Lampiran 1. Kuisioner Pembobotan Lokasi Menggunakan Metode Pembanding Eksponensial

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Kuisioner Pembobotan Lokasi Menggunakan Metode Pembanding Eksponensial"

Transkripsi

1 LAMPIRAN 103

2 Lampiran 1. Kuisioner Pembobotan Lokasi Menggunakan Metode Pembanding Eksponensial Nama responden : Iswindyartono Pekerjaaan : Swasta Tanggal pengisian: 13 April 2011 Pemilihan Lokasi Dengan Metode Perbandingan Eksponensial Berdasarkan Tingkat Beri tanda checklist ( ) pada kolom yang di pilih. Kepentingan Tabel Pembobotan oleh Pakar Kriteria Jenis Kriteria Keputusan Tingkat Kepentingan Kemudahan mengakses bahan baku 2 Jarak lokasi dengan sarana pendukung produksi 3 Tingkat harga bahan baku 4 Tingkat upah buruh di lokasi tersebut 5 Tingkat biaya sewa lahan 6 Tingkat biaya pendirian bangunan 7 Ketersediaan lahan untuk kemungkinan perluasan industri 8 Kondisi jalan menuju jalan raya 9 Tingkat pajak bumi dan bangunan 10 Ketersediaan sumber air 11 Ketersediaan fasilitas listrik 12 Kondisi iklim di lokasi 13 Tingkat adaptasi masyarakat sekitar terhadap intoduksi modern 14 Dukungan masyarakat disekitar lokasi 15 Orientasi masyarakat sekitar terhadap bisnis komersil 16 Tingkat sosial masyarakat disekitar lokasi 17 Ketersediaan sumber daya manusia 18 Kemudahan akses dengan pasar Keterangan: Nilai Tingkat kepentingan 1 Sangat tidak penting 2 Tidak penting 3 Cukup penting 4 Penting 5 Sangat penting 104

3 Pemilihan Lokasi Dengan Metode Perbandingan Eksponensial Berdasarkan Skala Nilai Beri tanda checklist ( ) pada kolom yang di pilih. Tabel Pembobotan oleh Pakar Desa Sukajadi Darmaga Hijau Kriteria Jenis Kriteria Keputusan Nilai Kemudahan mengakses bahan baku 2 Tingkat harga bahan baku 3 Tingkat upah buruh di lokasi tersebut 4 Tingkat biaya sewa lahan 5 Tingkat biaya pendirian bangunan 6 Tingkat pajak bumi dan bangunan 7 Orientasi masyarakat sekitar terhadap bisnis komersil 8 Kemudahan akses dengan pasar Keterangan: Nilai Kelompok kriteria nilai 1 Sangat rendah 2 Rendah 3 Agak rendah 4 Sedang 5 Agak tinggi 6 Tinggi 7 Sangat tinggi 105

4 Beri tanda checklist ( ) pada kolom yang di pilih. Tabel Pembobotan oleh Pakar Desa Sukajadi Darmaga Hijau Kriteria Jenis Kriteria Keputusan Nilai Ketersediaan lahan untuk kemungkinan perluasan industri 2 Kondisi jalan menuju jalan raya 3 Ketersediaan sumber air 4 Ketersediaan fasilitas listrik 5 Tingkat adaptasi masyarakat sekitar terhadap intoduksi modern 6 Dukungan masyarakat disekitar lokasi 7 Tingkat sosial masyarakat disekitar lokasi 8 Ketersediaan sumber daya manusia Keterangan: Nilai Kelompok kriteria nilai 1 Sangat tidak baik 2 Tidak baik 3 Agak tidak baik 4 Sedang 5 Agak baik 6 Baik 7 Sangat Baik 106

5 Beri tanda checklist ( ) pada kolom yang di pilih. Tabel Pembobotan oleh Pakar Kriteria Jenis Kriteria Keputusan 1 Jarak lokasi dengan sarana pendukung produksi Desa Sukajadi Darmaga Hijau Nilai Keterangan: Nilai Kelompok kriteria nilai 1 Sangat Jauh 2 Jauh 3 Agak jauh 4 Sedang 5 Agak dekat 6 Dekat 7 Sangat dekat Beri tanda checklist ( ) pada kolom yang di pilih. Tabel Pembobotan oleh Pakar Desa Sukajadi Darmaga Hijau Kriteria Jenis Kriteria Keputusan Nilai Kondisi iklim di lokasi Keterangan: Nilai 1 Sangat tidak sesuai 2 Tidak sesuai 3 Agak tidak sesuai 4 Sedang 5 Agak sesuai 6 Sesuai 7 Sangat sesuai Kelompok kriteria nilai 107

6 Hasil Perhitungan untuk Menentukan Lokasi Pendirian Industri Biskuit Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dan Isolat Protein Kedelai (Glycine max ) Desa Sukajadi Desa Darmaga Alternatif Kriteria K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 Nilai Alternatif Keputusan Ranking Alternatif Keputusan Tingkat Kepentingan

7 Lampiran 2. Dokumentasi Calon Lokasi Pabrik Tepung dan Biskuit Ikan Tampak Depan Bangunan Pabrik Bagian Dalam Calon Ruang Produksi Bagian Dalam Calon Ruang Kantor Tampak Samping Bangunan Pabrik Bagian Dalam Calon Ruang Gudang Bahan Baku Bagian Dalam Calon Toilet 109

8 Lampiran 3. Denah Ruangan Pabrik Industri Tepung dan Biskuit Ikan IPAL Mushola 2 m CO Ruang Laboratorium Ruang produksi biskuit ikan 2 m HW Gudang produk 4 m Ruang produksi tepung ikan lele dumbo Ruang pengemasan 9'-10 1/8" Ruang sortasi dan pencucian Gudang Bahan baku 6'-1" 4 m Kantor Area parkir 3 m 3 m 110

9 Lampiran 4. Layout Ruang Produksi Tepung Ikan Lele Dumbo HW C 1.8 m 4 m B D E 2 m A F 3 m Keterangan: A : Timbangan B : Retort chamber C : Pressure pneumatic D : Mesin penggiling basah E : Drum dryer F : Mesin Penggiling kering HW : Boiler 111

10 Lampiran 5. Layout Ruang Produksi Biskuit Ikan B C D 2 m 4 m 1 m A E 2 m Keterangan: A : Timbangan B : Mixer C : Lemari pendingin D : Dough Sheeter E : Gas baking oven 112

11 Lampiran 6. Asumsi Asumsi untuk Analisis Finansial Industri Tepung dan Biskuit Ikan No Variabel Asumsi Satuan Nilai 1 Umur proyek Tahun 10 2 Hari kerja per bulan Hari 26 3 Bulan kerja per tahun Bulan 12 4 Jumlah hari kerja per tahun Hari Nilai sisa bangunan dari nilai awal % 50 6 Nilai sisa tanah dari nilai awal % Nilai sisa mesin dan peralatan dari nilai awal % 10 8 Nilai sisa kendaraan % 20 9 Umur ekonomis peralatan kantor, mesin dan peralatan, serta kendaraan Tahun 5 10 Biaya pemeliharaan mesin dan peralatan dari harga % 2 11 Kapasitas produksi a. Biskuit ikan Keping/ hari b. Tepung mix Kg/ hari Target kapasitas produksi a. Tahun 1 % 60% b. Tahun 2 % 80% c. Tahun 3 dan seterusnya % 100% 13 Kebutuhan bahan baku/ hari a. Ikan lele dumbo Kg 84 b. Isolat protein kedelai Kg 34 c. Tepung terigu Kg 42 d. Gula bubuk Kg 30 e. Telur ayam Kg 30 f. Margarin Kg 30 g. Tepung susu Kg 10 h. Baking powder Kg 2 i. Maizena Kg 2,5 j. Air Kg 7,5 14 Harga bahan baku/ kg a. Ikan lele dumbo Rupiah b. Isolat protein kedelai Rupiah c. Tepung terigu Rupiah d. Gula bubuk Rupiah e. Telur ayam Rupiah f. Margarin Rupiah g. Tepung susu Rupiah h. Baking powder Rupiah Harga jual a. Biskuit ikan Bungkus 3300 b. Tepung mix Kg Discount factor % Kebutuhan bahan bakar/ bulan Rupiah Kontingensi % Jumlah kemasan yang dibutuhkan/ hari Bungkus Harga kemasan Bungkus Pajak % Biaya distribusi % Perbaikan total mesin produksi %

12 Lampiran 7. Perincian Kebutuhan Investasi Pendirian Industri Tepung dan Biskuit Ikan No Komponen Jumlah Satuan Harga/ unit Nilai Total 1 Biaya Persiapan Studi kelayakan 1 Paket Izin sertifikasi BPOM 1 Paket Perizinan lokasi usaha 1 Paket Akte perusahaan dan pengesahan 1 Paket Sub Total Tanah & Bangunan Tanah 72 m Bangunan 72 m Sub Total Instalasi Penunjang Instalasi Mesin 1 Paket Instalasi listrik 1 Paket Instalasi IPAL 1 Paket Generator 1 Unit Kompresor 1 Unit Sub Total Mesin dan Peralatan a. Mesin produksi tepung Retort Chamber 1 Unit Pressure Pneumatic 1 Unit Alat Pengering (Drying Drum) 1 Unit Pengiling Basah (grinder) 1 Unit Penggiling Kering (disc mill) 1 Unit Boiler 1 Unit Freezer 2 Unit Pengemas 1 Unit Timbangan Dacin 1 Unit Bak pencucian 2 Unit Sub Total b. Mesin produksi biskuit Timbangan 1 Unit Mixer 1 Unit Lemari pendingin 1 Unit Dough Sheeter 1 Unit Dough Moulder 1 Unit Oven 1 Unit Loyang 20 Unit Tabung gas 5 Tabung Pengemas 2 Unit Peralatan kebersihan 1 Paket Sub Total c. Alat laboratorium 1 Paket Sub Total d. Perlengkapan utilitas 1 Paket Sub Total Sub Total Perlengkapan Kantor Meja kursi kantor 1 Paket Telepon 2 Unit Alat tulis kantor 1 Paket Komputer 2 Unit

13 Lampiran 7. Perincian Kebutuhan Investasi Pendirian Industri Tepung dan Biskuit Ikan (Lanjutan) No Komponen Jumlah Satuan Harga/ unit Nilai Total Printer & fax 1 Unit Sub Total Sarana Distribusi Mobil box 1 Unit Sub Total Total Kontingensi 10% Total Investasi

14 Lampiran 8. Perhitungan Biaya Penyusutan, Pemeliharaan, dan PBB No. Komponen 1 Biaya Persiapan Harga Biaya Umur Ekonomi Biaya Penyusutan Pajak Awal Pemeliharaan (Tahun) Studi kelayakan Izin sertifikasi BPOM Perizinan lokasi usaha Akte perusahaan dan pengesahan Sub Total Tanah & Bangunan Tanah Bangunan Sub Total Instalasi Penunjang Instalasi Mesin Instalasi listrik Instalasi IPAL Generator Kompresor Sub Total

15 Boiler Freezer Pengemas Timbangan Dacin Bak pencucian Sub Total b. Mesin produksi biskuit Timbangan Mixer Lemari pendingin Pajak Lampiran 8. Perhitungan Biaya Penyusutan, Pemeliharaan, dan PBB (Lanjutan) No. Komponen 4 Mesin dan Peralatan a. Mesin produksi tepung Harga Awal Umur Ekonomi (Tahun) Biaya Penyusutan Biaya Pemeliharaan Retort Chamber Pressure Pneumatic Alat Pengering (Drying Drum) Pengiling Basah (grinder) Penggiling Kering (disc mill)

16 Pajak Lampiran 8. Perhitungan Biaya Penyusutan, Pemeliharaan, dan PBB (Lanjutan) No. Komponen Harga Awal Umur Ekonomi (Tahun) Biaya Penyusutan Biaya Pemeliharaan Dough Sheeter Dough Moulder Oven Loyang Tabung gas Pengemas Peralatan kebersihan Sub Total c. Alat laboratorium Sub Total d. Perlengkapan utilitas Sub Total Sub Total Perlengkapan Kantor Meja kursi kantor Telepon Alat tulis kantor Komputer Printer & fax Sub Total

17 Lampiran 8. Perhitungan Biaya Penyusutan, Pemeliharaan, dan PBB (Lanjutan) No. Komponen 6 Sarana Distribusi Harga Awal Umur Ekonomi (Tahun) Biaya Penyusutan Biaya Pemeliharaan Mobil box Sub Total Total Pajak 118

18 Lampiran 9. Komposisi Biaya Tetap dan Biaya Variabel Industri Tepung dan Biskuit Ikan No Komponen Jumlah Satuan A. Biaya Tetap 1 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya satuan Biaya satuan per tahun Total a. Direktur 1 orang/ bulan b. Manajer Produksi dan QC c. Manajer Logistik 1 orang/ bulan orang/ bulan d. Manajer Administrasi dan Keuangan 1 orang/ bulan e. Staff pemasaran 2 orang/ bulan f. Staff logistik 1 orang/ bulan g. Staff administrasi 1 orang/ bulan h. Staff keuangan 1 orang/ bulan i. Sopir 1 orang/ bulan j. Security 2 orang/ bulan k. Laboran 1 orang/ bulan Total

19 Total 36,000,000 36,000,000 18,000,000 18,000,000 c. Telepon & internet 1 per bulan 500,000 6,000,000 6,000,000 d. Transportasi 1 per bulan 2,000,000 24,000,000 24,000,000 Total 84,000,000 3 Promosi & pemasaran 1 per bulan 3,000,000 36,000,000 36,000,000 4 Penyusutan 56,081,000 5 Pemeliharaan 9,965,000 6 Pajak 122,000 Total Biaya Tetap 504,168,000 Lampiran 9. Komposisi Biaya Tetap dan Biaya Variabel Industri Tepung dan Biskuit Ikan (Lanjutan) No Komponen Jumlah Satuan 2 Biaya Administrasi Biaya satuan Biaya satuan per tahun a. Listrik dan air 1 per bulan 3,000,000 b. Bahan bakar 1 per bulan 1,500,

20 a. Ikan lele dumbo kg/ bulan b. Isolat protein kedelai 884 kg/ bulan c. Tepung terigu 1.085,50 kg/ bulan d. Gula bubuk 781,56 kg/ bulan e. Telur ayam 781,56 kg/ bulan f. Margarin 781,56 kg/ bulan g. Tepung susu 260,52 kg/ bulan h. Baking powder 52 kg/ bulan i. Maizena 65 kg/ bulan j. Air 195 kg/ bulan Total Total Lampiran 9. Komposisi Biaya Tetap dan Biaya Variabel Industri Tepung dan Biskuit Ikan (Lanjutan) No Komponen Jumlah Satuan B. Biaya Variabel Biaya satuan Biaya satuan per tahun 1 Bahan Baku 121

21 Kemasan Plastik bungkus/ bulan Total Total Lampiran 9. Komposisi Biaya Tetap dan Biaya Variabel Industri Tepung dan Biskuit Ikan (Lanjutan) No Komponen Jumlah Satuan 2 Bahan utilitas Biaya satuan Biaya satuan per tahun 3 Biaya Tenaga Kerja Langsung Operator alat 12 orang/ bulan Total Total Biaya Variabel Total Biaya Tetap + Biaya Variabel 122

22 Lampiran 10. Kebutuhan Biaya Operasional Industri Tepung dan Biskuit Ikan Komponen Tahun ke A. Biaya Tetap Biaya penyusutan Biaya pemeliharaan Biaya Promosi Biaya administrasi Biaya tenaga kerja tak langsung Pajak Sub Total B. Biaya Variabel Biaya bahan baku Biaya bahan utilitas Biaya tenaga kerja langsung Sub Total Total Komponen Tahun ke A. Biaya Tetap Biaya penyusutan Biaya pemeliharaan Biaya Promosi Biaya administrasi Biaya tenaga kerja tak langsung Pajak Sub Total B. Biaya Variabel Biaya bahan baku Biaya bahan utilitas Biaya tenaga kerja langsung Sub Total Total

23 Penerimaan biskuit ikan Penerimaan tepung mix Total penerimaan 1 60% % % % % % % % % % Lampiran 11. Rekapitulasi Produksi dan Proyeksi Penerimaan Industri Tepung dan Biskuit Ikan Tahun ke- Kapasitas Produksi Produksi biskuit ikan per tahun (bungkus) Produksi tepung mix per tahun (kg) Biaya tetap (Rp/ tahun) Biaya Variabel (Rp/ tahun) Harga jual biskuit ikan Harga jual tepung mix 124

24 Lampiran 12. Proyeksi Laba Rugi Industri Tepung dan Biskuit Ikan Deskripsi A. Penerimaan 1. Biskuit ikan Tahun ke Harga Volume produksi (bungkus) Penjualan biskuit ikan Tepung mix Harga Volume produksi (Kg) Penjualan tepung mix Total Penerimaan B. Pengeluaran Biaya tetap Biaya variabel Total Pengeluaran C. Laba sebelum pajak D. Pajak Penghasilan E. Laba Setelah Pajak

25 Lampiran 12. Proyeksi Laba Rugi Industri Tepung dan Biskuit Ikan (Lanjutan) Deskripsi A. Penerimaan 1. Biskuit ikan Tahun ke Harga Volume produksi (bungkus) Penjualan biskuit ikan 2. Tepung mix Harga Volume produksi (Kg) Penjualan tepung mix Total Penerimaan B. Pengeluaran Biaya tetap Biaya variabel Total Pengeluaran C. Laba sebelum pajak D. Pajak Penghasilan E. Laba Setelah Pajak

26 Lampiran 13. Proyeksi Arus Kas Industri Tepung dan Biskuit Ikan Deskripsi Tahun ke Investasi Modal kerja ( ) ( ) ( ) ( ) Laba bersih Penyusutan Total Aliran Kas Bersih ( ) Investasi Deskripsi Tahun ke Modal kerja Laba bersih Penyusutan Total Aliran Kas Bersih

27 Lampiran 14. Kriteria Kelayakan Investasi Tahun ke- Bt - Ct Akumulasi DF 18 % PV NPV kumulatif 0 ( ) ( ) 1 ( ) ( ) ( ) 0, ( ) ( ) 0, ( ) , , , , , , , , Kriteria Nilai NPV IRR (%) 61 PBP (Tahun) 2 Tahun 1 Bulan Net B/C 3 128

28 Lampiran 15. Analisis Sensitivitas Biaya Bahan Baku dan Bahan Utilitas Naik 30% Kebutuhan Biaya Operasional Bahan Baku dan Bahan Utilitas Naik 30% Komponen A. Biaya Tetap Tahun ke Biaya penyusutan Biaya pemeliharaan Biaya Promosi Biaya administrasi Biaya tenaga kerja tak langsung Pajak Sub Total B. Biaya Variabel Biaya bahan baku Biaya bahan utilitas Biaya tenaga kerja langsung Sub Total Total Komponen A. Biaya Tetap Tahun ke Biaya penyusutan Biaya pemeliharaan Biaya Promosi Biaya administrasi Biaya tenaga kerja tak langsung Pajak Sub Total B. Biaya Variabel Biaya bahan baku Biaya bahan utilitas Biaya tenaga kerja langsung Sub Total Total

29 Lampiran 15. Analisis Sensitivitas Biaya Bahan Baku dan Bahan Utilitas Naik 30% (Lanjutan) Laporan Laba Rugi Bahan Baku dan Bahan Utilitas Naik 30% Deskripsi A. Penerimaan 1. Biskuit ikan Tahun ke Harga Volume produksi (bungkus) Penjualan biskuit ikan 2. Tepung mix Harga Volume produksi (Kg) Penjualan tepung mix Total Penerimaan B. Pengeluaran Biaya tetap Biaya variabel Total Pengeluaran C. Laba sebelum pajak D. Pajak Penghasilan E. Laba Setelah Pajak

30 Lampiran 15. Analisis Sensitivitas Biaya Bahan Baku dan Bahan Utilitas Naik 30% (Lanjutan) Laporan Laba Rugi Bahan Baku dan Bahan Utilitas Naik 30% (Lanjutan) Deskripsi A. Penerimaan 1. Biskuit ikan Tahun ke Harga Volume produksi (bungkus) Penjualan biskuit ikan Tepung mix Harga Volume produksi (Kg) Penjualan tepung mix Total Penerimaan B. Pengeluaran Biaya tetap Biaya variabel Total Pengeluaran C. Laba sebelum pajak D. Pajak Penghasilan E. Laba Setelah Pajak

31 Lampiran 15. Analisis Sensitivitas Biaya Bahan Baku dan Bahan Utilitas Naik 30% (Lanjutan) Perhitungan Arus Kas Bahan Baku dan Bahan Utilitas Naik 30% Investasi Deskripsi Tahun ke ( ) Modal kerja ( ) ( ) ( ) Laba bersih Penyusutan Total Aliran Kas Bersih ( ) Investasi Deskripsi Modal kerja Tahun ke Laba bersih Penyusutan Total Aliran Kas Bersih

32 Lampiran 15. Analisis Sensitivitas Biaya Bahan Baku dan Bahan Utilitas Naik 30% (Lanjutan) Kriteria Kelayakan Investasi Tahun ke- Bt - Ct Akumulasi DF 18 % PV NPV kumulatif 0 ( ) ( ) 1 ( ) ( ) ( ) 0, ( ) ( ) 0, ( ) ( ) 0, ( ) , ( ) , , , , , , Kriteria Nilai NPV IRR (%) 33 PBP (Tahun) 3 Tahun 4 Bulan Net B/C 2 BEP Nilai Harga jual biskuit/ bungkus Harga jual tepung mix/ kg Produksi biskuit (Bungkus) Produksi tepung mix (Kg)

33 Lampiran 16. Analisis Sensitivitas Harga Jual Turun 20% Kebutuhan Biaya Operasional Harga Jual Turun 20% Komponen Tahun ke A. Biaya Tetap Biaya penyusutan Biaya Promosi Biaya administrasi Biaya pemeliharaan Pajak Sub Total B. Biaya Variabel Biaya bahan baku Biaya bahan utilitas Biaya tenaga kerja langsung Sub Total Total Komponen A. Biaya Tetap Tahun ke Biaya penyusutan Biaya Promosi Biaya administrasi Biaya pemeliharaan Biaya tenaga kerja tak langsung Pajak Sub Total B. Biaya Variabel Biaya bahan baku Biaya bahan utilitas Biaya tenaga kerja langsung Sub Total Total

34 Lampiran 16. Analisis Sensitivitas Harga Jual Turun 20% (Lanjutan) Laporan Laba Rugi Bahan Harga Jual Turun 20% Deskripsi A. Penerimaan 1. Biskuit ikan Tahun ke Harga Volume produksi (bungkus) Penjualan biskuit ikan Harga Volume produksi (Kg) Penjualan tepung mix Total Penerimaan B. Pengeluaran Biaya tetap Biaya variabel Total Pengeluaran D. Laba sebelum pajak E. Pajak Penghasilan F. Laba Setelah Pajak

35 Lampiran 16. Analisis Sensitivitas Harga Jual Turun 20% (Lanjutan) Laporan Laba Rugi Bahan Harga Jual Turun 20% (Lanjutan) Deskripsi A. Penerimaan 1. Biskuit ikan Tahun ke Harga Volume produksi (bungkus) Penjualan biskuit ikan 2. Tepung mix Harga Volume produksi (Kg) Penjualan tepung mix Total Penerimaan B. Pengeluaran Biaya tetap Biaya variabel Total Pengeluaran D. Laba sebelum pajak E. Pajak Penghasilan F. Laba Setelah Pajak

36 Lampiran 16. Analisis Sensitivitas Harga Jual Turun 20% (Lanjutan) Perhitungan Arus Kas Harga Jual Turun 20% Investasi Deskripsi Tahun ke ( ) Modal kerja ( ) ( ) ( ) Laba bersih Penyusutan Total Aliran Kas Bersih ( ) Investasi Deskripsi Modal kerja Tahun ke Laba bersih Penyusutan Total Aliran Kas Bersih

37 Lampiran 16. Analisis Sensitivitas Harga Jual Turun 20% (Lanjutan) Kriteria Kelayakan Investasi Tahun ke- Bt - Ct Akumulasi DF 18 % PV NPV kumulatif 0 ( ) ( ) 1 ( ) ( ) ( ) 0, ( ) ( ) 0, ( ) ( ) 0, ( ) ( ) 0, ( ) , ( ) , ( ) , ( ) , , , Kriteria Nilai NPV IRR (%) 24 PBP (Tahun) 4 Tahun 2 Bulan Net B/C 1 BEP Nilai Harga jual biskuit/ bungkus Harga jual tepung mix/ kg Produksi biskuit (Bungkus) Produksi tepung mix (Kg)

Lampiran 1. Tampilan cokelat batangan dan desain kemasan cokelat batangan

Lampiran 1. Tampilan cokelat batangan dan desain kemasan cokelat batangan LAMPIRAN 85 Lampiran 1. Tampilan cokelat batangan dan desain kemasan cokelat batangan Cokelat batangan Kemasan cokelat batangan Kemasan tanpa cokelat batangan Tampak depan dengan cokelat batangan Tampak

Lebih terperinci

Lampiran 1. Asumsi No Variabel Asumsi Satuan Nilai 1 Umur proyek Tahun 10 2 Hari kerja per bulan Hari 30 3 Bulan kerja per tahun Bulan 12 4 Jumlah

Lampiran 1. Asumsi No Variabel Asumsi Satuan Nilai 1 Umur proyek Tahun 10 2 Hari kerja per bulan Hari 30 3 Bulan kerja per tahun Bulan 12 4 Jumlah LAMPIRAN 76 Lampiran 1. Asumsi No Variabel Asumsi Satuan Nilai 1 Umur proyek Tahun 10 2 Hari kerja per bulan Hari 30 3 Bulan kerja per tahun Bulan 12 4 Jumlah hari kerja per tahun Hari 338 5 Nilai sisa

Lebih terperinci

Tabel 1. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Sumatera Utara. Tabel 2. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Riau

Tabel 1. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Sumatera Utara. Tabel 2. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Riau Lampiran 3. Luas areal perkebunan kelapa sawit tahun 2009. Tabel 1. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Sumatera Utara Kabupaten Luas Areal (Ha) Labuhan Batu 85527 Tapanuli Selatan 57144 Simalungun

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pohon Industri Gambir (Gumbira Sa id et al., 2009)

Lampiran 1. Pohon Industri Gambir (Gumbira Sa id et al., 2009) Lampiran 1. Pohon Industri Gambir (Gumbira Sa id et al., 29) Pohon Gambir Daun Gambir Ranting Gambir Muda Batang Gambir Tua Kompos (Dari Daun Sisa Gambir Asalan Kayu Bakar Pelet Kayu Gambir untuk Menginang

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN MI JAGUNG Pengrajin Mi

KUISIONER PENELITIAN MI JAGUNG Pengrajin Mi L A M P I R A N 17 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN MI JAGUNG Pengrajin Mi I. IDENTITAS RESPONDEN No. Pertanyaan Jawaban 1 Nama 2 Usia tahun 3 Jenis Kelamin (1) Laki-laki (2) Perempuan

Lebih terperinci

Lampiran 2. Jumlah kamar hotel berbintang dan melati yang terjual di kota Semarang Kamar terjual

Lampiran 2. Jumlah kamar hotel berbintang dan melati yang terjual di kota Semarang Kamar terjual L A M P I R A N Lampiran 1. Jumlah kunjngan wisatawan di kota Semarang Tahun Jumlah wisatawan Pertumbuhan (%) 2003 807.702-2004 690.964-14,45 2005 640.316-7,33 2006 650.316 1,56 2007 1.016.177 56,26 2008

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pedoman mutu kulit kayu manis secara visual

Lampiran 1. Pedoman mutu kulit kayu manis secara visual Lampiran 1. Pedoman mutu kulit kayu manis secara visual Jenis mutu Pengikisan Asal kulit Warna Rasa Panjang Vera AA Bersih dan licin Batang, diameter Kuning atau Tidak terlalu Min. 10 cm dengan gulungan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008

Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008 LAMPIRAN 133 Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008 Lampiran 2. Volume Ekspor Ikan Asap Indonesia Tahun 2005-2008 No Tahun Volume Nilai Value Kenaikan (%) (kg) (US $) 1. 2005 6.384.755 12.278.787

Lebih terperinci

V. ANALISIS TEKNIK DAN TEKNOLOGI

V. ANALISIS TEKNIK DAN TEKNOLOGI V. ANALISIS TEKNIK DAN TEKNOLOGI A. Bahan Baku 1. Spesifikasi Bahan Baku Salah satu faktor produksi penting yang dikaji dalam analisis kelayakan usaha dalam pendirian industri adalah bahan baku. Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam BAB VI ASPEK KEUANGAN Dalam aspek ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi dari perusahaan Saru

Lebih terperinci

VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI

VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI A. Kebutuhan Tenaga Kerja Salah satu aspek dalam manajemen operasi yang perlu direncanakan pada awal proyek adalah analisis kebutuhan tenaga kerja. Proses produksi

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

IV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR

IV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR IV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR 4.1 Gambaran Umum Kelompok Tani Hurip Kelompok Tani Hurip terletak di Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga. Desa Cikarawang adalah salah satu Desa di Kecamatan

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner penelitian. A. Identitas Pemilik Nama : Alamat rumah : Tempat/ Tanggal lahir : Pendididkan Terakhir :

Lampiran 1. Kuesioner penelitian. A. Identitas Pemilik Nama : Alamat rumah : Tempat/ Tanggal lahir : Pendididkan Terakhir : LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner penelitian A. Identitas Pemilik Nama : Alamat rumah : Tempat/ Tanggal lahir : Pendididkan Terakhir : B. Identitas Usaha Nama Usaha : Nama Pemilik : Bidang Usaha : Jumlah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. A. Kerangka Pemikiran. B. Pendekatan Studi Kelayakan

III. METODOLOGI. A. Kerangka Pemikiran. B. Pendekatan Studi Kelayakan III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Pengembangan industri tepung dan biskuit dari tepung kepala ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu analisis pasar dan pemasaran,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan ayam ras petelur dari segi keuangan. Analisis finansial digunakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Diagram Kasus Sub-sistem Bahan Baku

