BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Trombosit Trombosit memiliki peran primer dalam hemostatis. Interaksi dari trombosit dan endothelium dinding pembuluh darah akan menghentikan pendarahan setelah luka pada pembuluh darah (Harmening, 1997). Trombosit berasal dari fragmentasi sitoplasma megakariosit sumsum tulang. Prekursor megakariosit, megakarioblast, muncul melalui proses diferensiasi dari sel induk hemopoetik. Megakariosit mengalami pematangan dengan replikasi inti endomitotik yang sinkron, memperbesar volume sitoplasma sejalan dengan penambahan lobus inti menjadi kelipatan duanya. Pada berbagai stadium dalam perkembangannya paling banyak pada stadium inti delapan, sitoplasma menjadi granular dan trombosit dilepaskan. Produksi trombosit mengikuti pembentukan mikrovesikel dalam sitoplasma sel yang menyatu membentuk citrate pembatas trombosit. Tiap sel megakariosit menghasilkan trombosit. Sehingga diperkirakan akan dihasilkan /ul trombosit per hari. Interval waktu semenjak diferensiasi sel induk sampai produksi trombosit berkisar sekitar 10 hari (Sulianti, 2011). Glikoprotein permukaan sangat penting dalam reaksi adhesi dan agregasi trombosit. Adhesi pada kolagen difasilitasi oleh glikoprotein Ia (GP Ia). Glikoprotein Ib dan Iib/IIIa penting dalam perlekatan trombosit pada von Willebrand factor (VWF) dan subendotel vascular. Reseptor Iib/IIIa juga merupakan reseptor untuk fibrinogen yang penting dalam agregasi trombosit (Sulianti, 2011).

2 Membran plasma berinvaginasi ke bagian dalam trombosit untuk membentuk suatu sistem membrane (kanalikular) terbuka yang menyediakan permukaan reaktif yang luas tempat protein koagulasi plasma diabsorbsi secara selektif. Fosfolipid membran (faktor trombosit 3) sangat penting dalam konversi faktor X menjadi Xa dan protrombin (faktor II) menjadi thrombin (faktor IIa) (Sulianti, 2011). Di bagian dalam trombosit terdapat kalsium, nukleotida (terutama ADP,ATP dan serotonin) yang terkandung dalam granula padat. Granula alfa mengandung antagonis heparin, faktor pertumbuhan (PDGF), β-tromboglobulin, fibrinogen, vwf. Organel spesifik lain meliputi lisosom yang mengandung enzim hifrolitik, dan peroksisom yang mengandung katalase. Selama reaksi pelepasan, isi granula dikeluarkan ke dalam sistem kanalikular (Sulianti, 2011). 2.2 Persiapan dan Penyimpanan Konsentrat Trombosit Konsentrat trombosit diperoleh dari whole blood atau dari single donor dengan pemisahan sel darah otomatis menggunakan tekhnologi apheresis. Konsentrat trombosit yang diturunkan dari whole blood dibuat dari platelet-rich plasma (PRP) atau buffy coat (BC). Sedangkan konsentrat trombosit yang didapatkan dari apheresis menggunakan metode dari single donor (Hillyer, 2007). Dalam metode PRP, whole blood diputar dengan kecepatan rendah (2200 x g) selama 3-4 menit dari 8 jam saat didapatkan dari pendonor. Hasil dari PRP diputar dengan kecepatan tinggi (4000x g) selama 5 menit untuk pellet dari trombosit. Sekitar 60 ml dari PRP dikembalikan dan pellet dibiarkan selama 1 jam. Pellet kemudian di resuspensi dengan menggoyang secara lembut pada kantong atau menempatkannya pada platelet agitator. Umumnya trombosit yang diresuspensi selama beberapa jam setelah itu akan disimpan pada

3 continuos gentle agitation. Beberapa penelitian pada buffy coat menggunakan kecepatan tinggi pada awal pemutaran. Berikutnya menggunakan kecepatan rendah pada putaran untuk mengisolasi trombosit (Hillyer, 2007). Pembuatan konsentrat trombosit dengan apheresis menggunakan continuous atau discontinuous cell separators. Platelet apheresis dapat dilakukan dengan tehnik satu atau dua lengan tergantung mesin yang digunakan. Trombosit secara selektif diambil, sel darah merah dan plasma dikembalikan ke donor melalui vena yang sama atau melalui jalur vena yang lain. Trombosit yang didapat dengan cara ini mengandung sekitar 3 x10 11 trombosit tiap 300 ml plasma, kira kira setara dengan enam unit dari donor trombosit secara manual. Karena proses terjadi dalam sistem tertutup, trombosit dapat disimpan selama 5 hari dalam kantong yang tepat. Trombosit yang sudah disiapkan diberikan anticoagulant-preservative solution. Yang paling sering adalah citrate-phosphate-dextrose solution (CPD, CP2D) dan CPD dengan adenine (CPDA-1). Jumlah citrat pada CPD dan CPDA-1 umumnya tidak menghasilkan sistemik antikoagulasi atau hipokalsemia dalam darah resepien. Hal ini dikarenakan cepatnya dimetabolisme menjadi bicarbonate di hati. Trombosit apheresis disiapkan didalam ACD-A (citric acid, trisodium citrate, dextrose) menggunakan automated cell collector. Setelah dibuat konsentrat trombosit dalam plasma disimpan pada alat agitator (incubator) pada suhu 20 o 24 o C dengan continous gentle agitation. 2.3 Platelet-Storage Lesion Platelet-storage defect atau platelet-storage lesion meliputi semua efek yang tidak menguntungkan pada morfologi trombosit, struktur, dan fungsi selama penyimpanan. Perubahan tersebut dimulai dari waktu pengumpulan darah, persiapan komponen, dan perkembangan selama penyimpanan (Hillyer, 2007).

4 Selama penyimpanan, aktivitas metabolik dari trombosit dan residual leukosit berlanjut untuk mengkonsumsi nutrien dan menghasilkan produk metabolik yang berbahaya. Aktivasi faktor pembekuan, celular debris, dan enzim proteolitik ditemukan dalam plasma suspensi yang berefek kurang baik terhadap trombosit. Banyak perubahan struktural pada sitoskeleton trombosit dan antigen di membran permukaan selama penyimpanan dan berhubungan dengan buruknya recovery dan survival post transfusi in vivo. Tes in vitro yang digunakan untuk menilai perubahan pada trombosit umumnya hanya jumlah trombosit, volume konsentrat, ph selama 5 hari, dan leukosit (Hillyer, 2007). Terdapat metode analisis untuk menilai karakteristik dan kualitas pada Platelet-storage lesion yaitu: 1. Routine studies yaitu jumlah trombosit, volume konsentrat, ph, inspeksi visual (swirl), leukosit konten 2. Morfologi dan perubahan bentuk : qualitative swirling, morphology score, rata-rata volume trombosit, osmotic recovery, perubahan bentuk 3. Aktifitas metabolik: perubahan ph, po2, pco2, HCO3, produksi laktat, konsumsi glukosa, kalsium intraseluler, rasio ATP/ADP 4. Agregasi trombosit : spontaneous agregation, respon pada dual agonist 5. Aktivasi trombosit : CD62 P-selectin, Annexin V binding 6. Lisis trombosit : Supernatant LDH, Lysate vwf:ag level 7. Miscelanous: level sitokin, aktivasi komplemen, pertumbuhan bakteri 8. In vivo assay: Corrected count increment, Radiolabeled survival, Biotin-labeled survival (Hillyer, 2007). 2.4 Kadar Glukosa pada Konsentrat Trombosit

5 Glukosa dan laktat terlibat langsung dalam metabolisme trombosit dalam menghasilkan energi. Pada penelitian oleh bahwa terdapat hubungan pemakaian glukosa dengan produksi laktat. Setiap pemakaian 2 mol glukosa akan menghasilkan 1 mol laktat. Dalam oxygen-free system laktat yang diproduksi mencapai 5-8 fold. Penelitian oleh Kilkson dkk menyebutkan bahwa 85% energi berasal dari metabolisme oksidatif dan glukosa mungkin bukan merupakan substrat primer dalam metabolite tersebut. Perubahan kadar glukosa yang signifikan dapat mempengaruhi kualitas konsentrat trombosit. Konsentrat trombosit disimpan dalam suhu optimalnya Celcius dengan continous gentle agitation. Ketika disimpan dalam suhu yang lebih dingin pertumbuhan bakterinya terhambat namun trombosit akan teraktivasi dan kehilangan bentuk normal discoid nya. Kondisi penyimpanan konsentrat trombosit yang disimpan dalam suhu kamar sangat rentan terhadap kontaminasi bakteri. Sumber dari kontaminasi bakteri adalah sebagai berikut : (1) Donor skin flora (2) Donor bakterimia (asymptomatic) yang tidak terdeteksi saat pengumpulan. (3) Kontaminasi selama menghasilkan prodok (Harmening, 1997). Kontaminasi bakteri dari donor skin flora dikarenakan mekanisme yang tidak adekuat saat arm-skin disinfection. Asymptomatic donor bakterimia saat donor darah seperti chronic enterocolitis infection, chronic gut infection, chronic osteomyelitis. Kontaminasi apheresis solution, water baths, juga diimplikasikan sebagai kontaminasi bakteri (Harmening, 1997). Konsentrat trombosit yang terkontaminasi bakteri akan mempengaruhi kualitas dari trombosit tersebut, kadar glukosa akan menurun signifikan selama waktu penyimpaan. Oxygen-permeable container merupakan hal penting selama penyimpanan konsentrat trombosit. Pemenuhan oksigen untuk trombosit yang tidak adekuat akan menggeser metabolisme aerobic menjadi jalur anerobic glicolytic. Sehingga kadar glukosa akan menurun dan terjadi peningkatan produksi lactic acid (Harmening, 1997).

6