2018, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8)
|
|
|
- Susanti Yenny Wibowo
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.722, 2018 KEMHAN. Pedoman Penataan Organisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENATAAN ORGANISASI KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penataan organisasi untuk mewujudkan organisasi yang tepat fungsi, tepat ukuran, dan tepat proses perlu dibuat aturan sebagai pedoman dalam penataan organisasi di lingkungan Kementerian Pertahanan; b. bahwa Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 06 Tahun 2013 tentang Pedoman Penataan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertahanan sudah tidak sesuai dengan perkembangan peraturan perundang-undangan dan tuntutan organisasi, sehingga perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang Pedoman Penataan Organisasi Kementerian Pertahanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
2 2018, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 3. Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertahanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 102); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTAHANAN TENTANG PEDOMAN PENATAAN ORGANISASI KEMENTERIAN PERTAHANAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Penataan Organisasi adalah proses penetapan organisasi baru, penyempurnaan nomenklatur, kedudukan, tugas, fungsi, struktur organisasi, peningkatan dan penurunan kelas, eselon, serta penghapusan organisasi. 2. Nomenklatur adalah sebutan/penamaan bagi satuan organisasi. 3. Naskah Akademik adalah naskah yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah mengenai konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan, kondisi organisasi saat ini, aspek legalitas, sasaran yang ingin diwujudkan, dan dampak Penataan Organisasi. 4. Kementerian Pertahanan yang selanjutnya disebut Kemhan adalah unsur pelaksana fungsi pemerintah di bidang pertahanan. 5. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertahanan. 6. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah bagian dari suatu unit organisasi Kemhan yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program.
3 , No Subsatuan Kerja yang selanjutnya disebut Subsatker adalah bagian dari Satker. Pasal 2 Peraturan Menteri ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman dalam Penataan Organisasi Kemhan dengan tujuan: a. memberikan arah dan acuan kepada Satker/Subsatker di lingkungan Kemhan dalam melakukan Penataan Organisasi sesuai dengan prinsip organisasi, prosedur, dan ketentuan yang berlaku; dan b. mewujudkan organisasi yang tepat fungsi, tepat ukuran, dan tepat proses dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. BAB II SYARAT, PRINSIP, DAN KEWENANGAN PENATAAN ORGANISASI Bagian Kesatu Syarat Penataan Organisasi Pasal 3 Penataan Organisasi harus memperhatikan dan mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis internal dan eksternal, dalam rangka menciptakan suatu susunan organisasi yang mampu merefleksikan dan mentransformasikan tugas dan fungsi yang diemban oleh organisasi. Pasal 4 Penataan Organisasi harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. sebagai amanat peraturan perundang-undangan yang mendasari pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi; b. ruang lingkup tugas organisasi yang bersifat strategis dan berskala nasional, regional, dan internasional yang mempengaruhi pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi;
4 2018, No c. ketersediaan sumber daya yang meliputi pegawai, pembiayaan, serta sarana dan prasarana; d. hasil analisis beban kerja; dan e. memiliki business process dan standard operational prosedure. Bagian Kedua Prinsip Penataan Organisasi Pasal 5 Penataan Organisasi dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip sebagai berikut: a. kejelasan visi dan misi; b. keberlangsungan tugas; c. bagi habis tugas; d. proporsionalitas; e. kejelasan kewenangan dan tanggung jawab; dan f. kejelasan pembaganan. Pasal 6 Kejelasan visi dan misi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a yaitu kegiatan Penataan Organisasi dilaksanakan melalui penetapan tujuan yang ingin dicapai dituangkan dalam rumusan visi dan misi. Pasal 7 Keberlangsungan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b yaitu tugas pokok dan fungsi organisasi yang menjadi beban kerja setiap jabatan dilaksanakan secara terus menerus atau berkesinambungan dalam jangka waktu lama. Pasal 8 Bagi habis tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c yaitu tugas pokok dan fungsi, serta uraian jenis kegiatan organisasi dibagi habis secara berjenjang, sampai jenjang terendah.
