UJI DAYA HASIL 14 GALUR CABAI (Capsicum annuum L.) IPB DI BOYOLALI, JAWA TENGAH ANNISA RACHMI AYURIHANA A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UJI DAYA HASIL 14 GALUR CABAI (Capsicum annuum L.) IPB DI BOYOLALI, JAWA TENGAH ANNISA RACHMI AYURIHANA A"

Transkripsi

1 UJI DAYA HASIL 14 GALUR CABAI (Capsicum annuum L.) IPB DI BOYOLALI, JAWA TENGAH ANNISA RACHMI AYURIHANA A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

2 UJI DAYA HASIL 14 GALUR CABAI (Capsicum annuum L.) IPB DI BOYOLALI, JAWA TENGAH Yield Evaluation of 14 Chili Pepper (Capsicum annuum L.) Lines IPB in Boyolali, Central Java Annisa Rachmi Ayurihana 1 dan Muhammad Syukur 2 1 Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB 2 Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB Abstract This research was intended to evaluate the yield of 14 chili pepper lines from Plant Breeding Program, Department of Agronomy and Horticulture, IPB, and then compare them with five commercial varieties. This research was done from February until July 2011 in Boyolali, Central Java. Plant material was used to this research were 14 chili pepper lines, that were IPB001004, IPB002001, IPB002003, IPB002005, IPB002046, IPB009002, IPB009003, IPB009004, IPB009019, IPB015002, IPB015008, IPB019015, IPB110005, and IPB120005, and then five commercial varieties as comparator, that were Tombak, Gelora, Tit Super, Trisula, dan Lembang 1 variety. This research was arranged in Randomized Complete Block Design with three replications. The result showed that IPB was identified as line with the first early flowering as compared with all of commercial varieties except Tombak. Days to harvesting of IPB was earlier than Tombak, Gelora, and Trisula. IPB line had a lot of chili pepper, and Trisula. Line of IPB had a number of totally weight and productivity was bigger as compared with Lembang 1. Keywords: chili pepper, yield evaluation, Boyolali

3 RINGKASAN ANNISA RACHMI AYURIHANA. Uji Daya Hasil 14 Galur Cabai (Capsicum annuum L.) IPB di Boyolali, Jawa Tengah. (Dibimbing oleh MUHAMAD SYUKUR). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keragaan dan daya hasil 14 galur cabai IPB dibandingkan dengan lima varietas pembanding. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pada bulan Februari hingga Juli Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah 14 galur cabai IPB, yaitu IPB001004, IPB002001, IPB002003, IPB002005, IPB002046, IPB009002, IPB009003, IPB009004, IPB009019, IPB015002, IPB015008, IPB019015, IPB110005, dan IPB serta lima varietas komersial sebagai pembanding, yaitu varietas Tombak, Gelora, Tit Super, Trisula, dan Lembang 1. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal, yaitu 14 galur cabai IPB dan lima varietas pembanding. Setiap perlakuan terdiri atas tiga ulangan, sehingga terdapat 57 satuan percobaan, dimana tiap satuan percobaan terdiri atas 20 tanaman. Pengamatan dilakukan terhadap 10 tanaman contoh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa galur cabai IPB memperlihatkan penampilan karakter yang lebih baik dibandingkan varietas pembanding. Berdasarkan pengamatan di lapang, galur IPB002005, IPB009004, dan IPB merupakan galur yang pertumbuhan tanamannya lebih bagus dibandingkan dengan semua varietas pembanding. Galur IPB mempunyai umur berbunga yang lebih genjah dibandingkan semua varietas pembanding kecuali varietas Tombak. Galur IPB memiliki umur panen yang lebih awal dibandingkan varietas pembanding Tombak, Gelora, dan Trisula. Galur IPB mempunyai jumlah buah per tanaman yang lebih banyak dibandingkan dengan varietas pembanding Tombak, Gelora, dan Trisula. Bobot buah per tanaman galur IPB lebih besar dibandingkan varietas Lembang 1. Begitu juga untuk produktivitas, galur IPB memiliki produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Lembang 1.

4 UJI DAYA HASIL 14 GALUR CABAI (Capsicum annuum L.) IPB DI BOYOLALI, JAWA TENGAH Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor ANNISA RACHMI AYURIHANA A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

5 Judul Nama NRP : UJI DAYA HASIL 14 GALUR CABAI (Capsicum annuum L.) IPB DI BOYOLALI, JAWA TENGAH : ANNISA RACHMI AYURIHANA : A Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Muhamad Syukur, SP., MSi. NIP: Mengetahui, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr NIP Tanggal Lulus :

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 8 April 1989 di Jakarta. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara, putri dari almarhum Ir. Agoes Poernomo dan Neneng Masturoh. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN Pegulon 1 Kendal pada tahun Kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 2 Kendal hingga tahun Selanjutnya penulis menyelesaikan pendidikan tingkat atas pada tahun 2007 di SMAN 1 Kendal. Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian. Penulis aktif di berbagai organisasi mahasiswa. Penulis tergabung dalam organisasi daerah Fokma Bahurekso Kendal. Pada tahun 2008/2009 dan 2009/2010 penulis bergabung dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian IPB (BEM A). Tahun 2010/2011 penulis bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Agronomi IPB (Himagron). Tahun 2011 penulis menjadi asisten praktikum mata kuliah Pasca Panen Tanaman Pertanian. Penulis juga merupakan kader HMI Cabang Bogor Komisariat Fakultas Pertanian IPB.

7 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridho dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penelitian yang berjudul Uji Daya Hasil 14 Galur Cabai (Capsicum annuum L.) IPB di Boyolali, Jawa Tengah ini telah dilaksanakan dengan baik, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis telah banyak memperoleh dukungan dari berbagai pihak selama menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Muhamad Syukur, SP., MSi. dan (almarhumah Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS. sebagai pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, pengajaran serta masukan dan saran sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. 2. Dr. Ir. Syarifah Iis Aisyah, MSc.Agr dan Ir. Sofyan Zaman, MP. sebagai dosen penguji yang memberikan kritik dan saran dalam penyusunan skripsi. 3. Ir. Endang Sjamsudin, M.Agr.Sc sebagai pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan tentang kegiatan akademik. 4. Ayah (almarhum Ir. Agoes Poernomo) dan Ibu (Neneng Masturoh) yang telah memberikan kasih sayang dan cinta yang tiada batas kepada penulis, serta adik-adik tercinta, Radityo Bagus Arifnugroho, Aulia Rachmi Ajengningtias, dan Rahadian Dimas Arifwibowo. 5. Umi Mimi Suhaemi, Mbah Cicih Sukaesih, Mbak Inna Yuliana Subandi, SE., Mas Yogie Yudhistira Nugraha, dan Mas Ato Maryanto, ST., atas semua dukungannya selama ini. 6. Ibu Titik Parjini dan Bapak Mitro Diharjo, serta Mbak Wahyu Kaharjanti, SP. yang telah banyak membantu selama penelitian di Boyolali. 7. Lia Marliyanti dan Febri Farhanny sebagai rekan satu bimbingan skripsi. 8. Keluarga Fokma Bahurekso Kendal, tak Kendal maka tak sayang. 9. Afifah Farida Jufri, Yusufa Putri Catur Susilowati, Achmad Dimyati, Muhammad Zaenudin, dan Zaenal Arifin, sebuah keluarga tanpa nama yang telah membuat berbagai cerita.

8 vii 10. Dita Actaria, Yanti Jayanti, Trisnani Yuda Fitri, Ima Fajar Ayu, Syaharizan Mahyudin, Destieka Ahyuni, dan teman-teman AGH 44 Bersatu yang selalu memberikan motivasi dan semangat, bangga di AGH. 11. Kawan-kawan seperjuangan HMI Cabang Bogor Komisariat Fakultas Pertanian IPB, yakusa. Akhirnya, penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumbangsih ilmu pengetahuan yang dapat memajukan bangsa Indonesia. Bogor, November 2011 Penulis

9 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 2 Hipotesis... 2 TINJAUAN PUSTAKA... 3 Botani dan Morfologi Cabai... 3 Syarat Tumbuh Tanaman Cabai... 4 Pemuliaan Tanaman Cabai... 5 Pelepasan Varietas... 5 Varietas Cabai Pembanding... 6 BAHAN DAN METODE... 8 Tempat dan Waktu... 8 Bahan dan Alat... 8 Metode Pelaksanaan... 9 Pelaksanaan Penelitian... 9 Pengamatan HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Karakter Kuantitatif Tinggi Tanaman, Tinggi Dikotomus, Lebar Kanopi, dan Diameter Batang Panjang Daun dan Lebar Daun Umur Berbunga dan Umur Panen Panjang Buah, Diameter Buah, Tebal Kulit Buah, dan Bobot per Buah 23 Jumlah Buah per Tanaman, Bobot Buah per Tanaman, dan Produktivitas Karakter Kualitatif KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 35

10 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Galur Cabai IPB yang Dievaluasi dan Varietas Pembanding yang Digunakan dalam Penelitian Rekapitulasi F-hitung, Peluang, dan Koefisien Keragaman Karakter yang Diamati Nilai Rataan Tinggi Tanaman, Tinggi Dikotomus, Lebar Kanopi, dan Diameter Batang Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding Nilai Rataan Panjang Daun dan Lebar Daun Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding Nilai Rataan Umur Berbunga dan Umur Panen Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding Nilai Rataan Panjang Buah, Diameter Buah, Tebal Kulit Buah, dan Bobot per Buah Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding Nilai Rataan Jumlah Buah per Tanaman, Bobot Buah per Tanaman, dan Produktivitas Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding Batang dan Daun Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding Bunga Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding Buah Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding... 30

11 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Bentuk Daun Posisi Bunga Bentuk Buah Bentuk Ujung Buah Kondisi Areal Pertanaman Cabai Gejala Serangan Hama pada Tanaman Cabai Gejala Serangan Penyakit pada Tanaman dan Buah Cabai... 15

12 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Data Iklim Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Bulan Februari-Juni Sidik Ragam Tinggi Tanaman 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sidik Ragam Tinggi Dikotomus 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sidik Ragam Lebar Kanopi 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sidik Ragam Diameter Batang 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sidik Ragam Panjang Daun 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sidik Ragam Lebar Daun 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sidik Ragam Umur Berbunga 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sidik Ragam Umur Panen 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sidik Ragam Panjang Buah 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sidik Ragam Diameter Buah 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sidik Ragam Tebal Kulit Buah 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sidik Ragam Bobot per Buah 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sidik Ragam Jumlah Buah per Tanaman 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sidik Ragam Bobot Buah per Tanaman 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sidik Ragam Produktivitas 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB

13 xii 20. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Tanaman dan Buah Cabai Varietas Tombak Tanaman dan Buah Cabai Varietas Gelora Tanaman dan Buah Cabai Varietas Tit Super Tanaman dan Buah Cabai Varietas Trisula Tanaman dan Buah Cabai Varietas Lembang

14 PENDAHULUAN Latar Belakang Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Cabai memiliki berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia. Cabai mengandung antioksidan yang berfungsi menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Cabai juga mengandung lasparaginase dan capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker. Cabai merupakan kebutuhan yang harus ada karena dikonsumsi setiap hari dan dalam keadaan segar. Menurut Navarro et al. (2006), cabai merupakan salah satu tanaman famili Solanaceae yang sangat penting di dunia. Produksi cabai di Indonesia pada tahun 2006 adalah sebesar ton, namun pada tahun 2007 terjadi penurunan produksi menjadi ton. Produksi cabai kemudian meningkat pada tahun 2008 dan 2009, yaitu dan ton, tetapi mengalami penurunan kembali pada tahun 2010 menjadi ton. Pada tahun 2009, luas panen cabai adalah ha dengan produktivitas sebesar 5.89 ton/ha. Pada tahun 2010, luas panen cabai adalah ha dengan produktivitas sebesar 5.60 ton/ha. (Badan Pusat Statistik, 2011). Menurut Purwati et al. (2000), potensi produktivitas tanaman cabai dapat mencapai 12 ton/ha. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas cabai nasional masih belum teroptimalkan. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas cabai di Indonesia adalah belum optimalnya teknik budidaya yang digunakan. Selain itu, terbatasnya ketersediaan varietas unggul dan berdaya hasil tinggi, serta besarnya kehilangan hasil yang disebabkan oleh serangan hama dan penyakit juga menjadi kendala untuk mencapai produktivitas cabai yang tinggi. Berbagai usaha dalam meningkatkan produktivitas cabai sangat perlu dilakukan untuk memenuhi permintaan cabai yang semakin meningkat. Benih bermutu dari varietas unggul merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan produksi di bidang pertanian. Salah satu alternatif untuk meningkatkan produktivitas cabai adalah dengan perakitan varietas unggul melalui kegiatan pemuliaan tanaman (Syukur et al., 2010).

15 2 Saat ini banyak petani yang telah menggunakan benih varietas unggul, akan tetapi sebagian benih tersebut merupakan benih impor. Perakitan varietas dalam negeri diharapkan mampu menghasilkan varietas unggul baru yang sesuai untuk ditanam di berbagai daerah di Indonesia. Laboratorium Pemuliaan Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB telah melakukan perakitan cabai sejak tahun 2003 dan sudah melepas varietas cabai besar hibrida IPB CH3 pada Mei Saat ini telah diperoleh beberapa galur cabai yang berpotensi unggul yang akan dilepas sebagai varietas baru. Calon varietas ini diharapkan mampu bersaing dengan varietas cabai yang beredar di pasaran. Calon varietas galur cabai IPB tersebut sedang diuji di beberapa lokasi dalam rangka pelepasan varietas, salah satu lokasinya adalah di Boyolali. Boyolali merupakan salah satu sentra produksi cabai di Jawa Tengah. Penanaman yang dilakukan adalah penanaman tahun kedua yang merupakan salah satu tahapan untuk pelepasan varietas. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan dan daya hasil 14 galur cabai IPB dibandingkan dengan lima varietas pembanding. Hipotesis Terdapat satu atau lebih galur cabai IPB yang memiliki daya hasil lebih tinggi dibandingkan dengan varietas pembanding.

