Sayur kangkung sebanyak 2 kg. Dicuci Bersih Dipotong kecil-kecil Dikeringkan didalam oven Dihaluskan dengan blender.
|
|
- Susanti Kurnia
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lampiran 1. Flowsheet proses Dekstruksi Basah Sayur kangkung sebanyak kg Serbuk kangkung Dicuci Bersih Dipotong kecil-kecil Dikeringkan didalam oven Dihaluskan dengan blender Ditimbang 0 gram Dimasukkan kedalam erlenmeyer Ditambahkan 5 ml HNO 3 (p) Didiamkan selama 4 jam Sampel + HNO 3 (p) 5 ml larutan sampel Didestruksi sampai larutan berwarna kuning jernih (±selama 5 jam) Didinginkan Dimasukkan kedalam labu ukur 5 ml Ditepatkan dengan akuabides sampai garis tanda Disaring dengan kertas saring whatman no.4 dengan membuang ml larutan pertama hasil penyaringan Larutan sampel Hasil Diuji kualitatif Diuji kuantitatif dengan Spektrofotometer Serapan Atom untuk timbal pada 83,3 nm dan untuk kadmium pada 8,8 nm
2 Lampiran. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Timbal (Pb), Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) dari Data Kalibrasi Pb 1. Hasil pengukuran absorbansi larutan standar Pb No Konsentrasi (µg/ml) Absorbansi (A) ,0000 0,0000,0000 0,0019 4,0000 0,0037,0000 0,005 8,0000 0, ,0000 0,0087. Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) No X Y XY X Y Rata-rata 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000,0000 0,0019 0,0038 4,0000 0, ,0000 0,0037 0,0148 1,0000 0, ,0000 0,005 0,031 3,0000 0, ,0000 0,0071 0,058 4,0000 0, ,0000 0,0087 0, ,0000 0, ,0000 0,0 0,193 0,0000 0, ,0000 0,0044 0,033 3,7 0,
3 a a a = 0,00087 b - a b = 0,0044 (0,00087) ( 5 ) b = 0,0001 Maka persamaan regresinya adalah : Y= 0,00087 r r r 0,9995
4 Lampiran 3. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Kadmium (Cd), Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) dari Data Kalibrasi Cd 1. Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Cd No Konsentrasi (µg/ml) Absorbansi (A) ,0000 0,0000 0,4000 0,0811 0,8000 0,154 1,000 0,97 1,000 0,98,0000 0,341. Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) No X Y XY X Y Rata-rata 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,4000 0,0811 0,034 0,100 0,00 0,8000 0,154 0,151 0,400 0,045 1,000 0,97 0,75 1,4400 0,058 1,000 0,98 0,4771,500 0,0890,0000 0,341 0,78 4,0000 0,13,0000 1,117 1,385 8, ,3053 1,0000 0,18
5 a a a = 0,18 b - a b = 0,18 (0,18) ( 1 ) b = 0,0000 Maka persamaan regresinya adalah : Y= 0,18 X r r r r 0,9989
6 Lampiran 4. Hasil analisis logam Pb dan Cd dan kadar sebenarnya pada sampel Kangkung Darat dan Kangkung Air. No Sampel Logam Berat Sampel (gram) Absorbansi Konsentrasi (µg/ml) Kadar sampel (µg/g) Kadar sebenarnya (µg/g) 1 Kangkung Darat Timbal 0,099 0,0031 3,4483 4,3039 0,050 0,0033 3,78 4,590 0,059 0,009 3,184 4,0178 4,3±0,98 0,041 0,0030 3,3333 4,117 0,0390 0,003 3,53 4,4454 0,010 0,008 3,1034 3,875 Kadar rata rata 4,37 Kadmium 0,099 0,1795 0,940 1,03 0,050 0,1780 0,950 1,1935 0,059 0,1801 0,97 1,075 1,1948±0,0103 0,041 0,175 0,9479 1,1835 0,0390 0,177 0,9517 1,1873 0,010 0,178 0,9570 1,1949 Kadar rata- rata 1,1950. Kangkung Air Timbal 0,0380 0,005 5,81 7,3137 0,081 0,0047 5,874,5999,8500 ±0,3905 0,0350 0,0049 5,517,8845 0,0350 0,0048 5,403,7414 0,07 0,0051 5,7471 7,174 0,010 0,0045 5,0575,315 Kadar rata rata,8381 Kadmium 0,0380 0,1945 1,044 1,303 0,081 0,1937 1,0403 1,985 0,0350 0,1940 1,0419 1,3001 0,0350 0,1935 1,039 1,98 0,07 0,194 1,0430 1,3019 1,3004± 0,004 0,010 0,1940 1,0419 1,3010 Kadar rata rata 1,3003
7 Lampiran 5. Contoh Perhitungan kadar logam Timbal dalam sampel Kangkung Darat. Misalnya untuk kadar Timbal dalam sampel kangkung darat dengan berat 0,099 gram, absorbansi 0,0031 X = Konsentrasi sampel Y = Absorbansi sampel Persamaan garis regresi yang diperoleh dari kurva kalibrasi adalah y = 0,00087x + 0,0001 x = x = 3,4483 µg/ml Maka konsentrasi sampel tersebut adalah 3,4483 µg/ml Kadar = CxVxFp W Keterangan : C = Konsentrasi larutan sampel (µg/ml) Maka: V = Volume larutan sampel (ml) F p = Faktor pengenceran W = Berat sampel sampel (gram) Kadar timbal dalam sampel = = 4,3039 µg/g
8 Lampiran. Contoh Perhitungan kadar logam Kadmium dalam sampel Kangkung darat Misalnya untuk kadar Kadmium dalam sampel kangkung darat dengan berat 0,099,absorbansi 0,1795 X = Konsentrasi sampel Y = Absorbansi sampel Persamaan garis regresi yang diperoleh dari kurva kalibrasi adalah y = 0,18x + 0,0000 x = x = 0,940 µg/ml Maka konsentrasi sampel tersebut adalah 0,940 µg/ml Kadar = CxVxFp W Keterangan : C = Konsentrasi larutan sampel (µg/ml) Maka: V = Volume larutan sampel (ml) F p = Faktor pengenceran W = Berat sampel (gram) Kadar kadmium dalam sampel = = 1,03 µg/g
9 Lampiran 7. Perhitungan Statistik Kadar Timbal pada Kangkung darat No. X Kadar (µg/g) X X (X X) 1 4,3039 0,071 0, ,590 0,3593 0, ,0178 0,149 0, ,117 0,0710 0, ,4454 0,17 0, ,875 0,3575 0, ,37 (X X) = 0, SD = 0,77 Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05, df = 5 diperoleh nilai t tabel = α /,dk =,570. Data ditolak jika t hitung t tabel atau t hitung - t table t hitung = X X SD / n t hitung data 1 = 0,071 0,77 / = 0,514 t hitung data = 0,3593 0,77 / = 3,873 (data ditolak) t hitung data 3 = 0,149 0,77 / = 1,91 t hitung data 4 = 0,0710 0,77 / = 0,49 t hitung data 5 = 0,17 0,77 / = 1,940 t hitung data = 0,3575 0,77 / = 3,708 (data ditolak)
10 Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan data ke dan data ke. SD = No. X Kadar (µg/g) X X (X X) 1 4,3039 0,0717 0, ,0178 0,144 0, ,117 0,0705 0, ,4454 0,13 0, ,3 (X X) = 0, ( X X ) n 1 = 0, = 0, Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05, df = 3 diperoleh nilai t tabel = α /,dk = 3,184. Data ditolak jika t hitung t tabel atau t hitung - t table t hitung = X X SD / n t hitung data 1 = 0,0717 0,1840 / = 0,7793 t hitung data 3 = 0,144 0,1840 / =,3304 t hitung data 4 = 0,0705 0,1840 / = 0,73 t hitung data 5 = 0,13 0,1840 / =,3174 Karena t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Rata-rata kadar Timbal pada Kangkung darat adalah: µ = X ± t( α, df ) ( SD n) μ = 4,3 ± 3,184 (0,1840 / 4) μ = 4,3 ± 0,98 µg/g
11 Lampiran 8. Perhitungan Statistik Kadar Timbal pada Kangkung air No. X Kadar (µg/g) X X (X X) 1 7,3137 0,475 0,1953,5999 0,38 0, ,8845 0,044 0, ,7414 0,097 0, ,174 0,331 0,11931,315 0,59 0, X,8381 (X X) = 0,80807 SD = 0,390 Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05, df = 5 diperoleh nilai t tabel = α /,dk =,570. Data ditolak jika t hitung t tabel atau t hitung - t table t hitung = X X SD / n t hitung data 1 = 0,475 0,390 / = 3,1580 (data ditolak) t hitung data = 0,38 0,390 / = 1,5817 t hitung data 3 = 0,044 0,390 / = 0,3081 t hitung data 4 = 0,097 0,390 / = 0,41 t hitung data 5 = 0,331 0,309 / =,317 t hitung data = 0,59 0,309 / = 3,471 (data ditolak)
12 Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan data ke 1 dan data ke. SD = No. X Kadar (µg/g) X X (X X),5999 0,501 0, ,8845 0,0345 0, ,7414 0,108 0, ,174 0,34 0, ,8500 (X X) = 0, ( X X ) n 1 = 0, = 0,454 Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05, df = 3 diperoleh nilai t tabel = α /,dk = 3,184. Data ditolak jika t hitung t tabel atau t hitung - t tabel t hitung = X X SD / n t hitung data = 0,501 0,454 / 4 =,0383 t hitung data 3 = 0,0345 0,454 / 4 = 0,81 t hitung data 4 = 0,108 0,454 / 4 = 0,8851 t hitung data 5 = 0,34 0,454 / 4 =,414 Karena t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Rata-rata kadar timbal pada kangkung air adalah µ = X ± t( α, dk ) ( SD n) μ =,8500 ± 3,184 ( 0,454 / 4) μ =,8500 ± 0,3905 µg/g
13 Lampiran 9. Perhitungan Statistik Kadar Kadmium pada Kangkung darat No. X Kadar (µg/g) X X (X X) 1 1,03 0,008 0, ,1935 0,0015 0, ,075 0,015 0, ,1835 0,0115 0, ,1873 0,0077 0, ,1949 0,0001 0, x 1,1950 (X X) =0, SD = 0,0091 Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05, df = 5 diperoleh nilai t tabel = α /,dk =,570. Data ditolak jika t hitung t tabel atau t hitung - t tabel t hitung = X X SD / n t hitung data 1 = 0,008 0,0091/ =,1 t hitung data = 0,0015 0,0091/ = 0,4054 t hitung data 3 = 0,015 0,0091/ = 3,3784 (data ditolak) t hitung data 4 = 0,0115 0,0091/ = 3,1081 ( data ditolak ) t hitung data 5 = 0,0077 0,0091/ =,0811 t hitung data = 0,0001 0,0091/ = 0,070
14 Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan data ke data ke 3 dan 4. No. X Kadar (µg/g) X X (X X) 1 1,03 0,0084 0, ,1935 0,0013 0, ,1875 0,0073 0, ,1949 0,0001 0, X 1,1948 (X X) = 0, SD = 0,005 Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05, df = 3 diperoleh nilai t tabel = α /,dk = 3,184.Data ditolak jika t hitung t tabel atau t hitung - t tabel t hitung = X X SD / n t hitung data 1 = 0,0084 0,005 / 4 =,5455 t hitung data = 0,0013 0,005 / 4 = 0,3940 t hitung data 5 = 0,0073 0,005 / 4 =,11 t hitung data = 0,0001 0,005 / 4 = 0,0303 Karena t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Rata-rata kadar kadmium pada kangkung darat adalah µ = X ± t( 1 α, df ) ( SD n) μ = 1,1948 ± 3,184 ( 0,005 / 4) μ = 1,1948 ± 0,0103 µg/g
15 Lampiran 10. Perhitungan Statistik Kadar Kadmium pada Kangkung air No. X Kadar (µg/g) X X (X X) 1 1,303 0,009 0, ,985 0,0018 0, ,3001 0,000 0, ,98 0,0035 0, ,3019 0,001 0, ,3010 0,0007 0, X 1,3003 (X X) = 0, SD = 0,003 Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05, df = 5 diperoleh nilai t tabel = α /,dk =,570. Data ditolak jika t hitung t tabel atau t hitung - t tabel t hitung = X X SD / n t hitung data 1 = 0,009 0,003/ = 3, ( data ditolak ) t hitung data = 0,0018 0,003/ =,0000 t hitung data 3 = 0,000 0,003/ = 0, t hitung data 4 = 0,0035 0,0009 / = 3,8889 (data ditolak) t hitung data 5 = 0,0019 0,0009 / = 1,7778 t hitung data = 0,0007 0,0009 / = 0,7778
16 Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan data ke 1 dan data ke 4. SD = No. X Kadar (µg/g) X X (X X) 1 1,985 0,0019 0, ,3001 0,0003 0, ,3019 0,0015 0, ,3010 0,000 0, X 1,3004 (X X) = 0, ( X X ) n 1 = 0, = 0, Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05, df = 3 diperoleh nilai t tabel = α /,dk = 3,184. Data ditolak jika t hitung t tabel atau t hitung - t table t hitung = X X SD / n t hitung data = 0,0019 0,0015/ 4 =,3750 t hitung data 3 = 0,0003 0,0015/ 4 = 0,3750 t hitung data 5 = 0,0015 0,0015 / 4 = 1,8750 t hitung data = 0,000 0,0015 / 4 = 0,7500 Karena t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Rata-rata kadar Kadmium pada Kangkung air adalah µ = ± X t( 1 α, df ) ( SD n μ = 1,3004± 3,184 ( 0,0015 / 4) μ = 1,3004 ± 0,004 µg/g )
17 Lampiran 11. Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Kadar Timbal antara Kangkung darat dan Kangkung air No Kangkung air Kangkung darat 1 X1 =,8500 X = 4,3 S1 = 0,454 S = 0,1840 Dilakukan uji F dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui apakah variasi kedua populasi sama (σ 1 = σ ) atau bebeda (σ 1 σ ). 1. Ho : σ 1 = σ H 1 : σ 1 σ. Nilai kritis F yang diperoleh dari tabel (F 0,05 (3,3)) adalah 9,77 Daerah kritis penerimaan : -9,77 Fo 9,77 Daerah kritis penolakan : Fo < -9,77 atau Fo > 9,77 S1 3. Fo = S 0,454 Fo = 0,1840 Fo = 1, Dari hasil ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan H 1 ditolak sehingga disimpulkan bahwa σ 1 = σ.simpangan bakunya adalah : S p = ( n 1 1) S1 + ( n 1) S n + n 1
18 = ( 4 1) 0,454 +( 4 1) 0, = 0,19 1. Ho : µ 1 = µ H 1 : µ 1 µ. Dengan menggunakan taraf kepercayaan α = 5% t 0,05/ = ±,447 untuk df = = 3. Daerah kritis penerimaan : -,447 t o,447 Daerah kritis penolakan: t o < -,447 atau t o >,447 = = ( x - x ) 1 1 s 1/ n + 1/ n (,8500-4,3) 0,19 1/ 4 + 1/ 4 = 17,05 Karena t o = 17,05 >,447 maka hipotesis di tolak. Berarti terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata kadar timbal antara Kangkung darat dan Kangkung air.
19 Lampiran 1. Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Kadar Kadmium antara Kangkung darat dan Kangkung air. No Kangkung air Kangkung darat 1 X1 = 1,3004 X = 1,1948 S1 = 0,0015 S = 0,005 Dilakukan uji F dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui apakah variasi kedua populasi sama (σ 1 = σ ) atau bebeda (σ 1 σ ). 1. Ho : σ 1 = σ H 1 : σ 1 σ. Nilai kritis F yang diperoleh dari tabel (F 0,05 (3,3)) adalah 9,77 Daerah kritis penerimaan : -9,77 Fo 9,77 Daerah kritis penolakan : Fo < -9,77 atau Fo > 9,77 3. Fo = S S 1 0,005 Fo = 0,0015 Fo = 18, Dari hasil ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H 1 diterima sehingga disimpulkan bahwa σ 1 = σ.simpangan bakunya adalah : S p = ( n 1 1) S1 + ( n 1) S n + n 1 = ( 4 1) 0,0015 +( 4 1) 0, = 0,005
20 1. Ho : µ 1 = µ H 1 : µ 1 µ. Dengan menggunakan taraf kepercayaan α = 5% t 0,05/ = ±,447 untuk df = = 3. Daerah kritis penerimaan : -,447 t o,447 Daerah kritis penolakan: t o < -,447 atau t o >,447 = = 1 ( x - x ) 1 1 S / n + S 0,0015 / 4 / n 1,3004 1, ,005 / 4 = 18,53 Karena t o = 18,53 >,447 maka hipotesis ditolak. Berarti terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata kadar Kadmium antara Kangkung darat dan kangkung air.
21 Lampiran 13. Contoh Perhitungan uji perolehan kembali (recovery) logam timbal Persamaan regresi y = 0,00087x + 0,0001 Kadar awal rata rata logam timbal dalam sampel = 4,37 µg/g Kadar total rata rata logam timbal dalam sampel setelah penambahan larutan baku = µg/g Kadar larutan baku yang ditambahkan = Volume larutan baku yang ditambahkan x Konsentrasi larutan baku = 10 ml x 8 µg/ml = 80 µg kadar logam standar yang ditambahkan = 80 µg 0,075 g = 3,9945 µg/g = 98, %
22 Lampiran 14. Contoh Perhitungan uji perolehan kembali (recovery) logam kadmium - Persamaan regresi Y= 0,18 X Kadar awal rata rata logam kadmium dalam sampel = 1,1950 µg/g Kadar total rata rata logam kadmium dalam sampel setelah penambahan larutan baku = 1,373 µg/g Kadar larutan baku yang ditambahkan = Volume larutan baku yang ditambahkan x Konsentrasi larutan baku = ml x 0,4 µg/ml = 0,8 µg kadar logam standar yang ditambahkan = 0,8 µg,075 g = 0,0399 µg/g = 10,0 %
23 Data lampiran 15. Data % Recovery logam timbal pada kangkung darat No Berat sampel (gram) Absorbansi Konsentasi (µg/ml) Kadar Awal (KA) (µg/g) Kadar Total (KT) (µg/g) 1 0,099 0,0058,5517 4,3039 8,1774 0,050 0,0059,7 4,590 8,39 3 0,059 0,0057,438 4,0178 8, ,041 0,0058,5517 4,117 8, ,0390 0,0058,5517 4,4454 8,1737 0,010 0,0057,438 3,875 8,0375 X = 0,075 KT = 4,37 KA= 8,1545 % Recovery Rata rata 98,18 % Lampiran 1. Data % Recovery logam kadmium kangkung darat No Berat sampel (gram) Absorbansi Konsentasi (µg/ml) Kadar Awal (KA) (µg/g) Kadar Total (KT) (µg/g) 1 0,099 0,1849 0,9930 1,03 1,394 0,050 0,184 0,9914 1,1935 1, ,059 0,1851 0,9941 1,075 1, ,041 0,188 0,9871 1,1835 1,34 5 0,0390 0,1844 0,9903 1,1873 1,355 0,010 0,184 0,9914 1,1949 1,380 X = 0,075 KA= 1,1950 KT = 1,373 % Recovery Rata rata 10,0%
24 Lampiran 17. Perhitungan Relatif Standar Deviasi (%RSD) Timbal Kangkung darat No Kadar (µg/g) X 1 8,1774 0,09 0,0005 8,39 0,184 0, ,035 0,1189 0, ,1798 0,053 0, ,1737 0,019 0,0004 8,0375 0,1170 0,0137 8,1545 = 0,0577 SD = n x x 1 = 0, = 0,1074 % RSD = = x 100% = 1,3% Lampiran 18. Perhitungan Relatif Standar Deviasi (%RSD) Kadmium Kangkung darat No Kadar(µg/g) X 1 1,394 0,001 0, ,377 0,0004 0, ,410 0,0037 0, ,34 0,0049 0, ,355 0,0018 0, ,380 0,0007 0, = 1,373 = 0,00004 SD = n x x 1 = 0, = 0,0030 % RSD = = x 100% = 0,4%
25 Lampiran 19. Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ) Logam Timbal Persamaan regresi (Y) = 0,00087 X No Konsentrasi (µg/ml) X Absorbansi Y Yi Y-Yi (Y-Yi) ,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0, ,0000 0,0019 0,0018 0,0001 0, ,0000 0,0037 0,003 0,0001 0, ,0000 0,005 0,0053 0,0001 0, ,0000 0,0071 0,0071 0,0000 0, ,0000 0,0087 0,0088 0,0001 0, X = 5,0000 = 0, SY = SY = SY = 0,0001 Slope = a = 0,00087 Batas Deteksi (LOD) = = 0,4000 Batas Kuantitasi (LOQ) = 1,3400
26 Lampiran 0. Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ) Logam Kadmium Y= 0,18 X No Konsentrasi (µg/g) X Absorbansi Y Yi Y-Yi (Y-Yi) ,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,4000 0,0811 0,0745 0,00 0, ,8000 0,154 0,1490 0,0074 0, ,000 0,97 0,34 0,003 0, ,000 0,98 0,979 0,0003 0, ,0000 0,341 0,374 0,0083 0, X = 1,0000 = 0, SY = SY = SY = 0,009 Slope = a = 0,18 Batas Deteksi (LOD) = = 0,0474 Batas Kuantitasi (LOQ) = 0,1579
27 Lampiran 1. Hasil Identifikasi Kangkung Air
28 Lampiran. Hasil Identifikasi Kangkung Darat
29 Lampiran 3. Daftar Tabel Konsentrasi dan Absorbansi Pb dan Cd Dari Kurva Kalibrasi Daftar tabel hasil Konsentrasi dan Absorbansi Pb Konsentrasi Absorbansi,0000 0,0019 4,0000 0,0037,0000 0,005 8,0000 0, ,0000 0,0087 Daftar tabel hasil Konsentrasi dan Absorbansi Cd Konsentrasi Absorbansi 0,4000 0,0811 0,8000 0,154 1,000 0,97 1,000 0,98,0000 0,341
30 Lampiran 4. Gambar Lokasi Kangkung Air Lampiran 5. Gambar Lokasi Kangkung Darat
31 Lampiran. Gambar Alat Spektrofotometer Serapan Atom
32 Lampiran 7. Gambar hasil Uji Kualitatif Pb dan Cd pada Kangkung darat dan kangkung air. Keterangan : CdKa = Kadmium pada kangkung air PbKa = Timbal pada kangkung air CdKd = Kadmium pada kangkung darat PbKd = Timbal pada kangkung darat
33 Lampiran 8. Nilai Distribusi t Α 0,1 0,05 0,05 0,01 0,005 0,0005 Df
34 Lampiran 9.Tabel distribusi f
Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)
Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) 93 Lampiran. Identifikasi Tumbuhan 94 Lampiran 3. Bagan Alir Proses Pembuatan Larutan Sampel Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) sebanyak
Lebih terperinciDitimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan
Lampiran 1. Flowsheet Destruksi Basah Sampel yang telah dihomogenkan Ditimbang 5 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 5 ml Didiamkan selama 4 jam Sampel + HNO 3 (p) Larutan Sampel Hasil Dipanaskan di
Lebih terperinciKentang (Solanum tuberosum L.)
Gambar 1. Kentang (Solanum tuberosum L.) Kentang (Solanum tuberosum L.) Gambar. Tanaman Kentang Tanaman Kentang Gambar 3. Hasil Analisis Kualitatif Timbal dan Kadmium Kadmium Timbal Hasil Analisa Kualitatif
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas.
Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel 1. Kalibrasi Piknometer Piknometer Kosong = 15,30 g Piknometer berisi Aquadest Panas NO Aquadest Panas 1 5,330 5,37 3 5,38 4 5,35 5 5,39 6 5,3 Jumlah Rata-rata
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penyiapan sampel dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi
Lebih terperinciGambar sekam padi setelah dihaluskan
Lampiran 1. Gambar sekam padi Gambar sekam padi Gambar sekam padi setelah dihaluskan Lampiran. Adsorben sekam padi yang diabukan pada suhu suhu 500 0 C selama 5 jam dan 15 jam Gambar Sekam Padi Setelah
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi
Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi Gambar 6. Sayur Sawi yang dijadikan Sampel Lampiran 2. Perhitungan Penetapan Kadar Air Metode Gravimetri a. Penetapan Bobot Tetap Cawan Kosong Dengan pernyataan bobot
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Sampel Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Lampiran 2. Hasil Analisis Kualitatif Mineral Fosfor Gambar 3. Hasil Analisis Kualitatif dengan
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang
Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan Gambar 5. Air Minum Isi Ulang Lampiran. Hasil Analisis Kualitatif Kalsium, Magnesium dan Timbal
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel 50 Lampiran 2. Sampel yang digunakan Gambar 2. Daun Kumis Kucing Segar Gambar 3. Jamu Daun Kumis Kucing 51 Lampiran 3. Bagan Alir Proses Destruksi Kering Daun Kumis
Lebih terperinciGambar 2. Daun Tempuyung
Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Tanaman Daun Tempuyung Gambar. Daun Tempuyung 41 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 3 Kapsul Ekstrak Tempuyung Gambar 4. Kemasan Kapsul 4 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 5.
Lebih terperinciLampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat
Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel Mata air yang terletak di Gunung Sitember Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat 48 Air minum yang dialirkan menggunakan pipa besi Lokasi pengambilan
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet Lampiran. Gambar Cibet (Orthetrum sp.) dan Capung (Orthetrum Sabina) sp.) (Orthetrum sabina) Capung Lampiran 3. Data Pembakuan Larutan NaOH 0,1 N Rumus normalitas larutan
Lebih terperincia = r = Y = 0,3538 X =2 Y = a X + b Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X 2 Y 2 0,0 0,00 0,0000 0,0000 0,000 0,0992 0,5670 0,315
Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X Y 1. 0,0 0,000 0,0000 0,00 0,0000. 1,8 0,315 0,5670 3,4 0,099 3.,1 0,369 0,7749 4,41 0,136 4.,4 0,46 1,04 5,76 0,1815 5.,7 0,478 1,906 7,9 0,85
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015
BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Tempat danwaktupenelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Januari-April 2015 2.2Bahan-bahan 2.2.1 Sampel Sampel yang digunakan
Lebih terperinciLampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm
Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm No Menit ke- Absorbansi 1 4 0,430 5 0,431 3 6 0,433 4 7 0,434 5 8 0,435 6 9 0,436 7 10 0,437 8 11 0,438 9 1 0,439
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I) 500 ppm 500 mcg/ml Berat Natrium tetraboraks yang ditimbang 500 mcg / ml
Lebih terperinciLampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium
Lampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium Lampiran. Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) dari Data Kalibrasi Kalsium No. Konsentrasi (mcg/ml) (X) Absorbansi (Y) XY X Y 1.
Lebih terperinciGambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).
Lampiran 1. Gambar Sampel dan Lokasi Pengambilan Sampel Gambar 1. Sampel Brokoli Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). 45 Lampiran
Lebih terperinciPerbandingan fase gerak metanol-air (50:50)
Lampiran 1. Kromatogram Penyuntikan Kloramfenikol Baku untuk Menentukan Perbandingan Fase Gerak yang Optimum Perbandingan fase gerak metanol-air (40:60) Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50) Perbandingan
Lebih terperinciLampiran 1. Sampel yang Digunakan. Gambar 4. Ikan Sembilang (Paraplotosus albilabris). Gambar 5. Ikan Kepala Batu (Pranesus duodecimalis)
Lampiran 1. Sampel yang Digunakan Gambar. Ikan Sembilang (Paraplotosus albilabris). Gambar 5. Ikan Kepala Batu (Pranesus duodecimalis) Lampiran.Bagan Alir Proses Destruksi Basah. Sampel yang sudah dihaluskan
Lebih terperinciLampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H
Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Gambar 1 Krim merek Klorfeson Gambar 2 Krim merek Chloramfecort-H 48 Lampiran 2. Komposisi krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Daftar Spesifikasi krim 1. Klorfeson
Lebih terperinciLampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet
Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet 50 Lampiran 2. Komposisi Tablet Pulna Forte Daftar Spesifikasi Sampel 1. Pulna Forte No. Reg : DKL 0319609209A1 ExpireDate :Agustus 2017 Komposisi : Ethambutol HCL...
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol
Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Gambar 1. Gambar krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol 48 Lampiran 2. Komposisi krim merek X Contoh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Medan pada bulan
Lebih terperincimassa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi 1. 500 ml Natrium Fosfat 28 mm M massa 1 x Mr V(liter) 0,028 massa 1 x 164 0, 5 massa 2,296 gram 2. 500 ml Amonium Molibdat 4 mm M massa 1 x Mr V(liter) massa
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel
Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Gambar 1. Gambar Depot Air Minum Isi Ulang Gambar.Gambar Depot Air Minum Isi Ulang Teknik Reverse Osmosis Gambar 3. Gambar air minum reverse osmosis dalam kemasan
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015
Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel 1. Celestamin (Schering-plough) No. Reg : DKL 9106604510A1 Expire Date : September 2015 Komposisi : Betametason... 0,25 mg
Lebih terperinciSpektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml
Lampiran 1. Spektrum Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis Spektrum serapan derivat kedua deksametason 5 mcg/ml Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml 45 Lampiran 1. (lanjutan)
Lebih terperinciLampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul
Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul 43 Lampiran 2. Komposisi Neo Antidorin Kapsul Setiap kapsul mengandung:
Lebih terperinciLampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI
Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI Lampiran. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Triprolidin HCl BPFI Lampiran 3. Kurva Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml
Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran Diketahui: Nilai Absorptivitas spesifik (A 1 1 = 351b) λ= 276 nm Tebal sel (b) = 1 cm A = A 1 1 x b x c c = c = c = 0,001237 g/100ml c = 12,37 µg/ml Konsentrasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan logam Timbal pada kerupuk rambak dengan menggunakan alat Spektrofotometer serapan atom Perkin Elmer 5100 PC. A.
Lebih terperinciLampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom. dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r).
Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r). NO Konsentrasi (mcg/ml) Absorbansi 1 0,0000 0,0013 2 1,0000 0,0688
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, pengambilan sampel dilakukan di Sungai Way Kuala Bandar Lampung,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan Januari 2013. Proses penyemaian, penanaman, dan pemaparan dilakukan
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos. Konsentrasi 1665,5 mcg/ml sebagai Larutan Baku I (LB1)
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos Kadar baku Profenofos = 98,% Berat Profenofos yang ditimbang = 4,4 mg Volume larutan = 5 ml Konsentrasi Profenofos 98,% = 4,4mg 98, 6 10 mcg =
Lebih terperinciLampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil
Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil No. Menit ke- Serapan (A) 1 10 0,432 2 11 0,432 3 12 0,433 4 13 0,432 5 14 0,433 6 15 0,432 7 16 0,433 8 17 0,435 9 18 0,435 10 19 0,435 11
Lebih terperinciLampiran 1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Plumbum (Pb)
Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Plumbum (Pb) No. 1.. 3. 4.. 6. Konsentrasi (mcg/l) 0 0 100 00 300 400 Absorbansi (A) 0,007 0,171 0,94 0,1 0,7369 0,9317 Lampiran. Contoh Perhitungan
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.
Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) 1. 1000 5,1. 1003 5,14 3. 101 5, Normalitas NaOH Berat Kalium Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) Berat Ekivalen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di
34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia
44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Gambar Sampel Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel 35 Lampiran. Hasil Analisis Kualitatif Mineral Kalsium dan Besi Gambar. Gambar Kristal Kalsium Sulfat (Perbesaran 10x10) Gambar
Lebih terperinciJarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal = 17 cm = 0,9235 = 0,9058 = 0,8529. Harga Rf untuk sampel VIII + baku pembanding = = 0,8588
Lampiran 1. Contoh Perhitungan Harga Rf Harga Rf = jarak yang digerakkan oleh senyawa dari titik asal jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat-alat - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Alat-alat gelas pyrex - Pipet volume pyrex - Hot Plate Fisons - Oven Fisher - Botol akuades - Corong - Spatula
Lebih terperinciPENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu No X Y X 2 Y 2 XY 1 0,05 0,0009 0,0025 0,00000081
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU
BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan Februari 2012 April 2012. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat-alat Alat-alat
Lebih terperinciGambar 2. Sampel B Sirup Kering
Lampiran 1. Gambar Sampel A dan B Sirup Kering 1. Sampel A 2. Sampel B Gambar 1. Sampel A Sirup Kering Gambar 2. Sampel B Sirup Kering 53 Lampiran 2. Komposisi Sirup Kering Claneksi dan Clavamox DaftarSpesifikasiSampel
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014
33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N HCl pekat = 37% ~ 12 N V 1 x N 1 = V 2 x N 2 V 1 x 12 N = 1000 ml x 0,1 N V 1 = 1000 ml x 0,1 N 12 N = 8,3 ml = 8,5 ml Lampiran 2. Bagan Alir Prosedur
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2 Alat
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September
33 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2013 di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciKentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati
Lampiran 1. Flow Sheet Pembuatan Pati Kentang Kentang Residu Filtrat Ditimbang ± 10 kg Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong Diblender hingga halus Disaring dan diperas menggunakan kain putih yang bersih
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Februari sampai Mei tahun 2012. 3.2 Alat-alat Alat alat yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011
36 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciPerbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit
Lampiran 1. Kromatogram Penyuntikan Deksklorfeniramin maleat Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M - Metanol yang Optimal untuk Analisis. A Perbandingan fase
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel diambil di tempat sampah yang berbeda, yaitu Megascolex sp. yang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengambilan Sampel Sampel diambil di tempat sampah yang berbeda, yaitu Megascolex sp. yang hidup di tumpukan sampah basah, diambil di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA)
Lebih terperinciNo Nama RT Area k Asym N (USP)
Lampiran 1. Hasil kromatogram Penyuntikan Propranolol HCl Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak Metanol-Air dan Laju Alir yang Optimal untuk Analisis. 1 Propranolol HCl 3.1 24823 359.7 2.32* 1410*
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl
Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl Gambar 10. Alat KCKT (Shimadzu) Gambar 11. Syringe 100 µl (SGE) Lampiran 2. Gambar Sonifikator (Branson 1510) dan Penyaring Gambar. 12. Sonifikator (Branson
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Kimia Bahan Makanan Fakultas Farmasi USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories. 3.1 Alat-alat Alat-alat
Lebih terperinciAnalisis Kadar Logam Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica) Menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
Analisis Kadar Logam Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica) Menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) Nurul Fajriah, Zulfadli, M. Nasir Prodi Kimia FKIP Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah larutan asam klorida pekat 37% (Merck KG aa), akuadestilata, sampel hand body lotion, standar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan Teknis Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis Universitas Muhammadiyah Purwokerto selama 4 bulan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret
Lebih terperinciLampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Kromatogram penyuntikan larutan Naa Siklamat ph dapar fosfat yang optimum pada analisis untuk mencari Dapar fosfat ph 4,5 dengan perbandingan fase gerak dapar fosfat : methanol (70:30) dan
Lebih terperinciABSTRAK ABSTRACT
29 Analisis Cd Pada Sediaan EyeShadow Dari Pasar Kiaracondong Bandung Analysis of Cadmiumon on EyeShadow Derived From Kiaracondong Market Bandung Fenti Fatmawati 1,, Ayumulia 2 1 Program Studi Farmasi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat alat yang digunakan ; a. Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ), Type Buck Scientific seri 205 b. Lampu katoda Zn dan Cu c. Lampu katoda Fe dan
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Sediaan Tablet
Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet Gambar 1.TabletPritacort Lampiran 2. Komposisi Tablet Pritacort Daftar spesifikasi sampel Nama sampel : Pritacort No. Reg : DKL9730904510A1 Tanggal Kadaluarsa : Mei 2017
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pengembangan Metode Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun hanya salah satu tahapan saja. Pengembangan metode dilakukan karena metode
Lebih terperinciANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM FENTI FATMAWATI 1,, AYUMULIA 2 1 Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Farmasi Bandung. email: fenti.fatmawati@stfb.ac.id.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah asam klorida pekat 37% (Merck KG, aa), sampel krim, metil paraben pa (Brataco), dan propil paraben
Lebih terperinciLampiran 1. Penentuan Persamaan Garis Regresi. Penentuan Persamaan Garis Regresi dari Larutan Standar Nikel
Lampiran 1 Penentuan Persamaan Garis Regresi 1. Penentuan Persamaan Garis Regresi dari Larutan Standar Nikel Tabel 10. Perhitungan persamaan garis regresi standar Ni No. X (ppm Y (abs X2 Y2 (X 10-4 XY
Lebih terperinciUdara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom
Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Penentuan Linieritas Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan dengan cara membuat kurva hubungan antara absorbansi pada sumbu y dan konsentrasi
Lebih terperinciFAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011
STUDI PERBANDINGAN KANDUNGAN MANGAN PADA TELUR AYAM KAMPUNG, TELUR AYAM RAS DAN TELUR BEBEK SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM SKRIPSI OLEH: RAFIKA SARI NIM 060804035 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di
30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciAir dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium penelitian jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel kulit
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN
ANALISIS CEMARAN TEMBAGA DALAM AIR SUMUR INDUSTRI PELAPISAN EMAS DI KOTA TEGAL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Listiowati, Wiranti Sri Rahayu, Pri Iswati Utami Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian validasi metode dan penentuan cemaran melamin dalam susu formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Sampel Buah Petai Padi dan Buah Petai Papan
Lampran 1. Gambar Sampel Buah Peta Pad dan Buah Peta Papan a. Gambar Buah Peta Pad b. Gambar Buah Peta Papan Lampran. Flowsheet Destruks Kerng Buah Peta Buah Peta Dblender Sampel yang telah dhaluskan Dtmbang
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembakuan NaOH 0,1 N Data Larutan Baku NaOH
Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan NaOH 0,1 N Data Larutan Baku NaOH No. Berat K.Biftalat Titrasi yang diperoleh 1. 0,501 5,5. 0,500 5,1 3. 0,500 5,3 Perhitungan: Normalitas NaOH = G. K. Biftalat 0,04 ml
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi sampel
Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel 56 Lampiran 2. Gambar tanaman singkong (Manihot utilissima P.) Tanaman Singkong Umbi Singkong Pati singkong 57 Lampiran 3. Flowsheet isolasi pati singkong Umbi singkong
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudhi No. 229, Bandung. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi
BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitianeksperimental. Dalam hal ini 3 sampel kecap akan diuji kualitatif untuk mengetahui kandungan
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA A. ALAT Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang dilengkapi dengan detektor UV-Vis (SPD-10A VP, Shimadzu), kolom Kromasil LC-18 dengan dimensi kolom
Lebih terperinciII. METODE PENELITIAN
II. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah daun Angsana (Pterocarpus indicus Willd.), HNO 3 1
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Validasi merupakan proses penilaian terhadap parameter analitik tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa metode tersebut memenuhi syarat sesuai
Lebih terperincin = n = 6 n = Jumlah sampel yang diteliti
Lampiran 1. Contoh Perhitung Pengambilan Sampel Rumus yang digunakan : Keterangan: n = N + 1 n = 21 + 1 n = 5,6 n = 6 n = Jumlah sampel yang diteliti N = Jumlah populasi 38 Lampiran 2. Daftar Spesifikasi
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel
Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel Tanaman wortel Wortel Lampiran 2. Gambar potongan wortel Potongan wortel basah Potongan wortel kering Lampiran 3. Gambar mesin giling tepung 1 2 4 3 5 Mesin Giling
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksploratif, untuk mengetahui tingkat pencemaran
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksploratif, untuk mengetahui tingkat pencemaran logam berat timbal (Pb) pada tiap lokasi di perairan Waduk Sengguruh. Kecamatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Tepung Kentang Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan kentang. Pembuatan tepung kentang dilakukan dengan tiga cara yaitu tanpa pengukusan,
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan ODF Antalgin
LAMPIRAN Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan ODF Antalgin Dilarutkan sejumlah HPMC dalam 7 ml akuades. Diamkan 10 menit agar mengembang Sorbitol dilarutkan dalam sejumlah air hangat dan mentol dilarutkan dalam
Lebih terperinciMuchammad Ade Firmansyah, Sabikis, Pri Iswati Utami
ANALISIS KADAR LOGAM BERAT TIMBAL DI MATA AIR PEGUNUNGAN GUCI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Muchammad Ade Firmansyah, Sabikis, Pri Iswati Utami Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Lebih terperinciDiblender Halus. Supernatan. Dikeringkan diatas penangas air. Ditambahkan sedikit H2S04 (P) Ditambahkan metanol Dibakar
Lampiran 1. Diagram analisis pemeriksaan kualitatif boraks dalam bakso secara sentrifugasi 10 gram Bakso Air Panas Diblender Halus Supernatan Dimasukkan kedalam sentrifgasi Hidupkan Alat selama menit dengan
Lebih terperinci