PENANGANAN MASALAH NARKOBA DI INDONESIA H. Moh. Djatmiko*) Abstrak
|
|
- Yuliani Muljana
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENANGANAN MASALAH NARKOBA DI INDONESIA H. Moh. Djatmiko*) Abstrak Penyalahgunaan narkoba di Indonesia, sudah sedemikian rupa berkembang dan sangat mengkhawatirkan melibatkan seluruh lapisan masyarakat dan berbagai macam profesi dari mahasiswa, pelajar, karyawan swasta, karyawan pemerintah, pengemudi angkutan, sampai para pelaut dan pilot pesawat, pejabat eksekutif, legislatif, dan yudikatif, baik ditingkat pusat maupun daerah. Bahkan melibatkan aparat keamanan baik TNI maupun Polri. Genderang perang terhadap peredaran dan penyalahgunaan narkoba terus dikumandangkan di negara negara di dunia, termasuk Indonesia. Namun para sindikat narkoba tidak pernah jera karena narkoba merupakan suatu bisnis yang sangat menguntungkan dari segi financial. Disamping itu bukan tidak mungkin membanjirnya narkoba ke Indonesia juga ditujukan untuk menghacurkan Indonesia melalui generasi mudanya. Hasil penelitian Badan Narkotika Nasional bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia pada tahun 2011, angka prevalensi penyalahgunaan narkoba 2,2% atau sekitar 4,2 juta orang dari total populasi penduduk Indonesia berusia 10 tahun hingga 59 tahun. Angka ini diprediksikan meningkat menjadi 2,8 % (5,1 juta) pada tahun Upaya pencegahan dilakukan dengan Tindakan pencegahan ( Preventif ): Strategi paling mendasar adalah pencegahan yang dimulai dari lingkungan keluarga dan pendidikan. Untuk menciptakan pendidikan yang bebas narkoba haruslah dengan pendekatan sistem secara menyeluruh dan terpadu yang melibatkan seluruh warga sekolah/kampus dan orang tua dengan dukungan tokoh masyarakat, lembaga pemerintah terkait dan penegak hukum serta LSM. Meningkatkan sosialisasi di media cetak dan elektronik khususnya pertelevisian agar membuat suatu program khusus yang disajikan dalam bentuk film atau iklan atau diperkaya dengan berbagai animasi dan penyiarannya dilakukan secara terus menerus sehingga secara otomatis menjadi peringatan mendalam bagi semua orang akan bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan narkoba A. Pendahuluan Penyalahgunaan narkoba di Indonesia, sudah sedemikian rupa berkembang dan sangat mengkhawatirkan melibatkan seluruh lapisan masyarakat dan berbagai macam profesi dari mahasiswa, pelajar, karyawan swasta, karyawan pemerintah, pengemudi angkutan, sampai para pelaut dan pilot pesawat, pejabat eksekutif, legislatif, dan yudikatif, baik ditingkat pusat maupun daerah. Bahkan melibatkan aparat keamanan baik TNI maupun Polri. *) Drs. H. Moh. Djatmiko,SH, MSi, Rektor Ubhara Jaya Jurnal Kajian Ilmiah Ubhara Jaya Volume 13 Nomer : 1, Januari
2 Hasil penelitian Badan Narkotika Nasional bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia pada tahun 2011, angka prevalensi penyalahgunaan narkoba 2,2% atau sekitar 4,2 juta orang dari total populasi penduduk Indonesia berusia 10 tahun hingga 59 tahun. Angka ini diprediksikan meningkat menjadi 2,8 % (5,1 juta) pada tahun Selain didalam negeri, WNI diluar negeri juga banyak terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Dimana pada tahun 2011 terdapat 284 orang WNI di luar negeri yang di jatuhkan hukuman, karena terlibat dalam kasus narkoba dengan perincian 271 orang di Malaysia dan 13 orang di RRC. Untuk data tahun 2012 kemungkinan besar jumlah WNI di luar negeri yang terkena masalah narkoba bisa bertambah, karena belum ada langkah langkah yang signifikan untuk mengatasi masalah ini. B. FAKTA FAKTA Dari data yang ada penyelundupan ekstasi terbesar ke Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir terjadi pada Mei 2012 dari Shenzhen, China. Penyelundupan tersebut dibawa melalui jalur laut dengan menggunakan kapal Y.M Instruction Voyage 935. Kapal bertolak dari pelabuhan Lian Yungan, Shenzhen pada tanggal 28 April 2012, tiba di Tanjung Priok tanggal 8 Mei Ekstasi dimuat dalam container berisi 12 kardus dan ditemukan butir ekstasi yang dikemas dalam 16 kemasan bertuliskan Chinese Tea. Penyelundupan narkotika yang bernilai sekitar Rp. 494,3 miliar itu melibatkan oknum yang bertugas di BAIS. Upaya pendistribusian narkoba tidak pernah berhenti khususnya dari negara tetangga yang secara sengaja memasukkan narkoba dari jalur laut masuk melalui pelabuhan. Pengungkapan jaringan narkotika dari Malaysia merupakan hasil pengembangan penangkapan dua warga negara asing dari Malaysia dan satu dari India pada April Tiga warga negara asing tersebut ditangkap di Apartemen Bilangan Penjaringan, Jakarta Utara. Indonesia bukan lagi sebagai konsumen, tapi juga produsen yang mengekspor narkoba. Angka narkoba yang masuk ke Indonesia dalam jumlah besar menjadi salah satu indikasinya. Narkoba dalam jumlah besar yang disita aparat berpotensi untuk diekspor kembali. Badan Narkotika Nasional menyita hampir 1,5 juta butir ineks yang nilainya tidak kurang dari Rp. 400 miliar di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Polda Metro Jaya mengamankan barang bukti 351 kg sabu senilai tidak kurang dari Rp. 700 miliar. Direktorat Narkoba dan Kejahatan Terorganisir Bareskrim Polri, mengungkap Jurnal Kajian Ilmiah Ubhara Jaya Volume 13 Nomer : 1, Januari
3 gudang ratusan kilogram sabu siap edar beserta 350 karung lebih precursor berupa soda api. Badan narkoba nasional mengungkapkan jumlah pecandu narkoba di Indonesia telah mencapai 3,8 juta jiwa. Orang tua dituntut waspada dan terus melakukan komunikasi dengan anak. Bila ternyata sudah menjadi pemakai dihimbau untuk segera melaporkan ke Badan Nakotika Nasional guna mendapatkan rehabilitasi. Pecandu narkoba sesungguhnya merupakan korban dan musibah bagi keluarga yang harusnya ditolong dan menjadi perhatian bersama. Badan narkotika Nasional menyebutkan uang hasil peredaran gelap narkoba di Indonesia mencapai jumlah 40 hingga 50 triliun rupiah per tahun. Jaringan narkotika internasional yang telah masuk ke Indonesia diantaranya berasal dari Iran, Malaysia dan Tiongkok. Angka penyalahgunaan narkotika di Indonesia setiap tahun terus menunjukkan peningkatan. Tahun 2011 lalu, BNN memperkirakan jumlah pengguna narkotika di Indonesia mencapai 5 juta orang, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 4,02 juta orang. Para pemakai narkotika itu mayoritas berusia antara 20 hingga 40 tahun. Dalam peringatan Hari Anti Narkoba Internasional tanggal 26 Juni 2011 lalu, Presiden RI telah menegaskan bahwa Narkoba merupakan salah satu jenis kejahatan serius. Oleh karena itu, Badan Narkoba Nasional selaku Focal Point dan Executing agency dalam pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba diminta untuk dapat lebih serius, aktif, dan ambisius dalam menanggulangi permasalahan narkoba. Presiden mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanan Kebijakan dan Strategi Nasional di Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Tahun Dalam inpres ini Presiden memerintahkan kepada seluruh Menteri, Pejabat Setingkat Menteri, Panglima TNI, Kapolri, Kepala LPNK, Gubernur, dan Bupati/Walikota bersama seluruh komponen masyarakat lainnya untuk mengambil langkah langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing masing dalam melaksanakan Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional di Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Tahun melalui pencapaian Indonesia Bebas Narkoba Tahun 2015 sebagai tahap awal dalam menciptakan Indonesia Negeri Bebas Narkoba. Jurnal Kajian Ilmiah Ubhara Jaya Volume 13 Nomer : 1, Januari
4 United National Office on Drugs and Crime memperkirakan sekitar 272 juta orang atau 3.3 % - 6 % penduduk dunia berusia tahun pernah menggunakan Narkoba. Perkembangan peredaran gelap Narkoba di tanah air sendiri belakangan ini terlihat semakin marak. Menurut kadiv. Humas Mabes Polri, bahwa pada triwulan pertama pada tahun 2012, sebanyak 45 anggota Polri ditindak, karena terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Sementara untuk tahun 2011, terdapat 102 kasus penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh anggota dengan melibatkan 227 personil yang terdiri dari 14 Pamen, 18 Pama, 192 Bintara dan 3 PNS Polri. Tentunya angka keterlibatan anggota Polri dalam penyalahgunaan narkoba ini belum menunjukan angka yang sebenarnya, karena masih banyak anggota Polri yang terlibat masalah narkoba yang belum terungkap. Ibarat gunung es, yang terungkap hanyalah dipermukaannya saja. C. PEMBAHASAN Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar, merupakan potensi pasar yang sangat baik bagi sindikat sindikat narkoba. Sasaran utama bisnis narkoba pada umumnya kaum remaja yang pada masanya masih ingin mencoba segala sesuatu yang baru dan pada umumnya pedagang narkoba pada awalnya memberikan secara gratis. Karena dampak mengkonsumsi narkoba itu adalah ketagihan/kecanduan, setelah kecanduan, maka pedagang narkoba itu akan memberi harga yang tinggi bagi dagangannya Genderang perang terhadap peredaran dan penyalahgunaan narkoba terus dikumandangkan di negara negara di dunia, termasuk Indonesia. Namun para sindikat narkoba tidak pernah jera karena narkoba merupakan suatu bisnis yang sangat menguntungkan dari segi financial. Disamping itu bukan tidak mungkin membanjirnya narkoba ke Indonesia juga ditujukan untuk menghacurkan Indonesia melalui generasi mudanya. Kita sadar bahwa penggunaan narkoba di Indonesia akhir akhir ini telah menjadi suatu masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius dari semua pihak, baik pemerintah, praktisi hukum, orangtua, para pendidik maupun kalangan remaja agar menyadari bahaya narkoba bagi bangsa Indonesia kedepan. Dari sisi medis, narkoba memang dilegalkan dan hanya digunakan untuk keperluaan medis. Tapi bila digunakan diluar keperluan medis, narkoba membawa dampak membahayakan bagi para pemakainnya. Penyalahgunaan narkoba diluar kepentingan medis merupakan perbuatan melanggar hukum, oleh karena itu para Jurnal Kajian Ilmiah Ubhara Jaya Volume 13 Nomer : 1, Januari
5 produsen, pengedar dan jaringannya, serta pemakainya harus ditindak tegas. Untuk penanggulangan penyalahgunaan narkoba diperlukan upaya yang terpadu dan komprehensif yang meliputi upaya preventif, represif, terapi dan rehabilitasi. Modus operandi para warga negara Indonesia yang terlibat narkoba di luar negeri, sebagian besar adalah : mayoritas tenaga kerja wanita yang direktrut dengan janji ditawari pekerjaan atau dijadikan teman dekat (dinikahi), kemudian mereka dititipi tas yang tidak diketahui isinya, kemudian diselundupkan ke negeri lain. Sampai saat ini upaya pemerintah dan Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia, untuk memberikan sosialisasi dan pertimbangan bagi tenaga kerja wanita agar tidak terjerat sindikat narkoba masih belum optimal. Terbukti dengan banyaknya warga negara Indonesia di luar negeri yang tersangkut masalah hukum tentang narkoba. Penegakan hukum yang keras dan vonis pengadilan sesuai Undang Undang Narkotika No. 35 Tahun 2009 perlu diterapkan dengan kosisten. Sangat ironis warga negara Indonesia, yang hanya menjadi kurir narkoba di Malaysia yang divonis hukuman mati, sebaliknya warga negara Malaysia yang menyelundupkan 44 kg sabu sabu hanya dijatuhkan hukuman seumur hidup dan penjara 20 tahun. Kemungkinan keterlibatan sindikat narkoba terhadap upaya mengatur proses hukum sampai dengan vonis hakim yang melibatkan para pelaku kejahatan narkoba di Indonesia bisa dimungkinkan. Pasar narkoba di lembaga pemasyarakatan, keterlibatan oknum oknum aparatur pemerintah dan penegak hukum dalam peredaran narkoba kini semakin terkuak dengan terungkapnya beberapa kasus bisnis narkoba di dalam Lembaga Pemasyarakatan. Bahkan yang sangat sulit diterima oleh pikiran sehat dan seolah tidak bisa dipercaya adalah beberapa orang narapidana yang mendekam sebagai penghuni Lembaga Pemasyarakatan dengan leluasa bisa menjadi bandar yang mengatur peredaran narkoba dari dalam sel yang seharusnya steril dari sarana komunikasi seperti telepon dan alat pendukung kegiatan bisnis lainnya. Tetapi fakta yang terjadi sungguh sungguh bertolak belakang dengan segala peraturan yang semestinya ditegakkan di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan. D. KESIMPULAN DAN SARAN SARAN 1. Kesimpulan a. Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat membahayakan, karena tidak hanya melibatkan masyarakat umum, tetapi sudah melibatkan para pejabat Jurnal Kajian Ilmiah Ubhara Jaya Volume 13 Nomer : 1, Januari
6 negara, baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Bahkan yang lebih parah lagi aparat kepolisian yang bertugas untuk memberantas narkoba, justru ada yang terlibat dalam kejahatan tersebut. b. Indonesia bukan lagi menjadi negara konsumen narkoba, tapi cenderung sudah berkembang menjadi produsen, dan pengekspor narkoba. c. Peran serta masyarakat belum optimal, walaupun berbagai langkah sudah dilakukan, namun upaya pencegahan ditingkat keluarga maupun masyarakat masih perlu ditingkatkan. d. Ada indikasi pelemahan kekuatan bangsa dari pihak luar dengan menggunakan narkoba khususnya terhadap generasi muda sebagai penerus perjuangan bangsa. 2. Saran Saran a. Tindakan pencegahan (Preventif) 1). Strategi paling mendasar adalah pencegahan yang dimulai dari lingkungan keluarga dan pendidikan. Untuk menciptakan pendidikan yang bebas narkoba haruslah dengan pendekatan sistem secara menyeluruh dan terpadu yang melibatkan seluruh warga sekolah / kampus dan orang tua dengan dukungan tokoh masyarakat, lembaga pemerintah terkait dan penegak hukum serta LSM. 2). Meningkatkan sosialisasi di media cetak dan elektronik khususnya pertelevisian agar membuat suatu program khusus yang disajikan dalam bentuk film atau iklan atau diperkaya dengan berbagai animasi dan penyiarannya dilakukan secara terus menerus sehingga secara otomatis menjadi peringatan mendalam bagi semua orang akan bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan narkoba. 3). Pembersihan internal secara intensif melalui hukuman yang berat kepada para penegak hukum yang terlibat dalam kasus narkoba harus diterapkan secara konsisten menjadi komitmen bersama. 4). Hindari masalah narkoba menjadi alat atau sarana bargaining politik antar negara karena ini sebagai kelemahan mendasar gagalnya penanggulangan narkoba. b. Tindakan penegakan hukum ( represif ) 1). upaya penegakan hukum harus dipertegas dan lebih keras terhadap pengedar narkoba dan aktor intelektualnya. Jurnal Kajian Ilmiah Ubhara Jaya Volume 13 Nomer : 1, Januari
7 2). Para penegak hukum terkait ( Polisi, Bea Cukai, Imigrasi, Jaksa, Hakim dan petugas LP ) yang terbukti bermain dalam penegakan hukum, sehingga hukum dapat dibeli/diatur harus diberikan sanksi yang tegas. Agar dicegah sindikat narkoba mampu mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap proses penegakan hukum. 3). Pengawal terdepan untuk mencegah masuknya narkoba dari luar negeri (Polisi, Bea Cukai, Imigrasi, TNI AL) harus benar benar melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar tanpa pandang bulu serta harus bersih dari pengaruh auditif narkoba. 4). Hukuman terhadap produsen dan pengedar narkoba saat ini dirasakan belum membuat efek jera bagi sindikat sindikat narkoba, sehingga perlu dibuat hukuman yang berat agar semua yang terlibat dalam peredaran narkoba menjadi jera. Sebagai contoh : pemerintah Singapura sejak awal telah menerapkan kebijakan mengenai narkoba dengan membuat undang undang yang memuat antara lain : bagi siapapun yang terbukti membawa/mengedarkan narkoba lebih dari 0,05 gram diancam hukuman mati dan ini dilaksanakan dengan konsekwen dan konsisten sehingga Singapura bersih dari narkoba bahkan hampir tidak ada orang yang berani membawa narkoba melalui/transit saja di Singapura. 5). Kerjasama antar negara harus lebih ditingkatkan agar sindikat narkoba tidak mempunyai ruang gerak dalam melakukan bisnisnya. DAFTAR PUSTAKA 1. Siswanto, H, Politik Hukum Dalam Undang Undang Narkotika, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, Tahun Jurnal Kajian Ilmiah Ubhara Jaya Volume 13 Nomer : 1, Januari
8 2. Soekanto, Soerjono, Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Tahun Suyono. AR, Bony Daniel, Komentar dan Pembahasan UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkoba, PT. Sinar Grafika, Jakarta, Tahun Undang Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkoba Majalah bulanan Polda Metro Jaya Jaya, Dharma Sevaka, Edisi 65, Tahun Jurnal Kajian Ilmiah Ubhara Jaya Volume 13 Nomer : 1, Januari
I. PENDAHULUAN. Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting, penyalahgunaan narkotika dapat berdampak negatif, merusak dan mengancam berbagai aspek
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika,
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya non tembakau dan alkohol) baik di tingkat global, regional
Lebih terperinciHUKUMAN MATI NARAPIDANA NARKOBA DAN HAK ASASI MANUSIA Oleh : Nita Ariyulinda *
HUKUMAN MATI NARAPIDANA NARKOBA DAN HAK ASASI MANUSIA Oleh : Nita Ariyulinda * Naskah diterima: 12 Desember 2014; disetujui: 19 Desember 2014 Trend perkembangan kejahatan atau penyalahgunaan narkotika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberadaannya menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup masyarakat karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Narkotika yang pada awal mula penggunaannya bertujuan untuk memenuhi perkembangan ilmu pengetahuan dan pelayanan kesehatan, kini keberadaannya menjadi ancaman bagi kelangsungan
Lebih terperinciBAB II PENGATURAN TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM PECANDU NARKOTIKA. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat) dan
BAB II PENGATURAN TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM PECANDU NARKOTIKA Pada prinsipnya perlindungan hukum tidak membedakan terhadap kaum pria maupun wanita, sistem pemerintahan negara sebagaimana yang telah dicantumkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narkotika pada hakekatnya sangat bermanfaat untuk keperluan medis dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada umumnya mengatur secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbendung lagi, maka ancaman dahsyat semakin mendekat 1. Peredaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini peredaran narkotika semakin merajalela dikarenakan Indonesia bukan lagi tempat transit, tetapi menjadi sasaran pemasaran, dan bahkan tempat produksi
Lebih terperinciUpaya Pencegahan dan Pemberantasan Narkotika Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 8 Oktober 2015; disetujui: 15 Oktober 2015
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Narkotika Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 8 Oktober 2015; disetujui: 15 Oktober 2015 Permasalahan narkotika merupakan salah satu permasalahan global yang selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahaya narkoba sudah mencengkeram Indonesia. Saat ini Indonesia menjadi pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peradilan negara yang diberi wewenang oleh Undang-Undang untuk mengadili
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hakim adalah aparat penegak hukum yang paling dominan dalam melaksanakan penegakan hukum. Hakimlah yang pada akhirnya menentukan putusan terhadap suatu perkara disandarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketergantungan bagi penggunanya dimana kecenderung akan selalu
A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Bahaya narkotika di Indonesia saat ini semakin mengkhawatirkan bangsa-bangsa beradab hingga saat ini. Sehingga Pemerintah Indonesia mengeluarkan pernyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisis Implementasi..., Agustinus Widdy H, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi para pembaca mengenai hal-hal yang melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian terhadap Analisis Implementasi Kebijakan Strategi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk didapat, melainkan barang yang amat mudah didapat karena kebutuhan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Narkoba sendiri merupakan barang yang tidak lagi dikatakan barang haram yang susah untuk didapat,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. regional dan nasional. Sampai dengan saat ini, penyalahgunaan obat-obatan. terlarang di seluruh dunia tidak pernah kunjung berkurang,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena peredaran gelap narkotika merupakan permasalahan internasional, regional dan nasional. Sampai dengan saat ini, penyalahgunaan obat-obatan terlarang di
Lebih terperinciPRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2016 KERJA NYATA PERANGI NARKOTIKA
PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2016 KERJA NYATA PERANGI NARKOTIKA Jakarta, 22 Desember 2016 Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika merupakan kejahatan luar biasa (extraordinary crime) yang mengancam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman nasional yang perlu mendapatkan perhatian yang serius oleh segenap element bangsa. Ancaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertama kalinya konferensi tentang psikotropika dilaksanakan oleh The United
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Di masa sekarang ini Pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan di segala bidang, baik pembangunan fisik maupun pembangunan mental spiritual manusia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kita mengetahui yang banyak menggunakan narkoba adalah kalangan generasi muda
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peredaran narkoba secara tidak bertanggungjawab sudah semakin meluas dikalangan masyarakat. Hal ini tentunya akan semakin mengkhawatirkan, apalagi kita mengetahui yang
Lebih terperinciPENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009
PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 MUHAMMAD AFIED HAMBALI Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta PROCEDDING A. Latar Belakang. Penyalahgunaan narkoba
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA [LN 2009/140, TLN 5059]
UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA [LN 2009/140, TLN 5059] BAB XV KETENTUAN PIDANA Pasal 111 (1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara, memiliki, menyimpan,
Lebih terperinciJ A K A R T A, M E I
J A K A R T A, M E I 2 0 1 3 TRANSNASIONAL CRIME YANG TERORGANISIR DAN SANGAT MERESAHKAN LAHGUN & PEREDARAN GELAP NARKOBA DAMPAK YG DITIMBULKAN : MERUSAK KEHIDUPAN MASY MENGHANCURKAN KETAHANAN NEGARA SENDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penyalahgunaan narkoba terus menjadi permasalahan global. Permasalahan ini semakin lama semakin mewabah, bahkan menyentuh hampir semua bangsa di dunia ini.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terpercaya terkait dengan Strategi Humas Badan Narkotika Nasional Pada
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Setelah melakukan proses wawancara dengan beberapa narasumber terpercaya terkait dengan Strategi Humas Badan Narkotika Nasional Pada Kampanye Pencegahan Peredaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Trend perkembangan kejahatan Narkoba di Indonesia akhir-akhir ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Trend perkembangan kejahatan Narkoba di Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan yang sangat tajam. Hasil analisis Polri atas tingginya angka kejahatan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial, dan politik dalam dunia internasional, Indonesia telah ikut berpatisipasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ancaman bahaya narkoba telah melanda sebagian besar negara dan bangsa di dunia. Kecenderungan peredaran narkoba sebagai salah satu cara mudah memperoleh keuntungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya kecenderungan yang terus meningkat. Hal ini merupakan ancaman yang serius bukan saja terhadap kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan narkotika sebagai bentuk tindakan yang melanggar hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika yang
Lebih terperinciBAB III PEMIDANAAN ORANG TUA ATAU WALI DARI PECANDU NARKOTIKA DI BAWAH UMUR MENURUT UU NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA
43 BAB III PEMIDANAAN ORANG TUA ATAU WALI DARI PECANDU NARKOTIKA DI BAWAH UMUR MENURUT UU NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA A. Sejarah Undang-undang Narkotika Sebelum berlakunya Undang-undang Nomor 9
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak Pidana Narkotika merupakan salah satu tindak pidana yang cukup banyak terjadi di Indonesia. Tersebarnya peredaran gelap Narkotika sudah sangat banyak memakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah narkoba tergolong belum lama, istilah narkoba ini muncul sekitar tahun 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang yang termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. legal apabila digunakan untuk tujuan yang positif. Namun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang UU No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika menyebutkan bahwa salah tujuan dari pengaturan narkotika adalah untuk menjamin ketersediaan narkotika untuk kepentingan pelayanan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Penyalahguna magic mushroom dapat dikualifikasikan sebagai. golongan I sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan kajian-kajian per bab yang telah Penulis uraiakan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Mengenai Kualifikasi Tindak Pidana terhadap Penyalahguna Narkotika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kejahatan yang bersifat trans-nasional yang sudah melewati batas-batas negara,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan narkoba merupakan kejahatan yang bersifat merusak, baik merusak mental maupun moral dari para pelakunya, terlebih korban yang menjadi sasaran peredaran
Lebih terperinciANALISIS KASUS CYBERCRIME YANG TERPUBLIKASI MEDIA KASUS PENANGKAPAN WNA YANG DIDUGA KELOMPOK CYBERCRIME INTERNASIONAL
ANALISIS KASUS CYBERCRIME YANG TERPUBLIKASI MEDIA KASUS PENANGKAPAN WNA YANG DIDUGA KELOMPOK CYBERCRIME INTERNASIONAL Dosen : Yudi Prayudi S.Si., M.Kom Oleh : Nama : Achmad Syauqi NIM : 15917101 MAGISTER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi. Namun, jika ada pihak yang mengimpor, mengekspor, memproduksi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Narkotika sebenarnya merupakan zat atau obat yang legal digunakan untuk pengobatan penyakit tertentu serta untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, jika
Lebih terperinciBAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL. A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN)
BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN) Sejarah penanggulangan bahaya narkotika dan kelembagaannya di Indonesia dimulai tahun 1971 pada saat dikeluarkannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Alinea Ke Empat yang menyebutkan bahwa tujuan pembentukan Negara Indonesia adalah melindungi segenap
Lebih terperinciPRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2017 KERJA BERSAMA PERANG MELAWAN NARKOBA
PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2017 KERJA BERSAMA PERANG MELAWAN NARKOBA Jakarta, 27 Desember 2017 Perang besar terhadap Narkoba yang diserukan pemimpin bangsa ini menuntut seluruh elemen bangsa untuk bergerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam bidang pengobatan dan studi ilmiah sehingga diperlukan suatu produksi narkotika yang terus menerus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di Indonesia saat ini menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat dan telah sampai ke semua lapisan masyarakat.
Lebih terperinciUPAYA PENEGAKAN HUKUM NARKOTIKA DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta
1 UPAYA PENEGAKAN HUKUM NARKOTIKA DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta A. LATAR BELAKANG Kejahatan narkotika yang sejak lama menjadi musuh bangsa kini
Lebih terperinciBUPATI MALANG. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.
BUPATI MALANG SAMBUTAN BUPATI MALANG PADA KEGIATAN DISEMINASI INFORMASI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN, PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) KEPADA PELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KONVENSIONAL
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan internasional, regional dan nasional. Sampai dengan saat ini, penyalahgunaan narkotika di seluruh
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Narkotika di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah personil yang di Direktorat Reserse Narkotika dan
41 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Cara Polda DIY Dalam Memberantas Tindak Pidana Narkotika di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Jumlah personil yang di Direktorat Reserse Narkotika dan Obat Berbahaya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana ( yuridis normatif ). Kejahatan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tindak Pidana Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana ( yuridis normatif ). Kejahatan atau perbuatan jahat dapat diartikan secara yuridis atau kriminologis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian awal dari bab in akan dibahas tentang permasalahan narkoba dan mengenai ditetapkannya Strategi Nasional Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan peredaran Gelap Narkotika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Keberhasilan pembangunan Bangsa Indonesia ditentukan oleh Bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan Bangsa Indonesia ditentukan oleh Bangsa Indonesia itu sendiri. Tidak hanya pada saat ini tetapi berlangsung terus sampai akhir zaman. Yang menentukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. segala bidanng ekonomi, kesehatan dan hukum.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan Negara Indonesia secara konstitusional adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur yang merata materiil dan spiritual
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyalahgunaan narkoba in telah mencapai tahap yang mengkhawatirkan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba saat ini menjadi persoalan global yang melanda semua wilayah negara diseluruh dunia. Di Indonesia sendiri penyalahgunaan
Lebih terperinciBUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Berdasarkan analisis di atas maka penulis mengambil kesimpulan: sering jadi pertimbangan khusus di mana penerapan sanksi pidana
55 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis di atas maka penulis mengambil kesimpulan: 1. Penerapan hukum yang berupa sanksi pidana terhadap WNA yang menjadi pengedar psikotropika yang tertangkap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. anak-anak yang kurang perhatian orang tua, dan begitu beragamnya kegiatan yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses perubahan sosial yang tengah berlangsung di Indonesia menandai pula perkembangan kota-kota dengan kompleksitas fungsinya yang tidak lagi hanya mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. 1. adanya pengendalian, pengawasan yang ketat dan seksama.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya hukum dalam masyarakat oleh aparat penegak hukum. Sebagai anggota polisi harus mengetahui
Lebih terperinciMENGAPA INDONESIA MENJADI SASARAN SINDIKAT NARKOBA INTERNASIONAL?
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL KAJIAN SINGKAT TERHADAP
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Pencurian minyak dengan modus illegal tapping, illegal drilling dan
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Pencurian minyak dengan modus illegal tapping, illegal drilling dan penyelewengan BBM di Indonesia sudah tergolong sebagai kejahatan transnasional dan terorganisir. Hal unik
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Berdasarkan uraian dan analisis pada bab - bab sebelumnya, maka dapat. 1. Upaya yang dilakukan oleh Kepolisian Resort Sleman dalam
55 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan analisis pada bab - bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan yang diajukan dalam penulisan hukum/skripsi ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks, baik dari sudut medis, psikiatri, kesehatan jiwa, maupun psikososial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan penyalahgunaan narkoba memiliki dimensi yang sangat kompleks, baik dari sudut medis, psikiatri, kesehatan jiwa, maupun psikososial ekonomi, politik, sosial,
Lebih terperincibebas murni oleh pengadilan. Sementara itu vonis hukuman bagi pelaku IL di Indonesia selama ini bervariasi, yaitu antara 1 bulan sampai dengan 9
123 IX. PEMBAHASAN UMUM Praktek Illegal logging (IL) atau pembalakan liar yang terjadi di semua kawasan hutan (hutan produksi, hutan lindung, dan hutan konservasi) merupakan salahsatu kejahatan di sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dalam pergaulan di tengah kehidupan masyarakat dan demi kepentingan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia dikenal dengan Negara Hukum, sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bertujuan mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dewasa ini sedang berlangsung proses pembaharuan hukum pidana. Pembaharuan hukum pidana meliputi pembaharuan terhadap hukum pidana formal, hukum pidana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dewasa ini, kian meningkatnya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda. Sehingga maraknya penyimpangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pengobatan dan pelayanan kesehatan. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, narkotika
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awalnya narkotika digunakan untuk kepentingan umat manusia, khususnya untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, narkotika
Lebih terperinciBAB II PERBEDAAN PUTUSAN REHABILITASI DAN PUTUSAN PIDANA PENJARA DALAM TINDAK PIDANA NARKOTIKA
BAB II PERBEDAAN PUTUSAN REHABILITASI DAN PUTUSAN PIDANA PENJARA DALAM TINDAK PIDANA NARKOTIKA 2.1 Teori-Teori Pemidanaan Hukum pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku di suatu negara,
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN PENEBANGAN KAYU ILLEGAL (ILLEGAL LOGGING) DAN PEREDARAN HASIL HUTAN ILLEGAL Di KAWASAN EKOSISTEM LEUSER DAN TAMAN NASIONAL TANJUNG PUTING
Lebih terperinciDalam Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009, sanksi bagi pelaku kejahatan narkoba adalah sebagai berikut :
Apa sanksi hukum penyalahguna narkoba? Dalam Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009, sanksi bagi pelaku kejahatan narkoba adalah sebagai berikut : Pasal 111 UU RI No. 35 Tahun 2009 [bagi tersangka kedapatan
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2001 Tentang : Pemberantasan Penebangan Kayu Illegal (Illegal Logging) Dan Peredaran Hasil Hutan Illegal Di Kawasan Ekosistem Leuser Dan Taman Nasional Tanjung Puting PRESIDEN
Lebih terperinciSKRIPSI. UPAYA REHABILITASI BAGI PENYALAHGUNA NARKOTIKA OLEH BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNNK/KOTA) PADANG (Studi Kasus di BNNK/Kota Padang)
SKRIPSI UPAYA REHABILITASI BAGI PENYALAHGUNA NARKOTIKA OLEH BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNNK/KOTA) PADANG (Studi Kasus di BNNK/Kota Padang) Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bahwa visi atau tujuan Nasional Negara Republik Indonesia adalah untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan semakin meningkat. Dapat kita amati dari pemberitaan-pemberitaan baik di media cetak maupun elektronika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (narkotika, zat adiktif dan obat obatan berbahaya) khususnya di kota Medan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peredaran dan penyalahgunaan narkotika tidak hanya menjadi masalah nasional, namun sudah menjadi masalah Internasional. Tidak memandang usia, status, lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perdagangan terhadap orang di Indonesia dari tahun ke tahun jumlahnya semakin meningkat dan sudah mencapai taraf memprihatinkan. Bertambah maraknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan teknologi yang sangat cepat, berpengaruh secara signifikan terhadap kehidupan sosial masyarakat. Dalam hal ini masyarakat dituntut
Lebih terperinciRANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN
RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) ------------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1961, 2015 KEJAGUNG. Lembaga Rehabilitasi. Pecandu. Korban. Narkoba. Penanganan. Juknis. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER- 029/A/JA/12/2015 TENTANG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Narkotika selain berpengaruh pada fisik dan psikis pengguna, juga berdampak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Narkotika selain berpengaruh pada fisik dan psikis pengguna, juga berdampak pada kehidupan sosial ekonomi individu, masyarakat, bahkan negara. Gagal dalam studi,gagal dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penyalahgunaan, perdagangan gelap narkotika merupakan permasalahan nasional,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan, perdagangan gelap narkotika merupakan permasalahan nasional, regional dan intemasional. Sampai dengan saat ini, penyalahgunaan narkotika terus terjadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Narkoba sendiri barang yang tidak lagi susah untuk didapatkan, melainkan barang yang amat mudah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pengobatan, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyalahgunaan Narkotika merupakan masalah yang kompleksitasnya memerlukan upaya penanggulangan secara menyeluruh. Upaya penanggulangan tersebut dilakukan dengan melibatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ditemukan dan dibeli baik secara langsung di tempat-tempat perbelanjaan maupun
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi dunia saat ini semua barang kebutuhan sehari-hari dapat ditemukan dan dibeli baik secara langsung di tempat-tempat perbelanjaan maupun dari media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena peredarannya melingkupi disemua lapisan masyarakat baik miskin, kaya, tua, muda, dan bahkan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. mengambil kesimpulan sebagai berikut: dilakukan oleh anak-anak, antara lain : bentuk penanggulangan secara preventif yaitu :
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Upaya BNNP DIY dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI KURIR NARKOTIKA. A. Sanksi Yang Dapat Dikenakan Kepada Anak Yang Menjadi Kurir
BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI KURIR NARKOTIKA A. Sanksi Yang Dapat Dikenakan Kepada Anak Yang Menjadi Kurir Narkotika Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang adil dan makmur, sejahtera, tertib dan
Lebih terperinciSKRIPSI PELAKSANAAN TEKNIK PEMBELIAN TERSELUBUNG OLEH PENYELIDIK DALAM TINDAK PIDANA PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DI KOTA PADANG
SKRIPSI PELAKSANAAN TEKNIK PEMBELIAN TERSELUBUNG OLEH PENYELIDIK DALAM TINDAK PIDANA PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DI KOTA PADANG Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Meraih Gelar Sarjana Hukum
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. penulis membuat kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah.
344 BAB VI PENUTUP A. KESIMPULAN Setelah penulis menguraikan pembahasan ini bab demi bab, berikut ini penulis membuat kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah. 1. Dalam Hukum Islam narkoba (al-mukhaddirat)
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEMBERANTASAN PENEBANGAN KAYU SECARA ILEGAL DI KAWASAN HUTAN DAN PEREDARANNYA DI SELURUH WILAYAH REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana tertuang dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945. Hal Itu berarti bahwa penegakan hukum menjadi yang utama
Lebih terperinciFAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN OBAT-OBAT TERLARANG DI KALANGAN REMAJA SERTA UPAYA PENANGGULANGANNYA OLEH KEPOLISIAN DAN BADAN NARKOTIKA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, bangsa dan umat manusia. yang sangat mengkhawatirkan. Terutama pada remaja-remaja saat ini yang makin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyalahngunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (selanjutnya disebut narkoba) merupakan permasalahan kompleks baik dilihat dari faktor penyebab maupun
Lebih terperinciPUSAT TERAPI DAN REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PROVINSI JAWA TENGAH DI UNGARAN
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT TERAPI DAN REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PROVINSI JAWA TENGAH DI UNGARAN Penekanan desain Arsitektur Post Modern Diajukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata kehidupan bangsa yang sejahtera,
Lebih terperinciOLEH : Ni Ketut Arie Setiawati. A.A Gde Oka Parwata. Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT
PENERAPAN VONIS REHABILITASI BAGI PECANDU NARKOTIKA (Study Kasus Pengadilan Negeri Denpasar Nomor. 304/Pid.Sus/2016/PN.Dps, Tentang Tindak Pidana Narkotika) OLEH : Ni Ketut Arie Setiawati A.A Gde Oka Parwata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kaya, tua, muda, dan bahkan anak-anak. Saat ini penyalahgunaan narkotika tidak
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyalahgunaan narkotika melingkupi semua lapisan masyarakat baik miskin, kaya, tua, muda, dan bahkan anak-anak. Saat ini penyalahgunaan narkotika tidak hanya terjadi
Lebih terperinciBAB II. A. Sebelum Undang-Undang Nomor 35 Tahun ) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika
BAB II PERANAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DALAM PENCEGAHAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA SEBELUM DAN SESUDAH BERLAKUNYA UNDANG UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA A. Sebelum Undang-Undang Nomor 35 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba baik ditingkat global, regional dan nasional, sejak lama telah merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara suatu
Lebih terperinciPENDAHULUAN. penyalahgunaan, tetapi juga berdampak sosial, ekonomi dan keamanan nasional,
1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan narkotika dapat mengakibatkan sindroma ketergantungan apabila penggunaannya tidak di bawah pengawasan dan petunjuk tenaga kesehatan yang mempunyai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan pada keadaan yang sangat mengkhawatirkan akibat semakin maraknya penggunaan narkoba, kekhawatiran
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. pidana. Dalam hal penulisan penelitian tentang penerapan pidana rehabilitasi
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hukum Pidana Sebagaimana yang telah diuraikan oleh banyak pakar hukum mengenai hukum pidana. Dalam hal penulisan penelitian tentang penerapan pidana rehabilitasi terhadap
Lebih terperinci