ANALISIS SISTEM INFORMASI PENERIMAAN PKL DI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (DISKOMINFO) PROVINSI JAWA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS SISTEM INFORMASI PENERIMAAN PKL DI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (DISKOMINFO) PROVINSI JAWA BARAT"

Transkripsi

1 ANALISIS SISTEM INFORMASI PENERIMAAN PKL DI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (DISKOMINFO) PROVINSI JAWA BARAT LAPORAN SEMESTER Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kelulusan Ujian Semester VI Program Diploma IV Program Studi Manajemen Informatika Disusun Oleh : MUHAMMAD AFIF NPM POLITEKNIK PIKSI GANESHA BANDUNG 2016 i

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan teknologi informasi saat ini semakin maju dengan pesat dari tahun ke tahun, kebutuhan akan informasi dan pengolahan data dalam banyak aspek kehidupan manusia sangat penting. Dari perkembangan teknologi yang demikian pesat berdampak bagi suatu organisasi/instansi atau perusahaan yang membutuhkan sistem informasi secara cepat, tepat dan akurat. Untuk menunjang efektifitas, produktifitas dan efisiensi dalam suatu organisasi/instansi atau perusahaan dalam menyelesaikan masalah manajemen, terutama memberikan pelayanan kepada masyarakat umum. Maka perlu menyusun suatu sistem informasi terkomputerisasi dengan moderrn melihat perkembangan jaman saat ini sehingga dapat mempermudah bagi yang mengunakannya. Sistem tersebut diharapkan dapat menyelesaikan tugas-tugas rutin yang berguna dalam pengambilan keputusan oleh organisasi/instansi atau perusahaan tersebut. Salah satu sarana dalam pemberian informasi mengenai suatu lembaga pemerintahan dengan menggunakan fasilitas jaringan internet sebagai sarana yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan akan informasi tersebut bagi masyarakat umum, ini dibuktikan dengan banyaknya sistem pengelolaan informasi melalui web yang dilakukan di media internet. Pengelolaan informasi pendaftaran siswa/mahasiswa 1

3 2 praktek kerja lapangan melalu media intenet bertujuan untuk menciptakan kinerja yang efektif dan efisien, karena masyarakat lebih mudah mendapatkan informasi dan tidak perlu membuang banyak waktu dan biaya yang harus dikeluarkan. Salah satu aspek pengolahan sistem informasi pendaftaran Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan media internet adalah peningkatan pelayanan kepada masyarakat khususnya siswa/mahasiswa yang ingin mendaftar Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada perusahaan/instansi manapun. Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Provinsi Jawa Barat adalah instansi pemerintah yang bertanggung jawab atas pengolahan informasi dalam lingkungan Pemerintahan Jawa Barat. Sampai saat ini sistem pendaftaran praktek kerja lapangan sudah komputerisasi tetapi belum bisa diakses melalui media internet oleh masyarakat umum yang akan mendaftar sehingga memudahkan mendapat informasi lebih lengkap mulai dari informasi latar belakang instansi ini dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendaftar. Siswa/mahasiswa tidak harus datang ke kantor dalam instansi pemerintahan tetapi langsung bisa registrasi melalui layanan pada web melalui media internet tersebut dan akan dilakukan proses pengolahan data. Dengan adanya latar belakang permasalahan di atas maka perlu bagi penulis untuk meneliti sistem yang sekarang berjalan sehingga memberikan solusi dari permasalahan yang ada. Oleh sebab itu penulis membuat laporan semester dengan berjudul ANALISIS SISTEM

4 3 INFORMASI PENERIMAAN PKL DI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (DISKOMINFO) PROVINSI JAWA BARAT Pokok Permasalahan Berdasarkan dengan latar belakang di atas maka, dapat dirumuskan masalah yang dihadapi penulis yaitu: 1. Sistem informasi penerimaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) yang sedang berjalan saat ini masih manual. 2. Sistem informasi penerimaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) memiliki berbagai macam kekurangan dan kendala. 3. Belum tergorganisirnya semua pendaftar dengan baik dari berbagai daerah yang ingin Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pertanyaan penelitian Pertanyaan penelitian yang diajukan penulis adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana alur Sistem Penerimaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang sedang berjalan di Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO)?

5 4 2. Apa kekurangan dan kendala yang dihadapi dari Sistem Penerimaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO)? 3. Bagaimana pengelolaan data dari proses pengajuan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO)? 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang penulis lakukan di Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut: 1. Untuk membantu pekerjaan pada bagian koordinator Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang juga sebagai bidang pengelolaan administrasi kepegawaian. 2. Mengetahui sistem kerja pendaftaran Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang sedang berjalan di Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO). 3. Memperbaiki kendala yang dihadapi pada pengelolaan data di Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO). 4. Membantu dan mempermudah kinerja dalam proses penerimaan Praktek Kerja Lapangan (PKL).

6 5 5. Memahami tentang kinerja di Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO). 6. Menganalisa masalah yang mungkin belum mengarah kepada komputerisasi pada Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO). B. Manfaat Penelitian Dalam proses penelitian ini sangat diharapkan dapat memberikan manfaat yang kemudian dapat digunakan dalam pengembangan keilmuan yang dimilik saat ini. Manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis a. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang penerimaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan sistem media internet yang mungkin saat ini semua kebutuhan yang serba akan teknologi. b. Dapat melatih skill serta kreativitas dari pertama menganalisis masalah hingga merancang dan mendesain program. c. Mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan dalam bidang Manajemen Informatika terhadap suatu kasus yang terjadi di lapangan.

7 6 2. Bagi Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Provinsi Jawa Barat a. Dengan perubahan sistem penerimaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang sebelumnya masih manual akan mempersingkat waktu, mempermudah pencatatan data untuk penerimaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) hingga masa yang akan datang. b. Memberikan pelayanan yang lebih efektif dan efisien kepada masyarakat dengan memberikan informasiinformasi yang berkaitan dengan penerimaan Praktek Kerja Lapangan (PKL). c. Mendapatkan wawasan yang luas dihadapan dunia khususnya dalam perkembangan bidang IT. 3. Bagi Politeknik Piksi Ganesha Bandung a. Tambahan informasi dan referensi bagi kampus. b. Terjalin kerja sama antara tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan kampus. c. Memberikan gambaran nyata di lapangan tentang kasus yang sedang terjadi. d. Dapat diterapkan bagi pihak kampus untuk perkembangan teknologi informasi.

8 Ruang Lingkup / Batasan Analisis Permasalahan Agar pembatasan masalah tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka berikut adalah beberapa batasan-batasan masalah yang perlu dibuat yaitu: 1. Penerimaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) oleh siswa/mahasiswa ke bagian koordinator Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang juga sebagai bidang pengelolaan administrasi kepegawaian. 2. Proses penerimaan calon Praktek Kerja Lapangan (PKL) sampai dengan pembuatan surat jawaban penerimaan peserta Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang ditujukan kepada sekolah. 3. Analisis hanya sampai dengan penggambaran diagram Unified Modeling Language (UML) Metode Penelitian A. Metode pengumpulan data Dalam upaya pengumpulan data yang diperlukan dalam penulisan laporan semester ini penulis menggunakan beberapa metode diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Studi Pustaka Ialah sumber data sekunder, merupakan pengumpulan data yang tidak langsung diperoleh dari sumber pertama namun telah disusun dalam bentuk dokumen-dokumen tertulis. Diantaranya dengan cara membaca serta mempelajari buku-

9 8 buku, modul kuliah, searching di internet dan laporan yang berkaitan dengan yang diangkat sebagai referensi yang dapat dijadikan acuan dalam pembahasan masalah dalam laporan semester ini. 2. Studi Lapangan Ialah sumber data primer, merupakan pengumpulan data yang diperoleh dari sumber pertama atau data yang dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian. Penulis melakukan dengan metode sebagai berikut: a. Metode Observasi Teknik pengumpulan data penelitian melalui proses pencatatan pola perilaku subjek (orang), objek (benda) atau kejadiaan yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Penulis hanya melakukan observasi terhadap permasalahan yang ada pada sistem dan proses yang sedang terjadi. b. Metode Wawancara Teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis dan adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan responden penelitian untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Penulis melakukan wawancara kepada pihak

10 9 yang bersangkutan di bagian koordinator Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang juga sebagai bidang pengelolaan administrasi kepegawaian. B. Metode Pengembangan Sistem Metode penilitian yang dipakai dalam pembuatan laporan semester ini adalah metode Deskriptif, yaitu penulis mendeskripsikan dan menginterprestasikan masalah yang akan diteliti tersebut apa adanya. Perangkat analisis yang digunakan adalah Unified Modeling Languange (UML), yaitu metode berorientasi objek yang efektif dalam memodelkan sistem yang besar dan kompleks Waktu dan Tempat Penelitian bertempat di: Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang Nama Instansi/Perusahaan : Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Provinsi Jawa Barat Alamat : Jl. Taman Sari No. 55 Bandung Kota : Bandung Telephone : (022) Pembimbing Bagian : H. Erawan Hayat : Pengolahan Data Elektronik

11 10 Waktu Pelaksanaan : 12 Oktober 2015 s.d 12 Desember 2015 Tabel 1.1. Waktu/Jadwal Penelitian NO KEGIATAN 1 Perencanaan Penelitian 2 Analisis Sistem yang sedang berjalan 3 Pengambilan Data 4 Wawancara 5 Pembuatan Laporan 6 Bimbingan Laporan Sumber : Penulis, Oktober November Desember Sistematika Penulisan Penelitian Untuk mempermudah penulisan dan pembahasan selanjutnya, maka uraian pembahasan laporan semester ini ditulis secara sistematis sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini berisi mengenai awal penelitian yang penulis lakukan. Terdiri dari beberapa sub bab yakni: latar belakang permasalahan, pokok permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup / batasan analisis permasalahan, metode penelitian, waktu dan tempat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.