5 , No.722 Pasal 9 Proporsionalitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d yaitu tugas pokok dan fungsi serta uraian jenis kegiatan organisasi yang menjadi kewenangan dan tanggung jawab sesuai dengan kesejenisan volume beban kerja. Pasal 10 Kejelasan kewenangan dan tanggungjawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e yaitu setiap jabatan mempunyai uraian jenis kegiatan yang jelas, yang menjadi kewenangan dan tanggung jawab setiap pemangku jabatan untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 11 Kejelasan pembaganan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf f yaitu penetapan organisasi digambarkan dalam bentuk bagan yang jelas meliputi tingkatan kedudukan, susunan Nomenklatur, dan hubungan kerja dalam satuan organisasi. Bagian Ketiga Kewenangan Penataan Organisasi Pasal 12 Penataan Organisasi eselon II, eselon III, dan eselon IV merupakan kewenangan Menteri, setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara.
6 2018, No BAB III TATA CARA PENATAAN ORGANISASI Bagian Kesatu Umum Pasal 13 Tata cara Penataan Organisasi terdiri atas: a. perumusan Nomenklatur; b. perumusan tugas dan fungsi; dan c. perumusan struktur dan bagan organisasi. Bagian Kedua Perumusan Nomenklatur Pasal 14 Perumusan Nomenklatur mempunyai ciri penulisan sebagai berikut: a. singkat dan jelas; b. menggambarkan secara singkat dan tepat mengenai kedudukan, tugas, fungsi, dan jabatan dalam suatu unit organisasi; dan c. Nomenklatur yang ditetapkan tidak boleh sama dengan Nomenklatur unit kerja di atasnya. Paragraf 1 Umum Pasal 15 Nomenklatur pada Satker Kemhan terdiri atas: a. Sekretariat Jenderal; b. Inspektorat Jenderal; c. Direktorat Jenderal; d. Badan; dan e. Pusat.
7 , No.722 Paragraf 2 Nomenklatur Sekretariat Jenderal Pasal 16 (1) Nomenklatur Satker Sekretariat Jenderal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a terdiri atas satuan organisasi sebagai fungsi staf dengan Nomenklatur Biro paling banyak 8 (delapan). (2) Nomenklatur Biro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas satuan organisasi dengan Nomenklatur Bagian paling banyak 4 (empat) dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (3) Nomenklatur Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas satuan organisasi dengan Nomenklatur Subbagian paling banyak 3 (tiga) dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. Paragraf 3 Nomenklatur Inspektorat Jenderal Pasal 17 Nomenklatur Satker Inspektorat Jenderal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b terdiri atas: a. satuan organisasi sebagai fungsi staf dengan Nomenklatur Sekretariat Inspektorat Jenderal; dan b. satuan organisasi sebagai fungsi lini dengan Nomenklatur Inspektorat paling banyak 5 (lima) dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 18 (1) Nomenklatur Sekretariat Inspektorat Jenderal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a terdiri atas satuan organisasi dengan Nomenklatur Bagian paling banyak 4 (empat) dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional.
8 2018, No (2) Nomenklatur Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas satuan organisasi dengan Nomenklatur Subbagian paling banyak 4 (empat). Pasal 19 (1) Nomenklatur Inspektorat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf b terdiri atas: a. satuan organisasi sebagai fungsi staf dengan Nomenklatur Subbagian Tata Usaha; dan b. satuan organisasi sebagai fungsi lini dengan Nomenklatur Kelompok Jabatan Fungsional Auditor. Paragraf 4 Nomenklatur Direktorat Jenderal Pasal 20 Nomenklatur Satker Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf c terdiri atas: a. satuan organisasi sebagai fungsi staf dengan Nomenklatur Sekretariat Direktorat Jenderal; dan b. satuan organisasi sebagai fungsi lini dengan Nomenklatur Direktorat paling banyak 6 (enam) dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 21 (1) Nomenklatur Sekretariat Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf a terdiri atas satuan organisasi dengan Nomenklatur Bagian paling banyak 4 (empat) dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Nomenklatur Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Nomenklatur Subbagian paling banyak 3 (tiga) dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional.
