4 KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Gografis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4 KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Gografis"

Transkripsi

1 4 KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Gografis Kabupaten Pacitan berada di Provinsi Jawa Timur bagian Selatan yang secara geografis berada pada BT, LS dengan luas wilayah 1.419,44 km². Sebagian besar wilayahnya berupa perbukitan dan tanah kapur yang merupakan bagian pegunungan kapur selatan (membentang dari Gunung Kidul hingga Trenggalek menghadap ke Samudera Hindia). Secara administratif, Kabupaten Pacitan dibagi menjadi 4 wilayah pembantu bupati, 12 wilayah kecamatan, 5 kelurahan dan 159 desa. Kabupaten ini merupakan pintu gerbang Provinsi Jawa Tengah serta Daerah Istimewa Yogyakarta (BPS Kab. Pacitan 2012). Adapun batas wilayah Kabupaten Pacitan sebagai berikut: Sebelah Timur : Kabupaten Trenggalek, Sebelah Selatan : Samudera Hindia, Sebelah Barat : Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah), Sebelah Utara : Kabupaten Ponorogo. Kabupaten Pacitan berada pada ketinggian meter di atas permukaan laut (dpl) yang terdiri atas wilayah yang berada pada 7-25 meter dpl sebesar 2,62%; meter dpl sebesar 2,67%; meter dpl sebesar 52,68%; meter dpl sebesar 36,43% dan >1.000 meter dpl sebesar 5,59%. Kabupaten Pacitan memiliki jenis tanah alluvial kelabu endapan liat seluas Ha atau 4,04%, assosiasi litosol dan mediteran merah seluas Ha atau 4,71%, litosol campuran tuf dan bahan vulkan seluas Ha atau 59,15% dan kompleks litosol kemerahan dan litosol seluas Ha atau 32,10% (Balitbang Kab. Pacitan 2003). Berdasarkan tingkat kemiringannya, komposisi lahan di Kabupaten Pacitan dapat digolongkan menjadi datar (10%), berombak (10%), bergelombang (4%), berbukit (52%) dan bergunung (10%). Lahan disebut datar apabila kemiringannya 5%, berombak bila kemiringannya 6 10%, bergelombang bila kemiringannya 11 30%, berbukit bila kemiringannya 31 50% serta bergunung apabila kemiringannya >50% (Balitbang Kab. Pacitan 2003).

2 50 Kabupaten Pacitan memiliki tujuh kecamatan pesisir (kecamatan yang berbatasan langsung dengan laut) yaitu Kecamatan Donorojo, Kecamatan Pringkuku, Kecamatan Pacitan, Kecamatan Kebonagung, Kecamatan Tulakan, Kecamatan Ngadirojo dan Kecamatan Sudimoro. Luas laut mencapai 523,92 km², dimana panjang pantai mencapai km (Gambar 8). Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Pringkuku yang merupakan kecamatan pesisir dengan potensi perikanan dan kelautan yang sangat tinggi. Selain itu, potensi wisata bahari yang ada juga belum mampu dikelola dengan optimal sehingga manfaat ekonominya belum banyak dirasakan oleh masyarakat. Garis pantai = 70,709 km Gambar 8 Peta wilayah pesisir Kabupaten Pacitan (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 2009). 4.2 Iklim dan Cuaca Curah hujan Kabupaten Pacitan dipengaruhi oleh iklim tropika basah yang memiliki dua musim yaitu musim hujan (Bulan Oktober-April) dan musim kemarau (Bulan

3 51 April-Oktober). Hal ini tidak jauh berbeda dengan daerah lain di Pulau Jawa. Begitu pula dengan Kecamatan Pringkuku, namun pada tahun 2011 musim hujan baru dimulai pada bulan November (Tabel 15). Tabel 15 Curah hujan dan hari hujan di Kecamatan Pringkuku Tahun 2011 Bulan Curah hujan (mm) Hari hujan (hari) Rata-rata Rata-rata Januari Februari Maret April Mei Juni 3 2 Juli 5 2 Agustus 0 0 September 0 0 Oktober 33 1 November Desember Sumber: Dinas Pengairan Kabupaten Pacitan (diolah), 2011 Rata-rata curah hujan bulanan berkisar mm. Curah hujan maksimum mencapai 503 mm terjadi pada Bulan Desember dan curah hujan minimum (3 mm) terjadi pada Bulan Juni. Musim hujan di Kecamatan Pringkuku dimulai pada bulan November dengan curah hujan kurang dari 250 mm sampai dengan bulan Mei dengan curah hujan sebesar 186 mm Suhu udara Suhu udara merupakan keadaan panas atau dinginnya suatu udara. Suhu udara berfluktuasi selama 24 jam. Fluktuasi tersebut terkait dengan proses pertukaran energi yang berlangsung di atmosfer. Suhu udara harian maksimum terjadi pada tengah hari dimana terjadi intensitas cahaya maksimum pada saat berkas cahaya jatuh tegak lurus (Lakitan 1994). Suhu udara dapat menggambarkan kondisi kering ataupun basah dari suatu wilayah. Suhu udara saat ini semakin tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya perubahan iklim (global warming). Suhu udara di kabupaten Pacitan masih berada pada kisaran o C. Suhu udara rata rata di Kabupaten Pacitan berkisar 24,3-26,9 o C dengan suhu rata-rata tahunan sebesar 26,0 o C. Suhu ratarata harian di daerah tropis relatif konstan sepanjang tahun. Suhu maksimum

