BAB I PENDAHULUAN. atau yang biasa disebut dengan smartphone adalah salah satu produk elektronik

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi pada era globalisasi telah berkembang dengan pesat sehingga menjadikan persaingan bisnis semakin meningkat. Telepon pintar atau yang biasa disebut dengan smartphone adalah salah satu produk elektronik dengan tingkat penjualan paling tinggi di seluruh dunia dan tinggi pula tingkat persaingannya. Dikutip dari DetikNet (22/12/14), tercatat sebanyak 301 juta unit smartphone terjual menjelang akhir tahun 2014 kemarin. Smartphone saat ini dianggap sebagai kebutuhan sosial dan berbagai faktor telah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan smartphone yang luar biasa seperti perkembangan teknologi, permintaan pasar yang tinggi, dan persaingan yang ketat (Petruzzellis, 2010) Namun perkembangan teknologi juga dapat membawa ancaman bagi pelaku bisnis di industri-industri tersebut. Hal itu dikarenakan teknologi mudah ditiru sehingga dewasa ini fitur yang ada di berbagai smartphone hampir sama dan membuat konsumen kesulitan untuk membedakan merek yang satu dengan yang lain kalau hanya dilihat dari atributnya saja (Temporal and Lee, 2001; Petruzzelis 2010). Oleh karena itu, membangun merek yang kuat telah menjadi tugas utama bagi divisi pemasaran di dalam industri tersebut. Hal itu dikarenakan merek yang kuat dapat membantu perusahaan dalam membangun sebuah identitas di dalam 1

2 pasar sehingga konsumen dapat dengan mudah mengenali setiap produk mereka (Aaker, 1996; Yasin, Noor, & Mohamad, 2007) Disamping itu tantangan lain yang muncul adalah berkembangnya internet. Dengan berkembangnya internet, cara dunia berinteraksi dan berkomunikasi sudah berubah (Keller, 2009). Sebelumnya arah pergerakan pasar dapat diprediksi, namun sekarang hal itu menjadi sulit. Hal ini diperkuat oleh Alan Greenspan, mantan kepala bank sentral Amerika, yang mengatakan bahwa pasar di dunia telah memasuki era yang disebut sebagai the age of turbulence yaitu kondisi dimana terjadi turbulensi di lingkungan bisnis global yang menyebabkan kondisi pasar dunia saat ini tidak bisa diprediksi lagi dan telah memakan banyak korban (I Am Marketeers, 2015). Di tengah persaingan vendor smartphone yang ketat dan kondisi pasar yang berubah-ubah tersebut Xiaomi, perusahaan yang berasal dari Cina, hadir dan mampu bersaing dengan kompetitor besar seperti Samsung dan Apple. Kehadiran Xiaomi bisa dikatakan fenomenal karena terhitung dalam waktu yang singkat (didirikan tahun 2010) sudah mampu menunjukkan eksistensinya di persaingan industri smartphone saat ini. Berdasarkan data International Data Corporation (idc.com), Xiaomi menempati posisi keempat pada kuartal dua 2015 dengan meraih 5,6% pasar smartphone dunia, dibelakang Huawei (8,7%), Apple (13,9%) dan Samsung (21,4%). Selain itu, seperti yang dikutip dari Kompas Tekno (10/4/2015), Xiaomi telah mendapat pengakuan dari lembaga Guiness World Record karena berhasil 2

3 mencetak rekor penjualan terbanyak yaitu menjual 2,11 juta unit smartphone dalam waktu 24 jam. Kesuksesan Xiaomi dalam penetrasi produknya di pasar Cina, India dan Indonesia sudah banyak dibicarakan dan dianalisis di berbagai forum international seperti Harvard Business Review (14/10/2014) dan Forbes (03/04/14). Dalam forum itu dikatakan bahwa strategi Xiaomi yang mampu menawarkan produk yang berkualitas tinggi (menggunakan komponen yang sama dengan kompetitornya Apple dan Samsung) namun harganya murah, merupakan strategi yang big bang disruption yaitu strategi yang dapat menghancurkan kompetitornya secara langsung dengan mengacaukan pola yang sudah ada. Pola yang dimaksud adalah produk dengan kualitas tinggi maka harganya juga tinggi. Penjualan Xiaomi yang semakin meningkat setiap tahunnya mengindikasikan bahwa brand loyalty Xiaomi sudah mulai terbentuk. Brand loyalty didefinisikan sebagai komitmen yang kuat untuk membeli kembali produk atau jasa yang disukai secara konsisten di masa depan, sehingga menyebabkan pembelian berulang pada produk dengan merek yang sama (Oliver et al., 1999; Shang, et al., 2006). Oleh karena itu, penulis merasa fenomena Xiaomi ini penting untuk diteliti lebih jauh agar nantinya penulis dapat mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi brand loyalty Xiaomi dan hasilnya juga dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta memiliki implikasi manajerial terutama di bidang pemasaran. Disisi lain, penelitian tentang fenomena Xiaomi di Indonesia 3

4 juga belum ada sehingga dengan adanya penelitian ini, di harapkan bisa menjadi acuan bagi peneliti yang akan datang apabila ingin mengetahui fenomena Xiaomi di Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis lalu melakukan penelitian mini dengan menanyakan kepada 20 orang tentang hal apa saja yang terlintas di benak mereka ketika mendengar nama Xiaomi. Hal itu penulis lakukan untuk mendapatkan faktor apa saja yang melekat di pikiran konsumen dalam membeli produk Xiaomi. Hasil penelitian mini tersebut mengungkap dua hal yang paling sering disebut, yakni Cina dan kualitas bagus. Setelah itu, penulis mengaitkan Cina dengan variabel Country of Origin (negara asal produk) karena Cina merupakan asal negara dari brand Xiaomi. Konsumen sering bergantung pada COO produk sebagai suatu sebuah faktor penting dalam mengevaluasi suatu produk. COO mempengaruhi penilaian suatu produk dan perilaku pembelian dalam proses membuat keputusan membeli (Bloemer et al., 2009; Magnusson, Westjohn, & Zdravkovic, 2011). Selain itu menurut Yasin, Noor, dan Muhammad (2007), COO secara positif dan signifikan mempengaruhi dimensi Brand Equity (Brand loyalty, Brand Awareness dan Brand Association) dalam hal pemilihan produk alat elektronik rumah tangga di Malaysia. Hal itu membuat penulis bertanya dan menjadikan hal itu sebagai permasalahan yang pertama, yaitu apakah COO effect berpengaruh pada brand 4

5 loyalty Xiaomi, mengingat negara Cina di persepsikan sebagai negara yang menghasilkan barang murah namun dengan kualitas rendah. Sedangkan kualitas bagus penulis kaitkan dengan variabel perceived quality. Perceived quality pada dasarnya adalah persepsi konsumen secara keseluruhan tentang kualitas dari suatu produk (Kassim et al., 2014). Dari hasil penelitian Kassim et al., (2014) juga disebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perceived quality dan brand loyalty dalam hal pembelian handphone. Semakin tinggi produk tersebut dipersepsikan sebagai produk yang berkualitas baik maka makin meningkat pula brand loyalty atas brand tersebut. Hal itu yang menjadi permasalahan kedua dalam penelitian ini, yaitu apakah Xiaomi dipersepsikan sebagai brand yang berkualitas baik sehingga dapat mempengaruhi brand loyalty Xiaomi. Faktor lain yang juga faktor penentu kesuksesan Xiaomi di berbagai negara di Asia, khususnya di Cina adalah kekuatan Mi Fans. Terbukti di dalam penelitian yang dilakukan oleh Shih, Lin, & Luarn (2014) tentang fenomena Xiaomi di Cina mengatakan bahwa kekuatan Xiaomi justru terletak di fan-centric sosial media atau biasa yang kita sebut dengan komunitas virtual konsumen (virtual consumer community). Slogan Xiaomi yakni We produce Xiaomi phone because of the Mi-fans juga menekankan hal yang serupa. Berdasarkan hal tersebut, penulis menjadikan itu sebagai permasalahan yang ketiga, yaitu apakah persepsi atas kekuatan komunitas virtual tersebut dapat mempengaruhi brand loyalty Xiaomi. 5

6 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan pemaparan sebelumnya mengenai efek country of origin, perceived quality, persepsi atas kekuatan komunitas virtual konsumen (virtual consumer community), brand loyalty serta fenomena Xiaomi, maka pertanyaan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Apakah efek country of origin berpengaruh pada brand loyalty Xiaomi? 2. Apakah perceived quality berpengaruh pada brand loyalty Xiaomi? 3. Apakah persepsi atas virtual consumer community berpengaruh pada brand loyalty Xiaomi? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh efek country of origin pada brand loyalty Xiaomi 2. Untuk mengukur dan menganalisis sejauh mana pengaruh perceived quality pada brand loyalty Xiaomi 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh persepsi atas virtual consumer community pada brand loyalty Xiaomi? 1.5 Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan baik teori maupun praktek di lapangan, untuk menambah kepustakaan serta 6

7 menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mendalami penelitain lain yang sejenis, khususnya di bidang pemasaran. 2. Manfaat bagi akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam melakukan penelitian mengenai perilaku konsumen khususnya mengenai efek country of origin, perceived quality, persepsi atas kekuatan virtual consumer community pada brand loyalty sehingga dapat memberikan pengetahuan, pembuktian teori, serta memperkaya temuan dari studi sebelumnya yang nantinya akan berguna bagi peneliti selanjutnya. 3. Manfaat manajerial Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan dalam menetapkan strategi yang sesuai dengan perilaku konsumen di Indonesia serta menilai kembali strategi pemasaran yang sudah ada. 1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini fokus pada brand loyalty produk Xiaomi. Peneliti ingin mengetahui pengaruh efek citra negara asal, kesan kualitas (perceived quality), serta persepsi atas kekuatan komunitas virtual Xiaomi. 2. Subjek penelitian Penelitian ini ditujukan kepada konsumen Xiaomi yang masih atau pernah tergabung dalam salah satu komunitas Xiaomi dan atau mengikuti fanpage Mi Indonesia di media sosial seperti Facebook. 7

8 1.7 Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini, susunan pembahasan disajikan dalam enam bab sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan berbagai hal-hal yang mendasar mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan hasil dari tinjauan kepustakaan atau riset data sekunder mengenai teori yang relevan dengan masalah yang diteliti, hasil penelitian terdahulu dan pengembangan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini memberikan gambaran mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitian ini, yang mencakup desain penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, alat analisis, sumber dan metode pengumpulan data, dan metode analisis data. BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini memberikan gambaran mengenai profil perusahaan secara umum serta contoh produk yang menjadi objek penelitian. 8

9 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini memberikan gambaran mengenai pengolahan dan analisis data yang berhasil dikumpulkan, sehingga diperoleh hasil penelitian sebagai jawaban atas tujuan penelitian. Selain itu, bab ini juga akan membahas keterkaitan antara konsep dan teori dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai simpulan, keterbatasan penelitian, serta saran-saran yang mengacu pada implikasi manajerial yang berhubungan dengan hasil penelitain dan saran untuk penelitian selanjutnya. 9