IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SAVI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDOENESIA DI MADRASAH IBTIDAIYAH ALMOURKY KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SAVI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDOENESIA DI MADRASAH IBTIDAIYAH ALMOURKY KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO."

Transkripsi

1 1

2 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SAVI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDOENESIA DI MADRASAH IBTIDAIYAH ALMOURKY KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO Oleh Lisa Akhzan (Ketua) Sayama Malabar (Anggota 1) Asna Ntelu (Anggota 2) Universitas Negeri Gorontalo Program Studi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia No. Hp Masalah yang diteliti dalam penelitian ini yaitu: (1) bagaimanakah implementasi model pembelajaran SAVI dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mourky Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo? (2) faktor-faktor apa sajakah yang menghambat implementasi model pembelajaran SAVI dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mourky Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo? (3) bagaimanakah solusi implementasi model pembelajaran SAVI dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mourky Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo? Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah implementasi model pembelajaran SAVI dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di MI Al-Mourky. Sumber data dalam penelitian adalah lembar observasi, RPP dan silabus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan teknik dokumenter. Teknik analisis data yang digunakan yaitu menguraikan, mengidentifikasi, mengklasifikasi, menetapkan solusi, dan membuat simpulan hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi model pembelajaran SAVI belum dilaksanakan secara maksimal. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya pengetahuan guru dan penguasaan terhadap model pembelajaran SAVI. Selain itu, faktor penghambat yang dihadapi guru yakni, hambatan dari segi waktu, segi materi dan model pembelajaran. Kata kunci : implementasi, model pembelajaran SAVI, mata pelajaran bahasa Indonesia, madrasah ibtidayah Al-Mourky 2

3 Pendahuluan Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan pendidikan. Mempelajari bahasa Indonesia, berarti ikut serta menjaga dan melestarikan bahasa persatuan bangsa. Khusus bagi siswa, belajar bahasa Indonesia bukan hanya sekedar belajar, akan tetapi sangat diperlukan memperhatikan kaidah-kaidah yang terdapat dalam bahasa Indonesia itu sendiri. Selain itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia dibutuhkan apresiasi terhadap aspek bahasa dan kesastraan Indonesia. Hal ini sejalan dengan pendapat Cahyani (2012:53) bahwa pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis, serta menimbulkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan Indonesia. Arah pembelajaran bahasa Indonesia SD dalam KTSP lebih menekankan pada aspek peningkatan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Selain itu, dalam KTSP pembelajaran bahasa Indonesia memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk mengasah pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Hal tersebut menjadi hal mendasar bagi siswa untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. Pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tertuju pada pengembangan aspek fungsional bahasa, yaitu peningkatan kompetensi berbahasa Indonesia. Ketika kompetensi berbahasa yang menjadi sasaran, para guru lebih berfokus pada empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Di dalam KTSP (BNSP, 2006:120) kompetensi dasar yang disajikan pada kelas V semester 1 yakni: (1) menanggapi penjelasan narasumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dan lain-lain) dengan memperhatikan santun berbahasa, (2) mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita rakyat yang didengarnya, (3) menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa, (4) menceritakan hasil 3

4 pengamatan/kunjungan dengan bahasa runtut, baik, dan benar, (5) berwawancara sederhana dengan narasumber (pe tani, pedagang, nelayan, karyawan, dan lainlain) dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa, (6) membaca teks percakapan dengan lafal dan intonasi yang tepat, (7) menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata per menit, (8) membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat, (9) menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan, (10) menulis surat undangan (ulang tahun, acara agama, kegiatan sekolah, kenaikan kelas, dan lain-lain) dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan, dan (11) menulis dialog sederhana antara dua atau tiga tokoh dengan memperhatikan isi serta perannya. Dari sekian materi pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar di atas, maka upaya guru untuk meningkatkan hasil pembelajaran bahasa Indonesia diperlukan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik masing-masing materi pembelajaran. Salah satunya adalah model pembelajaran yang mampu menampung seluruh cara belajar siswa. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran SAVI. Model pembelajaran SAVI adalah proses belajar siswa dengan menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual serta penggunaan semua indera. Model SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda (Widiarni, 2011 :21). Oleh sebab itu, model pembelajaran SAVI tidak hanya mempelajari materi saja, namun siswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi. Kenyataan yang ditemukan, pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah belum sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hal ini mengakibatkan proses pembelajaran tidak efektif dan siswa tidak termotivasi 4

