III KERANGKA PEMIKIRAN
|
|
- Hartono Indradjaja
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Definisi Kemitraan Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kemitraan berasal dari kata mitra yang berarti teman, kawan, pasangan kerja, dan rekan. Kemitraan diartikan sebagai suatu hubungan (jalinan kerjasama dsb) sebagai mitra 7. Kemitraan muncul karena minimal ada dua pihak yang bermitra, dimana kedua pihak saling membutuhkan dan melakukan suatu kerjasama yang saling menguntungkan. Definisi kemitraan menurut undang-undang tercantum dalam UU No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil, bahwa kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar, disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan. Dari definisi kemitraan sebagaimana tersebut di atas, mengandung makna bahwa pengusaha menengah/besar memiliki tanggung jawab moral untuk membimbing dan membina pengusaha kecil agar mampu mengembangkan usahanya sehingga mampu menjadi mitra yang handal untuk menarik keuntungan dan kesejahteraan bersama. Unsur-unsur penting dari kemitraan, yaitu: 8 1. Kerjasama usaha, yang didasari oleh kesejajaran kedudukan atau mempunyai derajat yang sama bagi kedua pihak yang bermitra, tidak ada pihak yang dirugikan dalam kemitraan dengan tujuan meningkatkan keuntungan atau pendapatan melalui pengembangan usaha tanpa saling mengeksploitasi satu sama lain serta saling berkembangnya rasa saling percaya diantara mereka. 2. Antara pengusaha besar atau menengah dengan pengusaha kecil, diharapkan usaha besar atau menengah dapat bekerjasama saling menguntungkan dengan pelaku ekonomi lain (usaha kecil) untuk mencapai kesejahteraan bersama. 3. Pembinaan dan pengembangan, yang dilakukan oleh usaha besar atau usaha menengah terhadap usaha kecil, yang dapat berupa pembinaan mutu produksi, peningkatan kemampuan SDM, pembinaan manajemen produksi, dan lain-lain. 7 KBBI [14 Mei 2011] 8 Penjelasan Undang-undang No. 9 tahun 1995
2 4. Prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan, yang akan terjalin karena para mitra akan dan saling mengenal posisi keunggulan dan klemahan masing-masing yang akan berdampak pad aefisiensi dan turunnya biaya produksi. Karena kemitraan didasarkan pada prinsip win-win solution partnership, maka para mitra akan mempunyai posisi tawar yang setara berdasarkan peran masing-masing. Ciri dari kemitraan adalah kesejajaran kedudukan, tidak ada pihak yang dirugikan dan bertujuan untuk meningkatkan keuntungan bersama melalui kerjasama tanpa saling mengeksploitasi satu dan yang lain dan tumbuhnya rasa saling percaya diantara mereka. 3.2 Keunggulan Kemitraan Berdasarkan kondisi yang ada maka dapat dilihat bahwa sebenarnya pola inti plasma merupakan suatu hubungan kerja sama timbal balik yang saling menguntungkan. Beberapa keunggulan dari pelaksanaan pola inti plasma adalah sebagai berikut: 9 1. Memberikan keuntungan timbal balik antara perusahaan inti dengan plasma melalui pembinaan dan penyediaan sarana produksi, pengolahan serta pemasaran hasil, sehingga tumbuh ketergantungan yang saling menguntungkan. 2. Meningkatkan keberdayaan plasma dalam hal kelembagaan, modal sehingga pasokan bahan baku kepada perusahaan inti lebih terjamin dalam jumlah dan kualitas 3. Usaha skala kecil/gurem yang dibimbing inti mampu memenuhi skala ekonomi, sehingga usaha kecil ini mampu mencapai efisiensi. 4. Perusahaan inti dapat mengembangkan komoditas, barang produksi yang mempunyai keunggulan dan mampu bersaing di pasaran. 5. Keberhasilan pola inti-plasma dapat menjaadi daya tarik bagi investor lainnya sehingga dapat menumbuhkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang baru 9 Lala M Kolopaking, 2002, Kemitraan dalam Pengembangan Usaha Ekonomi Skala Kecil/Gurem, Makalah Lokakarya Nasional Pengembangan Ekonomi Daerah Melalui Sinergitas Pengembangan Kawasan, Jakarta, hal 9 21
