BAB I PENDAHULUAN. mempunyai daya tarik sendiri dengan berbagai cara. Perempuan terlahir dengan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sosok perempuan sangat menarik untuk diperbincangkan. Perempuan mempunyai daya tarik sendiri dengan berbagai cara. Perempuan terlahir dengan sosok yang memiliki lekuk tubuh menawan, sehingga menyiratkan banyak arti dan nilai berbeda. Tak sedikit perempuan yang dipilih menjadi objek seni untuk dieksploitasi tubuhnya. Sejak dulu, perempuan sering kali digambarkan sebagai sosok yang sensual dan erotis dalam karya seni. Kebanyakan kajian mengenai eksploitasi perempuan dalam karya seni selalu ditempatkan dalam diskursus studi gender. Kajian tersebut bertujuan untuk menghilangkan bias gender dalam seni, meminta kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam aktivitas seni. Sejak dulu karya sastra telah menjadi culture regime dan memiliki daya pikat kuat terhadap persoalan gender. Paham tentang wanita sebagai orang lemah lembut, permata, bunga, dan sebaliknya pria sebagai orang yang cerdas, aktif, dan sejenisnya selalu mewarnai sastra kita. Citra wanita dan pria tersebut seakan-akan telah mengakar di benak penulis sastra. Lebih tragisnya lagi, ketika sastrawan pria bicara perempuan sering tersurat pemojokan-pemojokan nasib perempuan pada pihak yang minus atau negatif (Endraswara, 2011: 143). Eksploitasi perempuan dalam berbagai bentuknya didukung oleh faktor ekonomi dan kapitalisme. Industri hiburan dan jasa berbau seks menjadi salah satu ladang bisnis yang keuntungannya terbukti paling menggiurkan. Kajian yang 1

2 2 dibingkai dalam kerangka feminisme ini tidak dapat menjadi solusi bagi eksploitasi perempuan dalam karya seni. Eksploitasi perempuan dalam aktivitas kesenian mau tidak mau menyeret pada kasus pornografi. Perempuan ada dalam setiap cabang kesenian, mulai dari seni musik, seni lukis, seni pahat, seni sastra, bahkan seni pertunjukan tradisional. Dibandingkan sebagai pelaku seni, perempuan lebih banyak dijadikan objek seni yang mengarah kepada penonjolan eksotisme seksual dan tentunya mengarah pula pada pelecehan seksual yang menyinggung derajat dan martabat perempuan (Astuti, 2014). Eksploitasi perempuan terdapat dalam banyak hal, salah satunya dalam seni tari. Sebagai seorang penari haruslah siap dengan eksploitasi yang ditujukan kepadanya. Eksploitasi tubuh tidak akan bisa terlepas dari diri seorang penari, apalagi penari tradisional yang identik dengan pakaian terbuka. Endraswara (2011: 143) juga memaparkan, bahwa dalam karya sastra Jawa klasik, (semakin) tampak jelas bahwa perempuan adalah obyek erotik bagi laki-laki. Terlebih sastrawan laki-laki, tentu obsesinya bercampur dengan bayangan-bayangan erotis. Tampak sekali bahwa perempuan adalah obyek citraan yang manis dan diselubungi derap seksual. Tak sedikit, sastrawan yang mencitrakan perempuan sebagai sosok yang penuh kelembutan, kesetiaan, susiala, rendah hati, pemaaf, dan penuh pengabdian. Perempuan sebagai figur yang patut diperebutkan oleh laki-laki, terutama karena kecantikan dan kebolehannya. Salah satu bentuk eksploitasi perempuan tertuang dalam karya sastra berupa novel. Novel sebagai salah satu bentuk karya sastra yang melukiskan gerak para tokoh, serta adegan kehidupan nyata yang digambarkan dalam suatu alur atau

3 3 suatu keadaan dengan berbagai tema yang sesuai dengan perkembangan zaman. Pada novel, tokoh merupakan salah satu unsur terpenting karena tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa dalam cerita. Tokoh tentunya mengalami berbagai macam problem dalam menjalani hidupnya. Tokoh yang akan membuat sebuah karya sastra semakin hidup. Dalam novel inilah terlihat jelas pengeksploitasian perempuan ronggeng dalam memenuhi adat atau tradisi budaya, sehingga novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari ini sangat sesuai dikaji menggunakan teori feminisme radikal. Feminisme radikal membawahi eksploitasi terhadap tubuh perempuan yang seringkali hanya dijadikan jajahan oleh kaum lelaki. Hal inilah yang diterima oleh tokoh utama yang dilukiskan oleh pengarang secara gamblang dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk. Novel serupa juga pernah diteliti dengan teori yang berbeda. Penelitian terdahulu berjudul Analisis Instink pada Tokoh Utama Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari oleh Amelia Wati (2006). Amelia Wati memusatkan penelitiannya pada metode penokohan diskursif, penokohan dramatik, dan penokohan konteksual yang ditampilkan pengarang dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Hasil dari penelitian milik Amelia Wati ini membahas tentang bagaimana persepsi, emosi, dan perilaku pada tokoh utama yang terdapat dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Masih dengan novel yang sama, Luluk Hidatul Zahro (2013) dengan judul Kajian Problem Psikologi Sosial Tokoh Utama dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, peneliti terdahulu mengkaji tentang problem psikologi

4 4 sosial yang dialami oleh tokoh utama dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk. Pada penelitian kedua ini, peneliti lebih fokus kepada masalah psikologi sosial yaitu konflik yang ada dalam novel tersebut. Peneliti lebih menekankan pada bentuk problem psikologi sosial tokoh utama dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Dua penelitian terdahulu dengan peneliti kali ini mempunyai perbedaan dalam pembahasan, Keunikan dari penelitian ini adalah mengkhususkan pada analisis eksploitasi yang diterima oleh tokoh utama. Selain menganalisis eksploitasi yang diterima oleh tokoh utama, peneliti juga mendeskripsikan tentang penyebab eksploitasi yang melatarbelakanginya. Berdasarkan latar belakang tersebut yang telah dipaparkan di atas, maka Eksploitasi Perempuan Penari dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari: Kajian Feminisme adalah judul yang dipilih peneliti untuk dianalisis dengan menggunakan pendekatan feminisme. 1.2 Batasan Masalah Pada uraian latar belakang di atas, maka batasan masalah dibatasi pada kajian feminisme radikal yang terdapat dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Agar penelitian ini menjadi pokok bahasan yang terfokus, maka obyek penelitian ini difokuskan pada (a) bentuk eksploitasi, dan (b) faktorfaktor penyebab eksploitasi. Kajian ini lebih dikhususkan pada eksploitasi tubuh perempuan dan segala bentuk aspek keperempuanan tokoh Srintil sebagai perempuan penari dalam novel tersebut.

5 5 1.3 Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah bentuk eksploitasi tokoh utama sebagai seorang perempuan penari pada novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari? 2. Bagaimana faktor-faktor yang melatarbelakangi pengeksploitasian perempuan penari dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kajian feminisme radikal yang terfokus pada jenis pengeksploitasian perempuan penari pada tokoh utama dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan bentuk eksploitasi tokoh utama sebagai seorang perempuan penari pada novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. 2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang melatarbelakangi pengeksploitasian perempuan penari dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari.

6 6 1.5 Manfaat Penelitian Secara Teoretis 1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu sastra Indonesia, khususnya dengan tinjauan feminisme yang berpijak pada pendekatan feminisme radikal dalam aspek eksploitasi perempuan. 2. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan kajian bacaan sebagai bagian dari karya sastra. 3. Penelitian ini juga dapat dijadikan bahan perbandingan atau acuan bagi penelitian berikutnya karena tidak menutup kemungkinan bagi adanya peneliti selanjutnya untuk meneliti dengan cakupan yang lebih luas. 4. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai kajian studi interdisiplin ilmu sastra dengan bidang ilmu yang lain. 5. Bermanfaat juga sebagai bekal pengalaman di bidang penelitian yang berhubungan dengan analisis menggunakan teori feminisme, khususnya yang menggunakan objek berupa novel Manfaat Praktis Secara praktis hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi pengajaran Sastra Diharapkan dari hasil penelitian ini bermanfaat dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Di samping itu dapat menambah wawasan dan pengetahuan guru dan peserta didik dalam memahami novel-novel yang

7 7 akan dijadikan bahan pengajaran. Selain itu juga diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan terhadap apresiasi sastra terutama pada novel. 2. Bagi pembaca Diharapkan dari hasil penelitian ini bermanfaat dalam mengetahui bagaimana novel yang dikaji menggunakan teori feminisme terlebih terfokus pada feminism radikal yang berpusat pada aspek biologis seorang perempuan. 1.6 Penegasan Istilah Adapun penegasan istilah yang terdapat pada penelitian yang berjudul Analisis Eksploitasi Perempuan Penari dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari: Kajian Feminisme adalah sebagai berikut. 1. Feminisme: Gerakan kaum perempuan yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum perempuan dan laki-laki. Persamaan hak itu meliputi semua aspek kehidupan, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya (Sugihastuti, 2010: 61). 2. Feminisme Radikal: Aliran feminisme yang menganggap bahwa penguasaan fisik perempuan oleh laki-laki, seperti hubungan seksual sebagai bentuk dasar penindasan terhadap kaum perempuan (Fakih, 2011:85). 3. Eksploitasi: Suatu tindakan pendayagunaan, pengusahaan berupa pemanfaatan untuk kepentingan atau keuntungan sendiri (Agustin, 186).

8 8 4. Eksploitasi Perempuan: Suatu tindakan memanfaatkan tubuh seorang perempuan (wanita) untuk kepentingan sesuatu (misalnya bisnis), penindasan perempuan yang malah dilanggengkan oleh berbagai cara dan alasan karena menguntungkan (Sugihastuti, 2007: 58). 5. Eksploitasi Seksual: Pengisapan atau penggunaan serta pemanfaatan relasi seks semaksimal mungkin oleh pihak pria (Kartono, 1992: 208). 6. Perempuan: Orang (manusia) yang mengalami menstruasi, hamil, dapat melahirkan anak, menyusui dan dapat berstatus sebagai seorang istri (Sugihastuti, 2007: 186).