9 , No.722 Pasal 22 Nomenklatur Direktorat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf b terdiri atas: a. satuan organisasi sebagai fungsi staf dengan Nomenklatur Subbagian Tata Usaha; dan b. satuan organisasi sebagai fungsi lini dengan Nomenklatur Subdirektorat paling banyak 5 (lima). Pasal 23 Nomenklatur Subdirektorat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf b terdiri atas satuan organisasi dengan Nomenklatur Seksi paling banyak 4 (empat). Paragraf 5 Nomenklatur Badan Pasal 24 Nomenklatur Satker Badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf d terdiri atas: a. satuan organisasi sebagai fungsi staf dengan Nomenklatur Sekretariat Badan; dan b. satuan organisasi sebagai fungsi lini dengan Nomenklatur Pusat paling banyak 5 (lima). Pasal 25 (1) Nomenklatur Sekretariat Badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf a terdiri atas satuan organisasi dengan Nomenklatur Bagian paling banyak 4 (empat) dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Nomenklatur Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas satuan organisasi dengan Nomenklatur Subbagian paling banyak 3 (tiga). Pasal 26 (1) Nomenklatur Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf b terdiri atas:
10 2018, No a. satuan organisasi sebagai fungsi staf dengan Nomenklatur Subbagian Tata Usaha; b. satuan organisasi sebagai fungsi lini dengan Nomenklatur Bidang paling banyak 3 (tiga); dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Nomenklatur Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas satuan organisasi dengan Nomenklatur Subbidang paling banyak 3 (tiga). Paragraf 6 Nomenklatur Pusat Pasal 27 Nomenklatur Satker Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf e secara koordinatif dapat terdiri atas: a. satuan organisasi sebagai fungsi staf dengan Nomenklatur Bagian; b. satuan organisasi sebagai fungsi lini dengan Nomenklatur Bidang paling banyak 3 (tiga); dan/atau c. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 28 (1) Nomenklatur Bagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf a terdiri atas satuan organisasi dengan Nomenklatur Subbagian paling banyak 3 (tiga). (2) Nomenklatur Bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf b terdiri atas satuan organisasi dengan Nomenklatur Subbidang paling banyak 3 (tiga). Bagian Ketiga Perumusan Tugas dan Fungsi Pasal 29 (1) Perumusan tugas suatu unit kerja dapat diuraikan dalam beberapa fungsi yang menjadi tugas unit kerja di bawahnya sampai unit kerja terkecil.
11 , No.722 (2) Fungsi yang tidak diturunkan atau tidak tertampung dalam tugas unit kerja di bawahnya menjadi tanggung jawab atau pekerjaan pimpinan unit kerja di atasnya. Pasal 30 (1) Perumusan tugas ditulis dalam satu kalimat yang memuat hal bersifat pokok. (2) Perumusan tugas didahului dengan kata kerja sesuai dengan tingkatan eselon. (3) Perumusan tugas tersebut diuraikan dalam fungsi secara berurutan dengan menggunakan huruf alphabet. (4) Perumusan fungsi menggunakan kata sifat yang memakai awalan pe- dan akhiran an. Bagian Kempat Perumusan Struktur dan Bagan Organisasi Pasal 31 Perumusan struktur organisasi merupakan gambaran secara berjenjang dari jabatan dalam struktur organisasi dari eselon tertinggi sampai dengan eselon terendah. Pasal 32 (1) Struktur organisasi menunjukkan kerangka dalam pola hubungan antara fungsi, unit, posisi, dan/atau orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab dalam satu organisasi. (2) Struktur organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengandung unsur sebagai berikut: a. spesialisasi kegiatan, yaitu berkenaan dengan spesifikasi tugas dalam organisasi; b. standardisasi kegiatan, yaitu prosedur yang digunakan untuk menjamin terlaksananya kegiatan yang telah direncanakan; c. koordinasi kegiatan, yaitu menunjukkan prosedur yang mengintegrasikan fungsi Satker dalam organisasi;
12 2018, No d. sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan, yaitu menunjukkan lokasi (letak) kekuasaan pembuatan keputusan; dan e. ukuran Satker, yaitu menunjukkan level eselonisasi suatu unit kerja. Pasal 33 (1) Jabatan dalam struktur organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 digambarkan dalam bentuk kotak, dihubungkan satu dengan yang lainnya dengan garis yang menunjukkan rantai perintah dan jalur komunikasi dalam suatu bagan organisasi. (2) Hubungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. hubungan komando digambarkan dengan garis lurus yang menghubungkan antar kotak garis lurus; b. hubungan koordinasi digambarkan dengan garis putus-putus yang menghubungkan antar kotak garis lurus; dan c. Hubungan non struktural digambarkan dengan garis lurus yang menghubungkan antar kotak garis lurus dengan kotak garis putus-putus. Pasal 34 (1) Bagan organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) merupakan gambaran struktur organisasi yang memperlihatkan susunan fungsi, unit, atau posisi dan menunjukkan bagaimana hubungan diantaranya. (2) Bagan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit menggambarkan 5 (lima) aspek suatu struktur organisasi yang meliputi: a. pembagian kerja, yaitu setiap kotak menunjukkan jabatan, individu, atau satuan organisasi tertentu, yang bertanggungjawab untuk kegiatan tertentu pula;
13 , No.722 b. pimpinan dan bawahan atau rantai perintah, yaitu menunjukkan hubungan wewenang dan tanggung jawab antara atasan dan bawahan; c. bentuk pekerjaan yang dilaksanakan, yaitu deskripsi pada setiap kotak menunjukkan pekerjaan tertentu; d. pengelompokan segmen pekerjaan, yaitu keseluruhan bagan yang menunjukkan kegiatan organisasi yang dibagi habis; dan e. tingkatan manajemen, yaitu suatu bagan menunjukkan keseluruhan hierarki manajemen. BAB IV MEKANISME PENATAAN ORGANISASI Pasal 35 Mekanisme Penataan Organisasi dilaksanakan melalui tahap: a. pengusulan; b. pembahasan interkementerian; c. pembahasan antarkementerian; dan d. penetapan. Pasal 36 Pada tahap pengusulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf a dilaksanakan kegiatan sebagai berikut: a. Kepala Satker/Kepala Subsatker mengidentifikasi adanya permasalahan dalam organisasi antara lain mengenai tugas pokok dan fungsi, rencana kerja, program kerja, beban kerja, dan/atau hasil kerja organisasi; b. permasalahan tersebut dibahas dan dirumuskan, dievaluasi dan dianalisis, serta disiapkan oleh Satker/Subsatker sebagai bahan pemecahan masalah organisasi; c. berdasarkan hasil pembahasan dan perumusan pemecahan masalah, disusun rancangan awal Naskah Akademik Peraturan Menteri tentang Organisasi dan Tata Kerja, sebagai bahan usulan Penataan Organisasi; dan
