Pengembangan Museum Huta Bolon Simanindo di Kabupaten Samosir TKA 490 Tugas Akhir
|
|
- Yulia Sugiarto
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berfalsafah Bhineka Tunggal Ika yang menggambarkan bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan budaya yang masing-masing memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri, dan tersebar di penjuru Nusantara. Semua keragaman budaya tersebut merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya. Namun, perkembangan globalisasi yang semakin cepat pun membawa tantangan-tantangan baru bagi bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia yang merupakan salah satu negara berkembang yang sedang mengalami transisi dari masyarakat tradisional-agraris ke masyarakat industri modern. Hal tersebut dapat dilihat dari segi arsitektur tradisional sebagai salah satu wujud kebudayaan di suatu wilayah Indonesia yang bertumpu pada adat-istiadat dan kepercayaan yang diyakininya. Pada beberapa kawasan pedesaan, penduduknya masih menghuni rumah-rumah tradisional. Tetapi seiring perubahan yang sangat cepat tersebut, pengaruh modernisasi merasuki pola hidup penduduk desa, sehingga muncullah rumah-rumah bergaya modern yang menyebabkan lingkungan pedesaan tersebut kehilangan identitas tradisionalnya. Akibatnya, timbul kekhawatiran serius akan terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya yang mengarah pada krisis identitas budaya bangsa. Gambar 1.1 Rumah Tradisional di Pedesaan Gambar 1.2 Rumah Modern di Pedesaan (tanpa memperhatikan arsitektur tradisional sekitarnya) Padahal, dengan mengenal arsitektur tradisional dan latar belakang budayanya, diharapkan nilai-nilai tradisi yang hakiki akan terus berkembang sebagai bagian 1
2 atau wujud kebudayaan dari bangsa. Selain itu, pemahaman hakiki terhadap tradisi dan kebesaran budaya masa silam dapat membimbing kita untuk menemukan kembali jati diri yang sejati. Karena perencanaan bangunan apa pun yang menerapkan prinsip-prinsip dasar arsitektur tradisional akan memberi warna dan nuansa yang bercirikan kepribadian Indonesia. Selain itu, arus globalisasi juga memberikan dampak pada bidang pariwisata suatu kawasan maupun kota, karena setiap kawasan/kota memiliki karakter, ciri khas, maupun jati diri tersendiri yang terefleksi dari sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni yang dapat diangkat melalui bidang pariwisata. Karena dalam perkembangan dunia kepariwisataan, budaya merupakan salah satu hal yang menjadi daya tarik orang melakukan kegiatan wisata, di samping daya tarik yang lain seperti alam, bahkan wisata belanja dan kuliner. Dengan adanya sektor pariwisata, dapat membawa angin segar bagi kehidupan kebudayaan. Konsep dasar pariwisata budaya dimaksudkan untuk menyelamatkan segala bentuk kebudayaan lama materiil dan spiritual dari kepunahan dengan mengutamakan keseluruhan budaya. Dengan pelestarian kekayaan warisan budaya, dapat dimanfaatkan untuk menunjang dunia kepariwisataan. Jika dilihat dari aspek seni dan budaya, maka peran seni dan budaya tersebut juga sangat penting bagi kepariwisataan. Dunia kepariwisataan dapat mewujudkan upaya-upaya pengembangan kebudayaan. Hal ini disebabkan karena memang upaya-upaya pengembangan suatu kebudayaan ada yang terkait langsung dengan aspek ekonomi, yaitu pendapatan daerah dan devisa negara dari banyaknya jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara. Saat ini, pemerintah Indonesia mengadakan program Visit Indonesia untuk menarik minat wisatawan tersebut melalui berbagai event (termasuk wisata budaya) yang diadakan di berbagai pelosok Indonesia. Oleh sebab itu, upaya pelestarian kebudayaan dan kepariwisataan juga dikaitkan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini, salah satu daerah yang memiliki warisan budaya yang dapat dijadikan objek tujuan wisata budaya di Indonesia, khususnya Sumatera Utara adalah Kabupaten Samosir yang merupakan asal mula Etnis Batak, khususnya 2