16 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk kedalam famili Solanaceae. Terdapat sekitar spesies yang termasuk kedalam genus Capsicum, termasuk diantaranya adalah lima spesies yang telah dibudidayakan, yaitu C. baccatum, C. pubescens, C. annuum, C. chinense, dan C. frutescens (Greenleaf, 1986; Pickersgill, 1989). C. baccatum dan C. pubescens mudah diidentifikasi dan dibedakan satu dengan lainnya, karena terdapat perbedaan yang jelas pada kedua spesies tersebut. Namun C. annuum, C. chinense, dan C. frutescens hampir mempunyai banyak sifat yang sama. Untuk membedakannya dapat dengan mengamati komposisi bunga dan buah dari masing-masing spesies. Klasifikasi tanaman cabai adalah sebagai berikut (Lawrence, 1951) : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledone Ordo : Tubiflorae Famili : Solanaceae Genus : Capsicum Spesies : Capsicum annuum L. C. annuum berasal dari Meksiko, termasuk komoditi penting dan banyak dibudidayakan di Meksiko dan negara-negara lain di dunia. Sebelum abad ke-15, spesies ini lebih banyak dikenal di Amerika Tengah dan Selatan. Kemudian diintroduksi ke daratan Eropa tahun Setelah Columbus membawa dan menyebarkan cabai ke Eropa, C. annuum menyebar cepat dari Eropa ke Asia dan Afrika (Kusandriani, 1996). Menurut Siemonsma dan Piluek (1994), Capsicum annuum L. merupakan tanaman semusim (annual) yang berbentuk semak dengan tinggi mencapai m serta memiliki akar tunggang yang sangat kuat dan bercabang-cabang. Tanaman cabai mempunyai batang berkayu dengan tipe pertumbuhan tegak atau menyebar, diameter batang mencapai 1 cm, berwarna hijau sampai hijau

17 4 kecoklatan dan umumnya terdapat bercak ungu di dekat node. Daun berbentuk ovate dengan ukuran 10 cm x 5 cm hingga 16 cm x 8 cm dan berwarna hijau muda sampai hijau tua. Mahkota bunga cabai berbentuk campanulate hingga rotate dengan 5-7 helai dan berwarna putih. Tanaman ini memiliki 5-7 benangsari yang berwarna biru hingga keunguan. Panjang buah cabai mencapai 30 cm, berwarna hijau, kuning, krim atau keunguan ketika masih muda, dan berwarna merah, oranye, kuning hingga coklat ketika sudah tua. Bunga cabai termasuk bunga hermaprodit dan bersifat kasmogami. Bunga hermaprodit adalah bunga yang mempunyai putik dan polen yang terdapat pada satu bunga, sedangkan bersifat kasmogami berarti waktu penyerbukan terjadi pada saat bunga sudah mekar. Oleh karena itu, pada cabai masih memungkinkan terjadi penyerbukan silang (Sujiprihati et al., 2008). Penyerbukan silang pada cabai secara alami dapat terjadi dengan bantuan lebah. Persentase penyerbukan silangnya dapat mencapai %, dengan rata-rata 16.5% (Greenleaf, 1986). Umumnya biji cabai berwarna putih kekuningan berbentuk ginjal dan keras (Kusandriani dan Permadi, 1996). Komponen rasa pedas pada cabai ditimbulkan oleh zat capsaicin (C 18 H 27 NO 3 ) yang terkandung dalam jaringan sekat buah dan plasentanya, tetapi tidak terdapat di dalam dinding buah atau biji (Rutabatzky dan Yamaguchi, 1999). Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Tanaman cabai mempunyai daya adaptasi yang cukup luas. Tanaman ini dapat diusahakan pada setiap jenis tanah, baik pada tanah ringan sampai tanah berat. Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah (suhu tinggi) maupun dataran tinggi (suhu rendah) sampai pada ketinggian 1400 m diatas permukaan laut (m dpl), tetapi pertumbuhannya di dataran rendah lebih cepat. Kondisi fisik tanah yang baik untuk pertanaman cabai adalah tanah yang strukturnya remah dan kaya akan bahan organik, ph tanah antara , dan tempatnya terbuka atau sedikit ternaungi. Pada umumnya, cabai ditanam di sawah setelah panen padi, tetapi ada pula yang ditanam di tegalan. Apabila ditanam di sawah, biasanya ditanam pada akhir musim hujan, sedangkan di tegalan biasanya ditanam pada awal musim hujan. Pemilihan musim ini diharapkan agar di tanah

18 5 sawah kandungan airnya tidak berlebihan dan di tanah tegalan cukup air untuk pertumbuhan cabai. Namun pada waktu tanaman berbunga dan berbuah, keadaannya sedang tidak hujan lebat, karena dapat mengakibatkan banyak bunga dan bakal buah yang gugur serta busuk (Suwandi, 1995). Pemuliaan Tanaman Cabai Pemuliaan tanaman merupakan suatu usaha untuk memperbaiki bentuk atau sifat tanaman. Cara ini lebih cepat bila dibandingkan dengan perbaikan secara alamiah. Pemuliaan tanaman merupakan perpaduan antara seni dan ilmu pengetahuan, serta memerlukan kegiatan lapangan secara terus-menerus dan berkesinambungan selama beberapa tahun. Proses pemuliaan tanaman diawali dengan mendapatkan variabilitas genetik, kemudian melalui kegiatan seleksi pada sumber genetik yang bervariasi tersebut dilakukan persilangan-persilangan dan seleksi lanjutan. Proses selanjutnya adalah pemurnian, uji generasi lanjut, percobaan varietas, kemudian pelepasan varietas. Cabai merupakan tanaman yang kebanyakan menyerbuk sendiri (self polinated), sehingga metode pemuliaannya sesuai dengan metode-metode yang berlaku umum bagi tanaman menyerbuk sendiri. Metode yang paling banyak digunakan adalah seleksi massa, seleksi galur murni, silang balik (back cross), pedigree, dan SSD (Single Seed Descent). Tujuan pemuliaan cabai adalah untuk memperbaiki daya dan kualitas hasil, perbaikan daya resistensi terhadap hama dan penyakit, perbaikan sifat-sifat hortikultura, dan perbaikan terhadap kemampuan untuk mengatasi cekaman lingkungan (Kusandriani dan Permadi, 1996). Pelepasan Varietas Pelepasan varietas adalah pengakuan pemerintah terhadap varietas unggul hasil pemuliaan di dalam negeri dan/atau introduksi yang dinyatakan dalam Keputusan Menteri Pertanian bahwa varietas tersebut dapat disebarluaskan (Badan Benih Nasional, 2007). Menurut pedoman Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura (2004), syarat pelepasan varietas adalah silsilah tetua dan cara mendapatkannya harus jelas, lebih unggul dibandingkan dengan varietas komersial yang sudah dikembangkan sebelumnya, harus terdapat deskripsi

19 6 varietas yang lengkap dan jelas, serta ketersediaan benih. Untuk memenuhi semua persyaratan tersebut, perlu dilakukan uji daya hasil yang merupakan salah satu rangkaian uji multi lokasi terhadap genotipe cabai yang akan dilepas sebagai varietas baru. Dalam pengujian tersebut harus ada varietas pembanding dari varietas komersial yang sudah ada. Hasil pengujian harus menunjukkan bahwa genotipe cabai calon varietas baru harus mempunyai potensi yang lebih unggul daripada varietas pembanding. Varietas Cabai Pembanding Tombak merupakan varietas introduksi dari Thailand yang dikembangkan oleh PT. Tanindo Subur Prima. Gelora merupakan varietas cabai merah besar yang dikembangkan oleh PT. Sinar Bumi. Tit Super merupakan varietas lokal murni yang dikembangkan oleh PT. East West Seed Indonesia. Tinggi tanaman varietas Tit Super adalah 60 cm, buah muda berwarna hijau, buah tua berwarna merah, panjang buah 12 cm, ujung buah runcing, permukaan buah agak bergelombang, umur panen 60 hari setelah tanam (HST), dan mempunyai potensi hasil 20 ton/ha serta tahan terhadap penyakit antraknosa (Suwandi, 1995). Trisula merupakan varietas bersari bebas asal Blitar yang dikembangkan oleh UD. Ridwan Tani. Tinggi tanaman varietas ini mencapai cm, umur mulai berbunga 45 HST, umur mulai panen 75 HST, bentuk kanopi kompak, warna batang hijau tua, warna daun hijau tua dengan ukuran daun yaitu panjang cm dan lebar 5-6 cm, warna kelopak bunga hijau tua, warna tangkai bunga hijau, warna mahkota bunga putih dan berjumlah 6 helai, warna kotak sari abuabu dan berjumlah 5 buah, serta warna kepala putik kuning. Bentuk buah varietas Trisula adalah pada bagian pangkal besar dengan ujung meruncing dan kulitnya halus, tebal kulit buah cm, warna buah muda hijau tua, warna buah matang merah tua, ukuran buah dengan panjang cm dan diameter cm, bobot per buah g, rasa buah agak pedas, serta bobot buah per tanaman kg. Potensi produktivitas varietas Trisula sebesar ton/ha dan dapat ditanam pada daerah sampai ketinggian m dpl, tanah yang gembur dengan ph 6-7 serta suhu antara C (Keputusan Menteri Pertanian, 2003).

20 7 Lembang 1 merupakan varietas hasil seleksi tanaman di Pengalengan yang dikembangkan oleh Balitsa Lembang. Varietas ini mempunyai umur mulai panen yaitu 63 HST, tinggi tanaman ± 65 cm, tipe tumbuh kompak, posisi tangkai bunga saat antesis merunduk, warna mahkota bunga putih, warna buah muda hijau, dan warna buah tua merah. Diameter buah varietas Lembang 1 adalah 0.8 cm (ramping), panjang buah 11.8 cm serta tebal kulit buah 0.7 cm, dengan ujung buah runcing dan kadar capsaicin sebesar 1.2 mg/g. Berat 1000 bijinya yaitu 3 g dengan penampang melintang buah bergelombang dan memiliki potensi hasil ton/ha. Varietas ini agak toleran terhadap hama penghisap daun (trips) dan agak tahan terhadap penyakit antraknosa (Keputusan Menteri Pertanian, 2001).

21 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dari bulan Februari hingga Juli Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 14 galur cabai IPB dan lima varietas cabai komersial sebagai varietas pembanding (Tabel 1). Genotipe yang digunakan merupakan genotipe bersari bebas. Galur cabai IPB diperoleh dari persilangan hasil penelitian Laboratorium Pemuliaan Tanaman AGH IPB. Varietas pembanding diperoleh dari berbagai perusahaan benih di Indonesia. Tabel 1. Galur Cabai IPB yang Dievaluasi dan Varietas Pembanding yang Digunakan dalam Penelitian No Genotipe Asal Benih Golongan 1 IPB F cabai besar 2 IPB F cabai besar 3 IPB F cabai besar 4 IPB F cabai besar 5 IPB F cabai besar 6 IPB F cabai besar 7 IPB F cabai besar 8 IPB F cabai besar 9 IPB F cabai besar 10 IPB F cabai besar 11 IPB F cabai besar 12 IPB F cabai besar 13 IPB F cabai semi keriting 14 IPB F cabai semi keriting 15 Tombak PT. Tanindo Subur Prima cabai besar 16 Gelora PT. Sinar Bumi cabai besar 17 Tit Super PT. East West Seed Indonesia cabai besar 18 Trisula UD. Ridwan Tani cabai besar 19 Lembang 1 Balitsa Lembang cabai keriting

22 9 Sarana produksi yang digunakan untuk aspek budidaya tanaman adalah tray semai, mulsa plastik hitam perak, ajir, pupuk kandang, NPK Mutiara, Urea, SP36, KCl, ZA, Gandasil B, Gandasil D, Furadan, Curacron, Antracol, Dithane, Samite, dan Bamex. Alat pertanian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, kored, sprayer, timbangan digital, jangka sorong, meteran, penggaris, label, dan alat tulis. Metode Pelaksanaan Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal, yaitu 14 galur cabai IPB dan lima varietas pembanding. Setiap perlakuan terdiri atas tiga ulangan, sehingga terdapat 57 satuan percobaan, dimana tiap satuan percobaan terdiri atas 20 tanaman. Pengamatan dilakukan terhadap 10 tanaman contoh. Model rancangan yang digunakan adalah : Keterangan : Yij = Nilai pengamatan tanaman genotipe ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah populasi = Pengaruh genotipe ke-i (i = 1, 2, 3,..., 19) = Pengaruh ulangan ke-j (j = 1, 2, 3) = Pengaruh galat percobaan genotipe ke-i dan ulangan ke-j (Gomez dan Gomez, 1995) Jika nilai F-hitung berbeda nyata pada taraf 5%, maka dilanjutkan dengan Uji Dunnett pada taraf 5%. Pengujian dilakukan menggunakan fasilitas SAS 9.0. Pelaksanaan Penelitian Penyemaian Media semai terdiri atas tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Sebelum ditanam, benih cabai direndam larutan PGPR selama 6 jam. Perendaman ini dimaksudkan untuk mempercepat perkecambahan, menyehatkan akar, meningkatkan kemampuan akar menyerap unsur hara, serta memberikan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.

23 10 Penyemaian menggunakan tray semai 72 lubang dan masing-masing lubang ditanam dua benih. Tray diletakkan di tempat yang teduh dan ternaungi dari sinar matahari langsung. Persemaian disiram dua kali sehari. Pengolahan Lahan Lahan sudah disiapkan satu minggu sebelum tanam, meliputi pencangkulan dan pembuatan bedengan. Ukuran bedengan yaitu panjang 5 m, lebar 1 m, dan tinggi 50 cm. Jarak antar bedeng ± 50 cm dan jarak tanam 50 cm x 50 cm. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang (20 ton/ha), Urea (150 kg/ha), ZA (400 kg/ha), SP36 (150 kg/ha), dan KCl (100 kg/ha). Mulsa plastik hitam perak dipasang setelah pemupukan dan pembuatan bedengan. Kemudian dibuat lubang tanam dengan diameter 10 cm lalu dipasang ajir setinggi ± 1.5 m pada masing-masing lubang tanam tersebut. Penanaman Pemindahan lapang dilakukan pada 5 minggu setelah semai (MSS), dimana tinggi bibit ± 10 cm dan sudah mempunyai 5-7 helai daun sejati. Penanaman dilaksanakan pada sore hari agar bibit tidak layu akibat terik cahaya matahari. Satu bibit ditanam pada satu lubang tanam kemudian bibit disiram. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyulaman, pemupukan, pewiwilan, penyiangan gulma, serta pengendalian hama dan penyakit. Pemupukan dilakukan menggunakan NPK Mutiara dengan dosis 10 g/l dicampur Antracol/Dithane dengan dosis 2 g/l. Pupuk disiramkan pada akar tanaman ± 250 ml per tanaman. Pemberian pupuk kocor ini dilakukan seminggu sekali. Pewiwilan dilakukan apabila sudah terdapat tunas air di bawah percabangan pertama pada batang utama. Penyiangan dilakukan dengan membuang gulma di sekitar tanaman utama dengan cara manual menggunakan cangkul/kored. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila terjadi gejala serangan hama dan penyakit. Aplikasi pestisida dilakukan sesuai dosis anjuran. Panen Pemanenan dilakukan pada saat buah sudah mencapai matang 75% hingga buah matang penuh. Panen dilakukan secara bertahap selama delapan kali.

24 11 Pengamatan Pengamatan dilakukan terhadap 10 tanaman contoh untuk setiap satuan percobaan. Karakter yang diamati mengacu pada pedoman penilaian dan pelepasan varietas hortikultura (Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2004), sedangkan cara pengamatan dilakukan berdasarkan deskriptor cabai (IPGRI, 1995). Karakter kuantitatif yang diamati : 1. Tinggi tanaman (cm), diukur dari permukaan tanah sampai pucuk tanaman tertinggi pada saat panen pertama. 2. Tinggi dikotomus (cm), diukur dari permukaan tanah sampai percabangan pertama pada saat panen pertama. 3. Lebar kanopi (cm), diukur dari titik tajuk terlebar pada saat panen pertama. 4. Diameter batang (mm), diukur pada bagian tengah batang utama pada saat panen pertama. 5. Panjang daun (cm), diukur dari 10 daun dewasa saat 50% populasi tanaman dalam petak telah panen. 6. Lebar daun (cm), diukur dari 10 daun dewasa saat 50% populasi tanaman dalam petak telah panen. 7. Umur berbunga (HST), jumlah hari setelah transplanting sampai 50% populasi tanaman dalam petak telah mempunyai bunga mekar pada percabangan pertama. 8. Umur panen (HST), jumlah hari setelah transplanting sampai 50% populasi tanaman dalam petak telah mempunyai buah masak pada percabangan pertama. 9. Panjang buah (cm), dihitung dari rata-rata panjang buah dari 10 buah segar pada saat panen kedua, diukur dari pangkal hingga ujung buah. 10. Diameter buah (mm), dihitung dari rata-rata diameter buah dari 10 buah segar pada saat panen kedua, diukur pada bagian pangkal buah. 11. Tebal kulit buah (mm), dihitung dari rata-rata tebal kulit buah dari 10 buah segar pada saat panen kedua. 12. Bobot per buah (g), dihitung dari rata-rata bobot buah dari 10 buah segar pada saat panen kedua.

25 Jumlah buah per tanaman (buah), dihitung dari rata-rata jumlah total buah dari 10 tanaman contoh selama delapan kali panen. 14. Bobot buah per tanaman (g), dihitung dari total bobot buah dari 10 tanaman contoh selama delapan kali panen. 15. Produktivitas (ton/ha) = Luas lahan x 80 % x Bobot buah per tanaman Jarak tanam Karakter kualitatif yang diamati : 1. Bentuk batang : silindris, bersudut, dan rata. Diamati ketika tanaman dewasa. 2. Warna batang : hijau, hijau dengan garis ungu, dan ungu. Diamati setelah panen pertama. 3. Bentuk daun : delta, oval, dan lanset. Diamati ketika buah pertama mulai masak pada 50% populasi. Gambar 1. Bentuk Daun 4. Warna daun : kuning, hijau muda, hijau, hijau tua, ungu terang, ungu, dan varigata. Diamati ketika buah pertama mulai masak pada 50% populasi. 5. Posisi bunga : menggantung, menengah, dan tegak. Diamati pada saat tanaman 50% berbunga. Gambar 2. Posisi Bunga 6. Warna kepala putik : Diamati pada saat bunga mekar.

26 13 7. Warna kepala sari : putih, kuning, biru pucat, biru, biru keunguan, dan ungu. Diamati pada saat bunga mekar. 8. Warna mahkota bunga : putih, kuning terang, kuning, kuning kehijauan, ungu dengan dasar putih, putih dengan dasar ungu, putih dengan garis ungu, dan ungu. Diamati pada saat tanaman 50% berbunga. 9. Warna kelopak bunga : hijau muda, hijau, dan hijau tua. Diamati pada saat antesis. 10. Bentuk buah : panjang, membulat, segitiga, campulate, dan blocky. Diamati pada saat buah telah masak penuh. Gambar 3. Bentuk Buah 11. Bentuk ujung buah : runcing, tumpul, cekung, dan berlekuk. Diamati pada saat buah telah masak penuh. Gambar 4. Bentuk Ujung Buah 12. Warna buah intermediet : putih, kuning, oranye, hijau, ungu, dan ungu kecoklatan. Diamati saat buah akan mengalami kemasakan. 13. Warna buah masak : putih, kuning, oranye, merah terang, merah, merah tua, ungu, coklat, dan hitam. Diamati pada saat buah masak penuh.

27 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Juli 2011 di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Berdasarkan data BMKG Kecamatan Sawit (2011), pada bulan Februari hingga Juni 2011 menunjukkan rata-rata jumlah hari hujan hari per bulan dan curah hujan mm/bulan. A B Gambar 5. Kondisi Areal Pertanaman Cabai. A. Persemaian B. Lapang Penyemaian benih dilakukan pada pertengahan bulan Februari. Penanaman bibit di lapang dilakukan pada akhir bulan Maret dimana umur bibit 5 MSS. Pada saat itu, intensitas hujan masih tinggi sehingga pertumbuhan tanaman agak terhambat. Curah hujan yang tinggi ini berlangsung hingga akhir bulan Mei. Pada bulan Juni sama sekali tidak turun hujan, sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Menjelang panen pada awal bulan Juli, intensitas hujan relatif ringan sehingga panen dapat berlangsung dengan baik. A B Gambar 6. Gejala Serangan Hama pada Tanaman Cabai. A. Kutu Daun B. Trips Hama yang menyerang areal pertanaman secara umum pada fase vegetatif adalah belalang yang mengakibatkan daun berlubang, serta trips (Thrips sp.) dan

28 15 kutu daun (Myzus persicae) yang menyebabkan daun mengkerut dan keriting. Hama tersebut menyerang hampir semua tanaman pada semua galur dengan intensitas serangan ringan. Hama yang menyerang tanaman pada fase generatif adalah lalat buah (Dacus dorsalis) dimana buah cabai ditandai dengan ditemukannya titik hitam bekas tusukan pada pangkal buah. IPB dan IPB merupakan galur yang diserang lalat buah dengan tingkat serangan ringan. A B Gambar 7. Gejala Serangan Penyakit pada Tanaman dan Buah Cabai. A. Layu Fusarium B. Bercak Daun C. Antraknosa C Terdapat dua jenis penyakit layu pada tanaman cabai, yaitu layu bakteri dan layu fusarium. Untuk mengetahui penyakit layu yang menyerang tanaman cabai saat penelitian berlangsung, dilakukan uji klinis dengan memotong bagian akar yang berbatasan dengan pangkal batang tanaman yang sakit, lalu dimasukkan ke dalam air jernih. Tidak keluarnya eksudat berwarna putih susu merupakan tanda serangan dari fusarium. Gejala-gejala tanaman yang terkena penyakit ini yaitu tanaman mengalami kelayuan daun-daun bagian bawah, menjalar ke atas ke ranting-ranting muda yang juga layu dan kemudian mati berwarna coklat. Penyakit layu fusarium merupakan penyakit yang paling berat serangannya selama penelitian berlangsung. Penyakit ini muncul pada awal pindah lapang hingga panen dan hampir semua galur terkena penyakit ini. Pengendalian yang dilakukan untuk mengatasi serangan penyakit ini adalah dengan mencabut tanaman yang sakit serta pemberian larutan fungisida Antracol dan Dithane secara berkala.

29 16 Selain itu, juga terlihat serangan penyakit bercak daun yang disebabkan oleh cendawan Cercospora capsici dengan intensitas serangan ringan. Bercak berbentuk bulat sirkuler, bagian tengahnya berwarna abu-abu sedangkan bagian luarnya berwarna coklat tua. Kemudian terdapat juga penyakit antraknosa yang disebabkan cendawan Colletothrichum sp. yang menyerang galur IPB dengan intensitas ringan. Gejala kerusakan berupa bercak coklat kehitaman dan akhirnya menyebabkan buah menjadi busuk dan lunak. Pada pusat bercak terlihat titik-titik hitam yang merupakan kumpulan seta dan konidia. Berdasarkan pengamatan di lapang, galur IPB002005, IPB009004, dan IPB merupakan galur yang tumbuhnya lebih bagus dibandingkan semua varietas pembanding. Karakter Kuantitatif Karakter kuantitatif yang diamati yaitu tinggi tanaman, tinggi dikotomus, lebar kanopi, diameter batang, panjang daun, lebar daun, umur berbunga, umur panen, panjang buah, diameter buah, tebal kulit buah, bobot per buah, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, dan produktivitas (Tabel 2). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata pada karakter yang diamati. Tabel 2. Rekapitulasi F-hitung, Peluang, Karakter yang Diamati dan Koefisien Keragaman No Karakter F-hitung Peluang KK (%) 1 Tinggi tanaman 7.03 ** Tinggi dikotomus ** Lebar kanopi 2.78 ** Diameter batang 2.90 ** Panjang daun 1.99 * Lebar daun 3.57 ** Umur berbunga 4.07 ** Umur panen 4.54 ** Panjang buah 3.92 ** Diameter buah ** Tebal kulit buah 9.32 ** Bobot per buah 9.51 ** Jumlah buah per tanaman 3.10 ** Bobot buah per tanaman 1.91 * Produktivitas 1.91 * Keterangan : * berpengaruh nyata pada taraf 5% dan ** berpengaruh nyata pada taraf 1%

30 17 Rekapitulasi F-hitung merupakan hasil uji F yang berpengaruh nyata pada taraf 5 dan 1%, kemudian diuji lanjut dengan uji Dunnett taraf 5%. Berdasarkan analisis ragam, dapat dilihat bahwa galur berpengaruh nyata pada taraf 1% untuk karakter tinggi tanaman, tinggi dikotomus, lebar kanopi, diameter batang, lebar daun, umur berbunga, umur panen, panjang buah, diameter buah, tebal kulit buah, bobot per buah, dan jumlah buah per tanaman. Sementara itu, galur berpengaruh nyata pada taraf 5% untuk karakter panjang daun, bobot buah per tanaman, dan produktivitas. Nilai koefisien keragaman (KK) yang didapatkan berkisar antara 5.71% hingga 21.41%. Gomez dan Gomez (1995) menyatakan bahwa nilai KK menunjukkan tingkat ketepatan dan merupakan indeks yang baik dari keadaan percobaan. Nilai KK yang semakin tinggi menunjukkan bahwa tingkat validasi suatu percobaan akan semakin rendah. Koefisien keragaman paling kecil adalah pada karakter umur panen (5.71%). Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan pada karakter tersebut adalah kecil. Sebaliknya, pengaruh lingkungan pada karakter bobot buah per tanaman dan produktivitas adalah yang paling tinggi dibandingkan dengan karakter lainnya, karena kedua karakter ini memiliki koefisien keragaman yang paling besar yaitu 21.41%. Tinggi Tanaman, Tinggi Dikotomus, Lebar Kanopi, dan Diameter Batang Pengukuran tinggi tanaman, tinggi dikotomus, lebar kanopi, dan diameter batang dilakukan pada saat panen pertama. Hal ini karena pada saat tersebut tanaman telah mencapai pertumbuhan maksimal. Galur yang diuji mempunyai tinggi tanaman rata-rata berkisar antara cm. Karakter tinggi dikotomus rata-rata galur yang diuji berkisar cm. Untuk karakter lebar kanopi rata-rata galur yang diuji berkisar antara cm, dan diameter batang rata-rata galur yang diuji berkisar mm (Tabel 3). Galur IPB015002, IPB002001, dan IPB mempunyai tinggi tanaman secara berturut-turut 60.67, 64.40, dan cm. Galur tersebut lebih pendek dibandingkan dengan varietas Tombak yang mempunyai tinggi tanaman