4 52 terjadi pada bulan November-Desember yaitu sebesar 26,9 o C, sedangkan suhu paling minimum terjadi pada bulan Agustus yaitu 24,3 o C (Tabel 16). Tabel 16 Suhu udara Kabupaten Pacitan Tahun 2011 Bulan Suhu rata-rata ( o C) Januari 26,7 Februari 26,5 Maret 26,4 April 26,5 Mei 26,4 Juni 24,7 Juli 24,6 Agustus 24,3 September 25,3 Oktober 26,5 Nopember 26,9 Desember 26,9 Sumber: Pangkalan TNI AU Iswahyudi Detasemen Pacitan (2011) Angin Angin dapat mempengaruhi pembentukan gelombang, arus air, perpindahan pasir dan pembentukan gumuk pasir. Perubahan musim dapat mempengaruhi perubahan arah dan kecepatan angin. Pada saat musim kemarau angin dengan kecepatan tinggi bertiup dari timur sampai tenggara, sementara itu ketika mendekati musim hujan, angin menjadi lebih lemah dan bertiup dari barat daya sampai barat laut. Kecepatan angin relatif tinggi pada siang hari seiring dengan dengan besarnya perbedaan suhu daratan dan lautan (Sofyan 1999 in Arifin et al. 2002). Kecepatan dan arah angin di Kabupaten Pacitan tahun 2011 disajikan pada Tabel 17. Tabel 17 Kecepatan dan arah angin di Kabupaten Pacitan Tahun 2011 Bulan Kecepatan rata-rata (Knot) Arah ( o ) Januari 6,3 231 Februari 6,4 224 Maret 6,8 241 April 5,7 189 Mei 5,6 172 Juni 6,5 152 Juli 7,5 158 Agustus 8,5 162 September 8,9 163 Oktober 8,8 181 Nopember 7,9 183 Desember 6,4 199 Sumber: Pangkalan TNI AU Iswahyudi Detasemen Klimatologi Pacitan (2011)

5 53 Distribusi arah dan kecepatan angin dalam setahun tergantung pada musim. Pada Bulan Juli sampai dengan Oktober, angin bertiup lebih kencang daripada Bulan Desember hingga Juni. Kecepatan angin maksimum terjadi pada Bulan September yang mencapai 8,9 knot dengan arah dominan dari tenggara (163 ). Pada Bulan Mei, kecepatan angin menjadi sangat rendah (5,6 knot) dengan arah Pasang surut Pasang surut (pasut) memberikan pengaruh terhadap kawasan pesisir. Pasang surut merupakan naik dan turunnya permukaan laut secara periodik pada suatu interval waktu tertentu (Nybakken 1992). Pasang surut memiliki beberapa tipe, yaitu tipe tunggal, ganda dan campuran. Tipe pasang surut tunggal, terjadi jika dalam sehari perairan mengalami satu kali pasang dan surut. Apabila dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut, maka disebut tipe pasang surut ganda. Tipe pasang surut campuran merupakan peralihan antara tipe tunggal dan ganda. Tipe pasang surut di kawasan pesisir Kabupaten Pacitan termasuk dalam tipe campuran dominan ganda (Gambar 9). Gambar 9 Pasang surut yang terjadi di Pesisir Kabupaten Pacitan. Sumber: Balai Penelitian dan Observasi Laut (2011) Tipe pasang surut campuran dominan ganda yaitu tipe pasang surut dimana dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut. Tipe pasang surut ini diketahui setelah dilakukan penghitungan terhadap gerakan pasang surut terhadap suatu muka air. Pengamatan gerakan pasut dilakukan di Pantai Teleng Ria Kabupaten Pacitan. Hasil pengamatan tersebut diketahui tipe pasang surut perairan Kabupaten Pacitan.

6 Arus dan gelombang Arus permukaan (hingga kedalaman meter) sangat dipengaruhi faktor angin. Arah arus dominan di kawasan pesisir Kecamatan Pringkuku umumnya adalah timur laut-barat daya dengan kecepatan rata-rata 0,25 m/dtk. Tinggi gelombangnya sekitar 2,5 m dengan periode 7,5 detik dan arah dominan dari Tenggara ke Barat Laut. DJPT (2005) mengemukakan bahwa karakteristik gelombang di Kabupaten Pacitan memiliki tinggi gelombang datang (H0) 4,8 meter dan periode gelombang (T) 10,8 detik dengan arah datang dominan dari Tenggara dan Selatan Batimetri Peta batimetri umumnya menampilkan relief dasar dengan garis-garis kontur yang biasa disebut kontur kedalaman atau isobath dan dapat memiliki informasi tambahan berupa informasi navigasi permukaan. Kontur dasar laut Pantai Selatan Jawa sangat berbeda jika dibandingkan dengan Pantai Utara Jawa. Kabupaten Pacitan yang wilayahnya merupakan bagian dari Laut Selatan Jawa memiliki kedalaman perairan yang bervariasi. Perairan di dalam Teluk Pacitan memiliki kedalaman yang relatif dangkal, sedangkan perairan yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia memiliki kontur kedalaman yang ekstrim (Gambar 10). Gambar 10 Batimetri Pantai Selatan Jawa

7 55 Perubahan profil kedalaman sangat cepat seiring dengan bertambahnya jarak dari pantai. Hal ini menjadi salah satu penyebab tingginya gelombang di pesisir Selatan Jawa ketika musim barat sehingga menyebabkan nelayan tidak dapat melakukan operasi penangkapan. 4.3 Kecamatan Pringkuku Kecamatan Pringkuku merupakan salah satu kecamatan pesisir di Kabupaten Pacitan yang memiliki panjang garis pantai 15,779 km dengan luas kewenangan 4 mil sebesar 116,89 km². Kecamatan Pringkuku memiliki 5 desa pesisir yaitu Desa Dadapan, Poko, Candi, Jlubang dan Watukarung. Namun desa utama yang menjadi pusat kegiatan pesisir (baik wisata maupun perikanan) adalah Desa Candi dan Desa Watukarung. Kecamatan Pringkuku memiliki 20 pantai berpasir baik berpasir putih maupun kecoklatan. Pantai berpasir tersebut antara lain Pantai Tuguragung, Pantai Pare, Pantai Srau, Pantai Wayang, Pantai Gampar, Pantai Wawaran, Pantai Mblue, Pantai Kreweng, Pantai Seruni, Pantai Peden Ombo, Pantai Kasap, Pantai Brecak, Pantai Watukarung, Pantai Sirahtowo, Pantai Jantur, Pantai Ngalurombo/pasir putih, Pantai Waduk, Pantai Ngalihan, Pantai Bresah dan Pantai Geben. Pada tahun 2010, jumlah penduduk di Kecamatan Pringkuku sebesar jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan perempuan. Berdasarkan jumlah penduduk tersebut, kepadatan penduduk per km² adalah 242 jiwa (BPS 2011) Desa Dadapan Desa Dadapan berbatasan dengan Desa Pringkuku di sebelah Utara, Samudera Hindia di sebelah Selatan, Kelurahan Sidoharjo di sebelah Timur dan Desa Poko di sebelah Barat (Lampiran 3). Desa Dadapan memiliki bentang wilayah yang berbukit-bukit. Suhu rata-rata harian desa Dadapan 32 C dengan kelembaban udara 40%. Jarak desa Dadapan dari ibukota kecamatan sekitar 9 km, sedangkan jarak ke ibukota Kabupaten Pacitan sekitar 12 km (BPMPD 2011 a ). Desa Dadapan memiliki luas wilayah sekitar 137,35 ha dengan jumlah penduduk mencapai jiwa (BPMPD 2011 a ). Desa yang berada sekitar 300 meter dpl

8 56 memiliki sebuah pantai berpasir yang cukup indah yaitu Pantai Tuguragung (BPS 2011) Desa Poko Desa Poko bersebelahan dengan Desa Dadapan (Lampiran 4). Desa Poko memiliki ketinggi 100 meter di atas permukaan laut. Desa ini memiliki luas 9,58 km 2 dengan jumlah penduduk 2305 jiwa (BPS 2011). Jarak Desa Poko dari kota Kecamatan yaitu 12 km. Desa Poko tidak memiliki pantai berpasir. Area yang berbatasan dengan pesisir adalah area yang terjal (berupa tebing). Mayoritas masyarakat Desa Poko bermata pencaharian petani dan beternak. Desa Poko memiliki bentang wilayah yang berbukit-bukit. Suhu rata-rata harian Desa Poko 32 C dengan kelembaban udara 40% (BPS 2011) Desa Candi Desa Candi berbatasan dengan Desa Pringkuku di sebelah Utara, Samudera Hindia di sebelah selatan, Desa Jlubang di sebelah Barat dan Desa Poko di sebelah Timur (Lampiran 5). Desa Candi merupakan salah satu desa pesisir yang memiliki cukup banyak pantai berpasir putih. Pantai berpasir putih yang terletak di desa Candi ini adalah Pantai Pare, Pantai Srau, Pantai Wayang, Pantai Nduto, Pantai Gampar, Pantai Wawaran, Pantai Mblue dan Pantai Kreweng. Pantai Pare hingga Pantai Mblue terletak dalam satu kawasan yang telah dikelola menjadi kawasan wisata yaitu kawasan wisata Pantai Srau. Desa Candi memiliki bentang alam berbukit-bukit dengan luas wilayah 16,19 km². Suhu rata-rata sekitar 22 C dan terletak 350 meter dpl (Desa Candi 2011). Jarak Desa Candi dari ibukota kecamatan sekitar 14 km, sedangkan jarak dari ibukota kabupaten sekitar 17 km. Jumlah penduduk di desa ini sekitar orang (BPMPD 2011 b ) Desa Jlubang Desa Jlubang memiliki bentang wilayah yang berbukit-bukit yang didominasi oleh dataran tinggi dan pegunungan. Suhu rata-rata harian 33 C dengan luas wilayah sekitar 954,86 ha. Desa Jlubang berbatasan dengan Desa Sobo di sebelah Utara, Samudera Hindia di sebelah Selatan, Desa Candi di

9 57 sebelah Timur dan Desa Sugihwaras di sebelah Barat (Lampiran 6). Jumlah penduduknya jiwa (BPMPD 2011 c ) dan berada pada ketinggian sekitar 254 meter dpl (BPS 2011). Jarak Desa Dadapan dari ibukota kecamatan sekitar 12 km, sedangkan jarak ke ibukota Kabupaten Pacitan sekitar 22 km (BPMPD 2011 c ). Desa Jlubang memiliki Pantai Seruni sebagai salah satu tujuan wisata yang menjadi andalan masyarakat setempat setempat. Pantai Seruni tersebut masuk dalam kawasan wisata Watukarung Desa Watukarung Desa Watukarung merupakan salah satu desa di Kecamatan Pringkuku yang memiliki pantai berpasir putih. Pantai yang terdapat di desa Watukarung antara lain Pantai Peden Ombo, Pantai Kasap, Pantai Mbrecak, Pantai Watukarung, Pantai Sirah Towo, Pantai Njantur, Pantai Ngalurombo, Pantai Waduk, Pantai Ngalihan, Pantai Mbresah dan Pantai Geben. Desa Watukarung memiliki bentang wilayah yang berbukit-bukit, dengan dataran tinggi dan pegunungan sebagai bentang dominan. Desa ini berbatasan dengan Desa Dersono di sebelah Utara, Samudera Hindia di sebelah Selatan, Desa Jlubang di sebelah Timur dan Desa Sendang di sebelah Barat (Lampiran 7). Desa Jlubang memiliki luas wilayah sekitar 505,514 ha, dengan jumlah penduduk jiwa (BPMPD 2011 d ) dan berada pada ketinggian sekitar 160 meter dpl (BPS 2011). Jarak desa Watukarung dari ibukota Kecamatan sekitar 15 km, sedangkan jarak ke ibukota Kabupaten Pacitan sekitar 25 km (BPMPD 2011 d ). 4.4 Kondisi Wisata Kabupaten Pacitan memiliki banyak obyek wisata seperti goa, pemandian air hangat dan pantai. Terdapat tujuh kecamatan pesisir yang sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan wisata pantai. Kecamatan Pringkuku merupakan salah satu kecamatan pesisir yang memiliki dua kawasan wisata yang cukup terkenal yaitu Srau dan Watukarung. Srau memiliki enam pantai berpasir yang dimanfaatkan untuk kegiatan wisata. Kawasan Watukarung memiliki 13 pantai berpasir yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata. Kawasan wisata Srau dan Watukarung menjadi tujuan wisatawan karena pantainya yang masih asli dan pemandangannya yang indah. Selain itu wisatawan mancanegara banyak yang

10 58 mengunjungi kawasan tersebut untuk melakukan aktivitas surfing. Biasanya mereka datang ke kawasan tersebut (terutama Watukarung) saat musim gelombang tinggi. Sebelumnya para wisatawan mancanegara mencari informasi di internet tentang musim gelombang tersebut. Jumlah wisatawan yang berkunjung di kawasan Srau dan Watukarung sebenarnya tidak jauh berbeda, namun pencatatan kunjungan di Srau lebih teratur (Tabel 18). Hal tersebut dikarenakan Srau sudah dikelola oleh Pemerintah Daerah setempat (Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga) sehingga data kunjungan wisata telah didokumentasikan lebih jelas. Pengelolaan Kawasan Watukarung masih dilakukan oleh pihak lokal (desa setempat) sehingga belum terdokumentasikan dengan baik. Tabel 18 Jumlah kunjungan wisatawan (orang) di Srau dan Watukarung Tahun Tahun Kawasan Srau Watukarung Sumber: Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga 2012 dan Data Primer Lapang 2012 Wisatawan yang melakukan kunjungan ke kedua kawasan tersebut relatif mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (Gambar 11). Pada tahun 2001 jumlah kunjungan wiasatawan ke kawasan Srau sempat mengalami penurunan karena adanya isu yang kurang baik mengenai kawasan pesisir. Kawasan Srau mengalami peningkatan jumlah pengunjung tertinggi pada tahun 2009 yaitu sekitar 41,44%. Persentase peningkatan jumlah pengunjung tahun 2010 dan 2011 masing-masing sebesar 19,53% dan 24,12%. Persentase peningkatan jumlah pengunjung kawasan Watukarung pada tahun 2010 sebesar 20,00% dan pada tahun 2011 sebesar 25,00%. Rata-rata peningkatan jumlah pengunjung per tahun untuk kawasan Srau sekitar 28% sedangkan untuk kawasan Watukarung sekitar 22,00%

11 59 Gambar 11 Fluktuasi kunjungan wisatawan di Kawasan Srau dan Watukarung tahun (Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga 2012 dan data primer lapang 2012, diolah). Hal tersebut tidak hanya terjadi di kawasan Srau saja namun hampir semua kawasan pesisir di Kabupaten Pacitan. Pada tahun-tahun berikutnya cenderung mengalami kenaikan karena masyarakat mulai banyak yang tertarik mengunjungi kawasan tersebut. Hingga tahun 2011 kunjungan wisatawan terus mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dikarenakan makin banyaknya kawasan wisata di Kabupaten Pacitan yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan. 4.5 Kondisi Perikanan Kabupaten Pacitan merupakan salah satu kabupaten pesisir yang memiliki potensi perikanan cukup beragam, terutama untuk perikanan tangkap. Produksi perikanan tangkap di laut dalam kurun waktu 6 tahun terakhir terus mengalami peningkatan (Tabel 19). Peningkatan hasil tangkapan di Kabupaten Pacitan didukung dengan dibangunnya Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan yang menjadi pusat kegiatan perikanan di Kabupaten Pacitan. Pelabuhan ini mampu menampung cukup banyak kapal dibandingkan sebelum dibangun pelabuhan. Armada penangkapan yang beraktivitas pun juga semakin bertambah.

12 60 Tabel 19 Produksi perikanan laut (kg) Kabupaten Pacitan menurut jenis ikan (Tahun ) No Jenis Ikan Tahun Tuna Cakalang Bawal/Dorang Kembung Udang Lobster Udang Merah Rebon Teri Tongkol/Abon Lemuru Tengiri Layur Julung-julung Tiga Waja Ekor Kuning Ikan Kue Manyung Kurau Cucut/Kelong Pari Kakap Remang Kerapu Layang Marlin Sebelah Lemadang Kuniran Golok golok Udang jerbung Lencam Cumi cumi Peperek Kurisi Pogot Rumput laut Lain-lain Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan (Kabupaten Pacitan) 2011 Berdasarkan data perikanan tangkap di Kabupaten Pacitan dilakukan penghitungan CPUE. Penghitungan CPUE tersebut dikelompokkan dalam dua jenis yaitu jenis ikan pelagis dan ikan demersal. Nilai MSY untuk ikan pelagis sebesar 5.961,86 ton dan produksi aktual tahun 2012 sebesar 5.013,55 ton. Hal ini menunjukkan masih ada potensi sumberdaya ikan pelagis yang belum dimanfaatkan sebesar 948,31 ton (Gambar 12).

