PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN

Transkripsi

1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN a. bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai kebutuhan dan potensi desa; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a diatas, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Badan Usaha Milik Desa; Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singigi, dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3902) yang telah diubah beberapa beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas Unang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singigi, dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4880); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 1

2 4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4857); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KARIMUN Dan BUPATI KARIMUN MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KARIMUN TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Karimun 2. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintahan Kabupaten Karimun. 3. Bupati adalah Bupati Karimun 4. Camat adalah Camat Se-Kabupaten Karimun 5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas batas wilayah yang berwenang untuk mngurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Indonesia dan berada di daerah Kabupaten karimun. 6. Pemerintahan Desa adalah Penyelenggara Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan asal usul adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia. 7. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 8. Kepala Desa adalah pimpinan pemerintah desa di Kabupaten Karimun. 9. Peraturan Desa adalah peraturan perundang undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa. 2

3 10. Peraturan Kepala Desa adalah peraturan yang dibuat dan dikeluarkan oleh kepala desa untuk melaksanakan peraturan perundang undangan yang lebih tinggi yang bersifat mengatur. 11. Keputusan Kepala Desa adalah keputusan yang dibuat dan dikeluarkan oleh kepala desa untuk melaksanakan peraturan perundang undangan yang lebih tinggi atau mengadakan kebijaksanaan baru dan bersifat penetapan. 12. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan desa. 13. Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut BUM Desa adalah usaha desa yang dikelola oleh pemerintah desa dan berbadan hukum. 14. Direksi adalah direksi Badan Usaha Milik Desa. 15. Dewan Pengawas adalah Komisaris Badan Usaha Milik Desa sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 (1) Pemerintahan Desa dapat membentuk Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa. (2) BUM Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) dibentuk berdasarkan prakarsa Pemerintah Desa, BPD atau masyarakat setempat melalui musyawarah desa dengan mempertimbangkan : a. Potensi usaha ekonomi masyarakat; b. Keberadaan unit unit kegiatan usaha ekonomi masyarakat yang dikelola secara kooperatif; c. Kekayaan desa yang diserahkan untuk dikelola sebagai bagian dari usaha desa; d. Ketersediaan sumber daya manusia yang mampu mengelola BUMDes sebagai aset penggerak perekonomian masyarakat. (3) Bentuk BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus berbadan hukum dan ditetapkan dengan Peraturan Desa. (4) Untuk mengatur kegiatan BUM Desa, wajib disusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. (5) Penambahan atau pengurangan unit usaha ditetapkan dalam AD/ART BUM Desa. Pasal 3 Persyaratan pembentukan BUMDes adalah : a. Adanya penyertaan modal dari pemerintah desa yang bersangkutan ; dan atau b. Adanya Unit usaha ekonomi masyarakat yang diserahkan dan menjadi bagian unit Usaha BUM Desa. 3

4 BAB III TUJUAN Pasal 4 Tujuan pembentukan BUMDes adalah : a. Memberdayakan masyarakat pedesaan dengan meningkatkan kapasita masyarakat dalam merencanakan dan mengelola pembangunan perekonomian Desa; b. Mendukung kegiatan Investasi lokal, panggalianpotensi lokal serta meningkatkan keterkaitan perekonomian pedesaan dan perkotaan dengan membangun sarana dan prsarana perekonomian pedesaan yang dibutuhkan untuk mengembangkan produktivitasusaha mikro pedesaan; c. Mewujudkan kelembagaan perekonomian masyarakat pedesaan yang mandiridan tangguh untuk memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat; d. Menciptakan kesempatan berusaha dan mengurangi pengangguran; e. Mendorong pemerintah desa dalam menaggulangi kemiskinan di Desa. BAB IV BIDANG USAHA Pasal 5 (1) Bidang usaha BUMDes dapat berupa : a. Jasa keuangan : simpan pinjam; b. Jasa lain : listrik desa, telekomunikasi desa, transportasi, pengelolaan sampah, penggilingan padi, air bersih dan jasa lainnya; c. Perdagangan : pengelolaan pasar desa, penyediaan dan penyaluran sembilan bahan pokok, penyaluran dan penyediaan sarana produksi pertanian, perdagangan hasil pertanian; d. Industri kecil dan kerajiann rumah tangga; e. Kegiatan perekonomian lainnya. (2) Bidang usaha yang dikelola BUMDes sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat bergerak pada satu bidang usaha atau gabungan dari berbagai bidang usaha. (1) Pengurus BUM Desa terdiri dari : a. Dewan Pengawas; b. Direksi BAB V KEPENGURUSAN Pasal 6 (2) Pengurus sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa (3) Susunan organisasi BUMDes sebagaimana tersebut dalam lampiran Peraturan Daerah ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. 4

5 Bagian Pertama Dewan Pengawas Pasal 7 (1) Dewan pengawas BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal (6) huruf a terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu seorang Ketua dan 2 (dua) orang anggota. (2) Dewan Pengawas diketuai oleh Kepala Desa. (3) Anggota Dewan Pengawas diangkat dari unsur tokoh masyarakat yang menguasai kegiatan usaha perekonomian melalui musyawarah desa. (4) Kewajiban Dewan Pengawas adalah sebagai berikut : a. Memberi nasehat kepada direksi dalam melaksanakan pengelolaan BUM Desa; b. Memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan usaha BUM Desa c. Mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha BUM Desa; (5) Kewenangan Dewan Pengawas adalah sebagai berikut : a. Memberikan persetujuan rencana kerja dan anggaran BUM Desa; b. Meminta laporan dari Direksi mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan usaha desa; c. Melindungi usaha desa terhadap hal hal yang dapat merusak kelangsungan usaha dan citra BUM Desa. Pasal 8 Masa kerja Dewan Pengawas adalah selama 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali untuk periode selanjutnya. Bagian kedua Direksi Pasal 9 (1) BUM Desa dipimpin oleh seorang direksi yang dipilih dari unsur masyarakat sebagai pelaksana operasional BUM Desa. (2) Dalam melaksanakan kegiatan usaha BUM Desa, Direksi dibantu oleh seorang dan atau beberapa kepala unit usaha yang bertanggung jawab kepada Direksi di bidang usaha masing - masing. (3) Direksi dapat mengusulkan staf untuk membantu kepala unit usaha kepada Kepala Desa dan selanjutnya pengangkatan staf dimaksud ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. Pasal 10 (1) Syarat syarat untuk dapat dipilih menjadi Direksi dan kepala unit usaha sebagai berikut : a. Penduduk desa yang mempunyai kemampuan kewirausahaan; b. Bertempat tinggal dan menetap di desa sekurang kurangnya 2 (dua) tahun; 5

6 c. Berkepribadian baik, jujur, adil, cakap dan mempunyai pengabdian terhadap kemajuan perekonomian desa; d. Berpendidikan serendah rendahnya SLTP. (2) Direksi dan kepala unit usaha dipilih melalui musyarawah desa dan tertuang dalam Berita Acara. (3) Direksi bertanggung jawab kepada Kepala Desa; (4) Masa kerja Direksi dan Kepala Unit Usaha selama 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali. (5) Direksi dan Kepala Unit Usaha dapat diberhentikan oleh Kepala Desa karena : a. Telah selesai masa kerjanya; b. Meninggal dunia; c. Mengundurkan diri; d. Tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangan BUM Desa; e. Dihukum pidana kejahatan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Pasal 11 (1) Direksi sebagaimana dimaksud Pasal 9 ayat (1) mempunyai tugas dan kewajiban : a. Memimpin dan mengendalikan semua kegitan BUM Desa; b. Merencanakan dan menyusun program kerja 4 (empat) tahunan serta menyusun rencana kerja dan anggaran BUM Desa; c. Menggali dan memanfaatkan potensi ekonomi desa; d. Mengurus dan mengelola kekayaan BUM Desa; e. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan; f. Menyusun dan menyampaikan laporan mengenai keseluruhan kegiatan BUM Desa secara berkala. (2) Laporan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf f adalah laporan seluruh kegiatan usaha setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Dewan Pengawas dan setiap akhir tahun kepada masyarakat dalam musyawarah desa. Pasal 12 (1) Kepala Unit Usaha sebagaimana dimaksud pasal 10 ayat (1) mempunyai tugas dan kewajiban : a. Mengurus dan mengelola bidang usaha; b. Menyelenggarakan administrasi dan keuangan pada bidang usahanya; c. Menyusun dan menyampaikan laporan mengenai keseluruhan kegiatan unit usahanya secara berkala. (2) Laporan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c adalah laporan setiap bulan kepada Direksi yang meliputi laporan kegiatan dan keuangan pada bulan berjalan. 6

