BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
|
|
- Teguh Tedjo
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke masih menjadi salah satu masalah utama kesehatan, bukan hanya di Indonesia namun di dunia (Panella et al. 2012;Bejot et al. 2007). Stroke menjadi penyebab kematian nomor dua di seluruh dunia setelah penyakit jantung iskemik (Donnan et al. 2008), 9% dari kematian dunia adalah karena stroke. Di negara maju stroke menjadi penyebab nomor satu admisi pasien ke rumah sakit, dengan proporsi kematian sebanyak 20% dalam 28 hari pertama perawatan (Panella et al. 2012). World Health Organization (WHO) menambahkan bahwa di negara maju stroke adalah penyebab kematian dan disabilitas nomor tiga (WHO PATH 2009). Data dari American Hearth Association (AHA) pada tahun 2007 menyebutkan bahwa setiap 40 detik terdapat 1 kasus baru stroke, dengan prevalensi pasien stroke setiap tahunnya. Angka kematian akibat stroke ini mencapai 1 per 18 kematian di Amerika Serikat (Roger et al. 2011). Data di Indonesia menyebutkan kecenderungan peningkatan yang bermakna, baik angka kematian, kejadian, maupun kecacatan yang diakibatkan karena stroke. Data Kementrian Kesehatan RI menunjukkan bahwa stroke adalah penyebab kematian nomor satu pada pasien yang dirawat di rumah sakit, 8 per 1000 orang di Indonesia terkena stroke dan setiap 7 orang yang meninggal di Indonesia 2 diantaranya karena stroke (Kemenkes 2011). Tidak hanya mortalitas, stroke juga menjadi penyebab nomor satu disabilitas di dunia (Panella et al ; Bejot et al. 2007;Feigin et al. 2003) dengan biaya perawatan yang tinggi (Donnan et al. 2008;Schwamm et al. 2005), mencapai 2-4% dari total pembiayaan pelayanan kesehatan (Donnan et al.2008). Meskipun sistem diagnosis dan pelayanan stroke telah meningkat namun angka mortalitas akibat stroke masih tinggi. Pada sejumlah penelitian mengenai kejadian stroke, angka kejadian stroke yang terbesar adalah stroke iskemik. Dalam penelitian yag dilakukan di Australia dan Jerman, data dari 4578 kasus stroke didapatkanbahwa stroke iskemik adalah jenis stroke yang paling sering terjadi, yaitu dengan presentase sebesar 67,3-80,5%. Sedangkan sisanya 6,5-19,6% adalah stroke perdarahan intracerebral, 0,8-1
2 2 7,0% perdarahan subarachnoiddan 2,0-4,5% tidak terklasifikasi (Feigin et al. 2003;Kirshner et al. 2005). Demikian juga yang terjadi di Indonesia, insiden stroke iskemik menduduki peringkat tertinggi dibandingkan dengan stroke tipe lainnya. Meskipun demikian stroke perdarahan mempunyai tingkat keparahan yang lebih buruk dibandingkan dengan stroke iskemik. Angka kematian yang diakibatkan oleh stroke perdarahan lebih besar dibandingkan stroke iskemik. (Fatwiadi 2009). Hal ini menjadikan kedua jenis stroke, baik stroke iskemik maupun stroke perdarahan menjadi penting untuk diteliti. Berbagai penelitian telah dilakukan sehubungan dengan terapi dan manajemen klinis dalam pelayanan pasien stroke akut. Namun penelitianpenelitian tersebut membuktikan bahwa sistem pelayanan stroke yang ada masih sangat bervariasi, baik dalam hal terapi (Bliss 2011) maupun sistem organisasi pelayanan dan outcome (Wolfe et al ; Bhalla et al ; Addo et al. 2011). Proses pelayanan menjadi salah satu faktor penentu outcome (Weir et al. 2001). Dalam penelitian Panella pada tahun 2003 disebutkan bahwa pelayanan stroke ditentukan oleh sistem dan keahlian tenaga medis. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya variasi dalam proses penyelenggaraan pelayanan pasien stroke akut. Dalam penelitiannya tersebut Panella menyebutkan bahwa ada 3 faktor utama penentu variasi dalam sebuah pelayanan kesehatan, yaitu perbedaan jenis pelayanan, perbedaan dalam menyajikan pelayanan kesehatan yang berbasis bukti, dan perbedaan profesionalisme tenaga medis. Diantara ketiga faktor tersebut, yang paling berperan besar adalah faktor profesionalisme tenaga medis dan faktor pemberian pelayanan yang berdasarkan bukti medis (Panella et al. 2003). Hingga kini masih terdapat variasi yang luas dalam tindakan terapi dan model organisasi untuk pasien stroke (Brandt 2007 ; Addo et al. 2011). Berdasarkan filosofi Continuous Quality Improvement (CQI) perbaikan kualitas yang berkesinambungan harus terus diupayakan dalam rangka mencapai pelayanan, yang berbasis pada kepuasan pelanggan. Untuk mencapai komitmen tersebut pembaharuan dalam sistem manajemen klinis harus terus dilakukan. Cara paling efektif untuk meningkatkan kualitas pelayanan adalah dengan mengurangi variasi proses (Cheah 2000). Diperlukan adanya pelayanan stroke yang lebih
3 3 terorganisir untuk mempersempit variasi dan menunjang kualitas pelayanan stroke yang lebih baik (Bhalla et al. 2004). Sistem manajemen kualitas yang baik dapat membantu mengontrol variasi untuk memperoleh proses pelayanan yang berkualitas (Kunkelet al. 2007). Oleh karena itu pelayanan stroke haruslah multidisiplin, terkoordinasi, komprehensif, dan terintegrasi. Sebuah penelitian oleh Govan (2008) memberikan hasil bahwa proses pelayanan stroke yang lebih terorganisir mendorong hasil outcome yang lebih baik (Govanet al. 2008). Salah satu terobosan yang digunakan dalam manajemen klinis untuk memperkecil adanya variasi proses adalah dengan pemberlakuan clinical pathway (Pinzon et al. 2009a). Clinical pathway telah terbukti mengurangi variasi yang tidak perlu dalam proses pelayanan. Melalui perencanaan perwatan pasien yang jelas clinical pathway mendorong proses pelayanan yang lebih efisien dan mendorong efektivitas terhadap biaya pelayanan (Cheah 2000a). Sesuai dengan tujuan pathway yaitu memberikan pelayanan terpadu yang merangkum setiap proses dan langkah terbaik berdasarkan standar pelayanan dan perawatan yang berbasis bukti. Clinical pathway diharapkan dapat menjadi perpanjangan tangan sebuah pelayanan medis yang berbasis bukti. Sistem organisasi dan pelayanan multidisiplin stroke yang terorganisir akan menurunkan kematian, menurunkan angka kecacatan dan memperbaiki status fungsional pasien stroke (Taylor et al. 2006). Rumah Sakit Bethesda (RS Bethesda) adalah rumah sakit swasta yang memiliki pelayanan unggulan yaitu unit stroke. Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan unit stroke sejak tahun 2009, unit stroke RS Bethesda telah secara rutin mengimplementasikan sebuah clinical pathway untuk penatalaksanaan pasien dengan stroke, baik stroke iskemik maupun stroke perdarahan. Clinical pathway ini telah dirintis sejak tahun 2008, dengan melalui beberapa tahap sebelum pada akhirnya diujicobakan. Tim clinical pathway yang dibentuk multidisiplin, terdiri dari dokter, perawat, fisioterapis, ahli gizi dan farmasis. Tahap-tahap yang dilakukan mulai dari penilaian dan analisis situasi (yang meliputi pemetaan proses pelayanan, pelacakan pustaka, telaah kritis
4 4 pustaka) desain dan pengembangan pathway yang disesuaikan kondisi lokal rumah sakit (termasuk pengembangan konsensus dan pengenalan/sosialisasi), hingga kemudian dilakukan tahap uji coba. Hingga saat ini clinical pathway tersebut mengalami tiga kali pembaharuan, sejak tahun 2012 clinical pathway yang terbaru mulai diberlakukan secara penuh. Telah dilakukan beberapa kali evaluasi sehubungan dengan efektivitas clinical pathway di RS Bethesda. Pinzon et al. pada tahun 2009 meneliti tentang kemampulaksanaan clinical pathway dalam memperbaiki proses pelayanan pasien stroke. Dalam penelitian tersebut ada 4 indikator proses yang diteliti, yaitu: pelacakan faktor risiko, penilaian fungsi menelan, CT scan dalam 24 jam, konsultasi gizi dan penilaian status fungsional. Hasil dari penelitian tersebut berupa pencapaian indikator proses pada kelompok pasien dengan clinical pathway dengan proporsi 97% untuk pelacakan faktor risiko, 100% untuk penilaian fungsi menelan, 100% untuk CT scan dalam 24 jam, 100% untuk konsultasi gizi dan 86% untuk penilaian status fungsional. Dari hasil penelitian tersebut memperlihatkan bahwa pemberlakuan clinical pathway secara signifikan memperbaiki indikator proses untuk pelayanan stroke (Pinzon et al. 2009b). Pada tahun 2012 Diana meneliti efektivitas penggunaan obat pada terapi stroke dengan membandingkan antara grup dengan intervensi dan tanpa intervensi clinical pathway. Hasilnya clinical pathway terbukti menciptakan efisiensi dan efektivitas penggunaan obat dalam terapi pasien stroke akut. Penelitian mengenai dampak clinical pathway terhadap outcome klinis pasien stroke sedang dalam tahap pelaporan. Masih terdapat perdebatan mengenai efektivitas clinical pathway terhadap outcome pasien stroke (Panella et al ; T Rotter et al ; Donnan et al ; Taylor et al. 2006). Mortalitas adalah outcome yang signifikan merepresentasikan kualitas pelayanan stroke (WHO PATH 2009). Penelitian Gray et al. (2006) memperlihatkan bahwa keparahan kasus dan perbedaan sistem pelayanan memberikan hasil yang signifikan terhadap outcome stroke. Sejalan dengan Gray et al. (2006), studi randomized control trial oleh Panella (2012), yang menilai dampak clinical pathway terhadap mortalitas, didapatkan hasil
5 5 bahwa pemberlakuan clinical pathway memperbaiki outcome dengan menurunkan angka mortalitas. Berbeda dengan penelitian Panella et al (2012), Rotter (2010) pada penelitiannya mendapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap outcome klinis pasien berupa mortalitas dan angka readmisi.demikian juga Taylor (2006) pada penelitiannya menunjukkan bahwa clinical pathway tidak terbukti memperbaiki outcome pasien stroke. Mortalitas pasien pun tidak berbeda bermakna pasca pemberlakuan clinical pathway. Sejalan dengan penelitian Taylor, Salvador (2010) menegaskan bahwa clinical pathway hanya memperpendek lama hari perawatan, namun tidak demikian dengan mortalitas. Ketidakpastian hasil penelitian tentang dampak dari sebuah clinical pathway terhadap outcome pasien stroke memberikan pertanyaan tersendiri, padahal fungsi clinical pathway dirancang adalah untuk menstandardisasi proses pelayanan yang selanjutnya diharapkan akan dapat menstandarisasikan outcome pasien. Hal ini memberikan asumsi bahwa masih terdapat variasi dalam pencapaian indikator proses pelayanan. Disamping outcome, proses juga merupakan indikator kualitas pelayanan (Donabedian 1966). Oleh karena itu dirasakan penting untuk dilakukan evaluasi kembali bagaimana dampak clinical pathway terhadap indikator proses disamping dampaknya terhadap indikator outcome. Pembaharuan dalam sistem manajemen klinis harus terus dilakukan dalam upaya mewujudkan sebuah sistem pelayanan stroke yang berkualitas dan mampu menjawab kebutuhan pasien. Oleh karena itu penting bagi penulis untuk membuktikan bahwa clinical pathway sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas yang berkelanjutan benar-benar dapat memberikan kontribusi yang bermakna terhadap indikator mutu pelayanan pasien stroke di RS Bethesda. Mengingat proses dan outcome adalah indikator mutu dari pelayanan kesehatan (Donabedian 1966) maka akan dilakukan penelitian lebih lanjut oleh penulis guna mengevaluasi dampak clinical pathway terhadap kualitas pelayanan stroke di RS Bethesda Yogyakarta yang dinilai dari pencapaian indikator proses dan outcome pelayanan.
6 6 B. Perumusan Masalah Clinical pathway adalah bentuk nyata dari upaya perbaikan mutu yang berkelanjutan. Unit stroke adalah salah satu pelayanan unggulan di RS Bethesda. Sebagai salah satu unit yang padat volume, padat risiko dan padat biaya, RS Bethesda telah memberlakukan penerapan rutin clinical pathway sebagai bagian dari indikator manajemen pasien stroke. Banyak penelitian yang membuktikan efektivitas clinical pathway dalam menunjang mutu pelayanan, namun damapaknya terhadap outcome masih menjadi perdebatan. Efektivitas clinical pathway terhadap outcome pasien masih belum menunjukan bukti yang jelas. Oleh karenanya, dampak clinical pathway terhadap proses pelayanan dan outcome pasien stroke yang dirawat di RS Bethesda Yogyakarta menarik untuk dikaji dengan menggunakan indikator proses dan indikator outcome. Oleh karena itu disusun perumusan masalah yaitu: 1. Apakah pemberlakuan clinical pathway berdampak terhadap proses pelayanan stroke di RS Bethesda Yogyakarta? 2. Apakah pemberlakuan clinical pathway berdampak terhadap outcome mortalitas pasien stroke di RS Bethesda Yogyakarta? 3. Apakah proses pelayanan stroke berhubungan dengan outcome mortalitas pasien stroke di RS Bethesda Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengevaluasi dampak clinical pathway terhadap kualitas pelayanan pasien stroke di RS Bethesda berdasarkan indikator proses dan outcome. D. Manfaat Penelitian Hasil akhir yang diperoleh dari penelitian ini bermanfaat untuk: a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat membekali pengetahuan serta keterampilan manajemen klinis, sehingga diharapkan dapat menunjang karir masa depan peneliti.
7 7 b. Bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi dan referensi tertulis mengenai dampak clinical pathway yang selama ini masih diperdebatkan efektivitasnya terhadap outcome pasien stroke akut. c. Bagi rumah sakit diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam rangka efektifitas dan efisiensi pelayanan. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana perbaikan mutu yang berkesinambungan dalam upaya mencapai pelayanan yang berbasis pada kepuasan pasien.
8 8 E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian Penulis (tahun) Tujuan Lokasi Rancangan penelitian (Panella et al. Italia 2012) Mengevaluasi efektivitas clinical pathway terhadap outcomestroke. Randomized Control Trial (RCT) Sampel 14 unit stroke dengan 814 subyek (405 clinical pathway dan 409 non clinical pathway) Hasil utama Clinical pathway terbukti: Menurunkan risiko mortalitas pada 7 hari pertama perawatan Menurunkan risiko ketergantungan. Meningkatkan penerapan prosedur diagnosis dan terapi. (T Rotter et al. 2010) Menilai dampak clinical pathway terhadap tenaga professional, outcome pasien, LOS (length of stay) dan cost pelayanan Jerman Meta analisis, RCT,before and after study dan interrupted time series study 27 penelitian, sampel Membandingkan: 1. Clinical pathway vs perawatan biasa 2. Clinical pathway sebagai bagian dari intervensi vs perawatan biasa Hasil: 1. Clinical pathway vs perawatan biasa: Komplikasi berkurang (OR:0,58 ; CI 95% 0,36-0,94), Kelengkapan dokumentasi meningkat (OR: 11,95: 95% CI 4,72-30,30) Tak da bukti terdapat perbedaan kejadian readmisi ataupun mortalitas. Terdapat penurunan LOS dan cost perawatan. 2. Tidak terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara grup control dan grup pembanding
9 9 (De Luca et al. 2009) Mengevaluasi dampak emergency clinical pathway (ECP) pada pasien stroke. Italia RCT 4895 subyek (2656 clinical pathway dan 2239 kontol). Clinical pathway terbukti terdapat efikasi, efisiensi, feasibilitas dalam meningkatkan kualitas pelayanan pasien stroke. (Pinzon et al. 2009b) Mengevaluasi dampak clinical pathway dalam memperbaiki proses pelayanan pasien stroke Yogyakarta Kuasi eksperimental 167 pasien (117 non clinical pathway dan 50 clinical pathway) Pemberlakuan clinical pathway secara signifikan memperbaiki indikator proses untuk pelayanan stroke. Hasil: pelacakan faktor risiko: 72% : 97% Penilaian fungsi menelan : 0% : 100% Ct scan 24 jam : 100% :100% Konsultasi gizi : 84% : 100% Penilaian fungsional : 34% : 86%
10 10 Penelitian ini dibandingkan dengan penelitan oleh (Panella et al. 2012) sama-sama meneliti dampak clinical pathway terhadap outcome. Perbedaan dan keaslian terdapat pada indikator outcome yang diukur dan desain penelitian yang digunakan. Pada penelitian Panella outcome yang diukur adalah mortalitas, komplikasi, disabilitas, laju readmisi, LOS, dan level ketergantungan subyek. Sedangkan dalam penelitian ini yang diukur adalah indikator proses dan indikator outcome pelayanan yang berdasarkan Australian Clinical Indicator Report (ACIR ), Joint Commission International (JCI 2011), Canadian Stroke Strategy (CSS 2011) dan World Health Organization Performance Assessment Tools for Quality Improvement in Hospital (WHO PATH 2007). Untuk desain penelitian Panella menggunakan randomized control trial sedangkan peneliti menggunakan desain kuasi eksperimental. Penelitian ini dan penelitian oleh De Luca et al sama-sama meneliti tentang dampak clinical pathway terhadap peningkatan kualitas pelayanan pasien stroke akut, keaslian penelitian terletak pada variable dependent. De Luca et al meneliti dampak clinical pathway terhadap efikasi (daya guna) dan fisibilitas (kemudahan) dengan subyek penelitian pasien stroke akut dan metode randomized control trial, sedangkan pada penelitian ini peneliti mengukur dampak terhadap hasil guna (efektivitas) yang tercermin dalam pencapaian indikator proses dan outcome berdasarkan JCI 2011, dengan subyek penelitian pasien stroke dan metode penelitian kuasi eksperimental. Dibandingkan dengan penelitian Pinzon (2009) perbedaan penelitian ini terletak pada jenis indikator proses yang lebih banyak, jenis stroke yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti mencoba menghubungkan pencapaian indikator proses terhadap outcome pelayanan yang berupa angka mortalitas.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Acute coronary syndrome (ACS) adalah salah satu manifestasi klinis penyakit jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diterapkannya aturan sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sejak tanggal 1 Januari 2014 menuntut agar rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan merupakan prioritas baik bagi pihak penyedia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan merupakan prioritas baik bagi pihak penyedia jasa maupun bagi masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan kesehatan. Menurut Pohan (2012) pendekatan
Lebih terperinciPeraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1438/Menkes/per/IX/ 2010 tentang standar pelayanan kedokteran Bab V pasal 10 ayat 4 berbunyi:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kardiovaskuler saat ini menempati urutan pertama penyebab kematian di dunia yaitu (12,8%), negara maju 15.6% dan di negara berkembang 13,7%, (WHO,
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini bedah caesar merupakan metode yang semakin sering digunakan dalam proses melahirkan. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya angka kejadian bedah caesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang semakin berkembang, tantangan. terhadap pelayanan kesehatan ini mengisyaratkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman yang semakin berkembang, tantangan terhadap pelayanan kesehatan ini mengisyaratkan bahwa mekanisme pasar didominasi oleh organisasi kesehatan yang mampu memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dan stroke iskemik sebagai kasus utamanya (Fenny et al., 2014). Penderita penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembunuh kedua dari daftar penyebab kematian di dunia setelah penyakit jantung iskemik adalah stroke. Stroke telah bertanggung jawab atas kematian 6.7 juta manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem informasi manajemen adalah hal yang saat ini banyak dikembangkan dalam rangka usaha untuk meningkatkan dukungan layanan di rumah sakit. Adanya sistem informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. fisik, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya (Satyanegara et al, 2009)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan yang cukup besar di dunia. Stroke adalah gangguan fungsi otak fokal maupun secara menyeluruh yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Clinical Pathway, selanjutnya disingkat CP, merupakan konsep perencanaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Clinical Pathway, selanjutnya disingkat CP, merupakan konsep perencanaan pelayanan kesehatan terpadu yang sedang trend digunakan di rumah sakit pada saat ini. CP merangkum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindrom Koroner Akut (SKA)/Acute coronary syndrome (ACS) adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sindrom Koroner Akut (SKA)/Acute coronary syndrome (ACS) adalah salah satu manifestasi klinis Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang utama dan paling sering mengakibatkan
Lebih terperinciB AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pelayanan pasien dan koordinasi asuhan di Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada (RS UGM) masih menjadi permasalahan sekaligus tantangan. Pengamatan di lapangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui
Lebih terperinciCLINICAL PATHWAY (JALUR KLINIS)
CLINICAL PATHWAY (JALUR KLINIS) PENGERTIAN Clinical Pathway (Jalur Klinis) adalah: Suatu cara untuk menstandarisasikan praktik klinis dan umumnya dilaksanakan di rumah sakit Clinical Pathway dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit jantung dan kanker (Ginsberg, 2008). Lebih dari orang meninggal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian ketiga tersering di negara maju, setelah penyakit jantung dan kanker (Ginsberg, 2008). Lebih dari 140.000 orang meninggal setiap
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Pada tahun 2012, diperkirakan sebanyak 17,5 juta orang di dunia
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada tahun 2012, diperkirakan sebanyak 17,5 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskuler dan 85% di antaranya meninggal karena serangan jantung dan
Lebih terperinciPROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO I. PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan merupakan rangkaian kegiatan yang mengandung risiko karena menyangkut keselamatan tubuh dan nyawa seseorang.
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan perubahan tanda klinis secara cepat baik fokal maupun global yang mengganggu fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan, fungsi otak secara
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan stroke, dimana didapatkan data 6 juta orang meninggal dunia, dan 5 juta lainnya mengalami cacat permanen.
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara fokal maupun global, yang berlangsung cepat, lebih dari 24 jam, atau berakhir kematian, tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan penyebab kematian ketiga (10%) di dunia setelah penyakit jantung koroner (13%) dan kanker (12%) dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Empat jenis utama penyakit tidak menular menurut World Health Organization (WHO) adalah
Lebih terperinciStroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Sehat secara jasmani dan rohani adalah keinginan setiap manusia moderen, di era pembangunan di segala bidang yang kini sedang digalakkan pemerintah dituntut sosok manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. 2004).Dan dalam penelitian yang dilakukan oleh Lozano et al dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit yang mengakibatkan kematian terbanyak ke tiga setelah penyakit Jantung Koroner, dan Kanker.Setiap tahunnya, sebanyak 15 juta populasi di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. tidak menular puskesmas menunjukkan angka yang selalu meningkat ditiap tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke sudah tidak asing lagi bagi masyarakat umum saat ini mengingat kejadian yang terus meningkat. Data terbaru dari Riskesdas 2013 menunjukkan terjadi peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penting dari pelayanan kesehatan termasuk hasil yang diharapkan dengan berbasis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Clinical pathway adalah alur yang menunjukkan secara rinci tahap-tahap penting dari pelayanan kesehatan termasuk hasil yang diharapkan dengan berbasis pada bukti-bukti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan masalah medis yang serius karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, kecacatan dan biaya yang dikeluarkan sangat besar. Kecacatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit serebrovaskuler atau yang lebih dikenal dengan stroke merupakan penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis menunjukkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dari pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan saat ini sudah sangat sering dibicarakan, baik dari pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari pihak masyarakat sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu kondisi klinis yang berkembang dengan cepat akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24
Lebih terperinciBAB I dekade berada pada peringkat ke-3 (Minino et al., 2011). Menurut American
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah penyakit serebrovaskular yang memiliki gejala onset mendadak. Definisi stroke secara klinis meliputi empat komponen yakni, kerusakan atau defisit neurologis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanda klinis. Gangguan ini berlangsung lebih dari 24 jam dapat. World, 2008). Di Amerika, dua per tiga orang mengalami defisit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke adalah terganggunya fungsi otak baik lokal ataupun global yang berlangsung secara mendadak dan cepat sehingga menimbulkan gejala dan tanda klinis. Gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyakit jantung dan pembuluh darah telah menduduki peringkat pertama sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskuler saat ini merupakan salah satu penyebab utama kematian di negara maju dan berkembang. Hasil penelitian Tim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke masih menjadi pusat perhatian dalam bidang kesehatan dan kedokteran oleh karena kejadian stroke yang semakin meningkat dengan berbagai penyebab yang semakin
Lebih terperinciSugianto Adisaputro Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
Sugianto Adisaputro Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta National University Hospital (NUH), dibuka th 1985, acute care tertiary university hospital Mempunyai 928 TT dengan berbagai disiplin Para clinician
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar staf medis di RS terjaga profesionalismenya. Clicinal governance (tata kelola
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komite medik adalah perangkat RS untuk menerapkan tata kelola klinis agar staf medis di RS terjaga profesionalismenya. Clicinal governance (tata kelola klinis) merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. negara berkembang, penyakit ini disebabkan oleh kuman. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2014, dari 20 negara di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tuberkulosis merupakan suatu penyakit menular yang banyak ditemukan di negara berkembang, penyakit ini disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis yang sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya tiap tahun semakin meningkat. Di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan akan tuntutan keselamatan pasien atau patient safety di setiap Rumah Sakit (RS), baik dalam maupun luar negeri, kini semakin meluas sejak dipublikasikannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akhir-akhir ini prevalensinya meningkat. Beberapa penelitian epidemiologi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan 90% dari semua kasus DM, yang akhir-akhir ini prevalensinya meningkat. Beberapa penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda klinis fokal atau global yang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab utama kematian secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization (WHO) melaporkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan industri yang padat modal, padat karya dan juga padat teknologi. Teknologi kesehatan dikembangkan untuk memecahkan masalah kesehatan dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang masih merupakan masalah dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit maupun di masyarakat. Anggaran besar harus dialokasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk pasien yang membutuhkan perawatan akut atau mendesak. (Queensland
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah area di dalam sebuah rumah sakit yang dirancang dan digunakan untuk memberikan standar perawatan gawat darurat untuk pasien yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kejadian stroke di Indonesia meningkat dengan tajam. Bahkan, saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di Asia, karena berbagai
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh gangguan kenormalan aliran darah ke otak. Stroke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke merupakan suatu sindrom yang ditandai gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak yang berkembang dengan sangat cepat berlangsung lebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN UKDW. penyakit degeneratif dan man made diseases yang merupakan faktor utama masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi yang sejalan dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengakibatkan perubahan pola penyakit dari
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka kematian karena stroke sampai saat ini masih tinggi. Menurut estimasi World Health Organisation (WHO), pada tahun 2008 ada 6,2 juta kematian karena stroke
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian 1. Gambaran karakteristik Pasien Hasil penelitian diperoleh jumlah subjek sebanyak 70 pasien. Subjek penelitian yang memenuhi kriteria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada. usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab kematian sesudah penyakit jantung pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), stroke. merupakan penyebab kematian kedua di dunia sebanyak 6,9 juta di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut data World Health Organization (WHO), stroke merupakan penyebab kematian kedua di dunia sebanyak 6,9 juta di tahun 2012. [1] Berdasarkan survei nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Diabetes mellitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan RS adalah suatu topik yang senantiasa merupakan isu yang hampir selalu hangat dibahas pada berbagai seminar di media massa. Bahkan sebagian masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. data statistik yang menyebutkan bahwa di Amerika serangan jantung. oleh penyakit jantung koroner. (WHO, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serangan jantung merupakan penyakit mematikan nomor satu di dunia. Banyak data statistik yang menyebutkan bahwa di Amerika serangan jantung menempati posisi pertama
Lebih terperinciPANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN
Lampiran SK Direktur Utama RSI Garam Kalianget No.... tentang Panduan Evaluasi Praktek Dokter PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning :
BAB I DEFENISI Pelayanan yang diberikan kepada pasien di unit pelayanan kesehatan rumah sakit misalnya haruslah mencakup pelayanan yang komprehensif (bio-psiko-sosial dan spiritual). Disamping itu pelayanan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer & Suzane, 2001). Hal ini dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan salah satu masalah psikologi yang banyak dialami oleh seorang pasien di rumah sakit. Kecemasan adalah pengalaman umum manusia dan merupakan emosi
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau usia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (defisit neurologik) akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Secara sederhana stroke
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang semakin sering dijumpai. Telah diperkirakan bahwa pada tahun 1990-an stroke menyebabkan 4,4 juta kematian per tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke sebagaimana pernyataan Iskandar (2004) Stroke sering menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan, ekonomi, dan sosial, serta membutuhkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua. setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total kematian di dunia. Pada tahun 2010, prevalensi stroke secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan gangguan asupan darah di otak yang sering disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah tersebut mengganggu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian rumah sakit Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi social dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. rekam medis harus dijaga kerahasiaannya. (1) c. Rekam medis dalam arti sempit dimaksud kasus-kasus yang tercatat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis a. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi yang padat dengan informasi, teknologi dan pengetahuan, segala sesuatu akan bergerak dan berubah dengan cepat. Perubahan ini akan menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan hilangnya fungsi otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization [WHO], 2014). Hal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan 140 mmhg dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun (Smeltzer C. Suzanne, 2002).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta adanya perubahan paradigma kefarmasian, yaitu Pharmaceutical Care, konsekuensi dari perubahan orientasi tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modernisasi mengakibatkan perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke (Nufus, 2012). Stroke menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan (Ruhyanudin, 2007). Gagal jantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes Nomor 269 Tahun 2008, sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan perawatan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan kebutuhan kesehatan masyarakat dan harapan-harapannya. Seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap tahunnya terdapat 15 juta orang diseluruh dunia menderita stroke. Diantaranya ditemukan jumlah kematian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Stroke adalah salah satu sindrom neurologi yang merupakan masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan penyebab utama angka mortalitas di seluruh dunia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan utama di negara maju dan berkembang. Penyakit ini menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan masalah kesehatan utama di negara maju dan berkembang. Penyakit ini menjadi penyebab nomor satu kematian di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut laporan WHO, Indonesia menempati urutan ke empat terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat DM dengan prevalensi 8,6% dari total
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011).
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Stroke adalah salah satu sindrom neurologi yang merupakan ancaman terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011). Stroke merupakan penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Patient safety adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi pengkajian resiko, identifikasi, dan pengelolaan hal yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang. terjadi akibat penyakit kardiovaskular.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang terjadi akibat penyakit kardiovaskular. Kelainan terjadi pada pembuluh darah di otak dan bersifat fokal. Stroke merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu gangguan disfungsi neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah, dan terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan besar di seluruh dunia sebab tingginya prevalensi dan berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seperti diketahui pengelolaan obat di rumah sakit sangat penting dimana biaya obat yang dikeluarkan pada negara berkembang mengambil dana yang cukup besar yaitu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mortalitasnya yang masih tinggi. Diare adalah penyakit yang ditandai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Diare
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan diwajibkan melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatannya dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu penyakit cerebrovascular dimana terjadinya gangguan fungsi otak yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak (Wardhani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan yang tujuan utamanya memberikan pelayanan jasa terhadap masyarakat sebagai usaha meningkatkan
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke telah menjadi penyebab utama kedua terhadap kejadian disabilitas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke telah menjadi penyebab utama kedua terhadap kejadian disabilitas setelah demensia. Setiap tahun, lima belas juta orang di dunia terkena serangan stroke. Data
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah penyakit neurologis terbanyak yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan sensorik. Kelemahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang paling banyak dialami oleh penduduk di dunia. DM ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah
Lebih terperinci