Lampiran 1. Diagram Kasus Sub-sistem Bahan Baku LAMPIRAN 65 Lampiran 1. Diagram Kasus Sub-sistem Bahan Baku 66 Lampiran 2. Diagram Use Case Penjadwalan Wilayah Bahan Baku 67 Lampiran 3. Diagram Use Case Kendali Administrator dan Informasi Biopellet

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan dapat mengunakan. Analisis finansial. Adapun kriteria kriteria penilaian investasi yang dapat digunakan yaitu

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

Lampiran 7. Aktor/Pelaku Pasar Arang Tempurung Kelapa (ATK) di Desa Gunung Terang Kabupaten Lampung Selatan. Petani Kelapa. Pelaku Pengolah Kopra

Lampiran 7. Aktor/Pelaku Pasar Arang Tempurung Kelapa (ATK) di Desa Gunung Terang Kabupaten Lampung Selatan. Petani Kelapa. Pelaku Pengolah Kopra Lampiran 7. Aktor/Pelaku Pasar Arang Tempurung Kelapa (ATK) di Desa Gunung Terang Kabupaten Lampung Selatan Petani Kelapa Pengumpul/ AgenKelapa Pelaku Pengolah Kopra Pelaku Pengolah Kopra+Arang Pelaku

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

I. PE DAHULUA Latar Belakang Masalah Donat meupakan salah satu jenis jajanan yang sangat digemari masyarakat. Makanan ini sangat popular di semua

I. PE DAHULUA Latar Belakang Masalah Donat meupakan salah satu jenis jajanan yang sangat digemari masyarakat. Makanan ini sangat popular di semua 1 I. PE DAHULUA Latar Belakang Masalah Donat meupakan salah satu jenis jajanan yang sangat digemari masyarakat. Makanan ini sangat popular di semua kalangan baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa

Lebih terperinci

ASPEK FINANSIAL Skenario I

ASPEK FINANSIAL Skenario I VII ASPEK FINANSIAL Setelah menganalisis kelayakan usaha dari beberapa aspek nonfinansial, analisis dilanjutkan dengan melakukan analisis kelayakan pada aspek finansial yaitu dari aspek keuangan usaha

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN

C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabe berasal dari Amerika Tengah dan saat ini merupakan komoditas penting dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Hampir semua rumah tangga

Lebih terperinci

Lampiran 1. Formula yang dicobakan pada penelitian pendahuluan a. Trial 1

Lampiran 1. Formula yang dicobakan pada penelitian pendahuluan a. Trial 1 LAMPIRAN Lampiran 1. Formula yang dicobakan pada penelitian pendahuluan a. Trial 1 Bahan Jumlah (%) 1 2 3 4 5 6 Tepung sorghum 40 mesh 100 80 70 - - - Tepung sorghum 60 mesh - - - 100 80 70 Tepung kacang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada METODE PERBANDINGAN EKONOMI METODE BIAYA TAHUNAN EKIVALEN Untuk tujuan perbandingan, digunakan perubahan nilai menjadi biaya tahunan seragam ekivalen. Perhitungan secara pendekatan : Perlu diperhitungkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanankan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Juli - September 2010. Objek yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah usaha

Lebih terperinci

Operasional produksi packing house yang sudah berjalan hingga saat ini. Analisis kelayakan operasional packing house

Operasional produksi packing house yang sudah berjalan hingga saat ini. Analisis kelayakan operasional packing house LAMPIRAN Lampiran 1. Bagan Metode Analisis Operasional produksi packing house yang sudah berjalan hingga saat ini Analisis kelayakan operasional packing house Analisis Aspek Teknis dengan Metode Kualitatif

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

Terigu Tapioka Air Minyak Gula pasir Coklat bubuk Vanili bubuk Pewarna Lesitin Total ,83 Total ,83 b. Pasta Coklat

Terigu Tapioka Air Minyak Gula pasir Coklat bubuk Vanili bubuk Pewarna Lesitin Total ,83 Total ,83 b. Pasta Coklat 60 LAMPIRAN A. PERHITUNGAN NERACA MASSA WAFER STICK Neraca massa didasarkan pada kapasitas produksi wafer stick yang dihasilkan sebesar 7.128,02 kg/ hari dengan berat tepung terigu 4.564,91 kg terigu/

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG LAMPIRAN 83 Lampiran 1. Kuesioner kelayakan usaha KUESIONER PENELITIAN KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman

Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman db JK KT F hit F 0.05 F0.01 Perlakuan 3 13,23749 4,412497 48,60917 4,06618 7,590984 Linier 1 12,742 12,74204 140,3695 5,317645*

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha : Tabel 6.1 Kebutuhan Dana

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha : Tabel 6.1 Kebutuhan Dana BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PKM-K. Oleh:

LAPORAN AKHIR PKM-K. Oleh: LAPORAN AKHIR PKM-K BISKUIT KANG TULALIT Biskuit Cangkang Telur Coklat Vanila Elit Kaya Akan Kalsium Bagi Masyarakat Lansia Sebagai Bisnis Pangan Fungsional Yang Inovatif Oleh: N.A. Shofiyyatunnisaak I141200101

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES )

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) Nama : Sonny Suryadi NPM : 36410653 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI 5.1 PENDAHULUAN Pengembangan usaha pelayanan jasa pengeringan gabah dapat digolongkan ke dalam perencanaan suatu kegiatan untuk mendatangkan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS MANAJEMEN

VI. ANALISIS MANAJEMEN VI. ANALISIS MANAJEMEN A. KEBUTUHAN TENAGA KERJA Analisis kebutuhan tenaga kerja merupakan salah satu aspek dalam manajemen operasi yang perlu direncanakan pada awal proyek. Proses produksi katekin dan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PABRIK ROTI DEE- DEE BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PABRIK ROTI DEE- DEE BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PABRIK ROTI DEE- DEE BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING Nama : Nur Amelia NPM : 25210114 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Istichanah,

Lebih terperinci

Nisaa Aqmarina EB10

Nisaa Aqmarina EB10 ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA PERUSAHAAN ROTI LESTARI BOGOR Nisaa Aqmarina 25211190 3EB10 Latar Belakang Masalah Usaha Perencanaan,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil ANOVA dan Uji Lanjut Duncan untuk pengaruh homogenisasi terhadap stabilitas emulsi. Class Levels Values