7 BAB VI PERMODALAN Pasal 13 (1) Permodalan BUM Desa dapat berasal dari : a. Pemerintah Desa; b. Tabungan Masyarakat; c. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten; d. Hibah e. Pinjaman; f. Penyertaan modal pihak lain atau kerjasama bagi hasil atas dasar saling menguntungkan. (2) Pinjaman sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf e atas nama Pemerintah Desa harus mendapat persetujuan tertulis dari BPD. BAB VII ANGGARAN Pasal 14 (1) Selambat lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum tahun buku mulai berlaku, Direksi menyusun dan mengirimkan rencana anggaran BUM Desa untuk dimintakan persetujuan Dewan Pengawas. (2) Tahun buku sebagaimana dimaksud ayat (1) menggunakan sistem kalender yaitu dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir tanggal 31 Desember tahun berjalan. BAB VIII LABA Pasal 15 (1) Laba BUM Desa adalah hasil usaha yang telah dikurangi biaya operasional, pajak dan deviden. (2) Pembagian laba BUM Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) setiap tahun diatur sebagai berikut : a. Pemupukan modal usaha sebesar 50%; b. Kas Desa sebesar 20 %; c. Dana pendidikan dan pelatihan pengurus sebesar 10% ; d. Direksi sebesar 5%; e. Kepala Unit Usaha dan Staf sebesar 10%; f. Dewan Pengawas sebesar 5%. 7

8 BAB IX KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA Pasal 16 (1) BUM Desa dapat menjalin kerjasama dengan pihak ketiga dalam rangka pengembangan usahanya. (2) Kerjasama yang dimaksud ayat (1) harus mendapatkan persetujuan dari Dewan Pengawas. (3) Kerjasama sebagaimana dimaksud ayat (1) dituangakan dalam perjanjian kerjasama dan wajib dilaporkan kepada pemerintahan Desa. BAB X PEMBINAAN Pasal 17 (1) Pembinaan teknis terhadap BUM Desa dilaksanakan oleh dinas/instansi terkait sesuai dengan jenis usaha yang dilaksanakan. (2) Dinas/instansi yang menangani memperdayaan masyarakat Desa melakukan fasilitasi teknis manajemen. BAB XI PEMBUBARAN Pasal 18 (1) Pembubaran BUM Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa. (2) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) menyebutkan secara jelas alasan alasan dan akibat hukum dari pembubaran BUM Desa termasuk kekayaan BUM Desa. (3) Dasar Pembubaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus mencakup hal-hal sebagai berikut : a. Terus menerus merugi selama 3 Tahun berturut-turut b. Ketentuan Peraturan Peraturan Perundang-undangan BAB XII PENUTUP Pasal 19 Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati. 8

9 Pasal 20 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Karimun. Disahkan di Tanjung Balai Karimun pada tanggal 2010 BUPATI KARIMUN, Diundangkan di Tanjung Balai Karimun pada tanggal 2010 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN, H. NURDIN BASIRUN H. ANWAR HASYIM LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN TAHUN 2010 NOMOR 9

10 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG BADAN UASAHA MILIK DESA I. PENJELASAN UMUM Dalam tata kehidupan masyarakat perdesaan, upaya untuk memperdayakan usaha ekonomi masyarakat harus terencana, sistematis dan menyeluruh yang meliputi : 1. Penciptaan iklim usaha dalam rangka membuka kesempatan berusaha seluas luasnya; 2. Pemgembangan sistem pendukung usaha bagi askes kepada sumber daya produktif dan potensi lokal; 3. Penmgembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha mikro perdesaan dan; 4. Pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat skala mikro untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan berlakunya Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang ditetapkan dengan Undang Undang Nomor 8 Tahun 2005, maka terjadi perubahan pengaturan tentang desa yang kemudian telah ditindaklanjuti dengan dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Salah satu hal penting yang diatur didalamnya dalam rangka pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat perdesaan, meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa adalah tentang pendirian Badan Usaha Milik Desa atau selanjutnya disebut BUM Des. BUM Des adalah usaha desa yang dikelola Pemerintah Desa dituntut untuk dapat dikelola secara profesional sehingga tujuan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat perdesaan dapat terwujud. Oleh karena itu prinsip dasar dalam pembentukan dan pengelolaan BUM Des adalah : 1. Pemberdayaan yaitu meningkatkan keterlibatan, kemampuan dan tanggung jawab masyarakat; 2. Keberagaman yaitu berbagai keragaman usaha masyarakat akan menjadi bagian dari unit usaha BUM Des tanpa mengurangi status keberadaan usaha tersebut; 3. Partisipasi yaitu mewujudkan peran aktif masyarakat untuk turut serta bertanggung jawab terhadap keberlangsungan BUM Des; 4. Demokrasi yaitu pengelolaan BUM Des didasarkan pada kebutuhan masyarakat dan harus diselenggarakan dalam perspektif penyelenggara administrasi keuangan yang benar. 10

11 II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Ayat 1 Ayat 2 Huruf a Huruf b Yang dimaksud dengan kooperatif adalah kegiatan usaha ekonomi yang melibatkan dan dikelola secara bersama sama. Huruf c Yang dimaksdud dengan diserahkan adalah pengelolaan kekayaan desa oleh BUM Desa sedangkan kepemilikannya tetap menjadi milik desa. Huruf d Ayat 3 Yang dimaksud berbadan hukum adalah BUM Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa yang bersangkutan. Peraturan Desa diakui sebagai tata urutan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) Undang Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang undangan. Ayat 4 AD/ART unit usaha ekonomi yang digabung dalam BUM Desa tetap dapat diberlakukan dalam pengelolaan unit usaha ekonomi tersebut setelah ditetapkan sebagai salah satu bidang usaha dalam BUM Desa dan merupakan bagian dari AD/ART BUM Desa. Ayat 5 Pasal 3 Huruf a Huruf b Yang dimaksud dengan unit usaha ekonomi masyarakat seperti UED-SP,UP2K PKK, KBU, KUBE dan unit unit usaha ekonomi masyarakat lainnya yang belum terwadahi. Pasal 4 Huruf a Bidang usaha yang dimaksud adalah bukan merupakan lembaga perbankan formal sebagaimana diatur dalan Undang undang Nomor 7 Tahun 1992 dan Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, serta tidak termasuk dalam sistem perkoperasian sebagaimana 11

12 diatur dalam Undang Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian. Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Yang dimaksud kegiatan perekonomian lainnya adalah semua jenis kegiatan di bidang perekonomian di desa yang memungkinkan dikelola BUM Desa ditinjau dari aspek kemampuan permodalan, teknis dan sumber daya manusianya. Pasal 5 Pasal 6 Ayat (3) Ayat (4) Ayat (5) Huruf a Yang dimaksud dengan rencana kerja dan anggaran adalah rencana kerja tahunan dan rencana anggaran BUM Desa, termasuk perhitungan laba rugi. Huruf b Huruf c Pasal 7 Pasal 8 12

13 Pasal 9 Ayat (3) Ayat (4) Yang dimaksud dapat dipilih kembali adalah didasarkan pada penilaian kinerja direksi dan kepala unit usaha oleh Dewan Pengawas dan disepakati pengangkatannya kembali melalui musyawarah desa. Ayat (5) Pemberhentian direksi dan kepala unit usaha dengan Keputusan kepala Desa. Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Apabila Dewan pengawas tidak memberikan persetujuan terhadap rencana anggaran BUM Desa maka menggunakan anggaran BUM Desa tahun yang lalu. Yang dimaksud tahun buku adalah pelaksanaan kegiatan dan anggaran dalam periode 1 (satu) tahun. Pasal 14 Yang dimaksud deviden adalah keuntungan dari saham yang ditanam pada suatu perusahaan. 13

14 Perhitungan dan penetapan pembagian laba BUM Desa dilakukan pada tutup buku akhir tahun dan ditetapkan dengan Keputusan Direksi dengan persetujuan Dewan Pengawas. Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 14