RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN"

Transkripsi

1 DINAS PENANAMAN MODAL DAN DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PEMERINTAH KOTA SURABAYA PEMERINTAH KOTA SURABAYA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN Renstra DPM dan PTSP Tahun

2 DAFTAR ISI Contents DAFTAR ISI...2 DAFTAR TABEL...5 DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penyusunan Renstra Pengertian Renstra Perangkat Daerah Proses Penyusunan Renstra Perangkat Daerah Keterkaitan Antara Renstra-PD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya Landasan Hukum Ketentuan tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) dan Kewenangan Perangkat Daerah Ketentuan tentang Perencanaan dan Penganggaran Ketentuan tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Ketentuan tentang Indikator Kinerja Kunci (IKK) Maksud dan Tujuan Maksud Tujuan Sistematika Penulisan BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Tugas Fungsi Struktur Organisasi Sumber Daya Perangkat Daerah Susunan Kepegawaian Asset/Modal...30 Renstra DPM dan PTSP Tahun

3 2.3 Kinerja Pelayanan Kota Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Analisis Renstra Kementrian/Lembaga (K/L) dan Renstra Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Analisis Terhadap Dokumen Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KHLS) Sesuai dengan Pelayanan Perangkat Daerah BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten Kota Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Penentuan Isu-isu Strategis BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Perangkat Daerah Perumusan Visi Pokok-pokok Visi dan Penjelasan Visi Perumusan Misi Tujuan dan Sasaran Jangka Panjang Perumusan Tujuan Perumusan Sasaran Strategi dan Kebijakan Perumusan Strategi BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana Program dan Kegiatan...81 Renstra DPM dan PTSP Tahun

4 5.2 Indikator Kinerja Pendanaan Indikatif BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VII PENUTUP LAMPIRAN 102 Renstra DPM dan PTSP Tahun

5 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Indikator dan Nilai SPM serta Batas Waktu Pencapaian SPM secara Nasional Tabel 2.2 Realisasi Capaian Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Penanaman Modal Tabel 2.3 Tataran Pelaksana Kebijakan Aspek Tingkat Capaian Kinerja Terobosan InovasiI Baru Tabel 2.4 Tataran Pelaksana Kebijakan Aspek Tingkat Capaian Kinerja Penyelenggara Urusan Wajib Dan Urusan Pilihan Tabel 2.5 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tabel 2.6 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tahun (lanjutan) Tabel 2.7 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Badan Koordinasi Pelayanan dan Penanaman Modal Kota Tabel 2.8 Capaian Program Tahun 2011 s/d Tabel 2.9 Capaian Kegiatan Tahun 2011 s/d Tabel 2.10 Komparasi Capaian Sasaran Renstra Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra K/L Tabel 2.11 Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah Kota Tabel 2.12 Hasil Telaahan Struktur Ruang Provinsi/Kabupaten/Kota Kota Tabel 2.13 Hasil Analisis terhadap Dokumen KLHS Kota Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tabel 3.2 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tabel 3.3 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tabel 3.4 Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah Kota berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya.. 63 Tabel 3.5 Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota Berdasarkan Sasaran Renstra Perangkat Daerah Provinsi beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Renstra DPM dan PTSP Tahun

6 Tabel 3.6 Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah Kota Tabel 3.7 Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota Tabel 3.8 Penilaian Faktor Internal Tabel 3.9 Penilaian Faktor Eksternal Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Perangkat Daerah Tabel 5.1 Lokasi Kegiatan Tabel 5.2 Target Indikator Kinerja dalam Renstra Perangkat Daerah Tabel 5.3 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Renstra DPM dan PTSP Tahun

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Proses Penyusunan Rencana Kerja Perangkat Daerah Gambar 1.2 Keterkaitan Antar Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Gambar 2.1 Bagan Organisasi 29 Gambar 3.1 Matriks SWOT Gambar 3.2 Matriks TOWS Gambar 5.1 Visi dan Misi Tahun Gambar 5.2 Penjabaran Misi Pertama Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun Gambar 5.3 Penjabaran Misi Kedua Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun Gambar 5.4 Penjabaran Misi Ketiga Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun Gambar 5.5 Penjabaran Misi Ketiga Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun (lanjutan) Gambar 5.6 Penjabaran Misi Keempat Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun Gambar 5.7 Penjabaran Misi Keempat Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun (lanjutan) Gambar 6.1 Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran Perangkat Daerah Renstra DPM dan PTSP Tahun

8 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Renstra Amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional merupakan dasar dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah, oleh karena itu daerah memiliki kewenangan dalam menyusun rencana pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun, yang merupakan penjabaran dari visi, dan misi kepala daerah dengan mempertimbangkan isu-isu strategis dan permasalahan aktual yang terjadi. RPJMD ini menjadi rujukan agenda pembangunan lima tahunan beserta alokasi pendanaannya. RPJMD Kota Tahun menjadi pedoman dalam penyusunan dokumen perencanaan organisasi perangkat daerah, yaitu Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra-PD) Tahun serta penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang disusun setiap tahun. Dalam penyusunannya, RPJMD Kota Tahun mengacu pada RPJMD Provinsi Jawa Timur tahun serta memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)Tahun Pengertian Renstra Perangkat Daerah Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra-PD adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra-PD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan yang hendak dilakukan. Visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan sebagaimana dimaksud di atas, dirumuskan dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran program yang ditetapkan dalam RPJMD. Renstra-PD disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Perangkat Daerah serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif. Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tahun berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Tahun Proses Penyusunan Renstra Perangkat Daerah Renstra-PD Tahun disusun sesuai dengan tugas dan fungsi masingmasing Perangkat Daerah serta berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Renstra DPM dan PTSP Tahun

9 Perangkat Daerah merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), dimana tahapan dan tata cara penyusunan Renstra-PD ini berpedoman kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Dalam Permendagri 54 Tahun 2010 Pasal 11 Ayat (1) bahwa program, kegiatan, alokasi dana indikatif dan sumber pendanaan yang dirumuskan dalam RPJMD, RKPD, Renstra-PD dan Renja-PD disusun berdasarkan: a. Pendekatan kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah serta perencanaan dan penganggaran terpadu b. Kerangka pendanaan dan pagu indikatif c. Urusan wajib yang mengacu pada SPM sesuai dengan kondisi nyata daerah dan kebutuhan masyarakat atau urusan pilihan yang menjadi tanggung jawab Perangkat Daerah Adapun penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah sebagaimana ditunjukkan pada gambar di bawah ini : Renstra DPM dan PTSP Tahun

10 Gambar 1.1 Proses Penyusunan Rencana Kerja Perangkat Daerah PENYUSUNAN RANCANGAN RENSTRA-PD PENYUSUNAN RANCANGAN AKHIR PENETAPAN Renstra-KL dan Renstra Perangkat Daerah Provinsi SE KDH ttg Penyusunan Rancangan Renstra-PD dilampiri dengan indikator keluaran program dan PAGU per Perangkat Daerah Penyesuaian Rancangan Renstra-PD berdasarkan hasil verifikasi Tidak sesuai Rancangan Renstra-PD Verifikasi Rancangan Renstra-PD dengan Rancangan Awal RPJMD Sesuai PENYUSUNAN RPJMD Penyusunan Rancangan RPJMD Pelaksanaan Musrenbang RPJMD Perumusan Rancangan Akhir RPJMD PERDA tentang RPJMD Verifikasi Rancangan Akhir Renstra-PD Sesuai Tidak sesuai Penetapan Renstra-PD RENSTRA-PD Perumusan visi dan misi Perangkat Daerah Perumusan strategi dan kebijakan Nota Dinas Pengantar Kepala Perangkat Daerah perihal penyampaian Rancangan Renstra-PD kepada Bappeda Penyempurnaan Rancangan Renstra-PD Persiapan Penyusunan Renstra-PD Penelaahan RTRW Penelahaan KLHS Pengolahan data dan informasi Perumusan rencana strategis berdasarkan tusi Analisis gambaran pelayanan Perangkat Daerah SPM Perumusan Tujuan Perumusan Sasaran Perumusan rencana kegiatan, indikator kinerjam kelompok sasaran dan pendanaan indikatif berdasarkan rencana program prioritas RP2MD Perumusan indikator kinerja Perangkat Daerah yang mengacu pada tujuan dan sasaran BPJMD Rancangan Renstra-PD Pendahuluan Gambaran pelayanan Perangkat Daerah Isu-isu strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi Visi, misi, tujuan, dan sasaran, strategu dan kebijakan Rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif Indikator kinerja Perangkat Daerah yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Rancangan Akhir Renstra-PD Renstra DPM dan PTSP Tahun

11 Diacu Pedoman Diacu Rencana Strategis (Renstra) Tahun Keterkaitan Antara Renstra-PD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya Renstra-PD Tahun merupakan penjabaran dari RPJMD Kota periode dan mengacu pada RPJMD Propinsi Jawa Timur Tahun dan RPJMN Tahun Jadi, RPJMD Kota periode ini digunakan sebagai pedoman didalam penyusunan Renstra-PD. Pada lingkup pemerintahan Rencana Strategis (Renstra) digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah. Adapun gambaran tentang hubungan antara Rencana Strategis dengan dokumen perencanaan lainnya dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan maupun dengan sistem keuangan dapat dilihat pada Gambar 1.2 berikut. Gambar 1.2 Keterkaitan Antar Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Renstra K/L Pedoman Renja K/L Pedoman RKA K/L Rincian APBN RPJP Nasional RPJM Provinsi Pedoman RPJM Nasional Diacu RPJMD Kab/ Dijabarkan Pedoman RKPD Kota Renstra-PD RKP Renja-PD Pedoman Diacu Diperhatikan Diserahkan melalui Musrenbang Pedoman Pedoman Pedoman RAPBN RAPBD RKA PD APBN APBD Rincian APBN Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah UU No. 25/2004 ttg Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional UU No. 17/2003 ttg Keuangan Negara Renstra DPM dan PTSP Tahun

12 1.2 Landasan Hukum Landasan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tahun meliputi: a. Ketentuan tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) dan Kewenangan b. Ketentuan tentang Perencanaan dan Penganggaran c. Ketentuan tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) d. Ketentuan tentang Indikator Kinerja Kunci (IKK) Ketentuan tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) dan Kewenangan Perangkat Daerah Ketentuan tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) dan Kewenangan meliputi : 1. Peraturan Daerah Kota Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota 2. Peraturan Walikota Nomor 63 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Ketentuan tentang Perencanaan dan Penganggaran. Terdapat berbagai peraturan-peraturan yang menjadi dasar bagi perencanaan dan penganggaran. Peraturan yang memayungi perencanaan adalah: 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem PerencanaanPembangunan Nasional; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata CaraPenyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RencanaPembangunan Daerah; 3. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentangpelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 TentangTahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi PelaksanaanRencana Pembangunan Daerah. Sementara itu peraturan yang memayungi penganggaran adalah: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah; Renstra DPM dan PTSP Tahun

13 4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalidengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Ketentuan tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Sebagai upaya pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Pemerintah Kabupaten/ Kota wajib menerapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk menjaga tingkat kualitas pelayanan Pemerintah Kabupaten/Kota kepada masyarakat. Dalam pelaksanaannya, Pemerintah Kabupaten/ Kota mengacu kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, terkait ruang lingkup Penyelenggara, sistem pelayanan terpadu, pedoman penyusunan Standar Pelayanan, proporsi akses dan kategori kelompok Masyarakat dalam Pelayanan Berjenjang, dan pengikutsertaan Masyarakat dalam penyelenggaraan Pelayanan Publik. Peraturan yang memayungi Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM 2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Penanaman Modal Provinsi dan Kabupaten/ Kota Sampai saat ini Pemerintah telah menetapkan SPM sebanyak 15 (lima belas) bidang urusan yang terdiri dari 9 (sembilan) SPM diterapkan pada Pemerintah Daerah Provinsi dan 15 (lima belas) SPM diterapkan pada pemerintah Daerah Kabupaten /Kota, meliputi: 1. Bidang Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera 2. Bidang Kesehatan 3. Bidang Kesenian 4. Bidang Ketahanan Pangan 5. Bidang Ketenagakerjaan 6. Bidang Komunikasi dan Informatika Renstra DPM dan PTSP Tahun

14 7. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 8. Bidang Lingkungan Hidup 9. Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 10. Bidang Pemerintahan Dalam Negeri 11. Bidang Pendidikan Dasar 12. Bidang Sosial 13. Bidang Perumahan Rakyat 14. Bidang Perhubungan 15. Bidang Penanaman Modal Dalam pelaksanaan Renstra-PD Tahun mengacu kepada peraturan terbaru yakni peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pencabutan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Nomor 14 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Penanaman Modal Provinsi dan Kabupaten/Kota dan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Penanaman Modal Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pencabutan peraturan tersebut diatas dikarenakan urusan pemerintah bidang penanaman modal tidak termasuk urusan pemerintah wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar, sehingga tidak memerlukan standar pelayanan minimal Ketentuan tentang Indikator Kinerja Kunci (IKK) Ketentuan tentang Indikator Kinerja Kunci (IKK) adalah upaya pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah selanjutnya disingkat EPPD adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah, kemampuan penyelenggaraan otonomi daerah, dan kelengkapan aspek-aspek penyelenggaraan pemerintahan pada Daerah yang baru dibentuk. Selain EPPD, dikenal pula Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang selanjutnya disingkat EKPPD. EKPPD adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan menggunakan sistem pengukuran kinerja yaitu sistem yang digunakan untuk mengukur, menilai, dan membandingkan secara sistematis dan berkesinambungan atas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah, terkait dengan sistem pengukuran kinerja maka akan dijelaskan mengenai Indikator Kinerja Kunci (IKK). Indikator Kinerja Kunci adalah Indikator Kinerja Utama yang mencerminkan keberhasilan penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan. Renstra DPM dan PTSP Tahun

15 Untuk pelaksanaan Renstra-PD Tahun masih menunggu petunjuk teknis untuk lima tahun kedepan sesuai dengan tugas dan fungsi Perangkat Daerah. 1.3 Maksud dan Tujuan Sub bab ini memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renstra Maksud Maksud Penyusunan Renstra Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah sebagai berikut : a. Menjabarkan rencana strategis kota dalam rencana strategis Perangkat Daerah jangka pendek (5 tahun) b. Menyelaraskan rencana strategis kota dengan pelayanan Perangkat Daerah, usulan masyarakat, dan evaluasi kinerja tahun lalu menjadi rencana strategis Perangkat Daerah Tujuan Tujuan Penyusunan Renstra Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu sebagai berikut : a. Menjadi pedoman dalam pelaksanaan pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dalam jangka 5 tahun kedepan b. Menjadi pedoman dalam penyusunan rencana anggaran Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. 1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Renstra Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota tahun sebagai berikut: BAB I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistematika Penulisan BAB II. Gambaran Pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Renstra DPM dan PTSP Tahun

