PENYELENGGARAAN PEMELIHARAAN KESEHATAN BAGI PEGAWAI DAN KELUARGA YANG DITANGGUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENYELENGGARAAN PEMELIHARAAN KESEHATAN BAGI PEGAWAI DAN KELUARGA YANG DITANGGUNG"

Transkripsi

1 PENYELENGGARAAN PEMELIHARAAN KESEHATAN BAGI PEGAWAI DAN KELUARGA YANG DITANGGUNG a. bahwa sehubungan dengan adanya Perjanjian Kerja Bersama Antara PT PLN (Persero) dan Serikat Pekerja PT PLN (Persero) Nomor 140-I.PJ/040/DIR/2010 dan DPP-002.PJ/SP-PLN/2010 dan dalam rangka mengoptimalkan upaya pemeliharaan kesehatan pegawai dan keluarga Pegawai, perlu penyempurnaan ketentuan Pemeliharaan Kesehatan Pegawai yang diatur dalam Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 266.KlDIR/2000 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 093.KlDIR/2007; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas, perlu ditetapkan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Pegawai dan Keluarga Yang Ditanggung. 1. Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara; 2. Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; 3. Undang-Undang RI Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan; 4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 3 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 26 Tahun 2006; 5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero); 6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pend irian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara; 7. Anggaran Dasar PT PLN (Persero); 8. Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-58/MBU/2008 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP- 252/MBU/2009; 9. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 001.Kl030/DIR/1994 tentang Pemberlakuan Peraturan Sehubungan Dengan Pengalihan Bentuk Hukum Perusahaan; 10. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 387.KlDIR/2008 tentang Sistem Pembinaan Kompetensi dan Karir Pegawai sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 307.KlDIR/2009; 11. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 017.KlDIR/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja PT PLN (Persero) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomer 055.KlDIR/2010; 12. Perjanjian Kerja Bersama Antara PT PLN (Persero) dan Serikat Pekerja PT PLN (Persero) Nemor 140-I.PJ/040/DIR/2010 dan DPP-002.PJ/SP-PLN/2010.

2 KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) TENTANG PENYELENGGARAAN PEMELIHARAAN KESEHATAN BAGI PEGAWAI DAN KELUARGA YANG DITANGGUNG. a. Perseroan, adalah PT (Persero) Perusahaan Listrik Negara, dengan cakupan kerja dari PLN Pusat sampai dengan Unit terkecil; b. Direksi, adalah Organ Perseroan yang bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan yang terdiri dari seorang Direktur Utama sebagai pimpinan dengan beberapa Direktur sebagai anggota, dalam batasan yang ditentukan oleh Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar Perseroan; c. Pegawai, adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, diangkat, bekerja dan diberi penghargaan/imbal jasa menu rut ketentuan yang berlaku di Perseroan; d. Isteri/Suami, adalah Isteri/Suami sah Pegawai yang didaftarkan di Perseroan; e. Anak, adalah anak kandung dan atau anak tiri dan atau anak angkat, yang didaftarkan di Perseroan; f. Anak Kandung, adalah anak sah Pegawai yang didaftarkan di Perseroan; g. Anak Tiri, adalah anak yang bukan anaknya sendiri dan diakui sebagai anak akibat adanya suatu perkawinan antara Pegawai dengan orangtua anak tersebut yang pada saat perkawinan Pegawai yang bersangkutan tidak mempunyai anak kandung/anak angka1. Jumlah anak tiri tersebut paling banyak 1 (satu) orang dan didaftarkan di Perseroan; h. Anak Angkat, adalah anak yang diangkat menu rut hukum/adopsi atau berdasarkan hukum adat setempat yang diperkuat Pengadilan Negeri untuk paling banyak 1 (satu) orang dan didaftarkan di Perseroan; i. Keluarga yang ditanggung, adalah Isteri/Suami dan Anak Pegawai yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan fasilitas Pemeliharaan Kesehatan dari Perseroan; j. Pemeliharaan Kesehatan, adalah fasilitas, kegiatan persuasif, tindakan medis, upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan bagi Pegawai dan keluarga yang ditanggung; k. Pengelola Pemeliharaan Kesehatan, adalah bagian/bidang di Perseroan yang menangani pengelolaan dan administrasi Pemeliharaan Kesehatan; I. Sarana Pemeliharaan Kesehatan, adalah penyelenggara Pemeliharaan Kesehatan; m. Kondisi Darurat Gawat, adalah kondisi yang memerlukan pemeriksaan dan tindakan medis segera, dan apabila tidak segera dilakukan tindakan, akan menyebabkan hal yang fatal bagi jiwa penderita; n. Formularium Obat, adalah perumusan daftar komponen obat yang efektif dan aman untuk digunakan dalam penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan tanpa mencantumkan merk dagang; o. Tarif Perseroan, adalah tarif yang ditetapkan Perseroan; p. Restitusi, adalah penggantian biaya Pemeliharaan Kesehatan; q. Konsultan Kesehatan, adalah pihak yang ditunjuk Perseroan untuk membantu audit maupun evaluasi atas pelaksanaan Pemeliharaan Kesehatan; r. PLN Pusat, adalah PT PLN (Persero) Kantor Pusat; s. Unit Induk, adalah Unit Organisasi satu tingkat di bawah PLN Pusat; 1. Unit Pelaksana, adalah Unit Organisasi satu tingkat di bawah PLN Unit Induk; u. Unit Koordinator, adalah Unit yang ditunjuk sebagai pembuat kontrak payung dengan provider Sarana Pemeliharaan Kesehatan yang diberlakukan kepada Unit lainnya dalam satu wilayah kerja/kota; v. Pimpinan Unit, adalah General Manager atau Pejabat lainnya yang menerima pendelegasian wewenang.

3 (1) Maksud ditetapkan Keputusan ini adalah untuk mengatur pola dan prosedur penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Pegawai dan keluarga yang ditanggung secara efektif guna mencegah penyalahgunaan yang merugikan Perseroan. (2) Tujuan ditetapkan Keputusan ini adalah: a. menjaga tingkat produktivitas Pegawai dengan tingkat kesehatan yang prima; b. memberikan kesejahteraan keluarga Pegawai secara efektif sesuai kemampuan Perseroan; c. membangun budaya sadar biaya kesehatan; d. melaksanakan tertib administrasi; e. meningkatkan kejujuran dalam pemanfaatan fasilitas Pemeliharaan Kesehatan. (1) Yang berhak mendapatkan fasilitas Pemeliharaan Kesehatan adalah: a. Pegawai; b. Keluarga yang ditanggung. (2) Fasilitas Pemeliharaan Kesehatan bagi Pegawai dilaksanakan dengan ketentuan: a. Pegawai mendapatkan fasilitas Pemeliharaan Kesehatan dengan diberikan Kartu Pemeliharaan Kesehatan pada sa at diangkat menjadi Pegawai; b. Pegawai yang mutasi jabatan mendapatkan fasilitas Pemeliharaan Kesehatan di Unit Penerima dengan diberikan Kartu Pemeliharaan Kesehatan yang baru pad a saat penyerahan Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP); c. Pegawai yang memanfaatkan Pemeliharaan Kesehatan dari Institusi atau tempat bekerja Isteri/Suami tidak boleh menggunakan fasilitas Pemeliharaan Kesehatan dari Perseroan untuk Pemeliharaan Kesehatan yang sama. (3) Fasilitas Pemeliharaan Kesehatan untuk 1 (satu) orang Isteri/Suami dilaksanakan dengan ketentuan: a. Isteri/Suami didaftarkan di Perseroan selambat-iambatnya 1 (satu) semester setelah Pegawai menikah atau Pegawai yang bersangkutan diangkat dengan menyerahkan fotokopi akta nikah/perkawinan dan kartu keluarga yang menyatakan Isteri/Suami Pegawai; b. Bagi Isteri/Suami yang bekerja di luar Perseroan, untuk mendapatkan fasilitas Pemeliharaan Kesehatan bagi Isteri/Suami, Pegawai harus mengajukan permohonan dilampiri dengan surat keterangan dari Pejabat di Institusi atau tempat kerja Isteri/Suami, yang menyatakan tidak menyelenggarakan fasilitas pemeliharaan kesehatan; c. Bagi Pegawai dengan Isteri/Suami yang sama-sama bekerja di Perseroan mendapatkan fasilitas Pemeliharaan Kesehatan menggunakan hak sesuai dengan status kepegawaiannya masingmasing, dengan diberikan pilihan untuk fasilitas rawat inap: 1) menggunakan hak sesuai dengan status kepegawaiannya masing-masing; atau 2) menggunakan hak sebagai Isteri/Suami. d. Dalam hal Pegawai memilih salah satu dari fasilitas rawat inap sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan huruf c, diberikan kesempatan mengubah pilihan 1 (satu) kali; e. Dalam hal Pegawai memilih menggunakan hak rawat inap sebagai Isteri/Suami sebagaimana dimaksud dalam huruf c, maka diberlakukan ketentuan fasilitas rawat inap untuk keluarga yang ditanggung sampai Pegawai pensiun, kecuali dalam hal bercerai; f. Dalam hal bercerai, Pegawai harus melaporkan perceraiannya selambat-iambatnya 1 (satu) semester sejak tanggal putusan perceraian yang mempunyai kekuatan hukum tetap dikeluarkan; g. Fasilitas Pemeliharaan Kesehatan bagi mantan Isteri/mantan Suami dihentikan sejak tanggal perceraian yang mempunyai kekuatan hukum tetap tersebut dilaporkan;