3 Batak Toba. Warisan budaya dapat dilihat mulai dari potensi alam lingkungan, adat istiadat, upacara ritual, sakral dan sekuler, peninggalan sejarah, sistem pengetahuan tradisional, senjata tradisional, tempat-tempat bersejarah, arsitektur tradisional, serta seni dan budaya Batak Toba, yang semuanya itu merupakan sumber daya dan modal yang besar bagi sektor pariwisata daerah tersebut. Namun, sumber daya dan modal dari segi budaya seperti koleksi artefak kuno yang tersisa di tanah Batak Sumatera Utara ini hanya 10% saja, 90% peninggalan tersebut berada di luar negeri, yaitu di Belanda, Jerman, dan Inggris yang dikuasai oleh kolektor ataupun peneliti. Hal ini dikarenakan artefak kuno tersebut dibawa oleh para penjajah ke negara asalnya ketika masa penjajahan dulu. Selain itu, kurangnya kepedulian masyarakat terhadap peninggalan bersejarah ini mengakibatkan budaya asli tanah air diklaim sebagai budaya negara lain. Karena itu, pelestarian budaya sangat diperlukan, sehingga kebanggaan masyarakat akan keagungan budaya masa lampau dapat dibangkitkan kembali dan dapat mendorong masyarakat untuk menghargai kembali jati dirinya, terutama bagi generasi muda. Sesuai dengan visinya, Samosir menjadi daerah tujuan wisata lingkungan yang inovatif 2015, akhir-akhir ini semakin diminati oleh para wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik. Hal ini diketahui dari adanya peningkatan jumlah kunjungan wisatawan setiap tahun ke daerah ini, hingga mencapai orang pada tahun 2011, yaitu terdiri dari wisatawan domestik (82.86%) dan wisatawan mancanegara (17.14%) 1, yang dapat dilihat pada tabel kunjungan wisatawan ke Kabupaten Samosir. Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Tahun Samosir Wisatawan Wisatawan Total Domestik Mancanegara Tabel 1.1 Perkembangan Jumah Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Samosir (Sumber : Samosir Dalam Angka 2012) Dengan adanya peningkatan jumlah kunjungan wisatawan setiap tahunnya, objek wisata di Samosir ini harusnya dapat memadai dan mengakomodasi 1 Samosir Dalam Angka 2012, Badan Pusat Statistik Kabupaten Samosir 3
4 kebutuhan wisata tersebut. Sayangnya, belum semua objek wisata di Samosir ini dikembangkan dan masih ada yang belum memiliki infrastruktur, sarana dan prasarana yang baik. Selain itu, walau sudah memiliki banyak objek wisata alam dan budaya, objek wisata tersebut justru kurang diperhatikan dan mendapatkan perawatan. Bisa dikatakan objek wisata tersebut hanya dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi, tetapi kurang pelestarian dan perawatannya. Salah satunya adalah Museum Huta Bolon di Simanindo merupakan objek wisata budaya yang diminati di Kecamatan Simanindo, tetapi kurang mendapatkan perawatan. Museum Huta Bolon Simanindo dijadikan museum terbuka (open air museum) sejak 1969 dan diresmikan pada tahun Museum ini adalah warisan rumah adat Raja Sidahuruk (yang ditunjuk untuk mengepalai nagari oleh Belanda) yang sekarang dikelola oleh Yayasan Bolon Simanindo yang dipimpin RPH Sidahuruk (keturunan Raja Sidahuruk). Pada kawasan ini terdapat museum/galeri perkakas peninggalan budaya Batak, makam Raja Sidahuruk, solu bolon (perahu yang digunakan Raja Sidahuruk), area pertunjukan tarian Batak dan ritual Mangalahat Horbo (pemotongan kerbau), dan replika perkampungan Batak (rumahrumah Raja Sidahuruk dan Sopo). Pertunjukan yang diadakan di museum ini berupa pertunjukan tari Tor-tor Sigale-gale yang diringi oleh gondang Batak dan ritual pemotongan kerbau. Pertunjukan tersebut diadakan dua kali sehari pada hari Senin s/d Sabtu pukul WIB dan WIB, sedangkan pada hari Minggu hanya ada satu kali pertunjukan pada ukul WIB. Gambar 1.3 Museum Indoor/Galeri Perkakas Peninggalan Budaya Batak Gambar 1.4 Makam Raja Sidahuruk Gambar 1.5 Solu Bolon (Perahu Raja Sidahuruk) 4
5 Gambar 1.6 Rumah Bolon (Warisan Gambar 1.7 Sopo (Tempat Rumah Adat Raja Sidahuruk) Penyimpanan Padi) Walaupun disebut sebagai museum, namun koleksi pada museum hanya sedikit, dan rumah-rumah tradisional serta sopo (tempat penyimpanan padi) yang ada pada replika perkampungan Batak Toba tersebut sudah mulai rapuh dan tidak dirawat, bahkan salah satu sopo sudah rubuh. Padahal, museum ini merupakan tujuan wisata budaya yang sering dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Museum ini juga memiliki dermaga untuk kapal wisata sendiri dan dekat dengan dermaga Simanindo sebagai salah satu dermaga penyeberangan dari kota Parapat maupun Tiga Ras, Simalungun. Selain itu, terdapat beberapa penginapan dari kelas melati hingga hotel berbintang yang jaraknya ± 2 km. Keadaan museum yang kurang terawat ini sangat disayangkan, padahal sudah didukung dengan sarana dan prasarana yang baik. Oleh karena itu, muncul sebuah pemikiran untuk merancang kembali sebuah kawasan kebudayaan dengan konsep wisata untuk mengakomodasi kebutuhan akan tempat wisata budaya, khususnya di Kecamatan Simanindo, Gambar 1.8 Rumah Rapuh Karena Kurang Perawatan Gambar 1.9 Sopo yang Rusak dan Kurang Perawatan yaitu Pengembangan Museum Huta Bolon Simanindo sebagai tempat yang tidak hanya berfungsi sebagai pusat informasi budaya dan bersifat rekreatif, tetapi juga mampu menciptakan generasi muda yang paham dan bangga 5
6 akan kebudayaannya sendiri. Pengembangan Museum Huta Bolon Simanindo ini nantinya direncanakan akan dikelola oleh pihak Yayasan Bolon Simanindo sebagai pemilik dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Samosir sebagai salah satu penyandang dana, sehingga museum ini dapat berkembang tidak hanya dari segi fungsional tetapi juga dari segi ekonomis. Adapun beberapa pertimbangan yang melatarbelakangi kasus ini, antara lain: 1) Arus globalisasi yang sangat cepat merusak lingkungan kebudayaan 2) Membangkitkan kepedulian masyarakat dan generasi muda akan kebudayaan asli Indonesia, khususnya Batak Toba. 3) Melestarikan kebudayaan Batak Toba dan mewadahi serta memfasilitasi kawasan wisata budaya. 4) Meningkatkan kunjungan wisata sesuai dengan program pariwisata pemerintah Kabupaten Samosir dan program kunjungan wisata Visit Indonesia oleh pemerintah Indonesia. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari perencanaan dan perancangan wisata budaya Pengembangan Museum Huta Bolon Simanindo, khususnya Kecamatan Simanindo adalah sebagai perwujudan kepedulian terhadap keagungan kebudayaan masa silam yang harusnya dirawat dan dilestarikan serta untuk menyadarkan masyarakat Indonesia yang terbuai akan arus globalisasi/modernisasi terutama bagi para generasi muda sebagai penerus bangsa yang harusnya terlebih dahulu mengetahui dan memiliki jati diri bangsa Indonesia. Tujuan dari Pengembangan Museum Huta Bolon Simanindo ini adalah : Menumbuhkembangkan rasa kecintaan masyarakat terhadadap kebudayaan bangsa Indonesia pada umumnya, serta masyarakat dan generasi muda Batak Toba pada khususnya Menyediakan suatu tempat yang bersifat cultural-rekreatif-edukatif Merancang kembali dan menyediakan wadah sebagai tempat untuk mempelajari mengenai kebudayaan Batak Toba, sekaligus merasakan pengalaman akan budaya Batak Toba Merencanakan dan merancang suatu lingkungan dan bangunan dengan fasilitas yang menarik yang dapat mendukung aktifitas wisata budaya di dalamnya. Menjadikan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Samosir. 6
7 1.3 Masalah Perancangan Beberapa permasalahan yang timbul dalam perancangan Pengembangan Museum Huta Bolon Simanindo, antara lain: Bagaimana merancang lingkungan dan bangunan yang sesuai dengan judul yang diangkat dan maksud tujuan yang ingin dicapai demi menunjang keberadaan fungsi bangunan sesuai dengan kasus proyek. Bagaimana memahami dan menerapkan tema yang dipilih dan mewujudkannya pada lingkungan dan bangunan melalui proses perancangan. Bagaimana memilih material dan struktur yang tepat dan mampu mendukung bangunan baik bentuk maupun kekuatannya. 1.4 Pendekatan Beberapa pendekatan masalah yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah dalam proses perancangan Pengembangan Museum Huta Bolon Simanindo ini adalah : Studi Literatur. Studi pustaka atau studi literatur yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang dipilih untuk mendapatkan informasi dan bahan berupa literatur yang sesuai dengan materi laporan, yang berguna untuk memperkuat fakta secara ilmiah. Studi Banding. Studi banding terhadap proyek dan tema sejenis dengan melakukan pendekatan perancangan dengan melihat keadaan yang sudah ada, sumber dapat berupa buku, majalah, internet dan sebagainya. Studi Lapangan. Studi lapangan mengenai kondisi sekitar site/lokasi perancangan dan lingkungan fisik yang berhubungan dengan kasus proyek untuk mendapatkan data-data yang akurat dari lokasi perancangan. Wawancara. Wawancara dengan instansi terkait atau orang-orang yang dianggap ahli dan mengetahui tentang kasus dan tema yang diangkat untuk pengenalan masalah dan dapat menghasilkan kriteria umum bagi perancangan dan perencanaan kasus proyek. 7