14 2018, No d. Kepala Satker/Kepala Subsatker mengusulkan Penataan Organisasi kepada Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kemhan untuk diajukan kepada Menteri. Pasal 37 Pada tahap pembahasan interkementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf b dilaksanakan kegiatan sebagai berikut: a. Menteri memberikan arahan kepada Sekretaris Jenderal Kemhan dan pejabat eselon I Kemhan, terkait dengan usulan Penataan Organisasi dari Satker/Subsatker pengusul; b. Sekretaris Jenderal Kemhan memberikan arahan kepada Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kemhan selaku pejabat yang bertanggung jawab di bidang pembinaan dan Penataan Organisasi dan tata laksana untuk mengkaji usulan yang diajukan Kepala Satker/Kepala Subsatker pengusul; c. Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kemhan membentuk tim kelompok kerja guna membahas usulan Penataan Organisasi, menginventarisasi permasalahan, mencari solusi dari permasalahan, dan selanjutnya menyusun Rancangan Peraturan Menteri tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemhan; d. hasil pembahasan yang dilakukan oleh Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kemhan bersama tim kelompok kerja, dirapatkan dengan Direktorat Peraturan Perundang-undangan melalui proses rapat harmonisasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; e. hasil rapat harmonisasi di Direktorat Peraturan Perundang-undangan akan dimintakan persetujuan kepada Kepala Satker/Kepala Subsatker; f. setelah mendapat persetujuan Kepala Satker/Kepala Subsatker, Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kemhan akan menyampaikan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Menteri tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemhan kepada Sekretaris Jenderal Kemhan;
15 , No.722 g. Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Menteri tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemhan disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kemhan kepada Menteri; dan h. Menteri menyampaikan usulan Penataan Organisasi kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara, dengan melampirkan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Menteri tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemhan. Pasal 38 Pada tahap pembahasan antarkementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf c terdiri atas: a. pembahasan antarkementerian dilakukan oleh Kemhan dengan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara dan kementerian/lembaga terkait; dan b. pembahasan antarkementerian sebagaimana dimaksud dalam huruf a dilakukan untuk mendalami Penataan Organisasi yang diusulkan. Pasal 39 Pada tahap penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf d dilaksanakan kegiatan sebagai berikut: a. Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kemhan selaku penanggungjawab di bidang pembinaan dan Penataan Organisasi dan tata laksana, menyiapkan Rancangan Peraturan Menteri tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemhan; b. Kepala Satker/Kepala Subsatker yang terkait, mengoreksi Rancangan Peraturan Menteri tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemhan, serta membubuhkan tanda paraf persetujuan pada halaman akhir, dengan urutan sebagai berikut: 1. Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kemhan yang bertanggung jawab di bidang
16 2018, No pembinaan dan Penataan Organisasi dan tata laksana; 2. Direktur Peraturan Perundang-undangan Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kemhan dan/atau Kepala Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kemhan yang bertanggung jawab di bidang peraturan perundang-undangan dan advokasi hukum; 3. Kepala Satker/Kepala Subsatker yang terkait, dan/atau yang mengusulkan Penataan Organisasi; dan 4. Sekretaris Jenderal Kemhan bertanggung jawab di bidang pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana. c. setelah mendapatkan paraf persetujuan dari pejabat terkait, Sekretaris Jenderal Kemhan mengajukan Rancangan Peraturan Menteri tersebut, untuk ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara; d. Peraturan Menteri tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemhan yang ditetapkan oleh Menteri, diajukan kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia untuk diundangkan dalam Berita Negara Republik Indonesia; dan e. Peraturan Menteri tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemhan yang telah diundangkan dalam Berita Negara Republik Indonesia didistribusikan oleh Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kemhan kepada Kepala Satker/Kepala Subsatker di lingkungan Kemhan untuk dilaksanakan.
17 , No.722 BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 40 Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 06 Tahun 2013 tentang Pedoman Penataan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertahanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 264), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 41 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
18 2018, No Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 18 Mei 2018 MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd RYAMIZARD RYACUDU Diundangkan di Jakarta pada tanggal 31 Mei 2018 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA
2015, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTAHANAN TENTANG PENYUSUNAN KESEPAKATAN BERSAMA DAN PERJANJIAN KERJA SAMA DI LINGKUNGAN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1706, 2015 KEMHAN. Kesepakatan Bersama. Perjanjian Kerjasama. Penyusunan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUNAN
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
