THE RELATIONSHIP BETWEEN NEGLECTFUL PARENTING OF PARENTS WITH SELF REGULATED LEARNING OF SENIOR HIGH SCHOOL STUDENT. Nurul Hidayati.
|
|
- Widya Salim
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2
3 THE RELATIONSHIP BETWEEN NEGLECTFUL PARENTING OF PARENTS WITH SELF REGULATED LEARNING OF SENIOR HIGH SCHOOL STUDENT Nurul Hidayati Uly Gusniarti ABSTRACT This study aimed to determine the relationship between neglectul parenting of parents and self regulated learning of senior high school students. The hypotesis said that there was a negative correration between neglectful parenting of parents with self regulated learning of senior high school student. The subject in this study were 70 of senior high school students. The instrument used in this study made based on theory and aspect of neglectful parenting by Hurlock and self regulated learning by Zimmerman. The result from hypotesis analysis using product moment by pearson showed that there is a significant correlation between neglectful parenting of parents with self regulated learning of senior high school students, so the hypotesis was accepted. Key Word : Neglectul parenting, Self regulated learning, Senior high school students
4 PENGANTAR Latar Belakang Masalah Setiap manusia akan mengalami perubahan perkembangan dari masa ke masa, perubahan tersebut dimulai dari masa anak-anak menuju masa kesewasaan. Perkembangan itu sendiri memiliki tahapan atau masanya masing-masing, salah satu tahap perkembangan yang pasti kita lalui adalah masa remaja. Masa remaja disebut juga dengan masa transisi, yakni tahap dimana perkembangan seseorang mengalami perubahan dari masa anak-anak menuju masa kedewasan yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Savira & Suharsono (2013) mengatakan bahwa masa remaja dianggap sebagai masa periode transisi yaitu masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. Menurut tahap perkembangan Piaget, remaja memasuki tahap dimana perkembangan aspek kognitifnya mencapai taraf operasi formal. Yakni tahap dimana remaja akan memperoleh kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan mampu menarik kesimpulan dari informasi yang ada. Pada tahapan ini individu dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti yang logis, serta nilai-nilai. Rentang umur remaja adalah tahun, sedangkan rata-rata umur siswa menengah atas adalah tahun, menurut tahap perkembangan Piget siswa menengah atas termasuk dalam tahap perkembangn operasi formal. Pada tahap ini remaja memiliki keinginan untuk sukses dalam kehidupanya, biasanya remaja mempunyai cita-cita dan idealisme yang tinggi. Salah satu tugas perkembangan remaja adalah mengembangkan kemampuan intelektual dan
5 menjadi orang yang berpendidikan serta mempunyai motif untuk berprestasi yang tinggi. Mulai tahun pelajaran 2013/2014 pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang kurikulum Kurikulum ini menerapkan pembelajaran berbasis aktivitas, dimana dengan adanya kurikulum ini mampu membentuk remaja yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui penguatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terintegrasi. Untuk itu siswa dituntut untuk lebih kreatif, aktif serta lebih pintar dalam mengelola waktu belajarnya. Sikap yang demikian sangat mempengaruhi prestasi belajar anak, dengan munculnya daya kreatif dan pengelolaan waktu belajar yang tepat akan mempengaruhi motivasi belajar anak. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan mempengaruhi sikapnya dalam belajar, siswa akan lebih giat untuk belajar dan lebih bertanggung jawab dengan jam belajarnya. Oleh karena itu sangat diharapkan siswa-siswi mampu mengatur dan mengarahkan dirinya dalam proses belajar yang baik dan benar. Dalam istilah psikologi, hal ini biasa dikenal dengan istilah self regulated learning. Menurut Boekaerts dkk (2006) self regulated learning adalah proses aktif dan konstruktif dengan jalan siswa menetapkan tujuan untuk proses belajarnya dan berusaha untuk memonitor, meregulasi, dan mengontrol kognisi, motivasi, dan perilaku, yang kemudian semuanya diarahkan dan didorong oleh tujuan dan disesuaikan dengan konteks lingkungan. Adanya self regulated learning yang baik pada siswa, dapat mendorong siswa untuk lebih semangat dalam belajar, yang tentunya akan berdampak juga pada prestasi belajar yang baik.
6 Sebaliknya, adanya self regulated learning yang rendah pada siswa akan berdampak pula pada rendahnya motivasi siswa dalam belajar, sehingga memungkinkan pencapaian prestasi belajar yang kurang maksimal. Menurut Santrock (Alfiana, 2013) siswa yang memiliki kemampuan self-regulated learning menunjukan karateristik mengatur tujuan belajar untuk mengembangkan ilmu dan meningkatkan motivasi, dapat mengendalikan emosi sehingga tidak mengganggu kegiatan pembelajaran, memantau secara periodic kemajuan target belajar, mengevaluasinya dan membuat adaptasi yang diperlukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Zimmerman (1989) bahwa individu yang memiliki self regulated learning merupakan individu yang aktif secara metakognisi, motivasi, dan perilaku di dalam proses belajarnya. Menurut Santrock (2003) siswa yang memiliki kemampuan self-regulated learning menunjukan karateristik mengatur tujuan belajar untuk mengembangkan ilmu dan meningkatkan motivasi, dapat mengendalikan emosi sehingga tidak mengganggu kegiatan pembelajaran, memantau secara periodik kemajuan target belajar, mengevaluasinya dan membuat adaptasi yang diperlukan sehingga menunjang dalam prestasi. Pekrun dkk (2002) telah mengkaji bagaimana pengaruh self regulated learning terhadap emosi emosi akademik yang akhirnya dapat berpengaruh terhadap meningkatnya prestasi akademik anak. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya self regulated learning pada siswa, diantaranya ialah faktor pribadi, faktor perilaku, dan faktor lingkungan. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang dianggap sangat mempengaruhi siswa dalam mengarahkan proses belajar. Faktor lingkungan ini
7 salah satunya bisa diperoleh dari lingkungan keluarga, terutama orang tua. Martinez Pons (1996) telah mengkaji self regulated learning berdasarkan keterlibatan orang tua terhadap prestasi akademik. Hasilnya menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dapat meningkatkan self regulated learning anaknya sehingga prestasi akademiknya meningkat. Menurut Hurlock (Santi, 2013) perlakuan orang tua terhadap anaknya dapat mempengaruhi bagaimana anak itu memandang, menilai, dan mempengaruhi sikap anak tersebut terhadap orang tua serta mempengaruhi kualitas hubungan yang berkembang diantara mereka. Selain mengalami pertumbuhan fisik, seorang anak juga mengalami perkembangan dalam hal intelektual. Kemampuan intelektual anak memungkinkan untuk menilai pengalaman dengan pandangan yang baru. Cara memandang yang baru itu tidak hanya ditunjukkan pada lingkungan sekitarnya saja, melainkan juga pada dirinya sendiri dan orang tuanya. Orang tua memiliki kewajiban untuk mendidik anak-anaknya, sehingga diharapkan ayah ataupun ibu dapat menjalankan peran masing-masing dengan sebaik-baiknya. Kasih sayang orang tua sangat diperlukan dalam mendidik anak dan akan berdampak pada perkembangan anak. Termasuk dalam perkembangan pendidikan anak itu sendiri, kasih sayang yang diberikan orang tua dapat berupa perhatian orang tua yang memperhatikan kegiatan anak dalam kegiatan sehari-hari terutama dalam kegiatan belajar anak. Perhatian tersebut dapat diberikan oleh orang tua dengan melakukan hal-hal kecil yang dapat menumbuhkan rasa nyaman kepada anak.
8 Contoh lain dari bentuk perhatian orang tua bisa berupa menanyakan kepada anaknya tentang pelajaran yang telah diberikan di sekolah, menanyakan ada tidaknya tugas sekolah, menemani anak saat belajar, memberi pujian kepada anak ketika mendapat nilai bagus dan membantu anak bila mengalami kesulitan belajar. Dengan adanya perhatian tersebut, diharapkan dapat memunculkan motivasi belajar yang tinggi pada anak. Sehingga tanpa disuruh anak memiliki kemandirian dan tanggung jawab dalam proses belajarnya. Terkadang, tidak semua orang tua memiliki waktu untuk bisa memberikan perhatiannya kepada anak-anak mereka. Pola asuh pada orang tua yang kurang memperhatikan perkembangan anaknya, bisa disebut juga dengan pola asuh permisif. Pola asuh permisif merupakan perilaku dimana orang tua kurang memberikan perhatian terhadap anak-anak mereka. Biasanya pola asuh permisif ditandai dengan adanya kebebasan untuk melakukan kegiatan apapun dan berperilaku sesuai dengan keinginan anak serta kurangnya kontrol orang tua terhadap kegiatan yang anak lakukan. Orang tua dengan pola asuh permisif biasanya kurang memberikan pengarahan dan tuntutan kepada anak, serta semua keputusan diserahkan kepada anak. Bahkan orang tua jarang memberikan bimbingan dan melakukan peranya dalam perkembangan pendidikan anak. Pada saat diterapkan pola asuh permisif anak akan merasa orang tua tidak peduli dengan perilaku yang dilakukannya. Dengan adanya pola asuh permisif akan berdampak pada berperilaku anak, yakni anak akan sering berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri.
9 Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan terhadap tiga orang tua siswa SMA pada tanggal 10 November 2015, didapatkan fakta bahwa orang tua cenderung tidak peduli dan kurang memperhatikan perkembangan proses belajar anak-anaknya. Dari hasil wawanacara, mereka menyatakan bahwa jarang sekali mereka mengingatkan anak-anaknya untuk belajar. Mereka menggagap bahwa anak-anak mereka sudah besar dan sudah memiliki kesadaran sendiri untuk belajar tanpa harus diingatkan. Hanya satu atau dua kali saja orang tua mengecek dan menanyakan kepada anak-anak mereka, apa saja yang telah dipelajari disekolah serta menanyakan tugas yang diberikan guru. Di samping itu orang tua tidak pernah membantu anakanak mereka ketika mendapatkan kesulitan dalam proses belajarnya. Mereka percaya bahwa anak SMA mulai beranjak dewasa dan memiliki kesadaran sendiri dalam aktivitas belajarnya. Sehingga orang tua fokus dengan pekerjaan mereka, yang difikirkan orang tua hanya bekerja mencari uang untuk sekolah anakanaknya. Peneliti juga melakukan wawancara dengan tiga siswa SMA pada tanggal 10 November 2015, didapatkan fakta bahwa anak lebih suka bermain dan membaca novel ketika jam belajar tiba. Di rumah mereka jarang belajar, mereka belajar ketika ada tugas sekolah. Setelah tugas sekolah selesai dikerjakan, mereka tidak akan belajar lagi. Jarang sekali mereka belajar, jika belajar rata-rata dari mereka belajarnya hanya sesuka hati mereka. Mereka belajar hanya membaca materi yang telah disampaikan oleh guru mereka, ketika sudah merasa bosan mereka akan menyudahi kegiatan belajarnya dan memilih bermain handphone.
10 Ketika mereka ada kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolah, mereka akan memilih bertanya pada teman-temanya daripada dengan orang tuanya. Mereka merasa nyaman bertanya kepada teman-temanya karena setiap mereka bertanya kepada orang tua rata-rata orang tua tidak bisa membantu. Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kebanyakan anak-anak yang memiliki self regulated learning yang rendah diakibatkan karena orang tua cenderung tidak memperhatikan proses belajar anak. Ketika orang tua cenderung tidak peduli terhadap proses belajar anak akan mengakibatkan anak menjadi kurang termotivasi karena tidak ada dorongan dari lingkungan terdekatnya. Ketika tidak adanya dorongan tersebut anak kurang mampu mengorganisir dirinya dalam kegiatan belajar. Sehingga bisa dikatakan bahwa pola asuh ortu sangat berkaitan dengan self regulated learning yang muncul pada siswa. Pada orang tua yang cenderung tidak peduli terhadap proses belajar anak, akan menyebabkan kurang terciptanya motivasi pada anak. Sehingga self regulated learning pada siswa kurang muncul dengan baik. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Johnson & Johnson (Adicondro & Purnamasari, 2011) bahwa self regulated learning dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Dukungan sosial dari orang-orang terdekat seperti orang tua mampu meningkatkan produktivitas, meningkatkan kesejahteraan psikologis dan memberikan rasa memiliki. Anak yang mendapatkan dukungan sosial dari orang tua akan mendapatkan dukungan emosional, penghargaan, instrumental, dan dukungan informatif dari keluarga.
11 Berdasarkan penjelasan di atas, penulis memperoleh gambaran bahwa pola asuh sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Jika orang tua salah menerapkan pola asuh akan berdampak pada semua perkembangan termasuk dalam perkembangan pendidikan anak. semakin tinggi pola asuh permisif orang tua maka akan rendah tingkat self regulated learning siswa. Begitu sebaliknya semakin rendah pola asuh permisif orang tua maka semakin tinggi self regulated learning siswa. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti tentang pola asuh permisif dengan self regulated learning siswa. METODE PENELITIAN Subjek pada penelitian ini adalah siswa-siswi sekolah menengah atas dengan rentang umur tahun dan belum menikah. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 70 siswa yang terdiri dari 25 siswa dan 45 siswi. Metode yang digunakan adalah metode skala yakni untuk mengungkap aspek-aspek yang ingin diteliti. Penelitian ini menggunakan dua skala yakni skla pola asuh permisif dan pola self regulated learning. 1. Skala Self Regulated Learning Skala self regulated learning digunakan untuk mengungkap tingkat self regulated learning siswa SMA. Skala ini disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Zimmernan (Chen, 2002). Self regulated learning terdiri dari empat aspek yakni metacognitif self-regulation, physical and
12 social environment managenent, time management, dan effort regulation. Skala self regulated learning terdiri dari 16 aitem favorable dan 16 aitem unfavorable. Pemberian skor alternatif jawaban yakni 1 sampai 4. Jawaban favorable diskor dengan jawaban sangat sesuai (SS) = 4, sesuai (S) = 3, tidak sesuai (TS) = 2, sangat tidak sesuai (STS) = 1. Sedangkan jawaban unfavorable dengan jawaban sangat sesuai (SS) = 1, sesuai (S) = 2, tidak sesuai (TS) = 3, dan sangat tidak sesuai (STS) = Skala Pola Asuh Permisif Skala pola asuh permisif orang tua digunakan untuk mengungkap tingkat pola asuh permisif yang diberikan pada siswa SMA oleh orang tua masing-masing. Skala pola asuh permisif di buat berdasrkan teori yang dikemukakan oleh Hurlock (1999) dengan empat aspek yakni kontrol terhadap anak kurang, pengambaian keputusan, orang tua bersifat masa bodoh, pendidikan bersifat bebas. Skala pola asuh permisif terdiri dari 10 aitem favorable dan 14 aitem unfavorable. Pemberian skor alternatif jawaban yakni 1 sampai 4. Jawaban favorable diskor dengan jawaban sangat sesuai (SS) = 4, sesuai (S) = 3, tidak sesuai (TS) = 2, sangat tidak sesuai (STS) = 1. Sedangkan jawaban unfavorable dengan jawaban sangat sesuai (SS) = 1, sesuai (S) = 2, tidak sesuai (TS) = 3, dan sangat tidak sesuai (STS) = 4. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis Kolerasi Product Moment dari Pearson. Metode tersebut digunakan
13 bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pola asuh permisif dengan self regulated learning. Untuk mempermudah perhitungan statistik, keseluruhan perhitungan dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 22.0 for windows. HASIL PENELITIAN Hasil dalam penelitian ini dipeoleh gambaran sebagai berikut : Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Prosentase Perempuan % Laki-laki % Total % Deskripsi Subjek Penelitian Secara Keseluruhan Variabel Hipotetik Empirik Min Maks SD Mean Min Maks SD Mean Self regulated Learning Pola asuh Permisif Kategorisasi Variabel Self regulated learning Kategorisasi Self regulated learning Skor F % Sangat Rendah x < % Rendah 49 x % Sedang 53 < x % Tinggi 57 < x % Sangat Tinggi x % Total %
14 Kategorisasi Variabel Pola Asuh Permisif Orang tua Kategorisasi Pola Asuh Permisif Orang tua Skor F % Sangat Rendah x < % Rendah x % Sedang 39 < x % Tinggi < x % Sangat Tinggi x % Total % Hasil Uji Normalitas Variabel Koofisien Koofisien Keterangan K-SZ Signifikan Self regulated Normal Learning Pola Asuh Normal Permisif Orang Tua Hasil Uji Linieritas Self regulated learning F p dan Pola Asuh Permisif Linearity Deviation from linearity Hasil Uji Hipotesis Variabel r p Hipotesis Self regulated learning terhadap pola asuh Diterima permisif orang tua PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara pola asuh permisif orang tua dengan self regulated learning siswa sekolah menengah atas. Hipotesis yang diajukan adalah adanya hubungan yang negatif
15 antara pola asuh permisif orang tua dengan self regulated learning siswa sekolah mengengah atas. Semakin tinggi pola asuh permisif orang tua maka akan semakin rendah self regulated learning siswa, begitu sebaliknya semakin rendah pola asuh permisif orang tua maka semakin tinggi self regulated learning siswa. Hasil analisis kolerasi dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson menunjukan koefisien korelasi r sebesar dan p = 0.00 ( p<0.05). Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara pola asuh permisif orang tua dengan self regulated learning siswa sekolah menengah atas, sehingga hipotesis penelitian yang diajukan diterima. Berdasarkan proses kategorisasi diketahui sebagian besar subjek berada pada kategori rendah, dengan prosentasi 27.1%. Hal ini menunjukan bahwa subjek penelitian memiliki tingkat self regulated learning yang rendah. Sedangkan untuk pola asuh permisif berada pada kategori tinggi, yakni dengan prosentase 25.8%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar subjek penelitian memiliki pola asuh permisif orang tua yang tinggi. Pola asuh permisif orang tua memiliki sumbangan sebesar 21.4% pada self regulated learning siswa sekolah menengah pertama. Pola asuh permisif orang tua memiliki sumbangan 21.4% pada self regulated learning pada siswa sekolah menengah atas dikarenakan karena pola asuh permisif yang diterapkan orang tua masing-masing siswa, sedangkan 78.6% disebabkan oleh hal-hal yang lain. Self regulated learning adalah kemampuan seseorang untuk menjadi partisipan yang aktif secara metakognisi, motivasi, dan perilaku (behavior) di dalam proses belajar. Secara metakognisi, self-regulated learner merencanakan,
16 mengorganisasi, mengarahkan diri, memonitor diri, dan mengevaluasi diri pada tingkatan-tingkatan yang berbeda dari apa yang mereka pelajari. Secara motivasi, mereka merasa diri mereka sendiri kompeten, selfefficacious, dan mandiri (autonomous). Secara perilaku (behaviorly), mereka memilih, menyusun, dan membuat lingkungan mereka untuk belajar yang optimal (Mukhid, 2008). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya self regulated learning pada siswa. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi adalah lingkungan, lingkungan yang paling dekat dengan siswa adalah lingkungan keluarga. Penerapan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua dalam kehidupan sehari-hari akan mempengaruhi tinggi rendahnya self regulated learning pada anak. Penerapan pola asuh sangat mempengaruhi perkembangan pada anak salah satunya adalah perkembangan pendidikan. Beberapa faktor yang penting mempengaruhi prestasi akademik antara lain latar belakang budaya dan keluarga. Cara orang tua mendidik anak-anaknya dengan pola asuh yang diterapkan dapat mempengaruhi proses belajar dan prestasi anak. Pola asuh orang tua menjadi prediktor yang mempengaruhi perkembangan dalam kemampuan sosial, akademik, dan perkembangan psikososial (Palupi, 2013). Pola asuh tersebut terbagi menjadi tiga tipe yakni pola asuh dengan tipe demokkratis, otoriter dan permisfif. Orang tua yang menerapkan pola asuh permisif, biasanya terlalu membebaskan kegiatan anak saat berada di rumah. Orang tua cenderung tidak peduli dengan kegiatan yang dilakukan anak, tidak ada aturan yang anak harus mentaatinya, dan kurangnya kontrol yang diberikan orang tua kepada anak. Hal
17 yang demikian membuat anak merasa bebas untuk melakukan kegiatan apapun sesuai dengan keinginan yang anak mau saat berada di dalam rumah. Dornbusch dkk (1987) menemukan bahwa prestasi yang rendah berhubungan dengan pola asuh authoritarian yang tinggi, permisif tinggi, dan autoritatif yang rendah. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Zimmerman & Martinez Ponz (1988), terdapat hubungan signifikan antara self-regulated learning dengan prestasi akademik. Sama seperti penelitian sebelumnya pada penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa self regulated learning yang dimiliki siswa termasuk dalam kategori rendah. Sedangkan pola asuh permisif yang diterapkan oleh orang tua termasuk dalam kategori tinggi. Hal tersebut menunjukan bahwa pola asuh permisif memiliki hubungan dengan munculnya self regulated learning siswa. Penerapan pola asuh permisif pada anak akan mempengaruhi rendahnya self regulated learning pada anak. Hasil penelitian yang dilakukan Ellena (2014) membuktikan bahwa pola asuh permisif memiliki hubungan yang negatif dengan self regulated learning siswa. Penelitian Tamami (2011) tentang pengaruh pola asuh orang tua dan self regulated learning terhadap prokrastinasi pada siswa juga mendapatkan hasil yang sama bahwa pola asuh memiliki hubungan yang signifikan terhadap self regulated learning. Pada penelitian tersebut pola asuh permisif memiliki hubungan yang sgnifikan dengan self regulated learning, semakin tinggi pola asuh permisif orang tua maka semakin rendah self regulated learning siswa dan akan mengakibatkan tingginya prokrastinasi siswa.
18 Hasil pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan pola asuh sangat penting bagi perkembangan anak, termasuk dalam perkembangan pendidikan. Penerapan pola asuh yang salah akan mempengaruhi proses belajar pada anak. Pola asuh permisif adalah salah satu contoh penerapan pola asuh yang kurang pas untuk anak. Pola asuh permisif lebih mengarah pada pola asuh yang membebaskan anak dalam berbuat tanpa adanya kontrol dari orang tua. Pola asuh permisif sangat berdampak pada proses belajar siswa yang kurang optimal, sehingga self regulated learning yang dimiliki anak akan rendah. Kelemahan dari penelitian ini adalah kurangnya subjek yang dipakai untuk penelitian. Kurang spesifik antara pola asuh permisif yang memanjakan atau pola asuh permisif tidak peduli yang ingin diungkap oleh peneliti. Serta kurang spesifik membahas tentang pola asuh permisif dari ayah atau dari ibu yang sangat mempengaruhi self regulated learning siswa. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan negatif antara pola asuh permisif orang tua dengan self regulated learning siswa diterima. Semakin tinggi pola asuh permisif orang tua maka semakin rendah self regulated learning siswa. Begitu sebaliknya Semakin rendah pola asuh permisif orang tua maka semakin tinggi self regulated learning siswa.
19 SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang dapat diberikan oleh peneliti. Bagi orang tua, jangan pernah membiarkan anak untuk tumbuh kembang sendiri tanpa adanya campur tangan dari orang tua. Sesibuk apapun orang tua diharapkan mampu mengontrol perilaku anak. Bagi siswa-siswi, jika orang tua memberikan kebebasan dalam proses belajar, jangan sampai menyalah gunakan kebebasan yang diberikan orang tua. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan mampu menjelaskan lebih rinci lagi tentang pola asuh dari ayah atau ibu yg paling berpengaruh dalam munculnya self regulated learning.
20 DAFTAR PUSTAKA Adicondro, N & Purnamasari, A. (2011). Efikasi Diri, Dukungan Sosial Keluarga dan Self regulated learning pada Siswa Kelas VIII. Humanitas Alfiana, A.D. (2013). Regulasi Diri Mahasiswa Ditinjau dari Keikutsertaan dalam Organisasi Kemahasiswaan. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Boekaerts, M., & Cascallar, E. (2006). How Far Have We Moved Toward the Integration of Theory and Practice in Self-Regulation?. Educ Psychol Rev Chen, C.S. (2002). Self Regulated Learning Strategies and Achievement in an Introduction to In formation System Course. Information Technology,Learning, and Performance journal Ellena, R.C. (2014). Perbedaan Self-Regulated Learning Siswa SMA Ditinjau dari Persepsi Terhadap Pola Asuh orang Tua. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Hurlock, EB. (1999). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepajang rentang kehidupan. Alih bahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Penerbit Erlangga. Mukhid, A Strategi Self Regulated Learning. Tadris Palupi, D.R Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dan Persepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Mahsiswa Psikologi Angkatan 2010 Universitas Airlangga Surabaya. Jurnal Psikologi dan Perkembangan Pekrun, R., Goetz, T., & Titz, W. (2002). Academic Emotions in Students Self- Regulated Learning and Achievement: A Program of Qualitative and Quantitative Research. Educational Psychologits Santi, N.N. (2013). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua, Persepsi Terhadap Kondisi Lingkungan Sekolah, dan Kecerdasan Emosi Terhadap Motivasi Belajar. EFEKTOR Santrock, J.W Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga. Savira, F & Suharsono, Y. (2013). Self-Regulated Learning (Srl) Dengan Prokrastnasi Akademik Pada Siswa Akselerasi. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Tamami, A.N.I Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Self regulated learning terhadap Prokrastinasi pada Siswa MTs N 3 Pondok Pinang. Skripsi (tidak
21 diterbitkan). Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Zimmerman, B.J., & Martinez Pons, M. (2001). Students differences in self regulated learning: Relating grade, sex, and giftedness to self efficacy and strategy use. Journal of Educational Psychology, 82 (1), Zimmerman, B A Social Cognitive View Of Self-Regulated Academic Learning. Journal of Educational Psychology. No. 3. Vol. 81. Hal
22 IDENTITAS Nama Alamat Kampus Alamat : Nurul Hidayati : Jl. Kaliurang KM 14,5 Besi, Sleman, Yogyakarta : Sleman III, Rw 08 Rt 04 Triharjo Sleman Yogyakarta No. Hp : hidayatinurul125@gmail.com
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Self regulated learning. (Najah, 2012) mendefinisikan self regulated learning adalah proses aktif dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Self regulated learning 1. Pengertian Self regulated learning Menurut Zimmerman dan Martinez-Pons (1990) self regulated learning adalah tingkatan dimana partisipan secara aktif
Lebih terperinciEFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract
EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII Nobelina Adicondro & Alfi Purnamasari Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas No. 9 Yogyakarta alfi_purnamasari@yahoo.com.
Lebih terperinciPERAN EFIKASI DIRI TERHADAP REGULASI DIRI PADA PELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI JENIS KELAMIN ABSTRACT
PERAN EFIKASI DIRI TERHADAP REGULASI DIRI PADA PELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI JENIS KELAMIN Paramitha Kusumawati 1 dan Berliana Henu Cahyani 2 ABSTRACT The purpose of this study are to find out the
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar, terencana untuk mewujudkan proses belajar dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan karekteristik peserta didik. Dalam proses pendidikan,
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
62 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi. Uji asumsi terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas. Uji asumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan sepanjang hidup serta segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu proses penting yang harus didapatkan dalam hidup setiap individu, yang terdiri dari segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG Lucky Rianatha 1, Dian Ratna Sawitri 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl. Prof.
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT
HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT This study was aimed to investigate the relationship between social
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA
HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA Rita Sinthia Dosen Prodi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Bengkulu Abstract:This study was
Lebih terperinciHUBUNGAN ACHIEVEMENT EMOTIONS DAN SELF-REGULATION MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI LIDYA KEMALA SARI PANJAITAN SURYA CAHYADI
HUBUNGAN ACHIEVEMENT EMOTIONS DAN SELF-REGULATION MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI LIDYA KEMALA SARI PANJAITAN SURYA CAHYADI ABSTRAK Pengerjaan skripsi adalah hal yang harus dilalui mahasiswa sebagai
Lebih terperinciREGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA
70 Regulasi Diri Dalam Belajar Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 83 Jakarta Utara REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA Nurhasanah 1 Moch. Dimyati, M.Pd 2 Dra. Meithy
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI DAN PERILAKU TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH MATEMATIKA EKONOMI
Prima: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 1, Juli 2017, hal. 43-48 P-ISSN: 2579-9827, E-ISSN: 2580-2216 HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERILAKU TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH MATEMATIKA EKONOMI 1 Ahmad
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Gina Nadya Emeralda, Ika Febrian Kristiana Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR PROGRAM FULLDAY
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR PROGRAM FULLDAY NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU
1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KONSENTRASI PATISERI SMK NEGERI 1 SEWON BANTUL
Hubungan Pola Asuh (Erma Lestari, NIM: 09511241003) HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KONSENTRASI PATISERI SMK NEGERI 1 SEWON BANTUL Penulis 1: Erma Lestari Penulis 2: Rizqie
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA SMA
HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA SMA Lita Afrisia (Litalee22@gmail.com) 1 Yusmansyah 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT The research objective was to determine
Lebih terperinciEducational Psychology Journal
EPJ 2 (1) (2013) Educational Psychology Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/epj HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN WAKTU DENGAN SELF REGULATED LEARNING PADA MAHASISWA Mustika Dwi Mulyani Jurusan Psikologi,
Lebih terperinciHubungan Prokrastinasi dan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya. Ricky Pangestu Fakultas Psikologi
Hubungan Prokrastinasi dan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya Ricky Pangestu Fakultas Psikologi Pangestu_ricky@yahoo.com Abstrak Penelitian ini merupakan yang bertujuan untuk memperjelas
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MEDAN AREA ABSTRAK
Psikologia 2015, Vol. 10, No. 2, hal. 18-24 18 HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MEDAN AREA Nefi Darmayanti, Mulia Siregar dan Puspa Ega Harahap UIN Sumatera
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Medan, Medan Estate Deli Serdang dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei- Juni
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap
Lebih terperinciLampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's
Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.554 22 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance
Lebih terperinciLala Nailah Zamnah. Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Galuh Ciamis ABSTRAK
Jurnal Teori dan Riset Matematika (TEOREMA) Vol. 1 No. 2, Hal, 31, Maret 2017 ISSN 2541-0660 2017 HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PADA MATA PELAJARAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. variabel yang diteliti (Azwar, 2012, h.5). Variabel Tergantung : Motivasi Berprestasi Pada Siswa
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif sebagai metode penelitian. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data numerik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu. 3.1.2. Waktu Penelitian Waktu Penelitian akan dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan, untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah Hubungan dukungan sosial dengan efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar
17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISSIVE INDIFFERENT DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL PADA REMAJA
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISSIVE INDIFFERENT DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL PADA REMAJA Telah disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama (Hepi Wahyuningsih S. Psi., M. si) HUBUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan dibentuk oleh lima kebutuhan konatif (conative needs), yang memiliki karakter
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prestasi menjadi suatu hal yang sangat didambakan oleh banyak orang di era globalisasi saat ini. Ketika seseorang mampu mencapai prestasi yang baik maka akan memunculkan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA SISWA BOARDING SCHOOL
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA SISWA BOARDING SCHOOL Oleh : ADIAKESUMAWARDHANI THOBAGUS M. NU MAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU
Lebih terperinciKey words: self-regulated learning on homeschooling students, social support
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA SMP HOMESCHOOLING (Correlation Between Social Support and Self Regulated Learning Among Homeschooling Students) Nur Inayatul Fauziah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Variabel penelitian memiliki beberapa jenis, pada peneltian ini jenis
Lebih terperinciAbstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Learning Approach dan prestasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa siswi kelas 10 SMA X Bandung. Responden dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI PERSEPSI TERHADAP OTORITAS ORANG TUA (AYAH DAN IBU) DAN PENGETAHUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI PERSEPSI TERHADAP OTORITAS ORANG TUA (AYAH DAN IBU) DAN PENGETAHUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA Oleh: Dwi Ayu Rizkiyah Mira Aliza Rachmawati PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
Lebih terperinciHUBUNGAN REGULASI DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR KALKULUS II DITINJAU DARI ASPEK METAKOGNISI, MOTIVASI DAN PERILAKU
HUBUNGAN REGULASI DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR KALKULUS II DITINJAU DARI ASPEK METAKOGNISI, MOTIVASI DAN PERILAKU Akhmad Faisal Hidayat E-mail: Af.iechal@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciHubungan antara Persepsi Pola Asuh Orangtua dan Kontrol Diri Remaja terhadap Perilaku Merokok di Pondok Pesantren
Hubungan antara Persepsi Pola Asuh Orangtua dan Kontrol Diri Remaja terhadap Perilaku Merokok di Pondok Ratna Wulaningsih Nurul Hartini Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Abstract. The purpose
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam
49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran di sekolah tersebut. Pendidikan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam bidang pendidikan proses pembelajaran di sekolah menjadi pilar utama, karena tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan nasional sangat ditentukan dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED-LEARNING DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS 12 JURUSAN IPA DI SMA KRISTEN 1 SALATIGA OLEH
HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED-LEARNING DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS 12 JURUSAN IPA DI SMA KRISTEN 1 SALATIGA OLEH HERING TRI AMBARSARI 802010019 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang Berawal dari pemikiran dan kemauan yang kuat untuk mengembangkan pendidikan di Kedungkandang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL
1 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL DyahNurul Adzania, Achmad Mujab Masykur Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro dyadzania@gmail.com
Lebih terperinciPEMBELAJARAN REGULASI DIRI PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN
PEMBELAJARAN REGULASI DIRI PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana ( S-1 ) Psikologi Diajukan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG Mutiara Ayu Annisa, Achmad M. Masykur Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa
31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku
Lebih terperinciPENDAHULUAN. : Puput Kartika Pratiwi (Universitas Negeri Yogyakarta)
Hubungan Penerapan Jam... (Puput Kartika Pratiwi) 1 HUBUNGAN PENERAPAN JAM PELAJARAN SISTEM BLOK DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL SISWA KELAS X SMKN 1 MAGELANG
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Perilaku Seksual Pranikah. 2. Variabel bebas : a.
76 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel tergantung : Perilaku Seksual Pranikah 2.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. Suatu desain penelitian menyatakan struktur masalah penelitian
66 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Persiapan penelitian merupakan persiapan menyeluruh dari penelitian mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. prosedur penelitian, serta metode analisis data. Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang
BAB III METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini diuraikan mengenai rancangan penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Penelitian korelasional yakni suatu jenis penelitian yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menekankan analisisnya pada data numerikal (angka) dan diolah
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING (SRL) DENGAN KEMANDIRIAN PADA SISWA PROGRAM AKSELERASI SMA NEGERI 1 PURWOREJO
HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING (SRL) DENGAN KEMANDIRIAN PADA SISWA PROGRAM AKSELERASI SMA NEGERI 1 PURWOREJO Ryza Afianti Sri Hartati Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro
Lebih terperinciPengaruh Metode Modelling Dalam Layanan Klasikal Terhadap Peningkatan Self Regulated Learning
Pengaruh Metode Modelling Dalam Layanan Klasikal Terhadap Peningkatan Self Regulated Learning PENGARUH METODE MODELLING DALAM LAYANAN KLASIKAL TERHADAP PENINGKATAN SELF REGULATED LEARNING ( Studi Kuasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2009) adalah metode berlandaskan pada filsafat positivism,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu: 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga 2. Variabel Tergantung : Harga Diri B. Definisi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian Tabel 4.1 Distribusi Responden menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi % Laki-laki/siswa 45 30,00 Perempuan/siswi 105 70,00
Lebih terperinciHubungan Antara Self-efficacy Akademik Dengan Hasil Belajar Siswa
Konselor Volume 3 Number 1 March 2014 ISSN: 1412-9760 Received January 25, 2014; Revised February 24, 2014; Accepted March 30, 2014 Hubungan Antara Self-efficacy Akademik Dengan Hasil Belajar Siswa Gusriko
Lebih terperinciEducational Psychology Journal
EPJ 1 (1) (2012) Educational Psychology Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/epj PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH PERMISIF ORANG TUA TERHADAP PERILAKU MEMBOLOS Titis Pravitasari Jurusan Psikologi,
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Theresiana Salatiga yang terletak di jalan Kemiri Raya II Salatiga dengan akreditasi A. SMA Theresiana merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya membekali siswa dengan kemampuan akademik atau hard skill,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran penting dalam kemajuan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pendidikan kejuruan, atau yang sering disebut dengan Sekolah Menengah Kejuruan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol dari beberapa tahapan yang logis. Sedangkan rancangan penelitian merupakan
