BAB I PENDAHULUAN. Tanjung Karangbata merupakan tanjung yang terletak di wilayah pantai

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Tanjung Karangbata merupakan tanjung yang terletak di wilayah pantai Menganti bagian timur, Kabupaten Kebumen. Di tanjung Karangbata tersingkap batuan beku dengan struktur kekar tiang dan batuan beku lava basaltik (Putra dkk., 2016). Batuan-batuan gunung api tersebut termasuk ke dalam Formasi Gabon yang menempati bagian selatan Pegunungan Karangbolong (Asikin dkk., 1992). Kehadiran batuan gunung api Formasi Gabon merupakan jejak aktivitas vulkanik Gunung Api Purba Karangbolong. Proses eksogenik yang intensif pada daerah beriklim tropis membuat kondisi morfologi Gunung Api Purba Karangbolong menjadi tidak utuh. Dengan menggunakan pendekatan gunung api masa kini, proses identifikasi gunung api purba dapat dilakukan sehingga proses, mekanisme, dan asal-usul (sumber) dapat diperkirakan (Bronto, 2010). Penelitian spesifik mengenai gunung api purba dapat dilakukan dengan melakukan studi petrogenesis batuan gunung api purba, studi lokasi pusat erupsi, dan fasies gunung api purba. Sayangnya, penelitian tersebut belum dilakukan di Gunung Api Purba Karangbolong sehingga penulis mengangkat topik tersebut menjadi tema penelitian. Penelitian identifikasi fasies gunung api purba menjadi menarik karena erat kaitannya dengan potensi sumberdaya geologi terutama dalam bidang sumberdaya mineral. Penelitian fasies gunung api dapat dimanfaatkan untuk mencari mineralisasi logam sulfida berdasarkan konsep pusat erupsi gunung api sebagai 1

2 2 strategi untuk penelitian emas (Volcanic Center Concept for Gold Exploration Strategy, Bronto & Hartono, 2003; Bronto, 2003b, dalam Bronto, 2006). Selain itu, apabila pada daerah tersebut diikuti oleh magmatisme dan vulkanisme yang berulang maka akan ada proses alterasi hidrotermal (Bronto, 2006). I.2 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari dilakukannya penelitian ini untuk melakukan pemetaan batuan vulkanik di Gunung Api Purba Karangbolong, Kecamatan Ayah dan sekitarnya, Kabupaten Kebumen. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu: 1. Untuk menentukan fasies gunung api purba. 2. Untuk mengidentifikasi karakteristik sumber batuan gunung api purba. I.3 Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan ini dapat memberi manfaat baik bagi penulis, penliti selanjutnya, dan pihak lain seperti pemerintah dan swasta. Bagi penulis, penelitian ini memberikan sarana untuk mengaplikasikan ilmu geologi terutama petrologi dan vulkanologi. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai kajian pustaka fasies batuan vulkanik Gunung Api Purba Karangbolong bagi peneliti lainnya. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk dasar mengembangkan daerah dalam aspek bidang geologi terapan seperti geologi teknik, geologi sumberdaya mineral, dan geologi pengembangan wilayah.

3 3 I.4 Batasan Masalah Penelitian Fokus penelitian ini adalah untuk melakukan pemetaan batuan vulkanik dengan batasan-batasan masalah penelitian sebagai berikut. 1. Daerah penelitian berada di Kecamatan Ayah, Kecamatan Buayan, dan Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen, serta Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. 2. Litologi yang diteliti adalah singkapan batuan vulkanik Formasi Gabon dan Intrusi Andesit yang dianalisis karakteristik, petrogenesis, dan identifikasi fasies vulkanik. 3. Pemerian batuan dilakukan dengan analisis petrografi untuk mengetahui tekstur dan mineralogi batuan secara detail, kemudian analisis geokimia berupa analisis XRF (X-Ray fluorescence) untuk mengetahui komposisi kimia batuan. 4. Penamaan Gunung Api Purba Karangbolong mengacu pada Bronto (2010). I.5 Lokasi, Kesampaian, dan Kondisi Daerah Penelitian Daerah penelitian secara administratif meliputi wilayah Kecamatan Ayah, Kecamatan Buayan, dan Kecamatan Puring di Kabupaten Kebumen, serta Kecamatan Nusawungu di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Daerah penelitian berada pada Peta Rupa Bumi Indonesia lembar Karangbolong dan Rowokele. Daerah penelitian secara astronomis terletak pada koordinat 7 41ʹ30ʺ LS ʹ29ʺ LS dan ʹ08ʺ BT ʹ55ʺ BT atau

4 4 Zona 49S UTM ; Luas daerah pemetaan kurang lebih 10,5 9 km 2. Letak daerah penelitian dapat dilihat pada peta indeks daerah penelitian (Gambar 1.1), berada kurang lebih 45 km di sebelah barat daya Kecamatan Kebumen serta dapat dijangkau menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua dalam waktu lebih kurang 1 jam 30 menit. Secara umum daerah penelitian lebih mudah dijangkau menggunakan kendaraan roda dua dan pada beberapa daerah yang sulit dijangkau harus berjalan kaki untuk mencapainya. I.6 Peneliti Terdahulu Peneliti-peneliti yang telah melakukan penelitian di daerah Karangbolong antara lain: 1. Van Bemmelen (1949) menyatakan bahwa Pegunungan Karangbolong secara fisiografi termasuk Pegunungan Selatan Pulau Jawa karena memiliki karakteristik seperti Pegunungan Selatan di Jawa Timur dan Jawa Barat. 2. Tjia, 1961, meneliti stratigrafi Pegunungan Karangbolong. Pegunungan Karangbolong tersusun oleh tiga seri batuan dengan urutan dari tua ke muda, yaitu Formasi Andesit Tua, Anggota Batugamping Karangbolong, dan Anggota Tufa Napalan. 3. Asikin dkk., (1992) melakukan pemetaan geologi di wilayah Banyumas, Cilacap, dan Kebumen. Hasil penelitian berupa Peta Geologi Regional Lembar Banyumas skala 1:

5 5 4. Sumantri dan Hartono (1997) melakukan penelitian penyebaran mineralisasi hidrotermal di daerah Gombong Selatan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Penyebaran mineralisasi hidrotermal yang berkembang di daerah tersebut dikontrol oleh struktur sesar yang terbentuk pada Kala Pliosen Akhir. 5. Sumantri dan Hartono (1998) melakukan penelitian mineralisasi hidrotermal di daerah Gombong Selatan. Mineralisasi hidrotermal di daerah tersebut ditandai dengan asosiasi ubahan silifikasi dan propilitisasi. 6. Brahmantyo (2000) meneliti kelurusan di Pegunungan Karangbolong menggunakan peta topografi berskala 1: Pegunungan Karangbolong memiliki kelurusan dominan berarah N-S dan NNE-SSW. 7. Maskuri (2003) meneliti tentang alterasi hidrotermal daerah Karangbolong, Kecamatan Ayah. Alterasi di daerah Karangbolong terbagi ke dalam dua zona yaitu zona kuarsa-serisit/ilit-pirit (tipe argilik) dan zona klorit-karbonat-epidot (tipe propilitik). 8. Bronto (2010) mengidentifikasi Gunung Api Purba Karangbolong di daerah Kebumen menggunakan citra satelit. Pada citra satelit, Gunung Api Purba Karangbolong memperlihatkan relief kasar dan bentuk sebaran lateral relatif melingkar. 9. Putra dkk. (2016) melakukan analisis geosite dan geomorphosite di Pantai Menganti. Pantai Menganti memiliki enam geosite, yaitu Gardu Pandang Wanalela, Gardu Pandang Karangduwur, Pantai Pasir Putih dan Bongkah Hitam, Tebing Bidadari, Sea Cave, dan Paleovulkanik Karangbata.

6 Gambar 1.1. Peta daerah penelitian. 6