- 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 157 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 106 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1956, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Tugas. Koordinasi. Lemsaneg. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG KOORDINASI TUGAS LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA DENGAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
2016, No perkembangan peraturan perundang-undangan sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
No.1393, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Hukuman Disiplin. Penjatuhan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN
2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,
No.1243, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. Pembentukan Permen. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN MENTERI
2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
No.85, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. PNS. Perpindahan Antar-Instansi. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG PERPINDAHAN ANTAR-INSTANSI BAGI PEGAWAI
2017, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 N
No.696, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Penyusunan PUU dan Keputusan. Pedoman. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN
2016, No Tahun 2011 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5255); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pel
No.610, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Badan Amil Zakat Nasional. Orta. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT BADAN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.186, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Pencarian. Pertolongan. Badan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1417, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Serah Terima. Pejabat Eselon I dan Pejabat Eselon II. Verifikasi. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG VERIFIKASI
BERITA NEGARA. No.745, 2016 BKPM. Tunjangan Kinerja. Jabatan. Kelas Jabatan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.745, 2016 BKPM. Tunjangan Kinerja. Jabatan. Kelas Jabatan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76 /PMK.01/2009 TENTANG PEDOMAN PENATAAN ORGANISASI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN MENTERI KEUANGAN,
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76 /PMK.01/2009 TENTANG PEDOMAN PENATAAN ORGANISASI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan program Reformasi
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN
2016, No menetapkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kementerian Ketenagakerjaan; Mengingat :
No.604, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. JDIH. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM KEMENTERIAN
2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1474, 2015 KEMENKUMHAM. Peraturan Menteri. Pembentukan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka memberikan dukungan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 56 Undang-Undang
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA PERBATASAN DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.legalitas.org PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka memberikan dukungan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.2132, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Penataan Kerjasama. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN KERJA SAMA DI LINGKUNGAN
2017, No Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Penetapan Rencana Strategis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
No.667, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPPT. Renstra. Tahun 2015-2019. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, tambahan Lembaran Negara R
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1263, 2014 KEMENDIKBUD. Pengendalian Intern Pemerintah. Sistem. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN
2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.700, 2017 PERPUSNAS. Perpustakaan Provinsi. Standar Nasional. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendorong percepatan
2016, No Kementerian Perdagangan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indone
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1612, 2016 KEMENDAG. Unit Eselon I. Peta Jabatan. Penetapan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/M-DAG/PER/10/2016 TENTANG PENETAPAN PETA JABATAN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1780, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Perjanjian Internasional. Penyusunan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERJANJIAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.705, 2017 PERPUSNAS. Perpustakaan Khusus. Standar Nasional. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN
MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 62 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 11 dan Pasal
2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 3. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreat
No. 1977, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. Peraturan Kepala Badan. Pembentukan. Tata Cara. PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN
2017, No Indonesia Nomor 5061); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Peny
No.1050, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. AMIRUL HAJJ. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG AMIRUL HAJJ DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK
2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia T
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.87, 2018 KEMLU. Pembentukan Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, dan Keputusan Pimpinan Eselon I. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018
2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan (Lembaran Negara
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1429, 2017 LAPAN. PEMBENTUKAN PERKA LAPAN. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN
2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
No.229, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Perwakilan Kementerian Pertahanan di Daerah. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PERWAKILAN KEMENTERIAN
1/9 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan
- 1 - PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG
- 1 - PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERPUSTAKAAN NASIONAL
2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemba
No.997, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. ORTA. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN
-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,
-1- SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI BAHAN ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
2017, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pembinaan terhadap
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.521, 2017 BPKP. Inspektorat, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengawasan, Pusat Informasi Pengawasan, Pusat Pembinaan Jabatan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG BADAN STANDARDISASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG BADAN STANDARDISASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
2016, No tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Or
No.307, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LIPI. Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam. Orta. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.380, 2014 PERTAHANAN. Badan Keamanan Laut. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 178 TAHUN 2014 TENTANG BADAN KEAMANAN LAUT DENGAN RAHMAT
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka meningkatkan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DAERAH PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN
2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.704, 2017 PERPUSNAS. Perpustakaan Perguruan Tinggi. Standar Nasional. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Indonesia sebagai anggota International
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Indonesia sebagai anggota International Maritime Organizaton (IMO) dan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
- 1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
- 1- PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PRT/M/2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
2016, No Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20
No.124, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LIPI. Tata Naskah Dinas. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS LEMBAGA
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang
PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI SERTIFIKASI ELEKTRONIK
PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI SERTIFIKASI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, Menimbang : a. bahwa
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT LEMBAGA SENSOR FILM
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT LEMBAGA SENSOR FILM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN
, No.2010 Indonesia Nomor 5234); 3. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tent
No.2010, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAKORKAMLA. Pembentukan. Perka. Tata Cara. PERATURAN KEPALA BADAN KEAMANAN LAUT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 012 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN
2015, No Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerj
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1680, 2015 BPPT. Balai Teknologi Hidrodinamika. Tata Kerja. Organisasi. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 023 TAHUN 2015 TENTANG
2016, No Pemantapan Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang- Undangan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Neg
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1715, 2016 KEMENKUHAM. Pengharmonisasian. Pembulatan. Pemantapan Konsepsi. Rancangan Peraturan Perundang-undangan. Prosedur. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI
2 Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Neg
No.113, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ADMINISTRASI. Pemerintahan. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
2017, No beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor
No.180, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KELEMBAGAAN. Badan Pengawas Obat dan Makanan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pengawasan Obat dan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan efektivitas
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2006 TENTANG BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2006 TENTANG BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
2017, No Milik Negara Selain Tanah dan/atau Bangunan di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undan
No.1931, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. BMN selain Tanah dan/atau Bangunan. Pemusnahan dan Penghapusan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
2016, No ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No
No.1441, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKKBN. RENSTRA. Tahun 2016. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 199 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS
RANCANGAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN
RANCANGAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
No.999, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Tata Cara Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PERMENTAN/OT.010/7/2017 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG BADAN SIBER DAN SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG BADAN SIBER DAN SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa bidang keamanan siber merupakan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
- 1 - PERATURAN PRESIDEN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 Undang-Undang
-2- Tahun 2009 Nomor 148, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5067); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka (Lemba
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1486, 2016 KEMENPORA. Dinas Pemuda Nomenklatur. Pedoman. dan Olahraga. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR