PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR"

Transkripsi

1 PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggara-an pemerintahan daerah yang lebih efisien, efektif, transparan, akuntabel dan tidak bertentangan dengan kepentingan umum, serta berdasarkan pada kaidah dan semangat otonomi daerah, sesuai Pasal 23 ayat (1) Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, perlu menetapkan Pengelolaan Keuangan Daerah Propinsi Jawa Timur dengan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur. Mengingat : 1. Undang-undang Nornor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Timuf Juncto Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Mengadakan Perubahan dalam Undang-undang Tahun 1950 Nomor 2 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 32); 2. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685 ) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nornor 4848); 3. Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1

2 4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 5. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaran Negara yang Bebas dan Bersih dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); 6. Undang Undang Nomor 37 tahun 1999 tentang Perjanjian Internasional; 7. Undang Undang Nomor 24 tahun 2000 tentang Hubungan Luar Negeri; 8. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4287); 9. Undang Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4310); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952) ; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4021); 12.Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 203, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4022); 13.Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2000 Nornor 203, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4023); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2000 tentang Pinj'aman Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 204, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4024); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 205, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4025); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4023}; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 2

3 17. Peraturan Pemerintah Nomor 110 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 211, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4029); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090); 19.Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4138); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pengendalian Jumlah Kumulatif Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, serta Jumlah Kumulatif Pinjaman Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 48); 22. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang- undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70); 23. Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 15); 24. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah ; 25. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah, dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ; 26. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pedoman Penilaian Barang Daerah ; 27. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 35/KMK.07/2003 tentang Perencanaan Pelaksanaan Penatausahaan dan Pemantauan Pinjaman Luar Negeri Pemerintah Kepada Daerah ; 28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1996 ; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 3

4 29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pencabutan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1979 tentang Kedudukan Bank Pembangunan Daerah yang melaksanakan fungsi Kas Daerah ; 30.Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 14 Tahun 2000 tentang Dana Cadangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 18 Tahun Dengan persetujuan, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Propinsi. 2. Propinsi adalah Propinsi Jawa Timur. 3. Pemerintah Propinsi adalah Pemerintah Propinsi Jawa Timur. 4. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat. 5. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur. 6. Wakil Gubernur adalah Wakil Gubernur Jawa Timur. 7. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Jawa Timur. 8. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Propinsi Jawa Timur. 9. Badan Pengawasan adalah Badan Pengawasan Propinsi Jawa Timur. 10. Kantor Kas Daerah adalah Kantor Kas Daerah Propinsi Jawa Timur. 11. Unit Swadana Daerah adalah satuan kerja daerah tertentu yang diberi wewenang menggunakan penerimaan fungsionalnya untuk keperluan operasional secara langsung 12. Rencana Stratejik Daerah yang selanjutnya disebut Renstrada adalah rencana lima tahunan yang menggambarkan visi, misi, tujuan, strategi, program dan kegiatan Daerah Propinsi Jawa Timur yang tertuang dalam bentuk Peraturan Daerah. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 4

5 13. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban Pemerintah Propinsi Jawa Timur dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban tersebut, dalam kerangka Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. 14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah suatu rencana keuangan tahunan Daerah Propinsi Jawa Timur yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. 15. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah adalah pejabat dan atau pegawai satuan kerja daerah yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku diberi kewenangan tertentu dalam kerangka pengelolaan keuangan daerah. 16. Pemegang Kekuasaan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah adalah Gubernur yang karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan daerah dan mempunyai kewajiban menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kewenangan tersebut kepada DPRD. 17. Pengguna Anggaran Daerah adalah pejabat pemegang kekuasaan penggunaan Anggaran Belanja Daerah. 18. Pemegang Kas adalah setiap Pegawai Negeri Sipil Daerah yang ditunjuk dan diserahi tugas melaksanakan kegiatan kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan APBD di setiap unit kerja Pengguna Anggaran Daerah. 19. Pembantu pemegang kas adalah setiap Pegawai Negeri Sipil Daerah yang ditunjuk dan diserahi melaksanakan fungsi keuangan tertentu untuk melaksanakan kegiatan pada Satuan Pemegang Kas dalam rangka pelaksanaan APBD di setiap unit kerja Pengguna Anggaran. 20. Satuan Pemegang Kas adalah unit yang dipimpin oleh pemegang kas yang terdiri dari beberapa Pembantu Pemegang Kas yang melaksanakan masirig-masing fungsi Keuangan Daerah. 21. Satuan Pemegang Kas Pembantu adalah unit pembantu Satuan Pemegang Kas yang berfungsi menerima dan menyetor uang hasil Pendapatan Asli Daerah pada Lembaga Teknis Daerah. 22. Pemegang Barang adalah Pegawai Negeri Sipil Daerah yang ditunjuk dan diserahi tugas melaksanakan kegiatan pengelolaan barang daerah di setiap unit kerja Pengguna Anggaran Daerah. 23. Bendahara Umum Daerah adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh Pemegang Kekuasaan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah untuk mengelola penerimaan dan pengeluaran Kas Daerah serta segala bentuk kekayaan Daerah lainnya. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 5

6 24. Kas Daerah adalah tempat menyimpan uang daerah yang ditentukan oleh Bendahara Umum Daerah ; 25. Penerimaan Daerah adalah semua penerimaan Kas Daerah dalam periode Tahun Anggaran tertentu. 26. Pengeluaran Daerah adalah semua pengeluaran Kas Daerah dalam periode Tahun Anggaran tertentu. 27. Pendapatan Daerah adalah semua penerimaan Kas Daerah dalam periode Tahun Anggaran tertentu yang menjadi hak Daerah. 28. Belanja Daerah adalah semua pengeluaran Kas Daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang menjadi beban Daerah. 29. Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk menutup selisih antara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah. 30. Barang Daerah adalah semua kekayaan Daerah yang dimiliki maupun yang dikuasai yang berwujud, baik yang bergerak maupun tidak bergerak beserta bagian-bagiannya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang termasuk hewan dan tumbuhtumbuhan kecuali uang dan surat berharga lainnya. 31. Aset Daerah adalah semua harta kekayaan Daerah baik berwujud maupur tidak berwujud. 32. Piutang Daerah adalah jumlah uang yang menjadi hak Daerah atau Kewajiban pihak lain kepada Daerah sebagai akibat penyerahan uang, barang dan atau jasa oleh Daerah atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 33. Utang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar Daerah sebagai akibat penyerahan uang, barang dan atau jasa kepada Daerah atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 34. Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan Daerah menerima dari pihak lain sejumlah uang atau manfaat bernilai uang sehingga daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali, tidak termasuk kredit jangka pendek yang lazim terjadi dalam perdagangan. 35. Kerugian Daerah adalah berkurangnya kekayaan Daerah yang disebabkan oleh suatu tindakan melanggar hukum atau kelalaian Pemegang Kas atau Pegawai bukan Pemegang Kas dan/atau disebabkan suatu keadaan diluar dugaan dan di luar kemampuan manusia (Force Mejeure); 36. Belanja Modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang bersifat Investasi dan menambah kekayaan daerah. 37. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan adalah pengalihan uang dari Pemerintah Propinsi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan atau pihak lain. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 6

7 38. Belanja tidak tersangka adalah pengeluaran untuk aktivitas yang tidak bisa diduga sebelumnya atau kejadian-kejadian luar biasa seperti bencana alam bencana sosial dan pengeluaran tidak tersangka lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah Daerah. 39. Kegiatan Tahun Jamak (multi years project) adalah kegiatan yang direncanakan/diselesaikan dalam kurun waktu lebih dari satu tahun anggaran. 40. Dana Cadangan Daerah adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang memerlukan dana yang relatif cukup besar yang tidak dapat dibebankan dalam 1 (satu) tahun anggaran. 41. Dana Depresiasi adalah dana yang disisihkan untuk penggantian aset pada akhir masa umur ekonomisnya. 42. Dana Investasi adalah dana yang dibentuk melalui berbagai sumber dana yang belum digunakan pada saat tertentu untuk kemudian diinvestasikan ke sektor-sektor yang produktif. BAB II RUANG LINGKUP DAN AZAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Bagian Pertama Ruang Lingkup Pasal 2 (1) Pengelolaan Keuangan Daerah meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban serta pengawasan keuangan daerah yang berkaitan dengan APBD ; (2) Pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. perencanaan yang mencakup proses penetapan Arabdan Kebijakan Umum APBD, penentuan Strategi dan Prioritas APBD serta penyusunan Program, Kegiatan, dan Anggaran ; b. pelaksanaan realisasi APBD ; c. penatausahaan dan atau pencatatan dan pengklasifikasian transaksi keuangan daerah selama pelaksanaan APBD ; d. pengawasan dan pengendalian yang lebih bersifat preventif dan represif yang ditujukan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna anggaran ; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 7

8 e. pertanggungjawaban dan atau pelaporan Pemerintah Propinsi atas pelaksanaan APBD. Bagian Kedua Azas Umum Pasal 3 Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan azas keadilan dan kepatutan. Pasal 4 (1) APBD merupakan Dasar Pengelolaan Keuangan Daerah untuk tahun anggaran tertentu yang disusun dengan pendekatan kinerja ; (2) APBD yang disusun dengan Pendekatan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 memuat: a. sasaran yang diharapkan menurut fungsi belanja; b. standar pelayanan yang diharapkan dan perkiraan biaya satuan komponen kegiatan yang bersangkutan; c. bagian pendapatan APBD yang membiayai belanja administrasi umum, belanja operas! dan pemeliharaan, dan belanja modal ; (3) Untuk mengukur kinerja keuangan Pemerintah Daerah dikembangkan standar analisa belanja, tolok ukur kinerja dan standar biaya ; (4) Standar analisa belanja, tolok ukur kinerja dan standar biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur. Pasal 5 Tahun fiskal APBD sama dengan tahun fiskal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Pasal 6 (1) Semua Penerimaan dan Pengeluaran Daerah dalam rangka desentralisasi dicatat dan dikelola dalam APBD ; (2) APBD, Perubahan APBD, dan Perhitungan APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah dan merupakan dokumen Daerah. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 8

9 Pasal 7 Dalam penyusunan APBD, penyusunan anggaran belanja harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup. Pasal 8 Semua Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan dianggarkan secara bruto dalam APBD. Pasal 9 (1) Jumlah pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD merupakan batas penerimaan minimal yang terukur secara rasional untuk setiap sumber pendapatan daerah ; (2) Jumlah belanja yang dianggarkan dalam APBD merupakan batas tertinggi untuk setiap jenis belanja ; (3) Pengguna anggaran dilarang melakukan pengeluaran atas beban anggaran Daerah untuk tujuan selain yang ditetapkan dalam APBD ; (4) Perkiraan Sisa Lebih Perhitungan APBD Tahun Lalu dicatat sebagai saldo awal pada APBD tahun berikutnya, sedangkan realisasi Sisa Lebih Perhitungan APBD Tahun Lalu dicatat sebagai saldo awal pada Perubahan APBD. Pasal 10 Penerimaan dan Pengeluaran Kas oleh Pemerintah Propinsi dilaksanakan melalui Kas Daerah. BAB III KEWENANGAN, HAK, DAN KEWAJIBAN GUBERNUR DAN DPRD Bagian Pertama Kewenangan, Hak dan Kewajiban Gubernur Pasal 11 (1) Gubernur merupakan pemegang kekuasaan umum pengelolaan Keuangan Daerah dan dapat mendelegasikan kewenangannya kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah ; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 9

10 (2) Gubernur menyelenggarakan kekuasaan umum pengelolaan Keuangan Daerah berdasarkan Peraturan Daerah dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; (3) Pendelegasian kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Pasal 12 Gubernur sebagai pemegang kekuasaan umum pengelolaan keuangan daerah mempunyai kewenangan untuk: a. bersama DPRD menetapkan Arah dan Kebijakan Umum APBD; b. menyusun rancangan APBD, Perubahan APBD, dan Perhitungan APBD ; c. bersama DPRD menetapkan APBD, Perubahan APBD, dan Perhitungan APBD. Bagian Kedua Kewenangan, Hak dan Kewajiban DPRD Pasal 13 (1) DPRD selaku badan legislatif Daerah mempunyai kewenangan, hak dan kewajiban di bidang pengelolaan keuangan daerah ; (2) Kewenangan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut : a. bersama Gubernur menetapkan Arah dan Kebijakan Umum APBD ; b. bersama Gubernur menetapkan APBD, perubahan APBD dan Perhitungan APBD ; c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan APBD. (3) Hak DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut: a. Mengadakan perubahan atas Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD, Perubahan APBD dan Perhitungan APBD; b. Menentukan anggaran belanja DPRD sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; c. Meminta dan menilai laporan pertanggungjawaban Gubernur termasuk didalamnya tentang pelaksanaan anggaran dan kinerja gubernur secara keseluruhan. (4) Kewajiban DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah melakukan penyerapan aspirasi masyarakat sebagai dasar penyusunan arah dan kebijakan umum APBD. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /

11 Pasal 14 Pelaksanaan kewenangan, hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, 12 dan Pasal 13 dilaksanakan atas dasar profesionalisme kerja yang dilandasi oleh prinsip-prinsip manajemen yang efisien, efektif dan demokratis serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IV KEDUDUKAN KEUANGAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR Bagian Pertama Gaji dan Tunjangan Pasal 15 (1) Gubernur dan Wakil Gubernur diberikan gaji yang terdiri dari gaji pokok, tunjangan jabatan, dan tunjangan lainnya ; (2) Besarnya gaji pokok Gubernur dan Wakil Gubernur ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; (3) Tunjangan jabatan dan tunjangan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku bagi pejabat Negara, kecuali ditentukan lain dengan peraturan perundang-undangan ; (4) Gubernur dan Wakil Gubernur tidak dibenarkan menerima penghasilan dan atau fasilitas rangkap dari Negara. Bagian Kedua Sarana dan Prasarana Pasal 16 (1) Gubernur dan Wakil Gubernur disediakan masing-masing sebuah rumah jabatan beserta perlengkapannya dan kendaraan dinas ; (2) Apabila Gubernur dan Wakil Gubernur berhenti dari jabatannya, rumah jabatan beserta perlengkapannya dan kendaraan dinas diserahkan kembali secara lengkap dan dalam keadaan baik kepada Pemerintah Propinsi; (3) Jangka waktu pengembalian rumah Jabatan beserta perlengkapan dan kendaraan dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), paling lambat satu bulan setelah masa jabatan berakhir. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /

12 Bagian Ketiga Biaya Operasional Pasal 17 (1) Dalam melaksanakan tugasnya, Gubernur dan Wakil Gubernur karena jabatannya disediakan anggaran belanja ; (2) Anggaran belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. Biaya Rumah Tangga ; b. Biaya Pembelian Inventaris Rumah Jabatan ; c. Biaya Pemeliharaan Rumah Jabatan dan Inventaris yang digunakan ; d. Biaya Pemeliharaan Kendaraan Dinas ; e. Biaya Pemeliharaan Kesehatan; f. Biaya Perjalanan Dinas; g. Biaya Pakaian Dinas; h. Biaya Penunjang Operasioanal. Pasal 18 (1) Biaya Rumah Tangga merupakan biaya yang dipergunakan untuk rnembiayai kegiatan rumah tangga Gubernur dan Wakil Gubernur; (2) Biaya Pembelian Inventaris Rumah Jabatan merupakan biaya yang dipergunakan untuk membeli barang-barang inventaris rumah jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur; (3) Biaya Pemeliharaan Rumah Jabatan dan Barang-Barang Inventaris merupakan biaya yang digunakan untuk pemeliharaan rumah jabatan dan barang-barang inventaris yang dipakai atau dipergunakan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur; (4) Biaya Pemeliharaan Kendaraan Dinas rnerupakan biaya yang dipergunakan untuk pemeliharaan kendaraan dinas yang dipakai atau dipergunakan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur; (5) Biaya Pemeliharaan Kesehatan merupakan biaya yang dipergunakan untuk pengobatan, perawatan, rehabilitasi, tunjangan cacat dan uang duka bagi Gubernur dan Wakil Gubernur beserta keluarganya ; (6) Biaya Perjalanan Dinas merupakan biaya yang dipergunakan untuk membiayai perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas Gubernur dan Wakil Gubernur; (7) Biaya Pakaian Dinas merupakan biaya yang dipergunakan untuk pengadaan pakaian dinas Gubernur dan Wakil Gubernur berikut atributnya ; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /

13 (8) Biaya Penunjang Operasional merupakan biaya yang dipergunakan untuk koordinasi, penanggulangan kerawanan sosial masyarakat, pengamanan dan kegiatan khusus lainnya guna mendukung pelaksanaan tugas Gubernur dan Wakil Gubernur. Pasal 19 Besarnya anggaran biaya penunjang operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf h ditetapkan paling tinggi 0,15% dari Pendapatan Asli Daerah Propinsi. BAB V KEDUDUKAN KEUANGAN DPRD Pasal 20 (1) Kedudukan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD ditentukan oleh DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama-sama Pemerintah Propinsi; (2) Pimpinan DPRD menetapkan Keputusan yang menyangkut pengaturan penggunaan anggaran DPRD sesuai dengan alokasi anggaran yang tersedia dalam APBD. Bagian Pertama Penghasilan Tetap Pasal 21 Penghasilan Tetap Pimpinan dan Anggota DPRD terdiri dari: a. Uang Representasi; b. Uang Paket; c. Tunjangan Jabatan; d. Tunjangan Kornisi; e. Tunjangan Khusus; f. Tunjangan Perbaikan Penghasilan. Pasal 22 (1) Uang Representasi adalah uang yang diberikan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD sehubungan dengan kedudukannya sebagai Pimpinan dan anggota DPRD ; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /

14 (2) Uang Paket adalah uang yang diberikan kepada Pimpinan dan anggota DPRD dalam menghadiri dan mengikuti rapat-rapat yang terdiri dari uang transpor lokal dan uang makan ; (3) Tunjangan Jabatan adalah uang yang diberikan kepada Pimpinan DPRD karena kedudukannya sebagai Ketua dan Wakil Ketua DPRD ; (4) Tunjangan Komisi adalah tunjangan yang diberikan kepada anggota DPRD sehubungan dengan kedudukannya sebagai Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan anggota Komisi; (5) Tunjangan Khusus adalah tunjangan yang diberikan kepada Pimpinan dan anggota untuk pembayaran Pajak Penghasilan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku ; (6) Tunjangan Perbaikan Penghasilan adalah uang yang diberikan kepada Pimpinan dan anggota DPRD untuk menambah penghasilan. Pasal 23 (1) Pimpinan dan anggota DPRD menerima Uang Representasi ; (2) Besarnya Uang Representasi bagi Ketua DPRD paling tinggi 60% (enam puluh perseratus) dari gaji pokok Gubernur; (3) Besarnya Uang Representasi bagi Wakil Ketua DPRD paling tinggi 90% (sembilan puluh perseratus) dari Uang Representasi Ketua DPRD ; (4) Besarnya Uang Representasi bagi anggota DPRD paling tinggi 80% (delapan puluh perseratus) dari Uang Representasi Ketua DPRD ; (5) Selain Uang Representasi, kepada Pimpinan dan anggota DPRD diberikan Tunjangan Keluarga dan Tunjangan Beras ; (6) Tunjangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5), besarnya sama dengan ketentuan yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil. Pasal 24 (1) Pimpinan dan anggota DPRD diberikan Uang Paket; (2) Besarnya Uang Paket sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling tinggi 25% (dua puluh lima perseratus) dari Uang Representasi yang bersangkutan. Pasal 25 (1) Pimpinan DPRD diberikan Tunjangan Jabatan ; (2) Besarnya Tunjangan Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling tinggi 50% (lima puluh perseratus) dari Uang Representasi yang bersangkutan. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /

15 Pasal 26 (1) (1) Anggota DPRD dalam kedudukannya sebagai Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan anggota Komisi diberikan Tunjangan Komisi; (2) Besarnya Tunjangan Kornisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut: a. Ketua paling tinggi 20% (dua puluh perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD ; b. Wakil Ketua paling tinggi 15% (lima belas perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD ; c. Sekretaris paling tinggi 15% (lima belas perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD ; d. Anggota paling tinggi 10% (sepuluh perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD. Pasal 27 Pimpinan dan anggota DPRD diberikan Tunjangan Khusus. Pasal 28 Pimpinan dan anggota DPRD diberikan tunjangan Perbaikan Penghasilan yang besarnya sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Bagian Kedua Tunjangan Peningkatan Kinerja DPRD Pasal 29 Dalam rangka meningkatkan Kinerja DPRD, pimpinan dan anggota DPRD diberikan tunjangan peningkatan kapasitas legislatif yang terdiri dari: a. Tunjangan Peningkatan Kualitas SDM; b. Tunjangan Mobilitas; c. Tunjangan Penyerapan Aspirasi Masyarakat; d. Tunjangan Pembahasan AKU (Arah dan Kebijakan Umum); e. Tunjangan Komunikasi Sosial; f. Tunjangan Optimalisasi Pengawasan dan Evaluasi pelaksanaan APBD. yang besarnya disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /

16 Bagian Ketiga Tunjangan Panitia Pasal 30 (1) Anggota DPRD dalam kedudukannya sebagai Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan anggota Panitia diberikan Tunjangan Panitia ; (2) Besarnya Tunjangan Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut : a. Ketua paling tinggi 15% (lima belas perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD ; b. Wakil Ketua paling tinggi 10% (sepuluh perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD ; c. Sekretaris paling tinggi 10% (sepuluh perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD ; d. Anggota paling tinggi 5% (lima perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD. Bagian Keempat Tunjangan Kesejahteraan Pasal 31 (1) Pimpinan DPRD dan Anggota DPRD diberikan Tunjangan Kesejahteraan; (2) Besarnya Tunjangan Kesejahteraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. Bagian Kelima Tunjangan Kesehatan Pasal 32 (1) Pimpinan dan Anggota DPRD diberikan Tunjangan Kesehatan dan pengobatan; (2) Tunjangan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk jaminan asuransi; (3) Pimpinan DPRD dan Anggota DPRD setiap tahun diberikan 1 (satu) kali Tunjangan Biaya General Check Up Kesehatan; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /

17 (4) Besarnya biaya pengobatan dan biaya General Check Up Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah; (5) Pimpinan dan Anggota DPRD beserta keluarga diberikan bantuan biaya pemeliharaan kesehatari yaitu penggantian biaya pemeriksaan, pengobatan dan perawatan dokter sesuai dengan bukti-bukti yang sah. Pasal 33 Apabila Pimpinan atau anggota DPRD meninggal dunia, kepada ahli waris diberikan: a. Uang duka wafat sebesar 3 (tiga) kali Uang Representasi atau apabila meninggal dunia dalam menjalankan tugas diberikan uang duka tewas sebesar 6 (enam) kali Uang Representasi ; b. Bantuan biaya pengangkutan jenazah dan pemakaman. Bagian Keempat Sarana dan Prasarana Pasal 34 (1) Ketua DPRD disediakan sebuah rumah jabatan beserta perlengkapannya dan 1 (satu) unit kendaraan dinas ; (2) Para Wakil Ketua DPRD disediakan masing-masing sebuah rumah jabatan dan sebuah kendaraan dinas ; (3) Para Pimpinan Komisi disediakan masing-masing sebuah kendaraan dinas ; (4) Biaya pemeliharaan rumah jabatan beserta perlengkapan, dan kendaraan dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dibebankan pada APBD ; (5) Apabila Ketua dan para Waki! Ketua DPRD berhenti atau berakhir masa baktinya, rumah jabatan beserta perlengkapan dan kendaraan dinas a'iserahkan kembali dalam keadaan baik kepada Pemerintah Propinsi; (6) Apabila Pimpinan Komisi DPRD berhenti atau berakhir masa bhaktinya kendaraan dinas diserahkan kembali dalam keadaan baik kepada Pemerintah Propinsi; (7) Penyerahan rumah jabatan beserta perlengkapannya dan kendaraan dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6) dilaksanakan paling larnbat 1 (satu) bulan setelah berakhirnya masa jabatan. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /

18 Pasal 35 Pimpinan dan anggota DPRD disediakan pakaian dinas sesuai dengan kemampuan Keuangan Daerah. Bagian Keenam Biaya Kegiatan DPRD Pasal 36 Untuk kelancaran pelaksanaan tugas DPRD, pada Belanja Sekretariat DPRD disediakan : a. Belanja Pegawai; b. Belanja Barang; c. Belanja Perjalanan Dinas; d. Belanja Pemeliharaan; e. Belanja Penunjang Kegiatan. Pasal 37 (1) Belanja Pegawai adalah Belanja Pegawai Sekretariat DPRD; (2) Belanja Barang adalah belanja barang dan jasa yang diperlukan Sekretariat DPRD untuk menunjang kegiatan DPRD; (3) Belanja Perjalanan Dinas adalah belanja perjalanan dinas pimpinan dan anggota DPRD dan Sekretariat DPRD; (4) Belanja Perjalanan Dinas Pimpinan dan Anggota DPRD standarnya disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah; (5) Belanja Pemeliharaan adalah belanja pemeliharaan rumah jabatan dan kendaraan dinas Ketua dan Wakil Ketua DPRD serta sarana dan prasarana perkantoran Sekretariat DPRD; (6) Belanja Penunjang Kegiatan adalah belanja untuk menunjang kegiatan DPRD yang tidak terduga dan penyediaan tenaga ahli. Pasal 38 Besarnya belanja penunjang kegiatan sebagaimana dirnaksud dalam Pasal 36 huruf e ditetapkan paling tinggi sebesar 0,25% (duapuluh lima persepuluh ribu) dari Pendapatan Asli Daerah Propinsi. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /

19 Bagian Ketujuh Pengelolaan Keuangan DPRD Pasal 39 (1) Pimpinan DPRD dan Sekretaris DPRD menyusun Rencana Anggaran Belanja DPRD berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (2) Rencana Anggaran Belanja sebagaimana dirnaksud pada ayat (1) dibahas bersama dengan Eksekutif untuk selanjutnya dicantumkan dalam RAPBD; (3) Anggaran Belanja DPRD dan Sekretariat DPRD merupakan bagian yang tak terpisahkan dari APBD ; (4) Anggaran Belanja DPRD dikelola secara terpisah dengan Anggaran Belanja Sekretariat DPRD; (5) Administrasi pengelolaan keuangan DPRD dilaksanakan oleh Sekretaris DPRD dan Pertanggungjawaban Keuangan DPRD berpedoman kepada ketentuan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI PERENCANAAN APBD Bagian pertama StrukturAPBD Pasal 40 StrukturAPBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari: a. Pendapatan Daerah ; b. Belanja Daerah ; c. Pembiayaan. Pasal 41 (1) Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 38 huruf a dirinci menurut kelompok pendapatan yang meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan lain-lain Pendapatan Daerah yang sah ; (2) Setiap Kelompok Pendapatan dirinci menurut Jenis Pendapatan, setiap Jenis Pendapatan dirinci menurut Obyek Pendapatan, dan setiap Obyek Pendapatan dirinci menurut Rincian Obyek Pendapatan. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /

20 Pasal 42 (1) Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf b meliputi semua pengeluaran yang merupakan kewajiban Daerah dalam satu Tahun Anggaran yang akan menjadi pengeluaran Kas Daerah untuk kebutuhan Belanja Aparatur Daerah, Belanja Pelayanan Publik, Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan serta Belanja Tidak Tersangka ; (2) Belanja Aparatur Daerah dan Belanja Pelayanan Publik masing-masing dirinci menurut kelompok Belanja Administrasi Umum, Belanja Operas! dan Pemeliharaan serta Belanja Modal; (3) Setiap Kelompok Belanja dirinci menurut Jenis Belanja, setiap Jenis Belanja dirinci menurut Obyek Belanja, dan setiap Obyek Belanja dirinci menurut Rincian Obyek Belanja. Pasal 43 (1) Pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf c dirinci menurut kelompok sumber pembiayaan, jenis, dan obyek pembiayaan; (2) Sumber pembiayaan berasal dari Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerah; (3) Sumber Pembiayaan yang merupakan Penerimaan Daerah terdiri dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu, Transfer dari Dana Cadangan, Penerimaan Pinjaman dan Obligasi, Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Dipisahkan, Penerimaan dari piutang serta Penerimaan Daerah Lain yang Sah; (4) Sumber Pembiayaan yang merupakan Pengeluaran Daerah terdiri dari Transfer ke Dana Cadangan, Penyertaan Modal, Pembayaran Utang Pokok Jatuh Tempo dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berjalan serta Pengeluaran Daerah lain yang diperlukan. Pasal 44 (1) Struktur APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 diklasifikasikan berdasarkan Bidang Pemerintahan Daerah sesuai peraturan perundangundangan ; (2) Klasifikasi struktur APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beserta kode rekenirignya disesuaikan dengan macam dan jenis kewenangannya; (3) Setiap bidang pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Perangkat-perangkat Daerah yang bertindak sebagai pusat-pusat pertanggungjawaban sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /

21 Pasal 45 Format struktur APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 beserta rincian dan daftar kode rekening anggaran serta Format Susunan Bidang Pemerintahan dan Perangkat Daerah dalam APBD ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur. Pasal 46 (1) Selisih lebih Anggaran Pendapatan Daerah terhadap Anggaran Belanja Daerah dalam periode satu tahun anggaran disebut surplus anggaran ; (2) Selisih Kurang Anggaran Pendapatan Daerah terhadap Anggaran Belanja Daerah dalam periode satu tahun anggaran disebut defisit anggaran ; (3) Jumlah Anggaran pembiayaan sama dengan jumlah surplus atau defisit anggaran. Pasal 47 (1) Surplus Anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) dimanfaatkan untuk transfer ke dana cadangan, pembayaran pokok utang, penyertaan modal (investasi), Sisa Perhitungan Anggaran Tahun Berkenaan dan pengeluaran daerah lain yang diperlukan serta dianggarkan pada kelompok pembiayaan jenis Pengeluaran Daerah ; (2) Defisit Anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (2) dibiayai dari Sisa Anggaran Tahun Yang Lalu, Pinjaman Daerah, Penjualan Obligasi Daerah, Hasil Penjualan Barang Milik Daerah Yang Dipisahkan, Transfer dari Dana Cadangan, penerimaan dari piutang dan penerimaan daerah lain yang sah serta dianggarkan pada kelompok pembiayaan jenis Penerimaan Daerah. Pasal 48 (1) Pemerintah Propinsi dapat membentuk Dana Cadangan; (2) Pembentukan, penambahan dan penggunaan Dana Cadangan Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah; (3) Dana Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari kontribusi tahunan penerimaan APBD, kecuali dari Dana Alokasi Khusus, Pinjaman Daerah dan Dana Darurat. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /

22 Pasal 49 (1) Dalam keadaan darurat Gubernur dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya yang selanjutnya diusulkan dalam perubahan APBD dan atau disampaikan dalam laporan realisasi anggaran; (2) Pemerintah Propinsi dengan persetujuan DPRD dapat menyelenggarakan Kegiatan Tahun Jamak; (3) Alokasi anggaran untuk kegiatan Tahun Jamak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) didasarkan pada prioritas Daerah. Pasal 50 (1) Pemerintah Propinsi dapat menyediakan anggaran untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya mendesak dan atau tidak tersangka; (2) Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disediakan pada bagian Anggaran Belanja Tidak Tersangka setinggi-tingginya 5% (lima persen) dari total APBD; (3) Penggunaan Anggaran Belanja Tidak Tersangka sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam laporan triwulan kepada DPRD. Bagian Kedua Proses Penyusunan APBD Pasal 51 (1) Dalam rangka penyusunan APBD, Pemerintah Propinsi bersama-sama DPRD menyusun Arah dan Kebijakan Umum APBD dalam bentuk Nota Kesepakatan; (2) Arab dan Kebijakan Umum APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan petunjuk dan ketentuan-ketentuan umum sebagai pedoman dalam penyusunan APBD dan sebagai dasar untuk penilaian kinerja Keuangan Daerah; (3) Arab dan Kebijakan Umum APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat komponen-komponen pelayanan dan tingkat pencapaian yang diharapkan pada setiap bidang kewenangan Pemerintah Daerah yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran; (4) Dalam menyusun Arab dan Kebijakan Umum APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diawali dengan evaluasi kinerja, penjaringan aspirasi masyarakat, berpedoman pada Rencana Stratejik Daerah serta pokok-pokok kebijakan Nasiona! di bidang Keuangan Daerah; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /

23 (5) Arab dan Kebijakan Umum APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan selambat-lambatnya pada akhir bulan Juni sebelum APBD tahun anggaran yang bersangkutan ditetapkan. Pasal 52 (1) Berdasarkan Arab dan Kebijakan Umum APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1), Pemerintah Propinsi melalui Tim Anggaran Eksekutif menyusun Strategi dan Prioritas APBD; (2) Tim Anggaran Eksekutif terdiri dari Sekretaris Daerah sebagai Ketua dan anggotanya unsur pejabat Perangkat Daerah sesuai kebutuhan; (3) Dalam menyusun strategi dan prioritas APBD, Anggaran Eksekutif dapat melibatkan Tim Ahli; (4) Strategi dan Prioritas APBD yang telah disusun Tim Anggaran Eksekutif, selanjutnya disampaikan kepada Panitia Anggaran Legislatif untuk konfirmasi kesesuaiannya dengan Arab dan Kebijakan Umum APBD yang telah ditetapkan; (5) Strategi dan Prioritas APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan selambat-lambatnya pada akhir bulan Agustus sebelum APBD tahun anggaran yang bersangkutan ditetapkan. Pasal 53 (1) Arah dan Kebijakan Umum APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) serta Strategi dan Prioritas APBD sebagaimana dimaksud aalam Pasal 51 ayat (1) sebagai pedoman bagi perangkat Daerah dalam menyusun Usulan Program, Kegiatan, dan Anggaran dalam satu tahun anggaran; (2) Penyusunan Usulan Program, Kegiatan dan Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan prinsip-prinsip anggaran kinerja dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi serta kemampuan keuangan Daerah; (3) Usulan Program, Kegiatan dan Anggaran setiap Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK); (4) RASK memuat tentang visi dan misi, tujuan dan sasaran, tugas pokok dan fungsi satuan kerja, bidang, program, dan kegiatan serta anggaran dari setiap unit kerja yang didasarkan pada indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak ; (5) Mekanisme pengisian RASK dan penyusunan Rancangan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan lebih lanjut oleh Gubernur; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /

24 (6) Hasil Pembahasan RASK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan dalam konsep Rancangan APBD. Bagian Ketiga Proses Penetapan APBD Pasal 54 (1) Komisi-komisi di DPRD bersama Dinas/lnstansi terkait membahas konsep Rancangan APBD yang telah disusun oleh Tim Anggaran Eksekutif; (2) Hasil dari pembahasan konsep Rancangan APBD dimaksud pada ayat (1) dibahas lebih lanjut bersama-sama Panitia Anggaran DPRD dan Tim Anggaran Eksekutif; (3) Tim Anggaran Eksekutif menyusun Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD..Pasal 55 (1) Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD beserta lampirannya disampaikan oleh Gubernur kepada DPRD untuk dimintakan persetujuan, selambat-lambatnya bulan Nopember disertai dengan Nota Keuangan; (2) Lampiran Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. Ringkasan APBD; b. Rincian APBD; c. Daftar Rekapitulasi APBD berdasarkan Bidang Pemerintahan dan Perangkat Daerah; d. Daftar Jumlah Pegawai per Golongan dan per Jabatan; e. Daftar Piutang Daerah; f. Daftar Pinjaman Daerah; g. Daftar Investasi (Penyertaan Modal) Daerah; h. Daftar Ringkasan Nilai Aktiva Tetap Daerah; i. Daftar Dana Cadangan. (3) Format Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) akan ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur; (4) Pemerintah Propinsi bersama-sama DPRD melakukan pembahasan terhadap Rancangan APBD yang telah disampaikan melalui proses pentahapan sebagai berikut: a. Nota Keuangan Rancangan APBD; b. Pendapat Panitia Anggaran; c. Pemandangan Umum Fraksi-fraksi; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /

25 d. Jawaban Eksekutif; e. Laporan Komisi-komisi; f. Laporan Panitia Anggaran; g. Pendapat Akhir Fraksi dan Persetujuan/Penetapan Perda. (5) Peraturan Daerah tentang APBD ditetapkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan. Pasal 56 (1) Jika Rancangan APBD yang diajukan oleh Pemerintah Propinsi tidak disetujui DPRD maka Pemerintah Propinsi berkewajiban menyempurnakan Rancangan APBD tersebut dan harus disampaikan kembali kepada DPRD selambat-lambatnya 1 (satu) bulan kemudian; (2) Ketidaksetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disertai dengan alasan yang logis, obyektif dan rasional serta dilengkapi dengan usulan penyempurnaannya; (3) Apabila dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari kerja terhitung sejak Pemerintah Propinsi menyarnpaikan kembali Rancangan APBD yang telah disempurnakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), DPRD belum menyetujui Rancangan APBD tersebut, maka Pemerintah Propinsi menggunakan APBD tahun sebelumnya sebagai dasar pengelolaan Keuangan Daerah. Pasal 57 (1) Peraturan Daerah tentang APBD ditindaklanjuti dengan Keputusan Gubernur tentang Penjabaran APBD; (2) Gubernur menetapkan Rencana Anggaran Satuan Kerja menjadi Dokumen Anggaran Satuan Kerja paling lambat 1 (satu) bulan setelah Peraturan Daerah tentang APBD ditetapkan. Bagian Keempat Proses Perubahan APBD Pasal 58 Perubahan APBD dilakukan sehubungan dengan: a. kebijakan Pemerintah Pusat dan atau Pemerintah Propinsi yang bersifat strategis; b. penyesuaian akibat tidak tercapainya dan atau terlampauinya target penerimaan daerah yang ditetapkan; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /

26 c. terjadinya kebutuhan yang mendesak. Pasal 59 (1) Hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya Perubahan APBD, dibahas bersama dengan DPRD dan selanjutnya dituangkan dalam Perubahan Arah dan Kebijakan Umum APBD serta Perubahan Strategi dan Prioritas APBD; (2) Perubahan Arab dan Kebijakan Umum APBD serta Perubahan Strategi dan Prioritas APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur sebagai Pedoman Perangkat Daerah dalam menyusun usulan perubahan program, kegiatan dan anggaran; (3) Berdasarkan Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun usulan perubahan program, kegiatan, dan anggaran oleh Perangkat Daerah yang selanjutnya dituangkan dalam Perubahan RASK; (4) Hasil pembahasan Perubahan RASK sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dituangkan dalam Rancangan Perubahan APBD yang memuat anggaran daerah yang tidak mengalami perubahan dan yang mengalami perubahan. Pasal 60 (1) Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD beserta Lampirannya disampaikan oleh Gubernur kepada DPRD untuk dimintakan persetujuan disertai dengan Nota Perubahan APBD; (2) Lampiran Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. Ringkasan Perubahan APBD; b. Rincian Perubahan APBD; c. Daftar Rekapitulasi Perubahan APBD berdasarkan Bidang Pemerintahan dan Perangkat Daerah; d. Daftar Piutang Daerah; e. Daftar Pinjaman Daerah; f. Daftar Investasi (Penyertaan Modal) Daerah; g. Daftar Dana Cadangan; h. Neraca Daerah Tahun Anggaran Yang Lalu. (3) Pemerintah Propinsi bersama-sama DPRD melakukan pembahasan terhadap Rancangan Perubahan APBD dengan proses pentahapan sebagaimana berikut: a. Nota Keuangan Rancangan Perubahan APBD; b. Pendapat Panitia Anggaran; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /

27 c. Pemandangan Umum Fraksi-fraksi; d. Jawaban Eksekutif; e. Laporan Komisi-komisi; f. Laporan Panitia Anggaran; g. Pendapat Akhir Fraksi dan Persetujuan/Penetapan Perda. (4) Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang telah disetujui oleh DPRD ditetapkan menjadi Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD selambat-larnbatnya 3 (tiga) bulan sebelum tahun anggaran berakhir. Pasal 61 (1) Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD ditindaklanjuti dengan keputusan Gubernur tentang Penjabaran Perubahan APBD; (2) Gubernur menetapkan Perubahan Rencana Anggaran Satuan Kerja menjadi Dokumen Perubahan Anggaran Satuan Kerja paiing lambat satu bulan setelah Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD ditetapkan. Bagian Kelima Pergeseran Anggaran Pasal 62 (1) Gubernur dapat melakukan penggeseran anggaran dalam APBD; (2) Penggeseran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan pada rincian obyek anggaran belanja dari obyek yang sama; (3) Penggeseran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditampung dalam Perubahan APBD dan tidak diperkenankan langsung ditampung dalam perhitungan APBD; (4) Mekanisme, format, waktu dan dokumen Penggeseran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur, BAB VII PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH Bagian Pertama Pejabat Pengelola Keuangan Daerah Pasal 63 Gubernur sebagai Pemegang Kekuasaan Umum Pengelolaan Keuangan Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /

28 Daerah menetapkan Keputusan tentang: a. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani Surat Keputusan Otorisasi (SKO); b. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani Surat Permintaan Pembayaran (SPP); c. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM); d. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani Cek; e. Pejabat yang diberi wewenang mengesahkan Surat Pertanggungjawaban (SPJ); f. Pejabat yang karena tugas dan fungsinya diberi wewenang sebagai Bendahara Umum Daerah (BUD); g. Pejabat yang diserahi tugas melaksanakan kegiatan kebendaharawanan dalam rangka pelaksanaan APBD di setiap Unit Kerja Pengguna Anggaran Daerah yang selanjutnya disebut Pemegang Kas, Pembantu Pemegang Kas dan Pemegang Kas Pembantu; h. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani surat bukti dasar pemungutan Pendapatan Daerah; i. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani Bukti penerimaan Kas dan bukti pendapatan lainnya yang sah; j. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani ikatan atau perjanjian dengan Pihak Ketiga yang mengakibatkan pendapatan dan pengeluaran APBD. Bagian Kedua Bendahara Umum Daerah Pasal 64 (1) Bendahara Umum Daerah menatausahakan kas dan kekayaan Daerah lainnya; (2) Bendahara Umum Daerah, melalui bagian akuntansi, melaksanakan akuntansi keuangan daerah berdasarkan bukti transaksi yang asli atas penerimaan dan pengeluaran kas. Pasal 65 (1) Bendahara Umum Daerah menyimpan uang daerah pada Kantor Kas Daerah; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /

29 (2) Kantor Kas Daerah dapat menyimpan uang daerah pada bank pemerintah yang sehat dengan cara membuka Rekening Kas Daerah; (3) Penunjukan bank pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur dan diberitahukan kepada DPRD. Bagian Ketiga Pengguna Anggaran dan Pemegang Kas Pasal 66 (1) Kepala satuan kerja perangkat daerah/lembaga teknis daerah bertindak sebagai Pengguna Anggaran; (2) Pengguna Anggaran bertanggungjawab atas tertib penatausahaan anggaran yang dialokasikan pada unit kerja yang dipimpinnya. Pasal 67 (1) Di setiap perangkat daerah ditunjuk Pemegang Kas yang melaksanakan tata usaha keuangan dan Pemegang Barang yang melaksanakan tata usaha barang daerah; (2) Pemegang Kas adalah kepala/pimpinan pada Satuan Pemegang Kas. Pasal 68 (1) Dalam melaksanakan tugasnya Pemegang Kas dibantu oleh Pembantu Pemegang Kas; (2) Pada Satuan Kerja dapat dibentuk Satuan Pemegang Kas Pembantu; (3) Pembentukan dan mekanisme kerja Pemegang Kas, Pembantu Pemegang Kas, dan Satuan Pemegang Kas Pembantu diatur lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur. Pasal 69 (1) Satuan Pemegang Kas Pembantu pada satuan kerja yang bertugas mengumpulkan uang, wajib menyetor seluruh uang yang diterimanya ke Rekening Kas Daerah pada bank yang ditunjuk paling lambat satu hari kerja sejak saat uang tersebut diterima ; (2) Mekanisme penyetoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /

30 (3) Satuan pemegang kas dilarang menyimpan kas yang diterimanya atas nama pribadi pada suatu bank atau lembaga keuangan lainnya ; (4) Kepala satuan kerja melakukan pemeriksaan kas yang dikelola oleh Satuan Pemegang Kas minimal 3 (tiga) bulan sekali. Bagian Keempat Penerimaan Kas Pasal 70 (1) Setiap penerimaan kas disetor seluruhnya ke Rekening Kas Daerah pada bank yang sudah ditunjuk; (2) Kantor Kas Daerah setiap bulan menyusun rekonsiliasi Bank yang mencocokkan saldo menurut catatan yang ada pada Kas Daerah dengan saldo menurut laporan Bank; (3) Hasil rekonsiliasi Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan kepada Bendahara Umum Daerah; (4) Semua manfaat yang bernilai uang berupa komisi, rabat/potongan, bunga atau nama lain yang sebagai akibat dari penjualan dan atau pengadaan barang dan atau jasa dan dari penyimpanan dan atau penempatan uang daerah merupakan Pendapatan Daerah dan harus disetor ke Rekening Kas Daerah. Bagian Kelima Pengeluaran Kas Pasal 71 (1) Pengeluaran kas yang mengakibatkan beban APBD, tidak dapat dilakukan sebelum Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD ditetapkan; (2) Pengeluaran kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk gaji pegawai yang formasiriya telah ditetapkan; (3) Untuk pengeluaran kas atas beban APBD, terlebih dahulu diterbitkan Surat Keputusan Otorisasi (SKO) yang ditetapkan oleh Gubernur. Pasal 72 (1) Untuk melaksanakan pengeluaran kas, pengguna anggaran mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Biro Keuangan; (2) Pengguna Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat melimpahkan kewenangannya pada pejabat yang ditunjuk. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG : POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG : POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG : POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 55 TAHUN 2003 SERI E.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 55 TAHUN 2003 SERI E.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG, LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 55 TAHUN 2003 SERI E.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR 03 TAHUN 2002 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 11 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 11 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 11 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dalam pelaksanaan Anggaran

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI KARTANEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

Perda Kab. Belitung No. 8 Tahun

Perda Kab. Belitung No. 8 Tahun PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa dalam pelaksanaan kebijakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG No. Tahun 2003 Seri PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 01 TAHUN 2003 T E N T A N G POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWATENGAH NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWATENGAH NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWATENGAH NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : dalam rangka pelaksanaan pengelolaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI KARTANEGARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 16 TAHUN 2003 SERI D NOMOR 12

LEMBARAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 16 TAHUN 2003 SERI D NOMOR 12 No. 16, 2003 LEMBARAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 16 TAHUN 2003 SERI D NOMOR 12 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI KARTANEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 01 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 01 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 01 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang a. bahwa dalam rangka meningkatkan akselerasi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NO : 13 2001 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 29 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BEKASI Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Klik Dicabut dgn Perda 4 Tahun 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 599 TAHUN : 2002 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang a. bahwa dalam rangka pengelolaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 02 TAHUN 2005 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 02 TAHUN 2005 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 02 TAHUN 2005 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU, Menimbang : a. bahwa Rancangan Peraturan Daerah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, S A L I N A N NOMOR : 02/A.2004 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI JENEPONTO Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

BUPATI JENEPONTO Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311 1 BUPATI JENEPONTO Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) 21022 Kode Pos 92311 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 4 TAHUN 2003 T E N T A N G POKOK POKOK PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 02 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 02 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 02 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN, a. bahwa dalam rangka percepatan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRBUMULIH, Menimbang : a. bahwa telah terbentuknya Kota Prabumulih

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Klik Dicabut dgn Perda 2 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang :

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 1 TAHUN 2003 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 01 TAHUN 2003 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 1 TAHUN 2003 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 01 TAHUN 2003 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 1 TAHUN 2003 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 01 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 12 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka percepatan dan peningkatan

Lebih terperinci

b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut, perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut, perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 48 Tahun 2004 Seri : D ============================================================== PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG POKOK - POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

1 of 14 02/09/09 10:46

1 of 14 02/09/09 10:46 Home Galeri Foto Galeri Video klip Peraturan Daerah Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 02 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 5 Tahun 2003 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa dalam rangka percepatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 4 TAHUN 2003 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH GUBERNUR RIAU

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 4 TAHUN 2003 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH GUBERNUR RIAU PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 4 TAHUN 2003 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH GUBERNUR RIAU Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pasal 69 Undang Undang Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 6 TAHUN 2000 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Menimbang:

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN YANG MENERAPKAN

Lebih terperinci

SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 42 TAHUN 2005 SERI : A PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 42 TAHUN 2005 SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA BUPATI MAJALENGKA,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU, Menimbang : a. bahwa Rancangan Peraturan Daerah

Lebih terperinci

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 11 2008 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2005

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2005 - 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2005 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR : 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR : 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR : 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATAALA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 16 TAHUN 2001 T E N T A N G KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 16 TAHUN 2001 T E N T A N G KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 16 TAHUN 2001 T E N T A N G KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2006 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa dalam rangka percepatan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR : 01 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR : 01 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR : 01 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG BARAT Menimbang : a. bahwa dalam rangka percepatan

Lebih terperinci

L E M B A R A N D A E R A H

L E M B A R A N D A E R A H L E M B A R A N D A E R A H TAHUN 2003 NOMOR 28 SERI E NO. SERI 6 P E R A T U R A N D A E R A H NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN ANGGARAN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN ANGGARAN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 SISTEM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 SISTEM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN 2015 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 SISTEM PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BAGIAN HUKUM DAN ORGANISASI SEKRETARIAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 1 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUAPTEN GARUT NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam

Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam SALINAN BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2000 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2000 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2000 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa berdasarkan Pasal 39 Undang-undang

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 61 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG HAK KEUANGAN DAN ADMINISTRATIF, PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BEKASI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 51 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 51 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 51 TAHUN 2001 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KETUA, WAKIL KETUA, DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 16 TAHUN 2001 T E N T A N G KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 16 TAHUN 2001 T E N T A N G KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 16 TAHUN 2001 T E N T A N G KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG 1 PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN TENTANG : KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SLEMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN TENTANG : KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2001. TENTANG : KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SLEMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2007 TENTANG BELANJA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk menciptakan Pemerintah

Lebih terperinci

L E M B A R A N D A E R A H

L E M B A R A N D A E R A H L E M B A R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2001 NOMOR 52 SERI E NOMOR SERI 5 P E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG POKOK - POKOK PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 10 TAHUN 2003 Menimbang T EN T A N G PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI REMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

BUPATI REMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, BUPATI REMBANG BUPATI REMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2005 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN SETDA KABUPATEN WAKATOBI TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN ANGGARAN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN ANGGARAN 2011 SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO SERI C

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO SERI C 22 Pebruari 2007 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO SERI C 2 / C PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG Menimbang : a. Bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2005 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, SALINAN BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI LAMONGAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PEMERINTAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2013 B U P A T I P U R W O R E J O PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 44 TAHUN 2004 T E N T A N G KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Lebih terperinci

NOMOR : 2 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR : 2 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 2 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SUKABUMI RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PEMERINTAH KOTA SUKABUMI RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI PEMERINTAH KOTA SUKABUMI RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SUKABUMI,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang : a. bahwa pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata,

Lebih terperinci

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 76 TAHUN 2014

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 76 TAHUN 2014 1 B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG TAHAPAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

WALIKOTA MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 WALIKOTA MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1999 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAHAN PUSAT DAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1999 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAHAN PUSAT DAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1999 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAHAN PUSAT DAN DAERAH Menimbang : Mengingat : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci