BAB I PENDAHULUAN. untuk optimalisasi tumbuh kembang anak (Hurlock, 1999). diperoleh tanggal 5 maret 2006).

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah harapan bagi orang tua, melihatnya tumbuh sehat dan cerdas adalah kebahagian tak ternilai bagi orang tua. Namun seringkali dalam tumbuh kembangnya, anak mengalami hambatan berupa penyakit atau kelainan lainnya (Supartini, 2004). Seorang anak mempunyai ciri khas yang berbeda dengan orang dewasa, selain itu anak memerlukan perhatian khusus untuk optimalisasi tumbuh kembang anak (Hurlock, 1999). Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak disebut perkembangan motorik. Masa lima tahun pertama adalah masa emas bagi perkembangan motorik terutama motorik kasar anak, hal ini disebabkan selain pada usia ini fisik anak masih lentur juga mudah diarahkan (Valas, 2006, 1, diperoleh tanggal 5 maret 2006). Keterampilan motorik pada dasarnya berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otak, dengan kata lain tiap gerakan yang dilakukan anak sesederhana apapun sebenarnya merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak (Valas, 2006, 1, diperoleh tanggal 5 maret 2006). Melalui proses pertumbuhan dan kematangan sistem susunan saraf pusat pada anak, ia juga akan mempunyai peningkatan keterampilan. Kemampuan untuk

2 mempergunakan katerampilan menciptakan interaksi dengan lingkungannya (Suherman, 2000). Perkembangan anak yang normal sangat tergantung pada faktor genetik, faktor lingkungan bio-psikososial dan rekayasa genetik (Soetjiningsih, 1995). Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam ukuran fisik seseorang. Perkembangan berkaitan dengan pematangan dan penambahan kemampuan fungsi organ. Proses tumbuh kembang seseorang merupakan hasil terkait yaitu faktor genetik, lingkungan bio-psikososial dan perilaku. Proses ini bersifat individual dan unik sehingga memberikan hasil akhir yang berbeda dan ciri tersendiri pada setiap anak (Suriviana, 2007, 1, diperoleh tanggal 19 juli 2007). Pembinaan anak untuk mengantarkan anak menuju manusia seutuhnya merupakan tanggung jawab masyarakat bersama pemerintah. Masyarakat dalam hal ini adalah keluarga, yang merupakan penanggung jawab utama dalam optimalisasi tumbuh kembang anak (Suriviana, 2007, 1, diperoleh tanggal 19 juli 2007). Peran orang tua terhadap perkembangan anak sangat diperlukan terutama pada saat mereka masih berada di usia balita karena pada masa ini anak mulai mengembangkan kemampuan dasar yang dimilikinya (Betz, 2002). Interaksi antara anak dan orang tua, terutama peranan ibu sangat bermanfaat bagi proses perkembangan anak secara keseluruhan karena orang tua dapat segera mengenali kelainan proses perkembangan anaknya sedini mungkin dan memberikan stimulasi pada tumbuh kembang anak yang menyeluruh dalam aspek fisik, mental dan

3 sosial. Peranan ibu tentang perkembangan anak sangat diperlukan, untuk membantu anak dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal dibutuhkan pengetahuan yang cukup (Hurlock, 1999). Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata (penglihatan) dan telinga (pendengaran) (Notoatmodjo, 2002). Pengetahuan yang harus diketahui ibu tentang perkembangan, tugas-tugas perkembangan, cara stimulasi, karakteristik perkembangan, dan pemantauan perkembangan anak. Pengetahuan tentang perkembangan anak dapat diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri, dan pengalaman orang lain, media masa serta lingkungan ( Hurlock, 2002). Di desa Parean Girang berdasarkan wawancara pada ibu-ibu yang mempunyai anak balita dan mengunjungi kader posyandu di desa Parean Girang didapatkan data masih banyak ibu yang tidak mengerti tentang tumbuh kembang anaknya (52,6%) dan dari data KMS menunjukan berat badan anak dibawah garis merah (20,5%). Hal ini akan berpengaruh terhadap perkembangan anak di daerah ini. Sememtara itu, penelitian mengenai hal ini belum pernah dilakukan dan belum ada data mengenai pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak dan data tentang perkembangan motorik kasar pada balita di desa Parean Girang. Berdasarkan data yang diperoleh dari survai pendahuluan diatas bahwa tumbuh kembang anak disebabkan karena pengaruh pengetahuan sehingga hal

4 ini mungkin akan berpengaruh pada tunbuh kembang anak terutama perkembangan motorik kasar. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri (Parentingislami, 2008, 4, diperoleh tanggal 1 maret 2008). Motorik kasar dipengaruhi oleh gizi ibu pada waktu hamil, status gizi, stimulasi (Soetjiningsih, 1995). Pengaruh pengetahuan terhadap perkembangan anak sangat penting sebab itu ibu yang mempunyai cukup pengetahuan dan pendidikan yang tinggi akan lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya (Notoatmodjo, 2003). Sehubungan hal tersebut di atas, maka dilakukan kegiatan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak dengan perkembangan motorik kasar pada balita. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu: Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang dengan perkembangan motorik kasar pada balita di desa Parean Girang Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

5 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak dengan perkembangan motorik kasar pada balita di desa Parean Girang Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak di desa Parean Girang. b. Untuk mendiskripsikan perkembangan motorik kasar pada balita di desa Parean Girang. c. Untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan perkembangan motorik kasar pada balita. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari peneliti adalah: a. Ilmu pengetahuan Untuk mengetahui ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu keperawatan anak dan sebagai bahan masukan guna menambah ilmu pengetahuan yang digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

6 b. Bagi peneliti Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penulis mengenai hubungan ibu tentang tumbuh kembang anak dengan perkembangan motorik kasar pada balita. c. Puskesmas Untuk memberi masukan data tentang tumbuh kembang anak dan perkembangan motorik kasar pada balita. d. Bagi pengembangan penelitian Memberi masukan untuk penelitian yang akan datang. E. Bidang Ilmu Penelitian ini mencakup bidang ilmu keperawatan komunitas.