5 untuk mempelajari bahasa Indonesia. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia yang belum mampu membawa siswa untuk mengubah perilaku siswa berpikir kritis dan kreatif. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia yang dilaksanakan belum sesuai dengan tuntutan masa depan dan kurikulum yang diharapkan. Berdasarkan pengamatan peneliti pada proses pembelajaran bahasa Indonesia di MI Al-Mourky, (1) guru lebih cenderung menggunakan metode ceramah, (2) metode seperti itu kurang memberik an kehangatan terhadap siswa, (3) siswa kurang diberi materi yang kontekstual yang melibatkan semua indra, (4) pembelajaran bahasa Indonesia menjadi membosankan, (5) siswa terkadang sulit memahami penjelasan materi dari guru, (6) pemahaman siswa terhadap m ateri berbeda-beda, (7) siswa lebih banyak memahami teori daripada praktek, (8) penugasan siswa terhadap materi pembelajaran kurang memuaskan. Berdasarkan kenyataan di atas, maka diperlukan suatu penelitian yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Oleh sebab itu, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Implementasi Model Pembelajaran SAVI dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mourky Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan uraian di atas, implementasi model pembelajaran SAVI dalam mata pelajaran bahasa Indonesia sangat perlu diteliti untuk mengetahui implementasi model pembelajaran SAVI, faktor-faktor penghambat model pembelajaran SAVI, dan solusi implementasi model pembelajaran SAVI. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan implementasi model pembelajaran SAVI dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mourky Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, (2) mendeskripsikan faktor-faktor penghambat implementasi model pembelajaran SAVI dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mourky Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontal0, (3) mendeskripsikan solusi model pembelajaran SAVI dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mourky Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. 5

6 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif ( Qualitative resear;ch) adalalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok (Sukmadinata, 2010:60). Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk menggambarkan apa adanya objek yang diteliti dengan menggunakan komponen SAVI. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Pada bagian ini dipaparkan hasil penelitian sesuai permasalahan yang dikemukakan sebelumnya, yang terdiri atas: (1) implementasi model pembelajaran SAVI dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mourky Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo (2) faktor yang mempengaruhi implementasi model pembelajaran SAVI dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Al- Mourky Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo (3) solusi implementasi model pembelajaran SAVI dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mourky Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Untuk mengetahui implementasi model pembelajaran SAVI dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Al- Mourky Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dengan KD Menceritakan hasil pengamatan/kunjungan dengan bahasa runtut, baik dan benar, maka hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah (1) membuat RPP pembelajaran dengan KD Menceritakan hasil pengamatan/kunjungan dengan bahasa runtut, baik dan benar (2) mengkonsultasikannya dengan guru tentang RPP yang telah disusun oleh peneliti (3) guru mengimplementasikan RPP yang dibuat oleh peneliti (4) peneliti mengamati proses pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mourky Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dengan 6

7 KD Menceritakan hasil pengamatan/kunjungan dengan bahasa runtut, baik dan benar dengan mengimplementasikan model pembelajaran SAVI dengan menggunakan lembar observasi. Hasil analisis data tentang implementasi model pembelajaran SAVI pada mata pelajaran bahasa Indonesia dalam KD menceritakan hasil pengamatan/kunjungan dengan bahasa runtut, baik dan benar terdiri atas 3 tahap yaitu: (1) prapembela jaran, (2) kegiatan inti pembelajaran dan (3) kegiatan akhir pembelajaran. Masing-masing tahapan tersebut mempunyai indikator yang menjadi tolok ukur keberhasilan implementasi model pembelajaran SAVI Berdasarkan tahapan-tahapan pembelajaran yang dipaparkan di atas, maka implementasi model pembelajaran SAVI ( Somatic, Auditory, Visually, dan Inteletually), dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidayah Al- Mourky diuraikan berikut ini. a. Model Somatic Model somatic adalah model belajar dengan bergerak, bekerja dan menyentuh (pembelajaran fisik). Berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan model pembelajaran somatic pada tahap kedua, perwakilan masing-masing kelompok menceritakan teks hasil pengamatan dengan bahasa runtut, baik dan benar yang sudah didiskusikan dengan teman-teman yang lain (somatic). Kemudian dilanjutkan dengan kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap isi cerita yang telah diamati di dalam teks pengamatan. Penyampaian cerita hasil pengamatan tidak sesuai dengan sistematika hasil pengamatan. Siswa hanya bercerita biasa sesuai dengan apa yang diamatinya tanpa memperhatikan aturan dalam penulisan hasil pengamatan (somatic), sehingga hasil pengamatannya tidak diketahui tempat pengamatan, tujuan pengamatan, dan hasil pengamatan (somatic). Oleh karena itu, tahap ini belum berjalan dengan baik. 7

