3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu( )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu( )"

Transkripsi

1 BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH Pengelolaan keuangan daerah merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Secara garis besar ruang lingkup tentang pengaturan pengelolaan keuangan daerah antara lain, (1) pengelolaan pendapatan, (2) pengelolaan belanja, dan (3) pengelolaan pembiayaan. Dalam melakukan pengelolaan keuangan, pemerintah daerah perlu mengetahui tingkat kemampuan keuangan (pendapatan) yang tersedia untuk digunakan (belanja). Oleh karena itu, perlu dicermati terhadap kondisi keuangan masa lalu, baik dari sisi kinerja keuangan maupun kebijakan dalam pengelolaannya. Disamping itu perlu juga dilakukan analisis terhadap pengeluaran secara periodik,baik yang bersifat wajib, maupun mengikat serta yang menjadi prioritas utama. Melalui hasil perhitungan tersebut, akan dapat diketahui kapasitas riil kemampuan keuangan yang dapat digunakan untuk membiayai berbagai program pembangunan daerah Kinerja Keuangan Masa Lalu( ) Penilaian kinerja keuangan masa lalu dilakukan melalui peninjauan terhadap pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan BelanjaKabupaten (APBK)disertai kondisi Neraca Kabupaten. Tinjauan APBKdilakukan untukmendapatkan gambaran terhadap perkembangan pendapatan,belanja, dan pembiayaan. Sedangkan tinjaun terhadap Neraca Kabupaten difokuskan pada perkembangan asset dan hutang daerah serta ekuitas dana Kinerja Pelaksanaan APBK Pendapatan Secara garis besar, pendapatankabupaten Aceh Tengah pada periode bersumber daripendapatan Asli Daerah (PAD),Dana Perimbangan,danLain- LainPendapatan yangsah. Penerimaan terhadap Pendapatan Asli Daerah diperoleh dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, Zakat, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Pendapatan Dana Perimbangan berasal dari Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

2 Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Sedangkan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah disumbang dari Pendapatan Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya, Pendapatan Yang Sah Lainnya. Berdasarkan tingkat pertumbuhannya,pendapatan Kabupaten Aceh Tengah mengalami peningkatan yang signifikan selama periode tersebut, yaitu terjadi pertumbuhan rata-rata sebesar 20,44 persen. Ditinjau dari garis besar,maka pertumbuhan pendapatan yang tertinggi terjadi pada Pendapatan Asli Daerah (59,40 persen), diikuti oleh Lain-LainPendapatan yangsah(33,34 persen), dandana Perimbangan (17,34 persen).adapun dilihat secara lebih terperinci menurut masingmasing jenis penerimaan, maka pertumbuhan yang paling tinggi terjadi pada Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah (301,89 persen), diikuti oleh Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya (127,12 persen), dan Dana Alokasi Khusus (81,35 persen). Berdasarkandatatersebut, walaupunrata-ratapertumbuhanpendapatan Asli Daerahcukuptinggi,namun secara kontribusi peranan Dana Perimbangan yang berupa Transfer Pemerintah, sangat menentukandalam pembentukan Pendapatan Kabupaten Aceh Tengah.Dominannya peranan Dana Perimbangan tersebut ditandai oleh besarnya jumlah transfer Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus.Disamping itu, sumber lainnya yang cukup berperan dalam pembentukan Pendapatan Daerah adalah Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah yang dibuktikan oleh besarnya jumlah Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, serta Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya. Pendapatan Asli Daerah (PAD), sampai sat ini belum dapat diandalkan sebagai penyumbang utama dalam pembentukan Pendapatan Daerah. Namun demikian, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebagai salah satu komponen dari PAD diharapkan ke depan dapat menjadi andalan disebabkan sumber pendapatan ini menunjukkan tren yang semakin besar jumlahnya dari waktu ke waktu.adapun Pajak dan Retribusi Daerah, serta zakat walaupun masih memiliki peranan yang kecil, namun masih memiliki peluang sebagai sumber PAD yang potensial untuk digali dimasa mendatang dengan memperbaiki tatakelola. Khusus Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

3 mengenai zakat, masih terbuka peluang yang sangat lebar untuk ditingkatkan kontribusinya, hal ini mengingat bahwa Aceh merupakan daerah yang telah ditetapkan sebagai daerah Otonomi Khusus, termasuk penerapan di bidang Syariat Islam. Ditinjau dari Rata-rataEfektivitasrealisasiPendapatanAsliD a e r a h terhadaptargetyangditetapkandalam RPJMD menunjukkan, bahwa tingkat realisasi terhadap target mencapai 39,79persen.Halberartibahwarealisasiterhadaptargetyangditetapkan,telahmengalamisur plus.efektifitastertinggidicapaipadatahun2015(80,50persen),diikutitahun 2016(67,36 persen),2014 (62,62 persen). Adapun efektifitas terendah adalah pada tahun 2012 (- 15,89 persen) yang disebabkan oleh lebih rendahnya realisasi PAD dibandingkan dengan target.berdasarkandatatersebut, dapatdisimpulkanbahwa efektifitasrealisasipendapatanaslidaerah cukuptinggi,dancenderung terus mengalamipeningkatandari waktu kewaktu Belanja Rata-rata pertumbuhan belanja Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah periode adalah 27,81 persen. Ditinjau berdasarkan jenis belanja, maka pertumbuhan Belanja Langsung mencapai 35,78 persen, yaitu lebih tinggi daripada pertumbuhan Belanja Tidak Langsung yang hanya mencapai 22,05 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah relatif telah dapat menekan laju kebutuhan anggaran terhadap aparatur dibandingkan dengan laju kebutuhan anggaran program pembangunan untuk masyarakat. Jenis Belanja Tidak Langsung yang paling tinggi pertumbuhannya adalah Belanja Bantuan Keuangan (196,91 persen) diikuti oleh Belanja bantuan Sosial (161,79 persen), Belanja Tidak Terduga (82,96 persen), Belanja Hibah (62,99 persen), dan Belanja Pegawai (10,50 persen). Tingginya pertumbuhan Belanja Bantuan Keuangan disebabkan oleh adanya penggunaan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) yang mulai dilaksanakan pada Tahun 2015 sebagai akibat dari implementasi Undang- Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa yang berasal dari dana transfer Pemerintah dan dana pendamping (sharing) dari APBK. Sedangkan tingginya pertumbuhan Belanja Bantuan Sosial (Bansos) sebagai akibat dari alokasi anggaran yang cukup besar pada Tahun 2014 (Rp 81,727 Milyar) dibandingkan tahun-tahun Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