8 1.5 Ruang Lingkup/Batasan Lingkup yang menjadi batasan dalam merancang Pengembangan Museum Huta Bolon Simanindo adalah sebagai berikut : Seluruh aspek fisik yang berhubungan dengan pembahasan dan perancangan mengenai bangunan sarana wisata budaya yang menyangkut lingkungan tapak, massa bangunan, dan pembentukan ruang. Perencanaan fasilitas wisata budaya yang disertai fasilitas pendukungnya yang akan dirancang hanya menawarkan keberadaan budaya Batak Toba yang diberikan dalam bentuk edutainment (education-entertainment). Fasilitas yang ditawarkan dalam proyek ini hanya terbatas sarana peragaan, pertunjukan atau bahkan pengamatan secara langsung dengan prinsip visualisasi dan interaktif. Teknologi yang diterapkan pada bangunan yang efisien, tepat guna, yang sangat berhubungan dengan teknologi yang digunakan pada kebudayaan Batak Toba. 1.6 Asumsi Karena kasus proyek bersifat fiktif, maka diperlukan beberapa asumsi sebagai dasar perencanaan dan perancangan yaitu : Diasumsikan pihak swasta (pemilik) dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pemerintah daerah Kabupaten Samosir saling bekerja sama, dengan penekanan lingkungan dan bangunan yang mewadahi kegiatan kebudayaan yang bersifat rekreatif. Diasumsikan bahwa keberadaan sosial budaya masyarakat sangat mendukung terhadap proyek ini. Diasumsikan bahwa perekonomian di Indonesia khususnya Kabupaten Samosir, Sumatera Utara berada dalam kondisi normal sehingga dapat mendukung keberadaan proyek ini. 8
9 1.7 Kerangka Berfikir Latar Belakang Arus globalisasi yang sangat cepat merusak lingkungan kebudayaan Membangkitkan kepedulian masyarakat dan generasi muda akan kebudayaan asli Indonesia, khususnya Batak Toba. Melestarikan kebudayaan Batak Toba dan mewadahi serta memfasilitasi kawasan wisata budaya. Meningkatkan kunjungan wisata sesuai dengan program pariwisata pemerintah Kabupaten Samosir dan program kunjungan wisata Visit Indonesia oleh pemerintah Indonesia. Maksud & Tujuan Sebagai perwujudan kepedulian terhadap keagungan kebudayaan masa silam serta untuk menyadarkan masyarakat Indonesia yang terbuai akan arus globalisasi/modernisasi terutama bagi para generasi muda sebagai penerus bangsa yang harusnya terlebih dahulu mengetahui dan memiliki jati diri bangsa Indonesia. Menumbuhkembangkan rasa kecintaan masyarakat terhadadap kebudayaan bangsa Indonesia pada umumnya, serta masyarakat dan generasi muda Batak Toba pada khususnya. Menyediakan suatu tempat yang bersifat cultural-rekreatif-edukatif. Merancang kembali dan menyediakan wadah sebagai tempat untuk mempelajari mengenai kebudayaan Batak Toba, sekaligus merasakan pengalaman akan budaya Batak Toba Merencanakan dan merancang suatu lingkungan dan bangunan dengan fasilitas yang menarik yang dapat mendukung aktifitas wisata budaya di dalamnya, serta menjadikan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Samosir. Judul Proyek Judul Perancangan : Pengembangan Museum Huta Bolon Simanindo Tema Perancangan : Arsitektur Neo-Vernakular Permasalahan Bagaimana merancang lingkungan dan bangunan yang sesuai dengan judul yang diangkat dan maksud tujuan yang ingin dicapai demi menunjang keberadaan fungsi bangunan sesuai dengan kasus proyek. Bagaimana memahami dan menerapkan tema yang dipilih dan mewujudkannya pada lingkungan dan bangunan melalui proses perancangan. Bagaimana memilih material dan struktur yang tepat dan mampu mendukung bangunan baik bentuk maupun kekuatannya. STUDI LITERATUR/DATA SEKUNDER Data penduduk Studi banding Literatur Pengumpulan Data SURVEY/DATA PRIMER Peta lokasi Kondisi tapak Kumpulan gambar survey Analisa AnalisaTapak (Analisa Fisik) View, sirkulasi, orientasi, dll. Analisa Fungsional (Analisa Non Fisik) Pengguna, alur kegiatan, dll. Programming Program ruang dalam dan ruang luar. Feed Back Konsep Konsep ruang luar, ruang dalam, massa, tema, struktur, dan utilitas. Pra Perancangan Pendekatan teori arsitektur Pendekatan teori tema yang digunakan. Gambar 1.10 Kerangka Berfikir Final Design 9
10 1.8 Sistematika Laporan Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah : BAB I. PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang pemilihan kasus proyek, maksud dan tujuan dari kasus serta permasalahan yang dihadapi dalam perancangan. BAB II. DESKRIPSI PROYEK Pembahasan pada bab ini dititikberatkan pada pengenalan dan pendalaman tentang kasus proyek yang mengacu pada kebutuhan ruang berdasarkan studi kasus fungsi sejenis dan pengenalan lokasi proyek yang direncanakan. BAB III. ELABORASI TEMA Pada bab ini akan dijabarkan pengertian tentang tema, beberapa tinjauan teoritis yang mendukung penjabaran tema yang dipilih, dan interpretasi terhadap tema, serta studi kasus dengan tema sejenis. BAB IV. ANALISA PERANCANGAN Bab ini berisikan tentang analisa terhadap fungsi yang meliputi organisasi ruang, kebutuhan ruang, program ruang dan persyaratan teknis dari ruang yang direncanakan serta analisa dan penerapan tema terhadap lingkungan pada site terpilih. BAB V. KONSEP PERANCANGAN Pada bab ini diuraikan mengenai hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah dan konsep dasar perancangan tapak dan bangunan. BAB VI. HASIL RANCANGAN Pada bab ini akan dilampirkan peta situasi, gambar-gambar pra rancangan serta foto-foto gambar dan maket. DAFTAR PUSTAKA 10
11
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad ini gerak perubahan zaman terasa semakin cepat sekaligus semakin padat. Perubahan demi perubahan terus-menerus terjadi seiring gejolak globalisasi yang kian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Kasus Proyek Perkembangan globalisasi telah memberikan dampak kesegala bidang, tidak terkecuali pengembangan potensi pariwisata suatu kawasan maupun kota. Pengembangan
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.
I.1 Latar Belakang. Bab I PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki potensi wisata alam yang melimpah. Terletak di garis khatulistiwa dengan iklim tropis yang mendapat sinar matahari yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan seni dan budayanya. Hal itu telihat dari keberagaman suku yang dimiliki Bangsa Indonesia, mulai dari cara hidup
Lebih terperinciAKADEMI SEPAKBOLA INTERNASIONAL LIVERPOOL FC MEDAN 04/24/2014 BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia negara besar yang memiliki banyak keistimewaan. Satu diantaranya adalah jumlah penduduk yang besar. Jumlah penduduk yang besar berdampak pada sumber daya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah kekayaan warisan yang harus tetap dijaga, dan dilestarikan dengan tujuan agar kebudayaan tersebut bisa bertahan terus menerus mengikuti perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Globalisasi sering diterjemahkan sebagai gambaran dunia yang lebih seragam dan terstandar melalui teknologi, komersialisasi, dan sinkronisasi budaya yang dipengaruhi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MUSEUM HUTA BOLON SIMANINDO (ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR) BONYTA RUTH H
PENGEMBANGAN MUSEUM HUTA BOLON SIMANINDO (ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012 / 2013 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan hidup manusia semakin berkembang sejalan dengan modernisasi yang tidak pernah terhenti terjadi di bumi. Aktifitas yang dilakukan oleh manusia semakin kompleks
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Medan merupakan salah satu kawasan strategis yang terletak di Negara Indonesia dimana wilayah penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
1.1 LATAR BELAKANG Latar Belakang adalah sebuah perihal atau peristiwa yang menjadi sebab, alasan, awal, sejarah untuk melahirkan suatu perihal dan peristiwa yang baru di masa mendatang. Dalam hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan adat istiadatnya inilah yang menjadi kekayaan Bangsa Indonesia, dan suku Karo
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa besar yang terdiri dari berbagai suku, tersebar di seluruh pelosok tanah air. Setiap suku memiliki kebudayaan, tradisi dan adat istiadat
Lebih terperinciHOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG
I.1 LATAR BELAKANG PENDAHULUAN Dalam kurun lima tahun terakhir pertumbuhan perekonomian kota Bandung terus terdongkrak naik. Penyebab kondisi yang tengah dialami kota Bandung tidak hanya karena saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Kota Medan merupakan kota metropolitan. Kota Medan merupakan sebuah kota yang letaknya strategis dari segi business. Kota Medan sebagai kota metropolitan terus mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Zaman sekarang ini, media elektronik merupakan salah satu pemberi informasi tercepat, namun walaupun media elektronik dapat cukup memberi informasi yang menjanjikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:www.google.com, 2011.
BAB I PENDAHULUAN AQUARIUM BIOTA LAUT I.1. Latar Belakang Hampir 97,5% luas permukaan bumi merupakan lautan,dan sisanya adalah perairan air tawar. Sekitar 2/3 berwujud es di kutub dan 1/3 sisanya berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, sektor pariwisata merupakan industri penting dan terbesar di dunia, banyak negara mulai menyadari pentingnya sektor pariwisata ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa dengan masyarakatnya yang Pluralistic mempunyai berbagai macam bentuk dan variasi dari kesenian budaya. Warisan kebudayaan tersebut harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya merupakan cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh kelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbetuk dari banyak unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya
Lebih terperinciWahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dimana sebagian besar dari seluruh luas Indonesia adalah berupa perairan. Karena itu indonesia memiliki potensi laut yang besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang Banda Aceh merupakan salah satu kota yang dilanda bencana alam Tsunami pada Desember Tahun 2004. Pasca bencana Tsunami, kota Banda Aceh kembali di bangun oleh Pemerintah
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km 2 dan sekitar 70 %
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km 2 dan sekitar 70 % wilayahnya merupakan perairan laut dengan garis pantai sepanjang
Lebih terperinciMedan Culinary Center Arsitektur Rekreatif
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dunia kuliner semakin lama semakin berkembang. Banyaknya media cetak, media elektronik yang menyajikan informasi kuliner semakin lama semakin berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi dari sekian banyak provinsi di Indonesia yang memiliki budaya yang kental. Banyak kebudayaan yang tertinggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata memberikan andil besar pada perekonomian Indonesia. Sektor Pariwisata berperan penting dalam meningkatkan pendapatan negara. Menurut UU no.10 Tahun 2019
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Seiring dengan perkembangan jaman, terjadi pergeseran budaya, semua serba canggih, praktis, tersaji dengan cepat mungkin, seiring itu juga timbul masalahmasalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandar Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandar udara baru untuk kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Bandara Kuala Namu ini dimaksudkan untuk mengganti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan salah satu tempat untuk melakukan transaksi jual beli yang masih menggunakan sistem secara tradisional, dimana adanya interaksi dan tawar
Lebih terperinciMEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki berbagai ragam budaya yang dilatarbelakangi suku-suku dari daerah setempat. Ragam budaya tersebut memiliki ciri khas masing-masing
Lebih terperinciMUSEUM WAYANG NUSANTARA DI SURAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM WAYANG NUSANTARA DI SURAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : JOKO ISWANTO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara administratif, Pulau Samosir adalah adalah pulau vulkanik di tengah Danau Toba, danau terbesar di Asia Tenggara, yang termasuk dalam Kabupaten Samosir, Sumatera
Lebih terperinciKegiatan pariwisata yang saat ini belum digali dan dikelola secara baik di antaranya adalah:
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Indonesia yang posisinya terletak sangat strategis berada pada silang dunia yang menghubungkan antara dua benuaasia dan Australia dan juga sebagai jalur lalu lintas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Keadaan Museum di Indonesia Keberadaan museum di dunia dari zaman ke zaman telah melalui banyak perubahan. Hal ini disebabkan oleh berubahnya fungsi dan tugas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang proyek
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang proyek Sejarah dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arsitektur sebagai produk dari kebudayaan, tidak terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya proses perubahan
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun
BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Sumatera Utara memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional, dan bahasa daerah. Semua etnis memiliki budaya yang
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Kalimantan merupakan pulau yang sangat kaya ankan flora dan fauna, namun, flora dan fauna endemik yang sangat beragam dan unik yang terancam punah karena
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara. Gambar 1.2 Area parkir yang kurang memadai, akibatnya lobby menjadi area parkir. Sumber: (peneliti 2013)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gedung Asrama Putra (USU) sudah tidak layak dihuni mahasiswa dikarenakan tidak mengalami perkembangan dalam konteks pembangunan sejak tahun 1987 dan juga minimnya fasilitas-fasilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu sektor andalan perolehan devisa negara di Indonesia. Tercatat pada tahun 2014 sektor pariwisata menyumbang devisa sebesar US$ 10,69 atau
Lebih terperinci1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
BAB I LATAR BELAKANG Indonesia terletak pada koordinat 6 0 LU 11 0 08LS dan 95 0 BB 141 0 45 BT serta terletak diantara benua Asia dan benua Australia, yang mana di lalui garis khatulistiwa yang kaya akan
Lebih terperinciSTUDIO TUGAS AKHIR DOSEN PEMBIMBING : Dr. ANDI HARAPAN S., S.T., M.T. BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jawa Barat merupakan provinsi yang sangat potensial dari segi sumber daya alam, sumber daya manusia, hingga keseniannya. Kesenian Jawa Barat sangat beraneka ragam,
Lebih terperinciUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan budaya. Keberagaman budaya yang ada di Indonesia tidak terhitung nilainya, mulai dari suku, bahasa, tarian, nyayian,
Lebih terperinciBAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di
BAB 3 METODA PERANCANGAN Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di kawasan Pantai Panjang Kota Bengkulu ini secara umum mencakup hal-hal sebagai berikut: 3.1 Ide Perancangan
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasarn, batasan, metodelogi penelitian dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman budaya, suku dan kesenian yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Salah satu suku yang terdapat di Indonesia adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena memberikan manfaat ekonomi, termasuk Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia berlomba mengembangkan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek
BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide perancangan Gua Lowo merupakan obyek wisata alam yang berada di pegunungan dengan dikelilingi hutan jati yang luas. Udara yang sejuk dengan aroma jati yang khas, serta
Lebih terperinciBELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat dikenal sebagai Kota Parahyangan/Tatar Sunda, yang berarti tempat para Rahyang/Hyang bersemayam. Menurut cerita cerita masyarakat kuno, Tatar Parahyangan
Lebih terperinciHOTEL RESORT DI PARANGTRITIS
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( L P 3 A ) HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh: Nama : Lina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan dan pertumbuhan jumlah penduduk, industri dan perdagangan merupakan unsur utama dalam perkembangan kota Pematangsiantar. Keadaan ini juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Saat ini, informasi menjadi kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat modern. Informasi bisa didapatkan dari berbagai macam bahan atau sumber, salah satunya adalah buku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Banyak daerah-daerah di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata yang dapat diolah dan dikembangkan untuk dikenalkan kepada wisatawan mancanegara bahwa Indonesia
Lebih terperinciXiang Shan Meditation Center
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meditasi merupakan warisan Buddha yang terpenting dan merupakan ciri khas ajaran Buddha yang sudah selayaknya dilestarikan melintasi generasi dan dibudayakan ke segenap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan pariwisata merupakan suatu industri yang berkembang di seluruh dunia. Tiap-tiap negara mulai mengembangkan kepariwisataan yang bertujuan untuk menarik minat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah sesuatu yang tidak dipisahkan dari negara Indonesia yang terkenal akan keanekaragamannya. Keanekaragaman ini menjadi unsur perekat kesatuan dan persatuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Aerotropolis adalah pengembangan dari konsep aerocity, yang merupakan konsep paling modern dalam pembangunan dan pengelolaan bandara dewasa ini. Pada konsep aerotropolis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Isu akan dihidupkannya kembali jalur kereta api Bandung Ciwidey memiliki keuntungan tersendiri bagi sektor pariwisata disepanjang jalur tersebut. Dukungan infrastruktur
Lebih terperinciLEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rekreasi dan hiburan telah menjadi unsur penting dalam kehidupan masyarakat modern saat ini. Seiring perkembangan zaman, padatnya aktivitas, dan tingginya tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi wisata di Aceh saat ini sangatlah besar, dan banyak yang belum dimanfaatkan sebagai objek wisata di setiap daerah. Hampir semua kabupaten di Aceh memiliki keunggulan
Lebih terperinci-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berlibur merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi bagi masyarakat urban pada saat ini guna melepas kejenuhan dari padatnya aktivitas perkotaan. Banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agama dan lain lain. Bila hal tersebut dikaji lebih jauh, akan mengandung ajaran dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, dan adat istiadat. Indonesia terdiri dari 33 provinsi, dengan kata lain terdapat banyak
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam
BAB III METODE PERANCANGAN Suatu proses perancangan membutuhkan suatu metode yang memudahkan bagi perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam Perancangan Pusat Dokumentasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan budaya dan teknologi semakin lama semakin berkembang, perkembangan ini juga diikuti oleh perkembangan di dalam dunia kuliner. Dunia kuliner merupakan hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kuliner adalah suatu kata yang sering kita dengar di masyarakat yang berarti masakan yang berupa makanan atau minuman. Informasi mengenai kuliner sendiri saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Informasi yang dibutuhkan manusia begitu banyak dan tidak dapat dipisahkan dari keseharian kehidupan. Akan tetapi, pada kenyataannya, tidak semua masyarakat di Indonesia
