*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
|
|
- Bambang Jayadi
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN ANTARA KEPADATAN HUNIAN, VENTILASI, DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) DI DESA BENTENAN KECAMATAN PUSOMAEN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Marfin G. F. Sahensolar*, Grace D. Kandou*, Ardiansa A. T. Tucunan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit parah dan mematikan, tergantung pada patogen penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor pejamu. Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di Desa Bentenan yaitu 246 kepala keluarga. Sampel yang diambil 71 responden dengan menggunakan rumus slovin. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 85,9% responden mengalami penyakit ISPA. Berdasarkan uji statistik diperoleh kepadatan hunian kamar dengan kejadian ISPA p =0,001 (p < 0,05), ventilasi dengan kejadian ISPA p = 0,050 (p < 0,05), dan kebiasaan merokok dengan kejadian ISPA p = 0,004 (p<0,05). Ada hubungan antara kepadatan hunian kamar dengan kejadian ISPA, ada hubungan antara luas ventilasi kamar dengan kejadian ISPA, ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian ISPA di Desa Kabupaten Minahasa Tenggara. Petugas kesehatan melakukan penyuluhan yang intensif tentang penyakit ISPA dan melakukan sosialisasi tentang bahaya merokok, serta adanya program dalam pengendalian penyakit ISPA. Masyarakat memperhatikan perilaku hidup bersih dan sehat, dan lebih memperhatikan kebersihan lingkungan serta kondisi fisik rumah seperti kepadatan hunian dan ventilasi. Kata Kunci : Kepadatan Hunian Kamar, Luas ventilasi Rumah, Kebiasaan Merokok, Ispa ABSTRACT Ispa is a desease of a breathing respiratory up or under, and it is usuly infect, wich can cause various spectrum deseases without symtom or a minor infection to a very serious and deadly disease, depend on the environmental factor and the cause of patogen. This research is using analytic survey research with cross sectional design. The population of this research is all the household in Bentenan which is 246 household. The sample takaen is 71 respondent that using slovin formula. The sample technipue is using the technique of sampling quota. The result shows that 85,9% respondent experienced ISPA. Based on the statistic test, the dense of dwelling population with ISPA is p=0,001 (p<0,05), ventilation with ISPA p=0,050 (p<0,050), and smoking habit with ISPA p= 0,004 (p<0,05). There is a relationship between a dense of dwelling population with ISPA, There is a relationship between broad of ventilation with ISPA, and there is a relationship between smoking habit with ISPA in Bentenan Village, district Pusomaen Southeast Minahasa Regency.The health official of ISPA disease and socialize the danger of smoking, as well as a program in the restraint of ISPA. The society have to concern more on the environmental cleanliness and ventilation physical condition. Key Word : dense of dwelling, population, smoke habit, ISPA.
2 PENDAHULUAN Infeksi saluran pernapasan akut adalah salah satu penyakit pernapasan yang terberat dan banyak menimbulkan akibat dan kematian (Saydam, 2011). Infeksi Saluran Pernapasan Akut merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98%-nya disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah. Tingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi, anakanak, dan orang lanjut usia, terutama di negara-negara dengan pendapatan per kapita rendah dan menengah (Kemenkes RI, 2011). Lima Provinsi dengan ISPA tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (41,7%), Papua (31,1%), Aceh (30%), Nusa Tenggara Barat (28,3%), dan Jawa Timur (28,3%). Selanjutnya prevalensi ISPA di Sulawesi Utara sebanyak 24,7% dan prevalensi ISPA yang paling rendah terdapat pada provinsi Riau dan Provinsi Jambi sebanyak 17,1%, (Riskesadas, 2013). Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara kasus ISPA tahun 2014 menunjukkan bahwa Kota Kotamobagu menempati posisi teratas dengan jumlah kasus, di Sangihe dengan jumlah kasus 9984 kasus, di kota Manado 4500 kasus, di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dengan jumlah 3153 kasus, di Kabupaten Minahasa Tenggara dengan jumlah 1532 kasus, di Kabupaten Minahasa Utara dengan jumlah 376 kasus. Hasil data dari Dinas Kesehatan Minahasa Tenggara penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada tahun 2014 berjumlah 4982 kasus, dan pada tahun 2015 dari bulan Januari Agustus berjumlah 5511 kasus. Tahun 2014 penyakit ISPA yang tertinggi terdapat di Puskesmas Pusomaen kasus, dan pada tahun 2015 penyakit ISPA yang tertinggi di Puskesmas Molompar 1211 kasus. Berdasarkan data Puskesmas Pusomaen penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut yang tertinggi. Pada tahun 2014 angka kejadian ISPA yang tertinggi sebanyak kasus, dan pada tahun 2015 data dari bulan Januari sampai Agustus penyakit ISPA sebanyak 1128 kasus, (Puskesmas Pusomaen ). Berdasarkan observasi sebagian kondisi rumah penduduk Desa Bentenan masih kurang memenuhi persyaratan kesehatan, dilihat dari ventilasi rumah yang kurang sehingga mengakibatkan sirkulasi udara tidak baik atau buruk, Kepadatan hunian melebihi kapasitas rumah dengan luas kamar tidur dan dipakai lebih dari 2 orang.