12 11 BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang kajian ilmiah, meguraikan beberapa hal teori-teori yang mendukung permasalahan tentang konsep, dimulai dari penjelasan konsep teori yang dijadikan acuan penulis sampai metode penelitian yang dilakukan untuk menganalisis sistem dan teori tentang masalah yang dibahas serta adanya tahapan analisis yang diperlukan dalam penyusunan laporan semester ini. BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Dalam bab ini penulis menguraikan tentang tinjauan organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO), meliputi: sejarah singkat Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Prov. Jabar, visi dan misi, profil. Dan uraian prosedur penerimaan Praktek Kerja Lapangan (PKL), dekomposisi fungsi penerimaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Prov. Jabar, analisis masukan terhadap sistem, analisis keluaran terhadap sistem, analisis proses yang terjadi, masalah yang dihadapi, dan kesimpulan hasil analisis sistem penerimaan Praktek Kerja Lapangan (PKL).

13 12 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini penulis mencoba memberikan kesimpulan dari keseluruhan dari pembahasan kegiatan analisis dan saransaran yang diharapkan terhadap perancangan/perbaikan sistem sehingga memberi masukan bagi penulis maupun bagi perusahaan yaitu Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO).

14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan dalam pendefinisian sistem, yaitu kelompok yang menekankan pada prosedur dan kelompok yang menekankan pada elemen atau komponennya. Unsur-unsur yang mewakili suatu sistem secara umum adalah masukan (input), pengolahan (processing) dan keluaran (output). Disamping itu sistem senantiasa tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya. Maka umpan balik (feed-back) selain dapat berasal dari output, juga dapat berasal dari lingkungan sistem tersebut. Organisasi dipandang sebagai suatu sistem yang juga memiliki semua unsur ini. A. Pengertian Sistem Sistem secara umum menurut Tata Sutarbi (2012:6) yaitu Setiap sistem terdiri dari berbagai unsur. Sistem pernapasan kita terdiri dari suatu kelompok unsur, yaitu hidung, saluran pernapasan, paru-paru, dan darah. Unsur-unsur suatu sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil, yang terdiri pula dari kelompok-kelompok unsur yang membentuk subsistem tersebut. Sedangkan menurut Sutarman (2009:5) sistem adalah Kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama.

15 14 Suatu sistem dibuat untuk menangani sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan dari elemen atau komponen atau subsistem merupakan definisi yang lebih luas. Definisi ini lebih banyak diterima karena pada kenyataanya suatu sistem memang dapat terdiri dari beberapa subsistem atau sistem-sistem bagian. Pendekatan sistem yang menekankan pada komponen akan lebih mudah digunakan untuk mempelajari sistem dengan tujuan analisis dan perancangan. Suatu sistem mempunyai maksud tertentu. Ada yang menyebutkan maksud dari suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan ada yang menyebutkan unutk mencapai suatu sasaran (objectives). Tujuan biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas sementara sasaran memliki ruang lingkup yang lebih sempit. B. Karakteristik Sistem Model umum sebuah sistem terdiri dari input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana mengingat sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran sekaligus. Selain itu sebuah sistem juga memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

16 15 1. Komponen sistem (Components) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak peduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifatsifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut dengan Supra sistem. Jadi dapat dibayangkan jika dalam suatu sistem ada subsistem yang tidak berjalan/berfungsi sebagaimana mestinya. Tentunya sistem tersebut tidak akan berjalan mulus atau mungkin juga sistem tersebut rusak sehingga dengan sendirinya tujuan sistem tersebut tidak tercapai. 2. Batas sistem (Boundary) Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan

17 16 yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Batas suatu sistem menunujukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut. 3. Lingkungan luar sistem (Environtment) Lingkungan luar dari suatu sistem adalah bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut dengan lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dalam sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem. 4. Antarmuka atau Penghubung (Interface) Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke yang lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) unutk subsistem lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

18 17 5. Masukan Sistem (Input) Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan unutk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. 6. Keluaran Sistem (Output) Keluaran sistem adalah hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada super sistem. Misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil pembuangan, sedang informasi adalah keluaran yang dibutuhkan. Sedangkan bila contoh sistem informasi, keluaran yang dihasilkan adalah informasi, dimana informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang merupakan input bagi subsistem lainnya.

19 18 7. Pengolah Sistem (Procces) Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem akuntansi akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang dibutukan oleh pihak manajemen. 8. Sasaran (Objectives) dan Tujuan (Goal) Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministik. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menetukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan. Perbedaan suatu sasaran (objectives) dan suatu tujuan (goal) adalah, goal biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebuh luas dan sasaran dalm ruang lingkup yang lebih sempit. Bila merupakan suatu sistem utama seperti misalnya sistem bisnis perusahaan, maka istilah goal lebih tepat diterapkan. Untuk sistem akuntansi atau sistem-sistem lainnya yang merupakan bagian atau subsistem dari sistem

20 19 bisnis, maka istilah objectives yang lebih tepat. Jadi tergantung dari ruang lingkup mana memandang sistem tersebut. Seringkali tujuan (goal) dan sasaran (objectives) digunakan bergantian dan tidak dibedakan. Gambar 2.1. Karakteristik Sistem Sumber: istik-sistem/

21 20 C. Klasifikasi Sistem Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu sistem dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandangan, sebagai berikut: 1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu suatu sistem yang berupa pemikiran tentang hubungan antara manusia dengan tuhan. Sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, seperti sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya. 2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam dan tidak dibuat manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang dirancang oleh manusia dan melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin, yang disebut dengan human machine system. Sistem Informasi berbasis komputer merupakan

22 21 contohnya, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia. 3. Sistem Deterministik dan Sistem Probabilistik Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministik. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi, karena mengandung unsur probabilitas atau keberuntungan, misanya ramakan cuaca. 4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa ada campur tangan dari pihak luar. Dalam kenyataanya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system, Contohnya Reaksi kimia dalam tabung yang terisolasi. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luarnya atau subsistem yang lainnya, sehingga

23 22 harus memiliki sistem pengendalian yang baik, contohnya Sistem perusahaan dagang Konsep Dasar Informasi Informasi merupakan proses lebih lanjut dari data yang sudah memiliki nilai tambah. Informasi dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu: a. Informasi Strategis. Informasi ini digunakan untuk mengambil keputusan jangka panjang, yang mencakup infromasi eksternal, rencana perluasan perusahaan, dan sebagainya. b. Informasi Taktis. Informasi ini dibutuhkan untuk mengambil keputusan jangka menengah, seperti informasi tren penjualan yang dapat dimanfaatkan untuk menyusun rencana penjualan. c. Informasi Teknis. Informasi ini dibutuhkan untuk keperluan operasional sehari-hari. Seperti infromasi persediaan stok, retur penjualan, dan laporan kas harian. Istilah informasi seringkali tidak tepat pemakainnya. Informasi dapat merujuk ke suatu data mentah, data tersusun, kapasitas sebuah saluran komunikasi, dan lain sebagainya. Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organiasi, sehingga peran dan kedudukan informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi.

24 23 Menurut Abdul Kadir (2003:31) bahwa Informasi adalah data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. Menurut Tata Sutarbi (2012:22) Informasi adalah Data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem pengolahan informasi akan mengolah data menjadi informasi atau mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi berguna bagi yang menerimanya. Nilai informasi berhubungan dengan keputusan. Bila tidak ada pilihan atau keputusan maka informasi tidak diperlukan. Keputusan dapat berkisar dari keputusan berulang sederhana sampai keputusan strategis jangka panjang. Nilai informasi dilukiskan paling berarti dalam konteks pengambilan keputusan. A. Kualitas Informasi Kualitas informasi tergantung dari 3 hal yang sangat dominan yaitu keakuratan informasi, ketepatan waktu dari informasi dan relevan. Ketiga hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Akurat Informasi yang dihasilkan harus bebas dari kesalahankesalahan dan tidak menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut. Dalam prakteknya, mungkin dalam penyampaian suatu informasi banyak sekali ganguan-gangguan yang datang yang dapat merubah isi dari informasi tersebut. Ketidakakuratan dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau kesenjangan sehingga merusak atau merubah data-data asli tersebut.

25 24 Adapun komponen akurat menurut Andri Kristanto (2008:11) meliputi: 1. Completenness; Are necessary message items present? Berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian tentunya akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menetukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah dengan baik. 2. Correctness; Are message items correct? 3. Security; Did the message reach all or only the intended systems users? b. Tepat Waktu Informasi yang diterima harus tepat pada waktunya, sebab kalau informasi yang diterima terlambat maka informasi tersebut sudah tidak berguna lagi. Informasi yagn dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang usang tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga kalau digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan akan berakibat fatal atau kesalahan dalam keputusan dan tindakan. Kondisi demikian menyebabkan mahalnya nilai suatu

26 25 informasi, sehingga kecepatan untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya memerlukan teknologi-teknologi terbaru. c. Relevan Informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima, sebab informasi ini akan digunakan untuk pengambilan suatu keputusan dalam pemecahan suatu permasalahan. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. Misalnya informsai mengenai sesab-musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. d. Ekonomis, efisiensi dan dapat dipercaya Informasi yang dihasilkan mempunyai manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya mendapatkan dan sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang tetapi dapat ditaksir nilai efektivitsanya. Selain itu informasi yang dihasilkan juga bisa dipercaya kebenarannya dan tidak mengada-ada.

27 26 B. Nilai Informasi Fungsi informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang diperlukan dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan penggunaan informasi hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan serta informasi yang apa adanya. Dengan perlakukan seperti ini mengakibatkan keputusan yang diambil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil maka pencarian informasi lebih tepat perlu diperlukan. Suatu informasi memiliki nilai karena informasi tersebut dapat dijadikan keputusan yang baik serta menguntungkan (memiliki nilai informasi yang tepat). Besarnya nilai informasi yang tepat dapat didapatkan dari perbedaan hasil yang didapat dari keputusan yang baru dengan hasil keputusan yang lama dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut. Perhitungan atas informasi yang tepat memberikan banyak manfaat diantaranya untuk menghilangkan pemborosan biaya yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutukan dalam pengambilan keputusan tersebut. Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Tentang 10 sifat yang dapat menentukan nilai informasi yaitu sebagai berikut :

28 27 a. Kemudahan dalam memperoleh Informasi memperoleh nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh. b. Sifat dan kelengkapan Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup/cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik. c. Ketelitian (accuracy) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan. d. Kecocokan dengan pengguna (relevan) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena tidak dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan. e. Ketepatan waktu Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi

29 28 berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima/usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan. f. Kejelasan (clarity) Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi. g. Fleksibilitas / Keluwesannya Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada saat pengambilan keputusan. h. Dapat dibuktikan Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang diolah. i. Tidak ada prasangka Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi. j. Dapat diukur Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat mencapai nilai yang sempurna.

30 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi menurut Tata Sutarbi (2012:38) adalah Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan yang diperlukan oleh pihak luar tertentu. Menurut Abdul Kadir (2003:11) Sistem Informasi adalah Suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpunn, menyimpan, dan mengolah data serta menyediakan informasi keluaran kepada pemakai. Sebuah sistem informasi merupakan kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak serta perangkat manusia yang akan mengolah data menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak tersebut. Sistem informasi bukan merupakan hal yang baru. Yang baru adalah komputerisasinya. Sebelum ada komputer, teknik penyaluran informasi yang memungkinkan manajer merencanakan serta mengendalikan operasi telah ada. Komputer menambahkan satu atau dua dimensi, seperti kecepatan, ketelitian, dan penyediaan data dengan volume yang lebih besar yang memberikan bahan pertimbangan yang lebih banyak untuk mengambil keputusan.

31 30 A. Komponen Sistem Informasi Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block), yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali. a. Blok Masukan (Input Block) Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Yang dimaksud dengan Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar. b. Blok Model (Model Block) Blok ini terdari dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. c. Blok Keluaran (Output Block) Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem. d. Blok Teknologi (Technology Block) Teknologi merupakan tool-box dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan

32 31 mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware). e. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan perangkat lunak digunakan untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedimikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna unutk efisiensi kapasitas penyimpanan. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (database management system). f. Blok Kendali (Controls Block) Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi seperti misalnya bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangankecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahankesalahan, ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk menyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat

33 32 dicegah dan bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat dengan cepat diatasi. Gambar 2.2. Komponen Sistem Informasi Sumber: Teori-Teori Sistem Informasi Penerimaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) A. Praktek Kerja Lapangan (PKL) Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah sebuah kegiatan pelatihan dimana siswa atau mahasiswa mampu menerapkan apa yang telah didapat pada saat kuliah atau di dalam kelas ke dalam situasi kerja yang sesungguhnya, baik suatu pekerjaan yang terjadi di mayarakat, maupun di suatu perusahaan dan sekaligus sebagai tolak ukur bagi kemampuan siswa atau mahasiswa itu sendiri.

34 33 Dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL), ada dua pihak yang aktif di dalamnya, yaitu trainees sebagai pihak yang dilatih, dan trainers sebagai pihak yang melatih. Dengan adanya kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL), diharapkan akan memberikan bekal pada trainees dengan materi keterampilan yang didapatkannya selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) berlangsung, sehingga keterampilan tersebut dapat memberikan manfaat saat telah mendapatkan pekerjaan. Tujuan dan manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah agar siswa atau mahasiswa dapat melakukan pekerjaannya dengan lebih efektif dan efisien serta menghasilkan output yang baik, dikarenakan pengalaman yang telah diperoleh ketika melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL). B. Sistem Informasi Penerimaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Sistem informasi penerimaan praktek kerja lapangan merupakan suatu sistem yang mengelola data-data peserta praktek kerja lapangan yang dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pihak dalam maupun bagi pihak luar. Sistem informasi yang disimpan tersebut yaitu menyimpan data peserta praktek kerja lapangan, data karyawan sebagai pembimbing serta data petugas yang mengoperasikan sistem informasi tersebut. Data tersebut kemudian akan diolah sesuai dengan kebutuhan sehingga

35 34 menghasilkan informasi dalam bentuk laporan. Laporan tersebut berupa laporan peserta praktek kerja lapangan, laporan pembimbing, dan laporan praktek kerja lapangan Perangkat Analisis Sistem A. Unified Modeling Language (UML) Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang telah menjadi standar dalam industri untuuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak. UML menawarkan sebuah standar unutk merancang model sebuah sistem. Menurut Yuni Sugiarti (2013:37) : UML sebagai salah satu alat bantu yang sangat handal dalam bidang pengembangan sistem berorientasi objek karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan pengembang sistem membuat blue print atau visinya dalam bentuk yang baku. UML berfungsi sebagai jembatan dalam mengkomunikasikan beberapa aspek dalam sistem melalui sejumlah elemen grafis yang bisa dikombinasikan menjadi diagram. UML mempunyai banyak diagram yang da[at mengakomodasi berbagai sudut pandang dari suatu perangkat lunak yang akan dibangun. Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun.

36 35 Seperti bahasa-bahasa lainnya, UML mendefinisikan notasi dan syntax / semantik. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan. Notasi UML terutama diturunkan 3 notasi yang telah ada sebelumnya: Grady Booch Object-Oriented Design (OOD), Jim Rumbaugh Object Modeling Technique (OMT), dan Ivar Jacobson Object-Oriented Software Engineering (OOSE). B. Diagram Dasar dalam Unified Modelling Languange (UML) Berikut ini adalah penjelasan mengenai berbagai diagram UML serta simbol pada diagram: 1. Use Case Diagram Diagram ini menggambarkan berbagai aktifitas yang dilakukan oleh suatu sistem dari sudut pandang pengamatan luar sehingga yang menjadi persoalan bukan bagaimana melakukannya tetapi apa yang dilakukan suatu sistem. Use Case Diagram dekat kaitannya dengan kejadian-kejadian (skenario) artinya contoh apa yang terjadi ketika seseorang berinteraksi dengan sistem.

37 36 Tabel 2.1. Simbol Use Case Diagram NO SIMBOL NAMA KETERANGAN 1 Actor Menspesifikasikan himpunan peran yang pengguna mainkan ketika berinteraksi dengan use case. 2 Dependency Hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (independent). 3 Generalization Hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada di atasnya objek induk (ancestor). 4 Include Menspesifikasikan bahwa use case sumber secara eksplisit. 5 Extend Menspesifikasikan bahwa use case target memperluas perilaku dari use case sumber pada suatu titik yang diberikan. 6 Association Apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya. 7 System Menspesifikasikan paket yang menampilkan sistem secara terbatas.

38 37 8 Use Case Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang ditampilkan sistem yang menghasilkan suatu hasil yang terukur bagi suatu aktor 9 Collaboration Interaksi aturan-aturan dan elemen lain yang bekerja sama untuk menyediakan prilaku yang lebih besar dari jumlah dan elemenelemennya (sinergi). 10 Note Elemen fisik yang eksis saat aplikasi dijalankan dan mencerminkan suatu sumber daya komputasi Sumber : Daftar Simbol Unified Modeling Language (UML) 2. Class Diagram Class Diagram adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, serta menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containmet, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain.

39 38 Class Diagram memiliki tiga area pokok: 1. Nama (dan stereotype) 2. Atribut 3. Method (operasi) Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut : a. Private(-), tidak dapat dipanggil dsari luar class yang bersangkutan. b. Protected(#), hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak-anak yang mewarisinya. c. Public(+), dapat dipanggil oleh siapa saja. Tabel 2.2. Simbol Class Diagram NO SIMBOL NAMA KETERANGAN 1 Class Class adalah blok - blok pembangun pada pemrograman berorientasi obyek. Sebuah class digambarkan sebagai sebuah kotak yang terbagi atas 3 bagian. Bagian atas adalah bagian nama dari class. Bagian tengah mendefinisikan property / atribut class. Bagian akhir mendefinisikan method method dari sebuah class.

40 39 2 Assosiation Sebuah asosiasi merupakan sebuah relationship paling umum antara 2 class, dan dilambangkan oleh sebuah garis yang menghubungkan antara 2 class. Garis ini bisa melambangkan tipe tipe relationship dan juga dapat menampilkan hukumhukum multiplisitas pada sebuah relationship (Contoh: One-toone, one-to-many, many-tomany). 3 Composition Jika sebuah class tidak bisa berdiri sendiri dan harus merupakan bagian dari class yang lain, maka class tersebut memiliki relasi Composition terhadap class tempat dia bergantung tersebut. Sebuah relationship composition digambarkan sebagai garis dengan ujung berbentuk jajaran genjang berisi/solid. 4 Dependency Kadangkala sebuah class menggunakan class yang lain. Hal ini disebut dependency. Umumnya penggunaan dependency digunakan untuk menunjukkan operasi pada suatu

41 40 class yang menggunakan class yang lain. Sebuah dependency dilambangkan sebagai sebuah panah bertitik-titik. 5 Aggregation Aggregation mengindikasikan keseluruhan bagian relationship dan biasanya disebut sebagai relasi mempunyai sebuah atau bagian dari. Sebuah aggregation digambarkan sebagai sebuah garis dengan sebuah jajaran genjang yang tidak berisi/tidak solid. Sumber : Daftar Simbol Unified Modeling Language (UML) 3. Statechart Diagram Diagram Statechart menggambarkan transisi dan perubahan keadaan (dari satu state ke state lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima. Pada umumnya Diagram Statechart menggambarkan class tertentu (saru class dapat memiliki lebih dari satu statechart diagram). Dalam UML, state digambarkan berbentuk segiempat dengan sudut membulat dan memiliki nama sesuai kondisinya saat itu. Transisi antar state umumnya memiliki kondisi guard yang merupakan syarat terjadinya transisi yang

42 41 bersangkutan, dituliskan dalam kurung siku. Action yang dilakukan sebagai akibat dari event tertentu dituliskan dengan diawali garis miring. Titik awal dan akhir digambarkan berbentuk lingkaran berwarna penuh dan berwarna setengah. Tabel 2.3. Simbol Statechart Diagram NO SIMBOL NAMA KETERANGAN 1 Nilai atribut dan nilai link pada State suatu waktu tertentu, yang dimiliki oleh suatu objek. 2 Initial Pseudo State Bagaimana objek dibentuk atau diawali Final State Transition Association Node Bagaimana objek dibentuk dan dihancurkan. Sebuah kejadian yang memicu sebuah state objek dengan cara memperbaharui satu atau lebih nilai atributnya. Apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya. Elemen fisik yang eksis saat aplikasi dijalankan dan mencerminkan suatu sumber daya komputasi. Sumber : Daftar Simbol Unified Modeling Language (UML)

43 42 4. Activity Diagram Pada dasarnya diagram activity sering digunkan oleh flowchart. Diagram ini berhubungan denngan diagram statechart. Diagram Statechart berfokus pada objek yang dalam suatu proses (atau proses menjadi suatu objek), diagram activity berfokus pada aktifitas-aktifitas yang terjadi yang terkait dalam suatu proses tunggal. Jadi dengan kata lain, diagram ini menunjukan bagaimana aktifitas-aktifitas tersebut bergantung satu sama lain. Tabel 2.4. Simbol Activity Diagram NO SIMBOL NAMA KETERANGAN 1 Memperlihatkan bagaimana masing-masing kelas antarmuka Actifity saling berinteraksi satu sama lain. 2 3 Action Initial Node State dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi. Bagaimana objek dibentuk atau diawal. 4 Actifity Final Node Bagaimana objek dibentuk dan dihancurkan.

44 43 5 Fork Node Satu aliran yang pada tahap tertentu berubah menjadi beberapa aliran. Sumber : Daftar Simbol Unified Modeling Language (UML) 5. Sequence Diagram Diagram Sequence merupakan salah satu diagram Interaction yang menjelaskan bagaimana suatu operasi itu dilakukan, pesan apa yang dikirim dan kapan pelaksanaannya. Diagram ini diatur berdasarkan waktu. Obyek-obyek yang berkaitan dengan proses berjalannya operasi diurutkan dari kiri ke kanan berdasarkan waktu terjadinya dalam pesan yang terurut. Tabel 2.5. Simbol Sequence Diagram NO SIMBOL NAMA KETERANGAN 1 Objek entity, antarmuka yang LifeLine saling berinteraksi. 2 Message Spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.

45 44 3 Message Spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi. Sumber : Daftar Simbol Unified Modeling Language (UML) 6. Collaboration Diagram Diagram Collaboration menggambarkan interaksi antar objek seperti sequence diagram, tetapi lebih menekankan pada peran masing-masing objek. Setiap message memiliki sequence number, dimana message dari level tertinggi memiliki nomor 1. Pesan dari level yang sama memiliki prefiks yang sama. Diagram Collaboration juga merupakan diagram inteeraction. Tabel 2.6. Simbol Collaboration Diagram NO SIMBOL NAMA KETERANGAN 1 Object Object merupakan instance dari sebuah class dan dituliskan tersusun secara horizontal. Digambarkan sebagai sebuah class (kotak) dengan nama obyek didalamnya yang diawali dengan sebuah titik koma. 2 Actor Actor juga dapat berkomunikasi dengan object, maka actor juga

46 45 dapat diurutkan sebagai kolom. Simbol Actor sama dengan simbol pada Actor Use Case Diagram. 3 Message Message, digambarkan dengan anak panah yang mengarah antar obyek dan diberi label urutan nomor yang mengindikasikan urutan komunikasi yang terjadi antar obyek. Sumber : Daftar Simbol Diagram Unified Modeling Language (UML) 7. Component Diagram Diagram Component menggambarkan struktur dan hubungan antar komponen piranti lunak, termasuk ketergantungan (dependency) di antaranya. Komponen piranti lunak adalah modul berisi code, berisi source code maupun binary code, baik library maupun executable, baik yang muncul pada compile time, link time, maupun run time. Tabel 2.7. Simbol Component Diagram NO SIMBOL NAMA KETERANGAN 1 Component Sebuah komponen melambangkan sebuah entitas software dalam sebuah sistem. Sebuah komponen dinotasikan

47 46 sebagai sebuah kotak segiempat dengan dua kotak kecil tambahan yang menempel disebelah kirinya. 2 Depedency Sebuah Dependency digunakan untuk menotasikan relasi antara dua komponen. Notasinya adalah tanda panah putus-putus yang diarahkan kepada komponen tempat sebuah komponen itu bergantung. Sumber : Daftar Simbol Diagram Unified Modeling Language (UML) 8. Deployment Diagram Diagram Deployment menggambarkan detail bagaimana komponen dideploy dalam infrastruktur sistem, dimana komponen akan terletak (pada mesin, server atau piranti keras lainnya), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal. Sebuah node adalah server, workstation, atau piranti keras lainnya digunkan untuk mendeploy komponen dalam lingkungan sebenarnya.

48 47 Tabel 2.8. Simbol Deployment Diagram NO SIMBOL NAMA KETERANGAN 1 Component Pada deployment diagram, komponen-komponen yang ada diletakkan didalam node untuk memastikan keberadaan posisi mereka. 2 Node Node menggambarkan bagianbagian hardware dalam sebuah sistem. Notasi untuk node digambarkan sebagai sebuah kubus 3 dimensi. 3 Association Sebuah association digambarkan sebagai sebuah garis yang menghubungkan dua node yang mengindikasikan jalur komunikasi antara element-elemen hardware. Sumber : Daftar Simbol Diagram Unified Modeling Language (UML)

49 BAB III ANALSIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Tinjauan Organisasi A. Sejarah Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat adalah kelanjutan dari organisasi sejenis yang semula sudah ada di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan nama Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Keberadaan Kantor Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) di Jawa Barat dimulai pada tahun 1977, yaitu dengan adanya Proyek Pembangunan Komputer Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Proyek tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan sarana prasarana dalam rangka memasuki era komputer. Dalam perkembangan selanjutnya, pada tanggal 8 April 1978 dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 294/Ok.200-Oka/SK/78 diresmikan pembentukan/pendirian Kantor Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat yang berkedudukan di jalan Tamansari No. 57 Bandung. Sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Gubernur Nomor : 294/Ok.200-Oka/SK/78, maka pada tanggal 29 Juni 1981

50 49 pendirian Kantor Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 2 Tahun 1981 tentang Pembentukan Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Peraturan Daerah Nomor : 3 Tahun 1981 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Dengan kedua Peraturan Daerah tersebut keberadaan PUSLAHTA di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat semakin berperan, khususnya dalam melaksanakan kebijaksanaan Gubernur Kepala Daerah di bidang komputerisasi. Akan tetapi keberadaan kedua Peraturan Daerah tersebut tidak mendapat pengesahan dari pejabat yang berwenang dalam hal ini Menteri Dalam Negeri, sehingga keberadaan PUSLAHTA di lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat kedudukan organisasi menjadi non struktural. Akan tetapi dengan keberadaan PUSLAHTA Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat pada masa itu telah banyak dirasakan manfaatnya selain oleh lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga oleh instansi lain dalam bentuk kerja sama penggunaan mesin komputer IBM S-370/125 seperti : 1. Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) 2. Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) 3. Institut Teknologi Bandung (ITB)

51 50 4. Dan pihak Swasta lainnya. Dalam perjalanan waktu yang cukup panjang, yaitu lebih kurang 14 tahun sejak PUSLAHTA didirikan, pada tanggal 27 Juni 1992 dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 21 Tahun 1992 Organisasi PUSLAHTA Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dibubarkan. Di dalam salah satu pasal Surat Keputusan Gubernur No. 21 tahun 1992 dinyatakan bahwa tugas dan wewenang PUSLAHTA dialihkan ke Kantor Bappeda Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Pada tanggal yang sama dengan terbitnya Surat Keputusan Gubernur No. 21 tahun 1992 tentang Pembubaran PUSLAHTA Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat, keluar Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 22 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat sebagai pelaksana dari Instruksi Menteri Dalam negeri Nomor : 5 tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia. Sebagai tindak lanjut dari Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 5 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik, pada tanggal 30 Juni 1993 keluar persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

52 51 Negara (Menpan) dengan Nomor : B-606/I/93 perihal Persetujuan Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik untuk Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Sumatera Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan keluarnya Surat Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) tersebut, maka untuk mengukuhkan Keputusan Gubernur Nomor 22 Tahun 1992 diajukan Rancangan Peraturan Daerahnya, dan akhirnya pada tanggal 21 Juni 1994 berhasil ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 4 tahun 1994 tentang Pengukuhan Dasar Hukum Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Nomor 5 tahun 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data Elektronik Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Selanjutnya kedua Peraturan Daerah tersebut diajukan ke Menteri Dalam Negeri untuk mendapat pengesahan, dan pada tanggal 10 Juli 1995 keluar Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 59 Tahun 1995 tentang Pengesahan Peraturan Daerah Nomor : 4 dan Nomor : 5 Tahun 1994, dengan demikian KPDE Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat secara resmi menjadi salah satu Unit Pelaksana Daerah yang struktural.

53 52 Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor : 16 Tahun 2000 tanggal 12 Desember 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Barat telah ditetapkan Badan Pengembangan Sistem Informasi dan Telematika Daerah disingkat BAPESITELDA sebagai pengembangan dari Kantor Pengolahan Data Elektronik yang dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor : 22 Tahun 1992 dan dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 5 Tahun Sedangkan Kantor Pengolahan Data Elektronik itu sendiri merupakan pengembangan dari Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Jawa Barat yang berdiri pada tanggal 8 April 1978 melalui Surat Gubernur KDH Tingkat I Jawa Barat No. 294/OK.200-Oka/SK/78, dan keberadaannya dikukuhkan dengan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 1981 tanggal 29 Juni Dasar Hukum : 1. Keputusan Presiden RI Nomor 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia ; 2. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 16 Tahun 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Barat. Nomenklatur : BAPESITELDA adalah singkatan dari Badan Pengembangan Sistem Informasi dan Telematika

54 53 Daerah. Telematika singkatan dari Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika. Selanjutnya, berdasarkan Perda Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat, maka Bapesitelda Prov. Jabar diganti menjadi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat disingkat DISKOMINFO, yang berlokasi di Jalan Tamansari no. 55 Bandung. Perubahan ini merupakan kenaikan tingkat dan memiliki ruang lingkup serta cakupan kerja lebih luas. Sasarannya tidak hanya persoalan teknis, tapi juga kebijakan, baik hubungannya kedalam maupun menyentuh kepentingan publik khususnya dibidang teknologi informasi. Dengan platform dinas, maka Diskominfo dapat mengeluarkan regulasi mengenai teknologi informasi dalam kepentingan Provinsi Jawa Barat, terutama pencapaian Jabar Cyber Province Tahun Berdasarkan Perda tersebut, Dinas Komunikasi dan Informatika berada diperingkat 20 dengan sruktur organisasi sebagai berikut di bawah ini. 1. Kepala 2. Sekretariat, membawahkan : a. Sub. Bagian Perencanaan dan Program b. Sub. Bagian Keuangan

55 54 c. Subbagian Kepegawaian dan Umum 3. Bidang Pos Dan Telekomunikasi, membawahkan : a. Seksi Pos Dan Telekomunikasi b. Seksi Monitoring dan Penetiban Spektrum Frekuensi c. Seksi Standarisasi Pos Dan Telekomunikasi 4. Bidang sarana Komunikasi Dan Diseminasi Informasi, membawahkan: a. Seksi Komunikasi Sosial b. Seksi Komunikasi Pemerintah Dan Pemerintah dareah c. Seksi Penyiaran Dan Kemitraan Media 5. Bidang Telematika, membawahkan : a. Seksi Pengembangan Telematika b. Seksi Penerapan telematika c. Seksi Standarisasi dan Monitoring Evaluasi Telematika 6. Bidang Pengolahan Data Elektronik, membawahkan : a. Seksi Kompilasi Data b. Seksi Integrasi Data c. Seksi Penyajian Data dan Informasi 7. Balai Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) a. Tata Usaha LPSE b. Layanan Informasi LPSE c. Dukungan dan Pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi LPSE

56 55 B. Visi dan Misi Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Visi dari Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) adalah Terwujudnya masyarakat Jawa Barat maju berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Berdasarkan rumusan Visi diatas maka rumusan Misi dari Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) terdiri dari 5 butir, yaitu sebagai berikut: 1. Meningkatkan sdm aparatur bidang teknologi informasi dan komunikasi. 2. Meningkatkan sarana prasarana bidang informasi dan komunikasi. 3. Mengoptimalkan penggunaan sistem pengadaan barang/jasa secara elektronik. 4. Meningkatkan kerjasama masyarakat pemerintah dan swasta dalam pembangunan teknologi informasi dan komunikasi. 5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas informasi kepada masyarakat melalui berbagai media. 6. Mengoptimalkan penerapan e-government di Provinsi Jawa Barat.

57 56 C. Struktur Organisasi Gambar 3.1. Struktur Organisasi Diskominfo Jabar Sumber: Diskominfo Jabar D. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Adapun hasil analisis tentang tugas pokok yang dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat dan unit-unit yang bekerja didalamnya yaitu : 1. Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah bidang Komunikasi dan Informatika berdasarkan atas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

58 57 2. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Ayat (1) pasal ini, Dinas Komunikasi dan Informatika mempunyai fungsi: a. Penyelenggaraan perumusan, penetapan pengaturan dan koordinasi serta pelaksanaan kebijakan teknis urusan teknis pos dan telekomunikasi, sarana komunikasi dan diseminasi, telematika, serta pengolahan data elektronik. b. Penyelenggarakan fasilitas dan pengendalian komunikasi dan informatika meliputi pos dan telekomunikasi, sarana komunikasi dan diseminasi informasi, telematika, serta pengolahan data elektronik. c. Penyelenggaraan koordinasi dan pembinaan unit pelaksana teknis daerah (UPTD). Untuk unit-unit yang bekerja dalam Dinas Komunikasi dan Informatika, dari hasil analisis terdapat bagian-bagian penting dalam organisasi tersebur, yaitu : a. Sekretariat 1. Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan koordinasi perencanaan dan program Dinas, pengkajian perencanaan dan program, pengelolaan keuangan, kepegawaian, dan umum.

59 58 2. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) pasal ini. Sekretaris mempunyai fungsi: a. Penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan program Dinas. b. Penyelenggaraan pengkajian perencanaan dan program Sekretariat. c. Penyelenggaraan pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian dan umum. b. Bidang Pos dan Telekomunikasi 1. Bidang Pos dan Telekomunikasi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pos dan telekomunikasi. 2. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) pasal ini. Pos dan Telekomunikasi mempunyai fungsi: a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis pos dan telekomunikasi. b. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi pos dan telekomunikasi. c. Penyelenggaraan fasilitasi pos dan telekomunikasi.

60 59 c. Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi 1. Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi sarana komunikasi dan diseminasi informasi. 2. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) pasal ini. Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi mempunyai fungsi: a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis sarana komunikasi dan diseminasi informasi. b. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi sarana komunikasi dan diseminasi informasi. c. Penyelenggaraan fasilitasi bidang sarana komunikasi dan diseminasi informasi. d. Bidang Telematika 1. Bidang Telematika mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi telematika. 2. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) pasal ini. Bidang Telematika mempunyai fungsi:

61 60 a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis telematika. b. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi telematika. c. Penyelenggaraan fasilitasi telematika. e. Bidang Pengolahan Data Elektronik 1. Bidang Pengolahan Data Elektronik mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengajian bahan kebijakan teknis dan fasilitas pengolahan data elektronik. 2. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) pasal ini. Bidang Pengolahan Data Elektronik mempunyai fungsi: a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis pengolahan data elektronik. b. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi pengolahan data elektronik.

62 Uraian Prosedur Uraian prosedur pendaftaran Praktek Kerja Lapangan dan kegiatan yang terjadi di Dinas Komuniaksi dan Informatika adalah sebagai berikut: 1. Siswa/mahasiswa datang ke bagian Sekretariat (Subbag Kepegawaian dan Umum) membawa surat pengantar dari lembaga. 2. Diterima oleh Sekretariat (Subbag Kepegawaian dan Umum)/ Koordinator Praktek Kerja Lapangan kemudian diberikan ke Pembimbing Lapangan yang sesuai dengan kompeten siswa/mahasiswa.. 3. Pembimbing Lapangan memeriksa penuh atau tidaknya data Praktek Kerja Lapangan yang ada sehingga bersedia atau tidak menjadi Pembimbing Lapangan. 4. Jika penuh, maka Koordinator Praktek Kerja Lapangan mengarahkan tanggal pelaksanaanya ke Siswa/Mahasiswa yang bersangkutan. Kemudian Koordinator praktek kerja lapangan akan membuatkan Surat Penolakan praktek kerja lapangan (Surat Jawaban Permohonan Praktek Kerja Lapangan). Surat tersebut akan ditandatangani oleh Kepala Dinas/Pimpinan, kemudian diberikan kepada Siswa/Mahasiswa yang tidak diterima melaksanakan praktek kerja lapangan di Diskominfo. Jika kosong, maka Koordinator Praktek Kerja Lapangan menyuruh Siswa/Mahasiswa untuk menemui salah seorang di sub bagian yang

63 62 telah ditetapkan untuk meminta persetujuan Praktek Kerja Lapangan dan sebagai pembimbingnya.. 5. Apabila seseorang yang dituju tidak bisa menerima, maka hubungi sub bagian lain yang dapat menerima Siswa/Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan. 6. Setelah di Acc/disetujui oleh pembimbing, maka Koordinator Praktek Kerja Lapangan akan menginput/mencatat data peserta tersebut, sekaligus membuat Surat Penerimaan yang menindak lanjuti Surat Permohonan Praktek Kerja Lapangan dari lembaga tersebut. 7. Koordinator Praktek Kerja Lapangan memberikan surat penerimaan kepada Siswa/Mahasiswa yang sudah di tandatangani dan di cap. 8. Sebelum melakukan Praktek Kerja Lapangan, Siswa/Mahasiswa diberi arahan oleh Koordinator Praktek Kerja Lapangan dan Pembimbing Lapangan. 9. Mulai Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan. 10. Siswa/Mahasiswa yang selesai melaksanakan Praktek Kerja Lapangan memberikan laporannya kepada pembimbing lalu sekretariat (Subbag Kepegawaian dan Umum)/ Koordinator Praktek Kerja Lapangan membuat surat keterangan selesai dalam Praktek Kerja Lapangan.

64 Dekomposisi Fungsi Dekomposisi fungsi merupakan pemecahan suatu fungsi menjadi beberapa proses dan pemecahan proses menjadi beberapa sub proses bila memungkinkan, berikut ini adalah 1. Pengajuan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Pada proses ini surat pengantar dari lembaga yang di bawa Siswa/Mahasiswa akan diterima di Koordinator PKL. 2. Pengecekan Kapasitas Praktek Kerja Lapangan Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan kapasitas/jumlah peserta dan data Praktek Kerja Lapangan sesuai jurusan untuk ditempatkan Sekretariat/Bagian tertentu. 3. Pencatatan Data Praktek Kerja Lapangan Pada proses ini Koordinator PKL mencatat data peserta PKL. Apabila ada peserta PKL yang baru akan dicatatkan data detail peserta dan bila telah selesai menyelesaikan PKL akan dicatat juga data selesai PKL. 4. Pembuatan Surat Pada proses ini Siswa/Mahasiswa yang diterima Praktek Kerja Lapangan akan dibuatkan surat permohonan unutk Kasubbag Kepegawaian dan Umum. Selain itu, Siswa/Mahasiswa akan menerima suarat keterangan selesai Praktek Kerja Lapangan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

65 64 Gambar 3.2. Dekomposisi Fungsi Sistem Informasi Penerimaan PKL Sumber: Penulis, Analisis Masukan Pemasukan data yaitu proses memasukkan data ke dalam komputer. Masukan yang dibutuhkan untuk Sistem Informasi Penerimaan PKL di Dinas Komunikasi dan Informatika adalah: Tabel 3.1. Analisis Masukan Sistem Informasi Penerimaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) No. Bentuk Input Sumber Input Volume Frekuensi/Periode 1. Data Karyawan Media Kertas 1 Harian/setiap adanya siswa/mahasiswa yang mendaftar praktek kerja lapangan. 2. Data Peserta Media Kertas 2 Harian/setiap adanya

66 65 Praktek Kerja siswa/mahasiswa yang Lapangan mendaftar praktek kerja lapangan. Sumber: Penulis, Analisis Keluaran Output (keluaran) dari Sistem Informasi Penerimaan PKL di Dinas Komunikasi dan Informatika dapat berupa hasil di media kertas ataupun yang lain, maupun hasil di media lunak (berupa tampilan di layar monitor). Output atau keluaran dari Sistem Informasi Penerimaan PKL adalah: Tabel 3.2. Analisis Keluaran Sistem Informasi Penerimaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) No. Nama Output Bentuk Output Tujuan Fungsi 1. Surat Jawaban Media Siswa/Mahasiswa Memberikan informasi permohonan Kertas, Lembaga. jawaban penerimaan PKL atau penolakan praktek kerja lapangan. 2. Surat Media Siswa/Mahasiswa Memberikan informasi Keterangan Kertas, Lembaga. keterangan selesai Selesai PKL melaksanakan praktek kerja lapangan. Sumber: Penulis, 2016

67 Analisis Proses A. Use Case Diagram Sistem Informasi Penerimaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Yang Sedang Berjalan Berikut adalah use case sistem informasi penerimaan praktek kerja lapangan yang sedang berjalan di Dinas Komunikasi dan Informatika. Gambar 3.3. Use Case Sistem Informasi Penerimaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Sumber: Penulis, 2016

68 67 Tabel 3.3. Spesifikasi Aktor Penerimaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Aktor Mahasiswa Aktivitas Peran Mahasiswa memberikan surat pengantar ke Koordinator PKL. Koordinator PKL Peran Koordinator PKL mengecek dan mencatat data PKL lalu membuat surat penerimaan. Pembimbing Peran Pembimbing mengecek Data PKL dan menyetujui atau tidak menjadi pembimbing peserta PKL. Sumber: Penulis, 2016 Tabel 3.4. Spesifikasi Use Case Penerimaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Aktor Menerima & Memberikan Surat Pengantar Mengecek Data PKL Keterangan Proses awal surat pengantar dari mahasiswa. Mengecek data PKL untuk persetujuan. Persetujuan Memberikan persetujuan untuk melaksanakan PKL.

69 68 Merekap data peserta PKL Merekap data peserta PKL yang akan melaksanakannya. Membuat Surat Penolakan Membuat surat penolakan yang tidak diterima. Menerima dan memberikan surat penerimaan PKL Membuat surat penerimaan agar memulai PKL lalu mahasiswa menerima surat. Memulai PKL Memulai lakukan praktek kerja lapangan. Selesai PKL Telah selesai melakukan praktek kerja lapangan. Menerima & Memberikan Laporan PKL Proses memberikan laporan dan menerima laporan PKL. Membuat SK selesai PKL Membuat surat keterangan selesai yang telah menyelesaikan praktek kerja lapangan. Sumber: Penulis, 2016

70 69 B. Activity Diagram Sistem Informasi Penerimaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Yang Sedang Berjalan Berikut adalah activity diagram sistem informasi penerimaan praktek kerja lapangan yang sedang berjalan di Dinas Komunikasi dan Informatika. Gambar 3.4. Activity Diagram Sistem Informasi Penerimaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Sumber: Penulis, 2016

Unified Modelling Language UML

Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak.

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL. Tabel Notasi Use Case Diagram

DAFTAR SIMBOL. Tabel Notasi Use Case Diagram DAFTAR SIMBOL Tabel Notasi Use Case Diagram Actor Actor adalah pengguna sistem. Actor tidak terbatas hanya manusia saja, jika sebuah sistem berkomunikasi dengan aplikasi lain dan membutuhkan input atau

Lebih terperinci

Gambar Use Case Diagram

Gambar Use Case Diagram 1. Use Case Diagram Use case adalah abstraksi dari interaksi antara system dan actor. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipe interaksi antara user sebuah system dengan sistemnya sendiri melalui

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM

MAKALAH ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM MAKALAH T02/Use Case Diagram ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM Nama : Abdul Kholik NIM : 05.05.2684 E mail : ik.kyoe.san@gmail.com Sumber : http://artikel.webgaul.com/iptek/unifiedmodellinglanguage.htm

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL 1. CLASS DIAGRAM. Nama Komponen Class

DAFTAR SIMBOL 1. CLASS DIAGRAM. Nama Komponen Class DAFTAR SIMBOL 1. CLASS DIAGRAM Class Composition Dependency Class adalah blok - blok pembangun pada pemrograman berorientasi obyek. Sebuah class digambarkan sebagai sebuah kotak yang terbagi atas 3 bagian.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI. Konsep Dasar Sistem

SISTEM INFORMASI. Konsep Dasar Sistem SISTEM INFORMASI Konsep Dasar Sistem Sistem: Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran

Lebih terperinci

KONSEP SISTEM INFORMASI

KONSEP SISTEM INFORMASI KONSEP SISTEM INFORMASI PENDAHULUAN Tulisan ini akan menjelaskan konsep dasar dari sistem informasi. Sebelum membahas suatu sistem lebih baik jika mengetahui dulu apa sistem itu, pada bagian berikutnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Dalam mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem, yaitu sistem yang lebih menekankan pada prosedur dan elemennya. Prosedur didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Aplikasi Aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna.

Lebih terperinci

UNIFIED MODELING LANGUAGE

UNIFIED MODELING LANGUAGE UNIFIED MODELING LANGUAGE UML (Unified Modeling Language) adalah metode pemodelan secara visual sebagai sarana untuk merancang dan atau membuat software berorientasi objek. Karena UML ini merupakan bahasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Syarat data:

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa:

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Contoh :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Sistem merupakan kumpulan dari unsur atau elemen-elemen yang saling berkaitan/berinteraksi dan saling memengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Menurut Azhar Susanto dalam bukunya Sistem Informasi Management ( hal.18 bag.1 konsep dasar SIM ). Bahwa sistem adalah kumpulan dari subsistem/ komponen/ bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemodelan Objek Pemodelan objek merupakan suatu metode untuk menggambarkan struktur sistem yang memperlihatkan semua objek yang ada pada sistem. (Nugroho, 2005, hal:37).