8 b. Model Auditory Model auditory adalah model belajar yang berhubungan dengan pendengaran. Berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan model pembelajaran auditory, dapat diketahui pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran dan siswa mendengarkan penjelasan materi yang diajarkan oleh guru (Auditory). Selain itu, guru tidak memberikan kesimpulan terhadap apa yang dijelaskan, kemudian materi yang disampaikan kepada siswa tidak terstruktur artinya guru hanya menjelaskah contoh hasil pengamatan tanpa menjelaskan terlebih langkahlangkah membuat laporan hasil pengamatan. c. Model Visually Model Visually adalah model belajar yang berhubungan dengan penglihatan. Berdasarkan hasil pengamatan pada model pembelajaran visually,. guru mengajak siswa mengamati perpustakaan dan kantin sekolah. Siswa diajak untuk mengamati benda-benda yang ada di perpustakaan sekolah (visually). Kegiatan pengamatan tersebut dibagi dua yakni, kelompok 1 mengamati perpustakaan dan kemudian kelompok kedua mengamati kantin (visually). Pada tahap ini guru memperkenalkan siswa untuk mengetahui benda-benda yang ada di sekelilingnya. Namun pada tahap ini siswa kurang efektif melakukan pengamatan karena dibatasi oleh waktu sehingga hasil pengamatannya tidak maksimal. d. Model Intelectually Model intelectually adalah model belajar yang melibatkan pola berpikir secara kreatif. Berdasarkan hasil pengamatan pada model intelectually, dapat diketahui pada saat siswa melakukan diskusi dengan teman kelompoknya (intelectually). Setelah itu, menyampaikan hasil diskusinya (intelectually). Kemudian tidak ada tanggapan dari kelompok lain karena banyak siswa yang kurang memperhatikan. Hal ini menyebabkan pelaksanaan pada tahap ini menjadi kurang menyenangkan. Selain itu, tidak ada kesimpulan dari hasil diskusi tersebut. Hal ini disebabakan oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap 8

9 sistematika penyusunan laporan hasil pengamatan/kunjungan. Dalam kegiatan proses pembelajaran tersebut masih banyak yang harus diperbaiki karena pada dasarnya siswa belum mampu menyimpulkan hasil pengamtan yang ada berada di dalam kelas maupun di luar. Berdasarkan hasil observasi di atas, maka faktor yang menghambat Implementasi model pembelajaran SAVI dalam pembelajaran bahasa Indonesia jika dilihat hasil pembelajarannya belum maksimal karena guru tidak menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran sehingga siswa tidak mengetahui materi yang diajarkan. selain itu, siswa belum mampu menyusun laporan hasil pengamatan. Hal ini dapat dibuktikan ketika siswa menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas hanya menyebutkan benda-benda yang diamati tanpa menyusun dalam bahasa runtut, baik, dan benar. Hal tersebut disebabkan oleh waktu yang terbatas sehingga siswa tidak memiliki waktu unutk menyusun laporan hasil pengamatan. Kemudian, respon siswa pada saat proses pembelajaran tidak maksimal karena guru lebih banyak menjelaskan materi tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apa-apa yang belum dipahami oleh siswa. Selain itu, model ini baru pertama kali diterapkan, jadi harus menyesuaikan karena kebiasaan model pembelajaran yang diterapkan selama ini yaitu model ceramah. Solusi yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi permasalahan mengimplementasikan model pembelajaran SAVI pada saat proses pembelajaran adalah guru harus lebih memperhatikan setiap langkah-langkah pembelajaran yang termuat dalam RPP. Selain itu, guru perlu mengupayakan untuk menarik minat siswa di awal pembelajaran dengan menumbuhkan motivasi dan meningkatkan prestasi siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan pengaturan suasana kelas yang nyaman, menyiapkan media pembelajaran yang menarik, dan selalu memberikan penguatan yang dapat menumbuhkan semangat belajar siswa. Guru juga harus cermat memilih model yang tepat dan cocok untuk setiap materi pembelajaran 9

10 Pembahasan Dalam implementasi model pembelajaran SAVI harus memperhatikan langkah-langkah yang ada dalam metode tersebut. Namun dalam implementasi model SAVI dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di MI Al-Mourky belum mencapai target sesuai dengan metode pembelajaran SAVI. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Dave Meier di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi model pembelajaran SAVI dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang digunakan oleh guru dalam memproduksi menceritakan laporan hasil pengamatan pada siswa kelas V di MI Al-Mourky memiliki kekurangan sebagai berikut. Pertama, implementasi model pembelajaran somatic adalah belajar sambil bekerja, dalam hal ini guru dituntut melaksanakan pembelajaran dengan membuat rancangan sebuah pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk bergerak di tempat-tempat yang berbeda. Namun pada model pembelajaran ini guru belum merancang pembelajaran secara sistematis sehingga siswa tidak mengerti sistematika hasil pengamatan. Penyampaian hasil pengamatan tidak memperhatikan aturan dalam penulisan hasil pengamatan. misalnya, perwakilan masing-masing kelompok menceritakan teks hasil pengamatan dengan bahasa runtut, baik dan benar yang sudah didiskusikan dengan teman-teman yang lain (Somatic). Kemudian dilanjutkan dengan kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap isi cerita yang telah diamati di dalam teks pengamatan. Penyampaian cerita hasil pengamatan tidak sesuai dengan sistematika hasil pengamatan. Siswa hanya bercerita biasa sesuai dengan apa yang diamatinya tanpa memperhatikan aturan dalam penulisan hasil pengamatan (somatic), sehingga hasil pengamatannya tidak diketahui tempat pengamatan, tujuan pengamatan dan hasil pengamatan (somatic). Oleh karena itu, tahap ini belum berjalan dengan baik. Kedua, implementasi model pembelajaran Auditory adalah belajar sambil mendengar, dalam hal ini guru dituntut melaksanakan pembelajaran dengan membuat siswa untuk menjelaskan apa yang telah mereka pelajari dari orang lain. guru mengajak siswa mengamati perpustakaan dan kantin sekolah. Siswa diajak untuk mengamati benda-benda 10

11 yang ada di perpustakaan sekolah (visually). Kegiatan pengamatan tersebut dibagi dua yakni, kelompok 1 mengamati perpustakaan dan kemudian kelompok kedua mengamati kantin (Visually). Pada tahap ini guru memperkenalkan siswa untuk mengetahui benda-benda yang ada di sekelilingnya. Namun pada tahap ini siswa kurang efektif melakukan pengamatan karena dibatasi oleh waktu sehingga hasil pengamatannya tidak maksimal. Ketiga, implementasi model pembelajaran Visually adalah belajar sambil melihat, dalam hal ini guru dituntut melaksanakan pembelajaran dengan menugaskan siswa untuk membaca satu atau dua paragraf, kemudian membuat sinopsis singkat tentang apa yang dibacanya. Guru menyampaikan materi pembelajaran dan siswa mendengarkan penjelasan materi yang diajarkan oleh guru (auditory). Selain itu, guru tidak memberikan kesimpulan terhadap apa yang dijelaskan. Materi yang disampaikan kepada siswa tidak terstruktur artinya guru hanya menjelaskah contoh hasil pengamatan tanpa menjelaskan terlebih dahulu dlangkah-langkah membuat laporan hasil pengamatan. Keempat, implementasi model pembelajaran intellectually adalah belajar sambil berpikir, dalam hal ini guru dituntut melaksanakan pembelajaran dengan meminta siswa untuk duduk sejenak merefleksikan apa yang telah dipelajari dan menghubungkannya dengan apa yang telah diketahui. Namun pada model ini siswa belum mampu memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru saat siswa menyampaikan hasil diskusinya. Selain itu, tidak ada tanggapan dari kelompok lain karena banyak siswa yang kurang memperhatikan hal ini menyebabkan pelaksanaan pada tahap ini menjadi kurang menyenangkan. Selain itu, tidak ada kesimpulan dari hasil diskusi tersebut. Hal ini disebabakn kurangnya pemahaman siswa terhadap sistematika penyusunan laporan hasil pengamatan/kunjungan. Dalam kegiatan proses pembelajaran tersebut masih banyak yang harus diperbaiki karena pada dasarnya siswa yang belum mampu menyimpulkan hasil pengamtan yang ada berada di dalam kelas maupun di luar. 11

12 Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, implementasi model pembelajaran SAVI di MI Al- Muourky secara keseluruhan sudah terlaksana baik. Namun ada beberapa hal yang harus diperbaiki seperti kurangnya pengetahuan guru dan penguasaan terhadap model pembelajaran SAVI. Kedua, hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan model pembelajaran SAVI dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitu hambatan dari segi waktu, hambatan dari model pembelajaran, dan hambatan dari materi. Guru sangat berperan penting dalam keberhasilan proses pelaksanaan pembelajaran dan keberhasilan siswa bergantung pada cara atau metode pembelajaran yang digunakan guru. Ketiga, upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang terdapat dalam pembelajaran SAVI yakni, ditinjau dari segi waktu, penggunaan model pembelajaran, dan ditinjau dari segi materi. sebagai seorang guru diupayakan untuk lebih kreatif dalam memilih pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tingkat pemahaman siswa. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah ditemukan oleh peneliti di atas, ada beberapa hal yang menjadi saran untuk penelitian selanjutnya, yakni sebagai berikut: pertama, implementasi model pembelajaran SAVI dalam pembelajaran bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan lagi oleh guru. Kedua, penelitian ini dapat dijadikan pedoman dan motivasi bagi guru untuk meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam menceritakan hasil pengamatan/kunjungan. Ketiga, penelitian ini dapat dilakukan di kelas-kelas dan sekolah lain dengan menerapkan dan materi yang berbeda untuk mengetahui kemampuan guru dalam penguasaan metode pembelajaran Daftar Rujukan Arikunto, Suharsimi Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 12

13 BSNP, Buku Panduan Penyusunan KTSP, Jakarta: BSNP, Cahyani, Isah Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia. Huda, Miftahul Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Malang: Pustaka Pelajar. Kamilah, Susi Latifatul Penerapan Staretegi SAVI dalam Pembelajaran Menulis Puisi (Eksperimen Semu Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013). Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Mulyatiningsih, Endang Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Yogyakarta: Alfabeta. Rahmat, Abdul Excellent Learning. Bandung: MQS Publishing.. Russel, Lou The Accelerated Learning Fieldbook Panduan Belajar Cepat untuk Pelajar dan Umum. Bandung: Nusa Media. Sugiyono Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 13

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan pendidikan. Mempelajari bahasa Indonesia, berarti ikut serta menjaga dan melestarikan bahasa

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 1 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia KELAS / SEMESTER : V (Lima) / 1 (satu) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

Maksimum. 1. Kebenaran jawaban Bahasa (ejaan dan tambahan) Ketepatan waktu 20. Pagerpelah, 13 Juli Mengetahui

Maksimum. 1. Kebenaran jawaban Bahasa (ejaan dan tambahan) Ketepatan waktu 20. Pagerpelah, 13 Juli Mengetahui Pertemuan Ke- : 1 Standar Kompetensi : Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan. Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita rakyat yang didengarnya. Indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan siswa berkomunikasi

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Ke- : 1, 2, 3, 4 Alokasi Waktu : 4 40 menit Standar Kompetensi : Memahami pembacaan puisi Kompetensi Dasar : Menanggapi cara pembacaan puisi 1. mengungkapkan isi puisi 2. menangkap isi puisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di dalamnya terdiri dari berbagai komponen, mulai dari perencanaan pembelajaran sampai pada evaluasi pembelajaran

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Surana MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Aku Cinta Bahasa Indonesia Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 5A untuk Kelas V SD dan MI Semester 1 Berdasarkan Permendiknas Nomor 22

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA KELAS IV SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : Tahun Pelajaran : Kelas : IV Smt

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN MODEL SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF

2015 PENERAPAN MODEL SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Idealnya seorang guru memasuki kelas tidak dengan tangan kosong, ia harus mendekati para siswanya dengan seperangkat asumsi, asumsi tentang dirinya sendiri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah keterampilan yang membutuhkan proses yang lama untuk mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit menuangkan hasil

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

Silabus. Bahasa Indonesia 5 SD/MI. Kompetensi Dasar. Pembelajaran. Materi Pokok/ Menjawab pertanyaan tentang isi cerita.

Silabus. Bahasa Indonesia 5 SD/MI. Kompetensi Dasar. Pembelajaran. Materi Pokok/ Menjawab pertanyaan tentang isi cerita. 5 Silabus Sekolah : SD dan MI Kelas/Semester : V/1 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Tema : Peristiwa Standar : Mendengarkan 1. Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan Kegiatan Indikator

Lebih terperinci

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) 33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data yang

Lebih terperinci

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1. Memahami penjelasan nara sumber dan cerita rakyat secara lisan. 1.1. Menanggapi penjelasan nara sumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan dll). 1. Mencatat pokok-pokok pembicaraan nara sumber. 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu lainnya. Menurut Wibowo (Hidayatullah, 2009), bahasa adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. individu lainnya. Menurut Wibowo (Hidayatullah, 2009), bahasa adalah sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi antara satu individu dengan individu lainnya. Menurut Wibowo (Hidayatullah, 2009), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang

Lebih terperinci

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Sudjana (2011: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA BERDASARKAN CERPEN YANG SUDAH DIBACA PADA SISWA KELAS IX 1 SMP NEGERI 1 TELAGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA BERDASARKAN CERPEN YANG SUDAH DIBACA PADA SISWA KELAS IX 1 SMP NEGERI 1 TELAGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 1 PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA BERDASARKAN CERPEN YANG SUDAH DIBACA PADA SISWA KELAS IX 1 SMP NEGERI 1 TELAGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Muslimin Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra

Lebih terperinci

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) 35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A) 32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Keterampilan Menulis. Menulis adalah salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR DI SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan proses pendidikan di Indonesia didasarkan pada landasan formal berupa Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia KELAS / SEMESTER : V (Lima) / 2 (dua) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG Dwi Sulistyorini Abstrak: Dalam kegiatan pembelajaran menulis, siswa masih banyak mengalami kesulitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu : keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu : keterampilan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu : keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut satu sama lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar warga akan berlangsung dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. antar warga akan berlangsung dengan baik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai fungsi utama sebagai media komunikasi. Interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat tidak akan berjalan tanpa bahasa. Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses yang cukup panjang. Menulis memerlukan adanya pengetahuan, waktu dan pengalaman. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas : VII, VIII, IX Nama Guru : Dwi Agus Yunianto, S.Pd. NIP/NIK : 19650628

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa itu sendiri terbagi menjadi empat komponen, yaitu: menyimak, berbicara, membaca,

Lebih terperinci

Oleh Indah Fajrina

Oleh Indah Fajrina Pengaruh Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual) terhadap Kemampuan Bermain Drama pada Siswa Kelas XI MAN 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Indah Fajrina 2102111011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan. Bahasa dijadikan sebagai alat komunikasi untuk melakukan sosialisasi satu sama lain. Melalui bahasalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konkret; sejak bayi seorang anak yang hidup di lingkungan serigala, maka

BAB I PENDAHULUAN. konkret; sejak bayi seorang anak yang hidup di lingkungan serigala, maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan produk budaya yang berharga dari generasi ke generasi berikutnya. Bahasa adalah hasil budaya yang hidup dan berkembang dan harus dipelajari. Seorang

Lebih terperinci

STRUKTUR KURIKULUM KTSP

STRUKTUR KURIKULUM KTSP STRUKTUR KURIKULUM KTSP No. Komponen KTSP SD Kelas MATA PELAJARAN 1 2 3 4 5 6 A. Mata Pelajaran 3 3 3 1. Pendidikan 2 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 5 5 5 3. Bahasa Indonesia 5 5 5 4. Matematika 4 4

Lebih terperinci

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 S K R I P S I Untuk Memenuhi Sebagai

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Semi (2007, hlm. 14) menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Menulis adalah keterampilan berbahasa yang

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA

MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP... RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMP...... Mata Pelajaran : Bahasa Daerah (Jawa) Kelas/

Lebih terperinci

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan bahasa yang dapat diperoleh siswa, salah satunya adalah keterampilan menulis. Keterampilan

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 1.1 Menggunakan wacana lisan untuk wawancara 1.1.1 Disajikan

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia KELAS / SEMESTER : III (Tiga) / 2 (dua) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah :... : Kelas / Semester : V / 2 SILABUS PEMBELAJARAN Dasar Alokasi Waktu 5. Mendengarkan Memehami tentang suatu peristiwa dan pendek anak yang disampaikan secara lisan 5.1 Menang-gapi tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan

Lebih terperinci

rangka perkembangan manusia (Hidayat dan Machali, 2010: 32). maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada mahluk-mahluk lainnya.

rangka perkembangan manusia (Hidayat dan Machali, 2010: 32). maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada mahluk-mahluk lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah proses kegiatan yang khas dilakukan oleh manusia. Pendidikan merupakan produk kebudayaan manusia. Kegiatan pendidikan dilakukan dalam

Lebih terperinci

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) 279 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia meliputi empat aspek keterampilan berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu aspek keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) 271 33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kegiatan pembelajaran yang mengedepankan proses dan hasil. Menulis merupakan suatu keterampilan yang kompleks dan unik yang menuntut sejumlah

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan adalah kecakapan untuk melakukan suatu tugas khusus dalam

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan adalah kecakapan untuk melakukan suatu tugas khusus dalam BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Sebuah soal pemecahan masalah biasanya memuat suatu situasi yang dapat mendorong seseorang untuk menyelesaikanya akan tetapi tidak

Lebih terperinci

Belliy Tulus Wicaksono Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: peningkatan, berwawancara sederhana, narasumber, strategi pemodelan

Belliy Tulus Wicaksono Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: peningkatan, berwawancara sederhana, narasumber, strategi pemodelan PENINGKATAN BERWAWANCARA SEDERHANA DENGAN NARASUMBER MELALUI STRATEGI PEMODELAN SISWA KELAS V SDN II BESOLE KECAMATAN BESUKI KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Belliy Tulus Wicaksono Mahasiswa

Lebih terperinci

Paket 11 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BI

Paket 11 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BI Paket 11 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BI Pendahuluan 11-1 Rencana Pelaksanaan Perkuliahan,,,,. Waktu 3x50 menit 11-2 11-3 11-4 Lembar Kegiatan 11.1A 11-5 Lembar Kegiatan 11.1B

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar siswa memiliki keterampilan berbahasa dan pengetahuan kebahasaan. Keterampilan berbahasa mencakup 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut merupakan

Lebih terperinci

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang 07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasian dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matematika dikehidupan nyata. Selain itu, prestasi belajar

BAB I PENDAHULUAN. matematika dikehidupan nyata. Selain itu, prestasi belajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi yang semakin berkembang pesat, akan timbul dampak bagi siswa, yaitu semakin kompleksnya permasalahan yang akan dihadapi. Para siswa sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah belum

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah belum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah belum maksimal. Hal itu terjadi karena guru sebagai pelaksana masih terpengaruh oleh kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Dalam UU No.20 tahun 2003 dalam pasal 33 disebutkan bahwa Bahasa Indonesia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan dalam setiap jenjang pendidikan di Indonesia, baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah,

Lebih terperinci

Menyampaikan tanggapan. Memberikan tanggapan terhadap pernyataanpernyataan. Melakukan tanya jawab dengan teman. terhadap isi penjelasan

Menyampaikan tanggapan. Memberikan tanggapan terhadap pernyataanpernyataan. Melakukan tanya jawab dengan teman. terhadap isi penjelasan 10 Sekolah : SD dan MI Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V/1 Tema : Pertanian Standar : Mendengarkan 1. Memahami dan cerita rakyat secara lisan 1.1 Menanggapi (petani, pedagang, nelayan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan hal yang harus dikuasai oleh siswa. Keterampilan menulis tidak dapat terlepas dari ketiga komponen lainnya seperti keterampilan

Lebih terperinci

PROGRAM SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

PROGRAM SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017 PROGRAM SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 01/ 017 SEKOLAH : SMP NEGERI CIPANAS MATA PELAJARAN : BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS / SEMESTER : IX / 1 (GANJIL) Kompetensi Dasar/ Materi Pokok Waktu 1 3 1 3

Lebih terperinci

Sumber/Bahan/Alat (8) Tak Putus Dirundung. Alokasi (7) Waktu. Penilaian (6) Pembelajaran. Kegiatan (5) novel. Indikator (4) Mampu.

Sumber/Bahan/Alat (8) Tak Putus Dirundung. Alokasi (7) Waktu. Penilaian (6) Pembelajaran. Kegiatan (5) novel. Indikator (4) Mampu. Silabus Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : IX/2 Tema : Kepedulian Sosial Standar Kompetensi : 1. Mendengarkan Mamahami wacana sastra melalui kegiatan mendengarkan pembacaan

Lebih terperinci

dkk, 2006, hlm. 64 Wendi Widya R. D., Indonesia 5 SD/MI, Buku Bahasa (5 35 menit) Dengarkan terdapat Ular n Daung cerita rakyat cerita yang

dkk, 2006, hlm. 64 Wendi Widya R. D., Indonesia 5 SD/MI, Buku Bahasa (5 35 menit) Dengarkan terdapat Ular n Daung cerita rakyat cerita yang Bahasa Indonesia 5 SD/MI 19 Sekolah : SD dan MI Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V/1 Tema : Keamanan dan Keselamatan Standar : Mendengarkan 1. Memahami penjelasan narasumber dan cerita

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN 2010-2011 Jenep Hanapiah Suwadi Abstrak: Salah satu tujuan Mata Pelajaran

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Standar Guru C C2 C3 C4 C5 C6 Menggunakan secara lisan wacana wacana lisan untuk wawancara Menggunakan wacana lisan untuk wawancara Disajikan penggalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai empat keterampilan berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan. terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan. terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Penegasan Judul 1. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di arahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengimplementasikan kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengimplementasikan kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sangat berperan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan, secara profesional guru harus meningkatkan kemampuan dan kompetensinya, kemudian mengimplementasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006 : 317), secara umum mata pelajaran Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 2. Mengungkapkan wacana tulis nonsastra 1.1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang paling sulit. Hal ini

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara dan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman dan keterampilan menulis, diperlukan suatu perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman dan keterampilan menulis, diperlukan suatu perencanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah terdiri atas empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN MENEMPEL KATACA DALAM MELENGKAPI PERCAKAPAN RUMPANG

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN MENEMPEL KATACA DALAM MELENGKAPI PERCAKAPAN RUMPANG Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN MENEMPEL KATACA DALAM MELENGKAPI PERCAKAPAN RUMPANG Ana Septianah 1, Dede Tatang Sunarya 2,Ani Nur Aeni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca dan menulis. Menulis merupakan kegiatan yang produktif

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca dan menulis. Menulis merupakan kegiatan yang produktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses mengubah tingkah laku anak didik menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satu di ataranya adalah faktor guru. Guru memegang

I. PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satu di ataranya adalah faktor guru. Guru memegang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia dan satra Indonesia ditentukan oleh banyak faktor. Salah satu di ataranya adalah faktor guru. Guru memegang peranan penting

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014 ARTIKEL ILMIAH Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2 Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014 Oleh: Febriyeni A1B110019 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH 1 2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 OLEH Hasnia Lundeto Fatma

Lebih terperinci

Oleh : Novita Sari Drs. Syamsul Arif, M.Pd. Abstrak

Oleh : Novita Sari Drs. Syamsul Arif, M.Pd. Abstrak 0 EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KONSEP KALIMAT (CONCEPT SENTENCE)TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI OLEH SISWAKELAS X SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh : Novita Sari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Surana MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Aku Cinta Bahasa Indonesia Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 3A untuk Kelas III SD dan MI Semester 1 Berdasarkan Permendiknas Nomor 22

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berperan dalam. menumbuhkembangkan kemampuan berfikir kritis dan logis pada peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berperan dalam. menumbuhkembangkan kemampuan berfikir kritis dan logis pada peserta didik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berperan dalam menumbuhkembangkan kemampuan berfikir kritis dan logis pada peserta didik. Dalam kurikulum tingkat satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembinaan dan Pengembangan bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD) dewasa ini cukup menggembirakan. Hal itu tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan :... Kelas / Semester : I (Satu) / 1 Tema / Topik : Kegiatanku Petemuan ke : 2 Sub Tema : Kegiatanku Pagi Hari Alokasi Waktu : 1 Hari A. KOMPETENSI

Lebih terperinci

Oleh Rosmindo Sitorus Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd

Oleh Rosmindo Sitorus Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL DAN INTELEKTUAL) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TANAH JAWA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Rosmindo Sitorus Prof.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis.

BAB I PENDAHULUAN. dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa indonesia adalah alat komunikasi paling penting untukmempersatukan seluruh bangsa. Oleh karena itu, merupakan alat mengungkapkan diri baik secara lisan

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa terbagi menjadi empat aspek. Salah satu aspek kemampuan tersebut adalah kemampuan menulis. Menulis berkaitan dengan kemampuan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keempat keterampilan tersebut keterampilan mendengarkan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. keempat keterampilan tersebut keterampilan mendengarkan merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada dua aspek utama dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, yakni aspek berbahasa dan aspek bersastra. Aspek berbahasa mencakup empat keterampilan, yakni keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA, merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di Sekolah Dasar. IPA sebagai ilmu yang mempelajari tentang alam, ilmu yang

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025 KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017/2018 KEMAMPUAN

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA Kompetensi Utama Pedagogik St. Inti/SK Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional,

Lebih terperinci

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat

Lebih terperinci