BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Polobogo 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Pembelajaran keterampilan membaca nyaring khususnya di kelas 4 SD Negeri Polobogo 02 kondisi pra siklus, KD 7.2 Membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat. Guru tidak melakukan apersepsi dan tidak menyampaikan tujuan pembelajaran, tetapi guru hanya mengecek kehadiran siswa. Dalam kegiatan inti, pembelajaran yang berlangsung tidak mengacu pada perencanaan, tidak ada kegiatan yang mengarah pada langkah-langkah model pembelajaran cooperative script. Siswa melakukan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bentuk kegiatan kelompok, namun kebanyakan tugas-tugas kelompok tersebut tidak dikerjakan secara bekerjasama tetapi hanya diselesaikan oleh satu siswa saja yang pandai dalam kelompok. Yang nampak menonjol hanyalah ceramah guru, siswa melaksanakan tugas dari guru, misalnya mencatat dan membaca materi. Selama pembelajaran berlangsung, keterlibatan siswa dalam belajar masih kurang. Saat guru menjelaskan materi pembelajaran, siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru, siswa yang duduk di belakang lebih sibuk berbicara dengan temannya. Guru mendominasi proses belajar mengajar sehingga hasil siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi rendah Diskripsi Kondisi Pra Siklus Observasi hasil belajar kelas 4 SD Negeri Polobogo 02 sebelum dilaksanakan penelitian pada awal Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016, banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal tersebut berdampak pada perolehan skor ulangan harian siswa. Setiap tes formatif banyak siswa yang perolehan skornya di bawah KKM yang ditetapkan sebesar 65 sehingga banyak siswa yang mengikuti program 44

2 45 remedial. Hasil ulangan harian sebelum diadakan tindakan penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Distribusi Persentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus Keterangan Frekuensi Prosentase Tidak Tuntas 11 52% Tuntas 10 48% Jumlah % Nilai Rata-Rata 45 Niai Tertinggi 100 Nilai Terendah 30 Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa hasil tes pra siklus dapat keterampilan membaca nyaring siswa kelas 4 SD Negeri Polobogo 02 belum efektif dengan banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya masih dibawah (KKM=65). Diketahui, skor nilai < 65 frekuensinya ada 11 siswa (52% dari jumlah keseluruhan siswa belum tuntas), dan nilai 65 frekuensinya ada 10 siswa (48% dari jumlah keseluruhan siswa sudah tuntas). Jumlah keseluruhan siswa 21 dengan nilai rata-rata 45 nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 30 Sehingga peneliti merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan keterampilan membaca nyaring pada siswa kelas 4 SD Negeri Polobogo 02, tabel 4.1 dapat digambarkan dalam gambar 3. 52% Pra Siklus 50% 48% 46% Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Pra Siklus 48% 52% Gambar 3 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Kondisi Pra Siklus

3 46 Gambar 3 dapat diketahui bahwa ketuntasan keterampilan membaca nyaring siswa yang memiliki nilai kurang dari 65 ada 11 siswa atau 52%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 10 siswa dengan persentase 48%. Hal ini disebabkan karena cara guru dalam mengajar Bahasa Indonesia masih menggunakan model konvensional, dimana metode ceramah masih mendominasi proses kegiatan pembelajaran. Juga karena kurangnya memanfaatkan sumber pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik yang berakibat siswa bosan, tidak aktif, kurang memperhatikan pelajaran, dan malas mengerjakan tugas yang diberikan guru pada saat pembelajaran berlangsung. selain itu siswa juga lebih cenderung berbicara dan bercanda dengan temannya sehingga tidak memperhatikan penjelasan dari guru tentang materi yang diajarkan. Dengan kondisi seperti pada Gambar 3 dengan ketuntasan hanya 48%, peneliti merancang penelitian tindakan kelas bekerja sama dengan guru kelas 4 sesuai rencana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan rancangan penelitian menggunakan model pembelajaran cooperative script yang akan diterapkan dalam dua siklus dan setiap siklus memuat dua kali pertemuan. 4.2 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I 1. Perencanaan Tindakan Siklus I Melaksanakan tindakan diperlukan suatu persiapan skenario pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media, lembar observasi terhadap guru dan siswa, serta lembar penilaian terhadap kemampuan membaca nyaring siswa. Adapun untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan media disesuaikan dengan tema kelas IV SD. Pada siklus I pertemuan ke-1 dengan tema bacaan Pengumuman, pertemuan ke-2 dengan tema bacaan pantun. 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pelaksanaan masingmasing pertemuan akan dijelaskan sebagai berikut.

4 47 Pertemuan I Tindakan pada pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 14 April 2016, Tema yang dipilih adalah pengumuman. Peneliti bertugas sebagai pengamat terhadap proses pelaksanaan tindakan oleh guru kelas. Kegiatan Awal a. Memberikan salam. b. Guru memeriksa kesiapan siswa, media, dan kelengkapan belajar. c. Guru menanyakan siswa yang tidak hadir dan mengajak siswa berdoa. d. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan kepada siswa Ayo siapa yang suka membaca, mungkin membaca komik, dongeng, atau membaca Undang-Undang ketika upacara hari senin e. Membangun pandangan awal tentang membaca f. Setelah itu guru bertanya kepada siswa buku apa yang suka kalian baca g. Membangun motivasi dengan cara menyadarkan bahwa pentingnya membaca untuk menambahkan wawasan dan mengetahui informasi dalam kehidupan sehari hari. h. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran serta langkah langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Script. Kegiatan Inti Eksplorasi a. Siswa dan guru melakukan proses tanya jawab tentang membaca untuk menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan disampaikan(membaca) b. Siswa mendengarkan guru membacakan suatu pengumuman c. Siswa mendengarkan guru menjelaskan cara membaca nyaring d. Siswa diminta salah satu maju kedepan untuk mencoba membaca sebuah sebuah pengumuman e. Siswa diminta mendengarkan temannya yang membaca didepan.

5 48 Elaborasi a. Guru membagi siswa untuk berkelompok berpasangan sebangku b. Siswa mendengar aturan main c. Guru membagikan wacana/ materi membaca pengumuman kepada setiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan d. Siswa dan guru menetapkan siapa yang berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar e. Siswa yang sebagai pendengar diminta untuk membacakan pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat sementara pendengar menyimak/mengoreksi lafal dan intonasi yang telah dibacakan oleh temannya f. Siswa diminta untuk bertukar peran dimana siswa yang pertama menjadi pembicara ditukar menjadi pendengar dan siswa yang berperan sebagai pendengar menyimak/mengoreksi lafal dan intonasi dari bacaan yang telah dibacakan oleh temannya g. Siswa dan guru menyimpulkan materi. Konfirmasi a. Siswa dan guru melakukan refleksi tentang materi membaca pengumuman b. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum jelas c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat hal-hal yang penting. d. Siswa memcari contoh pengumuman dimana saja baik melalui koran, majalah atau internet dirumah untuk mengetahui tentang jenis-jenis pengumuman yang akan dibahas pada pertemuan kedua. Penutup a. Siswa dibimbing guru menyimpulkan isi cerita yang dibacanya. b. Siswa diberi kesempatan bertanya. c. Guru menutup pelajaran. Pertemuan II Tindakan pada pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 15 April 2016, Tema

6 49 yang dipilih adalah tema bacaan Pengumuman. Peneliti bertugas sebagai pengamat terhadap proses pelaksanaan tindakan oleh guru kelas. Kegiatan Awal a. Memberikan salam. b. Guru memeriksa kesiapan siswa, media, dan kelengkapan belajar. c. Guru menanyakan siswa yang tidak hadir dan mengajak siswa berdoa. d. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan kepada siswa Ayo siapa yang suka membaca, mungkin membaca komik, dongeng, atau membaca Undang-Undang ketika upacara hari senin e. Membangun pandangan awal tentang membaca f. Setelah itu guru bertanya kepada siswa buku apa yang suka kalian baca g. Membangun motivasi dengan cara menyadarkan bahwa pentingnya membaca untuk menambahkan wawasan dan mengetahui informasi dalam kehidupan sehari hari. h. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran serta langkah langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Script. Eksplorasi a. Siswa dan guru melakukan proses tanya jawab tentang membaca untuk menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan disampaikan (membaca) b. Siswa mendengarkan guru membacakan sebuah pengumuman c. Siswa mendengarkan guru menjelaskan cara membaca nyaring d. Siswa diminta salah satu maju kedepan untuk mencoba membaca sebuah pantun e. Siswa diminta mendengarkan temannya yang membaca sebuah pantun didepan. Elaborasi a. Guru membagi siswa untuk berkelompok berpasangan sebangku b. Siswa mendengar aturan main c. Guru membagikan wacana/ materi membaca sebuah pantun kepada

7 50 setiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan d. Siswa dan guru menetapkan siapa yang berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagi pendengar e. Siswa yang sebagai pendengar diminta untuk membacakan pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat sementara pendengar menyimak/mengoreksi lafal dan intonasi yang telah dibacakan oleh temannya f. Siswa diminta untuk bertukar peran dimana siswa yang pertama menjadi pembicara ditukar menjadi pendengar dan siswa yang berperan sebagai pendengar menyimak/mengoreksi lafal dan intonasi dari bacaan yang telah dibacakan oleh temannya g. Siswa dan guru menyimpulkan materi Konfirmasi a. Siswa dan guru melakukan refleksi tentang materi membaca sebuah pengumuman b. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum jelas c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat hal-hal yang penting. d. Siswa memcari contoh sebuah pengumuman dimana saja baik melalui koran, majalah atau internet dirumah untuk mengetahui tentang jenisjenis pengumuman yang akan dibahas pada pertemuan kedua. Penutup a. Siswa dibimbing guru menyimpulkan isi sebuah pantun yang dibacanya. b. Siswa diberi kesempatan bertanya. c. Evaluasi d. Guru menutup pelajaran. 3. Observasi Tindakan Siklus I a. Kegiatan Guru Pengamatan terhadap tindakan siklus 1 dilakukan selama proses kegiatan berlangsung. Observer, yaitu teman sejawat yang mengikuti keseluruhan proses

8 51 tindakan yang dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri Polobogo 02. Pengamatan kami bedakan menjadi dua, yaitu pengamatan terhadap hasil belajar berupa data kuantitatif yang diperoleh dari skor hasil tes formatif siswa pada akhir tindakan siklus 1 dan data kualitatif meliputi pengamatan aktifitas siswa dan guru selama kegiatan siklus 1. Pengamatan terhadap hasil belajar ini dilakukan sendiri oleh peneliti, sedangkan pengamatan terhadap proses aktifitas siswa dan guru dilakukan oleh teman sejawat yaitu Eni Susanti, S.Pd. Observasi terhadap guru pada saat menggunakan model pembelajaran Cooperative Script dalam kegiatan pembelajaran membaca nyaring masih ada langkah-langkah pembelajaran yang belum terlaksana sesuai dengan skenario pembelajaran. Pada pertemuan I, guru belum optimal dalam membimbing pada waktu siswa melakukan kerja kelompok dan diskusi dan mengoreksi jika ada siswa yang mengalami kesalahan dalam membaca nyaring. Guru juga belum dapat mengkondisikan kelas agar siswa menyimak temannya yang sedang mendapatkan giliran membaca. Walaupun guru sudah memberi peringatan, masih ada beberapa siswa yang jalan-jalan menghampiri temannya dan ada juga yang bercakap-cakap dengan temannya. b. Kegiatan Siswa Observasi terhadap siswa dilakukan oleh peneliti saat pembelajaran membaca nyaring menggunakan model pembelajaran Cooperative Script. Secara umum, kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung, masih ada kegiatan pembelajaran yang kurang optimal. Pada kegiatan inti, siswa membaca bacaan secara bergiliran di depan kelas. Berdasarkan pengamatan peneliti pada pertemuan I, dan II, masih banyak siswa yang membaca tidak begitu memperhatikan aspek-aspek membaca nyaring (ketepatan, lafal, intonasi, kelancaran, kenyaringan) atau dengan kata lain masih terdapat kesalahan dalam membaca. Semua siswa masih menunjukkan kekurangan pada setiap aspek membaca nyaring. Secara umum, sebagian besar kekurangan siswa terletak pada intonasi dan kenyaringan.

9 52 Setiap pertemuan, ada beberapa siswa yang tidak menyimak temannya yang sedang mendapatkan giliran membaca. Ketika ada temannya yang membaca di depan, beberapa siswa ada yang menghampiri temannya dan bercakap-cakap dengan temannya. Akan tetapi, pada setiap pertemuan sudah menunjukkan peningkatan apabila dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. 4. Refleksi dan Revisi Tindakan Siklus I a. Solusi Setelah dilaksanakan tindakan siklus I, dapat dilihat beberapa temuan baik berasal dari siswa maupun dari guru. Pertemuan Pertama, proses pembelajaran membaca nyaring menggunakan model pembelajaran Cooperative Script semakin menarik sehingga membuat siswa menjadi lebih senang belajar terutama ketika melakukan proses pembelajaran membaca nyaring. Hal ini ditunjukkan dengan adanya siswa dalam melaksanakan dan merespon perintah guru ketika siswa sedang melakukan pembelajaran membaca nyaring, menyimak guru saat membacakan bacaan dan membaca teks narasinya secara klasikal setelah dibacakan oleh guru, memberikan tanggapan atau komentar terhadap bacaan, menyimak temannya yang sedang mendapatkan giliran membaca, merespon guru saat melakukan tanya jawab tentang isi bacaan, dan menyimpulkan isi bacaan yang dibacanya. Walaupun demikian, masih ada juga beberapa siswa yang masih belum begitu memperhatikan jika ada temannya yang sedang membaca di depan kelas. Siswa lebih cenderung asyik bercakap-cakap dengan temannya. Hal ini secara tidak langsung akan membuat siswa tidak dapat membaca nyaring dengan baik, jika terdapat kesalahan-kesalahan dalam membaca maka guru mengoreksi dan membenarkannya. Jika siswa lain tidak memperhatikan temannya yang sedang membaca di depan, maka siswa tersebut tidak mengetahui letak-letak kesalahan dalam membaca nyaring. Pertemuan Kedua, guru kurang membimbing dan membenarkan jika ada siswa yang mengalami kesalahan dalam membaca nyaring. Guru kurang optimal dalam membimbing siswa-siswanya. Hal ini terlihat pada saat siswa membaca secara bergiliran di depan kelas. Terkadang guru tidak mengoreksi kesalahan-

10 53 kesalahan siswa dalam membaca. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai membaca nyaring setelah diberikan tindakan menggunakan bacaan. Namun demikian, masih banyak siswa yang membaca tidak begitu memperhatikan aspekaspek membaca nyaring (ketepatan, lafal, intonasi, kelancaran, kenyaringan) atau dengan kata lain masih terdapat kesalahan dalam membaca. Semua siswa masih menunjukkan kekurangan pada setiap aspek membaca nyaring. Hasil observasi terhadap siswa pada saat membaca dapat ditemukan bahwa masih ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan. Kesulitan- kesulitan tersebut antara lain: a) ada beberapa siswa yang kurang lancar dalam membaca kata, b) ada beberapa siswa yang ketika membaca kalimat, berhenti di tengah-tengah kalimat, c) ada beberapa siswa yang ketika membaca kata, akhiran dari kata dasar tersebut dihilangkan atau tidak dibaca, d) ada beberapa siswa yang ketika membaca ada tanda baca titik (.), tidak berhenti tetapi langsung membaca kata selanjutnya tanpa ada jeda, e) ada beberapa siswa yang salah dalam mengucapkan kata, f) ada beberapa siswa yang menambahkan kata-kata tertentu yang tidak ada dalam teks bacaan, g) ada beberapa siswa yang menghilangkan atau tidak membaca kata-kata tertentu dalam teks bacaan, h) ada beberapa siswa yang membaca dengan intonasi yang tidak tepat atau dengan kata lain tidak memperhatikan tanda baca, dan i) ada beberapa siswa yang kurang nyaring dalam membaca. Kekurangan yang ditemukan pada Siklus I, maka dapat diperbaiki pada Siklus II. Hal-hal yang dapat dilakukan agar kekurangan pada Siklus I tidak terjadi pada Siklus II adalah: a) Guru pada awal pembelajaran menentukan dan mengecek sejauh mana pemahaman siswa terhadap bacaan yang akan dibacakan oleh siswa. b) Guru membimbing siswa dalam kegiatan membaca nyaring agar apa yang menjadi hambatan siswa dalam melakukan kegiatan membaca nyaring dapat diatasi. c) Guru terlebih dahulu menjelaskan teknik-teknik membaca nyaring yang benar sebelum memulai pembelajaran. d) Guru akan mengoreksi kesalahan-kesalahan siswa saat membaca nyaring dengan lebih memperhatikan tehnik membaca dan penggunaan model

11 54 pembelajaran cooperative script dengan benar. e) Guru harus mengatur waktu dengan baik sesuai dengan memperhatikan alokasi waktu Hasil Analisis Data Siklus I Tindakan siklus I mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan nilai rerata pada kondisi awal. Peningkatan kemampuan membaca nyaring pada siklus I sebesar 35, kondisi awal 45 meningkat menjadi 70. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut. Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam membaca nyaring pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Distribusi Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I Keterangan Frekuensi Prosentase Tidak Tuntas 6 29% Tuntas 15 71% Jumlah % Nilai Rata-Rata 70 Niai Tertinggi 100 Nilai Terendah 60 Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa distribusi ketuntasan keterampilan membaca nyaring siswa kelas 4 SD Negeri Polobogo 02 pada siklus I pembelajaran belum efektif dengan banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM=65). Diketahui, skor nilai <65 frekuensinya ada 6 siswa (29%) dari jumlah keseluruhan siswa belum tuntas), dan nilai 65 frekuensinya ada 15 siswa (71% )dari jumlah keseluruhan siswa sudah tuntas). Jumlah keseluruhan siswa 21 dengan nilai rata-rata 70 nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60 Sehingga peneliti merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan keterampilan membaca nyaring pada siswa kelas 4 SD Negeri Polobogo 02, tabel 4.2 dapat digambarkan dalam gambar 4.2.

12 55 80% 60% 40% 20% 0% Siklus I Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Siklus I 71% 29% Gambar 4 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I Gambar 4. Pada kondisi siklus I diketahui bahwa ketuntasan keterampilan membaca nyaring siswa yang memiliki nilai kurang dari 65 ada 6 siswa atau 29%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 15 siswa dengan persentase 71%. Rendahnya hasil belajar keterampilan membaca nyaring dipengaruhi oleh Guru dalam menyampaikan materi pelajaran masih dengan ceramah dan pemberian tugas tanpa adanya interaksi yang membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran di kelas sehingga menimbulkan kebosanan bagi siswa dan hasil belajar keterampilan membaca nyaring juga tidak optimal selain itu siswa juga lebih cenderung berbicara dan bercanda dengan temannya sehingga tidak memperhatikan penjelasan dari guru tentang materi yang diajarkan. Dengan kondisi seperti pada gambar 4 dengan ketuntasan hanya 71%. Meskipun terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I, diketahui bahwa ketuntasan belajar ini belum memberikan hasil yang diharapkan yaitu minimal 80% dari total siswa tuntas belajar atau tuntas KKM yang ditetapkan sekolah = 65. Dengan kata lain, dengan hasil ini diperlukan lagi tindakan yang harus dilaksanakan pada siklus II. 4.3 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II Perencanaan Tindakan Siklus II Melaksanakan tindakan diperlukan suatu persiapan skenario pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi terhadap guru dan siswa, serta lembar penilaian terhadap kemampuan membaca nyaring siswa.

13 56 Adapun untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan media disesuaikan dengan tema kelas IV SD. Pada siklus I pertemuan ke-1 dengan tema bacaan Pantun, pertemuan ke-2 dengan tema bacaan Pantun. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pelaksanaan masingmasing pertemuan akan dijelaskan sebagai berikut. Pertemuan I Tindakan pada pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 20 April 2016, Tema yang dipilih adalah Pantun, Peneliti bertugas sebagai pengamat terhadap proses pelaksanaan tindakan oleh guru kelas. Pendahuluan a. Memberikan salam. b. Guru memeriksa kesiapan siswa, media, dan kelengkapan belajar. c. Guru menanyakan siswa yang tidak hadir dan mengajak siswa berdoa. Apersepsi a. Guru melakukan apersepsi dengan berpantun di depan kelas (rasa ingin tahu) b. Guru menanyakan siswa termasuk isi jenis pantun apakah yang baru kalian dengarkan dengan permainan snow ball throwing Eksplorasi a. Siswa dan guru melakukan proses tanya jawab tentang membaca pantun.( rasa ingin tahu) b. Siswa mendengarkan guru menjelaskan pengertian pantun anak. ( perhatian dan rasa ingin tahu) c. Siswa dan guru bertanya jawab menyebutkan jenis-jenis pantun dengan permainan snow ball throwing.(perhatian dan disiplin) Elaborasi a. Guru membagi siswa untuk berkelompok berpasangan sebangku. (menghargai) b. Guru membagikan wacana/ materi membaca pantun kepada setiap siswa untuk dibaca. (gemar membaca)

14 57 c. Siswa dan guru menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.(perhatian) d. Siswa yang berperan sebagai pembicara membacakan jenis e. pantun yang telah dibagikan dan siswa yang berperan sebagai pendengar menyimak/mengoreksi.(gemar membaca) f. Siswa kembali bertukar peran dimana siswa yang pertama berperan sebagai pembicara menjadi sebagai pendengar.(menhargai) g. Siswa dan guru menyimpulkan materi.(perhatian) Konfirmasi a. Siswa dan guru melakukan refleksi tentang materi membaca pantun.( perhatian) b. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum jelas (tanggung jawab) c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat hal-hal yang penting.(gemar membaca) Penutup a. Siswa diberi tugas membuat pantun dirumah b. Guru menutup pelajaran. Pertemuan II Tindakan pada pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 21April 2016, Tema yang dipilih adalah tema bacaan Pantun. Peneliti bertugas sebagai pengamat terhadap proses pelaksanaan tindakan oleh guru kelas. Pendahuluan a. Memberikan salam. b. Guru memeriksa kesiapan siswa, media, dan kelengkapan belajar. c. Guru menanyakan siswa yang tidak hadir dan mengajak siswa berdoa. d. Apersepsi Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan kepada siswa Ayo siapa yang masih ingat mata pelajaran minggu lalu tentang membaca pantun?(rasa ingin tahu) e. Guru menanyakan siswa dengan permainan snow ball throwing f. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.(disiplin)

15 58 Eksplorasi a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang jenis pantun yang diketahui.(rasa ingin tahu) b. Siswa dan guru membaca pantun anak secara berbalasan.(perhatian dan gemar membaca) c. Siswa diberi pertanyaan tentang isi pantun yang telah dibacakan dengan permainan Snow ball throwing.(percaya diri) Elaborasi a. Siswa kembali ke kelompok yang telah dibagikan pada minggu lalu.(menghargai) b. Guru membagikan wacana/ materi membaca pantun kepada siswa untuk dibaca serta membuat ringkasan.(disiplin) c. Siswa dan guru menetapkan kembali siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.(tanggung jawab dan jujur) d. Siswa yang berperan sebagai pembicara dan pendengar membaca pantun secara berbalasan dengan lafal dan intonasi yang tepat. (rasa ingin tahu) e. Siswa yang berperan sebagai pendengar diminta untuk menyimak/mengoreksi. (perhatian) f. Siswa kembali bertukar peran dimana siswa yang pertama berperan sebagai pembicara menjadi sebagai pendengar. (menhargai) g. Siswa mendengarkan guru dalam menekankan kembali tentang membaca pantun.(disiplin) h. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu. (tanggung jawab dan jujur) i. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. (menghargai dan perhatian) Konfirmasi a. Siswa dan guru melakukan refleksi tentang materi membaca pantun. (peduli sosial) b. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum jelas dengan

16 59 menunjukan siswa menggunakan snow ball throwing. (tanggung jawab) c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat hal-hal yang penting tentang pantun. (gemar membaca) Penutup a. Siswa diberi tugas membuat pantun dirumah b. Siswa diberi evaluasi dari pelajaran yang telah di pelajari. (menghargai) c. Guru menutup pelajaran. Observasi Tindakan Siklus II Kegiatan Guru Observasi terhadap guru dilakukanoleh peneliti saat pembelajaran membaca nyaring menggunakan model pembelajaran Cooperative Script Secara umum, pelaksanaan pembelajaran oleh guru sudah sesuai dengan skenario pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), langkah-langkah pembelajaran yang sudah terlaksana sesuai dengan skenario pembelajaran. Pada pertemuan I, guru sudah membimbing pada waktu siswa melakukan kerja kelompok dan diskusi dan mengoreksi jika ada siswa yang mengalami kesalahan dalam membaca nyaring. Guru sudah mengkondisikan kelas agar siswa menyimak temannya yang sedang mendapatkan giliran membaca. guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang isi bacaan dan juga membimbing siswa menyimpulkan yang dibacanya. Pada pertemuan II, guru sudah optimal dalam membimbing dan mengoreksi jika ada siswa yang mengalami kesalahan dalam membaca nyaring. Guru sudah mengkondisikan kelas agar siswa menyimak temannya yang sedang mendapatkan giliran membaca. pada pertemuan II sudah lebih baik apabila dibandingkan dengan pertemuan I. Kegiatan Siswa Observasi terhadap siswa dilakukan oleh peneliti saat pembelajaran membaca nyaring menggunakan model pembelajaran Cooperative Script. Secara umum, kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung, Pada kegiatan inti, siswa membaca pantun secara berpasangan di depan kelas. Berdasarkan pengamatan peneliti pada pertemuan I, dan II, masih banyak siswa yang membaca telah

17 60 memperhatikan aspek-aspek membaca nyaring (ketepatan, lafal, intonasi, kelancaran, kenyaringan). Sebagian besar siswa menunjukkan keterampilannya membaca pada setiap aspek membaca nyaring. Setiap pertemuan, siswa sudah menyimak pada saat temannya yang sedang mendapatkan giliran membaca. Ketika ada temannya yang membaca di depan, siswa tidak ada lagi yang menghampiri temannya dan bercakap-cakap dengan temannya. Setiap pertemuan sudah menunjukkan peningkatan apabila dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. Refleksi dan Revisi Tindakan Siklus II Solusi Setelah dilaksanakan tindakan siklus II, dapat dilihat beberapa temuan baik berasal dari siswa maupun dari guru. Proses pembelajaran pada pertemuan pertama ketuntasan membaca nyaring dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Script semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan siswa dalam melaksanakan dan merespon perintah guru, menyimak guru saat membacakan bacaan dan membaca teks narasinya secara klasikal setelah dibacakan oleh guru, memberikan tanggapan atau komentar terhadap bacaan, tokoh, atau yang lainnya, menyimak/mengoreksi temannya yang sedang mendapatkan giliran membaca, saling berbagi dan belajar bersama pasangannya, merespon guru saat melakukan tanya jawab tentang isi bacaan, dan menyimpulkan isi bacaan yang dibacanya. Hal ini dikarenakan pada saat ada siswa yang membaca di depan kelas, jika terdapat kesalahan-kesalahan dalam membaca maka guru mengoreksi. siswa lain memperhatikan temannya yang sedang membaca di depan, maka siswa tersebut akan mengetahui letak-letak kesalahan dalam membaca nyaring. Proses pembelajaran pada pertemuan kedua, guru sudah membimbing dan mengoreksi jika ada siswa yang mengalami kesalahan dalam membaca nyaring. Guru sudah optimal dalam membimbing siswa-siswanya. Hal ini terlihat pada saat siswa membaca secara bergiliran di depan kelas. Guru mengoreksi kesalahan-kesalahan siswa dalam membaca. Kemampuan membaca nyaring

18 61 siswa semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai membaca nyaring setelah diberikan tindakan menggunakan bacaan. siswa yang membaca sudah memperhatikan aspek- aspek membaca nyaring (ketepatan, lafal, intonasi, kelancaran, kenyaringan). Semua siswa telah setiap aspek membaca nyaring. Revisi menunjukkan pada Hasil refleksi tersebut adalah pembelajaran dalam menerapkan model pembelajaran cooperative script pada siklus II pertemuan pertama sudah baik sekali, untuk pertemuan berikutnya guru harus mengoptimalkan seluruh kegiatan yang direncanakan agar hasilnya lebih baik lagi. Pada pertemuan pertama siklus 2 siswa sudah terbiasa terhadap pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran cooperative script sehingga pembelajaran dilakukan dengan aktif dan siswa tidak ramai sendiri. Pada pertemuan kedua yang dilakukan guru sudah dapat dikatakan berhasil, yang dapat ditunjukan dari meningktanya hasil ketuntasan belajar siswa yaitu 19 siswa atau 90% siswa tuntas. Dapat disimpulkan pembelajaran yang dilakukan dalam penerapan model pembelajaran cooperative script pada siklus 2 telah berhasil dengan baik Hasil Analisis Data Siklus II Pada tindakan siklus II mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan nilai rerata pada siklus I. Peningkatan kemampuan membaca nyaring pada siklus II sebesar 16, siklus I 70 meningkat menjadi 86. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut. Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam membaca nyaring pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Keterampilan Membaca Nyaring Siswa Siklus II Keterangan Frekuensi Prosentase Tuntas 19 90% Tidak tuntas 2 10% Jumlah % Nilai Rata-Rata 86 Niai Tertinggi 100 Nilai Terendah 60

19 62 Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa distribusi ketuntasan keterampilan membaca nyaring siswa kelas 4 SD Negeri Polobogo 02 pada siklus II pembelajaran sudah efektif dengan banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM=65). Diketahui, skor nilai <65 frekuensinya ada 2 siswa (10%) dari jumlah keseluruhan siswa belum tuntas), dan nilai 65 frekuensinya ada 19 siswa (90% ) dari jumlah keseluruhan siswa sudah tuntas). Jumlah keseluruhan siswa 21 dengan nilai rata-rata 86 nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Berdasarkan tabel 4.3 dapat digambarkan dalam gambar % 80% 60% 40% 20% 0% Siklus II Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Siklus I 90% 10% Gambar 5 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siklus II Gambar 5 dapat diketahui bahwa frekuensi ketuntasan membaca nyaring bahwa ketuntasan belajar siswa yang memiliki nilai kurang dari 65 ada 2 siswa atau 10%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 19 siswa dengan persentase 90%. Guru dalam menyampaikan materi pelajaran sudah sesuai dengan langkah langkah model pembelajaran cooperative script dan dalam pemberian tugas siswa sudah berinteraksi dengan baik yang membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran di kelas sehingga tidak lagi menimbulkan kebosanan bagi siswa dan hasil belajar keterampilan membaca nyaring sudah optimal. Serta siswa telah memperhatikan penjelasan dari guru tentang materi yang diajarkan. Dengan kondisi seperti pada gambar 5 dengan ketuntasan hanya 90%.

20 63 Uraian diatas peneliti dan guru kelas 4 SDN Polobogo 02 menyimpulkan hasil refleksi pada siklus 2. peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I, diketahui bahwa ketuntasan belajar ini belum memberikan hasil yang diharapkan yaitu minimal 80% dari total siswa tuntas belajar atau tuntas KKM yang ditetapkan sekolah = 65. Dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script pada siklus 2 sudah terlaksana secara optimal. Penggunaan model pembelajaran cooperative script dapat menigkatkan keterampilan membaca nyaring siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil refleksi siklus 2 ini, maka peneliti dan guru yang bersangkutan membuat kesepatan untuk menghentikan tindakan pada siklus Analisis Diskriptif Kompratif Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I Membandingkan ketuntasan belajar Pra Siklus dengan setelah tindakan pada siklus I dimaksudkan untuk melihat apakah penerapan model pembelajaran cooperative script memberikan pengaruh dalam meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada kegiatan keterampilan membaca nyaring. Berikut ini disajikan dalam Tabel 4.4 perbandingan ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus I. Tabel 4. 4 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Keterampilan Membaca Nyaring Pra Siklus dengan Siklus I No Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 F % F % 1 Tidak Tuntas 11 52% 6 29% 2 Tuntas 10 48% 15 71% Jumlah % % Nilai Rata-Rata Niai Tertinggi Nilai Terendah Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah maupun persentase ketuntasan belajar siswa. Jika Pra Siklus, siswa yang tuntas belajar adalah 10 siswa (48%) dari total jumlah siswa, terjadi peningkatan setelah

21 64 diberikan tindakan pada siklus I, dimana siswa yang tuntas menjadi 15 siswa (71%) dari total jumlah siswa. Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa yaitu 5 siswa (24%). Jumlah siswa yang belum tuntas sebelum tindakan adalah 11 siswa (52%) dan berkurang setelah diberikan tindakan pada siklus I menjadi 6 siswa (29%). Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi penurunan jumlah siswa yang belum tuntas yaitu 5 siswa (24%). Berikut ini disajikan dalam Gambar 6 perbandingan jumlah ketuntasan belajar siswa pra siklus dan setelah diberikan tindakan pada siklus I. 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Tuntas Belum Tuntas Pra Siklus 48% 58% Siklus I 71% 29% Gambar 6 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I Gambar 6 dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar dengan perolehan nilai 65 pada pra siklus adalah 10 siswa (48%), dan siswa yang belum tuntas belajar dengan perolehan nilai < 65 pada siklus I adalah 15 siswa (71%). Membandingkan ketuntasan belajar siklus I dengan setelah tindakan pada siklus II dimaksudkan untuk melihat apakah penerapan model pembelajaran cooperative script memberikan pengaruh dalam meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada kegiatan keterampilan membaca nyaring.

