedoman bagi SKPD untuk mencapai tujuan SKPD dalam 1

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28h dan Undang-Undang nomor 26 tahun 2009 tentang Kesehatan. Hal

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sisten Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) bahwa Pemerintah maupun Pemerintah Daerah setiap

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah, yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Setiap daerah di era Otonomi memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk dapat mengatur proses pembangunannya sendiri, mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KATINGAN TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KATINGAN TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KATINGAN TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KATINGAN, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA BOGOR TAHUN 2010-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2017 TANGGAL : 20 November 2017 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2017 TANGGAL : 20 November 2017 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2017 TANGGAL : 20 November 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan pasal 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penyusunan Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan implementasi dari pelaksanaan Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA -1- GUBERNUR SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOMOR : 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2013-2018 DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANJAR TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun berfungsi sebagai pedoman penyusunan Rencana

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Garut, Agustus Kepala BPMPD Kab. Garut, Drs. H. Teddi Iskandar, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Garut, Agustus Kepala BPMPD Kab. Garut, Drs. H. Teddi Iskandar, M.Si NIP KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-nya dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang Undang No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang Undang No. 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam rangka mengaktualisasikan otonomi daerah, memperlancar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, Pemerintah Kabupaten Boyolali mempunyai komitmen

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebagai perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang memberikan landasan bagi berbagai bentuk perencanaan

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional disebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional disebutkan bahwa dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

BAPPEDA PROVINSI BANTEN RANCANA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA ( DISPORA )PROVINSI BANTEN TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RECANA KERJA 2016 DISPORA PROVINSI BANTEN i KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah Kami

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA BANJARMASIN TAHUN 2011 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BAPPEDA I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BAPPEDA I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dengan telah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), diamanatkan bahwa daerah harus menyusun rencana

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Cirebon

Pemerintah Kota Cirebon BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut Renstra Inspektorat Kabupaten Garut Tahun 2014-2019 Kata Pengantar KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan yang berkualitas menjadi salah satu kunci keberhasilan pembangunan yang baik dalam skala nasional maupun daerah. Undang-Undang Nomor 25 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2012 7 KATA PENGANTAR Bismillahhrahmaniff ahim

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Muara Beliti, 2014 Kepala Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas

KATA PENGANTAR. Muara Beliti, 2014 Kepala Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 merupakan perwujudan dari Pelaksanaan Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah tak henti hentinya kita panjatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Lingga di Provinsi Kepulauan Riau, yang menjadi salah satu pertimbangan

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Proses penyusunan dan penetapan Renstra SKPD tersebut dilaksanakan dengan mengacu pada mekanisme perencanaan

1.1. Latar Belakang. Proses penyusunan dan penetapan Renstra SKPD tersebut dilaksanakan dengan mengacu pada mekanisme perencanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta perangkat

Lebih terperinci

Lampiran Keputusan Sekretaris Daerah Provinsi Banten Nomor : 050/Kep.64 ORG /2012 Tanggal : 5 November 2012 BAB I PENDAHULUAN. 1.

Lampiran Keputusan Sekretaris Daerah Provinsi Banten Nomor : 050/Kep.64 ORG /2012 Tanggal : 5 November 2012 BAB I PENDAHULUAN. 1. Lampiran Keputusan Sekretaris Daerah Provinsi Banten Nomor : 050/Kep.64 ORG /2012 Tanggal : 5 November 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Banten yang dibentuk dengan Undang undang Nomor

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Singkat dan Aktivitas Utama Instansi Sejarah Singkat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Singkat dan Aktivitas Utama Instansi Sejarah Singkat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN 2.1 Sejarah Singkat dan Aktivitas Utama Instansi 2.1.1 Sejarah Singkat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Berdasarkan undang-undang Nomor 22 tahun 1999 pasal 60 Sekertariat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, selaras,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah. baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah. baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era reformasi yang membawa berbagai perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Tahun Latar Belakang. B a b I P e n d a h u l u a n 1

Bab I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Tahun Latar Belakang. B a b I P e n d a h u l u a n 1 Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang erdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang B Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa Pemerintah Daerah wajib menyusun Rancangan Awal Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun I 1

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Pusat memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk melakukan serangkaian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN

RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN 2010-2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintahan yang baik (good governance) merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng 8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 1 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BIMA TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021

KATA PENGANTAR. i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021 i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-nya, sehingga Badan Pendapatan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii i Kata Pengantar Seraya memanjatkan puji dan syukur atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Kepegawaian Daerah telah dapat melalui tahapan lima tahun kedua pembangunan jangka menengah bidang kepegawaian

Lebih terperinci

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH Jalan Kabupaten No. 1 Purwokerto 53115 Telp. 637405 Faxcimile (0281) 637405 KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) KECAMATAN JURAI TAHUN 2018 KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Salido, 2017 Rencana Kerja Kecamatan IV Jurai Tahun 2018 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Kalimantan Utara Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Kalimantan Utara Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan adanya dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016-2021 sebagai dokumen perencanaan periode lima tahunan,

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2013 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PERUBAHAN PERTAMA RENCANA STRATEGIS

PERUBAHAN PERTAMA RENCANA STRATEGIS PERUBAHAN PERTAMA RENCANA STRATEGIS 2010-2015 DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS Review 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014 Rencana Kerja (RENJA) Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) adalah merupakan dokumen resmi Perencanaan Pembangunan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahunan yang berorientasi pada

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 21 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 2 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

Lebih terperinci

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Dinamika dan perkembangan sistem pemerintahan mengalami perubahan yang sangat pesat sejalan dengan perubahan paradigma yang berkembang di masyarakat. Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI BALI TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI BALI TAHUN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015 DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah tak henti hentinya

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010-2015 Place Photo Here, Otherwise Delete Box Rencana Strategis (RENSTRA) KATA PENGANTAR Dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI PESISIR SELATAN

BUPATI PESISIR SELATAN BUPATI PESISIR SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR : 2 TAHUN 2009 TANGGAL : 14 MARET 2009 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2013 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BUPATI BOALEMO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

BUPATI BOALEMO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN BUPATI BOALEMO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOALEMO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR :24 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH, RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH SERTA MUSYAWARAH RENCANA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG : : : : PERATURAN DAERAH 4 TAHUN 2012 20 April 2012 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN TAHUN 2011-2016 BAB I PENDAHULUAN Perencanaan adalah

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

efektivitas dan efisiensi. Dengan modal tersebut diharapkan pemerintahan

efektivitas dan efisiensi. Dengan modal tersebut diharapkan pemerintahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum tugas dan kewajiban pemerintah adalah menciptakan regulasi pelayanan umum, pengembangan sumber daya produktif, menciptakan ketentraman dan ketertiban masyarakat,

Lebih terperinci

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI MALUKU TENGGARA SALINAN N BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 3.a TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALUKU

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2014

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2014 BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT Jalan Tamansari No. 55 Telepon (022) 2502898 Fax. (022) 2511505 http:// diskominfo.jabarprov.go.id/ e-mail

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci