BAB III METODE PENELITIAN. desain pre test post test control group design dengan tiga kelompok perlakuan dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. desain pre test post test control group design dengan tiga kelompok perlakuan dan"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan desain pre test post test control group design dengan tiga kelompok perlakuan dan satu kelompok kontrol. Observasi atau pengukuran berat badan dilakukan sebanyak dua kali pada kelompok perlakukan yaitu sebelum dan sesudah pemberian serbuk effervescentdaun jati belanda. Observasi sebelum eksperimen (01) disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (02) disebut post-test. Perbedaan antara 01 dan 02 yakni diasumsikan merupakan efek dari pemberian serbuk effervescent daun jati belanda (Arikunto, 2014). 3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi, mulai dari Oktober 2016-Februari Populasi Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah mencit jantan umur 2-3 bulan dengan berat badan ± 25 g dan sehat yang ditandai dengan gerakan aktif diperoleh dari Laboratorium Farmakologi, Fakultas Farmasi. Mencit jantan digunakan dengan alasan mencit jantan tidak mengalami siklus estrus sehingga sampel menjadi homogen, mudah dikendalikan dan hasilnya diharapkan akan lebih akurat. 22

2 3.4 Alat dan Bahan Alat Alat yang digunakan pada penelitian adalah alat-alat gelas laboratorium, spatula, kertas perkamen, batang pengaduk, pipet tetes, neraca hewan, neraca listrik, oral sonte dan spuit Bahan Bahan tumbuhan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) yang sudah dalam bentuk sediaan serbuk effervescent yang diperoleh dari saudari Rahmawati (Oktober, 2016) bahan yang digunakan yaitu: Aquades, Monosodium Glutamat. 3.5 Besar Sampel Penelitian Besar sampel yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan rumus (Wahyuni, 2012): Keterangan: t = kelompok perlakuan (dua kelompok). n = jumlah sampel tiap kelompok. Banyaknya sampel pada penelitian ini adalah: (t-1) (n-1) 15 (4-1) (n-1) 15 3 (n-1) 15/3 n-1 5 n 6 (t-1)(n-1) 15 23

3 Dari penelitian ini ada empat kelompok penelitian. Dari rumus di atas maka jumlah sampel ditiap kelompok ada 6 ekor mencit. Dengan perincian sebagai berikut: Hewan uji dibagi menjadi 3 kelompok perlakukan dan 1 kelompok kontrol, yaitu: 1. Kelompok A diberikan SEDJB dosis 1 g/kg BB 2. Kelompok B diberikan SEDJB dosis 2 g/kg BB 3. Kelompok C diberikan SEDJB dosis 3 g/kg BB 4. Kelompok D diberikan aquades (Kontrol) 1% BB 3.6 Prosedur Penelitian Aklimatisasi Mencit Pemeliharaan dilakukan di animal house Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Sebelum diberi perlakuan, mencit diaklimatisasi pada suhu ruangan dan dilaksanakan selama 7 hari. Mencit dikelompokkan dalam kandang berdasarkan perlakuan yang diberikan, sebanyak 6 ekor setiap kandang. Selama aklimatisasi, mencit diberi pakan standar dan minum. Kandang dan botol minuman dibersihkan tiap tiga hari sekali, untuk kandang diganti sekam dan botol minuman diganti airnya atau diisi ulang apabila air telah habis. Aklimatisasi dilakukan agar mencit mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang akan ditempati selama penelitian berlangsung Pembuatan Induksi Obesitas Induksi obesitas menggunakan Monosodium Glutamat (MSG). Ditimbang 2g Monosodium Glutamat dilarutkan dalam 10 ml aquades kemudian di injeksi 24

4 subkutan 1% berat badan untuk setiap mencit dilakukan selama dua minggu berturut-turut untuk meningkatkan berat badan mencit (Vogel, 2008) Penentuan Dosis Dosis ekstrak daun jati belanda yang diberikan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Tresnanovia, 2012) yaitu dosis efektif daun jati belanda adalah 2g/kg BB, dengan demikian dosis ekstrak daun jati belanda untuk mencit yaitu sebesar 1; 2; dan 3 g/kg BB. Pemberian serbuk effervescent daun jati belanda ini dilakukan setelah pemberian induksi obesitas selama empat belas hari, kelompok mencit diberi serbuk effervescent daun jati belanda dengan dosis yang telah ditentukan dan diberikan secara oral dengan menggunakan oral sonde setiap hari sekali selama empat belas hari. Kelompok kontrol diberi aquades setiap hari sekali selama empat belas hari secara oral. Selama pemberian serbuk effervescent daun jati belanda mencit tetap diberi pakan pelet 551 dan minum standar. 3.7 Pembuatan Serbuk Effervescent Formula Serbuk Effervescent Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini Menggunakan Formula Dasar Dari Rahma Wati (2016): R/ Ekstrak jati belanda 500 mg Asam sitrat 150 mg Asam tartrat 250 mg Natrium bikarbonat 460 mg Aspartam 2% HPMC 3% Mg stearate 1,5% Laktosa q.s ad 2000 mg 25

5 Tabel 3.1 Formula Serbuk Effervescent dan jati belanda Bahan (mg) F1 (mg) Ekstrak daun jati belanda 500 mg Asat sitrat 150 mg Asat tartat 250 mg Natrium Bikarbonat 460 mg Aspartam 40 mg HPMC 60 mg Mg Stearat 30 mg Laktosa 510 mg Total 2000 mg Keterangan : F1 = Formulasi dengan konsentrasi sumber asam 20% Pembuatan Ekstrak Kering Jati Belanda Ekstrak kental daun jati belanda dikeringkan dengan laktosa dengan perbandingan 1:8 sampai ekstrak berbentuk serbuk, lalu diayak dengan ayakan 40 mesh dan kemudian dikeringkan di lemari pengering ± 18 jam Fase Dalam Formulasi Serbuk Effervescent Daun Jati Belanda a. Bagian Basa Setengah bagian ekstrak kering, setengah bagian laktosa, digerus dalam lumpang sampai homogen. Ditambahkan natrium bikarbonat, setengah bagian aspartam dan setengah bagian HPMC, dicampur dalam lumpang hingga homogen, ditambahkan etanol 96% tetes demi tetes sehingga membentuk massa yang kompak lalu diayak dengan pengayak 14 mesh dan dikeringkan pada lemari pengering. Kemudian diayak lagi dengan pengayak 16 mesh (Wati, 2016). b. Bagian Asam Setengah bagian ekstrak kering, setengah bagian laktosa, digerus dalam lumpang sampai homogen. Ditambahkan asam sitrat sedikit demi sedikit sambil digerus homogen dan ditambahkan asam tartat, setengah bagian aspartam dan setengah bagian HMPC, digerus sampai homogen. Ditambahkan etanol 96% tetas demi tetes sehingga membentuk massa yang kompak lalu diayak dengan 26

6 pengayak 14 mesh dan dikeringkan pada lemari pengering. Kemudian diayak lagi dengan pengayak 16 mesh (Wati, 2016) Fase luar formulasi serbuk effervescent Daun Jati Belanda Fase luar terdiri Mg stearat sebagai pelicin yang dicampurkan dalam bagian asam dan basa yang telah kering dan siap dicetak. 3.8 Pembuatan Larutan Serbuk Effervescent Daun Jati Belanda Pembuatan larutan serbuk effervescent daun jati belanda dengan menggunakan konsentrasi 100mg/ml dosis 1g, 2g dan 3g/kg BB. Serbuk effervescent daun jati belanda ditimbang 1250 mg dimasukkan kedalam beaker gelas ditambah aquades hingga 12,5 ml. 3.9 Pemberian Larutan Serbuk Effervescent Daun Jati Belanda Pemberian larutan serbuk effervescent daun jati belanda dilakukan setiap hari selama dua minggu sesuai dosis kelompok perlakuan yang sudah ditentukan. Pengukuran berat badan dilakukan dua hari sekali selama perlakuan untuk dapat melihat perubahan berat badan. Selanjutnya ditentukan indeks berat badan dengan BB Hari x Rumus : x 100% BB Hari o 3.10 Analisis Data Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan uji t-test dan metode ANOVA (analisis variansi) satu arah yang dilanjutkan dengan uji Duncan dengan taraf signifikansi 95%. Analisis statistik ini menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi

7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Serbuk Effervescent Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) Terhadap Penurunan Berat Badan Mencit Jantan telah dilakukan. Sebelum pemberian serbuk effervescent duan jati belanda, terlebih dahulu mencit diberikan monosodium glutamat dengan dosis 2 g/ kg BB selama 14 hari, dari hari pertama sampai hari ke-14 dengan tujuan untuk membuat kondisi mencit menjadi obesitas terlebih dahulu. Setelah itu. pemberian serbuk effervescent daun jati belanda dilakukan selama 14 hari yaitu pada hari ke- 14 sampai hari ke-28. Berat badan mencit ditimbang pada hari ke-14 selang waktu dua hari sampai hari ke-28, kemudian dihitung selisih rata-rata berat badan setiap mencit pada hari ke-28 dengan rata-rata berat badan mencit pada hari ke-14 (hari pertama sebelum pemberian serbuk effervescent) untuk mengetahui penurunan berat badan yang terjadi. Berikut ini adalah pemaparan mengenai hasil penelitian variabel yang disebutkan. 4.1 Berat Badan Mencit (Mus musculus L.) setelah pemberian Monosodium Glutamat Pemberian monosodium glutamat dengan dosis 2 g/kg BB selama 14 hari terhadap berat badan mencit (Mus musculus L.) jantan diperoleh hasil seperti yang tertera pada Tabel

8 Tabel 4.1 Data berat badan mencit (Mus musculus L.) setelah pemberian monosodium glutamat 2 g Rata-rata Berat Badan dan Indeks Berat Badan (g) Perlakuan Hari ke-1 Hari ke-4 Hari ke-7 Hari ke-10 Hari ke-14 BB IBB BB IBB BB IBB BB IBB BB IBB P1 25,9 103,1 26,6 106,1 28,5 113,8 29,7 118,8 31,6 126,1 P2 24,8 100,2 26,5 107,2 27,8 112,6 29,6 119,9 31,8 128,8 P3 25,7 100,6 27,2 106,8 29,1 114,0 30,9 121,2 32,9 128,8 P4 24,6 101,2 26,2 107,1 27,3 112,4 29,3 120,9 31,3 128, IBB H-1 H-4 H-7 H-10 H-14 Hari P1 P2 P3 P4 Gambar 4.1 Grafik Pertambahan IBB H1-14 Keterangan: BB= Berat Badan IBB= Indeks Berat Badan P1 = SEDJB dosis 1 g/kg BB P2 = SEDJB dosis 2 g/kg BB P3 = SEDJB dosis 3 g/kg BB P4 = Aquades (Kontrol) 1% BB 29

9 4.2 Hasil Uji T-Test Berat Badan Mencit (Mus musculus L.) setelah Pemberian Monosodium Glutamat 2g/kg BB Untuk menentukan apakah berat badan badan mencit meningkat secara signifikan, maka dilakukan uji T-test. Hasil uji T-test yang dilakukan diperoleh hasil seperti yang tertera pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Uji T-Test berat badan mencit (Mus musculus L.) setelah pemberian Monosodium Glutamat 2 g Rata-rata IBB (g) Perlakuan H-1 H-14 Df p-value P1 103,1 126,1 P2 P3 100,2 100,6 128,8 128,8 3 0,000 P4 101,2 128,5 Berdasarkan hasil uji t-test pada 4 kelompok mencit setelah diberikannya monosodium glutamat terhadap rata-rata berat badan mencit menunjukkan nilai p-value sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Dengan demikian, monosodium glutamat memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan berat badan mencit jantan sehingga menjadi obesitas pada semua kelompok mencit. Rata-rata berat badan mencit pada 4 kelompok perlakuan ± 25 g dan setelah diberikan perlakukan pemberian monosodium glutamat rata-rata berat badan mencit pada 4 kelompok perlakuan menjadi ± 31 g. 30

10 4.3 Berat Badan Mencit (Mus musculus L.) setelah Pemberian Serbuk Effervescent Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) Pengaruh serbuk effervescent daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) terhadap berat badan mencit (mus musculus L.) jantan diperoleh hasil seperti yang tertera pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Data rata-rata berat badan mencit (Mus musculus L.) setelah pemberian serbuk effervescent daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) hari ke-14 sampai dengan hari ke-20 Rata-rata Berat Badan (g) P Hari ke-14 Hari ke-16 Hari ke-18 Hari ke-20 Hari ke-22 Hari ke-24 Hari ke-26 Hari ke-28 BB IBB BB IBB BB IBB BB IBB BB IBB BB IBB BB IBB BB IBB P1 31,6 126,1 30,8 97,2 29,7 93,8 30,3 95,8 29,3 92,6 27,8 88,0 28,2 89,3 27,2 86,2 P2 31,8 128,8 29,7 93,0 31,3 98,5 30,5 96,1 31,1 97,7 30,7 96,6 30,5 96,2 29,9 94,2 P3 32,9 128,8 30,3 91,8 28,6 86,9 30,5 92,8 30,2 91,7 28,8 87,6 27,7 84,4 27,9 84,9 P4 31,3 128,5 31,5 100,7 32,9 105,2 32,9 105,3 32,7 104,7 33,8 108,1 34,3 109,8 34,9 111,6 31

11 IBB H-14 H-16 H-18 H-20 H-22 H-24 H-26 H-28 Hari P1 P2 P3 P4 Gambar 4.2 Grafik Perubahan IBB H14-28 Keterangan: P BB IBB P1 P2 P3 P4 = Perlakuan = Berat Badan = Indeks Berat Badan = SEDJB dosis 1 g/kg BB = SEDJB dosis 2 g/kg BB = SEDJB dosis 3 g/kg BB = Aquades (Kontrol) 1% BB Uji analisis varians (ANOVA) dari data rata-rata berat badan mencit pada hari ke-14 menunjukkan nilai 0,539 atau lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan rata-rata penurunan berat badan mencit sebelum dilakukannya perlakuan pemberian serbuk effervescent daun jati belanda kepada mencit jantan. Uji analisis varians (ANOVA) pada hari ke-16 menunjukkan nilai 0,011 atau lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Hal ini berarti terdapat perbedaan ratarata penurunan berat badan mencit setelah diberikannya serbuk effervescent daun 32

12 jati belanda. Uji lanjutan duncan menunjukkan bahwa diantara ketiga dosis perlakukan, dosis 3 g/kg BB memberikan pengaruh yang paling signifikan dibanding dengan dua dosis lainnya. Uji analisis varians (ANOVA) pada hari ke-18 menunjukkan nilai 0,003 atau lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Hal ini berarti terdapat perbedaan ratarata penurunan berat badan mencit pada hari ke-4 setelah diberikannya serbuk effervescent daun jati belanda. Uji lanjutan duncan menunjukkan bahwa diantara ketiga dosis perlakuan, dosis 3 g/kg BB dan 1 g/kg BB memberikan dampak yang lebih besar terhadap penurunan berat badan mencit dibandingkan dengan dosis 2 g/kg BB. Namun jika dibandingkan diantara ketiga dosis perlakuan, pemberian dengan dosis 3 g/kg BB memberikan dampak yang lebih besar dibandingkan dengan kedua dosis lainnya. Uji analisis varians (ANOVA) pada hari ke-20, 22, 24 menunjukkan nilai 0,000 atau lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Hal ini berarti terdapat perbedaan rata-rata penurunan berat badan mencit pada hari ke-6, 8, dan 10 setelah pemberian serbuk effervescent daun jati belanda. Uji lanjutan duncan menunjukkan bahwa diantara ketiga dosis perlakuan, dosis 3 g/kg BB dan 1 g/kg BB memberikan dampak yang lebih besar terhadap penurunan berat badan mencit dibandingkan dengan dosis 2 g/kg BB. Namun jika dibandingkan diantara ketiga dosis perlakuan, pemberian dengan dosis 3 g/kg BB memberikan dampak yang lebih besar dibandingkan dengan kedua dosis lainnya. Perbedaan antara dosis 3 g/kg BB dan dosis 1 g/kg BB tidak begitu signifikan, dapat dikatakan bahwasanya pada hari ke-20, 22 dan 24 kedua dosis ini memberikan dampak penurunan berat badan yang hampir sama pada mencit jantan. Jika dibandingkan 33

13 dengan kedua dosis tersebut, dosis 2 g/kg BB tidak memperlihatkan dampak penurunan berat badan yang begitu signifikan. Uji analisis varians (ANOVA) pada hari ke-26 dan ke-28 masing-masing menunjukkan nilai 0,001 dan 0,000 atau lebih kecil dibandingkan dengan nilai signifikansi 0,005. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata penurunan berat badan akibat pemberian serbuk effevescent daun jati belanda. Diantara ketiga dosis perlakuan, pemberian dosis 3 g/kg BB dan 1 g/kg BB memberikan dampak penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan dosis 2 g/kg BB. Pada hari terakhir penelitian yaitu hari ke-28, terlihat bahwa dalam waktu 2 minggu pemberian serbuk effervescent, dosis 1 g/kg BB memberikan dampak penurunan berat badan pada mencit yang hampir sama dengan pemberian dengan dosis 3 g/kg BB. Namun demikian, pemberian dengan dosis 3 g/kg BB tetap memberikan dampak yang penurunan berat badan yang paling signifikan atau terlihat nyata dibandingkan dengan perlakuan dengan dua dosis lainnya. Hasil uji t-test perubahan rata-rata berat badan mencit yang diberikan serbuk effervescent daun jati belanda pada hari ke 20, 22, 24, 26 dan 28, masingmasing menunjukkan nilai 0,000, 0,000, 0,000, 0,001 dan 0,000. Hal ini menunjukkan semua nilai uji t-test yang dilakukan pada hari ke 20, 22, 24, 26 dan 28 lebih kecil dibandingkan dengan nilai signifikansi 0,05 yang berarti terdapat penurunan berat badan mencit yang signifikan atau terlihat dengan nyata. Berdasarkan uji t-test tersebut dapat diartikan bahwa pemberian serbuk effervescent daun jati belanda dapat menurunkan berat badan mencit jantan yang obesitas. 34

14 Hasil uji t-test yang dilakukan pada hari terakhir (hari ke-28) terhadap hari pertama (hari ke-0) untuk melihat apakah waktu 14 hari pemberian serbuk effervescent daun jati belanda cukup untuk menurunkan berat badan mencit jantan diperoleh hasil 0,014 atau lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05 hal ini berarti masih terdapat perbedaan berat badan yang cukup signifikan antara hari pertama dengan hari terakhir berat badan mencit sehingga dapat dikatakan 14 hari perlakukan pemberian serbuk effervescent daun jati belanda belum bisa untuk mengembalikan berat badan mencit ke keadaan normal. Penurunan berat badan mencit pada kelompok perlakukan diduga karena adanya kandungan senyawa bioaktif pada serbuk effervescenet daun jati belanda. Kandungan senyawa bioaktif serbuk effervescen daun jati belanda diduga memberikan pengaruh menurunkan berat badan adalah tanin, musilago, dan alkaloid. Senyawa tanin memiliki dampak dapat mengendapkan protein yang ada didalam permukaan usus halus karena mudah berikatan dengan protein sehingga mengurangi penyerapan makanan, dengan demikian proses kegemukan dapat dihambat. Senyawa musilago yang terkandung dalam daun jati belanda merupakan polisakarida yang berbentuk lendir dan bersifat sebagai pelican sehingga dengan adanya musilago, absorbsi makanan pada usus dapat dikurangi (Widyati, 2012). Selain karena pengaruh senyawa tanin dan musilago, penurunan berat badan mencit dapat disebabkan juga karena kandungan alkaloid di dalam serbuk effervescent. Menurut Rahardjo (2006) senyawa alkaloid dalam serbuk effervescent daun jati belanda diduga dapat menghambat aktivitas enzim lipase pankreas. Enzim lipase adalah enzim yang menghidrolisis ikatan ester lemak 35

15 menjadi alcohol dan asam lemak. Aktivitas enzim lipase akan meningkatkan penyerapan asam lemak. Sebaliknya, jika aktivitas enzim lipase terhambat maka yang terjadi adalah absorpsi lemak berkurang sehingga banyak lemak yang yang terbuang lewat feses. Peningkatan berat badan mencit pada kelompok kontrol diduga karena fisiologis pada mencit yang memungkinkan mencit stress pada saat pencekokan. Stres dapat menyebabkan kadar gula darah menurun sehingga aktivitas makan mencit menjadi tinggi untuk memperoleh asupan glukosa yang kurang dalam tubuh (Nugroho, 2010). Pada kelompok perlakuan dengan dosis 3g/KgBB mengalami penurunan yang paling tinggi dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya. Penurunan tertinggi pada mencit kelompok tersebut diduga karena pemberian serbuk effervescen daun jati belanda pada dosis tersebut memberikan pengaruh yang paling efektif terhadap mencit. Hal tersebut menyebabkan kandungan senyawa pada serbuk effervescen daun jati belanda yang berpotensi menurunkan berat badan yaitu tanin dan musilago bekerja secara efektif pada kelompok mencit dengan dosis 3g/KgBB sehingga pengendapan protein terjadi secara maksimal pada kelompok mencit ini dan mengakibatkan absorpsi makanan sangat berkurang sehingga berat badan mencit menurun sangat tinggi yaitu sebesar 5 g. Hasil penelitian terhadap berat badan mencit menunjukkan bahwa pemberian serbuk effervescen daun jati belanda memiliki pengaruh terhadap penurunan berat badan. Hal ini karena terasarinya alkaloid daun jati belanda yang dapt memberikan efek penurunan berat badan mencit, hal ini sejalan dengan penelitian Rahardjo (2006) yang menyatakan senyawa kimia pada jati belanda 36