31 cm. Galur IPB002046, IPB002003, IPB002005, IPB009019, dan IPB (76.20, 76.60, 76.87, 76.93, dan cm) memiliki tinggi tanaman yang lebih tinggi dibandingkan Tit Super dan Trisula. Tinggi tanaman galur IPB009002, IPB110005, IPB015008, IPB019015, IPB120005, dan IPB (81.73, 84.37, 85.94, 86.00, 89.70, dan cm) lebih tinggi dibandingkan dengan Gelora, Tit Super, dan Trisula (62.60, 53.25, dan cm). Tinggi tanaman memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Tanaman yang tajuknya tinggi akan saling menaungi sehingga intensitas sinar matahari yang didapatkan akan lebih rendah. Oleh karena itu, fotosintesis yang terjadi akan lebih rendah pula sehingga produksi tidak optimum. Selain itu, Kirana dan Sofiari (2007) menyatakan bahwa karakter tinggi tanaman berhubungan dengan ketahanan terhadap penyakit busuk tanah, dimana buah dari tanaman yang lebih tinggi tidak menyentuh tanah sehingga dapat mengurangi percikan air dari tanah ke buah yang merupakan sumber infeksi jamur. Genotipe Tabel 3. Nilai Rataan Tinggi Tanaman, Tinggi Dikotomus, Lebar Kanopi, dan Diameter Batang Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding Tinggi Tanaman (cm) Tinggi Dikotomus (cm) Lebar Kanopi (cm) Diameter Batang (mm) IPB cd cd IPB a abce a 8.69 IPB cd ad IPB cd abce IPB cd ad IPB bcd ae IPB a ad a IPB bcd bcd b cde IPB cd ad a IPB a abce a 7.96 a IPB bcd ad a IPB bcd ade b 9.75 IPB bcd ad b 9.35 IPB bcd ad Tombak Gelora Tit Super Trisula Lembang Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf a, b, c, d, dan e berturut-turut berbeda nyata dengan Tombak, Gelora, Tit Super, Trisula, dan Lembang 1 berdasarkan uji Dunnett taraf 5%.

32 19 Karakter tinggi dikotomus untuk galur IPB015002, IPB002001, dan IPB (16.65, 16.68, dan cm) lebih pendek dibandingkan varietas Tombak, Gelora, Tit Super, dan Lembang 1 (30.18, 23.05, 21.67, dan cm). Tinggi dikotomus IPB (20.07 cm) lebih pendek dibandingkan Tombak dan Lembang 1. IPB mempunyai tinggi dikotomus cm, lebih pendek dibandingkan varietas Tombak, Trisula, dan Lembang 1 tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas Gelora dan Tit Super. Galur IPB110005, IPB002046, IPB009019, IPB002003, IPB120005, IPB009003, dan F (21.78, 21.83, 22.35, 22.67, 23.90, 24.77, dan cm) mempunyai tinggi dikotomus yang lebih pendek dibandingkan Tombak dan lebih tinggi dibandingkan Trisula (16.30 cm). IPB (26.72 cm) memiliki tinggi dikotomus yang lebih tinggi dibandingkan Tit Super dan Trisula. Tinggi dikotomus IPB (28.23 cm) lebih tinggi dibandingkan Gelora, Tit Super, dan Trisula namun tidak berbeda nyata dengan Tombak dan Lembang 1. Tinggi dikotomus tanaman yang dikehendaki yakni sedang ± 20 cm (Sujiprihati et al., 2008). Tanaman dengan tinggi dikotomus yang terlalu pendek, buahnya akan mudah terserang penyakit karena percikan air hujan yang meningkatkan kelembaban. Selain itu, buah akan rusak atau terbakar karena bersentuhan langsung dengan mulsa plastik yang memantulkan panas sinar matahari. Lebar kanopi galur IPB dan IPB adalah dan cm, lebih sempit dibandingkan dengan varietas Tombak, yaitu cm. Lebar kanopi galur IPB019015, IPB110005, dan IPB (65.67, 66.97, dan cm) lebih lebar dibandingkan Gelora (47.69 cm). Menurut Kaharjanti (2008), tanaman dengan lebar kanopi yang terlalu lebar dapat menyebabkan penurunan populasi per satuan luas karena jarak tanam yang terlalu luas. Lebar kanopi yang terlalu lebar juga dapat menyebabkan percabangan tanaman tidak terlalu kuat sehingga mudah patah pada saat tanaman telah berbuah. Mastaufan (2011) juga menyatakan bahwa lebar kanopi akan mempengaruhi efisiensi penentuan populasi tanaman tiap hektarnya. Kanopi yang lebar kurang efisien dengan penggunaan jarak tanam 50 cm x 50 cm (populasi ± tanaman/ha), karena kanopi tanaman akan saling bertumpuk.

33 20 Galur IPB015008, IPB009003, IPB015002, dan IPB memiliki diameter batang berturut-turut 7.52, 7.91, 7.96, dan 8.00 mm. Diameter batang galur tersebut lebih kecil dibandingkan dengan varietas Tombak (10.90 mm). Diameter batang galur IPB (10.67 mm) lebih besar dibandingkan Tit Super, Trisula, dan Lembang 1 (8.56, 7.81, dan 8.12 mm). Tanaman yang mempunyai nilai diameter batang yang besar akan lebih kokoh. Apabila sedang berbuah lebat, maka tanaman tersebut akan lebih kuat menahannya, sehingga batang atau rantingnya tidak mudah patah. Panjang Daun dan Lebar Daun Pengukuran panjang dan lebar daun dilakukan pada saat 50% populasi tanaman dalam petak telah panen (Tabel 4). Daun yang diukur adalah daun dewasa, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Tabel 4. Nilai Rataan Panjang Daun dan Lebar Daun Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding Genotipe Panjang Daun Lebar Daun (cm) (cm) IPB e 3.08 ae IPB e IPB ae IPB e 3.09 ae IPB a IPB a IPB ae IPB e 3.59 ce IPB a IPB ae IPB e IPB a IPB a IPB a Tombak Gelora Tit Super Trisula Lembang Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf a, b, c, d, dan e berturut-turut berbeda nyata dengan Tombak, Gelora, Tit Super, Trisula, dan Lembang 1 berdasarkan uji Dunnett taraf 5%.

34 21 Panjang daun rata-rata pada penelitian ini adalah berkisar antara cm. Galur IPB001004, IPB009004, dan IPB mempunyai panjang daun masing-masing 8.71, 8.88, dan 8.95 cm. Panjang daun galur tersebut lebih panjang dibandingkan varietas pembanding Lembang 1 (6.38 cm) dan tidak berbeda nyata dengan keempat varietas pembanding yang lain. Rata-rata lebar daun galur yang diuji berkisar antara cm. Galur IPB009002, IPB019015, IPB002046, IPB110005, IPB009019, dan IPB memiliki lebar daun secara berturut-turut adalah 2.73, 2.73, 2.80, 2.81, 2.89, dan 2.98 cm. Lebar daun ini lebih sempit dibandingkan dengan varietas Tombak yang memiliki lebar daun 4.05 cm. Galur IPB001004, IPB015002, IPB002005, IPB002003, dan IPB (3.08, 3.08, 3.09, 3.11, dan 3.16 cm) mempunyai lebar daun yang lebih sempit dibandingkan Tombak (4.05 cm) dan lebih lebar dibandingkan Lembang 1 (2.12 cm). Galur IPB dan IPB (3.23 dan 3.43 cm) memiliki lebar daun yang lebih lebar dibandingkan Lembang 1. Sedangkan lebar daun IPB (3.59 cm) lebih lebar dibandingkan Tit Super (3.02 cm) dan Lembang 1. Galur yang diuji mempunyai lebar daun yang sempit. Hal ini dikarenakan terjadinya serangan trips dan kutu daun. Serangan hama tersebut mengakibatkan daun mengkerut dan keriting. Panjang daun dan lebar daun menentukan luas areal efektif daun yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis. Menurut Brown (1984), permukaan daun menerima cahaya dan menyerap karbon dioksida selama proses fotosintesis berlangsung. Dengan demikian, semakin luas permukaan daun, diharapkan laju fotosintesis yang terjadi akan semakin besar. Umur Berbunga dan Umur Panen Pengamatan umur berbunga dilakukan pada saat 50% populasi tanaman dalam petak telah mempunyai bunga mekar pada percabangan pertama. Pengamatan umur panen dilakukan pada saat 50 % populasi tanaman dalam petak telah mempunyai buah masak pada percabangan pertama. Umur berbunga dan umur panen disajikan dalam Tabel 5.

35 22 Tabel 5. Nilai Rataan Umur Berbunga dan Umur Panen Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding Genotipe Umur Berbunga Umur Panen (HST) (HST) IPB c IPB c IPB IPB bcd abde IPB bcd ade IPB cd IPB IPB bcde abde IPB IPB IPB IPB IPB bcd ade IPB Tombak Gelora Tit Super Trisula Lembang Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf a, b, c, d, dan e berturut-turut berbeda nyata dengan Tombak, Gelora, Tit Super, Trisula, dan Lembang 1 berdasarkan uji Dunnett taraf 5%. Galur yang diuji mempunyai rata-rata umur berbunga berkisar antara HST. IPB (28.00 HST) memiliki umur berbunga yang lebih cepat dibandingkan semua varietas pembanding kecuali Tombak. Galur tersebut mempunyai umur berbunga yang lebih genjah dibandingkan penelitian di Boyolali pada masa tanam sebelumnya (Mastaufan, 2011). Galur IPB110005, IPB002046, dan IPB (29.33, 30.33, dan HST) mempunyai umur berbunga yang lebih cepat dibandingkan varietas pembanding Gelora, Tit Super, dan Trisula (36.00, 36.33, dan HST). Sedangkan IPB (31.00 HST) memiliki umur berbunga yang lebih awal dibandingkan dengan Tit Super dan Trisula. Umur berbunga cabai yang lebih cepat dapat menyebabkan umur panen yang lebih cepat pula (Syukur et al., 2010). Menurut Hilmayanti et al. (2006), dalam rangka perbaikan hasil panen, maka perbaikan karakter umur berbunga melalui program pemuliaan juga perlu dilakukan. Karakter umur berbunga awal (genjah) merupakan salah satu karakter unggul dari suatu tanaman.

36 23 Karakter umur panen pada galur yang diuji rata-rata berkisar antara HST. Galur IPB dan IPB (79.00 dan HST) lebih awal waktu panennya dibandingkan Tombak, Gelora, Trisula, dan Lembang 1 (100.33, 95.67, , dan HST). Kedua galur ini memiliki umur panen yang lebih cepat dibandingkan hasil penelitian di Boyolali pada masa tanam sebelumnya (Mastaufan, 2011). IPB dan IPB (83.00 dan HST) mempunyai umur panen lebih awal dibandingkan Tombak, Trisula, dan Lembang 1. Sedangkan IPB dan IPB ( dan HST) lebih lambat umur panennya dibandingkan dengan varietas Tit Super (84.00 HST) namun tidak berbeda dengan keempat varietas pembanding lain. Menurut Hartuti dan Sinaga (2006), umur panen cabai sangat bervariasi tergantung jenis cabai dan lokasi penanaman. Tanaman cabai besar yang ditanam di dataran rendah sudah dapat dipanen pertama kali umur HST. Kirana (2006) menyatakan bahwa cabai yang dipanen lebih cepat (genjah) lebih diminati petani. Oleh karena itu, salah satu sasaran pemuliaan cabai adalah mendapat cabai yang berumur genjah. Panjang Buah, Diameter Buah, Tebal Kulit Buah, dan Bobot per Buah Pengukuran panjang buah dilakukan dari pangkal hingga ujung buah segar pada saat panen kedua. Diameter buah dihitung pada bagian pangkal buah segar pada saat panen kedua. Tebal kulit buah diukur dari tebal kulit buah segar pada saat panen kedua. Bobot per buah dihitung dari bobot buah segar pada saat panen kedua. Rata-rata panjang buah galur yang diuji berkisar antara cm, rata-rata diameter buah berkisar mm, rata-rata tebal kulit buah berkisar mm, dan rata-rata bobot per buah berkisar g (Tabel 6). Karakter panjang buah galur IPB009002, IPB002046, dan IPB (13.09, 13.12, dan cm) lebih panjang dibandingkan dengan varietas Gelora, Tit Super, dan Lembang 1 (9.90, 10.09, dan cm) tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas Tombak dan Trisula.

37 24 Genotipe Tabel 6. Nilai Rataan Panjang Buah, Diameter Buah, Tebal Kulit Buah, dan Bobot per Buah Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding Panjang Buah (cm) Diameter Buah (mm) Tebal Kulit Buah (mm) Bobot per Buah (g) IPB ae 2.22 ace 5.99 ae IPB e 2.58 bcde abe IPB ae 2.07 ae 6.66 ae IPB be 2.30 ce abe IPB bce ace 2.20 ace 8.53 ae IPB bce ae 2.22 ace 8.52 ae IPB acde 1.87 ae 6.14 ae IPB acde 2.01 ae 6.71 ae IPB e 2.24 ace 8.46 ae IPB ace 2.13 ae 6.93 ae IPB ace 1.92 ae 6.76 ae IPB bde 2.09 ae 7.73 ae IPB bce ace 2.03 ae 8.38 ae IPB ae 2.05 ae 7.13 ae Tombak Gelora Tit Super Trisula Lembang Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf a, b, c, d, dan e berturut-turut berbeda nyata dengan Tombak, Gelora, Tit Super, Trisula, dan Lembang 1 berdasarkan uji Dunnett taraf 5%. Galur IPB dan IPB mempunyai diameter buah dan mm, lebih kecil dibandingkan semua varietas pembanding kecuali Gelora. IPB015008, IPB015002, IPB110005, dan IPB (10.97, 11.31, 11.89, dan mm) memiliki diameter buah yang lebih kecil dibandingkan Tombak dan Tit Super (16.00 dan mm) tetapi lebih besar dibandingkan Lembang 1 (6.49 mm). Diameter buah IPB009002, IPB001004, IPB002003, dan IPB (12.48, 12.55, 12.65, dan mm) lebih kecil dibandingkan Tombak namun lebih besar dibandingkan Lembang 1. Galur IPB dan IPB (14.07 dan mm) mempunyai diameter buah yang lebih besar dibandingkan Lembang 1. IPB (15.57 mm) lebih besar diameter buahnya dibandingkan Gelora (11.93 mm) dan Lembang 1. Sedangkan diameter buah IPB (16.89 mm) lebih besar dibandingkan dengan Gelora, Trisula, dan Lembang 1.

38 25 Ameriana (2000) melaporkan bahwa salah satu petunjuk kualitas yang paling diperhatikan konsumen dalam menilai kualitas cabai merah adalah panjang dan diameter buah. Panjang buah cabai yang sesuai dengan pilihan konsumen adalah cm, sedangkan diameter buah antara mm. Galur IPB009003, IPB015008, IPB009004, IPB110005, IPB120005, IPB002003, IPB019015, dan IPB (1.87, 1.92, 2.01, 2.03, 2.05, 2.07, 2.09, dan 2.13 mm) mempunyai tebal kulit buah yang lebih tipis dibandingkan Tombak (2.65 mm) dan lebih tebal dibandingkan Lembang 1 (1.24 mm). IPB002046, IPB001004, IPB009002, dan IPB (2.20, 2.22, 2.22, dan 2.24 mm) memiliki tebal kulit buah yang lebih tipis dibandingkan Tombak namun lebih tebal dibandingkan Tit Super (1.78 mm) dan Lembang 1. Tebal kulit buah IPB (2.30 mm) lebih tebal dibandingkan Tit Super dan Lembang 1. Galur IPB (2.58 mm) memiliki tebal kulit buah yang lebih tebal dibandingkan semua varietas pembanding kecuali Tombak. Bobot per buah galur IPB001004, IPB009003, IPB002003, IPB009004, IPB015008, IPB015002, IPB120005, IPB019015, IPB110005, IPB009019, IPB009002, dan IPB masing-masing adalah 5.99, 6.14, 6.66, 6.71, 6.76, 6.93, 7.13, 7.73, 8.38, 8.46, 8.52, dan 8.53 g. Bobot per buah galur tersebut lebih ringan dibandingkan Tombak (14.24 g) dan lebih berat dibandingkan Lembang 1 (1.97 g). IPB dan IPB (10.20 dan g) memiliki bobot per buah. yang lebih ringan dibandingkan Tombak tetapi lebih berat dibandingkan Gelora (6.35 g) dan Lembang 1. Jumlah Buah per Tanaman, Bobot Buah per Tanaman, dan Produktivitas Jumlah buah per tanaman dihitung dari jumlah total buah selama delapan kali panen. Bobot buah per tanaman dihitung dari total bobot buah selama delapan kali panen. Produktivitas dihitung dari luas lahan dikali 80% dibagi jarak tanam dikali bobot buah per tanaman. Nilai produktivitas dapat dikonversi dari nilai bobot buah per tanaman. Menurut Ahmed et al. (1997), komponen hasil yang paling penting adalah jumlah buah per tanaman dan bobot buah per tanaman. Jumlah buah per tanaman dan bobot buah per tanaman berkorelasi positif dan berpengaruh secara langsung terhadap produktivitas.

39 26 Rata-rata jumlah buah per tanaman galur yang diuji berkisar antara buah, rata-rata bobot buah per tanaman berkisar g, dan ratarata produktivitas berkisar ton/ha (Tabel 7). Galur IPB (57.27 buah) mempunyai jumlah buah per tanaman yang lebih banyak dibandingkan dengan semua varietas pembanding kecuali Tit Super. IPB (48.21 buah) memiliki jumlah buah per tanaman yang lebih banyak dibandingkan Tombak dan Gelora (29.33 dan buah). Genotipe Tabel 7. Nilai Rataan Jumlah Buah per Tanaman, Bobot Buah per Tanaman, dan Produktivitas Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding Jumlah Buah per Tanaman (buah) Bobot Buah per Tanaman (g) Produktivitas (ton/ha) IPB e 9.15 e IPB IPB e 9.66 e IPB e e IPB e e IPB e e IPB e e IPB abde e e IPB IPB IPB IPB ab e e IPB e e IPB Tombak Gelora Tit Super Trisula Lembang Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf a, b, c, d, dan e berturut-turut berbeda nyata dengan Tombak, Gelora, Tit Super, Trisula, dan Lembang 1 berdasarkan uji Dunnett taraf 5%. Menurut Daryanto (2009), semakin banyak jumlah buah yang dihasilkan dari suatu tanaman, maka produksi total yang dihasilkannya akan semakin besar. Kirana dan Sofiari (2007) juga menyatakan bahwa untuk meningkatkan produksi total per tanaman, dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah buah per tanamannya.

40 27 Bobot buah per tanaman IPB001004, IPB002003, IPB110005, IPB002046, IPB002005, IPB009004, IPB009002, IPB019015, dan IPB secara berturutturut adalah , , , , , , , , dan g. Bobot tersebut lebih berat dibandingkan Lembang 1 ( g) dan tidak berbeda nyata dengan empat varietas pembanding lain. Galur IPB mempunyai bobot buah per tanaman yang lebih rendah dibandingkan hasil penelitian di Boyolali pada masa tanam sebelumnya (Mastaufan, 2011). Galur IPB001004, IPB002003, IPB110005, IPB002046, IPB002005, IPB009004, IPB009002, IPB019015, dan IPB mempunyai produktivitas masing-masing sebesar 9.15, 9.66, 10.00, 10.21, 10.27, 10.32, 10.68, 10.96, dan ton/ha. Produktivitas ini lebih tinggi dibandingkan varietas Lembang 1 (4.07 ton/ha). Potensi produktivitas galur-galur tersebut diatas rata-rata produktivitas cabai merah nasional pada tahun 2010 (5.60 ton/ha). Produksi merupakan tujuan utama dalam budidaya cabai. Bobot per tanaman merupakan faktor terpenting pada produksi tanaman cabai untuk memperoleh galur hasil persilangan dengan potensi hasil tinggi. Karakter Kualitatif Karakter kualitatif yang diamati yaitu bentuk batang, warna batang, bentuk daun, warna daun, warna kepala putik, warna kepala sari, warna mahkota bunga, warna kelopak bunga, posisi bunga, bentuk buah, bentuk ujung buah, warna buah intermediet, dan warna buah masak. Secara umum karakter kualitatif dalam satu petak memperlihatkan penampilan yang seragam. Bentuk batang dan warna batang diamati ketika tanaman dewasa. Bentuk batang semua galur yang diuji adalah silindris, sama dengan bentuk batang semua varietas pembanding. Warna batang semua galur yang diuji adalah hijau garis ungu, sama dengan warna batang semua varietas pembanding (Tabel 8). Untuk karakter bentuk daun, diamati ketika buah pertama mulai masak pada 50% populasi. Terdapat perbedaan penampilan antara galur yang diuji dengan varietas pembanding. Galur IPB110005, IPB002005, dan IPB mempunyai bentuk daun lanset, sama dengan varietas Trisula dan Lembang 1 tetapi berbeda dengan varietas Tombak, Gelora, dan Tit Super.

41 28 Galur IPB120005, IPB001004, IPB002003, IPB002046, IPB009003, IPB009004, IPB009019, dan IPB mempunyai bentuk daun oval, sama dengan varietas Gelora dan Tit Super namun berbeda dengan Tombak dan Lembang 1. Galur IPB015002, IPB002001, dan IPB mempunyai bentuk daun oval, sama dengan varietas Tombak dan berbeda dengan keempat varietas pembanding lain. Warna daun semua galur yang diuji adalah hijau tua, sama dengan warna daun semua varietas pembanding. Tabel 8. Batang dan Daun Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding Genotipe Batang Daun Bentuk Warna Bentuk Warna IPB silindris hijau garis ungu oval hijau tua IPB silindris hijau garis ungu delta hijau tua IPB silindris hijau garis ungu oval hijau tua IPB silindris hijau garis ungu lanset hijau tua IPB silindris hijau garis ungu oval hijau tua IPB silindris hijau garis ungu lanset hijau tua IPB silindris hijau garis ungu oval hijau tua IPB silindris hijau garis ungu oval hijau tua IPB silindris hijau garis ungu oval hijau tua IPB silindris hijau garis ungu delta hijau tua IPB silindris hijau garis ungu delta hijau tua IPB silindris hijau garis ungu oval hijau tua IPB silindris hijau garis ungu lanset hijau tua IPB silindris hijau garis ungu oval hijau tua Tombak silindris hijau garis ungu delta hijau tua Gelora silindris hijau garis ungu oval hijau tua Tit Super silindris hijau garis ungu oval hijau tua Trisula silindris hijau garis ungu lanset hijau tua Lembang 1 silindris hijau garis ungu lanset hijau tua Karakter posisi bunga diamati pada saat tanaman 50% berbunga. Warna kepala putik dan warna kepala sari diamati pada saat bunga mekar. Warna mahkota bunga diamati pada saat tanaman 50% berbunga. Warna kelopak bunga diamati pada saat antesis. Posisi bunga untuk semua galur yang diuji dan semua varietas pembanding menunjukkan kenampakan yang sama, yaitu menggantung. Penampilan warna kepala putik baik pada semua galur yang diuji maupun pada semua varietas

42 29 pembanding sama, yaitu berwarna kuning. Untuk warna kepala sari menunjukkan sedikit perbedaan. Warna kepala sari galur IPB dan IPB adalah biru keunguan, berbeda dengan semua varietas pembanding yang berwarna ungu (Tabel 9). Genotipe Tabel 9. Bunga Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding Posisi Bunga Warna Kepala Putik Warna Kepala Sari Warna Mahkota Bunga Warna Kelopak Bunga IPB menggantung kuning ungu putih hijau IPB menggantung kuning biru keunguan putih hijau IPB menggantung kuning ungu putih hijau IPB menggantung kuning ungu putih hijau IPB menggantung kuning biru keunguan putih hijau IPB menggantung kuning ungu putih hijau IPB menggantung kuning ungu putih hijau IPB menggantung kuning ungu putih hijau IPB menggantung kuning ungu putih hijau IPB menggantung kuning ungu putih hijau IPB menggantung kuning ungu putih hijau IPB menggantung kuning ungu putih hijau IPB menggantung kuning ungu putih hijau IPB menggantung kuning ungu putih hijau Tombak menggantung kuning ungu putih hijau Gelora menggantung kuning ungu putih hijau Tit Super menggantung kuning ungu putih hijau Trisula menggantung kuning ungu putih hijau Lembang 1 menggantung kuning ungu putih hijau Karakter warna mahkota bunga untuk semua galur yang diuji dan semua varietas pembanding menunjukkan kenampakan yang sama, yaitu putih. Kelopak bunga untuk semua galur yang diuji dan semua varietas pembanding juga menunjukkan kenampakan yang sama, yaitu hijau. Bentuk buah dan bentuk ujung buah diamati pada saat buah telah masak penuh. Warna buah intermediet diamati saat buah akan mengalami kemasakan. Warna buah masak diamati pada saat buah masak penuh.

43 30 Bentuk buah semua galur yang diuji mempunyai penampilan yang sama dengan semua varietas pembanding, yaitu memanjang. Bentuk ujung buah semua galur yang diuji juga menunjukkan penampilan yang sama dengan semua varietas pembanding, yaitu runcing (Tabel 10). Tabel 10. Buah Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding Genotipe Bentuk Bentuk Warna Buah Warna Buah Buah Ujung Buah Intermediet Masak IPB memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB memanjang runcing ungu kecoklatan merah Tombak memanjang runcing oranye merah Gelora memanjang runcing ungu kecoklatan merah Tit Super memanjang runcing ungu kecoklatan merah Trisula memanjang runcing ungu kecoklatan merah Lembang 1 memanjang runcing ungu kecoklatan merah Untuk warna buah intermediet, semua galur yang diuji menunjukkan penampilan ungu kecoklatan, sama dengan varietas pembanding Gelora, Tit Super, Trisula, dan Lembang 1 tetapi berbeda dengan varietas pembanding Tombak. Pada warna buah masak, baik semua galur yang diuji maupun semua varietas pembanding berwarna sama, yaitu merah.