Lampiran 1 Hasil ANOVA dan Uji Lanjut Duncan untuk pengaruh homogenisasi terhadap stabilitas emulsi. Class Levels Values 63 Lampiran 1 Hasil ANOVA dan Uji Lanjut Duncan untuk pengaruh homogenisasi terhadap stabilitas emulsi Class Levels s factor 1 factor 3 3 Rpm10000 Rpm8000 Rpm6000 Waktu1 Waktu3 Waktu4 Source DF Sum of

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran

A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang. Studi kelayakan dilakukan untuk meminimumkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ketersediaan bahan baku ikan hasil tangkap sampingan yang melimpah merupakan potensi yang besar untuk dijadikan surimi. Akan tetapi, belum banyak industri di Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tulang Bawang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli

III. METODE PENELITIAN. Tulang Bawang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian pendirian agroindustri berbasis ikan dilaksanakan di Kabupaten Tulang Bawang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai dengan

Lebih terperinci

ASPEK PEMASARAN. Proyeksi Permintaan. (dalam Unit)

ASPEK PEMASARAN. Proyeksi Permintaan. (dalam Unit) ASPEK PEMASARAN A. Gambaran Umum Pasar 1. Jenis Permintaan terhadap produk 2. Segmen Pasar 3. Wilayah pemasaran/ pasar sasaran (contoh: kelurahan, kecamatan, kabupaten, kotamadya, dsb.) B. Permintaan 1.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Hasil.1.1 Proses pembuatan choco chip jewawut Pembuatan Choco chip jewawut diawali dengan pembuatan tepung jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip,

Lebih terperinci

Imah Gede. Alun-alun

Imah Gede. Alun-alun LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Kampung Budaya Sindangbarang Imah Gede Girang Serat Saung Talu Alun-alun Bale Pangriungan Mus holla Sawah Belajar Menanam Padi Kolam Ikan Belajar Menangkap Ikan Keterangan Warna

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ii iii iv v vi vii

DAFTAR ISI. ii iii iv v vi vii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL..... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR

Lebih terperinci

ANALISIS OPTIMALISASI LABA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS PADA INDUSTRI MULYA NPM :

ANALISIS OPTIMALISASI LABA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS PADA INDUSTRI MULYA NPM : ANALISIS OPTIMALISASI LABA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI MULYA NAMA : YAYUK SULISTIYANI NPM : 28210612 LATAR BELAKANG Industri rumah tangga Sari Mulya yang memproduksi

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Keterangan Tahunan Aktiva tetap Seragam Rp 1,100,000 Mesin kasir Rp 3,500,000 Telepon Rp 150,000 Meja kayu panjang Rp 7,500,000 Sofa Rp

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Rincian Biaya dan Penerimaan Usaha Budidaya Jamur Tiram Siklus Tanam Pertama Tahun 2014

LAMPIRAN. Lampiran 1. Rincian Biaya dan Penerimaan Usaha Budidaya Jamur Tiram Siklus Tanam Pertama Tahun 2014 42 LAMPIRAN Lampiran. Rincian Biaya dan Penerimaan Usaha Budidaya Jamur Tiram Siklus Tanam Pertama Tahun 204 Uraian Volume Harga Satuan Jumlah -----------------------Rp---------------------.Biaya Variabel

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS BIAYA PRODUKSI Analisis biaya dilakukan mulai dari pemeliharaan tanaman, panen, proses pengangkutan, proses pengolahan hingga pengepakan. 1. Biaya Perawatan Tanaman

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Tabel VI.1 Kebutuhan Dana Komponen Investasi Jumlah Aktiva Tetap Peralatan: Komputer + Printer (2 set X Rp. 5.000.000) Rp. 10.000.000 Meja

Lebih terperinci

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB 6 ASPEK KEUANGAN BAB 6 ASPEK KEUANGAN Mengelola keuangan suatu usaha bukan hanya dilakukan oleh usaha yang besar saja, tetapi usaha kecil dan menengah juga harus melakukan pengelolaan keuangan dengan baik dan benar. Karena

Lebih terperinci

ASPEK PEMASARAN. Proyeksi Permintaan. (dalam Unit)

ASPEK PEMASARAN. Proyeksi Permintaan. (dalam Unit) RENCANA USAHA 1 ASPEK PEMASARAN A. Gambaran Umum Pasar 1. Jenis Permintaan terhadap produk/jasa 2. Segmen Pasar 3. Wilayah pemasaran/pasar sasaran (contoh: kelurahan, kecamatan, kabupaten, kotamadya, dsb.)

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN Kebutuhan Dana Awal Untuk Pembelian Peralatan. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Awal Untuk Pembelian Peralatan

BAB VI ASPEK KEUANGAN Kebutuhan Dana Awal Untuk Pembelian Peralatan. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Awal Untuk Pembelian Peralatan BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Awal 6.1.1 Kebutuhan Dana Awal Untuk Pembelian Peralatan Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Awal Untuk Pembelian Peralatan Mesin/ peralatan yang dibutuhkan Spesifikasi/merek

Lebih terperinci

VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS. Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5

VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS. Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5 VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS Formatted: Swedish (Sweden) Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5 menunjukkan bahwa sistem kemitraan setara usaha agroindustri

Lebih terperinci

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan jaman dimana masyarakat mulai sadar akan pentingnya kebutuhan pangan yang harus terpenuhi. Salah satu faktor yang paling di lirik oleh masyarakat

Lebih terperinci

EVALUASI EKONOMI. Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi

EVALUASI EKONOMI. Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi EVALUASI EKONOMI Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi 1. Modal yang ditanam A.Modal tetap, meliputi : letak pabrik gedung utilities pabrik

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 118

LAMPIRAN-LAMPIRAN 118 LAMPIRAN-LAMPIRAN 118 Lampiran 1. Kuesioner SKB A. Gambaran Umun Perusahaan No Uraian Keterangan 1 Sejarah Perusahaan 2 Lokasi Perusahaan 3 Tujuan Perusahaan Visi : Misi : 4 Kegiatan Bisnis PT ASG B. Aspek

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pakar yang dilibatkan dalam penelitian