16 yang paling berpengaruh menurunkan berat badan adalah alkaloid, karena kemampuannya yang dapat menghambat aktivitas enzim lipase sehingga penyerapan lemak berkurang. Selain itu waktu penelitian juga memberikan pengaruh terhadap hasil penelitian, diduga aktivitas penghambatan enzim lipase bekerja secara maksimal dalam waktu yang sesuai dengan penelitian sehingga dapat bekerja optimal dalam menurunkan berat badan mencit jantan. 37

17 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Serbuk effervescent daun Jati Belanda memberikan efek penurunan berat badan terhadap mencit jantan pada ketiga dosis yaitu 1g, 2g, 3g/Kg BB. b. Terdapat perbedaan penurunan berat badan mencit jantan antara kelompok yang diberi perlakuan dengan kelompok kontrol, perlakuan dengan dosis 1g/Kg BB hampir memberikan dampak yang sama dengan dosis 3g/Kg BB, namun jika dibandingkan dengan dua dosis lainnya, dosis 3 g/kg BB memberikan dampak penurunan berat badan yang paling signifikan. 5.2 Saran Disarankan peneliti selanjutnya dapat menggunakan obat lain yang ada di pasaran sebagai pembanding contohnya Orlistat. 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) Terhadap Berat Badan, Berat Testis, dan Jumlah Sperma Mencit

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi 13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi dan pembuatan ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitatif. Pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015. III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Pembuatan ekstrak rimpang teki dilakukan di Laboratorium Kimia Dasar Jurusan Kimia. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi pada mencit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) merupakan tanaman berupa pohon

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) merupakan tanaman berupa pohon BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) merupakan tanaman berupa pohon yang biasanya memiliki tinggi mencapai 10 m sampai 20 m. Tanaman ini merupakan tanaman dikotil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium 24 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium Zoologi dan Kimia Dasar FMIPA Universitas Lampung. Untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar Superoksida Dismutase (SOD) dan Malondialdehide (MDA)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil determinasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil determinasi tumbuhan Lampiran 1. Hasil determinasi tumbuhan 51 Lampiran 2. Gambar pohon, daun, serbuk simplisia, ekstrak kental dan ekstrak kering daun jati belanda (a) Pohon jati belanda (b) Daun 52 Lampiran 2. (Lanjutan)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimen karena dalam penelitian ini menggunakan variabel yang akan diteliti (variabel terikat)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar Superoksida dismutase (SOD) dan Malondialdehide (MDA) mammae mencit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saluran pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah terganggu dan jika

BAB I PENDAHULUAN. saluran pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah terganggu dan jika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolesterol yang berlebihan akan menyebabkan gumpalan dalam saluran pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah terganggu dan jika gangguan tersebut mengenai organ-organ

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan pre dan post test control group design. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratorik. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan pada sampel yang telah dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. B. BAHAN DAN ALAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona Muricata L.) terhadap kadar enzim transaminase (SGPT dan SGOT) pada mencit (Mus musculus)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Pengambilan data dilakukan hanya pada saat akhir penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode eksperimental karena adanya manipulasi terhadap objek penelitian dan adanya kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan rancangan post test only control group design. Penelitian dilakukan dengan beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan melalui dua tahap selama bulan April-Oktober 2010. Tahap pertama adalah proses pencekokan serbuk buah kepel dan akuades dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan 30 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan menggunakan pendekatan post test only control group design. Desain penelitian ini memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan eksperimental laboratorik dengan metode post-test only with control group design. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava) terhadap kadar gula darah dan kadar transminase pada tikus (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii v viii ix xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Batasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji jintan hitam (Nigella sativa) yang berasal dari Yogyakarta, Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group design. B. Subjek Penelitian Subjek penelitian mencit (Mus

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa. 33 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriftif dan eksperimental, dilakukan pengujian langsung efek hipoglikemik ekstrak kulit batang bungur terhadap glukosa darah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode acak terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan galur Sprague

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan suatu keabnormalan kadar lipid darah ditandai meningkatnya kadar trigliserida, kolesterol LDL, kolesterol total dan penurunan kolesterol HDL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri dari 4

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test Randomized Control

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen, karena pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancangan post-test control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan karena

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen. Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen. Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008. BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008. B. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian post test only with control group

Lebih terperinci

III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan

III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan 20 III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan/Objek Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan jantan dengan kisaran umur 12-14 bulan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) terhadap kadar transaminase hepar pada tikus (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah akar landep (Barleria prionitis) yang berasal dari Kebun Percobaan Manoko, Lembang. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Melibatkan dua kelompok subyek, dimana salah satu kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar glukosa darah dan histologi pankreas tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental yaitu dengan mengamati kemungkinan diantara variabel dengan melakukan pengamatan terhadap kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 7 kelompok dengan 5 kali ulangan

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 7 kelompok dengan 5 kali ulangan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 7 kelompok dengan 5 kali ulangan antara lain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak air akar kucing yang didapat mempunyai spesifikasi sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak air akar kucing yang didapat mempunyai spesifikasi sebagai BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Penetapan Parameter Nonspesifik Ekstrak Ekstrak air akar kucing yang didapat mempunyai spesifikasi sebagai berikut : warna coklat kehitaman, berbau spesifik dan

Lebih terperinci

keterangan: T = jumlah perlakuan R= jumlah replikasi

keterangan: T = jumlah perlakuan R= jumlah replikasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian Eksperimental. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Variabel Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu, yaitu penelitian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap kelompok eksperimental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorik. B. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode post test group only design. Menggunakan tikus putih jantan galur Sprague dawley berumur

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup ruang ilmu Anestesiologi, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 40 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan pretest - posttest control group design (Campbell & Stanly, 1996). Skema

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen murni (True Experimental). Penelitian eksperimen murni bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri atas dua faktor. Kedua faktor yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas merupakan suatu kondisi kelebihan akumulasi lemak pada jaringan adiposa. Seseorang dengan BMI 30 dikategorikan sebagai obesitas (WHO, 2014). Obesitas dapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli Oktober Pembuatan ekstrak

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli Oktober Pembuatan ekstrak 20 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli Oktober 2009. Pembuatan ekstrak rimpang rumput teki dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia,

Lebih terperinci

ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii v viii ix xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Desember 2010 di kandang percobaan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan 52 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan menggunakan pendekatan post test only control group design. Desain penelitian ini memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2015 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area. 3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Anestesiologi, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design.

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design. 53 4.1. Disain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan menggunakan pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan efisiensi pelaksanaan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan 48 Lampiran 2 Hasil determinasi tumbuhan daun Lidah mertua (Sansevieria trifasciata var.laurentii) 49 Lampiran3 Gambar hasil makroskopik Daun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada hewan uji (Taufiqurrahman, 2004). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu subyek

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada hewan uji (Taufiqurrahman, 2004). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu subyek BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat experimental laboratorium dengan rancangan penelitian post test only control group, karena pengukuran hanya dilakukan setelah pemberian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Dalam penelitian ini dilakukan manipulasi terhadap objek penelitian disertai dengan adanya kontrol (Nazir,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan the

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan the 16 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan the post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Penyiapan Bahan Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun alpukat dan biji alpukat (Persea americana Mill). Determinasi dilakukan di Herbarium Bandung Sekolah

Lebih terperinci

2. Memberikan label pada masing-masing bahan dimana T0 sebagai control, 3. Masing-masing pati ubi kayu dan jagung dibuat dengan konsentrasi 10%

2. Memberikan label pada masing-masing bahan dimana T0 sebagai control, 3. Masing-masing pati ubi kayu dan jagung dibuat dengan konsentrasi 10% 31 2. Memberikan label pada masing-masing bahan dimana T0 sebagai control, sedangkan T1 dan T2 diberikan perlakuan. 3. Masing-masing pati ubi kayu dan jagung dibuat dengan konsentrasi 10% (b/v) dalam larutan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Hal ini karena pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pemeliharaan hewan coba dan penelitian dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group design. B. Subyek Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dasar yang menggunakan metode eksperimental. Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana variabel yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan 21 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan the post test only control group design. 1) Larva Aedes aegypti L. sehat yang telah mencapai instar III

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan the post test only control group design. 1) Larva Aedes aegypti L. sehat yang telah mencapai instar III 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitan the post test only control group design. B. Lokasi Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat pengendalian perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian disertai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Desain ini menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with 43 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with randomized control group design. Pemilihan subjek penelitian untuk pengelompokan

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Tumbuhan pepaya jantan a. Tumbuhan pepaya jantan b. Bunga pepaya jantan c. Simplisia bunga pepaya jantan Lampiran 3. Perhitungan hasil pemeriksaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015. 19 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015. Penginduksian zat karsinogen dan pemberian taurin kepada hewan uji dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) yang diperoleh dari Kampung Pamahan, Jati Asih, Bekasi Determinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas atau kegemukan pada dasarnya merupakan peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN A. Lokasi dan subjek sampel penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai sejak bulan Agustus 2012 hingga Maret 2013 di Laboratorium Riset dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. motilitas spermatozoa terhadap hewan coba dilaksanakan di rumah hewan,

BAB III METODE PENELITIAN. motilitas spermatozoa terhadap hewan coba dilaksanakan di rumah hewan, 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pemeliharaan, perlakuan, pengamatan jumlah, morfologi, viabilitas, dan motilitas spermatozoa terhadap hewan coba dilaksanakan di rumah hewan,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV Vis V-530 (Jasco, Jepang), fourrier transformation infra red 8400S (Shimadzu, Jepang), moisture analyzer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control group

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah sebuah gangguan metabolisme lipoprotein yang ditunjunkkan dengan adanya peningkatan kolesterol total, low-density lipoprotein (LDL) kolesterol,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama lebih kurang 6 (enam) bulan yaitu dari bulan Januari sampai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi. 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi. 3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegemukan atau obesitas telah menjadi hal yang dikhawatirkan banyak orang sejak dahulu. Hal ini tak lepas dari berbagai penyakit yang dapat diakibatkan oleh obesitas.

Lebih terperinci

Siklus kelamin poliestrus (birahi) g jantan dan betina

Siklus kelamin poliestrus (birahi) g jantan dan betina Lama bunting Kawin sesudah beranak Umur sapih Umur dewasa kelamin Umur dikawinkan Siklus kelamin poliestrus (birahi) Lama estrus Saat perkawinan Berat lahir Berat dewasa Jumlah anak perkelahiran Kecepatan

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN Penentuan waktu hewan coba mencapai DM setelah induksi STZ. Kriteria hewan coba mencapai DM adalah apabila kadar GDS 200

HASIL PENELITIAN Penentuan waktu hewan coba mencapai DM setelah induksi STZ. Kriteria hewan coba mencapai DM adalah apabila kadar GDS 200 62 HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil uji pendahuluan Uji pendahuluan pada penelitian ini ada 2 macam, meliputi penentuan waktu yang diperlukan untuk hewan uji mencapai DM setelah diinduksi STZ ip dosis 40 mg/kgbb,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap morfologi dan histologi hepar mencit betina (Mus musculus)

Lebih terperinci

badan berlebih (overweight dan obesitas) beserta komplikasinya. Selain itu, pengetahuan tentang pola makan juga harus mendapatkan perhatian yang

badan berlebih (overweight dan obesitas) beserta komplikasinya. Selain itu, pengetahuan tentang pola makan juga harus mendapatkan perhatian yang BAB 1 PENDAHULUAN Masalah kegemukan (obesitas) dan penurunan berat badan sangat menarik untuk diteliti. Apalagi obesitas merupakan masalah yang serius bagi para pria dan wanita, oleh karena tidak hanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian pre and post test with control group

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia, baik pada pria maupun wanita. Diperkirakan 17,3 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only Control Group Design).

Lebih terperinci