Lebih terperinciINTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi
INTUISI 7 (1) (2015) INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/intuisi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP METODE MENGAJAR GURU MATEMATIKA DENGAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji asumsi data hasil penelitian tersebut. Setelah dilakukan uji asumsi berupa uji normalitas dan linieritas selanjutnya
Lebih terperinciDUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Dian Lati Utami, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi,
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti menentukan lokasi yang akan dijadikan
Lebih terperinciBAB 3 Metode Penelitian
BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian & hipotesis 3.1.1 Definisi operasional variabel penelitian Variabel penelitian menurut Hatch dan Farhady (dalam Iskandar, 2013) adalah atribut dari objek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mandiri, disiplin dalam mengatur waktu, dan melaksanakan kegiatan belajar yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua sekolah menghendaki siswanya belajar optimal untuk mencapai prestasi tinggi. Tuntutan belajar tersebut mengharuskan siswa untuk belajar lebih mandiri,
Lebih terperinciHUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
HUBUNGAN LINGKUNGAN DENGAN PRESTASI MAHASISWA Menik Sri Daryanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta E-mail:meniksridaryanti@gmail.com Abstract: This study aimed to analyze the relationship between the learning
Lebih terperinciPENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 1 MARAWOLA
1 PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 1 MARAWOLA BABUL HASANAH A 351 09 037 JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal
Lebih terperinciAbstract
PERSEPSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 1 PATAMUAN KABUPATEN PADANG PARIAMAN Vionirita Sewasa 1), Erman Har 2), dan Azrita 2)
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Dalam mengadakan suatu penelitian langkah awal yang perlu dilakukan adalah persiapan
Lebih terperinciDUKUNGAN SOSIAL DAN ADVERSITY QUOTIENT PADA REMAJA YANG MENGALAMI TRANSISI SEKOLAH
DUKUNGAN SOSIAL DAN ADVERSITY QUOTIENT PADA REMAJA YANG MENGALAMI TRANSISI SEKOLAH Dian A. Puspasari Toto Kuwato Hariz E. Wijaya Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia E-mail
Lebih terperinciHUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA
HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Quroyzhin Kartika Rini 1 Ursa Majorsy 2 Ratna Maharani Hapsari 3 Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma { 1 quroyzhin,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menurut Usman (1996:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan strategi yang mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karakteristik dan tujuan
Lebih terperinciPerbandingan Kemampuan Bernalar Fisika Siswa Laki-laki dan Perempuan SMA melalui Pendekatan Learning By Questioning
Perbandingan Kemampuan Bernalar Fisika Siswa Laki-laki dan Perempuan SMA melalui Pendekatan Learning By Questioning Dyah Kusumawati, Woro Setyarsih Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian
38 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasional yaitu merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian kuantitatif.
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN oleh : MUTYA GUSTI RAMA Dra. AISAH INDATI, M.S FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG Soraya Prabanjana Damayanti, Dinie Ratri Desiningrum* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Sorayadamayanti88@gmail.com
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA
Jurnal Penelitian Psikologi 2016, Vol. 07, No. 01, 1-9 HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA Jurusan Psikologi, FIP, Unesa. Abstrak ; Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan metode dalam penelitian ini, yang mencakup jenis penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Keberhargaan diri (self esteem) asuhan
24 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian 1. Variabel tergantung : Keberhargaan diri (self esteem) 2. Variabel bebas : Dukungan sosial dari pengasuh panti asuhan B. Definisi
Lebih terperinciHUBUNGAN SELF EFFICACY, MOTIVASI, DAN PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP SE-KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA
UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015 HUBUNGAN SELF EFFICACY, MOTIVASI, DAN PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP SE-KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA
Lebih terperinciJurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN:
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONISME PADA MAHASISWI PSIKOLOGI UST YOGYAKARTA Ayentia Brilliandita Flora Grace Putrianti ABSTRACT This study aims to determine the relationship
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai harapan serta cita-cita sendiri yang ingin dicapai. Mencapai suatu cita-cita idealnya memerlukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam suatu penelitian ilmiah digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Jenis penelitian pada penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN ARTIKEL E-JOURNAL
Hubungan antara Persepsi... (Pratiwi Marisa Latief) 1 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN ARTIKEL E-JOURNAL Oleh
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun
BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam
Lebih terperinciBab 4. Hasil Penelitian Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin. belajar dan self regulation yaitu siswa yang berjenis kelamin
Bab 4 Hasil Penelitian 4.1 Gambaran profil subjek 4.1.1 Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin Subjek yang ikut mengisi kuesioner penelitian motivasi belajar dan self regulation yaitu siswa
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG Oleh:
1 1 HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG Oleh: *Mahasiswa **Dosen Pembimbing Fara Dilla Sandi* Fitria Kasih** Weni Yulastri** Mahasiswa
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN F ASILITAS PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH)
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN F ASILITAS PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH) (Studi pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Langkaplancar Kabupaten Pangandaran Tahun Pelajaran 2013/2014)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian,
33 BAB III METODE PENELITIAN Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditemukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan
Lebih terperinci