I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penelitian terbaru mengenai standar kecantikan dan estetika menunjukkan
|
|
- Dewi Hartanto
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian terbaru mengenai standar kecantikan dan estetika menunjukkan bahwa sebagian besar pasien menyatakan tidak puas dengan warna giginya. Sebanyak 52,8% dari 235 pasien menyatakan tidak puas dengan penampilan giginya secara umum. Sebesar 56,2% di antaranya merasa tidak senang dengan warna giginya (Tin-Oo dkk., 2011). Warna gigi tidak dapat diabaikan. Warna gigi merupakan salah satu faktor signifikan yang mempengaruhi estetika wajah (Sharma dkk., 2010). Gigi dapat mengalami perubahan warna karena berbagai penyebab. Perubahan warna gigi bervariasi menurut etiologi, tampilan, lokasi, keparahan, dan perlekatan pada struktur gigi. Perubahan warna ini dapat dikelompokkan menjadi intrinsik, ekstrinsik, dan kombinasi. Perubahan warna intrinsik disebabkan karena timbunan bahan kromatogenik ke dalam dentin dan selama proses odontogenesis (pembentukan gigi) atau setelah gigi erupsi. Paparan fluor yang tinggi, penggunaan tetrasiklin, kelainan pembentukan gigi, dan trauma selama pembentukan gigi dapat menghasilkan perubahan warna pra-erupsi. Setelah gigi erupsi, proses penuaan, nekrosis pulpa, dan faktor iatrogenesik merupakan penyebab utama perubahan warna secara intrinsik (Pallesen, 2003). Penyebab lain perubahan secara instrinsik yaitu bahan restorasi gigi, karies, gangguan selama kehamilan, misalnya kekurangan nutrisi, komplikasi kehamilan, anemia dan gangguan perdarahan (Hendari, 2009). Perubahan warna ekstrinsik 1
2 2 dapat disebabkan oleh pola diet yang mengandung zat warna, misalnya konsumsi kopi, teh, anggur merah, wortel, jeruk, tembakau, dan penggunaan obat kumur (Pallesen, 2003; Hendari, 2009). Perubahan warna pada gigi dapat diatasi dengan perawatan pemutihan gigi (Gladwin dan Bagby, 2004). Ada beberapa macam pilihan cara perawatan pemutihan gigi. Perawatan ini disesuaikan dengan jenis pewarnaan yang terjadi. Perubahan warna ekstrinsik dapat dihilangkan dengan tindakan skaling dan polishing gigi. Namun, pada pewarnaan ekstrinsik yang sukar dihilangkan, ataupun pewarnaan intrinsik, diperlukan perawatan lain yaitu dengan bleaching (Gursoy dkk., 2008). Bleaching merupakan suatu cara untuk memutihkan gigi yang berubah warna sampai mendekati warna asli dengan proses secara kimiawi (Fauziah dkk., 2012). Perawatan bleaching pada dasarnya ada 2 metode. Metode pertama yaitu perawatan home bleaching, merupakan perawatan di rumah dengan menggunakan trays dan gel bleaching konsentrasi rendah. Metode kedua adalah in office bleaching yang memerlukan konsentrasi gel bleaching lebih tinggi dan dilakukan di bawah pengawasan dokter gigi (Li Y, 2011). Umumnya bahan yang digunakan untuk memutihkan gigi adalah hidrogen peroksida dan karbamid peroksida. Hidrogen peroksida merupakan senyawa kimia, jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mudah terbakar (Kihn dan Douglas, 2000). Hidrogen peroksida biasanya digunakan untuk in office bleaching pada konsentrasi 30-50% (Meizarini dan Rianti, 2005). Karbamid peroksida merupakan perpaduan senyawa hidrogen peroksida dan urea (Kihn dan Douglas,
3 3 2000). Konsentrasi karbamid peroksida untuk home bleaching adalah 10-22%. In office bleaching memerlukan karbamid peroksida dalam konsentrasi 34-44% (Meizarini dan Rianti, 2005). Urea berfungsi sebagai stabilizer untuk memperpanjang waktu kerja bahan, memperlambat lepasnya jumlah hidrogen peroksida, dan mempunyai tambahan keuntungan kariostatik (Haywood dkk., 2003). Agen bleaching dapat melepas oksigen ke dalam struktur gigi karena ukuran molekulnya yang kecil. Oksigen akan berdifusi melalui dan dentin sehingga bereaksi dengan pigmen warna. Oksigen ini mungkin tidak hanya bereaksi dengan molekul pigmen, namun juga bereaksi dengan molekul organik matriks . Oksigen tersebut kemudian memecah makromolekul pigmen warna menjadi molekul kecil melalui reaksi redoks. Pigmen yang telah dipecah menjadi molekul kecil dapat dikeluarkan semua atau sebagian dari struktur gigi, sehingga dapat mengembalikan warna gigi (Horning, 2013). Proses ini berhubungan dengan adanya difusibilitas dan permeabilitas yang tinggi di region interprismatik gigi. Regio interprismatik adalah ruang di antara prisma dalam gigi, dimana dapat terjadi difusi suatu substansi. Permukaan gigi yang telah terpapar agen bleaching akan menyebabkan ruangan tersebut terbuka, sehingga menyebabkan permeabilitasnya tinggi. Semakin tinggi permeabilitas di regio interprismatik, maka pigmen warna yang telah dipecah oleh agen bleaching dapat dikeluarkan melalui proses difusi. Kemampuan difusi tergantung oleh beberapa faktor seperti komposisi dan konsentrasi dari produk, lokasi, waktu, suhu, dan karakter zat yang berpenetrasi (Berkovitz dkk., 2009; Mendonca dkk., 2011).
4 4 Beberapa penelitian menunjukkan agen bleaching dapat menyebabkan hilangnya mineral . Penggunaan agen bleaching juga dapat mengubah morfologi dan meningkatkan kekasaran permukaan (Al-Salehi, 2007; Cavalli, 2009, Mendonca dkk., 2011). Kekasaran permukaan pada jaringan keras rongga mulut seperti pada permukaan gigi mempunyai peran penting dalam adhesi dan retensi mikroorganisme. Hal ini dapat menyebabkan jumlah plak lebih banyak dibandingkan dengan permukaan yang halus. Permukaan yang halus akan menjamin kenyamanan pasien dan memfasilitasi kebersihan rongga mulut (Giacomelli dkk., 2010). Pada permukaan yang kasar, bakteri yang melekat akan bertahan lebih lama. Semakin tinggi tingkat kekasaran suatu area, maka dapat membantu perlekatan bakteri dan berperan dalam pembentukan plak gigi. Beberapa bakteri yang ditemukan pada permukaan gigi yang kasar antara lain Streptococcus oralis, Prevotella intermedia, dan Porphyromonas gingivalis (Gharechahi dkk., 2012). Pemanfaatan bahan alami saat ini mulai terkenal di masyarakat karena dianggap lebih aman, mudah diperoleh, dan jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan bahan kimiawi. Buah stroberi adalah salah satu bahan alami yang terbukti dapat digunakan untuk memutihkan kembali gigi yang berubah warna. Buah ini mengandung asam malat dan asam elagat yang berperan untuk memutihkan gigi (Margareta dkk., 2009). Banyak penelitian telah menyebutkan tentang penggunaan buah stroberi dan baking soda sebagai bahan pemutih gigi. Sebuah penelitian in vitro menunjukkan bahwa baking soda berpotensi memutihkan gigi. Dunitz (2001) menyebutkan bahwa ukuran partikel baking soda yang kecil
5 5 menyebabkan bahan ini mudah berpenetrasi ke dalam dan membersihkan area yang sulit dijangkau. Penelitian ini akan mengkaji perbedaan pengaruh antara gel ekstrak buah stroberi (Fragaria x ananassa)-baking soda 10% pada ph netral dengan karbamid peroksida 10% terhadap kekasaran pada permukaan gigi. Karbamid perokida 10% merupakan salah satu agen home bleaching yang aman. Salah satu syarat ideal agen bleaching yaitu tidak bersifat asam atau mempunyai ph netral. Agen bleaching yang bersifat netral sangat penting karena untuk menghindari efek yang buruk pada gigi. Buah stroberi yang bersifat asam dapat menjadi netral apabila dipadukan dengan baking soda dalam takaran tertentu. Perpaduan ekstrak buah stroberi dan baking soda diharapkan mampu memberi khasiat bleaching pada gigi dengan efek minimal. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, timbul permasalahan apakah terdapat perbedaan pengaruh antara gel ekstrak buah stroberi (Fragaria x ananassa)- baking soda 10% pada ph netral dengan gel karbamid peroksida 10% terhadap kekasaran permukaan gigi. C. Keaslian Penelitian Margaretha dkk. (2009) telah meneliti mengenai perubahan warna gigi setelah aplikasi pasta buah stroberi dan gel karbamid peroksida 10% dalam jurnalnya yang berjudul Effect of strawberry paste and carbamide peroxide gel 10% towards the brightness enamel tooth. Penelitian ini berbeda dengan
6 6 penelitian Margaretha dkk. (2009). Perbedaan penelitian ini terletak pada bahan bleaching yang digunakan dan jenis uji. Pada penelitian Margaretha dkk. (2009) menggunakan karbamid peroksida 10% dan pasta buah stroberi 100%. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan gel ekstrak buah stroberi-baking soda 10% pada ph netral dan karbamid peroksida 10%. Uji yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji kekasaran permukaan . D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara gel ekstrak buah stroberi (Fragaria x ananassa)-baking soda 10% pada ph netral dengan gel karbamid peroksida 10% terhadap kekasaran permukaan gigi. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Memberikan alternatif bahan home bleaching baru yang lebih aman, murah dan efektif berupa gel kombinasi ekstrak buah stroberi-baking soda 10% pada ph netral. 2. Memberikan informasi mengenai tingkat kekasaran permukaan gigi setelah aplikasi gel kombinasi ekstrak buah stroberi-baking soda 10% pada ph netral dan karbamid peroksida 10% sebagai agen home bleaching. Kekasaran permukaan gigi penting untuk diketahui karena berperan dalam perlekatan mikroorganisme. Permukaan gigi yang halus akan memfasilitasi kebersihan mulut.
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penampilan gigi berpengaruh dalam interaksi sosial manusia karena
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penampilan gigi berpengaruh dalam interaksi sosial manusia karena menjadi penentu daya tarik seseorang dan merupakan bagian dari estetika. Faktor yang mempengaruhi penampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka yang bidang pekerjaannya sangat menuntut penampilan seperti pramugari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Estetika adalah salah satu hal yang diperhatikan masyarakat terutama mereka yang berkecimpung di bidang hiburan seperti bintang film, model, penyanyi, serta mereka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan warna gigi dapat diperbaiki dengan dua cara yaitu dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan warna gigi dapat diperbaiki dengan dua cara yaitu dengan pemutihan gigi (bleaching) dan cara restoratif yaitu pembuatan mahkota jaket / pelapisan (veneer).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Gigi a. Anatomi gigi Struktur gigi terdiri dari mahkota dan akar. Mahkota merupakan struktur yang terdapat di atas gingiva dan akar gigi merupakan strukur yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berperan dalam interaksi sosial manusia (Tin-Oo dkk., 2011). Sebuah survei yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penampilan merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh masyarakat di zaman modern ini. Penampilan gigi merupakan aspek penting yang berperan dalam interaksi sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan putih kekuning-kuningan. Warna gigi ditentukan oleh ketebalan ,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Warna gigi normal manusia adalah kuning keabu-abuan, putih keabu-abuan, dan putih kekuning-kuningan. Warna gigi ditentukan oleh ketebalan email, ketebalan dentin, warna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Warna gigi normal manusia adalah kuning keabu-abuan, putih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Warna gigi normal manusia adalah kuning keabu-abuan, putih keabuabuan, dan putih kekuning-kuningan yang ditentukan oleh transluensi dan ketebalan email, ketebalan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seseorang (Herdiyati, 2006 dalam Syafriadi dan Noh, 2014). Diskolorasi gigi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gigi yang mengalami perubahan warna, atau dikenal dengan diskolorasi merupakan salah satu alasan pasien datang ke klinik dokter gigi (Perdigȃo, 2010 dalam Torres dkk.,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. estetika yang sangat mempengaruhi penampilan. Hal ini menjadi permasalahan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan warna yang terjadi pada gigi sering menimbulkan masalah estetika yang sangat mempengaruhi penampilan. Hal ini menjadi permasalahan karena banyak orang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penampilan gigi merupakan salah satu aspek yang penting dalam menentukan keindahan senyum seseorang, selain memainkan peran kunci dalam interaksi sosial manusia.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi yang populer belakangan ini adalah perawatan bleaching yaitu suatu cara
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran masyarakat akan penampilan terus meningkat saat ini, tuntutan pasien akan penampilan gigi yang baik juga sangat tinggi. Salah satu perawatan gigi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lebih percaya diri karena memiliki nilai estetika yang tinggi.perubahan warna gigi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi yang sehat, putih dan rapi adalah keinginan setiap orang, karena adalah salah satu elemen penting penunjang estetika.gigi yang putih membuat seseorang lebih percaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. putih akan membuat orang lebih percaya diri dengan penampilannya (Ibiyemi et
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gigi merupakan salah satu bagian tubuh terpenting yang harus dijaga keindahannya. Dalam bidang kedokteran gigi terdapat berbagai macam perawatan, salah satunya bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaiki estetik penampilan seseorang. Gigi yang bersih dan warna
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang penting dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri. Dalam bidang kedokteran gigi terdapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah estetika yang berpengaruh terhadap penampilan dan menimbulkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan warna yang terjadi pada gigi depan seringkali menimbulkan masalah estetika yang berpengaruh terhadap penampilan dan menimbulkan dampak psikologis berupa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadi pada jaringan keras gigi yang bermula dari ke dentin berlanjut ke
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karies gigi adalah suatu kerusakan bersifat progesif dan akumulatif yang terjadi pada jaringan keras gigi yang bermula dari email ke dentin berlanjut ke pulpa
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Alur Pikir
LAMPIRAN 1 Alur Pikir - Masa sekarang estetika menjadi pertimbangan utama dalam segala aspek kehidupan. Salah satu aplikasi estetika di kedokteran gigi adalah dental bleaching. (Subhaini, 2009). - Dental
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penampilannya (Ibiyemi, dkk. 2011). Alasan tersebut menjadi satu dari berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gigi merupakan jaringan keras di dalam mulut yang menjadi faktor estetika penting yang perlu ditonjolkan terutama warna Gigi yang bersih dan warna yang tampak lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pulpa. Gigi manusia dapat berubah warna, itu dinamakan diskolorisasi gigi. (perubahan warna) (Grossman dkk, 1995)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Warna gigi normal manusia adalah kuning keabu-abuan, putih keabuabuan, dan putih kekuning-kuningan. Warna gigi ditentukan oleh ketebalan email, ketebalan dentin, warna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mempunyai gigi putih adalah dambaan setiap orang.pada jaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mempunyai gigi putih adalah dambaan setiap orang.pada jaman modern ini kedokteran gigi estetika terus tumbuh dengan pesat dalam praktek klinisnya.salah satu hasil utama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. penampilan seseorang secara keseluruhan (Torres dkk., 2012). Salah satu aspek
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Estetik gigi geligi dewasa ini sangat diperhatikan dalam menunjang penampilan seseorang secara keseluruhan (Torres dkk., 2012). Salah satu aspek yang diperhatikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan karena adanya aktivitas suatu jasad renik yang ditandai dengan demineralisasi atau hilangnya mineral
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan warna gigi dapat menimbulkan suatu problem estetika bagi penderitanya (Walton dan Torabijenad, 1996). Perubahan warna gigi dapat diklasifikasikan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keindahan dari penampilan dari diri seseorang (Istianah et al, 2015). Terutama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan warna pada gigi merupakan masalah estetik pertama bagi sebagian besar masyarakat yang dapat menurunkan kepercayaan diri dan dapat mengurangi keindahan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang esthetic dentistry (Ibiyemi dan Taiwo, 2011). Salah satu masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi yang putih dan bersih akan meningkatkan kepercayaan diri seseorang, alasan tersebut menjadi satu dari berbagai faktor semakin meningkatnya keinginan dan kebutuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Gigi a. Email Email atau email adalah jaringan keras terluar dari anatomi mahkota gigi. Komposisi email manusia (menurut berat) mengandung 95% zat anorganik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat kumur saat ini sedang berkembang di lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan obat kumur saat ini sedang berkembang di lingkungan masyarakat. Obat kumur digunakan untuk membunuh bakteri rongga mulut, menghilangkan bau mulut, mencegah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dan bersih menjadi tujuan utamanya. Bleaching merupakan salah satu perawatan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan zaman, keinginan pasien untuk meningkatkan estetika semakin tinggi. Bagi kebanyakan orang, gigi yang putih dan bersih menjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga untuk mengembalikan fungsinya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan merestorasi gigi tidak hanya untuk menghilangkan penyakit dan mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga untuk mengembalikan fungsinya (Ford, 1993).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berbagai macam bakteri ini yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada rongga mulut terdapat berbagai macam koloni bakteri yang masuk melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berbagai macam bakteri ini yang masuk melalui makanan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perubahan derajat warna gigi sebelum dan sesudah direndam ekstrak belimbing manis 100%. Gigi
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. n = 3990 = 363, sampel 3990 (5%) 2 + 1
BAB V HASIL PENELITIAN Survei ini berlangsung selama periode bulan April hingga Juli 2008. Keseluruhan pengambilan data sekunder dari kartu status pasien dilakukan di RSGMP FKG UI dengan subyek survei
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Susunan gigi yang rapi serta warna gigi yang putih merupakan faktor yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estetika menjadi faktor terpenting dalam mendukung kepercayaan diri. Susunan gigi yang rapi serta warna gigi yang putih merupakan faktor yang berpengaruh terdadap
Lebih terperinciSenyawa Kimia Paling Penting Dalam Kehidupan Manusia
Senyawa Kimia Paling Penting Dalam Kehidupan Manusia Senyawa Kimia Paling Penting Dalam Kehidupan Manusia Dalam hidup ini, kita selalu dikelilingi oleh senyawa kimia. Baik makromolekul maupun mikromolekul.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lain dan merupakan aspek penting dari komunikasi non verbal (Graham dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estetika sudah menjadi kebutuhan utama, terutama bagi orang yang bidang pekerjaannya membutuhkan penampilan wajah menarik. Dalam hal ini, kerapian susunan serta warna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Madu merupakan salah satu sumber makanan yang baik. Asam amino,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Madu merupakan salah satu sumber makanan yang baik. Asam amino, karbohidrat, protein, beberapa jenis vitamin serta mineral adalah zat gizi dalam madu yang mudah diserap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada permukaan basis gigi tiruan dapat terjadi penimbunan sisa makanan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada permukaan basis gigi tiruan dapat terjadi penimbunan sisa makanan dan plak, terutama pada daerah sayap bukal atau bagian-bagian yang sukar dibersihkan (David dan MacGregor,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pasien untuk mencari perawatan (Walton dan Torabinejad, 2008).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa tahun terakhir, ketertarikan pasien meningkat terhadap perawatan gigi estetik termasuk pemutihan gigi yang mengalami perubahan warna. Perubahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. estetika gigi (Ferreira dkk., 2011). Salah satu perawatan yang diminati masyarakat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan terkini perawatan gigi masyarakat lebih mengarah pada bidang estetika gigi (Ferreira dkk., 2011). Salah satu perawatan yang diminati masyarakat adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktifitas mikroorganisme yang menyebabkan bau mulut (Eley et al, 2010). Bahan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan obar kumur memiliki banyak manfaat bagi peningkatan kesehatan gigi dan mulut. Obat kumur digunakan untuk membersihkan mulut dari debris atau sisa makanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan hubungan oklusi yang baik (Dika et al., 2011). dua, yaitu ortodontik lepasan (removable) dan ortodontik cekat (fixed).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan alat ortodontik merupakan salah satu perawatan dari kesehatan gigi dan mulut. Perawatan ortodontik merupakan perawatan yang dilakukan di bidang kedokteran
Lebih terperinciUbah Plastik Jadi Bahan Bakar
Ubah Plastik Jadi Bahan Bakar Sampah plastik sangat banyak dijumpai di Indonesia. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah sudah dijejali plastik, bahkan hingga ditimbun dalam tanah. Sampah plastik juga terbawa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Erosi gigi adalah luruhnya jaringan keras gigi yang disebabkan oleh asam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erosi gigi adalah luruhnya jaringan keras gigi yang disebabkan oleh asam ekstrinsik maupun intrinsik yang tidak diproduksi oleh bakteri (Balogh dan Fehrenbach,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ata terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan (Depkes) Republik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ata terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan (Depkes) Republik Indonesia (RI) dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang kedokteran gigi, masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang kedokteran gigi, masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Departemen Kesehatan RI tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gigitiruan adalah alat untuk menggantikan fungsi jaringan rongga mulut yaitu dengan mempertahankan efisiensi pengunyahan, meningkatkan fungsi bicara dan estetis dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estetika sudah menjadi kebutuhan utama, terutama bagi orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estetika sudah menjadi kebutuhan utama, terutama bagi orang yang bidang pekerjaannya membutuhkan penampilan wajah yang menarik. Dalam hal ini, kerapian rangkaian serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti kesehatan, kenyamanan, dan rasa percaya diri. Namun, perawatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan ortodontik dapat meningkatkan mastikasi, bicara dan penampilan, seperti kesehatan, kenyamanan, dan rasa percaya diri. Namun, perawatan ortodontik memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan sementum, yang disebabkan oleh aktifitas berbagai mikroorganisme yang ditandai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. insisif, premolar kedua dan molar pada daerah cervico buccal.2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipersensitivitas dentin merupakan salah satu masalah gigi yang paling sering dijumpai. Hipersensitivitas dentin ditandai sebagai nyeri akibat dentin yang terbuka jika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karbohidrat dari sisa makanan oleh bakteri dalam mulut. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Erosi merupakan suatu proses kimia dimana terjadi kehilangan mineral gigi yang umumnya disebabkan oleh zat asam. Asam penyebab erosi berbeda dengan asam penyebab karies
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan perubahan warna email gigi pada sampel yang diberi bahan pemutih gigi yaitu hidrogen peroksida
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. minuman yang sehat bagi tubuh untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan gaya hidup sehat semakin meningkat. Salah satunya adalah adanya kecenderungan masyarakat untuk mengonsumsi makanan
Lebih terperinciPENGARUH JUS BUAH STROBERI (FRAGARIA X ANANASSA) TERHADAP DISKOLORASI GIGI YANG DISEBABKAN OLEH KOPI
1 PENGARUH JUS BUAH STROBERI (FRAGARIA X ANANASSA) TERHADAP DISKOLORASI GIGI YANG DISEBABKAN OLEH KOPI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena selain dapat menghasilkan senyum yang indah juga sangat membantu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Senyum yang sehat adalah senyum yang terbentuk dari jaringan mulut yang sehat. Setiap orang mendambakan memiliki gigi yang sehat dan putih berseri karena selain
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Restorasi dapat dibedakan menjadi restorasi direk dan indirek. Restorasi direk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Restorasi gigi adalah hasil prosedur kedokteran gigi yang memiliki tujuan mengembalikan bentuk, fungsi, dan penampilan gigi (Harty dan Ogston, 1995). Restorasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tujuan mengatasi maloklusi. Salah satu kekurangan pemakaian alat ortodonti cekat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat luas telah banyak menggunakan alat ortodonti cekat dengan tujuan mengatasi maloklusi. Salah satu kekurangan pemakaian alat ortodonti cekat dan komponennya dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mahkota (crown) dan jembatan (bridge). Mahkota dapat terbuat dari berbagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gigi tiruan cekat merupakan protesa permanen yang melekat pada gigi yang masih tersisa untuk menggantikan satu atau lebih kehilangan gigi (Shilingburg dkk., 1997).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat Indonesia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi merupakan salah satu penyakit yang paling sering dialami oleh masyarakat Indonesia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 yang dilakukan oleh Departemen
Lebih terperinciBAB 2 PENGARUH PLAK TERHADAP GIGI DAN MULUT. Karies dinyatakan sebagai penyakit multifactorial yaitu adanya beberapa faktor yang
BAB 2 PENGARUH PLAK TERHADAP GIGI DAN MULUT Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Karies dinyatakan sebagai penyakit multifactorial yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Resin Komposit Istilah komposit adalah kombinasi dua bahan atau lebih yang memiliki sifat berbeda untuk mendapatkan sifat yang lebih baik 7. Contoh bahan komposit alamiah adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di seluruh dunia dan dialami oleh hampir seluruh individu pada sepanjang hidupnya.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian yang didapatkan pada penelitian ini adalah sebanyak 32
37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Subyek penelitian yang didapatkan pada penelitian ini adalah sebanyak 32 orang yang dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimental
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies merupakan masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan RI tahun 2004,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah dengan menggunakan obat kumur antiseptik. Tujuan berkumur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karies merupakan penyakit pada gigi dan mulut yang tersebar pada masyarakat. 1 Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah karies gigi, diantaranya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi hingga menjalar ke dentin. 1 Proses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan oleh faktor etiologi yang kompleks. Karies gigi tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses penuaan adalah perubahan morfologi dan fungsional pada suatu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan adalah perubahan morfologi dan fungsional pada suatu organisme sehingga menyebabkan kelemahan fungsi serta menurunnya kemampuan untuk bertahan terhadap tekanan-tekanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan saluran akar merupakan salah satu perawatan untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawatan saluran akar merupakan salah satu perawatan untuk mempertahankan gigi dalam rongga mulut serta mengembalikan keadaan gigi agar dapat diterima secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. adalah mikroorganisme yang ditemukan pada plak gigi, dan sekitar 12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penyakit periodontal telah diketahui sebagai penyakit yang paling banyak ditemukan pada rongga mulut manusia, bersamaan dengan karies gigi. Prevalensi penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius oleh tenaga kesehatan, baik dokter gigi maupun perawat gigi, hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehingga didapatkan fungsi dan estetik geligi yang baik maupun wajah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan orthodonti bertujuan untuk memperbaiki letak gigi yang tidak normal sehingga didapatkan fungsi dan estetik geligi yang baik maupun wajah yang proporsional
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Karies Gigi dan S-ECC Karies gigi merupakan penyakit infeksi pada jaringan keras gigi yang menyebabkan demineralisasi. Demineralisasi terjadi akibat kerusakan jaringan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Diskolorisasi Gigi a. Warna gigi Warna normal gigi permanen adalah kuning keabu-abuan, putih keabu-abuan, atau putih kekuning-kuningan yang ditentukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dominan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dominan di masyarakat. 1 Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2004,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatnya permintaan perawatan ortodontik (Erwansyah, 2012). Perawatan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat ortodontik sekarang banyak digunakan di masyarakat luas. Kesadaran terhadap penampilan wajah dan daya tarik seseorang berpengaruh pada meningkatnya permintaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gigi tersusun atas enamel, dentin, sementum, rongga pulpa, lubang gigi, serta jaringan pendukung gigi. Rongga mulut merupakan batas antara lingkungan luar dan dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menimbulkan masalah kesehatan gigi dan mulut. Penyakit periodontal yang sering
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi dan menimbulkan masalah kesehatan gigi dan mulut. Penyakit periodontal yang sering terjadi adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen laboratories murni in
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian vitro. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen laboratories murni in B. Tempat dan Waktu 1. Tempat: a. Pembuatan ekstrak buah semangka dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi, salah satunya dengan perawatan ortodontik. Kebutuhan perawatan ortodontik
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, masyarakat mulai menyadari pentingnya merawat kesehatan gigi, salah satunya dengan perawatan ortodontik. Kebutuhan perawatan ortodontik meningkat seiring
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah hal yang penting di kehidupan manusia. Rasulullah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hal yang penting di kehidupan manusia. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies merupakan penyakit jaringan keras gigi yang ditandai dengan melarutnya bahan anorganik, dan diikuti kerusakan pada matriks organik pada gigi. Penyebab karies adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambir adalah ekstrak kering dari ranting dan daun tanaman Uncaria gambir
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambir adalah ekstrak kering dari ranting dan daun tanaman Uncaria gambir (Hunter) Roxb. Tanaman ini merupakan komoditas utama Provinsi Sumatera Barat. Sekitar 80%
Lebih terperinciPerbedaan efektivitas jus tomat (Lucopersicon esculentum Mill.) dan jus apel (Mallus sylvestris Mill.) sebagai bahan alami pemutih gigi
Perbedaan efektivitas jus tomat (Lucopersicon esculentum Mill.) dan jus apel (Mallus sylvestris Mill.) sebagai bahan alami pemutih gigi 1 Enny F. S. Lumuhu 2 Martha M. Kaseke 3 Wulan G. Parengkuan 1 Kandidat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi. Resin komposit banyak digunakan sebagaibahan restorasi pada gigi anterior
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan resin komposit telah menjadi hal yang penting dalam restorasi gigi. Resin komposit banyak digunakan sebagaibahan restorasi pada gigi anterior maupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menurut Powers dan Sakaguchi (2006) resin komposit adalah salah satu
I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Resin komposit merupakan salah satu material yang paling populer dalam dunia kedokteran gigi karena sifat estetisnya yang sangat baik, kekuatan yang adekuat, dan kemampuannya
Lebih terperinciPERBANDINGAN APLIKASI BUAH DELIMA PUTIH
ABSTRAK PERBANDINGAN APLIKASI BUAH DELIMA PUTIH (Punica granatum Linn.) DAN GEL KARBAMID PEROKSIDA 10% TERHADAP PERUBAHAN WARNA ENAMEL GIGI SECARA IN VITRO Marissa E.L., 2014. Pembimbing I : Dr. Diana
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Perubahan warna gigi diukur menggunakan spektrofotometer untuk
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui perubahan warna gigi setelah perendaman jus stroberi 100% dan karbamid peroksida 35%. Waktu perendaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rendah (Depkes RI, 2005). Anak yang memasuki usia sekolah yaitu pada usia 6-12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi karies gigi dan penyakit periodontal pada anak usia 12-15 tahun di Indonesia cenderung meningkat dari 76,25% pada tahun 1998 menjadi 78,65% pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari sisa makanan, menghilangkan plak dan bau mulut serta memperindah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasta gigi adalah produk oral yang digunakan untuk membersihkan gigi dari sisa makanan, menghilangkan plak dan bau mulut serta memperindah penampilan estetik gigi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mulut merupakan tempat yang ideal untuk tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme karena mulut memiliki kelembaban serta memiliki asupan makanan yang teratur. Mikroba
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kedokteran gigi sejak awal abad 19 ( Florez, dkk.,2011). Prosedur ini semakin
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pemutihan gigi adalah prosedur yang telah digunakan pada bidang kedokteran gigi sejak awal abad 19 ( Florez, dkk.,2011). Prosedur ini semakin banyak dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permukaan gigi yang tidak bersifat self cleansing (membersihkan gigi), self cleansing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah yang banyak diderita oleh sebagian besar masyarakat di dunia ini adalah penyakit gigi dan mulut, secara umum penyakit yang banyak di keluhkan oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Jaringan keras gigi terdiri dari enamel, dentin, dan sementum. 11 Jaringan keras tersebut pada dasarnya sama dengan jaringan tulang yang sebagian besar terdiri atas zat anorganik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lengkung rahang dan kadang-kadang terdapat rotasi gigi. 1 Gigi berjejal merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gigi berjejal atau crowding dapat diartikan sebagai ketidakharmonis antara ukuran gigi dengan ukuran rahang yang dapat menyebabkan gigi berada di luar lengkung rahang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan kelompok mikroba di dalam rongga mulut dan dapat diklasifikasikan. bakteri aerob, anaerob, dan anaerob fakultatif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Flora oral terdiri dari beragam populasi mikroba di antaranya bakteri, jamur, mikoplasma, protozoa, dan virus yang ditemukan dari waktu ke waktu. Bakteri merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saliva mayor dan minor. Saliva diproduksi dalam sehari sekitar 1 2 liter,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saliva merupakan cairan komplek yang dapat dihasilkan dari kelenjar saliva mayor dan minor. Saliva diproduksi dalam sehari sekitar 1 2 liter, yang terdiri dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. American Association of Orthodontists menyatakan bahwa Ortodonsia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang American Association of Orthodontists menyatakan bahwa Ortodonsia merupakan bagian dari Ilmu Kedokteran Gigi yang terpusat untuk membimbing, mengawasi dan mengoreksi pertumbuhan
Lebih terperinci111 PENGARUH LAMA APLIKASI DAN WAKTU PERENDAMAN GIGI DENGAN JUS BUAH PIR TERHADAP PERUBAHAN WARNA DAN KEKERASAN MIKRO
111 PENGARUH LAMA APLIKASI DAN WAKTU PERENDAMAN GIGI DENGAN JUS BUAH PIR TERHADAP PERUBAHAN WARNA DAN KEKERASAN MIKRO Dewi Ratma Utami*, Andina Rizkia Putri Kusuma**, Welly Anggarani*** Keywords: Pear
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam bidang kedokteran gigi sejak ratusan tahun yang lalu. Pierre
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Konsep penggunaan bahan kimia untuk perawatan dalam rongga mulut telah diterapkan dalam bidang kedokteran gigi sejak ratusan tahun yang lalu. Pierre Fauchard
Lebih terperinci