13 61 Gambar 12 MSY Kabupaten Pacitan dari jenis ikan pelagis Nilai MSY untuk ikan pelagis sebesar 2.437,82 ton dan produksi aktual tahun 2012 sebesar ton. Hal ini menunjukkan masih ada potensi sumberdaya ikan pelagis yang belum dimanfaatkan sebesar 862,11 ton (Gambar 13). Dalam mengetahui hubungan upaya dengan tangkapan digunakan pendekatan surplus produksi. Dalam pendekatan tersebut tangkapan bergantung pada tempat menangkapnya. Gambar 13 MSY Kabupaten Pacitan dari jenis ikan demersal Produksi perikanan di Kecamatan Pringkuku yang didaratkan di TPI Watukarung mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun (Tabel 20). Produksi perikanan yang dihasilkan berasal dari nelayan tradisional dengan trip penangkapan harian (one day fishing). Lama trip penangkapan yang dilakukan dalam sehari kurang lebih enam jam.

14 62 Tabel 20 Jumlah produksi perikanan tangkap Kecamatan Pringkuku Tahun Tahun Produksi tangkapan (kg) Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan (Kabupaten Pacitan) 2011 Fluktuasi hasil tangkapan di Kabupaten Pacitan dan Kecamatan Pringkuku cukup berbeda (Gambar 14). Produksi perikanan Kabupaten Pacitan cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, sedangkan di Kecamatan Pringkuku mengalami peningkatan dan penurunan. Gambar 14 Fluktuasi produksi perikanan di Kabupaten Pacitan dan Kecamatan Pringkuku (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 2011, diolah). Peningkatan produksi perikanan di Kabupaten Pacitan dipengaruhi oleh hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Tamperan. Armada penangkapan yang mendaratkan hasil tangkapan di PPP Tamperan tidak hanya berasal dari Pacitan, namun juga dari berbagai wilayah di luar Pacitan seperti Sulawesi dan Cilacap dengan ukuran kapal yang lebih besar, daerah penangkapan yang lebih luas dan peralatan yang lebih modern. Daerah penangkapan ikan nelayan di Kecamatan Pringkuku sebagian besar di sekitar perairan Watukarung dan Srau dengan jarak tempuh singkat dan trip bersifat harian. Hal ini menyebabkan produksi di

15 63 Kecamatan Pringkuku hanya mendukung sekitar 6% dari produksi perikanan di Kabupaten Pacitan. Kegiatan perikanan di Kecamatan Pringkuku ditunjang dengan dibangunnya TPI Watukarung. Penjualan hasil tangkapan tidak dilakukan dengan sistem lelang, namun langsung dijual ke tengkulak setelah dilakukan penimbangan. Kondisi TPI Watukarung dan beberapa hasil tangkapan ditunjukkan pada Gambar 15. Gambar 15 TPI Watukarung dan beberapa hasil tangkapan Tempat Pendaratan Ikan (TPI) di Kecamatan Pringkuku terletak di muara sungai untuk memudahkan pendaratan ikan dan penambatan kapal penangkapan. Jenis kapal yang digunakan untuk kegiatan penangkapan ikan terdiri atas perahu motor tempel dan perahu tanpa motor (Gambar 16). Perahu motor tempel yang digunakan terdiri atas tiga jenis, yaitu perahu jukung, bercadik dan tanpa cadik. Sementara itu untuk perahu tanpa motor hanya ada satu jenis yaitu perahu dayung. Perahu motor tempel (bercadik) memiliki panjang 9 meter, lebar 1 meter dan kedalaman 0,60 meter. Perahu tersebut mampu menampung maksimal 3-4 orang. Perahu motor tempel (tanpa cadik) memiliki panjang 5,5 meter; lebar 1,1 meter dan kedalaman 0,4-0,5 meter. Perahu tanpa cadik mampu menampung 2-3 orang. Perahu motor tempel (jukung) memiliki panjang 4 meter; lebar 0,7 meter dan kedalaman 0,3 meter. Perahu jukung mampu menampung dua orang. Perahu tanpa motor (dayung) memiliki panjang 3,0-3,5 meter; lebar 0,5-0,6 meter dan kedalaman 0,20-0,25 meter. Perahu dayung hanya mampu menampung satu orang Jumlah kapal mengalami kenaikan dari tahun ke tahun (Tabel 21). Pada tahun 2011 jumlah kapal sama dengan tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut

16 64 dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah nelayan dari tahun ke tahun (Tabel 22) maupun penambahan kapal yang dilakukan oleh pemilik perahu (juragan). (a) (b) Gambar 16 (c) (d) Perahu motor tempel : (a) perahu bercadik, (b) perahu tanpa cadik, (c) perahu jukung; perahu tanpa motor : (d) perahu dayung Tabel 21 Jumlah kapal perikanan di Kecamatan Pringkuku Tahun Tahun Jenis Kapal Motor tempel (buah) Tanpa motor Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 2012 Jumlah nelayan di Kecamatan Pringkuku mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan tersebut disebabkan datangnya nelayan dari daerah lain yang melakukan kegiatan penangkapan di wilayah perairan Watukarung. Selain

17 65 itu, anggota keluarga (anak) dari nelayan tersebut sebagian besar mengikuti orangtuanya untuk menjadi nelayan. Tabel 22 Jumlah nelayan di Kecamatan Pringkuku Tahun Tahun Jumlah nelayan Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 2012 Kenaikan jumlah nelayan dari tahun ke tahun berpengaruh terhadap jumlah alat tangkap yang ada sehingga jumlahnya juga mengalami peningkatan (Tabel 23). Jenis alat tangkap dominan yang digunakan oleh nelayan adalah gillnet dan pancing. Umumnya dalam satu kapal nelayan mengoperasikan lebih dari satu alat tangkap yang disesuaikan dengan musim ikan yang sedang berlangsung. Hal ini dilakukan agar nelayan tetap memperoleh pendapatan dari hasil melaut sepanjang tahun. Tabel 23 Jumlah alat tangkap Kecamatan Pringkuku Tahun 2010 Jenis alat tangkap Tahun Jaring gillnet Pancing (basket) bubu (unit) (unit) (unit) Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 2012

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas 26 4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi 4.1.1 Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas Menurut DKP Kabupaten Banyuwangi (2010) luas wilayah Kabupaten Banyuwangi

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografis dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang berada di selatan pulau Jawa Barat, yang jaraknya dari ibu kota Propinsi

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Kota Serang 4.1.1 Letak geografis Kota Serang berada di wilayah Provinsi Banten yang secara geografis terletak antara 5º99-6º22 LS dan 106º07-106º25

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI Perairan Selat Bali merupakan perairan yang menghubungkan Laut Flores dan Selat Madura di Utara dan Samudera Hindia di Selatan. Mulut selat sebelah Utara sangat sempit

Lebih terperinci

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Kota Serang Kota Serang adalah ibukota Provinsi Banten yang berjarak kurang lebih 70 km dari Jakarta. Suhu udara rata-rata di Kota Serang pada tahun 2009

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Aceh Singkil beriklim tropis dengan curah hujan rata rata 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim timur maksimum 15 knot, sedangkan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Daerah Penelitian Kabupaten Kupang merupakan kabupaten yang paling selatan di negara Republik Indonesia. Kabupaten ini memiliki 27 buah pulau, dan 19 buah pulau

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 20 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah 4.1.1 Geografi, topografi dan iklim Secara geografis Kabupaten Ciamis terletak pada 108 o 20 sampai dengan 108 o 40 Bujur Timur (BT) dan 7 o

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Letak Geografis Kabupaten Sukabumi yang beribukota Palabuhanratu termasuk kedalam wilayah administrasi propinsi Jawa Barat. Wilayah yang seluas 4.128 Km 2, berbatasan dengan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 21 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu terletak di Kecamatan Palabuhanratu yang

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kabupaten Pati 4.1.1 Kondisi geografi Kabupaten Pati dengan pusat pemerintahannya Kota Pati secara administratif berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 33 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Kepulauan Seribu Wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terletak di sebelah Utara Teluk Jakarta dan Laut Jawa Jakarta. Pulau Paling utara,

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan pesisir merupakan daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut. Kawasan pesisir merupakan ekosistem yang kompleks dan mempunyai nilai sumberdaya alam yang tinggi.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara geografis terletak pada 104 0 50 sampai 109 0 30 Bujur Timur dan 0 0 50 sampai 4 0 10 Lintang

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Perairan Palabuhanratu terletak di sebelah selatan Jawa Barat, daerah ini merupakan salah satu daerah perikanan yang potensial di Jawa

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis III. KEADAAN UMUM 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bangka Selatan, secara yuridis formal dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Desa Lebih terletak di Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali dengan luas wilayah 205 Ha. Desa Lebih termasuk daerah dataran rendah dengan ketinggian

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Kabupaten Serang 4.1.1 Letak geografis dan kondisi perairan pesisir Pasauran Serang Secara geografis Kabupaten Serang terletak pada koordinassi 5 5 6 21 LS dan 105

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN aa 16 a aa a 4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Secara geografis Kabupaten Indramayu terletak pada posisi 107 52' 108 36' BT dan 6 15' 6 40' LS. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR 5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR 5.1 Sumberdaya Ikan Sumberdaya ikan (SDI) digolongkan oleh Mallawa (2006) ke dalam dua kategori, yaitu SDI konsumsi dan SDI non konsumsi. Sumberdaya ikan konsumsi

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 28 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis dan Perairan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah sebuah kabupaten administrasi di Provinsi DKI Jakarta dimana sebelumnya menjadi salah

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Daerah Penelitian 5.1.1. Letak Geografis Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah perikanan potensial di perairan selatan Jawa

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 15 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Kabupaten Indramayu terletak di pesisir utara Pantai Jawa, dengan garis pantai sepanjang 114 km. Kabupaten Indramayu terletak pada

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. Wonogiri (Jawa Tengah) : Kabupaten Trenggalek (Jawa Timur)

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. Wonogiri (Jawa Tengah) : Kabupaten Trenggalek (Jawa Timur) III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis 1. Batas Administrasi Kabupaten Pacitan merupakan bagian dari koridor tengah di Pantai Selatan Jawa yang wilayahnya membentang sepanjang Pantai Selatan

Lebih terperinci

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM 69 4. DESKRIPSI SISTEM SOSIAL EKOLOGI KAWASAN PENELITIAN 4.1 Kondisi Ekologi Lokasi studi dilakukan pada pesisir Ratatotok terletak di pantai selatan Sulawesi Utara yang termasuk dalam wilayah administrasi

Lebih terperinci

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Deskripsi umum lokasi penelitian 3.1.1 Perairan Pantai Lovina Kawasan Lovina merupakan kawasan wisata pantai yang berada di Kabupaten Buleleng, Bali dengan daya tarik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 2.1 Geografis dan Administratif Sebagai salah satu wilayah Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Kendal memiliki karakteristik daerah yang cukup

Lebih terperinci

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Mengacu kepada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan 2007 2012 PemProv DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320 28 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Kepulauan Krakatau terletak di Selat Sunda, yaitu antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Luas daratannya sekitar 3.090 ha terdiri dari Pulau Sertung

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon KONDISI UMUM LOKASI Gambaran Umum Kabupaten Cirebon Letak Administrasi Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat. Selain itu, Kabupaten

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Wilayah Banten berada pada batas astronomi 5º7 50-7º1 11 Lintang Selatan dan 105º1 11-106º7 12 Bujur Timur. Luas wilayah Banten adalah

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kawasan Pesisir Kecamatan Pringkuku 5.1.1 Pantai Tuguragung Pantai Tuguragung berada di Desa Dadapan Kecamatan Pringkuku dengan lebar pantai 9,5 meter dan panjang pantai 35 m

Lebih terperinci

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Fisik Kabupaten Dompu secara geografis terletak di antara 117 o 42 dan 180 o 30 Bujur Timur dan 08 o 6 sampai 09 o 05 Lintang Selatan. Kabupaten Dompu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya ikan merupakan sumberdaya yang dapat pulih (renewable resources) dan berdasarkan habitatnya di laut secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Pulau Untung Jawa berada pada posisi ,21 Lintang Selatan dan

V. GAMBARAN UMUM. Pulau Untung Jawa berada pada posisi ,21 Lintang Selatan dan V. GAMBARAN UMUM 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Pulau Untung Jawa berada pada posisi 05 0 58 45,21 Lintang Selatan dan 106 0 42 11,07 Bujur Timur. Wilayah Kelurahan Pulau Untung Jawa adalah salah satu

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

Katalog BPS:

Katalog BPS: ht tp :// w w w.b p s. go.id Katalog BPS: 5402003 PRODUKSI PERIKANAN LAUT YANG DIJUAL DI TEMPAT PELELANGAN IKAN 2008 ISSN. 0216-6178 No. Publikasi / Publication Number : 05220.0902 Katalog BPS / BPS Catalogue

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA 4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Tobelo 4.1.1 Kondisi kewilayahan Kecamatan Tobelo 1) Letak geografis Kabupaten Halmahera Utara terletak pada posisi koordinat 0 o 40

Lebih terperinci

34 laki dan 49,51% perempuan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 0,98% dibanding tahun 2008, yang berjumlah jiwa. Peningkatan penduduk ini

34 laki dan 49,51% perempuan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 0,98% dibanding tahun 2008, yang berjumlah jiwa. Peningkatan penduduk ini 33 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Trenggalek 4.1.1 Keadaan geografi Kabupaten Trenggalek terletak di selatan Provinsi Jawa Timur tepatnya pada koordinat 111 ο 24 112 ο 11 BT dan 7 ο

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dusun dan terletak di bagian selatan Gunungkidul berbatasan langsung dengan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dusun dan terletak di bagian selatan Gunungkidul berbatasan langsung dengan III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Tanjungsari adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan ini terdiri dari 5 desa dan

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 40 V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1. Kondisi Fisik Geografis Wilayah Kota Ternate memiliki luas wilayah 5795,4 Km 2 terdiri dari luas Perairan 5.544,55 Km 2 atau 95,7 % dan Daratan 250,85 Km 2 atau

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Pasuruan Kabupaten Pasuruan adalah salah satu daerah tingkat dua di Propinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Pasuruan. Letak geografi

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Seram Bagian Timur memiliki luas wilayah 20.656.894 Km 2 terdiri dari luas lautan 14,877.771 Km 2 dan daratan 5,779.123 Km 2. Dengan luas

Lebih terperinci

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Pulau Pramuka secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Georafis dan Topografi Palabuhanratu merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di wilayah Kabupaten Sukabumi. Secara geografis, Kabupaten Sukabumi terletak

Lebih terperinci

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi 16 4 KEADAAN UMUM 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km dari Kota Jakarta.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Palabuhnratu merupakan daerah pesisir di selatan Kabupaten Sukabumi yang sekaligus menjadi ibukota Kabupaten Sukabumi. Palabuhanratu terkenal

Lebih terperinci

4. KONDISI SISTEM SOSIAL EKOLOGI WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI SISTEM SOSIAL EKOLOGI WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI SISTEM SOSIAL EKOLOGI WILAYAH PENELITIAN Secara geografis Desa Olele terletak di perairan selatan Provinsi Gorontalo dan termasuk pada kawasan Teluk Tomini pada koordinat 0 0 24 41.25 LU dan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27 Lintang Selatan dan 110º12'34 - 110º31'08 Bujur Timur. Di IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi 70 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak dibagian selatan garis katulistiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh pantai bisa didapat secara langsung dan tidak langsung. Manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh pantai bisa didapat secara langsung dan tidak langsung. Manfaat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai sebagai suatu ekosistem yang unik memiliki berbagai fungsi yang mampu memberikan manfaat bagi manusia yang tinggal di sekitarnya. Manfaat yang diberikan oleh

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 31 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Ciamis 4.1.1 Geografi, Morfologi dan Klimatologi Kabupaten Ciamis terletak di selatan Provinsi Jawa Barat. Secara geografis Kabupaten

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN Pelabuhan Perikanan. Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN Pelabuhan Perikanan. Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN 1.1.1. Pelabuhan Perikanan Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, 2006. Menyatakan bahwa pelabuhan perikanan adalah tempat

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM. 25 o -29 o C, curah hujan antara November samapai dengan Mei. Setiap tahun

4 KEADAAN UMUM. 25 o -29 o C, curah hujan antara November samapai dengan Mei. Setiap tahun 4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Banyuwangi 4.1.1 Keadaan geografis, topografis, iklim, dan penduduk 1) Geografis dan topografis Kabupaten Banyuwangi terletak diantara koordinat 7 o 43` 8 o 46`

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar 3 Peta Lokasi Sub-sub DAS Keyang, Slahung, dan Tempuran.