3 yang pada gilirannya membantu pemerataan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. 3.3 Kendala Kemitraan Dalam pelaksanaan hubungan kemitraan perlu lebih dicermati hubungan kelembagaan antara mitra, mengingat kedudukan inti cenderung lebih kuat dan dominan dibanding plasma, khususnya dalam pemasaran hasil meskipun di sisi yang lain hal ini akan memacu plasma untuk berusaha secara lebih profesional dalam menangani jenis usahanya guna menghadapai mitranya yang lebih kuat. Berdasarkan pelaksanaan di lapangan, harus diakui banyak kendala yang dihadapi, yaitu: Kelompok atau koperasi yang menaungi masyarakat apabila belum mandiri, maka tidak dapat mewakili aspirasi anggotanya 2. Pemahaman atas hak dan kewajuban umumnya belum baik 3. Perusahaan inti belum sepenuhnya memenuhi fungsi dan kewajiban sebagaimana diharapkan 4. Belum ada kontrak yang benar-benar bisa menjamin terpenuhinya persyaratan komoditas yang diharapkan 5. Belum adanya lembaga arbitrase yang mampu menjadi penengah kala terjadi perselisihan. Untuk mendukung dan membantu perkembangan pola kemitraan ini dibutuhkan peran pemerintah sebagai pembina dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi perkembangan usaha. Adapun wujud dari peran pemerintah tersebut dapat berupa pemberian fasilitas dan kemudahan berinvestasi serta perangkat perundang-undangan yang mendukung kemitraan usaha, penyediaan informasi bisnis, bertindak dalam pembinaan dan pengawasan. Dengan demikian, maka kepentingan pengusaha kecil dapat terlindungi, dengan cara menumbuhkan pola kemitraan yang dibangun atas asas kelembagaan kemitraan usaha tidak hanya dibangun atas dasar perhitungan keuangan dan manajemen saja, tetapi memberi tempat pada komunikasi antar pihak secara setara. 10 Dewanto, 2005, Perjanjian Kemitraan Dengan Pola Inti Plasma Pada Peternak Ayam Broiler di Pemerintah Kabupaten Grobogan Jawa Tengah, hal.18 22
4 3.4 Tujuan dan Manfaat Kemitraan Dalam kondisi ideal, tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kemitraan adalah : Meningkatkan pendapataan usaha kecil dan masyarakat 2. Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan 3. Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil 4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional 5. Memperluas kesempatan kerja 6. Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional Kemitraan bermanfaat bagi pihak-pihak yang melakukan kerjasama didalamnya. Menurut Hafsah (1999), beberapa manfaat dari pelaksanaan kemitraan antara lain : 1. Produktivitas Dalam kemitraan, bagi perusahaan yang lebih besar dapat mengoperasionalkan kapasitas pabriknya secara full capacity tanpa perlu memiliki lahan dan pekerja lapang sendiri karena biaya untuk keperluan tersebut ditanggung oleh petani. Bagi petani sendiri, manfaat dari kemitraan adalah peningkatan produktivitas secara simultan yaitu dengan cara menambah unsur masukan (input) baik kualitas maupun kuantitasnya. 2. Efisiensi Perusahaan dapat menghemat penggunaan tenaga dalam mencapai target tertentu dengan tenaga kerja yang dimiliki petani. Bagi petani yang umumnya lemah dalam teknologi dan pengadaan sarana produksi, dengan bermitra dapat menghemat waktu melalui teknologi yang disediakan oleh perusahaan. 3. Jaminan Kualitas, Kuantitas, dan Kontinuitas Kualitas, kuantitas dan kontinuitas sangat erat kaitannya dengan efisiensi dan produktivitas di pihak petani mitra. Hal tersebut pula yang menentukan terjaminnya pasokan pasar. 11 Mohammad Jafar Hafsah, Op. Cit, [22 Mei 2011] 23
5 4. Risiko Kemitraan bermanfaat mengurangi risiko yang dihadapi oleh kedua pihak yang bermitra. Kontrak akan mengurangi risiko yang dihadapi perusahaan karena tidak harus menanamkan investasi atas tanah dan mengelola pertanian yang sangat luas. Sedangkan risiko yang dialihkan oleh petani antara lain kegagalan pemasaran hasil produksi, fluktuasi harga produk, dan kesulitan memperoleh sumberdaya produksi. 5. Sosial Kemitraan dapat memberikan dampak sosial yang cukup tinggi. Melalui adanya kemitraan, terjadi proses interaksi antar pelakunya dan menghasilkan persaudaraan antar pelaku ekonomi yang berbeda status. 6. Ketahanan Ekonomi Nasional Kemitraan berperan dalam upaya pemberdayaan petani kecil. Adanya kegitan kemitraan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, dan terciptanya pemerataan ekonomi di masyarakat. Hal ini akan mengurangi biaya timbulnya kesenjangan ekonomi antar pelaku yang terlibat dan pada akhirnya mampu meningkatkan ketahanan ekonomi nasional. 3.5 Konsep Kepuasan Kemitraan Puas adalah merasa senang (lega dan gembira) karena sudah terpenuhi hasrat hatinya. Sedangkan kepuasan adalah perihal (bersifat) puas : (kesenangan/kelegaan) 12. Secara umum kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan. Jika kinerja berada di bawah harapan, maka pelanggan tidak puas. Sebaliknya jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan akan merasa puas dan senang (Kotler 2000). Kepusan kemitraan ayam broiler muncul ketika antara perusaan inti dan plasma dalam hal ini adalah peternak memperoleh hasil yang sesuai dengan apa yang mereka harapkan atau memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak sehingga memunculkan rasa puas atau senang. 12 KBBI [14 Mei 2011] 24
6 Teori perilaku kepuasan kemitraan lebih banyak didefinisikan dari perspektif terhadap hasil yang diperoleh. Dikatakan puas, jika proses kemitraan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan yang dapat memberikan nilai bagi pihak penyedia jasa (perusahaan inti) dan produsen (peternak). Nilai ini bisa berasal dari produk, pelayanan, atau sistem yang telah dirasakan oleh pelaku kemitraan. Jadi pada dasarnya pengertian kepuasan kemitraan mencakup perbedaan antara suatu harapan dan kinerja (hasil) yang dirasakan terkait dengan harapan tersebut. 3.6 Pengukuran Kepuasan Untuk mengukur kepuasan peternak plasma terhadap atribut kemitraan yang diberikan oleh pihak inti, dapat digunakan beberapa teknik yaitu indeks kepuasan, analisis kesenjangan, importance performance analysis, benchmarking, analisis diskriminan, analisis klaster, structural equation modeling, dan lain-lain. Metode analisis yang digunakan untuk mengukur kepuasan peternak plasma adalah importance performance analysis Importance Performance Analysis Importance Performance Analysis digunakan sebagai metode untuk membandingkan antara tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut suatu produk. Tingkat kepentingan mengindikasikan seberapa penting suatu atribut bagi responden atau seberapa besar harapan terhadap kinerja atribut. Sedangkan tingkat kinerja menunjukkan kinerja aktual dari atribut-atribut yang dirasakan oleh responden. Sasaran dari suatu pencapaian hasil dapat ditentukan berdasarkan tingkat kepetingan dan kinerja dari atribut suatu produk. Untuk menghasilkan suatu kepuasan perlu dilakukan kajian terhadap seberapa penting atau seberapa besar harapan terhadap kinerja atribut yang berkolerasi terhadap kinerja aktual dari atribut tersebut. Penilaian IPA digambarkan oleh dua variabel yang dibandingkan dan terdiri dari empat kuadran. Tingkat kepentingan suat atribut dibuat pada sumbu horizontal dan tingkat kinerja pada sumbu vertikal. Keunggulan dari penerapan metode IPA adalah perusahaan dapat membuat perumusan strategi berdasarkan 25
7 hasil penempatan dari dua variabel tersebut. Sehingga perusahaan memiliki bahan pertimbangan untuk memperbaiki kinerja produksinya Customer Satisfaction Index Customer Satisfaction Index merupakan indeks untuk mengukur kepuasan pelanggan berdasarkan atribut-atribut tertentu. Nilai Indeks kepuasan dapat digunakan untuk melihat perkembangan tingkat kepuasan konsumen akan sebuah produk, sehingga membantu dalam proses perbaikan kinerjanya 13. Cara yang digunakan adalah dengan merata-ratakan semua skor kinerja tiap atribut yang diteliti. Dengan menggunakan indeks kepuasan, dapat diketahui tingkat kepuasan dari atribut-atribut suatu produk secara keseluruhan. 3.7 Kerangka Pemikiran Operasional Subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan. Sebagian besar populasi ternak nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya. Selain itu, pertumbuhan PDB sektor peternakan juga sangat tinggi. Pertumbuhan ini didukung oleh perkembangan industri peternakan dan kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi daging sebagai makanan yang memiliki kandungan gizi tinggi. Peternak ayam broiler pada umumnya memiliki skala usaha kecil yang memiliki keterbatasan dalam modal dan teknologi. Risiko yang dihadapi peternak antara lain kelangkaan dan ketidakpastian harga sapronak, serta harga ayam siap potong yang fluktuatif. Hal ini membuat banyak peternak memilih bergabung dengan perusahaan kemitraan dalam upaya meminimalkan risiko yang dihadapi. Harus diakui bahwa sistem kemitraan yang diterapkan berdampak pada pertumbuhan di bidang peternakan ayam broiler. Hambatan dan keterbatasan peternak kecil terakomodasi oleh munculnya banyak perusahaan kemitraan. Kemitraan dapat membantu peternak kecil untuk memperoleh modal, jaminan sapronak, dan jaminan pemasaran. Sementara bagi perusahaan, kemitraan berguna untuk memenuhi kebutuhan dan kontinuitas produksi. 13 Wahana Statistika Analisis Kepuasan Konsumen. [22 Mei 2011] 26
8 Dramaga Unggas Farm (DUF) merupakan salah satu usaha kemitraan yang berkembang di Kabupaten Bogor. DUF adalah pihak inti yang membuat prosedur, harga, serta waktu panen. Penentuan ini diduga tidak sepenuhnya diterima oleh peternak, karena pada kondisi tertentu harga masukan dan keluaran yang ditetapkan masing-masing bisa menjadi sangat mahal atau sangat murah dibanding harga pasar. Dengan adanya kontrak, harga pasar tidak akan mempengaruhi harga yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kesalahan-kesalahan yang umumnya terjadi pada perusahaan kemitraan adalah ketidaksesuaian waktu panen, keterlambatan pengiriman sarana produksi, serta keterlambatan pembayaran. Hal ini juga diduga berpengaruh terhadap kepuasan peternak plasma. Penilaian peternak terhadap kinerja perusahaan tentunya merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga kesinambungan hubungan kemitraan. Penilaian oleh peternak akan berbeda-beda karena peternak plasma memiliki latar belakang pendidikan, usia, dan pengalaman yang beragam. DUF tumbuh bersama perusahaan kemitraan lain yang saling bersaing dalam hal memperoleh mitra. Oleh karena itu, perlu upaya mempertahankan loyalitas peternak agar tidak keluar dari kemitraan. Hal inilah yang mengindikasikan keberhasilan suatu perusahaan berbasis kemitraan. Untuk mengetahui penilaian peternak plasma terhadap kinerja pelaksanaan kemitraan DUF, perlu dilakukan pengukuran mengenai tingkat kepuasan peternak plasma. Pengukuran dilakukan menggunakan atribut-atribut yang diduga mempengaruhi tingkat kepuasan peternak plama. Atribut tersebut antara lain : 1. Prosedur penerimaan menjadi mitra 2. Penerapan kontrak harga DOC 3. Kualitas DOC 4. Harga kontrak Pakan 5. Kualitas pakan 6. Harga obat dan vaksin 7. Kualitas obat dan vaksin 8. Jadwal pengiriman pakan dan DOC 9. Bimbingan teknis 27
9 10. Pelayanan dan materi bimbingan 11. Penerapan standar produksi 12. Ketepatan waktu panen 13. Respon terhadap keluhan 14. Kesesuaian harga jual hasil panen 15. Kecepatan pembayaran hasil panen 16. Pemberian bonus Atribut-atribut tersebut diatas diperoleh dari studi terhadap kondisi di DUF saat ini dan penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Sebelumnya, telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, dan diperoleh kesimpulan bahwa seluruh atribut yang diuji dipertimbangkan oleh responden, sehingga dapat digunakan dalam penelitian terhadap kepuasan peternak plasma di DUF. Selanjutnya, akan dipertanyakan kepada peternak mengenai tingkat kepentingan dan tingkat kinerja masing-masing atribut tersebut. Metode yang digunakan adalah IPA dan CSI. Metode IPA digunakan untuk mengetahui tingkat kepentingan dan kepuasan terhadap masing-masing atribut, sedangkan CSI digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan peternak secara keseluruhan. Analisis tingkat kepentingan dan kinerja penting dilakukan untuk mengetahui ukuran pelayanan yang diberikan oleh pihak inti. Kinerja yang baik akan membawa dampak positif bagi kelangsungan usaha kemitraan, dimana peternak plasma yang merasa puas akan cenderung loyal terhadap perusahaan inti. Kondisi tersebut juga memungkinkan peternak plasma untuk mempromosikan kepada rekan peternak lain untuk turut serta bergabung dengan perusahaan inti. 28
10 Pelaksanaan kemitraan oleh DUF - Kontrak dibuat sepenuhnya oleh pihak Inti - Indikasi ketidakpuasan peternak plasma - Ada beberapa perusahaan kemitraan lain yang tumbuh bersama DUF Studi pola kemitraan DUF Analisis tingkat kepuasan peternak plasma - Analisis Deskriptif Analisis tingkat kesesuaian antara kepentingan dengan kinerja atribut - IPA (Importance Performance Analyasis) - CSI (Customer Satisfaction Index) Meningkatkan kualitas dan menjaga keberlanjutan usaha kemitraan DUF Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional 29
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Peternakan Ayam Broiler di Indonesia
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Peternakan Ayam Broiler di Indonesia Perkembangan ayam broiler di Indonesia dimulai pada pertengahan dasawarsa 1970-an dan mulai terkenal pada awal tahun 1980-an. Laju perkembangan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Kemitraan Definisi kemitraan diungkapkan oleh Hafsah (1999) yang menyatakan bahwa kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan
Lebih terperinciVII ANALISIS KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP ATRIBUT KEMITRAAN. 7.1 Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja Kemitraan
VII ANALISIS KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP ATRIBUT KEMITRAAN 7.1 Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja Kemitraan Penilaian tingkat kepentingan dan kinerja dilakukan secara individu oleh seluruh
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP POLA KEMITRAAN AYAM BROILER STUDI KASUS KEMITRAAN DRAMAGA UNGGAS FARM DI KABUPATEN BOGOR