Lebih terperinciSENTRA BATIK TULIS LASEM Nanda Nurani Putri BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul Tugas Akhir ini adalah Sentra Batik Tulis Lasem. Pengertian masing-masing kata dari maksud judul tersebut adalah sebagai berikut: Sentra : Sebuah tempat/pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Berpenampilan menarik merupakan suatu kebutuhan hidup setiap individu karena penampilan merupakan sarana representatif bagi setiap individu yang dapat mencerminkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk yang tidak lepas dari masa lampau dalam menjalani masa kini dan masa yang akan datang dan tidak mungkin lepas dari budayanya sendiri. Sebagai
Lebih terperinci1.6 Manfaat a. Melestarikan batik sebagai warisan kekayaan budaya indonesia. b. Menambah pengetahuan masyarakat tentang batik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perkembangan batik nusantara pun ditandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki makna sesuatu yang beragam, sesuatu yang memilik banyak perbedaan begitupun dengan masyarakat
Lebih terperinciHOTEL RESORT BINTANG III DI KAWASAN PEGUNUNGAN RANTEPAO TANA TORAJA SULAWESI SELATAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Perkembangan Pariwisata di Indonesia Wilayah Indonesia merupakan wilayah kepulauan terbesar di sekitar garis khatulistiwa. Indonesia terdiri lebih dari 17.508
Lebih terperinciMUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk saat ini, pariwisata merupakan pembangkit ekonomi (terutama untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia), kesejahteraan atau kualitas hidup bagi masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Sumatera Utara merupakan salah satu daerah pariwisata yang berpotensi di Indonesia. Potensi pariwisata yang ada di Sumatera Utara antara lain keindahan alam
Lebih terperinciHOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA ISTANO BASA PAGARUYUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berwisata merupakan salah satu kebutuhan manusia yang terkadang perlu dipenuhi. Dengan berwisata diharapkan akan memberikan suasana baru sebagai penyegar pikiran dan
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Proyek.
BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Proyek Kawasan Candi Prambanan dan sekitarnya adalah salah satu cagar budaya di Indonesia yang merupakan situs warisan budaya dunia yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kekayaan Indonesia akan flora dan faunanya membawa indonesia kepada sederet rekor dan catatan kekayaan di dunia. Tanahnya yang subur dan iklim yang menunjang, memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kota pastinya memiliki nilai sejarah tersendiri, dimana nilai sejarah ini yang menjadi kebanggaan dari kota tersebut. Peristiwa peristiwa yang telah terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kota Pekalongan merupakan kota yang sangat strategis karena berada di jalur pantai utara, sehingga banyak orang yang melaluinya. Selain itu kota Pekalongan mempunyai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kelayakan Proyek Dewasa ini perkembangan dunia pariwisata di Indonesia semakin meningkat, dimana negara indonesia sendiri telah banyak melakukan promosi ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Neufeld ed. in chief, 1988; Webster New World Dict
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Museum dalam Sejarahnya Keberadaan museum sampai sekarang dipandang sebagai lembaga-lembaga konservasi, ruangan-ruangan pameran atas peninggalan dan tempat-tempat
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan muncul setelah melihat potensi kebudayaan di Madura
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide perancangan muncul setelah melihat potensi kebudayaan di Madura yang tidak memiliki tempat yang layak untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Berdirinya Boarding School bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan dan menanamkan nilai-nilai tertentu yang tidak didapatkan pada sekolah-sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda KONSERVASI PARTISIPASI KOMUNITAS SUNDA TAMAN BUDAYA SUNDA METODE
Lebih terperinciHILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai bangsa yang besar mempunyai ciri dan adat kebiasaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai bangsa yang besar mempunyai ciri dan adat kebiasaan yang disebut dengan kebudayaan, yang merupakan hasil karya dan pengetahuan yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan atau archipelago terbesar di dunia dengan lebih dari 2/3 luasnya terdiri dari wilayah perairan. Indonesia dikenal sebagai negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Surakarta merupakan salah satu kota pariwisata yang menjadi andalan Provinsi Jawa Tengah. Kota Surakarta yang sering juga disebut dengan kota Surakarta ini mengusung
Lebih terperinciBAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuatu yang hidup dialam ini merupakan makluk hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
1 BAB I PNDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era baru ini kota-kota besar di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, terutama Kota Bandung - Jawa Barat. Kota Bandung merupakan kota metropolitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Industri pariwisata dan kreatifitas merupakan salah satu industri yang memiliki potesial tinggi untuk dikembangkan pada masa sekarang. Menurut Alvin Toffler dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan Art Development Center di Banda Aceh sudah menjadi hal yang penting untuk dibahas. Terutama saat Tsunami membumihanguskan berbagai fasilitas yang ada, namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahorok dengan pemandangan alam yang indah, udara yang sejuk, sungai dengan air yang jernih, walaupun keadaan hutannya tidak asli lagi, menjadikan tempat ini ramai
Lebih terperinci