3 Dari uraian diatas maka peneliti mengangkat judul tentang Hubungan antara kepadatan hunian, ventilasi dan kebiasaan merokok dengan kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Desa Kabupaten Minahasa Tenggara METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan desain pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bentenan Kecamatan Pusomaen Kabupaten Minahasa Tenggara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga (KK) yang ada di Desa Bentenan yaitu 246 Kepala Keluarga (KK), untuk menghitung besar sampel menggunkan rumus Slovin sehingga jumlah sampel yang di dapat 71 responden. Teknik pengambilan sampel menggunkan teknik quota sampling. Variabel yang diteliti adalah kepadatan hunian, ventilasi dan kebiasaan merokok. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan rollmeter untuk mengukur luas lantai, dan ventilasi, kepadatan hunian kamar pembagian antara luas kamar dengan jumlah anggota keluarga, yaitu jika perbandingan 9m 2, ventilasi atau lubang angin tempat keluar masuknya udara di dalam rumah Masyarakat yang memenuhi syarat jika luas lantai 5% dari luas lantai, kebiasaan merokok jika Ada seorang anggota keluarga atau lebih yang menghisap rokok di dalam rumah. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian yaitu kepadatan hunian, ventilasi dan kebiasaan merokok. Analisis bivariat mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu kepadatan hunian, kebiasaan merokok dan ventilasi dengan kejadian ISPA dengan menggunakan uji chi square. Dalam penelitian ini menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan α 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakeristik Responden Penelitian dilaksankan di Desa Kabupaten Minahasa Tenggara. Jumlah responden yang diambil yaitu 71 responden. Hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa jenis kelamin lakilaki 39 responden (54,9%), selanjutnya jenis kelamin perempuan 32 responden (45,1%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita penyakit ISPA di Desa berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan kelompok umur, responden paling banyak pada kelompok umur 46 tahun yaitu (50,7%). Berdasarkan tingkat pendidikan
4 terakhir responden yang paling dominan yaitu responden yang memiliki pendidikan terakhir SD yaitu 39 responden (54,9%), pendidikan terakhir SMP 21 (21,9%), pendidikan terakhir SMA 9 (12,7%), dan pendidikan terakhir perguruan tinggi 2 (2,8%). Berdasarkan pekerjaan responden yang dominan adalah petani sebanyak 32 responden (45,1%). Kepadatan Hunian Keputusan Menteri permukiman dan prasarana wilayah republik Indonesia no. 403/KPTS/M/2002 bahwa kebutuhan ruang kamar per orang adalah 9 m 2, dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang untuk tidur dalam satu ruangan. menurut hasil pengamatan peneliti di Desa Bentenan tentang kepadatan hunian kamar, ditemukan rumah yang memiliki kepadatan hunian kamar yang padat sebanyak 54 responden (76,1%), dan kepadatan hunian kamar yang tidak padat sebanyak 17 responden (23,9%). Selanjutnya Jika dibandingkan dengan Keputusan Menteri permukiman dan prasaran wilayah, maka Desa Bentenan kepadatan hunian kamar sangat tinggi. Disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat akan syarat rumah sehat, dan juga kurangnya sosialisasi dari pemerintah akan penyakit ispa, serta adanya beberapa keluarga yang tinggal di dalam satu rumah. Keputusan Menteri permukiman dan prasarana wilayah republik Indonesia no 403/KPTS/M/2002 bahwa kebutuhan ruang kamar per orang adalah 9 m 2, dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang untuk tidur dalam satu ruangan. menurut hasil pengamatan peneliti di Desa Bentenan tentang kepadatan hunian kamar, ditemukan rumah yang memiliki kepadatan hunian kamar yang padat sebanyak 54 responden (76,1%), dan kepadatan hunian kamar yang tidak padat sebanyak 17 responden (23,9%). Selanjutnya Jika dibandingkan dengan Keputusan Menteri permukiman dan prasaran wilayah, maka Desa Bentenan kepadatan hunian kamar sangat tinggi. Disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat akan syarat rumah sehat, dan juga kurangnya sosialisasi dari pemerintah akan penyakit ispa, serta adanya beberapa keluarga yang tinggal di dalam satu rumah. Ventilasi Berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Republik Indonesia (Kepmen kimpraswil No 403/KPTS/M/2002) luas lubang penghawaan minimal 5% dari luas lantai. Penelitian yang dilaksanakan di Desa Bentenan tentang ventilasi ditemukan beberapa rumah yang tidak memenuhi syarat sebanyak 68 responden (95,8%) dan