4 h. Dalam hal Pegawai menikah lagi setelah perceraian sebagaimana dimaksud dalam huruf f, atau kar~na Isteri/Suami sebelumnya telah meninggal dunia, maka Isteri/Suami pada pernikahan benkutnya berhak atas fasilitas Pemeliharaan Kesehatan sesuai prosedur sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b. (4) Fasilitas Pemeliharaan Kesehatan untuk anak paling banyak 3 (tiga) orang dilaksanakan dengan ketentuan: a. Memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Batas usia 25 tahun, dengan ketentuan pada saat Anak berusia 21 tahun, Pegawai harus melaporkan bahwa Anak tersebut masih mengikuti program pendidikan, yang dibuktikan dengan surat keterangan lembaga pendidikan tersebut setiap semester; 2) Tidak atau belum pernah menikah; 3) Tidak atau belum bekerja; 4) Didaftarkan hanya 1 (satu) kali. b. Anak Kandung yang lahir didaftarkan sesuai urutan kelahiran Anak dari 1 (satu) orang istri, selambat-iambatnya 1 (satu) semester setelah kelahiran anak tersebut atau Pegawai yang bersangkutan diangkat; c. Untuk mendapatkan fasilitas Pemeliharaan Kesehatan bagi Anak, Pegawai harus mengajukan permohonan dengan melampirkan fotokopi akta kelahiran Anak yang dikeluarkan oleh institusi yang berwenang selambat-iambatnya 1 (satu) semester sejak tanggal akta kelahiran tersebut; d. Bagi yang memiliki Isteri/Suami yang bekerja di luar Perseroan, Pegawai juga harus melampirkan surat keterangan dari Pejabat di Institusi atau tempat kerja Isteri/Suami yang bekerja di luar Perseroan, yang menyatakan tidak memberikan fasilitas Pemeliharaan Kesehatan bagi Anak tersebut; e. Pegawai berhak mendaftarkan 1 (satu) orang Anak Angkat maksimal usia 5 tahun sebagai penerima hak atas fasilitas Pemeliharaan Kesehatan, yang didaftarkan selambat-iambatnya 1 (satu) semester setelah pengangkatan anak tersebut, jika: 1) Pegawai belum mempunyai Anak Kandung sampai dengan 5 (lima) tahun sejak tanggal pernikahan; atau 2) Pegawai pernah punya Anak Kandung pertama yang kemudian Anak tersebut meninggal; atau 3) Pegawai dinyatakan secara medis tidak bisa punya Anak. f. Dalam hal Pegawai mempunyai Anak Kandung setelah mengangkat 1 (satu) orang Anak Angkat sebagaimana dimaksud dalam huruf e, Anak Angkat tersebut tetap berhak atas fasilitas Pemeliharaan Kesehatan sepanjang jumlah total Anak paling banyak 3 (tiga) orang; g. Anak Angkat yang diangkat setelah Pegawai memiliki Anak Kandung hidup tidak dapat ditanggung pemeliharaan kesehatannya oleh Perseroan; h. Dalam hal Isteri/Suami dari pernikahan berikutnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf h adalah bukan sesama Pegawai, telah mempunyai Anak, sehingga status Anak tersebut menjadi Anak Tiri Pegawai, maka 1 (satu) Anak Tiri berhak atas fasilitas Pemeliharaan Kesehatan sepanjang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, yang didaftarkan selambat-iambatnya 1 (satu) semester setelah pernikahan tersebut, dengan urutan fasilitas setelah Anak Kandung Pegawai; i. Dalam hal Pegawai bercerai setelah pernikahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf h maka fasilitas Pemeliharaan Kesehatan bagi Anak Tiri sebagaimana dimaksud dalam huruf h dihentikan sejak tanggal perceraian yang mempunyai kekuatan hukum tetap tersebut dilaporkan; j. Dalam hal Isteri/Suami dari pernikahan berikutnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf h adalah sesama Pegawai sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf f, dan masing-masing mempunyai Anak Kandung dari pernikahan sebelumnya, maka fasilitas Pemeliharaan Kesehatan atas Anak-anak tersebut melekat pad a hak masing-masing Pegawai; k. Jika jumlah Anak yang ditanggung dari masing-masing Pegawai sebagaimana dimaksud dalam huruf j telah mencapai batas 3 (tiga) Anak, maka Anak yang lahir berikutnya tidak ditanggung. I. Apabila Anak yang ditanggung sudah tidak memenuhi persyaratan, dapat digantikan oleh Anak dengan urutan berikutnya yang belum termasuk daftar Anak yang ditanggung. (5) Data yang dicantumkan dalam Kartu Pemeliharaan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a sekurang-kurangnya berisi data mengenai nama lengkap, Nomor Induk Pegawai, tanggallahir, dan foto Pegawai dan keluarga Pegawai yang ditanggung. (6) Bagi Isteri/Suami yang sudah dit;;lnggung oleh Persero;;ln, tid;;lk dikeln;;lk;;mpersy;;lratan pendaftaran untuk ditanggung.

5 (1) Untuk memudahkan Pemeliharaan Kesehatan, Perseroan dapat melanggan Sarana Pemeliharaan Kesehatan milik Pemerintah atau Swasta, berupa Rumah Sa kit, Poliklinik, Klinik 24 Jam, Puskesmas, Dokter Umum, Dokter Spesialis, Bidan yang mendapatkan ijin Praktek, Psikolog, Psikiater, Apotek, Laboratorium dan tempat pemeriksaan penunjang lainnya. (2) Sarana Pemeliharaan Kesehatan yang dilanggan wajib dievaluasi dan dapat diperpanjang setiap tahun. (3) Dokter Umum dan Dokter Spesialis dapat dilanggan 1 tahun dan dapat diperpanjang hanya 1 tahun. (4) Dokter Umum dan Dokter Spesialis yang sudah dilanggan selama 2 tahun dapat diperpanjang dengan seizin Pejabat Level 1 yang membidangi Kesejahteraan Pegawai. (5) Dokter Umum/Dokter spesialis di Poliklinik Kantor PLN dapat dilanggan paling lama 5 (lima) tahun dan tidak dapat diperpanjang. (6) Pejabat Yang Berwenang menetapkan Sarana Pemeliharaan Kesehatan yang dilanggan adalah: a. Pejabat Manajemen Atas PLN Pusat yang membidangi pengelolaan Pemeliharaan Kesehatan; b. Pimpinan Unit di Unit Induk. (7) Perjanjian kontrak dengan Sarana Pemeliharaan Kesehatan yang dilanggan dilakukan oleh Unit Koordinator setelah melalui koordinasi dengan Unit-unit dalam satu wilayah kerja/kota, dengan mengacu persyaratan sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1, 2, 3, dan 4. (8) Penunjukan Unit Koordinator ditetapkan oleh PLN Pusat. (9) Upaya Perseroan dalam pencegahan gangguan kesehatan, antara lain: a. Penyediaan atau pengadaan sarana olahraga, dan fasilitas olahraga lainnya sesuai dengan kondisi masing-masing Unit dan kemampuan keuangan Perseroan; b. Kegiatan pencegahan penyakit di lingkungan tempat kerja, antara lain penyampaian Informasi kesehatan dengan memanfaatkan media komunikasi milik Perseroan, penyelenggaraan seminar awam tentang kesehatan oleh Pakar/lnstitusi terkait, penyediaan tempat kerja yang sehat dan sebagainya; c. Pemeriksaan kesehatan/medical check up tiap tahun 1 (satu) kali, sebagaimana tercantum dalam Lampiran 5 kepada: 1) Pegawai yang usianya lebih dari 40 (empat puluh) tahun; 2) Pegawai yang menjalankan tugas di tempat kerja yang berpotensi mengakibatkan penyakit yang timbul karena hubungan kerja; d. Memfasilitasi kegiatan atau organisasi sosial di bidang kesehatan dan olahraga; e. Penyediaan sarana untuk Ibu menyusui dan penitipan anak sampai dengan usia 3 tahun. (1) Pemeliharaan Kesehatan yang ditanggung oleh Perseroan adalah sebagai berikut: a. Rawat Inap; b. Rawat Jalan; c. Pemeriksaan penunjang atas rekomendasi Dokter untuk peneguhan diagnosa di Laboratorium; d. Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan sampai dengan anak ketiga hidup yang pemeliharaan kesehatannya ditanggung Perseroan; e. Gugur kandung atas indikasi medis sebelum memiliki anak ketiga hid up;

