I\., &lh CENGKEH (Eugenia ~aryophyliius (Spreng.) Bullock et Harrison) SELAMA PERIODE KONSERVASI. oleh ENIT SETUAHARNE

Transkripsi

1 L'g? 832 h> VSd. J..", UP., -, ' / /.,,, /,I '2 \,.A j "1 ' i PENGARUN TINGKAT KEM I\., KONDISI RUANG KONSERVASI TERHADAP V1 &lh CENGKEH (Eugenia ~aryophyliius (Spreng.) Bullock et Harrison) SELAMA PERIODE KONSERVASI oleh ENIT SETUAHARNE JURUSAN BUDIDAVPL PERTANIAN, FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1987

2 ENY SETYAHARNl (A ) Pengaruh Tingkat Kemasalran Benih, lledia dan Kondisi liuang Konservasi terhadap Viabi- litas Benih Cengkeh (Eugenia caryophyllus (Spreng.) Bullock - et Harrison) Selama Periode Konservasi (di bawah bimbingan SJAMSOE'OED SAWAD dan TAT1 BUDlaXTL). Masalah utama dalam konservasi benih cengkeh dan benih rekalsitran pada umumnya adalah terjadinya perkecambahan benih dalam ltonservasi karena kondisi yang lembab. Penelitian ini mencoba kemungkinan penggunaan media kering yang dibiarkan berkeseimbangan dengan lingkungan lembab untuk konservasi benih cengkeh. Kadar air media di- harapkan berkeseimbangan dengan lingkungan lembab pada sua- tu nilai yang tidak cultup lembab untuk perkecambahan benih, tetapi cukup baik untuk mempertahankan viabilitas benih selama periode konservasi. Bahan absorben Polyethylene Glycol (PeG) 4000 dan campuran gula dan garam ditambahkan pada media untuk menimbulkan tekanan osmose yang dapat menghambat perkecambahan benih dalam konservasi. Penelitian ini terdiri atas dua bagian percobaan. Percobaan I mempelajari pengaruh tingkat kemasakan benih dan suhu.ruang konservasi terhadap kadar air keseimbahgan benih dan media dengan lingkungan konservasi yang lembab dan mempelajari viabilitas benih selama periode konservasi. Percobaan I1 mempelajari pengaruh jenis absorben dalam media,

3 bahan wadah dan suhu ruang konservasi terhadap ha1 yang sama dengan percobaan I. Kedua percobaan menggunakan rancangan acak blok, dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih IPB di Leuwikopo, Bogor, sejak tanggal 1 Oktober 1986 sampai tanggal 28 Pebruari1987. Pada Percobaan I benih cengkeh jenis Zanzibar dari tingkat kemasakan 9, 11, 13 dan 15 MSA dikonservasi dalam wadah mori dengan media 7.5 g serbuk gergaji kering yang dicampur dengan 0.75 g PeG Konservasi dilakukan dalam kontaiuer jenuh pada suhu Jp 28'~ dm + 20'~. Perco- baan I1 menggunakan metode lconservasi yang sama dengan Percobaan I. Sesuai dengan tujuan percobaan, pada Percobaan I1 digunakan kombinasi perlalruan jenis absorben (tc*- pa absorben, 0.75 g PeG 4000 dan campuran 1 g gula g garam), bahan wadah (mori dan verban) dan suhu ruang kon- servasi (+ 28'~ ddn 5 20 c). Pengamatan terhadap kadar air benih d,m media, perlrecambahan benih dalam konservasi dan viabilitas benih dilalzulran pada periode konservasi 0, 15, 30 dan 45 hari. Kadar air benih sebelum dan sesudah periode konservn- si berbeda tergantung pada tingkat kemasakannya. Icadar. air benih yang berumur 9 MSA nyata lebih tinggi daripada 1ra.dar air benih dari tineisat kemasskan 11, 13 dan 15 5MSA. Kadar air benih dari ketiga tingkat kemasakan terakhir ini tidak berbeda nyata, tetapi cenderung menurun dengan nakin meningkatnya umur benih. Perbedaan kadar air benih pada awal konservasi menyebablran perbedaan lcadar air benih dan media setelah periode konservasi tertentu.

4 Media konservasi yang higroslropis menyerap air dari benih dan dari lingkungannya. Penyerapan air oleh media berabsorhen campuran gula dan garam lebih cepnt dnn lebih banysak daripada PeG LtOOO karena partikel-partilrel gula dan garam dalam media lebuh hnlus, lebih banyak dan lebih hi- groskopis. Iial ini mengakibatkan kadar air media tanpa absorben, dengan absorben PeG 4000 dan dengan campuran gula dan garam pada periode konservasi tertentu berturut-turut makin tinggi, sedangkan kadar air benih makin rendah (meskipun kadar air benih dalam media berabsorben PeG 4000 tidak berbeda nyata dengan kadar air benih dalam media tanpa absorben). Suhu rend& dan bahan porus membantu penyerapan air oleh media, sehingga kadar air media dari konservasi bersuhu 2 20'~ lebih tinggi daripada kadar air media dari kon- servasi bersuhu 2 28'~. Media konservasi dalam vradah ver- ban lebih lembab dibandingkan dengan media dalam wadah mori, Adapun kadar air benih mengikuti kecenderungan yang sama dengan kadar air media. Viabilitas benih cengkeh dipengaruhi oleh tingkat ke- masakannya. Viabilitas benih yang baik diperoleh dari be- nih gang berumur 13 dan 15 PISA, tetapi untuk tujuan konser- vasi benih berumur 13 MSA memberikan hasil yang lebih baik. Pemakaian absoroen PeG 4000 maupun campuran gula dan garam dalam media dapat menekan perkecambahan benih dalam

5 konservasi dan setelah konservasi karena tekanan osmose tinggi yang ditimbulkannya, namun kedua jenis absorben tersebut tidalr mempengaruhi dsya tumbuh bibit dan perakaran bibit. Konservasi benih dalam wadah mori dengan media tanpa absorben maupun berabsorben dan pada suhu + 28'~ maupun '~ dapat mencegah perkecambahan benih dalam konservasi sampai periode konservasi 30 hari, demikian juga konservasi dalam terban dengan media berabsorben pada kedua macam su- hu. Dari cara-cara konservasi tersebut viabilitas benih terbaik diperoleh bila benih dikonservasi dalam vradah mori dengan media tanpa absorben pada suhu ;r 20'~ atau dalam wadah mori maupun verban dengan media berabsorben PeG 4000 pada suhu 2 20'~.

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110