Lampiran 1. Pakar yang dilibatkan dalam penelitian 177 Lampiran 1. Pakar yang dilibatkan dalam penelitian No Nama Pakar Jabatan Keterangan 1 Prof. Dr. Ir. Rafiq Karsidi, MSi Pemb.Rektor I UNS Akademisi 2 Dr. Ir Makhmudun Ainuri, MSi Ketua Jurusan Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

Lebih terperinci

A. Sarana & Prasarana Perikanan / Kolam B. Sarana & Prasarana Olahan Ikan Jumlah

A. Sarana & Prasarana Perikanan / Kolam B. Sarana & Prasarana Olahan Ikan Jumlah No Uraian Jumlah A. Sarana & Prasarana Perikanan / Kolam 1 Bibit Ikan Patin 100000 2 Bibit Ikan Nila 100000 3 Bibit Ikan Mas 100000 4 Pakan Ikan 2000 5 Drum / Tong Plastik 480 6 Tali Tambang 1 7 Jaring

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di penggilingan padi Sinar Ginanjar milik Bapak Candran di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Untuk memproduksi Gezond diperlukan bahan baku dan peralatan. Berikut

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Untuk memproduksi Gezond diperlukan bahan baku dan peralatan. Berikut BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Untuk memproduksi Gezond diperlukan bahan baku dan peralatan. Berikut adalah rincian harga bahan baku yang digunakan untuk 1 bulan pertama: Tabel 6.1.1 Kebutuhan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS LINGKUNGAN DAN LEGALITAS

VII. ANALISIS LINGKUNGAN DAN LEGALITAS VII. ANALISIS LINGKUNGAN DAN LEGALITAS A. Aspek Lingkungan Dari setiap proses produksi di dalam industri pasti menghasilkan limbah, baik yang bersifat merugikan ataupun menguntungkan. Limbah yang sifatnya

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Jaya Printing Garment, Jakarta

Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Jaya Printing Garment, Jakarta LAMPIRAN 51 53 Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Jaya Printing Garment, Jakarta KUESIONER : BAGI MANAJEMEN PERUSAHAAN KAJIAN KINERJA DAN

Lebih terperinci

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18 ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI BUTRI CABANG TAMBUN Nama : WENY ANDRIATI NPM : 28210479 Kelas : 3 EB 18 BAB I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kebutuhan

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE VARIABLE COSTING PADA CV. DONAT MADU CIHANJUANG. : Rizki Nur Oktavia NPM :

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE VARIABLE COSTING PADA CV. DONAT MADU CIHANJUANG. : Rizki Nur Oktavia NPM : ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE VARIABLE COSTING PADA CV. DONAT MADU CIHANJUANG Nama : Rizki Nur Oktavia NPM : 29214640 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Lista Kuspriatni, SE.,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian Desa Konda Maloba adalah salah satu dari 12 Desa yang berada di Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah, dengan luas wilayah desa yaitu

Lebih terperinci

Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011

Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011 STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN UNIT PENGOLAHAN GULA SEMUT DENGAN PENGOLAHAN SISTEM REPROSESING PADA SKALA INDUSTRI MENENGAH DI KABUPATEN BLITAR Arie Febrianto M Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metodelogi Penelitian Menurut Surakhmad, (1994:140-143), metode deskriptif analisis, yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Tabel XXIX Aktiva Tetap. No. Keterangan Biaya

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Tabel XXIX Aktiva Tetap. No. Keterangan Biaya BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci

MATERI KULIAH PERTEMUAN 2 KONSEP BIAYA PRINSIP TATA HITUNG BIAYA

MATERI KULIAH PERTEMUAN 2 KONSEP BIAYA PRINSIP TATA HITUNG BIAYA MATERI KULIAH PERTEMUAN 2 KONSEP BIAYA PRINSIP TATA HITUNG BIAYA KONSEP BIAYA Biaya adalah sesuatu akibat yang diukur dalam nilai uang yang mungkin timbul dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Biaya adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Sangkuriang Jaya yang terletak di Desa Babakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor berkeinginan untuk melakukan pengembangan usaha untuk meraup

Lebih terperinci

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Kelayakan aspek finansial merupakan analisis yang mengkaji kelayakan dari sisi keuangan suatu usaha. Aspek ini sangat diperlukan untuk mengetahui apakah usaha budidaya nilam

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Basis Data

Sistem Manajemen Basis Data 85 KONFIGURASI MODEL Hasil analisis sistem menunjukkan bahwa sistem pengembangan Agrokakao bersifat kompleks, dinamis, dan probabilistik. Hal tersebut ditunjukkan oleh banyaknya pelaku yang terlibat dalam

Lebih terperinci

47. Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Penurunan

47. Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Penurunan DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Karakteristik Air Limbah Pabrik Kelapa Sawit... 10 2. Baku Mutu Air Limbah Industri Minyak Kelapa Sawit... 11 3. Konversi Energi Biogas... 15 4. Produksi Kelapa Sawit Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini bersifat studi kasus dimana objek yang diteliti adalah peluang usaha produksi alat pemerah susu sapi SOTE di Jawa Barat. Waktu penelitian

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

III METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala

III METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala 50 III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 3.1.1 Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala a. Penentuan Kriteria dan Alternatif : Diperlukan data primer berupa kriteria yang digunakan dalam pemilihan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi 23 III METODOLOGI Penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan penelitian yaitu tahap pengumpulan data dan informasi, tahap pengkajian pengembangan produk, tahap pengkajian teknologi, tahap uji coba dan

Lebih terperinci

kewirausahaan tentang bagaimana menilai kebutuhan usaha dan cara memperoleh modal

kewirausahaan tentang bagaimana menilai kebutuhan usaha dan cara memperoleh modal kewirausahaan tentang bagaimana menilai kebutuhan usaha dan cara memperoleh modal A. Cara Menilai Kebutuhan Usaha 1. Pengertian Kebutuhan Usaha Pendirian suatu usaha berkaitan erat dengan penyediaan segala

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Sumber dana Sumber dana pendirian Home Net diperoleh dari dana pribadi sebesar Rp. 1,579,128,, dan tidak ada kerja sama apapun dengan lain pihak. Apabila

Lebih terperinci