6 f. Perawatan di Unit Gawat Darurat (UGD) sebagaimana tercantum dalam Lampiran 6; g. Program Keluarga Berencana, imunisasi dan vaksinasi khususnya karena endemic, khitan, pengobatan infertilisasi dan program bayi tabung sebagaimana tercantum dalam Lampiran 7; h. Perawatan gigi sebagaimana tercantum dalam Lampiran 8; i. Alat-alat rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi alat tubuh dengan optimal, termasuk alat bantu sebagaimana tercantum dalam Lampiran 9; j. Alat-alat cangkok/transplantasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran 10; k. Alat-alat kesehatan terkait jantung sebagaimana tercantum dalam Lampiran 11; I. Obat untuk penyembuhan sesuai formularium obat atau Daftar Obat Perseroan (DOP); m. Tindakan bedah plastik (kosmetik) khusus akibat kecelakaan kerja; n. Terapi kejiwaan; o. Pemeliharaan Kesehatan lainnya yang dibatasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran 12. Pemeliharaan Kesehatan yang tidak ditanggung sebagaimana tercantum dalam Lampiran 13. Pemeliharaan Kesehatan yang tidak diatur dalam keputusan ini tidak ditanggung oleh Perseroan. (1) Rawat Inap dilaksanakan berdasarkan kelas sebagaimana tercantum dalam Lampiran 14. (2) Rawat Inap di Rumah Sakit/Poliklinik/Puskesmas yang dilanggan tidak dapat dilakukan dengan cara Restitusi, harus melalui Surat Jaminan. (3) Pemeriksaan di Laboratorium yang dilanggan dilakukan dengan Surat Jaminan. (4) Rawat Jalan dan pengambilan obat di Dokter Umum/Bidan dan Apotik yang dilanggan dilakukan dengan Kartu Berobat. (5) Rawat Jalan ke Dokter Umum dan Dokter Spesialis di Poliklinik dilakukan dengan Kartu Berobat. (6) Rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana Pemeliharaan Kesehatan yang tidak dilanggan dilakukan dengan cara Restitusi. (7) Rawat Jalan ke Dokter Spesialis yang tidak dilanggan harus melalui rujukan dari Dokter Umum, kecuali ke Dokter Spesialis Kandungan/Anak. (8) Konsultasi lanjutan ke Dokter Spesialis terhadap hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) dapat dilakukan tanpa rujukan Dokter Umum, paling banyak 3 (tiga) kali untuk penyakit yang sama. (9) Rawat inap sampai dengan 1 (satu) bulan berturut-turut harus dikunjungi oleh Konsultan Kesehatan untuk dilaksanakan evaluasi. (10) Rawat inap paling banyak 3 (tiga) bulan kumulatif dalam setahun, kecuali ada rekomendasi Dokter. (1) Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendiagnosa penyakit dengan tepat, yang digunakan sebagai peneguhan diagnosa atau untuk mengevaluasi hasil perawatan terhadap suatu penyakit. (2) Pemeriksaan Penunjang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah : a. Pemeriksaan Laboratorium; b. Pemeriksaan Radiologi atau Rontgen; c. Pemeriksaan Patologi Anatomi; d. Pemeriksaan Khusus lainnya seperti Electro Cardiography (ECG), Electro Encephalografi (EEG); Ultra Sonografi (USG), Endoscopy, Computerized Tomographi Scanning (CT SCAN) dan lain-lain. (3) Dalam hal diperlukan kelengkapan pemeriksaan penunjang, dapat dilakukan medical check up dan harus berdasarkan rujukan Dokter.

7 (1) Untuk mendapatkan Pemeliharaan Kesehatan yang efektif dan efisien dengan penggunaan obat yang tepat, wajar dan masuk akal, diberlakukan Formularium Obat dan Standard Operational Procedure (SOP) tentang Tindakan Medis. (2) Penyusunan Formularium Obat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan Tim Pakar Farmasi yang independent. (3) Sarana Pemeliharaan Kesehatan yang dilanggan wajib menggunakan Formularium Obat. (4) Restitusi obat mengacu pad a Formularium Obat. (5) Restitusi di luar Formularium Obat diganti setinggi-tingginya seharga obat yang tercatum dalam Formularium Obat. (6) Formularium Obat harus dievaluasi dan diupdate oleh Tim Pakar Farmasi secara periodik setiap 1 (satu) tahun sekali. (7) Ketentuan mengenai Formularium Obat diatur lebih lanjut melalui Edaran Direksi paling lambat 3 (tiga) bulan sejak Keputusan ini diberlakukan. (8) Ketentuan mengenai Standard Operational Procedure (SOP) tentang Tindakan Medis diatur lebih lanjut melalui Edaran Direksi paling lambat 1 (satu) tahun sejak Keputusan ini diberlakukan. (9) Panduan mengenai formularium obat diberikan kepada seluruh Pegawai. (1) Untuk rawat inap, terapi hemodialisa, kemotherapi, tindakan operasi bedah mulut dan rawat jalan hanya untuk setelah operasi atau transplantasi, di Sarana Pemeliharaan Kesehatan yang dilanggan, atau pemeriksaan laboratorium, diberikan surat jaminan oleh Perseroan. (2) Surat jaminan Perseroan harus disetujui oleh Pejabat Pengelola Pemeliharaan Kesehatan, yaitu: a. Manajer Senior untuk PLN Pusat; b. Manajer Bidang untuk Unit Induk; c. Manajer Unit untuk Unit Pelaksana; d. Manajer Sub Unit untuk Sub Unit Pelaksana. (3) Pemeliharaan Kesehatan selain hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan secara restitusi, dengan melampirkan medical record atau surat keterangan Dokter yang merawat. (4) Restitusi dibayarkan 100%. (5) Apabila besarnya restitusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) melebihi tarif tertinggi dari Sarana Pemeliharaan Kesehatan yang dilanggan, dibayarkan sesuai hasil verifikasi. (6) Proses Restitusi harus diketahui oleh Atasan Langsung dan disetujui oleh Pejabat Pengelola Pemeliharaan Kesehatan, yaitu: a. Asisten Manajer untuk PLN Pusat; b. Deputi Manajer untuk Unit Induk; c. Asisten Manajer untuk Unit Pelaksana; d. Manajer untuk Sub Unit Pelaksana. (7) Restitusi dibayarkan paling lama 1 (satu) bulan setelah penyerahan kuitansi yang asli. (8) Umur kuitansi yang diperbolehkan adalah paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal kuitansi. (9) Biaya Pemeliharaan Kesehatan yang tidak tercakup dalam asuransi dapat diganti dengan cara restitusi sepanjang perawatannya termasuk yang ditanggung oleh Perseroan.

8 (1) Untuk keperluan verifikasi, audit maupun evaluasi pelaksanaan pemeliharaan kesehatan, Perseroan dapat melakukan kerjasama dengan konsultan kesehatan. (2) Pelaksanaan pengadaan kerjasama sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Kantor Pusat dengan mekanisme pengadaan barang dan jasa yang berlaku. (1) Perjalanan Oinas Pemeliharaan Kesehatan di luar tempat kedudukan Pegawai dilakukan dalam hal: a. Oi tempat kedudukan Pegawai tidak ada fasilitas/peralatan kesehatan yang diperlukan, dan harus dibuktikan dengan surat keterangan dari Rumah Sa kit setempat; atau b. Sedang melaksanakan Perjalanan Oinas atau cuti atau Pendidikan Formal Perseroan. (2) Pemeliharaan Kesehatan di luar tempat kedudukan Pegawai yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan persyaratan: a. Tidak mendapatkan fasilitas dan biaya Perjalanan Oinas; b. Tidak mendapatkan surat jaminan dari Perseroan. (3) Pejabat yang Berwenang atas pelaksanaan Pemeliharaan Kesehatan di luar tempat kedudukan adalah Pejabat Pengelola Pemeliharaan Kesehatan, yaitu Manajer Senior di PLN Pusat dan Pimpinan Unit di Unit Induk. (4) Biaya dan jangka waktu Perjalanan Oinas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan sesuai ketentuan mengenai Perjalanan Oinas yang berlaku. (5) Jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) dapat diperpanjang setelah memperoleh izin dari Pejabat Yang Berwenang dari Unit Asal. (6) Pemeliharaan Kesehatan di luar tempat kedudukan dapat didampingi paling banyak 1 (satu) orang atas rekomendasi Dokter Rumah Sakit yang merawat. (1) Pemeliharaan Kesehatan dapat dilakukan di luar negeri, dalam hal tidak terdapat fasilitas kesehatan yang diperlukan di Rumah Sakit di Indonesia, dan harus dibuktikan dengan surat keterangan dari Rumah Sakit kelas terakreditasi A di Indonesia. (2) Mekanisme pengajuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sebagai berikut: a. Pegawai mengajukan permohonan kepada Pengelola Pemeliharaan Kesehatan PLN Pusat; b. Pengelola Pemeliharaan Kesehatan PLN Pusat melakukan evaluasi medis; c. Oari hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam huruf b dapat dijadikan pertimbangan Direksi dalam memberikan persetujuan atau penolakan atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a.