16 2.2. Sumber Daya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu 2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu 2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu BAB III. Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi 3.1. Identifikasi permasalahan Berdasrkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah 3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih 3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis 3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis BAB IV. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan 4.1. Visi dan Misi Perangkat Daerah 4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah 4.3. Strategi dan Kebijakan Perangkat Daerah BAB V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif BAB VI Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD BAB IV. PENUTUP Renstra DPM dan PTSP Tahun

17 2 BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Tugas dan fungsi berdasarkan Peraturan Daerah Kota Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota dan Peraturan Walikota Nomor 63 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Kota Tugas Kota mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan, khususnya dalam bidang penanaman modal dan perindustrian Fungsi Dalam menyelenggarakan tugas Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota mempunyai fungsi: a. Perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya; c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya; d. Pelaksanaan administrasi Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan fungsinya. Adapun rincian tugas dan fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota adalah sebagai berikut: 1. Sekretariat Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang kesekretariatan yang meliputi menyusun dan melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis, melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain, melaksanakan pengawasan dan pengendalian, melaksanakan evaluasi dan pelaporan, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Renstra DPM dan PTSP Tahun

18 Rincian fungsi Sekretariat sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut: a. Pelaksanaan koordinasi penyusunan perencanaan program,anggaran dan perundang-undangan; b. Pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan administrasi umum dan administrasi perizinan/non perizinan/rekomendasi; c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian; d. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan; e. Pelaksanaan penatausahaan Barang Milik Daerah; f. Pelaksanaan urusan rumah tangga, dokumentasi, hubungan masyarakat, dan protokol; g. Pelaksanaan pengelolaan kearsipan dan perpustakaan; h. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Bidang; i. Pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja secretariat yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis; j. Pelaksanaan koordinasi pelaporan indikator kinerja dinas yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis; k. Pelaksanaan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan; l. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas; m. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya. Rincian tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud diatas adalah sebagai berikut: a. Menyiapkan bahan peelaksanaan koordinasi penyusunan perencanaan program dan perundang-undangan; b. Menyiapkan bahan pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan administrasi umum dan administrasi perizinan/non perizinan/rekomendasi; c. Menyiapkan bahan pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian; d. Menyiapkan bahan pelaksanaan penatausahaan Barang Milik Daerah; e. Menyiapkan bahan pelaksanaan urusan rumah tangga, dokumentasi, hubungan masyarakat dan protokol; f. Menyiapkan bahan pelaksanaan pengelolaan kearsipan dan perpustakaan; g. Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi pelaporan indicator kinerja dinas yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis; h. Menyiapakan bahan pelaksanaan pembinaan dan ketatalaksanaan; Renstra DPM dan PTSP Tahun

19 i. Menyiapkan bahan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas; j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai tugas dan fungsinya; Rincian tugas Sub Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud diatas adalah sebagai berikut: k. Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi penyusunan anggaran; l. Menyiapkan bahan pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan; m. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai tugas dan fungsinya. 2. Bidang Promosi dan Pengembangan Potensi Penanaman Modal Bidang Promosi dan Pengembangan Potensi Penanaman Modal mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang promosi dan pengembangan potensi penanaman modal yang meliputi menyusun dan melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis, melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain, melaksanakan pengawasan dan pengendalian, melaksanakan evaluasi dan pelaporan, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Rincian fungsi Bidang Promosi dan Pengembangan Potensi Penanaman Modal sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut: a. Pelaksanaan pemrosesan teknis perizinan/non perijinan/rekomendasi sesuai Bidangnya; b. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis pengembangan potensi penanaman modal; c. Pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis promosi penanaman modal; d. Penyusunan kajian pengembangan potensi penanaman modal; e. Pelaksanaan pengembangan potensi penanaman modal melalui matchmaking pada dunia usaha; f. Pelaksanaan identifikasi pengembangan potensi peluang investasi daerah sebagai masukan bahan promosi investasi; g. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis promosi penanaman modal; h. Pelaksanaan koordinasi guna promosi dengan lembaga dan instansi lain; i. Pelaksanaan bahan penyusunan kebijakan penanaman modal; j. Pelaksanaan pengajuan usulan materi pengembangan potensi penanaman modal; Renstra DPM dan PTSP Tahun

20 k. Pelaksanaan pengkajian, perumusan, dan penyusunan kebijakan pelaksanaan penanaman modal; l. Pelaksanaan kegiatan promosi penanaman modal; m. Pelaksanaan pengkajian, perumusan dan penyusunan materi promosi; n. Penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; o. Pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja bidang yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis; p. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Rincian tugas Seksi Promosi sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut: a. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis promosi penanaman modal; b. Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis promosi penanaman modal; c. Menyiapkan bahan koordinasi guna romosi dengan lembaga dan instansi lain; d. Menyiapkan bahan pelaksanaan pengkajian, perumusan dan penyusunan materi promosi; e. Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; f. Menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan promosi penanaman modal; g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Promosi dan Pengembangan Potensi Penanaman Modal sesuai dengan tugas dan fungsinya. Rincian tugas Seksi Pengembangan Potensi Penanaman Modal sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut: a. Menyiapkan dan menyusun kajian pengembangan potensi penanaman modal; b. Melaksanakan pengembangan potensi penanaman modal melalui matchmaking pada dunia usaha c. Melaksanakan identifikasi pengembangan potensi peluang investasi daerah sebagai masukan bahan promosi investasi Renstra DPM dan PTSP Tahun

21 d. Menyiapkan bahan untuk pelaksanaan bahan penyusunan kebijakan penanaman modal; e. Menyiapkan bahan pelaksanaan pengajuan usulan materi pengembangan potensi penanaman modal; f. Menyiapkan bahan pelaksanaan pengkajian, perumusan, dan penyusunan kebijakan pelaksanaan penanaman modal; g. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis pengembangan potensi penanaman modal; h. Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Promosi dan Pengembangan Potensi Penanaman Modal sesuai dengan tugas dan fungsinya. 3. Bidang Pelayanan Penanaman Modal dan Pengawasan Industri Bidang Pelayanan Penanaman Modal dan Pengawasan Industri mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang pelayanan penanaman modal dan pengawasan industri yang meliputi menyusun dan melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis, melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain, melaksanakan pengawasan dan pengendalian, melaksanakan evaluasi dan pelaporan, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Rincian fungsi Bidang Pelayanan Penanaman Modal dan Pengawasan Industri sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut: a. Pelaksanaan pemrosesan teknis perizinan/non perijinan/rekomendasi sesuai Bidangnya; b. Pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang pembinaan dan pengawasan industri; c. Pelaksanaan koordinasi dan pembinaan kepada instansi lain di bidang pembinaan dan pengawasan industri; d. Pelaksanaan pengawasan di bidang pembinaan dan pengawasan industri; e. Pemrosesan teknis pelayanan perizinan dan non perizinan; f. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis pelayanan perizinan dan non perizinan; g. Pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis pelayanan perizinan dan non perizinan; Renstra DPM dan PTSP Tahun

22 h. Pelaksanaan fasilitasi, bimbingan, supervisi dan konsultasi perizinan dan non perizinan; i. Pelaksanaan sosialisasi kebijakan teknis pelayanan perizinan dan non perizinan; j. Pelaksanaan bimbingan teknis penerbitan perizinan dan non perizinan; k. Pelaksanaan koordinasi teknis pelayanan perizinan dan non perizinan; l. Pelaksanaan koordinasi pelayanan perizinan dan non perizinan skala kota; m. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; n. Pelaksanaan koordinasi pelayanan perizinan, non perizinan dan rekomendasi penanaman modal dan industri; o. Pelaksanaan koordinasi pelayanan skala kota; p. Pelaksanaan pengkajian, perumusan dan penyusunan pedoman tatacara dan pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu kegiatan penanaman modal yg menjadi kewenangan daerah berdasarkan pedoman tatacara dan pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu kegiatan penanaman modal yg ditetapkan oleh pemerintah; q. Pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu berdasarkan pendelegasian atau pelimpahan wewenang; r. Pelaksanaan sosialisasi kebijakan teknis pelayanan penanaman modal dan pengawasan industri; s. Pelaksanaan bimbingan teknis penerbitan perizinan, non perizinan dan rekomendasi; t. Pelaksanaan koordinasi teknis pelayanan penanaman modal dan pengawasan industri; u. Pelaksanaan koordinasi pelayanan perizinan, non perizinan dan rekomendasi skala kota; v. Penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; w. Pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja bidang yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis; x. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Rincian Tugas Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut: a. Menyiapkan bahan pemrosesan teknis pelayanan perizinan dan non perizinan; b. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis pelayanan perizinan dan non perizinan; Renstra DPM dan PTSP Tahun

23 c. Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis pelayanan perizinan dan non perizinan; d. Menyiapkan bahan pelaksanaan fasilitasi, bimbingan, supervisi dan konsultasi perizinan dan non perizinan; e. Menyiapkan bahan pelaksanaan sosialisasi kebijakan teknis pelayanan perizinan dan non perizinan; f. Menyiapkan bahan pelaksanaan bimbingan teknis penerbitan perizinan dan non perizinan; g. Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi teknis pelayanan perizinan dan non perizinan; h. Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi pelayanan perizinan dan non perizinan skala kota; i. Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; j. Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi pelayanan perizinan, non perizinan dan rekomendasi penanaman modal dan industri; k. Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi pelayanan skala kota; l. Menyiapkan bahan pelaksanaan pengkajian, perumusan dan penyusunan pedoman tatacara dan pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu kegiatan penanaman modal yang menjadi kewenangan daerah berdasarkan pedoman tatacara dan pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu kegiatan penanaman modal yang ditetapkan oleh pemerintah; m. Menyiapkan bahan pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu berdasarkan pendelegasian atau pelimpahan wewenang; n. Menyiapkan bahan pelaksanaan sosialisasi kebijakan teknis pelayanan penanaman modal; o. Menyiapkan bahan pelaksanaan bimbingan teknis penerbitan perizinan, non perizinan dan rekomendasi; p. Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi teknis pelayanan penanaman modal; q. Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi pelayanan perizinan, non perizinan dan rekomendasi skala kota; r. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Penanaman Modal dan Pengawasan Industri sesuai dengan tugas dan fungsinya; Renstra DPM dan PTSP Tahun

24 Rincian tugas Seksi Pembinaan dan Pengawasan sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut: a. Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang pembinaan dan pengawasan industri; b. Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi dan pembinaan kepada instansi lain di bidang pembinaan dan pengawasan industri; c. Menyiapkan bahan pelaksanaan sosialisasi kebijakan teknis pengawasan industri; d. Menyiapkan bahan pelaksanaan pengawasan dibidang pembinaan dan pengawasan industri; e. Pelaksanaan koordinasi teknis pengawasan industri f. Menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Modal dan Pengawasan Industri sesuai dengan tugas dan fungsinya. 4. Bidang Data dan Pengendalian Penanaman Modal Bidang Data dan Pengendalian Penanaman Modal mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang data dan pengendalian penanaman modal yang meliputi menyusun dan melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis, melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain, melaksanakan pengawasan dan pengendalian, melaksanakan evaluasi dan pelaporan, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Rincian fungsi Bidang Data dan Pengendalian Penanaman Modal sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut: a. Pelaksanaan pemrosesan teknis perizinan/non perijinan/rekomendasi sesuai Bidangnya; b. Pelaksanaan pengolahan data dan sistem informasi serta melaksanakan pengendalian penanaman modal; c. Pelaksanaan penyusunan dan penetapan kebijakan pemantauan, pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penanaman modal di kota ; d. Pelaksanaan perumusan dan penetapan pedoman pemantauan, pembinaan dan pengawasan dalam skala kota terhadap penyelenggaraan kebijakan dan perencanaan penanaman modal; Renstra DPM dan PTSP Tahun

25 e. Pelaksanaan koordinasi, perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penanaman modal meliputi: 1. Pelaksanaan pengkajian, perumusan, dan penyusunan kebijakan teknis pemantauan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penanaman modal di kota; 2. Pelaksanaan pengkajian, perumusan, dan penyusunan kebijakan teknis pelaksanaan pedoman tata cara pelaporan dan pelaksanaan penanaman modal skala kota; 3. Pelaksanaan pemeliharaan dan pengembangan sistem informasi penanaman modal yang terintegrasi dengan sistem informasi penanaman modal pemerintah dan pemerintah provinsi. f. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data kegiatan usaha penanaman modal serta realisasi proyek penanaman modal dan industri skala kota; g. Pelaksanaan pemutakhiran data dan informasi penanaman modal daerah; h. Pelaksanaan pemantauan, pembinaan dan pengawasan perizinan dan non perizinan di bidang penanaman modal; i. Pelaksanaan penyusunan laporan pelaksanaan tugas; j. Pelaksanaan kegiatan koordinasi dan pengendalian pelaksanaan penanaman modal; k. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang pemantauan, pembinaan dan pengawasan penanaman modal; l. Pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang pemantauan, pembinaan dan pengawasan penanaman modal; m. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang pemantauan, pembinaan dan pengawasan penanaman modal; n. Pelaksanaan pemantauan, pembinaan dan pengawasan pada kegiatan penanaman modal; o. Pelaksanaan kajian, perumusan dan penyusunan kebijakan teknis pelaksanaan pedoman tata cara pelaporan dan pelaksanaan penanaman modal skala kota; p. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemantauan, pembinaan dan pengawasan penanaman modal; q. Penyusunan rencana dan pelaksanaan program serta petunjuk teknis di bidang pengolahan data dan sistem informasi penanaman modal; r. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang pengolahan data dan sistem informasi penanaman modal; Renstra DPM dan PTSP Tahun

26 s. Pelaksanaan kegiatan pengumpulan, pengolahan, dan pemutakhiran data penanaman modal dan sistem informasi penanaman modal; t. Pelaksanaan pemeliharaan dan pengembangan sistem informasi penanaman modal; u. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan pelaporan pelaksanaan pengolahan data dan sistem informasi penanaman modal; v. Pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja bidang yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis; w. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Rincian tugas Seksi Data dan Informasi Penanaman Modal sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut: a. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan program serta petunjuk teknis dibidang pengolahan data dan system informasi penanaman modal; b. Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang pengolahan data dan system informasi penanaman modal; c. Menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan pemutakhiran data penanaman modal dan sistem informasi penanaman modal; d. Menyiapkan bahan pelaksanaan pemeliharaan dan pengembangan sistem informasi penanaman modal; e. Menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan pelaporan pelaksanaan pengolahan data dan sistem informasi penanaman modal; f. Menyiapkan bahan pelaksanaan pengolahan data dan sistem informasi serta melaksanakan pengendalian penanaman modal; g. Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi, perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidanng penanaman modal meliputi menyiapkan bahan pelaksanaan pemeliharaan dan pengembangan sistem informasi penanaman modal yang terintegrasi dengan sistem informasi penanaman modal pemerintah dan pemerintah provinsi. h. Menyiapkan bahan pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data kegiatan usaha penanaman modal serta realisasi proyek penanaman modal dan industri skala kota; Renstra DPM dan PTSP Tahun

27 i. Menyiapkan bahan pelaksanaan pemutakhiran data dan informasi penanaman modal daerah; j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Data dan Pengendalian Penanaman Modal sesuai dengan tugas dan fungsinya. Rincian tugas Seksi Pengendalian Penanaman Modal sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut: a. Menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan koordinasi dan pengendalian pelaksanaan penanaman modal; b. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang pemantauan, pembinaan dan pengawasan penanaman modal; c. Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang pemantauan, pembinaan dan pengawasan penanaman modal; d. Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain dibidang pemantauan, pembinaan dan pengawasan penanaman modal; e. Menyiapkan bahan pelaksanaan pemantauan, pembinaan dan pengawasan pada kegiatan penanaman modal; f. Menyiapkan bahan pelaksanaan kajian, perumusan dan penyusunan kebijakan teknis pelaksanaan pedoman tata cara pelaporan dan pelaksanaan penanaman modal skala kota; g. Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemantauan, pembinaan dan pengawasan penanaman modal; h. Menyiapkan bahan pelaksanaan penyusunan dan penetapan kebijakan pemantauan, pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penanaman modal di kota ; i. Menyiapkan bahan pelaksanaan perumusan dan penetapan kebijakan pemantauan, pembinaan dan pengawasan dalam skala kota terhadap penyelenggaraan kebijakan dan perencanaan penanaman modal; j. Menyiapan bahan pelaksanaan koordinasi, perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang penanaman modal meliputi: 1. Menyiapkan bahan pelaksanaan pengkajian, perumusan, dan penyusunan kebijakan teknis pemantauan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penanaman modal di kota; 2. Menyiapkan bahan pelaksanaan pengkajian, perumusan, dan penyusunan kebijakan teknis pelaksanaan pedoman tata cara Renstra DPM dan PTSP Tahun

28 pelaporan dan pelaksanaan penanaman modal; k. Menyiapkan bahan pelaksanaan pemantauan, pembinaan dan pengawasan perizinan dan non perizinan di bidang penanaman modal; l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Data dan Pengendalian Penanaman Modal sesuai dengan tugas dan fungsinya. 5. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) UPTD mempunyai tugas melaksanakan kegiata teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu Struktur Organisasi Struktur Organisasi (Gambar 2.1) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota sebagaimana yang tertuang pada Peraturan Walikota Nomor 63 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Kota adalah sebagai berikut: 1. Kota terdiri dari : a. Sekretariat; b. Bidang Promosi dan Pengembangan Potensi Penanaman Modal; c. Bidang Pelayanan Penanaman Modal dan Pengawasan Industri; d. Bidang Data dan Pengendalian Penanaman Modal; e. UPTD. 2. Sekretariat, terdiri dari: a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Keuangan. 3. Bidang Promosi dan Pengembangan Potensi Penanaman Modal, terdiri dari: a. Seksi Promosi; b. Seksi Pengembangan Potensi Penanaman Modal. 4. Bidang Pelayanan Penanaman Modal dan Pengawasan Industri, terdiri dari: a. Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan; b. Seksi Pembinaan dan Pengawasan Industri. Renstra DPM dan PTSP Tahun

29 5. Bidang Data dan Pengendalian Penanaman Modal, terdiri dari : a. Seksi Data dan Informasi Penanaman Modal; b. Seksi Pengendalian Penanaman Modal. 6. UPTD. Pembentukan dan susunan organisasi UPTD diatur dalam Peraturan Walikota. Gambar 2.1 Bagan Organisasi Renstra DPM dan PTSP Tahun

30 Dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi serta visi dan misinya, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota terus melakukan perbaikan kinerjanya terutama dalam hal akses perizinan. Dalam upayanya meningkatkan pelayanan perijinan dan non perijinan Badan 2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah Di dalam menjalankan tugas dan fungsinya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu akan menjelaskan Sumber memiliki berbagai sumber daya baik yang berupa manusia maupun yang berupa asset/modal Susunan Kepegawaian Jumlah pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu sampai dengan Bulan September 2016 adalah sebanyak 54 orang dan tenaga kontrak 87 orang. Pegawai berdasarkan kedudukan dalam organisasi Berdasarkan kedudukannya dalam organisasi, komposisi pegawai Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota dapat dilihat pada lampiran 1. Pegawai Menurut Status, Pangkat dan Golongan Jumlah pegawai Kota menurut status, pangkat dan golongan dapat dilihat pada lampiran 2. Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan Para pegawai Kota memiliki tingkat pendidikan yang variatif mulai mulai tingkat Pendidikan Dasar hingga Pasca Sarjana. Rincian komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikannya tersebut secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran Asset/Modal Asset/Modal Kota terdiri atas gedung kantor, kendaraan roda empat dan roda dua, sarana dan prasarana penunjang lainnya, sebagaimana diuraikan pada lampiran 4. Renstra DPM dan PTSP Tahun

31 2.3 Kinerja Pelayanan Kota Pada kinerja pelayanan akan dijelaskan mengenai analisis gambaran pelayanan berdasarkan sasaran/target Renstra PD periode sebelumnya, menutur SPM untuk urusan wajib dan Indikator Kinerja Kunci (IKK). Analisis Gambaran Pelayanan Dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi serta visi dan misinya, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota terus melakukan perbaikan kinerjanya terutama dalam hal akses perizinan. Kegiatan pelayanan perijinan dan non perijinan di lingkungan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota dilaksanakan oleh Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan yang berada di bawah Bidang Pelayanan Penanaman Modal dan Pengawasam Industri. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Walikota Nomor 63 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota, Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan meiliki tugas sebagai berikut: a. Menyiapkan bahan pemrosesan teknis pelayanan perizinan dan non perizinan; b. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis pelayanan perizinan dan non perizinan; c. Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis pelayanan perizinan dan non perizinan; d. Menyiapkan bahan pelaksanaan fasilitasi, bimbingan, supervisi dan konsultasi perizinan dan non perizinan; e. Menyiapkan bahan pelaksanaan sosialisasi kebijakan teknis pelayanan perizinan dan non perizinan; f. Menyiapkan bahan pelaksanaan bimbingan teknis penerbitan perizinan dan non perizinan; g. Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi teknis pelayanan perizinan dan non perizinan; h. Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi pelayanan perizinan dan non perizinan skala kota; i. Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; j. Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi pelayanan perizinan, non perizinan dan rekomendasi penanaman modal dan industri; Renstra DPM dan PTSP Tahun

32 k. Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi pelayanan skala kota; l. Menyiapkan bahan pelaksanaan pengkajian, perumusan dan penyusunan pedoman tatacara dan pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu kegiatan penanaman modal yg menjadi kewenangan daerah berdasarkan pedoman tatacara dan pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu kegiatan penanaman modal yg ditetapkan oleh pemerintah; m. Menyiapkan bahan pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu berdasarkan pendelegasian atau pelimpahan wewenang; n. Menyiapkan bahan pelaksanaan sosialisasi kebijakan teknis pelayanan penanaman modal; o. Menyiapkan bahan pelaksanaan bimbingan teknis penerbitan perizinan, non perizinan dan rekomendasi; p. Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi teknis pelayanan penanaman modal; q. Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi pelayanan perizinan, non perizinan dan rekomendasi skala kota; r. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Penanaman Modal dan Pengawasan Industri sesuai dengan tugas dan fungsinya. Selain itu, Kota terus melakukan inovasi dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik yang cepat, mudah dan terjangkau oleh masyarakat dengan cara bahwa proses layanan perizinan usaha dilakukan secara elektronik (online) atau yang disebut sebagai SSW ( Single Window) Mobile pada tanggal 14 Maret Layanan yang disebut sebagai SSW ( Single Window) Mobile ini diyakini akan menambah jumlah investasi di, dimana pelayanan publik merupakan bagian penting yang menentukan daya tarik suatu daerah untuk menjadi tujuan investasi. Keberadaaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) sebagai bagian yang takterpisahkan dalam Kota juga memberikan gambaran semangat Pemkot dalam mewujudkan pelayanan perizinan yang cepat, efektif, dan transparan, mewujudkan kemudahan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam memperoleh pelayanan perizinan, dan terwujudnya hak-hak masyarakat dan investor untuk mendapatkan pelayanan prima di bidang perizinan. Penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu ini tertuang dalam Peraturan Walikota Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Renstra DPM dan PTSP Tahun

33 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Peraturan Wali Kota Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Analisis Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dalam RPJMD Kota Tahun , kebijakan umum daerah dalam rencana penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal dinyatakan dalam pernyataan berikut. Standar Pelayanan Minimal Bidang Penanaman Modal, dengan kebijakan berupa perbaikan pelayanan publik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan birokrasi terhadap dunia usaha, agar tercipta pelayanan yang prima serta keterbukaan informasi publik dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Selain itu, arah kebijakan dalam penerapan dan pencapaian SPM yang dimuat dalam Kebijakan Umum APBD Tahun 2015 dapat diuraikan sebagai berikut: SPM Bidang Penanaman Modal, dengan kebijakan meningkatkan kemudahan dalam hal prosedur dan kepastian pelayanan perijinan untuk meningkatkan nilai investasi. Standar pelayanan minimal yang harus diselenggarakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota, sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang SPM Bidang Penanaman Modal Provinsi dan Kabupaten/Kota, adalah mencakup hal-hal berikut: a. Kebijakan Penanaman Modal b. Kerjasama Penanaman Modal c. Promosi Penanaman Modal d. Pelayanan Penanaman Modal e. Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal f. Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Penanaman Modal g. Penyebarluasan, Pendidikan dan Pelatihan Penanaman Modal Berikut akan disampaikan Indikator dan Nilai SPM serta Batas Waktu Pencapaian SPM secara Nasional, Realisasi Capaian indikator SPM, alokasi anggaran dan dukungan personil. Renstra DPM dan PTSP Tahun

34 Tabel 2.1 Indikator dan Nilai SPM serta Batas Waktu Pencapaian SPM secara Nasional Jenis Pelayanan Dasar SPM Indikator Minimal SPM Nilai Minimal SPM Batas Waktu pencapaian SPM - Cara Perhitungan Kebijakan Penanaman Modal Tersedianya informasi peluang usaha sektor/ bidang usaha unggulan 1 sektor/bidang usaha pertahun 1 (satu) sektor/bidang usaha/ tahun 2014 Kerjasama Penanaman Modal Terselenggaranya fasilitasi pemerintah daerah dalam rangka kerjasama kemitraan 1 kali /tahun 1 (satu) kali/tahun 2014 Pelayanan Penanaman Modal Terselenggaranya pelayanan perijinan dan non perijinan bidang penanaman modal melalui pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di bidang penanaman modal 100% 100% 2014 (Jumlah jenis perizinan dan nonperizinan yang dapat dilayani PTSP PDKPM / 6) x 100 **Keterangan. Pendaftaran Penanaman Modal Negeri, Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri, Izin Usaha penanaman Modal Dalam Negeri, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang bekerja di 1 (satu) Renstra DPM dan PTSP Tahun

35 Jenis Pelayanan Dasar SPM Indikator Minimal SPM Nilai Minimal SPM Batas Waktu pencapaian SPM - Cara Perhitungan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Penanaman Moda Terimplementasikannya Sistem Pelayanan Informasi dan Perijinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) 100% 1 (satu) kali/tahun 2014 (Jumlah jenis pelayanan yang dilayani menggunakan SPIPISE / 4) x 100 Terselenggaranya bimbingan Pengendali an pelaksanaan Pelaksanaan Penanaman kegiatan penanaman modal kepada masyarakat 1 (satu) kali/tahun 2014 Modal dunia usaha 1 kali/tahun Penyebarluasa n, Pendidikan dan Pelatihan Penanaman Modal Terselenggaranya sosialisasi kebijakan penanaman modal kepada masyarakat 1 kali /tahun 1 (satu) kali/tahun 2014 Promosi Penanaman Modal Terselenggaranya promosi peluang penanaman modal 1 kali/tahun 1 (satu) kali/tahun 2014 Renstra DPM dan PTSP Tahun

36 Tabel 2.2 Realisasi Capaian Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Penanaman Modal Jenis Pelayanan Dasar SPM Indikator Minimal SPM Cara Perhitungan Capaian Indikator SPM Keterangan Kebijakan Tersedianya informasi Penanaman peluang usaha Modal sektor/ bidang usaha unggulan 1 0 sektor pertahun Tidak ada sektor/bidang usaha pertahun Terselenggaranya fasilitasi pemerintah daerah dalam rangka Kerjasama Penanaman Modal kerjasama kemitraan 1 kali /tahun 2 kali pertahun 2 kali pertahun 200% 2/1*100%= 200% 200% 2/1*100%= 200% Terselenggaranya pelayanan perijinan dan non perijinan (Jumlah jenis bidang penanaman perizinan dan Pelayanan modal melalui nonperizinan - tidak ada Penanaman pelayanan Terpadu yang dapat Tahun 2015 Modal Satu dilayani PTSP belum PTSP Pintu (PTSP) di bidang PDKPM / 6) x penanaman modal % Renstra DPM dan PTSP Tahun

37 Jenis Pelayanan Dasar SPM Indikator Minimal SPM Cara Perhitungan Capaian Indikator SPM Keterangan **Keterangan. Pendaftaran Penanaman Modal Negeri, Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri, Izin Usaha penanaman Modal Dalam Negeri, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang bekerja di 1 (satu) Pengelolaan Terimplementasikannya (Jumlah jenis - tidak ada Data dan Sistem Pelayanan pelayanan yang Masih Sistem Informasi dan Perijinan dilayani ditangani Informasi Investasi Secara menggunakan Pemerintah Penanaman Elektronik (SPIPISE) SPIPISE / 4) x Propinsi dan Moda 100% 100 Pusat Terselenggaranya Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal bimbingan pelaksanaan kegiatan penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha 1 2 kali 200% 2/1*100%= 200% kali/tahun Renstra DPM dan PTSP Tahun

38 Jenis Pelayanan Dasar SPM Indikator Minimal SPM Cara Perhitungan Capaian Indikator SPM Keterangan Penyebarluasan Terselenggaranya, Pendidikan dan Pelatihan Penanaman sosialisasi kebijakan penanaman modal kepada masyarakat 3 kali 200% 3/1*100%= 200% Modal 1 kali /tahun Promosi Penanaman Modal Terselenggaranya promosi peluang penanaman modal 1 kali/tahun 2 kali 200% 2/1*100%= 200% Dalam pelaksanaan Renstra-PD Tahun mengacu kepada peraturan terbaru yakni peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pencabutan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Nomor 14 Tahun 2011 (tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Penanaman Modal Provinsi dan Kabupaten/Kota) dan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2012 (tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Penanaman Modal Provinsi dan Kabupaten/Kota). Pencabutan peraturan tersebut diatas dikarenakan urusan pemerintah bidang penanaman modal tidak termasuk urusan pemerintah wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar, sehingga pada Renstra-PD tahun tidak memerlukan standar pelayanan minimal. Analisis Indikator Kinerja Kunci (IKK) Dalam rangka mencerminkan keberhasilan penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan maka akan disampaikan analisis Indikator Kinerja Kunci (IKK), adapun capaian Indikator Kinerja Kunci (IKK) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Renstra DPM dan PTSP Tahun

39 Tabel 2.3 Tataran Pelaksana Kebijakan Aspek Tingkat Capaian Kinerja Terobosan InovasiI Baru Aspek Fokus IKK Rumus Perhitungan Jenis Data (2015) Nilai Capaian Kinerja TEROBOSAN Daya Jumlah Jumlah Ijin Persetujuan 20 ijin 20 ijin INOVASI BARU saing persetujuan Investasi ijin Investasi daerah investasi dalam tahun pada Tahun Tabel 2.4 Tataran Pelaksana Kebijakan Aspek Tingkat Capaian Kinerja Penyelenggara Urusan Wajib Dan Urusan Pilihan Urusan IKK Rumus/Persamaan Capaian Kinerja Urusan Wajib 80% Penanaman Kenaikan/ Realisasi PMDN tahun Realisasi PMDN 2014 x 100% 29,52% Modal penurunan Nilai Realisasi PMDN 2014 Realisasi PMDN (milyar rupiah) Rp Rp X 100% = Rp Urusan Pilihan Terkait Capaian Kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Tahun 2012 sampai dengan 2015 dan Capaian Indikator Kinerja Kunci Tahun 2014 sampai dengan 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Renstra DPM dan PTSP Tahun

40 Rencana Strategis (Renstra) Tahun Tabel 2.5 Pencapaian Kinerja Pelayanan Kota Tahun NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) 1 Tersedianya informasi peluang usaha - 1 (satu) 1 (satu) 1 (satu) 1 (satu) - 10 (Sepuluh) 9 (Sembilan) 9 (Sembilan) % 900% 900% - sektor/ bidang usaha unggulan 1 sektor/bidangsektor/bidangsektor/bidangsektor/bidang sektor sektor sektor sektor sektor/bidang usaha pertahun usaha/tahun usaha/tahun usaha/tahun usaha/tahun pertahun pertahun pertahun pertahun 2 Terselenggaranya fasilitasi - 1 (satu) 1 (satu) 1 (satu) 1 (satu) - 3 kali 2 kali 2 kali 2 kali - 300% 200% 200% 200% pemerintah daerah dalam rangka kali/tahun kali/tahun kali/tahun kali/tahun pertahun pertahun pertahun pertahun kerjasama kemitraan 1 kali /tahun 3 Terselenggaranya pelayanan - 100% 100% 100% 100% perijinan dan non perijinan bidang penanaman modal melalui pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di bidang penanaman modal 100%. 4 Terimplementasikannya Sistem - 100% 100% 100% 100% Pelayanan Informasi dan Perijinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) 5 Terselenggaranya bimbingan - 1 (satu) 1 (satu) 1 (satu) 1 (satu) - 2 kali 4 kali 2 kali 2 kali - 200% 400% 200% 200% pelaksanaan kegiatan penanaman kali/tahun kali/tahun kali/tahun kali/tahun modal kepada masyarakat dunia usaha 1 kali/tahun 6 Terselenggaranya sosialisasi - 1 (satu) 1 (satu) 1 (satu) 1 (satu) - 2 kali 2 kali 2 kali 3 kali - 200% 200% 200% 200% kebijakan penanaman modal kepada kali/tahun kali/tahun kali/tahun kali/tahun masyarakat 1 kali /tahun Renstra DPM dan PTSP Tahun

41 Rencana Strategis (Renstra) Tahun Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Dinas Satu Penanaman Pintu Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tabel 2.6 Pencapaian Kinerja Pelayanan Kota Tahun (lanjutan) NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) 7 Terselenggaranya promosi peluang - 1 (satu) 1 (satu) 1 (satu) 1 (satu) - 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali - 200% 200% 200% 200% penanaman modal 1 kali/tahun kali/tahun kali/tahun kali/tahun kali/tahun INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) 1 Jumlah persetujuan investasi 84 ijin 20 ijin 2. Realisasi PMDN tahun Realisasi PMDN % 29.52% Realisasi PMDN 2013 Rp Rp X 100% = 30,46% Rp Realisasi PMDN tahun Realisasi PMDN 2014 Realisasi PMDN 2014 Rp Rp X 100% = 29,52% Rp Terkait dengan realisasi anggaran Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 dapat disampaikan pada Tabel 2.7 Renstra DPM dan PTSP Tahun

42 Rencana Strategis (Renstra) Tahun Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Dinas Satu Penanaman Pintu Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tabel 2.7 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Badan Koordinasi Pelayanan dan Penanaman Modal Kota Kegiatan Rasio antara Realisasi dan Anggaran Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Tahun ke Rata-rata Pertumbuhan Anggar Realisa an si (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) Penyediaan Barang & Jasa Perkantoran 1,256,095,9 26 1,327,200,7 76 1,575,773,6 26 1,414,431,7 93 1,326,368, ,934,21 6 1,139,881,1 70 1,397,255,1 20 1,271,987,7 56 1,292,693, Pemeliharaan & Pengadaan Sarana & Prasarana 494,922, ,171, ,252, ,262, ,954, ,511, ,187, ,176, Perkantoran Peningkatan Koordinasi & Kerjasama Bidang di 519,108, ,507, ,228, ,412, ,616, ,737, Penanaman Modal Penyelenggara an Promosi Investasi 526,066, ,917, ,483, ,965, ,317, ,010, ,589, ,580, ,894, ,608, Pengembanga n Sistem Informasi Penanaman 265,388, ,474, ,444, ,936, Modal Fasilitasi Perizinan Penanaman 191,167, ,065, Modal Renstra DPM dan PTSP Tahun

43 Kegiatan Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke Rata-rata Pertumbuhan Anggar Realisa an si Manajemen Pelayanan Perijinan/non Perijinan dan 111,443, ,924, Penanaman Modal Pengawasan Pelayanan Perijinan 103,951, ,609, ,697, ,146, Pelayanan 1,542,485,1 1,510,800,5 1,414,254,6 3,167,618,5 3,166,849,6 1,248,301,4 1,118,946,1 1,296,475,1 2,862,013,8 2,933,051, UPTSA Pengawasan Pelaksanaan PMA/PMDN 170,891, ,309, ,988, ,425, ,257, ,586, ,283, ,377, ,553, ,978, Pengelolaan Data & Informasi Penanaman 291,102, ,809, ,482, ,053, Modal Penyusunan Draft Raperda Penanaman 348,801, ,475, ,939, ,864, Modal Penyusunan Peta Potensi Investasi 613,679, ,456, ,647, ,067, Analisa Kebijakan Investasi - 240,794, ,354, Fasilitasi Pelayanan Perijinan Penanaman 0 160,225, ,650, ,835, ,313, ,870, ,252, ,048, ,723, Modal Renstra DPM dan PTSP Tahun

44 Kegiatan Pembinaan Pelayanan Perijinan/non Perijinan dan Penanaman Modal Pengadaan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perkantoran Pengawasan Pelayanan Perijinan dan non Perijinan di Penyusunan Peta Investasi di Tahap II Pemeliharaan dan Pengembanga n Potensi Investasi Penyusunan Pegembangan Potensi Investasi Memfasilitasi dan Koordinasi Kerjasama di Bidang Investasi Pengelolaan dan Pemutakhiran Rasio antara Realisasi dan Anggaran Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Tahun ke ,831,05 211,680,20 129,588,09 204,830, ,180,77 281,876, ,613,600 88,894, ,050,621 82,544, ,930,04 744,329, ,595, ,777, ,057, ,644, ,104, ,114, ,252, ,732,32 280,512, ,426, ,922,02 910,714, Rata-rata Pertumbuhan Anggar Realisa an si Renstra DPM dan PTSP Tahun

45 Kegiatan Data Investasi Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke Rata-rata Pertumbuhan Anggar Realisa an si Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Perijinan & non Perijinan ,841, ,770, ,436, ,645, yang Mendukung Investasi Untuk mengetahui capaian kinerja program Tahun 2011 sampai dengan 2015 dapat dilihat pada Tabel 2.7 Renstra DPM dan PTSP Tahun

46 Tabel 2.8 Capaian Program Tahun 2011 s/d 2015 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Program Indikator Targe t Realisas i % Targe t Realisas i % Targe t Realisas i % Targe t Realisas i % Targe t Realisas i % Program Indek Peningkata Kepuasan n Iklim Masyaraka Investasi dan t (IKM) pelayanan % 75,44% 94,30 % 85% 89,21% 104,95 % 90% 75,26% 83,26 % 95% 74,75% 78,68 % Realisasi perijinan Investasi penunjang investasi Renstra DPM dan PTSP Tahun

47 Untuk mengetahui capaian kinerja kegiatan Tahun 2011 sampai dengan 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 2.9 Capaian Kegiatan Tahun 2011 s/d 2015 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Kegiatan Indikator Target Realisa si % Target Realisa si % Target Realisa si % Target Realisa si % Target Realisa si % Indeks Fasilitasi Pelayanan Perijinan Penanaman Modal Kepuasan Masyarakat (IKM) Pelayanan Perijinan penunjang % % % ,5 % % investasi Manajemen Jumlah Pelayanan pembinaan Perijinan/Non Perijinan badan/dinas pelayanan 42 Unit 42 Unit 100 % Penanaman Perijinan/No Modal n Perijinan Pembinaan Jumlah Pelayanan pembinaan Perijinan /Non Perijinan dan Badan/Dinas Pelayanan 42 Unit 42 Unit 100 % 43 Únit 43 Únit 100 % Penanaman Perijinan/No Modal n Perijinan Renstra DPM dan PTSP Tahun

48 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Kegiatan Indikator Target Realisa si % Target Realisa si % Target Realisa si % Target Realisa si % Target Realisa si % Jumlah Pengawasan pelaksanaan PMA /PMDN usaha penanaman modal yang 110 Perusa haan 110 Perusah a an 100 % 150 Perusa haan 150 Perusah a an 100 % dimonitor Jumlah hasil laporan 4 4 pengawasan Dokume Dokume 100% Perusahaan n n PMA/PMDN Jumlah Dokumen Hasil Pengawasan pelaksanaan 6 Dokume n 6 Dokume n 100% PMA / PMDN Pengawasan Penanaman Modal kepada Setahu n 1 Setahun 100 % perusaha-an Pengawasan Jumlah Pelayanan Perijinan di Kota lokasi pelayanan yang dimonitor 42 lokasi 42 lokasi 100 % 42 lokasi 42 lokasi 100 % Renstra DPM dan PTSP Tahun

49 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Kegiatan Indikator Target Realisa si % Target Realisa si % Target Realisa si % Target Realisa si % Target Realisa si % Pengawasan Hasil Pelayanan Perijinan / Non Perijinan di Kota monitoring lokasi pelayanan perijinan /non perijinan di 1 Dokume n 1 Dokume n 100 % Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan 12 Bulan 12 Bulan 100 % yang mendukung investasi Jumlah event Penyelenggar a an Promosi Investasi promosi investasi yang 4 kali 2 kali 50% 2 kali 2 kali 100 % 2 kali 2 kali 100 % 2 kali 2 kali 100% 2 kali 2 kali 100 % dilaksanakan Renstra DPM dan PTSP Tahun

50 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Kegiatan Indikator Target Realisa si % Target Realisa si % Target Realisa si % Target Realisa si % Target Realisa si % Jumlah event Memfasilitasi dan Koordinasi Kerjasama di Bidang Investasi memfasilitasi dan koordinasi kerjasama di bidang investasi yang 4 kali 4 kali 100 % 3 kali 3 kali 100 % 3 kali 3 kali 100 % 3 kali 3 kali 100% 3 kali 3 kali 100 % dilaksanakan Penyusunan draft raperda Penanaman Modal Jumlah draft Raperda penanaman Modal yang disusun 1 dokum en 1 dokume n 100 % Jumlah Peta Penyusunan peta Potensi Investasi dan Profil Potensi Investasi 2 dokum en 2 dokume n 100 % 3 dokume n 3 dokume n 100 % yang disusun Analisa investasi pada sektor Perdagangan Jumlah Analisa Investasi yang disusun 1 dokume n 1 dokume n 100 % Renstra DPM dan PTSP Tahun

51 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Kegiatan Indikator Target Realisa si % Target Realisa si % Target Realisa si % Target Realisa si % Target Realisa si % Penyusunan Jumlah Draft Raperda Peyelengga raan Penanaman Perda Penanaman Modal yang disusun 1 dokume n 1 dokume n 100 % Modal Jumlah Penyusunan pengembanga n Potensi Investasi Penyusunan Pengembang an Potensi investasi 5 dokume n 5 dokume n 100 % yang disusun Jumlah Penyusunan Pemetaan Potensi investasi dokumen pemetaan potensi investasi yang 5 dokume n 5 dokume n 100% tersusun Pengembanga Tersedianya n Sistem Informasi Penanaman data dan informasi penanaman 100% 100% 100 % Modal Pengelolaan data investasi Jumlah dokumen 1 dokume 1 dokume 100 % Renstra DPM dan PTSP Tahun

52 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Kegiatan Indikator Target Realisa si % Target Realisa si % Target Realisa si % Target Realisa si % Target Realisa si % di data n n investasi si yang disusun Jumlah Pengelolaan dokumen data dan informasi Penanaman data dan informasi Penanaman 1 dokume n 1 dokume n 100 % Modal Modal yang disusun Pemeliharaan Waktu dan pemeliharaa Pengembanga n Sistem Informasi n Sistem informasi Penanaman 12 Bulan 12 bulan 100 % Penanaman Modal Modal Pengelolaan Waktu dan Pemutakhiran Data Investasi Pengelolaan dan pemutakhira n data 12 Bulan 12 Bulan 100% 12 kali setahu n 12 kali setahun 100 % investasi Renstra DPM dan PTSP Tahun

53 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bagian ini mengemukakan hasil analisis terhadap Renstra Badan Koordinasi Penanaman Modal Renstra Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur, Renstra Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota, hasil telaahan terhadap RTRW, dan hasil analisis terhadap KLHS yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan Perangkat Daerah (PD) pada lima tahun mendatang Analisis Renstra Kementrian/Lembaga (K/L) dan Renstra Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Pada bagian ini dijelaskan bagaimana pencapaian sasaran pelaksanaan Renstra Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota dalam berkontribusi terhadap pencapaian sasaran Renstra Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur dan Renstra Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia. Tabel 2.9 berikut menampilkan komparasi capaian sasaran renstra Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota sebagai salah satu Perangkat Daerah (PD) terhadap sasaran Renstra Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur (Renstra SKPD Provinsi) dan sasaran Renstra Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (Renstra K/L). Tabel 2.10 Komparasi Capaian Sasaran Renstra Kota terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra K/L Capaian Sasaran pada Sasaran No Indikator Kinerja Renstra SKPD Sasaran pada Renstra K/L Renstra PD Provinsi Kabupaten/Kota Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Pelayanan Penunjang Investasi 78,8% Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan terpadu yang prima Meningkatnya kualitas pelayanan penanaman modal yang berorientasi pada peningkatan daya saing Dalam tabel 2.10 tersebut ditunjukkan bahwa pada Tahun 2015, indikator kinerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota yang berupa Indeks Renstra DPM dan PTSP Tahun

54 Kepuasan Masyarakat (IKM) Pelayanan Penunjang Investasi telah mencapai 78,8%. Pencapaian tersebut menunjukkan adanya peningkatan kualitas pelayanan publik yang telah dilakukan oleh Kota, diantaranya yaitu telah terlaksananya penyederhanaan prosedur pelayanan penanaman modal dan pengembangan pelayanan perijinan dengan adanya Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan juga layanan melalui sistem on line yang disebut sebagai SSW ( Single Window). Pencapaian Indikator tersebut sejalan dengan target meningkatkan kualitas pelayanan perizinan terpadu prima yang telah di tetapkan oleh Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 81%. Indikator kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Pelayanan Penunjang Investasi juga memberikan kontribusi sasaran yang dituju oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia, yaitu meningkatnya kualitas pelayanan penanaman modal yang berorientasi pada peningkatan daya saing. Hal tersebut diindikasikan dengan tingkat ketepatan waktu dalam perizinan maupun non perizinan dan juga proses perijinan yang sesuai dengan SOP yang berlaku di tingkat nasional maupun daerah Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Bahwa pelayanan yang dilaksanakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota tidak terkait dengan lokasi/penempatan fasilitas tertentu atau diatur dalam ketentuan penataan ruang, sehingga tidak memerlukan Analisis Rencana Tata Ruang Wilyah (RTRW) dan data spasial lainnya terkait tugas dan fungsi/pelayanan/wilayah yang menjadi tanggung jawab Perangkat Daerah. Tabel 2.11 Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah Kota No Indikasi Program Pengaruh Rencana Arahan Lokasi Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang Struktur Ruang Pengembangan Struktur Ruang Saat pada Periode terhadap Kebutuhan Pelayanan Ruang Ini Perencanaan Pelayanan Perangkat Perangkat Daerah Berkenaan Daerah Renstra DPM dan PTSP Tahun

55 Tabel 2.12 Hasil Telaahan Struktur Ruang Provinsi/Kabupaten/Kota Kota No Rencana Pola Ruang Pola Ruang Saat Ini Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada Periode Perencanaan Berkenaan Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan Perangkat Daerah Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah Analisis Terhadap Dokumen Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KHLS) Sesuai dengan Pelayanan Perangkat Daerah Bahwa pelayanan yang dilaksanakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota tidak terkait dengan lokasi/penempatan fasilitas tertentu atau diatur dalam ketentuan penataan ruang sehingga tidak memerlukan Analisis terhadap dokumen Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis terkait tugas dan fungsi/pelayanan/wilayah yang menjadi tanggung jawab Perangkat Daerah. Tabel 2.13 Hasil Analisis terhadap Dokumen KLHS Kota Kota Catatan bagi No Aspek Kajian Ringkasan KLHS Implikasi terhadap Pelayanan Perangkat Daerah Perumusan Program dan Kegiatan Perangkat Daerah (1) (2) (3) (4) (5) 1 Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup Renstra DPM dan PTSP Tahun

56 Catatan bagi No Aspek Kajian Ringkasan KLHS Implikasi terhadap Pelayanan Perangkat Daerah Perumusan Program dan Kegiatan Perangkat Daerah (1) (2) (3) (4) (5) 3 Kinerja layanan/jasa ekosistem Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati Berdasarkan analisis yang telah dijabarkan di atas, berikut adalah rumusan peluang dan tantangan yang dihadapi oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota dalam meningkatkan pelayanannya ke depan: Peluang - Adanya pelayanan perijinan melalui PTSP dan sistem on line yang mempermudah masyarakat dan para investor mengurus legalitas usahanya - Adanya kemudahan dalam hal pelayanan publik yang akan mewujudkan Kota sebagai kota tujuan investasi - Produk-produk UMKM Kota mampu bersaing di pasar dalam negeri Tantangan - Dengan adanya kemudahan pelayanan perijinan maka Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota harus terus melakukan inovasi terkait dengan teknologi dan informasi, sumber daya manusia, sarana dan prasarana mengingat harapan masyarakat terhadap pelayanan publik semakin tinggi. - UMKM Kota harus meningkatkan kualitas produknya sesuai dengan permintaan pasar agar bisa bersaing dipasar dalam dan luar negeri. Renstra DPM dan PTSP Tahun

57 3 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Permasalahan dan hambatan yang dihadapi oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota dalam upaya menyelenggarakan tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut : Permasalahan : - Kurangnya Sumber Daya Manusia dari segi kuantitas dan kualitas terkait pelayanan perijinan sehingga pelayanan yang diberikan kurang maksimal - Kurangnya sarana dan prasarana yang digunakan untuk menunjang pelayanan perijinan - Kurangnya konsistensi UMKM di dalam menjalankan usahanya dan juga kesulitan UMKM didalam memasarkan produknya. Hambatan : - Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap tugas dan fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu - Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang teknologi informasi terhadap pelayanan perijinan secara online - Terkait dengan fasilitasi kemitraan di bidang pemasaran kawasan MEA, produk UMKM terkendala dengan ISO 2200 : Adapun peluang dan tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan pelayanannya ke depan adalah sebagai berikut : Peluang : - Adanya pelayanan perijinan melalui PTSP dan sistem on line yang mempermudah masyarakat dan para investor mengurus legalitas usahanya - Adanya kemudahan dalam hal pelayanan publik yang akan mewujudkan Kota sebagai kota tujuan investasi - Produk-produk UMKM Kota mampu bersaing di pasar dalam negeri Renstra DPM dan PTSP Tahun

58 Tantangan - Dengan adanya kemudahan pelayanan perijinan maka Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota harus terus melakukan inovasi terkait dengan teknologi dan informasi, sumber daya manusia, sarana dan prasarana mengingat harapan masyarakat terhadap pelayanan publik semakin tinggi. - UMKM Kota harus meningkatkan kualitas produknya sesuai dengan permintaan pasar agar bisa bersaing dipasar dalam dan luar negeri. Perumusan Isu-isu Strategis berdasarkan Tugas dan Fungsi Perumusan Isu strategis Kota diperoleh baik berasal dari analisis internal berupa identifikasi permasalahan pembangunan, analisis eksternal berupa kondisi yang menciptakan peluang dan ancaman bagi Kota lima tahun mendatang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan Faktor yang Mempengaruhi INTERNAL (KEWENANGAN PERANGKAT DAERAH) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN PERANGKAT DAERAH) Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah (1) (2) (3) (4) (5) (6) Pengawasan Penanaman Modal Pelayanan Perijinan 65% Perusahaan PMA/PMDN yang diawasi 70% Indeks Kepuasan Masyarakat Terdapat bidang yang memiliki wewenang dalam melakukan pengawasan penanaman modal UPTSA berfungsi sebagai pelayanan utama tentang perijinan penananaman modal Perusahaan PMA/PMDN sebagai obyek pengawasan Penanaman Modal Perangkat Daerah sebagai proses teknis Kurang tertibnya pelaku usaha untuk memenuhi legalitas usahanya ketepatan waktu pelayanan perizinan dan non perizinan Renstra DPM dan PTSP Tahun

59 Faktor yang Mempengaruhi Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan INTERNAL (KEWENANGAN PERANGKAT DAERAH) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN PERANGKAT DAERAH) Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah (1) (2) (3) (4) (5) (6) Pengumpulan data investasi tepat waktu pengumpulan data investasi tidak tepat waktu terkumpulnya data investasi sebelum tanggal 5 dalam setiap bulan tersedianya aplikasi sistem pengumpulan data keterlambatan pengumpulan data di dinas terkait dinas terkait kurang memanfaatkan aplikasi sistem pengumpulan data yang telah disediakan sistem yang telah tersedia belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai Pusat Perdagangan Indonesia Timur dengan konsep dry port keterbatasan akses informasi dan kompetensi SDM terkait sektor logistik, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, pemerintahan daerah kabupaten/kota Melakukan pengkajian dan pemetaan potensi investasi di sektor pendukung logistik Akses perencanaan infrastruktur pembangunan daerah Belum Tersedianya data persebaran pelaku usaha sektor pendukung logistik Belum Tersedianya Potensi Area Logistik sebagai destinasi Investasi Cetak Biru Sistem logistik Nasional (MP3I) Perencanaan area dan sistem logistik yang akan di buat di Kota Penetapan Perencanaan SISLOGNAS tentang Pelabuhan Hub Internasional di Indonesia Timur Renstra DPM dan PTSP Tahun

60 Faktor yang Mempengaruhi Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan INTERNAL (KEWENANGAN PERANGKAT DAERAH) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN PERANGKAT DAERAH) Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah (1) (2) (3) (4) (5) (6) Peta potensi investasi Telah tersedia Peta Potensi Investasi di setiap Unit Pengembanan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, pemerintahan daerah kabupaten/kota Perlu adanya updating data peta potensi investasi setiap tahunnya Dinamika dan pertumbuhan pelaku usaha di kota surabaya, sehingga membuat peta potensi investasi berganti secara dinamis Masih diperlukannya penyempurnaan web site tentang peta potensi di Kota Jumlah prospektus proyek investasi di setiap Unit Pengembangan Perwali nomer 90 tahun 2008 tentang rincian tugas dan fungsi lembaga tenis kota Perlu adanya kajian yang mendalam tentang peluang investasi yang prospektif Belum terdapatnya perhitungan prospektus secara riil yang ada di Tabel 3.2 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Isu Strategis NO Dinamika International Dinamika Nasional Dinamika Regional/Lokal Lain-lain 1 Ketidakpastian mengenai percepatan pemuliahan ekonomi global Asosiasi yang berkaitan dengan Perdagangan dan Jasa Asosiasi yang berkaitan dengan Perdagangan dan Jasa Kurang kondusifnya iklim investasi dan minat investasi 2 EoDB (Ease of Doing Businness) yang menjadi salah satu penilaian penting di dunia Investasi Membangun infrastruktur yang berkualitas, guna mendorong Pengembangan tentang Wilayah / Kawasan Industri dan Pergudangan ketersediaan dan dukungan infrastruktur dan energi Renstra DPM dan PTSP Tahun

61 Isu Strategis NO Dinamika International Dinamika Nasional Dinamika Regional/Lokal Lain-lain peningkatan industri yang inklusif dan berkelanjutan serta mendorong inovasi Kinerja investasi MEA (INSW) berupa pelayanan terintegrasi dengan menggunakan sistem elektronik Kerjasama daerah dengan luar negeri tentang kerjasama investasi yang masih terdapat kesenjangan (gap) antara pengajuan perijinan investasi (ijin prinsip) dengan realisasi 3.2 Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Di dalam menelaah visi, misi, dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih untuk arah pembangunan berdasarkan identifikasi permasalahan pelayanan Perangkat Daerah maka akan disampaikan faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan Perangkat Daerah yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi Kepala. Adapun faktorfaktor penghambat dan pendorong dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.3 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Visi : Berdaya Saing Global No Misi dan Program KDH dan Wakil KDH terpilih Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah Penghambat Faktor Pendorong 1 Misi 7 : Masih terbatasnya akses keterbatasan akses Keberadaan Kota Mewujudkan informasi terkait informasi dan sebagai sebagai pusat penghubung perencanaan kompetensi SDM city hub dan simpul perdaganan dan jasa antar pembangunan dalam terkait sektor logistik logistic didukung pulau dan internasional bidan inrastruktur guna dengan pelaku mendukung city logistik usaha yang bergerak di sektor logistik Renstra DPM dan PTSP Tahun

62 Visi : Berdaya Saing Global No Misi dan Program KDH dan Wakil KDH terpilih Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah Penghambat Faktor Pendorong Program Peningkatan Belum terdapatnya data Belum Tersedianya Investasi fasilitas secara riil tentang pelaku Potensi Area pendukung logistik usaha logistik di Kota Logistik sebagai sebagai acuan destinasi Investasi Temu Usaha Logistik Kurangnya investasi baik PMA maupun PMDN yang fokus pada sektor logistik 2 Misi 8 : Sumber daya Manusia Kurang adanya Adanya kegiatan Menetapkan tata kelola pegawai yang diklad untuk pemerintahan yan baik mempunyai peningkatan kopetensi dan yang kopetensi sumber bisa berkomunikasi daya manusia dengan lugas Pelayanan perijinan dan Sarana dan Prasarana jumlah sarana dan tercukupinya sarana non perijinan prasarana yang dan prasarana kurang mencukupi Jaringan Internet kurangnya penambahan bandwitch bandwitch jaringan internet untuk mendukung kelancaran pelayanan Sistem Aplikasi kurang diadakan sosialisasi maksimalnya penggunaan penggunaan aplikasi aplikasi 3 Misi 9 : Harus terus melakukan Belum tersedianya Tersedianya Peta Memantapkan daya saing updating data potensi informasi secara potensi investasi usaha-usaha ekonomi lokal, investasi karena digital tentang inovasi produk dan jasa, perkembangan pelaku Peluang dan Renstra DPM dan PTSP Tahun

63 Visi : Berdaya Saing Global No Misi dan Program KDH dan Wakil KDH terpilih Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah Penghambat Faktor Pendorong serta penembangan industri usaha yang sangat Potensi Investasi dinamis yang lebih efektif dan efisiean Program peningkatan sistem yang telah tersedia kurang terbiasa pelatihan promosi investasi belum dimanfaatkan menggunakan (bimbingan teknis) secara maksimal fasilitas (sistem) secara periodik yang telah disediakan Lemahnya surabaya sebagai keterlibatan para pusat perdagangan pelaku usaha dalam dan jasa rangka kemitraan investasi daerah lemahnya supply chain wilayah 3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten Kota Kota akan mengemukakan faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan Perangkat Daerah, yang akan mempengaruhi penanganan permasalahan Perangkat Daerah ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra Tabel 3.4 Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah Kota berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Renstra DPM dan PTSP Tahun

64 No Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah Penghambat Sebagai Faktor Pendorong 1 Meningkatnya kualitas sistem yang telah tersedia ketepatan waktu Telah berjalannya pelayanan penanaman belum dimanfaatkan pelayanan perizinan UPTSA dan PTSP modal yang prima dan secara maksimal dan non perizinan dalam penanganan responsif melalui PTSP pengurusan izin pusat dalam rangka penanaman modal peningkatan daya saing penanaman modal Proses perijinan investasi yang mudah dan cepat 2 Meningkatnya realisasi Masih terlambatnya Kinerja investasi Terdapat wewenang penanaman modal melalui penyampaian LKPM yang masih terdapat dalam pengawasan kegiatan pemantauan, kesenjangan (gap) penanaman modal pembinaan, dan antara pengajuan yang lebih efektif pengawasan pelaksanaan perijinan investasi penanaman modal dalam (ijin prinsip) dengan rangka peningkatan daya realisasi saing penanaman modal 3 Meningkatnya daya tarik Perlu adanya updating Belum terdapat Tersedianya penanaman modal melalui data peta potensi perhitungan Peluang dan promosi yang terpadu dan investasi setiap tahunnya prospektus secara Potensi Investasi di efektif bagi penanam modal riil di Kota Kota dalam dan luar negeri yang berpijak pada peningkatan daya saing penanaman modal 4 Tersusunnya perencanaan Belum tersedianya Tersedianya Peta penanaman modal dan Rencana Umum potensi investasi rekomendasi kebijakan Penanaman Modal yang terintegrasi, (RUPM) di tingkat Kota kolaboratif dan implementatif dalam rangka peningkatan daya saing penanaman modal pada sektor prioritas Renstra DPM dan PTSP Tahun

65 Tabel 3.5 Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota Berdasarkan Sasaran Renstra Perangkat Daerah Provinsi beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya No Sasaran Jangka Menengah Renstra Perangkat Daerah Provinsi Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah Penghambat Sebagai Faktor Pendorong 1 Meningatkan kualitas sistem yang telah tersedia ketepatan waktu Telah berjalannya pelayanan yang prima belum dimanfaatkan pelayanan perizinan UPTSA dan PTSP secara maksimal dan non perizinan dalam penanganan pengurusan izin penanaman modal Proses perijinan investasi yang mudah dan cepat 2 Meningkatkan realisasi Masih terlambatnya Kinerja investasi Terdapat wewenang penananaman modal yang penyampaian LKPM yang masih terdapat dalam pengawasan inklusif melalui kesenjangan (gap) penanaman modal pengendalian penanaman antara pengajuan yang lebih efektif modal perijinan investasi (ijin prinsip) dengan realisasi 3 Meningatnya minat Perlu adanya updating Belum terdapat Terdapat sejumlah penananamn modal data peta potensi prospektus secara UMKM yang telah berdasaran izin prinsip investasi setiap tahunnya riil yang menjadi terfasilitasi dalam dasar promosi kerjasama dengan investasi di Kota perusahaan skala besar Belum tersedianya Terdapatnya peta Rencana Umum potensi investasi di Penanaman Modal Kota (RUPM) di tingkat Kota Renstra DPM dan PTSP Tahun

66 3.4 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pelayanan Kota yang dilaksanakan tidak terkait dengan lokasi/penempatan fasilitas tertentu, melainkan diatur dalam ketentuan penataan ruang dan dampak lingkungan hidup. Sehingga tidak memerlukan Analisis Rencana Tata Ruang Wilyah (RTRW) dan dokumen Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis terkait tugas dan fungsi/pelayanan/wilayah yang menjadi tanggung jawab Perangkat Daerah. Tabel 3.6 Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah Kota No Rencana Struktur Ruang Struktur Ruang Saat Ini Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan Perangkat Daerah Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah Tabel 3.7 Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota Indikasi Program Pengaruh Rencana Pola Arahan Lokasi No Rencana Pola Ruang Pola Ruang Saat Ini Pemanfaatan Ruang Pada Periode Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan Pengembangan Pelayanan Perencanaan Berkenaan Perangkat Daerah Perangkat Daerah Penentuan Isu-isu Strategis Formulasi isu-isu penting berupa rekomendasi dan catatan yang strategis untuk di tindaklanjuti dalam perumusan program dan kegiatan prioritas tahun yang direncanakan. Perangkat Daerah mengidentifikasi faktor internal dan faktor ekternal, dimana faktor internal Renstra DPM dan PTSP Tahun

67 terdiri dari kekuatan (strength), kelemahan (weakness) dan faktor eksternal terdiri dari peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Identifikasi faktor internal yaitu : Kekuatan (Strength) : a. Kewenangan fasilitasi dan koordinasi dengan pelaku usaha bidang penanaman modal b. Kelengkapan sarana dan prasarana c. Kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia yang menangani perijinan dan non perijinan d. Peta Potensi investasi e. Kewenangan perijinan terpadu melalui PTSP Kelemahan (Weakness) : a. Keterbatasan akses informasi dan kompetensi Sumber Daya Manusia terkait sektor logistic b. Kurang optimalnya pengawasan kegiatan penanaman modal c. Belum tersedianya potensi area logistik sebagai destinasi investasi Identifikasi faktor eksternal yaitu : Peluang (Opportunities) a. sebagai pusat perdagangan Indonesia Timur dengan konsep Dryport b. Keberadaan kota sebagai city hub dan simpul logistik didukung dengan pelaku usaha yang bergerak disektor logistik c. Penerapan SPIPISE dan SSW d. Eksistensi instansi diluar pemerintah kota untuk mendukung pelayanan perijinan dan pengawasan e. Pengembangan industri kreatif berbasis produk sebagai upaya peningkatan daya saing ekonomi lokal Ancaman (Threats) a. Akses infrastruktur pendukung kegiatan logistik b. Adanya pengaduan masalah perijinan c. Kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan perijinan online d. Ketidaksesuaian kepemilikan perijinan Renstra DPM dan PTSP Tahun

68 e. Lemahnya daya saing industri kreatif berbasis produk kewenangan perijinan terpadu melalui PTSP Nilai Urgensi Faktor (NU) bertujuan untuk mengetahui dan menentukan faktor-faktor mana yang lebih urgen, dengan cara membandingkan setiap faktor dengan faktor-faktor yang lain. NU ditentukan dengan Skala Likert dan Teori Delpi dengan skala 1-5. Sedangkan nilai Bobot Faktor (BF) didapat dari rumus BF = NU/JUMLAH NU X 100 % Berikut ini Nilai Urgent Factor (NU) dan Bobot Faktor (BF) untuk penilaian Faktor Internal dan Faktor Eksternal: Tabel 3.8 Penilaian Faktor Internal URAIAN NILAI URGENSI (NU) BOBOT FAKTOR (BF) S1 STRENGTHS Kewenangan fasilitasi dan koordinasi dengan pelaku usaha bidang penanaman modal 5 0,13 S2 Kelengkapan sarana dan prasarana 4 0,1 S3 Kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manuasia yang menangani perijinan dan non perijinan 4 0,1 S4 Peta Potensi investasi 4 0,1 S5 Kewenangan perijinan terpadu melalui UPTSA dan PTSP 5 0,13 WEAKNESS W1 Keterbatasan akses informasi dan kompetensi Sumber Daya Manusia terkait sektor logistik W2 Kurang optimalnya pengawasan kegiatan penanaman modal 5 0,13 4 0,1 Renstra DPM dan PTSP Tahun

69 URAIAN NILAI URGENSI (NU) BOBOT FAKTOR (BF) W3 W4 Koordinasi dengan Perangkat Daerah terkait ketepatan waktu penerbitan ijin Belum tersedianya potensi area logistik sebagai destinasi investasi 4 0,1 4 0,1 JUMLAH 39 1 Tabel 3.9 Penilaian Faktor Eksternal OPPORTUNITIES URAIAN NILAI URGENSI (NU) BOBOT FAKTOR (BF) O1 sebagai pusat perdagangan Indonesia Timur dengan konsep Dryport 4 0,1 O2 Keberadaan kota sebagai city hub dan simpul logistik didukung dengan pelaku usaha yang bergerak disektor logistic 4 0,1 O3 Penerapan SPIPISE dan SSW 4 0,1 O4 O5 Eksistensi instansi diluar pemerintah kota untuk mendukung pelayanan perijinan dan pengawasan Pengembangan industri kreatif berbasis produk sebagai upaya peningkatan daya saing ekonomi lokal 3 0,08 3 0,08 T1 THREATS Akses infrastruktur pendukung kegiatan logistic 4 0,1 T2 Adanya pengaduan masalah perijinan 4 0,1 T3 Kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan perijinan online 4 0,1 T4 Ketidaksesuaian kepemilikan perijinan 5 0,13 Renstra DPM dan PTSP Tahun

70 URAIAN NILAI URGENSI (NU) BOBOT FAKTOR (BF) T5 Lemahnya daya saing industri kreatif berbasis produk 5 0,13 JUMLAH 40 1 Berikut tampilan SWOT-TOWS pada website bappeko.surabaya.go.id/edeployment: Renstra DPM dan PTSP Tahun

71 Rencana Strategis (Renstra) Tahun Pemerintah Kota Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu E-Deployment 1. Penilaian Faktor Renstra DPM dan PTSP Tahun

72 Rencana Strategis (Renstra) Tahun Pemerintah Kota Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu 2. SWOT-Peta Posisi Renstra DPM dan PTSP Tahun

73 Gambar 3.1 Matriks SWOT Keterangan: Kuadran I : Terapkan Strategi Ekspansi Kuadran II : Terapkan Strategi Diversifikasi Kuadran III : Terapkan Strategi Stabilisasi atau Rasionalisasi Kuadran IV : Terapkan Strategi Defensif atau Survival Berdasarkan peta posisi atau matriks SWOT pada Gambar 3.1 maka dapat diketahui bahwa Kota terdapat pada posisi Kuadran II. Hal ini menunjukkan bahwa strategi yang harus diterapkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota yaitu strategi diversifikasi. Strategi diversifikasi diterapkan dengan menggunakan kekuatan (strength) untuk meminimalkan ancaman (threat). 3. TOWS Setelah dilakukan pembuatan peta posisi atau matriks SWOT, maka selanjutnya yaitu dilakukan identifikasi setiap kemungkinan strategi yang terpilih. Hal ini dilakukan untuk mengetahui langkah apa saja yang harus dilakukan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota dengan strategi terpilih agar tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai Renstra DPM dan PTSP Tahun

74 Gambar 3.2 Matriks TOWS Berdasarkan strategi yang telah telah terpilih yaitu strategi ST atau strategi diversifikasi, maka terdapat beberapa strategi atau langkah yang harus dilakukan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota, diantaranya yaitu melakukan pengawasan yang lebih efektif dalam perijinan demi meminimalisir ketidaksesuaian perijinan. Dengan adanya strategi ini, diharapkan waktu pelayanan dapat diminimalisir sehingga dapat menghemat waktu dan biaya. Strategi kedua yaitu menangani ketidaksesuaian kepemilikan Renstra DPM dan PTSP Tahun

75 perijinan dengan meningkatkan kualitas SDM yang menangani perijinan dan non perijinan. Dengan adanya strategi ini, diharapakan pengurusan perijinan menjadi lebih efektif dan efisien Renstra DPM dan PTSP Tahun

76 4 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Perangkat Daerah Perumusan Visi Berdasarkan visi pembangunan Kota yang tertuang di dalam dokumen RPJMD Kota Tahun , maka visi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tahun yang sesuai dengan tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut: Visi Peningkatan investasi dengan pelayanan perizinan yang prima dan informasi penanaman modal berbasis teknologi informasi Pokok-pokok Visi dan Penjelasan Visi Berdasarkan visi yang telah dirumuskan, terdapat tiga poin pokok yang terkandung di dalam visi tersebut yaitu terkait peningkatan investivasi, pelayanan perizinan yang prima dan penggunaan teknologi informasi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa peningkatan investasi sangat didukung dengan pelayanan perizinan prima yang akan diberikan kepada perindustrian-perindustrian dalam mengajukan izin investasi di wilayah Kota. Pelayanan perizinan prima tersebut terkait dengan cepatnya proses pelayanan, persyaratan yang mudah dan juga jelasnya prosedur yang diberikan kepada masyarakat. Selain itu, untuk memudahkan proses pelayanan juga digunakan teknologi informasi seperti SSW ( Single Window) dan kedepannya akan digunakan SPIPISE untuk mendukung peningkatan jumlah investasi di Kota Perumusan Misi Berdasarkan misi pembangunan Kota yang tertuang di dalam dokumen RPJMD Kota Tahun , maka misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tahun yang sesuai dengan tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut: Misi Renstra DPM dan PTSP Tahun

77 a. Mewujudkan Kota sebagai penghubung perdagangan dan jasa melalui peningkatan investasi fasilitas pendukung logistik b. Mewujudkan Kota sebagai tujuan investasi melalui promosi investasi dan kerjasama dengan para stakeholders c. Mewujudkan pelayanan perizinan dan non-perizinan yang mudah, murah, cepat, dan pasti melalui peningkatan kualitas teknologi informasi d. Memantapkan tata kelola administrasi dinas yang baik 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Panjang Perumusan Tujuan Untuk mencapai visi dan melaksanakan misi yang telah disusun, maka dirumuskan tujuan sebagai berikut: a. Peningkatan sistem manajemen city logistic Peningkatan sistem manajemen city logistic dilakukan untuk mendukung misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang pertama yaitu mewujudkan Kota sebagai penghubung perdagangan dan jasa melalui peningkatan investasi fasilitas pendukung logistik. b. Meningkatkan realisasi PMA dan PMDN (SPIPISE dan non SPIPISE) Peningkatkan realisasi PMA dan PMDN (SPIPISE dan non SPIPISE) dilakukan untuk mendukung misi yang kedua yaitu mewujudkan Kota sebagai tujuan investasi melalui promosi investasi dan kerjasama dengan para stakeholders. c. Meningkatkan kualitas pelayanan publik Peningkatan kualitas pelayanan publik dilakukan untuk mendukung misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang ketiga yaitu mewujudkan pelayanan perizinan dan non-perizinan yang mudah, murah, cepat dan pasti melalui peningkatan kualitas teknologi informasi. d. Meningkatkan tata kelola administrasi perangkat daerah yang baik Peningkatan tata kelola administrasi perangkat daerah yang baik dilakukan untuk mendukung misi yang keempat yaitu memantapkan tata kelola administrasi dinas yang baik. Renstra DPM dan PTSP Tahun

78 4.2.2 Perumusan Sasaran Berdasarkan perumusan tujuan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di atas, maka dapat dirumuskan sasaran sebagai berikut: a. Meningkatnya Investasi Pendukung Logistik Sasaran meningkatnya investasi pendukung logistik merupakan hasil yang diharapkan dari tujuan peningkatan sistem manajemen city logistic. Meningkatnya investasi pendukung logistik ini diukur melalui peningkatan investasi fasilitas pendukung logistik. b. Meningkatnya Jumlah Realisasi Investasi Sasaran meningkatnya jumlah realisasi investasi merupakan hasil yang diharapkan dari tujuan meningkatnya realisasi PMA dan PMDN (SPIPISE dan non SPIPISE). Sasaran ini diukur melalui jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA). c. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Sasaran meningkatnya kualitas pelayanan publik merupakan hasil yang diharapkan dari tujuan meningkatkan kualitas pelayanan publik. Sasaran ini diukur melalui Indeks Kepuasan layanan Masyarakat (IKM) pelayanan perijinan penunjang investasi. d. Melaksanakan Kegiatan Sesuai dengan Perencanaan untuk Mendukung Keberhasilan Program dan Mengelola Sarana Prasarana serta Administrasi Perkantoran Perangkat Daerah Sasaran melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan untuk mendukung keberhasilan program dan juga mengelola sarana prasarana serta administrasi perkantoran perangkat daerah merupakan hasil yang diharapkan dari tujuan meningkatkan tata kelola administrasi perangkat daerah yang baik. Jadi dalam satu tujuan terdapat dua sasaran yang ingin dicapai. Kedua sasaran tersebut diukur melalui persentase kesesuaian pelaksanaan kegiatan terhada parameter perencanaan pada Operational Plan, kinerja pengelolaan sarana prasarana dan administrasi perkantoran perangkat daerah, serta persentase kinerja pengelolaan sarana prasarana dan administrasi perkantoran perangkat daerah. Berikut ini akan ditampilkan ringkasan tujuan dan sasaran jangka menengah pelayanan Perangkat Daerah melalui Tabel 4.1. Renstra DPM dan PTSP Tahun

79 Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Perangkat Daerah 4.3 Strategi dan Kebijakan Perumusan Strategi a. Strategi Streghts-Opportunities (SO) Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk memaksimalkan peluang. Strategi SO yang digunakan adalah: 1. Meningkatkan kerjasama dengan instansi di luar pemerintahan di bidang penanaman modal 2. Melakukan updating peta potensi investasi untuk menunjang sebagai city hub dan simpul logistik b. Strategi Streghts-Threats (ST) Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk meminimalkan ancaman. Strategi ST yang digunakan adalah: 1. Menangani ketidaksesuaian kepemilikan perijinan dengan meningkatkan kualitas SDM yang menangani perijinan dan non perijinan 2. Meningkatkan kewenangan PTSP dalam sosialisasi pemanfaatan perijinan online Renstra DPM dan PTSP Tahun

80 c. Strategi Weakness-Opportunities (WO) Strategi WO adalah strategi yang meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan peluang. Strategi WO yang digunakan adalah: 1. Melibatkan instansi di luar pemerintahan dalam pengoptimalan pengawasan kegiatan penanaman modal 2. Melakukan pemetaan pelaku usaha di sektor pendukung logistik sebagai dasar pembentukan potensi area logistik d. Strategi Weakness-Threats (WT) Strategi WT adalah strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Strategi WT yang digunakan adalah: 1. Melakukan pengawasan yang lebih efektif dalam perijinan demi meminimalisir ketidaksesuaian perijinan 2. Peningkatan akses pengaduan masalah perijinan untuk menunjang proses pengawasan kegiatan penanaman modal Renstra DPM dan PTSP Tahun

81 5 BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1 Rencana Program dan Kegiatan Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah guna mencapai sasaran dan tujuan tertentu. Kota memiliki program yang akan dikelola selama 5 (lima) tahun ke depan ( ) yang diarahkan untuk mencapai tujuan sebagaimana tercantum dalam visi dan misi. Untuk selanjutnya pencapaian visi dan misi akan menunjang tercapainya visi dan misi selama 5 tahun ke depan. Untuk mengimplementasikan dan melaksanakan kebijakan/program tersebut, ditetapkan satu atau beberapa kegiatan di mana kegiatan itu sendiri merupakan bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran yang terukur dan terarah pada suatu program. Oleh karena itu, rencana program perlu dijabarkan ke dalam kegiatan yang terukur kinerjanya, jelas kelompok sasarannya, dan juga ada perencanaan anggarannya. Adapun rencana program dan kegiatan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota adalah sebagai berikut : 1. Program Peningkatan Investasi Fasilitas Pendukung Logistik Program peningkatan investasi fasilitas pendukung logistik mempunyai sebuah indikator yaitu tingkat pertumbuhan investasi fasilitas pendukung logistik yang bertujuan untuk meningkatkan arus perdagangan internasional dan antar pulau dari dan menuju. Adapun kegiatan yang mendukung capaian program di atas antara lain: - Kegiatan penyusunan peluang usaha sektor logistik di - Kegiatan temu usaha logistik 2. Program Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan Program pelayanan perijinan dan non perijinan mempunyai sebuah indikator yaitu ketepatan waktu pelayanan perijinan dan non perijinan bertujuan untuk meningkatkan kinerja penyelengaraan pemerintahaan dan pelayanan publik. Adapun kegiatan yang mendukung capaian program di atas antara lain: Renstra DPM dan PTSP Tahun

82 - Kegiatan klinik Investasi - Kegiatan pembinaan pelayanan perijinan dan non perijinan - Kegiatan pelayanan perijinan penanaman modal - Kegiatan monitoring pelaksanaan kegiatan penanaman modal 3. Program Peningkatan Iklim dan Realisasi Investasi Program peningkatan iklim dan realisasi investasi mempunyai indikator berupa presentase peningkatan realisasi investasi dan peningkatan jumlah minat dan rencana investasi yang bertujuan untuk peningkatan kinerja investasi dalam rangka mewujudkan daya saing global. Adapun kegiatan yang mendukung capaian program diatas antara lain: - Kegiatan konsolidasi perencanaan kerjasama investasi - Kegiatan pengelolaan dan pemutakhiran data investasi - Kegiatan pemetaan data pelaku usaha di - Kegiatan penyusunan kajian peluang investasi - Kegiatan penyelenggaraan promosi investasi 4. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Program perencanaan pembangunan daerah mempunyai indikator berupa prosentase ketepatan waktu penyusunan dan pelaporan dokumen perencanaan strategis dan/atau sektoral yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik dan kegiatan yang mendukung capaian program ini adalah kegiatan penyusunan dan evaluasi perencanaan strategis. 5. Program Pembangunan dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Kedinasan Program pembangunan dan pengelolaan sarana dan prasarana kedinasan mempunyai dua indikator yaitu persentase sarana dan prasrana perkantoran dalam kondisi baik serta persentase ketepatan pemenuhan sarana dan prasarana perkantoran yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahaan dan pelayanan publik. Adapun kegiatan yang mendukung capaian program ini adalah kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana perkantoran. 6. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program pelayanan administrasi perkantoran mempunyai indikator berupa tingkat kepuasan pegawai terhadap pelayanan administrasi perkantoran. Adapun kegiatan yang Renstra DPM dan PTSP Tahun

83 mendukung capaian program ini adalah kegiatan pengadaan barang dan jasa perkantoran perangkat daerah Dalam melaksanakan rencana program dan kegiatan mengarah pada pencapaian tujuan sebagaimana tercantum dalam visi dan misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota, seperti tersebut pada tabel di bawah ini, bahwa lokasi indikatif pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di Kecamatan, sedangkan untuk kegiatan penyelenggaraan promosi investasi selain di wilayah juga diselenggarakan di luar wilayah, sesuai dengan penawaran/undangan dari daerah lain yang disampaikan kepada. Tabel 5.1 Lokasi Kegiatan No PROGRAM KEGIATAN LOKASI Program Peningkatan investasi fasilitas pendukung Kegiatan Penyusunan peluang usaha sektor logistik di logistik Kegiatan Temu Usaha Logistik 2 Program Pelayanan Perijinan dan non perijinan Kegiatan Klinik Investasi Kegiatan Pembinaan pelayanan perijinan dan non perijinan Kegiatan Pelayanan perijinan penanaman modal Renstra DPM dan PTSP Tahun

84 No PROGRAM KEGIATAN LOKASI Kegiatan Monitoring pelaksanaan kegiatan penanaman modal Kegiatan pelayanan PTSP 3 Program Pembangunan Kegiatan Pemeliharaan dan sarana dan pengelolaan prasarana sarana dan perkantoran prasarana kedinasan 4 Program Perencanaan pembangunan daerah Kegiatan Penyusunan dan evaluasi perencanaan strategis 5 Program Pelayanan Kegiatan Pengadaan administrasi barang dan perkantoran jasa perkantoran perangkat daerah 6 Program Peningkatan Kegiatan Konsolidasi iklim dan perencanaan realisasi kerjasama investasi investasi Kegiatan Pengelolaan dan pemutakhiran data investasi Renstra DPM dan PTSP Tahun

85 No PROGRAM KEGIATAN LOKASI Kegiatan Pemetaan data pelaku usaha di Kegiatan Penyusunan kajian peluang investasi Kegiatan Penyelenggar aan promosi investasi Peningkatan kegiatan pemantauan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penanaman modal Pengembang an potensi investasi Fasilitasi pelayanan perijinan penanaman modal Memfasilitasi dan koordinasi kerjasama di bidang investasi Renstra DPM dan PTSP Tahun

86 5.2 Indikator Kinerja Pengukuran indikator kinerja sangat berguna sebagai pedoman untuk memantau keberhasilan dan kinerja kegiatan pembangunan. Dengan berpedoman indikator kinerja, maka pengelolaan dan pengendalian kegiatan akan lebih terarah dan jika ditemui permasalahan akan lebih mudah pemecahan masalahnya. Adapun indikator kinerja yang mengacu pada tujuan adalah sebagai berikut. Tabel 5.2 Target Indikator Kinerja dalam Renstra Perangkat Daerah No Program Indikator Sesuai Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Kondisi Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun periode RPJMD Tahun 0 Th 1 Th 2 Th 3 Th 4 Th 5 Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 1. Program Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan 2. Program Peningkatan Investasi Fasilitas Pendukung Logistik 3. Program Peningkatan Iklim dan Realisasi Investasi Ketepatan waktu pelayanan perizinan dan Non Perizinan Peningkata n investasi fasilitas pendukung logistik Persentase peningkatan jumlah minat dan rencana investasi 70% 72% 74% 76% 78% 80% 80% 12% 18% 24% 30% 36% 42% 42% 4% 8% 12% 16% 20% 24% 24% Renstra DPM dan PTSP Tahun

87 No Program Indikator Sesuai Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Kondisi Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun periode RPJMD Tahun 0 Th 1 Th 2 Th 3 Th 4 Th 5 Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 4 Program Perencanaan Pembangunan Daerah 5 Program Pembangunan dan pengelolaan sarana dan prasarana kedinasan Persentase ketepatan waktu penyusunan dan pelaporan dokumen perencanaa n strategis dan atau sektoral Persentase ketepatan pemenuhan sarana dan prasarana perkantoran Persentase sarana dan prasarana perkantoran dalam kondisi baik - 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 5.3 Pendanaan Indikatif Pendanaan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu untuk 5 (lima) tahun kedepan bersumber dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daserah (APBD) Kota yang tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang diperoleh digunakan untuk mendanai 6 (enam) program yang dilaksanakan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Dari program-program tersebut, Renstra DPM dan PTSP Tahun

88 program pelayanan perijinan dan non perijinan menjadi program dengan proporsi anggaran paling besar dibandingkan dengan program lainnya. Hal ini dikarenakan banyaknya sarana prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan program tersebut. Program dengan anggara terbesar kedua adalah program pembangunan dan pengelolaan sarana dan prasarana kedinasan. Apabila dilihat dari nilai anggaran, maka terdapat peningkatan anggaran dari tahun ke tahun. Peningkatan ini diharapkan mampu membantu pencapaian target yang telah ditetapkan dalam program-program yang telah disusun. Sehingga peningkatan anggaran akan diiringi dengan peningkatan kinerja Renstra DPM dan PTSP Tahun

89 Rencana Strategis (Renstra) Tahun Pemerintah Kota Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tabel 5.3 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Tujuan dan Sasaran Indikator Program dan Kegiatan 1. Peningkatan sistem manajemen city logistik 1.1 Meningkatnya Investasi Pendukung Logistik 2. Meningkatkan realisasi PMA, PMDN, dan Investasi Daerah 2.1 Meningkatnya Jumlah Realisasi Investasi Tingkat pertumbuhan ekonomi kategori transportasi dan pergudangan Peningkatan investasi fasilitas pendukung logistik Rata-Rata Pertumbuhan Nilai Realisasi Investasi Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) 1. Program Peningkatan Investasi fasilitas pendukung logistik 1.2 Temu Usaha Logistik 2. Program Peningkatan Iklim dan Realisasi Investasi 2.1 Koordinasi Perencanaan Penanaman Modal 2.2 Pemetaan Data Pelaku Usaha di 2.3 Pengendalian Penanaman Modal 2.4 Penyelenggaraan Promosi Investasi 2.5 Penyusunan Potensi dan Peluang Investasi di 2.6 Sinkronisasi dan Validasi Data Investasi Indikator Kinerja Program Tingkat pertumbuhan investasi fasilitas pendukung logistik Jumlah temu usaha logistik yang dilaksanakan Tingkat pertumbuhan ijin realisasi investasi Jumlah Koordinasi Perencanaan Penanaman Modal yang dilaksanakan Jumlah pelaku usaha yang dipetakan Jumlah laporan pengendalian penanaman modal Jumlah promosi investasi yang dilaksanakan Jumlah dokumen Potensi dan Peluang Investasi di yang disusun Jumlah laporan sinkronisasi dan validasi data investasi Target Kinerja Program % 24% 30% 36% 42% 8% 12% 16% 20% 24% Renstra DPM dan PTSP Tahun

90 Tujuan dan Sasaran Indikator Program dan Kegiatan 3. Meningkatkan kualitas pelayanan publik 3.1 Meningkatnya Kualitas pelayanan perijinan Nilai Kepuasan Masyarakat unit pelayanan perizinan dan non perizinan Indeks kepuasan layanan masyarakat (IKM) pelayanan perijinan penunjang investasi 3. Program Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan 3.1 Bintek Penyusunan Informasi Industri 3.2 Pelayanan Perizinan Penanaman Modal 3.3 Pelayanan PTSP 3.4 Pembinaan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan 3.5 Pembinaan Wajib Daftar Perusahaan Indikator Kinerja Program Persentase ketepatan waktu pelayanan perizinan dan non perizinan Jumlah UKM yang mengikuti bintek Informasi Industri Jumlah perusahaan PMA/PMDN dan UMKM yang memperoleh fasilitasi pelayanan perijinan penanaman modal Jumlah berkas pelayanan perizinan dan non perizinan yang dihasilkan Jumlah petugas pelayanan perizinan dan non perizinan yang dibina Jumlah wajib daftar perusahaan yang dibina Target Kinerja Program % 74% 76% 78% 80% 3.6 Pengawasan Perijinan di Bidang Industri Jumlah perijinan bidang industri yang diawasi 4. Meningkatkan tata kelola administrasi perangkat daerah yang baik a. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan untuk mendukung keberhasilan program Tingkat capaian keberhasilan pelaksanaan program Persentase kesesuaian pelaksanaan Kegiatan terhadap parameter perencanaan pada Operational Plan 4.1 Program Perencanaan Pembangunan Daerah Penyusunan dan Evaluasi Perencanaan Strategis Persentase ketepatan waktu penyusunan dan pelaporan dokumen perencanaan strategis dan/atau sektoral Jumlah dokumen penyusunan dan evaluasi perencanaan strategis 100% 100% 100% 100% 100% Renstra DPM dan PTSP Tahun

91 Tujuan dan Sasaran Indikator Program dan Kegiatan b. Mengelola sarana dan prasarana serta administrasi perkantoran perangkat daerah Kinerja Pengelolaan Sarana, Prasarana, dan Administrasi Perkantoran Perangkat Daerah 4.2 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran Perangkat Daerah 4.3 Program Pembangunan dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana kedinasan Pengadaan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perkantoran Indikator Kinerja Program Tingkat kepuasan pegawai terhadap pelayanan administrasi perkantoran Jumlah Jenis Barang dan Jasa Perkantoran yang Disediakan Persentase ketepatan pemenuhan sarana dan prasarana perkantoran Jumlah unit sarana dan prasarana perkantoran yang dikelola Target Kinerja Program % 74% 76% 78% 80% 100% 100% 100% 100% 100% Renstra DPM dan PTSP Tahun

92 Rencana Strategis (Renstra) Tahun Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Dinas Satu Penanaman Pintu Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Berikut mind map dari rencana program Gambar 5.1 Visi dan Misi Tahun Renstra DPM dan PTSP Tahun

93 Rencana Strategis (Renstra) Tahun Pemerintah Dinas Kota Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Gambar 5.2 Penjabaran Misi Pertama Tahun A A Renstra DPM dan PTSP Tahun

94 Rencana Strategis (Renstra) Tahun Gambar 5.3 Penjabaran Misi Kedua Tahun B B Renstra DPM dan PTSP Tahun

95 Rencana Strategis (Renstra) Tahun Pemerintah Kota Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Gambar 5.4 Penjabaran Misi Ketiga Tahun C Renstra DPM dan PTSP Tahun

96 Rencana Strategis (Renstra) Tahun Pemerintah Dinas Kota Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Gambar 5.5 Penjabaran Misi Ketiga Tahun (lanjutan) C Renstra DPM dan PTSP Tahun

97 Rencana Strategis (Renstra) Tahun Pemerintah Kota Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Gambar 5.6 Penjabaran Misi Keempat Tahun D Renstra DPM dan PTSP Tahun

98 Rencana Strategis (Renstra) Tahun Gambar 5.7 Penjabaran Misi Keempat Tahun (lanjutan) D Renstra DPM dan PTSP Tahun

99 6 BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Pelaksanaan kegiatan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota diharapkan dapat mendukung salah satu tujuan Pembangunan Daerah tahun yaitu terciptanya sistem pemerintahan yang baik dan demokratis. Adapun sasaran yang akan dilaksanakan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dalam rangka mendukung keberhasilan pembangunan tahun sebagaimana tercantum dalam tujuan RPJMD kota sebagai berikut : Gambar 6.1 Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran Perangkat Daerah NO Indikator Kondisi Kinerja pada aw al periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Peningkatan investasi fasilitasi pendukung logistik Ketepatan w aktu pelayanan perizinan dan non perizinan Ketepatan w aktu penyusunan dan pelaporan dokumen perencanaan strategis dan/atau sektoral Prosentase peningkatan realisasi investasi 12% 18% 24% 30% 36% 42% 42% 70% 72% 74% 76% 78% 80% 80% 0 100% 100% 100% 100% 100% 100% 4% 8% 12% 16% 20% 24% 24% 5 Peningkatn jumlah minat dan rencana investasi 4% 8% 12% 16% 20% 24% 24% Renstra DPM dan PTSP Tahun

100 Rencana strategis menjadi sangat penting artinya dalam menghadapi berbagai persoalan-persoalan pembangunan sebagai wujud nyata dari tanggung jawab pemerintah dalam mengakomodasikan berbagai kebutuhan masyarakat yang mengedepankan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) berbasiskan masyarakat (Community base development) dengan keterlibatan lebih banyak para pelaku-pelaku pembangunan (stakeholders) dalam menciptakan Pemerintahan yang baik (Good Governance) yang partisipatif, transparan dan akuntabel sesuai dengan tuntutan paradigma baru yang pada gilirannya akan mampu menciptakan kebijaksanaan yang berdampak pada masyarakat benarbenar dikedepankan. Renstra DPM dan PTSP Tahun

101

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebagai perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang memberikan landasan bagi berbagai bentuk perencanaan

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah

Lebih terperinci

Rencana Strategis BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

Rencana Strategis BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Rencana Strategis 6 BAB I PENDAHULUAN.. Latar belakang Secara konseptual dan teknokratis, proses pembangunan dilaksanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan utama pembangunan yang ditetapkan yaitu mewujudkan

Lebih terperinci

PANDUAN PENGINTEGRASIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

PANDUAN PENGINTEGRASIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PANDUAN PENGINTEGRASIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN I. PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia yang dilaksanakan sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah () adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra ini mempunyai fungsi sebagai pedoman

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

Renstra DPKP BAB I-1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Renstra DPKP BAB I-1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Banda Aceh Tahun 2017 merupakan dokumen perencanaan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan

Lebih terperinci

Rencana Strategis (Renstra) Bappeda Kabupaten Lahat Tahun BAB I PENDAHULUAN

Rencana Strategis (Renstra) Bappeda Kabupaten Lahat Tahun BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perencanaan merupakan suatu proses berkesinambungan yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar belakang dalam bab pendahuluan ini adalah untuk mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra SKPD, fungsi Renstra SKPD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2012 7 KATA PENGANTAR Bismillahhrahmaniff ahim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan strategis organisasi adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana organisasi akan diarahkan, dan bagaimana pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 18 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPPTPM PROV. KEP.BABEL BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPPTPM PROV. KEP.BABEL BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode lima (5) tahun, yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR NOMOR : TANGGAL : RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng 8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya

Walikota Tasikmalaya Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat alikota PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan kewenangan masing-masing pemerintah daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS

RENCANA STRATEGIS RENCANA STRATEGIS 216-221 RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 216 221 PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 216 ii Kata Pengantar Bismillahirrahmanirrahim Assalamu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BAPPEDA I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BAPPEDA I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dengan telah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), diamanatkan bahwa daerah harus menyusun rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Rencana Strategis Satuan Perangkat Daerah atau disingkat dengan Renstra SKPD merupakan suatu produk perencanaan yang dihasilkan melalui tahapan proses penyusunan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Organisasi Perangkat

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memenuhi amanat undang- undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Jombang

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN

Pemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan nasional adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang

Lebih terperinci

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang Undang No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang Undang No. 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pelaksanaan pembangunan daerah yang merupakan kewenangan daerah sesuai dengan urusannya, perlu berlandaskan rencana pembangunan daerah yang disusun berdasarkan kondisi

Lebih terperinci

PERUBAHAN PERTAMA RENCANA STRATEGIS BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PERUBAHAN PERTAMA RENCANA STRATEGIS BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS PERUBAHAN PERTAMA RENCANA STRATEGIS BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS 2010-2015 MUARA BELITI 2015 KATA PENGANTAR Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor : 7 Tahun 1999

Lebih terperinci

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH Jalan Kabupaten No. 1 Purwokerto 53115 Telp. 637405 Faxcimile (0281) 637405 KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS

RENCANA STRATEGIS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA STRATEGIS 2010-2015 http://kehutanan-mura.eu5.org Lampiran Keputusan Bupati Musi Rawas Nomor : 106/KPTS/KEHUT/2012 Tanggal : 13 Februari 2012 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Tangerang

Pemerintah Kota Tangerang RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut Renja adalah dokumen perencanaan untuk periode satu tahun,

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MUSI BANYUASIN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MUSI BANYUASIN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2017-2022 DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MUSI BANYUASIN Jalan Kolonel Wahid Udin Kel. Serasan Jaya Kec. Sekayu Telp. (0714) 322016 Fax. (0714)

Lebih terperinci

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

BAPPEDA PROVINSI BANTEN RANCANA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA ( DISPORA )PROVINSI BANTEN TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RECANA KERJA 2016 DISPORA PROVINSI BANTEN i KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah Kami

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2018 DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN.. 2 1.1 Latar Belakang 2 1.2 Landasan Hukum.. 4

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan sebelum diimplementasikan. Pentingnya perencanaan karena untuk menyesuaikan tujuan yang ingin

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN CAMAT DAU KABUPATEN MALANG NOMOR : 188.45/ /KEP/35.07.22/2017 TENTANG PENETAPAN RENCANA KERJA KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 RENCANA KERJA KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG TAHUN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH SESUAI DENGAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 86 TAHUN 2017

RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH SESUAI DENGAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 86 TAHUN 2017 RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH SESUAI DENGAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 86 TAHUN 2017 Disampaikan Oleh : Dyah Sih Irawati, S.Si., MA Kasi Wilayah III A (Kalimantan) Disampaikan pada : SosialisasiPermendagri86/2017

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KOTA PARIAMAN TAHUN 2014

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KOTA PARIAMAN TAHUN 2014 LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR : 18 TANGGAL : 20 MEI 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA PARIAMAN TAHUN 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KOTA PARIAMAN TAHUN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan yang berkualitas menjadi salah satu kunci keberhasilan pembangunan yang baik dalam skala nasional maupun daerah. Undang-Undang Nomor 25 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat melalui serangkaian pilihan pilihan, dan juga merupakan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. tepat melalui serangkaian pilihan pilihan, dan juga merupakan proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui serangkaian pilihan pilihan, dan juga merupakan proses yang berkelanjutan termasuk

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA KERJA BADAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS (RENJA SKPD) TAHUN 2015 HIDUP MUARA BELITI 2014 i DAFTAR ISI Kulit Muka Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii BAB. I PENDAHULUAN... 1 I.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA 2017 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah merupakan dokumen perencanaan PD untuk periode satu tahun. Hal tersebut ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) adalah merupakan dokumen resmi Perencanaan Pembangunan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahunan yang berorientasi pada

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS 2010-2015 RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS JL. LINTAS SUMATERA KM.12,5 MUARA BELITI TELP/FAX. (0733)4540026

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 21 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II)

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II) RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN 2013-2018 (PERUBAHAN II) B a d a n P e r e n c a n a a n P e m b a n g u n a n D a e r a h y a n g P r o f e s i o n a l, A n d a l d a n K r e d i b e l Untu

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008 BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PENANAMAN MODAL KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BAPPEDA KOTA BANDUNG. 2.1 Sejarah tentang Berdirinya BAPPEDA di Kota Bandung

BAB II GAMBARAN UMUM BAPPEDA KOTA BANDUNG. 2.1 Sejarah tentang Berdirinya BAPPEDA di Kota Bandung BAB II GAMBARAN UMUM BAPPEDA KOTA BANDUNG 2.1 Sejarah tentang Berdirinya BAPPEDA di Kota Bandung Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bandung adalah salah satu lembaga teknis di lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI ACEH SELATAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGESAHAN RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT KABUPATEN ACEH SELATAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan berlakunya Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di Indonesia sebagai Negara terbesar keempat dari jumlah penduduk, memiliki peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN

RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN 2010-2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintahan yang baik (good governance) merupakan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR :24 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 21 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BEKASI TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu (BPMPT) Provinsi Jawa Barat adalah dokumen rencana pembangunan BPMPT untuk periode 1 (satu) tahun yang penyusunannya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN, CIPTA KARYA DAN TATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem. Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem. Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, setiap

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) 2012 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB I PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) 2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) 2012 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) 2012 BAB I PENDAHULUAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Page

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN MUSI RAWAS 2010 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KECAMATAN ANGSANA DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Bagan... iv Daftar Singkatan... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN RENCANA STRATEGIS PERUBAHAN TAHUN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BLITAR 1

BAB I PENDAHULUAN RENCANA STRATEGIS PERUBAHAN TAHUN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BLITAR 1 Lampiran I : Keputusan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Blitar Nomor : 188/ /410.202/2015 Tanggal : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan dinamika lingkungan strategis baik

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG : : : : PERATURAN DAERAH 4 TAHUN 2012 20 April 2012 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN TAHUN 2011-2016 BAB I PENDAHULUAN Perencanaan adalah

Lebih terperinci

RKPD KOTA SURABAYA TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN

RKPD KOTA SURABAYA TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2017 TANGGAL : 20 November 2017 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2017 TANGGAL : 20 November 2017 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2017 TANGGAL : 20 November 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan pasal 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Strategis Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Strategis Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Pengertian Renstra PD Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 dalam pasal 1 mengenai ketentuan umum. Rencana strategis SKPD yang selanjutnya disingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Pandeglang Tahun 2016-2021 disusun dengan maksud menyediakan dokumen perencanaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENSTRA-SKPD) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENSTRA-SKPD) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENSTRA-SKPD) 2010-2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, FUNGSI, DAN TUGAS, SERTA TATA KERJA PADA BADAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) INSPEKTORAT KAB.MURA TAHUN ANGGARAN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) INSPEKTORAT KAB.MURA TAHUN ANGGARAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) INSPEKTORAT KAB.MURA TAHUN ANGGARAN 2010-2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-nya dan atas izin perkenan-nya jualah

Lebih terperinci