BAB I PENDAHULUAN. pangan, dan bahan lain (Winarno, 2004). Keamanan pangan merupakan syarat

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain (Winarno, 2004). Keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia baik itu dari segi isi maupun segi kemasan. Ditinjau dari segi kemasannya, kemasan makanan memiliki fungsi untuk mengawetkan atau memperpanjang umur dari produk-produk pangan atau makanan yang terdapat didalamnya. Salah satu komponen penting pada kemasan makanan adalah berkaitan erat dengan label makanan. Label mengacu pada keterangan tentang isi, jenis, komposisi zat gizi, tanggal kadaluarsa dan keterangan penting lain yang dicantumkan pada kemasan (PP no.69 tahun 1999). Label makanan memiliki peran yang sangat penting sebagai sarana komunikasi antara produsen dan konsumen. Membaca label pada kemasan, konsumen dapat mengetahui informasi nilai gizi produk, memperkirakan bahaya yang mungkin terjadi pada konsumen yang berisiko tinggi karena memiliki penyakit tertentu, mengetahui kandungan pengawet, pemanis, pewarna pada makanan serta tanggal kadaluarsa dari produk pangan tersebut. Dampak jangka panjang yang dapat dihasilkan akibat konsumsi Bahan Tambahan Pangan (BTP), pengawet, pemanis tidak akan dapat dirasakan sekarang, namun dalam jangka waktu beberapa tahun 0

2 2 kedepan. Penyakit-penyakit tersebut seperti hipertensi, kolesterolimia, diabetes, stroke bahkan kanker (Wandasari, 2014).Label makanan juga berperan sebagai sarana pendidikan masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan tentang kebutuhan gizi seseorang. Label pada makanan dapat juga membantu seseorang dalam mengetahui apakah makanan yang dimakan masih layak dimakan dengan melihat tanggal kadaluarsa.

3 3 Makanan kadaluarsa memiliki potensi menimbulkan keracunan, selain membuat konsumen pusing, mual, diare, sesak napas dan kematian akibat keracunan, mengonsumsi makanan kadaluwarsa dalam jangka waktu yang lama juga dapat menimbulkan kanker. Selama kurun waktu satu tahun, terdapat 153 insiden keracunan yang terdokumentasi oleh SIKERNas (Sentra Informasi Keracunan Nasional) pada tahun 2015 yang didominasi oleh keracunan pangan sebanyak 125 kasus. Memakan korban hingga ribuan orang, baik itu gejala keracunan ringan sampai dengan korban meninggal dunia (BPOM, 2015). Umumnya keracunan pada makanan disebabkan oleh adanya bakteri patogen akibat dari pengolahan makananan maupun makanan kemasan yang diproduksi oleh industri pangan. Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yang memuat 13 pesan dasar dengan tujuan memperbaiki perilaku hidup sehat terutama memahami dan mempraktekkan pedoman gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari. Dari 13 pesan yang dituangkan dalam PUGS, pesan pertama makanlah aneka ragam makanan, kedua makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energy, ketiga makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi, keempat batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi, kelima gunakan garam garam beryodium, keenam makanlah sumber zat besi, ketujuh berikan ASI saja pada bayi sampai berumur empat bulan, pesan pada poin ke delapan menjelaskan bahwa biasakan membaca label pada kemasan pangan, Sembilan minum air bersih aman dan cukup jumlahnya, sepuluh lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur, sebelas hindari minuman beralkohol, duabelas makanlah makanan yang aman bagi kesehatan, tigabelas bacalah pada label makanan (Amelia, 2014) dan poin kedelapan sangat jarang mendapat perhatian dari masyarakat. Bagi konsumen, label pada kemasan merupakan media yang berperan penting untuk mendapatkan informasi yang benar dan tidak menyesatkan. Dengan informasi tersebut,

4 4 konsumen dapat melakukan pemilihan yang bijak terhadap produk pangan yang akan dibeli, terutama yang berkenaan dengan kandungan zat gizi di dalamnya (BPOM RI, 2011). Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh The Food and Drug (FDA) pada tahun 2006, 60% sampai 80% konsumen di Amerika membaca produk label pangan sebelum membeli produk makanan baru. Dari persentase tersebut, 30% sampai 40% konsumen mengaku bahwa label produk pangan menjadi salah satu masukan mereka dalam membeli jenis produk pangan (Philipson, 2006). Hasil kajian Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), pada tahun 2007 mengungkapkan bahwa hanya 6,7% konsumen di Indonesia yang memperhatikan pemilihan bahan makanan kemasan berdasarkan label yang tercantum dalam makanan kemasan tersebut. Peraturan perundang-undangan menetapkan bahwa semua makanan yang dikemas harus mempunyai label yang memuat keterangan tentang isi, jenis, dan jumlah bahan-bahan yang digunakan, tanggal kadaluarsa, komposisi zat gizi yang dinyatakan dalam jumlah dan sebagai persen Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan untuk tiap takaran saji (Almatsier, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Devi et al, 2013 mengemukakan bahwa konsumen tidak peduli jika makanan yang dibeli tidak memiliki label sebesar 64,7%. Hal ini membuktikan bahwa minat membaca label pada produk makanan kemasan pada masyarakat masih rendah. Dalam penelitian Zahara 2009, Banyak faktor yang menyebabkan kurangnya kesadaran seseorang untuk membaca label makanan seperti sikap terhadap kesehatan dan label makanan, perencanaan makanan, pembelanjaan makanan, dan keterpaparan media informasi. Kepatuhan membaca label gizi yang rendah terjadi karena hambatan usaha pencarian informasi. Salah satu penghambat adalah ketidaktertarikan terhadap informasi yang dapat disebabkan oleh pemahaman tentang label yang kurang. Selain itu, istilah yang digunakan sulit dan tidak akrab didengar masyarakat. Banyak konsumen yang tidak yakin dengan

5 5 informasi zat gizi yang penting. Beberapa responden merasa kurang yakin tentang konsumsi zat gizi seperti gula, garam, dan lemak akan berdampak pada kesehatan mereka (Zahara, 2009). Pengetahuan menjadi syarat penting dalam perubahan perilaku dalam memilih produk makanan kemasan. Pengetahuan membantu seseorang dalam memilih makanan dengan bijak yang akan mempengaruhi status kesehatan. Pengetahuan yang baik dapat menumbuhkan sikap positif terhadap kesehatan. Sikap yang positif terhadap kesehatan akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam memilih produk makanan kemasan sehingga sebelum membeli konsumen bisa lebih cermat lagi. Ibu yang memiliki pengetahuan cukup dalam bidang gizi dan sudah pernah memperoleh informasi tentang gizi akan mampu menerapkan pemilihan bahan makanan yang tepat, baik pemilihan bahan makanan mentah maupun dalam produk kemasan. Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti dengan wawancara kepada Ketua PKK Br. Mandala Sari, mengemukakan bahwa sebelum lomba posyandu, Ibu-ibu di Br. Mandala Sari telah mendapatkan pembekalan tentang gizi seimbang dan balita tumbuh aktif tanggap, namun setelah menggali lebih dalam Ibu-ibu belum mendapatkan pembekalan tentang produk makanan kemasan. Pembekalan ini sangat penting diketahui sebagai bekal dalam menyiapkan makanan untuk keluarga.disamping hal tersebut pemahaman tentang pembacaan label kemasan penting dilakukan untuk mengetahui kandungan-kandungan yang terdapat pada suatu produk serta dapat mengetahui kelayakan dari produk tersebut. Penelitian serupa belum pernah diadakan, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti hal tersebut. Berlatar belakang hal di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk memberikan gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Dalam Memilih Produk Makanan Kemasan Pada Ibu-IbuPKK di Banjar Mandala Sari Desa Dangin Puri Kelod Kecamatan Denpasar Timur.

6 6 1.2 Rumusan Masalah Membaca label pada produk kemasan dapat membantu seseorang dalam memilih makanan dengan bijak. Penelitian yang dilakukan oleh Devi et al, 2013 mengemukakan bahwa konsumen tidak peduli jika makanan yang dibeli tidak memiliki label sebesar 64,7%. Pengetahuan menjadi syarat penting perubahan perilaku dalam memilih produk makanan kemasan. Dengan pengetahuan yang baik akan membentuk sikap positif. Sikap positif akan dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Ibu PKK Br. Mandala Sari sebelumnya pernah mendapatkan pembekalan tentang balita tumbuh aktif dan tanggap serta gizi seimbang,namun setelah menggali lebih dalam Ibu belum mendapatkan pembekalan tentang produk makanan kemasan yang penting diketahui sebelum membeli produk makanan kemasan. Disamping hal tersebut pemahaman tentang pembacaan label kemasan penting dilakukan untuk mengetahui kandungan-kandungan yang terdapat pada suatu produk serta dapat mengetahui kelayakan dari produk tersebut. Untuk itu peneliti ingin melihat pengetahuan Ibu-ibu PKK di Br.Mandala Sari. Ibu yang mendapatkan pelatihan dan memiliki pengetahuan yang baik akan dibandingkan dengan Ibu yang tidak mendapat pelatihan dan memiliki pengetahuan kurang. 1.3 Pertanyaan Penelitian Bagaimana pengetahuan, sikap dan perilaku dalam memilih produk makanan kemasan pada Ibu-ibu PKK di Br. Mandala Sari Desa Dangin Puri Kelod Kecamatan Denpasar Timur? 1.4 Tujuan 1. Tujuan Umum

7 7 Memberikan gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku dalam memilih produk makanan kemasan pada Ibu-ibu PKK di Br. Mandala Sari Desa Dangin Puri Kelod Kecamatan Denpasar Timur. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan karakteristik responden, meliputi pendidikan, pekerjaan umur dan riwayat penyakit yang pernah di derita b. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan responden tentang pemilihan produk makanan kemasan c. Mendeskripsikan sikap responden tentang pemilihan produk makanan kemasan d. Mendeskripsikan perilaku dalam memilih produk makanan kemasan 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi ilmu kesehatan dalam bidang promosi kesehatan terutama pada bidang pemilihan produk makanan kemasan. Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur serta dapat dijadikan pedoman untuk melakukan suatu intervensi Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman pemegang program gizi dalam melakukan intervensi terkait dengan pemilihan produk makanan kemasan.

8 8 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian bidang promosi kesehatan yang digunakan dalam upaya promosi kesehatan pembacaan label sebagai bagian dari Pedoman Umum Gizi Seimbang. Penelitian ini memberikan gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku tentang pemilihan produk makanan kemasan di Br. Mandala Sari Desa Dangin Puri Kelod Kecamatan Denpasar Timur. Sampel dalam penelitian ini adalah Ibu-ibu PKK, penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif sehingga tidak melihat pengaruh antar variabel.