9 (3) Dalam hal Pemeliharaan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak mendapatkan persetujuan Direksi, tetapi pemohon tetap mengajukan pemeliharaan kesehatan di luar negeri atas keinginan sendiri, maka penggantian biaya Pemeliharaan Kesehatan diberikan restitusi sesuai Tarif Perseroan dan biaya perjalanan ke luar negeri tidak ditanggung Perseroan. (4) Dalam hal Pemeliharaan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) mendapatkan persetujuan Direksi, maka penggantian biaya Pemeliharaan Kesehatan dilakukan secara restitusi sesuai Tarif Perseroan dan biaya perjalanan ke luar negeri diberikan sesuai ketentuan Perjalanan Dinas berlaku. (5) Pegawai yang menderita sakit pada waktu melakukan Perjalanan Dinas ke luar negeri atau keluarga yang dengan izin Direksi mengikuti Suamillsteri yang dinas di luar negeri, Perawatan Kesehatan dapat diberikan dengan Restitusi, kecuali dalam hal Perjalanan Dinas ke luar negeri didukung dengan asuransi atas beban sponsor/non Perseroan. (6) Bagi keluarga Pegawai yang tinggal di luar negeri dan masih berhak atas Pemeliharaan Kesehatan atau keluarga Pegawai yang berhak sedang mengantar Pegawai berobat ke luar negeri, maka biaya Pemeliharaan Kesehatan diberikan dengan cara Restitusi. (7) Bagi Pegawai atau keluarga Pegawai yang melakukan pemeliharaan kesehatan di luar negeri atas keinginan sendiri, maka penggantian biaya Pemeliharaan Kesehatan dilakukan secara restitusi sesuai Tarif Perseroan dan biaya perjalanan ke luar negeri tidak ditanggung Perseroan, dengan tetap mendapatkan ijin ke luar negeri sesuai ketentuan yang berlaku. (1) Penghargaan diberikan kepada Pegawai yang dapat dibuktikan telah melaksanakan pencegahan gangguan kesehatan bagi dirinya dan keluargan yang ditanggung Perseroan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun dan tidak memanfaatkan fasilitas Pemeliharaan Kesehatan di Perseroan. (2) Penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut melalui Edaran Direksi. Penyalahgunaan terhadap ketentuan yang ditetapkan dalam Keputusan ini dikenakan penjatuhan hukuman disiplin berat sebagaimana diatur dalam Peraturan Disiplin Pegawai. Dalam hal ditemukan penyalahgunaan oleh Pegawai atau keluarga atau pihak Sarana Pemeliharaan Kesehatan, harus dilaporkan oleh setiap Pegawai yang mengetahui dan atau Pengelola Pemeliharaan Kesehatan disertai dengan bukti awal yang cukup, kepada Pejabat yang Berwenang untuk ditindaklanjuti oleh Tim Investigasi sesuai ketentuan yang berlaku. Ketentuan teknis mengenai formularium obat, tarif Perseroan, Konsultan Kesehatan, dan lain-lain, ditetapkan dalam kurun waktu paling lambat 6 (enam) bulan sejak Keputusan ini berlaku.

10 a. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 266.KlDIR/2000 tentang Pemeliharaan Kesehatan Pegawai sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 093.KlDIR/2007; b. Ketentuan-ketentuan lain terkait dengan Pemeliharaan Kesehatan Pegawai yang diterbitkan sebelum diberlakukan Keputusan ini; dinyatakan tidak berlaku lagi. (2) Pelaksanaan pemeliharaan kesehatan yang masih memerlukan pengaturan lebih lanjut akan ditetapkan oleh Kepala Divisi Pengembangan Sistem SDM dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku. (3) Hal-hal yang dianggap perlu dapat diambil kebijakan tertentu hanya berdasarkan persetujuan Direksi. Ditetapkan di pada tanggal Jakarta 13 April 2011

11 Lampiran 1 Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 168.K/DIR/2011 Tanggal : 13 April MELAYANI RAWAT JALAN, ANTARA LAIN: a. Pemeriksaan kondisi kesehatan pasien kepada Dokter Umum dan Dokter Spesialis b. Pemeriksaan laboratorium c. Melakukan tindakan operasi kecil d. Fisioterapi e. Psikoterapi f. Hemodialisa g. Kemoterapi h. Radiologi i. Rehab medik j. Penyediaan obat k. Memberikan rujukan kepada Pelayanan Kesehatan Tingkat 2 I. Dan lain-lain 2. MELAYANI RAWAT INAP, ANTARA LAIN: a. Pemeriksaan kondisi kesehatan pasien kepada Dokter Umum dan Dokter Spesialis b. Pemeriksaan laboratorium c. Melakukan tindakan operasi d. Fisioterapi e. Psikoterapi f. Hemodialisa g. Kemoterapi h. Radiologi i. Rehab medik j. Penyediaan obat k. Memberikan rujukan kepada Pelayanan Kesehatan Tingkat 2 I. Dan lain-lain 3. KUALIFIKASI SESUAI PERATURAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN : a. Administrasi dan Manajemen k. Pelayanan Laboratorium b. Pelayanan Medis I. Pelayanan Gizi c. Pelayanan Gawat Darurat m. Rekam Medis d. Kamar Operasi n. Pengendalian Infeksi di Rumah e. Pelayanan Intensive Sakit f. Pelayanan Periantal Resiko Tinggi o. Pelayanan Sterilisasi Sentral g. Pelayanan Keperawatan p. Keselamatan Kebakaran dan h. Pelayanan Anaestesi Kewaspadaan Bencana i. Pelayanan Radiologi q. Pemeliharaan Sarana j. Pelayanan Farmasi r. Pekerjaan Lain s. Perpustakaan

12 Lampiran 2 Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 168.K/DIR/2011 Tanggal : 13 April 2011 a. Wajib mempunyai izin penyelenggaraan; b. Dalam memberikan pelayanannya selalu mempertimbangkan fungsi sosialnya terutama kepada pasien yang tak mampu; c. Struktur organisasii terdiri dari unsur pimpinan dan pembantu pimpinan serta unsur pelaksana; d. Pimpinan adalah dokter umum atau dokter spesialis yang mempunyai surat izin praktek sesuai dengan ketentuan yang berlaku; e. Wajib mempunyai dokter jaga; f. Wajib dilengkapi apotik; g. Ruang observasi pasca tindakan bedah minor atau tindakan medis lainnya minimal 2 (dua) tempat tidur; h. Wajib menyelenggarakan pencatatan dan pelaporan yang mengacu kepada pencatatan dan pelaporan rawat jalan rumah sa kit; i. Wajib menyelenggarakan rekam medis yang mengacu kepada rekam medis rawat jalan rumah sa kit; j. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medik dan penunjang diagnosis harus mengikuti ketentuan yang berlaku. 2. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR Pemberian pelayanan medis kepada pasien harus sesuai dengan standar profesi dan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran serta harus dapat memanfaatkan kemampuan fasilitas Poliklinik I Klinik 24 Jam secara optimal. a. Pelayanan medis dan tindakan medis diberikan berdasarkan standar profesi yang telah ditetapkan oleh perhimpunan Profesi; b. Wajib mempunyai sistem/tata cara menerbitkan Surat Keterangan Kesehatan hasil medical check-up sehingga tidak memungkinkan terjadi pemalsuan surat keterangan kesehatan oleh orang yang tidak berhak; c. Mempunyai kebijakan/ketentuan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan. 3. FASILITAS DAN PERALATAN Pemilik bertanggung jawab atas tersedianya sarana dan prasarana untuk mendukung fungsi Poliklinik I Klinik 24 Jam. a. Peralatan, ruang dan tenaga mengacu kepada standar peralatan, ruang dan tenaga rumah sakit kelas D untuk poliklinik; b. Ada kebijakan dan prosedur tertulis tentang program pemeliharaan dan perbaikan dari sarana, prasarana dan ala10

13 Lampiran 3 Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor : 168.K/DIR/2011 Tanggal : 13 April 2011 a. Surat Permintaan Penawaran Kerjasama; b. Company Profile; c. Penawaran Harga Pemeriksaan Laboratorium; d. Akte Pendirian Perusahaan; e. Izin Penyelenggaraan Laboratorium dari Pemerintah setempat; f. Memiliki Sertifikat Akreditasi Laboratorium. 2. SARANA, FASILITAS, DAN SDM a. Memiliki fasilitas peralatan laboratorium yang memberikan hasil yang cepat dan akurat; b. Mempunyai sarana gedung, ruang tunggu dan ruang pemeriksaan yang memadai; c. Melakukan kalibrasi internal maupun eksternal secara berkala terhadap peralatan yang digunakan; d. Memiliki SDM bersertifikat sesuai dengan kompetensinya dan berintegritas tinggi; e. Nilai hasil pemeriksaan harus mengikuti konsensus. 3. TINGKAT PELAYANAN a. Memiliki tenaga kerja yang kompeten di bidangnya; b. Menyelenggarakan pelayanan laboratorium sesuai dengan standar pelayanan dan pedoman yang berlaku; c. Menyediakan pelayanan laboratorium secara professional dan menjaga mutu pelayanan laboratorium; d. Memberikan informasi kepada pengguna jasa mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pemeriksaan laboratorium yang akan dilaksanakan; e. Menjamin kerahasiaan identitas dan hasil pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

14 Lampiran 4 Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 168.K/DIR/2011 Tanggal 13 April 2011 a. Surat Permintaan Penawaran Kerjasama; b. Company Profile; c. Penawaran Harga Obat; d. Akte Pendirian Perusahaan; e. Izin Penyelenggaraan Apotik dari Pemerintah setempat. a. Mempunyai sarana dan gedung yang memadai; b. Memiliki persediaan obat-obatan sesuai dengan formularium obat PLN. a. Memiliki tenaga kerja yang kompeten di bidangnya: 1) Apoteker; 2) Asisten apoteker. b. Menyelenggarakan pelayanan apotik sesuai dengan standar pelayanan dan pedoman yang berlaku; c. Menyediakan pelayanan apotik secara professional dan menjaga mutu pelayanan apotik; d. Memberikan informasi kepada pengguna jasa mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pemberian obat.

15 No. LABORATORIUM PEMERIKSAAN 1. LABORATORIUM - Hematologi Lengkap -Imunologi HBsAg, Anti HBs, Anti HCV Penanda Tumor: PSA Total, CEA - Faal Hati Protein Total, Albumin, Bilirubin Total, Dir / Indir, SGOT, SGPT, Gamma GT, Alkali Fosfatase - Faal Ginjal Ureum, Kreatinin, Asam Urat - Profil Lipid Cholesterol, Trigliserid, HDL, LDL direk - Profil DM Glukosa puasa, 2 jam pp - Urine Rutin + reduksi jam pp 2. Elektrokardiogram (EKG) resting 3. Treadmill 4. USG Abdomen 5. X-Photo Thorax PA 6. Tes Fisik Umum 7. Audiometri + Dokter THT 8. Dokter Mata 9. Pap Smear / PSA 10. Spirometri 11. USG Mammae 12. Tes Kejiwaan Sesuai rekomendasi Dokter 13. Pemeriksaan Medis lainnya

16 Lampiran 6 Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor : 168.K/DIR/2011 Tanggal : 13 April 2011 a. sakit atau cedera serius karena kecelakaan termasuk kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan dalam rumah tangga; b. serangan jantung; c. distres pernafasan termasuk serangan asma menetap (status asthmaticus), tenggelam, benda asing dalam saluran pernafasan; d. pendarahan hebat termasuk pendarahan pad a kehamilan dan mata; e. kejang-kejang, termasuk epilepsi; f. muntah berak disertai dehidrasi berat; g. kehilangan kesadaran temasuk koma hepatikum, koma diabetikum; h. demam tinggi (39 derajat Celcius ke atas); i. tekanan darah tinggi: systolic diatas 150 mmhg, diastolic diatas 90 mmhg; j. tekanan darah rendah: systolic dibawah 70 mmhg, diastolic dibawah 50 mmhg; k. stroke; I. keracunan; m. luka bakar; n. digigit binatang buas dan atau berbisa; o. gangguan jiwa. (2) Tindakan dalam Kondisi Darurat Gawat sebagaimana dimaksud dalam point 1, harus segera dilaporkan kepada Perseroan dalam waktu 2 x 24 jam (tidak termasuk hari libur resmi dan hari besar), disertai dengan keterangan tertulis dari Dokter yang merawat tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyakit yang diderita, kecuali apabila kondisi pasien tidak memungkinkan. (3) Pengobatan Darurat Gawat dilakukan di Sarana Pelayanan Kesehatan yang tidak dilanggan, akan diberikan Restitusi 100%. (4) Perawatan lanjutan setelah Kondisi Darurat Gawat sebagaimana dimaksud dalam point 3 diupayakan dipindahkan ke Sarana Pelayanan Kesehatan yang dilanggan.

17 Nomor: 168.K/DIR/2011 Tanggal: 13 April 2011 NO KETERANGAN DEFINISI JENIS I MACAM KETERANGAN BATASAN Gerakan untuk membentuk 1. Suntik Ditanggung keluarga yang sehat dan 2. Spiral/coopert Ditanggung sejahtera dengan membatasi 1 Keluarga Berencana jumlah kelahiran anak. Segala 3. Pil/Kondom hanya dilayani di Poliklinik PLN Ditanggung macam alat KB & obat KB di 4. Fasektomy Ditanggung tanggung kecuali 5. Tubektomy Ditanggung susukllmolan. 1. BCG 1 (satu) kali Imunisasi pencegahan TBC 2. DPT 3 (tiga) kali Imunisasi anti titanus 2 Imunisasi & Vaksinasi 3. Polio 4 (em pat) kali Imunisasi anti Polio pencegahan terhadap penyakit infeksi yang 4. Hepatitis B usia 0-6 bulan = 3x, disebabkan oleh bakteri dan selanjutnya 5 tahun sesudah Ditanggung untuk Anak usia virus, di berikan untuk anak vaksinasi Hepatitis B yang ketiga s.d. 5 tahun s.d. umur 5 tahun Imunisasi pencegahan Hepatitis B diberikan 1 (satu) kali. Khusus dewasa vaksinasi Hepatitis B dapat diberikan sesuai indikasi. 3 Khitan/sunat (circumsisi) 5. Campak 1 (satu) kali Imunisasi pencegahan Campak 1. Khitan/Sunat karena Tindakan memotong atau tersumbatnya saluran kencing Ditanggung menghilangkan sebagian atau (Phvmosis) seluruh kulit penutup depan Penggantian maksimal Rp dari penis 2. Circumsisi biasa ,- per anak s.d. anak ke 3 4 Infertilitas Ditanggung mengikuti keadaan di mana seseorang program penyembuhan paling tidak dapat mempunyai lama 5 tahun dengan cara Sulit untuk hamil keturunan dengan usia restitusi sebesar 100%. pernikahan minimal 5 tahun Program bayi tabung tidak ditanggung

18 Lampiran 8 Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 168.K/DIR/2011 Tanggal : 13 April 2011 NO. JENIS TINDAKAN/PERAWATAN KETERANGAN Pegawai dan 1 KONSUlTASI Keluarga Pegawai dan 2 TAMBAl GIG I Keluarga 2.1. Penambalan Sementara (Pengobatan Syaraf) 2.2. Tanpa Sinar GIC/Fuji (Glass lonomer Cement) 2.3. Dengan sinar/composite 2.4. Penambalan Besar/Kelas II (MO atau MOD) 2.5. Perawatan Saluran Akar (qutap) 2.6. Penqisian Saluran Akar (Cement), Pulp Cappinq Pegawai dan 3 PENCABUTAN/BEDAH MUlUT Keluarga 3.1. Pencabutan Giqi 3.2. Pencabutan Giqi Susu dq. Anastesi 3.3. Pencabutan Gigi Tetap 3.4. Pencabutan Giqi Tetap Denqan Komplikasi 3.5. Insisi Abses.Fistul 3.6. Curettage Per Gigi 3.7. Alveolectomy/Pengambilan Tonjolan Tulang 3.8. Operasi Giqi MiringfTerbenam Pegawai dan 4 PENGOBAT AN PERIODONTIK Keluarga 4.1. Pembersihan Karanq Giqi + Fluoridasi Tiap Rahanq AlB 5 GIGI TIRUAN/PROSTODONTIK (Ada Biaya lab) Hanya Pegawai 5.1. Giqi Pertama dq. Plaat Acrylic 5.2. Penambahan Giqi Selaniutnva Tiap Elemen 5.3. Full Denture/Prothesa Penuh Rahanq Atas/Bawah 5.4. Full Denture/Prothesa Penuh Rahanq Atas + Bawah 5.5. Mahkota/Jembatan Giqi Acrylic + Backinq loqam 5.6. Mahkota Acrylic 5.7. Pin/Pasak Loqam Per Gigi 5.8. Reparasi Prothesa Retak/Patah Partial Denture 5.9. Rebasinq/Ganti Plat Giqi (Partial/Full Denture) Inlav Loqam (Ada Biava Lab) Pegawai dan 6 X-RAY Keluarga 6.1. Xrav Per Giqi

19 168.K/DIR/ April 2011 Biaya maksimal yang ditanggung No. NAMA ALAT Pegawai Anggota Keluarga pegawai Keterangan Derusahaan Diberikan penggantian masing-masing 1 Alat Bantu Dengar telinga sesuai dengan umur dan fungsi alat yang tercantum dalam spesifikasi Diberikan penggantian masing-masing telinga Telinga kiri Rp ,- dan Telinga paling banyak 1 (satu) kali Kanan Rp ,- Diberikan penggantian sesuai dengan 2 Kruk dan sejenisnya umur dan fungsi alat yang tercantum Diberikan penggantian paling banyak 1 (satu) kali Rp ,- dalam spesifikasi Untuk recovery sesuai rekomendasi Manual Rp ,- Diberikan penggantian sesuai dengan Dokter 3 Kursi Roda umur dan fungsi alat yang tercantum - dalam spesifikasi Untuk permanen sesuai Elektrik Rp ,- rekomendasi Dokter Diberikan penggantian sesuai dengan 4 Penyangga Leher umur dan fungsi alat yang tercantum Diberikan penggantian paling banyak 1 (satu) kali Rp ,- dalam spesifikasi Diberikan penggantian sesuai dengan 5 Korset Lumbal umur dan fungsi alat yang tercantum - Rp ,- dalam spesifikasi Diberikan penggantian sesuai dengan 6 Kaki Palsu umur dan fungsi alat yang tercantum - Kaki kiri Rp ,- dan Kaki Kanan dalam spesifikasi Rp ,- Diberikan penggantian sesuai dengan 7 Tangan Palsu umur dan fungsi alat yang tercantum - Tangan kiri Rp ,- dan Tangan dalam spesifikasi Kanan Rp ,- Diberikan penggantian masing-masing 8 Bola Mata Palsu mata sesuai dengan umur dan fungsi alat - Mata kiri Rp ,- dan Mata Kanan vanq tercantum dalam spesifikasi Rp ,- Bingkai Rp ,- dan Lensa Rp. Pertama -0,5/+0,5 selanjutnya diberikan penggantian lensa apabila 9 Kaca Mata Diberikan penggantian - perubahan -0,25/+0,25, dan bingkai ,- dapat diberikan > 3 th sejak pemberian 10 IOL (Intra Oculer Lensa) Diberikan penggantian sesuai dengan umur dan fungsi alat yang tercantum - dalam spesifikasi Mata kiri Rp ,- dan Mata Kanan Rp ,-

20 No. CANGKOKI TRANSPLANT ASI Perkiraan Biaya Definisi Pegawai I Keluarga yang ditanggung Yang Ditanggung Perseroan 1. GINJAL Tindakan medis untuk memindahkan ginjal Ditanggung 1x di rumah sakit yang dilanggan,tapi yang sehat dari donor kepada pasien yang untuk pendonor hanya operasi dan rawat inap mengalami gagal ginjal. termasuk tindakan medis lainnya 250 juta rupiah 2. LEVER (HATI) Tindakan medis untuk menggantikan hati Ditanggung 1x di rumah sakit yang dilanggan,tapi yang sakit dengan allograft hati yang sehat. untuk pendonor hanya operasi dan rawat inap termasuk tindakan medis lainnya 1 miliar rupiah Tindakan medis yang dilakukan pada pasien Ditanggung 1x di rumah sakit yang dilanggan,tapi penderita gagal jantung stadium akhir dengan untuk pendonor hanya operasi dan rawat inap mencangkokkan jantung yang masih berfungsi termasuk tindakan medis lainnya 3. JANTUNG dari pendonor yang baru saja meninggal 1,2 miliar rupiah kepada pasien. 4. MATA Tindakan medis penggantian jaringan kornea Ditanggung untuk masing-masing mata : 1x di yang rusak dengan kornea sehat dari donor rumah sa kit yang dilanggan,tapi untuk pendonor hanya operasi dan rawat inap termasuk tindakan Masing-masing mata medis lainnya 100 juta rupiah

21 Fasilitas No Macam Tindakan Jenis Pegawai/Keluarga Biaya Peaawai Tindakan pemasangan alat kedalam Sesuai tarif rumah pembuluh darah yang mengalami Pemasangan stent sakit dilanggan 1 penyempitan sehingga darah dapat Maksimal5 mempunyai rongga yang cukup untuk Sesuai tarif rumah Pemasangan ballon mengalirkan darah dengan sempurna sa kit dilanggan 2 Pemasangan bypass 3 Pemasangan alat pacu jantung 4 Pemasangan klep jantung - - Sesuai tarif rumah Sesuai rekomendasi sa kit dilanqqan Dokter Sesuai tarif rumah Sesuai rekomendasi sakit dilanggan Dokter Pemasangan klep jantung di Sesuai tarif rumah Sesuai rekomendasi rumah sakit dilanggan sakit dilanggan Dokter

22 NO HAL DEFINISI Pegawai Keluarga Pegawai Diberikan maksimal 1 (satu) Diberikan maksimal1 (satu) Penggantian sendi lutut atau sendi panggul pasang per pegawai dengan pasang per keluarga yang 1 Penggantian Sendi yang disebabkan oleh pengeroposan biaya maksimum Rp. ditanggung dengan biaya tulang, dan infeksi ,00 per orang per maksimum Rp ,00 per kasus orang per kasus Terapi sampai dengan usia 12 2 Autis Kelainan otak minimal - tahun, maksimum Rp per tahun per orang Gacat yang disebabkan oleh bawaan sejak lahir: - hidrocepalus - mata juling, buta - bisu tuli - bibir sumbing Ditanggung 1 kali dengan batasan 3 Gacat lahir -kelainan rahang - Rp per orang per - omphalocoele (usus di luar) kasus - testis tidak turun - hermaprodit (berkelamin ganda) - hernia - tidak punya dubur - kelainan 4 Kembar dempet - Diberikan penggantian maksimal 50% dari biaya Diberikan penggantian maksimal 5 Kelainan jantung bawaan 50% dari biaya -

23 168.K/DIR/ April 2011 NO KETERANGAN DEFINISI JENIS I MACAM KETERANGAN Raja Singa I Gonorhoe I sipilis, 1 Penyakit Kelamin Penyakit yang disebabkan oleh hubungan seksual heroes simoleks Penyakit akibat hubungan seks secara amoral dan 2 Penyakit HIV/AIDS HIV/AIDS penqquna narkoba Konsultasi medis yang berhubungan dengan 3 Konsultasi kejantanan peningkatan kejantanan atau vitalitas pria yang Semua jenis konsultasi kejantanan tidak disebabkan oleh penyakit Viagra, Tribestan, Tripote, Obat yang berhubungan dengan kesehatan 4 Obat Seksual Pasumastrong, Xgra, Andriol, Cialis seksual pria dan wanita dan seienisnya Menghentikan kehamilan sebelum janin dapat Pengguguran yang disengaja tanpa 5 Abortus Provocatus hiduo diluar tubuh ibu. ada indikasi medis Sebutan untuk obat tradisional yang dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan dan 6 Jamu kulit batang, buah atau yang menggunakan bahan Semua jenis jamu dari tubuh hewan, seperti empedu kambing atau tangkur buaya. Evening primose oil, Prolacta, Enercal, Diabetasol, Entrasol, 7 Makanan yang ditambahkan kedalam makanan Enfagrow, Biiskuit, Sun Chorella, Suplemen (Makanan pokok sebagai makanan tambahan, dalam upaya Sun Isabgol, Forty Plus, Nutren, tambahan) mencapai tumbuh kembang yang optimal Glucerna, Hepatosol, Peptisol, Nephrisol, Curcuma Plus dan seienisnya Teknik pengobatan yang digunakan dalam 8 AkupunturlTusuk Jarum pengobatan tradisional dengan menggunakan jarum-jarum yang sangat tajam untuk Segala jenis terapi akupuntur menstimulasi titik-titik tertentu oada tubuh Totok mirip dengan akupuntur, yaitu menstimulasi 9 Totok titik-titik akupuntur yang ada di sepanjang Segala jenis terapi totok meridian tubuh Merupakan ilmu yang mempelajari ilmu tentang 10 Refleksi pijat di titik-titik tubuh tertentu. Pijat ini dilakukan dengan alat tangan dan benda-benda lain berupa Segala jenis terapi refleksi kayu, plastik, atau karet. 11 Terapi Hiperbarik Suatu terapi dimana penderita akan dimasukkan ke dalam suatu tabung yang terbuat dari plat baja atau aluminium alloy yang diisi dengan oksigen murni pada tekanan atmosfer tertentu. Segala jenis terapi hiperbarik 12 Terapi Ozon Terapi pencegahan dan penyembuhan penyakit menaunakan aas ozon (03). Segala jenis terapi ozon 14 Pemeriksaan narkoba Sudah jelas Segala jenis pemeriksaan narkoba 15 Pemeriksaan HIV/AIDS Sudah jelas Segala jenis pemeriksaan HIV/AIDS Bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia Semua jenis krim dan racikan yang (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital tergolong kosmetik seperti parasol 16 Kosmetik bagian luar) atau gigi dan mukosa muiut terutama sunblock, hand body lotion, untuk membersihkan, mewangikan, mengubah pemutih wajah, pelembab kulit, penampilan dan atau memperbaiki bau badan penyubur rambut, pemutih gigi, dan atau melindungi atau memelihara tubuh pad a sejenisnya kondisi baik. Polimer nonorganik yang bervariasi, dari cairan, a. Silikon padat gel, karet, hingga sejenis plastik keras. Beberapa 17 Silikon karakteristik khusus silikon: tak berbau, tak b. Silikon berbentuk gel dalam berwarna, kedap air, serta tak rusak akibat bahan wadah silikon oadat kimia dan proses oksidasi, tahan dalam suhu c. Silikon cair 19 Keloid Bukan karena operasi medis dan Jaringan kulit tambahan yang tumbuh di bekas penyembuhan luka yang luka. Keloid merupakan bekas Juka hipertrofik ditanaauna oerusahaan 20 Operasi Tahi lalat Tahi lalat (nevus pigmentosus) merupakan tumor Segala jenis operasi tahi lalat untuk 'inak pad a kulit tuiuan kecantikan 21 Mata Ikan mata ikan (klavus) merupakan kelainan kulit yang timbul akibat tekanan yang terjadi secara berulang dan berselang-seling dalam waktu yang lama, biasanya timbul pada penonjolan pada tulang. Segala jenis kelainan kulit yang sama atau memiliki eiri sama dengan mata ikan

24 22 Kutil Kutil dalam istilah medis disebut Papilloma. Papilloma itu sebenamya sejenis tumor jinak pad a Segala jenis kutil yang dinyatakan kulit, berasal dari penebalan lapisan luar kulit yang tidak berbahaya oleh dokter ahli berlebihan. Suatu zat senyawa kompleks yang sangat 23 Vitamin dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk Segala jenis vitamin mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh Biaya yang ditanggung: vitamin untuk Ibu hamil dan anak sid usia 5 tahun, serta pasien dalam masa penyembuhan atas rekomendasi dokter yang merawat Lipovitan, Kratingdaeng, M150, Extra Joss, Kiranti, Tonotan, 24 Minuman berenergi Sudah jelas Enak'o, Pocari Sweat, Irex, Hemaviton, Gatorade, You-C, Kuku Bima Ener-G dan sejenisnya 25 Makananlminuman Diet Sudah jelas Semua jenis makananlminuman diet seperti tropicana slim, slimming tea, gula Equal, Vegeta, WRP Body Shape dan sejenisnya 26 Susu dan Makanan bayi Sudah jelas Semua bavi jenis susu dan makanan Buku panduan dan brosur lainnya 27 Buku Panduan Kesehatan Sudah jelas tentang merawat bayi, buku-buku kesehatan dan sejenisnya Apisate, Apetinil, Reductil, biaya yang ditanggung untuk 28 Obat Penurun Berat Badan Sudah jelas Tertonac, Xenical, Merit, Vitaslim, tujuan terapi anak obesitas dan prod uk sejenisnya sampai dengan umur 5 tahun. Balsem, Transpulmin, Lafalos, Conterpain, Vicks Vaporub, Vicks 29 Obat Gosok Sudah jelas Inhaler, Bengay, Salon pas, Cap Lang, Neo Reumachyl dan produk Sejenisnya Betadine, Alpadine, Alkohol 70%, Biaya yang ditanggung untuk 30 Obat Luka Sudah jelas Rivanol, Vaginal douche dan penyembuhan luka dalam produk seienisnva perawatan dokter 31 Obat Kumur Sudah jelas Biaya yang ditanggung untuk Betadine kumur, Iisterine, dan penyembuhan luka dalam sejenisnya perawatan dokter 32 Obat Herbal Obat yang mengandung ekstrak tumbuhtumbuhan Segal a jenis obat herbal Tianshi, K-Link, eni dan segal a 33 Obat MLM (Multi Level jenis obat yang proses dari Sudah jelas Marketing) produksi, distribusi, dan penjualan denaan sistem MLM Caladine powder, herocyn powder dan sejenisnya, macam-macam 34 Obat Luar yang dijual bebas Sudah jelas lotion, Plester, kasa, perban, tisue, elastic bandage (Tensoplas, Hansaplas, dan Merek Sejenisnya) Biaya yang ditanggung 35 Pasta Gigi Sudah jelas Semua jenis Merek Pasta Gigi yang mendapatkan rekomendasi Dokter Shampo, sabun, conditioner, hair 36 Perawatan badan dan kepala Sudah jelas tonic, toning, cat rambut, vitamin rambut, dan lainnva 37 Pembalut wan ita Sudah jelas Semua jenis pembalut wan ita untuk adalah matras untuk penderita luka bakar atau Biaya yang ditanggung untuk 38 Kasur Dekubitus pasien koma atau bagi pasien yang membutuhkan Semua jenis kasur dekubitus pasien yang sedang menjalani waktu berbaring yang lama rawat inap di Rumah Sakit 39 SusukJlmplan Sudah jelas Semua jenis susukjimplan Segala jenis tagihan telepan, air 40 Fasilitas rumah sakit Sudah jelas mineral, air kesehatan, tissue, shampo, sabun, pasta gigi, hand uk, dan lain-lain 41 Alat Kesehatan kesehatan / alat tes Termometer, Glucatest, Tensimeter, tes kehamilan, alat cekat gigi, oksigen dan labungnya, Sudah jelas alat inhalasi, timbangan badan, stetoskop, test strip asam urat, test strip kolesterol, dan produk-produk sejenisnya Biaya yang ditanggung untuk perawatan pasien di Rumah Sakit dan tidak untuk dimiliki, serta alat glukates dan tensimeter sesuai rekomendasi Dokter

25 biaya medis terhadap kontrol Biaya perjalanan dinas yang dilakukan atas keinginan (SPPD) atas Kontrol Segala jenis kontrol pasca rawat sendiri ditanggung jika ada 42 kesehatan di rumah Sa kit sudah jelas inap, untuk ketiga kali dan rekomendasi rumah sakit di diluar tempat kedudukan seterusnya daerah yang menyatakan pasca rawat inap bahwa rumah sakit terse but tidak memiliki fasilitas untuk kontrol 43 perawatan di rumah Lama Oangka waktu) perawatan di rumah (home.ihomecare) care) Biaya yang ditanggung untuk 44 Implant Tindakan penanaman pada organ tubuh Segal a jenis yang mendapatkan rekomendasi Dokter 45 Biaya yang ditanggung untuk Lasik (Laser Assisted In Site Tindakan operasi dengan cara laser untuk Segal a jenis yang mendapatkan Keratomileusis) memulihkan fungsi mata. rekomendasi Dokter 46 Bayi tabung sudah jelas Segala jenis Biaya yang ditanggung untuk 47 Alat bantu pernapasan sudah jelas Segala jenis yang mendapatkan rekomendasi Dokter

26 168.K/DIR/ April 2011 Kelas Rawat (nap Jenjang Jabatan Jakarta,Bandung,dan Surabaya Selain Jakarta, Bandung, dan Surabaya Manjemen Atasl Fungsional I VIP Standar VIP Standar Manajemen Menengahl Fungsional II Kelas I VIP Standar Manajemen Dasarl Fungsional III Kelas I Kelas I Supervisor Atasl Fungsional IV Kelas II Kelas I Supervisor Dasarl Fungsional V Kelas II Kelas I Fungsional VI Kelas II Kelas II

PEMELIHARAAN KESEHATAN PEGAWAI

PEMELIHARAAN KESEHATAN PEGAWAI PEMELIHARAAN KESEHATAN PEGAWAI KEPUTUSAN DIREKSI PT. PLN (PERSERO) NOMOR : 266.K/010/DIR/2000 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan pemeliharaan kesehatan adalah : Upaya untuk peningkatan pelayanan

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/1998. TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/1998. TENTANG MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/1998. TENTANG PENYELENGGARAAN PEMELIHARAAN KESEHATAN BAGI TENAGA KERJA DENGAN MANFAAT LEBIH BAIK DARI PAKET JAMINAN

Lebih terperinci

BERITA ACARA KLARIFIKASI DOKUMEN TEHNIS DAFTAR ITEM LAYANAN DAN MANFAAT Nomor: 02/Klarf-Tek/P-JPK/DPRD-SMD/2012

BERITA ACARA KLARIFIKASI DOKUMEN TEHNIS DAFTAR ITEM LAYANAN DAN MANFAAT Nomor: 02/Klarf-Tek/P-JPK/DPRD-SMD/2012 BERITA ACARA KLARIFIKASI TEHNIS DAFTAR LAYANAN DAN Nomor: 02/Klarf-Tek/P-JPK/DPRD-SMD/2012 Nama Kegiatan : Penyediaan Jasa Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Nama Pekerjaan : Belanja Premi Asuransi Kesehatan

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS DAN LABORATORIUM KESEHATAN PADA PERATURAN DAERAH NOMOR 4

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR PER-12/MEN/VI/2007

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 029 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 416/MENKES/PER/II/2011 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS T E N T A N G PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN KELAS III DI RUMAH SAKIT BAGI PENDUDUK KABUPATEN KUDUS

BUPATI KUDUS T E N T A N G PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN KELAS III DI RUMAH SAKIT BAGI PENDUDUK KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2015 T E N T A N G PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN KELAS III DI RUMAH SAKIT BAGI PENDUDUK KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2013

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2013 BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 19 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2009

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE

RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE Nama Produk Jenis Produk Penerbit Deskripsi Produk DEFINISI COMM CLASSY CARE Asuransi Tambahan PT Commonwealth Life Adalah produk asuransi tambahan yang memberikan

Lebih terperinci

f + t ontua{,t K,{- t o a **) PEMERIKSAAN PENUNJANG Lampiran 1 Penjaminan dan Restitusi RAWATJALAN UGD 2 a a a 4 O a 6 a a a

f + t ontua{,t K,{- t o a **) PEMERIKSAAN PENUNJANG Lampiran 1 Penjaminan dan Restitusi RAWATJALAN UGD 2 a a a 4 O a 6 a a a Lampiran 1 Penjaminan dan Restitusi NO UGD M TRA KERJA (MK) NON MITRA KERJA APOTEK RAWAT JALAN RAWAT INAP UGD RAWAT JATAN RAWAT!NAP PEMERIKSAAN PENUNJANG MK NON MK MK NON MK RESTITUSI PENYELESAIAN PELAYANAN

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE

RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE Nama Produk Jenis Produk Penerbit Deskripsi Produk DEFINISI COMM CLASSY CARE Asuransi Tambahan PT Commonwealth Life Adalah produk asuransi tambahan yang memberikan

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. PSM/JKO-HRD/07 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal. 1 dari 14 FRM/JKO-WKM/15-00

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DI

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI Nomor : 15 Tahun 2007 Seri : B Nomor 06

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI Nomor : 15 Tahun 2007 Seri : B Nomor 06 KOTA DUMAI LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI Nomor : 15 Tahun 2007 Seri : B Nomor 06 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM EXTRA CARE

RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM EXTRA CARE RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM EXTRA CARE Nama Produk Jenis Produk Penerbit Deskripsi Produk DEFINISI COMM EXTRA CARE Asuransi Tambahan PT Commonwealth Life Adalah produk asuransi tambahan yang memberikan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012 WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT, JAMINAN PERSALINAN, DAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI PUSKESMAS DAN JAJARANNYA

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM PEMBIAYAAN DAN PENGGUNAAN DANA PROGRAM ASURANSI KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 12 TAHUN 2009 T E N T A N G RETRIBUSI KESEHATAN PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2014 No.39,2014 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul; Petunjuk pelaksanaan, Peraturan Daerah,Kabupaten Bantul, sistem, jaminan kesehatan,daerah BUPATI BANTUL PROVINSI DAERAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 16 SERI D PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 6 Tahun 2009

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk implementasi pengaturan

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL PELAYANAN KESEHATAN BAGI PASIEN DENGAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAERAH DI RUMAH

Lebih terperinci

NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undangundang

Lebih terperinci

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG KONTRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG KONTRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN Menimbang Mengingat : : BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG KONTRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI SIMEULUE

Lebih terperinci

NO SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 29 TAHUN 2001

NO SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 29 TAHUN 2001 LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 29 TAHUN 2001 TARIF PELAYANAN KESEHATAN DAN FASILITAS LAINNYA PADA BADAN PENGELOLA R.S.U dr. SLAMET KABUPATEN GARUT I. TARIF RAWAT JALAN (1) Tarif Kunjungan

Lebih terperinci

2014, No menyampaikan usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta pada Kementerian Ke

2014, No menyampaikan usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta pada Kementerian Ke No.569, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSPI Prof. DR. Sulianti Saroso. Tafif. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71/PMK.05/2014 TENTANG TARIF LAYANAN

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS II, KELAS I, VIP DAN VVIP SERTA FASILITAS LAINNYA PADA RUMAH SAKIT UMUM

Lebih terperinci

Perihal : Penawaran Program Medical Check Up

Perihal : Penawaran Program Medical Check Up Jakarta, 21 April 2010 Kepada Yth. Anggota Milis HRD Perihal : Penawaran Program Medical Check Up Dengan hormat, Salam hangat dari InterMED Health Care & Beauty Clinic. Bersama surat ini kami ingin menawarkan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI,

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI, GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 32 TAHUN : 2011 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR, BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR, Menimbang : Mengingat a. bahwa rumah sakit merupakan

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PEMBEBASAN TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DAN JEJARINGNYA BAGI PENDUDUK DALAM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2014

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2014 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DALAM PROGRAM JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN BAGI KETUA, WAKIL KETUA, DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema yang akan diangkat dalam perancangan Rumah Sakit Islam Ini adalah Habluminallah wa Habluminannas yang berarti hubungan Manusia dengan Tuhan dan hubungan Manusia

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT TIDAK MAMPU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 30 Tahun 2001 Seri D ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, 06 JANUARI 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 11 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 11 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALUYO JATI KRAKSAAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG JENIS DAN ATAS YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT =========================================================== PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT WALIKOTA TANGERANG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRI BUSI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS SE KOTA MAGELANG NO JENIS PELAYANAN TARIF

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRI BUSI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS SE KOTA MAGELANG NO JENIS PELAYANAN TARIF LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR : 8 TAHUN 2009 TANGGAL : 29 JULI 2009 STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRI BUSI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS SE KOTA MAGELANG NO JENIS PELAYANAN TARIF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM MULTIGUNA BIDANG KESEHATAN KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG,

NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM MULTIGUNA BIDANG KESEHATAN KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG, =========================================================== PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM MULTIGUNA BIDANG KESEHATAN KOTA TANGERANG WALIKOTA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif. No.734, 2014. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/PMK.05/2014 TENTANG TARIF

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 3.1.Lokasi Penelitian Rumah Sakit Medika Permata Hijau yang menjadi objek penelitian penulis merupakan Rumah Sakit umum swasta yang berlokasi

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH (PROGRAM SARASWATI) KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN PELAYANAN KESEHATAN PASIEN MISKIN/TIDAK MAMPU DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 26 TAHUN 2013

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 26 TAHUN 2013 PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 41 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 41 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 41 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN. Pelayanan Kesehatan. Penggantian. Biaya.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN. Pelayanan Kesehatan. Penggantian. Biaya. No.100, 2008 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN. Pelayanan Kesehatan. Penggantian. Biaya. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PENGGANTIAN BIAYA PELAYANAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DAN SERTIFIKASI BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI 2PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI 2PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI 2PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN DI BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS HULU, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 69 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 69 TAHUN 2014 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI LUAR JAMINAN KESEHATAN

Lebih terperinci

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1406 TAHUN 2015 TANGGAL 31-12 - 2015 INDIKATOR DAN TARGET SPM 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Masyarakat Esensial dan Keperawatan Masyarakat 1 Pelayanan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 32 TAHUN 2012 BERITA DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012 NOMOR 32 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 32 TAHUN 2012 BERITA DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012 NOMOR 32 TENTANG SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 32 TAHUN 2012 BERITA DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DASAR PENDUDUK KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Struktur dan besarnya tarif Retribusi PUSKESMAS ditentukan sebagai berikut : I. TARIF RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP. JASA PELAYANAN (Rp)

Struktur dan besarnya tarif Retribusi PUSKESMAS ditentukan sebagai berikut : I. TARIF RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP. JASA PELAYANAN (Rp) LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 03 TAHUN 2012 TANGGAL 21 MEI 2012 Struktur dan besarnya tarif Retribusi PUSKESMAS ditentukan sebagai berikut : I. TARIF RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KABUPATEN BERAU

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KABUPATEN BERAU - 1 - SALINAN PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang :

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 4 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 4 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 4 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN SWASTA, IZIN INDUSTRI RUMAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN KLAIM JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Umum... 2 Tujuan Khusus... 2 BAB II

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA KLINIK, IZIN USAHA RUMAH BERSALIN, DAN IZIN USAHA LABORATORIUM KLINIK SWASTA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 54 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN RUMAH

Lebih terperinci

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut :

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut : BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN A. Sejarah Ringkas Rumah Sakit Martha Friska berdiri sejak tanggal 2 Maret 1981 beralamat di jalan Komodor Laut Yos Sudarso No. 91 Medan, Sumatera Utara.Dengan status

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 15 Tahun : 2010 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Rumah Sakit Bina Kasih Rumah Sakit Bina Kasih diresmikan pada tanggal 17 September 2005, yang sudah 8 tahun berdiri dan diresmikan oleh Dr. Hj. Linda Wardani.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2009 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2009 T E N T A N G KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN CIREBON

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan untuk pasien di rumah sakit umumnya meliputi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1..1 Sejarah Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya adalah rumah sakit milik pemerintah provinsi Jawa Timur yang didirikan berkenaan peristiwa

Lebih terperinci

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK NO. JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN TARIF

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK NO. JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN TARIF LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2014 TENTANG : JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI JENIS DAN TARIF

Lebih terperinci

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS 1. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

Lebih terperinci

G U B E R N U R J A M B I

G U B E R N U R J A M B I G U B E R N U R J A M B I PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 12.1 TAHUN 2010 TENTANG PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 12.1 TAHUN 2010 TENTANG PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 12.1 TAHUN 2010 TENTANG PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. terletak di Jalan Jendral Sudirman 124 Bantul Yogyakarta. Rumah sakit ini

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. terletak di Jalan Jendral Sudirman 124 Bantul Yogyakarta. Rumah sakit ini BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah institusi Rumah sakit PKU Muhammadiyah Bantul adalah rumah sakit umum terletak di Jalan Jendral Sudirman 124 Bantul Yogyakarta. Rumah sakit ini memiliki sejarah

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum c. bahwa Kepala Kepolisian Nega

2016, No Republik Indonesia Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum c. bahwa Kepala Kepolisian Nega No. 236, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. RS Bhayangkara Tingkat III Nganjuk. POLRI. Tarif Layanan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/PMK.05/2016 TENTANG TARIF

Lebih terperinci