22 65 Tabel 4. 5 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Keterampilan Membaca Nyaring Siklus I dan Siklus II No Ketuntasan Siklus I Siklus II F % F % 1 Tidak Tuntas 6 29% 2 10% 2 Tuntas 15 71% 19 90% Jumlah % % Nilai Rata-Rata Niai Tertinggi Nilai Terendah Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah maupun persentase ketuntasan belajar siswa. Jika Siklus I, siswa yang tuntas belajar adalah 15 siswa (71%) dari total jumlah siswa, terjadi peningkatan setelah diberikan tindakan pada siklus II, dimana siswa yang tuntas menjadi 19 siswa (90%) dari total jumlah siswa. Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa yaitu 4 siswa (19%). Jumlah siswa yang belum tuntas Siklus I adalah 6 siswa (29%) dan berkurang setelah diberikan tindakan pada siklus II menjadi 2 siswa (10%). Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi penurunan jumlah siswa yang belum tuntas yaitu 4 siswa (19%). Berikut ini disajikan dalam Gambar 7 perbandingan jumlah ketuntasan belajar siswa Siklus I dan setelah diberikan tindakan pada siklus II. 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Tuntas Belum Tuntas Siklus I 71% 29% Siklus II 90% 10% Gambar 7 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I

23 66 Gambar 4.5 dapat diketahui bahwa ketuntasan keterampilan membaca nyaring hasil belajar siswa pada kelas 4 siklus I menunjukkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa (71%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 6 siswa (29%). Pada siklus II menunjukkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa (90%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 2 siswa (10%). 4.5 Pembahasan Analisis Deskriftif Komparatif Hasil Penelitian Membandingkan ketuntasan belajar sebelum tindakan dengan setelah tindakan pada siklus II dimaksudkan untuk melihat apakah penerapan model pembelajaran cooperative script, memberikan pengaruh dalam meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada kegiatan keterampilan membaca nyaring. Berikut ini disajikan dalam Tabel 4.6 perbandingan ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus II. Tabel 4. 6 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Keterampilan Membaca Nyaring Siswa Kelas 4 SDN Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II No Ketuntasan Pra siklus Siklus 1 Siklus 2 F % F % F % 1 Tuntas 10 48% 15 71% 19 90% 2 Tidak tuntas 11 52% 6 29% 2 10% Jumlah % % % Nilai Rata-Rata Niai Tertinggi Nilai Terendah Tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa dari pra Siklus sampai ke Siklus II mengalami peningkatan. Pada pra siklus siswa yang tuntas belajar adalah 11 siswa (52%), pada siklus I menjadi 15 siswa (29%) dan pada siklus II menjadi 19 siswa (90%). Sedangkan siswa yang belum tuntas jumlahnya menurun. Pada saat pra siklus terdapat 10 siswa (48%) belum tuntas, pada siklus I masih 6 siswa (29%) yang belum tuntas dan pada siklus II masih 2 siswa (10%). Nilai tertinggi siswa pada pra siklus 100, siklus I tetap 100 pada siklus II nilai tertinggi yaitu 100. Nilai terendah pra siklus 30, siklus I 60 dan

24 67 siklus II nilai terendah 60. Rata-rata siswa dari pra siklus ke siklus II juga mengalami peningkatan dari pra siklus 30 menjadi 60 ke siklus I atau naik sebesar 30 dan pada siklus II menjadi 60 atau naik sebesar 0. Selanjutnya untuk memperjelas perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa dari prasiklus sampai dengan Siklus II. Berikut ini disajikan dalam Gambar 4.10 perbandingan jumlah ketuntasan nilai tertinggi, nilai terendah dan nilai rata rata belajar siswa Pra siklus, siklus I dan setelah diberikan tindakan pada siklus II. Nilai tuntas Nilai tidak tuntas Nilai rata-rata Pra Siklus Siklus I Siklus II Gambar 8 Perbandingan Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Nilai terendah Nilai tertinggi Pra Siklus Siklus I Siklus II Gambar 9 Perbandingan Ketuntasan Belajar Keterampilan Membaca Nyaring Pra Siklus, Siklus I dan Siklus I

25 68 100% 80% 60% 40% 20% 0% Pra siklus Siklus 1 Siklus 2 Tuntas 52% 71% 90% Tidak tuntas 48% 29% 10% Gambar 10 Perbandingan Ketuntasan Belajar Keterampilan Membaca Nyaring Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II Gambar 10 di atas, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah persentase ketuntasan belajar siswa. Peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam keterampilan membaca nyaring terbukti untuk klasifikasi tuntas, sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 11 siswa atau 52% Jika siklus I, siswa yang tuntas belajar adalah 15 siswa (71%) dari total jumlah siswa, terjadi peningkatan setelah diberikan tindakan pada siklus II, dimana siswa yang tuntas menjadi 19 siswa (90%) dari total jumlah siswa. Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa yaitu 5 siswa (24%). Jumlah siswa yang belum tuntas siklus I adalah 6 siswa (48%) dan berkurang setelah diberikan tindakan pada siklus II menjadi 2 siswa (10%). Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi penurunan jumlah siswa yang belum tuntas yaitu 4 siswa (19%). Peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus II, diketahui bahwa ketuntasan belajar sudah memberikan hasil yang diharapkan yaitu minimal 80% dari total siswa tuntas belajar atau tuntas KKM yang ditetapkan sekolah = 65. Pembelajaran ini menuntut siswa untuk bisa bekerjasama dengan teman kelompok pasangan sebangkunya dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh bila mereka mencoba untuk mempelajari semua

26 69 materi sendirian sehingga mengajak siswa untuk bekerja sama dalam kelompok pasangannya dan mengembangkan sikap rasa percaya diri siswa untuk menjawab pertanyaan. Sehingga tugas guru dalam pembelajaran ini bukan sebagai pentransfer pengetahuan tetapi hanya sebagai fasilitator. Dalam pembelajaran pembelajaran ini siswa belajar secara berkelompok berpasangan sehingga akan dapat mengoptimalkan kerjasama siswa dalam kelompok tersebut. Setelah itu, siswa juga diminta untuk membaca di depan kelas dan kelompok lain memberikan komentar atau tanggapan. Dominasi guru dalam model pembelajaran cooperative script menjadi kurang sehingga siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru selalu berusaha mengoptimalkan interaksi. Pada akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Hasil analisis diketahui bahwa siswa yang tuntas pra siklus adalah 11 siswa (52%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I terjadi peningkatan jumlah ketuntasan siswa menjadi 15 siswa (71%). Setelah diberikan tindakan pada siklus II, terjadi lagi peningkatan jumlah ketuntasan menjadi 19 siswa (90%). Siswa yang belum tuntas sebelum diberikan tindakan adalah 10 siswa (48%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I, berkurang menjadi 6 siswa (29%). Setelah dilaksanakan lagi tindakan pada siklus II, menjadi 2 siswa (10%) yang belum tuntas. Setelah melakukan wawancara dengan guru kelas dan pengamatan ketika pembelajaran maka dapat diketahui bahwa dua siswa tersebut dalam pembelajaran sehari-hari memang memiliki kemampuan yang rendah dalam memahami dan menguasai materi pembelajaran dibandingkan dengan teman-temannya. Terhadap 2 siswa yang nilai ulangannya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal disebabkan karena anak tersebut kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal maupun tugas yang diberikan oleh guru rendah sekali, Siswa tersebut diminta untuk mengerjakan soal yang sama dengan soal tes untuk dikerjakan dirumah dengan bimbingan orang tua, teman, ataupun orang yang dianggap dapat memberikan bimbingan. Nilai hasil soal yang dikerjakan di rumah tersebut

27 70 digunakan untuk memperbaiki Nilai tes formatif setara dengan standar Nilai kriteria ketuntasan minimal. Keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai kemampuan, diantaranya adalah: (1) Menggunakan ucapan yang tepat, (2) menggunakan frase yang tepat, (3) Menggunakan intonasi suara yang wajar, (4) Dalam posisi sikap yang baik, (5) Menguasai tanda-tanda baca, (6) Membaca dengan terang dan jelas, (7) Membaca dengan penuh perasaan, ekspresif, (8) membaca dengan tidak terbata-bata, (9) Mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya, (10) Kecepatan tergantung dari bahan bacaan yang dibacanya, (11) Membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan, (12) Membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri ( Muliastuti dan Sulastri, 2009: 9). Bertolak pada uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca nyaring adalah berbagai kecakapan berbahasa dalam melisankan atau menyuarakan kalimat dalam bacaan dengan intonasi dan jeda yang tepat agar mudah kepada pembaca dan pendengar menangkap pesan/informasi bacaan. Membaca nyaring merupakan proses mengkomunikasikan isi bacaan (dengan nyaring) kepada orang lain. Karena tujuan utamanya mengkomunikasikan isi bacaan, maka si pembaca bukan hanya dituntut harus mampu melafalkan dengan suara nyaring lambing-lambang bunyi bahasa saja, melainkan juga dituntut harus mampu melakukan proses pengolahan agar pesan-pesan atau muatan makna yang terkandung dalam lambing-lambang bunyi bahasa tersebut dapat tersampaikan secara jelas dan tepat oleh orang-orang yang mendengarnya. Tujuan akhir yang diharapkan dari membaca nyaring adalah kefasihan: mampu menggunakan ucapan yang tepat, membaca dengan jelas dan tidak terbata-bata, membaca dengan tidak terus-menerus melihat pada bahan bacaan, membaca dengan menggunakan intonasi dan lagu yang tepat. Membaca dalam hati merupakan kegiatan pembaca untuk menyandikan dan memahami lambanglambang bunyi bahasa tanpa mengeluarkan suara. Penggunaan model pembelajaran cooperative script dapat meningkatkan keterampilan membaca nyaring pada siswa kelas 4 SDN polobogo 02, berhasil dilakukan. Selain meningkatkan ketuntasan belajar, menerapkan model

28 71 pembelajaran cooperative script, dalam pembelajaran keterampilan membaca nyaring juga meningkatkan kinerja guru dan aktivitas siswa. Pada siklus I, kinerja guru masuk dalam kategori cukup baik. Setelah dilaksanakan perbaikan pada siklus II, kinerja guru meningkat menjadi baik sekali. Setelah dilaksanakan perbaikan tindakan pada siklus II, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran cooperative script, masuk dalam kategori baik sekali. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Delita (2010) Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model Pembelajaran Cooperative Script Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas IV SDN Mangunsari 01 Salatiga selanjutnya Wati (2013) Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Cooperative Script Analisis data menggunakan kualitatif dan kuantitatif. Selain itu, penelitian tindakan yang dilakukan oleh Ni Ketut Suryani (2013) Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Script Terhadap Hasil Belajar Sosiologi Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Amlapura. Selain mendukung dua hasil penelitian sebelumnya, hasil penelitian ini juga mendukung pernyataan teoritis tentang model pembelajaran cooperative script menurut menurut Spurlin, (2007) menyatakan bahwa, cooperative script dapat mendorong siswa untuk mendapatkan kesempatan mempelajari bagian lain dari materi yang tidak dipelajarinya menurut Danserau, (2007) menyatakan bahwa pembelajaran cooperative script dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan siswa dapat mempelajari materi yang lebih banyak dari siswa yang belajar sendiri selanjutnya menurut menurut Kurniasih, (2015:120) menyatakan model pembelajaran script cooperative merupakan model pembelajaran berpasangpasangan dan masing-masing individu dalam pasangan yang ada mengintisarikan materi-materi yang telah dipelajari. Model pembelajaran cooperative script adalah model pembelajaran berpijak pada paham konstruktivisme, pada pembelajaran ini terjadi kesepakatan antara siswa tentang aturan-aturan dalam berkolaborasi. Masalah yang dipecahkan bersama akan disimpulkan bersama, peran guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan belajar. Pada interaksi siswa terjadi kesepakatan, diskusi, menyampaikan pendapat dari ide-ide

29 72 pokok materi, saling mengingatkan dari kesalahan konsep yang disimpulkan, membuat kesimpulan bersama. Interaksi belajar yang terjadi benar-benar interaksi dominan siswa dengan siswa. dengan demikian terbukti bahwa model pembelajaran cooperative script, ini dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa pada keterampilan membaca nyaring pada siswa kelas 4SDN polobogo 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SDN Randuacir 01 Salatiga semester 2 tahun 2013/2014 nampak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kumpulrejo 02 Salatiga Kecamatan Argomulyo. Kepala Sekolah dari SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subyek yang menjadi penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pra Siklus Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di Kelas 5 SDN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan pecahan ternyata hasilnya kurang memuaskan. Begitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Prasiklus Kondisi prasiklus merupakan titik awal munculnya penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan pra tindakan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengawali

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03, yaitu sekolah dasar di desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Kondisi Awal 1.1.1. Kondisi Aktifitas Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA di SDN Kalangsono 02 Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum PTK dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 2 SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus satu dan siklus dua masing masing siklus tiga kali pertemuan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Darus Salam Kalipang yang berada di Jalan masjid dusun Krikilan desa Kalipang,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Ada beberapa aspek dalam hasil penelitian yaitu meliputi pelaksanaan tindakan, deskripsi data dan analisis data sebagai berikut : 4.2. Siklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Jombor Kec Tuntang Kab Semarang. Jumlah siswa kelas 5 di SD Negeri Jombor Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kopeng 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. SD Negeri Kopeng 03 terletak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan 01 semester II tahun pelajaran 2015/2016, yaitu sebuah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Pra siklus Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas V SD 4 Bulungkulon Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus tahun ajaran 2013/2014

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah % BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada Hari Senin, 15 Oktober 2012 di kelas IV SDN Rejoagung 01 tentang materi penghitungan FPB dan KPK, yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kelas I SD Negeri 4 Boloh pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2011 / 2012, banyak siswa yang kurang aktif,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Prasiklus Kondisi prasiklus merupakan titik awal munculnya penelitian tindakan kelas ini. Dalam pembelajaran awal pada mata pelajaran PKn tentang globalisasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1. Kondisi Awal Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Ledok 07 sebelum tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan tindakan pada penelitian terdiri dari 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2. Setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Sekolah Secara geografis SD Negeri 2 Plosoharjo terletak di Desa Plosoharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Berada di

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu : a. Membuka pelajaran Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsen, mengatur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas, dilaksanakan dalam 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian SD N Ngrandah 1 yang terletak di desa Ngrandah, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Tenaga pengajar yang ada di SD Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Tejosari yang terletak di Kelurahan Tejosari,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 05 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi awal adalah kondisi belajar siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pra Siklus (Kondisi Awal) Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Gajahkumpul kelas 5 semester 1 tahun 2013/2014 pada mata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan selama dua siklus, setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Pertemuan 1 dan 2 pada masing-masing siklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Banyubiru 01 di Dusun Kampung Rapet, Desa Banyubiru, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan guru untuk meningkatkan keterampilan memeragakan dinamika lagu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan guru untuk meningkatkan keterampilan memeragakan dinamika lagu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian diperoleh dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru dan peserta didik di MI Roudlotul Ihsan Sukodono.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, deskripsi siklus II. Deskripsi pra siklus membahas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri 08 Salatiga. Subyek yang menjadi fokus penelitian adalah siswa kelas 2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan ini mengenai deskripsi pra siklus, deskripsi siklus 1, dan deskripsi siklus 2. Deskripsi siklus 1 tentang perencanaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional atau hanya menggunakan ceramah saja. Guru cenderung mentransfer

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Kondisi Awal 1.1.1. Kondisi Aktifitas Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran matematika di SDN Kalangsono 02 Kecamatan Banyuputih Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini terdiri atas pelaksanaan siklus 1 dan pelaksanaan siklus 2. Pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 meliputi perencanaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Dalam pelaksanaan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) IPS di SD Negeri Beji 2 Ungaran Timur Kabupaten semarang sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti mencari data awal nilai keterampilan berbicara pada pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode Student Teams Achievmet Division (STAD). Guru mengawali pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Lembaga pendidikan yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian yaitu SD Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. 4.2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Kota Sal atiga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini menjelaskan tentang hasil penelitian, hasil penelitian terdapat kondisi awal, siklus I dan siklus II, selanjutnya ada hasil analisis data dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SD Kayuapu, semester I, yang berjumlah 27 siswa. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Sekolah SDN Banyubiru 05 berada di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. SD ini terletak cukup dekat dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Proses perbaikan pembelajaran yang peneliti laksanakan dapat peneliti uraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh dari setiap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Proses pembelajaran IPS di kelas 5 SD Negeri Tondokerto Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2013/2014 sebelum diadakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Padaan 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2013/2014. Subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi dan penilaian. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran Bahasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian siswa kelas V SDN Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada semester II

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bab ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) B. KOMPETENSI DASAR 5.1 Menyampaikan kembali isi pengumuman yang dibacakan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) B. KOMPETENSI DASAR 5.1 Menyampaikan kembali isi pengumuman yang dibacakan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : IV / Alokasi Waktu : x 35 menit A. STANDAR KOMPETENSI 5. Mendengarkan pengumuman B. KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas ini mengikuti prosedur penelitian sesuai dengan prosedur pada rencana tindakan yaitu: a. Perencanaan Sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia hendaknya mengarah pada tujuan pengetahuan bahasa sampai penggunaannya, oleh karena itu harus benar-benar dipahami siswa. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Pra Siklus Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Tleter Semester 2 Tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Karanggondang 01, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang pada semester 2 Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 1.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran matematika pada pra siklus guru menggunakan metode pembelajaran konvensional, dimana guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Penelitian Pada pembelajaran yang guru lakukan sebagian besar materi disampaikan dengan metode ceramah. Pembelajaran hanya memberikan rumus dan media

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan dalam praktek mengajar di kelas I SDN Tlogowungu kecamatan Kaloran kabupaten Temanggung dengan jumlah siswa 25 pada mata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 16 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus I dan siklus II penulis terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan mengetahui tingkat hasil

Lebih terperinci

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Pra Siklus Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian tindakan kelas menulis Q.S. Al-Mu minun ayat 1 s/d 11 dengan metode Drill dan teknik Modeling pada pelajaran Bahasa Arab, pada kelas VIIIC

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada tahapan ini peneliti akan menyajikan data-data hasil penelitian tindakan kelas pada masing-masing siklus yang dimulai dari pra siklus, siklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 02 Sendangrejo yang beralamatkan di Jl. Lusi Medang no. 5 Rt.01 Rw. VI Kecamatan Ngaringan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian 4.1.1. Hasil Penelitian Pra siklus Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SD Negeri Kutowinangun 09 Salatiga Semester 2 Tahun Ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Salatiga 03. Alamat Jalan Margosari No. 03 Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kedalon Kecamatan Batangan Kabupaten Pati. Sekolah ini merupakan SD yang terletak tengah-tengah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum dilaksanakan penelitian, guru lebih banyak melakukan pembelajaran dengan menggunakan model konvesional yaitu ceramah.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional atau hanya menggunakan ceramah saja. Guru cenderung mentransfer

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL OLEH FATHUR NIM GJA12D113072 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pra Siklus Pelaksanaan pra siklus pada minggu ke-2 dan ke-3 bulan Oktober 2012 mata pelajaran IPA tentang tumbuhan hijau dengan hasil belajar yang sangat mengecewakan.

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian Pada bagian pelaksanaan tindakan ini, diuraikan mengenai kondisi awal sebelum tindakan, tindakan pada siklus 1 dan siklus 2, hasil tindakan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus satu dan siklus dua, masing-masing siklus tiga kali

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah yang diungkapkan pada Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Pada bab ini diuraikan mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di kelas V yang berjumlah 29 siswa di SDN Lemahireng 2 Kecamatan Bawen tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pratindakan sebelum melaksanakan proses penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum SD Negeri Sunggingsari SD Negeri Sunggingsari terletak di Desa Sunggingsari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung. Berdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah pencermatan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Ngastorejo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati terletak di Desa Ngastorejo Kecamatan Jakenan. Tenaga pengajar SD

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini akan diuraikan tentang perencanaan,

Lebih terperinci