44 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Beberapa galur cabai IPB memperlihatkan penampilan karakter yang lebih baik dibandingkan varietas pembanding. Galur IPB002005, IPB009004, dan IPB merupakan galur yang pertumbuhan tanamannya lebih bagus dibandingkan dengan semua varietas pembanding. Galur IPB mempunyai umur berbunga yang lebih genjah dibandingkan semua varietas pembanding kecuali varietas Tombak. Galur IPB memiliki umur panen yang lebih awal dibandingkan varietas pembanding Tombak, Gelora, dan Trisula. Galur IPB mempunyai jumlah buah per tanaman yang lebih banyak dibandingkan dengan varietas pembanding Tombak, Gelora, dan Trisula. Bobot buah per tanaman galur IPB lebih besar dibandingkan varietas Lembang 1. Begitu juga untuk produktivitas, galur IPB memiliki produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Lembang 1. Saran Galur IPB002005, IPB009003, dan IPB dapat direkomendasikan untuk dilepas sebagai calon varietas baru. Galur tersebut mempunyai pertumbuhan tanaman yang baik dengan karakter khusus masing-masing, dan sesuai untuk dikembangkan di daerah Boyolali. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

45 DAFTAR PUSTAKA Ahmed, N., M.Y. Bhat, M.I. Tankim, and G.H. Zargar Inheritance of yield attributing characters in pepper. Capsicum and Eggplant Newsletter 13: Ameriana, M Penilaian konsumen rumah tangga terhadap kualitas cabai. J. Hort. 10(1): Badan Benih Nasional Himpunan Peraturan Perbenihan. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Jakarta. 140 hal. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Keadaan Curah Hujan Kecamatan Sawit. Boyolali. Badan Pusat Statistik Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Cabai. [27 September 2011]. Brown, R.H Growth of the Green Plant. In Tesar, M.B. (Ed.) Physiological Basic of Crop Growth and Development. American Society of Agronomy, Inc. USA. Daryanto, A Studi Heterosis dan Daya Gabung Karakter Agronomi Cabai (Capsicum annuum L.) pada Hasil Persilangan Half Diallel. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 55 hal. Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura. Direktorat Perbenihan. Jakarta. Gomez, K.A. and A.A. Gomez Prosedur Statistika untuk Penelitian Pertanian. (diterjemahkan dari: Statistical Procedures for Agricultural Research, penerjemah E. Sjamsudin dan J.S. Baharsjah. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. 698 hal. Greenleaf, W.H Pepper Breeding. In Basset M.J. (Ed.) Breeding Vegetable Crops. Connecticut: AVI Publishing Co. Florida. p Hartuti, N. dan R.M. Sinaga Aspek Panen dan Pascapanen Cabai. Hal Dalam A. Santika (Ed.) Agribisnis Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta. Hilmayanti, I., D. Murdaningsih, M. Rahardja, N. Rostini, dan R. Setiamihardja Pewarisan karakter umur berbunga dan ukuran buah cabai merah (Capsicum annuum L.). Zuriat 17: IPGRI Descriptors for Capsicum (Capsicum spp.). IPGRI. Italia. 110 hal.

46 33 Kaharjanti, W Uji Daya Hasil 11 Hibrida Cabai Besar IPB di Boyolali. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 33 hal. Keputusan Menteri Pertanian Pelepasan Cabai Besar Lembang 1 sebagai Varietas Unggul. Departemen Pertanian. 3 hal Pelepasan Cabai Besar Trisula sebagai Varietas Unggul. Departemen Pertanian. 3 hal. Kirana, R Perbaikan daya hasil varietas lokal cabai melalui persilangan antar-varietas. Zuriat. 17(2): Kirana, R. dan E. Sofiari Heterosis dan heterobeltiosis pada persilangan 5 genotip cabai dengan metode dialil. J. Hort. 17(2): Kusandriani, Y Botani Tanaman Cabai Merah. Dalam A.S. Duriat, A.W.W. Hadisoeganda, T.A. Soetiarso dan L. Prabaningrum. Teknologi Produksi Cabai Merah. Balitsa. Lembang. hal Kusandriani, Y. dan A.H. Permadi Pemuliaan Tanaman Cabai. Dalam A.S. Duriat, A.W.W. Hadisoeganda, T.A. Soetiarso dan L. Prabaningrum. Teknologi Produksi Cabai Merah. Balitsa. Lembang. hal Lawrence, G.H.M Taxonomy of Vascular Plants 1 st ed. The Macmillan Company. New York. Mastaufan, S.A Uji Daya Hasil 13 Galur Cabai IPB pada Tiga Unit Lingkungan. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 71 hal. Navarro, J.M., P. Flores, C. Garrido, and V. Martinez Changes in the contents of antioxidant compounds in pepper fruits at different ripening stages, as affected by salinity. Food Chem. 96: Pickersgill, B Genetic Resources of Capsicum for Tropical Regions. Tomato and Pepper Production in the Tropics (Shanhua, Tainan: AVRDC, 1989). p Purwati, E., B. Jaya, dan A.S. Duriat Penampilan beberapa varietas cabai dan uji resistensi terhadap penyakit virus kerupuk. J. Hort. 10: Rutabatzky, V.E. dan M. Yamaguchi Sayuran Dunia 3 (diterjemahan dari: World Vegetables: Principles, Production and Nutritive Value, penerjemah: C. Herison. Penerbit ITB Bandung. 320 hal. Siemonsma, J.S. dan K. Piluek PROSEA: Plant Resources of South East Asia 8 Vegetables. Bogor. 412 p.

47 34 Sujiprihati, S., M. Syukur, dan R. Yunianti Pemuliaan Tanaman Cabai. Dalam Faperta IPB (Eds.) Budidaya Tanaman Cabai. Kerjasama IPB dengan AVRDC Bogor. Suwandi Cabai. Dalam R. Sutarya, G. Grubben, dan H. Sutarno. Pedoman Bertanam Sayuran datarna Rendah. Kerjasama UGM Press dengan PROSEA Indonesia dan Balitsa. Lembang. 264 hal. Syukur, M., S. Sujiprihati, R. Yunianti, dan D. A. Kusumah Evaluasi daya hasil cabai hibrida dan daya adaptasinya di empat lokasi dalam dua tahun. J. Agron. Indonesia 38(1):43-51.

48 LAMPIRAN P / Mart

49 36 Lampiran 1. Data Iklim Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Bulan Februari-Juni 2011 Bulan Curah Hujan (mm) Jumlah Hari Hujan (hari) Rata-rata Curah Hujan/ Hari (mm) Februari Maret April Mei Juni Lampiran 2. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan Genotipe <.0001 Galat Total KK: 9.60 % Lampiran 3. Sidik Ragam Tinggi Dikotomus 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan Genotipe <.0001 Galat Total KK: 7.44 % Lampiran 4. Sidik Ragam Lebar Kanopi 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan Genotipe Galat Total KK: %

50 37 Lampiran 5. Sidik Ragam Diameter Batang 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan Genotipe Galat Total KK: % Lampiran 6. Sidik Ragam Panjang Daun 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan Genotipe Galat Total KK: % Lampiran 7. Sidik Ragam Lebar Daun 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan Genotipe Galat Total KK: % Lampiran 8. Sidik Ragam Umur Berbunga 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan Genotipe <.0001 Galat Total KK: 6.17 %

51 38 Lampiran 9. Sidik Ragam Umur Panen 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan Genotipe <.0001 Galat Total KK: 5.71 % Lampiran 10. Sidik Ragam Panjang Buah 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan Genotipe Galat Total KK: 8.06 % Lampiran 11. Sidik Ragam Diameter Buah 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan Genotipe <.0001 Galat Total KK: 8.74 % Lampiran 12. Sidik Ragam Tebal Kulit Buah 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan Genotipe <.0001 Galat Total KK: 7.78 %

52 39 Lampiran 13. Sidik Ragam Bobot per Buah 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan Genotipe <.0001 Galat Total KK: % Lampiran 14. Sidik Ragam Jumlah Buah per Tanaman 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan Genotipe Galat Total KK: % Lampiran 15. Sidik Ragam Bobot Buah per Tanaman 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan Genotipe Galat Total KK: % Lampiran 16. Sidik Ragam Produktivitas 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan Genotipe Galat Total KK: %

53 40 Lampiran 17. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Nama Galur : IPB Bentuk Batang : silindris Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : oval Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah Tinggi Tanaman (cm) : ± 1.00 Tinggi Dikotomus (cm) : ± 1.68 Lebar Kanopi (cm) : ± 2.46 Diameter Batang (mm) : 9.20 ± 0.25 Panjang Daun (cm) : 8.71 ± 0.09 Lebar Daun (cm) : 3.08 ± 0.10 Umur Berbunga (HST) : ± 2.31 Umur Panen (HST) : ± 1.00 Panjang Buah (cm) : ± 0.96 Diameter Buah (mm) : ± 0.52 Tebal Kulit Buah (mm) : 2.22 ± 0.05 Bobot per Buah (g) : 5.99 ± 0.15 Jumlah Buah per Tanaman (buah) : ± 5.00 Bobot Buah per Tanaman (g) : ± Produktivitas (ton/ha) : 9.15 ± 0.58

54 41 Lampiran 18. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Nama Galur : IPB Bentuk Batang : silindris Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : delta Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : biru keunguan Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah Tinggi Tanaman (cm) : ± 1.14 Tinggi Dikotomus (cm) : ± 1.10 Lebar Kanopi (cm) : ± 2.92 Diameter Batang (mm) : 8.69 ± 0.69 Panjang Daun (cm) : 7.17 ± 0.33 Lebar Daun (cm) : 3.43 ± 0.24 Umur Berbunga (HST) : ± 1.73 Umur Panen (HST) : ± 1.00 Panjang Buah (cm) : ± 0.27 Diameter Buah (mm) : ± 0.45 Tebal Kulit Buah (mm) : 2.58 ± 0.25 Bobot per Buah (g) : ± 2.28 Jumlah Buah per Tanaman (buah) : ± 8.10 Bobot Buah per Tanaman (g) : ± Produktivitas (ton/ha) : 7.65 ± 0.49

55 42 Lampiran 19. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Nama Galur : IPB Bentuk Batang : silindris Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : oval Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah Tinggi Tanaman (cm) : ± 7.50 Tinggi Dikotomus (cm) : ± 3.31 Lebar Kanopi (cm) : ± 4.14 Diameter Batang (mm) : 8.46 ± 0.67 Panjang Daun (cm) : 7.39 ± 0.12 Lebar Daun (cm) : 3.11 ± 0.19 Umur Berbunga (HST) : ± 3.06 Umur Panen (HST) : ± 3.06 Panjang Buah (cm) : ± 0.29 Diameter Buah (mm) : ± 1.59 Tebal Kulit Buah (mm) : 2.07 ± 0.12 Bobot per Buah (g) : 6.66 ± 1.09 Jumlah Buah per Tanaman (buah) : ± 3.65 Bobot Buah per Tanaman (g) : ± Produktivitas (ton/ha) : 9.66 ± 2.31

56 43 Lampiran 20. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Nama Galur : IPB Bentuk Batang : silindris Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : lanset Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah Tinggi Tanaman (cm) : ± 5.31 Tinggi Dikotomus (cm) : ± 1.23 Lebar Kanopi (cm) : ± 8.76 Diameter Batang (mm) : 8.46 ± 1.02 Panjang Daun (cm) : 8.95 ± 0.98 Lebar Daun (cm) : 3.09 ± 0.18 Umur Berbunga (HST) : ± 3.06 Umur Panen (HST) : ± 9.17 Panjang Buah (cm) : ± 0.88 Diameter Buah (mm) : ± 1.44 Tebal Kulit Buah (mm) : 2.30 ± 0.21 Bobot per Buah (g) : ± 0.90 Jumlah Buah per Tanaman (buah) : ± 7.62 Bobot Buah per Tanaman (g) : ± Produktivitas (ton/ha) : ± 0.93

57 44 Lampiran 21. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Nama Galur : IPB Bentuk Batang : silindris Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : oval Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : biru keunguan Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah Tinggi Tanaman (cm) : ± 5.52 Tinggi Dikotomus (cm) : ± 0.86 Lebar Kanopi (cm) : ± Diameter Batang (mm) : 8.76 ± 0.61 Panjang Daun (cm) : 8.16 ± 0.18 Lebar Daun (cm) : 2.80 ± 0.07 Umur Berbunga (HST) : ± 0.58 Umur Panen (HST) : ± 6.00 Panjang Buah (cm) : ± 0.69 Diameter Buah (mm) : ± 0.71 Tebal Kulit Buah (mm) : 2.20 ± 0.05 Bobot per Buah (g) : 8.53 ± 0.37 Jumlah Buah per Tanaman (buah) : ± 6.31 Bobot Buah per Tanaman (g) : ± Produktivitas (ton/ha) : ± 1.35

58 45 Lampiran 22. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Nama Galur : IPB Bentuk Batang : silindris Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : lanset Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah Tinggi Tanaman (cm) : ± 2.02 Tinggi Dikotomus (cm) : ± 1.86 Lebar Kanopi (cm) : ± 3.53 Diameter Batang (mm) : 8.86 ± 0.73 Panjang Daun (cm) : 7.48 ± 0.33 Lebar Daun (cm) : 2.73 ± 0.10 Umur Berbunga (HST) : ± 1.00 Umur Panen (HST) : ± 3.79 Panjang Buah (cm) : ± 0.77 Diameter Buah (mm) : ± 2.09 Tebal Kulit Buah (mm) : 2.22 ± 0.23 Bobot per Buah (g) : 8.52 ± 1.51 Jumlah Buah per Tanaman (buah) : ± 4.06 Bobot Buah per Tanaman (g) : ± Produktivitas (ton/ha) : ± 1.07

59 46 Lampiran 23. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Nama Galur : IPB Bentuk Batang : silindris Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : oval Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah Tinggi Tanaman (cm) : ± 7.00 Tinggi Dikotomus (cm) : ± 1.21 Lebar Kanopi (cm) : ± 6.80 Diameter Batang (mm) : 7.91 ± 1.10 Panjang Daun (cm) : 7.75 ± 0.30 Lebar Daun (cm) : 3.16 ± 0.03 Umur Berbunga (HST) : ± 3.61 Umur Panen (HST) : ± Panjang Buah (cm) : ± 0.70 Diameter Buah (mm) : ± 1.47 Tebal Kulit Buah (mm) : 1.87 ± 0.06 Bobot per Buah (g) : 6.14 ± 0.80 Jumlah Buah per Tanaman (buah) : ± Bobot Buah per Tanaman (g) : ± Produktivitas (ton/ha) : ± 5.63

60 47 Lampiran 24. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Nama Galur : IPB Bentuk Batang : silindris Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : oval Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah Tinggi Tanaman (cm) : ± 2.91 Tinggi Dikotomus (cm) : ± 1.72 Lebar Kanopi (cm) : ± 8.88 Diameter Batang (mm) : ± 0.89 Panjang Daun (cm) : 8.88 ± 0.46 Lebar Daun (cm) : 3.59 ± 0.09 Umur Berbunga (HST) : ± 1.00 Umur Panen (HST) : ± 6.03 Panjang Buah (cm) : ± 0.50 Diameter Buah (mm) : ± 0.88 Tebal Kulit Buah (mm) : 2.01 ± 0.12 Bobot per Buah (g) : 6.71 ± 0.65 Jumlah Buah per Tanaman (buah) : ± 5.67 Bobot Buah per Tanaman (g) : ± Produktivitas (ton/ha) : ± 0.83

61 48 Lampiran 25. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Nama Galur : IPB Bentuk Batang : silindris Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : oval Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah Tinggi Tanaman (cm) : ± 9.53 Tinggi Dikotomus (cm) : ± 1.78 Lebar Kanopi (cm) : ± 4.52 Diameter Batang (mm) : 8.00 ± 0.65 Panjang Daun (cm) : 7.66 ± 0.41 Lebar Daun (cm) : 2.89 ± 0.16 Umur Berbunga (HST) : ± 1.00 Umur Panen (HST) : ± 1.00 Panjang Buah (cm) : ± 0.70 Diameter Buah (mm) : ± 0.29 Tebal Kulit Buah (mm) : 2.24 ± 0.08 Bobot per Buah (g) : 8.46 ± 0.55 Jumlah Buah per Tanaman (buah) : ± 9.27 Bobot Buah per Tanaman (g) : ± Produktivitas (ton/ha) : 7.74 ± 1.35

62 49 Lampiran 26. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Nama Galur : IPB Bentuk Batang : silindris Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : delta Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah Tinggi Tanaman (cm) : ± 3.97 Tinggi Dikotomus (cm) : ± 1.55 Lebar Kanopi (cm) : ± 2.61 Diameter Batang (mm) : 7.96 ± 0.21 Panjang Daun (cm) : 7.22 ± 0.59 Lebar Daun (cm) : 3.08 ± 0.29 Umur Berbunga (HST) : ± 2.08 Umur Panen (HST) : ± 3.06 Panjang Buah (cm) : ± 0.22 Diameter Buah (mm) : ± 1.34 Tebal Kulit Buah (mm) : 2.13 ± 0.08 Bobot per Buah (g) : 6.93 ± 1.07 Jumlah Buah per Tanaman (buah) : ± 2.16 Bobot Buah per Tanaman (g) : ± Produktivitas (ton/ha) : 8.84 ± 1.01

63 50 Lampiran 27. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Nama Galur : IPB Bentuk Batang : silindris Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : delta Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah Tinggi Tanaman (cm) : ± Tinggi Dikotomus (cm) : ± 1.03 Lebar Kanopi (cm) : ± 6.54 Diameter Batang (mm) : 7.52 ± 0.99 Panjang Daun (cm) : 7.23 ± 0.28 Lebar Daun (cm) : 3.23 ± 0.06 Umur Berbunga (HST) : ± 2.08 Umur Panen (HST) : ± 3.79 Panjang Buah (cm) : ± 1.00 Diameter Buah (mm) : ± 0.78 Tebal Kulit Buah (mm) : 1.92 ± 0.15 Bobot per Buah (g) : 6.76 ± 0.38 Jumlah Buah per Tanaman (buah) : ± 3.23 Bobot Buah per Tanaman (g) : ± Produktivitas (ton/ha) : 8.24 ± 0.73

64 51 Lampiran 28. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Nama Galur : IPB Bentuk Batang : silindris Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : oval Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah Tinggi Tanaman (cm) : ± 3.65 Tinggi Dikotomus (cm) : ± 0.71 Lebar Kanopi (cm) : ± 6.40 Diameter Batang (mm) : 9.75 ± 0.52 Panjang Daun (cm) : 6.84 ± 0.31 Lebar Daun (cm) : 2.73 ± 0.09 Umur Berbunga (HST) : ± 1.73 Umur Panen (HST) : ± 3.79 Panjang Buah (cm) : ± 0.17 Diameter Buah (mm) : ± 0.40 Tebal Kulit Buah (mm) : 2.09 ± 0.03 Bobot per Buah (g) : 7.73 ± 0.47 Jumlah Buah per Tanaman (buah) : ± 7.95 Bobot Buah per Tanaman (g) : ± Produktivitas (ton/ha) : ± 2.06

65 52 Lampiran 29. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Nama Galur : IPB Bentuk Batang : silindris Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : lanset Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah Tinggi Tanaman (cm) : ± 6.54 Tinggi Dikotomus (cm) : ± 0.64 Lebar Kanopi (cm) : ± 8.13 Diameter Batang (mm) : 9.35 ± 0.64 Panjang Daun (cm) : 7.90 ± 0.84 Lebar Daun (cm) : 2.81 ± 0.37 Umur Berbunga (HST) : ± 0.58 Umur Panen (HST) : ± 3.06 Panjang Buah (cm) : ± 0.23 Diameter Buah (mm) : ± 1.32 Tebal Kulit Buah (mm) : 2.03 ± 0.16 Bobot per Buah (g) : 8.38 ± 0.52 Jumlah Buah per Tanaman (buah) : ± 4.60 Bobot Buah per Tanaman (g) : ± Produktivitas (ton/ha) : ± 1.29

66 53 Lampiran 30. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB Nama Galur : IPB Bentuk Batang : silindris Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : oval Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah Tinggi Tanaman (cm) : ± 8.66 Tinggi Dikotomus (cm) : ± 2.23 Lebar Kanopi (cm) : ± 6.31 Diameter Batang (mm) : 9.85 ± 1.31 Panjang Daun (cm) : 7.61 ± 0.82 Lebar Daun (cm) : 2.98 ± 0.32 Umur Berbunga (HST) : ± 2.65 Umur Panen (HST) : ± 5.86 Panjang Buah (cm) : ± 1.39 Diameter Buah (mm) : ± 0.54 Tebal Kulit Buah (mm) : 2.05 ± 0.10 Bobot per Buah (g) : 7.13 ± 0.35 Jumlah Buah per Tanaman (buah) : ± 8.76 Bobot Buah per Tanaman (g) : ± 8.71 Produktivitas (ton/ha) : 8.77 ± 0.28

67 54 Lampiran 31. Tanaman dan Buah Cabai Varietas Tombak Nama Varietas : Tombak Bentuk Batang : silindris Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : delta Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing Warna Buah Intermediet : oranye Warna Buah Masak : merah Tinggi Tanaman (cm) : ± 3.89 Tinggi Dikotomus (cm) : ± 0.89 Lebar Kanopi (cm) : ± 5.65 Diameter Batang (mm) : ± 1.20 Panjang Daun (cm) : 8.48 ± 1.68 Lebar Daun (cm) : 4.05 ± 0.82 Umur Berbunga (HST) : ± 0.58 Umur Panen (HST) : ± 1.53 Panjang Buah (cm) : ± 1.00 Diameter Buah (mm) : ± 1.31 Tebal Kulit Buah (mm) : 2.65 ± 0.20 Bobot per Buah (g) : ± 2.92 Jumlah Buah per Tanaman (buah) : ± 4.04 Bobot Buah per Tanaman (g) : ± Produktivitas (ton/ha) : 9.81 ± 3.82

68 55 Lampiran 32. Tanaman dan Buah Cabai Varietas Gelora Nama Varietas : Gelora Bentuk Batang : silindris Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : oval Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah Tinggi Tanaman (cm) : ± Tinggi Dikotomus (cm) : ± 0.51 Lebar Kanopi (cm) : ± 8.66 Diameter Batang (mm) : 8.56 ± 1.72 Panjang Daun (cm) : 8.78 ± 2.53 Lebar Daun (cm) : 3.27 ± 0.81 Umur Berbunga (HST) : ± 2.65 Umur Panen (HST) : ± 5.51 Panjang Buah (cm) : 9.90 ± 0.26 Diameter Buah (mm) : ± 0.21 Tebal Kulit Buah (mm) : 2.12 ± 0.01 Bobot per Buah (g) : 6.35 ± 0.31 Jumlah Buah per Tanaman (buah) : ± 2.25 Bobot Buah per Tanaman (g) : ± Produktivitas (ton/ha) : 7.67 ± 0.98

69 56 Lampiran 33. Tanaman dan Buah Cabai Varietas Tit Super Nama Varietas : Tit Super Bentuk Batang : silindris Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : oval Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah Tinggi Tanaman (cm) : ± Tinggi Dikotomus (cm) : ± 3.02 Lebar Kanopi (cm) : ± Diameter Batang (mm) : 7.81 ± 2.94 Panjang Daun (cm) : 7.41 ± 0.98 Lebar Daun (cm) : 3.02 ± 0.59 Umur Berbunga (HST) : ± 3.21 Umur Panen (HST) : ± Panjang Buah (cm) : ± 2.72 Diameter Buah (mm) : ± 1.46 Tebal Kulit Buah (mm) : 1.78 ± 0.35 Bobot per Buah (g) : 8.41 ± 3.06 Jumlah Buah per Tanaman (buah) : ± Bobot Buah per Tanaman (g) : ± Produktivitas (ton/ha) : 8.84 ± 0.95

70 57 Lampiran 34. Tanaman dan Buah Cabai Varietas Trisula Nama Varietas : Trisula Bentuk Batang : silindris Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : lanset Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah Tinggi Tanaman (cm) : ± 5.79 Tinggi Dikotomus (cm) : ± 1.60 Lebar Kanopi (cm) : ± 6.98 Diameter Batang (mm) : 7.45 ± 0.38 Panjang Daun (cm) : 6.81 ± 0.46 Lebar Daun (cm) : 2.65 ± 0.20 Umur Berbunga (HST) : ± 1.00 Umur Panen (HST) : ± 1.00 Panjang Buah (cm) : ± 0.48 Diameter Buah (mm) : ± 0.44 Tebal Kulit Buah (mm) : 1.97 ± 0.37 Bobot per Buah (g) : 8.50 ± 0.53 Jumlah Buah per Tanaman (buah) : ± 9.24 Bobot Buah per Tanaman (g) : ± Produktivitas (ton/ha) : 9.31 ± 1.03

71 58 Lampiran 35. Tanaman dan Buah Cabai Varietas Lembang 1 Nama Varietas : Lembang 1 Bentuk Batang : silindris Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : lanset Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah Tinggi Tanaman (cm) : ± 5.20 Tinggi Dikotomus (cm) : ± 0.56 Lebar Kanopi (cm) : ± 4.16 Diameter Batang (mm) : 8.12 ± 0.82 Panjang Daun (cm) : 6.38 ± 0.19 Lebar Daun (cm) : 2.12 ± 0.16 Umur Berbunga (HST) : ± 0.58 Umur Panen (HST) : ± 1.00 Panjang Buah (cm) : ± 0.66 Diameter Buah (mm) : 6.49 ± 0.94 Tebal Kulit Buah (mm) : 1.24 ± 0.07 Bobot per Buah (g) : 1.97 ± 0.28 Jumlah Buah per Tanaman (buah) : ± 3.06 Bobot Buah per Tanaman (g) : ± 6.03 Produktivitas (ton/ha) : 4.07 ± 0.19

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk kedalam famili Solanaceae. Terdapat sekitar 20-30 spesies yang termasuk kedalam genus Capsicum, termasuk diantaranya

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Capsicum annuum L. merupakan tanaman annual berbentuk semak dengan tinggi mencapai 0.5-1.5 cm, memiliki akar tunggang yang sangat kuat dan bercabang-cabang.

Lebih terperinci

EVALUASI DAYA HASIL 11 HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI BOYOLALI. Oleh Wahyu Kaharjanti A

EVALUASI DAYA HASIL 11 HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI BOYOLALI. Oleh Wahyu Kaharjanti A EVALUASI DAYA HASIL 11 HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI BOYOLALI Oleh Wahyu Kaharjanti A34404014 PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 EVALUASI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai Cabai merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan. Cabai dikenal di Eropa pada abad ke-16, setelah diintroduksi oleh Colombus saat perjalanan pulang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai (Capsicum annuum L.) termasuk dalam genus Capsicum yang spesiesnya telah dibudidayakan, keempat spesies lainnya yaitu Capsicum baccatum, Capsicum pubescens,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman cabai (Capsicum annuum L.) termasuk ke dalam kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, kelas Dicotyledoneae, ordo Solanes, famili Solanaceae, dan genus Capsicum. Tanaman ini berasal

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

EVALUASI DAYA HASIL EMPAT HIBRIDA CABAI

EVALUASI DAYA HASIL EMPAT HIBRIDA CABAI Makalah Seminar departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor EVALUASI DAYA HASIL EMPAT HIBRIDA CABAI (Capsicum annuum L.) IPB DI KEBUN PERCOBAAN IPB LEUWIKOPO Yield

Lebih terperinci

Daya Hasil 15 Galur Cabai IPB dan Ketahanannya terhadap Penyakit Antraknosa yang Disebabkan oleh Colletotrichum acutatum

Daya Hasil 15 Galur Cabai IPB dan Ketahanannya terhadap Penyakit Antraknosa yang Disebabkan oleh Colletotrichum acutatum Daya Hasil 15 Galur Cabai IPB dan Ketahanannya terhadap Penyakit Antraknosa yang Disebabkan oleh Colletotrichum acutatum Yield and Resistance to Anthracnose Disease Caused by Colletotrichum acutatum of

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Keadaan tanaman cabai selama di persemaian secara umum tergolong cukup baik. Serangan hama dan penyakit pada tanaman di semaian tidak terlalu banyak. Hanya ada beberapa

Lebih terperinci

EVALUASI DAYA HASIL SEMBILAN HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI REMBANG OLEH DIMAS PURWO ANGGORO A

EVALUASI DAYA HASIL SEMBILAN HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI REMBANG OLEH DIMAS PURWO ANGGORO A EVALUASI DAYA HASIL SEMBILAN HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI REMBANG OLEH DIMAS PURWO ANGGORO A34304035 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN DIMAS PURWO ANGGORO.

Lebih terperinci

PERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr

PERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr PERSEMAIAN CABAI Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai Djoko Sumianto, SP, M.Agr BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) KETINDAN 2017 Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)/ Kompetensi Dasar :

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar yang dimulai dari bulan November 2013 sampai April 2014.

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar yang dimulai dari bulan November 2013 sampai April

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar yang dimulai dari bulan November 2013 sampai April 2014.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat 13 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2009 hingga Juni 2010. Penanaman di lapang dilakukan di Kebun Percobaan IPB, Leuwikopo, Darmaga. Lokasi penanaman berada

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian dimulai bulan November 2009 sampai dengan bulan Mei 2010. Kondisi curah hujan selama penelitian berlangsung berada pada interval 42.9 mm sampai dengan 460.7

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai (Capsicum sp.) berasal dari Amerika dan menyebar di berbagai negara di dunia. Cabai termasuk ke dalam famili terong-terongan (Solanaceae). Menurut

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai 3 2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) bukanlah tanaman asli Indonesia. Kedelai diduga berasal dari daratan China Utara atau kawasan subtropis. Kedelai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Galur Cabai Besar. Pembentukan Populasi F1, F1R, F2, BCP1 dan BCP2 (Hibridisasi / Persilangan Biparental) Analisis Data

BAHAN DAN METODE. Galur Cabai Besar. Pembentukan Populasi F1, F1R, F2, BCP1 dan BCP2 (Hibridisasi / Persilangan Biparental) Analisis Data 17 BAHAN DAN METODE Studi pewarisan ini terdiri dari dua penelitian yang menggunakan galur persilangan berbeda yaitu (1) studi pewarisan persilangan antara cabai besar dengan cabai rawit, (2) studi pewarisan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA.1 Kacang Panjang.1.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Panjang Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun LAMPIRAN Lampiran 1. Skoring sifat dan karakter tanaman cabai 1. Tinggi tanaman : Tinggi tanaman diukur mulai dari atas permukaan tanah hingga ujung tanaman yang paling tinggi dan dinyatakan dengan cm.

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah

Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah NAMA : HERRY WICOYO NIM : 11.12.5939 KELAS : 11-SI-SI-08 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1 Golongan Bentuk tanaman Tinggi tanaman Umur tanaman : hibrida : tegak : 110-140 cm : mulai berbunga 65 hari mulai panen 90 hari Bentuk kanopi : bulat Warna batang

Lebih terperinci

UJI DAYA HASIL 13 GALUR CABAI IPB PADA TIGA UNIT LINGKUNGAN. Oleh: S. ANDRA MASTAUFAN A

UJI DAYA HASIL 13 GALUR CABAI IPB PADA TIGA UNIT LINGKUNGAN. Oleh: S. ANDRA MASTAUFAN A UJI DAYA HASIL 13 GALUR CABAI IPB PADA TIGA UNIT LINGKUNGAN Oleh: S. ANDRA MASTAUFAN A24070011 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 RINGKASAN S. ANDRA MASTAUFAN.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS TUGAS LINGKUNGAN BISNIS Budiaya Cabai Rawit Disususn Oleh: Nama : Fitri Umayasari NIM : 11.12.6231 Prodi dan Jurusan : S1 SISTEM INFORMASI 11-S1SI-12 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Kebun percobaan Petani Ciherang. Kebun ini terletak di Ciherang pada ketinggian 250 m dpl. Berdasarkan

Lebih terperinci

UJI DAYA HASIL 15 GALUR CABAI IPB DAN KETAHANANNYA TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA YANG DISEBABKAN OLEH Colletotrichum acutatum

UJI DAYA HASIL 15 GALUR CABAI IPB DAN KETAHANANNYA TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA YANG DISEBABKAN OLEH Colletotrichum acutatum i UJI DAYA HASIL 15 GALUR CABAI IPB DAN KETAHANANNYA TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA YANG DISEBABKAN OLEH Colletotrichum acutatum Oleh : LIA MARLIYANTI A24070103 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

EVALUASI DAYA HASIL 11 HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI BOYOLALI. Oleh Wahyu Kaharjanti A

EVALUASI DAYA HASIL 11 HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI BOYOLALI. Oleh Wahyu Kaharjanti A EVALUASI DAYA HASIL 11 HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI BOYOLALI Oleh Wahyu Kaharjanti A34404014 PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 EVALUASI

Lebih terperinci

EVALUASI DAYA HASIL EMPAT CABAI (Capsicum annuum L.) HIBRIDA IPB DI KEBUN PERCOBAAN IPB LEUWIKOPO ADI PRADIPTA A

EVALUASI DAYA HASIL EMPAT CABAI (Capsicum annuum L.) HIBRIDA IPB DI KEBUN PERCOBAAN IPB LEUWIKOPO ADI PRADIPTA A 1 EVALUASI DAYA HASIL EMPAT CABAI (Capsicum annuum L.) HIBRIDA IPB DI KEBUN PERCOBAAN IPB LEUWIKOPO ADI PRADIPTA A24061758 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Evaluasi Karakter Hortikultura Galur Cabai Hias IPB di Kebun Percobaan Leuwikopo

Evaluasi Karakter Hortikultura Galur Cabai Hias IPB di Kebun Percobaan Leuwikopo Evaluasi Karakter Hortikultura Galur Cabai Hias IPB di Kebun Percobaan Leuwikopo Horticulture Trait Evaluation of IPB Ornamental Pepper Lines in Leuwikopo Experimental Field Alvianti Yaufa Desita 1, Dewi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian C3 B1 C1 D2 A2 E2 B3 C2 E3 B2 D3 A1. Keterangan:

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian C3 B1 C1 D2 A2 E2 B3 C2 E3 B2 D3 A1. Keterangan: Lampiran 1. Layout Penelitian LAMPIRAN C3 B1 C1 D2 E1 A3 D1 A2 E2 B3 C2 E3 B2 D3 A1 Keterangan: A. Pupuk N, P dan K (200 kg/ha Urea + 450 kg/ha ZA + 150 kg/ha SP-36 + 150 kg/ha KCl) B. 1,5 ton/ha Pupuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI LAHAN GAMBUT

KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI LAHAN GAMBUT SKRIPSI KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI LAHAN GAMBUT Oleh: Fitri Yanti 11082201730 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

Agro inovasi. Kiat Sukses Berinovasi Cabai

Agro inovasi. Kiat Sukses Berinovasi Cabai Agro inovasi Kiat Sukses Berinovasi Cabai 2 AgroinovasI Kiat Sukses Berinovasi Cabai Cabai merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai nilai ekonomis cukup penting. Salah satu faktor yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi penelitian terletak di Kebun Percobaan Leuwikopo. Lahan yang digunakan merupakan lahan yang biasa untuk penanaman cabai, sehingga sebelum dilakukan penanaman,

Lebih terperinci

Lampiran 4. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 HST

Lampiran 4. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 HST Lampiran 4. Deskripsi Varietas TM 999 F1 Golongan : hibrida Bentuk tanaman : tegak Tinggi tanaman : 110-140 cm Umur tanaman : mulai berbunga 65 HST mulai panen 90 HST Bentuk kanopi : bulat Warna batang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian Cabai Merah Cabai Merah + Bawang Merah Cabai Merah Cabai Merah + Bawang Merah Cabai Merah Cabai Merah + Bawang Merah Cabai Merah Cabai Merah + Bawang Merah Cabai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area, Jalan Kolam No.1 Medan Estate kecamatan Percut Sei

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penanaman caisim dilaksanakan di lahan kebun percobaan IPB Pasir Sarongge, Cipanas dengan ketinggian tempat 1 124 m dpl, jenis tanah Andosol. Penelitian telah dilaksanakan

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

7/18/2010 UJI MULTILOKASI TAHUN II HIBRIDA CABAI UNGGULAN IPB UNTUK PELEPASAN VARIETAS PENDAHULUAN

7/18/2010 UJI MULTILOKASI TAHUN II HIBRIDA CABAI UNGGULAN IPB UNTUK PELEPASAN VARIETAS PENDAHULUAN UJI MULTILOKASI TAHUN II HIBRIDA CABAI UNGGULAN IPB UNTUK PELEPASAN VARIETAS Dr. Muhamad Syukur, SP, MSi Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS Dr. Rahmi Yunianti, SP, MSi PENDAHULUAN Cabai: Komoditas hortikultura

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Kacang Tanah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis Leguminosa yang memiliki kandungan gizi sangat tinggi. Kacang tanah merupakan

Lebih terperinci

EVALUASI DAYA HASIL SEMBILAN HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI REMBANG OLEH DIMAS PURWO ANGGORO A

EVALUASI DAYA HASIL SEMBILAN HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI REMBANG OLEH DIMAS PURWO ANGGORO A EVALUASI DAYA HASIL SEMBILAN HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI REMBANG OLEH DIMAS PURWO ANGGORO A34304035 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN DIMAS PURWO ANGGORO.

Lebih terperinci

PENGARUH APLIKASI STARTER SOLUTION PADA TIGA GENOTIPE CABAI (Capsicum annuum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SERTA KEJADIAN PENYAKIT PENTING CABAI

PENGARUH APLIKASI STARTER SOLUTION PADA TIGA GENOTIPE CABAI (Capsicum annuum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SERTA KEJADIAN PENYAKIT PENTING CABAI PENGARUH APLIKASI STARTER SOLUTION PADA TIGA GENOTIPE CABAI (Capsicum annuum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SERTA KEJADIAN PENYAKIT PENTING CABAI Triyani Dumaria DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK

PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK Farida Aryani dan Sri Rustianti Fakultas Pertanian Universitas Prof. Dr. Hazairin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian, Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci

Evaluasi Keragaan Tujuh Genotipe Cabai (Capsicum annuum L.) di Lahan Gambut. Mico Saputra 1, Idwar 2 dan Deviona 2 ABSTRACT

Evaluasi Keragaan Tujuh Genotipe Cabai (Capsicum annuum L.) di Lahan Gambut. Mico Saputra 1, Idwar 2 dan Deviona 2 ABSTRACT Evaluasi Keragaan Tujuh Genotipe Cabai (Capsicum annuum L.) di Lahan Gambut Mico Saputra 1, Idwar 2 dan Deviona 2 1) Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian UNRI (*) micosaputra33@yahoo.com ABSTRACT The

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.) 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.) Menurut Cronquist (1981), klasifikasi tanaman cabai rawit adalah sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas

Lebih terperinci

EVALUASI DAYA HASIL SEMBILAN HIBRIDA CABAI (Capsicum annuum L.) DI SUBANG. Oleh Sinta Fatmawati A

EVALUASI DAYA HASIL SEMBILAN HIBRIDA CABAI (Capsicum annuum L.) DI SUBANG. Oleh Sinta Fatmawati A EVALUASI DAYA HASIL SEMBILAN HIBRIDA CABAI (Capsicum annuum L.) DI SUBANG Oleh Sinta Fatmawati A34404031 PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Pengamatan setelah panen dilanjutkan di Laboratorium

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. 21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

KERAGAAN KARAKTER PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk.) HASIL INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA DI TIGA LOKASI. Oleh Muhammad Yusuf Pulungan A

KERAGAAN KARAKTER PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk.) HASIL INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA DI TIGA LOKASI. Oleh Muhammad Yusuf Pulungan A KERAGAAN KARAKTER PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk.) HASIL INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA DI TIGA LOKASI Oleh Muhammad Yusuf Pulungan A34403065 PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH FAKULTAS

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN

PELAKSANAAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Disiapkan lahan dengan panjang 21 m dan lebar 12 m yang kemudian dibersihkan dari gulma. Dalam persiapan lahan dilakukan pembuatan plot dengan 4 baris petakan dan

Lebih terperinci

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2009 sampai dengan Juli 2009 di Kebun Percobaan IPB Leuwikopo, Dramaga, Bogor yang terletak pada ketinggian 250 m dpl dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkecambahan Benih Penanaman benih pepaya dilakukan pada tray semai dengan campuran media tanam yang berbeda sesuai dengan perlakuan. Kondisi kecambah pertama muncul tidak seragam,

Lebih terperinci