KATA PENGANTAR. Salam Restorasi!!

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Salam Restorasi!!"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Salam Restorasi!! Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan YME yang memberi kita kekuatan untuk senantiasa mendharma baktikan jiwa raga kita bagi tanah air Indonesia yang kita cintai. Salam saya haturkan kepada para kader Garda Pemuda NasDem di seluruh Indonesia yang hingga saat ini tetap menjaga barisan dalam mewujudkan cita-cita luhur Restorasi Indonesia. Sejak dideklarasikan pada 14 Juli 2011, Garda Pemuda NasDem sebagai sayap utama dari Partai NasDem senantiasa mengonsolidir diri untuk menyukseskan program-program yang dicanangkan oleh Partai NasDem. Sebagai organisasi yang mewadahi kaum muda, Garda Pemuda NasDem dituntut untuk menjaga watak progresif dan dinamis agar mampu menempatkan diri dalam proses pembangunan berbangsa dan bernegara. Dalam rangka mewujudkan organisasi yang modern dan progresif, selain didukung oleh militansi para kadernya, Garda Pemuda NasDem harus memiliki aturan dan panduan berorganisasi sehingga laju gerak para kader menjadi terpimpin dan terorganisir. Sehubungan dengan hal tersebut, Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem menerbitkan Pedoman Organisasi Garda Pemuda NasDem ( ) untuk menjadi panduan gerak berorganisasi bagi para kader Garda Pemuda NasDem di seluruh Indonesia. Melalui penerbitan Pedoman Organisasi ini, saya menuntut kedisiplinan dari para kader dalam menjalankan roda organisasi. Kedisiplinan dalam berorganisasi salah satunya diejawantahkan melalui ketaatan terhadap Peraturan Organisasi Garda Pemuda NasDem. Terkait dengan tantangan politik yang akan kita hadapi dalam beberapa tahun ke depan, maka saya selaku Ketua Umum Garda Pemuda NasDem mengingatkan kembali amanat saya pada Kongres I Garda Pemuda NasDem untuk sekuat-kuatnya dan seluas-luasnya merekrut anggota dari kalangan pemuda. Maka perkuat militansi, perkuat kedisiplinan, dan perkuat soliditas organisasi Garda Pemuda NasDem!!!.

3 Semoga Tuhan YME selalu meridhoi perjuangan Garda Pemuda NasDem. Jayalah Indonesia!!! Jayalah Partai NasDem!!! Jakarta, 21 September 2017 Prananda Surya Paloh

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI. 3 PERATURAN DASAR GARDA PEMUDA NASDEM..6 MANIFESTO 6 BAB I - NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WILAYAH ORGANISASI....7 BAB II - ASAS DAN JATI DIRI..7 BAB III - TUJUAN..8 BAB IV - SIFAT, POSISI DAN FUNGSI 8 BAB V - KEDAULATAN.9 BAB VI - KEANGGOTAAN 9 BAB VII - DISIPLIN DAN SANKSI.10 BAB VIII - ORGANISASI GARDA PEMUDA NASDEM..11 BAB IX - DEWAN PIMPINAN..11 BAB X - ORGANISASI TINGKAT NASIONAL.12 BAB XI - ORGANISASI TINGKAT PROVINSI 13 BAB XII - ORGANISASI TINGKAT KABUPATEN/KOTA.14 BAB XIII - PERWAKILAN LUAR NEGERI GARDA PEMUDA NASDEM..16 BAB XIV - BARISAN REAKSI CEPAT (BARET).16 BAB XV - MASA BAKTI DEWAN PIMPINAN.18 BAB XVI - HUBUNGAN DENGAN PARTAI NASDEM DAN GARDA PEMUDA NASDEM DI DAERAH.19 BAB XVII - FORUM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ORGANISASI..19 BAB XVIII- PENGAMBILAN KEPUTUSAN..25 BAB XIX - TATA URUTAN PERATURAN 26 BAB XX - KEUANGAN DAN HARTA KEKAYAAN GARDA PEMUDA NASDEM 26 BAB XXI - LAMBANG, BENDERA, MARS.27 BAB XXII - PEMBUBARAN GARDA PEMUDA NASDEM..28 BAB XXIII- PENAFSIRAN..28

5 BAB XXIV- KETENTUAN KHUSUS..28 BAB XXV - PENUTUP.29 PERATURAN RUMAH TANGGA GARDA PEMUDA NASDEM30 BAB I - KEANGGOTAAN 30 BAB II - PENDAFTARAN DAN PENGESAHAN ANGGOTA.31 BAB III - LARANGAN DAN SANKSI 31 BAB IV - ORGANISASI 32 BAB V - DEPARTEMEN 33 BAB VI - KRITERIA DEWAN PIMPINAN.34 BAB VII - JABATAN RANGKAP..34 BAB VIII - PERGANTIAN DEWAN PIMPINAN 34 BAB IX - KONGRES, MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT 35 BAB X - PENUTUP.39 PERATURAN ORGANISASI GARDA PEMUDA NASDEM.41 SISTEM ADMINISTRASI KEANGGOTAAN 41 PERATURAN DISIPLIN.51 TATA LAKSANA ORGANISASI.57 PEMBENTUKAN DAN PEMBEKUAN PENGURUS TATA CARA MENDIRIKAN DAN MEMBENTUK SUSUNAN PENGURUS DEWAN PIMPINAN ORGANISASI DI WILAYAH KERJA BARU..92 TATA CARA PERGANTIAN PENGURUS DAN PENGISIAN LOWONGAN JABATAN.102 PEDOMAN PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI DAN ALAT- ALAT KELENGKAPAN ORGANISASI..110 TATA CARA PENGUCAPAN JANJI PENGURUS..128 KEBENDAHARAAN..135 BARISAN REAKSI CEPAT GARDA PEMUDA NASDEM (BARET GP NASDEM)

6

7 PERATURAN DASAR GARDA PEMUDA NASDEM MANIFESTO Pemuda adalah titik awal Republik. Pemuda adalah sumbu api yang mengobarkan semangat kebangsaan. Pemuda adalah pelopor yang berani menarik garis imajiner ke masa depan, membentuk sebuah identitas kebangsaan: satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa: Indonesia! Pemuda adalah anak sang jaman sekaligus ibu masa depan bangsa! Kita patut bersyukur bahwa reformasi telah mengeluarkan kita dari kubangan kediktatoran, namun pada saat yang sama reformasi belum menawarkan arah dan tujuan yang jelas, kemana bangsa ini akan menuju. Demokrasi yang penuh dengan perumitan tata pemerintahan dan sirkulasi kekuasaan, tak kunjung berbuah pada sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat. Lambatnya regenerasi politik, hambatan kreatifitas, dan sumbatan budaya menjadi hegemoni kaum mapan. Keberanian mengambil tindakan, kekayaan inovasi gagasan, kreatifitas yang kompetitif dan energi progresif seakan lumpuh dan membisu di panggung politik Indonesia. Pemuda Indonesia tak boleh berpangku tangan, kini saatnya bersuara lantang dan turut mengambil keputusan. Kami, pemuda Indonesia mengambil langkah strategis, untuk ambil bagian dalam gerakan perubahan, menyelamatkan arah kemudi bangsa sesuai mandat Pancasila dan Undang-Undang Dasar Kami berketetapan hati turut mengusung perjuangan Restorasi Indonesia untuk mewujudkan demokrasi Indonesia yang matang dan substantif: tempat persandingan keberagaman dan kesatuan, dinamika dengan ketertiban, kompetisi dengan persamaan, dan kebebasan dengan kesejahteraan. Kami siap menjadi barisan pelopor untuk demokrasi berbasis Warga Negara yang kuat, yang terpanggil untuk merebut masa depan yang gemilang dengan keringat dan tangan sendiri. Kami singsingkan lengan dan baju, bekerja untuk hadirnya Negara Kesejahteraan, tempat bersemainya kebebasan, solidaritas dan kesetaraan. Maka, pada hari ini kami berhimpun untuk membentuk sebuah organisasi kepemudaan bernama: GARDA PEMUDA NASIONAL DEMOKRAT sebagai wadah bertautnya angkatan muda, gagasan muda dan energi progresif pemuda. Bangunlah pemudi-pemuda dalam barisan kami, berdiri tegak dan maju dengan semangat kebangsaan yang kuat untuk mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, sejahtera dan berdaulat. Tuhan bersama orang-orang muda yang jujur dan berani!

8 BAB I NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WILAYAH ORGANISASI Pasal 1 Organisasi ini bernama Garda Pemuda Nasional Demokrat, disingkat Garda Pemuda NasDem. Pasal 2 Garda Pemuda NasDem sebagaimana dimaksud dalam Pasal (1) merupakan badan otonom Partai NasDem yang menghimpun generasi muda yang peduli akan perubahan dan nasib bangsa ke depan. Pasal 3 (1) Garda Pemuda NasDem didirikan di Jakarta pada tanggal 14 Juli 2011, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. (2) Garda Pemuda NasDem dideklarasikan menjadi organisasi kepemudaan resmi Nasional Demokrat pada tanggal 14 Juli 2011 berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Pusat Nasional Demokrat: SKEP 501/PP- ND/06/2011, tentang Pembentukan Pengurus Pusat Garda Pemuda Nasional Demokrat. (3) Garda Pemuda NasDem disahkan menjadi Badan Otonom Partai NasDem pada tanggal 22 Januari 2013 berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem nomor: 1247-SK/DPP- NasDem/I/2013, tentang Pengesahan Garda Pemuda NasDem sebagai Badan Otonom Partai NasDem. Pasal 4 (1) Pusat organisasi Garda Pemuda NasDem berkedudukan di Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia. (2) Wilayah organisasi meliputi seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. BAB II ASAS DAN JATI DIRI Pasal 5 (1) Garda Pemuda NasDem Berasaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945.

9 (2) Jati Diri Garda Pemuda NasDem adalah perwujudan cita-cita Restorasi Indonesia dari Nasional Demokrat dan Partai NasDem. BAB III TUJUAN Pasal 6 Terwujudnya kader muda yang progresif sebagai garda terdepan yang menggerakkan perubahan kehidupan bangsa dan negara melalui jalan Restorasi Indonesia sehingga tercapai negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar BAB IV SIFAT, POSISI DAN FUNGSI Pasal 7 Sifat Garda Permuda NasDem Garda Permuda NasDem adalah organisasi kemasyarakatan pemuda yang bersifat terbuka. Pasal 8 Posisi Garda Permuda NasDem (1) Sebagai bagian dari organisasi politik Partai NasDem. (2) Sebagai wadah komunikasi politik potensial strategis generasi muda Partai NasDem. (3) Sebagai kawah Candradimuka serta salah satu unsur penyusun, pendistribusi, dan pelaksana kebijakan Partai NasDem (4) Sebagai salah satu sumber rekruitmen kader Partai NasDem. Garda Permuda NasDem berfungsi: Pasal 9 Fungsi Garda Permuda NasDem 1. Sebagai agen muda perubahan yang mengembangkan pendidikan kewarganegaraan, advokasi, dan aktivitas yang memanusiakan manusia, ditujukan bagi anggota, simpatisan, dan masyarakat umum; 2. Membuka partisipasi politik yang lebih luas bagi masyarakat, khususnya kaum muda, untuk mendorong tumbuhnya demokrasi berbasis warga-negara yang kuat;

10 3. Memperjuangkan Restorasi Indonesia yang dibangun dengan energi progresif dilandasi semangat kaum muda dan nilai keragaman, kebebasan, solidaritas, egaliter, keberanian, kreatifitas, soliditas, efisien, efektif, memanusiakan manusia, saling menghormati, dan menjaga ketertiban bersama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia; BAB V KEDAULATAN Pasal 10 Kedaulatan berada di tangan anggota dan dilaksanakan berdasarkan Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah tangga Garda Pemuda NasDem. BAB VI KEANGGOTAAN Pasal 11 (1) Anggota Garda Permuda NasDem adalah Warga Negara Indonesia yang sukarela mengajukan permohonan tertulis menjadi anggota Garda Permuda NasDem dan serta-merta menjadi anggota Partai NasDem. (2) Anggota Garda Permuda NasDem terdiri dari : 1. Anggota biasa ; 2. Kader; dan 3. Anggota Kehormatan. Pasal 12 Kewajiban Anggota Setiap anggota Garda Permuda NasDem memiliki kewajiban: 1. Menjunjung tinggi wibawa dan kehormatan Garda Permuda NasDem dan Partai NasDem; 2. Memegang teguh Peraturan Dasar, Peraturan Rumah Tangga, dan Peraturan Organisasi Partai NasDem serta Peraturan Dasar, Peraturan Rumah Tangga dan Peraturan-peraturan organisasi Garda Pemuda NasDem lainnya; 3. Aktif melaksanakan program-program Garda Pemuda NasDem dan Partai NasDem; 4. Siap melakukan pengorbanan untuk mempertahankan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan; 5. Menjunjung tinggi solidaritas, persatuan organisasi, jujur, setia, dan taat asas; 6. Memecahkan masalah dengan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam semangat kerukunan-persaudaraan-kebangsaan; 7. Membayar iuran organisasi.

11 Pasal 13 Hak Anggota Setiap anggota Garda Pemuda NasDem memiliki: 1. Hak memilih dan dipilih; 2. Hak untuk berbicara dan memberikan suara; 3. Hak untuk membela diri dan dibela; 4. Hak untuk mendapatkan perlindungan proporsional dari Garda Pemuda NasDem dan/atau Partai NasDem; 5. Hak untuk mewakili Garda Pemuda NasDem untuk mengikuti kegiatan di luar Garda Pemuda NasDem sesuai dengan penugasan dan keputusan DPP Garda Pemuda NasDem; 6. Dan lain-lain yang ditentukan dalam peraturan organisasi Garda Pemuda NasDem. BAB VII DISIPLIN DAN SANKSI Pasal 14 Disiplin (1) Garda Pemuda NasDem mempunyai peraturan-peraturan tentang disiplin organisasi demi menjamin persatuan dan solidaritas organisasi dalam pelaksanaan tugas organisasi. (2) Setiap anggota Garda Pemuda NasDem wajib melaksanakan dan memelihara disiplin organisasi. (3) Tiap-tiap pelanggaran atas peraturan-peraturan tentang disiplin organisasi akan dikenakan sanksi. Pasal 15 Sanksi Organisasi dapat menjatuhkan sanksi terhadap anggota yang melakukan pelanggaran atas peraturan-peraturan tentang disiplin organisasi dalam bentuk: 1. Peringatan; 2. Pembebas-tugasan dari jabatan Garda Pemuda NasDem atau jabatan atas nama Garda Pemuda NasDem; 3. Pemberhentian sementara sebagai anggota Garda Pemuda NasDem; 4. Pemberhentian sebagai anggota dan/atau pengurus Garda Pemuda NasDem.

12 BAB VIII ORGANISASI GARDA PEMUDA NASDEM Pasal 16 Jenjang Kepengurusan Dalam rangka melaksanakan tugas organisasi, disusun jenjang kepengurusan sebagai berikut: 1. Dewan Pimpinan Pusat disingkat DPP, yang wilayah kerjanya meliputi wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia; 2. Dewan Pimpinan Wilayah disingkat DPW, yang wilayah kerjanya meliputi wilayah Provinsi; 3. Dewan Pimpinan Daerah disingkat DPD, yang wilayah kerjanya meliputi wilayah Kabupaten/Kota; Pasal 17 Alat Kelengkapan Organisasi Lainnya (1) Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem membentuk alat kelengkapan organisasi yang terdiri dari: 1. Sekretariat organisasi; 2. Badan-badan/ lembaga-lembaga lainnya dapat dibentuk oleh keputusan Dewan Pimpinan Pusat. (2) Dewan Pimpinan Wilayah Garda Pemuda NasDem membentuk alat kelengkapan organisasi yang terdiri dari: 1. Sekretariat organisasi; 2. Badan-badan/ lembaga-lembaga lainnya dapat dibentuk oleh keputusan Dewan Pimpinan Wilayah. (3) Dewan Pimpinan Daerah Garda Pemuda NasDem membentuk alat kelengkapan organisasi yang terdiri dari: 1. Sekretariat organisasi; 2. Badan-badan/ lembaga-lembaga lainnya dapat dibentuk oleh keputusan Dewan Pimpinan Daerah. BAB IX DEWAN PIMPINAN Pasal 18 Fungsi Dewan Pimpinan Dewan Pimpinan adalah lembaga tertinggi organisasi di tingkatannya masingmasing yang berfungsi:

13 1. Memimpin organisasi dan mengambil kebijakan strategis organisasi; 2. Mengawasi pelaksanaan tugas organisasi; 3. Sebagai forum konsultasi masalah-masalah organisasi. BAB X ORGANISASI TINGKAT NASIONAL Pasal 19 Dewan Pimpinan Pusat (1) Dewan Pimpinan Pusat merupakan pimpinan tertinggi organisasi dan bertanggung jawab kepada Kongres. (2) Dewan Pimpinan Pusat dipimpin oleh seorang Ketua Umum dan dibantu oleh beberapa Wakil Ketua Umum, Ketua-ketua Bidang, Sekretaris Jenderal dan wakil-wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum dan Wakil-wakil Bendahara serta Komandan Nasional Barisan Reaksi Cepat Garda Pemuda NasDem. (3) Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat dipilih dan ditetapkan oleh kongres dari calon-calon yang di usulkan dan ditetapkan melalui mekanisme musyawarah dan/atau pemilihan yang diatur melalui peraturan organisasi. Pasal 20 Wewenang dan Kewajiban Dewan Pimpinan Pusat (1) Dewan Pimpinan Pusat berwenang: 1. Menentukan kebijakan organisasi di tingkat Nasional; 2. Menyusun dan menetapkan peraturan-peraturan organisasi; 3. Menyelenggarakan Kongres Garda Pemuda NasDem; 4. Memimpin Musyawarah Wilayah; 5. Memimpin Musyawarah Daerah; 6. Melakukan pengawasan terhadap Dewan Pimpinan di tingkat bawahnya; 7. Memberikan sanksi terhadap struktural Garda Pemuda NasDem dan anggota Garda Pemuda NasDem yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan-peraturan tentang disiplin organisasi; 8. Membentuk badan-badan/lembaga-lembaga Garda Pemuda NasDem di tingkat Nasional sekaligus memilih dan menetapkan personalia yang duduk dalam badan-badan/lembaga-lembaga tersebut; 9. Mengesahkan komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Wilayah sesuai dengan hasil Musyawarah Wilayah; 10. Mengesahkan komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Daerah sesuai dengan hasil Musyawarah Daerah. (2) Dewan Pimpinan Pusat berkewajiban: 1. Menyusun Visi dan Misi menjalankan program-program Dewan Pimpinan Pusat;

14 2. Menjalankan dan memimpin pelaksanaan program-program Organisasi yang ditetapkan dalam Kongres Garda Pemuda NasDem; 3. Memberikan pertanggungjawaban pada Kongres; 4. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan organisasi; 5. Melantik kepengurusan badan-badan/lembaga-lembaga Garda Pemuda NasDem yang dibentuk di tingkat Nasional; 6. Melantik Dewan Pimpinan Wilayah; 7. Mematuhi Kode Etik Dewan Pimpinan Garda Pemuda NasDem. (3) Ketua Umum mewakili Dewan Pimpinan Pusat untuk dan atas nama organisasi, bertanggungjawab ke dalam dan ke luar. Pasal 21 Dewan Pembina dan Dewan Pakar Dewan Pimpinan Pusat Dewan Pembina dan Dewan Pakar Garda Pemuda NasDem Dewan Pimpinan Pusat dipilih dan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem dengan kewenangan memberikan pertimbangan, usul, dan nasihat baik diminta maupun tidak kepada Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem secara terbuka untuk dijadikan bahan pertimbangan. BAB XI ORGANISASI TINGKAT PROVINSI Pasal 22 Dewan Pimpinan Wilayah (1) Dewan Pimpinan Wilayah merupakan pimpinan tertinggi organisasi di tingkat Provinsi dan bertanggung jawab kepada Musyawarah Wilayah Garda Pemuda NasDem. (2) Dewan Pimpinan Wilayah dipimpin oleh seorang Ketua dan dibantu oleh Beberapa Wakil Ketua, Sekretaris dan wakil-wakil sekretaris, bendahara dan wakil-wakil bendahara, serta Komandan Divisi Barisan Reaksi Cepat Garda Pemuda NasDem. (3) Ketua Dewan Pimpinan Wilayah dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Wilayah dari calon-calon yang diusulkan dan ditetapkan melalui mekanisme musyawarah dan/atau pemilihan yang diatur melalui peraturan organisasi. (4) Calon-calon yang diusulkan dalam Musyawarah Wilayah wajib mendapatkan persetujuan tertulis dari Dewan Pimpinan Pusat. Pasal 23 Wewenang dan Kewajiban Dewan Pimpinan Wilayah (1) Dewan Pimpinan Wilayah berwenang: 1. Menentukan kebijakan organisasi di tingkat Provinsi;

15 2. Menyelenggarakan Musyawarah Wilayah Garda Pemuda NasDem; 3. Memimpin Musyawarah Daerah bersama-sama dengan unsur Dewan Pimpinan Pusat; 4. Melakukan pengawasan terhadap Dewan Pimpinan di tingkat bawahnya; 5. Memberikan sanksi terhadap struktural Garda Pemuda NasDem dan anggota Garda Pemuda NasDem di tingkatannya yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan-peraturan tentang disiplin organisasi; 6. Membentuk badan-badan/lembaga-lembaga Garda Pemuda NasDem di tingkat Provinsi sekaligus memilih dan menetapkan personalia yang duduk dalam badan-badan/lembaga-lembaga tersebut; 7. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Pimpinan Pusat untuk mengesahkan komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Daerah sesuai dengan hasil Musyawarah Daerah; (2) Dewan Pimpinan Wilayah berkewajiban: 1. Menjalankan dan memimpin pelaksanaan program-program Organisasi yang ditetapkan dalam Musyawarah Wilayah Garda Pemuda NasDem; 2. Memberikan pertanggungjawaban pada Musyawarah Wilayah; 3. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan organisasi; 4. Melantik kepengurusan badan-badan/lembaga-lembaga Garda Pemuda NasDem yang dibentuk di tingkat Provinsi; 5. Melantik Dewan Pimpinan Daerah Garda Pemuda NasDem; 6. Mematuhi Kode Etik Dewan Pimpinan Garda Pemuda NasDem. (3) Ketua Dewan Pimpinan Wilayah mewakili Dewan Pimpinan Wilayah untuk dan atas nama organisasi, bertanggungjawab ke dalam dan ke luar pada tingkatannya. Pasal 24 Dewan Pembina dan Dewan Pakar Dewan Pimpinan Wilayah Dewan Pembina dan Dewan Pakar Dewan Pimpinan Wilayah dipilih dan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Wilayah Garda Pemuda NasDem dengan kewenangan memberikan pertimbangan, usul, dan nasehat baik diminta maupun tidak kepada Dewan Pimpinan Wilayah Garda Pemuda NasDem secara terbuka untuk dijadikan bahan pertimbangan. BAB XII ORGANISASI TINGKAT KABUPATEN/KOTA Pasal 25 Dewan Pimpinan Daerah (1) Dewan Pimpinan Daerah merupakan pimpinan tertinggi organisasi di tingkat Kabupaten/Kota dan bertanggung jawab kepada Musyawarah Daerah Garda Pemuda NasDem.

16 (2) Dewan Pimpinan Daerah dipimpin oleh seorang Ketua dan dibantu oleh Beberapa Wakil Ketua, Sekretaris dan wakil-wakil sekretaris, bendahara dan wakil-wakil bendahara, serta Komandan Brigade Barisan Reaksi Cepat Garda Pemuda NasDem. (3) Ketua Dewan Pimpinan Daerah dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Daerah dari calon-calon yang di usulkan dan ditetapkan melalui mekanisme musyawarah dan/atau pemilihan yang diatur melalui peraturan organisasi. (4) Calon-calon yang diusulkan dalam Musyawarah Daerah wajib mendapatkan persetujuan tertulis dari Dewan Pimpinan Pusat. Pasal 26 Wewenang dan Kewajiban Dewan Pimpinan Daerah (1) Dewan Pimpinan Daerah berwenang: 1. Menentukan kebijakan organisasi di tingkat Kabupaten/Kota; 2. Menyelenggarakan Musyawarah Daerah Garda Pemuda NasDem; 3. Melakukan pengawasan terhadap Dewan Pimpinan di tingkat bawahnya 4. Memberikan sanksi terhadap struktural Garda Pemuda NasDem dan anggota Garda Pemuda NasDem di tingkatannya yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan-peraturan tentang disiplin organisasi; 5. Membentuk badan-badan/lembaga-lembaga Garda Pemuda NasDem di tingkat kabupaten/kota sekaligus memilih dan menetapkan personalia yang duduk dalam badan-badan/lembagalembaga tersebut; (2) Dewan Pimpinan Daerah berkewajiban: 1. Menjalankan dan memimpin pelaksanaan program-program Organisasi yang ditetapkan dalam Musyawarah Daerah Garda Pemuda NasDem; 2. Memberikan pertanggungjawaban pada Musyawarah Daerah; 3. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan organisasi; 4. Melantik kepengurusan badan-badan/lembaga-lembaga Garda Pemuda NasDem yang dibentuk di tingkat Kabupaten/Kota; 5. Mematuhi Kode Etik Dewan Pimpinan Garda Pemuda NasDem. (3) Ketua Dewan Pimpinan Daerah mewakili Dewan Pimpinan Daerah untuk dan atas nama organisasi, bertanggungjawab ke dalam dan ke luar pada tingkatannya. Pasal 27 Dewan Pembina dan Dewan Pakar Dewan Pimpinan Daerah Dewan Pembina dan Dewan Pakar Dewan Pimpinan Daerah dipilih dan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Daerah Garda Pemuda NasDem dengan kewenangan memberikan pertimbangan, usul, dan nasehat baik diminta maupun tidak kepada Dewan Pimpinan Daerah Garda Pemuda NasDem secara terbuka untuk dijadikan bahan pertimbangan.

17 BAB XIII PERWAKILAN LUAR NEGERI GARDA PEMUDA NASDEM Pasal 28 Perwakilan Luar Negeri (1) Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem dapat membentuk Perwakilan Luar Negeri Garda Pemuda NasDem. (2) Perwakilan Luar Negeri Garda Pemuda NasDem merupakan struktur Garda Pemuda NasDem yang berada di luar negeri dan bertanggung jawab kepada Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem. (3) Perwakilan Luar Negeri Garda Pemuda NasDem setingkat dengan Dewan Pimpinan Wilayah Garda Pemuda NasDem, yang pengorganisasiannya diatur oleh Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem. (4) Perwakilan Luar Negeri Garda Pemuda NasDem dipimpin oleh seorang Ketua dan dibantu oleh beberapa Wakil Ketua, Sekretaris dan wakil-wakil sekretaris, bendahara dan wakil-wakil bendahara, serta Komandan Brigade Barisan Reaksi Cepat Garda Pemuda NasDem. (5) Ketua Perwakilan Luar Negeri Garda Pemuda NasDem dipilih dan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem. (6) Perwakilan Luar Negeri Garda Pemuda NasDem dilantik oleh Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem. (7) Masa bakti kepengurusan perwakilan luar negeri ditetapkan selama 5 (lima) tahun (8) Perwakilan Luar Negeri berkewajiban: 1. Menjalankan dan memimpin pelaksanaan program-program Organisasi yang ditetapkan Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem; 2. Memberikan pertanggungjawaban pada Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem; 3. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan organisasi; 4. Mematuhi Kode Etik Dewan Pimpinan Garda Pemuda NasDem. (9) Ketentuan lebih lanjut mengenai perwakilan luar negeri Garda Pemuda NasDem diatur melalui peraturan organisasi.

18 BAB XIV BARISAN REAKSI CEPAT (BARET) Pasal 29 (1) Barisan Reaksi Cepat (BARET) Garda Pemuda NasDem adalah anggota terlatih Garda Pemuda NasDem sebagai penggerak, pengemban dan pengaman program-program Garda Pemuda NasDem pada khususnya dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada umumnya atas dasar Bhineka Tunggal Ika. (2) Anggota terlatih yang dimaksud dalam ayat (1) adalah anggota Garda Pemuda NasDem yang memiliki kualifikasi: kedisiplinan dan dedikasi yang tinggi, ketahanan fisik dan mental yang tangguh, memiliki daya juang serta mampu berperan sebagai garda terdepan untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika. (3) Pemimpin BARET adalah sebagai berikut: 1. Ketua Umum Garda Pemuda NasDem adalah pemimpin tertinggi BARET di tingkat Nasional; 2. Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Garda Pemuda NasDem adalah pemimpin BARET di tingkat Provinsi; 3. Ketua Dewan Pimpinan Daerah Garda Pemuda NasDem adalah pemimpin BARET di tingkat Kabupaten/Kota; (4) Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem dapat membatalkan seluruh aktivitas BARET di seluruh tingkatan organisasi apabila bertentangan dengan kebijakan organisasi. Pasal 30 Fungsi, Tugas, dan Tanggung Jawab BARET (1) Fungsi BARET adalah: 1. BARET merupakan kader yang terlatih, tanggap, terampil dan berdaya guna sebagai salah satu bagian pengembangan kaderisasi di lingkungan Garda Pemuda NasDem; 2. Baret merupakan perangkat organisasi Garda Pemuda NasDem yang berfungsi sebagai pengaman program-program kemanusiaan dan sosial kemasyarakatan Garda Pemuda NasDem dan Keluarga besar Nasional Demokrat; 3. Baret merupakan perangkat organisasi Garda Pemuda NasDem yang berfungsi sebagai perekat hubungan dan menumbuhkan rasa solidaritas sesama anggota Garda Pemuda NasDem serta masyarakat pada umumnya; (2) Tugas BARET adalah: 1. Mengamalkan dan menjalankan Manifesto Garda Pemuda NasDem; 2. Melaksanakan program kemanusiaan, penanggulangan bencana dan sosial kemasyarakatan;

19 3. Menciptakan terselenggaranya keamanan dan ketertiban di lingkungan Garda Pemuda NasDem dan lingkungan sekitarnya melalui kerjasama kemitraan dengan pihak-pihak terkait; 4. Menumbuhkan terwujudnya semangat pengabdian, kebersamaan, dan solidaritas sesama anggota BARET dan Garda Pemuda NasDem. (3) Tanggung Jawab BARET adalah: 1. Menjaga dan memelihara kejayaan Garda Pemuda NasDem dan keluarga besar Nasional Demokrat; 2. Berpartisipasi aktif melakukan pengamanan dan ketertiban terhadap kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Garda Pemuda NasDem, Keluarga besar Nasional Demokrat serta kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya yang tidak bertentangan dengan Manifesto Garda Pemuda NasDem. 3. Bersama dengan kekuatan Bangsa yang lain untuk tetap menjaga dan menjamin keutuhan bangsa dari segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dalam ikut menciptakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal 31 Satuan Komando BARET (1) Ruang lingkup kepemimpinan Baret didelegasikan kepada salah seorang Komandan Datasemen di tingkat pusat dan Komandan Brigade ditingkat wilayah, serta Komandan Batalyon di tingkat daerah Garda Pemuda NasDem. (2) Untuk melaksanakan tanggungjawab tersebut dibentuk Satuan Komando Baret ditingkat Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah, Dewan Pimpinan Daerah yang masing-masing dipimpin oleh seorang Komandan. (3) Satuan Komando Barisan Reaksi Cepat (BARET) Garda Pemuda NasDem terdiri dari: 1. Di tingkat Pusat dibentuk Satuan Komando Nasional (SATKONAS) BARET yang dipimpin oleh seorang Komandan Nasional.; 2. Di tingkat Provinsi dibentuk Satuan Komando Wilayah (SATKOWIL) BARET yang dipimpin oleh seorang Komandan Divisi; 3. Di tingkat Kabupaten/Kota dibentuk Satuan Komando Daerah (SATKODA) BARET yang dipimpin oleh seorang Komandan Brigade; Pasal 32 Ketentuan-ketentuan lain tentang Baret yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur dalam peraturan organisasi.

20 BAB XV MASA BAKTI DEWAN PIMPINAN Pasal 33 (1) Masa bakti Dewan Pimpinan Pusat ditetapkan selama 5 (lima) tahun. (2) Masa bakti Dewan pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah ditetapkan selama 4 (empat) tahun. (3) Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah dan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Garda Pemuda NasDem dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan. BAB XVI HUBUNGAN DENGAN PARTAI NASDEM DAN GARDA PEMUDA NASDEM DI DAERAH Pasal 34 Hubungan Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem dengan Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem bersifat koordinatif dan administratif struktural Pasal 35 Hubungan Dewan Pimpinan Garda Pemuda NasDem dengan Dewan Pimpinan Partai NasDem di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Kecamatan bersifat koordinatif. Pasal 36 Hubungan Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem dengan Dewan Pimpinan Garda Pemuda NasDem di semua tingkatan bersifat instruktif struktural. BAB XVII FORUM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ORGANISASI Pasal 37 Forum pengambilan keputusan Garda Pemuda NasDem terdiri dari: 1. Kongres; 2. Kongres Luar Biasa; 3. Rapat Pimpinan Nasional; 4. Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat 5. Rapat Pimpinan Harian Dewan Pimpinan Pusat;

21 6. Rapat Koordinasi Dewan Pimpinan Pusat; 7. Musyawarah Wilayah; 8. Rapat Pimpinan Wilayah; 9. Rapat Pleno Dewan Pimpinan Wilayah; 10. Rapat Pimpinan Harian Dewan Pimpinan Wilayah; 11. Rapat Koordinasi Dewan Pimpinan Wilayah; 12. Musyawarah Daerah; 13. Rapat Pimpinan Daerah; 14. Rapat Pleno Dewan Pimpinan Daerah; 15. Rapat Pimpinan Harian Dewan Pimpinan Daerah; 16. Rapat Koordinasi Dewan Pimpinan Daerah; 17. Rapat-rapat lain yang diatur dalam peraturan organisasi. Pasal 38 Kongres (1) Kongres Garda Pemuda NasDem adalah lembaga pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi Garda Pemuda NasDem. (2) Kongres Garda Pemuda NasDem diadakan satu kali dalam 5 (lima) tahun. (3) Kongres Garda Pemuda NasDem diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem. (4) Kongres Garda Pemuda NasDem berwenang: 1. Mengubah/Menyempurnakan, menetapkan dan mengesahkan Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga Garda Pemuda NasDem; 2. Menetapkan dan mengesahkan Program Umum Garda Pemuda NasDem; 3. Menilai pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem; 4. Memilih, menetapkan dan mengesahkan Ketua Umum Garda Pemuda NasDem; dan 5. Membuat dan menetapkan keputusan strategis organisasi lainnya. (5) Tata cara pelaksanaan Kongres diatur dalam Tata Tertib Kongres Garda Pemuda NasDem; Pasal 39 Kongres Luar Biasa (1) Dalam keadaan mendesak untuk membicarakan masalah-masalah yang sifatnya luar biasa, Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem dapat mengadakan Kongres Luar Biasa. (2) Kongres Luar Biasa Garda Pemuda NasDem dapat diadakan atas permintaan Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem. (3) Kongres Luar Biasa Garda Pemuda NasDem mempunyai wewenang yang sama dengan Kongres Garda Pemuda NasDem. (4) Tata cara pelaksanaan Kongres Luar Biasa diatur dalam Tata Tertib Kongres Luar Biasa Garda Pemuda NasDem.

22 Pasal 40 Rapat Pimpinan Nasional (1) Rapat Pimpinan Nasional diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) masa bakti kepengurusan. (2) Rapat Pimpinan Nasional mempunyai tugas dan wewenang: 1. Menjabarkan program kerja ke dalam kegiatan-kegiatan Garda Pemuda NasDem secara Nasional; 2. Membahas perkembangan dan tantangan yang dihadapi organisasi dalam pelaksanaan program organisasi; 3. Membahas dan memutuskan kebijakan organisasi yang bersifat mendasar dan strategis; 4. Membahas permasalahan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat/bangsa dan negara; 5. Membahas masukan-masukan dari Dewan Pimpinan pada tingkatan di bawahnya untuk ditindaklanjuti; 6. Membuat keputusan untuk pelaksanaan program. (3) Rapat Pimpinan Nasional dipimpin dan diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Pusat. Pasal 41 Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat (1) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat diselenggarakan sesuai kebutuhan. (2) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat mempunyai tugas dan wewenang: 1. Membahas perkembangan dan tantangan yang dihadapi organisasi dalam pelaksanaan program organisasi; 2. Membahas dan memutuskan kebijakan organisasi yang bersifat mendasar dan strategis; 3. Membahas permasalahan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat/bangsa dan negara; 4. Membahas masukan-masukan dari Dewan Pimpinan pada tingkatan di bawahnya untuk ditindaklanjuti; 5. Melakukan Pemantauan kinerja Bidang dan seluruh badan atau lembaga yang dibentuk organisasi; 6. Melakukan evaluasi laporan program-program yang telah dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan pada tingkatan dibawahnya. Pasal 42 Rapat Pimpinan Harian Dewan Pimpinan Pusat (1) Rapat Pimpinan Harian Dewan Pimpinan Pusat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan. (2) Rapat Pimpinan Harian Dewan Pimpinan Pusat mempunyai tugas dan wewenang:

23 1. Membahas perkembangan dan tantangan yang dihadapi organisasi dalam pelaksanaan program organisasi; 2. Membahas permasalahan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat/bangsa dan negara; 3. Membahas masukan-masukan dari Dewan Pimpinan pada tingkatan di bawahnya untuk ditindaklanjuti. Pasal 43 Rapat Koordinasi Dewan Pimpinan Pusat (1) Rapat Koordinasi Dewan Pimpinan Pusat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. (2) Hasil Rapat Koordinasi Dewan Pimpinan Pusat dilaporkan dalam Rapat Pimpinan Nasional Garda Pemuda NasDem. (3) Rapat Koordinasi Dewan Pimpinan Pusat mempunyai tugas dan wewenang: 1. Melakukan koordinasi dan evaluasi program-program secara nasional; 2. Membahas dan menyelesaikan masalah-masalah organisasi yang bersifat teknis dan operasional di tingkat nasional; 3. Melakukan koordinasi, sinkronisasi, konsolidasi program-program yang sudah disusun di tingkat nasional. Pasal 44 Musyawarah Wilayah (1) Musyawarah Wilayah Garda Pemuda NasDem adalah lembaga pemegang kekuasaan tertinggi organisasi di tingkat Provinsi. (2) Musyawarah Wilayah Garda Pemuda NasDem diadakan satu kali dalam 5 (lima) tahun. (3) Musyawarah Wilayah Garda Pemuda NasDem diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Wilayah Garda Pemuda NasDem. (4) Musyawarah Wilayah Garda Pemuda NasDem berwenang: 1. Menilai laporan pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Wilayah Garda Pemuda NasDem; 2. Menjabarkan dan mengkoordinasikan program kerja Garda Pemuda NasDem di tingkat Provinsi; dan 3. Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Garda Pemuda NasDem. 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Musyawarah Wilayah diatur melalui Peraturan Organisasi. Pasal 45 Rapat Pimpinan Wilayah (1) Rapat Pimpinan Wilayah diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) masa bakti kepengurusan. (2) Rapat Pimpinan Wilayah mempunyai tugas dan wewenang:

24 1. Menjabarkan program kerja ke dalam kegiatan-kegiatan Garda Pemuda NasDem di tingkat Provinsi; 2. Membahas perkembangan dan tantangan yang dihadapi organisasi dalam pelaksanaan program organisasi; 3. Membahas dan memutuskan kebijakan organisasi yang bersifat mendasar dan strategis; 4. Membahas permasalahan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat/bangsa dan negara; 5. Membahas masukan-masukan dari Dewan Pimpinan pada tingkatan di bawahnya untuk ditindaklanjuti; 6. Membuat keputusan untuk pelaksanaan program. (4) Rapat Pimpinan Wilayah dipimpin dan diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Wilayah. Pasal 46 Rapat Pleno Dewan Pimpinan Wilayah (1) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Wilayah diselenggarakan sekurangkurangnya 1 (satu) kali dalam 2 (dua) bulan. (2) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat mempunyai tugas dan wewenang: 1. Membahas perkembangan dan tantangan yang dihadapi organisasi dalam pelaksanaan program organisasi; 2. Membahas dan memutuskan kebijakan organisasi yang bersifat mendasar dan strategis; 3. Membahas permasalahan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat/bangsa dan negara; 4. Membahas masukan-masukan dari Dewan Pimpinan pada tingkatan di bawahnya untuk ditindaklanjuti; 5. Melakukan Pemantauan kinerja Bidang dan seluruh badan atau lembaga yang dibentuk organisasi; 6. Melakukan evaluasi laporan program-program yang telah dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan pada tingkatan dibawahnya Pasal 47 Rapat Pimpinan Harian Dewan Pimpinan Wilayah (1) Rapat Pimpinan Harian Dewan Pimpinan Wilayah dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. (2) Rapat Pimpinan Harian Dewan Pimpinan Wilayah mempunyai tugas dan wewenang: 1. Membahas perkembangan dan tantangan yang dihadapi organisasi dalam pelaksanaan program organisasi; 2. Membahas permasalahan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat/bangsa dan negara; 3. Membahas masukan-masukan dari Dewan Pimpinan pada tingkatan di bawahnya untuk ditindaklanjuti.

25 Pasal 48 Rapat Koordinasi Dewan Pimpinan Wilayah (1) Rapat Koordinasi Dewan Pimpinan Wilayah dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. (2) Hasil Rapat Koordinasi Dewan Pimpinan Wilayah dilaporkan dalam Rapat Pimpinan Wilayah Garda Pemuda NasDem. (3) Rapat Koordinasi Dewan Pimpinan Wilayah mempunyai tugas dan wewenang: 1. Melakukan koordinasi dan evaluasi program-program di tingkat provinsi; 2. Membahas dan menyelesaikan masalah-masalah organisasi yang bersifat teknis dan operasional di tingkat provinsi; 3. Melakukan koordinasi, sinkronisasi, konsolidasi program-program yang sudah disusun di tingkat provinsi. Pasal 49 Musyawarah Daerah (1) Musyawarah Daerah Garda Pemuda NasDem adalah lembaga pemegang kekuasaan tertinggi organisasi di tingkat Kabupaten/Kota. (2) Musyawarah Daerah Garda Pemuda NasDem diadakan satu kali dalam 5 (lima) tahun. (3) Musyawarah Daerah Garda Pemuda NasDem diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah Garda Pemuda NasDem. (4) Musyawarah Daerah Garda Pemuda NasDem berwenang: 1. Menilai laporan pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Daerah Garda Pemuda NasDem; 2. Menjabarkan dan mengkoordinasikan program kerja Garda Pemuda NasDem di tingkat Kabupaten/Kota; dan 3. Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Garda Pemuda NasDem. 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Musyawarah Daerah diatur melalui Peraturan Organisasi. Pasal 50 Rapat Pimpinan Daerah (1) Rapat Pimpinan Daerah diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) masa bakti kepengurusan. (2) Rapat Pimpinan Daerah mempunyai tugas dan wewenang: 1. Menjabarkan program kerja ke dalam kegiatan-kegiatan Garda Pemuda NasDem di tingkat Kabupaten/Kota; 2. Membahas perkembangan dan tantangan yang dihadapi organisasi dalam pelaksanaan program organisasi; 3. Membahas dan memutuskan kebijakan organisasi yang bersifat mendasar dan strategis;

26 4. Membahas permasalahan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat/bangsa dan negara; 5. Membahas masukan-masukan dari Dewan Pimpinan pada tingkatan di bawahnya untuk ditindaklanjuti; 6. Membuat keputusan untuk pelaksanaan program. (3) Rapat Pimpinan Daerah dipimpin dan diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah. Pasal 51 Rapat Pleno Dewan Pimpinan Daerah (1) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Daerah diselenggarakan sekurangkurangnya 1 (satu) kali dalam 2 (dua) bulan. (2) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Daerah mempunyai tugas dan wewenang: 1. Membahas perkembangan dan tantangan yang dihadapi organisasi dalam pelaksanaan program organisasi; 2. Membahas dan memutuskan kebijakan organisasi yang bersifat mendasar dan strategis; 3. Membahas permasalahan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat/bangsa dan negara; 4. Membahas masukan-masukan dari Dewan Pimpinan pada tingkatan di bawahnya untuk ditindaklanjuti; 5. Melakukan Pemantauan kinerja Bidang dan seluruh badan atau lembaga yang dibentuk organisasi; 6. Melakukan evaluasi laporan program-program yang telah dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan pada tingkatan dibawahnya Pasal 52 Rapat Pimpinan Harian Dewan Pimpinan Daerah (1) Rapat Pimpinan Harian Dewan Pimpinan Daerah dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan. (2) Rapat Pimpinan Harian Dewan Pimpinan Daerah mempunyai tugas dan wewenang: 1. Membahas perkembangan dan tantangan yang dihadapi organisasi dalam pelaksanaan program organisasi; 2. Membahas permasalahan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat/bangsa dan negara; 3. Membahas masukan-masukan dari Dewan Pimpinan pada tingkatan di bawahnya untuk ditindaklanjuti; Pasal 53 Rapat Koordinasi Dewan Pimpinan Daerah (1) Rapat Koordinasi Dewan Pimpinan Daerah dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. (2) Hasil Rapat Koordinasi Dewan Pimpinan Daerah dilaporkan dalam Rapat Pimpinan Daerah Garda Pemuda NasDem.

27 (3) Rapat Koordinasi Dewan Pimpinan Daerah mempunyai tugas dan wewenang: 1. Melakukan koordinasi dan evaluasi program-program di tingkat kabupaten/kota; 2. Membahas dan menyelesaikan masalah-masalah organisasi yang bersifat teknis dan operasional di tingkat kabupaten/kota; 3. Melakukan koordinasi, sinkronisasi, konsolidasi program-program yang sudah disusun di tingkat kabupaten/kota. BAB XVIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 54 Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan atas dasar musyawarah mufakat dan apabila musyawarah mufakat tidak tercapai maka pengambilan keputusan dilaksanakan dengan pemungutan suara. BAB XIX TATA URUTAN PERATURAN Pasal 55 (1) Tata urutan peraturan organisasi Garda Pemuda NasDem adalah sebagai berikut: 1. Anggaran Dasar Partai NasDem; 2. Anggaran Rumah Tangga Partai NasDem; 3. Peraturan Organisasi Partai NasDem 4. Peraturan Dasar Garda Pemuda NasDem; 5. Peraturan Rumah Tangga Garda Pemuda NasDem; 6. Keputusan Kongres Garda Pemuda NasDem; 7. Keputusan Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem; 8. Keputusan Musyawarah Wilayah Garda Pemuda NasDem; 9. Keputusan Dewan Pimpinan Wilayah Garda Pemuda NasDem; 10. Keputusan Musyawarah Daerah Garda Pemuda NasDem; 11. Keputusan Dewan Pimpinan Daerah Garda Pemuda NasDem; Pasal 56 (1) Peraturan organisasi yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi tingkatannya. (2) Setiap tingkat kepengurusan organisasi Garda Pemuda NasDem, harus melaksanakan keputusan organisasi Garda Pemuda NasDem yang di atasnya. (3) Keputusan Organisasi yang tidak mentaati atau menentang keputusan organisasi di atasnya dapat dikenakan sanksi.

28 BAB XX KEUANGAN DAN HARTA KEKAYAAN GARDA PEMUDA NASDEM Pasal 57 (1) Sumber Keuangan Garda Pemuda NasDem diperoleh dari: 1. Partai NasDem; 2. Iuran anggota; 3. Sumbangan yang tidak mengikat; 4. Usaha-usaha lain yang sah dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. (2) Pengelolaan harta kekayaan Garda Pemuda NasDem diperuntukkan bagi pencapaian tujuan organisasi. (3) Pengelolaan semua keuangan dan harta kekayaan Garda Pemuda NasDem dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem, yang dilaporkan secara berkala dalam Rapat Kerja Nasional Garda Pemuda NasDem dan dipertanggungjawabkan di dalam Kongres Garda Pemuda NasDem. (4) Pengelolaan semua keuangan dan harta kekayaan Garda Pemuda NasDem di semua tingkatan di daerah dilakukan oleh Dewan Pimpinan Garda Pemuda NasDem di tingkat masing-masing dan dipertanggungjawabkan dalam Musyawarah di tingkatannya. BAB XXI LAMBANG, BENDERA, MARS Pasal 58 Lambang (1) Arti warna: - Biru melambangkan ketenangan dan kepercayaan diri

29 - Jingga melambangkan energi dan kemenangan, semangat dan idealisme pemuda - Merah melambangkan keberanian dan tumpah darah pemuda dalam memperjuangkan dan mempertahankan cita-cita revolusi kemerdekaan Indonesia - Putih melambangkan kesucian dan kejujuran pemuda dalam melakukan perubahan menuju Restorasi Indonesia. (2) Arti bentuk: - Lingkaran melambangkan kebulatan tekad, bersatu mewujudkan Restorasi Indonesia - Pemuda dengan tangan menjunjung logo Nasional Demokrat melambangkan pemuda yang menjunjung tinggi cita-cita Restorasi Indonesia - Tulisan Garda Pemuda NasDem melambangkan ketegasan dan kesederhanaan. Pasal 59 Bendera Bentuk dan warna bendera Garda Pemuda NasDem terlampir, kelengkapan, ukuran dan tatacara penggunaan diatur dalam peraturan organisasi. Pasal 60 Mars Mars Garda Pemuda NasDem terlampir. BAB XXII PEMBUBARAN GARDA PEMUDA NASDEM Pasal 61 Pembubaran Garda Pemuda NasDem hanya dapat dilakukan dalam suatu Kongres Luar Biasa yang khusus diadakan untuk itu.

30 BAB XXIII PENAFSIRAN Pasal 62 Apabila terjadi perbedaan penafsiran terhadap suatu ketentuan dalam Peraturan Dasar ini ini, maka penafsiran yang sah adalah yang diputuskan Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem. BAB XXIV KETENTUAN KHUSUS Pasal 63 Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem dapat membekukan atau membubarkan Kepengurusan Garda Pemuda NasDem pada tingkatan dibawahnya apabila tidak melaksanakan keputusan organisasi di tingkat Nasional. BAB XXV PENUTUP Pasal 64 (1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi Garda Pemuda NasDem. (2) Peraturan Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

31 PERATURAN RUMAH TANGGA GARDA PEMUDA NASDEM BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Pengertian Anggota (1) Anggota biasa adalah anggota yang secara sukarela mendaftarkan diri sebagai anggota dan telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditentukan organisasi. (2) Kader Garda Pemuda NasDem adalah: 1. Anggota Partai NasDem yang merupakan tulang punggung Partai dan abdi masyarakat; 2. Anggota biasa Garda Pemuda NasDem yang telah lulus SMU atau pendidikan lainnya yang sederajat; 3. Anggota biasa Garda Pemuda NasDem yang loyalitas dan dedikasinya telah teruji serta telah lulus pendidikan dan pelatihan Garda Pemuda NasDem dan/atau Partai NasDem di berbagai tingkatan; (3) Anggota kehormatan adalah Para Pendiri Garda Pemuda NasDem dan/atau Warga Negara Indonesia karena jasa-jasanya yang luar biasa kepada Garda Pemuda NasDem dan ditentukan berdasarkan usulan Kepengurusan di jenjang masing-masing dan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem sebagai anggota kehormatan. Pasal 2 Syarat Keanggotaan Syarat-syarat yang dapat diterima untuk menjadi anggota Garda Pemuda NasDem adalah: 1. Warga Negara Indonesia berusia 17 tahun atau telah menikah, sampai dengan usia 45 (empat puluh lima) tahun; 2. Wajib mengamalkan Ideologi Pancasila; 3. Mentaati UUD Negara Republik Indonesia tahun1945; 4. Mentaati dan melaksanakan Manifesto, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai NasDem serta Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga Garda Pemuda NasDem; 5. Menyatakan diri untuk menjadi anggota Partai NasDem dan Garda Pemuda NasDem; 6. Bersedia melaksanakan Program dan keputusan Partai NasDem dan Garda Pemuda NasDem;

32 7. Untuk keanggotaan diluar ketentuan diatas, diatur berdasarkan kebijakan Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem. BAB II PENDAFTARAN DAN PENGESAHAN ANGGOTA Pasal 3 (1) Dewan Pimpinan Daerah menerima pendaftaran calon anggota dan meregistrasi anggota di wilayah kerjanya masing-masing. (2) Syarat pendaftaran anggota: 1. Mengajukan permohonan secara tertulis untuk menjadi anggota Garda Pemuda NasDem dengan mengisi formulir pendaftaran; 2. Melampirkan foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti identitas lainnya. (3) Setiap calon anggota Garda Pemuda NasDem yang sudah dinyatakan sah sebagai anggota diberikan Kartu Tanda Anggota (KTA) oleh Dewan Pimpinan Pusat. (4) Dewan Pimpinan Daerah berkewajiban memelihara data keanggotaan Garda Pemuda NasDem; (5) Dewan Pimpinan Daerah berkewajiban menyerahkan salinan daftar anggota kepada Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Pusat. (6) Pendaftaran dan penerimaan anggota Garda Pemuda NasDem yang berada di luar negeri dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat. Pasal 4 Akhir Keanggotaan (1) Keangotaan Garda Pemuda NasDem dinyatakan berakhir karena: 1. Telah habis masa keanggotaannya; 2. Meninggal dunia; 3. Mengundurkan diri; 4. Menjadi anggota partai lain; 5. Kehilangan kewarga-negaraan Indonesia;dan 6. Diberhentikan. (2) Tata cara pemberhentian dan hak membela diri Anggota diatur dalam Peraturan Organisasi. BAB III LARANGAN DAN SANKSI Pasal 5 Larangan Anggota Garda Pemuda NasDem dilarang:

33 1. Menjadi anggota Partai Politik lain; 2. Membocorkan rahasia Garda Pemuda NasDem dan/atau Partai NasDem; 3. Melakukan kegiatan yang merugikan nama baik dan kepentingan Garda Pemuda NasDem dan/atau Partai NasDem; 4. Melakukan kegiatan dan tindakan yang bertentangan dengan kebijakan, ketentuan dan peraturan Garda Pemuda NasDem dan/atau Partai NasDem; 5. Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 atau peraturan perundangundangan lainnya; Pasal 6 Sanksi (1) Setiap pelanggaran peraturan-peraturan tentang disiplin organisasi Garda Pemuda NasDem dikenakan sanksi. (2) Ketentuan mengenai jenis-jenis pelanggaran peraturan-peraturan tentang disiplin organisasi Garda Pemuda NasDem dan tata cara pemberian sanksi diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi. BAB IV ORGANISASI Pasal 7 Dewan Pimpinan Pusat Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem jumlahnya dibentuk sesuai dengan kebutuhan sekurang-kurangnya berjumlah 25 (dua puluh lima) orang, terdiri dari: 1. Satu orang Ketua Umum; 2. Beberapa Wakil Ketua Umum 3. Beberapa Ketua Bidang; 4. Satu orang Sekretaris Jenderal; 5. Beberapa wakil sekretaris Jenderal; 6. Satu orang Bendahara Umum; 7. Beberapa wakil bendahara; 8. Komandan Barisan Reaksi Cepat; 9. Departemen-departemen. Pasal 8 Dewan Pimpinan Wilayah Dewan Pimpinan Wilayah Garda Pemuda NasDem jumlahnya dibentuk sesuai dengan kebutuhan sekurang-kurangnya berjumlah 21 (dua puluh satu) orang, terdiri dari:

34 1. Satu orang Ketua; 2. Beberapa wakil Ketua; 3. Satu orang Sekretaris; 4. Beberapa wakil sekretaris; 5. Satu orang Bendahara; 6. Beberapa wakil bendahara; 7. Komandan Divisi Reaksi Cepat; 8. Departemen-departemen. Pasal 9 Dewan Pimpinan Daerah Dewan Pimpinan Daerah Garda Pemuda NasDem jumlahnya dibentuk sesuai dengan kebutuhan sekurang-kurangnya berjumlah 19 (sembilan belas) orang, terdiri dari: 1. Satu orang Ketua; 2. Beberapa wakil Ketua; 3. Satu orang Sekretaris; 4. Beberapa wakil sekretaris; 5. Satu orang Bendahara; 6. Beberapa wakil bendahara; 7. Komandan Brigade Barisan Reaksi Cepat; 8. Departemen-departemen. Pasal 10 Perwakilan Luar Negeri Perwakilan Luar Negeri Garda Pemuda NasDem jumlahnya dibentuk sesuai dengan kebutuhan sekurang-kurangnya berjumlah 21 (dua puluh satu) orang, terdiri dari: 1. Satu orang Ketua; 2. Beberapa wakil Ketua; 3. Satu orang Sekretaris; 4. Beberapa wakil sekretaris; 5. Satu orang Bendahara; 6. Beberapa wakil bendahara; 7. Departemen-departemen BAB V DEPARTEMEN Pasal 11 (1) Dalam rangka mendukung tugas operasional Dewan Pimpinan Garda Pemuda NasDem pada setiap tingkatan dibentuk departemen.

35 (2) Ketentuan mengenai tata kerja, fungsi, tugas dan wewenang departemen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi. BAB VI KRITERIA DEWAN PIMPINAN Pasal 12 Kriteria Dewan Pimpinan Garda Pemuda NasDem adalah sebagai berikut: 1. Kader Garda Pemuda NasDem; 2. Bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; 3. Setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara dalam Pembukaan UUD 1945; 4. Memiliki jiwa nasionalisme dan kebangsaan yang sejalan dengan cita-cita restorasi Indonesia. 5. Nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwanya; 6. Mampu menjaga nama baik pribadi, keluarga dan organisasi; 7. Mampu bekerjasama secara kolektif-kolegial. BAB VII JABATAN RANGKAP Pasal 13 (1) Dalam keadaan tertentu anggota Garda Pemuda NasDem dapat merangkap jabatan menjadi pengurus organisasi lain atas persetujuan Pengurus Garda Pemuda NasDem di wilayah masing-masing. (2) Anggota Garda Pemuda NasDem yang mempunyai kedudukan pada organisasi lain harus menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan Peraturan Dasar/Peraturan Rumah Tangga Garda Pemuda NasDem dan ketentuan-ketentuan lainnya. BAB VIII PERGANTIAN DEWAN PIMPINAN Pasal 14 (1) Pergantian Personalia Dewan Pimpinan Garda Pemuda NasDem terjadi karena: 1. Meninggal dunia; 2. Mengundurkan diri; 3. Berakhir masa baktinya; 4. Berakhir masa keanggotaannya; 5. Diberhentikan dari jabatannya.

36 (2) Apabila terjadi kekosongan personalia Dewan Pimpinan Pusat sebagaimana ayat (1) diatas, pergantiannya dilaksanakan oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal. (3) Apabila terjadi kekosongan personalia Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah, sebagaimana ayat (1) diatas, pengisiannya dilaksanakan oleh Ketua dan Sekretaris sesuai dengan tingkatannya berdasarkan surat keputusan Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem. (4) Pergantian personalia Dewan Pimpinan melalui penetapan dan pengesahan oleh Dewan Pimpinan Pusat untuk Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah Garda Pemuda NasDem. BAB IX KONGRES, MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT Pasal 15 Kongres (1) Kongres Garda Pemuda NasDem dihadiri oleh Peserta Utusan dan Peserta Peninjau: 1. Peserta Utusan yang terdiri dari : i) Dewan Pimpinan Pusat ii) Ketua, Sekertaris dan Komandan Baret Dewan Pimpinan Wilayah; iii) iv) Ketua dan Sekertaris Dewan Pimpinan Daerah; Jika yang disebutkan pada poin (ii) dan (iii) berhalangan hadir, maka dapat dimandatkan kepada pengurus Dewan Pimpinan lainnya berdasarkan hasil Rapat Pleno di semua tingkatan. 2. Peserta Peninjau yang terdiri dari : i) Departemen Dewan Pimpinan Pusat ii) Wakil dari Dewan Pembina dan Dewan Pakar;dan iii) Undangan lainnya. (2) Kongres Luar Biasa pesertanya sama dengan peserta Kongres Nasional. (3) Musyawarah Wilayah Garda Pemuda NasDem dihadiri oleh: 1. Peserta yang terdiri dari : i) Dewan Pimpinan Wilayah; ii) iii) Ketua, Sekertaris dan Komandan Baret Dewan Pimpinan Daerah; Jika yang disebutkan pada poin (i) dan (ii) berhalangan hadir, maka dapat dimandatkan kepada pengurus Dewan Pimpinan lainnya berdasarkan hasil Rapat Pleno di semua tingkatan. 2. Peninjau yang terdiri dari : i) Departemen Dewan Pimpinan Wilayah; ii) Unsur Dewan Pimpinan Pusat; iii) Wakil dari Dewan Pembina dan Dewan Pakar;dan iv) Undangan lainnya. (4) Musyawarah Daerah Garda Pemuda NasDem dihadiri oleh: 1. Peserta yang terdiri dari : i) Dewan Pimpinan Daerah;

37 ii) Jika yang disebutkan pada poin (i) berhalangan hadir, maka dapat dimandatkan kepada pengurus Dewan Pimpinan lainnya berdasarkan hasil Rapat Pleno di semua tingkatan. 2. Peninjau yang terdiri dari : i) Kompartemen dan Departemen Dewan Pimpinan Daerah; ii) Unsur Dewan Pimpinan Wilayah; iii) Wakil dari Dewan Pembina dan Dewan Pakar;dan iv) Undangan lainnya. Pasal 16 Hak Bicara dan Hak Suara (1) Setiap Peserta Utusan dan Peserta Peninjau Kongres/Musyawarah pada setiap tingkatan mempunyai hak bicara. (2) Hak suara dalam Kongres/Musyawarah pada setiap tingkatan hanya dimiliki oleh Peserta Utusan. (3) Hak suara dalam Kongres/Musyawarah adalah satu suara untuk setiap peserta utusan. Pasal 17 Keabsahan Kongres/Musyawarah (1) Kongres dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 1/2 (setengah) dari utusan Pimpinan Dewan Pimpinan Wilayah dan 1/2 (setengah) dari utusan Dewan Pimpinan Daerah. (2) Musyawarah Wilayah dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurangkurangnya 1/2 (setengah) dari utusan Dewan Pimpinan Daerah. (3) Musyawarah Daerah sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 unsur pimpinan daerah. Pasal 18 Pemungutan suara dalam Kongres/Musyawarah (1) Dalam hal pengambilan keputusan dilakukan dengan pemungutan suara, keputusan dinyatakan sah apabila didukung oleh suara terbanyak. (2) Tata cara pengambilan keputusan dengan pemungutan suara diatur lebih lanjut dalam Tata Tertib Kongres/Musyawarah. Pasal 19 Rapat-Rapat (1) Rapat Pimpinan Nasional dihadiri oleh: 1. Dewan Pimpinan Pusat; 2. Perwakilan Badan-badan dan Lembaga-lembaga;dan 3. Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah; (3) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat dihadiri oleh:

38 1. Ketua Umum; 2. Wakil Ketua Umum; 3. Ketua-ketua Bidang; 4. Sekretaris Jendral; 5. Wakil-wakil Sekretaris Jendral; 6. Bendahara Umum; 7. Wakil-wakil Bendahara Umum; 8. Komandan Barisan Reaksi Cepat; 9. Departemen-departemen;dan 10. Badan-badan/ lembaga-lembaga. (4) Rapat Pimpinan Harian Dewan Pimpinan Pusat dihadiri oleh: 1. Ketua Umum; 2. Wakil Ketua Umum; 3. Ketua-ketua Bidang; 4. Sekretaris Jendral; 5. Wakil-wakil Sekretaris Jendral; 6. Bendahara Umum; 7. Wakil-wakil Bendahara Umum; dan 8. Komandan Barisan Reaksi Cepat. (5) Rapat Koordinasi Dewan Pimpinan Pusat dihadiri oleh: 1. Ketua Umum; 2. Wakil Ketua Umum; 3. Ketua-ketua Bidang; 4. Wakil-Wakil Ketua Bidang; 5. Sekretaris Jendral; 6. Wakil-wakil Sekretaris Jendral; 7. Bendahara Umum; 8. Wakil-wakil Bendahara Umum; 9. Komandan Barisan Reaksi Cepat; 10. Departemen-departemen; 11. Ketua dan Sekretaris provinsi apabila diperlukan; 12. Ketua dan Sekretaris kabupaten/kota apabila diperlukan. (6) Rapat Pimpinan Wilayah dihadiri oleh: 1. Dewan Pimpinan Wilayah; 2. Perwakilan Badan-badan dan Lembaga-lembaga;dan 3. Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah. (7) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Wilayah dihadiri oleh: 1. Ketua; 2. Wakil-Wakil Ketua; 3. Sekretaris; 4. Wakil-wakil Sekretaris; 5. Bendahara; 6. Wakil-wakil Bendahara; 7. Komandan Barisan Reaksi Cepat; 8. Departemen-departemen; (8) Rapat Pimpinan Harian Dewan Pimpinan Wilayah dihadiri oleh: 1. Ketua; 2. Wakil-wakil Ketua; 3. Sekretaris; 4. Wakil-wakil Sekretaris; 5. Bendahara;

39 6. Wakil-wakil Bendahara; 7. Komandan Barisan Reaksi Cepat. (9) Rapat Koordinasi Dewan Pimpinan Wilayah dihadiri oleh: 1. Ketua; 2. Wakil-Wakil Ketua; 3. Sekretaris; 4. Wakil-wakil Sekretaris; 5. Bendahara; 6. Wakil-wakil Bendahara; 7. Komandan Barisan Reaksi Cepat; 8. Departemen-departemen; 9. Ketua dan Sekretaris kabupaten/kota apabila diperlukan; 10. Ketua dan Sekretaris kecamatan apabila diperlukan. (10) Rapat Pimpinan Daerah dihadiri oleh: 1. Dewan Pimpinan Daerah; 2. Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (11) Rapat Pleno Dewan Pimpinan Daerah dihadiri oleh: 1. Ketua; 2. Wakil-Wakil Ketua; 3. Sekretaris; 4. Wakil-wakil Sekretaris; 5. Bendahara; 6. Wakil-wakil Bendahara; 7. Komandan Barisan Reaksi Cepat; 8. Departemen-departemen; (12) Rapat Pimpinan Harian Dewan Pimpinan Daerah dihadiri oleh: 1. Ketua; 2. Wakil-wakil Ketua; 3. Sekretaris; 4. Wakil-wakil Sekretaris; 5. Bendahara; 6. Wakil-wakil Bendahara; dan 7. Komandan Barisan Reaksi Cepat. (13) Rapat Koordinasi Dewan Pimpinan Daerah dihadiri oleh: 1. Ketua; 2. Wakil-Wakil Ketua; 3. Sekretaris; 4. Wakil-wakil Sekretaris; 5. Bendahara; 6. Wakil-wakil Bendahara; 7. Komandan Barisan Reaksi Cepat; 8. Departemen-departemen; 9. Ketua dan Sekretaris Kecamatan apabila diperlukan; Pasal 20 Pengambilan Keputusan Rapat Garda Pemuda NasDem (1) Dalam hal pengambilan keputusan rapat-rapat pada dasarnya dilaksanakan dengan musyawarah mufakat.

40 (2) Apabila musyawarah mufakat tidak tercapai, maka dilakukan dengan cara pemungutan suara, keputusan dinyatakan sah apabila didukung oleh lebih dari setengah dari jumlah anggota yang hadir. BAB X PENUTUP Pasal 21 (1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Rumah Tangga Garda Pemuda NasDem diatur dalam Peraturan Organisasi. (2) Peraturan Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

41

42 PERATURAN ORGANISASI GARDA PEMUDA NASDEM KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT GARDA PEMUDA NASDEM Nomor : 48/DPP/SK/A-1/01/IX/2017 PENGESAHAN PERATURAN ORGANISASI TENTANG SISTEM ADMINISTRASI KEANGGOTAAN Dengan Nama Tuhan Yang Maha Esa Menimbang : a. Bahwa dalam rangka penataan organisasi menuju tertib organisasi guna meningkatkan kinerja organisasi secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi, maka perlu adanya pedoman bagi seluruh jajaran Garda Pemuda NasDem yang mengatur Sistem Administrasi Keanggotaan Garda Pemuda NasDem. b. Bahwa Peraturan Organisasi (PO) tentang Sistem Administrasi Keanggotaan merupakan amanah dari Peraturan Rumah Tangga (PRT) Garda Pemuda NasDem c. Bahwa DPP Garda Pemuda NasDem memiliki wewenang untuk memutuskan berbagai peraturan organisasi yang diperlukan. d. Bahwa untuk kepentingan tersebut, maka perlu diterbitkan Keputusan tentang Sistem Administrasi Keanggotaan Garda Pemuda NasDem. Mengingat : a. Peraturan Dasar Garda Pemuda NasDem. b. Peraturan Rumah Tangga Garda Pemuda NasDem. c. Keputusan DPP Garda Pemuda NasDem Tahun 2017 Memperhatikan : a. Usulan Rancangan PO tentang Sistem Administrasi Keanggotaan Garda Pemuda NasDem dari DPP Garda

43 Pemuda NasDem. b. Kesepakatan yang diputuskan dalam DPP Garda Pemuda NasDem Tahun 2017 Tanggal 21 September MEMUTUSKAN Menetapkan : 1. Mengesahkan PO Garda Pemuda NasDem tentang Sistem Administrasi Keanggotaan Garda Pemuda NasDem, sebagaimana terlampir. 2. PO ini ditetapkan sebagai pedoman bagi seluruh jajaran Garda Pemuda NasDem yang memuat prosedur dalam Sistem Administrasi Keanggotaan Garda Pemuda NasDem. 3.Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 21 September 2017 DEWAN PIMPINAN PUSAT GARDA PEMUDA NASDEM Prananda Surya Paloh Ketua Umum Moh. Haerul Amri Sekretaris Jenderal

44 PERATURAN ORGANISASI GARDA PEMUDA NASDEM TENTANG SISTEM ADMINISTRASI KEANGGOTAAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Garda Pemuda NasDem adalah Organisasi Sayap dari Partai NasDem, bergerak pada wilayah politik, ekonomi, sosial dan budaya yang bersifat terbuka bagi seluruh Warga Negara Republik Indonesia, Kebangsaan, Kerakyatan serta Berkeadilan Sosial. 2. Sistem administrasi keanggotan Garda Pemuda NasDem adalah seperangkat ketentuan sebagai pedoman dalam rekruitmen, pencatatan, migrasi dan penyimpanan data anggota berbasis online. 3. Anggota Garda Pemuda NasDem terdiri dari berbagai elemen bangsa atau individu yang bersifat sukarela dan terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Bagi yang telah mendaftarkan diri dan tercatat sebagai anggota Garda Pemuda NasDem mematuhi PD/PRT Garda Pemuda NasDem. Anggota Garda Pemuda NasDem sanggup dan bertanggungjawab untuk mentaati dan melaksanakan keputusan serta berpartisipasi dalam program organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi. 4. Anggota Kehormatan Garda Pemuda NasDem adalah para pendiri Garda Pemuda NasDem dan/atau Warga Negara RepubIik Indonesia karena jasa-jasanya yang luar biasa kepada Garda Pemuda NasDem dan ditentukan berdasarkan usulan kepengurusan di jenjang masing-masing dan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem sebagai anggota kehormatan. 5. Kartu anggota Garda Pemuda NasDem adalah identitas dalam bentuk kartu yang formatnya telah ditetapkan oleh DPP Garda Pemuda NasDem, memuat data anggota lengkap yang diterbitkan untuk anggota karena telah memenuhi syarat umum dan syarat

45 khusus yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan adalah anggota biasa dan/atau anggota kehormatan Garda Pemuda NasDem. 6. Buku induk anggota dan data base online anggota adalah daftar rekapitulasi anggota yang dibuat oleh DPP Garda Pemuda NasDem yang menunjukan jumlah anggota di tingkat DPP, DPW, dan DPD pada bulan dan tahun saat yang bersangkutan tercatat sebagai anggota. 7. Pengelola administrasi keanggotaan adalah kesekjenan yang ditugaskan secara khusus dan ditetapkan oleh DPP Garda Pemuda NasDem untuk melaksanakan proses pendaftaran, pencatatan dan penyimpanan data berbasis online serta penerbitan kartu tanda anggota. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 1. Peraturan Organisasi ini dimaksudkan sebagai ketentuan bagi pengurus dan anggota dalam melaksanakan rekruitmen, proses pendaftaran, pencatatan, penyimpanan data berbasis online dan penerbitan kartu tanda anggota dan mengatur mekanisme pengangkatan anggota kehormatan. 2. Peraturan Organisasi ini bertujuan untuk menyusun data keanggotaan dengan tata administrasi modern dan mendapatkan data keanggotaan yang akurat. BAB III SYARAT MENJADI ANGGOTA Pasal 3 1. Untuk menjadi anggota Garda Pemuda NasDem seseorang terlebih dahulu harus memenuhi syarat umum sebagai berikut : a. Warga Negara Republik Indonesia yang berusia 17 tahun atau telah menikah, sampai dengan usia 45 tahun; b. Wajib mengamalkan Ideologi Pancasila;

46 c. Mentaati UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945; d. Mentaati dan melaksanakan Manifesto, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai NasDem serta Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga Garda Pemuda NasDem; e. Menyatakan diri untuk menjadi anggota Garda Pemuda NasDem; f. Bersedia melaksanakan program dan keputusan Garda Pemuda NasDem; g. Untuk keanggotaan diluar ketentuan diatas, diatur berdasarkan kebijakan Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem; 2. Anggota Kehormatan Garda Pemuda NasDem harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. Warga Negara Republik Indonesia; b. Peduli Terhadap Garda Pemuda NasDem; c. Berjasa besar dalam pengembangan serta kemajuan Garda Pemuda NasDem; Pasal 4 1. Keanggotaan dalam Garda Pemuda NasDem menganut stelsel aktif maka untuk menjadi anggota Garda Pemuda NasDem seseorang telah memenuhi syarat umum dan syarat khusus. 2. Syarat khusus adalah calon anggota yang secara sadar mengajukan permohonan untuk menjadi anggota. Pasal 5 Untuk menjadi anggota kehormatan tidak dianut stelsel aktif karena keberadaan yang bersangkutan ditentukan oleh penilaian pimpinan organisasi tingkat DPD, DPW dan DPP Garda Pemuda NasDem yang ditetapkan dan disahkan dalam Rapat Pimpinan Harian DPP Garda Pemuda NasDem.

47 BAB IV PENDAFTARAN ANGGOTA Pasal 6 1. Pendaftaran anggota dilakukan dengan mengisi formulir pendaftaran anggota yang formatnya ditentukan oleh DPP Garda Pemuda NasDem yang berisi syarat-syarat umum dan isian tentang data lengkap calon anggota sesuai data identitas diri (fotokopi KTP) dan dokumen lainnya yang masih berlaku serta pernyataan untuk mendaftar sebagai anggota. 2. Setelah formulir pendaftaran anggota diisi dengan lengkap kemudian menandatangani sebagai bentuk kontrak yang secara sadar mengikatkan diri kepada organisasi dengan penuh tanggungjawab, hak dan kewajiban yang akan melekat pada dirinya sebagai anggota. 3. Setelah formulir diisi dan ditandatangani selanjutnya dilegalisir yang berupa cap dan tandatangan salah satu pimpinan organisasi tingkat DPW/ Perwakilan Luar Negeri/ DPP Garda Pemuda NasDem. Pasal 7 Pengusulan anggota kehormatan oleh DPD/DPW/DPP/Perwakilan Luar Negeri dilakukan dari hasil Rapat Pimpinan Harian di masing-masing tingkatan dapat diteruskan permohonan tersebut kepada Ketua Umum DPP Garda Pemuda NasDem dan selanjutnya diputuskan dalam Rapat Pimpinan Harian Garda Pemuda NasDem untuk ditetapkan dan disahkan melalui Surat Keputusan DPP Garda Pemuda NasDem sebagai anggota kehormatan. BAB V FORMULIR PENDAFTARAN Pasal 8 1. Formulir pendaftaran sebagai anggota ditetapkan oleh DPP Garda Pemuda NasDem yang dapat diakses lewat internet/aplikasi dan disalin oleh DPD/DPW/Perwakilan Luar Negeri.

48 2. Format formulir pendaftaran terlampir menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Organisasi ini. BAB VI TEMPAT DAN TINDAK LANJUT PENDAFTARAN Pasal 9 1. Pendaftaran dapat dilakukan di DPD/DPW/Perwakilan Luar Negeri/DPP Garda Pemuda NasDem tempat dimana yang bersangkutan berdomisili sesuai KTP yang masih berlaku dengan mengisi secara lengkap formulir pendaftaran anggota yang disediakan di masing-masing pimpinan organisasi. 2. Setelah mengisi formulir dengan lengkap, menandatangani dan diketahui oleh salah satu pimpinan organisasi dimaksud, kemudian yang bersangkutan mengirim formulir tersebut kepada DPP Garda Pemuda NasDem atau mengisi formulir melalui online. 3. Pengiriman formulir pendaftaran dapat dilakukan perorangan maupun secara kolektif oleh masing-masing pimpinan organisasi. BAB VII PENERIMAAN BERKAS DAN TINDAK LANJUT PERMOHONAN Pasal Permohonan menjadi anggota Garda Pemuda NasDem yang ditujukan kepada DPP Garda Pemuda NasDem diterima oleh Bidang Kesekjenan, kemudian dilakukan pencatatan dalam buku catatan bulanan calon anggota Garda Pemuda NasDem. 2. Buku Induk bulanan dimaksud terdiri dari kolom; nomor urut, nama lengkap, tempat tanggal lahir, pendidikan terakhir, dan alamat lengkap serta nomor Kartu Tanda Anggota untuk tingkat Pusat, Wilayah dan Daerah.

49 BAB VII KARTU TANDA ANGGOTA Pasal 11 Kartu tanda anggota diberikan kepada anggota yang telah ditetapkan oleh DPP Garda Pemuda NasDem. Pasal 12 Bentuk dan Bahan 1. Bentuk Kartu Tanda Anggota (KTA) persegi panjang dengan ukuran 9 x 5,5 cm. 2. KTA dibuat dari Bahan yang tidak mudah rusak. Gambar :. Pasal 13 Komponen Isi 1. KTA terdiri dari dua sisi, yaitu sisi depan dan sisi belakang. 2. Sisi Belakang memuat informasi: a. Lambang Garda Pemuda NasDem; b. Tulisan Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem; c. Tulisan Kartu Tanda Anggota (KTA) Garda Pemuda NasDem; d. Alamat Kantor Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem. 3. Sisi memuat identitas pemegang yang meliputi : a. Lambang Garda Pemuda NasDem b. Tulisan Garda Pemuda NasDem ; c. Nama; d. Nomor Kartu Tanda Anggota; e. Tempat dan Tanggal Lahir; f. Jenis Kelamin; g. Alamat Lengkap; h. Tulisan Berlaku Hingga ; i. Tanda tangan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal; j. Stempel Dewan Pimpinan Pusat;

50 k. Foto Pemegang KTA. Pasal 14 Format Kartu Tanda Anggota Format kartu tanda anggota yang berisi komponen-komponen sebagaimana dimaksud dalam pasal (13) tercantum dalam lampiran sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari peraturan organisasi ini. Pasal 15 Masa Berlaku dan Penomoran Anggota 1. Masa berlaku Kartu Tanda Anggota adalah selama 5 (Lima) Tahun. 2. Kartu Tanda Anggota akan dicabut oleh Dewan Pimpinan Pusat berdasarkan ketentuan Pasal (4) Peraturan Rumah Tangga. 3. Penomoran Anggota Garda Pemuda NasDem sebagai berikut : 01.A Keterangan : 01 : nomor keanggotaan yang ditetapkan oleh DPP A : kode Wilayah Provinsi (sesuai KTP-el) 02 : bulan penerbitan Kartu Tanda Anggota 2017 : tahun penerbitan Kartu Tanda Anggota 4. Penomoran induk anggota dilakukan oleh DPP Garda Pemuda NasDem setelah mendapatkan surat keputusan penetapan keanggotaan oleh DPP Garda Pemuda NasDem. Pasal 16 Tata cara Pencetakan Kartu Tanda Anggota 1. Input data keanggotaan dalam bentuk format kartu anggota dilakukan oleh DPP Garda Pemuda NasDem. 2. Pencetakan dilakukan oleh DPP Garda Pemuda NasDem.

51 Pasal 17 Biaya dan Pendistribusian Kartu Tanda Anggota 1. Biaya pembuatan kartu tanda anggota selanjutnya diatur oleh Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem. 2. Pendistribusian Kartu Tanda Anggota akan dilakukan oleh DPP ke DPW dan DPD. BAB IX Penutup Pasal 18 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan ditetapkan melalui Keputusan Rapat Pimpinan Harian Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem. Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 21 September 2017 DEWAN PIMPINAN PUSAT GARDA PEMUDA NASDEM Prananda Surya Paloh Ketua Umum Moh. Haerul Amri Sekretaris Jenderal

52 KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT GARDA PEMUDA NASDEM TAHUN 2017 Nomor : 49/DPP/SK/A-1/01/IX/2017 PENGESAHAN PERATURAN ORGANISASI TENTANG PERATURAN DISIPLIN GARDA PEMUDA NASDEM Menimbang Mengingat Memperhatikan Dengan Nama Tuhan Yang Maha Esa : a. Bahwa dalam rangka penataan organisasi menuju tertib organisasi guna meningkatkan kinerja organisasi secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi, maka perlu adanya peraturan disiplin Garda Pemuda NasDem. b. Bahwa untuk kepentingan tersebut, maka perlu diterbitkan Keputusan tentang peraturan disiplin Garda Pemuda NasDem : a. Peraturan Dasar Garda Pemuda NasDem. b. Peraturan Rumah Tangga Garda Pemuda NasDem. c. Keputusan DPP Garda Pemuda NasDem Tahun 2017 : a. Usulan Rancangan PO tentang Peraturan disiplin Garda Pemuda NasDem. b. Kesepakatan yang diputuskan dalam DPP Garda Pemuda NasDem Tahun 2017 Tanggal 21 September MEMUTUSKAN Menetapkan : 1. Mengesahkan PO tentang peraturan disiplin Garda Pemuda NasDem. 2. PO ini ditetapkan sebagai pedoman bagi seluruh jajaran Garda Pemuda NasDem yang memuat prosedur peraturan Disiplin Garda Pemuda NasDem.

53 3. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 21 September 2017 DEWAN PIMPINAN PUSAT GARDA PEMUDA NASDEM Prananda Surya Paloh Ketua Umum Moh. Haerul Amri Sekretaris Jenderal

54 PERATURAN ORGANISASI GARDA PEMUDA NASDEM TENTANG PERATURAN DISIPLIN GARDA PEMUDA NASDEM BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Peraturan Disiplin Garda Pemuda NasDem adalah segala ketentuan Garda Pemuda NasDem yang mengatur tentang kewajiban dan larangan bagi setiap anggota, serta pemberian sanksi bagi anggota yang tidak memenuhi kewajiban dan yang melanggar larangan Organisasi; 2. Pelanggaran Disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan Anggota yang melanggar ketentuan Peraturan Disiplin Organisasi yang dilakukan di dalam maupun di luar lingkungan Garda Pemuda NasDem; 3. Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada Anggota karena melanggar Peraturan Disiplin Organisasi. BAB II KEWAJIBAN DAN LARANGAN Pasal 2 Kewajiban Setiap anggota Garda Pemuda NasDem memiliki kewajiban : 1. Mempertahankan kepentingan Bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok; 2. Menegakkan dan melaksanakan Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga Garda Pemuda NasDem serta peraturan-peraturan Garda Pemuda NasDem lainnya; 3. Menjaga dan menjunjung tinggi kewibawaan dan kehormatan Organisasi; 4. Melaksanakan program Garda Pemuda NasDem berdasarkan prinsipprinsip dan garis kebijakan Organisasi untuk mewujudkan cita-cita dan ideologi Organisasi;

55 5. Menjaring aspirasi masyarakat dan menginformasikannya kepada organisasi untuk penyusunan kebijakan dan program organisasi; 6. Menjunjung tinggi solidaritas dan persatuan Organisasi, jujur, setia dan taat asas; 7. Memecahkan masalah dengan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam semangat kerukunan-persaudaraan-kebangsaan; 8. Membayar iuran Organisasi. Pasal 3 Larangan Anggota Garda Pemuda NasDem dilarang : 1. Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau peraturan perundang-undangan lainnya; 2. Menjadi Anggota Partai Politik lain; (di luar Partai NasDem) 3. Membocorkan rahasia Organisasi; 4. Melakukan kegiatan yang merugikan nama baik dan kepentingan Organisasi; 5. Melakukan kegiatan dan tindakan yang bertentangan dengan ketentuan dan peraturan Organisasi. BAB III PELANGGARAN DISIPLIN ORGANISASI Pasal 4 Sanksi Pelanggaran Disiplin 1. Setiap pelanggaran Disiplin Organisasi yang dilakukan oleh Anggota Garda Pemuda NasDem, Dewan Pimpinan di setiap tingkatan organisasi dan seluruh jajaran Organisasi dikenakan sanksi; 2. Sanksi yang diberikan atas pelanggaran Disiplin Organisasi dapat berupa : a. Peringatan lisan; b. Peringatan tertulis; c. Pemberhentian secara tidak hormat sebagai anggota dan atau pengurus Garda Pemuda NasDem. Pasal 5 Mekanisme Pemberian Sanksi 1. Bagi pengurus Garda Pemuda NasDem tingkat Pusat pemberian sanksi dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat berdasarkan hasil keputusan Rapat Pimpinan Pusat.

56 2. Bagi pengurus Garda Pemuda NasDem tingkat Wilayah pemberian sanksi dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat berdasarkan permintaaan Dewan Pimpinan Wilayah 3. Bagi pengurus Garda Pemuda NasDem di tingkat Daerah, pemberian sanksi dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat berdasarkan permintaan Dewan Pimpinan Daerah dan mendapatkan rekomendasi dari Dewan Pimpinan Wilayah Pasal 6 Mekansime Pembelaan Diri 1. Pembelaan diri oleh pengurus Garda Pemuda NasDem di tingkat Pusat yang dikenakan sanksi, dapat diajukan kepada Dewan Pimpinan Pusat. 2. Pembelaan diri oleh pengurus Garda Pemuda NasDem di tingkat Wilayah yang dikenakan sanksi dapat diajukan kepada Dewan Pimpinan Pusat melalui Dewan Pimpinan Wilayah. 3. Pembelaan diri oleh pengurus Garda Pemuda NasDem yang dikenakan sanksi, dapat diajukan kepada Dewan Pimpinan Pusat melalui Dewan Pimpinan Daearah dan mendapatkan rekomendasi dari Dewan Pimpinan Wilayah. BAB IV KETENTUAN TAMBAHAN Pasal 7 1. Setiap tingkat kepengurusan Garda Pemuda NasDem harus melaksanakan keputusan Organisasi yang di atasnya; 2. Kepengurusan Garda Pemuda NasDem yang tidak menaati atau menentang keputusan Garda Pemuda NasDem di atasnya dapat dikenakan sanksi. Pasal 8 1. Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem berwenang memberikan sanksi terhadap struktural Garda Pemuda NasDem dan Anggota Garda Pemuda NasDem yang melakukan pelanggaran Disiplin Organisasi ; 2. Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah berwenang memberikan sanksi terhadap struktural Garda Pemuda NasDem dan Anggota Garda Pemuda NasDem yang melakukan pelanggaran Disiplin Organisasi.

57 Pasal 9 Setiap Anggota Garda Pemuda NasDem yang dijatuhi sanksi Organisasi atas pelanggaran Disiplin Organisasi dapat mengadu dan mengajukan keberatan kepada Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini akan diatur lebih lanjut oleh Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem. 2. Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 21 September 2017 DEWAN PIMPINAN PUSAT GARDA PEMUDA NASDEM Prananda Surya Paloh Ketua Umum Moh. Haerul Amri Sekretaris Jenderal

58 KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT GARDA PEMUDA NasDem TAHUN 2017 Nomor : 50/DPP/SK/A-1/01/IX/2017 PENGESAHAN PERATURAN ORGANISASI TENTANG TATA LAKSANA ORGANISASI Menimbang Mengingat Memperhatikan Dengan Nama Tuhan Yang Maha Esa : a. Bahwa dalam rangka penataan organisasi menuju tertib organisasi guna meningkatkan kinerja organisasi secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi, maka perlu adanya pedoman bagi seluruh jajaran Garda Pemuda NasDem yang mengatur Tata Laksana Pengurus Organisasi Garda Pemuda NasDem. b. Bahwa Peraturan Organisasi (PO) tentang Tata Laksana Pengurus Organisasi Garda Pemuda NasDem merupakan amanah dari Peraturan Rumah Tangga (PRT) Garda Pemuda NasDem. c. Bahwa DPP Garda Pemuda NasDem memiliki wewenang untuk memutuskan berbagai peraturan organisasi yang diperlukan. d. Bahwa untuk kepentingan tersebut, maka perlu diterbitkan Keputusan tentang Tata Laksana Pengurus Organisasi Garda Pemuda NasDem. : a. Peraturan Dasar Garda Pemuda NasDem. b. Peraturan Rumah Tangga Garda Pemuda NasDem. c. Keputusan DPP Garda Pemuda NasDem Tahun 2017 : a. Usulan Rancangan PO tentang Tata Laksana Pengurus Organisasi Garda Pemuda NasDem dari DPP Garda Pemuda NasDem. b. Kesepakatan yang diputuskan dalam DPP Garda Pemuda NasDem Tahun 2017 Tanggal 21 September 2017.

59 MEMUTUSKAN Menetapkan : 1. Mengesahkan PO Garda Pemuda NasDem tentang Tata Laksana Pengurus Organisasi Garda Pemuda NasDem, sebagaimana terlampir. 2. PO ini ditetapkan sebagai pedoman bagi seluruh jajaran Garda Pemuda NasDem yang memuat prosedur dalam Tata Laksana Pengurus Organisasi Garda Pemuda NasDem. 3. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 21 September 2017 DEWAN PIMPINAN PUSAT GARDA PEMUDA NASDEM Prananda Surya Paloh Ketua Umum Moh. Haerul Amri Sekretaris Jenderal

60 PERATURAN ORGANISASI GARDA PEMUDA NASDEM TENTANG TATA LAKSANA ORGANISASI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Yang dimaksud peraturan tentang tata laksana organisasi adalah peraturan tata cara penyelenggaraan organisasi bagi pengurus setiap jenjang kepengurusan Garda Pemuda NasDem sesuai dengan Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga. BAB II Pasal 2 Maksud Yang dimaksud penyelenggaraan organisasi dalam peraturan ini adalah tugas, wewenang, tanggungjawab, tata hubungan, rapat-rapat, koordinasi, pelaporan, administrasi dan surat menyurat antara pimpinan harian dan antara jenjang kepengurusan lebih bawah dan lebih atasnya. Yang dimaksud pengurus setiap jenjang kepengurusan Garda Pemuda NasDem dalam peraturan organisasi ini adalah Dewan Pembina, Dewan Pakar, Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Ketua Bidang, serta Departemen. BAB III TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB Pasal 3 Dewan Pembina Dewan Pembina memiliki tugas dan wewenang memberikan masukan, saran dan arahan seputar Sosial, Politik, Hukum, Ekonomi, dan Budaya kepada Pimpinan Organisasi baik diminta maupun tidak diminta. Dewan Pembina mengadakan rapat sekurang-kurangnya sekali dalam 6 (Enam) bulan.

61 Pasal 4 Dewan Pakar Dewan Pakar memiliki tugas dan wewenang memberikan masukan, saran dan arahan baik diminta maupun tidak diminta. Dewan Pakar mengadakan rapat sekurangkurangnya sekali dalam 6 bulan. Pasal 5 Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat 1. Memimpin, mengendalikan, dan mengkoordinasikan penyelenggaraan organisasi dan kegiatan-kegiatan organisasi. 2. Memimpin rapat pimpinan harian dan rapat pleno. 3. Dalam hal memimpin rapat sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini bisa diwakilkan. 4. Dalam hal ini mewakilkan sebagaimana dimaksud ayat (3) pasal ini langsung menunjuk salah satu ketua atau wakil ketua secara lisan dengan memberitahukan kepada pengurus harian. 5. Memutuskan dan memegang kebijakan umum organisasi. 6. Mewakili atas nama organisasi sesuai dengan jenjang kepengurusan ke luar ataupun ke dalam menyangkut segala hal yang berkaitan dengan kepentingan organisasi. 7. Dalam hal mewakili sebagaimana dimaksud ayat (6) pasal ini bisa diwakilkan. 8. Dalam hal mewakilikan sebagaimana dimaksud ayat (7) pasal ini ketua umum menunjuk seseorang atau beberapa pengurus secara tertulis dalam bentuk surat tugas yang ditanda tangani bersama sekretaris jenderal atau wakil sekretaris jenderal, sekretaris atau wakil sekretaris. 9. Menggali sumber-sumber dana organisasi. 10. Dalam hal penggalian sumber dana sebagaimana ayat (9) pasal ini, ketua umum berhak menunjuk secara lisan kepada lainnya untuk minta bantuan. 11. Selaku mandataris, ketua umum dan/atau ketua bertanggungjawab kepada Kongres, dan Musyawarah lainnya.

62 Pasal 6 Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat 1. Mewakili Ketua Umum apabila mendapat tugas dari Ketua Umum untuk mengkoordinasikan penyelenggaraan organisasi dan kegiatan kegiatan organisasi tingkat nasional. 2. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Ketua Umum dalam memberikan pembinaan kewilayahan organisasi pada jenjang di bawahnya. 3. Dalam hal membantu Ketua Umum sebagaimana dimaksud ayat (1) tugas Wakil Ketua Umum dibagi berdasarkan pembidangan, yaitu : Bidang Politik, Bidang Ekonomi, Bidang Kemasyarakatan dan Bidang Kebudayaan. 4. Mewakili Ketua Umum memimpin rapat harian dan rapat pleno apabila mendapat tugas dari Ketua Umum. 5. Bersama Sekretaris Jenderal atau Wakil Sekretaris Jenderal menandatangani surat-surat yang bersifat ke dalam maupun ke luar apabila mendapat tugas dari Ketua Umum. 6. Mewakili atas nama organisasi secara nasional ke luar ataupun ke dalam apabila mendapat tugas dari Ketua Umum secara tertulis menyangkut segala hal yang berkaitan dengan k 7. epentingan organisasi. Pasal 7 Ketua Bidang Dewan Pimpinan Pusat 1. Membantu pelaksanaan tugas-tugas ketua umum. 2. Mewakili Ketua Umum atau Wakil Ketua Umum ke luar atau ke dalam apabila mendapat tugas dari ketua umum atau Wakil Ketua Umum sebagaimana dimaksud, pasal (5) peraturan organisasi ini. 3. Menentukan kebijakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan Kompartemen, Departemen dan lembaga. 4. Memberikan pembinaan kewilayahan organisasi pada jenjang dibawahnya sejauh tidak melampaui PD/PRT Garda Pemuda NasDem. 5. Bertanggungjawab kepada Ketua Umum atau Wakil ketua Umum dalam hal pelaksanaan tugas dan wewenangnya.

63 Pasal 8 Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat 1. Membantu Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Ketua bidang dalam Penyelenggaraan organisasi dan kegiatan organisasi. 2. Memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasikan sekretariat jenderal atau kesekretariatan. 3. Mengatur, membagi dan mengkoordinasikan tugas-tugas wakil-wakil sekretaris jenderal atau wakil-wakil sekretaris. 4. Menyusun rumusan atau rancangan keputusan organisasi. 5. Bersama wakil-wakil sekretaris jenderal, bendahara umum/ bendahara, wakil bendahara menyusun perencanaan anggaran belanja rutin maupun incidental dan melengkapi perangkat sekretariat jenderal atau kesekretariatan. 6. Bersama Ketua Umum atau Wakil Ketua Umum menandatangani surat-surat keputusan organisasi, peraturan organisasi dan surat- surat lain yang bersifat ke dalam maupun ke luar. 7. Dalam hal penandatanganan sebagaimana dimaksud ayat (6) pasal ini bisa diwakilkan kepada wakil sekretaris jenderal atau wakil sekretaris. 8. Dalam hal mewakilkan kepada wakil sekretaris jenderal atau wakil sekretaris dilakukan secara lisan tanpa berkeharusan memberitahukan kepada pengurus lainnya. 9. Dalam kondisi tertentu. penandatanganan sebagaimana dimaksud ayat (8) pasal ini ketua umum dan/atau ketua bisa menunjuk langsung wakil sekretaris jenderal atau wakil sekretaris secara lisan. 10. Yang dimaksud kondisi tertentu dalam ayat (9) pasal ini adalah apabila sekretaris jenderal dan/atau sekretaris tidak ada atau kondisi lain yang dipandang perlu oleh ketua umum dan/atau Wakil Ketua Umum. 11. Bertanggungjawab kepada Ketua Umum atau Wakil Ketua Umum dalam hal pelaksanaan tugas dan wewenangnya. Pasal 9 Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat 1. Membantu tugas-tugas sekretaris jenderal atau sekretaris.

64 2. Menandatangani surat keputusan, peraturan organisasi, surat-surat yang bersifat ke luar ataupun ke dalam, dan wewenang sekretaris jenderal atau sekretaris lainnya apabila mendapat mandat untuk mewakili dari sekretaris jenderal, sekretaris, ketua umum, Wakil Ketua Umum atau Ketua Bidang sebagaimana dimaksud pasal (7) peraturan organisasi ini. 3. Membantu Wakil Ketua Umum, ketua-ketua bidang dalam hal pembinaan wilayah dan pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan lembaga sebagaimana dimaksud pasal (6) peraturan organisasi ini. 4. Bertanggungjawab kepada ketua umum dan/atau Wakil Ketua Umum, ketua, sekretaris jenderal dan/atau sekretaris dalam hal pelaksanaan tugas dan wewenangnya atau tugas- tugas dan wewenang lainnya yang dimandatkan. Pasal 10 Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat 1. Mengatur, mengendalikan dan mencatat keluar masuknya dana organisasi. 2. Mengatur dan mengkoordinasikan tugas- tugas dengan wakil-wakil bendahara umum atau wakil-wakil bendahara. 3. Melaksanakan fungsi sebagai kepala urusan rumah tangga organisasi. 4. Menggali sumber dana organisasi dengan persetujuan ketua umum/wakil ketua umum, ketua. 5. Mendisposisikan kepada ketua umum atau wakil ketua umum, atau ketua tentang usulan anggaran yang diajukan oleh departemen, lembaga atau panitia yang diangkat oleh organisasi. 6. Mengeluarkan dana yang dibutuhkan sebagaimana dimaksud ayat (5) pasal ini setelah mendapat persetujuan ketua umum atau ketua. 7. Bertanggungjawab kepada ketua umum dan/ketua Umum atau ketua dalam pelaksanaan tugas-tugas dan wewenangnya. Pasal 11 Wakil Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat 1. Membantu tugas-tugas bendahara umum atau bendahara. 2. Melakukan tugas dan wewenang bendahara umum atau bendahara apabila mendapat mandat dari bendahara, ketua umum, wakil ketua umum atau ketua.

65 3. Bertanggungjawab kepada bendahara umum atau bendahara, ketua umum, wakil ketua umum atau ketua dalam hal ini pelaksanaan tugas dan wewenangnya sebagaimana dimaksud ayat (l) dan (2) pasal ini. Pasal 12 Departemen Dewan Pimpinan Pusat 1. Melaksanakan program organisasi yang telah diputuskan oleh pemgurus harian DPP Garda Pemuda NasDem. 2. Dalam pelaksanaan program organisasi sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini jika dipandang perlu bisa membentuk panitia. 3. Merumuskan dan mengkonsultasikan program kerja kepada ketua dan wakil sekretaris yang membidangi. 4. Mengajukan anggaran belanja kegiatan organisasi kepada bendahara umum atau wakil bendahara yang ditugaskan setelah mendapat persetujuan dari dan melalui ketua yang membidangi. 5. Melakukan koordinasi dengan departemen lain selanjutnya dalam peraturan organisasi ini disebut rapat koordinasi antar departemen. 6. Melakukan koordinasi denga departemen yang sama pada jenjang kepengurusan Garda Pemuda NasDem dibawahnya selanjutnya dalam peraturan organisasi ini disebut rapat koordinasi inter departemen. 7. Melaporkan pelaksanaan kegiatan organisasi kepada ketua yang membidangi. Pasal 13 Ketua Dewan Pimpinan Wilayah 1. Memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan organisasi dan kegiatan-kegiatan organisasi tingkat provinsi sesuai denga program DPP Garda Pemuda NasDem. 2. Memimpin rapat harian dan rapat pleno DPW Garda Pemuda NasDem. 3. Dalam hal memimpin rapat sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini bisa diwakilkan. 4. Dalam hal ini mewakilkan sebagaimana dimaksud ayat (3) pasal ini langsung menunjuk salah satu wakil ketua secara lisan dengan memberitahukan kepada pengurus harian lainnya.

66 5. Bersama Sekretaris atau wakil sekretaris menandatangani surat-surat keputusan organisasi dan surat-surat lain yang bersifat ke dalam maupun ke luar. 6. Dalam hal menandatangani surat-surat sebagaimana dimaksud ayat (5) pasal ini bisa diwakilkan terkecuali keputusan organisasi. 7. Dalam hal mewakilksebagaimana dimaksud ayat (6) pasal ini ketua langsung menunjuk salah satu wakil ketua atau salah satu pengurus harian sesuai pembidangan dalam organisasi secara lisan. 8. Mewakili atas nama organisasi secara Provinsi ke luar ataupun ke dalam menyangkut segala hal yang berkaitan dengan kepentingan organisasi. 9. Dalam hal mewakilkan sebagaimana dimaksud ayat (8) pasal ini ketua menunjuk seseorang atau beberapa pengurus secara tertulis dalam bentuk surat tugas yang ditanda tangani bersama sekretaris atau wakil sekretaris. 10. Menggali sumber-sumber dana organisasi. 11. Dalam hal pengalian sumber dana sebagaimana dimaksud ayat (10) pasal ini bisa diwakilkan, ketua berhak menunjuk secara lisan kepada pengurus. 12. Selaku Mandataris Musyawarah Wilayah, ketua bertanggungjawab kepada Musyawarah Wilayah Garda Pemuda NasDem. Pasal 14 Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah 1. Membantu pelaksanaan tugas-tugas ketua sesuai pembidangan dalam organisasi. 2. Mewakili Ketua ke luar atau ke dalam apabila mendapat tugas dari ketua secara tertulis. 3. Menentukan kebijakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan departemen yang ada dibawahnya. 4. Bersama sekretaris atau wakil sekretaris menandatangani surat-surat yang bersifat ke dalam maupun ke luar apabila mendapat tugas dari ketua. 5. Bertanggungjawab kepada Ketua dalam hal pelaksanaan tugas dan wewenangnya.

67 Pasal 15 Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah 1. Membantu Ketua dan wakil Ketua dalam Penyelenggaraan organisasi dan kegiatan organisasi. 2. Memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasikan sekretariat. 3. Mengatur, membagi dan mengkoordinasikan tugas-tugas wakil-wakil sekretaris. 4. Menyusun rumusan atau rancangan keputusan organisasi. 5. Dalam hal menyusun rumusan atau rancangan keputusan organisasi sebagaimana dimaksud ayat (4) pasal ini bisa diwakilkan. 6. Dalam hal mewakilkan sebagaimana dimaksud ayat (5) pasal ini sekretaris menunjuk salah satu wakil sekretaris sesuai pembidangan secara lisan. 7. Bersama wakil-wakil sekretaris, bendahara, wakil bendahara menyusun perencanaan anggaran belanja rutin maupun incidental dan melengkapi perangkat sekretariat. 8. Bersama Ketua, sekretaris menandatangani surat-surat keputusan organisasi, peraturan organisasi dan surat- surat lain yang bersifat ke dalam maupun ke luar. 9. Dalam hal penandatanganan sebagaimana dimaksud ayat (8) pasal ini bisa diwakilkan kepada wakil sekretaris. 10. Dalam hal mewakilkan kepada wakil sekretaris dilakukan secara lisan tanpa berkeharusan memberitahukan kepada pengurus lainnya kecuali ketua. 11. Bertanggungjawab kepada Ketua dalam hal pelaksanaan tugas dan wewenangnya. Pasal 16 Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah 1. Membantu tugas-tugas sekretaris. 2. Menandatangani surat keputusan, peraturan organisasi, surat-surat yang bersifat ke luar ataupun ke dalam, dan wewenang sekretaris apabila mendapat tugas untuk mewakili dari sekretaris atau ketua. 3. Membantu Wakil Ketua sesuai pembidangan dalam organisasi, pelaksanaan kegiatan departemen.

68 4. Bertanggungjawab kepada ketua, wakil ketua, sekretaris dalam hal pelaksanaan tugas dan wewenangnya atau tugas- tugas dan wewenang lainnya yang dimandatkan. Pasal 17 Bendahara Dewan Pimpinan Wilayah 1. Mengatur, mengendalikan dan mencatat keluar masuknya dana organisasi. 2. Mengatur dan mengkoordinasikan tugas- tugas dengan wakil-wakil bendahara. 3. Melaksanakan fungsi sebagai kepala urusan rumah tangga organisasi. 4. Menggali sumber dana organisasi dengan persetujuan ketua. 5. Mendisposisikan kepada ketua tentang usulan anggaran yang diajukan oleh departemen atau panitia yang diangkat oleh organisasi. 6. Mengeluarkan dana yang dibutuhkan sebagaimana dimaksud ayat (5) pasal ini setelah mendapat persetujuan ketua. 7. Bertanggungjawab kepada ketua dalam pelaksanaan tugas-tugas dan wewenangnya. Pasal 18 Wakil Bendahara Dewan Pimpinan Wilayah 1. Membantu tugas-tugas bendahara. 2. Melakukan tugas dan wewenang bendahara apabila mendapat mandat dari bendahara, atau ketua. 3. Bertanggungjawab kepada bendahara atau ketua dalam hal pelaksanaan tugas dan wewenangnya sebagaimana dimaksud ayat (l) dan (2) pasal ini. Pasal 19 Departemen Dewan Pimpinan Wilayah 1. Melaksanakan program organisasi yang telah diputuskan oleh pengurus harian DPW Garda Pemuda NasDem. 2. Dalam pelaksanaan program organisasi sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini jika dipandang perlu pengurus harian bisa membentuk panitia. 3. Merumuskan dan mengkonsultasikan program kerja kepada wakil ketua dan wakil sekretaris yang membidangi.

69 4. Mengajukan anggaran belanja kegiatan organisasi kepada bendahara atau wakil bendahara yang ditugaskan setelah mendapat persetujuan dari dan melalui ketua yang membidangi. 5. Melakukan koordinasi dengan departemen lain selanjutnya dalam peraturan organisasi ini disebut rapat koordinasi antar departemen. 6. Melakukan koordinasi denga departemen yang sama pada jenjang kepengurusan Garda Pemuda NasDem dibawahnya selanjutnya dalam peraturan organisasi ini disebut rapat koordinasi inter departemen. 7. Melaporkan pelaksanaan kegiatan organisasi kepada wakil ketua yang membidangi. Pasal 20 Ketua Dewan Pimpinan Daerah 1. Memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan organisasi dan kegiatan-kegiatan organisasi tingkat kabupaten/kota atau daerah khusus sesuai dengan program DPP Garda Pemuda NasDem dan DPW Garda Pemuda NasDem. 2. Memimpin rapat harian dan rapat pleno DPD Garda Pemuda NasDem. 3. Dalam hal memimpin rapat sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini bisa diwakilkan. 4. Dalam hal ini mewakilkan sebagaimana dimaksud ayat (3) pasal ini langsung menunjuk salah satu wakil ketua secara lisan dengan memberitahukan kepada pengurus harian lainnya. 5. Bersama Sekretaris atau wakil sekretaris menandatangani surat-surat keputusan organisasi dan surat-surat lain yang bersifat ke dalam maupun ke luar. 6. Dalam hal menandatangani surat-surat sebagaimana dimaksud ayat (5) pasal ini bisa diwakilkan terkecuali keputusan organisasi. 7. Dalam hal mewakilan ksebagaimana dimaksud ayat (6) pasal ini ketua langsung menunjuk salah satu wakil ketua atau salah satu pengurus harian sesuai pembidangan dalam organisasi secara lisan. 8. Mewakili atas nama organisasi secara Kabupaten/kota atau daerah khusus ke luar ataupun ke dalam menyangkut segala hal yang berkaitan dengan kepentingan organisasi.

70 9. Dalam hal mewakilkan sebagaimana dimaksud ayat (8) pasal ini ketua menunjuk seseorang atau beberapa pengurus secara tertulis dalam bentuk surat tugas yang ditanda tangani bersama sekretaris atau wakil sekretaris. 10. Menggali sumber-sumber dana organisasi. 11. Dalam hal pengalian sumber dana sebagaimana dimaksud ayat (10) pasal ini bisa diwakilkan, ketua berhak menunjuk secara lisan kepada pengurus. 12. Selaku Mandataris Musyawarah Daerah, ketua bertanggungjawab kepada Musyawarah Daerah Garda Pemuda NasDem. Pasal 21 Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah 1. Membantu pelaksanaan tugas-tugas ketua sesuai pembidangan dalam organisasi. 2. Mewakili Ketua ke luar atau ke dalam apabila mendapat tugas dari ketua secara tertulis. 3. Menentukan kebijakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan departemen yang ada dibawahnya. 4. Bersama sekretaris atau wakil sekretaris menandatangani surat-surat yang bersifat ke dalam maupun ke luar apabila mendapat tugas dari ketua. 5. Bertanggungjawab kepada Ketua dalam hal pelaksanaan tugas dan wewenangnya. Pasal 22 Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah 1. Membantu Ketua dan wakil Ketua dalam Penyelenggaraan organisasi dan kegiatan organisasi. 2. Memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasikan sekretariat. 3. Mengatur, membagi dan mengkoordinasikan tugas-tugas wakil-wakil sekretaris. 4. Menyusun rumusan atau rancangan keputusan organisasi. 5. Dalam hal menyusun rumusan atau rancangan keputusan organisasi sebagaimana dimaksud ayat (4) pasal ini bisa diwakilkan. 6. Dalam hal mewakilkan sebagaimana dimaksud ayat (5) pasal ini sekretaris menunjuk salah satu wakil sekretaris sesuai pembidangan secara lisan.

71 7. Bersama wakil-wakil sekretaris, bendahara, wakil bendahara menyusun perencanaan anggaran belanja rutin maupun incidental dan melengkapi perangkat sekretariat. 8. Bersama Ketua, sekretaris menandatangani surat-surat keputusan organisasi, peraturan organisasi dan surat- surat lain yang bersifat ke dalam maupun ke luar. 9. Dalam hal penandatanganan sebagaimana dimaksud ayat (8) pasal ini bisa diwakilkan kepada wakil sekretaris. 10. Dalam hal mewakilkan kepada wakil sekretaris dilakukan secara lisan tanpa berkeharusan memberitahukan kepada pengurus lainnya kecuali ketua. 11. Bertanggungjawab kepada Ketua dalam hal pelaksanaan tugas dan wewenangnya. Pasal 23 Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah 1. Membantu tugas-tugas sekretaris. 2. Menandatangani surat keputusan, peraturan organisasi, surat-surat yang bersifat ke luar ataupun ke dalam, dan wewenang sekretaris apabila mendapat tugas untuk mewakili dari sekretaris atau ketua. 3. Membantu Wakil Ketua sesuai pembidangan dalam organisasi, pelaksanaan kegiatan departemen. 4. Bertanggungjawab kepada ketua, wakil ketua, sekretaris dalam hal pelaksanaan tugas dan wewenangnya atau tugas- tugas dan wewenang lainnya yang dimandatkan. Pasal 24 Bendahara Dewan Pimpinan Daerah 1. Mengatur, mengendalikan dan mencatat keluar masuknya dana organisasi. 2. Mengatur dan mengkoordinasikan tugas- tugas dengan wakil-wakil bendahara. 3. Melaksanakan fungsi sebagai kepala urusan rumah tangga organisasi. 4. Menggali sumber dana organisasi dengan persetujuan ketua. 5. Mendisposisikan kepada ketua tentang usulan anggaran yang diajukan oleh departemen atau panitia yang diangkat oleh organisasi.

72 6. Mengeluarkan dana yang dibutuhkan sebagaimana dimaksud ayat (5) pasal ini setelah mendapat persetujuan ketua. 7. Bertanggungjawab kepada ketua dalam pelaksanaan tugas-tugas dan wewenangnya. Pasal 25 Wakil Bendahara Dewan Pimpinan Daerah 1. Membantu tugas-tugas bendahara. 2. Melakukan tugas dan wewenang bendahara apabila mendapat mandat dari bendahara, atau ketua. 3. Bertanggungjawab kepada bendahara atau ketua dalam hal pelaksanaan tugas dan wewenangnya sebagaimana dimaksud ayat (l) dan (2) pasal ini. Pasal 26 Departemen Dewan Pimpinan Daerah 1. Melaksanakan program organisasi yang telah diputuskan oleh pengurus harian DPD Garda Pemuda NasDem. 2. Dalam pelaksanaan program organisasi sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini jika dipandang perlu pengurus harian bisa membentuk panitia. 3. Merumuskan dan mengkonsultasikan program kerja kepada wakil ketua dan wakil sekretaris yang membidangi. 4. Mengajukan anggaran belanja kegiatan organisasi kepada bendahara atau wakil bendahara yang ditugaskan setelah mendapat persetujuan dari dan melalui ketua yang membidangi. 5. Melakukan koordinasi dengan departemen lain selanjutnya dalam peraturan organisasi ini disebut rapat koordinasi antar departemen. 6. Melakukan koordinasi dengan departemen yang sama pada jenjang kepengurusan Garda Pemuda NasDem dibawahnya selanjutnya dalam peraturan organisasi ini disebut rapat koordinasi inter departemen. 7. Melaporkan pelaksanaan kegiatan organisasi kepada wakil ketua yang membidangi.

73 BAB IV Rapat-Rapat Pasal Rapat-rapat untuk mengambil keputusan sebagaimana diatur Peraturan Dasar Garda Pemuda NasDem Pasal (39) dan Peraturan Rumah Tangga Garda Pemuda NasDem Pasal (20). 2. Rapat Pimpinan Nasional dihadiri oleh DPP, Perwakilan Badan-badan dan Departemen, Ketua dan sekretaris DPW. 3. Rapat Pimpinan Wilayah dihadiri oleh DPW, Perwakilan Badan-badan dan Departemen Ketua dan sekretaris DPD. 4. Rapat Pimpinan Daerah dihadiri oleh DPD, Ketua dan sekretaris dan Departemen 5. Rapat Koordinasi Nasional dihadiri oleh jajaran DPP, ketua sekretaris DPW dan DPD jika diperlukan. 6. Rapat Koordinasi Wilayah dihadiri oleh jajaran DPW, ketua sekretaris DPD 7. Rapat Koordinasi Daerah dihadiri oleh jajaran DPD 8. Rapat Pleno adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh fungsionaris Dewan Pimpinan Pusat/Dewan Pimpinan Wilayah/Dewan Pimpinan Daerah/Departemen- Departemen dan Lembaga-lembaga, sesuai jenjang kepengurusan. 9. Rapat Pleno dapat mengambil keputusan, sekurang-kurangnya dihadiri oleh setengah lebih satu dari jumlah pengurus Harian yang ada. 10. Rapat Pimpinan Harian adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh fungsionaris Dewan Pimpinan dimasing-masing tingkat kepengurusan. 11. Rapat Pimpinan Harian dapat mengambil keputusan sekurang-kurangnya dihadiri oleh setengah lebih satu dari jumlah pimpinan harian yang ada. BAB V ADMINISTRASI Pasal 28 Administrasi Umum Administrasi umum penyelenggaraan organisasi diatur secara tersendiri dalam peraturan organisasi tentang tertib administrasi.

74 BAB VI PENUTUP Pasal Hal-hal ini yang belum diatur dalam peraturan organisasi akan diatur kemudian oleh Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem. 2. Peraturan organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 21 September 2017 DEWAN PIMPINAN PUSAT GARDA PEMUDA NASDEM Prananda Surya Paloh Ketua Umum Moh. Haerul Amri Sekretaris Jenderal

75 KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT GARDA PEMUDA NASDEM TAHUN 2017 Nomor : 51/DPP/SK/A-1/01/IX/2017 PENGESAHAN PERATURAN ORGANISASI TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEMBEKUAN PENGURUS Menimbang Mengingat Memperhatikan Dengan Nama Tuhan Yang Maha Esa : a. Bahwa dalam rangka penataan organisasi menuju tertib organisasi guna meningkatkan kinerja organisasi secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi, maka perlu adanya pedoman bagi seluruh jajaran Garda Pemuda NasDem yang mengatur tata cara dalam Pembentukan dan Pembekuan Pengurus Garda Pemuda NasDem. b. Bahwa Peraturan Organisasi (PO) tentang Pembentukan dan Pembekuan Pengurus Garda Pemuda NasDem merupakan amanah dari Peraturan Rumah Tangga (PRT) Garda Pemuda NasDem c. Bahwa DPP Garda Pemuda NasDem memiliki wewenang untuk memutuskan berbagai peraturan organisasi yang diperlukan. d. Bahwa untuk kepentingan tersebut, maka perlu diterbitkan Keputusan tentang Pembentukan dan Pembekuan Pengurus Garda Pemuda NasDem. : a. Peraturan Dasar Garda Pemuda NasDem. b. Peraturan Rumah Tangga Garda Pemuda NasDem. c. Keputusan DPP Garda Pemuda NasDem Tahun 2017 : a. Usulan Rancangan PO tentang Pembentukan dan Pembekuan Pengurus Garda Pemuda NasDem dari DPP Garda Pemuda NasDem. b. Kesepakatan yang diputuskan dalam DPP Garda Pemuda NasDem Tahun 2017 Tanggal 21 September 2017.

76 MEMUTUSKAN Menetapkan : 1. Mengesahkan PO Garda Pemuda NasDem tentang Pembentukan dan Pembekuan Pengurus Garda Pemuda NasDem, sebagaimana terlampir. 2. PO ini ditetapkan sebagai pedoman bagi seluruh jajaran Garda Pemuda NasDem yang memuat prosedur dalam Pembentukan dan Pembekuan Pengurus Garda Pemuda NasDem. 3. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 21 September 2017 DEWAN PIMPINAN PUSAT GARDA PEMUDA NASDEM Prananda Surya Paloh Ketua Umum Moh. Haerul Amri Sekretaris Jenderal

77 PERATURAN ORGANISASI GARDA PEMUDA NASDEM TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEMBEKUAN PENGURUS BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Peraturan Organisasi Garda Pemuda NasDem tentang Pembentukan dan Pembekuan Pengurus adalah pedoman yang merupakan aturan bagi segenap jajaran Garda Pemuda NasDem yang memuat prosedur pembentukan pengurus Pimpinan Organisasi pada semua jenjang wilayah kerja yang pernah didirikan dan dibentuk Pengurus Pimpinan Organisasi Garda Pemuda NasDem. Pasal 2 Pembentukan pengurus di wilayah atau di wilayah kerja yang belum pernah didirikan dan dibentuk Pengurus Pimpinan Organisasi Garda Pemuda NasDem selanjutnya diatur dalam Peraturan Organisasi Garda Pemuda NasDem Tentang Tata Cara Mendirikan Pimpinan Organisasi Dan Pembentukan Pengurus di Wilayah Kerja Baru. Pasal 3 1. Pimpinan Organisasi atau penyebutannya disingkat dengan Pimpinan adalah perangkat kelembagaan yang merupakan wadah bagi pengurus dalam menjalankan roda organisasi. 2. Pimpinan Organisasi bersifat permanen karena didirikan sekali untuk masa yang tidak ditentukan. 3. Pimpinan Organisasi Garda Pemuda NasDem secara berjenjang terdiri dari Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah Pasal 4 1. Pengurus Organisasi atau penyebutannya disingkat dengan Pengurus adalah perangkat personalia yang terdiri dari para anggota pengurus dengan jabatan masing-masing yang tersusun berdasarkan pembagian tugas, wewenang,

78 tanggungjawab dan bidang kerja, dipilih oleh dan dalam forum musyawarah tertinggi pada masing-masing jenjang pimpinan dan disahkan dengan surat keputusan oleh pimpinan yang berwenang membentuk pengurus. 2. Pengurus Organisasi bersifat periodik karena dibentuk hanya untuk jangka waktu tertentu sesuai masa periode masing-masing jenjang Pengurus Pimpinan Organisasi sebagaimana diatur dalam BAB XVI Pasal (37) Peraturan Dasar Garda Pemuda NasDem. Pasal 5 Pengurus Pimpinan Perwakilan Luar Negeri Garda Pemuda NasDem adalah institusi setingkat Dewan Pimpinan Wilayah yang bersifat khusus karena berada langsung di bawah Kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem. Pasal 6 1. Pembentukan pengurus adalah tindakan pengesahan yang memberikan legalitas dan eksistensi terhadap Susunan Pengurus dengan penerbitan Surat Keputusan oleh pimpinan yang berwenang membentuk pengurus. 2. Tujuan pembentukan pengurus adalah dalam rangka pemberian amanat untuk menjalankan roda organisasi pada masing- masing jenjang pimpinan organisasi. Pasal 7 1. Pembekuan Pengurus adalah tindakan pelaksanaan sanksi atau disiplin organisasi terhadap Susunan Pengurus dengan penerbitan Surat Keputusan oleh Pimpinan yang berwenang membekukan Pengurus yang mengakibatkan kekosongan pengurus. 2. Pembekuan pengurus ditujukan secara kolektif terhadap sebuah susunan kepengurusan, untuk membedakan dengan tindakan disiplin atau pemberian sanksi secara individu terhadap seseorang atau beberapa orang pengurus yang dapat berupa pemberhentian dengan hormat dan pemberhentian dengan tidak hormat atau pe-non aktifan. 3. Tujuan pembekuan Pengurus adalah dalam rangka penegakkan disiplin organisasi untuk memantapkan mekanisme organisasi dan proses kaderisasi.

79 BAB II TUJUAN Pasal 8 Peraturan Organisasi Garda Pemuda NasDem Tentang Pembentukan dan Pembekuan Pengurus disahkan sebagai pedoman atau aturan bagi seluruh jajaran Garda Pemuda NasDem dalam membentuk dan membekukan Pengurus agar tercipta tertib organisasi sehingga kinerja maksimal organisasi dapat dilaksanakan dalam rangka mencapai tunjuan organisasi. BAB III WEWENANG Pasal 9 Yang berwenang membentuk dan atau membekukan Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem untuk selanjutnya adalah Kongres atau Kongres Luar Biasa Garda Pemuda NasDem. Pasal 10 Yang berwenang membentuk dan membekukan Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah adalah Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem. BAB IV PEMBENTUKAN PENGURUS Pasal Pembentukan pengurus DPP Garda Pemuda NasDem dilaksanakan melalui mekanisme Kongres atau Kongres Luar Biasa sesuai tata tertib pelaksanaan Kongres atau Kongres Luar Biasa. 2. Pada kepengurusan DPW, DPD, yang masa khidmatnya masih berlaku pembentukan pengurus periode berikutnya dilakukan melalui mekanisme pelaksanaan Musyawarah atau Musyawarah Luar Biasa yang dilaksanakan oleh panitia yang dibentuk oleh pengurus terdahulu. 3. Kongres atau Kongres Luar Biasa, Musyawarah atau Musyawarah Luar Biasa pada masing-masing tingkatan struktur dilaksanakan sekurang-kurangnya untuk menghasilkan program kerja dan Susunan Pengurus Pimpinan masa periode berikutnya.

80 Pasal Pembentukan Pengurus di wilayah kerja yang kepengurusannya dalam keadaan kosong dilakukan melalui pembentukan Caretaker atau melalui penunjukan susunan pengurus. 2. Pada prinsipnya pembentukan pengurus dilaksanakan melalui Musyawarah yang diselenggarakan oleh Panitia Musyawarah maupun oleh Caretaker namun atas dasar pertimbangan potensi wilayah dan Sumberdaya Manusia setempat. Pembentukan pengurus dapat dilaksanakan melalui penunjukan Susunan Pengurus Dewan Pimpinan oleh Dewan Pimpinan yang berwenang membentuk pengurus. 3. Mekanisme pembentukan pengurus untuk selanjutnya diatur dalam BAB XI Peraturan Organisasi ini. BAB V PEMBEKUAN PENGURUS Pasal Dalam rangka menegakkan disiplin dan memaksimalkan kinerja organisasi serta untuk mendukung proses kaderisasi, sebuah kepengurusan dapat dibekukan oleh pengurus yang berwenang membekukan dengan menerbitkan Surat Keputusan. 2. Pembekuan pengurus ditujukan kepada susunan pengurus yang masa periodenya masih berlaku dan ditujukan secara kolektif. 3. Penerbitan Surat Keputusan Tentang Pengesahan Pembekuan Pengurus mengakibatkan kekosongan pengurus dan untuk selanjutnya pembentukan pengurus baru dapat dilaksanakan melalui 2 (dua) tahap yaitu: a. Cara pembentukan Caretaker untuk menyelenggarakan Musyawarah. b. Cara penunjukkan Susunan Pengurus Baru. 4. Mekanisme pembekuan pengurus untuk selanjutnya diatur dalam BAB XII Peraturan Organisasi ini.

81 BAB VI KEKOSONGAN PENGURUS Pasal Kekosongan pengurus pada jenjang wilayah kerja tertentu dapat terjadi karena beberapa sebab antara lain : a.dibentuknya wilayah baru Pemerintahan akibat kebijakan Pemekaran wilayah oleh pemerintah. b.belum pernah didirikan atau dibentuk pengurus pimpinan organisasi Garda Pemuda NasDem. c. Masa periode pengurus telah berakhir tanpa terlebih dahulu diajukan surat permohonan perpanjangan masa periode atau permohonan perpanjangan masa periodenya tidak dipenuhi. d.pembekuan pengurus oleh pimpinan yang berwenang membekukan pengurus. 2. Apabila kekosongan pengurus terjadi sebagaimana tersebut dalam huruf (a) dan (b) ayat (1) Pasal ini maka pembentukan pengurus baru diatur dalam Peraturan Organisasi Garda Pemuda NasDem Tentang Tata Cara Mendirikan Pimpinan Organisasi dan Pembentukan Pengurus Organisasi Di Wilayah Kerja Baru. 3. Apabila kekosongan Pengurus terjadi sebagaimana tersebut dalam huruf (c) dan (d) ayat (l) Pasal ini maka pembentukan pengurus baru diatur dalam Peraturan Organisasi Garda Pemuda NasDem Tentang Pembentukan dan Pembekuan Pengurus. BAB VII MEKANISME PEMBENTUKAN Pasal Pembentukan pengurus karena kekosongan pengurus yang disebabkan karena telah berakhirnya masa periode dan karena pembekuan pengurus dilakukan melalui mekanisme Pembentukan Caretaker oleh dewan pimpinan yang berwenang membentuk pengurus dengan menerbitkan Surat Keputusan Pengesahan Pembentukan Caretaker. 2. Pembentukan Caretaker didasarkan atas usulan atau permohonan tertulis dari musyawarah para pimpinan organisasi ditingkat bawahnya atau atas inisiatif pimpinan yang berwenang membentuk pengurus. 3. Caretaker dibentuk untuk melaksanakan tugas:

82 a. Melaksanakan konsolidasi dan merekomendasi pembentukan Dewan Pimpinan organisasi ditingkat bawahnya untuk kepentingan penyelenggaraan Musyawarah. b. Menyelenggarakan Musyawarah selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak disahkan. c. Memberikan Laporan setelah selesainya pelaksanaan Musyawarah kepada Pengurus Dewan Pimpinan yang membentuknya. 4. Susunan Personalia Caretaker yang diusulkan sekurang-kurangnya terdiri dari : a. Seorang ketua dan dua orang wakil ketua. b. Seorang sekrataris dan seorang wakil sekraetaris. c. Seorang bendahara. d. Beberapa anggota sesuai kebutuhan kerja. 5. Pengurus Dewan Pimpinan yang berwenang selanjutnya dapat menerbitkan Surat Keputusan Tentang Pengesahan Pembentukan Caretaker dengan menambahkan personalia dari unsur DPP Garda Pemuda NasDem untuk pembentukan Caretaker DPW Garda Pemuda NasDem, menambah personalia dari unsur DPP dan DPW untuk pembentukan Caretaker DPD Garda Pemuda NasDem, menambah personalia dari unsur DPP Garda Pemuda NasDem dan DPD Garda Pemuda NasDem yang sebelumnya membawahi untuk pembentukan Caretaker di wilayah kerja baru, 6. Apabila Caretaker tidak mampu menyelenggarakan Musyawarah sesuai jadwal yang diamanatkan maka pembentukan pengurus selanjutnya dapat dilaksanakan melalui mekanisme penunjukan Susunan Pengurus. BAB VIII MEKANISME PENUNJUKAN SUSUNAN PENGURUS Pasal Apabila Dewan Pimpinan organisasi yang berwenang membentuk Pengurus menilai bahwa pembentukan pengurus tidak akan efektif apabila dilaksanakan dengan menempuh mekanisme yang lazim dengan mengingat potensi wilayah dan sumberdaya manusia yang ada, maka untuk pembentukan pengurus selanjutnya dapat dilakukan dengan menempuh mekanisme penunjukan Susunan Pengurus.

83 2. Mekanisme penunjukan Susunan Pengurus juga dapat dilaksanakan apabila Caretaker yang telah dibentuk tidak mampu melaksanakan Musyawarah sesuai jadwal yang diamanatkan. 3. Penunjukan Susunan Pengurus dilakukan oleh Dewan Pimpinan yang berwenang membentuk pengurus dengan menerbitkan Surat Keputusan Tentang Pengesahan Penunjukan Susunan Pengurus. 4. Penunjukan Susunan Pengurus didasarkan atas usulan musyawarah para Dewan Pimpinan organisasi ditingkat bawahnya atau atas usulan para Anggota Garda Pemuda NasDem. BAB IX MASA PERIODE PENGURUS Pasal Masa periode adalah masa waktu pengabdian pengurus yang lamanya telah ditentukan dalam Peraturan Dasar Garda Pemuda NasDem bagi masing-masing jenjang pengurus Dewan Pimpinan yaitu 5 (Lima) tahun bagi Dewan Pimpinan Pusat. 4 (Empat) tahun bagi Dewan Pimpinan Wilayah, Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan Perwakilan Luar Negeri Garda Pemuda NasDem. 2. Atas dasar pertimbangan tertentu masa periode pengurus dapat diperpanjang dengan penerbitan Surat Keputusan Tentang Perpanjangan masa periode oleh pengurus yang berwenang sebagaimana yang diatur dalam Bab X Pasal 18 Peraturan Organisasi ini. 3. Masa periode pengurus Dewan Pimpinan organisasi yang dibentuk melalui mekanisme penunjukkan ditentukan 2 (dua) tahun untuk Dewan Pimpinan Wilayah, Dewan Pimpinan Daerah dan Perwakilan Luar Negeri. 4. Pada prinsipnya masa periode berlaku sejak tanggal ditetapkannya Surat Keputusan pengesahan susunan pengurus, namun karena secara de facto sebuah Kepengurusan telah tersusun sejak tanggal disepakatinya susunan pengurus oleh dan dalam musyawarah di masing-masing jenjang pimpinan maka guna melindungi kegiatan-kegiatan yang mungkin telah dilaksanakan oleh pengurus yang bersangkutan maka dalam isi putusannya sebuah Surat Keputusan dapat dinyatakan berlaku surut. 5. Tindakan pengurus yang mengatasnamakan organisasi adalah sah hanya apabila tidak bertentangan dengan Peraturan Dasar / Peraturan Rumah Tangga, Peraturan Organisasi dan kebijakan organisasi Garda Pemuda NasDem dan apabila

84 dilakukan dalam kurun waktu berlakunya masa periode pengurus yang bersangkutan. BAB X PERPANJANGAN MASA PERIODE PENGURUS Pasal Apabila pengurus pimpinan merasa tidak mampu melaksanakan Musyawarah sesuai jadwal maka selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum masa periodenya berakhir pengurus Dewan Pimpinan yang bersangkutan mempunyai hak untuk mengajukan surat permohonan perpanjangan masa periode kepada pimpinan yang berwenang membentuk pengurus. 2. Atas dasar pertimbangan yang matang Dewan Pimpinan yang berwenang dapat mengabulkan permohonan perpanjangan masa periode dengan menerbitkan Surat Keputusan Pengesahan perpanjangan untuk kepentingan penyelenggaraan Musyawarah yaitu 6 (enam) bulan untuk Dewan Pimpinan Wilayah, Dewan Pimpinan Daerah dan Perwakilan Luar Negeri Garda Pemuda NasDem. 3. Apabila masa periode berakhir tanpa penyelenggaran Musyawarah sesuai jadwal atau apabila permohonan perpanjangan masa periode tidak dikabulkan maka pengurus Dewan Pimpinan yang bersangkutan menjadi kosong dan pembentukan pengurus selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan mekanisme pembentukan Tim Caretaker atau penunjukan. 4. Perpanjangan masa periode hanya dapat dilakukan satu kali. BAB XI MEKANISME PEMBENTUKAN PENGURUS Pasal 19 Pembentukan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Pembentukan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem untuk pertama kali dilakukan oleh pendiri dan untuk selanjutnya dilaksanakan oleh Kongres Garda Pemuda NasDem sesuai mekanisme yang diatur dalam Tata Tertib Kongres pada masing- masing masa periode.

85 Pasal 20 Pembentukan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah 1. Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah Garda Pemuda NasDem dipilih, disusun, disepakati oleh/dan dalam Musyawarah Wilayah atau Musyawarah Wilayah Luar Biasa. 2. Musyawarah Wilayah atau Musyawarah Wilayah Luar Biasa dilaksanakan oleh panitia penyelenggara Musyawarah Wilayah yang dibentuk oleh pengurus Dewan Pimpinan Wilayah yang masa periodenya masih berlaku termasuk masa periode yang telah diperpanjang atau oleh Caretaker Dewan Pimpinan Wilayah yang dibentuk oleh Dewan Pimpinan Pusat apabila Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah yang bersangkutan dalam keadaan kosong. 3. Segera setelah Musyawarah Wilayah selesai dilaksanakan, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah terpilih dengan diketahui oleh Ketua dan Sekretaris panitia penyelenggara Musyawarah Wilayah atau dengan diketahui oleh Ketua dan Sekretaris Caretaker Dewan Pimpinan Wilayah mengajukan surat permohonan Pengesahan Susunan Pengurus kepada Dewan Pimpinan Pusat dengan melampirkan susunan pengurus hasil Musyawarah Wilayah serta melampirkan surat rekomendasi dari Dewan Pimpinan Wilayah Partai NasDem setempat. a. Dalam hal Caretaker Dewan Pimpinan Wilayah yang telah dibentuk tidak menyelenggarakan Musyawarah Wilayah sesuai jadwal yang diamanatkan maka pembentukan pengurus Dewan Pimpinan Wilayah selanjutnya dilaksanakan melalui mekanisme penunjukkan oleh Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem. b. Susunan pengurus Dewan Pimpinan Wilayah dimaksud harus sesuai dengan ketentuan BAB IV Pasal (8) Peraturan Rumah Tangga Garda Pemuda NasDem. Kompartemen, Departemen dan badan/lembaga dilingkungan Dewan Pimpinan Wilayah dan pembentukannya dituangkan dalam Surat Keputusan DPP Garda Pemuda NasDem yang tembusannya disampaikan kepada DPP dan DPW Partai NasDem. 4. Departemen dan Badan/Lembaga dilingkungan Dewan Pimpinan Wilayah menjadi kewenangan Dewan Pimpinan Wilayah dan pembentukannya dituangkan dalam Surat Keputusan DPP Garda Pemuda NasDem.

86 5. DPP Garda Pemuda NasDem akan segera melaksanakan Rapat Pleno guna membahas setiap permohonan Surat Keputusan yang diterima dan hasil kesepakatannya akan dijadikan dasar penerbitan Surat Keputusan. 6. Apabila dicapai kesepakatan maka sehari setelah Rapat Pleno dimaksud, DPP Garda Pemuda NasDem akan menerbitkan Surat Keputusan Pengesahan Penunjukan Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah yang aslinya diarsipkan oleh DPP Garda Pemuda NasDem dan salinan resminya akan dikirimkan kepada Dewan Pimpinan Wilayah yang bersangkutan. 7. Apabila tidak tercapai kesepakatan maka penerbitan Surat Keputusan akan ditunda dan segera diadakan konsultasi dengan pihak terkait sampai dicapai kesepakatan penyelesaian masalahnya. Pasal 21 Pembentukan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah 1. Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Garda Pemuda NasDem dipilih, disusun, disepakati oleh dan dalam Musyawarah Daerah atau Musyawarah Daerah Luar Biasa. 2. Musyawarah Daerah atau Musyawarah Daerah Luar Biasa dilaksanakan oleh panitia penyelenggara Musyawarah yang dibentuk oleh pengurus Dewan Pimpinan Daerah yang masa periodenya masih berlaku termasuk masa periode yang telah diperpanjang atau oleh Caretaker Dewan Pimpinan Daerah yang dibentuk oleh DPP Garda Pemuda NasDem apabila pengurus Dewan Pimpinan Daerah yang bersangkutan dalam keadaan kosong. 3. Segera setelah Musyawarah Daerah atau Musyawarah Daerah Luar Biasa selesai dilaksanakan, Ketua Dewan Pimpinan Daerah terpilih dengan diketahui oleh Ketua dan Sekretaris panitia penyelenggara Musyawarah Daerah atau dengan diketahui oleh Ketua dan Sekretaris Caretaker Dewan Pimpinan Daerah mengajukan surat permohonan Surat Keputusan kepada DPP Garda Pemuda NasDem dengan melampirkan susunan pengurus hasil Musyawarah Daerah yang tembusannya disampaikan kepada DPW Garda Pemuda NasDem. 4. Bersamaan dengan pengajuan permohonan Surat Keputusan kepada DPP Garda Pemuda NasDem diajukan juga surat permohonan rekomendasi kepada DPW Garda Pemuda NasDem dan surat permohonan rekomendasi kepada DPW Partai NasDem setempat dengan tembusan surat kepada DPP Garda Pemuda NasDem

87 untuk selanjutnya DPW Garda Pemuda NasDem menyampaikan surat rekomendasi kepada DPP Garda Pemuda NasDem dengan tembusan surat kepada DPD Garda Pemuda NasDem yang bersangkutan. a. Dalam hal Caretaker DPD yang telah dibentuk tidak menyelenggarakan Musyawarah Daerah sesuai jadwal yang diamanatkan maka pembentukan Pengurus DPD Garda Pemuda NasDem selanjutnya dapat dilaksanakan melalui mekanisme penunjukkan oleh DPP Garda Pemuda NasDem dengan menerbitkan Surat Keputusan DPP Garda Pemuda NasDem Tentang Pengesahan Penunjukkan Susunan Pengurus DPD Garda Pemuda NasDem. b. Susunan pengurus DPD dimaksud harus sesuai dengan ketentuan BAB IV Pasal (9) Peraturan Rumah Tangga Garda Pemuda NasDem. Departemen dilingkungan DPD dan pembentukannya dituangkan dalam Surat Keputusan DPD. 5. Departemen dilingkungan DPD menjadi kewenangan DPD dan pembentukannya dituangkan dalam Surat Keputusan DPP Garda Pemuda NasDem yang tembusannya disampaikan kepada DPW Garda Pemuda NasDem. 6. DPP Garda Pemuda NasDem akan segera melaksanakan Rapat Pleno guna membahas setiap permohonan Surat Keputusan dari DPD dan rekomendasi dari DPW yang diterima dan hasil kesepakatannya akan dijadikan dasar penerbitan Surat Keputusan. 7. Apabila dicapai kesepakatan maka sehari setelah Rapat Pleno dimaksud DPP Garda Pemuda NasDem akan menerbitkan Surat Keputusan Pengesahan Penunjukan atau Surat Keputusan Pengesahan Susunan Pengurus DPD yang aslinya di arsipkan oleh DPP Garda Pemuda NasDem dan salinan resminya akan dikirimkan kepada DPD yang bersangkutan. 8. Apabila tidak dicapai kesepakatan maka penerbitan Surat Keputusan akan ditunda dan segera akan diadakan konsultasi dengan pihak terkait sampai dicapai kesepakatan tentang penyelesaian masalah.

88 Pasal 22 Pembentukan Pengurus Perwakilan Luar Negeri 1. Pengurus Perwakilan Luar Negeri Garda Pemuda NasDem dipilih, disusun, disepakati oleh/dan dalam Musyawarah Wilayah atau Musyawarah Wilayah Luar Biasa. 2. Musyawarah Wilayah atau Musyawarah Wilayah Luar Biasa dilaksanakan oleh panitia penyelenggara Musyawarah Wilayah yang dibentuk oleh pengurus Pengurus Perwakilan Luar Negeri Garda Pemuda NasDem yang masa periodenya masih berlaku termasuk masa periode yang telah diperpanjang atau oleh Caretaker Perwakilan Luar Negeri yang dibentuk oleh Dewan Pimpinan Pusat apabila Pengurus Perwakilan Luar Negeri yang bersangkutan dalam keadaan kosong. 3. Segera setelah Musyawarah Wilayah selesai dilaksanakan, Ketua Perwakilan terpilih dengan diketahui oleh Ketua dan Sekretaris panitia penyelenggara Musyawarah Wilayah atau dengan diketahui oleh Ketua dan Sekretaris Caretaker Perwakilan Luar Negeri mengajukan surat permohonan Pengesahan Susunan Pengurus kepada Dewan Pimpinan Pusat dengan melampirkan susunan pengurus hasil Musyawarah Wilayah. a. Dalam hal Caretaker Perwakilan Luar Negeri yang telah dibentuk tidak menyelenggarakan Musyawarah Wilayah sesuai jadwal yang diamanatkan maka pembentukan pengurus Perwakilan Luar Negeri selanjutnya dilaksanakan melalui mekanisme penunjukkan oleh Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem. b. Susunan pengurus Perwakilan Luar Negeri Garda Pemuda NasDem dimaksud harus sesuai dengan ketentuan BAB IV Pasal (12) Peraturan Rumah Tangga Garda Pemuda NasDem. Kompartemen, Departemen dan badan/lembaga dilingkungan Pengurus Perwakilan Luar Negeri dan pembentukannya dituangkan dalam Surat Keputusan DPP Garda Pemuda NasDem yang tembusannya disampaikan kepada DPP Partai NasDem. 4. Departemen dan Badan/Lembaga dilingkungan Pengurus Perwakilan Luar Negeri Garda Pemuda NasDem menjadi kewenangan Pengurus Perwakilan Luar Negeri dan pembentukannya dituangkan dalam Surat Keputusan DPP Garda Pemuda NasDem.

89 5. DPP Garda Pemuda NasDem akan segera melaksanakan Rapat Pleno guna membahas setiap permohonan Surat Keputusan yang diterima dan hasil kesepakatannya akan dijadikan dasar penerbitan Surat Keputusan. 6. Apabila dicapai kesepakatan maka sehari setelah Rapat Pleno dimaksud, DPP Garda Pemuda NasDem akan menerbitkan Surat Keputusan Pengesahan Penunjukan Susunan Pengurus Pengurus Perwakilan Luar Negeri yang aslinya diarsipkan oleh DPP Garda Pemuda NasDem dan salinan resminya akan dikirimkan kepada Pengurus Perwakilan Luar Negeri yang bersangkutan. 7. Apabila tidak tercapai kesepakatan maka penerbitan Surat Keputusan akan ditunda dan segera diadakan konsultasi dengan pihak terkait sampai dicapai kesepakatan penyelesaian masalahnya. BAB XII MEKANISME PEMBEKUAN PENGURUS Pasal 23 Pembekuan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat 1. Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem dapat dibekukan apabila : a. Tidak dapat menyelenggarakan aktifitas dalam rangka memenuhi amanat Kongres selama 1 (satu) tahun berturut-turut. b. Melakukan aktifitas yang nyata-nyata melanggar Peraturan Dasar/Peraturan Rumah Tangga Garda Pemuda NasDem dan atau amanat Kongres Garda Pemuda NasDem. 2. Dalam keadaan mendesak untuk membicarakan masalah-masalah yang sifatnya luar biasa Pengurus DPP Garda Pemuda NasDem dilaksanakan melalui mekanisme Kongres Luar Biasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Dasar Garda Pemuda NasDem BAB XVIII Pasal (41). Pasal 24 Pembekuan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah 1. Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah Garda Pemuda NasDem dapat dibekukan apabila : a. Tidak dapat menyelenggarakan aktifitas dalam rangka memenuhi amanat Musyawarah Wilayah selama 1 (satu) tahun berturut-turut.

90 b. Melakukan aktifitas yang nyata-nyata melanggar Peraturan Dasar/Peraturan Rumah Tangga Garda Pemuda NasDem dan amanat Kongres serta amanat Musyawarah Wilayah. 2. Pembekuan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah dapat dilakukan melalui salah satu diantara 2 (dua) mekanisme, yaitu : a. Penyelenggaraan Musyawarah Wilayahah Luar Biasa. b. Penerbitan Surat Keputusan DPP Garda Pemuda NasDem Tentang Pengesahan Pembekuan Susunan Pengurus DPW Garda Pemuda NasDem. 3. Apabila DPP Garda Pemuda NasDem menilai bahwa sebuah Kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah dalam keadaan seperti tersebut dalam ayat (l) Pasal ini, maka DPP Garda Pemuda NasDem akan segera mengirim surat peringatan pertama kepada Dewan Pimpinan Wilayah dimaksud. 4. Apabila dalam tenggang waktu 3 (tiga) bulan sejak surat peringatan pertama dikirim tidak ditanggapi atau ditanggapi tetapi Dewan Pimpinan Pusat menilai jawaban tersebut tidak menyelesaikan masalah, maka Dewan Pimpinan Pusat segera mengirim surat peringatan kedua dengan tembusan yang sama. 5. Apabila dalam tenggang waktu 2 (dua) bulan sejak surat peringatan kedua dikirim tidak ditanggapi atau ditanggapi tapi Dewan Pimpinan Pusat menilai jawaban tersebut tidak menyelesaikan masalah, maka Dewan Pimpinan Pusat akan menerbitkan Surat Keputusan pembekuan Dewan Pimpinan Wilayah. 6. Pembekuan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah juga dapat dilaksanakan atas usulan dari dua per tiga lebih jumlah Dewan Pimpinan Daerah yang ada diwilayah yang bersangkutan. 7. Pembekuan pengurus Dewan Pimpinan Wilayah dilaksanakan melalui mekanisme Rapat Pleno DPP Garda Pemuda NasDem untuk kemudian dituangkan dalam surat keputusan organisasi. Pasal 25 Pembekuan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah 1. Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Garda Pemuda NasDem dapat dibekukan apabila : a. Tidak dapat menyelenggarakan aktifitas dalam rangka memenuhi amanat Musyawarah Daerah selama 1 (satu) tahun berturut-turut.

91 b. Melakukan aktifitas yang nyata-nyata melanggar Peraturan Dasar/Peraturan Rumah Tangga Garda Pemuda NasDem, Amanat Kongres lainnya atau Amanat Musyawarah Daerah. 2. Pembekuan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah dapat dilakukan melalui salah satu diantara 2 (dua) mekanisme, yaitu : a. Penyelenggaraan Musyawarah Daerah Luar Biasa. b. Penerbitan Surat Keputusan DPP Garda Pemuda NasDem Tentang Pengesahan Pembekuan Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah. 3. Apabila Dewan Pimpinan Pusat menilai bahwa sebuah Kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah dalam keadaan seperti tersebut dalam ayat (l) Pasal ini, maka Dewan Pimpinan Pusat akan segera mengirim surat peringatan pertama kepada Dewan Pimpinan Daerah dimaksud dengan tembusan Dewan Pimpinan Wilayah setempat. 4. Apabila dalam tenggang waktu 3 (tiga) bulan sejak surat peringatan pertama dikirim tidak ditanggapi atau ditanggapi tetapi Dewan Pimpinan Pusat menilai jawaban tersebut tidak menyelesaikan masalah, maka Dewan Pimpinan Pusat segera mengirim surat peringatan kedua dengan tembusan yang sama. 5. Apabila dalam tenggang waktu 2 (dua) bulan sejak surat peringatan kedua dikirim tidak ditanggapi atau ditanggapi tapi Dewan Pimpinan Pusat menilai jawaban tersebut tidak menyelesaikan masalah, maka Dewan Pimpinan Pusat akan menerbitkan Surat Keputusan Pembekuan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah. 6. Pembekuan pengurus Dewan Pimpinan Daerah dilaksanakan melalui mekanisme Rapat Pleno DPP Garda Pemuda NasDem untuk kemudian dituangkan dalam surat keputusan organisasi.

92 BAB XIII PENUTUP 1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan organisasi ini akan diputuskan kemudian oleh DPP Garda Pemuda NasDem. 2. Peraturan Organiasasi ini berlaku mulai tanggal ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimanai mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 21 September 2017 DEWAN PIMPINAN PUSAT GARDA PEMUDA NASDEM Prananda Surya Paloh Ketua Umum Moh. Haerul Amri Sekretaris Jenderal

93 KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT GARDA PEMUDA NASDEM TAHUN 2017 Nomor : 52/DPP/SK/A-1/01/IX/2017 PENGESAHAN PERATURAN ORGANISASI TENTANG TATA CARA MENDIRIKAN DAN MEMBENTUK SUSUNAN PENGURUS DEWAN PIMPINAN ORGANISASI DI WILAYAH KERJA BARU Dengan Nama Tuhan Yang Maha Esa Menimbang Mengingat Memperhatikan : a. Bahwa dalam rangka penataan organisasi menuju tertib organisasi guna meningkatkan kinerja organisasi secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi, maka perlu adanya pedoman bagi seluruh jajaran Garda Pemuda NasDem yang mengatur Tata Cara Mendirikan dan Membentuk Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Organisasi di Wilayah Kerja Baru. b. Bahwa Peraturan Organisasi (PO) tentang Tata Cara Mendirikan dan Membentuk Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Organisasi di Wilayah Kerja Baru merupakan amanah dari Peraturan Rumah Tangga (PRT) Garda Pemuda NasDem. c. Bahwa DPP Garda Pemuda NasDem memiliki wewenang untuk memutuskan berbagai peraturan organisasi yang diperlukan. d. Bahwa untuk kepentingan tersebut, maka perlu diterbitkan Keputusan tentang Tata Cara Mendirikan dan Membentuk Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Organisasi di Wilayah Kerja Baru : a. Peraturan Dasar Garda Pemuda NasDem. b. Peraturan Rumah Tangga Garda Pemuda NasDem. c. Keputusan DPP Garda Pemuda NasDem Tahun 2017 : a. Usulan Rancangan PO tentang Tata Cara dalam Mendirikan dan Membentuk Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Organisasi di Wilayah Kerja Baru dari DPP Garda Pemuda NasDem.

94 b. Kesepakatan yang diputuskan dalam DPP Garda Pemuda NasDem Tahun 2017 Tanggal 21 September MEMUTUSKAN Menetapkan : 1. Mengesahkan PO Garda Pemuda NasDem tentang Tata Cara Mendirikan dan Membentuk Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Organisasi di Wilayah Kerja Baru, sebagaimana terlampir. 2. PO ini ditetapkan sebagai pedoman bagi seluruh jajaran Garda Pemuda NasDem yang memuat prosedur dalam Tata Cara Mendirikan dan Membentuk Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Organisasi di Wilayah Kerja Baru. 3. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 21 September 2017 DEWAN PIMPINAN PUSAT GARDA PEMUDA NASDEM Prananda Surya Paloh Ketua Umum Moh. Haerul Amri Sekretaris Jenderal

95 PERATURAN ORGANISASI GARDA PEMUDA NASDEM TENTANG TATA CARA MENDIRIKAN DAN MEMBENTUK SUSUNAN PENGURUS DEWAN PIMPINAN ORGANISASI DI WILAYAH KERJA BARU BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Peraturan Organisasi Garda Pemuda NasDem Tentang Tata Cara Mendirikan dan Membentuk Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Organisasi di Wilayah Kerja Baru adalah pedoman yang merupakan aturan main yang berisi prosedur dalam mendirikan Pimpinan Organisasi sekaligus dalam membentuk Pengurus Organisasi pada semua jenjang wilayah kerja baru. Pasal 2 1. Wilayah kerja adalah ruang lingkup yang membatasi kewenangan pengurus Pimpinan Organisasi dalam menjalankan roda organisasi yang disesuaikan dengan jenjang teritorial pemerintahan yang ada. 2. Wilayah kerja secara berjenjang meliputi : a. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. Wilayah Pemerintahan Provinsi. c. Wilayah Pemerintahan Kabupaten/Kota. Pasal 3 Suatu Wilayah kerja disebut Wilayah Kerja Baru karena : a. Di wilayah Kerja tersebut belum pernah didirikan atau belum pernah dibentuk Pengurus Pimpinan Organisasi Garda Pemuda NasDem. b. Wilayah kerja baru Pemerintahan yang dibentuk oleh pemerintah sebagai kebijakan pemekaran wilayah. Pasal 4 1. Dewan Pimpinan organisasi adalah perangkat kelembagaan atau institusi yang merupakan wadah bagi pengurus organisasi dalam menjalankan roda organisasi yang didirikan sekali untuk masa yang tidak ditentukan.

96 2. Dewan Pimpinan organisasi dalam Garda Pemuda NasDem secara berjenjang terdiri dari Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah. Pasal 5 3. Pengurus Organisasi adalah perangkat personalia yang terdiri dari para anggota pengurus dengan jabatan masing-masing yang tersusun berdasarkan pembagian tugas, wewenang, tanggungjawab dan bidang kerja yang diberi amanat untuk menjalankan roda organisasi pada masing-masing jenjang pimpinan organisasi. BAB II TUJUAN Pasal 6 Peraturan Organisasi Garda Pemuda NasDem mengenai Tata Cara Mendirikan dan Membentuk Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Organisasi di Wilayah Kerja Baru disahkan sebagai Pedoman atau aturan main bagi seluruh Jajaran Garda Pemuda NasDem dalam mendirikan Pimpinan Organisasi dan dalam membentuk Pengurus Organisasi di wilayah kerja baru agar tercipta tertib Organisasi sehingga kinerja maksimal dapat dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi. BAB III WEWENANG Pasal 7 1. Yang berwenang mendirikan dan membentuk Susunan Pengurus DPW Garda Pemuda NasDem di wilayah kerja baru adalah DPP Garda Pemuda NasDem. 2. Yang berwenang mendirikan dan membentuk Susunan Pengurus DPD Garda Pemuda Nasdem di wilayah kerja baru adalah DPP Garda Pemuda NasDem. BAB IV TATA CARA PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN PENGURUS DI WILAYAH KERJA BARU Pasal 8 Tata Cara pembentukan dan pengurus organisasi dan pembentukan Pengurus organisasi di wilayah kerja baru untuk yang pertama kali dapat dilaksanakan melalui

97 dua mekanisme, yaitu mekanisme pembentukan Caretaker dan mekanisme Penunjukan. Pasal 9 1. Mekanisme pembentukan Caretaker merupakan cara yang lazim dilaksanakan untuk memegang teguh prinsip dasar bahwa pembentukan pengurus pada prinsipnya harus melalui Musyawarah atau Musyawarah Luar Biasa. 2. Caretaker dibentuk oleh Dewan Pimpinan Organisasi yang berwenang karena sebuah kepengurusan yang berada dibawah wewenangnya dalam keadaan kosong sehingga tidak dapat langsung diselenggarakannya Musyawarah. 3. Caretaker dibentuk untuk keperluan pelaksanaan musyawarah dan Konsolidasi serta dapat berfungsi sebagai panitia pelaksana musyawarah dengan masa kerja selambat-lambatnya 90 hari sejak tanggal diterima Surat Keputusan DPP Garda Pemuda NasDem. 4. Caretaker tidak berwenang menyusun Personalia Pengurus. 5. Apabila Caretaker tidak mampu menyelenggarakan Musyawarah sesuai jadwal yang diamanatkan maka pembentukan pengurus selanjutnya dapat kembali dilaksanakan dengan menempuh mekanisme penunjukan susunan pengurus. Pasal Mekanisme penunjukan dilakukan atas dasar pertimbangan potensi wilayah dan Sumber Daya Manusia setempat dan penilaian bahwa apabila dilaksanakan mekanisme carateker tidak akan efektif dan efisien. 2. Mekanisme penunjukan juga dapat dilaksanakan apabila Caretaker yang telah dibentuk nyata-nyata tidak mampu melaksanakan tugas utamanya sesuai jadwal yaitu menyelenggarakan Musyawarah. BAB V MEKANISME PEMBENTUKAN CARETAKER Pasal 11 Pembentukan Caretaker Dewan Pimpinan Wilayah Di wilayah Kerja Baru 1. Susunan Personalia Caretaker ditetapkan oleh DPP Garda Pemuda NasDem dengan menerbitkan Surat Keputusan.

98 2. Permohonan pengesahan kepada DPP Garda Pemuda NasDem tersebut didahului dengan surat permohonan rekomendasi kepada DPW Garda Pemuda NasDem yang sebelumnya membawahi wilayah yang bersangkutan. 3. Segera setelah Dewan Pimpinan Pusat menerima surat permohonan pengesahan dan rekomendasi tersebut maka Dewan Pimpinan Pusat akan segera menyelenggarakan Rapat Pleno untuk membahas permohonan dimaksud. 4. Apabila dicapai kesepakatan maka sehari setelah Rapat Pleno tersebut Dewan Pimpinan Pusat akan menerbitkan Surat Keputusan Tentang Pengesahan Susunan Personalia Caretaker Dewan Pimpinan Wilayah yang aslinya akan disimpan di Dewan Pimpinan Pusat dan Salinan resminya dikirim kepada Caretaker Dewan Pimpinan Wilayah yang bersangkutan. 5. Apabila tidak dicapai kesepakatan maka segera dikonsultasikan kepada pihak terkait sampai dicapai penyelesaian masalahnya. 6. Caretaker Dewan Pimpinan Wilayah bertugas menyelenggarakan Musyawarah Wilayah yang sekurang-kurangnya menghasilkan program kerja dan susunan Dewan Pimpinan Wilayah serta tugas konsolidasi dengan mendorong serta merekomendasikan pembentukan Dewan Pimpinan Daerah di wilayah kerjanya. 7. Caretaker Dewan Pimpinan Wilayah tidak berwenang menyusun personalia Dewan Pimpinan Wilayah. 8. Musyawarah Wilayah dapat diselenggarakan apabila di Provinsi yang dimaksud telah didirikan sekurang-kurangnya 5 (Lima) Dewan Pimpinan Daerah. 9. Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah terpilih Hasil Musyawarah Wilayah dengan diketahui Ketua dan Sekretaris Caretaker Dewan Pimpinan Wilayah harus segera mengajukan permohonan Surat Keputusan Pengesahan Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah Hasil Musyawarah Wilayah kepada DPP Garda Pemuda NasDem. 10. Permohonan tersebut didahului dengan permohonan rekomendasi kepada Dewan Pimpinan Wilayah yang sebelumnya membawahi wilayah tersebut. 11. Setelah Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem menerima surat permohonan pengesahan dan rekomendasi tersebut, maka Dewan Pimpinan Pusat akan segera menyelenggarakan Rapat Pleno untuk membahas permohonan tersebut. 12. Apabila dicapai kesepakatan maka sehari setelah Rapat Pleno tersebut Dewan Pimpinan Pusat akan menerbitkan Surat Keputusan Tentang Pengesahan

99 Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah yang aslinya di simpan di Dewan Pimpinan Pusat dan salinan resminya akan dikirim kepada Dewan Pimpinan Wilayah Garda Pemuda NasDem yang bersangkutan dan tembusannya akan dikirimkan kepada DPP Partai NasDem dan DPW Partai NasDem setempat. 11. Apabila tidak dicapai kesepakatan maka segera dikonsultasikan kepada pihak terkait sampai dicapai penyelesain masalahnya. 12. Apabila Caretaker Dewan Pimpinan Wilayah tidak mampu menyelenggarakan Musyawarah Wilayah sesuai jadwal yang diamanatkan maka pembentukan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah kembali dapat dilaksanakan melalui mekanisme penunjukan. Pasal 12 Pembentukan Caretaker Dewan Pimpinan Daerah Di wilayah Kerja Baru 1. Susunan Personalian Caretaker Dewan Pimpinan Daerah di wilayah kerja baru ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem dengan menerbitkan Surat Keputusan. 2. Surat Keputusan Dewan Pimpinan Pusat Tentang Pengesahan Susunan Personalia Caretaker Dewan Pimpinan Daerah di wilayah kerja baru didasarkan atas usulan yang disampaikan melalui surat permohonan pengesahan kepada Dewan Pimpinan Pusat. 3. Permohonan pengesahan kepada Dewan Pimpinan Pusat tersebut didahului dengan surat permohonan rekomendasi kepada Caretaker Dewan Pimpinan Wilayah atau kepada Dewan Pimpinan Daerah setempat bila telah ada dan atau kepada Dewan Pimpinan Daerah yang sebelumnya membawahi wilayah dimaksud. 4. Segera setelah Dewan Pimpinan Pusat menerima surat permohonan pengesahan dan rekomendasi dimaksud maka Dewan Pimpinan Pusat akan menyelenggarakan Rapat Pleno untuk membahas permohonan tersebut. 5. Apabila dicapai kesepakatan maka sehari setelah Rapat Pleno tersebut Dewan Pimpinan Pusat akan menerbitkan Surat Keputusan Tentang Pengesahan Susunan Personalia Caretaker Dewan Pimpinan Daerah yang aslinya disimpan di Dewan Pimpinan Pusat dan salinan resminya akan dikirimkan kepada Caretaker Dewan Pimpinan Daerah yang bersangkutan dan tembusannya akan dikirimkan kepada Caretaker Dewan Pimpinan Wilayah setempat bila telah ada

100 dan atau kepada Dewan Pimpinan Daerah yang sebelumnya membawahi wilayah dimaksud. 6. Apabila tidak dicapai kesepakatan maka segera dikonsultasikan kepada pihak terkait sampai dicapai penyelesaian masalahnya. 7. Caretaker Dewan Pimpinan Daerah bertugas menyelenggarakan Musyawarah Daerah yang sekurang-kurangnya menghasilkan Program Kerja dan Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah 8. Caretaker Dewan Pimpinan Daerah tidak berwenang menyusun personalia pengurus Dewan Pimpinan Daerah. 9. Ketua dan sekretaris Dewan Pimpinan Daerah terpilih Hasil Musyawarah Daerah dengan diketahui Ketua dan Sekretaris Caretaker Dewan Pimpinan Daerah mengajukan permohonan Surat Keputusan Pengesahan Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Hasil Musyawarah Daerah kepada Dewan Pimpinan Pusat yang tembusannya disampaikan kepada Caretaker Dewan Pimpinan Wilayah atau Dewan Pimpinan Wilayah setempat dan atau kepada Dewan Pimpinan Daerah yang sebelumnya membawahi wilayah yang bersangkutan. 10. Permohonan tersebut didahului dengan permohonan rekomendasi kepada Caretaker Dewan Pimpinan Wilayah atau Dewan Pimpinan Wilayah setempat atau kepada Dewan Pimpinan Daerah yang sebelumnya membawahi wilayah tersebut. 11. Setelah Dewan Pimpinan Pusat menerima surat permohonan pengesahan dan rekomendasi tersebut, maka Dewan Pimpinan Pusat akan segera menyelenggarakan Rapat Pleno untuk membahas permohonan tersebut. 12. Apabila dicapai kesepakatan maka sehari setelah Rapat Pleno tersebut Dewan Pimpinan Pusat akan menerbitkan Surat Keputusan Tentang Pengesahan Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah yang aslinya akan disimpan di Dewan Pimpinan Pusat dan salinan resminya dikirim kepada Dewan Pimpinan Daerah yang bersangkutan dan tembusannya akan dikirimkan kepada DPP Partai NasDem, DPD Partai NasDem, dan DPW Garda Pemuda NasDem setempat. 13. Apabila tidak dicapai kesepakatan maka segera dikonsultasikan kepada pihak terkait sampai dicapai penyelesaian masalahnya. 14. Apabila Caretaker Dewan Pimpinan Daerah tidak mampu menyelenggarakan Musyawarah Daerah sesuai jadwal yang diamanatkan maka pembentukan

101 Pengurus Dewan Pimpinan Dewan kembali dapat dilaksanakan melalui mekanisme penunjukan. BAB VI MEKANISME PENUNJUKAN SUSUNAN PENGURUS Pasal 13 Penunjukan Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah di wilayah Kerja Baru 1. Penunjukan Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah di Wilayah kerja baru ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat dengan menerbitkan Surat Keputusan. 2. Surat Keputusan Dewan Pimpinan Pusat Tentang Pengesahan Penunjukan Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah di wilayah kerja baru, didasarkan atas usulan yang disampaikan melalui surat permohonan pengesahan Penunjukan Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah kepada Dewan Pimpinan Pusat oleh musyawarah para Dewan Pimpinan Daerah di Provinsi yang bersangkutan apabila telah ada lebih dari satu atau oleh musyawarah antara satu Dewan Pimpinan Daerah yang telah ada dengan para Anggota Garda Pemuda NasDem. 3. Apabila di suatu wilayah tidak terdapat Dewan Pimpinan Daerah maka musyawarah dapat dilakukan oleh personel yang ditunjuk Dewan Pimpinan Wilayah. 4. Apabila dicapai kesepakatan maka sehari setelah Rapat Pleno tersebut Dewan Pimpinan Pusat akan menerbitkan Surat Keputusan Tentang Pengesahan Penunjukan Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah yang aslinya akan disimpan di Dewan Pimpinan Pusat dan salinan resminya dikirim kepada Dewan Pimpinan Wilayah yang bersangkutan. dan tembusannya akan dikirimkan kepada DPP Partai NasDem dan DPW Partai NasDem setempat. 5. Apabila tidak dicapai kesepakatan maka segera dikonsultasi kepada pihak terkait sampai dicapai penyelesaian masalahnya. Pasal 14 Penunjukan Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah di wilayah Kerja Baru 1. Penunjukan Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah di wilayah kerja baru ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat dengan menerbitkan Surat Keputusan. 2. Surat Keputusan Dewan Pimpinan Pusat Tentang Pengesahan Penunjukan Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah di wilayah kerja baru didasarkan atas usulan yang disampaikan melalui surat permohonan pengesahan kepada Dewan Pimpinan Pusat oleh musyawarah para Dewan Pimpinan Daerah di

102 Kabupten/kota yang bersangkutan apabila telah ada lebih dari satu atau oleh musyawarah antara satu Dewan Pimpinan Daerah dengan para Anggota Garda Pemuda NasDem. 3. Permohonan pengesahan kepada Dewan Pimpinan Pusat tersebut didahului dengan surat permohonan rekomendasi kepada Caretaker Dewan Pimpinan Wilayah atau Dewan Pimpinan Wilayah setempat bila telah ada atau kepada Dewan Pimpinan Daerah yang sebelumnya membawahi wilayah tersebut. 4. Segera setelah Dewan Pimpinan Pusat menerima surat permohonan pengesahan dan rekomendasi dimaksud maka Dewan Pimpinan Pusat akan segera menyelenggarakan Rapat Pleno untuk membahas permohonan tersebut. 5. Apabila dicapai kesepakatan maka sehari setelah Rapat Pleno tersebut Dewan Pimpinan Pusat akan menerbitkan Surat Keputusan Tentang Pengesahan Penunjukan Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah yang aslinya disimpan di Dewan Pimpinan Pusat dan salinan resminya akan dikirim kepada Dewan Pimpinan Daerah yang bersangkutan dan tembusannya akan dikirimkan kepada DPP Partai NasDem, DPW Partai NasDem dan DPD Partai NasDem. 6. Apabila tidak dicapai kesepakatan maka segera dikonsultasi kepada pihak terkait sampai dicapai penyelesaian masalahnya. BAB VII PENUTUP 1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan diputuskan kemudian oleh Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem. 2. Peraturan Organiasasi ini berlaku mulai tanggal ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimanai mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 21 September 2017 DEWAN PIMPINAN PUSAT GARDA PEMUDA NASDEM Prananda Surya Paloh Ketua Umum Moh. Haerul Amri Sekretaris Jenderal

103 KEPUTUSAN Menimbang Mengingat Memperhatikan DEWAN PIMPINAN PUSAT GARDA PEMUDA NasDem TAHUN 2017 Nomor : 53/DPP/SK/A-1/01/IX/2017 PENGESAHAN PERATURAN ORGANISASI TENTANG TATA CARA PERGANTIAN PENGURUS DAN PENGISIAN LOWONGAN JABATAN Dengan Nama Tuhan Yang Maha Esa : a. Bahwa dalam rangka penataan organisasi menuju tertib organisasi guna meningkatkan kinerja organisasi secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi, maka perlu adanya pedoman bagi seluruh jajaran Garda Pemuda NasDem yang mengatur Tata Cara Pergantian Pengurus dan Pengisian Lowongan Jabatan Garda Pemuda NasDem. b. Bahwa Peraturan Organisasi (PO) tentang Tata Cara Pergantian Pengurus dan Pengisian Lowongan Jabatan Garda Pemuda NasDem merupakan amanah dari Peraturan Rumah Tangga (PRT) Garda Pemuda NasDem. c. Bahwa DPP Garda Pemuda NasDem memiliki wewenang untuk memutuskan berbagai peraturan organisasi yang diperlukan. d. Bahwa untuk kepentingan tersebut, maka perlu diterbitkan Keputusan tentang Tata Cara Pergantian Pengurus dan Pengisian Lowongan Jabatan Garda Pemuda NasDem. : a. Peraturan Dasar Garda Pemuda NasDem. b. Peraturan Rumah Tangga Garda Pemuda NasDem. c. Keputusan DPP Garda Pemuda NasDem Tahun 2017 : a. Usulan Rancangan PO tentang Tata Cara Pergantian Pengurus dan Pengisian Lowongan Jabatan Garda Pemuda NasDem dari DPP Garda Pemuda NasDem. b. Kesepakatan yang diputuskan dalam DPP Garda Pemuda NasDem Tahun 2017 Tanggal 21 September 2017.

104 MEMUTUSKAN Menetapkan : 1. Mengesahkan PO Garda Pemuda NasDem tentang Tata Cara Pergantian Pengurus dan Pengisian Lowongan Jabatan Garda Pemuda NasDem, sebagaimana terlampir. 2. PO ini ditetapkan sebagai pedoman bagi seluruh jajaran Garda Pemuda NasDem yang memuat prosedur dalam Tata Cara Pergantian Pengurus dan Pengisian Lowongan Jabatan Garda Pemuda NasDem. 3. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 21 September 2017 DEWAN PIMPINAN PUSAT GARDA PEMUDA NASDEM Prananda Surya Paloh Ketua Umum Moh. Haerul Amri Sekretaris Jenderal

105 PERATURAN ORGANISASI GARDA PEMUDA NASDEM TENTANG TATA CARA PERGANTIAN PENGURUS DAN PENGISIAN LOWONGAN JABATAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Pergantian pengurus atau lazim disebut dengan reshuffle kepengurusan adalah proses penetapan penyegaran atau penggantian atau pengisian terjadinya lowongan jabatan yang ditindaklanjuti dengan sebuah susunan kepengurusan yang masa periodenya belum berakhir. 2. Disamping apa yang dimaksud pada ayat 1, dalam praktek penyelenggaraan organisasi dapat pula terjadi halangan bagi pengurus, sehingga untuk menjamin kelancaran jalannya organisasi dapat dilakukan pelimpahan fungsi-fungsi jabatan pengurus tertentu kepada pengurus lainnya Pasal 2 Kepengurusan yang ditetapkan berdasarkan hasil reshuffle lazim disebut kepengurusan reshuffle, untuk membedakan kepengurusan yang ditetapkan berdasarkan hasil Kongres atau Kongres Luar Biasa, Musyawarah atau Musyawarah Luar Biasa dan kepengurusan yang ditetapkan berdasarkan penunjukan susunan pengurus serta kepengurusan yang ditetapkan berdasarkan perpanjangan masa periode. Pasal 3 Berdasarkan Pasal (2) Peraturan Organisasi ini, maka jenis kepengurusan dapat dibedakan menjadi : a. Kepengurusan hasil Kongres/Kongres Luar Biasa, Musyawarah/Musyawarah Luar Biasa. b. Kepengurusan hasil reshuffle. c. Kepengurusan hasil penunjukan susunan pengurus. d. Kepengurusan hasil perpanjangan masa periode.

106 BAB II JABATAN PEJABAT SEMENTARA ATAU PJS Pasal 4 1. Apabila proses reshuffle kepengurusan dilakukan terhadap jabatan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat, atau Ketua ditingkat masing-masing maka penyebutan jabatannya berubah menjadi Pejabat Sementara disingkat Pjs. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat atau Pjs. Ketua di masing-masing tingkatan. 2. Apabila proses dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dilakukan terhadap jabatan lainnya maka penyebutan jabatan tersebut tidak berubah. Pasal 5 Masa periode kepengurusan reshuffle dan periode masa jabatan pengurus Pjs. sama dengan masa periode kepengurusan semula yaitu meneruskan hingga masa periode kepengurusan yang dimaksud berakhir. BAB III JABATAN PELAKSANA HARIAN ATAU PLH Pasal 6 1. Pelimpahan fungsi-fungsi jabatan tertentu Ketua Umum DPP Garda Pemuda NasDem kepada salah seorang ketua bidang atau pelimpahan fungsi-fungsi jabatan tertentu Ketua di masing-masing tingkatan kepada salah seorang wakil ketua bidang sebagaimana dimaksud pada ayat [2] pasal (1) Peraturan Organisasi ini melahirkan istilah jabatan PLH Ketua Umum DPP Garda Pemuda NasDem atau jabatan PLH ketua di masing- masing tingkatan 2. Pelimpahan fungsi jabatan lainnya melahirkan istilah jabatan Ad. Interin. Pasal 7 Masa periode jabatan PLH dan jabatan Ad. Interin terinci dalam surat penunjukan Ketua Umum DPP Garda Pemuda NasDem atau ketua di masing-masing tingkatan.

107 BAB IV TUJUAN Pasal 8 Peraturan Organisasi Garda Pemuda NasDem Tentang Tata Cara Pergantian Pengurus dan pengisian Lowongan Jabatan ditetapkan sebagai pedoman bagi seluruh jajaran Garda Pemuda NasDem dalam melakukan pergantian pengurus atau reshuffle guna meningkatkan kinerja organisasi dan tertib organisasi dalam rangka membangun tatanan organisasi yang kokoh. BAB V LOWONGAN JABATAN Pasal 9 1. Lowongan Jabatan dapat terjadi karena halangan tetap yang menyebabkan terjadinya lowongan jabatan tetap, yaitu : a. Meninggal dunia. b. Mengundurkan diri dengan sukarela karena alasan yang dapat diterima. c. Diberhentikan secara tetap dari jabatan. 2. Halangan tidak tetap yang dapat mengganggu penyelenggaraan organisasi yaitu : a. Tidak menjalankan tugas organisasi. b. Sakit. c. Permohonan izin yang dikabulkan. d. Pemberhentian sementara atau penon-aktifan atau skorsing. e. Melakukan tindak pidana yang ancaman pidananya minimal 5 (lima) tahun. f. Halangan lainnya yang dapat mengganggu penyelenggaraan organisasi. Pasal 10 Pemberhentian dalam kepengurusan Garda Pemuda NasDem dapat dibedakan menjadi pemberhentian tetap dan pemberhentian sementara atau penon-aktifan. Pasal 11 Pemberhentian tetap dibedakan menjadi pemberhentian dengan hormat dan pemberhentian dengan tidak hormat atau pemecatan.

108 Pasal 12 Pemberhentian tidak tetap atau pemberhentian sementara atau penon-aktifan dilakukan terhadap pengurus dengan alasan yang bersangkutan tersangkut masalah yang dinilai dapat merugikan organisasi baik materil maupun non-materil. Pasal 13 Pemberhentian dengan hormat dilaksanakan terhadap pengurus dengan alasan : a. Yang bersangkutan mengundurkan diri dengan alasan yang dapat diterima. b. Yang bersangkutan sakit yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan tugas organisasi sedikitnya selama 1 (satu) tahun. c. Yang bersangkutan pindah domisili sehingga tidak dapat melaksanakan tugas organisasi secara wajar. d. Yang bersangkutan tidak aktif sedikitnya selama 1 (satu) tahun tanpa pemberitahuan yang jelas dengan tidak meninggalkan persoalan yang merugikan organisasi. Pasal 14 Pemberhentian dengan tidak hormat terhadap pengurus atau pemecatan dilakukan karena : a. Yang bersangkutan melakukan tindakan yang mencemarkan nama baik organisasi. b. Yang bersangkutan melakukan tindakan yang merugikan organisasi secara materil. c. Yang bersangkutan menjalani hukuman penjara karena tindak pidana berdasarkan keputusan pengadilan. BAB VI MEKANISME Pasal Pergantian atau Pengisian lowongan jabatan karena halangan tetap untuk Jabatan Ketua Umum DPP Garda Pemuda NasDem dan Ketua ditingkat masing-masing dilaksanakan melalui Kongres atau Musyawarah Luar Biasa di masing-masing tingkatan.

109 2. Pergantian atau Pengisian lowongan jabatan karena halangan tetap untuk Jabatan Pengurus Dewan Pimpinan lainnya dilaksanakan melalui Rapat Pleno. 3. Pergantian atau Pengisian lowongan jabatan dimaksud dalam pasal ini dituangkan dalam surat keputusan organisasi ditingkat masing-masing dan kemudian diajukan permohonan kepada pimpinan organisasi yang berwenang membentuk pengurus guna mendapatkan surat keputusan pengesahan. Pasal Pelimpahan fungsi-fungsi Jabatan tertentu karena halangan tidak tetap untuk jabatan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Atau jabatan Ketua ditingkat masing-masing merupakan hak prerogatif Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat atau Ketua ditingkat masing- masing. 2. Pelaksanaan hak prerogatif yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, dilaksanakan melalui surat penunjukan pelimpahan kepada salah seorang Wakil Ketua Umum atau Ketua bidang Dewan Pimpinan Pusat atau Ketua di tingkat masing-masing, yang memuat rincian fungsi-fungsi jabatan yang dilimpahkan beserta jangka waktunya. 3. Pelimpahan fungsi-fungsi jabatan karena halangan tidak tetap untuk jabatan lainnya dilaksanakan melalui surat penunjukan oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat atau Ketua di masing-masing tingkatan kepada pengurus yang bersangkutan dengan sebutan jabatan Ad. Interin berikut jangka waktu dan rincian fungsi jabatan yang dilimpahkan. 4. Surat Penujukan sebagaimana maksud ayat [2] dan [3] pasal ini kemudian dikukuhkan dengan surat keputusan organisasi pada masing-masing tingkatan untuk kemudian diajukan permohonan kepada pimpinan organisasi yang berwenang membentuk pengurus guna mendapatkan surat keputusan pengesahan.

110 BAB VII PENUTUP Pasal Segala Sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan organisasi ini akan diputuskan kemudian oleh Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem. 2. Peraturan Organiasasi ini berlaku mulai tanggal ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 21 September 2017 DEWAN PIMPINAN PUSAT GARDA PEMUDA NASDEM Prananda Surya Paloh Ketua Umum Moh. Haerul Amri Sekretaris Jenderal

111 KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT GARDA PEMUDA NASDEM TAHUN 2017 Nomor : 54/DPP/SK/A-1/01/IX/2017 PENGESAHAN PERATURAN ORGANISASI TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI DAN ALAT-ALAT KELENGKAPAN ORGANISASI Menimbang Mengingat Dengan Nama Tuhan Yang Maha Esa : a. Bahwa dalam rangka penataan organisasi menuju tertib organisasi guna meningkatkan kinerja organisasi secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi, maka perlu adanya pedoman bagi seluruh jajaran Garda Pemuda NasDem yang mengatur Pedoman Penyelenggaraan Admininstrasi dan Alat-Alat Kelengkapan Organisasi b. Bahwa Peraturan Organisasi (PO) tentang Pedoman Penyelenggaraan Admininstrasi dan Alat-Alat Kelengkapan Organisasi merupakan amanah dari Peraturan Rumah Tangga (PRT) Garda Pemuda NasDem. c. Bahwa DPP Garda Pemuda NasDem memiliki wewenang untuk memutuskan berbagai peraturan organisasi yang diperlukan. d. Bahwa untuk kepentingan tersebut, maka perlu diterbitkan Keputusan tentang Pedoman Penyelenggaraan Admininstrasi dan Alat-Alat Kelengkapan Organisasi. : a. Peraturan Dasar Garda Pemuda NasDem. b. Peraturan Rumah Tangga Garda Pemuda NasDem. c. Keputusan DPP Garda Pemuda NasDem Tahun 2017

112 Memperhatikan : a. Usulan Rancangan PO tentang Pedoman Penyelenggaraan Admininstrasi dan Alat-Alat Kelengkapan Organisasi dari DPP Garda Pemuda NasDem. b. Kesepakatan yang diputuskan dalam DPP Garda Pemuda NasDem Tahun 2017 Tanggal 21 September MEMUTUSKAN Menetapkan : 1. Mengesahkan PO Garda Pemuda NasDem tentang Pedoman Penyelenggaraan Admininstrasi dan Alat-Alat Kelengkapan Organisasi, sebagaimana terlampir. 2. PO ini ditetapkan sebagai pedoman bagi seluruh jajaran Garda Pemuda NasDem yang memuat prosedur dalam Pedoman Penyelenggaraan Admininstrasi dan Alatalat Kelengkapan Organisasi.3. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 21 September 2017 DEWAN PIMPINAN PUSAT GARDA PEMUDA NASDEM Prananda Surya Paloh Ketua Umum Moh. Haerul Amri Sekretaris Jenderal

113 BAGIAN A ADMINISTRASI BAB I KODE WILAYAH DAN DAERAH Pasal 1 Kode Dewan Pimpinan Wilayah 1. Dewan Pimpinan Wilayah yang dimaksud adalah Dewan Pimpinan Wilayah pada tiap-tiap Provinsi sesuai dengan ketentuan Peraturan Rumah Tangga (PRT) Garda Pemuda NasDem. 2. Kode tiap-tiap Dewan Pimpinan Wilayah ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat dengan huruf angka/abjad 3. Kode Pimpinan Wilayah Yang dimaksud ditetapkan sebagai berikut : 1) Aceh : AH 2) Sumatera Utara : AG 3) Sumatera Barat : AF 4) Sumatera Selatan : AE 5) Lampung : AD 6) Kepulauan Riau : AC 7) Riau : AB 8) Bangka Belitung : AA 9) Bengkulu : Z 10) Jambi : Y 11) DKI Jakarta : X 12) Jawa Barat : W 13) Banten : P 14) Jawa Tengah : U 15) DI Yogyakarta : T 16) Jawa Timur : S 17) Bali : R

114 18) Nusa Tenggara Barat : Q 19) Nusa Tenggara Timur : P 20) Kalimantan Barat : O 21) Kalimantan Tengah : N 22) Kalimantan Selatan : M 23) Kalimantan Timur : L 24) Kalimantan Utara : K 25) Sulawesi Utara : J 26) Sulawesi Barat : I 27) Sulawesi Tengah : H 28) Sulawesi Tenggara : G 29) Sulawesi Selatan : F 30) Gorontalo : E 31) Maluku : D 32) Maluku Utara : C 33) Papua Barat : B 34) Papua : A Pasal 2 Kode Dewan Pimpinan Daerah 1. Dewan Pimpinan Daerah dimaksud, adalah Dewan Pimpinan Daerah pada tiap-tiap Kabupaten/Kota. 2. Kode tiap-tiap Dewan Pimpinan Daerah ditetapkan dengan angka/abjad yang disertai dengan kode Dewan Pimpinan Wilayah. 3. Penetapan nomor kode dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Pusat dan disesuaikan dengan jumlah kabupaten/kota pada daerah masing-masing.

115 Pasal 3 Pemakaian Nomor Kode 1. Nomor kode sebagaimana ditentukan pasal- pasal di atas pemakaiannya diletakkan pada bagian bawah setiap Lambang Garda Pemuda NasDem seperti kop surat, amplop surat, stempel, papan nama, Kartu Tanda Anggota dan atribut-atribut lainnya. 2. Merupakan pengecualian dari ayat (1) pasal ini adalah bendera organisasi. Pasal 4 Sebutan dan Singkatan 1. Garda Pemuda NasDem dalam penulisan disingkat Garda Pemuda NasDem. 2. Singkatan resmi untuk masing-masing tingkatan pimpinan organisasi : 1) Dewan Pimpinan Pusat : DPP 2) Dewan Pimpinan Wilayah : DPW 3) Dewan Pimpinan Daerah : DPD BAB II SURAT-SURAT ORGANISASI Pasal 5 Kertas Surat dan Amplop 1. Surat-surat organisasi dibuat di atas kertas HVS 90 gram atau 100 gram warna putih, ukuran folio (F4) dengan Kepala Surat yang tercetak dengan warna biru. 2. Kepala Surat terdiri dari Lambang Garda Pemuda NasDem ukuran tinggi = 3,5 cm. Eselon dan Nama Organisasi serta Alamat lengkap kantor/sekretariat.

116 3. Amplop surat berwarna putih ukuran kabinet dengan cetakan sama seperti kepala surat. Contoh Kertas Surat Contoh Amplop Surat Pasal 6 Identitas Surat 1. Identitas surat diketik dibawah kepala surat sejajar dengan margin kiri : Nomor : Lampiran : Perihal : 2. Nomor surat adalah nomor urut pada buku agenda surat-surat keluar beserta kode-kode yang telah ditetapkan untuk itu. 3. Jenis Surat dan Nomor Urut : Untuk Dewan Pimpinan Pusat : a. Internal (umum dan khusus), ditandai dengan kode: 01 b. Eksternal (umum dan khusus), ditandai dengan kode: 02

117 Untuk Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah dan Daerah a. Internal, (Umum dan khusus) dengan kode : 01 b. Eksternal, (Umum dan khusus dengan kode : Penandatanganan Surat Untuk Dewan Pimpinan Pusat : a. Jika penandatangan surat adalah Ketua Umum dan Sekjen, ditandai dengan kode : A-I b. Jika penandatangan surat adalah Wakil Ketua Umum dan Sekjen, ditandai dengan kode : B-I c. Jika penandatangan surat adalah Ketua Umum dan Wasekjend, ditandai dengan kode : A-II d. Jika penandatangan surat adalah Wakil Ketua Umum / Ketua Bidang dan Sekjen, ditandai dengan kode : B-I e. Jika penandatangan surat adalah Wakil Ketua Umum / Ketua Bidang dan Wasekjend ditandai dengan kode : B-II f. Jika penandatangan surat adalah Ketua Umum dan Sekjen, Bendahara dan Wakil Bendahara, ditandai dengan kode : C-I g. Jika penandatangan surat adalah Ketua Umum dan Wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil Bendahara, ditandai dengan kode : C-II h. Jika penandatangan surat adalah Wakil Ketua Umum dan Sekjen, Bendahara dan Wakil Bendahara, ditandai dengan kode : C-III i. Jika penandatangan surat adalah Ketua dan Wasekjend, Bendahara dan Wakil Bendahara, ditandai dengan kode : D-I j. Jika penandatangan surat adalah Ketua Umum sendiri, ditandai dengan kode : A-0 Untuk Dewan Pimpinan Wilayah dan Daerah. a. Jika penandatangan surat adalah Ketua dan Sekretaris, ditandai dengan kode : A-I

118 b. Jika penandatangan surat adalah Wakil Ketua dan Sekretaris, ditandai dengan kode : B-I c. Jika penandatangan surat adalah Ketua dan Wakil Sekretaris, ditandai dengan kode : A-II d. Jika penandatangan surat adalah Wakil Ketua dan Wakil Sekretaris, ditandai dengan kode : B-II e. Jika penandatangan surat adalah Ketua dan Sekretaris, dan Bendahara dan Wakil Bendahara, ditandai dengan kode : C-I f. Jika penandatangan surat adalah Ketua dan Wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil Bendahara, ditandai dengan kode : C-II g. Jika penandatangan surat adalah Wakil Ketua dan Sekretaris, Bendahara dan Wakil Bendahara, ditandai dengan Kode : C-III h. Jika penandatangan surat adalah Wakil Ketua dan Wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil Bendahara, ditandai dengan kode : D-I i. Jika penandatangan Ketua sendiri, ditandai denga kode: A-0 5. Ketentuan nomor surat terdiri dari beberapa kolom, seperti : Contoh Nomor Surat Dewan Pimpinan Pusat : Nomor : 01/DPP/SR/A-I/01 atau 02/VI/2017 Keterangan : 01 : Nomor urut Surat keluar sesuai nomor pada buku agenda awal periode. DPP : Dewan Pimpinan Pusat SR : Surat Rutin A I : Ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal. 01/02: jenis surat internal atau eksternal. VI : Tanggal pembuatan surat, ditulis huruf romawi : Tahun pembuatan surat, ditulis dengan lengkap. Contoh Nomor Surat Dewan Pimpinan Wilayah : Nomor : 01/DPW-A/SR/A-I/01 atau 02/VI/2017

119 01 : Nomor urut Surat keluar sesuai nomor pada buku agenda awal periode. DPW-A : Dewan Pimpinan Wilayah dan Kode Wilayah Papua SR : Surat Rutin A I : ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris. 01/02 : jenis surat internal atau eksternal. VI : Tanggal pembuatan surat, ditulis huruf romawi : Tahun pembuatan surat, ditulis dengan lengkap. Contoh Nomor Surat Dewan Pimpinan Daerah : Nomor : 01/DPD-A-J/SR/A-I/01 atau 02/VI/ : Nomor urut Surat keluar sesuai nomor pada buku agenda awal periode. DPD-A-J: Dewan Pimpinan Daerah dan kode Wilayah Sulawesi Utara SR : Surat Rutin A I : ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris. 01/02 : jenis surat internal atau eksternal. VI : Tanggal pembuatan surat, ditulis huruf romawi : Tahun pembuatan surat, ditulis dengan lengkap 6. a. Lampiran diisi apabila terdapat lampiran yang disertakan pada surat tersebut, sebagai keterangan tambahan tentang maksud surat disampaikan. Tidak termasuk lampiran apabila tidak punya hubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan angka saja. b. Jumlah lampiran ditulis dengan angka saja. c. Angka menunjukkan beberapa jenis lampiran yang disertakan, bukan menunjukkan jumlah lembaran lampiran. d. Apabila jumlah lembaran disebutkan, hendaknya ditulis dalam kurung. Contoh : Lampiran : 2 (4 lembar)

120 7. Hal diisi dengan satu kalimat singkat yang menyatakan isi pokok surat. Contoh; Hal : Laporan Kegiatan, atau Permohonan Pengesahan, dan lain-lain. Pasal 7 Alamat Surat 1. Alamat surat ditulis sejajar dengan baris terakhir identitas surat atau beberapa spasi ke bawah apabila isi surat terlalu singkat, dengan posisi disebelah kanan di bawah tanggal. 2. Alamat surat tidak boleh menggunakan singkatan yang tidak lazim dan tidak benar. Pasal 8 Isi Surat 1. Satu surat hanya memuat satu isi pokok. 2. Surat berisi; salam pembuka: salam restorasi, isi pokok, dan penutup. 3. Isi surat menggunakan bahasa yang lugas, sederhana dan mudah dipahami. 4. Singkatan yang tidak lazim tidak boleh dipergunakan dalam surat organisasi. Pasal 9 Arsip dan File Surat 1. Setiap surat, keluar harus dibuat arsip/file sebagai dokumen organisasi. 2. Pembuatan arsip bisa dengan foto copy, tindasan dengan kertas karbon, atau berupa file dalam disket/ hard disk. Pasal 10 Pembukaan dan Penutupan Surat 1. Setiap surat (biasa/rutin) dibuka dengan Salam Restorasi

121 2. Untuk Surat Keputusan dan sejenisnya tidak diberlakukan kententuan sebagaimana ayat 1 pasal ini. Pasal 11 Tanggal Surat 1. Tanggal surat, ditulis, pada bagian kanan atas sejajar dengan nomor surat. 2. Khusus Surat Keputusan dan sejenisnya, tanggal ditulis di bagian bawah sebelah kanan, setelah: Ditetapkan di:... (kota dimana SK diterbitkan) Contoh : Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 00 Juli 2017 Pasal 12 Penanggungjawab Surat 1. Setiap surat harus menyebut dengan jelas penanggungjawab surat. 2. Penanggungjawab surat adalah penanda tangan surat yang terdiri atas Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal pada tingkat pusat. atau Ketua dan sekretaris dimasing-masing tingkatannya. Sedangkan penanggungjawab akhir surat tersebut adalah organisasi. 3. Nama penandatangan atau jabatan yang bertanggungjawab ditulis dengan sempurna di bagian bawah tulisan Nama tingkatan Struktur sekitar 3-4 spasi sebagai tempat tanda tangan.

122 BAB III SIFAT-SIFAT SURAT Pasal 13 Surat Rutin, disingkat : SR 1. Semua surat yang dikirim dan yang datang tanpa kekhususan tertentu dikategorikan sebagai surat yang bersifat rutin. 2. Surat rutin terdapat pada semua jenis kegiatan. Pasal 14 Surat Keputusan, disingkat : SK 1. Semua surat yang dikeluarkan oleh organisasi berdasarkan keputusan Rapat Pimpinan Harian, Musyawarah atau Kongres. 2. Surat Keputusan adalah surat yang dikeluarkan organisasi sebagai ketentuan organik dari PD/PRT atau kebijakan organisasi dan sifatnya ke dalam/internal. 3. Surat Keputusan memuat : - Konsideran - Diktum Pasal 15 Surat Mandat atau Surat Kuasa, disingkat : SM 1. Surat Mandat diberikan kepada anggota/pimpinan organisasi yang mendapat mandat untuk atas nama organisasi melaksanakan tugas tertentu. 2. Surat Mandat atau Surat Kuasa harus menyebut secara jelas tugas/mandat atau kuasa yang diberikan dan batas waktu serta alamat yang berhak diberi laporan apabila mandat atau kuasa telah selesai dilaksanakan.

123 Pasal 16 Surat Rekomendasi 1. Surat Rekomendasi adalah surat dukungan atau persetujuan yang dikeluarkan organisasi untuk mengukuhkan suatu program/kegiatan. 2. Surat Rekomendasi tentang pengesahan kepengurusan Garda Pemuda NasDem diberikan oleh : a. Pengesahan Dewan Pimpinan Daerah oleh Dewan Pimpinan Wilayah. 3. Untuk Rekomendasi umum diserahkan kepada kebijakan dari masing- masing tingkat kepengurusan. Pasal 17 Surat Intruksi Surat Intruksi adalah surat perintah untuk melaksanakan peraturan/ketentuan organisasi, hasil keputusan, hasil rapat atau kebijaksanaan organisasi dari tingkatan organisasi yang lebih tinggi. BAB IV JENIS-JENIS SURAT Pasal 18 Surat Pernyataan 1. Surat Pernyataan memuat : a. Konsideran b. Diktum pernyataan 2. Surat pernyataan bersifat keluar. 3. Konsideran memuat : a. Menimbang, yaitu materi pertimbangan dikeluarkannya pernyataan. b. Mengingat, yang berisi referensi-referensi, peraturan - peraturan, perundang - undangan, keputusan - keputusan.

124 c. Memperhatikan, memuat pendapat - pendapat, saran-saran yang memperkuat pertimbangan dikeluarkannya surat pernyataan. 4. Diktum pernyataan memuat rumusan - rumusan keputusan atau pokok-pokok pikiran yang merupakan isi pernyataan. 5. Surat pernyataan dikategorikan surat yang bersifat keputusan dan oleh karena itu masuk dalam kategori Surat keputusan (SK) 6. Urutan bahan konsideran didahului abjad huruf kecil, sedangkan untuk diktum didahului dengan huruf Kapital. BAGIAN B ALAT-ALAT KELENGKAPAN ORGANISASI BAB V PAPAN NAMA Pasal 19 Pemasangan Papan Nama 1. Papan Nama Garda Pemuda NasDem dipasang di depan kantor pada setiap tingkatan organisasi mulai dari Dewan Pimpinan Pusat, Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah 2. Papan nama pada setiap tingkatan organisasi mempunyai ukuran sebagai berikut : 125 x 250 cm BAB VI STEMPEL Pasal 20 Bentuk dan Tulisan Stempel 1. Stempel Garda Pemuda NasDem berbentuk bulat melingkar dengan garis dan tulisan huruf capital Garda Pemuda NasDem berwarna merah, di dalamnya gambar pemuda dengan tangan menjunjung

125 logo NasDem, dengan ukuran garis tengah 4,5 cm dan berlaku untuk Dewan Pimpinan Pusat sampai dengan Dewan Pimpinan Daerah. 2. Stempel pada bagian bawah Logo Garda Pemuda NasDem berisi tulisan tingkat eselon dan kedudukan organisasi. Seperti : Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem 3. Stempel dapat dibuat oleh Dewan Pimpinan disemua tingkat organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan ini. Contoh Stempel : BAB VII KARTU TANDA ANGGOTA Pasal 21 Fungsi Kartu Tanda Anggota 1. Kartu Tanda anggota (KTA) Garda Pemuda NasDem berfungsi sebagai kartu identitas resmi yang membuktikan keabsahan pemegangnya sebagai anggota Garda Pemuda NasDem. 2. Pemegang KTA Garda Pemuda NasDem mempunyai hak dan kewajiban sebagaimana diatur oleh Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga Garda Pemuda NasDem. 3. Tatacara memperoleh KTA diatur dalam Peraturan Organisasi tersendiri.

126 BAB VIII BENDERA ORGANISASI Pasal 22 Bentuk dan Ukuran 1. Bendera organisasi berbentuk segi empat dengan ukuran Panjang 120 cm, Lebar 90 cm yang besarnya disesuaikan dengan kondisi tiang/ruangan dan ukuran bendera merah putih. 2. Warna dasar Putih/Biru dengan lambang Garda Pemuda NasDem di tengahnya. Contoh Bentuk Bendera Pataka Contoh Bentuk Bendera Pasal 23 Penggunaan Bendera 1. Bendera organisasi dipasang pada salah satu ruangan kantor berdampingan dengan bendera Merah Putih dan bendera Partai NasDem pada tiang dengan ukuran yang sama. 2. Penempatan bendera organisasi pada sebelah kiri bendera Merah Putih. 3. Bendera dipasang pada kegiatan serimonial organisasi baik di lapangan maupun di ruangan.

127 BAB IX Pakaian Organisasi Pasal Baju Organisasi. a. Terbuat dari bahan yang memadai dan layak dengan dasar Hitam. b. Untuk pengurus dipasang Bagde Garda Pemuda NasDem pada dada sebelah kiri dengan nama daerah. c. Baju organisasi berbentuk ; 1. Baju lengan pendek. 2. Baju lengan panjang. d. Pada dada sebelah kanan dipasang lambang garuda e. Pada dada sebelah kiri dipasang lambang Garda Pemuda NasDem Contoh Baju Organisasi 2. Bagde Garda Pemuda NasDem : a. Bentuk Bulat melingkar sama sisi berukuran 6,5 x 6,5 cm b. Dibuat dari kain dengan warna dasar putih dan tulisan pinggir Merah.

128 Contoh Bagde : 3. Blazer organisasi dipakai pada setiap upacara/kegiatan organisasi atau untuk menghadiri undangan pihak luar. BAB X PENUTUP 1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan diputuskan kemudian oleh Dewan Pimpinan Pusat Garda Pemuda NasDem. 2. Peraturan Organiasasi ini berlaku mulai tanggal ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 21 September 2017 DEWAN PIMPINAN PUSAT GARDA PEMUDA NASDEM Prananda Surya Paloh Ketua Umum Moh. Haerul Amri Sekretaris Jenderal

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI SAYAP PEMUDA PARTAI PERINDO Jakarta, 17 Desember 2015 ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA PERINDO PEMBUKAAN Pemuda Indonesia sebagai salah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Organisasi ini bernama Himpunan Gerakan Kewirausahaan Nasional Indonesia, yang kemudian disingkat

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 4 IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE 2012-2015 MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta semangat mewujudkan visi organisasi yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Syarat Keanggotaan Syarat menjadi Anggota Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) adalah : 1. Warga Negara Indonesia.

Lebih terperinci

AD dan ART. Ditulis oleh AMPI Kukar Selasa, 28 May :42 - P E M B U K A A N

AD dan ART. Ditulis oleh AMPI Kukar Selasa, 28 May :42 - P E M B U K A A N P E M B U K A A N BAHWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945, YANG DICETUSKAN RAKYAT INDONESIA MERUPAKAN PUNCAK PERJUANGAN PERGERAKAN NASIONAL DAN TITIK AWAL UPAYA UNTUK MEWUJUDKAN CITA-CITA KEMERDEKAAN,

Lebih terperinci

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA Lampiran Keputusan Munas IV Asosiasi BP PTSI Nomor: 07/MUNAS-IV/2017 ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI BP PTSI PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya tugas mendidik

Lebih terperinci

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal, AD/ART IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA KEPUTUSAN MUNAS I IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA Nomor : 2/MUNAS I/ IGPKhI /I/ 2017 Tentang : ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IGPKhI DENGAN

Lebih terperinci

Halaman PEMBUKAAN

Halaman PEMBUKAAN Halaman - 1 - PEMBUKAAN 1. Dengan Rachmat Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa Indonesia melalui perjuangan yang luhur telah mencapai Kemerdekaannya yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Dalam

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa : Bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku yang terpadu menjadi bangsa yang besar adalah anugerah Tuhan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN - Bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

Lebih terperinci

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2008 LEMBAGA NEGARA. POLITIK. Pemilu. DPR / DPRD. Warga Negara. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR)

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR) ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR) ANGGARAN DASAR IKA UNPAR PEMBUKAAN Bahwa tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera,

Lebih terperinci

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa Bahwa PDI Perjuangan sebagai partai nasionalis yang berasaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2007 TANGGAL : 19 Juni 2007 ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA" Bahwa Veteran

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN PEMBUKAAN Program Pamsimas telah membangun prasarana dan sarana air minum dan sanitasi di desa/ kelurahan

Lebih terperinci

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN - Bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, oleh karena itu setiap orang tanpa membedakan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO MUKADIMAH Kemajuan Indonesia harus diusahakan melalui perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya yang cerdas, jujur, dan bermartabat dengan tetap menjaga

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA MUKADIMAH Bahwa cita-cita luhur untuk membangun dan mewujudkan tatanan masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR LIGA MAHASISWA NASDEM. BAB I NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN dan AFILIASI. Pasal 1

ANGGARAN DASAR LIGA MAHASISWA NASDEM. BAB I NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN dan AFILIASI. Pasal 1 ANGGARAN DASAR LIGA MAHASISWA NASDEM BAB I NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN dan AFILIASI Pasal 1 Organisasi massa mahasiswa ini bernama Liga Mahasiswa NasDem Pasal 2 Liga Mahasiswa Nasdem ini didirikan pada

Lebih terperinci

POSDAYA BERSERI DUSUN I

POSDAYA BERSERI DUSUN I CONTOH ANGGARAN DASAR POSDAYA BERSERI DUSUN I DESA BAJONG, KEC. BUKATEJA, KAB. PURBALINGGA Logo Perguruan Tinggi Logo Pemerintah Daerah MUKADIMAH Keluarga sebagai bagian integral dari Masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 76 TAHUN 1993 (76/1993) Tanggal: 18 AGUSTUS 1993 (JAKARTA)

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA HIMATIKA UNY

ANGGARAN DASAR BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA HIMATIKA UNY ANGGARAN DASAR BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA HIMATIKA UNY BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA

Lebih terperinci

:: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga:

:: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga: 1 :: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga: ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota dan Warga [1] Keanggotaan Lembaga Dakwah Islam Indonesia terdiri dari

Lebih terperinci

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI) ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI) MUKADDIMAH Keinginan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan program studi dengan membentuk dan bergabung dalam suatu wadah yang dapat

Lebih terperinci

1 A D I A R T I I K A L U N I D U A P U L U H D U A B E L A S

1 A D I A R T I I K A L U N I D U A P U L U H D U A B E L A S 1 A D I A R T I I K A L U N I D U A P U L U H D U A B E L A S SIDANG PLENO MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI SMKN 20 ( d/h SMEAN 12 JAKARTA ) IKALUNI DUAPULUH DUABELAS SURAT KEPUTUSAN NO : 002/MUBES/29-X1/2015

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama Himpunan Mahasiswa Fisika Universitas Brawijaya yang disingkat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan

Lebih terperinci

NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSATUAN MAHASISWA INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT (PERMIAS) NEW JERSEY

ANGGARAN DASAR PERSATUAN MAHASISWA INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT (PERMIAS) NEW JERSEY ANGGARAN DASAR PERSATUAN MAHASISWA INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT (PERMIAS) NEW JERSEY DAFTAR ISI PEMBUKAAN 3 BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU DIDIRIKAN 4 PASAL 1 NAMA 4 PASAL 2 TEMPAT KEDUDUKAN 4

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) 2015 ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA ( AD/ART ) PERSATUAN AHLI GIZI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI) Peningkatan. dan Pemantapan Solidaritas Mahasiswa Kesehatan Indonesia ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota Anggota JMKI adalah lembaga eksekutif

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA : BAHWA KEMERDEKAAN, KEADILAN, DAN KEBENARAN ADALAH IDAMAN SETIAP BANGSA INDONESIA, SEBAGAI NEGARA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.245, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) PERATURAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (SEKARPURA II) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (SEKARPURA II) PEMBUKAAN Lampiran KEP.005/MUNAS-V/SEKARPURA II/2011 - AD/ART ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (SEKARPURA II) PEMBUKAAN Bahwa untuk mencapai cita-cita Kemerdekaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA

KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA *48766 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 24 TAHUN 1999 (24/1999) TENTANG PENGESAHAN

Lebih terperinci

Pasal 3 HMPF-ITB berkedudukan di Class Room 1.2 LABTEK VIII Institut Teknologi Bandung Kampus Ganesha.

Pasal 3 HMPF-ITB berkedudukan di Class Room 1.2 LABTEK VIII Institut Teknologi Bandung Kampus Ganesha. ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PASCASARJANA FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG MUKADIMAH Sesungguhnya tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMMG ITB

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMMG ITB 0 AD/ART ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Mahasiswa Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung adalah bagian dari civitas akademik pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA BAB I UMUM Pasal 1 Pengertian Anggaran Rumah Tangga merupakan penjabaran Anggaran Dasar IAP Pasal 2 Pengertian Umum (1) Ahli adalah seorang yang berlatar belakang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA

ANGGARAN DASAR PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA ANGGARAN DASAR PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA PEMBUKAAN Bahwa Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 telah memberikan arah dan landasan perjuangan bagi bangsa Indonesia, yang selanjutnya pada pasal

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini bersumber pada Anggaran Dasar IKA- STEMBAYO yang berlaku oleh karena itu tidak bertentangan dengan ketentuan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.23, 2015 PEMERINTAHAN DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Penetapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN Pasal 1 Prinsip Dasar Prinsip dasar adalah: 1. Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Peduli tehadap bangsa, tanah air

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Pengertian Umum Pendidik dan peneliti adalah ilmuwan berprofesi pendidik dan peneliti

Lebih terperinci

KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016.

KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016. KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016 tentang PENETAPAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan kenikmatan bagi Bangsa Indonesia dalam kandungan bumi pertiwi Indonesia berupa sumber daya alam

Lebih terperinci

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY ANGGARAN RUMAH TANGGA Mukadimah Bahwa hakikat pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. dan telah ditekadkan oleh bangsa Indonesia sebagai tujuan dasar dari upaya-upaya pembangunan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pemilihan umum

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH Bahwa untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana amanat UUD 1945 tiada lain adalah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN PEMBUKAAN Program Pamsimas telah membangun prasarana dan sarana air minum dan sanitasi di desa/ kelurahan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN KERUKUNAN TANI INDONESIA (HKTI)

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN KERUKUNAN TANI INDONESIA (HKTI) ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN KERUKUNAN TANI INDONESIA (HKTI) Hasil Musyawarah Nasional VIII Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Jakarta, 31 Juli 2015 AD dan ART HKTI Hal 1 ANGGARAN DASAR

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya mahasiswa adalah pemuda-pemudi yang memiliki keyakinan kepada kebenaran dan telah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya sumberdaya perikanan yang ada di wilayah kedaulatan Republik Indonesia merupakan karunia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER PEMBUKAAN

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya mahasiswa adalah pemuda-pemudi yang memiliki keyakinan kepada kebenaran dan telah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, serta mengeluarkan

Lebih terperinci

Buku Pintar Calon Anggota & Anggota Legislatif

Buku Pintar Calon Anggota & Anggota Legislatif UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DAFTAR ISI DAFTAR ISI 1 BAB I. KETENTUAN UMUM BAB II. PEMBENTUKAN PARTAI POLITIK BAB III. PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANG GARAN

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016 ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016 BAB I KEANGGOTAAN DAN PERSYARATANNYA Pasal 1 Ketentuan Umum Anggota Akuntan

Lebih terperinci

KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA MAKARTI MULYA DESA WONOSARI, KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN MUKADIMAH ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya cita-cita luhur untuk membangun dan mewujudkan Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis,

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA K N P I

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA K N P I ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA K N P I BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Syarat-Syarat Keanggotaan 1. Yang menjadi anggota KNPI adalah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang telah

Lebih terperinci

Bab I LAMBANG ASASI. Pasal 1. Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih.

Bab I LAMBANG ASASI. Pasal 1. Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih. 1 Bab I LAMBANG ASASI Pasal 1 Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih Pasal 2 Anggaran Rumah Tangga ASASI Asosiasi Akademisi Perguruan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKANI PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKANI PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKANI PEMBUKAAN Bahwa Kemerdekaan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia benarbenar merupakan berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga bangsa Indonesia perlu

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR NINJA OWNERS CLUB

ANGGARAN DASAR NINJA OWNERS CLUB ANGGARAN DASAR NINJA OWNERS CLUB BAB I NAMA, BENTUK, SIFAT, ASAS, VISI, MISI, WAKTU DAN KEDUDUKAN Pasal 1 NAMA Organisasi ini bernama NINJA OWNERS CLUB, yang dapat disingkat dengan nama N O C. Pasal 2

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, serta mengeluarkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN SILATNAS PGMI Nomor : 04/SK/Silatnas-PGMI/XI/2008. Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGMI ANGGARAN DASAR

KEPUTUSAN SILATNAS PGMI Nomor : 04/SK/Silatnas-PGMI/XI/2008. Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGMI ANGGARAN DASAR KEPUTUSAN SILATNAS PGMI Nomor : 04/SK/Silatnas-PGMI/XI/2008 Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGMI ANGGARAN DASAR PERSATUAN GURU MADRASAH INDONESIA (PGMI) Bahwa sesungguhnya Islam adalah

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI LEIDEN. (Indonesian Students Association in Leiden) ANGGARAN DASAR

PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI LEIDEN. (Indonesian Students Association in Leiden) ANGGARAN DASAR ANGGARAN DASAR PEMBUKAAN Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di Negeri Belanda, khususnya di Kota Leiden, sadar akan kewajiban untuk ikut serta dengan aktif menyumbangkan

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

MUSYAWARAH NASIONAL XVII FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA POLITEKNIK SE-INDONESIA TANAH LAUT, MEI 2016

MUSYAWARAH NASIONAL XVII FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA POLITEKNIK SE-INDONESIA TANAH LAUT, MEI 2016 MUSYAWARAH NASIONAL XVII FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA POLITEKNIK SE-INDONESIA TANAH LAUT, 01-06 MEI 2016 ANGGARAN DASAR FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA POLITEKNIK SE-INDONESIA PEMBUKAAN Dengan Rahmat Tuhan Yang

Lebih terperinci

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik... 133 I. Umum... 133 II. Pasal Demi Pasal...

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik... 133 I. Umum... 133 II. Pasal Demi Pasal... DAFTAR ISI Hal - Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum... - BAB I Ketentuan Umum... 4 - BAB II Asas Penyelenggara Pemilu... 6 - BAB III Komisi Pemilihan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya tujuan mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA

ANGGARAN DASAR ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA ANGGARAN DASAR ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya Kegiatan Amatir Radio itu merupakan penyaluran bakat yang penuh manfaat dan oleh sebab itu telah mendapatkan tempat yang layak

Lebih terperinci

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN AD/ART KM UGM PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya kemerdekaan Republik Indonesia harus diisi dengan kegiatan pembangunan yang bervisi kerakyatan sebagai perwujudan rasa syukur bangsa Indonesia atas rahmat Tuhan

Lebih terperinci

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG Lampiran IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI PERENCANAAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARARAN RUMAH TANGGA PARTAI GOLONGAN KARYA ANGGARAN DASAR. Bagian Kesatu PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARARAN RUMAH TANGGA PARTAI GOLONGAN KARYA ANGGARAN DASAR. Bagian Kesatu PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARARAN RUMAH TANGGA PARTAI GOLONGAN KARYA ANGGARAN DASAR Bagian Kesatu PEMBUKAAN Bahwa Kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah berkat rahmat

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH. BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah tanggal 14 Maret.

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH. BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah tanggal 14 Maret. ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad adalah tanggal 14 Maret. Pasal 2 1. Lambang IMM sebagaimana tersebut dalam Anggaran Dasar pasal 6 adalah sebagai

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI)

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI) ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI) MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia telah berjuang secara bersinergi dan berkelanjutan untuk mengisi kemerdekaannya

Lebih terperinci

A N G G A R A N D A S A R

A N G G A R A N D A S A R A N G G A R A N D A S A R D A F T A R I S I : 1. Mukadimah 2. Bab I: Ketentuan Umum Pasal 1 3. Bab II: Nama, Tempat Kedudukan dan Jangka Waktu Pendirian Pasal 2 4. Bab III: Asas, Landasan, Tujuan dan Kegiatan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan jiwa korps bagi anggota Korps

Lebih terperinci