5 yang memenuhi syarat sebanyak 3 responden (4,2%). Penghawaan atau ventilasi yang kurang atau tidak lancar akan membuat ruangan pengap atau sumpek akan menimbulkan kelembaban udara semakin tinggi dalam ruangan. Di desa Bentenan memiliki cuaca yang panas karena berada di wilayah pesisir pantai. Lingkungan yang panas juga dapat menderita ispa, karena itu diperlukan dalam pembuatan ventilasi itu sangat penting bagi pembangunan rumah dan harus sesuai dengan syarat kesehatan perumahan. Kebiasaan Merokok Penelitian yang dilakukan di desa Bentenan tentang kebiasaan merokok ditemukan 62 anggota keluarga (87,3%) yang merokok dan yang tidak merokok 9 anggota keluarga (12,7%). Merokok sama dengan memasukkan racun-racun ke dalam rongga mulut dan juga paru-paru, ini dapat mengganggu kesehatan. Banyak penyakit telah terbukti akibat mengkonsumsi rokok baik secara langsung maupun tidak langsung (Proverawati dan Rahmawati, 2012). Kebiasaan merokok dapat merugikan bukan hanya si perokok, tetapi juga bagi orang yang disekitarnya. Pada waktu penelitian dilakukan wawancara pada setiap responden tentang kebiasaan merokok anggota keluarga, sebagian besar ada yang merokok di dalam maupun di luar rumah dan berdekatan dengan anggota keluarga yang lainnya. Padahal rokok sangat berbahaya bagi kesehatan manusia karena memiliki zat kimia beracun yang dapat menimbulkan kanker dan gangguan pernapasan (Proverawati dan Rahmawati). Analisis Bivariat Hubungan Antara Kepadatan Hunian Dengan Kejadian ISPA Di Desa Bentenan Kejadian ISPA
6 Kepadatan Ya Tidak Total % p OR (95% Hunian Kamar n % n % CI) Padat 51 71,8 3 4, ,1 11,90 Tidak Padat 10 14,1 7 9, ,9 0,001 (2,62-54,02) Total 61 85, , responden. Keadaan kepadatan hunian kamar di Desa Bentenan Kecamatan Hasil penelitian yang dilaksanakan di Desa Pusomaen Kabupaten Minahasa Tenggara menunjukkan bahwa responden yang Kabupaten Minahasa Tenggara mengenai mempunyai ruangan tidur sebagian besar kepadatan hunian menunjukkan bahwa menempati tempat tidur dengan kapasitas jumlah responden yang memiliki > 2 per 9m 2. Hasil uji statistik yang kepadatan hunian yang padat dan diperoleh kepadatan hunian dengan menderita ispa sebanyak 51 responden, kejadian ispa p = 0,001 lebih kecil dari sedangkan yang memiliki kepadatan nilai α 0,05 dan berpeluang 11,9 kali hunian yang padat tetapi tidak menderita menderita ispa. Hal ini sejalan dengan ispa sebanyak 3 responden. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Evi Naria responden yang memiliki kepadatan di Wilayah Kerja Puskesmas Tuntungan hunian yang tidak padat dan menderita Kecamatan Medan Tuntungan tahun 2008 ispa sebanyak 10 responden, sedangkan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang memiliki hunian yang tidak padat dan antara kepadatan hunian kamar dengan tidak menderita ispa sebanyak 7 penyakit ispa dengan nilai p = 0,000. Hubungan Antara Ventilasi Dengan Kejadian ISPA Di Desa Bentenan Ventilasi Kejadian ISPA Ya Tidak n % n % Total % p OR (95 % CI) Tidak Memenuhi Syarat 60 84,5 8 11, ,8 15,00 Memenuhi Syarat 1 1,4 2 2,8 3 4,2 0,050 (1,21-184,8)
7 Total 61 85, , Hasil penelitian yang dilakukan di Desa ISPA 2 responden. Dapat dilihat bahwa di Desa Bentenan sebagian besar memiliki Kabupaten Minahasa Tenggara mengenai keadaan ventilasi yang buruk, penghawaan ventilasi menunjukkan bahwa jumlah udara atau ventilasi yang tidak memenuhi responden yang memiliki ventilasi yang tidak memenuhi syarat dan menderita ispa syarat < 5% dari luas lantai. Hasil analisis dengan menggunakan uji fisher diperoleh sebanyak 60 responden, sedangkan nilai sebesar p = 0,050 (p > 0,050). Hal ini ventilasi yang tidak memenuhi syarat dan pula didukung oleh penelitian dari Vita tidak menderita ISPA sebanyak 8 Ayu Oktaviani di Desa Cepogo Kecamatan responden. Selanjutnya ventilasi yang memenuhi syarat dan menderita ISPA 1 Cepogo Kabupaten Boyolali menunjukkan bahwa ada hubungan antara ventilasi responden, sedangkan ventilasi yang dengan kejadian ispa diperoleh nilai p = memenuhi syarat dan tidak menderita 0,046. Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian ISPA Di Desa Bentenan Kebiasaan Kejadian ISPA Merokok Anggota Ya Tidak Total % p OR (95% CI) Keluarga n % n % Merokok 52 73,2 4 5, ,9 8,66 Tidak Merokok 9 12,7 6 8, ,1 0,004 (2,03-36,93) Total 61 85, , Hasil penelitian yang dilaksanakan di Desa Kabupaten Minahasa Tenggara mengenai kebiasaan merokok menunjukkan bahwa jumlah responden yang memiliki kebiasaan merokok dan menderita ISPA sebanyak 52 responden, sedangkan yang memiliki kebiasaan merokok tetapi tidak menderita ISPA sebanyak 4 responden. Sementara yang tidak memiliki kebiasaan merokok dan menderita ISPA 9 responden, sedangkan yang tidak memiliki kebiasaan merokok dan tidak menderita ISPA 6 resonden. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di Desa Bentenan kebiasaan merokok para anggota
8 keluarga tidak baik, mereka mengkonsumsi rokok berdekatan dengan anggota keluarga lainnya baik merokok di dalam rumah maupun diluar rumah. Hal ini menunjukkan bahaya ganda rokok yang tidak saja untuk perokok itu snediri tetapi juga bagi orang lain, ini dapat mencemari udara bagi orang yang tidak merokok disekitarnya karena mudah menderita penyakit gangguan pernapasan. Hasil analisis menggunakan uji fisher exact diperoleh nilai p sebesar 0,004 (p < 0,05). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Evi Naria di Wilayah Kerja Puskesmas Tuntungan Kecamatan Medan Tuntungan tahun 2008 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan keluhan ispa dengan nilai p = 0,012. Kesimpulan 1. Ada hubungan antara kepadatan hunian kamar dengan kejadian ispa di Desa Kabupaten Minahasa Tenggara 2. Ada hubungan antara ventilasi kamar dengan kejadian ispa di Desa Bentenan Kecamatan Pusomaen Kabupaten Minahasa Tenggara 3. Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian ispa di Desa Kabupaten Minahasa Tenggara. Saran 1. Petugas kesehatan melakukan penyuluhan yang intensif bagi masyarakat di Desa Bentenan tentang penyakit ISPA dan cara perilaku hidup bersih dan sehat. 2. Diharapkan masyarakat dapat memperhatikan pola hidup bersih dan sehat, menjaga lingkungan sekitar dengan tidak merokok berdekatan dengan anggota keluarga lainnya agar tidak mencemari udara. 3. Lebih memperhatikan kebersihan lingkungan dan kondisi rumah seperti kepadatan hunian kamar dan ventilasi kamar karena mempunyai hubungan dengan terjadinya penyakit ISPA DAFTAR PUSTAKA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Puskesmas Pusomaen Penyakit Terbanyak Pada Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan. Minahasa Tenggara Puskesmas Pusomaen Penyakit Terbanyak Pada Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan. Minahasa Tenggara
9 Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Perilaku Merokok Masyarakat Indonesia. Jakarta : Kementerian Kesehatan Indonesia Riset Kesehatan Dasar 2013 Pusat dan Data Kesehatan dan Informasi Profil Kesehatan. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Maryani, D, R Hubungan Antara Kondisi Lingkungan Rumah Dan Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Di Kelurahan Bandaharjo Kota Semarang. Semarang : Skripsi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahraagan Universitas Semarang Naria E, Chahaya I, Asmawati Hubungan Kondisi Rumah Dengan Kejadian Ispa Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tuntungan Kecamatan Medan Tuntungan Jurnal Kesehatan Lingkungan. Tahun Volume XII, Nomor 1, Juni 2008, hal 1-7 Oktaviani V, A Hubungan Antara Sanitasi Fisik Rumah Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada Balita Di Desa Cepogo Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Surakarta : Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta Sarudji, D Kesehatan Lingkungan. Bandung : CV Karya Putra Darwati
BAB 1 PENDAHULUAN. gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan. parenkim paru. Pengertian akut adalah infeksi yang berlangsung
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit akut saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan spektrum penyakit yang berkisar
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN Militia K. Wala*, Angela F. C. Kalesaran*, Nova H. Kapantow* *Fakultas
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAILANG KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO TAHUN 2014 Merry M. Senduk*, Ricky C. Sondakh*,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas)
32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas) Puskesmas yang ada di Kabupeten Pohuwato, dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan yang penting karena menjadi penyebab pertama kematian balita di Negara berkembang.setiap tahun ada
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELONGUANE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD
HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELONGUANE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD Junitje I. Pangemanan*, Oksfriani J.Sumampouw*, Rahayu H. Akili* *Fakultas
Lebih terperinciPHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI DESA TALAWAAN ATAS DAN DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA Ade Frits Supit
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KRITERIA PEROKOK DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA KECAMATAN PRAMBANAN YOGYAKARTA
HUBUNGAN ANTARA KRITERIA PEROKOK DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA KECAMATAN PRAMBANAN YOGYAKARTA Prastiwi Putri Basuki 1, Heni Febriani 2. tiwibasuki19@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan Nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan yang tercantum dalam Sistem
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN Tia Mema 1), Franckie R.R Maramis 1), Ardiansa A.T Tucunan 1) 1) Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciKata Kunci: anak, ISPA, status gizi, merokok, ASI, kepadatan hunian
ABSTRAK FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA SISWA TAMAN KANAK-KANAK DI KELURAHAN DANGIN PURI KECAMATAN DENPASAR TIMUR TAHUN 2014 Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dikenal sebagai salah satu penyebab kematian utama pada bayi dan anak balita di negara berkembang. ISPA menyebabkan empat dari
Lebih terperinciJurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012
HUBUNGAN PENGETAHUAN, STATUS IMUNISASI DAN KEBERADAAN PEROKOK DALAM RUMAH DENGAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS PEUKAN BADA KABUPATEN ACEH BESAR AGUSSALIM 1 1 Tenaga
Lebih terperinciKata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR MINAHASA Trifena Manaroinsong*, Woodford B. S Joseph*,Dina V Rombot** *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komplek dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai etiologi dan dapat. berlangsung tidak lebih dari 14 hari (Depkes, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyebab utama penyakit pada bayi usia 1-6 tahun. ISPA merupakan kelompok penyakit yang komplek dan heterogen yang disebabkan
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA
FAKTOR RISIKO PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA Laurencia Agustaviane*, Woodford B.S Joseph*, Dina V. Rombot* *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit yang disebabkan oleh masuknya kuman atau mikroorganisme kedalam saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa teori yang menjelaskan mengenai riwayat perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terdapat beberapa teori yang menjelaskan mengenai riwayat perkembangan penyakit pada manusia, salah satunya adalah terjadinya ketidakseimbangan antara hubungan tiga
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinciKata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang. menular serta dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian cross sectional yaitu mempelajari hubungan penyakit dan
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian bersifat obsevasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional yaitu mempelajari hubungan penyakit dan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: ISPA, Pengetahuan Ibu, ASI Eksklusif, Merokok, Jenis Bahan Bakar Memasak
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU, PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF, PERILAKU MEROKOK DALAM RUMAH DAN JENIS BAHAN BAKAR MEMASAK DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA MARINSOUW DAN PULISAN KABUPATEN MINAHASA UTARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, malaria, dan campak. Infeksi
Lebih terperinciPHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN HIPERTENSI PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Ceidy Silva Tamunu
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA MARINSOUW DAN PULISAN KABUPATEN MINAHASA UTARA. Marten Jeis Takoes*, Grace D. Kandou*, Paul
Lebih terperinciRelation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan
Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan Hubungan antara Polusi Udara Dalam Rumah dengan Kejadian ISPA pada Anak Usia Balita
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S 1 Kesehatan Masyarakat. Oleh: TRI NUR IDDAYAT J
SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009 Disusun untuk Memenuhi salah Satu
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DAN AKTIFITAS FISIK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN POLIKLINIK UMUM DI PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Giroth Linda Julia*, Angela F. C. Kalesaran*, Sekplin
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap orangtua yang memiliki anak balita usia 1-4 tahun dengan riwayat ISPA di Kelurahan Kopeng Kecamatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian / lebih dari saluran nafas mulai hidung alveoli termasuk adneksanya
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di wilayah perkotaan. Salah satu aspek
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU KEPALA KELUARGA DENGAN SANITASI LINGKUNGAN DI DESA PINTADIA KECAMATAN BOLAANG UKI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Suharto S. Bunsal*, A. J. M. Rattu*, Chreisye K.F.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III Reinhard Yosua Lontoh 1), A. J. M. Rattu 1), Wulan P. J. Kaunang 1)
Lebih terperinciSummary HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MARISA KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2012
Summary HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MARISA KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2012 ABSTRAK Likyanto Karim. 2012. Hubungan Sanitasi Rumah Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit saluran pernapasan akut yang mengenai saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang disebabkan oleh agen infeksius disebut infeksi saluran pernapasan
Lebih terperinciKata Kunci: Merokok, Kepadatan Hunian, Ventilai, TB Paru
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN TB PARU DI RSUD MERAUKE Maria Grizella Aldehaids Malelak*, Afnal Asrifuddin*, Grace. D. Kandou* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Tuberkulosis
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA
HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN ENYAKIT ISA ADA BALITA (Suatu enelitian Di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten ) SISKA RISTY YOLANDA ADAM DJAFAR NIM : 811409020
Lebih terperinci*Fakulats Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci: Kepadatan Hunian, Ventilasi, Merokok, Kejadian ISPA
FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMURANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA SELATAN Maria Martha Manese*, Budi T. Ratag*, A. J. M. Rattu* *Fakulats Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Terutama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk dapat menjadi media penularan penyakit. Terjadinya penyakit berbasis lingkungan disebabkan karena adanya interaksi antara manusia
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN Mira Yunita 1, Adriana Palimbo 2, Rina Al-Kahfi 3 1 Mahasiswa, Prodi Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di negara berkembang dan negara maju. Hal ini disebabkan karena masih tingginya
Lebih terperinciHubungan Paparan Asap Rumah Tangga dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Bagian Atas pada Balita di Puskesmas Tegal Sari-Medan Tahun 2014
1 Hubungan Paparan Asap Rumah Tangga dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Bagian Atas pada Balita di Puskesmas Tegal Sari-Medan Tahun 2014 Oleh: LIA OKTAVIA SARI 110100120 FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinci* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA UMUR, KEPADATAN HUNIAN DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBEKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANIKI BAWAH Indri Surentu*, Wulan P. J. Kaunang*, Woodford B. S. Joseph* * Fakultas
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA, PENGETAHUAN PENGGUNAAN APD, DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENURUNAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA INDUSTRI MEBEL DI DESA LEILEM KECAMATAN SONDER KABUPATEN MINAHASA Jennifer
Lebih terperinciKata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Cheryn D. Panduu *, Jootje. M. L. Umboh *, Ricky.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping kebutuhan sandang dan pangan. Rumah berfungsi pula sebagai tempat tinggal serta digunakan untuk
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, penyakit ini sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa,
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013
JURNAL KEBIDANAN Vol 1, No 2, Juli 2015: 57-62 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 Ana Mariza
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Wongkaditi
29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi penelitian Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Wongkaditi Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo, yang terdiri dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga menimbulkan gejala penyakit (Gunawan, 2010). ISPA merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut mengandung dua unsur, yaitu infeksi dan saluran pernafasan. Pengertian infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG Defi Ratnasari Ari Murdiati*) Frida Cahyaningrum*) *)Akademi kebidanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian utama pada balita (Kartasasmita, 2010). Terdapat 15 negara dengan prediksi kasus
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 1336 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO Glaudia P. Gerungan*, Nancy S.H. Malonda*, Dina V. Rombot* *Fakultas
Lebih terperinciThe Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013
Artikel Article : Hubungan Antara Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Malaria Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2013 : The Relation Between
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015 Klemens Waromi 1), Rahayu H. Akili 1), Paul A.T.
Lebih terperinciErnawati 1 dan Achmad Farich 2 ABSTRAK
HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN RUMAH DAN FAKTOR ANAK DENGAN KEJADIAN ISPA PADA ANAK BALITA DI DESA WAY HUWI PUSKESMAS KARANG ANYAR KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2012 Ernawati 1 dan Achmad
Lebih terperinciJurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016
30 KETERKAITAN KEKURANGAN ENERGI PROTEIN (KEP) DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA USIA (1-5 TAHUN) Nurwijayanti Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKES Surya Mitra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dibawah lima tahun atau balita adalah anak berada pada rentang usia nol sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang sangat
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 1 Joandri P. Dandel, 2 Ni Wayan Mariati 2 Jimmy Maryono 1 Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERTAMA KALI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBOKEN Giovanny V. Wereh*, Shirley E.S Kawengian**,
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI SAPA KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA 25-65 TAHUN DI DESA KAPOYA KECAMATAN TARERAN SULUUN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Emmelia livi lapian *, Nancy S H Malonda *,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Arah kebijaksanaan dalam bidang kesehatan yang diamanatkan dalam ketetapan MPR R.I No. IVMPR/1999 tentang GBHN 1999/2004 salah satunya adalah meningkatkan mutu sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2005) kematian balita disebabkan oleh Infeksi Saluran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut WHO (2005) kematian balita disebabkan oleh Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sebesar 19%, yang merupakan urutan kedua penyebab kematian balita,
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR PRILAKU PENDUDUK TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBELANG KECAMATAN TOULUAAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
PENGARUH FAKTOR PRILAKU PENDUDUK TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBELANG KECAMATAN TOULUAAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Christ Victor Rawis*, Wulan P. J. Kaunang**, Max Tulung*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pneumonia merupakan penyakit infeksi akut saluran pernafasan yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Penyakit ini merupakan infeksi serius yang dapat menyebabkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Angka kejadian ISPA Di Indonesia, pada balita adalah sekitar 10-20%
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dipengaruhi atau ditimbulkan oleh tiga hal yaitu adanya kuman (terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenisnya penelitian ini adalah penelitian
38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Berdasarkan jenisnya penelitian ini adalah penelitian observasional, karena di dalam penelitian ini dilakukan observasi berupa pengamatan, wawancara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terbesar baik pada bayi maupun pada anak balita. 2 ISPA sering berada dalam daftar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Munculnya ancaman kesehatan dalam bentuk penyakit menular membuat langkah pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan sama sekali tidak boleh
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAHUNA TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Meityn D. Kasaluhe*, Ricky C. Sondakh*, Nancy S.H. Malonda** *Fakultas
Lebih terperinci*Bidang Minat Epidemiologi *, Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK, AKTIFITAS FISIK DAN KONSUMSI ALKOHOL PADA LAKI-LAKI USIA 18 TAHUN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA PULISAN TAHUN 2017 Indah Hamadi*, Grace D. Kandou*,Afnal Asrifuddin*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme termasuk common cold, faringitis (radang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia.ispa menyebabkan hampir 4 juta orang meninggal setiap
Lebih terperinciKata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan pengelolaan sampah rumah tangga, ibu rumah tangga
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA BORGO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA. Yosh Christanto Doa*, Jootje M.L. Umboh*,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai pandemik yang terlupakan atau the forgotten pandemic. Tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pneumonia merupakan penyakit pembunuh utama pada balita di dunia, kasus tersebut lebih banyak jika dibandigkan dengan gabungan penyakit AIDS, malaria dan campak. Di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitan ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitan ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional melalui pengamatan sesaat atau dalam suatu periode tertentu dan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA UMUR, KELELAHAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NOONGAN KECAMATAN LANGOWAN BARAT KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2016 Timothy Wowor *, Odi Pinontoan *, Rahayu
Lebih terperinciKata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI YANG BERUSIA 40 TAHUN KE ATAS DI KELURAHAN BAHOI KECAMATAN TAGULANDANG KABUPATEN SIAU TAGULANDANG BIARO Indra Galia Kudati*, Budi
Lebih terperinciHUBUNGAN VENTILASI, LANTAI, DINDING, DAN ATAP DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI BLANG MUKO
HUBUNGAN VENTILASI, LANTAI, DINDING, DAN ATAP DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI BLANG MUKO Safrizal.SA Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Teuku Umar E-mail: friza.maulanaboet@gmail.com Abstrak
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MODOINDING KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN Susdita R. Mailangkay*, Ardiansa A.T.
Lebih terperinciKata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Frisca Kalangie* Dina V. Rombot**, Paul A. T. Kawatu* * Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinci7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ISPA merupakan Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah)
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, penyakit ini sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa,
Lebih terperinci* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ** Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Hubungan Lama Paparan Debu Kayu Dan Kebiasaan Merokok Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Tenaga Kerja Mebel di CV. Mariska Dan CV. Mercusuar Desa Leilem Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa Fernando Rantung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu ruang lingkup epidemiologi ialah mempelajari faktor-faktor yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu ruang lingkup epidemiologi ialah mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada manusia. Adapun masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masuk dalam kategori penyakit infeksi yang bersifat kronik. TB menular langsung melalui udara yang tercemar basil Mycobakterium tuberculosis, sehingga
Lebih terperinciEka Muriani Limbanadi*, Joy A.M.Rattu*, Mariska Pitoi *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA STATUS EKONOMI, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT KECACINGAN DENGAN INFESTASI CACING PADA SISWA KELAS IV, V DAN VI DI SD NEGERI 47 KOTA MANADO ABSTRACT Eka Muriani
Lebih terperinciPENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku. yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan;
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rencana pembangunan jangka panjang bidang kesehatan RI tahun 2005 2025 atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku masyarakat yang diharapkan dalam Indonesia
Lebih terperinciSri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, STATUS EKONOMI DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUAN-TUAN KABUPATEN KETAPANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, yang disebabkan oleh agen infeksius yang dapat menimbulkan berbagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel bebas dan variabel terikat melalui pengujian
Lebih terperinciPHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit ISPA merupakan
Lebih terperinciUnnes Journal of Public Health
UJPH 5 (4) (2016) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA BALITA DI KELURAHAN TAKATIDUNG POLEWALI MANDAR Patmawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dan bersifat kronis serta bisa menyerang siapa saja (laki-laki,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang ISPA (Inspeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran atas)
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO Marsel V. Anto 1, Jootje.M.L. Umboh 2, Woodford Baren S. Joseph 3, Budi Ratag
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING
HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 1336 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO Okky Kezia Kainde*, Nancy S.H Malonda*, Paul A.T Kawatu*
Lebih terperinci