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok dalam pendekatan mendefinisikan system, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang

Lebih terperinci

( Word to PDF Converter - Unregistered ) BAB II LANDASAN TEORI

( Word to PDF Converter - Unregistered )  BAB II LANDASAN TEORI ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.word-to-pdf-converter.net BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Jog [2] Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori. [Jog98] mendefinisikan pengembangan system (System Development)

BAB II. Landasan Teori. [Jog98] mendefinisikan pengembangan system (System Development) BAB II Landasan Teori 2.1. Pengembangan Sistem [Jog98] mendefinisikan pengembangan system (System Development) dapat berarti menyusun suatu system yang baru untuk menggantikan system yang lama secara keseluruhan

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL. Notasi Keterangan Simbol. Actor adalah pengguna sistem. Actor. tidak terbatas hanya manusia saja, jika

DAFTAR SIMBOL. Notasi Keterangan Simbol. Actor adalah pengguna sistem. Actor. tidak terbatas hanya manusia saja, jika DAFTAR SIMBOL DAFTAR SIMBOL DIAGRAM USE CASE Notasi Keterangan Simbol Actor adalah pengguna sistem. Actor tidak terbatas hanya manusia saja, jika sebuah sistem berkomunikasi dengan Actor aplikasi lain

Lebih terperinci

SEJARAH UML DAN JENISNYA

SEJARAH UML DAN JENISNYA SEJARAH UML DAN JENISNYA Elya Hestika Asiyah e.hestika@yahoo.com :: http://penulis.com Abstrak UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa untuk menetukan, visualisasi, kontruksi, dan mendokumentasikan

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL. case. Dependency 2. Generalization 3. 4 Include. 5 Extend. 6 Associaton

DAFTAR SIMBOL. case. Dependency 2. Generalization 3. 4 Include. 5 Extend. 6 Associaton DAFTAR SIMBOL Daftar Simbol Pada Use Case Diagram Menspesifikasikan himpunan Actor peran yang pengguna mainkan ketika berinteraksi dengan use 1. case. Dependency 2. Generalization 3. 4 Include 5 Extend

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan objek penelitian pada Qwords.com perusahaan penyedia jasa layanan Web Hosting (Web Hosting Provider) yang melayani registrasi

Lebih terperinci

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem.

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Karakteristik Sistem a. Komponen Sistem (Components) suatu sistem terdiri dari sejumlah komponenyang saling berinteraksi,

Lebih terperinci

Tugas Mandiri Analisis dan Perancangan Sistem II ACTIVITY & SWIMLANE DIAGRAM

Tugas Mandiri Analisis dan Perancangan Sistem II ACTIVITY & SWIMLANE DIAGRAM T03/ACTIVITY & SWIMLANE DIAGRAM Tugas Mandiri Analisis dan Perancangan Sistem II ACTIVITY & SWIMLANE DIAGRAM Nama : Kresna Kesuma NIM : 05 05 2651 E mail : ineraz_zuri_kriesna@yahoo.co.id Homepage : Tugas

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL. Notasi Keterangan Simbol. Titik awal, untuk memulai suatu aktivitas. Titik akhir, untuk mengakhiri aktivitas.

DAFTAR SIMBOL. Notasi Keterangan Simbol. Titik awal, untuk memulai suatu aktivitas. Titik akhir, untuk mengakhiri aktivitas. DAFTAR SIMBOL DAFTAR SIMBOL DIAGRAM ACTIVITY Initial Titik awal, untuk memulai suatu aktivitas. Final Titik akhir, untuk mengakhiri aktivitas. Activity Menandakan sebuah aktivitas Decision Pilihan untuk

Lebih terperinci

APLIKASI PENGOLAHAN ARSIP SERTIFIKAT PEGAWAI BERBASIS WEB PADA TELKOM LEARNING CENTER

APLIKASI PENGOLAHAN ARSIP SERTIFIKAT PEGAWAI BERBASIS WEB PADA TELKOM LEARNING CENTER APLIKASI PENGOLAHAN ARSIP SERTIFIKAT PEGAWAI BERBASIS WEB PADA TELKOM LEARNING CENTER TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, di Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

TI 1 SISTEM INFORMASI TUGAS SIBI 1 DI SUSUN OLEH : ADE MAS BAGUS ( ), FANDY ADITYA SOEPRIADI( ), TEKNIK INFORMATIKA Kelompok 1

TI 1 SISTEM INFORMASI TUGAS SIBI 1 DI SUSUN OLEH : ADE MAS BAGUS ( ), FANDY ADITYA SOEPRIADI( ), TEKNIK INFORMATIKA Kelompok 1 TI SISTEM INFORMASI TUGAS SIBI DI SUSUN OLEH : ADE MAS BAGUS (52007002), FANDY ADITYA SOEPRIADI(5200707), TEKNIK INFORMATIKA Kelompok SISTEM INFORMASI. Konsep Dasar Sistem Informasi

Lebih terperinci

MEMAHAMI PENGGUNAAN UML

MEMAHAMI PENGGUNAAN UML MEMAHAMI PENGGUNAAN UML Reza Kurniawan Reza.kurniawan@raharja.info Abstrak Saat ini sebagian besar para perancang sistem informasi dalam menggambarkan informasi dengan memanfaatkan UML diagram dengan tujuan

Lebih terperinci

2.3 Aplikasi Yang Dipakai Dalam Pembuatan website... II Pemrograman dengan Menggunakan PHP... II Pengertian PHP... II

2.3 Aplikasi Yang Dipakai Dalam Pembuatan website... II Pemrograman dengan Menggunakan PHP... II Pengertian PHP... II DAFTAR ISI ABSTRACT... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR SIMBOL... xi LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis meliputi analisis

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis meliputi analisis BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International

Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International Sitti Nurbaya Ambo, S.Kom Universitas Gunadarma e-mail : baya_ambo@yahoo.com ABSTRAK Perusahaan membutuhkan adanya

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dengan demikian objek yang akan penulis kaji adalah Sistem Informasi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dengan demikian objek yang akan penulis kaji adalah Sistem Informasi BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dengan demikian objek yang akan penulis kaji adalah Sistem Informasi Penyewaan Peralatan Pesta Pada CV.Risha. Penelitian dilakukan di CV.Risha yang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dan Pemesanan berbasis web. Objek penelitian pada penyusunan skripsi ini adalah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dan Pemesanan berbasis web. Objek penelitian pada penyusunan skripsi ini adalah 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk merancang suatu sistem informasi Penjualan dan Pemesanan berbasis web. Objek penelitian pada penyusunan skripsi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam menentukan objek penelitian, penulis melakukannya pada Rental Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Sistem merupakan salah satu yang terpenting dalam sebuah perusahaan yang dapat membentuk kegiatan usaha untuk mencapai kemajuan dan target yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. sistem informasi terbagi dalam dua kelompok, yaitu landasan teori tentang

BAB III LANDASAN TEORI. sistem informasi terbagi dalam dua kelompok, yaitu landasan teori tentang BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam pembuatan sistem informasi terbagi dalam dua kelompok, yaitu landasan teori tentang permasalahan dan landasan teori tentang

Lebih terperinci

Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam system dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka.

Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam system dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka. Modul ke: 06 Bima Fakultas Ilmu Komputer Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam system dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka. Cahya Putra, M.Kom

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. 1. Aplikasi Pengertian aplikasi adalah program siap pakai yang dapat digunakan untuk menjalankan perintah dari pengguna aplikasi tersebut dengan tujuan mendapatkan hasil yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... xvi. DAFTAR TABEL... xxiii. DAFTAR SIMBOL...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... xvi. DAFTAR TABEL... xxiii. DAFTAR SIMBOL... DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR TABEL... xxiii DAFTAR SIMBOL... xxvi BAB I : PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang telah

BAB II LANDASAN TEORI. yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang telah 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Jogiyanto H.M (2001:2) Sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebuah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai. Adapun pegertian sistem menurut Jogiyanto :

BAB II LANDASAN TEORI. saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai. Adapun pegertian sistem menurut Jogiyanto : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Adapun pegertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem yaitu pertama, pendekatan yang menekankan pada prosedur sistem dan yang kedua, pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Prosedur yang sedang Berjalan

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Prosedur yang sedang Berjalan BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisa Sistem Yang Berjalan 4.1.1 Analisis Prosedur yang sedang Berjalan 4.1.1.1 Use Case Konfirmasi Customer Supplier Pemasukan barang Gudang

Lebih terperinci

Notasi Unified Modeling Language (UML) Versi 2.0

Notasi Unified Modeling Language (UML) Versi 2.0 Notasi Unified Modeling Language (UML) Versi 2.0 Unified Modeling Language (UML) adalah notasi yang lengkap untuk membuat visualisasi model suatu sistem. Sistem berisi informasi dan fungsi, tetapi secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Sistem adalah suatu kesatuan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variable yang terorganisir, saling berinterkasi, saling tergantung satu sama lain, dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam pembuatan sistem informasi terbagi dalam dua kelompok, yaitu landasan teori tentang permasalahan dan landasan teori tentang

Lebih terperinci

Kegunaan tahap ini adalah untuk memobilisasi dan mengorganisir g SDM yang akan melakukan Reengineering

Kegunaan tahap ini adalah untuk memobilisasi dan mengorganisir g SDM yang akan melakukan Reengineering BPR Tahap 1 (Persiapan) Telaahan Business Process Reengineering (BPR) Tahap 1 - Persiapan Kegunaan tahap ini adalah untuk memobilisasi dan mengorganisir g SDM yang akan melakukan Reengineering Apa yang

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama sama untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Session 3 Alex Endy Budianto,S.Kom, M.MTi Konsep Dasar Sistem Sistem : kumpulan dari unsur/elemen-elemen yang saling berkaitan/berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam melakukan

Lebih terperinci

Bagian 7 ANALISIS DESAIN PADA PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJECT DENGAN UML

Bagian 7 ANALISIS DESAIN PADA PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJECT DENGAN UML Bagian 7 ANALISIS DESAIN PADA PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJECT DENGAN UML Apa itu UML? Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang, dan informasi. Sumber daya tersebut bekerjasama menuju

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang, dan informasi. Sumber daya tersebut bekerjasama menuju BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama. Organisasi terdiri dari sejumlah sumber daya manusia, material, mesin, uang, dan

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS Tahun 2014/ Komunikasi Paket Keahlian

LEMBARAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS Tahun 2014/ Komunikasi Paket Keahlian PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA SMK NEGERI 1 WONOSOBO Jl. Bhayangkara 12 Telp./ Fax. 321219/ 325073 Wonosobo 56300 website : www.smkn1-wnb.sch.id email : info@smkn1-

Lebih terperinci

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (OOA&D) yang dimunculkan sekitar akhir

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada Bab ini menjelaskan mengenai dasar-dasar teori yang digunakan untuk menunjang pembuatan tugas akhir membangun sistem pengolahan data absensi karyawan pada PT.Solusi Coporindo

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. deskripsi dari PT. Prima Krista Sejahtera Jl. Taman Sari No.25 C kota

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. deskripsi dari PT. Prima Krista Sejahtera Jl. Taman Sari No.25 C kota BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian adalah mengenai data-data dari tempat penelitian penulis antara lain sejarah, visi dan misi, struktur organisasi serta jop deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menggambarkan aliran-aliran informasi dari bagian-bagian yang terkait, baik dari

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menggambarkan aliran-aliran informasi dari bagian-bagian yang terkait, baik dari BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Analisis sistem merupakan gambaran suatu sistem yang saat ini sedang berjalan dan untuk mempelajari sistem yang ada. Analisis

Lebih terperinci

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Diagram class sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan I - 1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I Pendahuluan I - 1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BAB I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Masalah Sistem informasi geografis ( SIG ), hingga saat ini, merupakan sistem yang sangat menarik. Sistem ini cenderung selalu dibuat untuk interaktif ini dapat mengintegrasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Menurut Sutabri (2012:16) mendefinisikan, menarik kesimpulan bahwa suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Perancangan Perancangan adalah penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji

Lebih terperinci

U M L. Unified Modeling Language

U M L. Unified Modeling Language U M L Unified Modeling Language FUNGSI Penggunaan UML itu sendiri tidak terbatas hanya pada dunia software modeling, bisa pula digunakan untuk modeling hardware (engineering systems) dan sering digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Jogiyanto 2001: 1) Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Jogiyanto 2001: 1) Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Definisi sistem ada dua pendekatan yaitu menekankan pada prosedur dan yang menekankan pada komponen atau elemen. Untuk pendekatan yang menekankan pada prosedur,

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti adalah hotel yang ada di Bandung yaitu Hotel Millenia

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti adalah hotel yang ada di Bandung yaitu Hotel Millenia 3.1 Objek Penelitian BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek yang diteliti adalah hotel yang ada di Bandung yaitu Hotel Millenia Bandung. Untuk melihat gambaran yang lebih jelas, maka berikut pembahasan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 1 KONSEP DATA

PERTEMUAN 1 KONSEP DATA PERTEMUAN 1 KONSEP DATA DATA Beberapa definisi tentang data dari sudut pandang yang berbeda-beda: Menurut berbagai kamus bahasa Inggris-Indonesia, data diterjemahkan sebagai istilah yang berasal dari kata

Lebih terperinci

2.6 Cool Record Edit Pro Adobe Photoshop Star Uml Pengertian Uml BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN...

2.6 Cool Record Edit Pro Adobe Photoshop Star Uml Pengertian Uml BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR SIMBOL... xii BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2

Lebih terperinci

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PROPOSAL TUGAS AKHIR PROPOSAL TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PELAYANAN SATU ATAP KEPENDUDUKAN PADA KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS Disusun oleh : Nama NIM Program Studi : Isih Lusiana Sari : A12.2006.02359 : Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Konsep Sistem Informasi II.1.1. Definisi Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem yang bertujuan untuk mengumpulkan da memproses data serta melaporkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kendaraan Bermotor Secara umum pengertian tentang kendaraan bermotor adalah semua jenis kendaraan dimana sistem geraknya menggunakan peralatan teknik atau mesin. Fungsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem a. Gordon B. Davis ( 1984 : 12) : Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian dilakukan di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, dengan alamat di Jalan Tamansari No. 55 Bandung, berikut penjelasan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005).

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005). BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data Data sering disebut sebagai bahan mentah informasi. Tapi menurut Murdick, dkk (1984) merumuskan bahwa data adalah fakta yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan,

Lebih terperinci

PRAKTIKUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK MODUL KE - 2 PENGENALAN UML dengan RATIONAL ROSE OLEH: ANISA ISTIQOMAH (KELAS 5 B)

PRAKTIKUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK MODUL KE - 2 PENGENALAN UML dengan RATIONAL ROSE OLEH: ANISA ISTIQOMAH (KELAS 5 B) PRAKTIKUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK MODUL KE - 2 PENGENALAN UML dengan RATIONAL ROSE OLEH: ANISA ISTIQOMAH 09560018 (KELAS 5 B) LABORATORIUM RPL PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Menurut Tata Sutabri (2012 : 6) mendefinisikan, menarik kesimpulan bahwa suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Koperasi Koperasi adalah merupakan singkatan dari kata ko / co dan operasi / operation. Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang untuk bekerja sama demi kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Analisis dan Perancangan Analisis atau yang lebih dikenal dengan analisis sistem adalah pembelajaran sebuah sistem dan komponen-komponennya sebagai prasyarat

Lebih terperinci

NOTASI UML CITRA N., S.SI, MT SISFO - UNIKOM

NOTASI UML CITRA N., S.SI, MT SISFO - UNIKOM NOTASI UML CITRA N., S.SI, MT SISFO - UNIKOM Level Use Case Use Case memiliki dua istilah : System use case : Interaksi dengan sistem. Business use case : Bisnis interaksi dengan konsumen atau kejadian.

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com REKAYASA PERANGKAT LUNAK 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com Referensi Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi, Roger S. Pressman, Ph.D, Andi Jogyakarta, 2012 Buku 1 Rekayasa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analis Sistem Yang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan merupakan kegiatan penguraian suatu sistem informasi yang utuh dan nyata ke dalam bagianbagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem informasi A. Pengertian sistem. Pengertian sistem adalah sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi meskipun istilah sistem yang digunakan bervariasi,semua sistem pada bidangbidang tersebut

Lebih terperinci

RANCANGAN APLIKASI AKADEMIK MENGGUNAKAN METODE BERORIENTASI OBYEK: STUDI KASUS SMP NEGERI 9 PANGKALPINANG

RANCANGAN APLIKASI AKADEMIK MENGGUNAKAN METODE BERORIENTASI OBYEK: STUDI KASUS SMP NEGERI 9 PANGKALPINANG RANCANGAN APLIKASI AKADEMIK MENGGUNAKAN METODE BERORIENTASI OBYEK: STUDI KASUS SMP NEGERI 9 PANGKALPINANG Sujono 1), Melati Suci Mayasari 2) 1) Teknik Informatika STMIK Atma Luhur Pangkalpinang 2) Manajemen

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Rancang Bangun Menurut Jogiyanto (2005), Rancang Bangun (desain) adalah tahap dari setelah analisis dari siklus pengembangan sistem yang merupakan pendefinisian dari kebutuhankebutuhan

Lebih terperinci

DIAGRAM SEQUENCE UML

DIAGRAM SEQUENCE UML DIAGRAM SEQUENCE UML Makalah ini di susun oleh : 1) Banu Hardian (51412367) 2) Mutia Sulisetyani (55412178) 3) Raditya Rafian (55412868) 4) Tio Dwi Akbar (57412395) GUNADARMA UNIVERSITY 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada A. Pengertian Sistem Secara umum sistem dapat diartikan sebagai sekumpulan objek, ide, berikut sating keterhubungannya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama. Kemudian, istilah subsistem

Lebih terperinci

Oleh : Rahmady Liyantanto

Oleh : Rahmady Liyantanto Oleh : Rahmady Liyantanto } Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan status (dari satu state ke state lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima. } Pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

Kebutuhan dan Spesifikasi Perangkat Lunak

Kebutuhan dan Spesifikasi Perangkat Lunak Kebutuhan dan Spesifikasi Perangkat Lunak Disusun oleh : Rina Noviana 1 LINGKUP PEMBAHASAN Pengumpulan Kebutuhan Perangkat Lunak - Mengumpulkan Data mengenai analisa sistem dan masalah nya Teknik Pemodelan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari suatu

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari suatu BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Tahapan yang diperlukan didalam pembuatan suatu progaram yaitu menganalisis sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem informasi. Pada umumnya setiap organisasi selalu mempunyai sistem

BAB II LANDASAN TEORI. sistem informasi. Pada umumnya setiap organisasi selalu mempunyai sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Sistem adalah satu hal yang terpenting dalam membuat perancangan sistem informasi. Pada umumnya setiap organisasi selalu mempunyai sistem informasi untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan. Di dalam perusahaan, yang dimaksud

Lebih terperinci