4 sebelumnya. Selanjut nilai bansos tersebut menunjukkan jumlah yang semakin menurun pada tahun 2015 dan Walaupun nlaipertumbuhan menunjukkan bahwa Bantuan Keuangan dan bantuan Sosial paling dominan, namun secara nominal jumlah anggaran yang paling tinggi penggunaannya adalah untuk belanja pegawai, dimana pada Tahun 2011 membutuhkan anggaran Rp 322,876 Milyar dan terus meningkat pada Tahun 2016 dengan jumlah yang mencapai Rp 490,296 Milyar. Hal ini merupakan disebabkan oleh adanya keperluan pokok untuk membayar gaji dan tunjangan bagi aparatur pemerintah, termasuk guru dan tenaga pelayanan kesehatan. Pertumbuhan Belanja Langsung secara rata-rata mencapai 35,78 persen, dimana jenis Belanja Langsung yang paling tinggi pertumbuhannya adalh Belanja Modal (49,61 persen), dikuti oleh jenis Belanja Pegawai (26,50 persen) dan Belanja Barang dan Jasa (24,73 persen). Seiring dengan tingkat pertumbuhan masing-masing jenis Belanja Langsung tersebut, dari sisi komposisi realisasi anggaran juga menunjukkan bahwa penganggaran terhadap Belanja Modal memiliki jumlah yang tertinggi, diikuti oleh Belanja Barang dan Jasa, dan Belanja Pegawai. Penggunaan anggaran untuk Belanja Langsung tersebut ditujukan terhadap pelaksanaan programprogram pembangunan dengan menghasilkan output berupa objek Modal serta objek barang dan jasa. Namun demikian dalam pelaksanaan program tersebut memerlukan biaya yang bersifat sebagai penunjang yang digunakan oleh aparatur, seperti biaya perjalanan dinas, honororarium pegawai, biaya cetak dokumen, maupun Alat Tulis Kantor. Penggunaan jenis Belanja Pegawai dalam Belanja Langsung merupakan hal yang diperbolehkan dan telah diatur melalui peraturan perundangan tentang keuangan daerah dengan memperhatikan batas kewajaran Pembiayaan Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah. Penerimaan pembiayaan merupakan akumulasi dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah, penerimaan piutang daerah. Sedangkan pengeluaran pembiayaan terbentuk dari pembentukan dana Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

5 cadangan, penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, pembayaran pokok Hutang, dan pemberian pinjaman daerah. Pertumbuhan penerimaan pembiayaan daerah selama periode Tahun menunjukkan nilai sebesar 211,03 persen, dengan trensemakin meningkatwalaupun dengan jumlah yang berfluktuasi antar tahun. Pada Tahun 2011, penerimaan pembiayaan hanya berjumlah Rp 3,659 Milyar, pada akhirnya jumlah tersebut meningkat sehingga pada Tahun 2016 mencapai Rp 102,724 Milyar. Adapun pertumbuhan pengeluaran pembiayaan menunjukkan penurunan sebesar - 13,96 persen. Ditinjau dari jumlahnya, pada tahun 2011 berjumlah Rp 3,831 Milyar dan selanjutnya walaupun mengalami sedikit fluktuasi, pada Tahun 2016 menunjukkan jumlah Rp 1,897 Milyar. Untuk mendapat gambaran lebih lengkap mengenai perkembangan realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan pemerintah Kabupaten Aceh Tengah pada periode , dapat dilihat Tabel 3.1 dan Tabel 3.2. Sedangkan untuk mendapatkan informasi secara lebih detail mengenai perkembangan pembiayaan akan dibahas pada bagian tersendiri (subbab analisis pembiayaan). Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

6 Tabel 3.1. Perkembangan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Tengah Tahun No Uraian Tahun (Rp) Rata-rata Pertumbuhan(% ) 1. PENDAPATAN , , , , , , Pendapatan Asli Daerah , , , , , ,45 59, Pajak Daerah , , , , , ,01 23, Retribusi Daerah , , , , , ,80-8, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang , , , , , ,55 25,42 Dipisahkan Zakat , , , , ,25 32, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah , , , , , ,84 301, Dan Perimbangan Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum , , , , , ,00 17, , , , , , ,00-12, , , , , , ,00 9, Dana Alokasi Khusus , , , , , ,00 81,35 Lain-lain Pendapatan , , , , , ,32 33,65 Daerah yang Sah Pendapatan Hibah , , Dana Darurat , Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya , , , , , ,32 24, Dana Penyesuaian dan , , , , , ,00 28,25 Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

7 No Uraian Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Pendapatan Yang Sah Lainnya Tahun (Rp) Rata-rata Pertumbuhan(% ) , , , , , ,00 127, , ,00 2. BELANJA , , , , , ,8 3 27, , , ,4 2.1 Belanja Tidak Langsung , , ,83 22, , Belanja Pegawai , , , , ,00 10, Belanja Bunga , , , , , ,83-18, Belanja Subsidi Belanja Hibah , , , , , ,00 62, Belanja Bantuan Sosial , , , , , ,00 161, Belanja Bagi Hasil Belanja Bantuan Keuangan , , , , , ,00 196, Belanja Tidak Terduga , , , , , ,00 82, ,0 2.2 Belanja Langsung , , , , ,00 35, Belanja Pegawai , , , , , ,00 26, Belanja Barang dan Jasa , , , , , ,00 24, Belanja Modal , , , , , ,00 49,61 3. PEMBIAYAAN 3.1 Penerimaan Pembiayaan , , , , , ,96 211,03 Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

8 No Uraian Tahun (Rp) Rata-rata Pertumbuhan(% ) 3.2 Pengeluaran Pembiayaan , , , , , ,34-13,96 Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Aceh Tengah, 2017 Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

9 Tabel 3.2. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah(PAD) Kabupaten Aceh Tengah Tahun Target* Realisasi Tahun Pertumbuhan PAD(Rp) buhan Efektivitas Pertum- Rasio PAD(Rp) (%) (%) =(4-2)/2x , , , ,00 10, ,32 37,68 4, ,00 10, ,30 71,81 62, ,00 7, ,16 19,55 80, ,00 7, ,45-0,70 67,36 Rata-rata Per Tahun ,00 9, ,85 32,08 39,79 Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Aceh Tengah Ket : *) Berdasarkan Target RPJM Kabupaten Aceh Tengan Berdasarkanuraian di atas, dapat disimpulkanbahwapendapatan Daerah Kabupaten Aceh Tengah masih sangat didominasi oleh sumber yang berasal luar daerah yang berupa Dana Perimbangan, terutama yang berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Adapun pendapatan yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, walaupun masih belum dapat diandalkan namun cenderung mengalami peningkatan baik dari segi jumlah maupun rasio efektifitas dari waktu ke waktu Neraca Daerah Analisis neraca daerah digunakanuntuk mengetahui tingkat kemampuan keuangan Pemerintah Daerah dengan melakukan perhitungan terhadap rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Rasio Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Jenis rasio likuiditas yang dihitung adalah rasio lancar (currentratio) dan rasio quick (quickratio). Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Jenis rasio solvabilitas yang dihitung adalah rasio total hutang terhadap total aset dan Rasio hutang terhadap modal. Sedangkan Rasio Aktivitas adalah rasio untuk melihat tingkat aktivitas tertentu pada kegiatan pelayanan Pemerintah Daerah. Jenis rasio aktivitas yang dihihitungadalah rata-rata umur piutang, dan rata-rata umur persediaan. Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

10 Secara nominal jumlah aset Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah periode didominasi oleh aset tetap dan dibandingkan aset lancar dan aset lainnya.pembentukan aset tetap tersebut sangat dipengaruhi oleh adanya aset Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan, Jaringan dan Instalasi, dan Aset Tetap Lainnya.Pembentukan aset lancar ditentukan oleh adanya Penyertaan Modal Pemerintah Daerah, Piutang Retribusi, Kas, dan Persediaan.Sedangkan aset lainnya sangat dipengaruhi oleh adanya Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah. Jumlah kewajiban sangat didominasi oleh kewajiban kewajiban jangka panjang dibandingkan dengan kewajiban jangka pendek. Adapun kewajiban jangka pendek terbentuk akibat adanya Bagian Lancar Utang Jangka Panjang (Utang Pemerintah Pusat) dan Utang Jangka Pendek Lainnya. Sedangkan Kewajiban Jangka Panjang adalah berupa Utang Pemerintah Pusat. Jumlah ekuitas dana hampir secara keseluruhan dibentuk oleh jenis Ekuitas dan Investasi dibandingkan Ekuitas Dana Lancar. Jika ditinjau lebih lanjut, Ekuitas dan Dana Investasi sangat didominasi oleh Investasi dalam bentuk Aset Tetap. Sedangkan Ekuitas Dana Lancar merupakan akumulasi dari berbagai sumber, diantaranya Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA), cadangan untuk Piutang, dan Cadangan untuk Persediaan. Ditinjau dari perbandingan antara jumlah kewajiban dengan jumlah ekuitas menunjukkan bahwa jumlah kewajiban jauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah ekuitas. Berdasarkan tren juga mengindikasikan bahwa jumlah kewajiban semakin menurun dari waktu ke waktu, sedangkan jumlah ekuitas menunjukkan angka yang semakin meningkat. Dilihat dari sisi pertumbuhan terhadap neraca daerah, menunjukkan bahwa rata-ratapertumbuhanaset PemerintahKabupaten Aceh Tengah padaperiode mencapai4,86 persen. Sedangkan pertumbuhan kewajiban lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan aset, yaitu mencapai nilai yang sangat tinggi, yaitu 229,59 persen. Adapun pertumbuhan ekuitas dana mencapai 4.50 persen dan pertumbuhan jumlah kewajiban dan ekuitas mencapai 4,86 persen. Pertumbuhan terhadap aset sangat didominasi oleh aset lainnya, yaitu sebesar ,16 persen, diikuti oleh aset aset lancar sebesar 100,19 persen dan aset lainnya Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

11 sebesar 3,86 persen. Tingginya pertumbuhan yang dialami oleh aset lainnya sangat dipengaruhi oleh dengan tercatatnya aset lainnya pada tahun 2015 dan 2016 yang mencapai nilai Rp 247,279 milyar lebih. Sedangkan tingginya nilai pertumbuhan nilai aset lancar diakibatkan oleh tingginya pembentukan piutang pajak yang tercatat pada tahun 2015 dan 2016 yang mencapai nilai masing-masing yaitu Rp 21,280 milyar dan Rp 43,477 Milyar. Tingginya pertumbuhan kewajiban diakibatkan oleh meningkatnya hutang jangka pendek pemerintah daerah yang dimulai pada tahun 2014 (Rp 11,889 milyar) dan terus bertambah jumlahnya hingga tahun 2016 ( Rp 59,947 Milyar). Adapun jenis hutang yang sangat dominan dalam menentukan tingginya pertumbuhan hutang jangka pendek adalah hutang beban dan pendapatan yang diterima di muka yang mulai tercatat pada tahun 2015 dan Sedangkan hutang jangka panjang mengalami penurunan yang cukup signifikan, dimana pada tahun 2011 jumlahnya mencapai Rp 258,731 Milyar dan jumlahnya terus menurun hingga tahun 2016 hanya berjumlah Rp 70,563 Milyar. Pertumbuhan ekuitas dana menunjukkan bahwa, pertumbuhan jenis ekuitas dana lancar mencapai 35,11 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan ekuitas dana investasi yang hanya tumbuh sebesar 4,84 persen. Namun demikian, ditinjau dari nilainya secara tahunan, maka nilai ekuitas dana investasi jauh lebih besar dibandingkan dengan ekuitas dana lancar. Tingginya pertumbuhan ekuitas dana lancar tersebut terjadi disebabkan olehdominasi dari pertumbuhan Pendapatan yang Ditangguhkan (19.626,24 persen) dan Dana yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek (885,31 persen). Sedangkan pertumbuhan ekuitas dana investasi sangat ditentukan oleh sangat tingginya investasi dalam Aset Lainnya (48.975,18 persen) dan dana yang harus Disediakan untuk Pembayaran Hutang Jangka Panjang yang semakin menurun (-21,34 persen). Berdasarkan uraian tersebut, dapt disimpulkan bahwa walaupun terjadi pertumbuhan terhadap kewajiban, namun disisi ekuitas masih dapat diimbangi sehingga sehingga jumlah kewajiban dan ekuitas dapat mencapai nilai sebesar 4,86 persen. UntukmengetahuisecaralebihterperincimengenaikondisiperkembanganNeracaPemeri ntahkabupaten Aceh Tengah pada periode , dapat dilihattabel3.3. Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

12 No Uraian Tabel 3.3. Rata-rata Pertumbuhan Neraca Kabupaten Aceh Tengah Tahun Tahun (Rp) Rata-rata Pertumbuhan (%) 1 ASET , , , , , ,55 4,86 1,1 ASET LANCAR , , , , , ,95 100, Kas , , , , , ,56 208,68 Kas FKTP Dinkes , , ,00-6,19 Setara Kas , , ,52 Kas Lainnya , Piutang Pajak , , , , , , , Piutang Retribusi , , , , ,97-37, Piutang BLUD-RSU Datu Beru , , ,00-19,27 Piutang Lainnya , , ,61 Penyisihan Piutang ( ,93) ( ,10) ( ,35) 1, Beban Dibayar Dimuka , , , ,00-26, Persediaan , , , , , ,00 17, Investasi Permanen , , , , , ,60 12,76 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah , , , , , ,60 12, ASET TETAP , , , , , ,00 3, Tanah , , , , , ,00 3, Peralatan dan Mesin , , , , , ,00 4, Gedung dan Bangunan , , , , , ,00 14,43 Jalan, Jaringan dan , , , , , ,00 8,09 Instalasi Aset Tetap Lainnya , , , , , ,00 1,09 Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

13 No Uraian Tahun (Rp) Konstruksi Dalam Pengerjaan Rata-rata Pertumbuhan (%) , , ,00 42, Akumulasi Penyusutan ( ,00) ( ,00) 2, ASET LAINNYA , , , , , , , Tagihan Piutang Penjualan Angsuran Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah Kemitraan Dengan Pihak Ketiga , , , , , , ,00-4, Aset Tidak Berwujud Aset Lain-lain , ,00-2 KEWAJIBAN , , , , , ,55 229, KEWAJIBAN JANGKA PENDEK , , , , , ,60 885, Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) , , Utang Bunga , Utang Pajak Bagian Lancar Utang Jangka Panjang - Utang Bank Bagian Lancar Utang Jangka Panjang - Utang Obligasi Bagian Lancar Utang Jangka Panjang - Utang Pemerintah Pusat , , , , , ,33 Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

