Lampiran 1. Sampel Tablet Rimactazid

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Sampel Tablet Rimactazid"

Transkripsi

1 Lampiran 1. Sampel Tablet Rimactazid Gambar 1.1 Tablet Rimactazid 42

2 Lampiran 2. Komposisi Tablet Rimactazid Daftar Spesifikasi Sampel No. Reg : DKL A1 Expired Date : Juli 2017 Komposisi : Rifampisin mg Isoniazid mg 43

3 Lampiran 3. Gambar Alat Gambar 3.1 Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu 1800) Gambar 3.2 Neraca analitik (Mettler Toledo) Gambar 3.3 Sonikator (Branson 1510) 44

4 Lampiran 4. Perhitungan Pembuatan HCl 0,1N HCl pekat = 37% setara dengan 12 N V 1 x N 1 = V 2 x N 2 V 1 x 12 N = 1000 ml x 0,1 N V 1 = 1000 ml x12 N 0,1 N = 8,3 ml 45

5 Lampiran 5. Bagan Alir Prosedur Penelitian Rifampisin baku ARS ditimbang 10 mg dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml Larutan rifampisin 1000 μg/ml (LIB I) diambil 5 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml Larutan rifampisin 50 μg/ml (LIB II) diambil 1,2 ml diambil 2,4 ml diambil 3 ml diambil 3,6 ml dilarutkan dan dilarutkan dan dilarutkan dan dicukupkan dengan dicukupkan dicukupkan HCl dengan HCl dengan HCl 6 μg/ml 12 μg/ml 15 μg/ml dilarutkan dan dicukupkan dengan HCl diambil 1,8 ml diambil 2,7 ml 18 μg/ml dilarutkan dan dicukupkan dengan HCl 9 μg/ml 13,5 μg/ml dilarutkan dan dicukupkan dengan HCl diukur serapan maksimum pada λ nm Serapan Maksimum 46

6 Lampiran 6. (Lanjutan) Isoniazid baku BPFI ditimbang 10 mg dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml Larutan isoniazid 1000 μg/ml (LIB I) diambil 5 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml Larutan isoniazid 50 μg/ml (LIB II) diambil 1 ml diambil 2 ml diambil 2,5 ml diambil 3 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan HCl 5 μg/ml 10 μg/ml dilarutkan dan dicukupkan dengan HCl 12,5 μg/ml dilarutkan dan dicukupkan dengan HCl d l dilarutkan dan dicukupkan dengan HCl diambil 1,5 ml diambil 2,2 ml 15 μg/ml dilarutkan dan dicukupkan dengan HCl 7,5 μg/ml 11 μg/ml dilarutkan dan dicukupkan dengan HCl diukur serapan maksimum pada λ nm Serapan Maksimum 47

7 Lampiran 7. (Lanjutan) 5. Penentuan Panjang Gelombang Analisis Rifampisin dan Isoniazid Rifampisin 7,5 μg/ml Isoniazid 5,0μg/mL diukur serapan dari masing-masing rifampisin dan isoniazid panjang gelombang nm ditumpang tindihkan ditentukan 5 titik panjang panjang gelombang analisis diambil panjang gelombang dari spektrum serapan komponen mulai memberikan serapan sampai hamper tidak memberikan serapan. 215 nm 225 nm 232 nm 250 nm 267 nm 48

8 Lampiran 8. (Lanjutan) 6. Pembuatan Larutan Baku Campuran Rifampisin dan Isoniazid Rifampisin 10 mg Isoniazid 10 mg Dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml Dilarutkan dan dicukupkan dengan HCL 0,1 N Dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml Dilarutkan dan dicukupkan dengan HCL 0,1 N Larutan Rifampisin 1000 µg/ml Diambil 1,5 ml Larutan Isoniazid 1000 µg/ml Diambil 1 ml kedua larutan dicampurkan ke dalam labu tentukur 10 ml dicukupkan dengan HCL 0,1 N. Diambil dari larutan tersebut 0,5 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml dicukupkan dengan HCL 0,1 N Larutan diukur pada lima panjang gelombang yang telah ditentukan Lakukan replikasi sebanyak 6 kali 49

9 Lampiran 9. (Lanjutan) 20 tablet ditimbang Serbuk digerus dalam lumpang sampai halus dan homogen ditimbang setara 50 mg rifampisin dihitung kesetaraan isoniazid yang terkandung didalamnya (penimbangan dilakukan sebanyak 6 kali pengulangan) dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dicukupkan dengan HCl 0,1N sampai garis tanda dibantu pelarutannya dengan sonikator selama 20 menit disaring dibuang ± 10 ml filtrat pertama filtrat selanjutnya ditampung dipipet 1,5 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dicukupkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda dipipet 0,5 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dicukupkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda diukur pada 5 titik λ Nilai Absorbansi dihitung Kadar 50

10 Lampiran 10. Data perhitungan kadar Rifampisin dan Isoniazid - x = - x = - x = - x = - x = - x = Keterangan : C1 = kadar Rifampisin C2 = kadar Isoniazid 51

11 Lampiran 11. Data perhitungan kadar teoritis baku Rifampisin dan Isoniazid Replikasi I Kadar Rifampisin : V 1 x C 1 = V 2 x C 2 1,5 x 1000 = 10 x C 2 X = 150 µg/ml (kadar awal) V 2 x C 2 = V 3 x C 3 0,5 x 150 = 10 x C 3 X = 7,50 µg/ml (kadar akhir) Kadar Isoniazid : V 1 x C 1 = V 2 x C 2 1,0 x 1060 = 10 x C 2 X = 106 µg/ml (kadar awal) V 2 x C 2 = V 3 x C 3 Keterangan: V = ml C = µg/ml 0,5 x 106 = 10 x C 3 X = 5,30 µg/ml (kadar akhir) Replikasi II Kadar Rifampisin : V 1 x C 1 = V 2 x C 2 1,5 x 1062 = 10 x C 2 X = 159,3 µg/ml (kadar awal) V 2 x C 2 = V 3 x C 3 0,5 x 159,3 = 10 x C 3 X = 7,97 µg/ml (kadar akhir) Kadar Isoniazid : V 1 x C 1 = V 2 x C 2 1,0 x 1052 = 10 x C 2 X = 105,2 µg/ml (kadar awal) V 2 x C 2 = V 3 x C 3 0,5 x 105,2 = 10 x C 3 X = 5,26 µg/ml (kadar akhir) 52

12 Lampiran 12. (Lanjutan) Keterangan: V = ml C = µg/ml Replikasi III Kadar Rifampisin : V 1 x C 1 = V 2 x C 2 1,5 x 1065 = 10 x C 2 X = 159,7 µg/ml (kadar awal) V 2 x C 2 = V 3 x C 3 0,5 x 159,7 = 10 x C 3 X = 7,99 µg/ml (kadar akhir) Kadar Isoniazid : V 1 x C 1 = V 2 x C 2 1,0 x 1010 = 10 x C 2 X = 101,0 µg/ml (kadar awal) V 2 x C 2 = V 3 x C 3 Keterangan: V = ml C = µg/ml 0,5 x 101,0 = 10 x C 3 X = 5,05 µg/ml (kadar akhir) Replikasi IV Kadar Rifampisin : V 1 x C 1 = V 2 x C 2 1,5 x 1056 = 10 x C 2 X = 158,4 µg/ml (kadar awal) V 2 x C 2 = V 3 x C 3 0,5 x 158,4 = 10 x C 3 X = 7,92 µg/ml (kadar akhir) Kadar Isoniazid : V 1 x C 1 = V 2 x C 2 1,0 x 1008 = 10 x C 2 X = 100,8 µg/ml (kadar awal) V 2 x C 2 = V 3 x C 3 0,5 x 100,8 = 10 x C 3 X = 5,04 µg/ml (kadar akhir) 53

13 Lampiran 13. (Lanjutan) Keterangan: V = ml C = µg/ml Replikasi V Kadar Rifampisin : V 1 x C 1 = V 2 x C 2 1,5 x 1142 = 10 x C 2 X = 171,3 µg/ml (kadar awal) V 2 x C 2 = V 3 x C 3 0,5 x 171,3 = 10 x C 3 X = 8,57 µg/ml (kadar akhir) Kadar Isoniazid : V 1 x C 1 = V 2 x C 2 1,0 x 1030 = 10 x C 2 X = 103,0 µg/ml (kadar awal) V 2 x C 2 = V 3 x C 3 Keterangan: V = ml C = µg/ml 0,5 x 103,0 = 10 x C 3 X = 5,15 µg/ml (kadar akhir) Replikasi VI Kadar Rifampisin : V 1 x C 1 = V 2 x C 2 1,5 x 1029 = 10 x C 2 X = 154,3 µg/ml (kadar awal) V 2 x C 2 = V 3 x C 3 0,5 x 154,3 = 10 x C 3 X = 7,72 µg/ml (kadar akhir) Kadar Isoniazid : V 1 x C 1 = V 2 x C 2 1,0 x 1012 = 10 x C 2 X = 101,2 µg/ml (kadar awal) V 2 x C 2 = V 3 x C 3 0,5 x 101,2 = 10 x C 3 X = 5,06 µg/ml (kadar akhir) 54

14 Lampiran 14. (Lanjutan) Keterangan: V = ml C = µg/ml 55

15 Lampiran 15. Data penimbangan baku rifampsin dan isoniazid, serta kadar teoritis dari rifampsin dan isoniazid Pengulangan Penimbangan rifampisin (mg) Penimbangan isoniazid (mg) kadar teoritis rifampsin (µg/ml) Kadar teoritis isoniazid (µg/ml) 1 10,0 10,60 7,50 5, ,62 10,52 7,97 5, ,65 10,10 7,99 5, ,56 10,08 7,92 5, ,42 10,30 5, ,29 10,12 7,72 5,06 56

16 Lampiran 16. Data Kalibrasi Replikasi VI dari Rifampisin baku ARS, Persamaan Regresi dan Koefisien Korelasi Kalibrasi Serapan Rifampisin pada Panjang Gelombang 215,00 nm No. Konsentrasi (μg/ml) (X) Absorbansi (Y) 1. 0,0000 0, ,0000 0, ,0000 0, ,0000 0, ,0000 0, ,0000 0,44356 Perhitungan Persamaan Garis Regresi No. X Y XY X 2` Y , , ,0000 0, , , , ,0000 0, , , , ,0000 0, , , , ,0000 0, , , , ,0000 0, , , , ,0000 0, ΣX = 60 = 10 ΣY = 1,49861 = 0,2498 ΣXY = 20,3293 ΣX 2 = 810,0000 Σ Y 2 = 0, , ,0047 Maka, persamaan garis regresinya adalah 57

17 Lampiran 17. (Lanjutan) Perhitungan Koefisien Korelasi ( ) = = 0,9980 Maka, koefisien korelasi dari data kalibrasi serapan rifampisin pada panjang gelombang 215,00 nm adalah 0,

18 Lampiran 18. Data Kalibrasi Replikasi VI dari Rifampisin baku ARS, Persamaan Regresi dan Koefisien Korelasi Kalibrasi Serapan Rifampisin pada Panjang Gelombang 225,00 nm No. Konsentrasi (μg/ml) (X) Absorbansi (Y) 1. 0,0000 0, ,0000 0, ,0000 0, ,0000 0, ,0000 0, ,0000 0,49872 Perhitungan Persamaan Garis Regresi No. X Y XY X 2` Y , , ,0000 0, , , , ,0000 0, , , , ,0000 0, , , , ,0000 0, , , , ,0000 0, , , , ,0000 0, ΣX = 60 = 10 ΣY = 1,67405 = 0,2790 ΣXY = 22,7249 ΣX 2 = 810,0000 Σ Y 2 = 0, , ,0060 Maka, persamaan garis regresinya adalah ) 59

19 Lampiran 19. (Lanjutan) Perhitungan Koefisien Korelasi ( ) = = 0,9975 Maka, koefisien korelasi dari data kalibrasi serapan rifampisin pada panjang gelombang 225,00 nm adalah 0,

20 Lampiran 20. Data Kalibrasi Replikasi VI dari Rifampisin baku ARS, Persamaan Regresi dan Koefisien Korelasi Kalibrasi Serapan Rifampisin pada Panjang Gelombang 232,00 nm No. Konsentrasi (μg/ml) (X) Absorbansi (Y) 1. 0,0000 0, ,0000 0, ,0000 0, ,0000 0, ,0000 0, ,0000 0,49858 Perhitungan Persamaan Garis Regresi No. X Y XY X 2` Y , , ,0000 0, , , , ,0000 0, , , , ,0000 0, , , , ,0000 0, , ,4449 6, ,0000 0, , , , ,0000 0, ΣX = 60 = 10 ΣY = 1,67393 = 0,2790 ΣXY = 22,7129 ΣX 2 = 810,0000 Σ Y 2 = 0, , ,0055 Maka, persamaan garis regresinya adalah 61

21 Lampiran 21. (Lanjutan) Perhitungan Koefisien Korelasi ( ) = = 0,9972 Maka, koefisien korelasi dari data kalibrasi serapan rifampisin pada panjang gelombang 232,00 nm adalah 0,

22 Lampiran 22. Data Kalibrasi Replikasi VI dari Rifampisin baku ARS, Persamaan Regresi dan Koefisien Korelasi Kalibrasi Serapan Rifampisin pada Panjang Gelombang 250,00 nm No. Konsentrasi (μg/ml) (X) Absorbansi (Y) 1. 0,0000 0, ,0000 0, ,0000 0, ,0000 0, ,0000 0, ,0000 0,43784 Perhitungan Persamaan Garis Regresi No. X Y XY X 2` Y , ,0000 0, , , , ,0000 0, , , , ,0000 0, , , , ,0000 0, , , , ,0000 0, , , , ,0000 0, ΣX = 60 = 10 ΣY = 1,46248 = 0,2437 ΣXY = 19,8650 ΣX 2 = 810,0000 Σ Y 2 = 0, , ,0058 Maka, persamaan garis regresinya adalah 63

23 Lampiran 23. (Lanjutan) Perhitungan Koefisien Korelasi ( ) = = 0,9969 Maka, koefisien korelasi dari data kalibrasi serapan rifampisin pada panjang gelombang 250,00 nm adalah 0,

24 Lampiran 24. Data Kalibrasi Replikasi VI dari Rifampisin baku ARS, Persamaan Regresi dan Koefisien Korelasi Kalibrasi Serapan Rifampisin Pada Panjang Gelombang 267,00 nm No. Konsentrasi (μg/ml) (X) Absorbansi (Y) 1. 0, , , , , , , , , , , ,44996 Perhitungan Persamaan Garis Regresi No. X Y XY X 2 Y , ,0000 0, , , , ,0000 0, , , , ,0000 0, , , , ,0000 0, , , , ,0000 0, , , , ,0000 0, ΣX = 60 = 10 ΣY = 1,48356 = 0,2473 ΣXY = 20,2140 ΣX 2 = 810,0000 ΣY 2 = 0, Maka persamaan garis regresinya adalah ) 65

25 Lampiran 25. (Lanjutan) Perhitungan Koefisien Korelasi ( ) = = 0,9964 Maka, koefisien korelasi dari data kalibrasi serapan rifampisin pada panjang gelombang 267,00 nm adalah 0,

26 Lampiran 26. Data Kalibrasi Isoniazid, Persamaan Regresi dan Koefisien Korelasi Kalibrasi Serapan Isoniazid pada Panjang Gelombang 215,00 nm No. Konsentrasi (μg/ml) (X) Absorbansi (Y) 1. 0,0000 0, ,0000 0, ,5000 0, ,0000 0, ,5000 0, ,0000 0,73853 Perhitungan Persamaan Garis Regresi No. X Y XY X 2` Y ,0000 0, , , ,0000 0, ,5 0,3685 2, ,2500 0, , , ,0000 0, ,5 0, , ,2500 0, , , ,0000 0, ΣX = 50 = 8, ΣY = 2,45682 = 0,4095 ΣXY = 27,6207 ΣX 2 = 562,5000 Σ Y 2 = 1, , ,0011 Maka, persamaan garis regresinya adalah ) 67

27 Lampiran 27. (Lanjutan) Perhitungan Koefisien Korelasi ( ) = = 0,9995 Maka, koefisien korelasi dari data kalibrasi serapan isoniazid pada panjang gelombang 215,00 nm adalah 0,

28 Lampiran 28. Data Kalibrasi Isoniazid, Persamaan Regresi dan Koefisien Korelasi Kalibrasi Serapan Isoniazid pada Panjang Gelombang 225,00 nm No. Konsentrasi (μg/ml) (X) Absorbansi (Y) , ,0 0, ,5 0, ,0 0, ,5 0, ,0 0,47607 Perhitungan Persamaan Garis Regresi No. X Y XY X 2` Y ,0000 0, ,0 0, , ,0000 0, ,5 0, , ,2500 0, ,0 0,3289 3, ,0000 0, ,5 0, , ,2500 0, ,0 0, , ,0000 0, ΣX = 50 = 8, ΣY = 1,59176 = 0,2653 ΣXY = 17,8701 ΣX 2 = 562,5000 Σ Y 2 = 0, , ,0021 Maka, persamaan garis regresinya adalah ) 69

29 Lampiran 29. (Lanjutan) Perhitungan Koefisien Korelasi ( ) = = 0,9993 Maka, koefisien korelasi dari data kalibrasi serapan isoniazid pada panjang gelombang 225,00 nm adalah 0,

30 Lampiran 30. Data Kalibrasi Isoniazid, Persamaan Regresi dan Koefisien Korelasi Kalibrasi Serapan Isoniazid pada Panjang Gelombang 232,00 nm No. Konsentrasi (μg/ml) (X) Absorbansi (Y) 1. 0,0000 0, ,0000 0, ,5000 0, ,0000 0, ,5000 0, ,0000 0,33221 Perhitungan Persamaan Garis Regresi No. X Y XY X 2` Y ,0000 0, , , ,0000 0, ,5 0, , ,2500 0, , , ,0000 0, ,5 0, , ,2500 0, , , ,0000 0, ΣX = 50 = 8, ΣY = 1,11243 = 0,1854 ΣXY = 12,4835 ΣX 2 = 562,5000 Σ Y 2 = 0, , ,0018 Maka, persamaan garis regresinya adalah ) 71

31 Lampiran 31. (Lanjutan) Perhitungan Koefisien Korelasi ( ) = = 0,9992 Maka, koefisien korelasi dari data kalibrasi serapan isoniazid pada panjang gelombang 232,00 nm adalah 0,

32 Lampiran 32. Data Kalibrasi Isoniazid, Persamaan Regresi dan Koefisien Korelasi Kalibrasi Serapan Isoniazid pada Panjang Gelombang 250,00 nm No. Konsentrasi (μg/ml) (X) Absorbansi (Y) , ,0 0, ,5 0, ,0 0, ,5 0, ,0 0,43916 Perhitungan Persamaan Garis Regresi No. X Y XY X 2` Y ,0000 0, ,0 0, , ,0000 0, ,5 0, , ,2500 0, ,0 0, , ,0000 0, ,5 0,3579 4, ,2500 0, ,0 0, , ,0000 0, ΣX = 50 = 8, ΣY = 1,46285 = 0,2438 ΣXY = 16,4375 ΣX 2 = 562,5000 Σ Y 2 = 0, , ,0011 Maka, persamaan garis regresinya adalah 73

33 Lampiran 33. (Lanjutan) Perhitungan Koefisien Korelasi ( ) = = 0,9995 Maka, koefisien korelasi dari data kalibrasi serapan isoniazid pada panjang gelombang 250,00 nm adalah 0,

34 Lampiran 34. Data Kalibrasi Isoniazid, Persamaan Regresi dan Koefisien Korelasi Kalibrasi Serapan Isoniazid pada Panjang Gelombang 267,00 nm No. Konsentrasi (μg/ml) (X) Absorbansi (Y) , ,0 0, ,5 0, ,0 0, ,5 0, ,0 0,67052 Perhitungan Persamaan Garis Regresi No. X Y XY X 2` Y ,0000 0, ,0 0, , ,0000 0, ,5 0, , ,2500 0, ,0 0, , ,0000 0, ,5 0, , ,2500 0, ,0 0, , ,0000 0, ΣX = 50 = 8, ΣY = 2,22386 = 0,3706 ΣXY = 25,0198 ΣX 2 = 562,5000 Σ Y 2 = 1, , ,00011 Maka, persamaan garis regresinya adalah 75

35 Lampiran 35. (Lanjutan) Perhitungan Koefisien Korelasi ( ) = = 0,9997 Maka, koefisien korelasi dari data kalibrasi serapan isoniazid pada panjang gelombang 267,00 nm adalah 0,

36 Lampiran 36. Data penimbangan dan serapan dari Tablet Rimactacid No Keterangan Bobot (gram) Rifampisin Bobot (gram) Isoniazid 1 Replikasi I 0,1103 0, Replikasi II 0,1099 0, Replikasi III 0,11 0, Replikasi IV 0,1097 0, Replikasi V 0,1107 0, Replikasi VI 0,1098 0,

37 Lampiran 37. Data serapan larutan sampel 7,5 ppm : 5,0 ppm No Keterangan Serapan pada λ Replikasi I 0, , ,3073 0, , Replikasi II 0, , , , , Replikasi III 0, , , , , Replikasi IV 0, , , , , Replikasi V 0, , , , , Replikasi VI 0, , , , ,

38 Lampiran 38. Data serapan campuran baku rifampisin 7,5 ppm : 5,0 ppm No Keterangan Serapan pada λ Replikasi I 0, , , , , Replikasi II 0, , , , , Replikasi III 0, , , , , Replikasi IV 0, , , , , Replikasi V 0, , , , , Replikasi VI 0, , , , ,

39 Lampiran 39. Perhitungan Akurasi dari perhitungan matriks dan % KV Rifampisin dan Isoniazid Replikasi I Rifampisin = x % = 97,58 % Isoniazid = x % = 97,85% Replikasi II Rifampisin = x % = 97,78% Isoniazid = x % = 98,54% Replikasi III Rifampisin = x % = 97,54% Isoniazid = x % = 97,72% Replikasi IV Rifampisin = x % = 97,18% Isoniazid = x % = 97,92% Replikasi V Rifampisin = x 100,21% = 97,07% Isoniazid = x 101,85% = 98,17% Replikasi VI Rifampisin = x 100,21% = 97,31% Isoniazid = x 101,85% = 97,85% Rata rata akurasi dari perhitungan matriks Rifampisin = 97,41 % Rata rata akurasi dari perhitungan matriks Isoniazid = 98,00 % 80

40 Lampiran 40. Perhitungan Statistik Kadar Rifampisin dan Isoniazid pada Sediaan Tablet Rimactazid 1. Kadar Rifampisin No. X Kadar (%) X - (X - ) ,58 0,17 0, ,78 0,37 0, ,54 0,13 0, ,18-0,23 0, ,07-0,34 0, ,31-0,1 0,01 = 97,41 (X - ) 2 = 0,3612 SD = = = = 0,2687 Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05; dk = 6-1= 5, Diperoleh t tabel = (1 ½ α); dk = (1 0,025); 5 = 0,975; 5 = 2,57 t hitung = t hitung 1 = = 1,5496 (diterima) t hitung 2 = = 3,3728 (ditolak) t hitung 3 = = 1,1850 (diterima) t hitung 4 = = 2,0966 (diterima) t hitung 5 = = 3,0993 (ditolak) t hitung 6 = = 0,9115 (diterima) 81

41 Lampiran 41. (lanjutan) Dasar penerimaan data jika t hitung t tabel dan t hitung -t tabel. Dari data di atas t hitung 2 tidak diterima karena t hitung t tabel dan t hitung -t tabel, maka t hitung yang digunakan adalah: No. X Kadar (%) X - (X - ) ,58 0,18 0, ,54 0,14 0, ,18-0,22 0, ,31-0,09 0,0081 = 97,40 (X - ) 2 = 0,1085 SD = = = = 0,1901 Uji statistik pada taraf kepercayaan 95% maka nilai α = 0,05 ; dk = n-1 = 4-1 = 3 Diperoleh t tabel = (1 ½ α); dk = (1 0,025); 3 = 0,975; 3 = 3,18 Dasar penerimaan data jika t hitung t tabel dan t hitung -t tabel. t hitung = t hitung 1 = = (diterima) t hitung 2 = = (diterima) t hitung 3 = = (diterima) t hitung 4 = = (diterima) Semua data diterima, maka kadar c sebenarnya untuk α = 0,05; n =4 adalah: 82

42 Lampiran 42. (Lanjutan) μ = ± t tabel x = ( 97,40± 3,18 x ) = (97,40± 0,30) µg/ml 83

43 Lampiran 43. (Lanjutan) 2. Kadar Isoniazid No. X Kadar (%) X - (X - ) ,85-0,15 0, ,54 0,54 0, ,72-0,28 0, ,92-0,08 0, ,17 0,17 0, ,85-0,15 0,0225 = 98,00 (X - ) 2 = 0,4503 SD = = = = 0,3 Uji statistik pada taraf kepercayaan 95% maka nilai α = 0,05 ; dk = n-1 = 6-1 = 5 Diperoleh t tabel = (1 ½ α); dk = (1 0,025); 5 = 0,975; 5 = 2,57 Dasar penerimaan data jika t hitung t tabel dan t hitung -t tabel. t hitung = t hitung 1 = = (diterima) t hitung 2 = = (ditolak) t hitung 3 = = (diterima) t hitung 4 = = (diterima) t hitung 5 = = (diterima) t hitung 6 = = (diterima) 84

44 Lampiran 44. (Lanjutan) Dari data di atas t hitung 2 tidak diterima karena t hitung t tabel dan t hitung -t tabel, maka t hitung yang digunakan adalah: No. X Kadar (%) X - (X - ) ,85-0,05 0, ,72-0,18 0, ,92 0,02 0, ,17 0,27 0, ,85-0,05 0,0025 = 97,90 (X - ) 2 = 0,1107 SD = = = = 0,1663 Uji statistik pada taraf kepercayaan 95% maka nilai α = 0,05 ; dk = n-1 = 5-1 = 4 Diperoleh t tabel = (1 ½ α); dk = (1 0,025); 4 = 0,975; 4 = 2,78 Dasar penerimaan data jika t hitung t tabel dan t hitung -t tabel. t hitung = t hitung 1 = = (diterima) t hitung 2 = = (diterima) t hitung 3 = = (diterima) t hitung 4 = = (ditolak) t hitung 5 = = (diterima) Dari data di atas t hitung 4 tidak diterima karena t hitung t tabel dan t hitung -t tabel, maka t hitung yang digunakan adalah: 85

45 Lampiran 45. (Lanjutan) No. X Kadar (%) X - (X - ) ,85 0,02 0, ,72-0,11 0, ,92 0,07 0, ,85-0,02 0,0004 = 97,83 (X - ) 2 = 0,0178 SD = = = = 0,077 Uji statistik pada taraf kepercayaan 95% maka nilai α = 0,05 ; dk = n-1 = 4-1 = 3 Diperoleh t tabel = (1 ½ α); dk = (1 0,025); 3 = 0,975; 3 = 3,18 Dasar penerimaan data jika t hitung t tabel dan t hitung -t tabel. t hitung = t hitung 1 = = (diterima) t hitung 2 = = (diterima) t hitung 3 = = (diterima) t hitung 4 = = (diterima) Semua data diterima, maka kadar c sebenarnya untuk α = 0,05; n =4 adalah: μ = ± t tabel x = ( 97,83± 3,18 x ) = (97,83± 0,12) µg/ml 86

46 Lampiran 46. Perhitungan % KV (koefisien variasi) rifampisin dan isoniazid NO Kadar Terukur Rifampisin (µg/ml) Kadar Terukur Isoniazid (µg/ml) 1 97,58 97, ,54 97, ,18 97, ,31 97,85 = 97,40 = 97,83 SD = 0,1901 SD = 0,077 % KV = x 100% %KV Rifampisin = X 100% = 0,1951% %KV Isoniazid = X 100% = 0,0787% 87

47 Lampiran 47. Contoh Perhitungan Kadar Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet (i) Perhitungan Volume Analisis untuk Rifampisin dan Isoniazid Berat 20 tablet = 19,741 g Ditimbang serbuk sampel setara dengan 50 mg rifampisin, maka jumlah sampel yang ditimbang adalah : x 1 x 19,741 g = 0,10967 g Kemudian dihitung kesetaraan isoniazid yang terkandung dalam 0,10967 g sampel ini. x 2 x (20 x 300 mg) = 33,36 mg Dilarutkan serbuk sampel dengan HCl 0,l N dalam labu tentukur 50 ml sampai garis tanda. Larutan kemudian dibantu pelarutannya dengan pengaduk ultrasonik selama 20 menit. Larutan tersebut kemudian disaring, lebih kurang 10 ml filtrat pertama dibuang. Filtrat selanjutnya ditampung. Konsentrasi rifampisin x 1000 μg = 1000 μg/ml Konsentrasi isoniazid x 1000 μg = 667,2 μg/ml Kemudian dari larutan filtrat ini, dipipet 0,15 ml, dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml lalu dicukupkan dengan HCl 0,1 N hingga garis tanda. Konsentrasi rifampisin sampel = = 15,0 μg/ml Konsentrasi isoniazid sampel = = 10,008 μg/ml 88

48 Lampiran 48. (Lanjutan) Kemudian dari larutan filtrat ini, dipipet 5,0 ml, dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml lalu dicukupkan dengan HCl 0,1 N hingga garis tanda. Konsentrasi rifampisin sampel = = 7,5μg/mL Konsentrasi isoniazid sampel = = 5,004 μg/ml 89

49 Lampiran 49. Spectrum serapan dari larutan standar rifampisin sebanyak 6 replikasi Abs nm. 90

50 Lampiran 50. Spectrum serapan dari larutan standar rifampisin sebanyak 6 replikasi (lanjutan) Abs nm. 91

51 Lampiran 51. Spectrum serapan dari larutan standar rifampisin sebanyak 6 replikasi (lanjutan) Abs nm. 92

52 Lampiran 52. Spectrum serapan dari larutan standar isoniazid sebanyak 6 replikasi Abs nm. 93

53 Lampiran 53. Spectrum serapan dari larutan standar isoniazid sebanyak 6 replikasi (lanjutan) Abs nm. 94

54 Lampiran 54. Spectrum serapan dari larutan standar isoniazid sebanyak 6 replikasi (lanjutan) Abs nm. 95

55 Lampiran 55. Daftar Nilai Distribusi r 96

56 Lampiran 56. Daftar Nilai Distribusi t 97

57 Lampiran 57. Sertifikat Pengujian Rifampisin 98

58 Lampiran 58. Sertifikat Pengujian Isoniazid 99

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet Gambar 1.TabletPritacort Lampiran 2. Komposisi Tablet Pritacort Daftar spesifikasi sampel Nama sampel : Pritacort No. Reg : DKL9730904510A1 Tanggal Kadaluarsa : Mei 2017

Lebih terperinci

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Gambar 1 Krim merek Klorfeson Gambar 2 Krim merek Chloramfecort-H 48 Lampiran 2. Komposisi krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Daftar Spesifikasi krim 1. Klorfeson

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet 50 Lampiran 2. Komposisi Tablet Pulna Forte Daftar Spesifikasi Sampel 1. Pulna Forte No. Reg : DKL 0319609209A1 ExpireDate :Agustus 2017 Komposisi : Ethambutol HCL...

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Gambar 1. Gambar krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol 48 Lampiran 2. Komposisi krim merek X Contoh

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015

Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015 Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel 1. Celestamin (Schering-plough) No. Reg : DKL 9106604510A1 Expire Date : September 2015 Komposisi : Betametason... 0,25 mg

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul 43 Lampiran 2. Komposisi Neo Antidorin Kapsul Setiap kapsul mengandung:

Lebih terperinci

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml Lampiran 1. Spektrum Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis Spektrum serapan derivat kedua deksametason 5 mcg/ml Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml 45 Lampiran 1. (lanjutan)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI Lampiran. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Triprolidin HCl BPFI Lampiran 3. Kurva Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis

Lebih terperinci

Gambar 2. Sampel B Sirup Kering

Gambar 2. Sampel B Sirup Kering Lampiran 1. Gambar Sampel A dan B Sirup Kering 1. Sampel A 2. Sampel B Gambar 1. Sampel A Sirup Kering Gambar 2. Sampel B Sirup Kering 53 Lampiran 2. Komposisi Sirup Kering Claneksi dan Clavamox DaftarSpesifikasiSampel

Lebih terperinci

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). Lampiran 1. Gambar Sampel dan Lokasi Pengambilan Sampel Gambar 1. Sampel Brokoli Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). 45 Lampiran

Lebih terperinci

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

Gambar sekam padi setelah dihaluskan Lampiran 1. Gambar sekam padi Gambar sekam padi Gambar sekam padi setelah dihaluskan Lampiran. Adsorben sekam padi yang diabukan pada suhu suhu 500 0 C selama 5 jam dan 15 jam Gambar Sekam Padi Setelah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran Diketahui: Nilai Absorptivitas spesifik (A 1 1 = 351b) λ= 276 nm Tebal sel (b) = 1 cm A = A 1 1 x b x c c = c = c = 0,001237 g/100ml c = 12,37 µg/ml Konsentrasi

Lebih terperinci

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan Lampiran 1. Flowsheet Destruksi Basah Sampel yang telah dihomogenkan Ditimbang 5 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 5 ml Didiamkan selama 4 jam Sampel + HNO 3 (p) Larutan Sampel Hasil Dipanaskan di

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan Februari 2012 April 2012. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat-alat Alat-alat

Lebih terperinci

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati Lampiran 1. Flow Sheet Pembuatan Pati Kentang Kentang Residu Filtrat Ditimbang ± 10 kg Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong Diblender hingga halus Disaring dan diperas menggunakan kain putih yang bersih

Lebih terperinci

No Nama RT Area k Asym N (USP)

No Nama RT Area k Asym N (USP) Lampiran 1. Hasil kromatogram Penyuntikan Propranolol HCl Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak Metanol-Air dan Laju Alir yang Optimal untuk Analisis. 1 Propranolol HCl 3.1 24823 359.7 2.32* 1410*

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N HCl pekat = 37% ~ 12 N V 1 x N 1 = V 2 x N 2 V 1 x 12 N = 1000 ml x 0,1 N V 1 = 1000 ml x 0,1 N 12 N = 8,3 ml = 8,5 ml Lampiran 2. Bagan Alir Prosedur

Lebih terperinci

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel Mata air yang terletak di Gunung Sitember Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat 48 Air minum yang dialirkan menggunakan pipa besi Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid

Lampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid Lampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid Sebagai contoh diambil tablet Isoniazid dengan konsentrasi 11.5% (Formula 4). Dibuat formula untuk 100 tablet, dengan berat tablet 50 mg dan diameter

Lebih terperinci

Perbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit

Perbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit Lampiran 1. Kromatogram Penyuntikan Deksklorfeniramin maleat Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M - Metanol yang Optimal untuk Analisis. A Perbandingan fase

Lebih terperinci

Gambar 2. Daun Tempuyung

Gambar 2. Daun Tempuyung Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Tanaman Daun Tempuyung Gambar. Daun Tempuyung 41 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 3 Kapsul Ekstrak Tempuyung Gambar 4. Kemasan Kapsul 4 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 5.

Lebih terperinci

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 = Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi 1. 500 ml Natrium Fosfat 28 mm M massa 1 x Mr V(liter) 0,028 massa 1 x 164 0, 5 massa 2,296 gram 2. 500 ml Amonium Molibdat 4 mm M massa 1 x Mr V(liter) massa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%). Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%). Dibuat formula untuk 100 tablet, berat pertablet 00 mg dan penampang tablet 9 mm. Berat

Lebih terperinci

Gambar Selulosa Mikrokristal dari Nata de Coco

Gambar Selulosa Mikrokristal dari Nata de Coco Lampiran 1. Gambar Nata de Coco dan Selulosa Mikrokristal dari Nata de Coco Gambar Nata de Coco basah Gambar Selulosa Mikrokristal dari Nata de Coco Lampiran. Hasil Uji Mikroskopik Selulosa Mikrokristal

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil

Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil No. Menit ke- Serapan (A) 1 10 0,432 2 11 0,432 3 12 0,433 4 13 0,432 5 14 0,433 6 15 0,432 7 16 0,433 8 17 0,435 9 18 0,435 10 19 0,435 11

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Sampel Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Lampiran 2. Hasil Analisis Kualitatif Mineral Fosfor Gambar 3. Hasil Analisis Kualitatif dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Februari sampai Mei tahun 2012. 3.2 Alat-alat Alat alat yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)

Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) 93 Lampiran. Identifikasi Tumbuhan 94 Lampiran 3. Bagan Alir Proses Pembuatan Larutan Sampel Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) sebanyak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudhi No. 229, Bandung. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl

Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl Gambar 10. Alat KCKT (Shimadzu) Gambar 11. Syringe 100 µl (SGE) Lampiran 2. Gambar Sonifikator (Branson 1510) dan Penyaring Gambar. 12. Sonifikator (Branson

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis

LAMPIRAN. Larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis LAMPIRAN Lampiran 1. Flowsheet pembuatan larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis Natrium dihidrogen fosfat ditimbang 0,8 g Dinatrium hidrogen fosfat ditimbang 0,9 g dilarutkan dengan 100 ml aquadest bebas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel 56 Lampiran 2. Gambar tanaman singkong (Manihot utilissima P.) Tanaman Singkong Umbi Singkong Pati singkong 57 Lampiran 3. Flowsheet isolasi pati singkong Umbi singkong

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2 LAMPIRAN Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2 NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2 1 3,0000 0,226 0,678 9,0000 0,051076 2 4,2000 0,312 1,310 17,64 0,0973 3 5,4000 0,395 2,133

Lebih terperinci

Kentang (Solanum tuberosum L.)

Kentang (Solanum tuberosum L.) Gambar 1. Kentang (Solanum tuberosum L.) Kentang (Solanum tuberosum L.) Gambar. Tanaman Kentang Tanaman Kentang Gambar 3. Hasil Analisis Kualitatif Timbal dan Kadmium Kadmium Timbal Hasil Analisa Kualitatif

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan Gambar 5. Air Minum Isi Ulang Lampiran. Hasil Analisis Kualitatif Kalsium, Magnesium dan Timbal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA

Lebih terperinci

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50)

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50) Lampiran 1. Kromatogram Penyuntikan Kloramfenikol Baku untuk Menentukan Perbandingan Fase Gerak yang Optimum Perbandingan fase gerak metanol-air (40:60) Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50) Perbandingan

Lebih terperinci

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 17 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet Lampiran. Perhitungan Karakteristik Pati Kentang Merah Berat kentang

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015 BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Tempat danwaktupenelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Januari-April 2015 2.2Bahan-bahan 2.2.1 Sampel Sampel yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I) Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I) 500 ppm 500 mcg/ml Berat Natrium tetraboraks yang ditimbang 500 mcg / ml

Lebih terperinci

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA A. ALAT Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang dilengkapi dengan detektor UV-Vis (SPD-10A VP, Shimadzu), kolom Kromasil LC-18 dengan dimensi kolom

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan ODF Antalgin

LAMPIRAN. Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan ODF Antalgin LAMPIRAN Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan ODF Antalgin Dilarutkan sejumlah HPMC dalam 7 ml akuades. Diamkan 10 menit agar mengembang Sorbitol dilarutkan dalam sejumlah air hangat dan mentol dilarutkan dalam

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat yang berasal dari Laboratorium Tugas Akhir dan Laboratorium Kimia Analitik di Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah larutan asam klorida pekat 37% (Merck KG aa), akuadestilata, sampel hand body lotion, standar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penyiapan sampel dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Skema pembuatan ODF metoklopramid. Sorbitol + Sukralosa + As.askorbat

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Skema pembuatan ODF metoklopramid. Sorbitol + Sukralosa + As.askorbat DAFAR LAMPIRAN Lampiran 1. Skema pembuatan ODF metoklopramid Polimer : HPMC/ HPMC+PVA/ PVA Sorbitol + Sukralosa + As.askorbat Metoklopramid Dikembangkan dengan akuades - Dilarutkan dengan akuades - Diaduk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel Lampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel 50 Lampiran 2. Sampel yang digunakan Gambar 2. Daun Kumis Kucing Segar Gambar 3. Jamu Daun Kumis Kucing 51 Lampiran 3. Bagan Alir Proses Destruksi Kering Daun Kumis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah asam klorida pekat 37% (Merck KG, aa), sampel krim, metil paraben pa (Brataco), dan propil paraben

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian eksperimental yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3. Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) 1. 1000 5,1. 1003 5,14 3. 101 5, Normalitas NaOH Berat Kalium Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) Berat Ekivalen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini melibatkan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan sampel, tahap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium riset dan laboratorium kimia instrumen Jurusan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 PENETAPAN KADAR CAMPURAN RIFAMPISIN DAN ISONIAZID DALAM SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET DENGAN METODE PANJANG GELOMBANG BERGANDA SKRIPSI OLEH: RIRIS ANUGRAH REMA SITORUS NIM 121524192

Lebih terperinci

n = n = 6 n = Jumlah sampel yang diteliti

n = n = 6 n = Jumlah sampel yang diteliti Lampiran 1. Contoh Perhitung Pengambilan Sampel Rumus yang digunakan : Keterangan: n = N + 1 n = 21 + 1 n = 5,6 n = 6 n = Jumlah sampel yang diteliti N = Jumlah populasi 38 Lampiran 2. Daftar Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.229

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV Vis V-530 (Jasco, Jepang), fourrier transformation infra red 8400S (Shimadzu, Jepang), moisture analyzer

Lebih terperinci

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi Fisik, Kimia, dan Formulasi Tablet Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok. Waktu pelaksanaannya adalah dari bulan Februari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas.

Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas. Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel 1. Kalibrasi Piknometer Piknometer Kosong = 15,30 g Piknometer berisi Aquadest Panas NO Aquadest Panas 1 5,330 5,37 3 5,38 4 5,35 5 5,39 6 5,3 Jumlah Rata-rata

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai Agustus 2013 di Laboratoium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium Instrumen

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet Lampiran. Gambar Cibet (Orthetrum sp.) dan Capung (Orthetrum Sabina) sp.) (Orthetrum sabina) Capung Lampiran 3. Data Pembakuan Larutan NaOH 0,1 N Rumus normalitas larutan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging. III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang mengarah pada pengembangan metode dengan tujuan mengembangkan spektrofotometri ultraviolet secara adisi standar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Medan pada bulan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel

Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Gambar 1. Gambar Depot Air Minum Isi Ulang Gambar.Gambar Depot Air Minum Isi Ulang Teknik Reverse Osmosis Gambar 3. Gambar air minum reverse osmosis dalam kemasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis Universitas Muhammadiyah Purwokerto selama 4 bulan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret

Lebih terperinci

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Wiranti Sri Rahayu, Asmiyenti Djaliasrin Djalil, Fauziah Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia), BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. BAHAN Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia), pragelatinisasi pati singkong suksinat (Laboratorium Farmasetika, Departemen Farmasi FMIPA UI),

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom. dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r).

Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom. dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r). Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r). NO Konsentrasi (mcg/ml) Absorbansi 1 0,0000 0,0013 2 1,0000 0,0688

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium penelitian jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel kulit

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di 30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm No Menit ke- Absorbansi 1 4 0,430 5 0,431 3 6 0,433 4 7 0,434 5 8 0,435 6 9 0,436 7 10 0,437 8 11 0,438 9 1 0,439

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

Lampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara

Lampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Kromatogram penyuntikan larutan Naa Siklamat ph dapar fosfat yang optimum pada analisis untuk mencari Dapar fosfat ph 4,5 dengan perbandingan fase gerak dapar fosfat : methanol (70:30) dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai Mei 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory), 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory), Karakterisasi FTIR dan Karakterisasi UV-Vis dilakukan di laboratorium Kimia Instrumen,

Lebih terperinci

Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal = 17 cm = 0,9235 = 0,9058 = 0,8529. Harga Rf untuk sampel VIII + baku pembanding = = 0,8588

Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal = 17 cm = 0,9235 = 0,9058 = 0,8529. Harga Rf untuk sampel VIII + baku pembanding = = 0,8588 Lampiran 1. Contoh Perhitungan Harga Rf Harga Rf = jarak yang digerakkan oleh senyawa dari titik asal jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitianeksperimental. Dalam hal ini 3 sampel kecap akan diuji kualitatif untuk mengetahui kandungan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos. Konsentrasi 1665,5 mcg/ml sebagai Larutan Baku I (LB1)

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos. Konsentrasi 1665,5 mcg/ml sebagai Larutan Baku I (LB1) Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos Kadar baku Profenofos = 98,% Berat Profenofos yang ditimbang = 4,4 mg Volume larutan = 5 ml Konsentrasi Profenofos 98,% = 4,4mg 98, 6 10 mcg =

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi Gambar 6. Sayur Sawi yang dijadikan Sampel Lampiran 2. Perhitungan Penetapan Kadar Air Metode Gravimetri a. Penetapan Bobot Tetap Cawan Kosong Dengan pernyataan bobot

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode dalam proses elektrokoagulasi larutan yang mengandung pewarna tekstil hitam ini

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 PENETAPAN KADAR KLORAMFENIKOL DAN PREDNISOLON DALAM SEDIAAN KRIM SECARA SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF DENGAN METODE ZERO CROSSING SKRIPSI OLEH: DELYUVIN NASUTION NIM 131524106 PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material, dan Laboratorium

Lebih terperinci

Ferry Riyanto Harisman Powerpoint Templates Page 1

Ferry Riyanto Harisman Powerpoint Templates Page 1 Ferry Riyanto Harisman 1410 100 026 Dosen Pembimbing : Drs. R. Djarot Sugiarso K. S., MS Page 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Page 2 Latar Belakang Zat Besi Bahanbaku dalamproses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan kegiatan penelitian diperlukan peralatan laboratorium, bahan serta prosedur penelitian yang akan dilakukan. Tiga hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset, dan Laboratorium Kimia Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Jenis Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen (experiment research) (Notoatmodjo, 2002).

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sertifikat Pengujian Natrium Diklofenak BPFI

Lampiran 1. Sertifikat Pengujian Natrium Diklofenak BPFI Lampiran 1. Sertifikat Pengujian Natrium Diklofenak BPFI Lampiran.Hasil Orientasi Menentukan Eluen (Fase Gerak) dengan Menggunakan Alat KCKT.1. Kromatogram hasil penyuntikan larutan Natrium Diklofenak

Lebih terperinci

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum Lampiran Lampiran I. Rancangan Percobaan Sampel 2 macam Laaitan standar formaldehid Persiapan sampel dengan berbagai variasi suhu (50,6O,7O,8O,9O,dan 100 V Penentuan waktu kestabilan warna y V Penentuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN L1.1 DATA RENDEMEN EKSTRAK Dari hasil percobaan diperoleh data rendemen ekstrak sebagai berikut: Jumlah Tahap Ekstraksi 2 3 Konsentrasi Pelarut (%) 50 70 96 50 70 96 Tabel L1.1

Lebih terperinci