BAB III METODE PENGEMBANGAN. Dilihat dari tujuannya yaitu untuk mengembangkan media pembelajaran

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENGEMBANGAN. Dilihat dari tujuannya yaitu untuk mengembangkan media pembelajaran"

Transkripsi

1 38 BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Dilihat dari tujuannya yaitu untuk mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis multimedia interaktif menggunakan SWiSH Max4 dalam metode pembelajaran Iquiri pada pokok bahasan Bangun Ruang untuk kelas VIII SMP dalam bentuk Compact Disc (CD) dan URL, penelitian ini termasuk bagian dari metode penelitian dan pengembangan atau yang disebut dengan metode R&D (Researchand Development). Sebagaimana yang dikatakan oleh Borg and Gall (Sugiyono, 2013:298) bahwa penelitian dan pengembangan (research and development) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Jadi penggunaan metode penelitian R&D sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh para ahli juga sesuai dengan tujuan dari penelitian ini. Model pengembangan yang digunakan oleh peneliti adalah model pengembangan ADDIE. ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations. model ini dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar (Lee dan Owens, 2004:1). Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan multimedia berdasarkan konsep ADDIE dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut.

2 39 Revisi Gambar 3.1 Langkah-langkah Model Pengembangan ADDIE 3.2 Prosedur Pengembangan Berdasarkan model pengembangan yang diadopsi dari model ADDIE, adapun prosedur dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: Analisis (Analysis) Untuk mengetahui kebutuhan yang mendasar, analisis ini dilakukan melalui survei lapangan khususnya pada mata pelajaran matematika, guna untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan untuk mendukung terlaksananya penelitian pengembangan ini, terutama hal-hal mendasar yang erat hubungannya dengan pengembangan media pembelajaran ini. Berikut hal hal yang dilakukan pada saat analisis: a. Analisis Kebutuhan Mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Teknologi pendidikan merupakan pendekatan sistemis dalam merencanakan melaksanakan dan mengevaluasi proses

3 40 pembelajaran. Dengan adanya teknologi pendidikan, terjadi kecenderungan seperti perubahan gradual ke arah pendekatan belajar yang lebih berpusat pada peserta didik. Dalam konteks teknologi pendidikan, perangkat keras dimaksudkan sebagai alat yang dapat membantu peserta didik belajar secara individual, dan bentuk pembelajaran seperti ini dapat diaplikasikan dalam pembelajar dengan bantuan komputer. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, (1) hampir semua sekolah di kota Jambi telah memiliki komputer dan infocus yang dapat dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran, (2) siswa membutuhkan suasana belajar baru dengan metode yang menarik untuk memudahkan siswa dalam memahami dan menerapkan materi. b. Analisis Kurikulum Pada tahap analisis kurikulum berguna untuk mengetahui kurikulum yang digunakan disekolah, mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta mengetahui materi materi apa saja yang ada pada pelajaran matematika yang dapat dijadikan sebagai bahan materi untuk pembuatan media pembelajaran berupa media pembelajaran interaktif matematika. Sehingga pada tahap perancangan desain produk, struktur ataupun komponen pada media sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Adapun hal yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan informasi tentang kurikulum yang dipakai, dan materi yang sesuai pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung kemudian seterusnya bisa sebagai penuntun untuk mendesain media pembelajaran interaktif matematika.

4 41 c. Analisis Karakteristik Siswa Munadi (2008) mengatakan bahwa setidaknya ada tiga hal yang berkaitan dengan karakteristik siswa, yaitu: (a) pada kelas mana media tersebut akan digunakan, (b) keadaan yang berkaitan dengan kemampuan awal yaitu kemampuan awal yang dimiliki siswa sebagai prasyarat untuk mencapai tujuan pembelajaran untuk topik yang diberikan (3) karakteristik berhubungan dengan latar belakang, lingkungan hidup dan status sosial, dan (4) karakteristik berkenaan dengan perbedaan kepribadian dan tingkah laku Perancangan (Design) Lee & Owen (2004), fase desain merupakan sebuah fase perencanaan dari proyek multimedia. Perencanaan merupakan faktor kemungkinan yang paling penting dalam keberhasilan suatu proyek. Tahap desain mencakup desain pembelajaran dan desain produk media. Tahap desain pembelajaran meliputi komponen: identitas, standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi pokok, strategi pembelajaran, rancangan evaluasi, dan sumber bahan. Pada tahap ini akan dijabarkan melalui RRP yang digunakan. Sedangkan desain produk media mencakup elemen: struktur diagram alir, storyboard, dan elemen gambar atau animasi (Sutirman, 2013: 20). Rancangan ini masih bersifat konseptual dan akan mendasari proses pengembangan berikutnya. Komponen atau elemen pada multimedia pembelajaran interaktif (Munir, 2013: 215) mencakup beberapa aspek, yaitu:

5 42 a. Teks Teks merupakan salah satu media penting yang diperlukan dalam sebuah multimedia karena informasi disampaikan dan disebarkan dengan mudah dan bermakna. Pengunaan teks dalam pengembangan multimedia menggunakan teknik: (a) penggunaan yang ringkas tetapi padat, (b) pemilihan typeface dan font yang sesuai, (c) dapat dibaca, (d) pemilihan gaya tulisan dan warna, dan (e) pemilihan font dan konsep secara konsisten. b. Grafik Grafik adalah medium berbasis visual yang terdiri dari gambar diam seperti foto, gambar digital, lukisan, dan gambar bergerak seperti animasi, video, dan film. Garfik memainkan peranan penting dalam multimedia, diantaranya digunakan untuk menerangkan suatu konsep yang tidak dapat atau sulit diterangkan oleh teks. Menurut Agnew dan Kellerman (Munir, 2013: 230) grafik adlah garis, bulatan, kotak, bayangan, warna. c. Gambar Gambar dapat meringkas dan menyajikan data kompleks dengan cara yang menarik dan lebih berguna. d. Audio Audio adalah suara dalam bentuk seperti suara, musik, narasi dan sebagainya yang bisa didengar. Integrasi suara dalam aplikasi multimedia dapat memberikan informasi yang tidak dapat disampaikan oleh media lain.

6 43 e. Video Agnew dan Kellerman (Munir, 2013: 290) mendefinisikan video sebagai media digital yang menunjukkan susunan atau urutan gambar-gambar dan memberikan ilusi, gambaran serta fantasi pada gambar yang bergerak. f. Animasi Animasi dapat digunakan untuk menarik perhatian peserta didik jika digunakan secara tepat. Setelah design selesai dibuat, tahap selanjutnya menurut Branch (2009:68) adalah menyusun evaluasi formatif desain. Adapun yang akan dilakukan peneliti pada tahap ini adalah memvalidasi media, menentukan efektifitas dari media, serta melihat pencapaian siswa melalui hasil belajar mereka. Berikutnya akan di buat item untuk keperluan evaluasi pada tahap development dan implement maka diperlukan penyusunan item. Item yang dibuat oleh peneliti berupa soal pre-test dan post-test yang terlebih dahulu di ujicobakan kepada siswa yang telah mempelajari materi tersebut Pengembangan (Development) Menurut Branch (2009:83) development atau pengembangan dalam model ADDIE adalah tahap dimana media dikembangkan berdasarkan saran yang diberikan oleh ahli media dan ahli materi. Setelah media direvisi sesuai saran, maka dilakukan evaluasi formatif. Evaluasi formatif merupakan proses mengumpulkan data yang digunakan untuk merevisi sebelum implementasi. Tujuan dari evaluasi formatif juga untuk melihat effektifitasan dari sebuah media (Branch, 2009:122). Langkah yang umum dilakukan pada tahap ini menurut Branch (2009:123) yaitu uji perorangan, uji

7 44 coba kelompok kecil dan uji kelompok besar. Evaluasi formatif ini juga ditujukan untuk melihat keeffektifan media pembelajaran (Branch, 2009:128). 1. Uji coba perorangan (one-to-one trial) Uji coba perorangan dilakukan untuk memperoleh masukan awal tentang media pembelajaran. Subjek uji coba perorangan ialah satu orang guru yang berpengalaman dan berkompeten dalam bidangnya. Pada uji coba perorangan digunakan angket terbuka untuk memperoleh masukan awal terhadap media, dimana data yang diperoleh merupakan data kualitatif. 2. Uji coba kelompok kecil (small group trial) Pada tahap uji coba kelompok kecil subjek uji coba terdiri atas 8-20 orang. Hasil uji coba kelompok kecil ini dipakai untuk melakukan revisi produk atau rancangan. Angket yang digunakan merupakan angket terbuka dan juga dilakukan pre-test serta post-test, ini bertujuan untuk melihat tanggap siswa terhadap media serta hasil belajar di awal sebelum menggunakan media dan setelah menggunakan media apakah mengalami peningkatan. Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. 3. Uji coba kelompok besar (field tryout) Saran dari subjek uji coba kelompok kecil digunakan untuk memperbaiki media sebelum diuji coba pada kelompok besar. Uji coba ini melibatkan subjek 22 atau satu kelas. Angket yang digunakan merupakan angket terbuka dan juga dilakukan post-test, ini bertujuan untuk melihat tanggapan siswa terhadap media serta hasil belajar siswa apakah telah mencapai standar yang telah ditetapkan. Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. Setelah mendapatkan

8 45 saran dan masukan media lalu diperbaiki, selanjutnya media yang telah diuji coba di kelompok besar lalu digunakan pada tahap impelement Implementasi (Implementation) Pada tahap ini diimplementasikan rancangan dan metode yang telah dikembangkan pada situasi nyata yaitu dikelas (Mulyatiningsih, 2012:201). Setelah produk direvisi, maka produk berupa media pembelajaran interaktif matematika diimplementasikan dikelas sesungguhnya. Langkah langkah pembelajaran yang dilakukan adalah: 1. Pada kegiatan pendahuluan, peneliti dengan menggunakan multimedia pembelajaran menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa serta menjelaskan alur dari multimedia pembelajaran dengan mensimulasikan petunjuk navigasi. 2. Pada kegiatan inti, siswa ditunjuk secara acak untuk menjawab setiap pertanyaan yang mengarahkan ke materi yang sedang dipelajari. Setelah masing-masing materi telah dipelajari, peneliti memberikan contoh soal dan soal latihan yang dibuat sendiri oleh peneliti secara spontan. Dalam pembelajaran ini media dijalankan oleh peneliti. 3. Pada kegiatan penutup, siswa dilibatkan untuk membuat kesimpulan atau presentasi pelajaran berdasarkan apa yang telah mereka pelajari, dan peneliti memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

9 Evaluasi (Evaluation) Evaluasi dilakukan setiap akhir tahap penelitian dan pengembangan mulai dari rancangan isi, pembuatan produk, validasi desain, revisi, uji coba pengguna sehingga pada tahap evaluasi akan dihasilkan produk akhir. Produk akhir dalam bentuk media pembelajaran ini merupakan produk hasil revisi yang telah divalidasi oleh tim ahli. Pada tahap evaluasi juga dilakukan post test untuk melihat hasil belajar siswa setelah menggunakan menggunakan media pembelajaran interaktif matematika. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan menuturkan bagaimana data penilitian diperoleh (Setyosari, 2013:209). Dalam penelitian pengembangan ini, jenis data yang diambil yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari tim validasi yaitu tim ahli materi dan tim ahli media berupa isian angket berupa saran dalam perbaikan multimedia ini, serta data dari tanggapan guru pada uji coba perorangan dan data dari siswa pada uji coba kelompok kecil serta kelompok besar. Sedangkan data kuantitatif di peroleh dari angket persepsi siswa terhadap media dan hasil pretest dan post-test siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan cara sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan a. Mempersiapkan media. b. Menyiapkan surat izin penelitian. c. Menentukan tim ahli sebagai validator. d. Menentukan siswa sebagai subjek uji coba.

10 47 2. Tahap Pelaksanaan a. Penulis menunjukkan media yang telah dibuat kepada tim ahli (validator). Kemudian tim ahli memvalidasi media yang telah dibuat melalui angket terbuka dengan menyertakan saran dan masukan dalam perbaikan media tersebut. b. Setelah media dinyatakan layak, media tersebut diuji cobakan kepada siswa. 3. Tahap Akhir a. Menganalisis data kualitatif dan kuantitatif dari hasil yang diperoleh sesuai dengan teknik analisis data. 3.4 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis (Setyosari, 2013:200). Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah angket dan soal pre-test dan post-test. Angket terbuka diberikan kepada ahli media dan ahli materi di saat validasi oleh para ahli, pada uji coba perorangan untuk melihat tanggapan guru, uji coba kelompok kecil dan kelompok besar untuk melihat tanggapan siswa terhadap media pembelajaran, sedangkan angket tertutup diberikan kepada siswa untuk melihat persepsi mereka terhadap media secara keseluruhan serta tes pilihan ganda (objektif) dengan empat alternatif pilihan jawaban yang digunakan untuk melihat hasil belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan media pembelajaran.

11 48 1. Angket Terbuka Menurut Sugiyono (2010:200) angket terbuka adalah angket yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya. Pada tahap ini, angket terbuka akan diberikan kepada tim ahli materi dan tim ahli media yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan kelayakan multimedia interaktif. Jika belum memenuhi maka akan diberikan saran dan masukan dari tim ahli. Selanjutnya saran dan masukan berupa data kualitatif akan digunakan untuk multimedia interaktif. Adapun kisi kisi instrumen validasi ahli dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2 dibawah ini: Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrument Validasi Dari Ahli Media Variabel Indikator Kriteria Item Penggunaan media pembelajaran dengan menggunakan Swish Max4 dalam metode Inkuiri pada pokok bahasan bangun ruang untuk kelas VIII SMP Kesederhanaan Animasi dalam media berbantuan komputer sederhana 1 Animasi dalam media pembelajaran berbantuan komputer mudah dimengerti 2 Kalimat yang digunakan mudah dimengerti 3 Keterpaduan Urutan antar halaman sudah sesuai 4 Keterpaduan Petunjuk/tombol yang digunakan dalam media pembelajaran sudah jelas dan sesuai 5 Penekanan Animasi yang diterapkan pada tiap halaman ada penekanan 6 Keseimbangan Ukuran animasi dan tulisan tiap halaman sesuai 7 Ukuran gambar pada tiap halaman 8 Bentuk Warna Tata letak tulisan tiap halaman seimbang 9 Animasi yang digunakan menarik 10 Gambar ilustrasi menarik 11 Bentuk huruf mudah dibaca 12 Warna tiap halaman sudah sesuai 13 Dagrasi warna sudah sesuai 14 Yamasari (2010:6)

12 49 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Dari Ahli Materi Variabel Aspek Kriteria No. Butir Instrumen Kejelasan petunjuk pengerjaan 1 Kesesuaian format sebagai lembar kerja 2 Kesesuaian isian pada lembar kerja dengan konsep atau definisi yang diinginkan 3 Format Keserasian warna, tulisan, dan gambar pada media pembelajaran dengan program 4 komputer Kesesuaian warna, tampilan gambar, dan tulisan pada materi lingkaran 5 Kesesuaian tampilan gambar dan tulisan pada latihan soal 6 Kesesuian antara materi bangun ruang sisi 7 lengkung pada media pembelajaran dengan Penggunaan media program komputer menggunakan Swish Kejelasan konsep bangun ruang sisi lengkung 8 Max4 dalam metode yang disampaikan pada media pembelajaran Inkuiri pada pokok Isi dengan program komputer bahasan bangun Kesesuaian animasi dalam media pembelajran 9 ruang untuk kelas berbantuan komputer dengan konsep VIII SMP matematika yang terdapat pada materi bangun ruang sisi lengkung Kejelasan animasi dalam menyampaikan 10 konsep matematika dalam media pembelajaran berbantuan komputer Bahasa Kebakuan bahasa yang digunakan 11 Kemudahan dalam memahami bahasa yang 12 digunakan Keefektifan kalimat yang digunakan 13 Bahasa Kelengkapan kalimat/informasi yang 14 dibutuhkan siswa Penggunaan kata yang sesuai dengan Ejaan 15 Yang Disempurnakan Media yang telah divalidasi oleh tim ahli materi dan tim ahli media akan diketahui dimana kekurangannya. Dengan saran dan masukan dari tim ahli maka dilakukan perbaikan atau revisi demi kesempurnaan media. Setelah penilaian dari tim ahli, revisi juga dapat dilakukan setelah mendapatkan hasil penilaian dari uji coba media kepada siswa.

13 50 Angket terbuka juga digunakan pada tahap uji coba berupa lembar tanggapan guru dan tanggapan siswa terhadap media pembelajaran yang telah dikembangkan oleh peneliti. Adapun kisi-kisinya dapat dilihat pada tabel 3.3 dan 3.4. Tabel 3.3 Kisi-kisi lembar tanggapan guru Variabel Penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif menggunakan Penggunaan media menggunakan Swish Max4 dalam metode Inkuiri pada pokok bahasan bangun ruang untuk kelas VIII SMP Indikator Jumlah Butir Instrumen Isi 7 Bahasa 1 Konstruk 1 Grafis 1 Lestari (2012:106) Tabel 3.4 Kisi-kisi lembar tanggapan siswa Variabel Penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif menggunakan Penggunaan media menggunakan Swish Max4 dalam metode Inkuiri pada pokok bahasan bangun ruang untuk kelas VIII SMP Indikator Jumlah Butir Instrumen Tampilan media 6 Keefesienan waktu 1 Penggunaan bahasa 1 Penggunaan audio visual 1 Lestari (2012:109) 2. Angket Tertutup Menurut Sugiyono (2010:201) angket tertutup adalah pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang telah memiliki alternatif jawaban yang dipilih oleh responden. Pada tahap ini, penulis menggunakan angket tertutup dimana responden

14 51 yang dalam hal ini adalah siswa akan diberikan beberapa jawaban alternatif yang menggunakan skala penilaian. 3.5 Kisi-kisi instrument yang diuji validitas dan reabilitasnya adalah seperti tabel Tabel 3.5. Kisi-kisi Angket Persepsi Siswa Variabel Indikator Pertanyaan Nomor Butir Instrumen Motivasi dan partisipasi 1 Materi yang disajikan 2,3, Tampilan multimedia (animasi, gambar, 5,6 Penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif menggunakan Penggunaan media Tampilan media pembelajaran suara dan video) Karakter huruf 7 Tampilan multimedia secara keseluruhan 8 Pemakaian warna 9 Kenyamanan dalam pemakian 4,10 Multimedia tidak terhapus bila ada kesalahan Multimedia meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa Kemudahan dalam menjalankan multimedia 12 11,13, 14,15 Lestari (2012:109) Instrumen persepsi siswa dinilai dengan menggunakan skala likert, menurut Riduwan (2004:87) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial, diungkapkan dengan kata-kata yang pernyataan positif sebaga berikut : 1. Sangat Setuju (SS) = 5 2. Setuju (ST) = 4 3. Ragu-ragu (RG) = 3 4. Tidak Setuju (TS) = 2 5. Sangat Tidak Setuju (TST) = 1

15 52 3. Tes Hasil Belajar Sebelum melakukan pre-tes dan post test, untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar matematika siswa, maka disusunlah seperangkat soal-soal tes dalam bentuk soal pilihan ganda yang memenuhi kriteria validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan reliabilitas. a. Validitas Tes Menurut Arikunto (2010:72) suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid), jika teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur. Untuk menguji validitas digunakan rumus Korelasi Product Moment menurut Arikunto (2007:72), yaitu = N ( ) ( ) {N X² ( X)²} {N Y² ( Y)²} Keterangan : : koefisien korelasi antara x dan y N : banyak data X : Skor item Y : Skor total X Y X 2 Y 2 : Jumlah skor items : Jumlah skor total : Jumlah kuadrat skor item : Jumlah kuadrat skor total

16 53 Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasi ( ) sebagai berikut : Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,799 Antara 0,400 sampai dengan 0,599 Antara 0,200 sampai dengan 0,399 Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat tinggi : tinggi : cukup tinggi : rendah : sangat rendah b. Daya Pembeda Menurut Arikunto (2009:211) daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D (d besar). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: D = B J A A B J B B = P A P B Dimana: J = Jumlah peserta tes J A = Banyaknya peserta kelompok atas J B = Banyaknya peserta kelompok bawah B A = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar P A = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

17 54 Klasifikasi daya pembeda : D : 0,00 0,20 : jelek (poor) D : 0,21 0,40 : cukup (satisfactory) D : 0,41 0,70 : baik (good) D : 0,71 1,00 : baik sekali (excellent) D : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif dibuang (Arikunto, 2009:218). Soal yang dipakai dalam penelitian ini adalah soal dengan kriteria D sangat baik, baik dan cukup. c. Taraf kesukaran Menurut Arikunto (2009:207), soal yang baik adalah soal tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Didalam istilah evaluasi, indeks kesukaran diberi simbol P (p besar), singkatan dari kata proporsi. Rumus mencari P adalah: P = B JS Dimana: P = Indeks kesukaran B = Banyak siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes.

18 55 Klasifikasi indeks kesukaran : Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah Kriteria soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang mempunyai indeks kesukaran mudah, sedang, dan sukar. d. Reliabilitas Reliabilitas didefinisikan sebagai korelasi kuadrat antara skor perolehan dan skor sebenarnya, yang juga merupakan rasio antara variansi skor sebenarnya dengan variansi skor perolehan. Dalam bahasa lain reliabilitas dapat diartikan sebagai taraf kepercayaan. Untuk menentukan reliabilitas tes, rumus yang digunakan adalah rumus K-R 20 sebagai berikut: r 11 = 2 S n i n 1 S n = 1 2 p i q i S 2 m i = 1 = dengan X 2 i r 11 2 n X i i = 1 N Dimana: N = Reabilitas tes secara keseluruhan p i q i = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

19 56 n p q i i i=1 = Jumlah hasil kali p i dan q i S 2 n X i N = Variansi dari tes = Banyak item = Skor total butir soal = Jumlah peserta tes Sebagai kriteria penghitung reliabilitas soal didasarkan pada ketentuan di bawah ini : 0,00 r 11 < 0,20 : reliabilitas sangat rendah 0,21 r 11 < 0,40 : reliabilitas rendah 0,41 r 11 < 0,60 : reliabilitas cukup 0,61 r 11 < 0,80 : reliabilitas tinggi 0,81 r 11 1,00 : reliabilitas sangat tinggi Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang memilki reabilitas sangat tinggi, tinggi, dan cukup. 3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah bagaimana data akan dianalis atau diolah setelah data dikumpulkan (Setyosari, 2013:209). Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menganalisis data yang telah dikumpulkan dari setiap prosedur pengembangan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Validasi media pembelajaran divalidasi oleh tenaga ahli media dan ahli materi. Validasi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari produk yang

20 57 akan dikembangkan. Setelah itu media pembelajaran di ujicobakan pada uji coba perorangan, kelompok kecil, dan kelompok besar. Pada uji coba perorangan diperoleh data dari angket terbuka yang berupa tanggapan guru terhadap media pembelajaran. Untuk uji coba kelompok kecil diperoleh data kualitatif dari angket terbuka berupa tanggapan siswa terhadap media. Serta uji coba kelompok besar diperoleh data kualitatif dari angket terbuka berupa tanggapan siswa terhadap media pembelajaran. 2. Data selanjutnya diperoleh pada tahap implementasi. Implementasi ini dilakukan untuk melihat persepsi dan hasil belajar siswa terhadap media yang dikembangkan. Menurut Yamasari(2010) suatu media pembelajaran berbasis ICT dikatakan efektif jika memenuhi indikator : 1. Hasil belajar siswa setelah menggunakan media pembelajaran dinyatakan tuntas jika nilainya besar atau sama dengan kreteria ketuntasan minimal. 2. Respon positif siswa yang ditunjukan dari angket persepsi siswa terhadap media pembelajaran. 1. Menghitung nilai siswa yang dinyatakan tuntas jika mendapatkan nilai lebih besar atau sama dengan kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah. Untuk menghitung persentase ketuntasan dilakukan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut: m P = 100% n

21 58 Keterangan: P = persentase jumlah siswa yang nilainya lebih besar atau sama dengan KKM m = banyak siswa yang nilainya lebih besar atau sama dengan KKM n = banyaknya siswa Setelah persentase jumlah siswa yang nilainya lebih besar atau sama dengan kreteria ketuntasan minimal didapat selanjutnya ditransformasikan ke dalam kalimat yang bersifat kualitatif sesuai range persentase dan kreteria kualitatif. Dan nilai persentase tersebut menjadi acuan perbandingan dengan persentase standar ketuntasan kelas yaitu 70% yang telah ditetapkan oleh sekolah. 2. Selanjutnya menghitung respon positif yang ditunjukkan dari angket persepsi siswa terhadap media pembelajaran, dengan langakah sebagai berikut: 1.1 Membuat tabulasi data 2.2 Setelah data dikumpulkan dan didapat jumlah nilai setiap pertanyaan dari semua siswa dan nilai maksimum untuk setiap pertanyaan maka dilanjutkan menghitung persentase setiap pertanyaan. Menurut Riduwan (2004:87) persentase untuk tiap-tiap pertanyaan dihitung menggunakan rumus: RS= n N 100% Keterangan: RS = persentase setiap pertanyaan n N = jumlah nilai setiap pertanyaan dari semua siswa = jumlah nilai maksimum untuk setiap pertanyaan

22 59 Dari persentase yang telah diperoleh ditransformasikan ke dalam kalimat yang bersifat kualitatif. Tabel 3.6 Range persentase dan kriteria kualitatif No. Skala Nilai Tingkat kreteria % % Sangat Baik % - 80 % Baik % - 60 % Sedang % - 40 % Buruk 5. 0 % - 20 % Buruk Sekali Dari data-data tersebut dapat diketahui respon siswa terhadap media yang telah dikembangkan. Selain itu data persepsi siswa yang diperoleh juga digunakan sebagai pertimbangan untuk revisi tahap akhir.

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan teori pembelajaran yang telah ada. Oleh karena itu, jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan teori pembelajaran yang telah ada. Oleh karena itu, jenis penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pengembangan produk bahan pembelajaran merupakan serangakaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk pembelajaran berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and Development. Metode penelitian dan pengembangan adalah

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Pengembangan Multimedia Pembelajaran Dalam penelitian ini penulis mengambil 5 tahap pengembangan multimedia menurut Munir (2003), yaitu: (1) analisis, (2) desain, (3) pengembangan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Langkah-langkah dalam membuat penelitian ini dilakukan dengan model pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Dalam penelitian ini terdapat lima tahap pengembangan multimedia yaitu: 1. Tahap Analisis Pada tahap ini diawali dengan menetapkan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Indramayu yang berlokasi di Jalan Pabean No. 15 Indramayu. Populasi pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode quasy experiment atau eksperimen semu. B. DesainPenelitian Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. B. Pendekatan Penelitian

BAB III METODOLOGI. B. Pendekatan Penelitian 17 BAB III METODOLOGI A. Waktu dan Tempat 1. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai pengembangan media berbasis audiovisual untuk materi ekstraksi dilakukan di SMK Negeri 2 Indramayu. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengembangan Multimedia Pembelajaran Adapun metode pengembangan multimedia pembelajaran seperti yang dikemukakan Munir (2008:195) terdiri dari lima tahap sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan desain penelitian jenis One Group Pretest-Posttest Design. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan peneliti yaitu metode penelitian pengembangan (Research and Development) dengan kategori eksperimental. 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2012, hlm. 407) penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design. Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 84), pre eksperimental design seringkali dipandang sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode quasi experiment dan desain

Lebih terperinci

Adapun poin-poin atas saran dari validator ahli desain tersebut adalah sebagai

Adapun poin-poin atas saran dari validator ahli desain tersebut adalah sebagai berikut : Adapun poin-poin atas saran dari validator ahli desain tersebut adalah sebagai a. Pada gambar 4.12 saran dari validator adalah perlu direvisi pada covernya yaitu dengan menambahkan intansi pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN O 1 X O 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN O 1 X O 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan bentuk Pre-Experimental Design. Sugiyono (2013:74) memandang bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan untuk menghindari kesalahpahaman, maka perlu diberikan definisi operasional yaitu: 1. Project

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) dalam penelitian ini menggunakan. dipresentasikan kepada orang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) dalam penelitian ini menggunakan. dipresentasikan kepada orang lain. 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan untuk menghindari kesalah pahaman, maka perlu diberikan definisi operasional yaitu: 1.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). Desain yang digunakan adalah The One-Group Pretest-Posttest Design

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu SMA Negeri di kota Bandung, yaitu SMA Negeri 15 Bandung. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen dengan one group pre-test and post-test design, (desain kelompok tunggal dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai model yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan, prosedur dalam pengembangannya, subjek yang menjadi penelitian, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian Berdasarkan masalah penelitian yang dirumuskan, maka penelitian ini menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model prosedural. Puslitjaknov (2008) menyatakan bahwa model prosedural

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi, Populasi, Sampel, dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa Program Keahlian Kontrol Proses SMK Negeri 1 Kota Cimahi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan metode penelitian, desain penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan teknik pengolahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan one group pre-test and post-test design. Pada metode ini diperlukan

Lebih terperinci

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test 24 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara, alat, atau teknik tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk suatu kepentingan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam merespon soal tes diagnosis serta latar belakang siswa yang mempengaruhi kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengembangan Multimedia Pembelajaran 3.1.1 Tahap Analisis Tahap analisis dimulai dari menetapkan tujuan pengembangan multimedia pembelajaran serta pemilihan materi yang akan

Lebih terperinci

Oleh : Elsa Novyarti 1 ), Jefri Marzal 2 ), Rohati 2 )

Oleh : Elsa Novyarti 1 ), Jefri Marzal 2 ), Rohati 2 ) PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ADOBE FLASH DAN AUTOPLAY MEDIA STUDIO DALAM PEMBELAJARAN YANG BERBASIS INQUIRY PADA MATERI GARIS DAN SUDUT KELAS VII SMP Oleh : Elsa Novyarti 1 ), Jefri Marzal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall (Sukmadinata,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment. Pre-Experiment yaitu metode penelitian yang hanya menggunakan satu kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Pembuatan (Research and Development). Penelitian pembuatan sebagai suatu proses untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pseudoeksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pseudoeksperimen 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pseudoeksperimen pre-post test. Pada metode ini sampel penelitian dibagi menjadi dua kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan rancangan penelitian menjadi dua kelompok yaitu, pre experimental design (eksperimen yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu SMA negeri di kabupaten Bandung Barat. Subjek penelitian berupa soal-soal piktorial sebagai alat ukur dimensi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap tujuan penelitian ini, perlu dijelaskan definisi operasional dibawah ini : 1. Pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan,

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan, 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan, penyusunan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Menurut Panggabean (1996:27) penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penerapan Alat Evaluasi Wondershare Quiz Creator Penelitian dilaksanakan berdasarkan metode yang dipilih oleh peneliti yaitu dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi (003:14) pada penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Setyosari (2012:214) penelitian pendidikan dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen awal atau pre-experiment. Metode ini dipilih sesuai dengan tujuan peneliti yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode Pra eksperimen, dengan desain penelitian one group

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode Pra eksperimen, dengan desain penelitian one group A III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian erdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan metode Pra eksperimen, dengan desain penelitian one group pretest-posttest

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan multimedia model tutorial lebih baik dibandingkan dengan pemakaian tools pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia yang dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian pengembangan atau yang disebut dengan Research and Development (R&D). Penelitian pengembangan adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan penelitian

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH OLEH ELSA NOVYARTI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, 2014

ARTIKEL ILMIAH OLEH ELSA NOVYARTI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, 2014 ARTIKEL ILMIAH OLEH ELSA NOVYARTI NIM RSA1C210001 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, 2014 Elsa Novyarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 ModelPengembanganDesain Multimedia Pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 ModelPengembanganDesain Multimedia Pembelajaran BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 ModelPengembanganDesain Multimedia Pembelajaran Dalam pelaksanaan penerapan multimedia pada pembelajaran berbasis masalah, multimedia pembelajaran yang dikembangkan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pengembangan bahan ajar khususnya Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educational

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development), dengan alasan karena sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikaji, penelitian ini bertujuan untuk menguji model Concept Attainment berbasis multimedia untuk meningkatkan hasil belajar,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka. diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka. diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini: 1. Project Based Lerning (PjBL) yang

Lebih terperinci

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional pada Materi Konsep Dasar Fisika Inti dan Struktur Inti Mata Kuliah Fisika Atom dan Inti Wulan Sari 1), Jufrida ), dan Haerul Pathoni 3) 1)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan yaitu metode Deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian bukan eksperimen karena tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode Penelitian Sugiyono (2013:3) mengemukakan bahwa Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu dan menguji kualitas produk tersebut. Produk

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu dan menguji kualitas produk tersebut. Produk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Ini merupakan penelitian pengembangan yaitu suatu penelitian yang bertujuan menghasilkan produk tertentu dan menguji kualitas produk tersebut. Produk tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang hanya bertujuan untuk menggambarkan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengembangan Multimedia Pembelajaran Pengembangan multimedia didasarkan pada metode pengembangan multimedia yang diadopsi dari Munir (2008: 195) sebagaimana telah dipaparkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian dilakukan di Program Keahlian Teknik Audio Video Negeri 4 Bandung yang beralamat di Jl. Kliningan No.6 Buah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Langkah langkah dalam memgembangkan e- modul menggunakan program

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Langkah langkah dalam memgembangkan e- modul menggunakan program BAB III METODE PENGEMBANGAN Model Pengembangan Langkah langkah dalam memgembangkan e- modul menggunakan program 3D Pageflip Professional pada materi struktur atom ini dilakukan dengan mengikuti model pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Pengembangan (Research and Development). Penelitian Pengembangan sebagai suatu proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Pada pengembangan ini

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Pada pengembangan ini 34 BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Jenis Pengembangan Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Pada pengembangan ini menggunakan model pengembangan prosedural desain pembelajaran dari ADDIE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam rancang bangun multimedia pembelajaran interaktif ini adalah Research and Development (R&D). karena menurut Sugiyono

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTU WONDERSHARE DENGAN PENDEKATAN RME PADA MATERI SMP

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTU WONDERSHARE DENGAN PENDEKATAN RME PADA MATERI SMP PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTU WONDERSHARE DENGAN PENDEKATAN RME PADA MATERI SMP Rizki Wahyu Hakiki Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS RizkiWahyuHakiki@gmail.com Abstrak Pemilihan

Lebih terperinci

O 1 X O 2. Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design

O 1 X O 2. Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah pre-experimental design, yaitu penelitian dilakukan kepada satu kelompok eksperimen yang sampelnya tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Waktu, Populasi, Sampel Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Cimahi, yang beralamat di Jl. Kamarung No. 69 Km 1,5 Cimahi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengembangkan dan mengevaluasi efektivitas penerapan media pembelajaran Compound Remi Card berbasis

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH OLEH MUHAMMAD IQBAL NIM A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MEI, 2017

ARTIKEL ILMIAH OLEH MUHAMMAD IQBAL NIM A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MEI, 2017 ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASISKAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN AURORA 3D PRESENTATION PADA POKOK BAHASAN GEOMETRI UNTUK KELAS X SMA OLEH MUHAMMAD IQBAL NIM A1C210014 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan atau research and development. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu pendekatan dengan cara ilmiah yang digunakan untuk memperoleh data yang obyektif, valid dan realibel dengan tujuan dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model Instructional Games, oleh sebab itu metode penelitian yang tepat untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model Instructional Games, oleh sebab itu metode penelitian yang tepat untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Penelitian ini berpusat pada pengembangan multimedia interaktif CAI model Instructional Games, oleh sebab itu metode penelitian yang tepat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran atau mix method, yaitu kuantitatif-deskriptif. Dimana pada penelitian ini data yang diperoleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) menggunakan desain pretest-posttest control group design. Menurut Sugiyono (2012:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Bandung yang beralamat di Jalan Kliningan No. 6 Buah Batu Bandung, Jawa Barat. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut. BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang dipilih untuk pengembangan LKS yaitu model penelitian 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono, penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari strategi pembelajaran Tandur terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama, kedua dan ketiga, digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang meliputi tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji kualitas produk tersebut.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di SMPN Kota Cimahi - Jawa Barat. 2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Karena penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran mengenai penerapan levels of inquiry pada tingkat interactive demonstration,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA Annisa Rahim 1), Jufrida 2), dan Nova Susanti 3) 1) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Borg and Gall dalam Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini dikemukakan beberapa definisi operasional yang berkaitan dengan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Pembelajaran berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai pijakan dalam peningkatan kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai pijakan dalam peningkatan kualitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai pijakan dalam peningkatan kualitas pembelajaran, yakni menitikberatkan pada pengembangan kerangka model e- learning yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Nana (2009: 52) metode penelitian merupakan rangkaian cara

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Nana (2009: 52) metode penelitian merupakan rangkaian cara 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Nana (2009: 52) metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2013: 297) merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebuah penelitian memerlukan metode pendekatan yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Sebuah penelitian memerlukan metode pendekatan yang digunakan untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sebuah penelitian memerlukan metode pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti serta untuk mencapai tujuan penelitian. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilakukan di Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 7 yang beralamat di Jalan Siliwangi km 15 Baleendah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak di jalan Manunggal komplek KPAD, Bandung-Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre-experimental design (eksperimen awal), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada satu kelompok siswa (kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilakukan di Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre-experimental design atau eksperimen semu. Disebut demikian karena eksperimen

Lebih terperinci