BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Proses Model MSAR Menurut Hamilton [13] model MSAR dapat diilustrasikan sebagai contoh. yang bersesuaian dengan series pada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Proses Model MSAR Menurut Hamilton [13] model MSAR dapat diilustrasikan sebagai contoh. yang bersesuaian dengan series pada"

Transkripsi

1 19 BAB IV PEMBAHASAN Bab ini memuat pengkajian ulang proses model MSAR dan mengestimasi parameter model dengan metode MLE yang dikombinasikan dengan filtered probabilities dan smoothed probabilities. Selanjutnya dilakukan studi kasus pada nilai tukar rupiah terhadap yen. Pengkajian ulang proses model MSAR mengacu pada Hamilton [13], sedangkan estimasi parameter mengacu pada Chen [6]. model berikut, 4.1 Proses Model MSAR Menurut Hamilton [13] model MSAR dapat diilustrasikan sebagai contoh yang bersesuaian dengan series pada. Sementara yang bersesuaian dengan series pada. Kasus ini menggambarkan adanya pergeseran model antara model (4.1) dan model (4.2) yang terjadi pada series yang sama pada waktu yang berbeda. Model MSAR pada persamaan (4.1) dan (4.2) dapat dituliskan sebagai dengan merupakan variabel random, merupakan sebuah parameter, merupakan mean dari yang dapat berubah sesuai dengan state. Misalkan merupakan mean dari pada waktu berada di, merupakan mean dari pada waktu berada di dan seterusnya. untuk model MSAR dengan asumsi state hanya mempengaruhi mean dan untuk model MSAR dengan asumsi state mempengaruhi mean dan variansi Model MSAR dengan Mean Dipengaruhi State Diberikan state pada waktu yang disusun oleh variabel random, dengan semua kemungkinan state ). Ketika proses terjadi pada

2 20 state 1, variabel pengamatan diasumsikan mempunyai distribusi. Jika proses terjadi pada state 2, maka variabel pengamatan diasumsikan mempunyai distribusi dan seterusnya. Fungsi densitas bersyarat dari berdasarkan variabel random yang bernilai adalah untuk. Dalam hal ini merupakan kumpulan parameter yang berupa. Nilai probabilitas untuk variabel state tak teramati yang bernilai dinotasikan sebagai untuk kemudian probabilitas dikumpulkan ke dalam parameter sehingga Fungsi distribusi bersama dari dan dapat dituliskan sebagai Fungsi densitas dari dapat dihitung dengan menjumlahkan persamaan (4.4) untuk semua kemungkinan nilai, Model MSAR dengan Mean dan Variansi Dipengaruhi State Diberikan state pada waktu yang disusun oleh variabel random, dengan semua kemungkinan state ). Ketika proses terjadi pada state 1, variabel pengamatan diasumsikan mempunyai distribusi.

3 21 Jika proses terjadi pada state 2, maka variabel pengamatan diasumsikan mempunyai distribusi dan seterusnya. Fungsi densitas bersyarat dari berdasarkan variabel random yang bernilai adalah untuk. Dalam hal ini merupakan kumpulan parameter yang berupa dan. Nilai probabilitas untuk variabel state tak teramati yang bernilai dinotasikan sebagai untuk kemudian probabilitas dikumpulkan ke dalam parameter sehingga Fungsi distribusi bersama dari dan dapat dituliskan sebagai Fungsi densitas dari dapat dihitung dengan menjumlahkan persamaan (4.5) untuk semua kemungkinan nilai, Hamilton [14] menggunakan orde pertama rantai Markov untuk memodelkan state. Jika probabilitas sama dengan nilai tertentu sebesar yang dependen terhadap nilai masa lalunya hanya berdasarkan nilai yang terkini (most recent value) maka probabilitas transisinya dapat dituliskan sebagai

4 22 dengan menunjukkan probabilitas transisi dari ke. Diasumsikan terdapat dua state yaitu dan maka probabilitas transisinya menjadi Asumsi state pada model MSAR adalah pengamatan tidak teramati yang nilainya tidak diketahui secara langsung sehingga metode MLE tidak dapat diterapkan secara langsung. Salah satu cara dalam mengestimasi parameter dalam model MSAR adalah mengkombinasikan MLE dengan algoritma filtered probabilities dan smoothed probabilities. 4.2 Estimasi Parameter Mean Dipengaruhi State Menurut Hamilton [14] model MSAR dapat diestimasi menggunakan metode MLE dengan kombinasi algoritma filtered probabilities dan smoothed probabilities. Ilustrasi model MSAR dengan menggunakan persamaan (4.3) mempunyai fungsi densitas bersyarat dari pada waktu adalah Menurut Chen [6] langkah pertama dalam mengestimasi parameter model adalah menentukan fungsi densitas dari dan bersyarat himpunan observasi masa lalu. Fungsi densitas dipengaruhi oleh probabilitas transisi sehingga Langkah kedua menentukan fungsi densitas fungsi densitas bersama untuk semua kemungkinan nilai dan, dengan menjumlahkan

5 23 Fungsi log likelihood dapat dituliskan sebagai Proses filtering dilakukan untuk mendapatkan probabilitas nilai suatu state pada waktu berdasarkan pengamatan hingga waktu bukan berdasarkan informasi dari pengamatan hingga waktu. Hasil dari proses filtering adalah nilai filtered probabilities yang dinotasikan sebagai. Filtered probabilities dapat dihitung dengan melakukan dua langkah sebagai berikut. Langkah 1. Menentukan probabilitas bersyarat yang dapat dihitung sebagai Langkah 2. Saat diamati pada akhir waktu, dengan. Kedua langkah tersebut digunakan untuk. Fungsi log likelihood dapat dituliskan sebagai

6 24 Persamaan (4.6) dapat digunakan untuk mencari estimasi parameter dengan metode MLE, namun nilai filtered probabilities disempurnakan dengan smoothed probabilities yang merupakan probabilitas hasil proses smoothing. Pada proses filtering nilai probabilitas state dihitung berdasarkan pengamatan hingga waktu sedangkan pada proses smoothing nilai probabilitas state dihitung berdasarkan seluruh pengamatan sehingga menghasilkan nilai probabilitas state yang lebih baik dari nilai filtered probabilities. Pendekatan Kim [17] yang dikenal dengan digunakan untuk menghitung nilai smoothed probabilities. Diketahui probabilitas bersama dan didasarkan pada informasi seluruh pengamatan, Persamaan (4.7) tersebut didapatkan dari sehingga,

7 25 Hasil dari proses smoothing adalah nilai smoothed probabilities yang dinotasikan sebagai Proses ini dilakukan pada waktu sehingga diperoleh nilai untuk setiap waktu. Fungsi log likelihood dapat dituliskan sebagai Langkah terakhir adalah mencari nilai yang memaksimumkan fungsi log likelihood dalam persamaan (4.8). Memaksimumkan fungsi log likelihood adalah dengan mendeferensialkan fungsi log likelihood terhadap masing-masing parameter Estimasi parameter model MSAR dapat diilustrasikan dengan menggunakan model MSAR orde 1 dengan 2 state dapat ditulis MS(2)-AR(1), sehingga model runtun waktu tersebut dapat dituliskan sebagai Fungsi densitas bersyarat dari pada waktu adalah Langkah pertama, menentukan nilai filtered probabilities dengan mengikuti dua langkah yang sudah dipaparkan. Menentukan fungsi densitas untuk semua kemungkinan state pada saat,

8 26 sehingga nilai probabilitas state dapat dihitung sebagai berikut. Menghitung fungsi densitas bersyarat yang merupakan jumlahan perkalian antara fungsi densitas bersyarat, dan dengan probabilitas state untuk semua kemungkinan dan. Diperoleh probabilitas untuk semua kemungkinan dan,

9 27 Sehingga diperoleh nilai filtered probabilities sebagai berikut. Untuk,

10 28 Untuk, Dengan cara yang sama dapat ditentukan filtered probabilities sampai waktu misal. Jika merupakan nilai iterasi terakhir pada proses filtering, maka langkah kedua melakukan perhitungan pada proses smoothing sebagai berikut. Proses smoothing untuk semua kemungkinan state saat, Sehingga diperoleh smoothed probabilities sebagai berikut.

11 29 Fungsi log likelihood dapat dituliskan sebagai Langkah terakhir, fungsi log likelihood tersebut dideferensialkan terhadap masing-masing parameter untuk mendapatkan nilai maksimum sebagai estimator. 1. Parameter

12 30 Selajutnya diperoleh, karena sehingga fungsi log likelihood tersebut maksimum. 2. Parameter

13 31 Selanjutnya diperoleh, karena sehingga fungsi log likelihood tersebut maksimum. 3. Parameter

14 32 Selanjutnya diperoleh, karena sehingga fungsi log likelihood tersebut maksimum. 4. Parameter

15 33 Selanjutnya diperoleh, karena Jika diketahui sehingga fungsi log likelihood tersebut maksimum., maka untuk rantai Markov dengan 2 state, estimasi nilai probabilitas transisi dan dapat dihitung sebagai 5. Parameter

16 34 6. Parameter Sehingga diperoleh matriks transisi yaitu dengan merupakan probabilitas transisi dari ke, merupakan probabilitas transisi dari ke, merupakan probabilitas transisi dari ke, dan merupakan probabilitas transisi dari ke. Jumlahan dari dan jumlahan dari Mean dan Variansi Dipengaruhi State Estimasi parameter untuk model MSAR dengan asumsi state mempengaruhi mean dan variansi menggunakan cara yang sama seperti estimasi parameter untuk model MSAR dengan asumsi state hanya mempengaruhi mean. Misalkan model MSAR orde 1 dengan 2 state dapat ditulis MS(2)-AR(1), sehingga model runtun waktu tersebut dapat dituliskan sebagai

17 35 Fungsi densitas bersyarat dari pada waktu adalah Langkah pertama, menentukan nilai filtered probabilities dengan mengikuti dua langkah yang sudah dipaparkan. Menentukan fungsi densitas untuk semua kemungkinan state saat, sehingga nilai probabilitas state dapat dihitung sebagai berikut

18 36 Menghitung fungsi densitas bersyarat yang merupakan jumlahan perkalian antara fungsi densitas bersyarat, dan dengan probabilitas state untuk semua kemungkinan dan. Diperoleh probabilitas untuk semua kemungkinan dan,

19 37 Sehingga diperoleh filtered probabilities sebagai berikut. Untuk, Untuk, Dengan cara yang sama dapat ditentukan filtered probabilities sampai waktu misal. Jika merupakan nilai iterasi terakhir pada proses filtering, maka langkah kedua melakukan perhitungan pada proses smoothing sebagai berikut. Proses smoothing untuk semua kemungkinan state saat,

20 38 Sehingga diperoleh smoothed probabilities sebagai berikut. Fungsi log likelihood dapat dituliskan sebagai Langkah terakhir, fungsi log likelihood tersebut dideferensialkan terhadap masing-masing parameter untuk mendapatkan nilai maksimum sebagai estimator. 1. Parameter

21 39 Selajutnya diperoleh, karena sehingga fungsi log likelihood tersebut maksimum. 2. Parameter

22 40 Selanjutnya diperoleh, karena sehingga fungsi log likelihood tersebut maksimum. 3. Parameter

23 41 Selanjutnya diperoleh, karena sehingga fungsi log likelihood tersebut maksimum. 4. Parameter

24 42 Selanjutnya diperoleh, karena sehingga fungsi log likelihood tersebut maksimum. 5. Parameter

25 43 Selanjutnya diperoleh, karena Jika diketahui sehingga fungsi log likelihood tersebut maksimum., maka untuk rantai Markov dengan 2 state, estimasi nilai probabilitas transisi dan dapat dihitung sebagai

26 44 6. Parameter 7. Parameter Sehingga diperoleh matriks transisi yaitu

27 45 dengan merupakan probabilitas transisi dari ke, merupakan probabilitas transisi dari ke, merupakan probabilitas transisi dari ke, dan merupakan probabilitas transisi dari ke. Jumlahan dari dan jumlahan dari. 4.3 Penerapan Kasus Deskripsi Data Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data harian nilai tukar jual yen Jepang terhadap rupiah yang diperoleh dari website Bank Indonesia [2] dan terlampir pada Lampiran 1. Data diambil pada hari Seninlibur nasional dimulai tanggal 1 Januari 2002 sampai 10 Oktober Gambar 4.1. Plot Nilai Tukar Rupiah terhadap Yen Plot data pada Gambar 4.1 memperlihatkan bahwa data tidak stasioner. Indikasi bahwa data tidak stasioner dapat diperkuat menggunakan plot ACF yang ditunjukkan pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 menunjukkan nilai ACF signifikan berbeda dengan nol dan turun secara perlahan menuju nol. Hal ini berarti data nilai tukar rupiah terhadap yen tidak stasioner.

28 46 Gambar 4.2. Plot ACF Nilai Tukar Rupiah terhadap Yen Log Return Data nilai tukar rupiah terhadap yen tidak stasioner sehingga perlu diubah ke bentuk log return untuk menstasionerkan data. Plot dari log return disajikan pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 memperlihatkan bahwa log return sudah stasioner. Hal ini diperkuat dengan menggunakan plot ACF yang ditunjukkan pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 menunjukkan nilai ACF turun secara cepat menuju nol sehingga log return sudah stasioner. Gambar 4.3. Plot Log Return Nilai Tukar Rupiah terhadap Yen

29 47 Gambar 4.4. Plot ACF Log Return Nilai Tukar Rupiah terhadap Yen Pembentukan Model ARMA Identifikasi Model Plot ACF pada Gambar 4.5 menunjukkan lag pertama keluar dari interval konfidensi dan plot PACF pada Gambar 4.6 menunjukkan lag pertama dan kedua keluar dari interval konfidensi. Dengan demikian, model yang mungkin untuk memodelkan log return adalah AR(1), AR(2), MA(1), ARMA(1,1), ARMA(2,1). Gambar 4.5. Plot ACF dari Data Log Return

30 48 Gambar 4.6. Plot PACF dari Data Log Return Estimasi Parameter Model Estimasi parameter model ARMA untuk data log return menggunakan metode kuadrat terkecil diperoleh bahwa model ARMA(1,1) dan ARMA(2,1) memiliki koefisien yang tidak signifikan. Sehingga model ARMA(1,1) dan ARMA(2,1) tidak dapat digunakan untuk memodelkan data log return. Hasil estimasi parameter model AR(1), AR(2), dan MA(1) menunjukkan nilai dan signifikan tidak sama dengan nol karena memiliki probabilitas yang kurang dari. Model ARMA yang mungkin cocok adalah model AR(1), AR(2), dan MA(1). Hasil estimasi parameter model ARMA dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Hasil Estimasi Parameter Model ARMA Variabel Koefisien Probabilitas AIC SC AR(1) -0, ,0000-6, , AR(2) -0, ,0000-0, ,0007-6, , MA(1) -0, ,0000-6, , ARMA(1,1) -0, ,0120 0, ,4024-6, , , ,0447 ARMA(2,1) -0, ,0028-6, , , ,1876

31 49 Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa model AR(2) memiliki nilai AIC dan SC terkecil di antara kedua model AR(1) dan MA(1). Oleh karena itu, model AR(2) dipilih sebagai model rata-rata bersyarat yang sesuai untuk data log return. Model AR(2) yang terbentuk seperti berikut dengan adalah log return pada waktu dan adalah residu pada waktu Uji Perubahan Struktur Pengujian perubahan struktur perlu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan struktur pada data nilai tukar rupiah terhadap yen. Hipotesis untuk menguji ada tidaknya perubahan struktur adalah sebagai berikut. : tidak terdapat perubahan struktur pada data nilai tukar rupiah terhadap yen : terdapat perubahan struktur pada data nilai tukar rupiah terhadap yen Pengujian tersebut dilakukan pada semua data nilai tukar rupiah terhadap yen. akan ditolak atau dapat dikatakan data mengalami perubahan struktur jika nilai probabilitas pada uji Chow Breakpoint menunjukkan nilai yang lebih kecil dari. Hasil yang didapatkan setelah melakukan uji Chow Breakpoint diperoleh data-data yang mengalami perubahan struktur dapat disajikan dalam Tabel 4.2. Tabel 4.2. Data yang Mengalami Perubahan Struktur No Data yang mengalami perubahan struktur November Mei September Januari Januari November Desember April Model MSAR Model yang diestimasi parameternya adalah model MSAR dari orde 1 sampai orde 5 untuk keempat data pada Tabel 4.2 yang mengalami perubahan struktur. Menurut Hamilton [13] orde demikian dikatakan telah layak untuk pemodelan proses autoregressive. Dalam pemodelan runtun waktu, proses AR(p)

32 50 merupakan proses short memory sehingga orde yang terlalu besar akan mengakibatkan model menjadi tidak efisien. State dalam model MSAR memiliki dua asumsi yaitu state hanya mempengaruhi mean dan state mempengaruhi mean dan variansi. Estimasi parameter dilakukan dengan metode MLE dikombinasikan dengan proses filtering dan smoothing. Estimasi parameter model MSAR pada data 12 November Mei 2003 dengan menggunakan bantuan software Eviews 8, diperoleh hasil estimasi yang disajikan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Estimasi Parameter Model MSAR Pada Data 12 November Mei 2003 Mean dipengaruhi state Model Parameter Koefisien Prob AIC SC MS(2)-AR(1) , ,2403-0, ,0005-5, ,0000 MS(2)-AR(2) -0, ,1021-7, , , ,0991 0, , , ,2494-0, ,0005-5, ,0000-0, ,1106 MS(2)-AR(3) -0, ,1159-7, , , ,3476 0, , MS(2)-AR(4) -0, ,0005-7, ,106502

33 51 0, ,1460 Model Parameter Koefisien Prob AIC SC -5, ,0000-0, ,0721 MS(2)-AR(4) -0, ,0879 0, ,7042-0, ,4331 0, , , ,8933-0, ,8953-5, ,0000-0, ,2681-7, , MS(2)-AR(5) -0, ,0411 0, ,2795-7, , , ,4504 0, ,3760 0, , Mean dan variansi dipengaruhi state MS(2)-AR(1) , ,2293-0, ,2680-5, ,0000 MS(2)-AR(2) -4, ,0000-7, , , ,1794-0, ,1282 0,825414

34 52 0, Model Parameter Koefisien Prob AIC SC MS(2)-AR(3) , ,0000-0, ,0000-8, ,0000-5, ,0000 MS(2)-AR(4) -0, ,0000-0, ,0000-7, , , ,0197-0, ,0000 0, , , ,2307-0, ,3160-5, ,0000-4, ,0000-0, ,1823 MS(2)-AR(5) -0, ,0519-7, , , ,3098-0, , Tabel 4.3 menunjukkan bahwa model MS(2)-AR( ) dengan asumsi state hanya mempengaruhi mean tidak ada yang signifikan sehingga dilakukan estimasi paramater lagi dengan asumsi state mempengaruhi mean dan variansi. Tabel 4.3

35 53 menunjukkan bahwa diperoleh model dengan parameter yang signifikan adalah model MS(2)-AR(4). Selanjutnya dilakukan uji diagnostik normalitas residual terhadap model MS(2)-AR(4) diperoleh nilai probabilitas 0, Nilai tersebut kurang dari sehingga residual tidak berdistribusi normal. Jadi model MS(2)-AR(4) tidak signifikan. Estimasi parameter model MSAR pada data 26 September Januari 2005 dengan menggunakan bantuan software Eviews 8, diperoleh hasil estimasi yang disajikan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Estimasi Parameter Model MSAR Pada Data 26 September Januari 2005 Mean dipengaruhi state Model Parameter Koefisien Prob AIC SC MS(2)-AR(1) , ,0126-0, ,0000-4, ,0000 MS(2)-AR(2) -0, ,0674-6, , , ,6972 0, , , ,0137-0, ,0000-4, ,0000 MS(2)-AR(3) MS(2)-AR(4) -0, ,0000 0, ,1574 0, ,5043 0, , , ,0166-0, ,0000-6, , , ,727033

36 54-4, ,0000 Model Parameter Koefisien Prob AIC SC -0, ,0000 0, ,1366 MS(2)-AR(4) 0, ,5010-6, , , ,0616 0, , MS(2)-AR(5) Mean dan variansi dipengaruhi state 0, ,0166-0, ,0000 MS(2)-AR(1) -4, ,0000-7, , , , MS(2)-AR(2) MS(2)-AR(3-0, ,6233 0, ,0114-3, ,0000-5, ,0000 0, ,3832-7, , , ,4014 0, ,2943 0, , MS(2)-AR(4) -0, ,

37 55 0, , Model Parameter Koefisien Prob AIC SC -5, , , MS(2)-AR(4) 0, , , , ,0263 0, ,6981-5, ,0000-3, ,0000 0, ,6225 MS(2)-AR(5) -0, ,2576-7, , , ,2640 0, ,2585 0, ,0404 0, , Tabel 4.4 menunjukkan bahwa model MS(2)-AR( ) dengan asumsi state hanya mempengaruhi mean dan asumsi state mempengaruhi mean dan variansi tidak ada yang signifikan. Estimasi parameter model MSAR pada data 7 Januari November 2008 dengan menggunakan bantuan software Eviews 8, diperoleh hasil estimasi yang disajikan pada Tabel 4.5.

38 56 Tabel 4.5 Hasil Estimasi Parameter Model MSAR Pada Data 7 Januari November 2008 Mean dipengaruhi state Model Parameter Koefisien Prob AIC SC MS(2)-AR(1) MS(2)-AR(2) MS(2)-AR(3) , ,3658 0, ,0000-4, ,0000 MS(2)-AR(4) -0, ,0001-0, ,0001-5, , , ,6897-0, ,0002 0, , MS(2)-AR(5) Mean dan variansi dipengaruhi state -0, ,5659 0, ,1717-4, ,0000 MS(2)-AR(1) -3, ,0000-6, , , ,0539 0, , MS(2)-AR(2) 0, ,1584-0, ,5308-6, ,022253

39 57-3, ,0000-4, ,0000 Model Parameter Koefisien Prob AIC SC -4, ,0000-0, ,0561 MS(2)-AR(2) -0, ,7536-6, , , , MS(2)-AR(3) , ,0530-0, ,1458-3, ,0000-4, ,0000 MS(2)-AR(4) -0, ,0459-0, ,5093-6, , , ,6744-0, ,0000 0, , , ,0240-0, ,0555-3, ,0000 MS(2)-AR(5) -5, ,0000-0, ,0240-6, , , ,3628-0, ,3531-0, ,0000

40 58-0, ,2866 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa model MS(2)-AR( ) dengan asumsi state hanya mempengaruhi mean dan asumsi state mempengaruhi mean dan variansi tidak ada yang signifikan. Estimasi parameter model MSAR pada data 30 Desember April 2009 dengan menggunakan bantuan software Eviews 8, diperoleh hasil estimasi yang disajikan pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Estimasi Parameter Model MSAR Pada Data 30 Desember April 2009 Mean dipengaruhi state Model Parameter Koefisien Prob AIC SC 0, ,8249-0, ,0002 MS(2)-AR(1) -3, ,0000-0, ,1030-4, , , , , ,0003-0, ,0171-4, ,0000 MS(2)-AR(2) -0, ,0000-5, , , ,0000 0, , , ,0636-0, ,8621 MS(2)-AR(3) -4, ,0000-5, , , ,9417-0, ,5237

41 59 0, ,0801 0, Model Parameter Koefisien Prob AIC SC MS(2)-AR(3) 0, , , , ,0799-9,95E-05 0,9467-4, ,0000 0, ,3277 MS(2)-AR(4) -0, ,3066-5, , , ,2903-0, ,9550 0, , MS(2)-AR(5) Mean dan variansi dipengaruhi state Model Parameter Koefisien Prob AIC SC MS(2)-AR(1) MS(2)-AR(2) MS(2)-AR(3) MS(2)-AR(4) MS(2)-AR(5) Tabel 4.6 menunjukkan bahwa model MS(2)-AR(2) dengan asumsi state hanya mempengaruhi mean signifikan. Selanjutnya melakukan uji diagnostik normalitas residual terhadap model MS(2)-AR(2) berdasarkan Lampiran 2 diperoleh nilai statistik uji Anderson-Darling adalah 0,410. Nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi sebesar 0,787, sehingga tidak ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa residu model MS(2)-AR(2) berdistribusi normal.

42 60 Selanjutnya melakukan uji independensi terhadap residu model MS(2)-AR(2) melalui uji Ljung Box. Statistik uji Ljung Box dapat dihitung sebagai Nilai sehingga tidak ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi terhadap residu model MS(2)- AR(2) Pemilihan Model Terbaik Pemilihan model terbaik dilakukan terhadap model yang telah lolos uji diagnostik dengan membandingkan nilai AIC dan SC dari masing-masing model. Karena hanya ada satu model yang lolos uji diagnostik, yaitu model MS(2)-AR(2), maka dapat dikatakan bahwa model terbaik adalah model MS(2)-AR(2) untuk data 30 Desember April Hasil estimasi parameter model MS(2)-AR(2) sebagai berikut. Sehingga model MS(2)-AR(2) dapat dituliskan sebagai dengan dan Hasil perhitungan nilai filtered dan smoothed probabilities dapat dilihat pada Lampiran 4. Nilai filtered dan smoothed probabilities tersebut digambarkan pada grafik sebagai berikut.

43 61 (a) (b) Gambar 4.7. Nilai filtered probabilities (a) dan (b) model MS(2) AR(2) Pada Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa berdasarkan pengamatan hingga waktu, probabilitas data nilai tukar rupiah terhadap yen untuk berada di state 2 (Gambar 4.7b) lebih besar daripada probabilitas untuk berada di state 1 (Gambar 4.7a). Ini disebabkan nilai filtered state lebih banyak mendekati 1 sedangkan nilai filtered state lebih banyak mendekati 0.

44 62 (a) (b) Gambar 4.8. Nilai smoothed probabilities (a) dan (b) model MS(2) -AR(2) Pada Gambar 4.8 dapat dilihat bahwa berdasarkan seluruh pengamatan, probabilitas data nilai tukar rupiah terhadap yen untuk berada di state 2 (Gambar 4.8b) lebih besar daripada probabilitas untuk berada di state 1 (Gambar 4.8a). Ini disebabkan nilai smoothed state lebih banyak mendekati 1 sedangkan nilai smoothed state lebih banyak mendekati 0. Jadi probabilitas nilai tukar rupiah terhadap yen mengalami depresiasi lebih besar daripada mengalami apresiasi.

45 63 Matriks transisi model MS(2)-AR(2) adalah Berdasarkan matriks probabilitas transisi dapat diketahui bahwa jika pada saat rupiah mengalami apresiasi, maka probabilitas rupiah pada saat mengalami apresiasi adalah dan probabilitas rupiah pada saat mengalami depresiasi adalah Rata-rata lama periode apresiasi adalah hari atau dengan kata lain rupiah akan mengalami apresiasi terhadap yen setiap 2 hari. Jika pada saat rupiah mengalami depresiasi, maka probabilitas rupiah pada saat mengalami depresiasi adalah dan probabilitas rupiah pada saat mengalami apresiasi adalah Rata-rata lama periode depresiasi adalah hari atau dengan kata lain rupiah akan mengalami depresiasi terhadap yen setiap 5 hari. Model untuk data sebelum dan sesudah tanggal 30 Desember April 2009 yang tidak mengalami perubahan struktur yaitu data 1 Januari Desember 2008 dan data 15 April Oktober 2013 tidak menggunakan model MSAR tetapi dapat dimodelkan dengan model runtun waktu yang lain.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Engle [7] melakukan penelitian mengenai model yang mengatasi efek heteroskedastisitas yaitu model autoregressive conditional heteroskedasticity (ARCH) yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 nilai tukar kurs euro terhadap rupiah

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 nilai tukar kurs euro terhadap rupiah BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Gambar 4.1 memperlihatkan bahwa data berfluktuasi dari waktu ke waktu. Hal ini mengindikasikan bahwa data tidak stasioner baik dalam rata-rata maupun variansi. Gambar

Lebih terperinci

BAB III MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE (MSAR)

BAB III MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE (MSAR) 25 BAB III (MSAR) 3.1 Model Markov Switching Autoregressive Model runtun waktu Markov Switching Autoregressive adalah salah satu model runtun waktu yang merupakan perluasan dari model Autoregressive (AR).Ide

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR HARGA MINYAK

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR HARGA MINYAK PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR HARGA MINYAK oleh APRILIA AYU WIDHIARTI M0111010 SKRIPSI ditulis dan diajukan

Lebih terperinci

PEMODELAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE

PEMODELAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE PEMODELAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE asa M arga ro) C ng Semara SKRIPSI Oleh : FIQRIA DEVI ARIYANI 24010210120021 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2014 PEMODELAN

Lebih terperinci

PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH. Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNS

PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH. Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNS S-9 PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si Jurusan Matematika FMIPA UNS ABSTRAK. Pada data finansial sering terjadi keadaan leverage effect,

Lebih terperinci

MODEL LAJU PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH (IDR) TERHADAP POUNDSTERLING (GBP) DENGAN METODE MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE (MSAR)

MODEL LAJU PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH (IDR) TERHADAP POUNDSTERLING (GBP) DENGAN METODE MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE (MSAR) Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 56 64 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND MODEL LAJU PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH (IDR) TERHADAP POUNDSTERLING (GBP) DENGAN METODE MARKOV SWITCHING

Lebih terperinci

PEMODELAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE

PEMODELAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE ISSN: 23392541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 381 390 Online di: http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE Fiqria Devi Ariyani

Lebih terperinci

PEMODELAN TINGKAT INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY

PEMODELAN TINGKAT INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman 103-111 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN TINGKAT INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Menurut Fahmi dan Hadi (2009) investasi merupakan suatu bentuk pengelolaan dana guna memberikan keuntungan dengan cara menempatkan dana tersebut pada alokasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 bertempat di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

PEMODELAN TINGKAT INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY

PEMODELAN TINGKAT INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY PEMODELAN TINGKAT INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY SKRIPSI Disusun Oleh: OMY WAHYUDI 24010210110006 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

MODEL KRISIS PASAR MODAL DI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING TGARCH (MS-TGARCH) DUA STATE BERDASARKAN INDIKATOR IHSG

MODEL KRISIS PASAR MODAL DI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING TGARCH (MS-TGARCH) DUA STATE BERDASARKAN INDIKATOR IHSG MODEL KRISIS PASAR MODAL DI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING TGARCH (MS-TGARCH) DUA STATE BERDASARKAN INDIKATOR IHSG Oleh ALFI NUR DINA NIM M0110002 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR PERTUMBUHAN KREDIT DOMESTIK

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR PERTUMBUHAN KREDIT DOMESTIK PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR PERTUMBUHAN KREDIT DOMESTIK oleh PITANINGSIH NIM. M0110064 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR RASIO CADANGAN INTERNASIONAL TERHADAP M2 (UANG BEREDAR)

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR RASIO CADANGAN INTERNASIONAL TERHADAP M2 (UANG BEREDAR) PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR RASIO CADANGAN INTERNASIONAL TERHADAP M2 (UANG BEREDAR) oleh DIAH PUTRI UTAMI NIM. M0110018 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PEMODELAN MARKOV SWITCHING DENGAN TIME-VARYING TRANSITION PROBABILITY

PEMODELAN MARKOV SWITCHING DENGAN TIME-VARYING TRANSITION PROBABILITY ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman 603-610 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN MARKOV SWITCHING DENGAN TIME-VARYING TRANSITION PROBABILITY

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR HARGA MINYAK

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR HARGA MINYAK PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR HARGA MINYAK oleh APRILIA AYU WIDHIARTI M0111010 SKRIPSI ditulis dan diajukan

Lebih terperinci

PEMODELAN MARKOV SWITCHING DENGAN TIME-VARYING TRANSITION PROBABILITY

PEMODELAN MARKOV SWITCHING DENGAN TIME-VARYING TRANSITION PROBABILITY PEMODELAN MARKOV SWITCHING DENGAN TIME-VARYING TRANSITION PROBABILITY SKRIPSI Disusun oleh: ANGGITA PURI SAVITRI 24010212140037 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING UNTUK MENDETEKSI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR M2 MULTIPLIER

GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING UNTUK MENDETEKSI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR M2 MULTIPLIER GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING UNTUK MENDETEKSI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR M2 MULTIPLIER oleh YUNIAS AFIFAH ANAS NUR PAMUNGKAS NIM. M0111086 SKRIPSI ditulis dan

Lebih terperinci

Jurnal Jilid 7, No. 2, 2017, Hal ISSN

Jurnal Jilid 7, No. 2, 2017, Hal ISSN Jurnal LOG!K@, Jilid 7, No. 2, 2017, Hal. 112-121 ISSN 1978 8568 PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY (SWARCH) BERDASARKAN

Lebih terperinci

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n SBAB III MODEL VARMAX 3.1. Metode Analisis VARMAX Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n dengan variabel random Z n yang dapat dipandang sebagai variabel random berdistribusi

Lebih terperinci

Anis Nur Aini, Sugiyanto, dan Siswanto Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta

Anis Nur Aini, Sugiyanto, dan Siswanto Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta MENDETEKSI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR SIMPANAN BANK, NILAI TUKAR RIIL, DAN NILAI TUKAR PERDAGANGAN Anis Nur Aini, Sugiyanto,

Lebih terperinci

BAB III THRESHOLD AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROCEDASTICTY (TARCH) Proses TARCH merupakan modifikasi dari model ARCH dan GARCH.

BAB III THRESHOLD AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROCEDASTICTY (TARCH) Proses TARCH merupakan modifikasi dari model ARCH dan GARCH. BAB III THRESHOLD AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROCEDASTICTY (TARCH) 3.1. Model TARCH Proses TARCH merupakan modifikasi dari model ARCH dan GARCH. Pada proses ini nilai residu yang lebih kecil dari nol

Lebih terperinci

Pemodelan ARIMA Non- Musim Musi am

Pemodelan ARIMA Non- Musim Musi am Pemodelan ARIMA Non- Musimam ARIMA ARIMA(Auto Regresif Integrated Moving Average) merupakan suatu metode analisis runtun waktu(time series) ARIMA(p,d,q) Dengan AR : p =orde dari proses autoreggresif I

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA DENGAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING PADA INDIKATOR IMPOR, EKSPOR, DAN CADANGAN DEVISA

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA DENGAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING PADA INDIKATOR IMPOR, EKSPOR, DAN CADANGAN DEVISA PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA DENGAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING PADA INDIKATOR IMPOR, EKSPOR, DAN CADANGAN DEVISA Vivi Rizky Aristina Suwardi, Sugiyanto, dan Supriyadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, akan dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data runtun waktu. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data

Lebih terperinci

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 110 117 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

Lebih terperinci

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia Oleh : Pomi Kartin Yunus 1306030040 Latar Belakang Industri manufaktur yang berkembang pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau memprediksi nilai suatu perolehan data di masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. atau memprediksi nilai suatu perolehan data di masa yang akan datang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Time Series atau deret waktu merupakan barisan suatu nilai pengamatan yang diukur dalam rentang waktu tertentu dalam interval waktu yang sama. Analisis data deret waktu

Lebih terperinci

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA 1) Nurul Latifa Hadi 2) Artanti Indrasetianingsih 1) S1 Program Statistika, FMIPA, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2)

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini, dibahas mengenai model Vector Error Correction (VEC),

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini, dibahas mengenai model Vector Error Correction (VEC), BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini, dibahas mengenai model Vector Error Correction (VEC), prosedur pembentukan model Vector Error Correction (VEC), dan aplikasi model Vector Error Correction (VEC) pada penutupan

Lebih terperinci

PEMODELAN MARKOV SWITCHING VECTOR AUTOREGRESSIVE (MSVAR) Hayuk Permatasari, Budi Warsito 2, Sugito 3

PEMODELAN MARKOV SWITCHING VECTOR AUTOREGRESSIVE (MSVAR) Hayuk Permatasari, Budi Warsito 2, Sugito 3 ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 421-430 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN MARKOV SWITCHING VECTOR AUTOREGRESSIVE (MSVAR) Hayuk

Lebih terperinci

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI LULIK PRESDITA W 1207 100 002 APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI 1 Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes BAB I PENDAHULUAN 2 LATAR BELAKANG 1. Stabilitas ekonomi dapat dilihat

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN DINI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DENGAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR KONDISI PERBANKAN

PENDETEKSIAN DINI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DENGAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR KONDISI PERBANKAN PENDETEKSIAN DINI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DENGAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR KONDISI PERBANKAN (Studi Kasus Pada Indikator Selisih Suku Bunga Pinjaman

Lebih terperinci

PEMODELAN TIME SERIES DENGAN PROSES ARIMA UNTUK PREDIKSI INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DI PALU SULAWESI TENGAH

PEMODELAN TIME SERIES DENGAN PROSES ARIMA UNTUK PREDIKSI INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DI PALU SULAWESI TENGAH JIMT Vol. 12 No. 2 Desember 2016 (Hal 149-159) ISSN : 2450 766X PEMODELAN TIME SERIES DENGAN PROSES ARIMA UNTUK PREDIKSI INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DI PALU SULAWESI TENGAH 1 Y. Wigati, 2 Rais, 3 I.T.

Lebih terperinci

BAB III NONLINEAR GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY (N-GARCH)

BAB III NONLINEAR GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY (N-GARCH) BAB III NONLINEAR GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY (N-GARCH) 3.1 Proses Nonlinear Autoregressive Conditional Heteroskedasticity (N-ARCH) Model Nonlinear Autoregressive Conditional

Lebih terperinci

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari BAB III MODEL STATE-SPACE 3.1 Representasi Model State-Space Representasi state space dari suatu sistem merupakan suatu konsep dasar dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan

Lebih terperinci

MODEL EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT-WINTER DAN MODEL SARIMA UNTUK PERAMALAN TINGKAT HUNIAN HOTEL DI PROPINSI DIY SKRIPSI

MODEL EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT-WINTER DAN MODEL SARIMA UNTUK PERAMALAN TINGKAT HUNIAN HOTEL DI PROPINSI DIY SKRIPSI MODEL EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT-WINTER DAN MODEL SARIMA UNTUK PERAMALAN TINGKAT HUNIAN HOTEL DI PROPINSI DIY SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III MODEL ARIMAX DENGAN EFEK VARIASI KALENDER

BAB III MODEL ARIMAX DENGAN EFEK VARIASI KALENDER 21 BAB III MODEL ARIMAX DENGAN EFEK VARIASI KALENDER 3.1 Model Variasi Kalender Liu (Kamil 2010: 10) menjelaskan bahwa untuk data runtun waktu yang mengandung efek variasi kalender, dituliskan pada persamaan

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN DINI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DENGAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR KONDISI PERBANKAN

PENDETEKSIAN DINI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DENGAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR KONDISI PERBANKAN PENDETEKSIAN DINI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DENGAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR KONDISI PERBANKAN (Studi Kasus pada Indikator Selisih Suku Bunga Pinjaman

Lebih terperinci

BAB 3 SMOOTH TRANSITON AUTOREGRESSIVE. waktu nonlinear yang merupakan perluasan dari model Autoregressive (AR).

BAB 3 SMOOTH TRANSITON AUTOREGRESSIVE. waktu nonlinear yang merupakan perluasan dari model Autoregressive (AR). BAB 3 SMOOTH TRANSITON AUTOREGRESSIVE 3.1. Model Smooth Transition Autoregressive Model Smooth Transition Autoregressive adalah salah satu model runtun waktu nonlinear yang merupakan perluasan dari model

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang II.. TINJAUAN PUSTAKA Indeks Harga Konsumen (IHK Menurut Monga (977 indeks harga konsumen adalah ukuran statistika dari perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang didapatkan.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Eksplorasi Data

HASIL DAN PEMBAHASAN. Eksplorasi Data 5 korelasi diri, dan plot korelasi diri parsial serta uji Augmented Dickey- Fuller b. Identifikasi Model dengan metode Box-Jenkins c. Pemutihan deret input d. Pemutihan deret output berdasarkan hasil pemutihan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. nonstasioneritas, Autocorrelation Function (ACF) dan Parsial Autocorrelation

BAB II LANDASAN TEORI. nonstasioneritas, Autocorrelation Function (ACF) dan Parsial Autocorrelation BAB II LANDASAN TEORI Pada Bab II akan dijelaskan pengertian-pengertian dasar yang digunakan sebagai landasan pembahasan pada bab selanjutnya yaitu peramalan data runtun waktu (time series), konsep dasar

Lebih terperinci

Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Desy Yuliana Dalimunthe Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RAMALAN MODEL TARCH DAN EGARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH

PERBANDINGAN RAMALAN MODEL TARCH DAN EGARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH PERBANDINGAN RAMALAN MODEL TARCH DAN EGARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH Oleh RETNO HESTININGTYAS M0106061 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

PENERAPAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING

PENERAPAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING PENERAPAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING DALAM PENDETEKSIAN DINI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR M1, M2 PER CADANGAN DEVISA, DAN M2 MULTIPLIER Esteti Sophia Pratiwi,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 27 PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

MODEL NILAI TUKAR DOLAR KANADA TERHADAP RUPIAH MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING GARCH

MODEL NILAI TUKAR DOLAR KANADA TERHADAP RUPIAH MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING GARCH MODEL NILAI TUKAR DOLAR KANADA TERHADAP RUPIAH MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING GARCH oleh YUNITA EKASARI NIM. M0108072 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

KAJIAN METODE JACKKNIFE DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN PARAMETER ARMA(p,q)

KAJIAN METODE JACKKNIFE DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN PARAMETER ARMA(p,q) UJIAN TUGAS AKHIR KAJIAN METODE JACKKNIFE DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN PARAMETER ARMA(p,q) Disusun oleh : Novan Eko Sudarsono NRP 1206.100.052 Pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes Dra.Laksmi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu proses, mencari kebenaran dan menghasilkan kebenaran.

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu proses, mencari kebenaran dan menghasilkan kebenaran. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis / Pendekatan Penelitian Penelitian dan ilmu pengetahuan mempunyai kaitan yang erat keduanya merupakan suatu proses, mencari kebenaran dan menghasilkan kebenaran. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Unit Analisis dan Ruang Lingkup Penelitian. yang berupa data deret waktu harga saham, yaitu data harian harga saham

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Unit Analisis dan Ruang Lingkup Penelitian. yang berupa data deret waktu harga saham, yaitu data harian harga saham 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Unit Analisis dan Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1. Objek Penelitian Objek sampel data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data deret waktu harga saham,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR IMPOR DAN EKSPOR MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR IMPOR DAN EKSPOR MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR IMPOR DAN EKSPOR MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING Sisca Rahma Dwi, Sugiyanto, dan Yuliana Susanti Program Studi

Lebih terperinci

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) Greis S. Lilipaly ), Djoni Hatidja ), John S. Kekenusa ) ) Program Studi Matematika FMIPA UNSRAT Manado

Lebih terperinci

TEKNIK PERAMALAN DENGANMODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONALHETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi KasusPada PT. Astra Agro Lestari Indonesia Tbk)

TEKNIK PERAMALAN DENGANMODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONALHETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi KasusPada PT. Astra Agro Lestari Indonesia Tbk) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 02, No. 2 (2013), hal 71 78. TEKNIK PERAMALAN DENGANMODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONALHETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi KasusPada PT. Astra Agro Lestari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu ln return, volatilitas, data runtun waktu, kestasioneran, uji

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu ln return, volatilitas, data runtun waktu, kestasioneran, uji 35 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada Bab II akan dibahas konsep-konsep yang menjadi dasar dalam penelitian ini, yaitu ln return, volatilitas, data runtun waktu, kestasioneran, uji ACF, uji PACF, uji ARCH-LM,

Lebih terperinci

BAB III INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROCEDASTICITY (IGARCH)

BAB III INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROCEDASTICITY (IGARCH) BAB III INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROCEDASTICITY (IGARCH) 3.1 Proses IGARCH Saat mengestimasi model GARCH, sering ditemukan bahwa jumlah koefisien parameter selalu sama dengan

Lebih terperinci

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 25 32 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA RUNTUK WAKTU PADA DATA PRODUKSI SUSU SAPI DI AMERIKA SEJAK TAHUN

PEMODELAN DATA RUNTUK WAKTU PADA DATA PRODUKSI SUSU SAPI DI AMERIKA SEJAK TAHUN PEMODELAN DATA RUNTUK WAKTU PADA DATA PRODUKSI SUSU SAPI DI AMERIKA SEJAK TAHUN 1962 1975 Jantini Trianasari Natangku dan Fitria Puspitoningrum Mahasiswa Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

Model Hibrida ARIMA dan Fuzzy Time Series Markov Chain

Model Hibrida ARIMA dan Fuzzy Time Series Markov Chain SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Model Hibrida ARIMA dan Fuzzy Time Series Markov Chain Dennis Frisca Ayudya, Dewi Retno Sari Saputro Program Studi Matematika Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins

Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins Ari Pani Desvina 1, Melina Anggriani 2,2 Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl. HR.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri,1984). Setiap kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU Kelas A Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins No Nama Praktikan Nomor Mahasiswa Tanggal Pengumpulan 1 29 Desember 2010 Tanda Tangan Praktikan

Lebih terperinci

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA PENDAHULUAN Prediksi data runtut waktu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saham adalah surat berharga yang menjadi bukti seseorang berinvestasi pada suatu perusahaan. Harga saham selalu mengalami perubahan harga atau biasa disebut

Lebih terperinci

Contoh Analisis Deret Waktu: BJSales

Contoh Analisis Deret Waktu: BJSales Contoh Analisis Deret Waktu: BJSales Untuk contoh analisis deret waktu ini, kita menggunakan data BJsales. Data ini adalah data tahunan dan dapat dengan mengetikkan BJsales pada konsul R. 1 Plot Data Plot

Lebih terperinci

KAJIAN METODE BOOTSTRAP DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN MODEL ARMA (p,q)

KAJIAN METODE BOOTSTRAP DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN MODEL ARMA (p,q) SIDANG TUGAS AKHIR KAJIAN METODE BOOTSTRAP DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN MODEL ARMA (p,q) Disusun oleh : Ratna Evyka E.S.A NRP 1206.100.043 Pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes Dra.Laksmi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan oleh pihak lain selain dari penelitian itu sendiri. Jenis data yang dipakai

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan oleh pihak lain selain dari penelitian itu sendiri. Jenis data yang dipakai 24 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis dan Sumber Data Menurut Sekaran (2003), data sekunder merupakan informasi yang dikumpulkan oleh pihak lain selain dari penelitian itu sendiri. Jenis data yang dipakai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan metode ARIMA box jenkins untuk meramalkan kebutuhan bahan baku. 2.1. Peramalan Peramalan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stasioner Analisis ARIMA Autoregressive Integrated Moving Average umumnya mengasumsikan bahwa proses umum dari time series adalah stasioner. Tujuan proses stasioner adalah rata-rata,

Lebih terperinci

Metode Box - Jenkins (ARIMA)

Metode Box - Jenkins (ARIMA) Metode Box - Jenkins (ARIMA) Metode peramalan saat ini cukup banyak dengan berbagai kelebihan masing-masing. kelebihan ini bisa mencakup variabel yang digunakan dan jenis data time seriesnya. nah, dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berikut teori-teori yang mendukung penelitian ini, yaitu konsep dasar peramalan, konsep dasar deret waktu, proses stokastik, proses stasioner, fungsi autokovarians (ACVF) dan fungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan satu definisi variabel operasional yaitu ratarata temperatur bumi periode tahun 1880 sampai dengan tahun 2012. 3.2 Jenis dan

Lebih terperinci

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Vol. 9, No., 9-5, Januari 013 Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Fitriani, Erna Tri Herdiani, M. Saleh AF 1 Abstrak Dalam analisis deret waktu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Iklim Iklim ialah suatu keadaan rata-rata dari cuaca di suatu daerah dalam periode tertentu. Curah hujan ialah suatu jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah pada kurun waktu

Lebih terperinci

UNNES Journal of Mathematics

UNNES Journal of Mathematics UJM 5 (1) (2016) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm ANALISIS PERBANDINGAN MENGGUNAKAN ARIMA DAN BOOTSTRAP PADA PERAMALAN NILAI EKSPOR INDONESIA Ari Cynthia, Sugiman,

Lebih terperinci

AUTOREGRESSIVE (MSVAR) SKRIPSI

AUTOREGRESSIVE (MSVAR) SKRIPSI PEMODELAN MARKOV SWITCHING VECTOR AUTOREGRESSIVE (MSVAR) SKRIPSI Disusun Oleh: HAYUK PERMATASARI 24010210130066 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014 PEMODELAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) Liana Kusuma Ningrum dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN VOLATILITAS ARCH-GARCH DALAM KELOMPOK SAHAM LQ 45 ABSTRACT

PERHITUNGAN VALUE AT RISK HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN VOLATILITAS ARCH-GARCH DALAM KELOMPOK SAHAM LQ 45 ABSTRACT PERHITUNGAN VALUE AT RISK HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN VOLATILITAS ARCH-GARCH DALAM KELOMPOK SAHAM LQ 45 Boy A Lumban Gaol 1, Tumpal Parulian Nababan 2, Haposan Sirait 2 1 Mahasiswa Program Studi S1

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE VaR(Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT.TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M

PENGGUNAAN METODE VaR(Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT.TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M PENGGUNAAN METODE VaR(Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT.TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M Oleh: NURKHOIRIYAH 1205100050 Dosen Pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes. 1 Latar

Lebih terperinci

BAB III ASYMMETRIC POWER AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (APARCH) Asymmetric Power Autoregressive Conditional Heteroscedasticity

BAB III ASYMMETRIC POWER AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (APARCH) Asymmetric Power Autoregressive Conditional Heteroscedasticity BAB III ASYMMETRIC POWER AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (APARCH) 3.1 Proses APARCH Asymmetric Power Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (APARCH) diperkenalkan oleh Ding, Granger

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii v ix x xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

Seasonal ARIMA adalah model ARIMA yang mengandung faktor musiman.

Seasonal ARIMA adalah model ARIMA yang mengandung faktor musiman. Definisi Seasonal ARIMA adalah model ARIMA yang mengandung faktor musiman. Musiman berarti kecenderungan mengulangi pola tingkah gerak dalam periode musim, biasanya satu tahun untuk data bulanan. Karena

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan data

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan data BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE VaR (Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT. TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M

PENGGUNAAN METODE VaR (Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT. TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M PENGGUNAAN METODE VaR (Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT. TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M Oleh: Nurkhoiriyah 1205100050 Dosen pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, M. Kes. Jurusan

Lebih terperinci

MEAN SQUARE DEVIATION PROBABILITY. Abstrak. Kata kunci: markov switching, smoothed probability, mean square deviation probability

MEAN SQUARE DEVIATION PROBABILITY. Abstrak. Kata kunci: markov switching, smoothed probability, mean square deviation probability MEA SQUARE DEVIAIO PROBABILIY MUHAMMAD FAJAR Abstrak Dalam penelitian ini, penulis mengusulkan ukuran kebaikan model markov switching (new criteria for markov switching model) yang mengakomodir nilai probabilitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel ARIMA menggunakan variabel dependen harga saham LQ45 dan variabel independen harga saham LQ45 periode sebelumnya, sedangkan ARCH/GARCH menggunakan variabel dependen

Lebih terperinci

Meganisa Setianingrum, Sugiyanto, Etik Zukhronah Prodi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta

Meganisa Setianingrum, Sugiyanto, Etik Zukhronah Prodi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta PENDETEKSIAN DINI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR OUTPUT RIIL, KREDIT DOMESTIK PER PDB, DAN IHSG Meganisa Setianingrum, Sugiyanto,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari BEI. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data harian yang dimulai dari 3 Januari 2007

Lebih terperinci

MODEL KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR RASIO CADANGAN INTERNASIONAL TERHADAP M2

MODEL KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR RASIO CADANGAN INTERNASIONAL TERHADAP M2 MODEL KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR RASIO CADANGAN INTERNASIONAL TERHADAP M2 oleh ERNA MUSTIKASARI NIM. M0111030 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Distribusi Eksponensial Distribusi eksponensial adalah distribusi yang paling penting dan paling sederhana kegagalan mesin penghitung otomatis dan kegagalan komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. statistika sebagai dasar analisis atau perancangan yang menyangkut olah data

BAB I PENDAHULUAN. statistika sebagai dasar analisis atau perancangan yang menyangkut olah data BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari sesungguhnya statistika telah banyak dipakai meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana. Sekarang ini ilmu statistika telah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: krisis perbankan, bank deposits, SWARCH, dua state, tiga state. iii

ABSTRAK. Kata kunci: krisis perbankan, bank deposits, SWARCH, dua state, tiga state. iii ii ABSTRAK Ihsan Fathoni Amri. 2016. PENDETEKSIAN KRISIS PERBANKAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR BANK DEPOSITS. Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL SKRIPSI

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL SKRIPSI MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL SKRIPSI Oleh : WINDA FAATI KARTIKA J2E 006 039 PRODI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN ANALISIS VAR

STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN ANALISIS VAR Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

MODEL MARKOV SWITCHING EGARCH PADA NILAI TUKAR EURO TERHADAP RUPIAH

MODEL MARKOV SWITCHING EGARCH PADA NILAI TUKAR EURO TERHADAP RUPIAH MODEL MARKOV SWITCHING EGARCH PADA NILAI TUKAR EURO TERHADAP RUPIAH oleh NANDA PUTRI MONALISA M0108057 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

Lebih terperinci

ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA

ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA FATHIN FAHIMAH 226133 DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M.Eng.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN C BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mencoba meramalkan jumlah penumpang kereta api untuk masa yang akan datang berdasarkan data volume penumpang kereta api periode Januari 994-Februari 203

Lebih terperinci