VIII. PEMBAHASAN UMUM
|
|
- Suhendra Hartono
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 VIII. PEMBAHASAN UMUM Pengembangan galur tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan melalui seleksi in vivo di lapang pada umumnya menghasilkan galur toleran dengan mekanisme pembentukan akar intensif yang berpotensi menurunkan daya hasil. Seleksi di lapang dalam lingkungan bercekaman cenderung mendorong tanaman untuk membentuk akar yang berlebihan karena cekaman kekeringan menginduksi aktivitas ABA. Akar tidak sensitif terhadap ABA, suatu fitohormon yang berperan menghambat pertumbuhan. Akibatnya dalam kondisi kekeringan pertumbuhan akar dapat berlangsung dengan kecepatan optimum atau bahkan lebih tinggi (Creelman et al. 1990). Seleksi in vitro dapat menapis sel/jaringan yang mampu hidup dalam media dengan potensial air rendah melalui mekanisme tolerance, karena mekanisme avoidance tidak mungkin terjadi pada sel/jaringan dalam media in vitro. Apabila sel tersebut dapat diregenerasikan menjadi tanaman diharapkan akan mempunyai mekanisme toleransi seperti sel/jaringan asalnya. Kemampuan sel/jaringan untuk dapat bertahan hidup dalam media selektif in vitro dengan potensial air rendah harus telah dimiliki sebelum sel/jaringan tersebut diseleksi. Kemampuan ini merupakan karakter yang sebelumnya mungkin belum dimiliki oleh sel/jaringan sehingga harus diinduksi, antara lain melalui induksi variasi somaklonal. Berdasarkan hal itu, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengembangkan populasi embrio somatik (ES) kacang tanah sebagai jaringan yang akan diseleksi dan menginduksi variasi somaklonal. Teknik tersebut telah dibakukan dalam penelitian sebelumnya (Yusnita et al. 2005). Langkah selanjutnya adalah mengembangkan teknik seleksi in vitro yang mengandung bahan penyeleksi yang dapat mensimulasikan kondisi kekeringan di lapang. Dari sejumlah penelitian pada berbagai tanaman budidaya diketahui bahwa sebagai bahan penyeleksi toleransi terhadap kekeringan, PEG-6000 mempunyai beberapa kelebihan dibanding senyawa lain. Berdasar hal itu pada tahap pertama dilakukan penelitian yang bertujuan menguji efektivitas PEG-6000 sebagai bahan penyeleksi dalam media in vitro untuk kultivar kacang tanah yang dikembangkan dan dibudidayakan di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan mengevaluasi respon kecambah dan tunas sembilan kultivar kacang tanah Indonesia terhadap kondisi cekaman oleh PEG, menentukan konsentrasi PEG yang efektif menghambat pertumbuhan dan
2 perkembangan eksplan, mengevaluasi toleransi sembilan kultivar kacang tanah terhadap cekaman PEG dan menentukan perubahan kandungan prolina total jaringan akibat stres PEG (Bab III). Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa larutan PEG dalam media in vitro bersifat menghambat pertumbuhan kecambah dan tunas kacang tanah sebagaimana yang terjadi secara in vivo dan meningkatkan kandungan prolina total jaringan sehingga diduga mampu mensimulasikan kondisi cekaman kekeringan dalam media in vitro. Dampak negatif dari larutan PEG dalam media in vitro berbeda-beda tergantung pada respon kultivar kacang tanah terhadap stres kekeringan. Hal ini berarti penapisan secara in vitro menggunakan PEG dapat menjadi alternatif metode untuk menduga karakter toleransi kacang tanah Indonesia terhadap cekaman kekeringan. Konsentrasi PEG 15% efektif menghambat pertumbuhan dan perkembangan eksplan tunas kacang tanah. Respon tunas kacang tanah terhadap media dengan penambahan PEG 15% dapat digunakan sebagai alternatif metode untuk menapis toleransi kacang tanah terhadap cekaman kekeringan. Tunas yang ditumbuhkan dari poros embrio dengan kotiledon (eksplan TDK) atau tanpa kotiledon (eksplan TTK) dapat digunakan sebagai eksplan; dan peubah pertambahan panjang tunas (eksplan TTK), pertambahan jumlah daun (eksplan TTK dan TDK), jumlah daun layu (eksplan TTK dan TDK), jumlah akar utama (eksplan TDK), dan tingkat kerusakan tunas (eksplan TDK) digunakan sebagai penduga toleransi. Meskipun data yang ada mengindikasikan PEG dapat digunakan untuk mensimulasikan kondisi cekaman kekeringan secara in vitro, efektivitasnya sebagai bahan penyeleksi pada tingkat sel untuk mengisolasi ES yang toleran (insensitif) dan mendapatkan tanaman varian yang toleran cekaman kekeringan masih perlu dievaluasi. Hal tersebut diperlukan untuk mengembangkan metode baku seleksi in vitro menggunakan PEG yang dapat dimanfaatkan untuk mengisolasi ES varian kacang tanah yang toleran cekaman kekeringan. Berdasar hal itu penelitian pada tahap kedua bertujuan mengevaluasi respon ES empat kultivar kacang tanah terhadap media selektif dengan penambahan PEG, menentukan konsentrasi sub-letal yang menghambat pertumbuhan dan proliferasi ES, dan meregenerasikan tanaman R0 kacang tanah dari ES hasil seleksi in vitro yang insensitif terhadap cekaman PEG (Bab IV). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penambahan larutan PEG dalam 118
3 media selektif dapat menghambat proliferasi ES kacang tanah, dan tingkat penghambatan sekitar 95% (sub-letal) didapatkan pada konsentrasi PEG 15%. Dari hasil penelitian tersebut kemudian dikembangkan media selektif in vitro untuk menyeleksi ES kacang tanah yang toleran cekaman kekeringan, yaitu berupa media MS-P16 cair dengan fitohormon pikloram 16 μm dan penambahan PEG 15%. Pada media tersebut dimasukkan lembaran busa dan kertas saring steril untuk menyangga embrio somatik yang diseleksi agar tidak tenggelam. Seleksi dilakukan selama tiga bulan dan setiap bulan dilakukan sub-kultur. Teknik dan media seleksi yang dikembangkan dimanfaatkan untuk menyeleksi ES varian kacang tanah cv. Kelinci dan Singa yang telah diperoleh sebelumnya. Sejumlah ES kacang tanah cv. Kelinci dan Singa yang insensitif terhadap cekaman PEG 15% berhasil diperoleh dari seleksi in vitro yang dilakukan dengan frekuensi masing-masing sebesar 8%-10% dan 10-12%. ES tersebut kemudian diregenerasikan menjadi tanaman R0 dan ditumbuhkan di rumah kaca untuk menghasilkan benih generasi selanjutnya (Bab IV). Dalam aklimatisasi plantlet menjadi tanaman terjadi hambatan cukup besar. Banyak plantlet yang tidak dapat tumbuh sampai umur reproduktif. Dari 62 plantlet kacang tanah cv. Kelinci hanya diperoleh 24 tanaman yang mencapai umur reproduktif, dan di antara 24 tanaman tersebut tidak seluruhnya bersifat fértil. Di antara 48 plantlet kacang tanah cv. Singa hanya 10 tanaman yang dapat tumbuh hingga umur reproduktif tetapi semuanya steril sehingga tidak dapat dievaluasi lebih lanjut. Variasi somaklonal dapat diketahui keberadaannya dengan menganalisis fenotipe tanaman (Maraschin et al. 2002). Untuk mengetahui terjadinya variasi somaklonal, dilakukan pengamatan karakter kualitatif dan kuantitatif pertumbuhan tanaman, dan untuk menduga faktor pengendali varian dilakukan pengamatan pada generasi R0, R1 dan R2. Selain itu perlu pula membandingkan intensitas munculnya variasi somaklonal antara tanaman yang berasal dari ES hasil kultur in vitro tanpa seleksi dengan yang berasal dari ES hasil seleksi in vitro menggunakan PEG 15% (Bab V). Dari hasil percobaan diketahui ada berbagai varian somaklonal kualitatif. Varian kualitatif yang muncul pada tanaman hasil kultur in vitro lebih beragam dibandingkan yang muncul pada tanaman hasil seleksi in vitro. Sebagian varian diduga dikendalikan oleh faktor genetik dominan atau resesif, sebagian yang lain diduga dikendalikan oleh faktor epigenetik. Varian kuantitatif diyakini terjadi 119
4 dengan indikasi 1) nilai ragam untuk beberapa peubah pada tanaman hasil kultur dan seleksi in vitro lebih besar dibandingkan pada tanaman standar, 2) terdapat sejumlah galur dari populasi tanaman hasil kultur dan seleksi in vitro yang mempunyai nilai peubah di luar kisaran nilai peubah pada tanaman standar. Varian kuantitatif yang bersifat positif tampak pada karakter bobot kering tajuk, tinggi tanaman, bobot kering akar dan bobot polong bernas. Galur tanaman yang mempunyai varian positif untuk bobot kering akar adalah nomor K0-8, K0-30.2, K15-1 dan K15-2. Sedangkan yang mempunyai varian positif untuk bobot polong bernas adalah K0-2, K0-4, dan K15-4 (Bab V). Adanya variasi somaklonal pada karakter kualitatif dan kuantitatif pada tanaman hasil kultur in vitro dan seleksi in vitro mengindikasikan pula adanya peluang untuk mendapatkan tanaman yang toleran terhadap kekeringan melalui mekanisme yang berbeda dengan tanaman standar. Untuk mengetahui hal ini dilakukan evaluasi toleransi tanaman varian terhadap cekaman kekeringan melalui dua pendekatan, yaitu cekaman kekeringan yang diinduksi oleh penyiraman PEG 15% (Bab VI) dan yang diinduksi oleh pengurangan frekuensi penyiraman air (Bab VII). Evaluasi toleransi tanaman terhadap cekaman PEG menunjukkan bahwa tanaman yang diregenerasikan melalui kultur atau seleksi in vitro mempunyai respon terhadap cekaman PEG dengan distribusi frekuensi yang lebih luas dan nilai ragam yang lebih besar dibanding tanaman standar untuk beberapa peubah pertumbuhan tertentu. Hal ini mengindikasikan bahwa di antara tanamantanaman hasil kultur dan seleksi in vitro terdapat tanaman varian somaklonal. Kultur in vitro dan seleksi in vitro dapat menghasilkan tanaman dengan tingkat toleransi yang lebih tinggi terhadap cekaman PEG dibandingkan tanaman standar. Berdasarkan nilai indeks kerusakan daun, tanaman standar termasuk agak peka, sedangkan di antara tanaman hasil kultur dan seleksi in vitro terdapat delapan tanaman agak toleran dan tidak ditemukan tanaman toleran. Berdasarkan nilai indeks sensitivitas terhadap kekeringan yang dihitung menggunakan peubah biomassa tanaman, semua tanaman standar tergolong medium toleran, sedangkan di antara tanaman hasil kultur dan seleksi in vitro terdapat enam galur tanaman yang toleran terhadap cekaman PEG. Dari hasil percobaan juga diketahui bahwa nisbah akar/tajuk dan panjang akar tidak mempunyai hubungan signifikan dengan toleransi tanaman terhadap cekaman PEG (Bab VI). 120
5 Evaluasi toleransi tanaman terhadap cekaman kekeringan yang diinduksi oleh pengurangan penyiraman air memperlihatkan bahwa distribusi frekuensi dan nilai ragam untuk beberapa peubah pertumbuhan pada tanaman hasil kultur dan seleksi in vitro lebih luas dibanding pada tanaman standar. Seperti pada percobaan sebelumnya hasil ini juga mengindikasikan adanya tanaman varian yang mempunyai mempunyai potensi genetik berbeda dengan tanaman standar di antara tanaman hasil kultur dan seleksi in vitro (Bab VII). Berdasarkan nilai indeks sensitivitas terhadap cekaman kekeringan yang dihitung menggunakan peubah jumlah polong bernas, tanaman standar termasuk kategori peka. Melalui kultur dan seleksi in vitro diperoleh 10 galur yang teridentifikasi toleran terhadap cekaman kekeringan. Dalam kondisi cekaman kekeringan, galur-galur tersebut menunjukkan peningkatan kandungan prolin yang lebih tinggi dibanding tanaman standar, tetapi mempunyai densitas stomata yang lebih rendah dibanding tanaman standar. Dua di antara 10 galur tersebut, yaitu nomor K dan K0-30.1, mempunyai jumlah polong bernas lebih tinggi dibandingkan tanaman standar, baik pada kondisi optimum maupun cekaman (Bab VII). Dari tanaman kacang tanah kultivar Kelinci standar yang dalam percobaan ini teridentifikasi medium toleran (Bab VI) dan teridentifikasi peka (Bab VII) didapatkan enam galur varian somaklonal yang toleran terhadap cekaman kekeringan yang diinduksi PEG dan 10 galur yang toleran terhadap cekaman kekeringan yang diinduksi oleh pengurangan penyiraman air. Efisiensi seleksi untuk mendapatkan galur toleran melalui kultur in vitro sebesar 13,3 % - 33,3%, sedangkan bila melalui seleksi in vitro sebesar 10,5 % - 44,4 % (Tabel 22). Hasil tersebut memperlihatkan bahwa seleksi in vitro tidak nyata meningkatkan efisiensi seleksi. Dengan induksi variasi somaklonal tanpa disertai seleksi in vitro dapat diperoleh sejumlah galur toleran dengan persentase yang tidak jauh berbeda dengan yang disertai seleksi in vitro. Hasil tersebut dapat terjadi karena seleksi in vitro tidak mengubah sel/jaringan (dalam penelitian ini ES) yang bersifat sensitif menjadi toleran, melainkan hanya menapis atau memilih sehingga hanya ES yang toleran saja yang dapat hidup dalam media seleksi. Jadi karakter toleransi tersebut telah dimiliki oleh ES sebelum diseleksi dan diduga sebagian atau seluruhnya merupakan varian somaklonal. 121
6 Tabel 22. Galur kacang tanah kultivar Kelinci populasi tanaman hasil kultur dan hasil seleksi in vitro yang teridentifikasi toleran terhadap cekaman PEG dan cekaman pengurangan penyiraman Nomor galur Σ galur toleran Σ galur yang dievaluasi Efisiensi seleksi (%) Toleransi terhadap cekaman yang diinduksi PEG Populasi hasil kultur in vitro K0-2.3 K0-7.3 K K0-2.5 Populasi hasil seleksi in vitro K K Toleransi terhadap cekaman yang diinduksi pengurangan penyiraman Populasi hasil kultur in vitro K0-30 K K0-7.3 K K K Populasi hasil seleksi in vitro K K K K ,3 10,5 33,3 44,4 Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa proses yang terutama berperan untuk mendapatkan ES yang toleran adalah induksi variasi somaklonal. Seleksi in vitro secara teoritis bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi karena 1) ES varian yang diseleksi harus berjumlah sangat banyak untuk memperbesar peluang mendapatkan tanaman toleran, dan 2) secara morfologis tidak dapat diketahui apakah ES varian yang dihasilkan mempunyai sifat toleransi yang diinginkan atau tidak. Dalam penelitian ini nampaknya induksi variasi somaklonal telah dapat menghasilkan ES yang toleran dalam jumlah yang memadai dan dapat diregenerasikan menjadi tanaman produktif sehingga seleksi in vitro nampaknya tidak berperan meningkatkan efisiensi seleksi. Meskipun demikian harus diyakini bahwa peluang tersebut tidak selalu terjadi pada setiap penelitian. Zuriat dari galur K0-2, K0-7, K15-4 dan K15-6 merupakan galur yang konsisten toleran terhadap cekaman kekeringan, baik yang diinduksi oleh penyiraman PEG maupun pengurangan penyiraman (Tabel 22). Dari penelitian sebelumnya juga diketahui zuriat galur K0-2 dan K15-4 merupakan varian positif untuk peubah bobot polong bernas (BAB V). Galur K dan K yang toleran terhadap cekaman kekeringan akibat pengurangan penyiraman air, mempunyai jumlah polong bernas lebih tinggi dibandingkan tanaman standar, baik pada kondisi optimum maupun cekaman (BAB VII). Empat galur tersebut, 122
7 yaitu K0-2, K15-4, K dan K merupakan galur tersebut potensial untuk dikembangkan sebagai galur harapan yang mempunyai daya hasil yang tinggi dan toleran terhadap cekaman kekeringan, melalui serangkaian pengujian di laboratorium maupun di lapang. Jika ditanam pada kondisi optimum galur-galur tersebut diharapkan tidak melakukan pertumbuhan vegetatif berlebihan sehingga hasil polong tetap tinggi. Jika ditanam pada kondisi kekeringan, galur tersebut juga mampu melakukan mekanisme toleransi yang tidak membutuhkan fotosintat berlebihan, sehingga hasil polong dapat dipertahankan tetap relatif tinggi. Panjang akar dan nisbah akar/tajuk tidak mempunyai hubungan atau peran dalam mekanisme toleransi terhadap cekaman kekeringan, baik yang diinduksi oleh penyiraman PEG maupun oleh pengurangan penyiraman air. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa toleransi terhadap cekaman kekeringan pada tanaman hasil kultur in vitro dan hasil seleksi in vitro tidak melalui mekanisme pembentukan akar yang panjang dan bercabang banyak. Hasil ini menunjukkan bahwa tanaman varian yang didapatkan mempunyai karakter yang berbeda dengan kultivar kacang tanah toleran kekeringan yang sudah dikembangkan. Densitas stomata dan peningkatan kandungan prolin dalam kondisi cekaman mempunyai hubungan signifikan dengan indeks sensitivitas terhadap kekeringan. Berdasarkan hal tersebut dapat ditafsirkan bahwa mekanisme toleransi terhadap cekaman kekeringan pada galur-galur tanaman dalam penelitian ini antara lain melalui penurunan densitas stomata dan peningkatan kadar prolin. Penurunan densitas stomata merupakan salah satu mekanisme avoidance (Mitra 2002). Dengan berkurangnya jumlah stomata, intensitas transpirasi berkurang sehingga meningkatkan ratio penyerapan/kehilangan air; tetapi penurunan jumlah stomata dapat mengurangi difusi CO 2 dan intensitas fotosintesis sehingga berpotensi menurunkan daya hasil. Dengan demikian mekanisme toleransi melalui penurunan densitas stomata atau penutupan stomata tidak dikehendaki ditinjau dari sudut agronomi. Seperti pada galur Aegylops biuncialis, ketahanannya terhadap cekaman kekeringan tidak melalui mekanisme penutupan stomata yang intensif. Penurunan potensial osmotik dari -0,027 sampai - 1,8 MPa akibat penyiraman PEG 6000 hanya menyebabkan tingkat penutupan stomata yang relatif rendah, sehingga CO 2 interseluler tetap relatif tinggi, produksi biomassa dan hasil panen juga relatif lebih tinggi. Sebaliknya pada gandum cekaman osmotik yang tinggi meningkatkan penutupan stomata yang berlebihan sehingga mengakibatkan 123
8 kehilangan hasil yang cukup tinggi (Molnar et al. 2004). Intensitas penurunan difusi CO 2 tergantung pada struktur mesofil dan ruang antar sel dalam jaringan mesofil daun (Delfine et al. 1998). Peningkatan kadar prolina merupakan salah satu mekanisme ketahanan sekaligus toleransi. Dalam melakukan mekanisme ketahanan, prolina berperan dalam keseimbangan osmotik atau mempertahankan tekanan turgor sel (Serraj dan Sinclair 2002, Mundree et al. 2002). Dalam melakukan mekanisme toleransi, prolina sebagai solut organik mampu melakukan detoksifikasi ROS, penghilang radikal, agen proteksi untuk stabilisasi protein selama cekaman dan pelindung DNA dari efek degradasi akibat ROS (Munns 2002, Serraj dan Sinclair 2002). Pembentukan prolina tidak selalu memanfaatkan fotosintat yang berlebihan karena sebagai senyawa monomer, prolina dapat terbentuk sebagai hasil penguraian/depolimerisasi komponen yang tidak aktif (Creelman et al. 1990), Berdasarkan hal-hal tersebut dapat dinyatakan bahwa mekanisme toleransi terhadap kekeringan pada tanaman kacang tanah varian dalam penelitian ini diduga melalui mekanisme ketahanan dan toleransi. Mekanisme ketahanan dilakukan melalui penurunan densitas stomata dan peningkatan prolina sebagai osmoprotektan, sedangkan mekanisme toleransi melalui peningkatan prolina sebagai protektor. Berbeda dengan penurunan densitas stomata yang dapat mengurangi hasil panen, peningkatan prolina diduga tidak demikian karena prolina dapat terbentuk melalui depolimerisasi yang tidak membutuhkan asimilat. Dengan memperhatikan koefisien determinasi antara peningkatan prolina dan penurunan densitas stomata dengan IKS dapat dinyatakan bahwa kedua mekanisme tersebut hanya merupakan sebagian dari mekanisme toleransi dan atau ketahanan terhadap cekaman kekeringan pada tanaman kacang tanah varian. Mekanisme yang lain masih perlu dievaluasi lebih lanjut, antara lain keterlibatan enzim-enzim anti-oksidan (misalnya katalase, peroksidase, dismutase), senyawa penghilang radikal (misalnya karotenoid, askorbat, tokoferol-glutation tereduksi); dan struktur untuk meminimalkan pembentukan ROS. Selain itu juga mekanisme untuk menjaga homeostasi atau keseimbangan ionik melalui pembentukan vakuola-vakuola kecil, aktivasi pompa ion, saluran ion, transporter ion dan ATP-ase vakuolar, serta regulasi pertumbuhan melalui pembentukan ABA (Mundree et al. 2002). 124
V. VARIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF KACANG TANAH HASIL KULTUR IN VITRO DAN HASIL SELEKSI IN VITRO
54 V. VARIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF KACANG TANAH HASIL KULTUR IN VITRO DAN HASIL SELEKSI IN VITRO Abstrak Kultur jaringan yang melibatkan fase kalus dapat menginduksi variasi somaklonal, yang intensitasnya
Lebih terperinciIV. SELEKSI IN VITRO EMBRIO SOMATIK KACANG TANAH PADA MEDIA DENGAN POLIETILENA GLIKOL YANG MENSIMULASIKAN CEKAMAN KEKERINGAN*)
IV. SELEKSI IN VITRO EMBRIO SOMATIK KACANG TANAH PADA MEDIA DENGAN POLIETILENA GLIKOL YANG MENSIMULASIKAN CEKAMAN KEKERINGAN*) Abstrak Pengembangan kultivar kacang tanah yang toleran terhadap cekaman kekeringan
Lebih terperinciyang memiliki kandungan flavor, sehingga menyebabkan vanili mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Indonesia merupakan salah satu negara
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Vanili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu tanaman rempah yang memiliki kandungan flavor, sehingga menyebabkan vanili mempunyai nilai ekonomi
Lebih terperinciBAB IX PEMBAHASAN UMUM
120 BAB IX PEMBAHASAN UMUM Salah satu penyebab rendahnya produktivitas serat abaka antara lain karena adanya penyakit layu Fusarium atau Panama disease yang ditimbulkan oleh cendawan Fusarium oxysporum
Lebih terperinciAnalisis stomata Analisis stomata dilakukan dengan cara mengambil sampel daun nilam yang diambil dari masing-masing nomor somaklon yang dikategorikan peka dan toleran. Daun yang diambil adalah daun ketiga
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan pelaksanaan, yaitu tahap kultur in vitro dan aklimatisasi. Tahap kultur in vitro dilakukan di dalam Laboratorium Kultur Jaringan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hipogea L.) merupakan salah satu komoditas pertanian
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang tanah (Arachis hipogea L.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang cukup penting. Komoditas kacang tanah diusahakan 70% di lahan kering dan hanya 30% di
Lebih terperinciKeragaman Somaklonal. Yushi Mardiana, SP, MSi Retno Dwi Andayani, SP, MP
Keragaman Somaklonal Yushi Mardiana, SP, MSi Retno Dwi Andayani, SP, MP Mekanisme Terjadinya Keragaman Somaklonal Keragaman somaklonal adalah keragaman genetik tanaman yang terjadi sebagai hasil kultur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang ekstrim yang disertai peningkatan temperatur dunia yang mengakibatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) adalah salah satu komoditas utama kacangkacangan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L] Merr.) adalah salah satu komoditas utama kacangkacangan yang menjadi andalan nasional karena merupakan sumber protein nabati penting
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk Indonesia. Produksi padi nasional mencapai 68.061.715 ton/tahun masih belum mencukupi
Lebih terperinciINDUKSI VARIASI SOMAKLONAL DAN SELEKSI IN VITRO MENGGUNAKAN PEG UNTUK IDENTIFIKASI VARIAN KACANG TANAH YANG TOLERAN CEKAMAN KEKERINGAN
INDUKSI VARIASI SOMAKLONAL DAN SELEKSI IN VITRO MENGGUNAKAN PEG UNTUK IDENTIFIKASI VARIAN KACANG TANAH YANG TOLERAN CEKAMAN KEKERINGAN ENNI SUWARSI RAHAYU SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kandungan karbondioksida mengakibatkan semakin berkurangnya lahan. subur untuk pertanaman padi sawah (Effendi, 2008).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk yang semakin bertambah pesat setiap tahunnya justru semakin memperparah permasalahan di bidang pertanian. Bukan hanya dari tingkat kebutuhan beras yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Variasi Somaklonal Kacang Tanah
II. TINJAUAN PUSTAKA Variasi Somaklonal Kacang Tanah Pengembangan galur tanaman yang mempunyai karakter tertentu dapat dilakukan apabila di dalam plasma nutfah terdapat materi genetik yang mengendalikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan turut meningkatkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan turut meningkatkan kebutuhan makanan yang bernilai gizi tinggi. Bahan makanan yang bernilai gizi tinggi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman tomat memiliki daerah penyebaran yang cukup luas, mulai dataran tinggi sampai dataran rendah. Data dari BPS menunjukkan rata-rata pertumbuhan luas panen, produktivitas,
Lebih terperinciHASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang
HASIL DA PEMBAHASA 21 Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang Tabel 1 menunjukkan hasil rekapitulasi sidik ragam pengaruh
Lebih terperinciHASIL. memindahkan kecambah ke larutan hara tanpa Al.
2 memindahkan kecambah ke larutan hara tanpa Al. Analisis Root re-growth (RRG) Pengukuran Root Regrowth (RRG) dilakukan dengan cara mengukur panjang akar pada saat akhir perlakuan cekaman Al dan pada saat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Hijau Kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosae. Klasifikasi botani tanman kacang hijau sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Classis
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Tinggi Tanaman. Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Tinggi Tanaman Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia pertumbuhan yang berbeda memberikan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kacang tanah merupakan komoditas kacang-kacangan kedua yang ditanam secara luas di Indonesia setelah kedelai. Produktivitas kacang tanah di Indonesia tahun 1986 tercatat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tumbuhan memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Kondisi lingkungan tempat tumbuhan berada selalu mengalami perubahan.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perlakuan kadar air media (KAM) dan aplikasi paclobutrazol dimulai pada saat tanaman berumur 4 bulan (Gambar 1a) hingga tanaman berumur 6 bulan. Penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pisang raja bulu (Musa paradisiaca L var. sapientum) merupakan salah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pisang raja bulu (Musa paradisiaca L var. sapientum) merupakan salah satu tanaman buah tropis yang dapat tumbuh baik pada dataran tinggi dengan kisaran ketinggian
Lebih terperincitanaman pada fase perkembangan reproduktif sangat peka terhadap cekaman kekeringan. Kondisi cekaman kekeringan dapat menyebabkan gugurnya
55 5 DISKUSI UMUM Cekaman kekeringan merupakan salah satu faktor lingkungan terpenting yang menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman yang menghambat aktivitas fotosintesis dan translokasi fotosintat
Lebih terperinciOleh : A. Farid Hemon
EFEKTIFITAS SELEKSI IN VITRO BERULANG UNTUK MENDAPATKAN PLASMA NUTFAH KACANG TANAH TOLERAN TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN DAN RESISTEN TERHADAP PENYAKIT BUSUK BATANG Sclerotium rolfsii Oleh : A. Farid Hemon
Lebih terperinciOleh : A. Farid Hemon
EFEKTIFITAS SELEKSI IN VITRO BERULANG UNTUK MENDAPATKAN PLASMA NUTFAH KACANG TANAH TOLERAN TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN DAN RESISTEN TERHADAP PENYAKIT BUSUK BATANG Sclerotium rolfsii Oleh : A. Farid Hemon
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Varietas Burangrang berasal dari segregat silangan alam, diambil
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Varietas Kedelai (1) Varietas Burangrang Varietas Burangrang berasal dari segregat silangan alam, diambil dari tanaman petani di Jember, Seleksi lini murni, tiga generasi asal
Lebih terperinci124 tinggi yaitu sebesar 2.73 me/100 g (Tabel 1.1). Perbedaan kondisi cekaman ini menyebabkan perbedaan tingkat toleransi untuk genotipe ZH ,
PEMBAHASAN UMUM Di Indonesia, kondisi lahan untuk pengembangan tanaman sebagian besar merupakan lahan marjinal yang kering dan bersifat masam. Kendala utama pengembangan tanaman pada tanah masam adalah
Lebih terperincisehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif).
PEMBAHASAN UMUM Sorgum merupakan salah satu tanaman serealia yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap kekeringan sehingga berpotensi untuk dikembangkan di lahan kering masam di Indonesia. Tantangan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam
4 TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam Definisi lahan kering adalah lahan yang pernah digenangi atau tergenang air pada sebagian besar waktu dalam setahun (Mulyani et al., 2004). Menurut Mulyani
Lebih terperinciVII TOLERANSI TEMBAKAU TRANSGENIK GENERASI R2 YANG MENGEKSPRESIKAN GEN P5CS TERHADAP CEKAMAN AKIBAT PENYIRAMAN POLIETILEN GLIKOL (PEG)
VII TOLERANSI TEMBAKAU TRANSGENIK GENERASI R2 YANG MENGEKSPRESIKAN GEN P5CS TERHADAP CEKAMAN AKIBAT PENYIRAMAN POLIETILEN GLIKOL (PEG) Abstrak Percobaan yang dilakukan bertujuan untuk (i) menentukan pengaruh
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo
3 TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo Padi gogo adalah budidaya padi di lahan kering. Lahan kering yang digunakan untuk tanaman padi gogo rata-rata lahan marjinal yang kurang sesuai untuk tanaman. Tanaman padi
Lebih terperinciINDUCTION MUTATION WITH GAMMA RAY IRRADIATION AND IN VITRO SELECTION OF PEANUT SOMATIC EMBRYO, CV LOCAL BIMA THAT POLYETHYLENE GLYCOL TOLERANT
INDUKSI MUTASI DENGAN IRADIASI SINAR GAMMA DAN SELEKSI IN VITRO UNTUK IDENTIFIKASI EMBRIO SOMATIK KACANG TANAH CV. LOKAL BIMA YANG TOLERAN PADA MEDIA POLIETILENA GLIKOL INDUCTION MUTATION WITH GAMMA RAY
Lebih terperinciPENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata
PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kedelai merupakan tanaman hari pendek dan memerlukan intensitas cahaya yang tinggi. Penurunan radiasi matahari selama 5 hari atau pada stadium pertumbuhan akan mempengaruhi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang berguna untuk bahan pangan, pakan, dan bahan baku industri. Selain itu, kacang tanah merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun belum dibarengi dengan program operasional yang memadai. Melalui program revitalisasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil
I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil protein dan lemak nabati yang cukup penting untuk memenuhi nutrisi tubuh manusia. Bagi industri
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. fenotipe yang diamati menunjukkan kriteria keragaman yang luas hampir pada
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada penelitian F 5 hasil persilangan Wilis x B 3570 ini ditanam 15 genotipe terpilih dari generasi sebelumnya, tetua Wilis, dan tetua B 3570. Pada umumnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu hasil pertanian
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu hasil pertanian yang penting dan banyak dibudidayakan di Indonesia. Buah cabai memiliki aroma, rasa
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Proliferasi Kalus Embriogenik Kalus jeruk keprok Garut berasal dari kultur nuselus yang diinduksi dalam media dasar MS dengan kombinasi vitamin MW, 1 mgl -1 2.4 D, 3 mgl -1 BAP, 300
Lebih terperinciIV. IRADIASI SINAR GAMMA DAN SELEKSI IN VITRO MENGGUNAKAN PEG UNTUK TOLERANSI TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN
IV. IRADIASI SINAR GAMMA DAN SELEKSI IN VITRO MENGGUNAKAN PEG UNTUK TOLERANSI TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keragaman somaklonal melalui iradiasi sinar
Lebih terperinciHUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan
Lebih terperinciDosen Program Studi Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Mataram
PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG TANAH HASIL SELEKSI IN VITRO PADA MEDIA POLIETILENA GLIKOL TERHADAP CEKAMAN LARUTAN POLIETILENA GLIKOL 1 (THE PEANUT PLANT GROWTH REGENERATED FROM IN VITRO SELECTION ON POLYETHYLENE
Lebih terperinciHUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan
Lebih terperinciII.TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi tanaman padi menurut Tjitrosoepomo (2004) adalah sebagai
9 II.TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Taksonomi tanaman padi menurut Tjitrosoepomo (2004) adalah sebagai berikut : Regnum Divisio Sub Divisio Class Ordo Family Genus : Plantae
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Secara umumm planlet anggrek Dendrobium lasianthera tumbuh dengan baik dalam green house, walaupun terdapat planlet yang terserang hama kutu putih Pseudococcus spp pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki nilai gizi yang sangat tinggi terutama proteinnya (35-38%) hampir mendekati protein
Lebih terperinciPENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG
A. DEFINISI PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG Pengairan dilakukan untuk membuat keadaan kandungan air dalam tanah pada kapasitas lapang, yaitu tetap lembab tetapi tidak becek.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedelai (Glycine max L) merupakan salah satu komoditas pangan penting setelah padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri. Sebagai sumber
Lebih terperinciPENGARUH UMUR FISIOLOGIS KECAMBAH BENIH SUMBER EKSPLAN
0 PENGARUH UMUR FISIOLOGIS KECAMBAH BENIH SUMBER EKSPLAN (Leaflet) TERHADAP INDUKSI EMBRIO SOMATIK DUA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) SECARA IN VITRO Oleh Diana Apriliana FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2009 mencapai ton. Namun,
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 974.512 ton. Namun, pada tahun 2010 produksi kedelai nasional mengalami penurunan menjadi 907.031
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. letak lintang 55º U atau 55º S dan pada ketinggian sampai 2000 m di atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (G. max L.) dapat dibudidayakan di daerah katulistiwa sampai letak lintang 55º U atau 55º S dan pada ketinggian sampai 2000 m di atas permukaan laut. Suhu di
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. divisio: Spermatophyta, subdivisio: Angiospermae, class: Dycotyledonae, subclass:
TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Cabai Sistematika tanaman cabai dalam botani tanaman yaitu, kingdom: Plantae, divisio: Spermatophyta, subdivisio: Angiospermae, class: Dycotyledonae, subclass: Metachlamydeae,
Lebih terperinciVarian Kualitatif Kacang Tanah Hasil Kultur in Vitro dan Hasil Seleksi in Vitro
BIOSAINTIFIKA ISSN xxxx-xxxx Volume 1, Nomor 1 Maret 2009 Halaman 33-40 Varian Kualitatif Kacang Tanah Hasil Kultur in Vitro dan Hasil Seleksi in Vitro (Qualitative Variants of Peanut Plants Obtained from
Lebih terperinciProliferasi Kalus Awal, Induksi Mutasi dan Regenerasi
53 PEMBAHASAN UMUM Peningkatan kualitas buah jeruk lokal seperti jeruk siam Pontianak merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing buah lokal menghadapi melimpahnya buah impor akibat tidak
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Pertumbuhan tanaman buncis Setelah dilakukan penyiraman dengan volume penyiraman 121 ml (setengah kapasitas lapang), 242 ml (satu kapasitas lapang), dan 363 ml
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)
4 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Setelah perkecambahan, akar primer awal memulai pertumbuhan tanaman. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman yang termasuk dalam famili Gramineae dan genus Oryza (Grist, 1959). Padi dapat tumbuh pada berbagai lokasi dan iklim yang berbeda.
Lebih terperinciSeleksi In Vitro Embrio Somatik Kacang Tanah pada Medium dengan Polietilen Glikol untuk Simulasi Kondisi Cekaman Kekeringan
Seleksi In Vitro Embrio Somatik Kacang Tanah pada Medium dengan Polietilen Glikol untuk Simulasi Kondisi Cekaman Kekeringan Enni Suwarsi Rahayu 1), Satriyas Ilyas 2) dan Sudarsono 2) * 1) Lab Biologi Molekuler
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Umum Penelitian Pada penelitian ini semua jenis tanaman legum yang akan diamati (Desmodium sp, Indigofera sp, L. leucocephala dan S. scabra) ditanam dengan menggunakan anakan/pols
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Umum Kultur Pada Kultivar Jerapah dan Sima
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Perkembangan Umum Kultur Pada Kultivar Jerapah dan Sima Respon awal eksplan leaflet yang ditanam pada media MS dengan picloram 16 µm untuk konsentrasi sukrosa 10,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan
4 TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Padi sawah dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu : padi sawah (lahan yang cukup memperoleh air, digenangi waktu-waktu tertentu terutama musim tanam sampai
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN HASIL GALUR KACANG TANAH VARIAN SOMAKLONAL YANG DIBERI PUPUK NITROGEN PADA KONDISI STRES KEKERINGAN
PERTUMBUHAN DAN HASIL GALUR KACANG TANAH VARIAN SOMAKLONAL YANG DIBERI PUPUK NITROGEN PADA KONDISI STRES KEKERINGAN GROWTH AND YIELD OF PEANUT SOMACLONES GENERATED FROM IN VITRO SELECTION THAT WAS GIVEN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi Padi merupakan tanaman yang termasuk ke dalam genus Oryza Linn. Terdapat dua spesies padi yang dibudidayakan, yaitu O. sativa Linn. dan O. glaberrima Steud.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Syarat Tumbuh
3 TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanah Jenis tanah yang sesuai untuk pertumbuhan kacang tanah adalah lempung berpasir, liat berpasir, atau lempung liat berpasir. Keasaman (ph) tanah yang optimal untuk
Lebih terperinciVI. PEMBAHASAN UMUM Rhizobium Sebagai Agen Tranformasi Genetika Alternatif
VI. PEMBAHASAN UMUM Rhizobium Sebagai Agen Tranformasi Genetika Alternatif Transformasi genetika merupakan teknik yang rutin digunakan saat ini untuk mentransfer berbagai sifat penting pada tanaman dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nenas merupakan buah tropika ketiga setelah pisang dan mangga yang diperdagangkan secara global (Petty et al. 2002) dalam bentuk nenas segar dan produk olahan. Hampir
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. mempunyai nilai gizi cukup tinggi (Simatupang et al., 2005). Di antara jenis
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedelai merupakan komoditas pangan utama ketiga setelah padi dan jagung. Komoditas kedelai saat ini tidak hanya diposisikan sebagai bahan pangan dan bahan baku
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
11 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Berdasarkan analisis sidik ragam parameter tinggi tanaman pada lampiran 5a hingga 5h menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk daun, waktu aplikasi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Pertumbuhan Tanaman Kedelai Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) mempunyai sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang yang terbentuk dari calon akar, akar sekunder,
Lebih terperinciPENGAIRAN KEDELAI PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PUSAT PELATIHAN PERTANIAN
PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGAIRAN KEDELAI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : PENGAIRAN KEDELAI Tujuan Berlatih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan makanan pokok lebih dari separuh penduduk dunia. Berdasarkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Padi merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomi sangat penting, dan merupakan makanan pokok lebih dari separuh penduduk dunia. Berdasarkan nilai ekonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan bergizi tinggi sebagai sumber protein nabati dengan harga terjangkau. Di Indonesia, kedelai banyak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan komoditas utama penduduk Indonesia. Kebutuhan beras terus meningkat setiap tahun seiring dengan peningkatan penduduk (Sinar Tani 2011). Beras merupakan bahan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Air Media (KAM)
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Air Media (KAM) Air memegang peranan penting bagi tanaman. Untuk setiap gram zat organik yang dibuat oleh tanaman kira-kira gram air diserap oleh akar dari tanah, yang nantinya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L]. Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L]. Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan dengan kandungan protein nabati yang tinggi dan harga yang relatif murah. Kedelai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dibudidayakan karena padi merupakan tanaman sereal yang paling banyak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sebagian besar petani menjadikan tanaman padi sebagai pilihan utama untuk dibudidayakan karena padi merupakan tanaman sereal yang paling banyak dibutuhkan oleh
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Padi
TINJAUAN PUSTAKA 4 Deskripsi Tanaman Padi Tumbuhan padi (Oryza sativa L.) termasuk golongan tumbuhan Gramineae yang ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas (Siregar, 1981). Bagian vegetatif
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lima persen penduduk Indonesia mengkonsumsi bahan makanan ini (Swastika
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Komoditas tanaman pangan yang penting di Indonesia adalah padi. Penduduk Indonesia menjadikan beras sebagai bahan makanan pokok. Sembilan puluh lima persen
Lebih terperincigabah bernas. Ketinggian tempat berkorelasi negatif dengan karakter jumlah gabah bernas. Karakter panjang daun bendera sangat dipengaruhi oleh
81 PEMBAHASAN UMUM Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan selama cekaman suhu rendah diantaranya; (a) faktor fisiologi, faktor lingkungan sebelum dan sesudah fase penting pertumbuhan dapat mempengaruhi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 5. Tanaman Mengugurkan Daun dan Mati Sumber: Dokumentasi Peneitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Respon Tanaman terhadap Cekaman Kekeringan Dua jenis legum yang digunakan pada penelitian ini setelah diberikan perlakuan atau cekaman kekeringan menyebabkan terjadinya banyak perubahan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode
23 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Agustus 2012. Perbanyakan benih dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di KP Leuwikopo. Pengujian benih dilakukan pada bulan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Cabai (Capsicum annuum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang bernilai ekonomi tinggi. Hal ini terlihat dari areal pertanaman cabai yang menempati areal terluas diantara
Lebih terperinciI. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun
16 1. Tinggi Tanaman (cm) I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam tinggi tanaman ( lampiran 6 ) menunjukkan perlakuan kombinasi limbah cair industri tempe dan urea memberikan pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia sebagai sumber utama
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan kacang tanah dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi Kacang Tanah Kedudukan kacang tanah dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi Sub divisi Kelas Ordo Famili Genus
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Polietilen Glikol atau dengan nama IUPEC Alpha-Hydro-Omega- (inert) dengan berat molekul antara Da (Jecfa,1987).
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Polietilen Glikol (PEG) 1. Sifat Kimia Polietilen Glikol atau dengan nama IUPEC Alpha-Hydro-Omega- Hydroxypoly (oxy-1,2-ethanadiol) merupakan senyawa dengan rumus kimia (C 2 H 4
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Padi merupakan tanaman pangan yang menghasilkan beras sebagai sumber makanan pokok sebagian penduduk Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk dan tingkat pendapatan masyarakat
Lebih terperinciPemanfaatan Teknik Kultur In Vitro Untuk Mendapatkan Tanaman Pisang Ambon Tahan Penyakit Fusarium
Pemanfaatan Teknik Kultur In Vitro Untuk Mendapatkan Tanaman Pisang Ambon Tahan Penyakit Fusarium Pisang merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kultur Jaringan Tanaman Eksplan
TINJAUAN PUSTAKA Kultur Jaringan Tanaman Kultur in vitro merupakan suatu budidaya dalam botol. Salah satu kegiatan dalam kultur in vitro adalah kultur jaringan yaitu budidaya in vitro yang menggunakan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS FILTRAT KULTUR DAN IDENTIFIKASI EMBRIO SOMATIK DAN KECAMBAH KACANG TANAH KULTIVAR LOKAL BIMA PADA FILTRAT KULTUR CENDAWAN Fusarium sp
147 EFEKTIVITAS FILTRAT KULTUR DAN IDENTIFIKASI EMBRIO SOMATIK DAN KECAMBAH KACANG TANAH KULTIVAR LOKAL BIMA PADA FILTRAT KULTUR CENDAWAN Fusarium sp EFFECTIVENESS OF CULTURE FILTRATE AND IDENTIFICATION
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman
TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Morfologi tanaman kedelai ditentukan oleh komponen utamanya, yaitu akar, daun, batang, polong, dan biji. Akar kedelai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar
Lebih terperinciyang dapat ditangkap lebih tinggi karena selain bidang tangkapan lebih besar, jumlah cahaya yang direfleksikan juga sedikit. Peningkatan luas daun
PEMBAHASAN UMUM Tanaman kedelai (Glycine max (L) Merrill) termasuk kelompok tanaman C-3 yang dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya memerlukan cahaya penuh (McNellis dan Deng 1995). Namun dalam pertanian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. zat pengatur tumbuh memperlihatkan pertumbuhan yang baik. Hal tersebut sesuai
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Isolasi dan Perkecambahan Biji Hasil penelitian menunjukkan biji yang ditanam dalam medium MS tanpa zat pengatur tumbuh memperlihatkan pertumbuhan yang baik. Hal tersebut
Lebih terperinciLampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO
Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO Asal : Introduksi dari Thailand oleh PT. Nestle Indonesia tahun 1988 dengan nama asal Nakhon Sawan I Nomor Galur : - Warna hipokotil
Lebih terperinciKultur Sel. Eksplan Kultur Sel
Kultur Sel Kultur sel: adalah pembudidayaan/pemeliharaan sel, tunggal maupun gabungan beberapa sel, dalam lingkungan buatan (medium buatan) yang steril. Kultur sel terdiri atas populasi sel dengan laju
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi
11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas Benih 2.1.1 Viabilitas benih Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah. Istilah lain untuk viabilitas benih adalah daya kecambah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pengelompokan tanaman
29 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelompokan tanaman Hasil pengamatan yang telah dilakukan terhadap sampel daun untuk mengetahui ukuran stomata/mulut daun, dapat dilihat pada tabel 3. Pada tabel 3 ditunjukkan
Lebih terperinciSebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian,
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian,, Medan dan diharapkan dapat pula berguna bagi pihak-pihak membutuhkan. TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut
Lebih terperinci