ANALISIS KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP POLA KEMITRAAN AYAM BROILER STUDI KASUS KEMITRAAN DRAMAGA UNGGAS FARM DI KABUPATEN BOGOR SKRIPSI DIAN SAPUTRA H34096021 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Agribisnis peternakan memberikan banyak kontribusi bagi bangsa Indonesia yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaaan dan berperan dalam pembangunan. Berdasarkan data statistik
Lebih terperinciANALISA TINGKAT KEPUASAN KEMITRAAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAYANAN PERUSAHAAN INTI (Kasus di Peternak Mitra Duta Technovet)
ANALISA TINGKAT KEPUASAN KEMITRAAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAYANAN PERUSAHAAN INTI (Kasus di Peternak Mitra Duta Technovet) RANGGA NUDRIAN YUDHABASKARA DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian pada masa sekarang adalah dengan meletakkan masyarakat sebagai pelaku utama (subyek pembangunan), bukan lagi sebagai obyek pembangunan
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Dasar Risiko Berbagai definisi dapat diberikan kepada kata risiko itu. Namun, secara sederhana artinya senantiasa mengena dengan kemungkinan
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian dan Pola Kemitraan Usaha Kemitraan usaha adalah jalinan kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Pembangunan sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memiliki peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Pembangunan sektor ini dapat diwujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian negara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hutan Rakyat 2.1.1 Definisi hutan rakyat Definisi Hutan rakyat dapat berbeda-beda tergantung batasan yang diberikan. Hutan rakyat menurut Undang-undang No. 41 tahun 1999
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Mekanisme Pelaksanaan Kemitraan
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mekanisme Pelaksanaan Kemitraan Kemitraan merupakan sebuah istilah konsep kerjasama yang dikenal di Indonesia. Di negara lain terdapat tiga mekanisme dasar yang digunakan untuk
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Kemitraan di Indonesia
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Kemitraan di Indonesia Jauh sebelum masyarakat Indonesia mengenal sistem kemitraan pertanian seperti sekarang, pada awalnya sistem kemitraan ini lebih dikenal dengan
Lebih terperinciVI POLA KEMITRAAN. Perusahaan Inti DUF. Perusahaan Pemasok Sapronak
VI POLA KEMITRAAN Dramaga Unggas Farm merupakan perusahaan kemitraan ayam broiler yang didirikan pada tanggal 17 Juli 2009. Lokasi kantor perusahaan ini berada di Jl. Raya Dramaga KM 8, Kecamatan Dramaga
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemitraan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 940/Kpts/OT.210/10/97 tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan usaha pertanian adalah
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. berlanjut hingga saat ini. Dunia perunggasan semakin popular di kalangan
PENDAHULUAN Latar Belakang Peternakan ayam pedaging di Indonesia dimulai sejak tahun 1960, berlanjut hingga saat ini. Dunia perunggasan semakin popular di kalangan masyarakat, mulai dari usaha skala rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha peternakan unggas di Sumatera Barat saat ini semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha peternakan unggas di Sumatera Barat saat ini semakin pesat dan memberikan kontribusi besar dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Unggas khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agroindustri adalah usaha untuk mengolah bahan baku hasil pertanian menjadi berbagai produk yang dibutuhkan konsumen (Austin 1981). Bidang agroindustri pertanian dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Menurut Xiaoyan dan Junwen (2007), serta Smith (2010), teknologi terkait erat dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesulitan pembiayaan yang berdampak pada pemberhentian usaha. Melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan peternakan ayam broiler 1 secara mandiri di Indonesia cenderung marginal, dalam artian keterbatasan dukungan pendanaan serta relatif sederhana. Adanya
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Studi Kasus: Kemitraan PT X di Yogyakarta)
ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Studi Kasus: Kemitraan PT X di Yogyakarta) SKRIPSI MEYLANI LESTARI H34066081 DEPARTEMEN AGRIBISNIS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan umum Ayam Broiler Ayam broiler adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki sifat ekonomis, dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai
Lebih terperinciTINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER DI KABUPATEN SRAGEN
TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER DI KABUPATEN SRAGEN Kusnia Sari, Kusnandar, Wiwit Rahayu Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. serta dalam menunjang pembangunan nasional. Salah satu tujuan pembangunan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor petenakan merupakan salah satu sub sektor yang berperan serta dalam menunjang pembangunan nasional. Salah satu tujuan pembangunan subsektor peternakan seperti
Lebih terperinciBAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA
BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA 8.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Sarimurni dan Sosro Pada bab ini akan dijelaskan analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2006 BPS mencatat jumlah penduduk Indonesia mencapai 222 juta jiwa dengan laju pertumbuhan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang sering diterapkan di pedesaan terutama di daerah yang memiliki potensi memelihara ayam broiler. Pola kemitraan
Lebih terperinciMANFAAT KEMITRAAN USAHA
MANFAAT KEMITRAAN USAHA oleh: Anwar Sanusi PENYULUH PERTANIAN MADYA pada BAKORLUH (Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan Prov.NTB) Konsep Kemitraan adalah Kerjasama antara usaha
Lebih terperinciPENGANTAR. Latar Belakang. Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam
PENGANTAR Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam perekonomian nasional. Pada tahun 2014 subsektor peternakan berkontribusi tehadap Produk Domestik Bruto (PDB)
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kemitraan
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemitraan 2.1.1 Pola dan Aturan Kemitraan Bentuk serta pola kemitraan yang terjadi pada perusahaan-perusahaan di Indonesia bervariasi sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada saat ini perekonomian Indonesia terus meningkat. Hal ini terlihat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini perekonomian Indonesia terus meningkat. Hal ini terlihat dari tingkat konsumsi yang terus naik dari tahun ke tahun, termasuk dalam hal konsumsi makanan
Lebih terperinciV. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani
V. PENDEKATAN SISTEM Sistem merupakan kumpulan gugus atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan. Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia maka semakin meningkat pula kebutuhan bahan makanan, termasuk bahan makanan yang berasal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat potensial dikembangkan. Hal ini tidak lepas dari berbagai keunggulan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha peternakan ayam potong merupakan salah satu jenis usaha yang sangat potensial dikembangkan. Hal ini tidak lepas dari berbagai keunggulan yang dimiliki
Lebih terperinciPERANAN KEMITRAAN DALAM PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER
PERANAN KEMITRAAN DALAM PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER Kasus : Kemitraan Ternak Cibinong dengan CV Tunas Mekar Farm, Kecamatan Ciluar, Bogor, Jawa Barat. Oleh : RIZKY FEBRIDINIA H 34076132 DEPARTEMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mendorong perkembangan di segala
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia mendorong perkembangan di segala aspek di dalam negeri, salah satunya adalah perkembangan di dunia bisnis terutama bisnis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pangan dan gizi serta menambah pendapatan (kesejahteraan) masyarakat. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan sektor pertanian dalam arti luas yang bertujuan untuk pemenuhan pangan dan gizi serta
Lebih terperinciANALYSIS OF THE PLASMA FARMERS SATISFACTION ON BROILER PARTNERSHIP IN SINAR SARANA SENTOSA COMPANY USING IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS ABSTRACT
ANALYSIS OF THE PLASMA FARMERS SATISFACTION ON BROILER PARTNERSHIP IN SINAR SARANA SENTOSA COMPANY USING IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS Dimas Nuansa Adhitya Utama 1), Bambang Ali Nugroho 2) and Hari Dwi
Lebih terperinciVI. PELAKSANAAN KEMITRAAN
VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN 6.1. Pola Kemitraan CV TMF Kemitraan antara peternak ayam di daerah Cibinong pada dasarnya adalah sama dengan semua kemitraan yang dijalankan di semua daerah kemitraan CV TMF.
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Sang Hyang Seri (Persero) Regional Manajer I Sukamandi di Sukamandi, Kabupaten Subang. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan
Lebih terperinciPembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara. terus menerus ke arah yang lebih baik dari keadaan semula. Dalam kurun
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara terus menerus ke arah yang lebih baik dari keadaan semula. Dalam kurun waktu yang cukup panjang yakni hampir
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Peternakan adalah kegiatan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi. Peternakan merupakan
Lebih terperinciKEMITRAAN USAHA AYAM RAS PEDAGING: KAJIAN POSISI TAWAR DAN PENDAPATAN TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Magister
KEMITRAAN USAHA AYAM RAS PEDAGING: KAJIAN POSISI TAWAR DAN PENDAPATAN TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Magister PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS Diajukan oleh :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung
Lebih terperinciCONTRACT FARMING SEBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN BARU DALAM BIDANG PETERNAKAN
CONTRACT FARMING SEBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN BARU DALAM BIDANG PETERNAKAN PENDAHULUAN Sektor pertanian (dalam arti luas termasuk peternakan, perikanan dan kehutanan) merupakan sektor yang paling besar menyerap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dikembangkan dan berperan sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan sektor yang berpeluang sangat besar untuk dikembangkan dan berperan sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan khususnya protein hewani. Kebutuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian dari pertumbuhan industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan yang
Lebih terperinciANALISIS PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER PADA CV. BAROKAH DAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI DI KABUPATEN BOGOR
ANALISIS PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER PADA CV. BAROKAH DAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI DI KABUPATEN BOGOR KEISTY LAW PRIBADI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pengembangan sub sektor peternakan perlu untuk dilakukan karena sub
Lebih terperinciKemitraan Agribisnis. Julian Adam Ridjal. PS Agribisnis Universitas Jember
Kemitraan Agribisnis Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember www.adamjulian.net KEMITRAAN AGRIBISNIS Teori Kemitraan Menurut Martodireso, dkk, (2001) dalam Agribisnis Kemitraan Usaha Bersama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) subsektor
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Kerangkan pemikiran konseptual dalam penelitian ini terbagi menjadi empat bagian, yaitu konsep kemitraan, pola kemitraan agribisnis, pengaruh penerapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,
1 BAB I PENDAHULUAN Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging, mengalami pasang surut, terutama pada usaha kemitraan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya fluktuasi harga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan di abad ke-21, UKM dituntut untuk
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam menghadapi persaingan di abad ke-21, UKM dituntut untuk melakukan restrukturisasi dan reorganisasi dengan tujuan untuk memenuhi permintaan konsumen yang makin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan maupun mengatasi ketimpangan ekonomi dan pengembangan industri. Pada kondisi rawan pangan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Keberadaan akuntansi manajemen sangat penting di dalam suatu organisasi untuk membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas akuntansi
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko Sutawi (2008) mengemukakan bahwa kemitraan merupakan salah satu upaya untuk menekan risiko yang dihadapi petani. Dengan cara mengalihkan
Lebih terperincidan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER
ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Kasus Kemitraan Peternak Plasma Rudi Jaya PS Sawangan, Depok) Oleh : MAROJIE FIRWIYANTO A 14105683 PROGRAM
Lebih terperinciLearning Outcome (LO)
KONTRAK PERKULIAHAN KONSEP DAN DEFINISI KEMITRAAN, TUJUAN DAN MANFAAT KEMITRAAN BENTUK-BENTUK POLA KEMITRAAN ASAS PERJANJIAN INTI PLASMA PELAKU KEMITRAAN KEMITRAN DALAM AGRIBISNIS STRATEGI KEMITRAAN Learning
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Peneilitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Ternak Cibinong yang bermitra dengan CV Tunas Mekar Farm (TMF) di Kecamatan Ciluar, Kabupaten Bogor, Provinsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Kemitraan Kemitraan adalah hubungan bisnis antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil disertai bantuan pembinaan berupa peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi antara perusahaan dengan pelanggan secara langsung. Hal ini menjelaskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas pelayanan yang baik merupakan salah satu titik ukur dari perkembangan suatu perusahaan atau instansi. Hal tersebut dapat dinilai dari kepuasan pelanggan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan meliputi:
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan meliputi: 1. Berdasarkan perhitungan Customer Satisfaction Index, secara keseluruhan indeks kepuasan jamaah
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN PETANI TEBU MITRA TERHADAP KEMITRAAN DENGAN PG PAKIS BARU MEGA PRATIWI EKAWATI
ANALISIS KEPUASAN PETANI TEBU MITRA TERHADAP KEMITRAAN DENGAN PG PAKIS BARU MEGA PRATIWI EKAWATI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI
Lebih terperinciGambar 5. Sebaran Peternak Berdasarkan Skala Usaha
V KARAKTERISTIK USAHA TERNAK DAN PETERNAK 5.1 Karakteristik Usaha Peternak Responden 5.1.1 Skala Usaha Ternak Jumlah ternak yang diusahakan oleh peternak plasma sangat tergantung pada kemampuan peternak
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini mengambil kerangka pemikiran dari berbagai penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian, serta metode-metode atau
Lebih terperinciII.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Konsumen
5 II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Konsumen Menurut Kotler (2006), secara umum kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan
Lebih terperinciCorporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian
Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian CSR bidang Pertanian Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Indah Widowati, MP. Eko Murdiyanto, SP., M.Si. Pertemuan-12 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor penting bagi Indonesia, sehingga peranan sektor pertanian dalam pembangunan tidak perlu diragukan lagi. Pemerintah memberikan amanat
Lebih terperinciBAB. X. JARINGAN USAHA KOPERASI. OLEH : Lilis Solehati Y, SE.M.Si
BAB. X. JARINGAN USAHA OLEH : Lilis Solehati Y, SE.M.Si SEBAGAI EKONOMI RAKYAT Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini dilakukan untuk melihat perilaku konsumen yang melakukan aktivitas pembelian di DKI Jakarta khususnya. Aktivitas pembelian yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan. Daging merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan yang meningkat pada masyarakat Indonesia diikuti peningkatan kesadaran akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani juga turut meningkatkan angka permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanian ( off farm) seperti biokimia, agrokimia (pupuk dan pestisida), alat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agribisnis sebagai salah satu sektor perekonomian unggulan pemerintah memiliki peranan penting dalam meninggakatkan taraf hidup masyarakat. Hal ini di karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitan, manfaat penelitian, lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha menyadari suatu kebutuhan untuk mengeksploitasi sepenuhnya aset-aset mereka demi memaksimalkan kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam jenis, mutu, dan bentuk, dimana keseluruhan tersebut ditujukan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dan perindustrian yang semakin pesat mendorong perusahaan untuk menjaga kualitas dari produk atau jasa yang dihasilkan untuk mempertahankan
Lebih terperinciVII. ANALISIS PENDAPATAN
VII. ANALISIS PENDAPATAN 7.1. Biaya Produksi Usahatani dianalisis dengan cara mengidentifikasikan penggunaan sarana produksi (input). Sarana produksi yang digunakan antara peternak mitra dan peternak non
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN KREDIT PADA MIKRO BISNIS UNIT PT. BANK XYZ DI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG JAKARTA TIMUR MULYADI
LAMPIRAN 69 70 Lampiran 1. Kuesioner kajian. STRATEGI PEMASARAN KREDIT PADA MIKRO BISNIS UNIT PT. BANK XYZ DI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG JAKARTA TIMUR MULYADI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. integral pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal, (a) kelapa
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan subsektor perkebunan khususnya kelapa sawit merupakan salah satu bagian penting dalam pembangunan pertanian serta merupakan bagian integral pembangunan nasional.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan bagian dari pembangunan nasional. Secara umum posisi sektor perkebunan dalam perekonomian nasional
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan komoditas pertanian serta sebagian besar penduduknya adalah petani. Sektor pertanian sangat tepat untuk dijadikan sebagai
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA PERUSAHAANDENGAN METODE BSC, MATRIKS BCG DAN SWOT
ANALISIS KINERJA PERUSAHAANDENGAN METODE BSC, MATRIKS BCG DAN SWOT Dian Sekti Hartoko E12.2011.00506 Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Semarang sektidian@gmail.com
Lebih terperinciVII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK DAN LOYALITAS KONSUMEN MOCI KASWARI LAMPION
VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK DAN LOYALITAS KONSUMEN MOCI KASWARI LAMPION 7.1 Analisis Tingkat Kepuasan 7.1.1 Indeks Kepuasan Konsumen Pengukuran terhadap kepuasan konsumen
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. Pakan sapi yang diberikan harus mengandung nilai gizi yang lengkap, disukai
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Pakan Ternak Sapi Perah Pakan adalah salah satu faktor yang penting dalam produktivitas ternak. Pakan sapi yang diberikan harus mengandung nilai gizi yang lengkap, disukai ternak,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap
Lebih terperinciKrisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan Juli 1997 mempunyai dampak yang besar terhadap perekonomian negara. Sektor pertanian di lndonesia dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumen. Perilaku konsumen juga akan menentukan proses pengambilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep pemasaran sekarang ini menjadi lebih nyata dan para pelaku usaha melakukan persaingan yang sangat ketat untuk mengambil simpati para konsumen dan mempengaruhi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi dan Konsumsi Beras Nasional, Tahun
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terpadat keempat setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Setiap tahunnya jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penyuluhan Pertanian bertujuan untuk mengembangkan kemampuan petani dan kelompok tani, mengubah perilakunya dalam usaha taninya sehingga mampu menghasilkan
Lebih terperinciAGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI
AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI PENGERTIAN AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI Agribisnis adalah segala bentuk kegiatan bisnis yang berkaitan dengan usaha tani (kegiatan pertanian) sampai dengan pemasaran komoditi
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. dikembangkan, baik dalam usaha kecil maupun dalam skala besar. Hal ini terlihat
I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternak ayam broiler mempunyai prospek yang cukup baikuntuk dikembangkan, baik dalam usaha kecil maupun dalam skala besar. Hal ini terlihat dari jumlah peningkatan populasi
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembentukan klaster industri kecil tekstil dan produk tekstil pada Bab IV. Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap model
Lebih terperinciPENGARUH KEMAMPUAN KEWIRAUSAHAAN DAN SISTEM KEMITRAAN TERHADAP MOTIVASI PETERNAK AYAM PEDAGING DI KECAMATAN BANTIMURUNG KABUPATEN MAROS
PENGARUH KEMAMPUAN KEWIRAUSAHAAN DAN SISTEM KEMITRAAN TERHADAP MOTIVASI PETERNAK AYAM PEDAGING DI KECAMATAN BANTIMURUNG KABUPATEN MAROS Ilham Rasyid, Amrulah, Muhammad Darwis Fakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinci