1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Produksi Pakan Ternak di Indonesia Tahun Produksi (JutaTon) Pertumbuhan (%)
|
|
- Siska Rachman
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Di tengah resesi ekonomi global saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara yang mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi tinggi di dunia. Pada tahun 2012, pertumbuhan ekonomi Indonesia (YoY) sebesar 6.23% merupakan yang tertingggi kedua setelah Cina yang tumbuh sebesar 7.8%. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi ini terutama ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Meskipun beberapa masalah ekonomi terjadi selama tahun berjalan 2013 yang memaksa BI memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 6.2% ke 5.9%, namun menurut data BPS (2014) Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5.78% pada 2013 dan sektor-sektor industri masih optimis dengan potensi pertumbuhan yang masih menjanjikan di Indonesia kedepannya. Industri pakan ternak merupakan salah satu industri yang mengalami perkembangan cukup baik seiring dengan pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Menurut data kementrian perindustrian dan perdagangan, industri pakan ternak mengalami pertumbuhan tingkat produksi rata-rata 8.4% selama periode (Tabel 1). Tabel 1 Produksi Pakan Ternak di Indonesia Tahun Produksi (JutaTon) Pertumbuhan * Rata-rata Pertumbuhan 8.2 Sumber: Kemenperin (2012) Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) menyebutkan tingkat produksi pada tahun2012mencapai 12.7 Juta ton, naik sekitar 12.39% dari produksi tahun 2011 sebesar 11.3 Juta ton, dan pada 2014 diproyeksikan dapat mencapai 14 juta ton.adapun populasi penduduk yang besar dengan tingkat konsumsi protein yang masih tergolong rendah menjadi dasar akan optimisnya industri pakan ternak akan potensi tumbuhnya pasar Indonesia kedepan (Handoyo 2013) Ditinjau dari struktur industri, industri pakan ternak di Indonesia masih bersifat oligopoli. Pada tahun 1976 jumlah pabrik pakan skala kecil yang beroperasi di Indonesia masih mencapai 200 unit pabrik, kemudian di tahun 2000
2 2 jumlah tersebut berubah menjadi 61 unit pabrik. Penurunan tersebut terjadi dikarenakan adanya integrasi baik secara vertikal maupun horizontal pada industri perunggasan di Indonesia dari industri hulu sampai hilir dan membentuk struktur pasar oligopoli (Saptana et al.2002). Dalam perjalanannya, pada awal tahun 80-an kondisi pasar termasuk oligopoli ketat dengan rasio konsentrasi berkisar antara 50-60%, kemudian semenjak tahun 2000-an, berdasarkan data diketahui bahwa struktur industri pakan di Indonesia dapat dikatakan merupakan oligopoli longgar dengan rata-rata nilai rasio konsentrasi pasar sebesar 41.33% dimana proporsi dari pabrik pakan berskala besar yang berjumlah delapan pabrik (12%) memiliki pangsa pasar 40-60%(Yusdja dan Saptana dalam Agustina 2009). Industri peternakan di Indonesia masih didominasi oleh sektor unggas, hal ini dapat dilihat dari produksi pakan dimana 83% dialokasikan untuk unggas, 11% untuk budidaya ikan, 6% untuk babi dan sapi (USDA 2014). Dalam industri peternakan, pangsa pakan terhadap total biaya produksi mencapai 70%, DOC (bibit) 13% dan17% lagi pangsa lainnya. Sementara itu, dalam industri pakan ternak, bahan baku merupakan komponen yang sangat penting. Dilihat dari besarnya biaya bahan baku yang mencapai 85-90% dari total biaya produksi, maka bahan baku merupakan salah satu faktor produksiyang memiliki peranan penting dan menjadi perhatian utama di dalam industri ini. Bungkil kedelai atau biasa disebut Soyabean Meal merupakan salah satu bahan baku utama dalam pembuatan pakan ternak setelah jagung. Jagung sebagai sumber energi utama digunakan sebesar 50% dari total komposisi pakan, sedangkan bungkil kedelai sebagai sumber protein utama 25-30%, dan 20-25% ingredient lainnya seperti tepung ikan, tepung tulang, tepung beras, CGM, DDG s, vitamin dan lain sebagainya tergantung dari jenis pakan yang diproduksi. Meskipun terdapat beberapa produk yang dapat digunakan sebagai sumber protein, namun ditinjau dari sisi ketersediaan pasokan, harga dan formulasi ingredient, bungkil kedelai masih belum dapat digantikan oleh produk lain. Dengan total produksi pakan sekitar 13 juta ton, maka industri pakan membutuhkan bungkil kedelai sekitar 3.5 juta ton per tahunnya yang mana seluruhnya didapatkan melalui impor. Data impor beberapa bahan baku pakan ternak dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Data impor beberapa bahan baku pakan (ribu ton) Jenis Bahan Baku * Jagung Bungkil Kedelai , Tepung Ikan DDG's CGM Tepung Tulang Tepung Bulu *Sumber: PT. Marubeni Indonesia Kebutuhan akan bungkil kedelai bagi industri pakan ternak di indonesia umumnya didatangkan dari empat negara utama, yakni Argentina, Brazil, Amerika dan India. Seiring dengan peningkatan kebutuhan oleh industri pakan ternak di Indonesia, dari tahun ke tahun, supply semakin didominasi oleh bungkil kedelai Argentina. Sebagai negara pengekspor terbesar bungkil kedelai di dunia,
3 3 ketersediaan supply dan daya saing harga merupakan faktor utama, selain faktor stabilitas kualitas produk sebagai faktor pendukung. Selain itu bungkil kedelai dari Brazil, Amerika dan India menjadi pilihan alternatif bagi industri pakan di Indonesia. Pada Tabel 3 berikut, dapat dilihat impor bungkil berdasarkan negara asal. Tabel 3 Data impor bungkil kedelai (ribu ton) Tahun Argentina Brazil India USA Lainnya Total Sumber : PT. Marubeni Indonesia Dilihat dari besarnya pertumbuhan kebutuhan impor oleh industri pakan,dan potensi pertumbuhan industri ini kedepannya, maka perusahaan-perusahaan trading bahan baku pakan, khususnya bungkil kedelai berusaha memasuki dan memantapkan posisinya di pasar Indonesia, hal ini menyebabkan perubahan peta kompetisi pada pasar Indonesia seperti dapat dilihat dengan jelas pada Tabel 4. Seperti yang dapat dilihat bahwa terjadi perubahan yang signifikan dari market share diantara perusahaan-perusahaan trading bahan baku bungkil kedelai di Indonesia. Hingga akhir tahun 2000an industri pemasok bungkil kedelai masih dikuasai beberapa perusahaan multinasional asing yang merupakan perusahaanperusahaan yang memiliki aset di negara penghasil bungkil kedelai seperti Bunge, Cargill dan Toepfer. Namun perubahan peta kompetisi sangat signifikan dalam periode lima tahun terakhir dimana salah satu perusahaan lokal (FKS Multi Agro Tbk) mulai mengambil market share pasar indonesia, kemudian pada tahun 2012 dua perusahaan Asia yakni Marubeni dan Cheil Jedang mengembangkan bisnisnya dan memasuki pasar Indonesia. Ketiga kekuatan baru ini memberikan perubahan yang sangat jelas dalam kompetisi industri suplai bahan baku bungkil kedelai di Indonesia. Krisis ekonomi yang melanda Amerika dan Eropa pada 2008 menjadi salah satu penyebap melambannya kinerja beberapa perusahaan trading Amerika dan Eropa (Bunge, Cargill, Toepfer, Peter Cremer, dan lainnya) dan hal ini dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan Asia seperti Marubeni, Cheil Jedang dan khususnya perusahaan lokal FKS Multi Agro Tbk. Kondisi persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan trading bungkil kedelai untuk dapat sesegera mungkin memahami kebutuhan dan pasar dan melakukan perubahan agar dapat tetap bertahan ataupun berkembang di pasar yang memiliki pertumbuhan permintaan yang besar ini. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan dalam menyikapi kondisi ini adalah dengan melakukan pendekatan fungsi pemasaran, yakni mendeteksi apa yang menjadi kebutuhan pasar atau konsumen, dan sesegera mungkin melakukan adaptasi dengan menciptakan program atau strategi pemasaran yang tepat dan kompetitif untuk dapat bertumbuh, bertahan, ataupun mendominasi pasar pada industri pasokan bahan baku kedelai.
4 4 Tabel 4 Data market share bungkil kedelai curah (ribu ton) PERUSAHAAN Qty Share Qty Share Qty Share Qty Share Qty Share FKS MARUBENI CHEIL JEDANG CARGILL BUNGE TOEPFER LOUIS DREYFUS PETER CREMER LAINNYA TOTAL Sumber : PT. Marubeni Indonesia Data terakhir pada 2013, tercatat terdapat 25 perusahaan pakan ternak yang tergabung dalam Asosiasi GPMT (Gabungan Perusahaan Makanan Ternak). Perusahaan yang tergabung dalam GPMT tersebut merupakan konsumen bahan baku khususnya bungkil kedelai. Daftar perusahaan industri pakan ternak dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Daftar perusahaan pakan ternak di Indonesia No Perusahaan 1 Bintang Jaya Proteina 2 Cargill Indonesia 3 Charoen Pokphand Indonesia 4 Cheil Jedang Indonesia 5 Cibadak Indah Sari Farm 6 Citra ina Feedmill 7 East Hope Indonesia 8 Gold Coin Indonesia 9 Japfa Comfeed Indonesia 10 Kertamulya Sari Pakan 11 Mabar Feed Indonesia 12 Malindo Feedmill Indonesia 13 Matahari Sakti 14 Metro Inti Sejahtera 15 New Hope Indonesia 16 New Hope Jawa Timur 17 Panca Patriot Prima 18 Sabas Indonesia 19 Sierad Produce 20 Sinta Prima Feedmill 21 Sinar Indochem 22 Universal Agri Bisnisindo 23 Welgro Feedmill Indonesia 24 Wirifa Sakti 25 Wonokoyo Sumber : GPMT (2013)
5 5 Merumuskan strategi pemasaran yang tepat untuk menjangkau kebutuhan konsumen dan membangun hubungan dengan orientasi bisnis jangka panjang dan berkelanjutan menjadi salah satu fokus masing-masing perusahaan dalam menghadapi ketatnya kompetisi kedepan. Untuk membantu perusahaan dalam melakukan perumusan strategi khususnya pada bidang pemasaran maka perlu melakukan kajian dalam merumuskan program pemasaran yang tepat dan efektif untuk dapat mencapai tujuan perusahaan. Keberhasilan program pemasaran, salah satunya ditentukan oleh persepsi, preferensi dan prilaku pembeli. Payne (2000), mengatakan bahwa marketing mix atau bauran pemasaran dapat dimanfaatkan untuk memengaruhi persepsi konsumen yang dalam hal ini adalah industri pakan ternak. Persepsi diartikan sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti, dari sinilah awalnya konsumen membuat keputusan untuk pembelian suatu produk (Kotler 2007). Oleh karena itu, untuk mengkaji pengaruh dan tingkat kepentingan faktorfaktor bauran pemasaran, maka perlu dilakukan penelitian yang akan menganalisis persepsi konsumen tentang bauran pemasaran dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian. Mengetahui bagaimana persepsi konsumen tentang bauran pemasaran dan kaitannya terhadap keputusan pembelian, akan memberikan masukan bagi para pemain di industri suplai bungkil kedelai di Indonesia untuk membuat dan mengembangkan program-program pemasaran yang tepat dan yang sesuai dengan kebutuhan pasar, sehingga dapat meningkatkan jangkauan konsumen dan meningkatkan jumlah dan kontiniuitas pembelian, bahkan mungkin dapat menghasilkan competitive advantage dibandingkan pesaing yang ada. Hal ini merupakan cara bagi perusahaan untuk dapat bertahan dan berkembang dalam ketatnya kompetisi pasokan bahan baku bungkil kedelai pada industri pakan ternak di Indonesia. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diawal,dapat dilihat bahwa potensi industri pakan ternak yang berkembang menciptakan ketatnya kompetisi. Untuk dapat bertahan dan berkembang dalam ketatnya kompetisi yang ada dan yang akan datang, perusahaan harus mempersiapkan diri dengan program pemasaran yang sesuai dan dapat menjangkau kebutuhan konsumen. Atas dasar asumsi dan dugaan tersebut, dalam penelitian ini penulis memberikan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh dari masing-masing faktor bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian bahan baku bungkil kedelai pada industri pakan ternak di Indonesia? 2. Bagaimana tingkat kepentingan pada atribut dari faktor-faktor bauran pemasaran di industri pakan ternak di Indonesia? 3. Implikasi manajerial apa yang dapat diterapkan perusahaan pemasok bahan baku bungkil kedelai dalam menjangkau kebutuhan industri pakan ternak di Indonesia?
6 6 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis pengaruh faktor bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian bahan baku bungkil kedelai pada industri pakan ternak di Indonesia. 2. Menganalisis atribut-atribut kepentingan dari faktor-faktor bauran pemasaran pada industri pakan ternak di Indonesia. 3. Merumuskan implikasi manajerial yang dapat diterapkan perusahaan pemasok bahan baku bungkil kedelai dalam menjangkau kebutuhan industri pakan ternak di Indonesia. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi penulis berupa pengalaman praktis dalam aplikasikan teori-teori tentang ilmu manajemen pemasaranyang telah diperoleh selama masa perkuliahan, khususnya tentang perumusan strategi pemasaran. 2. Bagi manajemen perusahan-perusahaan yang bergerak di industri pakan ternak di Indonesia, diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam merumuskan program-program pemasaran yang tepat untuk menghadapi ketatnya kompetisi. 3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah akademik yang berguna dalam pengembangan ilmu khususnya dalam bidang manajemen pemasaran yang berkaitan dengan perumusan strategi pemasaran, dan juga diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya. Ruang Lingkup Penelitian Batasan dan ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan terhadap industri pakan ternak di Indonesia. 2. Ruang lingkup pembahasan pada analisa hubungan faktor-faktor bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian,dan menganalisa atribut-atribut bauran pemasaran dalam merumuskan implikasi managerial.aspek-aspek bauran pemasaran yang dibahas ialah produk, harga, lokasi, orang, proses, dan physical evidence. 3. Aspek promosi pada penelitian ini tidak dibahas karena tidak ada difrensiasi produk yang ditawarkan. Promosi pada produk pada tataran kebijakan Negara(Government to Government). Kotler (2000) juga menyatakan bahwa untuk pemasaran produk bahan mentah yaitu pertanian dan produk alam memiliki praktek pemasaran yang khusus dimana komoditas tersebut hanya memerlukan iklan dan kegiatan promosi yang relatif sedikit.
PENDAHULUAN. Tabel 1. Konsumsi Telur dan Daging Broiler pada Beberapa Negara ASEAN Tahun 2009
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak perusahaan yang bergerak di bidang perunggasan, baik dari segi pakan unggas, komoditi unggas, dan pengolahan produk unggas dalam skala besar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan industri peternakan Indonesia saat ini berkembang dengan pesat, hal ini disebabkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan meningkatnya konsumsi protein hewani perkapita
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perekonomian Indonesia pada tahun 213 mengalami pertumbuhan sebesar 5.78%. Total produk domestik bruto Indonesia atas dasar harga konstan 2 pada tahun 213 mencapai Rp. 277.3
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian Bahan Baku Bungkil Kedelai pada Industri Pakan Ternak di Indonesia
Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian Bahan Baku Bungkil Kedelai pada Industri Pakan Ternak di Indonesia JAM 13, 3 Diterima, Oktober 2014 Direvisi, Januari 2015 Mei 2015 Agustus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang peternakan. Pada tahun 2009, industri pengolahan daging di dalam negeri mengalami pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, pembangunan. (on farm) mengalami pergeseran ke arah yang lebih terintegrasi dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, pembangunan peternakan mengalami pergeseran paradigma. Titik berat kepada sistem budidaya (on farm) mengalami pergeseran
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor peternakan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional antara tahun 2004-2008 rata-rata mencapai 2 persen. Data tersebut menunjukkan peternakan memiliki
Lebih terperinciPUBLIC EXPOSE 4 DECEMBER 2013 Batur Room Merchantile Athletic Club INGREDIENTS FOR GROWTH
PUBLIC EXPOSE 4 DECEMBER 2013 Batur Room Merchantile Athletic Club INGREDIENTS FOR GROWTH AGENDA 1. Profil Perusahaan 2. Informasi Produk 3. Ikhtisar Keuangan : 30 Sep 2013 4. Pemasok dan Penggunaan Produk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komoditas ayam broiler merupakan primadona dalam sektor peternakan di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas ayam broiler merupakan primadona dalam sektor peternakan di Indonesia jika dibandingkan dengan komoditas peternakan lainnya, karena sejak pertama kali diperkenalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi ekonomi yang tumbuh semakin pesat merupakan harapan bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi yang tumbuh semakin pesat merupakan harapan bagi semua bangsa di dunia termasuk Indonesia yang merupakan salah satu negara berkembang, juga mengharapkan
Lebih terperinciBABt PENDAHULUAN. Perkembangan industri petemakan, terutama unggas (ayam) baik ayam
BAB I PENDAHULUAN BABt PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan industri petemakan, terutama unggas (ayam) baik ayam petelur (layer) maupun ayam pedaging (broiler), sungguh menggembirakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada saat ini perekonomian Indonesia terus meningkat. Hal ini terlihat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini perekonomian Indonesia terus meningkat. Hal ini terlihat dari tingkat konsumsi yang terus naik dari tahun ke tahun, termasuk dalam hal konsumsi makanan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak nabati merupakan salah satu komoditas penting dalam perdagangan minyak pangan dunia. Tahun 2008 minyak nabati menguasai pangsa 84.8% dari konsumsi minyak pangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyediakan ketersediaan konsumsi daging dan produk turunannya. Daging dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pakan ternak sangat berperan mendukung industri peternakan dalam menyediakan ketersediaan konsumsi daging dan produk turunannya. Daging dan telur merupakan
Lebih terperinciDaftar Isi. Profil Perseroan. Kinerja Operasional. Ikhtisar Keuangan. Tantangan dan Strategi Ke Depan. Lampiran
Daftar Isi Profil Perseroan Kinerja Operasional Ikhtisar Keuangan Tantangan dan Strategi Ke Depan Lampiran 2 Sekilas Japfa Tbk Perusahaan agribisnis terintegrasi vertikal berfokus di Indonesia Salah satu
Lebih terperinciANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN JAGUNG UNTUK PAKAN DI INDONESIA
ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN JAGUNG UNTUK PAKAN DI INDONESIA I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan salah satu komoditas utama tanaman pangan sebagai sumber karbohidrat kedua setelah beras
Lebih terperinciV E R S I P U B L I K
Penilaian Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Tentang Pengambilalihan (Akuisisi) Saham Perusahaan Cargill Australia Limited, Cargill International Luxembourg 2 S.a.r.l, Cargill Mauritius Limited oleh
Lebih terperinciDAMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN USAHA TERHADAP STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA
VII. DAMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN USAHA TERHADAP STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA 7.1. Hasil Validasi Model Struktur, Perilaku dan Kinerja Industri Pakan Ternak Hasil validasi model ekonometrika struktur,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya untuk menghasilakan bahan pangan, bahan baku untuk industri, obat ataupun menghasilkan sumber energi. Secara sempit
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Peternakan merupakan sektor andalan bagi perekonomian nasional Indonesia.
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan merupakan sektor andalan bagi perekonomian nasional Indonesia. Pada tahun 2007, sektor peternakan mampu memberikan kontribusi yang cukup baik bagi Produk Domestik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agroindustri adalah usaha untuk mengolah bahan baku hasil pertanian menjadi berbagai produk yang dibutuhkan konsumen (Austin 1981). Bidang agroindustri pertanian dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebijakan pangan nasional. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein. dan pakan ternak serta untuk diambil minyaknya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kedelai merupakan komoditas strategis di Indonesia, karena kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia setelah beras dan jagung. Komoditas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Oleh karena itu, kebijakan
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan komoditas strategis di Indonesia karena kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia setelah beras dan jagung. Komoditas ini mendapatkan
Lebih terperincimemberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agribisnis nasional diarahkan untuk meningkatkan kemandirian perekonomian dan pemantapan struktur industri nasional terutama untuk mendukung berkembangnya
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Beragamnya industri yang beroperasi di Indonesia menyebabkan setiap perusahaan yang beroperasi menghadapi persaingan dengan perusahaan lainnya. Para pengusaha saling bersaing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian adalah salah satu sektor sandaran hidup bagi sebagian besar
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian adalah salah satu sektor sandaran hidup bagi sebagian besar penduduk Indonesia, sehingga sektor pertanian diharapkan menjadi basis pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. Juni 2010] 6 Masalah Gizi, Pengetahuan Masyarakat Semakin Memprihatinkan. [10
II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka dalam penelitian ini meliputi tinjauan komoditas kedelai, khususnya peranan kedelai sebagai sumber protein nabati bagi masyarakat. Tidak hanya itu, kedelai juga ditinjau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, selain ikan dan telur, guna memenuhi kebutuhan akan protein.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kedelai merupakan komoditas strategis yang unik tetapi kontradiktif dalam sistem usaha tani di Indonesia. Luas pertanaman kedelai kurang dari lima persen dari seluruh
Lebih terperinciSTRUKTUR PERILAKU KINERJA DALAM PERSAINGAN INDUSTRI PAKAN TERNAK DI INDONESIA PERIODE TAHUN ABSTRACT ABSTRAK
STRUKTUR PERILAKU KINERJA DALAM PERSAINGAN INDUSTRI PAKAN TERNAK DI INDONESIA PERIODE TAHUN 1986 2010 Meutia Septiani *)1 dan Muhammad Findi Alexandi **) *) Bank Mandiri KCP Jakarta Jl. Panjang No 10,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan antar negara akan menciptakan pasar yang lebih kompetitif dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Kondisi sumber daya alam Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia dan salah satu sumber pendapatan bagi para petani. Gula juga merupakan salah satu kebutuhan
Lebih terperinciINVESTOR PRESENTATION FY Jakarta, 14 April 2015
INVESTOR PRESENTATION FY 2014 Jakarta, 14 April 2015 Daftar Isi Profil Perseroan Kinerja Operasional Ikh3sar Keuangan Tantangan dan Strategi Ke Depan Lampiran 2 Profil Perseroan Sekilas Japfa Tbk Perusahaan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kondisi persaingan bisnis yang dewasa ini semakin dinamis disertai memudarnya batasan-batasan hubungan perdagangan antar negara mengharuskan setiap pelaku usaha menerapkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 1996 tentang pangan, ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian besar berasal dari sektor agraris. Utomo (2010) menjelaskan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Pupuk merupakan produk strategis nasional karena perekonomian Indonesia sebagian besar berasal dari sektor agraris. Utomo (2010) menjelaskan bahwa pupuk merupakan elemen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian dari pertumbuhan industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Biro Pusat Statistik (1997) dan Biro Analisis dan Pengembangan. Statistik (1999) menunjukkan bahwa Standar Nasional kebutuhan protein
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Biro Pusat Statistik (1997) dan Biro Analisis dan Pengembangan Statistik (1999) menunjukkan bahwa Standar Nasional kebutuhan protein hewani belum terpenuhi, dan status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain yang sesuai dengan kebutuhan ternak terutama unggas. industri peternakan (Rachman, 2003). Selama periode kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di daerah tropis seperti Indonesia, jagung memiliki kontribusi sebagai komponen industri pakan. Lebih dari 50% komponen pakan pabrikan adalah jagung. Hal ini
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA Oleh : RIKA PURNAMASARI A14302053 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya perusahaan jasa tapi juga perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini perusahaan dituntut untuk memiliki manajemen yang baik agar dapat tetap menjalankan kegiatan operasinya. Perusahaan tersebut tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu membiayai pembangunan nasional, sedangkan impor dilakukan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang ikut serta dalam kerjasama internasional, maka dari itu perekonomian Indonesia tidak lepas dari yang namanya ekspor dan impor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada prosesnya itu sendiri membutuhkan berbagai macam media pendukung agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri tekstil merupakan salah satu industri unggulan yang banyak diminati baik oleh pasar nasional maupun internasional. Industri tekstil, dimana pada
Lebih terperinciJakarta, 5 April 2017
Jakarta, 5 April 2017 Daftar Isi Profil Perseroan Kinerja Operasional Ikhtisar Keuangan Tantangan dan Strategi Ke Depan Lampiran 2 Sekilas Japfa Tbk Perusahaan agribisnis terintegrasi vertikal berfokus
Lebih terperinciPERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG
67 VI. PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG Harga komoditas pertanian pada umumnya sangat mudah berubah karena perubahan penawaran dan permintaan dari waktu ke waktu. Demikian pula yang terjadi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perekonomian Indonesia dalam lima tahun terakhir, antara tahun 2008 hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan di Eropa dan Amerika,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mencapai US$ per ton dan mendekati US$ per ton pada tahun 2010.
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebelum dan sesudah krisis ekonomi tahun 1998, harga minyak sawit (Crude Palm Oil=CPO) dunia rata-rata berkisar US$ 341 hingga US$ 358 per ton. Namun sejak tahun 2007
Lebih terperinciPROSIDING ISSN: E-ISSN:
PRODUKSI IKAN PATIN SUPER Dwi Puji Hartono* 1, Nur Indariyanti 2, Dian Febriani 3 1,2,3 Program Studi Budidaya Perikanan Politeknik Negeri Lampung Unit IbIKK Produksi Ikan Patin Super Politeknik Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebijakan dan target untuk mendukung pengembangan dan penyebaran teknologi
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan masih sangat bergantung pada iklim kebijakan yang kuat. Di tahun 2013 terdapat sejumlah peningkatan kebijakan dan target
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permintaan baja yang masih terus tumbuh didukung oleh pembangunan sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual Growth Rate/CAGR (2003 2012)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih mengarah kepada pertumbuhan yang positif, sehingga hal ini memicu terjadinya persaingan yang sangat ketat baik dari investor
Lebih terperinciTinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam. Informasi Utama :
Nov 10 Des-10 Jan-11 Feb-11 Mar-11 Apr-11 Mei-11 Jun-11 Jul-11 Agust-11 Sep-11 Okt-11 Nop-11 Edisi : 11/AYAM/TKSPP/2011 Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam Informasi Utama : Harga daging ayam di pasar
Lebih terperinciVII. KESIMPULAN DAN SARAN
VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan 1. Pengaruh harga dunia minyak bumi dan minyak nabati pesaing terhadap satu jenis minyak nabati ditransmisikan melalui konsumsi (ket: efek subsitusi) yang selanjutnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian. komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup besar dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian dari waktu ke waktu semakin meningkat. Lada merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beras/padi. Komoditas yang memiliki nama lain Zea mays merupakan sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung adalah salah satu komoditas yang penting di Indonesia setelah beras/padi. Komoditas yang memiliki nama lain Zea mays merupakan sumber pangan penduduk yang tersebar
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber daya hewan
Lebih terperinciINTEGRASI BISNIS PERUNGGASAN
bab sembilan INTEGRASI BISNIS PERUNGGASAN Pendahuluan Sektor perunggasan (ayam ras) Nasional menunjukkan perkembangan yang cukup mengesankan selama PJP-L Bila pada awal Orde Baru sektor perunggasan masih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung merupakan salah satu komoditas utama tanaman pangan sebagai
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jagung merupakan salah satu komoditas utama tanaman pangan sebagai sumber karbohidrat kedua setelah beras yang sangat berperan dalam menunjang ketahanan pangan, dan kecukupan
Lebih terperinciPERAN SEKTOR INDUSTRI DALAM MENDUKUNG KEANEKARAGAMAN PANGAN
PERAN SEKTOR INDUSTRI DALAM MENDUKUNG KEANEKARAGAMAN PANGAN JAKARTA, 7 FEBRUARI 2012 OUTLINE I. Pendahuluan II. Peluang Pengembangan Industri Agro III. Hal-hal yang Perlu Dilakukan IV.Contoh Pengembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri produk kertas yang juga termasuk dalam industri stasioneri adalah salah satu industri manufaktur yang mengolah kertas menjadi barang dari kertas seperti buku,
Lebih terperinciANALISIS KEBIJAKAN TARIF JAGUNG ANTARA PETANI JAGUNG DAN PETERNAK
ANALISIS KEBIJAKAN TARIF JAGUNG ANTARA PETANI JAGUNG DAN PETERNAK Yusmichad Yusdja dan Adang Agustian Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian PENDAHULUAN Jagung merupakan salah satu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ini adalah industri pulp dan kertas. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi
I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Salah satu subsektor agroindustri yang berkembang pesat di Indonesia pada saat ini adalah industri pulp dan kertas. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi pentingnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mekanisme kerja bank yang menjadi jembatan antara masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of fund) menjadi pilar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki daya saing yang relatif baik di pasar internasional. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT
V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT 5.1 Produk Kelapa Sawit 5.1.1 Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit sekarang ini sudah menjadi komoditas pertanian unggulan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 241 juta dengan ditandai oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang meningkat dan stabilitas ekonomi yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ekonomi merupakan salah satu sektor yang memainkan peranan yang sangat
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekonomi merupakan salah satu sektor yang memainkan peranan yang sangat penting dan merupakan suatu indikator penentu kemajuan suatu Negara. Peningkatan pembangunan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia dan di sisi lain, perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas
Lebih terperincihatchery), dan pet food (fancy fish food & fancy bird food).
51 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan 3.1.1 Sejarah singkat perusahaan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1972 dengan nama PT. Charoen Pokphand Animal Feedmill
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. industrialisasi. Tahap yang sering disebut sebagai era tinggal landas, yaitu suatu
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini Indonesia sedang berada pada suatu tahap yang penting dalam era industrialisasi. Tahap yang sering disebut sebagai era tinggal landas, yaitu suatu keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah energi yang dimiliki Indonesia pada umumnya dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan energi di sektor industri (47,9%), transportasi (40,6%), dan rumah tangga (11,4%)
Lebih terperinciVI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL
VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Dalam menjalankan usaha sebaiknya terlebih dahulu mengetahui aspek pasar yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh usaha yang akan
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA DALAM PERSAINGAN INDUSTRI PAKAN TERNAK DI INDONESIA (PERIODE TAHUN ) MEUTIA SEPTIANI
ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA DALAM PERSAINGAN INDUSTRI PAKAN TERNAK DI INDONESIA (PERIODE TAHUN 1986-2010) MEUTIA SEPTIANI DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang mengandalkan sektor migas dan non migas sebagai penghasil devisa. Salah satu sektor non migas yang mampu memberikan kontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Batubara telah digunakan sebagai sumber energi selama beratus-ratus tahun dan telah diperdagangkan secara internasional mulai jaman Kekaisaran Romawi. Batubara tidak
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Peranan studi kelayakan dan analisis proyek dalam kegiatan pembangunan. keterbatasan sumberdaya dalam melihat prospek usaha/proyek yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Peranan studi kelayakan dan analisis proyek dalam kegiatan pembangunan cukup besar dalam mengadakan penilaian terhadap kegiatan usaha/proyek yang akan dilaksanakan. Demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (funding) dalam bentuk Giro, Tabungan dan Deposito yang dana tersebut. disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peranan yang sangat penting, dimana dalam kegiatannya bank sebagai penghimpun dana masyarakat (funding) dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk menghasilkan suatu produk berkualitas sesuai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi merupakan kegiatan inti dari perusahaan, dalam proses produksi perusahaan dituntut untuk menghasilkan suatu produk berkualitas sesuai keinginan konsumen.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Menurut Xiaoyan dan Junwen (2007), serta Smith (2010), teknologi terkait erat dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bawah presiden Susilo Bambang Yudhoyono memposisikan sektor pertanian
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Industri pestisida merupakan industri yang strategis di Indonesia. Pertanian menjadi sektor andalan perekonomian negara Indonesia. Pemerintah di bawah presiden Susilo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang berlimpah, dimana banyak Negara yang melakukan perdagangan internasional, Sumberdaya yang melimpah tidak
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA INDUSTRI PAKAN TERNAK INDONESIA OLEH SUNDARI EKA AGUSTINA H
ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA INDUSTRI PAKAN TERNAK INDONESIA OLEH SUNDARI EKA AGUSTINA H14104126 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN SUNDARI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ditujukan kepada pengembangan industri yang berbasis pertanian dan
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan lndustri diarahkan untuk meningkatkan kemandirian perekonomian dan pemantapan struktur industri terutama terhadap industri bernilai tambah tinggi dan berjangkauan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protein merupakan salah satu zat makanan yang diperlukan oleh manusia agar bisa bertumbuh kembang dan tetap sehat. Fungsi protein antara lain untuk membuat dan memperbaiki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menurut Saragih (2001), pengembangan sektor agribisnis pada. masa yang akan datang menghadapi sejumlah tantangan besar yang
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut Saragih (2001), pengembangan sektor agribisnis pada masa yang akan datang menghadapi sejumlah tantangan besar yang bersumber dari tuntutan pembangunan ekonomi domestik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pola konsumsi makanan pada masyarakat memberikan dampak positif bagi upaya penganekaragaman pangan. Perkembangan makanan olahan yang berbasis tepung semakin
Lebih terperinciII. TINJAUAN UMUM MINYAK NABATI DUNIA DAN MINYAK KELAPA SAWIT INDONESIA
II. TINJAUAN UMUM MINYAK NABATI DUNIA DAN MINYAK KELAPA SAWIT INDONESIA 2.1. Tinjauan Umum Minyak Nabati Dunia Minyak nabati (vegetable oils) dan minyak hewani (oil and fats) merupakan bagian dari minyak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama ini pasokan ikan dunia termasuk Indonesia sebagian besar berasal dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di sejumlah negara
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Strategi adalah suatu cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Strategi adalah suatu cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis meliputi perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. setelah beras. Jagung juga berperan sebagai bahan baku industri pangan dan
PENDAHULUAN Latar Belakang Jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang memiliki peranan strategis dan bernilai ekonomis serta mempunyai peluang untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan karena kedudukannya
Lebih terperinciPERSUSUAN INDONESIA: KONDISI, PERMASALAHAN DAN ARAH KEBIJAKAN
PERSUSUAN INDONESIA: KONDISI, PERMASALAHAN DAN ARAH KEBIJAKAN Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis, antara lain
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan komoditas penting dan strategis bagi bangsa Indonesia karena pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dimana dalam pemenuhannya menjadi tanggung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menghadapi krisis ekonomi di Indonesia. Salah satu sub sektor dalam pertanian
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian telah terbukti sebagai sektor yang mampu bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi di Indonesia. Salah satu sub sektor dalam pertanian adalah peternakan, yang
Lebih terperinciPROSPEK TANAMAN PANGAN
PROSPEK TANAMAN PANGAN Krisis Pangan Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perusahaan dihadapkan pada tuntutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini perusahaan dihadapkan pada tuntutan masyarakat yang semakin kompleks, sehingga perusahaan harus mampu mengakomodasi berbagai pihak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara dapat dicapai melalui suatu sistem yang bersinergi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
Lebih terperinci