BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nyamuk adalah serangga yang termasuk ordo diptera. dari kelas insekta. Serangga penghisap darah yang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyamuk adalah serangga yang termasuk ordo diptera dari kelas insekta. Serangga penghisap darah yang memiliki dua pasang sayap bersisik (Sunaryo, 2001). Nyamuk betina sering menghisap darah manusia saat akan bertelur. Hal ini tidak hanya mengganggu namun juga dapat membunuh manusia. Beberapa penyakit yang bisa diakibatkan oleh gigitan nyamuk adalah: demam berdarah, demam kuning, demam cikungunya, west nile meningitis, japanese encephalitis dan malaria. Penyebab penyakit kaki gajah atau filariasis dibawa oleh nyamuk culex. Nyamuk culex menggigit pada saat malam hari. Untuk terhindar dari gigitan nyamuk masyarakat menggunakan pelindung nyamuk bakar dan pelindung nyamuk elektrik. Namun sekarang obat tersebut belum efektif karena penggunaan yang berulang sehingga nyamuk resisten terhadap obat anti nyamuk. Untuk menghindari resistensi penggunaan obat nyamuk berbahan kimia, digunakan bahan alami dari daun dan bunga 1

2 2 seperti lavender, geranium, rosemary, zodia, selasih dan lain lain. Penelitian yang telah dilakukan terhadap minyak atsiri melati memberikan hasil yang baik terhadap larva nyamuk culex. Selain itu sudah banyak penelitian tentang minyak atsiri yang digunakan untuk pemberantasan vektor pembawa penyakit lain. Minyak atsiri adalah minyak nabati yang mampu memberikan aroma khas. Minyak atsiri mengandung zat kimia organik yang membentuk aroma dari setiap jenis rempah-rempah, seperti halnya dengan rosemary (Rismunandar, 1995). Salah satu bahan dasar minyak atsiri adalah daun Rosmarinus officinalis. Rosemary memiliki kandungan minyak atsiri yang disebut quitta essetta. Bioaktifitas dari minyak atsiri daun Rosmarinus officinalis diuji sebagai insektisida dengan cara pemanasan elektrik terhadap hewan uji nyamuk Cx. Senyawa bioaktif hampir selalu toksik pada dosis tinggi, oleh karena itu daya bunuh in vivo dari senyawa terhadap organisme hewan dapat digunakan untuk menapis ekstrak tumbuhan yang potensial sebagai bioaktif (Meyer et al., 1982).

3 3 B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah sebagai berikut: 1. Apakah minyak atsiri daun rosemary (Rosmarinus officinalis) memiliki aktivitas insektisida terhadap nyamuk Cx. 2. Berapa dosis minyak atsiri daun rosemary (Rosmarinus officinalis) untuk membunuh nyamuk Cx. C. Tujuan Penelitian Tujuan umum: untuk mengetahui aktivitas insektisida dengan cara pemanasan elektrik minyak atsiri daun rosemary (Rosmarinus officinalis) terhadap nyamuk Cx. Tujuan khusus: 1. Mengetahui efek insektisida minyak atsiri daun rosemary (Rosmarinus officinalis) terhadap nyamuk Cx. 2. Mengetahui dosis minyak atsiri daun rosemary (Rosmarinus officinalis) dengan konsentrasi berbeda untuk membunuh nyamuk Cx.

4 4 D. Keaslian Penelitian Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas insektisida dengan cara pemanasan elektrik minyak atsiri daun rosemary (Rosmarinus officinalis) terhadap nyamuk Cx. quinquefasciatus belum pernah dilakukan. Penelitian tentang minyak atsiri yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Moretti et al. (2002) melakukan penelitian dengan membandingkan efektivitas minyak atsiri tanaman Helichrysum, Rosmarinus, Myrtus, dan Cinnamomum pada Limantria dispar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak diuji memiliki efek larvasida unik yang membuat rosemary cocok untuk diterapkan dalam strategi pengendalian vektor. Bahan aktif alami yang dikandung dalam tumbuhan tersebut bisa menjadi alternatif dalam sistem pengendalian hama serangga. Penelitian ini memiliki kesamaan bahan dasar minyak atsiri rosemary yang digunakan dan perbedaan penelitian ini adalah minyak atsiri diuji pada larva ngengat gipsi. 2. Wibowo (2012) melakukan penelitian tentang bioaktifitas dari minyak atsiri yang diperoleh

5 5 melalui uji insektisida. Minyak atsiri dalam rosemary menunjukan aktivitas larvasida secara aktif terhadap Aedes aegypti. Hasil uji insektisida menunjukan bahwa minyak atisiri dari daun ini bersifat aktif sebagai insektisida alami dengan nilai LC50 sebesar 238,69 ppm. Penelitian ini memiliki kesamaan bahan dasar minyak atsiri rosemary yang digunakan dan perbedaan uji insektisida penelitian ini menggunakan larva instar III nyamuk Aedes aegypti. 3. Soonwera & Phasomkusolsil (2015) melakukan penelitian tentang minyak atsiri daun kenanga, jeruk, sereh, citronella, lavender, kemangi dan cengkeh yang digunakan dalam insektisida Aedes aegypti, Anopheles dirus, and Culex quinquefasciatus menggunakan uji kepekaan standar WHO. Penelitian ini menunjukan potensi insektisida minyak atsiri Cananga odorata, Citrus sinensis, Cymbopogon citratus, Cymbopogon nardus, Eucalyptus citriodora, Ocimum basilicum dan Syzygium aromaticum yang dilakukan pada tiga spesies nyamuk. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa minyak atsiri paling baik adalah dari minyak atsiri daun jeruk. Sepuluh persen Cymbopogon citratus

6 6 memberikan tingkat kematian tertinggi (100%) 24 jam setelah pemaparan. Penelitian ini memiliki kesamaan menggunakan minyak atsiri yang untuk insektisida nyamuk Cx. quinquefasciatus dan perbedaan penelitian ini bahan dasar yang digunakan adalah minyak atsiri daun kenanga, jeruk, sereh, citronella, lavender, kemangi dan cengkeh. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan bahan acuan peneliti lain yang berkaitan dengan daya insektisidal minyak atsiri dari daun rosemary (Rosmarinus officinalis) sebagai bahan dasar obat nyamuk elektrik cair terhadap nyamuk Cx. 2. Bagi institusi dinas kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi pertimbangan tenaga kesehatan dan dinas kesehatan dalam menanggulangi nyamuk Cx. quinquefasciatus dan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Cx.

7 7 3. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahan alami yang dapat digunakan untuk mencegah penyebaran penyakit filariasis terutama penanggulangan nyamuk Cx.