Kata Kunci : Status Gizi, Stres Kerja, Kelelahan Kerja, Perawat, Rumah Sakit

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN STRES KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSU GMIM PANCARAN KASIH MANADO Vidi Lucky Jayanto Pondaag*, Woodford B.S. Joseph*, Harvani B. Boky* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Kelelahan kerja merupakan keluhan yang sering dikeluhkan oleh seorang pekerja hampir setiap hari. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kelelahan kerja diakibatkan oleh beberapa faktor seperti intensitas dan lamanya pengaruh fisik serta psikis, masalah stress yang disebabkan oleh tanggung jawab, kecemasan dan konflik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observational analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di RSU GMIM Pancaran Kasih Total populasi berjumlah 100 perawat dan jumlah sampel yang akan diteliti menggunakan rumus slovin sehingga responden yang akan diteliti berjumlah 80 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan alat ukur berat badan serta alat ukur tinggi badan. Analisis bivariat menggunakan uji statistik Chi Square pada tingkat kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang merasa tidak lelah yaitu sebanyak 43 orang (53,8%) dengan rincian yang memiliki gizi normal sebanyak 35 orang (51,5%), dan status gizi tidak normal sebanyak 8 orang (66,7%), sedangkan yang merasa lelah yaitu sebanyak 37 orang (46,2%) dengan rincian yang memiliki status gizi normal 33 orang (48,5%), dan status gizi tidak normal sebanyak 4 orang (33,3%). responden yang merasa lelah yaitu sebanyak 43 orang (53,8%) dengan rincian yang merasa tidak stres sebanyak 27 orang (65,9%) dan yang merasa stres sebanyak 16 orang (41,0%), sedangkan jumlah responden yang merasa lelah yaitu sebanyak 37 orang (46,2%) dengan rincian yang merasa tidak stres sebanyak 14 orang (34,1%) dan yang merasa sebanyak 23 orang (59,0%) Hasil analisis data menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja yaitu nilai p=0,103 (p>0,05) dan terdapat hubungan antara stres kerja dengan kelelahan kerja yaitu nilai p=0,026 (p<0,05). terdapat hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja, terdapat hubungan antara stres kerja dengan kelelahan kerja pada perawat di ruang rawat inap RSU GMIM Pancaran Kasih Kata Kunci : Status Gizi, Stres Kerja, Kelelahan Kerja, Perawat, Rumah Sakit ABSTRACT Fatigue is a common complaint by a worker complained almost daily. Factors that influence the occurrence of fatigue caused by several factors such as the intensity and duration of physical and psychological influences, stress problems caused by the responsibility, anxiety and conflict. The method used in this study was observational analytic using cross sectional design. This study was conducted at Hospital GMIM Arc of Love The total population of 100 nurses and number of samples to be studied using the formula slovin so that the respondents be studied amounted to 80 respondents. The research instrument used questionnaires and measuring weight and height measuring instrument. The bivariate analysis Chi Square correlation test was used at a rate of 5% error. The results showed that respondents who do not feel tired as many as 43 people (53.8%) with normal nutritional details that have as many as 35 people (51.5%), and abnormal nutritional status of 8 persons (66.7%), while the felt tired as many as 37 people (46.2%) with the details of which have a normal nutritional status of 33 (48.5%), and nutritional status is not normal by 4 people (33.3%),respondents who feel tired as many as 43 people (53.8%) with the details that feel no stress as many as 27 people (65.9%) and feel the stress as much as 16 people (41.0%), while the number of respondents who feel tired namely as many as 37 people (46.2%) with the details that you feel the stress as much as 14 people (34.1%) and feel as many as 23 people (59.0%) The results of data analysis showed that there was no correlation between nutritional status and work fatigue that is the value of p = (p> 0.05) and there is a correlation between work stress and work fatigue that is the value of p = (p <0.05). The conclusion of this study there was no correlation between nutritional status and work fatigue and the correlation between work stress and work fatigue at nurses in the inpatient unit RSU GMIM Pancaran Kasih Keywords : Nutritional Status, Work Stress, Work fatigue, Nurse, Hospital

2 PENDAHULUAN International Labour Organitation (ILO) dalam Baiduri (2008) menunjukkan bahwa di dunia hampir setiap tahun terdapat dua juta pekerja meninggal karena kecelakaan kerja yang disebabkan faktor kelelahan. Pada penelitian tersebut menyatakan dari sampel, sekitar sampel menderita kelelahan kerja yaitu sekitar 32,8% dari total keseluruhan sampel dari peneliti. Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat. Undang-undang No. 38 tahun 2014 mengatakan keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat, baik sehat maupun sakit. Perawat berperan pada upaya penanganan serta perawatan pasien dengan tuntutan tugas yang bermacam-macam. Kelelahan kerja merupakan keluhan yang sering dikeluhkan oleh seorang pekerja hampir setiap hari. Kelelahan kerja adalah perasaan lelah yang disertai dengan adanya penurunan kesiagaan seseorang. Penurunan kesiagaan ini mengandung resiko bahaya yang bisa mengakibatkan kecelakaan kerja, dimana pekerja dalam keadaan lelah memiliki kecenderungan mengalami penurunan kemampuan fisik dan psikis yang berdampak pada ketidakhati-hatian dan tidak teliti pada saat bekerja yang bisa mengakibatkan kecelakaan pada diri sendiri bahkan orang lain dan akan menurunkan produktifitas kerja serta merugikan perusahaan dimana dia bekerja (Grandjean dalam Maurits, 2015). Status gizi berarti nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan. Dengan gizi kerja diharapkan dapat diwujudkan kesehatan dan kesejahteraan faktor manusia pada suatu proses produksi dan juga dipelihara kemampuan bekerja dan produktivitas kerjanya pada tingkat optimal bahkan mungkin ditingkatkan. Kesehatan dan daya kerja sangat erat hubungannya dengan gizi seseorang (Suma mur, 2014). Stres kerja disebabkan oleh beberapa faktor dorongan untuk sukses yang datang dari dalam individu. Kondisi ini dapat menimbulkan stres apabila kemampuan orang serta sumber daya yang dimilikinya tidak cukup untuk mendukung dorongan keinginan untuk sukses. Perubahan pola kerja yang dialami dapat berupa peraturan kerja, deskripsi pekerjaan yang tidak jelas dan kemajuan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan. Kondisi kerja yang berulang-ulang dan membosankan.

3 Kerja yang berlebihan, ketidakpastian tugas serta keterbatasan komunikasi dan umpan balik dapat menyebabkan kebingungan, putus asa dan stres bagi individu yang terlibat didalamnya. Konflik yang timbul dalam pekerjaan karena seseorang tidak ingin melakukan sesuatu atau konflik dengan nilai-nilai individu, sosial, dan keluarga. Tanggung jawab yang dimiliki bisa menimbulkan stres. Hal ini ditunjukkan oleh dengan semakin besarnya tingkat tanggung jawab yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi potensi stres yang akan terjadi. Hubungan yang buruk dengan atasan/bawahan (Tarwaka, 2010). METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dimana pengumpulan data dilakukan pada saat yang sama. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 80 perawat dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode cluster. Penelitian ini dilaksanakan di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado pada bulan Desember Maret Pengukuran Kelelahan Kerja menggunakan Kuesioner Alat ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2) berjumlah 17 pertanyaan dan menggunakan rumus cut off point. Pengukuran Stres Kerja menggunakan kuesioner The Workplace Stres Scale, dengan jumlah 8 pertanyaan dan menggunakan rumus cut off point. Pengukuran Status Gizi menggunakan alat ukur berat badan dalam (kg) dan alat ukur tinggi badan dalam (cm) dan menggunakan rumus IMT (Indeks Massa Tubuh). Analisis data pada penelitian ini dilakukan berdasarkan tahap editing, coding, entry data dan cleaning. Setelah melakukan tahapan di atas, data akan dianalisis secara univariat dan bivariat. Analisis univariat dalam penelitian ini adalah dengan melihat gambaran karakteristik berupa umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, masa kerja, status gizi, stres kerja dan kelelahan kerja. analisis bivariat adalah dengan melakukan distribusi silang antara variabel, serta melakukan uji statistik antara variabel status gizi dan stres kerja dengan kelelahan kerja menggunakan Uji Korelasi Spearman. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelayanan RSU GMIM Pancaran Kasih Manado, diawali dari Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak dan Rumah Bersalin di Titiwungen pada tanggal 08 januari 1995 dengan penyelenggara adalah majelis pusat penggerakan Kaum Ibu Kristen Minahasa (P.K.I.K.M).

4 Hasil penelitian berdasarkan data Status Gizi Gizi Normal Gizi Normal distribusi responden menurut umur menunjukkan bahwa sebagian besar berada pada umur dan tahun masing-masing dengan jumlah 38 responden (47,5%), sedangkan untuk distribusi responden berdasarkan jenis kelamin terdapat 76 responden(95%) yang berjenis kelamin perempuan, dan untuk distribusi menurut pendidikan terakhir D3 merupakan jumlah terbanyak yaitu 57 responden (71,2%) Distribusi frekuensi responden menurut masa kerja menunjukkan bahwa responden yang paling banyak pada 1-5 tahun yaitu 75 responden(93.8%), lalu distribusi responden mengenai status gizi terdapat 68 responden (85%) berada pada status gizi normal, sedangkan untuk distribusi mengenai stres kerja didapati responden yang tidak mengalami stres kerja sebanyak 41 responden (51,2%) dan distribusi mengenai kelelahan kerja terdapat 43 responden (53,8%) merasa tidak lelah. Tabel.1 Hubungan antara Status Gizi dengan Kelelahan Kerja pada perawat di ruang rawat inap di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado kelelahan Lelah Total Lelah n % n % n % 4 33,3 8 66, , , Jumlah 37 46, , p value 0,103 Hasil uji statistik menggunakan uji chi square antara status gizi dengan kelelahan kerja dengan nilai p = 0,103 atau (p> 0,05) artinya tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja. Penelitian yang dilakukan di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado dapat dilihat bahwa tidak adanya hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja karena sebagian besar responden yang ada memiliki status gizi normal sehingga responden tidak beresiko mengalami kelelahan pada saat bekerja, karena status gizi normal sangat membantu tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Kebutuhan gizi yang tercukupi akan menghasilkan energi sehingga tenaga kerja tidak kekurangan energi yang dapat menyebabkan terjadinya kelelahan. Apabila asupan kalori tidak sesuai dengan kebutuhannya maka tenaga kerja tersebut akan merasakan lebih cepat lelah, dibandingkan dengan tenaga kerja dengan asupan gizi yang memadai. (Jannah, 2014) Hasil penelitian serupa juga yang dilakukan oleh Garedja Christivalia (2017) tentang Hubungan antara Status Gizi dengan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Manado, berdasarkan hasil uji korelasi spearman yang dilakukan terhadap 95 responden dan hasil penelitian menunjukkan bahwa

5 hubungan antara Status Gizi dengan kelelahan kerja nilai p Value sebesar 0,649 ( p value 0,05) dan nilai koefisien korelasi -0,047, responden dengan status gizi berdasarkan IMT, 53 orang (55,8%) berstatus gizi normal, kesimpulannya tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Tabel 2. Hubungan antara Stres Kerja dengan Kelelaha Kerja pada perawat di ruang rawat inap RSU GMIM Pancaran Kasih Manado kelelahan Stres Lelah p Total Lelah value n % n % n % Stres 23 59, , Stres 14 34, , ,026 Jumlah 37 46, , Hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square antara stres kerja dengan kelelahan kerja dengan nilai p = 0,026 atau (p<0,05) artiya terdapat hubungan antara stres kerja dengan kelelahan kerja. Menurut peneliti stres yang terjadi pada setiap individu berbeda-beda tergantung pada masalah yang dihadapi dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Jika seseorang mengalami stres terlalu besar, maka akan mengganggu kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan dan pekerjaannya. stres akan dapat menjadi hal yang positif jika dapat dikendalikan dengan benar, dan jika tidak mampu dikendalikan dengan benar, stres akan dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan. Tekanan dalam pekerjaan bisa menjadi faktor yang menyebabkan stres. Banyak survei dan studi yang membuktikan bahwa tekanan akibat pekerjaan menjadi sumber utama penyebab stres (Tarwaka, 2015). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ukus (2017) tentang hubungan antara Hubungan antara Shift Kerja dan Stres Kerja dengan Kelelahan Kerja pada karyawan Informa Furnishing Manado, bahwa terdapat hubungan antara stres kerja dengan kelelahan kerja dengan nilai p=0,004 ( <0,05). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suwandi Asri (2017) tentang Hubungan antara beban kerja dan stres kerja dengan kelelahan kerja pada perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Tk. III Manado yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara stres dengan kelelahan dengan nilai p=0,001 yang artinya (p<0,05) yang berarti adanya hubungan antara stres kerja dengan kelelahan kerja pada perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Tk. III

6 KESIMPULAN 1. Terdapat 43 perawat (53,8%) yang tidak mengalami kelelahan kerja dan 37 perawat (46,2%) yang mengalami kelelahan kerja di Ruang Rawat Inap RSU GMIM Pancaran Kasih 2. terdapat Hubungan antara Status Gizi dengan Kelelahan Kerja pada Perawat di Ruang Rawat Inap RSU GMIM Pancaran Kasih 3. terdapat Hubungan antara Status Gizi dengan Kelelahan Kerja pada Perawat di Ruang Rawat Inap RSU GMIM Pancaran Kasih SARAN 1. Untuk RSU GMIM Pancaran Kasih Manado agar memperhatikan dan harus mengatur jam kerja para perawat karena banyak perawat yang bekerja melebihi jam kerja seharusnya yang akan menyebabkan perawat mengalami kelelahan. 2. Untuk RSU GMIM Pancaran Kasih Manado agar mengurangi stres karena beberapa perawat mengalami stres dikarenakan sering tegang dalam berinteraksi dengan atas dan sesama pekerja, pekerjaan yang menuntut konsentrasi yang tinggi dan juga tugas yang diberikan pada perawat tidak sesuai dengan penghargaan yang diterima dengan cara menyesuaikan beban kerja yang akan diberikan kepada perawat sesuai dengan kemampuan perawat itu sendiri. DAFTAR PUSTAKA Baiduri, W Fatigue Assesment PT. Pama Persada Nusantara. Jakarta Garedja C Hubungan Antara Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Di Pelabuhan hp/ch/article/view/633/621. Diakses pada 14 Januari 2018 Jannah, Nur Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Karyawan Bagian Cutting PT. Dan Liris Banaran Kabupaten Sukoharjo. Surakarta: Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta ( /NASKAH_PUBLIKASI.pdf diakses pada 8 November 2017) Maurits, L Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta: Amara Books. Profil RSU GMIM Pancaran Kasih Manado, 2017.

7 Suma mur Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Gramedia Pustaka Utara. Suma mur PK Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Edisi 2 Jakarta. Sagung Seto. Suwandi, A Hubungan Antara Beban Kerja dan Stres Kerja dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat Rumah Sakit Bhayangkara Tk. III Manado hp/medkes/article/view/368 diakses pada 1 Desember 2017 Tarwaka, 2010.Ergonomi Industri. Harapan Press. Surakarta. Tarwaka Ergonomi Industri; Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press Tarwaka Ergonomi Industri :Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi Dan Aplikasi Di Tempat Kerja Revisi Edisi II. Surakarta :Harapan Press. Ukus, J Hubungan Antara Shift Kerja dan Stres Kerja dengan Kelelahan Kerja Terhadap Karyawan Di Informa Furnishing