Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) OLEH BIDAN DI BAKAUHENI

Transkripsi

1 PENELITIAN PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) OLEH BIDAN DI BAKAUHENI Diana Meti* *Dosen pada Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) khususnya di wilayah kerja Puskesmas Bakauheni Desa Bakauheni mulai berjalan pada awal Berdasarkan survey yang diperoleh dari data PWS KIA Puskesmas Bakauheni di wilayah kerja Puskesmas Bakauheni tahun 2011 masih terdapat 3 Angka kematian Ibu (AKI), kematian neonatus 10 dan 3 Angka Kematian Bayi (AKB).Tujuan untuk mengetahui Gambaran pelaksanaan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) oleh bidan di wilayah kerja Puskesmas Bakauheni Kecamatan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan tahun 2014.Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah semua bidan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bakauheni Kecamatan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan tahun 2014 yaitu berjumlah 13 orang bidan, Teknik sampling adalah Total sampling. Data yang dikumpulkan adalah data primer dengan alat ukur lembar observasi/ ceklist dan kuisioner dengan menggunakan tehnik observasi dan wawancara. Analisa yang digunakan univariat menggunakan prosentase. Hasil penelitian ini didapatkan dari 13 responden yang melaksanakan pemeriksaan antenatal care sesuai P4K sebanyak 3 responden (23,1%), Persiapan persalinan sesuai P4K sebanyak 4 responden (30,8%), pemeriksaan kesehatan neonatal sesuai P4K sebanyak 4 responden (30,8%), pelaksanaan program stikerisasi P4K sebanyak 3 responden (23,1%). Dari keempat item pelaksanaan Program P4K belum ada responden yang melaksanakan seluruh Program P4K sesuai standar.saran agar meningkatkan pelaksanaan P4K oleh bidan di wilayah kerjanya serta dapat memberikan bimbingan teknik kepada tenaga kesehatan khususnya bidan agar dapat melaksanakan pelayanan kepada ibu hamil dan bayi sesuai dengan P4K. Kata kunci: P4K, Bidan LATAR BELAKANG Saat ini angka kematian ibu dan bayi masih tinggi berdasarkan SDKI (2007) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menunjukkan angka 228/ Kelahiran Hidup jauh diatas target Angka Kematian Ibu (AKI) untuk Millineum Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 yaitu sekitar 102/ Kelahiran Hidup. Sementara Angka Kematian Bayi di Indonesia mencapai 35/ Kelahiran Hidup atau dua kali lebih besar dari target WHO sebesar 15/ Kelahiran Hidup (Anonim, 2007). Dibagian kebidanan selalu terjadi gelak tawa atau ratap tangis silih berganti karena kelahiran bayi yang didambakan atau kematian ibu karena kehamilan dan persalinan. Situasi demikian merupakan keadaan biasa pada setiap persalinan diseluruh dunia, terutama di negara berkembang dengan Angka Kematian Ibu (AKI) yang relatif tinggi yaitu sekitar seratus kali lebih besar daripada negara maju. Manuaba (2008) Menurut penelitian Rezky (2007) mengatakan kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh faktor medis (langsung dan tidak langsung). Ibrahim (2007) menyebutkan, penyebab langsung (perdarahan, infeksi, pre eklampsia dan eklampsia), penyebab tidak langsung (tingkat pendidikan, sosial ekonomi dan sistem rujukan), faktor sistem pelayanan (sistem pelayanan antenatal, sistem pelayanan persalinan, sistem pelayanan paska salin, pelayanan kesehatan anak), sosial budaya dan peran serta masyarakat (kurangnya pengenalan masalah, terlambatnya proses pengambilan keputusan, kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan, peran masyarakat terhadap kesehatan ibu dan anak). Pemerintah telah berupaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) diantaranya adalah WHO melalui strategi [176]

2 pendekatan resiko dengan pelayanan kesehatan dasar, berupaya melakukan pemerataan upaya kesehatan, penekanan pada upaya pencegahan, penggunaan tehnologi tepat guna, peran serta masyarakat kemandirian, kerjasama lintas sektor. Program ini oleh pemerintah dinyatakan kurang berhasil karena pada kenyataannya lebih dari 90% kematian ibu disebabkan oleh komplikasi obstetric (Rochjati, 2008). Menurut Saifuddin (2010) WHO meluncurkan strategi MPS (Making Pregnancy Safer). Salah satu sasaran yang ditetapkan adalah untuk menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 125/ kelahiran hidup dan Angka Kematian bayi menjadi 16/1.000 kelahiran hidup pada tahun Untuk mencapai sasaran tersebut ditetapkan empat strategi dan azaz-azaz pedoman operasional strategi antara lain bahwa MPS memusatkan perhatiannya pada pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang baku, cost effective, dan berdasarkan bukti (evidence based), pada semua tingkat pelayanan dan rujukan kesehatan, baik di sektor pemerintah maupun swasta. Keluaran yang diharapkan dari stategi ini adalah terselenggaranya pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dasra berkualitas di Polindes dan Puskesmas, Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas dengan tempat tidur, dan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit Kabupaten/Kota dan Rumah sakit Propinsi. Menurut Bahaudin (2007) sesuai dengan SK Menkes No. 564/2006 seluruh desa di Indonesia menjadi Desa Siaga pada akhir tahun Kriteria dari Desa Siaga adalah apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Poskesdes merupakan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/ menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.. Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sudah mampu menurunkan tetapi sangat lamban, karena pada pada kenyataannya sampai sekarang ini angka kematian ibu di Indonesia masih jauh dari target yang diharapkan pada tahun 2010 yaitu angka kematian ibu menurun menjadi 125/ kelahiran hidup dan angka kematian bayi baru lahir menjadi 16/1000 kelahiran hidup (Saifuddin, 2002). Menurut Laksmono (2007) sekitar 70% ibu hamil yang mengalami komplikasi dikarenakan tidak mendapat pelayanan yang memadai. Salah satu solusi terbaru untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi adalah dengan melaksanakan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) melalui pemasangan stiker persalinan pada semua rumah ibu hamil yang akhir-akhir ini telah digalakkan oleh Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari pada 18 Juli 2007 secara nasional dengan penempelan stiker pada semua ibu hamil (Ibrahim, 2008). Menurut Wirajuda (2008) dalam program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) tertera nama ibu hamil, taksiran persalianan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, transportasi, dan calon pendonor darah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K Di Kabupaten Lampung Selatan mulai dilaksanakan sejak 2007, untuk Kecamatan Wilayah kerja Puskesmas Bakauheni khususnya Desa Bakauheni Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) mulai berjalan pada awal 2008 tetapi sampai sekarang belum dilakukan evaluasi. Dari survey pendahuluan yang telah dilakukan, diperoleh dari data PWS KIA Puskesmas Bakauheni di wilayah kerja Puskesmas Bakauheni tahun 2011 masih terdapat 3 Angka kematian Ibu (AKI), kematian neonatus 10 dan 3 Angka Kematian Bayi (AKB). Berdasarkan wawancara bebas yang dilakukan peneliti, pada bulan September 2014 didapatkan hasil 6 orang bidan hanya 3 orang 50 % saja yang mengetahui [177]

3 tentang program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) salah satunya dengan memasang stiker P4K di rumah ibu hamil dan 3 (50%) orang bidan tidak mengetahui tentang P4K Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik meneliti Gambaran Pelaksanaan P4K oleh Bidan di wilayah kerja Puskesmas bakauheni Kabupaten Lampung selatan tahun 2014 METODE Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif, untuk mengetahui pelaksanaan Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi P4K oleh bidan di wilayah kerja Puskesmas Bakauheni Lampung Selatan tahun 2014.Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Bakauheni Kecamatan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan dan dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai bulan Februari Populasi totalitas nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun mengukur kualitatif daripada faktor tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Bakauheni Kecamatan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan 2014 yaitu sebanyak 13 orang.sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh total populasi mengingat jumlah populasinya terbatas yaitu 13 orang bidan.data yang diperoleh adalah data primer yaitu data yang didapatkan langsung dari bidan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bakauheni Lampung Selatan tahun 2014 dengan teknik observasi 3 kali dan wawancara.alat ukur dalam penelitian ini adalah ceklist/ lembar observasi dan wawancara HASIL Analisis Univariat Tabel 1: Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Antenatal Sesuai P4K Pemeriksaan antenatal f % Dilakukan 3 23,1 Tidak dilakukan 10 76,9 pemeriksaan antenatal sesuai P4K pada ibu hamil sebanyak 3 orang (23,1 %). Tabel 2: Distribusi Frekuensi Perencanaan Persalinan Sesuai P4K oleh Bidan Perencanaan Persalinan f % Dilakukan 4 30,8 Tidak dilakukan 9 69,2 persiapan persalinan sesuai P4k pada ibu hamil sebanyak 4 orang ( 30,8 %). Tabel 3: Distribusi frekuensi pelayanan kesehatan neonatal sesuai P4K oleh bidan. Pelayanan kesehatan f % Neonatal Dilakukan 4 30,8 Tidak dilakukan 9 69,2 pelayanan kesehatan neonatal sesuai P4K sebanyak 4 0rang ( 30,8 % ) Tabel 4: Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Program Stikerisasi P4K oleh bidan Pelaksanaan Stikerisasi f % P4K Dilaksanakan 3 23,1 Tidak dilaksanakan 10 76,9 [178]

4 Pelaksanaan Program Stikerisasi P4K sebanyak 3 orang ( 23,1 %) Tabel 5: Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Program P4K oleh Bidan Pelaksanaan program P4K f % Dilaksanakan 0 0 Tidak dilaksanakan Jumlah diketahui responden belum ada yang melaksanakan Program P4K yang sesuai standar. PEMBAHASAN Pemeriksaan antenatal sesuai P4K oleh bidan pada ibu hamil pemeriksaan antenatal sesuai P4K oleh bidan pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Bakauheni Kecamatan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan tahun 2014 dengan 10 item observasi sebanyak 23,1 % (3 orang) melaksanakan pemeriksaan antenatal sesuai P4K sedangkan 76,9 % (10 orang) belum melakukan pemeriksaan antenatal sesuai dengan P4K. Berdasarkan hasil tersebut pemeriksaan antenatal sesuai P4K yang masih banyak dalam kategori cukup belum baik semua dikarenakan pemeriksaan antenatal yang sesuai dengan P4k masih ada tahapan dari pemeriksaan antenatal yang tidak dilakukan oleh bidan ke ibu hamil. Salah satunya adalah pemeriksaan laboratorium yang rutin dan penatalaksanaan khusus. Hal ini disebabkan karena keterbatasan alat dan pengetahuan tentang bagaimana melakukan pemeriksaan lab untuk mengetahui penyakit IMS pada ibu hamil. Serta masih kurangnya kerja sama dari ibu hamil untuk dilakukannya pemeriksaan terhadap diri ibu hamil. Untuk itu diperlukan bantuan dari berbagai pihak terutama pemerintah dan Puskesmas Bakauheni untuk dapat memberikan alat-alat laboratorium sederhana dan kerjasama lintas sektoral untuk melakukan pemeriksaan penyakit IMS pada ibu hamil serta perlunya meningkatkan pengetahuan ibu hamil agar ibu mau melakukan pemeriksaan IMS dan mau dilakukan pemeriksaan khusus seperti dilakukan pemeriksaan spekulum untuk mendeteksi dini terjadinya penyakit IMS dan pencegahan persalinan preterm pada ibu hamil. Perencanaan persalinan sesuai P4K oleh bidan pada ibu hamil perencanaan persalinan sesuai P4K oleh bidan pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Bakauheni Kecamatan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan tahun 2014 dengan 8 item observasi diperoleh 30,8 % adalah perencanaan persalinan sesuai P4k 30,8 % (4 orang) melakukan perencanaan persalinan sesuai P4k dalam dan 69,2 % (9 orang) tidak melakukan perencanaan persalinan sesuai P4k. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dal Sulastiati (2014) yang meneliti tentang Gambaran Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4k) Oleh Bidan Desa Di Wilayah Kerja Puskesmas Tasik Madu Kabupaten Karanganyar propinsi Jawa Tengah dengan hasil perencanaan persalinan dalam kategori baik.hal ini sejalan denga teori menurut Notoatmodjo yang menyebutkan bahwa dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua. Oleh karena itu penelitiaan ini dapat disimpulkan masih banyak bidan yang belum melakukan perencanaan persalinan pada ibu hamil, hal ini mungkin dikarenakan belum berubahnya perilaku bidan seiring perubahan pengetahuan tentang perencanaan persalinan yang didapat. [179]

5 Kemungkinan juga bidan masih menganggap perencanaan persalinan pada ibu hamil tidak penting hanya melakukan perencanaan persalinan yang biasa belum sesuai dengan P4K. perilaku bidan dalam merencanakan persalinan bersama ibu hamil, sehingga ibu hamil akan lebih mengerti tentang pentingnya melakukan perencanaan persalinan sehingga ketika ibu akan bersalin ibu hamil akan lebih siap dalam menghadapi persalinannya baik persiapan fisik, mental maupun material. Oleh karena itu perlunya dukungan dari semua pihak terkait terutama Puskesmas Bakauheni untuk lebih memperhatikan program P4K oleh bidan agar pelaksanaannya lebih baik, dan untuk bidan diharapkan agar lebih meningkatkan pengetahuan dan prilakunya agar dalam melakukan pelayanan kepada ibu hamil terutama perencanaan persalinan lebih sesuai dengan P4K. Pelayanan Kesehatan neonatal sesuai P4K oleh bidan pada ibu hamil pelayanan kesehatan neonatal sesuai P4K oleh bidan di wilayah kerja Puskesmas Bakauheni Lampung Selatan tahun 2014 dengan 3 item pertanyaan diperoleh 30,8 % (4 orang) telah melakukan pelayanan kesehatan neonatal sesuai P4K dan 69,2 % (9 orang) tidak melakukan pelayanan kesehatan neonatal sesuai P4K. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dal Sulastiati (2014) yang meneliti tentang Gambaran Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Oleh Bidan Desa Di Wilayah Kerja Puskesmas Tasik Madu Kabupaten Karanganyar Propinsi Jawa Tengah dengan hasil pelayanan kesehatan neonatal dalam kategori baik. Hal ini sesuai dengan teori menurut Notoatmodjo yang menyebutkan bahwa Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga. Oleh karena itu penelitiaan ini dapat disimpulkan masih banyak bidan yang belum melakukan pelayanan kesehatan neonatal sesuai dengan P4K, hal ini mungkin dikarenakan bidan telah melakukan pelayanan kesehatan neonatal tetapi belum sesuai dengan P4K, hanya melakukan pemeriksaan neonatal yang rutin saja dilakuan seperti bidan belum melakukan pemeriksaan fisik pada bayi ketika melakukan kunjungan yang ketiga ketika bayi berusia 8 hari sampai 28 hari, hanya melihat apakah bayi sehat atau tidak. perilaku bidan dalam melakukan pelayanan kesehatan neonatal sesuai dengan P4K, agar kesehatan neonatal dapat dipantau dengan baik sehingga apabila ada kelainan atau masalah pada kesehatan neonatal dapat dideteksi lebih dini sehingga penanganan dapat lebih cepat dan baik sehingga mengurangi terjadinya angka kematian pada bayi. Oleh karena itu perlunya kerjasama lintas program sehingga pihak Puskesmas Bakauheni terutama petugas kesehatan keluarga yang ada di Puskesmas Bakauheni untuk lebih memperhatikan bidan-bidan yang ada diwilayah kerjanya dengan melakukan pembinaan secara teknis agar dapat melaksanakan pelayanan neonatal sesuai dengan P4K. Pelaksanaan Program Stikerisasi P4K oleh bidan pelaksanaan program stikerisasi P4K oleh bidan di wilayah kerja Puskesmas Bakauheni Kecamatan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan tahun 2014 dengan 1 item observasi diperoleh rata rata desa di wilayah kerja puskesmas Bakauheni belum dilaksanakan semuanya hanya sebagian saja rumah ibu hamil yang telah dilakukan penempelan stiker P4K, yaitu hanya 23,1 % ( 3 orang) yang telah [180]

6 melaksanakan program stikerisasi P4K secara keseluruhan pada semua ibu hamil. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Utami, dkk (2011) yang meneliti tentang Gambaran Peran Kader Dalam Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Di Wilayah Kerja Puskesmas Padureso dengan hasil pelaksanaan program stikerisasi dalam kategori kurang.oleh karena itu penelitiaan ini dapat disimpulkan masih banyaknya ibu hamil yang rumahnya belum ditempeli oleh stiker P4K kemungkinan disebabkan oleh karena ibu hamil kadang lupa untuk menempelkan stiker yang telah diberikan kepadanya ketika memeriksakan kehamilannya, karena setiap ibu hamil ketika pertama kali memeriksakan kehamilannya mereka akan mendapatkan buku KIA dimana stiker itu ada di dalam buku KIA tersebut. Dan kemungkinan juga karena jumlah ibu hamil lebih banyak sehingga tidak dapat terpantau semuanya. perilaku ibu hamil dalam pelaksanaan program stikerisasi P4K, dengan memberikan penyuluhan pada ibu hamil tentang manfaat dari stikerisasi P4K karena stiker tersebut berguna untuk seluruh masyarakat mengetahui ada ibu hamil di lingkungan mereka serta tindakan apa yang akan diambil bila ibu akan bersalin atau terjadi komplikasi pada persalinannya karena di dalam stiker tersebut telah tercantum nama penolong persalinan, transport yang akan digunakan dan siapa pendonor darah bila ibu memerlukan darah.oleh karena itu perlunya kerjasama lintas sektoral agar ibu hamil dapat menempelkan stiker P4K di pintu depan rumahnya dengan bantuan dari kader dan pengawasan dari bidan agar pelaksanaan program stikerisasi P4K dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan untuk menurunkan kejadian kematian ibu dan bayinya. Pelaksanaan Program P4K oleh bidan pelaksanaan program P4K oleh bidan di wilayah kerja Puskesmas Bakauheni Lampung Selatan tahun 2014 dengan 4 item observasi diperoleh rata rata bidan telah melaksanakan program P4K hanya saja semua bidan belum melaksanakan semua program P4K sesuai dengan standar.hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Utami, dkk (2011) yang meneliti tentang Gambaran Peran Kader Dalam Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Di Wilayah Kerja Puskesmas Padureso dengan hasil pelaksanaan program stikerisasi dalam kategori kurang. Oleh karena itu penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semua bidan masih belum melaksanakan semua program P4K sesuai standar, hal ini dimungkinkan karena bidan telah melaksanakan semua kegiatan program P4K hanya saja masih belum dikerjakan sesuai standar, seperti melakukan pemeriksaan antenatal bidan telah melaksanakan pemeriksaan antenatal kepada ibu hamil tetapi dari 10 T yang seharusnya dilakukan masih ada satu kegiatan yang tidak dilaksanakan yaitu pemeriksaan laboratorium (khusus atau rutin) karena bidan mungkin menganggap pemeriksaan laboratorium dilakukan bila ada keluhan atau kelainan yang memerlukan pemeriksaan laboratorium. perilaku bidan dalam pelaksanaan program P4K, dengan melakukan semua kegiatan program P4K sesuai dengan standar, agar pelayanan yang diberikan lebih berkwalitas sehingga komplikasi atau resiko yang terjadi akan dapat diketahui secara dini dan dapat diatasi. Oleh karena itu perlunya pelatihan serta penambahan pengetahuan bagi bidan yang ada di wilayah kerja puskesmas Bakauheni agar lebih terlatih dalam memberikan pelayanan kebidanan sesuai dengan standar dan pelaksanaan program P4K dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan. [181]

7 KESIMPULAN dilakukan pada bidan tentang P4K maka disimpulkan masih belum maksimal program P4K di wilayah krja PKM bakauheni dengan uraian sebagai berikut : pemeriksaan antenatal sesuai standar P4K oleh bidan sebanyak 3 responden (23,1%); perencanaan persalinan sesuai standar P4K oleh bidan sebanyak 4 responden (30,8%)pelayanan kesehatan neonatal sesuai standar P4K oleh bidan sebanyak 4 responden (30,8 %);Pelaksanaan program stikerisasi P4K oleh bidan sebanyak 3 responden (23,1)Pelaksanaan Program P4K belum ada responden yang melaksanakan seluruh program P4K sesuai standar. DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo, Sokijo. Prof. Dr., 2007, Promosi Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta. [182]