HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK.III MANADO TAHUN

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK.III MANADO TAHUN 2018 Rinaldi Palar*, Adisti Rumayar*, Febi K. Kolibu*. *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Keberhasilan dan peningkatan hasil kerja seorang pegawai dapat dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan masa kerja. Pegawai yang berusia lebih tua cenderung lebih mempunyai rasa keterikatan atau komitmen pada organisasi dibandingkan dengan yang berusia muda sehingga meningkatkan loyalitas mereka pada organisasi. Penelitian in bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur, masa kerja, dan kepemimpinan dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara TK.III Manado. Jenis Penelitian ini merupakan jenis survei analitik dengan rancangan cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara TK.III Manado pada bulan Januari Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh perawat yang ada di Rumah Sakit Bhayangara TK.III Manado dengan jumlah sampel 62 perawat. Instrumen penelitian yaitu kuesioner dengan analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan CI=95% dan α = 0,05. Hasil peneltian menunjukkan terdapat 47 responden yang memiliki masa kerja 6 bulan. 39 responden menilai kepemimpinan di Rumah Sakit tersebut baik, dan terdapat 37 responden yang memiliki kinerja yang baik. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan antara umur dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara TK.IIII Manado, tidak terdapat hubungan antara masa kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara TK.III Manado, terdapat hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara TK.III Manado. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pembanding dengan penelitian yang lainnya serta dapat memperluas variabel penelitian. Kata Kunci: Umur, Masa Kerja, Kepemiminan, Kinerja Perawat ABSTRACT The success and improvement of an employee's work performance can be affected by age, gender, education level, and years of service. Older employees are more likely to have a sense of attachment or commitment to the organization than the younger employees, increasing their loyalty to the organization. This study aims to determine the relation between age, employment, and leadership with the performance of nurses at Bhayangkara TK.III Manado Hospital. The kind of research are analytical survey with cross sectional study design. This research was conducted at Bhayangkara TK.III Manado Hospital in January The population in this research is all the nurses in Bhayangara TK.III Manado Hospital and the sample of research 62 nurse. This research used questionnaire instrument with bivariate analysis using Chi-Square test with CI = 95% and α = 0,05. There are 47 respondents with working period of 6 months. 39 respondents rated the leadership at the Hospital was good. There are 37 respondents who have a good work performance., Based on the research, it could be conclude that there is no relation between age and performance of Nurses at Bhayangkara TK.IIII Manado Hospital. There is no relation between work period and nurse performance at Bhayangkara TK.III Manado Hospital. There is a relationship between leadership with the performance of nurses at Bhayangkara TK.III Manado Hospital. The result of this study can be use a comparison with other studies and can expand the research variables. Keywords: Age, Work Period and Leadership, Nurse Performance 1

2 PENDAHULUAN Melalui perencanaan sumber daya manusia yang matang, produktivitas kerja dari tenaga yang sudah ada dapat ditingkatkan. Perawat adalah seorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun diluar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Seorang perawat dikatakan professional jika memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, keperawatan professional sesuai kode etik profesi (Adhani R, 2016). Mengingat bahwa sumber daya manusia merupakan unsur yang terpenting, pemeliharaan hubungan yang serasi dengan para karyawan dalam setiap organisasi menjadi sangat penting. Sumber daya manusia memberi petunjuk bahwa hal-hal yang penting diperhatikan dalam pemeliharaan hubungan tersebut antara lain menyangkut motivasi dan kepuasan kerja, penanggulangan stress, konseling dan pengenaan sanksi disipliner, sistem komunikasi, perubahan dan pengembangan organisasi serta peningkatan mutu hidup kekaryaan para pekerja (Siagian S, 2016). Keberhasilan dan peningkatan hasil kerja seorang pegawai dapat dipengaruhi oleh faktorumur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan masa kerja. Pegawai yang berusia lebih tua cenderung lebih mempunyai rasa keterikatan atau komitmen pada organisasi dibandingkan dengan yang berusia muda sehingga meningkatkan loyalitas merekaa pada organisasi. Hal ini bukan saja disebabkan karena lebih lama tinggal di organisasi, tetapi dengan usia tuanya tersebut, makin sedikit kesempatan pegawai untuk menemukan organisasi (Oktavia, 2002) Faktor usia juga bisa berpengaruh pada kinerja perawat dilihat dari sejumlah kualitas positif yang dibawa para pekerja lebih tua pada pekerjaan mereka. Tetapi para pekerja lebih tua juga dipandang kurang memiliki fleksibilitas dan sering menolak teknologi baru (Kanestren, 2009). Rumah Sakit Bhayangkara Tk. III Manado berawal dari diresmikanya Klinik Bersalin Bhayangkari Manado pada tanggal 26 Februari 1996 oleh Kolonel Drs. Bambang Harmawan selaku Kapolda Sulut dan kemudian berkembang menjadi TPS ( Tempat Perawatan Sementara) berdasarkan skep Kapolri No. Pol. : Skep/ 1549 / X / 2001 tanggal 30 Oktober 2001 menjadi RS Bhayangkara Tk IV Manado dan sudah terakreditasi 5 pelayanan dasar 2

3 Kemenkes tingkat C. Rumah Sakit Bhayangkara Tk III Manado ini terletak di Pemukiman masyarakat Karombasan Utara jalan raya Manado Tomohon METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survei analitik dengan rancangan cross sectional (studi potong lintang) untuk mengetahui hubungan antara Umur, Masa Kerja dan Kepemimpinan dengan kinerja perawat di Rumah Bhayangkara TKIII Manado. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara TKIII Manado pada bulan Januari Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di Rumah Sakit Bhayangkara TKIII Manado yang berjumlah 83 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling sehingga yang menjadi sampel penelitian ini yaitu seluruh perawat yang bekerja di Rumah Sakit Bhayangkara TKIII Manado. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Penelitian ini dilakukan di lakukan di Rumah Sakit Bhayangkara TK.III Manado. Jumlah sampel yaitu sebanyak 82 responden tetapi pada saat pengambilan data peneliti hanya mendapatkan 62 responden. Hal tersebut dikarenakan karena perawat yang lain tidak bersedia menjadi responden. Karakteristik Responden Berdasaran Jenis Kelamin Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin, terdapat 53 resonden (85%) berjenis kelamin perempuan dari seluruh total responden. Jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis n % Kelamin Laki-laki 9 15 Perempuan Total Karakteristik Responden Berdasaran Umur Pada distribusi karakteristik umur, responden terbanyak yaitu berumur tahun yaitu 34 (55%) respoden, sedangkan yang paling sedikit yaitu responden yang berumur tahun. Umur responden dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Umur Umur Perawat n % Remaja Akhir Dewasa Awal Total Karakteristik Responden Berdasaran Pendidikan Terakhir Untuk karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir, yang paling banyak yaitu tamat DIII sebanyak 46 responden (74%), sedangkan yang 3

4 paling sedikit yaitu tamat S1 sebanyak 16 responden (26%). Pendidikan responden dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan n % terakhir DIII SI Total Analisis Univariat Masa Kerja Perawat Pada varibel ini masa kerja dikategorikan 2 yaitu 6 bulan dan < 6 bulan. Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa terdapat 15 responden (24%) yang memiliki masa kerja < 1tahun dan 47 responden (76%) yang masa kerjanya di atas 6 bulan. Distribusi dan frekuensi variabel masa kerja dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 4. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Masa Kerja n % 6 bulan < 6 bulan Total Analisis Univariat Kepemimpinan Pada varibel ini masa kerja dikategorikan 2 yaitu kepemimpinan yang baik dan kurang baik. Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa terdapat 39 responden (63%) menilai kepemimpinan yang baik dan 23 responden (37%) menilai kepemimpinan yang kuran baik. Dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kepemimpinan Kepemimpinan n % Baik Kurang Baik Total Analisis Univariat Kinerja Pada variabel ini kinerja perawat dikategorikan menjadi 2 yaitu baik dan kurang baik. Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa terdapat 37 responden (60%) yang mempunyai kinerja yang baik dan 25 responden (40%) mempunyai kinerja yang kurang baik. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kinerja perawat Kinerja Perawat n % Baik Kurang Baik Total Hubungan Antara Umur dengan Kinerja Perawat Hasil analisis hubungan antara umur dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara menunjukan bahwa dari 62 responden, terdapat 37 responden (59%) yang mempunyai kinerja baik diantaranya pada kelompok remaja akhir 23 responden (36%) dan pada kelompok umur dewasa awal sebanyak 14 responden (23%) sedangkan 25 responden (41%) yang mempunyai kinerja kurang baik diantaranya 11 responden (18%) pada kelompok umur 4

5 remaja akhir dan 14 responden (23%) pada kelompok umur dewasa awal. Hasil uji statistic diperoleh p value 0,159 dengan tingkat kesalahan (α) 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima, yang artinya tidak terdapat hubungan antara umur dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara TKIII Manado. Dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7. Hubungan Umur dengan Kinerja Perawat Bhayangkara TKIII Manado perawat yang masa kerjanya < 6 bulan yaitu 10 responden (16%). Hasil uji statistik dengan tingkat kesalahan 0,05 diperoleh p value 0,526. Hal ini dapat diartikan bahwa H0 diterima yang artinya tidak terdapat hubungan antara masa kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara TKIII Manado. Dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 8. Hubungan Masa Kerja dengan Kinerja Perawat Bhayangkara TKIII Manado Hubungan Antara Masa Kerja dengan Kinerja Perawat Hasil analisis hubungan antara masa kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkata TKIII Manado menunjukkan bahwa dari 62 responden yang berhasil diwawancarai, terdapat 25 (40%) responden yang memiliki kinerja kurang baik diantaranya 20 responden yang masa kerjanya sudah 6 bulan dan 5 responden (8%) lain masa kerjanya < 6 bulan. Adapula perawat yang memiliki kinerja baik yaitu 37 responden (60%) dan diantaranya terdapat 27 (43%) yang masa kerjanya 6 bulan sedangkan Hubungan Antara Kepemimpinan dengan Kinerja Perawat Hasil yang menghubungkan antara kepemimpinan dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara TKIII Manado menunjukan bahwa terdapat 12 perawat (19%) yang memiliki kinerja yang kurang baik serta merasa kepemimpinan di Rumah Sakit Bhayangkara kurang baik. Adapun yang menyatakan responden yang mempunyai kinerja baik serta merasa kepemimpinan 5

6 di Rumah Sakit Bhayangkara baik yaitu sebanyak 26 (42%) responden. Hasil uji statistik diperoleh p value 0,012 dengan tingkat kesalahan (α) 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara TKIII Manado. Dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 9. Hubungan Masa Kerja dengan Kinerja Perawat Bhayangkara TKIII Manado B. PEMBAHASAN Pada distribusi karakteristik umur, responden terbanyak pada kelompok remaja akhir (17-25 tahun) dengan presentase 34 (55%). Untuk karakteristik responden berdasarkan pendidikan yang paling banyak adalah tamat DIII yaitu 46 (74%) responden dan yang paling sedikit adalah tamat SI yaitu 16 (26%) responden. Berdasarkan data ini dapat disimpulkan bahwa responden yang memiliki pendidikan DIII menjadi responden yang paling banyak dalam penelitian ini. Berdasarkan teori yang dikemukan oleh Siangian (2016) bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang salah satunya yaitu umur. Teori tersebut juga didukung oleh teori yang telah dikemukakan oleh Sunyoto (2015) bahwa usia yang sudah lanjut usia makin sulit dalam mengembangkan karir dan faktor usia juga bisa mempengaruhi kinerja seorang. Hubungan Antara Umur dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Bhayangkara TKIII Manado. Hasil penelitian menujukkan bahwa responden yang memiliki kinerja kurang baik dengan kelompok umur dewasa awal yaitu 14 (23%) responden, sedangkan responden yang memiliki kinerja kurang baik dengan kategori umur remaja akhir yaitu 11 (18%) responden. Untuk kinerja baik dengan kelompok umur remaja akhir yaitu 23 (36%) responden, sedangkan pada kelompok umur dewasa awal terdapat 14 (23% responden yang memiliki kinerja baik. Hasil uji statistik diperoleh p value 0,159 dengan tingkat kesalahan (α) 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara umur dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkar TKIII Manado. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kumajas (2014) karena hasil tersebut menujukkan bahwa terdapat 6

7 hubungan antara umur dengan kinerja perawat karena hasil uji statistik diperoleh p value 0,000 oleh sebab itu dikatakan berhubungan. Sedangkan penelitian ini diperoleh p value 0,159 maka dapat disimpulkan Ho diterima artinya tidak terdapat hubungan antara umur dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara TKIII Manado, oleh sebab itu dikatakan tidak sejalan. Adapun hasil penelitian yang sejalan dengan penelitian ini yang dilakukan olejh Setiyaningsih (2013) di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran menujukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara umur dengan kinerja perawat karna hasil uji menunjukkan p value dengan tingkat kesalahan 0,05. Oleh sebab itu hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini. Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja. Menurut Sunyoto (2015) mengemukakan bahwa usia yang sudah lanjut makin sulit dalam mengembangkan karir dan faktor usia juga bisa mempengaruhi kinerja seorang. Teori ini juga didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Kanestren (2009) bahwa faktor usia bisa mempengaruhi kinerja perawat dilihat dari sejumlah kualitas positif yang dibawa para pekerja lebih tua pada pekerjaan mereka. Tetapi para pekerja yang lebih tua dipandang kurang memiliki fleksibilitas dan sering menolak tekonologi baru. Hubungan Antara Masa Kerja dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Bhayangkara TKIII Manado. Hasil penelitian menujukkan bahwa dari 62 responden yang berhasil diwawancarai, terdapat 25 (40%) responden yang memiliki kinerja yang kurang baik diantaranya yaitu 20 responden yang masa kerjanya sudah 6 bulan dan 5 (8%) responden yang lain masa kerjanya < 6 bulan. Adapula perawat yang memiliki kinerja baik yaitu 37 responden (60%) dan diantaranya terdapat 27 (43%) yang masa kerjanya 6 bulan sedangkan untuk perawat yang memiliki masa kerja < 6 bulan yaitu 10 (16%) responden Hasil uji statistik menggunakan Chisquare dengan tingkat kesalahan 0,06 diperoleh p value 0,536. Hal ini berarti Ho diterima sehingga tidak terdapat hubungan antara masa kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakir Bhayangkara TKIII Manado. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Asmuji (2010) di Instalasi Rawat Inap RSU. DR. H. Koesnadi Bondowoso mengena hubungan antara masa keja dengan kinerja perawat. Hasil penelitian tersebut menujukkan bahwa hasil uji 7

8 statistik antara masa kerja dengan kinerja perawat diperoleh nilai p value 0,301 yang artinya melebihi nilai α sehingga Ho diterima, dengan demikian hasil tersebut dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara masa kerja dengan kinerja perawat. Selain itu adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyo (2015) yang tidak sejalan dengan penelitian ini karna hasil penelitian tersebut menujukan nilai p value 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian tersebut terdapat hubungan antara masa kerja dengan kinerja perawat. Adapun juga hasil penelitian yang mendukung penelitian yang dilakukan oleh Setyo yaitu penelitian Kumajas (2014) menunjukkan berdasarkan hasil uji statistik, hasil yang diperoleh p value 0,000 yang artinya Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antar masa kerja dengan kinerja perawat sedangkan hasil penelitian ini memnjukan p value 0,526 yang artinya tidak terdapat hubungan antara masa kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangka TKIII Manado sehingga penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian ini. Teori yang dikemukakan oleh Sunyoto (2015) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu masa kerja. Teori tersebut juga didukung dengan teori yang dikemukakan oleh Siangian (2016) bahwa masa kerja merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kinerja. Teori tersebut ada kebenarannya juga karna dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara masa kerja dengan kinerja seseorang tetapi teori tersebut tidak dapat mendukung hasil penelitian ini karna hasil penelitian ini menujukkan tidak terdapat hubungan antara masa kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara TKIII Manado sehingga teori tersebut bisa dikatakan bertolak belakang dengan hasil penelitian ini. Hasil penelitian yang menghubungkan antara kepemimpinan dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara TKIII Manado bahwa terdapat 12 (19%) perawat yang memiliki kinerja yang kurang baik serta merasa kepemimpinan di Rumah Sakit Bhayangkara di Rumah Sakit Bhayangkara kurang baik. Adapun yang menyarakan responden yang mempunyai kinerja baik serta merasa kepemimpinan di Rumah Sakit Bhayangkara baik yaitu sebanyak 26 (42%) responden. Berdasarkan hasil uji statistik dengan tingkat kesalahan (α) 0,05 menujukan p value 0,012 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara TKIII Manado. 8

9 Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Lousyiana (2014) mengenai pengaruh gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kepuasan kerja dan kinerja perawat di Rumah Sakit Islam IBNU Sina Pekanbaru menyatakan bahwa ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja perawat (p=0,000). Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suhartini (2009) mengenai hubungan kekuasaan kepemimpinan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Hengky (2017) mengenai hubungan persepsi perawat terhadap gaya kepemimpinan kepala ruang dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul yang menujukan bahwa terdapat hubungan. Beberapa penelitian tersbut dapat disimpulkan secara umum bahwa terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja perawat. Gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi kinerja seseorang. Adapun teori yang dikemukakan oleh Burhanuddin (2015) bahwa faktor kepemimpinan dapat mempengaruhi kinerja seseorang saat dia bekerja. Oleh sebab itu, berdasarkan teori tersebut, hasil penelitian ini sejalan atau dapat mendukung teori yang telah dikemukakan oleh burhanuddin. KESIMPULAN 1. Tidak terdapat hubungan antara umur dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara TKIII Manado. 2. Tidak terdapat hubungan antara masa kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara TKIII Manado. 3. Terdapat hubungan yang bermakna antara kepemimpinan dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhayangkara TKIII Manado. SARAN 1. Bagi Rumah Sakit a. Diharapkan agar perawat dapat mempertahankan serta meningkatkan kinerja yang sudah mereka capai. Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi. Jiwa kepemimpinan harus lebih dikembangkan guna untuk mencapai hasil yang lebih baik. b. Melakukan pelatihan kepada perawat yang termasuk dalam kelompok umur produktif. c. Untuk perawat yang memiliki masa kerja yang lebih lama dibandingkan perawat lain, untuk saling membagi pengalaman dalam melaksanakan 9

10 tugas serta tanggung jawab yang ada di Rumah Sakit. 2. Bagi dunia pendidikan dan penelitian selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukkan untuk menambah wawasan juga sebagai pembanding dengan penelitian selanjutnya serta dapat memperluas variabel penelitian. DAFTAR PUSTAKA Sunyoto D, Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. CAPS : Yogyakarta. Siangian S, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. Kumajas, 2014.Hubungan Karakteristik Individu Dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Datoe Binakang Kabupaten Bolaang Mongondow. at.ac.id/index.php/jkp/article/vie w/5304. Kanestren, 2009.Analisis Hubungan Karakteristik Indivudu dan Lingkungan Kerja Dengan Kinerja Perawat di Unit Rawat Inap RD Pertamina Jaya. etail,id125568&lokasi=lokalhori zontaltab5martoyo S, ManajemenSumberDayaManusi a.yogyakarta : BPFE. Asmudji, 2010.Hubungan Faktor Karakteristik Perawat Dengan Kinerja Perawat Dalam Pendokumentasi Asuhan Keperawatan Di Instalasi Rawat Inap RSU.DR.H.Koesadi Bundowoso. ember.ac.id/download.php?id= Burhanudin Y Manejemen Sumber Daya Manusia di Lembaga Keuangan Syariah PT RajaGrafindo Persada : Jakarta Hengky M, Hubungan Persepsi Perawat Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Di RS PKU Muhamadiyah Bantul Lousyiana T, 2015.Pengaruh Gaya Kempemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasaan Kerja Dan Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekan Baru. l?url= /index.php/jtmb/article/downlo ad/3021/2953&rct=j&sa=u&ve d=2ahukewierys_lbaahulqy8khdzqcoeqf jaqegqlarab&q=tiara+thita+ 10

11 lousyiana&usg=aovvaw3gytu 7Ze9iHJdYuw-5--ed Hengky M, Hubungan Persepsi Perawat Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Di RS PKU Muhamadiyah Bantul 11