BAB IV DATA DAN ANALISA
|
|
- Herman Makmur
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV DATA DAN ANALISA Bab ini membahas tentang kinerja dari turbin tipe drag dengan variasi sudut kelengkungan sudu baik secara simulasi maupun dengan eksperimen. Data dari eksperimen disajikan dalam bentuk grafik yang membandingkan antara pengaruh sudut kelengkungan sudu rotor terhadap daya listrik yang dihasilkan. Selain itu, pengamatan juga dilakukan untuk melihat pengaruh sudut kelengkungan sudu rotor terhadap koefisien daya. Pada bab ini juga membahas tentang kerugian aliran akibat tahanan fluida oleh rotor Simulasi Drag-type Turbine dengan Variasi Sudut Kelengkungan Sudu Studi ini membahas tentang performa dari Drag-type Turbine secara simulasi. Simulasi Drag-type Turbine ini dilakukan untuk melihat pengaruh sudut kelengkungan sudu terhadap torsi yang dihasilkan. (a) Gambar 4. 1 Simulasi Drag-type Turbine dengan variasi sudut kelengkungan sudu 120 (a) Streamline kecepatan (b) Kontur tekanan 22 (b)
2 23 Dalam simulasi tersebut diteliti berbagai macam variasi sudut kelengkungan sudu dari Drag-type Turbine mulai dari sudut kelengkungan sudu 100 sampai 150 yang salah satunya ditunjukkan pada Gambar 4.1. Gambar tersebut menjelaskan hasil dari simulasi Drag-type Turbine dengan variasi sudut kelengkungan sudu 120. Streamline kecepatan dari fluida air dengan kecepatan maksimal sebesar 44,7 m/s ditunjukkan pada Gambar 4.1.a. Kontur tekanan diperlihatkan pada Gambar 4.1.b dengan tekanan maksimal sebesar 0,902 MPa pada daerah dengan warna merah. Pada simulasi tersebut, tekanan rata-rata dari rotor secara keseluruhan adalah 0,307 MPa. Adapun tekanan rata-rata pada blade surface A adalah 0,868 MPa. Tekanan dengan warna merah juga terjadi pada blade surface B sebesar 0,871 MPa dengan arah yang berbeda dengan tekanan pada blade surface A sehingga akan mengurangi torsi yang didapat. Tekanan dengan arah yang berbeda ini disebabkan karena arus fluida setelah menghantam sudu A kemudian berbalik arah menuju sudu B. Torsi yang dihasilkan pada sudut kelengkungan sudu 120 ini adalah sebesar 12,7 Joule. Selain itu, terdapat 3 buah tekanan dengan warna merah pada daerah sekitar poros yang disebabkan oleh aliran fluida yang masuk melalui celah-celah dari blade B. Untuk kecepatan aliran setelah melewati blade A merupakan kecepatan dengan nilai terbesar seperti yang ditunjukkan dengan warna merah. Hal ini disebabkan aliran fluida melewati celah yang sempit sehingga kecepatannya akan bertambah besar. Perletakan posisi sudu dalam simulasi dilakukan dengan menempatkan ujung salah satu sudu (tip chord) pada posisi paling dekat dengan ujung dari blocking system. Ketika posisi sudu diubah-ubah, maka perubahan posisi sudu tersebut akan menghasilkan nilai torsi mirip dengan kurva cosinus. Gambar 4.2 adalah nilai torsi yang dihasilkan dari tiap-tiap perubahan posisi sudu pada blade curvature angle 120. Perubahan posisi sudu dilakukan mulai dari rotor angle 0 sampai 90. Dari gambar tersebut dijelaskan bahwa nilai torsi yang sama terdapat pada posisi sudu 0, 45, dan 90. Awalnya, torsi yang dihasilkan pada rotor angle 0 sebesar 12,7 Joule. Pada rotor angle 5, nilai torsi menurun menjadi 12,3 Joule. Nilai torsi semakin menurun pada rotor angle 0 sampai 25.
3 24 Gambar 4. 2 Nilai torsi pada tiap-tiap posisi sudu dari proses simulasi Pada rotor angle 25 dihasilkan torsi sebesar 4,7 Joule. Nilai torsi mulai naik lagi pada rotor angle 30 sebesar 5,7 Joule. Hingga pada rotor angle 45 dihasilkan nilai torsi yang sama pada rotor angle 0. Dari Gambar 4.2 diketahui bahwa pada rotor angle 0 menghasilkan torsi terbesar dibandingkan dengan rotor angle yang lain. Dengan dasar torsi pada rotor angle 0, maka seluruh simulasi Drag-type Turbine dengan pengaruh sudut kelengkungan sudu diposisikan pada rotor angle 0. Hasil keseluruhan dari proses simulasi terdapat dalam Lampiran 5. Seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya bahwa variasi sudut kelengkungan sudu dari Drag-type Turbine yang diteliti dalam proses simulasi adalah 100, 110, 120, 130, 140, dan 150. Dari hasil simulasi didapatkan nilai torsi dari tiap-tiap variasi sudut kelengkungan sudu, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.1. Torsi dicari menggunakan formula yang terdapat dalam ANSYS CFX-Post dengan formula torque_y()@default Fluid Solid Interface Side 1. Torque_y diartikan sebagai nilai torsi pada poros rotor dengan sumbu y. Sedangkan Default Fluid Solid Interface 1 merupakan nama dari wall boundary dari rotor.
4 25 Tabel 4. 1 Nilai torsi dari tiap-tiap variasi sudut kelengkungan sudu Blade Curvature Angle [ ] Torque [Joule] 8,7 10,7 12,9 14,7 16,4 17,2 Dalam Tabel 4.1 diketahui bahwa nilai torsi tertinggi terdapat pada sudut kelengkungan sudu 150. Nilai torsi terus meningkat pada sudut kelengkungan sudu 100 sampai 150. Awalnya torsi yang dihasilkan pada sudut kelengkungan sudu 100 hanya sebesar 8,7 Joule. Pada sudut kelengkungan sudu 110 dihasilkan torsi sebesar 10,7 Joule. Nilai torsi terus meningkat sampai pada sudut kelengkungan sudu 150 dengan nilai sebesar 17,2 Joule. Dalam simulasi Dragtype Turbine ini, sudut kelengkungan sudu maksimal yang bisa dibuat hanya sampai pada sudut kelengkungan 150 dengan ketebalan sudu 2 mm. Sudut kelengkungan sudu 160 tidak disimulasi karena sudah tidak bisa didesain. Dengan masalah yang sama, sudut kelengkungan sudu maksimal yang dipakai dalam proses eksperimen hanya sampai pada sudut kelengkungan sudu 140 dengan ketebalan sudu 3 mm. Dalam proses eksperimen tidak menggunakan rotor dengan ketebalan sudu 2 mm karena rawan patah Aliran Fluida Masuk Aliran fluida masuk (inlet flowrate) diilustrasikan dalam Gambar 4.3 dibawah ini. Sebuah tangki diisi air oleh pompa dengan kapasitas 600 lpm. Setelah air mencapai head yang ditentukan, air akan mengalir melalui saluran overflow dan saluran fluida masuk ke turbin. Aliran fluida masuk ke turbin didapatkan dengan pengurangan antara kapasitas dari pompa dan debit yang keluar dari saluran overflow. Debit yang keluar dari saluran overflow dihitung dengan jumlah volume yang tertampung dalam gelas ukur per satuan waktu.
5 26 Gambar 4. 3 Ilustrasi aliran fluida masuk Dari percobaan yang telah dilakukan, suatu fenomena terlihat dari efek rotor turbin terhadap aliran fluida masuk seperti disajikan dalam Tabel 4.2 dibawah ini. Tabel 4. 2 Efek rotor terhadap aliran fluida masuk Q i x 10 3 Variation [m 3 /s] Without Rotor 19,17 With Rotor (Blade Curvature Angle) ,62 8,77 8,87 9,06 9,22
6 27 Perbedaan yang signifikan antara aliran fluida masuk tanpa rotor dengan aliran fluida masuk dengan rotor diperlihatkan dalam Tabel 4.2. Aliran fluida masuk tanpa penambahan rotor menghasilkan debit 19,17 x 10-3 m 3 /s untuk mengantarkan fluida mencapai head yang telah ditentukan. Sedangkan aliran fluida masuk dengan penambahan rotor hanya menghasilkan debit rata-rata 8,91 x 10-3 m 3 /s. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kerugian fluida yang dialami adalah 10,26 x 10-3 m 3 /s atau sekitar 53 %. Di lain pihak, penambahan rotor dengan berbagai variasi sudut kelengkungan ternyata juga mempengaruhi aliran fluida masuk. Sebuah grafik yang menyatakan hubungan antara sudut kelengkungan sudu dengan debit dari aliran fluida masuk diperlihatkan pada Gambar 4.4. Gambar tersebut menjelaskan bahwa debit dari aliran fluida masuk mempunyai nilai yang terus meningkat sebanding dengan bertambahnya sudut kelengkungan sudu dari rotor turbin. Awalnya, pada sudut kelengkungan 100 diperoleh aliran fluida masuk sebesar 8,62 liter/s. Aliran fluida masuk semakin bertambah besar hingga pada sudut kelengkungan sudu 140 sebesar 9,22 liter/s. Gambar 4. 4 Grafik hubungan sudut kelengkungan sudu terhadap aliran fluida masuk
7 Tip Speed Ratio Tip speed ratio (TSR) merupakan salah satu parameter penting yang digunakan untuk menggambarkan performa sebuah turbin. Tip speed ratio didefinisikan sebagai rasio dari kecepatan tangensial pada blade tip dengan kecepatan aktual fluida. Untuk menghitung TSR digunakan persamaan dibawah ini (Sarma et al., 2014).... (2.6) Dimana, adalah kecepatan putar rotor, rad/s ; adalah diameter rotor, m ; adalah kecepatan fluida masuk, m/s. Aliran fluida masuk telah dijelaskan pada subbab sebelumnya. Pada subbab tersebut menyatakan bahwa sudut kelengkungan sudu mampu mempengaruhi aliran fluida masuk. Aliran fluida masuk yang didapat antara sudut kelengkungan sudu 100 sampai 140 adalah semakin bertambah besar seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 4.2. Hal ini berlaku sama dengan kecepatan fluida masuk karena aliran fluida masuk merupakan fungsi yang sebanding dengan kecepatan fluida masuk. Hubungan antara aliran fluida masuk dan kecepatan fluida masuk dinyatakan dalam persamaan dibawah ini.... ( 4.1) Dimana, adalah aliran fluida masuk, m 3 /s; adalah luas penampang pipa, m 2 ; dan adalah kecepatan fluida masuk, m/s. Diketahui bahwa luas penampang pipa adalah 0, m 2 (Lampiran 3) dan aliran fluida masuk terdapat pada Tabel 4.2. Maka, kecepatan fluida masuk didapat sesuai dengan Tabel 4.3 dibawah ini. Tabel 4. 3 Kecepatan fluida masuk pada variasi sudut kelengkungan sudu Blade Curvature Angle [m/s] 6,6 6,7 6,8 6,9 7,1
8 29 Berdasarkan data-data diatas, maka nilai TSR pada setiap variasi sudut kelengkungan sudu dapat dilihat dalam Tabel 4.4. Tabel 4. 4 Kecepatan putar dan Tip Speed Ratio pada masing-masing variasi sudut kelengkungan sudu Blade Curvature Angle Angular Velocity [rpm] TSR ,20 484,18 514,50 541,12 645,00 0,301 0,302 0,317 0,326 0,382 Gambar 4. 5 Grafik hubungan antara variasi sudut kelengkungan sudu dengan kecepatan putar dan TSR Gambar 4.5 menjelaskan tentang hubungan sudut kelengkungan sudu terhadap kecepatan putar dan tip speed ratio. Kecepatan putar dan TSR maksimum terdapat pada sudut kelengkungan sudu 140. Awalnya, rotor dengan sudut kelengkungan sudu 100 hanya mampu menghasilkan kecepatan putar dan TSR masing-masing 475,2 rpm dan 0,301. Pada sudut kelengkungan sudu 110 manghasilkan nilai kecepatan putar dan TSR masing-masing 484,18 rpm dan 0,302. Kecepatan putar dan TSR terus mengalami kenaikan pada sudut kelengkungan sudu berikutnya hingga pada sudut kelengkungan sudu 140 menghasilkan nilai kecepatan putar dan TSR masing-masing 645 rpm dan 0,382.
9 Daya Input Daya input merupakan daya maksimal yang dihasilkan akibat potensial fluida. Daya dari aliran fluida merupakan fungsi dari density air ( ), gravitasi ( ), ketinggian/head ( ) dan debit pada aliran fluida masuk ( ). Diketahui bahwa density air ( ) adalah 997,01 kg/m 3 (Lampiran 6). Gravitasinya adalah 9,81 m/s 2. Head diukur dari level permukaan air tanki atas sampai pada air yang mengenai sudu rotor yaitu dengan ketinggian 2 m. Sementara itu, besarnya debit tergantung pada variasi sudut kelengkungan sudu sesuai pada Tabel 4.2. Data-data tersebut digunakan untuk menghitung daya yang dihasilkan fluida dengan persamaan:... (2.1) Dimana, adalah daya input/ daya dari aliran fluida. Maka, dengan persamaan 4.3 tersebut didapatkan besaran daya input yang tercantum dalam Tabel 4.5 dibawah ini. Tabel 4. 5 Daya input dari setiap variasi sudut kelengkungan sudu Blade Curvature Angle [ ] Power Input ( ) [Watt] 168,6 171,5 173,5 177,3 180,3 Dengan head yang sama, daya input yang dihasilkan oleh tiap-tiap sudut kelengkungan sudu ternyata berbeda-beda seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.5. Awalnya, daya input pada sudut kelengkungan sudu 100 adalah 168,6 Watt. Pada sudut kelengkungan sudu 110 didapat daya input sebesar 171,5 Watt. Nilai daya input terus meningkat pada sudut kelengkungan berikutnya hingga pada sudut kelengkungan sudu 140 dihasilkan daya input sebesar 180,3 Watt.
10 Performa Rotor Performa rotor digambarkan oleh besarnya tegangan, daya listrik dan koefisien daya yang dihasilkan dari variasi sudut kelengkungan sudu. Daya listrik didapatkan dengan persamaan (2.4) Dimana, adalah daya output [Watt], adalah tegangan [Volt], dan adalah arus listrik [Ampere]. Setelah itu, daya output digunakan untuk mencari koefisien daya dengan persamaan berikut. adalah koefisien daya.... (2.5) Berikut adalah data-data tegangan, daya listrik dan koefisien daya yang dihasilkan dari variasi sudut kelengkungan sudu dijelaskan dalam Tabel 4.6. Tabel 4. 6 Performa rotor dilihat dari besaran tegangan, daya listrik dan koefisien daya Blade Curvature Voltage Power Output ( ) Power Coefficient Angle [ ] [Volt] [Watt] ( ) 100 8,4 1,9 0, ,2 2,4 0, ,1 3,0 0, ,9 3,6 0, ,5 4,2 0,023
11 32 Gambar 4. 6 Hubungan antara sudut kelengkungan sudu terhadap performa rotor Penerapan turbin Savonius sekarang ini tidak hanya diaplikasikan pada fluida angin. Bahkan, penggunaan turbin Savonius pada media air mampu menghasilkan performa yang lebih baik dibandingkan dengan media angin. Hal ini disebabkan karena fluida air mempunyai momentum yang lebih besar dari pada fluida angin. Berbagai variasi dari sudut kelengkungan sudu memberikan pengaruh terhadap kinerja rotor baik pada Savonius Hydrokinetic Turbine maupun Savonius Wind Turbine. Seperti percobaan yang pernah dilakukan oleh Ahmed (2013). Dalam penelitian tersebut, rotor dengan berbagai variasi sudut kelengkungan sudu diuji pada wave channel test untuk dicari kecepatan putar yang dihasilkan dari masing-masing variasi tersebut. Adapun variasi sudut kelengkungan sudu yang diuji adalah 60, 65, 70, 76, 80, 85, dan 90. Kecepatan putar terus bertambah pada sudut kelengkungan sudu 60 sampai 70. Kemudian, kecepatan putar mulai menurun pada sudut kelengkungan sudu 76 sampai 85. Sedangkan pada sudut kelengkungan sudu 90, kecepatan putar rotor sudah tidak konsisten. Dan rotor mencapai performa yang maksimal pada sudut kelengkungan sudu 70 dengan nilai non-dimensioned rpm 1,3. Non-dimensioned rpm adalah rasio antara kecepatan putar yang dihasilkan oleh tiap-tiap rotor dengan kecepatan putar terkecil dari seluruh variasi. Penelitian yang lain dilakukan oleh Kamoji (2009) dimana meneliti tentang pengaruh blade arc angle
12 33 terhadap koefisien daya yang dihasilkan pada Savonius Wind Turbine yang sudah dimodifikasi. Variasi blade arc angle yang digunakan adalah 110, 124, 135, dan 150. Dalam penelitian tersebut, performa yang paling optimal terdapat pada blade arc angle 124. Koefisien daya yang dihasilkan pada blade arc angle 124 adalah 0,20. Dua penelitian diatas menjelaskan bahwa performa yang dihasilkan dari variasi sudut kelengkungan sudu rotor turbin akan mengalami titik optimal pada sudut kelengkungan tertentu. Namun, pada penelitian tentang Horizontal Axis Water Turbine (HAWT) ini dihasilkan performa yang terus meningkat dari tiaptiap variasi sudut kelengkungan sudu yang dikenakan. Gambar 4.6 menjelaskan tentang performa rotor dengan variasi sudut kelengkungan sudu pada penelitian tentang HAWT. Variasi sudut kelengkungan sudunya adalah 100, 110, 120, 130, dan 140. Dalam gambar tersebut dijelaskan bahwa performa rotor digambarkan dengan nilai tegangan, daya listrik/ daya output, dan koefisien daya yang dihasilkan dari setiap variasi sudut kelengkungan sudu. Hubungan dari ketiga variabel tersebut adalah semakin besar tegangan yang dihasilkan, daya listrik dan koefisien daya juga semakin besar. Hal ini terlihat pada sudut kelengkungan sudu 100 menghasilkan tegangan 8,4 Volt, daya listrik 1,9 Watt, dan koefisien daya 0,012. Pada sudut kelengkungan 110, tegangan bertambah menjadi 9,2 Volt dan menghasilkan daya listrik serta koefisien daya masingmasing 2,4 Watt dan 0,014. Nilai dari tegangan, daya listrik dan koefisien daya terus bertambah dari sudut kelengkungan sudu 100 sampai 140. Performa maksimal terdapat pada sudut kelengkungan sudu 140 dengan nilai tegangan, daya listrik dan koefisien daya masing-masing sebesar 11,5 Volt, 4,2 Watt, dan 0,023. Bila melihat data dari simulasi, nilai torsi terbesar terjadi pada sudut kelengkungan sudu 140. Sama halnya dengan data dari hasil eksperimen, daya output terbesar yang dibangkitkan oleh generator terjadi pada rotor dengan sudut kelengkungan sudu 140. Kesesuaian antara data hasil simulasi dengan data hasil eksperimen dapat dilihat pada Gambar 4.7.
13 34 (a) Experimental result (b) Simulation result Gambar 4. 7 Kesesuaian antara hasil simulasi dengan data eksperimen Gambar 4.7. merupakan perbandingan performa antara data yang didapat dari simulasi dengan data dari eksperimen. Dari gambar tersebut diketahui bahwa torsi yang dihasilkan dari simulasi dan power output dari eksperimen mempunyai tren yang sama. Dengan sudut kelengkungan sudu yang sama antara 100 sampai 140, performa rotor baik dari hasil simulasi maupun eksperimen menunjukkan tren yang terus meningkat.
BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka
BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Chen, dkk (2013) meneliti tentang Vertical Axis Water Turbine (VAWT) yang diaplikasikan untuk menggerakkan power generation untuk aliran air dalam pipa. Tujuannya
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL EFEK JUMLAH SUDU PADA TURBIN AIR BERSUMBU HORISONTAL TIPE DRAG TERHADAP PEMBANGKITAN TENAGA PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA
STUDI EKSPERIMENTAL EFEK JUMLAH SUDU PADA TURBIN AIR BERSUMBU HORISONTAL TIPE DRAG TERHADAP PEMBANGKITAN TENAGA PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan studi eksperimental adalah sebagai berikut: Alat a) Aparatus Test b) Multi Meter c) Alternator d) Pompa Sentrifugal
Lebih terperinciPENGARUH SUDUT KELENGKUNGAN SUDU SAVONIUS PADA HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE TERHADAP POWER GENERATION
PENGARUH SUDUT KELENGKUNGAN SUDU SAVONIUS PADA HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE TERHADAP POWER GENERATION SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh: TAUFAN APHA
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KELENGKUNGAN SUDU DARI HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE DENGAN TIPE DRAG TERHADAP POWER GENERATION PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH DEPTH TO WIDTH RATIO HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH DEPTH TO WIDTH RATIO HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE (HAWT) DENGAN TIPE DRAG PADA ALIRAN DALAM PIPA TERHADAP POWER GENERATION SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS WATER TURBINE PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA
PENGARUH JUMLAH SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS WATER TURBINE PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh: IMRON HAMZAH NIM. I1414022
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka (Chen, J., et al., 2013) meneliti tentang Vertical Axis Water Turbine (VAWT) yang diaplikasikan untuk menggerakkan Power Generation untuk aliran air dalam
Lebih terperinciStudi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius
Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius Bambang Arip Dwiyantoro*, Vivien Suphandani dan Rahman Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHAD AP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE
ANALISIS PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHAD AP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE Hasnul Khuluqi 1*, Syamsul Hadi 2*, Dominicus Danardono 3*. 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo
PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo PENGARUH VARIASI JUMLAH STAGE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS TIPE- L Krisna Slamet Rasyid, Sudarno, Wawan Trisnadi
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH JUMLAH SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS WATER TURBINE PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA ABSTRACT
STUDI PENGARUH JUMLAH SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS WATER TURBINE PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA Imron Hamzah 1, Syamsul Hadib 1, D. Danardono Dwi Prija Tjahjanac 1 1 Jurusan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciSTART STUDI LITERATUR MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN. PENGUMPULAN DATA : - Kecepatan Angin - Daya yang harus dipenuhi
START STUDI LITERATUR MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN PENGUMPULAN DATA : - Kecepatan Angin - Daya yang harus dipenuhi PENGGAMBARAN MODEL Pemilihan Pitch Propeller (0,2 ; 0,4 ; 0,6) SIMULASI CFD -Variasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. Kecepatan arus ( m/s) 0,6 1,2 1,6 1,8. Data kecepatan arus pada musim Barat di Bulan Desember dapt dilihat dari tabel di bawah.
BAB IV ANALISA DATA 4.1 Umum Pada bab ini menguraikan langkah-langkah dalam pengolahan data-data yang telah didapatkan sebelumnya. Data yang didapatkan, mewakili keseluruhan data sistem yang digunakan
Lebih terperinciANALISIS EKSPERIMENTAL PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SKRIPSI
ANALISIS EKSPERIMENTAL PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh
Lebih terperinciPenelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-13 Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin Rahmat Taufiqurrahman dan Vivien Suphandani
Lebih terperinciPENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA
PENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA Syamsul Hadi 1*, Muhammad Sidik Teja Purnama 1, Dominicus Danardono Dwi Prija Tjahjana
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Turbin Cross Flow Tanpa Sudu Pengarah Pengujian turbin angin tanpa sudu pengarah dijadikan sebagai dasar untuk membandingkan efisiensi
Lebih terperinciUJI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDU PENGARAH ALIRAN (GUIDE VANE) TERHADAP DAYA PADA TURBIN SAVONIUS SKRIPSI
UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDU PENGARAH ALIRAN (GUIDE VANE) TERHADAP DAYA PADA TURBIN SAVONIUS SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh : YASIR DENHAS NIM.
Lebih terperinciStudi Numerik 2D dan Uji Eksperimen tentang Karakteristik Aliran dan Unjuk Kerja Helical Savonius Blade dengan Variasi Overlap Ratio 0,1 ; 0,3 dan 0,5
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 F-108 Studi Numerik 2D dan Uji Eksperimen tentang Karakteristik Aliran dan Unjuk Kerja Helical Savonius Blade dengan Variasi Overlap Ratio 0,1
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/naval JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ISSN 2338-0322 Analisa Pengaruh Variasi Bentuk Sudu,
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH)
Dinamika Teknik Mesin, Volume No. Juli 01 Kade Wiratama, Mara, Edsona: Pengaruh PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH) I Kade Wiratama,
Lebih terperinciOPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU
Optimasi Daya Turbin Angin Savonius dengan Variasi Celah (Farid) OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU Ahmad Farid Prodi. Teknik Mesin, Universitas Pancasakti
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Angin Angin adalah gerakan udara yang terjadi di atas permukaan bumi. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara, ketinggian dan temperatur. Semakin besar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Turbin Angin Turbin angin adalah suatu sistem konversi energi angin untuk menghasilkan energi listrik dengan proses mengubah energi kinetik angin menjadi putaran mekanis rotor
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Sudut Plat Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Tipe Savonius Terhadap Performa Turbin
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-635 Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Plat Pengganggu Di Depan turning Blade Turbin Angin Tipe Savonius Terhadap Performa Turbin
Lebih terperinciSKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKAWIRA K NAPITUPULU NIM
UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 0012 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi
Lebih terperinciBab IV Analisis dan Pengujian
Bab IV Analisis dan Pengujian 4.1 Analisis Simulasi Aliran pada Profil Airfoil Simulasi aliran pada profil airfoil dimaskudkan untuk mencari nilai rasio lift/drag terhadap sudut pitch. Simulasi ini tidak
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Pengambilan dan Pengolahan Data Berdasarkan pembelajaran mengenai pembangkit energi tenaga angin yang telah ada maka berdasar dengan fungsi dan kegunaan maka dapat
Lebih terperinciTurbin angin poros vertikal tipe Savonius bertingkat dengan variasi posisi sudut
Dinamika Teknik Mesin 6 (2016) 107-112 Turbin angin poros vertikal tipe Savonius bertingkat dengan variasi posisi sudut I.B. Alit*, Nurchayati, S.H. Pamuji Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mataram,
Lebih terperinciANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK
ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK Ahmad Farid 1, Mustaqim 2, Hadi Wibowo 3 1,2,3 Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal Abstrak Kota Tegal dikenal
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI 2.1 Energi Angin
BAB DASAR TEORI.1 Energi Angin Energi merupakan suatu kekuatan yang dimiliki oleh suatu zat sehingga zat tersebut mempunyai pengaruh pada keadaan sekitarnya. Menurut mediumnya dikenal banyak jenis energi.
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-599 Studi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin Studi
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Batasan Masalah...
i DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... i iv v viii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan dan Manfaat... 2 C. Batasan Masalah... 2 D. Sistematika
Lebih terperinciAnalisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar
Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Ray Posdam J Sihombing 1, Syahril Gultom 2 1,2 Departemen
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 4415 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi
Lebih terperinciUnjuk kerja PLTMH menggunakan turbin savonius dengan variasi sudut deflektor
Unjuk kerja PLTMH menggunakan turbin savonius dengan variasi sudut deflektor S. Supandi*, Y.A. Padang, N. Nurpatria Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram, Jln. Majapahit No. 6 Mataram Nusa Tenggara
Lebih terperinciPENGARUH PEMASANGAN SUDU PENGARAH DAN VARIASI JUMLAH SUDU ROTOR TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN ANGIN SAVONIUS
PENGARUH PEMASANGAN SUDU PENGARAH DAN VARIASI JUMLAH SUDU ROTOR TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN ANGIN SAVONIUS Yunus Fallo1, Bruno B. A. Liu2, Dedy N. Ully3 Abstrak : Pemasangan sudu pengarah di depan sudu
Lebih terperinciPERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI
PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ALVI SYUKRI 090421064 PROGRAM PENDIDIKAN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KARAKTERISTIK RANCANGAN AWAL ROTOR TURBIN ANGIN
PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KARAKTERISTIK RANCANGAN AWAL ROTOR TURBIN ANGIN Sulistyo Atmadi Ahmad Jamaludln Fltroh Peneliti Pusat Teknologi Dirgantara Terapan, LAPAN ABSTRACT A method for determining
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM:
RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM: 612008032 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
digilib.uns.ac.id BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Perpindahan Panas Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT SERANG TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN SUMBU HORISONTAL NACA 4415
NASKAH PUBLIKASI STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT SERANG TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN SUMBU HORISONTAL NACA 4415 Naskah publikasi ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Tugas Akhir pada Jurusan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem serta realisasi perangkat keras pada perancangan skripsi ini. 3.1. Gambaran Alat Alat yang akan direalisasikan adalah sebuah alat
Lebih terperinciAdanya Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang bisa diaplikasikan di daerah pemukiman tersebut tanpa melalui taman nasional
1 2 Kondisi daerah pemukiman sekitar pantai bandealit yang sampai saat ini belum teraliri listrik PLN dan hanya mengandalkan Genset yang hidup 4 jam dalam sehari Kondisi daerah pantai Bandealit yang dikelilingi
Lebih terperinciMoch. Arif Afifuddin Ir. Sarwono, MM. Ridho Hantoro, ST., MT. Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2010
STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI VERTICAL AXIS WIND TURBINE (VAWT) DENGAN VARIASI DESAIN TURBIN Moch. Arif Afifuddin Ir. Sarwono, MM. Ridho Hantoro, ST., MT. Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut
Lebih terperinciPENGARUH PEMASANGAN SUDU PENGARAH DAN VARIASI JUMLAH SUDU ROTOR TERHADAP PERFORMANCE TURBIN ANGIN SAVONIUS TIPE L
PENGARUH PEMASANGAN SUDU PENGARAH DAN VARIASI JUMLAH SUDU ROTOR TERHADAP PERFORMANCE TURBIN ANGIN SAVONIUS TIPE L Dedy Nataniel Ully *1, Bernadus Wuwur 2, Purnawarman Ginting 3 JurusanTeknik Mesin PNK,
Lebih terperinciANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto
ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU Muhammad Suprapto Program Studi Teknik Mesin, Universitas Islam Kalimantan MAB Jl. Adhyaksa No.2 Kayutangi Banjarmasin Email : Muhammadsuprapto13@gmail.com
Lebih terperinciKAJI EKSPERIMEN TURBIN ANGIN POROS HORIZONTAL TIPE KERUCUT TERPANCUNG DENGAN VARIASI SUDUT SUDU UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN
KAJI EKSPERIMEN TURBIN ANGIN POROS HORIZONTAL TIPE KERUCUT TERPANCUNG DENGAN VARIASI SUDUT SUDU UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN Bono Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto,
Lebih terperinciPengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan
Pengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan Agus Sifa a, Casiman S b, Habib Rizqon H c a Jurusan Teknik Mesin,Politeknik Indramayu,Indramayu
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.
29 BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 3.1 Konsep Perancangan Sistem Adapun blok diagram secara keseluruhan dari sistem keseluruhan yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1.
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).
BAB II TEORI DASAR 2.1 Energi Angin Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin adalah udara yang bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah.
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MODEL TURBIN ANGIN UNTWISTED BLADE DENGAN MENGGUNAKAN TIPE AIRFOIL NREL S833 PADA KECEPATAN ANGIN RENDAH
KARAKTERISTIK MODEL TURBIN ANGIN UNTWISTED BLADE DENGAN MENGGUNAKAN TIPE AIRFOIL NREL S833 PADA KECEPATAN ANGIN RENDAH SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh
Lebih terperinciGambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional
BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain daya angin, daya turbin angin, TSR (Tip Speed Ratio), aspect ratio, overlap ratio, BHP (Break Horse
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan energi angin di Indonesia masih sangat kecil, baik yang dimanfaatkan untuk membangkitkan energi listrik ataupun untuk menggerakkan peralatan mekanis seperti
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN KINCIR ANGIN TIPE HORIZONTAL AXIS WIND TURBINE (HAWT) UNTUK DAERAH PANTAI SELATAN JAWA
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN KINCIR ANGIN TIPE HORIZONTAL AXIS WIND TURBINE (HAWT) UNTUK DAERAH PANTAI SELATAN JAWA TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Strata-1 Fakultas Teknik
Lebih terperinciTabel 4.1. Hasil pengujian alat dengan variasi besar beban. Beban (kg)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hasil Pengujian Pengujian dilakukan untuk mendapatkan nilai tegangan dan arus listrik. Pengujian dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: Menentukan beban yang akan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id 23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Validasi Permodelan Validasi permodelan impeller pompa sentrifugal ini berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rajendran dan Purushothaman.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Energi Angin Energi merupakan suatu kekuatan yang dimiliki oleh suatu zat sehingga zat tersebut mempunyai pengaruh pada keadaan sekitarnya. Menurut mediumnya dikenal banyak jenis
Lebih terperinciE =Fu... (1) F = ρav(v-u) BAB II TEORI DASAR. 2.1 Energi Angin. Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin
BAB II TEORI DASAR 2.1 Energi Angin Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin adalah udara yang bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah.
Lebih terperinciSTUDI SIMULASI TENTANG PENGARUH RASIO DIAMETER DAN JUMLAH SUDU TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN CROSS FLOW DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS FLUENT
STUDI SIMULASI TENTANG PENGARUH RASIO DIAMETER DAN JUMLAH SUDU TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN CROSS FLOW DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS FLUENT SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTYPE TURBIN ANGIN VERTIKAL DARRIEUS TIPE H
LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTYPE TURBIN ANGIN VERTIKAL DARRIEUS TIPE H DISUSUN OLEH : Yos Hefianto Agung Prastyo 41311010005 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA
Lebih terperinciPERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE SAVONIUS DUA TINGKAT DENGAN KAPASITAS 100 WATT UNTUK GEDUNG SYARIAH HOTEL SOLO SKRIPSI
PERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE SAVONIUS DUA TINGKAT DENGAN KAPASITAS 100 WATT UNTUK GEDUNG SYARIAH HOTEL SOLO SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh: Satriya
Lebih terperinciDesain Turbin Angin Sumbu Horizontal
Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal A. Pendahuluan Angin merupakan sumberdaya alam yang tidak akan habis.berbeda dengan sumber daya alam yang berasal dari fosil seperti gas dan minyak. Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISIS
BAB V HASIL DAN ANALISIS Dalam bab ini akan dibahas berbagai macam hasil dan analisis dari simulasi yang telah dilakukan. Simulasi dibagi dalam beberapa bagian yaitu : A. Studi numerik : 1. Simulasi dengan
Lebih terperinciPEMBUATAN KODE DESAIN DAN ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DARRIEUS TIPE-H
Pembuatan Kode Desain dan Analisis.. (Agus Muhamad Arsad et al) PEMBATAN KODE DESAIN DAN ANALISIS TRBIN ANGIN SMB VERTIKAL DARRIES TIPE-H Agus Muhamad Arsad*), dan Firman Hartono**) *)niversitas Nurtanio
Lebih terperinciPERANCANGAN TURBIN STRAIGHT BLADE DARRIEUS DENGAN TIGA SUDU
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol No. Mei 05; 4-46 ERANANGAN TURBIN STRAIGHT BLADE DARRIEUS DENGAN TIGA SUDU Supriyo rogram Studi Teknik Konversi Energi oliteknik Negeri Semarang Jl. rof. H. Sudarto, S.H.,
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Konsumsi tenaga listrik Indonesia... 1 Gambar 2.1 Klasifikasi aliran fluida... 6 Gambar 2.2 Daerah aliran inviscid dan aliran viscous... 7 Gambar 2.3 Roda air kuno... 10 Gambar
Lebih terperinciBAB IV DESIGN DAN ANALISA
BAB IV DESIGN DAN ANALISA Pada bab ini penulis hendak menampilkan desain turbin air secara keseluruhan mulai dari profil sudu, perhitungan dan pengecekan kekuatan bagian-bagian utama dari desain turbin
Lebih terperinciKaji Numerik Optimasi Kinerja Rotor Savonius Dua Bilah dan Tiga Bilah
Kaji Numerik Optimasi Kinerja Rotor Savonius Dua Bilah dan Tiga Bilah Maria F. Soetanto (1) dan Asri Yusnita (2) (1) Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir, Ds Ciwaruga,
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh : KHOLIFATUL BARIYYAH NIM. I
UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN SUDU, RADIUS KELENGKUNGAN SUDU DAN KECEPATAN ANGIN PADA TURBIN CROSS FLOW TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN PADA SISTEM PEMULIHAN ENERGI YANG TERINTEGRASI DENGAN
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh : DANANG KURNIAWAN NIM. I
UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH POSISI DAN SUDUT SUDU PENGARAH ALIRAN (GUIDE VANE) TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN CROSS FLOW YANG TERINTEGRASI DENGAN MENARA PENDINGIN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Spesifikasi Kincir Angin BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis kincir angin Kapasitas generator Jumlah blade Jenis blade Diameter kincir angin Tinggi tiang kincir angin Variasi sudut blade Beban Spesifikasi
Lebih terperinciPENGGUNAAN BENTUK SUDU SETENGAH SILINDER ELLIPTIK UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TURBIN SAVONIUS
5 PENGGUNAAN BENTUK SUDU SETENGAH SILINDER ELLIPTIK UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TURBIN SAVONIUS Muhammad Irsyad Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung Keywords : Turbin Angin Savonius Sudu Elliptik
Lebih terperinciRANCANG BANGUN TURBIN ANGIN VERTIKAL JENIS SAVONIUS DENGAN VARIASI JUMLAH STAGE DAN PHASE SHIFT ANGLE UNTUK MEMPEROLEH DAYA MAKSIMUM
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (213) 1-5 1 RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN VERTIKAL JENIS SAVONIUS DENGAN VARIASI JUMLAH STAGE DAN PHASE SHIFT ANGLE UNTUK MEMPEROLEH DAYA MAKSIMUM Fachrudin Suhardiman
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK
40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK Diameter pipa penstock yang digunakan dalam penelitian ini adalah 130 mm, sehingga luas penampang pipa (Ap) dapat dihitung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Metodelogi penelitian merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapan tahapan yang jelas dan runtut yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian.
Lebih terperinciSimulasi Kincir Angin Savonius dengan Variasi Pengarah
Simulasi Kincir Angin Savonius dengan Variasi Pengarah Budi Sugiharto 1,2, Sudjito Soeparman 2, Denny Widhiyanuriyawan 2, Slamet Wahyudi 2 1) Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata
Lebih terperinciSAT. Kajian Eksperimental dan Numerikal Turbin Air Helikal Gorlov Untuk Twist Angle 60 o dan 120 o. Iwan Kurniawan. 1. Pendahuluan
Teknobiologi JI Jurnal Teknobiologi, V(1) 214: 7 13 SAT ISSN : 287 5428 Jurnal Ilmiah Sains Terapan Lembaga Penelitian Universitas Riau Kajian Eksperimental dan Numerikal Turbin Air Helikal Gorlov Untuk
Lebih terperinciBAB I LANDASAN TEORI. 1.1 Fenomena angin
BAB I LANDASAN TEORI 1.1 Fenomena angin Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara dengan arah aliran angin dari tempat yang memiliki tekanan lebih tinggi ke tempat yang bertekanan
Lebih terperinciSIMULASI TURBIN AIR POROS HORISONTAL (HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE/HAWT) DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI FLOW SIMULATION SOLIDWORKS SKRIPSI
SIMULASI TURBIN AIR POROS HORISONTAL (HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE/HAWT) DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI FLOW SIMULATION SOLIDWORKS SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Urutan langkah-langkah pengujian turbin Savonius mengacu pada diagram dibawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian Gambar 3.2 Diagram alir penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian dilakukan dengan beberapa variabel tetap seperti lubang buang sebesar
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Pengujian Pengujian dilakukan dengan beberapa variabel tetap seperti lubang buang sebesar 0,12 m. Penentuan besarnya diameter lubang buang merupakan hasil dari pengujian
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI JUMLAH BLADE TERHADAP AERODINAMIK PERFORMAN PADA RANCANGAN KINCIR ANGIN 300 Watt
Dinamika Teknik Mesin, Volume 4 No. 2 Juli 2014 jumlah Blade Sayoga, Wiratama, Mara, Agus Dwi Catur: Pengaruh Variasi PENGARUH VARIASI JUMLAH BLADE TERHADAP AERODINAMIK PERFORMAN PADA RANCANGAN KINCIR
Lebih terperinciPRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL
PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL Soebyakto Dosen Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal E-mail : soebyakto@gmail.com ABSTRAK Tenaga angin sering disebut sebagai
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT
PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT Novi Caroko 1,a, Wahyudi 1,b, Aditya Ivanda 1,c Universitas
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PROFIL DAN JUMLAH SUDU PADA VARIASI KECEPATAN ANGIN TERHADAP DAYA DAN PUTARAN TURBIN ANGIN SAVONIUS MENGGUNAKAN SUDU PENGARAH DENGAN LUAS SAPUAN ROTOR 0,90 M 2 SKRIPSI Skripsi
Lebih terperinciBAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS
BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS 1.1 Pendahuluan 1.1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembang teknologi yang semakin maju, banyak diciptakan peralatan peralatan yang inovatif serta tepat guna. Dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Marthin, dkk. (2014) melakukan penelitian tentang analisa pada pemanenan air hujan dan pemanfaatannya untuk pembangkit listrik tenaga picohydro.
Lebih terperinciKarakterisasi Turbin Angin Poros Horizontal Dengan Variasi Bingkai Sudu Flat Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Karakterisasi Turbin Angin Poros Horizontal Dengan Variasi Bingkai Sudu Flat Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin Bono, Gatot Suwoto, Margana, Sunarwo Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl.
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA 4.1 DATA Selama penelitian berlangsung, penulis mengumpulkan data-data yang mendukung penelitian serta pengolahan data selanjutnya. Beberapa data yang telah terkumpul
Lebih terperinciSTUDI NUMERIK PENGARUH GEOMETRI DAN DESAIN DIFFUSER UNTUK PENINGKATAN KINERJA DAWT (DIFFUSER AUGMENTED WIND TURBINE)
STUDI NUMERIK PENGARUH GEOMETRI DAN DESAIN DIFFUSER UNTUK PENINGKATAN KINERJA DAWT (DIFFUSER AUGMENTED WIND TURBINE) Adhana Tito 2411106007 Dosen Pembimbing : Dr.Gunawan Nugroho, S.T,M.T. NIPN. 1977 11272002
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Turbin Angin Bila terdapat suatu mesin dengan sudu berputar yang dapat mengonversikan energi kinetik angin menjadi energi mekanik maka disebut juga turbin angin. Jika energi
Lebih terperinciMaximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Variable Speed Wind Turbine (VSWT) Dengan Permanent Magnet Synchronous Generator
Maximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Variable Speed Wind Turbine (VSWT) Dengan Permanent Magnet Synchronous Generator (PMSG) menggunakan Switch Mode Rectifier (SMR) Armaditya T.M.S. 2210 105 019 Dosen
Lebih terperinciJurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN
UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 0012 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH Farel H. Napitupulu 1, Ekawira K. Napitupulu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : Air 3.1.2. Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
Lebih terperinciPENGARUH PROFIL SUDU TERHADAP KOEFISIEN DAYA TURBIN GORLOV
KURVATEK Vol.1. No. 2, November 2016, pp.7-11 ISSN: 2477-7870 7 PENGARUH PROFIL SUDU TERHADAP KOEFISIEN DAYA TURBIN GORLOV Eka Yawara 1,a, Y. Agus Jayatun 1, Daru Sugati 1 Jurusan Teknik Mesin, Sekolah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energi angin merupakan salah satu sumber daya yang berlimpah, ramah lingkungan dan bersifat renewable sehingga berpotensi untuk dikembangkan. Secara keseluruhan potensi
Lebih terperinciPERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE SAVONIUS L SUMBU VERTIKAL. Hendra Darmawan Penulis, Program Studi Teknik Elektro, FT UMRAH,
PERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE SAVONIUS L SUMBU VERTIKAL Hendra Darmawan Penulis, Program Studi Teknik Elektro, FT UMRAH, hendradarmawan11@gmail.com Ibnu Kahfi Bachtiar ST, M.Sc Dosen Pembimbing, Program
Lebih terperinci