14 No Uraian Tahun (Rp) Rata-rata Pertumbuhan (%) Bagian Lancar Utang Jangka Panjang - Utang Pemerintah Provinsi Bagian Lancar Utang Jangka Panjang - Utang Pemerintah Kabupaten/Kota Pendapatan Diterima Dimuka , ,00-1, Utang Beban , , , Utang Jangka Pendek Lainnya KEWAJIBAN JANGKA PANJANG , , , , ,00 69, , , , , , ,95-21, Utang Pemerintah Pusat , , , , , ,95-21,34 3 EKUITAS DANA , , , , , ,05 4,50 3, EKUITAS DANA LANCAR Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Cadangan Untuk Piutang Cadangan Untuk Persediaan Dana yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek Pendapatan yang Ditangguhkan , , , , , ,35 35, , , , , , ,56 157, , , , , , ,39 104, , , , , , ,00 17,05 ( ,00) ( ,00) ( ,00) ( ,29) ( ,29) ( ,60) 885, , , , , , , ,24 Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

15 No Uraian Tahun (Rp) Rata-rata Pertumbuhan (%) Cadangan Belanja , , , ,00-26,92 Dibayar Dimuka 3, EKUITAS DANA INVESTASI Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan Dalam Aset Tetap Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya (Tidak Termasuk Dana Cadangan) Dana yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Aceh Tengah (diolah) , , , , , ,70 4, , , , , , ,65 12, , , , , , ,00 3, , , , , , , ,16 ( ,00) ( ,00) ( ,67) ( ,67) ( ,67) ( ,95) -21, , , , , , ,60 4,86 Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

16 Ditinjau dari segi likuiditas menunjukkan bahwa niai rasio lancar (current rasio) Keuangan selama periode tahun diatasberada 1 atau diatas 100 persen. Hal ini menggambarkan bahwa seluruh aset lancar yang dimiliki dapat menutupi seluruh jumlah hutang jangka pendek yang ada. Rasio lancar yang paling tinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu, mencapai nilai 934,9425 yang diakibatkan terlalu tingginya jumlah aset lancar dibandingkan dengan jumlah hutang jangka pendek. Sedangkan rasio lancar pada tahun 2016 adalah yang tercecil, yaitu bernilai 1,0130 yang berarti nilai hutang jangka pendek hampr menyamai jumlah aset lancar.adapun kondisi quick rasiopada periode tersebut juga menunjukkan nilai di atas 1, kecuali tahun Hal ini menunjukkan bahwa tahun kemampuan aset (setelah dikurangi jumlah pesediaan) mampu untuk menutupi seluruh hutang jangka pendek. Sedangkan pada tahun 2016, kemampuan keuangan menjadi menurun, dimana jumlah aset lancar (setelah dikurangi persediaan) belum mampu menutupi hutang jangka pendek. Selanjutnya ditinjau dari sisi solvabilitas pada periode tersebut, rasio total kewajiban terhadap aset menunjukkan nilai yang sangat kecil (jauh dibawah nilai 1). Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah seluruh kewajiban dibandingkan dengan total aset sangat kecil sehingga pemerintah daerah optimis dapat menanggulangi seluruh kewajiban baik berupa kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Adapun rasio total hutang terhadap modal menunjukkan nilai yang juga sangat kecil (jauh dibawah nilai 1). Hal ini juga mengindikasikan bahwa jumlah seluruh ekuitas (modal) yang dimiliki jauh melebihi dari total kewajiban, baik kewajiban jangka panjang maupun jangka pendek.untuk mengetahui secara lebih terperinci mengenai perkembangan dari rasio likuiditas maupun rasio solvabilitas Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah tersebut, dapat dilihat Tabel 3.4 Tabel 3.4. Perkembangan Rasio Likuiditas dan Solvabilitas Keuangan Kabupaten Aceh Tengah Tahun No URAIAN Satuan 1 Likuditas : Rasio Lancar (currentratio) Rasio Quick (quickratio) Tahun rasio 90, , ,1971 8,1883 6,7558 1,0130 rasio 61, , ,3528 7,7719 6,4312 0,8826 Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

17 No URAIAN Satuan Tahun Solvabilitas : 2.1 Rasio Total Hutang Terhadap rasio 0,0002 0,0001 0,0011 0,0048 0,0120 0,0277 Total Aset 2.2 Rasio Hutang Terhadap Modal rasio 0,0002 0,0001 0,0011 0,0049 0,0121 0,0285 Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Aceh Tengah (diolah) 3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu Kebijakanpengelolaankeuangan daerah, tercermindari pengelolaan pendapatan, belanja, danpembiayaan. Pengelolaan pendapatan daerah diarahkan pada sumber-sumber pendapatan yang selama ini telah menjadi sumber penghasilan Kas Daerah dengan tetap mengupayakan sumber-sumber pendapatan yang baru. Pengelolaan belanja daerah dilaksanakan berlandaskan pada anggaran kinerja (performancebudget) yaitu belanja daerah yang berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja. Kinerja tersebut mencerminkan efisiensi dan efektifitas pelayanan publik, yang berarti belanja daerah harus berorientasi pada kepentingan publik. Oleh karena itu arah pengelolaan belanja daerah digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik terutama pada masyarakat miskin dan kurang beruntung, pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja. Sedangkan pengelolaan pembiayaan adalah mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber penerimaan pembiayaan (setelah dikurangi dengan pengeluaran pembiayaan) untuk mengantisipasi terjadinya defisit anggaran daerah Proporsi Penggunaan Anggaran Penggunaan anggaran Pemerintah kabupaten Aceh Tengah periode menunjukkan jumlah yang semakainmeningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, penggunaan anggaran berjumlah Rp605 milyar lebih, sedangkan pada tahun 2016 jumlah tersebut telah mencapai 1,6 trilyun. Hal ini tentunya tergantung pada nilai pendapatan yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah. Seperti halnya penggunaan anggaran, maka jumlah belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur juga menunjukkan tren yang serupa, dimana menunjukkan nilai yang semakin meningkat.pada Tahun 2011, pengunaan belanja untuk aparatur berjumlah Rp351 milyar lebih, sedangkan pada tahun 2016, jumlah tersebut telah meningkat menjadi Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

18 Rp577 milyar lebih.terdapat dapatbeberapapenyebabyangmendasarkenaikanjumlah penggunaanbelanjaaparatur,diantaranyaadanyakenaikangajibesertatunjanganlainnyaya ng disesuaikandengankebijakanpemerintahsecaranasional. Ditinjau dari proporsi penggunaan anggaran untuk kebutuhan aparatur dibanding total pengeluaran, maka persentasenya menunjukkan jumlah yang semakin menurun. Proporsi pemenuhan belanja untuk kebutuhan aparatur pada tahun 2011 adalah 57,98 persen. Nilai tersebut selanjutnya meningkat pada tahun , yaitu masing-masing sebesar 61,03 persen dan 61,21 persen. Sedangkan pada tahun , nilai tersebut turun secara terus-menerus sehingga menjadi 35,95 persen pada tahun Untuk mengetahui secara lebih lebih lengkap tentang kondisi perkembangan penggunaan Belanja Aparatur Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah , dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Penggunaan Belanja untuk Kebutuhan Aparatur Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah Tahun No. Tahun Total Belanja Untuk Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Total Pengeluaran (Belanja + Pembiayaan Pengeluaran) Proporsi Pemenuhan Belanja untuk Kebutuhan Aparatur (Rp) (Rp) (%) = (3/4)x , ,00 57, , ,95 61, , ,42 61, , ,92 48, , ,38 41, , ,17 40,33 Rata-rata , ,69 51,15 Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Aceh Tengah (diolah) Analisis Pembiayaan Kondisi surplus/defisit anggaran Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah selama periode menunjukkan angka yang cenderung bervariasi. Kondisi surplus anggaran terjadi pada tahun dan Surplus anggaran yang paling tinggi terjadi pada tahun 2013 (Rp 71,82 Milyar), dan yang paling rendah adalah pada tahun 2011 (Rp 2,92 Milyar). Sedangkan kondisi defisit anggaran terjadi pada tahun 2014 dan 2016, dimana defisit yang paling tinggi terjadi pada tahun 2016 (Rp 79,30 Milyar). Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

19 Kondisi surplus terjadi karena realisasi pengeluaran belanja lebih kecil dibandingkan dengan realisasi penerimaan pendapatan. Sebaliknya, defisit terjadi karena realisasi belanja secara signifikan yang tidak dapat diimbangi oleh realisasi penerimaan pendapatan. Apabila realisasi belanja dan pengeluaran terus meningkat, sementara penerimaan pendapatan tidak akan mengalami defisit yang sulit untuk ditanggulangi. Jika keadaan terjadi, maka hal ini mencerminkan pengolaan keuangan daerah yang belum optimal. Walaupun Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah telah melakukan pengeluaran terhadap belanja daerah, namun masih terdapat kewajiban-kewajiban lainnya yang harus dibayar melalui mekanisme pengeluaran pembiayaan. Adapun kewajibankewajiban lainnya tersebut yang harus dibayar selama periode , yaitu Penyertaan Modal (Investasi) dan Pembayaran Pokok Hutang. Jumlah penyertaan modal yang paling tinggi selama periode tersebut adalah pada tahun 2011 (Rp 3,784 Milyar), diikuti tahun 2014 (Rp 2,850 Milyar), dan Tahun 2013 (Rp 2,500 Milyar). Adapun penyertaan modal dengan jumlah yang paling kecil terjadi pada Tahun 2012 dan 2016, yaitu masing-masing sebesar Rp 1,850 Milyar. Sedangkan kewajiban terhadap Pembayaran Pokok Hutang setiap tahunnya pada periode tersebut, jauh lebih tinggi dibandingkan kewajiban terhadap Penyertaaan Modal, yaitu berjumlah masing-masing Rp 47,042 Milyar. Sebagai akibat dari timbulnya pengeluaran pembiayaan tersebut, maka terjadinya surplus riil/defisit riil terhadap anggaran Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah. Selama periode tersebut telah terjadi 3 (tiga) kali suplusriil (Tahun2012,2013 dan 2015) dan 3 (tiga) kali defisit rill (2011, 2014, dan 2016). Adapun jumlah surplus riil yang paling tinggi terjadi pada tahun 2013 (Rp 69,278 Milyar), sedangkan defisit rill terbesar terjadi pada tahun 2016 (Rp 81,196 Milyar). Dalam rangka menutup defisit riil anggaran yang dialami pada tahun berjalan, langkah yang ditempuh selama ini adalah dengan mengandalkan penerimaan dari pembiayaanmelalui Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya. Sementara ini, dengan adanya SiLPA yang cukup tinggi tersebut, sampai saat ini defisit riil anggaranmasih dapat ditutupi. Ditinjau dari jumlahnya, SiLPA yang terjadi setiap tahunnya sangat fluktuatif, tergantung pada daya serap anggaran daerah. Jumlah SiLPA yang paling tinggi terjadi pada Tahun 2016, yaitu mencapai Rp 102,723 Milyar, sedangkan yang paling rendah adalah Tahun 2011 (Rp 3,658 Milyar). Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

20 Ditinjau lebih lanjut tentang sumber SiLPA, maka terdapat beberapa yang menjadi penyebab, diantaranyaterjadinya Pelampauan Penerimaan PAD, PelampauanPenerimaan Dana Perimbangan, Pelampauan Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, Sisa Penghematan Belanja atau Akibat Lainnya. Namun secara umum, penyebab umum yang menimbulkan SiLPA adalah adanya Sisa Penghematan Belanja atau Akibat Lainnya, sedangkan pelampaun terhadap penerimaan baik berupa PAD, dana perimbangan maupun Lain-lain pendapatan yang sah tidak dominan. Untuk mengatahui secara lebih terperinci, khususnya perkembangan mengenai defisit riil keuangan dan realisasi SilPAPemerintah Kabupaten Aceh Tengah periode , dapat dilihat Tabel 3.6 dan Tabel 3.7. Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

21 No. Uraian Tabel 3.6. Defisit Riil dan Penutup Defisit Riil Anggaran Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah Tahun Tahun (Rp) Realisasi Pendapatan Daerah , , , , , ,77 Dikurangi : 2. Belanja Daerah , , , , , ,83 3. Surplus/Defisit (1-2) , , ,67 ( ,92) ,34 ( ,06) Dikurangi : 4. Pengeluaran Pembiayaan : , , , , , ,34 - Pembentukan Dana Cadangan - Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah , , , , , ,00 - Pembayaran Pokok Utang , , , , , ,34 - Pemberian Pinjaman Daerah A. Defisit Riil (1-2-3) ( ,00) , ,67 ( ,92) ,34 ( ,40) Defisit Riil ditutup oleh Realisasi Penerimaan pembiayaan daerah : - Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran Sebelumnya , , , , , ,96 - Pencairan dana Cadangan Hasil Penjualan Kekayaan daerah yang Dipisahkan - Penerimaan Pinjaman Daerah Penerimaan Kembali Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

22 No. B. Uraian Pemberian Pinjaman Daerah Tahun (Rp) Penerimaan Piutang Daerah Jumlah Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah , , , , , ,96 A-B Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) , , , , , ,56 Sumber : Badan Pengelolaan Kabupaten Aceh Tengah (diolah) Tabel 3.7. Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

23 Realisasi Lebih Perhitungan Anggaran Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah Tahun Tahun No. Uraian Rp % dari SiLPA Rp % dari SiLPA Rp % dari SiLPA Rp % dari SiLPA Rp % dari SiLPA Rp % dari SiLPA Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA) Pelampauan Penerimaan PAD PelampauanPpen erimaan Dana Perimbangan Pelampauan Penerimaan Lainlain Pendapatan Daerah yang Sah Sisa Penghematan Belanja atau Akibat Lainnya Kewajiban Kepada Pihak Ketiga Sampai dengan Akhir Tahun Belum Terselesaikan ( ) (51,52) ( ) (74,41) ( ) (40,62) ( ) (6,77) ( ) (3,62) ( ,10) (25,06) ( ) (363,4) , , , ,95 ( ,00) (33,22) ( ) (296,9) ( ) (1.237,63) , ,82 ( ) (0,92) ,25 2, , , , , , , Kegiatan lanjutan Sumber : Dinas Keuangan Kabupaten Aceh Tengah (diolah) Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

24 3.3. Kerangka Pendanaan Proyeksi Pendapatan dan Belanja Dalam rangka mengetahui terhadap perkiraan pendapatan dan belanja kabupaten Aceh Tengah periode maka dilakukan proyeksi (forecasting) dengan menggunakan metode rata-rata bergerak (movingaverage). Proyeksi pendapatan dan belanja dilakukan berdasarkan data Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah yang telah diaudit oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) RI dari Tahun Adapun data Tahun 2017 tidak dimasukkan dalam perhitungkan dalam proyeksi mengingat masih berupa pagu anggaran. Berdasarkan hasil perbandingan Pendapatan Tahun 2017 dengan 2018 terlihat bahwa terjadi penurunan yang cukup signifikan dalam penerimaan pendapatan sehingga juga sangat berpengaruh pada jumlah belanja Tahun Hal ini disebabkan oleh berkurangnya jumlah pendapatan yang akan diterima pada Tahun 2018, diantaranyadisebabkan oleh menurunnya Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah. Berkurangnya Dana Transfer sebagai akibat dari menurunnya alokasi terhadap Bagi hasil Pajak/Bagi hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus. Sedangkan penurunan jumlah Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah disebabkan oleh perkiraan berkurangnya jumlah Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus (Dana Desa dan Insentif Daerah), Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya (Otsus). Sedangkan perkiraan penerimaan pendapatan yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah diprediksi akan meningkat pada Tahun 2018 dibandingkan Tahun sebelumnya. Kondisi ini tentunya ikut mempengaruhi terhadap pola proyeksi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Tengah untuk periode Berdasarkan pertimbangan tersebut ditetapkan bahwa proyeksi jumlah penerimaan pendapatan Tahun 2018 jauh berada dibawah jumlah yang ditetapkan dalam APBK Tahun Hal ini dilakukan guna menghindari terjadinya defisit anggaran daerah yang sulit untuk ditanggulangi di masa yang akan datang.sebagai akibat dari prediksi berkurangnya jumlah pendapatan tersebut, maka jumlah belanja daerah juga dikurangi secara signifikan baik untuk Belanja Tidak Langsung (BTL) Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

25 maupun Belanja Langsung (BL). Sehubungan dengan hal tersebut maka hasil perkiraan Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2018 dipertimbangkan sebagai dasar bagi proyeksi Perkiraan Pendapatan Daerah Tahun 2018 berjumlah sebesar Rp ,00 dan diproyeksikan terus mengalami peningkatan menjadi Rp ,55,- pada Tahun Sementara bila ditinjau berdasarkan komponen pembentuk Pendapatan, maka terjadi peningkatan yang bervariasi. Pendapatan Asli daerah pada Tahun 2008 diprediksi berjumlah sebesar Rp ,00,- dan pada akhir periode RPJMD Tahun 2022 mencapai Rp ,00. Pendapatan yang berasal dari Dana Perimbangan pada Tahun 2018 diprediksi mencapai Rp ,- dan terus meningkat pada Tahun 2022 menjadi Rp ,61,-. Khusus untuk Dana Otonomi Khusus Tahun diproyeksikan tidak lagi menjadi pendapatan bagi Kabupaten Aceh tengah karena terjadi perubahan dalam pola pengelolaannya, dimana tidak lagi dilakukan transfer namun menjadi bagian pendapatan Pemerintah Aceh. Proyeksi Lain-Lain Pendapatan Aceh yang sah pada Tahun 2018 berjumlah sebesar Rp ,00 dan pada Tahun 2022 sebesar Rp ,41,-. Jumlah lain-lain Pendapatan daerah yang Sah diperkirakan mengalami kenaikan diakibatkan oleh adanya prediksi kenaikan terhadap Transfer Dana Desa, Insentif Daerah, dan Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya (berupa Bagi HasilPKB, BBNKB, Air Minum Permukaan, Pajak Rokok, Pajak BBM KB). Proyeksi terhadap Belanja Daerah menunjukkan bahwa pada tahun 2018 diperkirakan berjumlah Rp ,00,- sementara untuk Tahun 2022 jumlah Belanja tersebut diproyeksi mencapai Rp ,96 dengan pertumbuhan sebesar 4,26 persen. Ditinjau berdasarkan jenis belanja, maka jumlah Belanja Tidak langsung (BTL) pada tahun 2018 diperkirakan mencapai Rp ,00,- dan terus mengalami peningkatan sampai tahun 2022 hingga menjadi Rp ,50,-. Sedangkan jumlah Belanja Langsung (BL) pada Tahun 2018 lebih rendah dibandingkan dengan BTL, yaitu mencapai Rp ,00,-. Selanjutnya pada Tahun 2022 jumlah BL diperkirakan melampaui BTL, yaitu mencapai Rp ,46,-. Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

26 Lebih jelas mengenai perincian dari masing-masing jenis pendapatan dimaksud disajikan pada Tabel 3.8 dibawah ini. Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

27 No Uraian Tabel 3.8. Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Aceh Tengah Tahun Rata-rata Pertumb uhan(%) 2017 * (Rp) Tahun (Rp) PENDAPATAN 5, , , , , , , PENDAPATAN ASLI DAERAH 10, , , , , , , Pajak Daerah 20, , , , , , , Retribusi Daerah 5, , , , , , , Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 10, , , , , , ,00 yang Dipisahkan Zakat 5, , , , , , , Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 10, , , , , , , DANA PERIMBANGAN , , , , , , Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak (5,00) , , , , , , Dana Alokasi Umum 5, , , , , , , Dana Alokasi Khusus 5, , , , , , , LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG 5, , , , , , ,41 SAH Pendapatan Hibah Dana Darurat Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah 5, , , , , , ,00 Rancangan Teknokratik RPJM Kabupaten Aceh Tengah Tahun

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006 43 Lampiran 1 Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006 No. Uraian Anggaran Setelah Perubahan Realisasi I PENDAPATAN DAERAH 1.142.122.565.100 1.153.474.367.884

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Dalam upaya reformasi pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah telah menerbitkan paket peraturan perundang undangan bidang pengelolaan

Lebih terperinci

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL. 1 ASET 2 ASET LANCAR 3 Kas di Kas Daerah XXXX 4 Kas di Bendahara Pengeluaran XXXX 5 Kas di Bendahara Penerimaan XXXX 6 Piutang Pajak XXXX 7 Piutang Retribusi XXXX 8 Bagian Lancar TGR XXXX 9 Piutang Lainnya

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Gambaran pengelolaan keuangan daerah mencakup gambaran kinerja dan pengelolaan keuangan daerah tahuntahun sebelumnya (20102015), serta kerangka pendanaan. Gambaran

Lebih terperinci

Tabel Kapasitas Rill kemampuan keuangan daerah untuk mendanai Pembangunan Daerah

Tabel Kapasitas Rill kemampuan keuangan daerah untuk mendanai Pembangunan Daerah Tabel Kapasitas Rill kemampuan keuangan daerah untuk mendanai Pembangunan Daerah 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 1. Pendapatan 15,678,691,000.00 16,237,782,929.91 16,796,874,859.82

Lebih terperinci

Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran Sumber: Hasil Olahan, 2016

Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran Sumber: Hasil Olahan, 2016 BAB V ANALISIS APBD 5.1. Pendapatan Daerah Sebagai daerah pemekaran dari Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), kondisi keuangan daerah Provinsi Kaltara tergolong belum stabil terutama pada tahun 2013. Sumber

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA TEGAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 NO. URUT URAIAN ANGGARAN 2014 REALISASI 2014 (%) REALISASI

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD 3.1.1.1. Sumber Pendapatan Daerah Sumber pendapatan daerah terdiri

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Billions RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Kinerja pelaksanaan APBD Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Bab ini berisi uraian tentang gambaran umum pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Purworejo. Adapun yang menjadi fokus adalah kinerja

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1.KINERJA KEUANGAN MASA LALU Kinerja keuangan daerah masa lalu merupakan informasi yang penting untuk membuat perencanaan daerah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Tahun 2008-2013 3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD Keuangan Daerah adalah hak dan kewajiban daerah dalam melaksanakan

Lebih terperinci

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2017 BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN III 1 RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2017 3.1.KINERJA KEUANGAN MASA LALU No Kinerja keuangan daerah masa lalu merupakan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN B A B III 1 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Daerah Tahun 2010-2015 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Data realisasi keuangan daerah Kabupaten Rembang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH NO 1 PENDAPATAN 2 PENDAPATAN ASLI DAERAH LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI

Lebih terperinci

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1 LAPORAN KEUANGAN 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN AGAM N E R A C A PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (AUDITED) NO. U R A I A N 2,014.00 2,013.00 1 ASET 2 ASET LANCAR 3 Kas di Kas Daerah 109,091,924,756.41

Lebih terperinci

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

Anggaran Realisasi Realisasi Cat PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH Untuk Tahun yang Berakhir Sampai dengan 31 Desember 2016 dan 2015 Anggaran Realisasi Realisasi Uraian % Rasio

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Kerangka Keuangan Masa Lalu Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah serta Pendanaan saat ini bahwa Daerah Otonom mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN NO 1 PENDAPATAN 2 PENDAPATAN ASLI DAERAH 3 Pendapatan Pajak Daerah LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp) LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 NO URAIAN REFF ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI 2014 LEBIH/ (KURANG)

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN POKOK

LAPORAN KEUANGAN POKOK 4 LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN OGAN ILIR NERACA KOMPARATIF PER 31 DESEMBER 2008 DAN 2007 URAIAN JUMLAH (Rp) 2008 2007 ASET ASET LANCAR Kas 5.252.211.953,56 53.229.664.501,08

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah terkait penyelenggaraan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH NOMOR : 1 TAHUN 2015 TANGGAL : 24 AGUSTUS 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 No. Uraian Anggaran Setelah Perubahan 2015 2014

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN 2014

LAPORAN KEUANGAN 2014 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPORAN KEUANGAN 2014 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN ANGGARAN YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (dalam rupiah) Uraian

Lebih terperinci

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU BAB V ANALISIS APBD 5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU 5.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah terkait penyelenggaraan pemerintahan yang dapat dinilai dengan

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 NO. URUT URAIAN ANGGARAN REALISASI REF (%) 2015 2015

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Pengelolaan keuangan daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan di Provinsi Sulawesi Tenggara dilaksanakan dalam kerangka pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN (RPJMD) Tahun 20162021 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Keuangan Kabupaten Pandeglang dikelola berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku diantaranya UndangUndang

Lebih terperinci

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 No Uraian Reff (dalam rupiah) 1 ASET 2 ASET LANCAR 4.5.1.1 3 Kas di Kas Daerah 4.5.1.1.1) 90.167.145.260,56

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014 PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014 URAIAN Cat. NERACA 2015 2014 1 2 3 4 ASET 5.5.1 ASET LANCAR 5.5.1.a Kas 5.5.1.a. 124,037,218,752.14 381,022,519,212.75 Kas di Kas

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang,

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 No. URAIAN Ref 2014 2013 (dalam rupiah) 1 ASET 5.1.1 2 ASET LANCAR 5.1.1.1 3 Kas di Kas Daerah 5.1.1.1.1 102.915.303.038,76

Lebih terperinci

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp) LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 NO URAIAN REFF ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 REALISASI 2015 LEBIH/ (KURANG)

Lebih terperinci

Rancangan Akhir RPJMD Tahun Hal.III. 12

Rancangan Akhir RPJMD Tahun Hal.III. 12 Tabel.T-III.C.1 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Tahun 2009-2011 Total belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur (Rp) Total pengeluaran (Belanja + Pembiayaan Pengeluaran) (Rp) Prosentase

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bali disusun dengan pendekatan kinerja

Lebih terperinci

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Pemerintah Aceh Tahun 212 A. NERACA PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 212 dan 211 (Dalam Rupiah) URAIAN TAHUN 212 TAHUN 211 ASET ASET LANCAR Kas Kas di Kas Daerah 1,931,325,183,1.75 1,56,46,98,36.3

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2015 (dalam rupiah dan persen)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2015 (dalam rupiah dan persen) LAPORAN REALISASI ANGGARAN (dalam rupiah dan persen) TA 2015 TA 2014 Uraian Catatan Anggaran Realisasi Rasio Realisasi Rp Rp % Rp PENDAPATAN DAERAH V.5.1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH V.5.1.1.(1) Hasil Pajak

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAANKEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAANKEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAANKEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Keuangan daerah merupakan komponen paling penting dalam perencanaan pembangunan, sehingga analisis mengenai kondisi dan proyeksi keuangan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited) ASET PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited) 2014 2013 Kenaikan /Penurunan (Rp) (Rp) (Rp) ASET LANCAR Kas di Kas Daerah - - - Bank 310,926,359,944 656,050,079,880 (345,123,719,936)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012. PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 No. Uraian 2013 2012 1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi 2 Arus Masuk Kas 3 Pendapatan Pajak

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Pemerintah Kota Bengkulu 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Otonomi daerah yang merupakan bagian dari reformasi kehidupan bangsa oleh Pemerintah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Keuangan daerah merupakan semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN POKOK

LAPORAN KEUANGAN POKOK LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR NERACA DAERAH PER 31 DESEMBER 2008 DAN 2007 (dalam rupiah) No Uraian 2008 2007 I ASET A. ASET LANCAR 1. Kas 26,237,044,323.93

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN F LAPORAN REALISASI ANGGARAN N O SETDA PROVINSI PAPUA LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember dan URAIAN REF 1 PENDAPATAN - LRA 411

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Keuangan daerah merupakan faktor strategis yang turut menentukan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, mengingat kemampuannya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited) ASET PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 3 DESEMBER 24 DAN 23 (Audited) 24 23 Kenaikan /Penurunan (Rp) (Rp) (Rp) ASET LANCAR Kas di Kas Daerah - - - Bank 3,926,359,944 656,5,79,88 (345,23,79,936) Deposito

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Tahun 2008 2012 Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu Kabupaten Jembrana dalam hal pengelolaan keuangan daerah telah menerapkan pola pengelolaan keuangan berbasis

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014 A. NERACA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014 Uraian Reff 2015 2014 ASET G.5.1.1 ASET LANCAR G.5.1.1.1 Kas di Kas Daerah G.5.1.1.1.1 135.348.133.135,77 93.099.242.994,09 Kas di Bendahara Pengeluaran G.5.1.1.1.2

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan 2009-2013 Pengelolaan keuangan daerah yang mencakup penganggaran, penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat dinilai dengan uang,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 URAIAN REF ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 URAIAN REF ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (dalam rupiah) URAIAN ANGGARAN 2014 REALISASI 2014 % REALISASI 2013 PENDAPATAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Aceh Utara tidak

Lebih terperinci

PROFIL KEUANGAN DAERAH

PROFIL KEUANGAN DAERAH 1 PROFIL KEUANGAN DAERAH Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang adalah menyelenggarakan otonomi daerah dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab, serta

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Gambaran pengelolaan keuangan daerah mencakup gambaran kinerja dan pengelolaan keuangan daerah tahun-tahun sebelumnya (2010-2015), serta

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN - 61 - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Dasar yuridis pengelolaan keuangan Pemerintah Kota Tasikmalaya mengacu pada batasan pengelolaan keuangan daerah yang tercantum

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah) PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah) No URAIAN 2012 2011 1 ASET 978,440,450.00 907,148,461.00 2 ASET LANCAR 399,500.00 9,190,011.00

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang,

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Merangin. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Merangin. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD Kapasitas keuangan Daerah akan menentukan kemampuan pemerintah Daerah dalam

Lebih terperinci

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan rahmat dan ridhonya semata Pemerintah Kabupaten Sampang dapat menyelesaikan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 A. NERACA Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2011 PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah) ASET ASET LANCAR Kas Kas di Kas Daerah 1.506.460.908.360,30

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (dalam Rupiah) No URAIAN CATATAN ANGGARAN 2015 REALISASI

Lebih terperinci

PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI

PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI Perihal Kepada Yth : Pemilihan Judul Skripsi : Ketua Departemen Akuntansi Program S-1 Extensi FE-USU Di- Medan Dengan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Milyar BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Kinerja pelaksanaan APBD Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat dari Pendapatan Daerah, Belanja

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR , ,94

JUMLAH ASET LANCAR , ,94 A. Neraca Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 21 PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 21 dan 29 (Dalam Rupiah) URAIAN TAHUN 21 TAHUN 29 (1) (3) (4) ASET ASET LANCAR Kas

Lebih terperinci

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015 CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015 PENJELASAN LAPORAN KEUANGAN 1. PENJELASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN 1). Pendapatan Realisasi pendapatan tahun 2015 sebesar

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Pada Bab II telah diuraiakan kondisi riil daerah yang ada di

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Pada Bab II telah diuraiakan kondisi riil daerah yang ada di BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Pada Bab II telah diuraiakan kondisi riil daerah yang ada di Kota Malang serta tantangan-tantangan riil yang di hadapi dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang

Lebih terperinci

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN Koreksi Kesalahan 332. Kesalahan penyusunan laporan keuangan dapat disebabkan oleh keterlambatan

Lebih terperinci

BAB IIIGAMBARAN GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB IIIGAMBARAN GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB IIIGAMBARAN GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Pengelolaan keuangan Kota Bekasi dilakukan dengan mengacu kepada peraturan-peraturan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana

Lebih terperinci

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013 PENGANTAR Dalam rangka memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan PP 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri 13 Tahun 2006 tentang

Lebih terperinci

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan rahmat dan ridhonya semata Pemerintah Kabupaten Sampang dapat menyelesaikan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR LAPORAN ARUS KAS

PEMERINTAH KOTA DENPASAR LAPORAN ARUS KAS Lampiran III : Peraturan Daerah Nomor : 6 TAHUN 2015 Tanggal : 20 AGUSTUS 2015 PEMERINTAH KOTA DENPASAR LAPORAN ARUS KAS Per 31 Desember 2014 dan 2013 URAIAN Ref 2014 2013 Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Lebih terperinci

Anda layak terpilih menjadi Anggota Dewan dari Daerah Pemilihan Jember & Lumajang.

Anda layak terpilih menjadi Anggota Dewan dari Daerah Pemilihan Jember & Lumajang. Modal Calon Eksekutif & Legislatif Jember & Lumajang Gegapgempita dan hingar-bingar kampanye pemilu 2009 tengah berlangsung saat ini di seluruh penjuru Negara RI. Semua Caleg menunjukkan prestise mempublikasikan

Lebih terperinci

III BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

III BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN III BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Dalam melaksanakan pembangunan, setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah sesuai dengan kewenangannya sebagai satu

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu Sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah,

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Lampiran I BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kondisi kesehatan keuangan daerah menjadi satu faktor yang sangat penting dalam mendorong terciptanya suatu pemerintahan yang efisien dan

Lebih terperinci

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014 KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014 U R A I A N JUMLAH Tahun 2015 Tahun 2014 ASET ASET LANCAR Kas di Kas Daerah Kas di Bendahara

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah untuk menggerakan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah yang dapat

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Tahun 2005-2010 Kebijakan anggaran berdasarkan pada pendekatan kinerja dan berkomitmen untuk menerapkan prinsip

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Pengelolaan keuangan daerah Pemerintah Kota Medan tahun 2005-2009 diselenggarakan sesuai dengan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah menggambarkan kondisi dan analisis perekonomian daerah, sebagai

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Daerah Keuangan daerah merupakan semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Keuangan daerah adalah hak dan kewajiban daerah dalam melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan ketentuan perundangan dan merupakan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN - 130 - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Uraian dan gambaran tentang kinerja keuangan daerah masa lalu bertujuan untuk memberi informasi

Lebih terperinci

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Perkembangan kinerja keuangan pemerintah daerah tidak terlepas dari batasan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 Lampiran II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

BAB III PENGELOLAAN KEUNGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III PENGELOLAAN KEUNGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN BAB III PENGELOLAAN KEUNGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Pengelolaan keuangan daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Wakatobi dilaksanakan dalam kerangka pelaksanaan otonomi daerah sesuai

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar dalam Rencana

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pengelolaan Keuangan Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pengelolaan Keuangan Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri BAB III. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Pengelolaan Keuangan Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

Lebih terperinci

Bab III Gambaran Umum Keuangan Daerah

Bab III Gambaran Umum Keuangan Daerah Bab III Gambaran Umum Keuangan Daerah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undangundang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa lalu Pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Sintang diselenggarakan berpedoman pada Undang-Undang Nomor 17

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD A. KERANGKA HUKUM Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang

Lebih terperinci

1. Neraca Komparatif PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

1. Neraca Komparatif PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 1. Neraca Komparatif PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 NO AKUN URAIAN REFF Per 31 Des 2014 Per 31 Des 2013 BERTAMBAH/(BERKURANG) Rp % 1. ASET V.1.1 2.666.549.732.849,64

Lebih terperinci

local accountability pemerintah pusat terhadap pembangunan di daerah.

local accountability pemerintah pusat terhadap pembangunan di daerah. BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undangundang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Lebih terperinci