BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab tiga ini akan diuraikan tentang metode penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, uji instrumen penelitian, teknik analisis data, populasi, dan sampel penelitian. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut. 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol, The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design. Menurut Syamsuddin dan Vismaia Damaianti (2006: 169) penelitian eksperimental merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk melihat kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, dengan memanipulasikan suatu perlakuan, stimulus, atau kondisi-kondisi tertentu, kemudian mengamati pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi. Subjek penelitian dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus, yaitu pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal, sedangkan kelompok kontrol mendapatkan pembelajaran berbicara dengan menggunakan media visual bermuatan budaya lokal Desain Penelitian Rancangan penelitian menggunakan pretest dan posttest di setiap kelompok yang akan diteliti, yaitu dengan memberikan perlakuan pada suatu sampel yang telah diberikan prates sebelumnya. Untuk menguji keberhasilan perlakuan yang diberikan, dilakukan posttest terhadap kelompok tersebut. Desain yang digunakan adalah The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design. (Fraenkel & Wallen, 2008: 268). Untuk lebih jelasnya rancangan desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut. 36

2 37 Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Eksperimen Treatment Group R O X O Control Group R O C O (Fraenkel & Wallen, 2008: 268). Keterangan: R = Random assignment untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. O = Pengukuran pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. X = Perlakuan pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal. C = Perlakuan pembelajaran berbicara dengan menggunakan media visual bermuatan budaya lokal. Langkah-langkah rancangan kelas eksperimen tes awal dan tes akhir sampel ekuivalen adalah sebagai berikut. 1. Memilih sampel secara random (acak); 2. Memberikan tes awal kepada kelas eksperimen untuk memperoleh hasil O1 dan tes awal kepada kelas kontrol untuk memperoleh hasil O3; 3. Memberikan eksperimen kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol; 4. Memberikan tes akhir kepada kelas eksperimen untuk memperoleh hasil O2 dan tes akhir kepada kelas kontrol untuk memperoleh hasil O4; 5. Menghitung rata-rata (mean) kelas eksperimen dan kelas kontrol; 6. Menghitung standar deviasi (sd) kelas eksperimen dan kelas kontrol; 7. Menghitung rata-rata (uji t) kelas eksperimen O2 dan kelas kontrol O4; 8. Menentukan dasar taraf signifikan (α), yaitu 5% atau 0,05; 9. Memeriksa t dari tabel pada taraf signifikan (α) = 0,05 dan dk = n Menentukan beda rata-rata, apakah t hitung signifikan atau tidak.

3 38 Dari langkah-langkah di atas dapat digambarkan seperti pada pola penelitian di bawah ini. Gambar 3.2 A O1 X O2 R B O3 C O4 Pola penelitian eksperimen tes awal dan tes akhir sampel ekuivalen yang dimodifikasi Syamsuddin dan Vismaia dalam Rokhman (2011: 91). Keterangan: R = Penentuan atau pemilihan sampel secara random A = Sampel kelas eksperimen dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal B = Sampel kelas kontrol dengan menggunakan media visual bermuatan budaya lokal O1= Tes awal kelas eksperimen O2= Tes akhir kelas eksperimen O3= Tes awal kelas kontrol O4= Tes akhir kelas kontrol X = Pembelajaran dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal C = Pembelajaran dengan menggunakan media visual bermuatan budaya lokal Prosedur Penelitian Prosedur penelitian meliputi langkah-langkah sebagai berikut. 1. Melakukan observasi pendahuluan melalui wawancara dengan guru bahasa Indonesia untuk memperoleh informasi tentang (a) pelaksanaan pembelajaran berbicara bahasa Indonesia, (b) hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pembelajaran berbicara serta cara mengatasinya, dan (c) kajian data sebagai studi literatur;

4 39 2. Menyepakati pelaksanaan pembelajaran dengan guru, yakni pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal pada kelas eksperimen. Di dalam penelitian ini, guru melaksanakan proses pembelajarannya, sedangkan penulis bertindak sebagai observer dan partner guru. Selanjutnya, pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan; 3. Merencanakan (planning), yakni menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan yang hendak dicapai sesuai dengan penelitian tersebut, dan desain atau langkah-langkah penelitian; 4. Melakukan uji instrumen, yaitu dengan cara meminta pertimbangan instrumen yang digunakan dikonsultasikan kepada dosen ahli (expert judgement) untuk menimbang intrumen tersebut apakah layak digunakan atau tidak. 5. Memberikan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol; 6. Memperkenalkan media pembelajaran berbicara, yakni multimedia bermuatan budaya lokal dengan memberikan pelatihan atau penjelasan tentang langkahlangkah dan cara penggunaannya kepada guru; 7. Pemberian perlakuan (treatment) kepada kelas eksperimen dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal dalam pembelajaran berbicara; 8. Memberikan posttest kepada kelas eksperimen untuk mengetahui kemampuan berbicara setelah diberi perlakuan; 9. Menggunakan uji beda setelah sebelumnya dilakukan uji normalitas dan homogenitas variabel data yang ada untuk menguji apakah perbedaan kemampuan berbicara antara hasil pretest dan posttest signifikan atau hanya terjadi secara kebetulan saja; 10. Melakukan analisis data dari hasil observasi; dan 11. Menarik simpulan dari hasil penelitian.

5 40 Bagan 3.1 Paradigma Penelitian Studi Pendahuluan Kajian Kurikulum Menentukan Media Bermuatan Budaya Lokal Kajian Literatur Menyusun Instrumen Judgement Instrumen Uji Coba Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Tes Awal Tes Awal Pembelajaran Berbicara dengan Menggunakan Media Visual Bermuatan Budaya Lokal Pembelajaran Berbicara dengan Menggunakan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Tes Akhir Tes Akhir Analisis Data Hasil Simpulan

6 Variabel Penelitian Pada penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yakni variabel bebas (independent variable) diberi simbol (X), dan variabel terikat (dependent variable) diberi simbol (Y). Adapun variabel bebas pada penelitian ini adalah multimedia bermuatan budaya lokal diberikan kepada kelompok eksperimen, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan berbicara siswa. Hubungan antarvariabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 3.3 Hubungan Antarvariabel Penelitian X Mutimedia Bermuatan Budaya Lokal Y Kemampuan Berbicara Siswa 3.3 Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan yang berkaitan dengan penelitian, maka diperlukan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap, yakni (1) pemberian tes awal; (2) pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal; dan (3) pemberian tes akhir. Berikut ini tahap-tahap yang dimaksud. Pertama, memberikan tes awal (pretest) terhadap subjek penelitian dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai kemampuan berbicara siswa. Kedua, pengukuran awal siswa tentang berbicara. Hasil pengukuran ini digunakan sebagai kemampuan awal siswa dalam berbicara sebelum diperlakukan dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal. Kemampuan awal siswa ini dibandingkan dengan hasil pengukuran akhir setelah proses belajar mengajar dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal.

7 42 Ketiga, melaksanakan pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal. Kegiatan ini dilakukan oleh satu orang guru, yaitu Hj. Maemunah, S.Pd. untuk menyampaikan materi pembelajaran. Selain itu, Tukiran, S.Pd., Deden Sutrisna, S.Pd., dan penulis masing-masing memberikan penilaian terhadap siswa pada waktu tes untuk setiap pertemuan dan melakukan observasi terhadap kualitas proses belajar mengajar berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal. Keempat, memberikan tes akhir (posttest) setelah proses belajar. Kelima, menyebarkan angket kepada siswa dan wawancara dengan guru untuk mengetahui respons siswa dan pendapat guru terhadap penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal dalam pembelajaran berbicara. 3.4 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua macam, yakni skala penilaian dan observasi. Skala penilaian digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam berbicara, yakni menceritakan pengalaman yang paling mengesankan bertema budaya lokal dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif melalui penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal dalam pembelajaran berbicara. Skala penilaian ini berisi kriteria-kriteria untuk menentukan tinggi rendahnya skor yang dicapai siswa dalam berbicara. Penilaian yang dilakukan merujuk kepada pendapat Arsjad dan Mukti U.S. dalam Sriwidianingsih (2008: 29) ditinjau dari keefektifan berbicara, yakni meliputi aspek kebahasaan dan nonkebahasaan dan tes berbicara oleh Djiwandono. Arsjad dan Mukti U.S. dalam Sriwidianingsih (2008: 29) menyatakan bahwa keefektifan berbicara dipengaruhi oleh faktor kebahasaan dan nonkebahasaan. Adapun yang dimaksud dengan faktor kebahasaan adalah aspekaspek yang berkaitan dengan masalah bahasa, yang seharusnya dipenuhi pada waktu seseorang menjadi pembicara. Faktor-faktor yang dimaksud, meliputi (1) ketepatan pengucapan/lafal; (2) penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi/intonasi; (3) pilihan kata/diksi; dan (4) pemakaian kalimat. Selanjutnya, yang dimaksud dengan faktor nonkebahasaan, yaitu aspek yang menentukan

8 43 keberhasilan seseorang dalam berbicara yang tidak berkaitan dengan masalah bahasa. Faktor-faktor tersebut antara lain (1) sikap yang tenang, wajar, dan tidak kaku; (2) pandangan/penguasaan medan; (3) kesediaan menghargai pendapat orang lain; (4) gerak-gerik dan mimik; (5) kenyaringan suara; (6) kelancaran; (7) relevansi atau penalaran; dan (8) penguasaan topik. Selain itu, menurut Djiwandono (2011: 119) sasaran tes berbicara meliputi (a) relevansi dan kejelasan isi pesan, masalah, atau topik, (b) kejelasan dan kerapian pengorganisasian isi, dan (c) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta sesuai dengan isi, tujuan wacana, keadaan nyata termasuk pendengar. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka pedoman penilaian berbicara pada penelitian ini merupakan pengembangan dari pendapat para ahli tersebut. Aspek-aspek kemampuan berbicara siswa yang dinilai dalam penelitian ini terdiri atas (1) isi, meliputi kesesuaian isi dengan tema, keorisinalan ide, dan penguasaan materi, (2) organisasi, meliputi sistematika, kelogisan, kohesi dan koherensi, (3) bahasa, meliputi pilihan kata atau diksi, kalimat, dan gaya verbal, dan (4) performa, meliputi pelafalan dan intonasi, gerak-gerik dan mimik, sikap, serta penguasaan medan. Selanjutnya, disusunlah pedoman skoring dan deskripsi kriteria penilaian dengan beberapa hal yang disesuaikan dengan kebutuhan penulis. Adapun pedoman skoring dalam bentuk yang sudah ditetapkan dalam matriks perencanaan, yakni skala penilaian. Skala penilaian dapat dilihat pada tabel. Deskripsi masing-masing komponen berbicara (kemampuan menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif) dalam skala 4. Di dalam penskoran ini digunakan empat kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang dengan dilengkapi bobot masingmasing komponen. Sesuai dengan jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut.

9 Tes Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa (pretest) dan kemampuan akhir (posttest) siswa dalam kemampuan berbicara setelah proses belajar mengajar berlangsung. Bentuk tes secara lisan, pengukuran ini dilakukan kepada para siswa. Aspek-aspek yang diukur meliputi isi, organisasi, bahasa, dan performa. Berikut ini pedoman penilaian kemampuan berbicara dan kriteria penilaiannya.

10 45 Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Kemampuan Berbicara A. Isi Aspek yang Dinilai Bobot Skala Nilai Skor 1) kesesuaian isi dengan tema 3 2) keorisinalan ide 3) penguasaan materi B. Organisasi 1) sistematika 2) kelogisan 3) kohesi dan koherensi C. Bahasa 1) pilihan kata/diksi 2) kalimat 3) gaya verbal D. Performa ) pelafalan dan intonasi 2 2) gerak-gerik dan mimik 2 3) sikap 1 4) penguasaan medan 1 Skor Maksimal 25 Keterangan: 1 = kurang, 2 = cukup baik, 3 = baik, 4 = sangat baik Nilai akhir =

11 46 Perbedaan pembobotan pada tiap subaspek dari keempat aspek tersebut menunjukkan bahwa subaspek yang memiliki bobot tinggi dibandingkan sub aspek lainnya adalah dititikberatkan berdasarkan kompetensi dasarnya, yakni menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif. Oleh karena itu, subaspek pilihan kata dan kalimat memiliki bobot tinggi. Demikian juga pada subaspek kesesuaian isi dengan tema memiliki bobot tinggi karena pengalaman yang diceritakan dikehendaki sesuai dengan temanya, yakni budaya lokal. Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Aspek Subaspek Skor dan Kriteria (1) (2) (3) Isi 1) kesesuaian isi dengan tema 4 = Isi cerita menunjukkan empat kriteria, yakni sesuai dengan pokok-pokok cerita yang disusun, sesuai topik, gagasan/ide yang dikemukakan sesuai topik, dan mengandung wujud/unsur budaya lokal. 3 = Isi cerita menunjukkan tiga 2 = Isi cerita menunjukkan dua 1 = Isi cerita menunjukkan satu 2) keorisinalan ide 4 = Pengalaman yang diceritakan menunjukkan empat kriteria, yakni berbeda dengan teman, faktual, aktual, dan kreatif. 3 = Isi cerita menunjukkan tiga 2 = Isi cerita menunjukkan dua 1 = Isi cerita menunjukkan satu 3) penguasaan materi 4 = Cerita yang disampaikan pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni disampaikan dengan lancar, sistematis, berdasarkan pengalaman, dan mencerminkan pemahaman terhadap budaya lokal. 3 = Isi cerita menunjukkan tiga 2 = Isi cerita menunjukkan dua 1 = Isi cerita menunjukkan satu

12 47 (1) (2) (3) Organisasi 1) sistematika 4 = Cerita yang disampaikan menunjukkan empat kriteria, yakni sistematis, terdapat pendahuluan, isi, dan penutup. 3 = Cerita yang disampaikan menunjukkan tiga 2 = Cerita yang disampaikan menunjukkan dua 1 = Cerita yang disampaikan menunjukkan satu 2) kelogisan 4 = Cerita pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni dapat diterima nalar, relevan, faktual, dan aktual. 3 = Cerita pembicara menunjukkan tiga 2 = Cerita pembicara menunjukkan dua 1 = Cerita pembicara menunjukkan satu 3) kohesi dan koherensi 4 = Cerita pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni penggunaan konjungsi tepat, utuh, padu, dan sistematis. 3 = Cerita pembicara menunjukkan tiga 2 = Cerita pembicara menunjukkan dua 1 = Cerita pembicara menunjukkan satu

13 48 (1) (2) (3) Bahasa 1) pilihan kata/diksi 4 = Pilihan kata/diksi pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni tepat, jelas, bervariasi, dan konkret. 3 = Pilihan kata/diksi pembicara menunjukkan tiga 2 = Pilihan kata/diksi pembicara menunjukkan dua 1 = Pilihan kata/diksi pembicara menunjukkan satu 2) kalimat 4 = Kalimat pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni keutuhan, perpautan, kehematan, dan hubungan yang logis. 3 = Kalimat pembicara menunjukkan tiga 2 = Kalimat pembicara menunjukkan dua 1 = Kalimat pembicara menunjukkan satu 3) gaya verbal 4 = Gaya verbal pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni percaya diri, tegas, lugas, dan tanpa banyak basabasi. 3 = Pembicara menunjukkan tiga 2 = Pembicara menunjukkan dua 1 = Pembicara menunjukkan satu

14 49 (1) (2) (3) Performa 1) pelafalan dan intonasi 4 = Pelafalan dan intonasi pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni jelas, tepat, tinggi-rendah nada tepat, dan keras-lemah suara pun tepat. 3 = Pelafalan dan intonasi pembicara menunjukkan tiga 2 = Pelafalan dan intonasi pembicara menunjukkan dua 1 = Pelafalan dan intonasi pembicara 2) gerak-gerik dan mimik menunjukkan satu 4 = Gerak-gerik dan mimik pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni mendukung cerita, sesuai, wajar, dan ekspresif. 3 = Gerak-gerik dan mimik pembicara menunjukkan tiga 2 = Gerak-gerik dan mimik pembicara menunjukkan dua 1 = Gerak-gerik dan mimik pembicara menunjukkan satu 3) sikap 4 = Sikap pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni wajar, tenang, tidak kaku, dan tidak gugup. 3 = Sikap pembicara menunjukkan tiga 2 = Sikap pembicara menunjukkan dua 1 = Sikap pembicara menunjukkan satu 4) penguasaan medan 4 = Pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni pandangan tidak menunduk/tertuju pada satu arah, pandangan menyebar, menarik perhatian, dan menguasai situasi. 3 = Pembicara menunjukkan tiga 2 = Pembicara menunjukkan dua 1 = Pembicara menunjukkan satu

15 50 Format Penilaian Kemampuan Berbicara Tema : Budaya Lokal Cirebon Waktu : 2 x 40 menit (1 x pertemuan) Pengajar : Ibu Hj. Memunah, S.Pd. Kelas : VII Evaluator : Bapak Tukiran, S.Pd. Bapak Deden Sutrisna, S.Pd. Marfuah, S.Pd. Tabel 3.3 Nomor Aspek yang Dinilai Subjek Isi Organisasi Bahasa Performa Nilai (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) Jumlah Rata-rata Keterangan: Isi Organisasi Bahasa Performa 1 = sistematika 1 = pilihan (bobot = 2) kata/diksi 2 = kelogisan (bobot = 3) (bobot = 2) 2 = kalimat 3 = kohesi dan (bobot = 3) koherensi 3 = gaya verbal (bobot = 1) (bobot = 1) 1 = kesesuaian isi dengan tema (bobot = 3) 2 = keorisinalan ide (bobot = 2) 3 = penguasaan materi (bobot = 2) 1 = pelafalan dan intonasi (bobot = 2) 2 = gerak-gerik dan mimik (bobot = 2) 3 = sikap (bobot = 1) 4 = penguasaan medan (bobot = 1)

16 51 Tabel 3.4 Contoh Penentuan Kriteria dengan Penghitungan Persentase Interval Persentase Tingkat Penguasaan untuk Skala Empat Nilai Ubahan Skala Empat 1 4 D A Keterangan A Baik Sekali B Baik C Cukup D Kurang Sumber: Nurgiyantoro (2012: 253) Observasi Observasi berupa pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berbicara, yakni menceritakan pengalaman yang paling mengesankan bertema budaya lokal dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif. Pengamatan dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran dengan memberikan tanda cek list ( ) pada kolom yang sesuai dengan butir pernyataan di lembar observasi. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dengan saksama selama proses pembelajaran. Observasi dilakukan oleh tiga orang, yakni Tukiran, S.Pd., seorang guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 15 Cirebon, Deden Sutrisna, S.Pd., seorang guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMK Kartika Cirebon, dan penulis, yang selanjutnya disebut observer. Adapun yang berperan sebagai guru pelaksana pembelajaran, yakni guru mata pelajaran bahasa Indonesia lainnya yang bernama Hj. Maemunah, S.Pd. Aspek-aspek yang perlu diamati baik terhadap guru maupun siswa adalah sebagai berikut.

17 52 a. Aktivitas Guru 1) kemampuan membuka pelajaran, meliputi menarik perhatian siswa, menumbuhkan motivasi siswa, melakukan apersepsi, dan menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran; 2) performa guru dalam pembelajaran, meliputi penampilan, kejelasan suara, dan ekspresi serta gerak-gerik anggota tubuh; 3) penguasaan bahan pembelajaran, meliputi relevansi dengan tujuan pembelajaran, pengaitan dengan pengalaman siswa, dan menunjukkan kedalaman pokok bahasan; 4) proses pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal, meliputi relevansi penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal dengan tujuan pembelajaran, keterampilan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal, kejelasan dalam menerangkan/memberi contoh dan instruksi, menggali pengetahuan dan pengalaman siswa berkaitan dengan budaya lokal, memberi kebebasan kepada siswa untuk memilih budaya lokal yang berkaitan dengan pengalaman pribadinya yang paling mengesankan dari multimedia bermuatan budaya lokal yang ditayangkan untuk dijadikan sebagai materi bercerita, dan efisiensi dalam penggunaan waktu; 5) penerapan strategi, meliputi membantu siswa yang mengalami kesulitan, memotivasi dan mendorong siswa untuk berpikir dan berbicara, melatih siswa dalam berbicara, dan kesesuaian pelaksanaan dengan rencana pembelajaran. 6) kemampuan menilai proses dan hasil belajar siswa, meliputi relevansi pertanyaan-pertanyaan lisan dengan tujuan pembelajaran dan relevansi penilaian dengan yang telah direncanakan; dan 7) kemampuan dalam mengakhiri proses pembelajaran, meliputi peninjauan kembali materi pelajaran secara menyeluruh, melakukan penilaian akhir pembelajaran (posttest), dan penyampaian informasi tentang pelajaran selanjutnya.

18 53 b. Aktivitas Siswa 1) interaksi dengan guru selama proses pembelajaran, meliputi menghormati dan menghargai guru, mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru dengan saksama, dan melaksanakan instruksi/perintah guru; 2) interaksi antarsesama siswa selama proses pembelajaran, meliputi menghargai pendapat teman dan berinteraksi dengan teman secara baik; 3) partisipasi siswa dalam proses pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal, meliputi memperhatikan multimedia bermuatan budaya lokal yang ditayangkan guru, mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan/menjawab pertanyaan yang diberikan guru berkaitan dengan multimedia bermuatan budaya lokal yang ditayangkan, memilih budaya lokal yang berkaitan dengan pengalaman pribadinya yang paling mengesankan dari multimedia bermuatan budaya lokal yang ditayangkan untuk dijadikan sebagai materi bercerita, mengidentifikasi dan menyusun pokok-pokok pengalaman pribadinya berkaitan dengan budaya lokal, menceritakan pengalaman pribadinya yang paling mengesankan berkaitan dengan budaya lokal, dan memberi penilaian berupa komentar, tanggapan, dan sebagainya terhadap penampilan siswa lain; dan 4) motivasi dan keantusiasan siswa dalam belajar, meliputi semangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, menunjukkan rasa senang dan kegembiraan dalam belajar, tertib dan tidak ribut selama kegiatan pembelajaran, dan efisiensi dalam penggunaan waktu Wawancara Wawancara dilakukan terhadap guru yang melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal dalam pembelajaran berbicara untuk mengetahui pendapatnya terhadap mutimedia yang digunakan selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran berbicara. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan meliputi, penggunaan media atau model seperti apa yang biasa digunakan dalam pembelajaran berbicara, tanggapan terhadap penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal yang diterapkan dalam pembelajaran

19 54 berbicara, penilaian terhadap penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal, baik positif maupun negatif dalam pembelajaran berbicara, dan kesulitan yang dihadapi dalam penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal pada pembelajaran berbicara Angket Angket digunakan untuk mengetahui respons siswa terhadap penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal dalam pembelajaran berbicara. Adapun butirbutir pernyataan di dalam angket, yakni sebagai berikut. 1. Saya senang belajar berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal. 2. Multimedia bermuatan budaya lokal yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran berbicara sangat menarik. 3. Belajar dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal menumbuhkan motivasi saya dalam berbicara. 4. Pembelajaran dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal membantu saya dalam berbicara. 5. Kemampuan berbicara saya meningkat setelah menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal. 3.5 Uji Instrumen Penelitian Agar instrumen yang digunakan memenuhi validitas dan reliabilitasnya, maka instrumen yang digunakan dikonsultasikan kepada dosen ahli (expert judgement) untuk menimbang intrumen tersebut apakah layak digunakan atau tidak. Expert judgment dalam penelitian ini adalah Dr. Sumiyadi, M.Hum., Dr. Isah Cahyani, M.Pd., dan Dr. Nuny Sulistiany Idris, M.Pd. Berdasarkan hasil konsultasi dengan para dosen ahli tersebut, instrumen dinyatakan dapat digunakan dalam penelitian.

20 Teknik Analisis Data Data pembelajaran berbicara dalam menceritakan pengalaman yang paling mengesankan bertema budaya lokal dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif dianalisis dengan melihat perbedaan antara penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal dengan penggunaan media visual bermuatan budaya lokal melalui langkah-langkah sebagai berikut. 1. Hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi skor; 2. Menghitung nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol; dan 3. Menganalisis hasil pretest dan posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan statistik inferensial dengan rumus uji t, yakni dengan perhitungan statistik SPSS 20.0 dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Perhitungan rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar deviasi) skor tes prestasi belajar pada pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol; b. Pengujian hipotesis perbedaan rata-rata tes prestasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji t; dan c. Perhitungan uji t dilakukan menggunakan program SPSS Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 15 Cirebon Tahun Ajaran 2012/2013, yakni sebanyak 554 siswa dari delapan kelas Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini sebanyak 70 siswa. Jumlah ini dibagi ke dalam dua kelompok, yakni sebanyak 35 siswa di kelas eksperimen dan 35 siswa lainnya di kelas kontrol.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa digunakan manusia sebagai sarana berkomunikasi dengan sesamanya. Kegiatan berkomunikasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Dengan kata lain, penelitian ini mencari perlakuan (treatment) tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh penulis yaitu metode penelitian dan desain penelitian. Untuk lebih jelasnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Dalam proses pengambilan data untuk mencapai suatu tujuan harus dilakukan secara ilmiah, yakni dengan menggunakan ciri-ciri keilmuan yang meliputi kerasionalan,

Lebih terperinci

155 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

155 Marfuah, 2013 Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan diuraikan simpulan dan saran berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut. 5.1 Simpulan Secara keseluruhan, penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan latar belakang penelitian, diperlukan sebuah metode penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur 77 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur penelitian yang akan dilakukan, yaitu (1) metode penelitian, () langkah-langkah penelitian, (4) populasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan suatu cara teratur yang digunakan untuk melaksana-kan suatu perkerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Sehubung-an dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Adapun metode kuantitatif yang digunakan adalah metode eksperimen kuasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini mengunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini mengunakan metode 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini mengunakan metode eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematik, logis, dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 88 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan pemerolehan data penelitian. Adapun hal yang dimaksud meliputi metode penelitian, data (populasi dan sampel),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Eksperimen kuasi ini merupakan metode penelitian yang peneliti gunakan. Penelitian ini membutuhkan satu kelas kontrol dan satu kelas eksperimen. Kelas kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan, 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Dalam bab ini dibahas metode penelitian, populasi dan sampel penelitian,

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Dalam bab ini dibahas metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Dalam bab ini dibahas metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. 3.1 Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dialog interaktif dalam rekaman televisi pada siswa kelas IX SMP Negeri 19

BAB III METODE PENELITIAN. dialog interaktif dalam rekaman televisi pada siswa kelas IX SMP Negeri 19 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang menggambarkan objek penelitian sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kemungkinan sebab akibat (cause of effect relationship), dengan cara mengekspos

BAB III METODE PENELITIAN. kemungkinan sebab akibat (cause of effect relationship), dengan cara mengekspos BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini akan menggunakan penelitian eksperimen. Penelitian dengan menggunakan percobaan atau eksperimen dimaksudkan untuk menyelidiki kemungkinan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian,

Lebih terperinci

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan tentang metode dan desain penelitian, lokasi, populasi, dan sampel penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, analisis instrumen, teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir E O1 X1 O2 K O3 X2 04

BAB III METODE PENELITIAN. Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir E O1 X1 O2 K O3 X2 04 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Peneliti menggunakan metode eksperimen semu atau quasi experimental design dalam penelitian ini. Alasan penggunaan metode eksperimen kuasi ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan menggunakan one group pretes-posttest design,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan menggunakan one group pretes-posttest design, 21 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian yang dilaksanakan menggunakan one group pretes-posttest design, yaitu sekelompok subjek dikenai perlakuan untuk jangka waktu tertentu, pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Objek penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cimahi, Jalan Mahar Martanegara (Leuwigajah)

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen, BAB III PROSEDUR PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen, yaitu percobaan sistematis dan berencana untuk membuktikan suatu teori.

Lebih terperinci

Kelas Pratest Perlakuan Pascates

Kelas Pratest Perlakuan Pascates 26 BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode yang mengujicobakan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian merupakan langkah atau cara yang dilakukan peneliti dengan maksud untuk memperoleh data. Menurut Sugiyono (2009:3), Metode

Lebih terperinci

III. PROSEDUR PENELITIAN. dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan

III. PROSEDUR PENELITIAN. dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan III. PROSEDUR PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), ruang lingkupnya adalah pembelajaran di dalam kelas yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di SMPN 6 Banjarmasin. Pemilihan lokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di SMPN 6 Banjarmasin. Pemilihan lokasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMPN 6 Banjarmasin. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan beberapa alasan di antaranya: a. SMPN 6 Banjarmasin merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yakni metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yakni metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yakni metode yang sistematis dan logis untuk membuktikan suatu hipotesis. Hipotesis merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mohammad Ali (1992:140) menjelaskan bahwa :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mohammad Ali (1992:140) menjelaskan bahwa : 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Mohammad Ali (1992:140) menjelaskan bahwa : Kuasi eksperimen hampir mirip dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006: 160). Menurut Syamsuddin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada metodologi penelitian ini akan menguraikan tentang metode penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian, paradigma penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur penelitian yang akan dilakukan yaitu 1) desain penelitian, 2) teknik penelitian, 3) teknik analisis data, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan metode penelitian eksperimen. Sugiyono (2010:72) mengungkapkan bahwa metode penelitian eksperimen ini dapat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. sengaja membangkitkan timbulnya suatu kejadian atau keadaan, kemudian diteliti

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. sengaja membangkitkan timbulnya suatu kejadian atau keadaan, kemudian diteliti 67 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan untuk mengujicobakan suatu metode pembelajaran dengan sengaja

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan dimana kondisi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan dimana kondisi 9 BAB METODE PENELITIAN. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu. Eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini mengungkap hubungan antara dua variabel maupun lebih atau mencari pengaruh suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2010, hlm. 3) mengatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini yaitu untuk mengetahui efektivitas metode group resume dan giving

BAB III METODE PENELITIAN. ini yaitu untuk mengetahui efektivitas metode group resume dan giving BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitan ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen semu (quasi experimental Desain). Penelitian ini dikatakan eksperimen semu karena peneliti tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Hal ini karena fungsi bahasa yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini, akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan pemerolehan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini, akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan pemerolehan 86 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini, akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan pemerolehan data penelitian. Adapun hal yang dimaksud meliputi metode penelitian, sumber data (populasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Penelitian jenis eksperimen dirancang untuk menjawab sebuah pertanyaan yang mengacu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian tentunya beranjak dari masalah yang ingin dipecahkan. Masalah yang ingin diteliti yaitu dalam hal pembelajaran drama bermain peran. Seperti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui keefektifan media audio visual berita dalam pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris. Adapun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bandarlampung Tahun Ajaran 03/04 dengan jumlah siswa sebanyak 00 siswa yang terdistribusi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi atau disebut juga quasi eksperimental research.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan multimedia model tutorial lebih baik dibandingkan dengan pemakaian tools pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang dipilih adalah penelitian kuasi eksperimen, karena subjek tidak dikelompokkan secara acak tetapi peneliti menerima keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu). Penggunaan metode ini didasarkan pada tujuan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua 47 BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment), yaitu penelitian yang secara khas meneliti mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sebelum melaksanakan sebuah penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode atau cara-cara yang akan digunakannya. Menurut Sugiyono (2016: 2), metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian eksperimen semu dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT ditinjau dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini diuraikan desain penelitian, subjek penelitian, teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini diuraikan desain penelitian, subjek penelitian, teknik BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan desain penelitian, subjek penelitian, teknik penelitian, instrumen penelitian, dan persiapan pembelajaran sebagai berikut. 3.1 Desain Penelitian Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR TINDAKAN. Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di

BAB III PROSEDUR TINDAKAN. Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di BAB III PROSEDUR TINDAKAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di sekolah inilah penulis mengajar sejak tahun 1986 sekarang, di Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penggunaan metode yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil dari penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penggunaan metode yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil dari penelitian 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penggunaan metode yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil dari penelitian yang dilakukan. Dalam penelitiaan ini penulis menggunakan metode kuasi

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Desain Penelitian Eksperimen Pretest-posttest Control Group Design Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen O1 X O2 Kontrol O3 Y O4

Tabel 3.1 Desain Penelitian Eksperimen Pretest-posttest Control Group Design Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen O1 X O2 Kontrol O3 Y O4 23 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi (Quasi Experimental Design). Adapun variabel-varibel dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian dapat diartikan sebagai suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data sebagai bahan dalam mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Di dalam bab ini akan dijelaskan mengenai lokasi penelitian, populasi,sampel, metode penelitian, desain penelitian,serta instrument penelitian. Selain itu dipaparkan mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mencapai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mencapai 108 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan, sedangkan penelitian adalah wahana untuk menemukan kebenaran. Melalui metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Peneliti menggunakan metode eksperimen semu atau kuasi eksperimen dalam penelitian ini. Alasan penggunaan metode eksperimen semu ini karena sulitnya mengontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi. Penelitian eksperimen merupakan salah satu jenis penelitian kuantitatif yang sangat kuat mengukur hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Metode penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dan deskriptif. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. membaca, menulis, dan berhitung pada warga belajar keaksaraan dasar.

BAB III METODE PENELITIAN. membaca, menulis, dan berhitung pada warga belajar keaksaraan dasar. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai metode penelitian, populasi dan sampel, prosedur penelitian, variable, instrumen dan teknik analisis data, yang berkaitan dengan efektifitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperiment

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2007 : 13) data penelitian pada pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui efektivitas media schedule board dalam meningkatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui efektivitas media schedule board dalam meningkatkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mengetahui efektivitas media schedule board dalam meningkatkan kemampuan menulis kalimat bahasa Jepang, peneliti menerapkan metode eksperimental.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Shadow Puppet Terhadap Kemampuan Bercerita Siswa Kelas VII SMP Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Shadow Puppet Terhadap Kemampuan Bercerita Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Desain Penelitian 1. Variabel Penelitian Berdasarkan judul penelitian ini, yakni Pengaruh Pemanfaatan Media Shadow Puppet Terhadap Kemampuan Bercerita Siswa Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Penelitian merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan,

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Penelitian merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan, BAB III METOE A TEKIK PEELITIA 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Penelitian Eksperimen Semu Penelitian merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan, mengembangkan dan menguji teori. Sukmadinata (005:5) mengungkapkan

Lebih terperinci

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu atau kuasi eksperimen. Penelitian. kemampuan berpikir kreatif dan rasa ingin tahu peserta didik.

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu atau kuasi eksperimen. Penelitian. kemampuan berpikir kreatif dan rasa ingin tahu peserta didik. AB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu atau kuasi eksperimen. Penelitian ini mendeskripsikan tentang keefektifan pendekatan saintifik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen semu (quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental research). Perlakuan pembelajaran yang diberikan adalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik (Kusuma, 2009:141).

III. METODE PENELITIAN. berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik (Kusuma, 2009:141). 26 III. METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK), ruang lingkup penelitian ini adalah pembelajaran di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode dan desain penelitian merupakan hal penting yang berperan sebagai salah satu rancangan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dikatakan kuasi eksperimen karena subjek penelitian tidak diacak sepenuhnya.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dikatakan kuasi eksperimen karena subjek penelitian tidak diacak sepenuhnya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuasi eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen adalah penelitian yang mendekati eksperimen

Lebih terperinci

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 1, Maret 2017 ABSTRAK

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 1, Maret 2017 ABSTRAK PROSES PENYANDIAN BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN DAYA INGAT (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VI SD NEGERI CIARO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting dimiliki oleh setiap calon guru agar dapat berhasil melaksanakan pembelajaran di laboratorium.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sehubungan dengan penelitian yang dilakukan supaya memenuhi syarat-syarat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sehubungan dengan penelitian yang dilakukan supaya memenuhi syarat-syarat BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan supaya memenuhi syarat-syarat ilmiah dalam pelaksanaannya. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antarpenutur untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antarpenutur untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari fungsi utama bahasa adalah sarana komunikasi. Bahasa dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antarpenutur untuk berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten 6 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo Tahun Pelajaran 01/013. Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian eksperimen semu). Eksperimen semu dilakukan untuk memperoleh informasi, di mana eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dirancang oleh peneliti adalah dengan menggunakan metode eksperimen. Metode Eksperimen adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Pretest-Posttest Design Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir E O 1 X O 2 K O 3 X O 4

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Pretest-Posttest Design Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir E O 1 X O 2 K O 3 X O 4 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen kuasi. Metode ini dipilih karena cocok dengan tujuan penelitian yaitu ingin mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi Eksperimen.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development). R&D merupakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group Design

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian, yaitu suatu cara yang digunakan untuk memperoleh kelengkapan data-data yang diperlukan bagi usaha pemecahan masalah yang diteliti dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan sebuah metode penelitian yang dilakukan di dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu atau yang biasa disebut quasi experimental research. Metode ini digunakan untuk mengetahui kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Menurut Masyhuri (2008:151)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Menurut Masyhuri (2008:151) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Menurut Masyhuri (008:151) Metodologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Rancangan penelitian ini penulis menggunakan desain praeksperimental dengan pola Randomized Control Group Only Design. Dalam rancangan ini sekelompok

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 53 BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen kuasi. Metode ini digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Kelompok kontrol diperlukan untuk melihat sejauh mana peningkatan berpikir kritis dengan pembelajaran menggunakan multimedia animasi, yang selanjutnya dibandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental, yang bertujuan untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok lain

Lebih terperinci