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar 3 Peta Lokasi Sub-sub DAS Keyang, Slahung, dan Tempuran. 25 BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas Sub-sub DAS Keyang, Slahung, dan Tempuran (KST) terletak di Sub DAS Kali Madiun Hulu. Secara geografis Sub-sub DAS KST berada di antara 7º 48 14,1 8º 05 04,3 LS

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

Gambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif.

Gambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Wilayah Sebaran Penangkapan Nelayan Labuan termasuk nelayan kecil yang masih melakukan penangkapan ikan khususnya ikan kuniran dengan cara tradisional dan sangat tergantung pada

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi Secara geografis wilayah Kabupaten Sukabumi terletak di antara 6 o 57-7 o 25 Lintang Selatan dan 106 o 49-107 o 00 Bujur Timur dan mempunyai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Padang Cermin merupakan bagian dari Kabupaten Pesawaran, Secara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Padang Cermin merupakan bagian dari Kabupaten Pesawaran, Secara IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Kecamatan Padang Cermin merupakan bagian dari Kabupaten Pesawaran, Secara geografis, Kecamatan Padang Cermin terletak di sebelah Tenggara Kabupaten

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat untuk

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 21 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Umum Fisik Wilayah Geomorfologi Wilayah pesisir Kabupaten Karawang sebagian besar daratannya terdiri dari dataran aluvial yang terbentuk karena banyaknya sungai

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemetaan Partisipatif Daerah Penangkapan Ikan kurisi dapat ditangkap dengan menggunakan alat tangkap cantrang dan jaring rampus. Kapal dengan alat tangkap cantrang memiliki

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Geografi dan Topografi Kawasan Sendang Biru secara administratif merupakan sebuah pedukuhan yang menjadi bagian dari Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada pertumbuhan tanaman, hewan, dan ikan. Pertanian juga berarti kegiatan pemanfaatan sumber daya

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat, secara geografis terletak di antara 6 0.57`- 7 0.25`

Lebih terperinci

Inventarisasi Komoditas Unggulan Perikanan tangkap Ikan Laut di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa Menggunakan Metode Skoring dan Location Quotient (LQ)

Inventarisasi Komoditas Unggulan Perikanan tangkap Ikan Laut di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa Menggunakan Metode Skoring dan Location Quotient (LQ) Inventarisasi Komoditas Unggulan Perikanan tangkap Ikan Laut di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa Menggunakan Metode Skoring dan Location Quotient (LQ) 1 Nurintang dan 2 Yudi ahdiansyah 1 Mahasiswa Manajemen

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Pandeglang 4.1.1 Keadaan geografis dan topografi Wilayah Kabupaten Pandeglang secara geografis terletak antara 6 21-7 10 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

PROFIL SANITASI SAAT INI

PROFIL SANITASI SAAT INI BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Tinjauan : Tidak ada narasi yang menjelaskan tabel tabel, Data dasar kemajuan SSK sebelum pemutakhiran belum ada ( Air Limbah, Sampah dan Drainase), Tabel kondisi sarana

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI

III. KEADAAN UMUM LOKASI III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 35 IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Menurut Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (2011) bahwa Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Daerah Kecamatan Pulau Tiga merupakan salah satu bagian dari wilayah Kabupaten Natuna yang secara geografis berada pada posisi 3 o 34 30 3 o 39

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai dari sumber daya alam yang diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Dengan potensi tanah

Lebih terperinci

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi 54 IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN IV.1. Deskripsi Umum Wilayah yang dijadikan objek penelitian adalah kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat. Kecamatan Muara Gembong berjarak

Lebih terperinci

8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI

8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI 8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI Aktivitas-aktivitas perikanan tangkap yang ada di PPI Jayanti dan sekitarnya yang dapat dijadikan sebagai aktivitas wisata bahari

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Tabel 13 Letak geografis Jakarta Pusat

KONDISI UMUM. Tabel 13 Letak geografis Jakarta Pusat 26 KONDISI UMUM Keadaan Geografis Keadaan geografis Kota administrasi Jakarta Pusat yaitu terletak antara 106º.22.42 BT sampai dengan 106º.58.18 BT dan 5º19,12 LS sampai dengan 6º.23 54 LS. Permukaan tanahnya

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI BAB II 2.1. Tinjauan Umum Sungai Beringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir

Lebih terperinci

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng)

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng) BAB II DISKRIPSI DAERAH 2.1 Letak Geografi Kabupaten Klaten termasuk daerah di Propinsi Jawa Tengah dan merupakan daerah perbatasan antara Propinsi Jawa Tengah dengan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 20 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Letak Topografi dan Luas Sibolga Kota Sibolga berada pada posisi pantai Teluk Tapian Nauli menghadap kearah lautan Hindia. Bentuk kota memanjang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci