STANDARD OPERATION PROCEDURE (S.O.P) DI JAJARAN PENGADILAN TINGGI DAN PENGADILAN NEGERI SE-KALIMANTAN TENGAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STANDARD OPERATION PROCEDURE (S.O.P) DI JAJARAN PENGADILAN TINGGI DAN PENGADILAN NEGERI SE-KALIMANTAN TENGAH"

Transkripsi

1 STANDARD OPERATION PROCEDURE (S.O.P) DI JAJARAN PENGADILAN TINGGI DAN PENGADILAN NEGERI SEKALIMANTAN TENGAH I. PENDAHULUAN Dalam Visi Mahkamah Agung Republik Indonesia yang dituangkan dalam Blue Print disebutkan Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang Agung. Dalam visi tersebut, terkandung suatu harapan guna mewujudkan Pengadilan yang modern, indenpenden, bertanggungjawab, kredibel, menjungjung tinggi hukum dan keadilan. Sedangkan Misi yang diemban Mahkamah Agung Republik Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Menjaga Kemandirian Badan Peradilan 2. Memberikan Pelayanan Hukum yang berkeadilan 3. Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan dan 4. Meningkatkan Kredibilitas dan Transparansi Badan Peradilan. Misi tersebut disusun dalam Rencana Strategis (Renstra) Lima Tahunan selama 25 Tahun, dimulai dari tahun 2010 s/d tahun Sejalan dengan Visi dan Misi dalam Blue Print tersebut, Pengadilan Tinggi Kalimantan Tengah dalam visi dan misi yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut : Visi : Mewujudkan Peradilan Indonesia yang Agung di Kalimantan Tengah. Misi : 1. Terpeliharanya Kemandirian Badan Peradilan, khususnya Peradilan Umum di Kalimantan Tengah. 2. Pelayanan Keadilan secara cepat, sederhana, murah dan biaya ringan. 3. Meningkatkan Kepemimpinan yang berkualitas dan berintegritas. 4. Meningkatkan Kredibilitas dan Transparansi Peradilan di Kalimantan Tengah. Sesuai dengan asas peradilan cepat, sederhana, murah sebagaimana disebutkan dalam UndangUndang Kekuasaan Kehakiman, perlu dibuat suatu pedoman untuk mengukur sampai 1

2 sejauh mana proses maupun sistem kinerja pelayanan masyarakat jajaran peradilan di bawah Mahkamah Agung Republik Indonesia. Tidak dipungkiri bahwa saat ini, masalah kinerja jajaran peradilan di bawah Mahkamah Agung Republik Indonesia, mendapat sorotan negatif dari masyarakat khususnya para pencari keadilan. Hal ini berarti bahwa Pengadilan belum memberikan pelayanan yang baik ditengah tuntutan masyarakat untuk memperoleh keadilan dan terpenuhinya penegakan hokum yang baik. Dengan latar belakang tersebut, guna terwujudnya keterbukaan/transparansi di jajaran peradilan di bawah Mahkamah Agung Republik Indonesia, berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010 tanggal 28 Desember 2010 Tentang Pembuatan Standard Operation Procedure (S.O.P) menitik beratkan pada : a. Pendaftaran perkara. b. Distribusi perkara. c. Persidangan/pemeriksaan perkara. d. Pengambilan Keputusan dalam menentukan (isi) putusan. e. Eksekusi putusan. Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia tersebut pada intinya dimaksudkan sebagai upaya lebih meningkatkan kinerja badanbadan peradilan, demikian pula untuk menghindari mafia peradilan dan penyalahgunaan wewenang khususnya di jajaran peradilan Mahkamah Agung Republik Indonesia 2

3 II. ADMINISTRASI PERKARA A. PADA PENGADILAN TINGKAT BANDING A.1. PERKARA PIDANA 1. Petugas meja satu menerima berkas perkara banding yang dikirim oleh Pengadilan Negeri berikut relaas pemberitahuan / penyerahan memori banding atau kontra memori banding. 2. Berkas perkara dimaksud di atas meliputi pula barang bukti yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum, yang sudah dilampirkan dalam berkas perkara. Barang bukti tersebut dicatat dalam buku daftar barang bukti. 3. Setelah berkas perkara lengkap petugas mencatat dalam buku register sesuai dengan nomor urut dan tanggal penerimaan. 4. Dalam hal Pengadilan Tinggi menerima memori banding atau kontra memori banding, kemudian disampaikan kepada terbanding atau pembanding melalui Pengadilan Negeri. 5. Petugas mencatat dengan cermat dalam register terkait semua kegiatan yang berhubungan dengan perkara yang bersangkutan. 6. Berkas perkara yang diterima hendaknya dilengkapi dengan formulir penetapan Majelis Hakim disampaikan kepada Wakil Panitera, kemudian diserahkan kepada Ketua/Wakil Pengadilan Tinggi melalui Panitera. 7. Ketua/Wakil Pengadilan Tinggi menetapkan Majelis Hakim yang akan memeriksa dan mengadili perkara tersebut. 8. Panitera menunjuk Panitera Pengganti yang akan mendampingi Majelis Hakim tersebut. 2 jam 1 jam 3jam 3jam 1 jam 1 jam 3 hari 1 jam 3

4 9. Perkara yang telah ditetapkan Majelis Hakim dan Panitera Penggantinya kemudian oleh Panitera Muda Perdata diserahkan kepada Majelis Hakim yang bersangkutan. 1 jam Lihat Bagan 2.A.1 4

5 ALUR PROSES PERKARA PIDANA TINGKAT BANDING MEJA I Menerima berkas perkara ; Memberitahukan kepada Pengadilan Negeri Pengaju dalam hal perkara ternyata tidak lengkap guna dilengkapi Memberi nomor dan mencatat perkara yang telah lengkap guna dicatat dalam Register induk perkara Pidana sesuai dengan urutannya. 1 Hari WAKIL PANITERA Menyerahkan berkas kepada KPT melalui Panitera guna ditetapkan 1 jam Majelis Hakim 1 Jam PANITERA Menunjuk Panitera Pengganti 1 Jam PANITERA Memberikan Paraf pada blanko penetapan penunjukan Majelis 10 menit Hakim. 10 Menit KETUA / WAKIL KETUA PENGADILAN TINGGI menetapkan Majelis Hakim yang menyidangkan / memeriksa perkara ; 3 Hari KEPANITERAAN PIDANA Mencatat susunan Majelis Hakim dalam register induk Mendistribusikan berkas perkara kepada Majelis Hakim yang bersangkutan 1 Jam BAGAN 2.A.1 5

6 A.2. PERKARA PERDATA 1. Petugas pada meja satu menerima berkas perkara banding yang dikirim oleh Pengadilan Negeri dan meneliti kelengkapan berkas perkara tersebut dan apabila terdapat kekurangan, Panitera meminta untuk melengkapi kekurangan tersebut kepada Pengadilan Negeri pengaju. 2. Petugas pada meja satu mengirim salinan memori banding/kontra memori banding yang diterima langsung oleh Pengadilan Tinggi kepada Pengadilan Negeri, untuk disampaikan kepada pihak lawan. 3. Petugas pada meja satu menerima kembali relaas pemberitahuan/penyerahan salinan memori banding/kontra memori banding dari Pengadilan Negeri pengaju. 4. Petugas pada meja kedua kemudian mendaftarkan perkara dalam Buku Register Perkara Perdata Banding setelah biaya perkara diterima oleh Pemegang Kas dan dicatat dalam buku Jurnal dengan nomor yang sama. 5. Berkas perkara yang diterima hendaknya dilengkapi dengan formulir penetapan Majelis Hakim, disampaikan kepada Wakil Panitera kemudian diserahkan kepada Ketua Pengadilan Tinggi melalui Panitera. 6. Ketua Pengadilan Tinggi menetapkan Majelis Hakim yang akan memeriksa dan mengadili perkara tersebut. 7. Panitera menunjuk Panitera Pengganti yang akan mendampingi Majelis Hakim tersebut. 8. Perkara yang telah ditetapkan Majelis Hakim dan Panitera Penggantinya, kemudian oleh Panitera Muda Perdata diserahkan kepada Majelis Hakim yang bersangkutan. 1 hari 2 jam 1 jam 1 jam 1 hari 1 jam 1 jam Lihat Bagan 2.A.2 6

7 ALUR PROSES PERKARA PERDATA TINGKAT BANDING MEJA I 1. Menerima berkas perkara banding, memori/kontra memori banding. 2. Meneliti kelengkapan berkas perkara tersebut dan apabila terdapat kekurangan, Panitera untuk meminta kekurangan itu kepada pengadilan negeri pengaju. 3. Mengirim salinan memori/kontra memori banding yang diterima oleh Pengadilan Tinggi kepada Pengadilan Negeri, untuk disampaikan kepada pihak lawan. 4. Menerima kembali relaas pemberitahuan/penyerahan salinan memori/kontra memori banding dari Pengadilan Negeri. 1 Hari MEJA II Mendaftarkan perkara dalam Buku Register Perkara Perdata Banding setelah biaya perkara diterima oleh Pemegang Kas dan dicatat dalam buku Jurnal. 2 Jam WAKIL PANITERA Menyerahkan berkas perkara untuk penunjukkan Majelis Hakim kepada KPT melalui Panitera 1 Jam PANITERA Memberikan paraf pada blanko penetapan penunjukan Majelis Hakim. 1 Jam KEPANITERAAN PERDATA Mencatat susunan Majelis Hakim dalam register induk Mendistribusikan berkas perkara kepada Majelis Hakim yang bersangkutan 1 Jam PANITERA Menunjuk Panitera Pengganti 1 Jam KPT Menetapkan Majelis Hakim 3 Hari BAGAN 2.A.2 7

8 B. PADA PENGADILAN NEGERI B.1. PERKARA PIDANA 1. Meja pertama menerima berkas perkara pidana, lengkap dengan surat dakwaannya dan suratsurat yang berhubungan dengan perkara tersebut. Terhadap perkara yang Terdakwanya ditahan dan masa tahanan hampir berakhir, petugas segera melaporkan kepada Ketua Pengadilan. 2. Berkas perkara dimaksud diatas meliputi barang bukti yang akan diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum, baik yang sudah dilampirkan dalam berkas perkara maupun yang kemudian diajukan ke dalam persidangan. Barang bukti tersbut didaftarkan dalam buku register barang bukti. 3. Bagian penerimaan perkara (meja satu) memeriksa kelengkapan berkas. Apabila terdapat kekurangan dimaksud diberitahukan kepada Panitera Muda Pidana untuk selanjutnya meminta kepada Kejaksaan untuk melengkapi berkas perkara dimaksud sebelum diregister. 4. Petugas Meja I memberi nomor dan mencatat perkara yang sudah lengkap dalam register induk perkara pidana biasa, sesuai dengan urutannya. 5. Panitera Muda menyerahkan berkas perkara tersebut kepada Wakil Panitera dan menyampaikan kepada Ketua Pengadilan Negeri melalui Panitera untuk ditetapkan Majelis Hakimnya. 6. Ketua Pengadilan Negeri menetapkan Majelis Hakim yang akan memeriksa dan mengadili perkara tersebut. 7. Panitera menunjuk Panitera Pengganti yang akan mendampingi Majelis Hakim tersebut. 1 hari 2 jam 2 jam 3 jam 1 jam 1 hari 1 jam 8

9 8. Perkara yang telah ditetapkan Majelis Hakim dan Panitera Penggantinya, kemudian oleh Panitera Muda Pidana diserahkan kepada Majelis Hakim yang bersangkutan. 1 jam Lihat Bagan 2.B.1 9

10 ALUR PROSES PERKARA PIDANA TINGKAT PERTAMA MEJA I Menerima pelimpahan berkas perkara disertai dengan Terdakwa dan BB dari Penuntut Umum Memberi petunjuk kepada Penuntut Umum apabila berkas perkara tidak lengkap; Memberikan nomor dan mencatat berkas perkara dalam Register sesuai dengan nomor urut. 1 Hari WAKIL PANITERA Menyerahkan berkas perkara kepada KPN melalui Panitera dengan memberikan paraf sebelah kanan pada penetapan penunjukkan Majelis Hakim. 10 Menit PANITERA Menunjuk Panitera Pengganti 10 Menit PANITERA Meneruskan berkas perkara kepada KPN setelah diparaf di sebelah kiri pada penetapan penunjukan Majelis Hakim. 10 Menit KETUA / WAKIL KETUA PENGADILAN NEGERI Menetapkan Majelis Hakim yang akan menyidangkan perkara ; 3 Hari KEPANITERAAN PIDANA ( MEJA I ) Mencatat susunan Majelis Hakim dalam register induk Mendistribusikan berkas perkara kepada Majelis Hakim yang bersangkutan 1 Jam BAGAN 2.B.1 10

11 B.2. PERKARA PERDATA 1. Petugas meja satu menerima berkas perkara gugatan, permohonan, permohonan eksekusi dan perkara PHI ; 1 hari 2. Dokumen yang perlu diserahkan dalam pendaftaran perkara sekurangkurangnya adalah : a. Surat Gugatan, permohonan, permohonan eksekusi dan perkara PHI yang diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat. b. Surat kuasa khusus dari Pengugat/pemohon kepada kuasa hukumnya apabila pengugat/pemohon menguasakan kepada kuasa hukum. c. Fotocopy kartu advokat kuasa hukum yang bersangkutan. d. Salinan putusan (untuk permohonan eksekusi) 3. Salinan dokumen dan surat yang dibuat di luar negeri harus disahkan oleh Kedutaan/Perwakilan Indonesia di Negara tersebut dan seperti halnya salinan/dokumen atau suratsurat yang dibuat dalam bahasa asing, maka dukumendokumen tersebut harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerjemah yang resmi dan disumpah. 4. Surat Gugatan/Permohonan serta dukumendukumen terkait lainnya, diserahkan oleh Penggugat/Pemohon atau kuasanya kepada petugas penerima berkas sebanyak jumlah pihak, ditambah 4 (empat) salinan berkas untuk Majelis Hakim dan arsip. 5. Petugas meja satu memeriksa kelengkapan berkas dengan menggunakan daftar periksa (check list), dan meneruskan berkas yang telah selesai diperiksa kelengkapannya kepada Panitera Muda Perdata untuk menyatakan berkas telah lengkap/tidak lengkap. 6. Panitera Muda Perdata mengembalikan berkas yang belum 3 bulan 2 jam 3 jam 2 jam 11

12 lengkap dengan melampirkan daftar periksa supaya Pengugat/Pemohon atau kuasanya untuk melengkapi kekurangan suratsurat tersebut. 7. Bila berkas sudah lengkap, kemudian kasir membuat SKUM panjar biaya perkara yang besarnya telah ditetapkan sesuai dengan penetapan Ketua Pengadilan Negeri dengan ketentuan : a. Mempertimbangkan jarak dan kondisi daerah tempat tinggal para pihak, agar proses persidangan yang berhubungan dengan panggilan dan pemberitahuan dapat terselenggara dengan lancar. 1 jam b. Dalam memperhitungkan panjar biaya perkara, menggunakan rumus untuk pemanggilan Penggugat dilakukan 3x dan untuk Tergugat dilakukan 4x, biaya pendaftaran Rp ,, biaya ATK Rp , biaya redaksi dan materai Rp , 8. Pada berkas yang telah lengkap dibuatkan SKUM (Surat Kuasa Untuk Membayar) dalam rangkap tiga : a. Lembar pertama untuk penggugat/pemohon. b. Lembar kedua untuk kasir. c. Lembar ketiga untuk dilampirkan dalam berkas gugatan/permohonan. 9. Berkas perkara yang telah dilengkapi dengan SKUM diserahkan kepada Pengugat/Pemohon atau kuasanya agar membayar kepada Bank Pemerintah yang ditunjuk. 10. Petugas pemegang kas menandatangani dan membubuhkan cap stempel lunas pada SKUM setelah tanda bukti setoran dari Bank diterima. 11. Petugas meja dua kemudian mendaftarkan perkara yang masuk kedalam buku register induk perkara perdata sesuai 1 jam 3 jam 12

13 nomor perkara yang tercantum dalam SKUM setelah panjar biaya perkara dibayar melalui Bank Pemerintah. 12. Hal yang perlu diperhatikan dalam pendaftaran adalah : 1. Perkara verzet terhadap putusan verstek nomor perkaranya mengikuti perkara semula/pokok. 2. Sedangkan perlawanan pihak III (derden verzet) didaftarkan sebagai perkara baru. 3. Gugatan intervensi didaftar dengan mengikuti register perkara pokok (bukan nomor baru) Lihat Bagan 2.B.2 13

14 Pengugat/ Pemohon Pembayaran dibayarkan oleh Penggugat/Pem ohon di Bank BRI setempat ALUR PROSES PERKARA PERDATA TINGKAT PERTAMA MEJA I menerima berkas perkara, menerima permohonan, gugatan, permohonan eksekusi, permohonan Prodeo; memeriksa kelengkapan berkas; menentukan panjar ongkos perkara 1 dan Jam membuat SKUM; 1 Jam MEJA II Mendaftarkan perkara yang masuk kedalam buku register induk perkara perdata sesuai nomor perkara yang tercantum dalam SKUM/surat Gugatan/surat Permohonan setelah panjar biaya perkara dibayar melalui Bank Pemerintah. 2 Jam WAKIL PANITERA Menyerahkan berkas perkara kepada KPN melalui Panitera dengan memberikan paraf sebelah kanan pada penetapan penunjukan Majelis Hakim. 10 Menit PANITERA Meneruskan berkas perkara kepada KPN setelah diparaf sebelah kiri pada penetapan penunjukan Majelis Hakim. 10 Menit KEPANITERAAN PERDATA Mencatat susunan Majelis Hakim dalam register induk Mendistribusikan berkas perkara kepada Majelis Hakim yang bersangkutan. 1 Jam PANITERA Menunjuk Panitera Pengganti 10 Menit KPN Menetapkan Majelis Hakim 3 Hari BAGAN 2.B.2 14

15 III. UPAYA HUKUM A. BANDING A.1. PIDANA 1. Permintaan banding yang diajukan, dicatat dalam register induk perkara pidana dan register banding oleh petugas register. 2. Permintaan banding diajukan selambatlambatnya dalam 7 hari sesudah putusan dijatuhkan, atau 7 hari setelah putusan diberitahukan kepada Terdakwa yang tidak hadir dalam pengucapan putusan. 3. Permintaan banding yang diajukan melampaui tenggang waktu tersebut diatas tetap dapat diterima dan dicatat dengan membuat surat keterangan Panitera bahwa permintaan banding telah lewat tenggang waktu dan harus dilampirkan dalam berkas perkara. 4. Dalam hal pemohon tidak datang menghadap, hal ini harus dicatat oleh Panitera dengan disertai alasannya dan catatan tersebut harus dilampirkan dalam berkas perkara. 5. Panitera wajib memberitahukan permintaan banding dari pihak yang satu kepada pihak yang lain dengan relas pemberitahuan. 6. Tanggal penerimaan memori banding dan kontra memori banding dicatat dalam register dan salinan memori serta kontra memori banding disampaikan kepada pihak yang lain, dengan relas pemberitahuan. 7. Dalam hal pemohon belum mengajukan memori banding sedangkan berkas perkara telah dikirimkan ke Pengadilan Tinggi, pemohon dapat mengajukan langsung ke Pengadilan Tinggi, sedangkan salinnya disampaikan ke Pengadilan Negeri untuk disampaikan kepada pihak lain. 8. Selama 7 hari sebelaum pengiriman berkas perkara kepada Pengadilan Tinggi, pemohon wajib diberi kesempatan untuk mempelajari berkas perkara tersebut di Pengadilan Negeri. 15

16 9. Berkas perkara banding berupa bendel A dan B dalam waktu selambatlambatnya 14 hari sejak permintaan banding diajukan sesuai dengan pasal 236 ayat (1) KUHAP, harus sudah dikirim ke Pengadilan Tinggi. 10. Selama perkara banding belum diputus oleh Pengadilan Tinggi, permohonan banding dapat dicabut sewaktuwaktu, untuk itu Panitera membuat akta pencabutan banding yang ditandatangani oleh Panitera, pihak yang mencabut dan diketahui oleh Ketua Pengadilan Negeri, akta tersebut dikirim ke Pengadilan tinggi. Lihat Bagan 3.A.1 16

17 ALUR PROSES PERKARA PIDANA BANDING PADA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA PEMBANDING MEJA II Permintaan banding diajukan selambatlambatnya dalam 7 hari sesudah putusan dijatuhkan, atau 7 hari setelah putusan diberitahukan kepada Terdakwa yang tidak hadir dalam pengucapan putusan. Permintaan banding yang diajukan melampaui tenggang waktu tersebut diatas tetap dapat diterima dan dicatat dengan membuat surat keterangan Panitera bahwa mermintaan banding telah lewat tenggang waktu dan harus dilampirkan dalam berkas perkara. 1 Jam PANMUD PIDANA pendaf permintaan Mencatat taran banding Memeriksa permohonan banding 1 Jam PETUGAS PENDAFTARAN Berkas perkara banding berupa bendel A dan B dalam waktu selambatlambatnya 14 hari sejak permintaan banding diajukan sesuai dengan pasal 236 ayat (1) KUHAP, harus sudah dikirim ke Pengadilan Tinggi. 1 Jam PANITERA Memeriksa permohonan banding dan membuat akte banding 1 Jam Pemberitahuan permohonan banding kepada pihak lawan == 1 hari Penyerahan Memori Banding kepada pihak lawan == 1 hari Penyerahan Kontra Memori Banding kepada pihak lawan == 1 hari Pemberitahuan memeriksa berkas perkara (inzage) == 3 hari BAGAN 3.A.1 17

18 A.2. PERDATA 1. Berkas perkara diserahkan pada Panitera Muda Perdata sebagai petugas pada meja/loket pertama, yang menerima pendaftaran terhadap permohonan banding. 2. Permohonan banding dapat diajukan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri dalam waktu 14 hari kalender terhitung keesokan harinya setelah putusan diucapkan atau setelah diberitahukan kepada pihak yang tidak hadir dalam pembacaan putusan. Apabila hari ke 14 jatuh hari Sabtu, Minggu atau hari libur, maka penentuan hari ke 14 jatuh pada hari kerja berikutnya. 3. Terhadap permohonan banding yang melampaui tenggang waktu tersebut di atas tetap dapat diterima dan dicatat dengan membuat surat keterangan Panitera bahwa permohonan banding telah lampau. 4. Panjar biaya banding dituangkan dalam SKUM, dengan peruntukan : a. Biaya pencatatan pernyataan banding b. Biaya banding yang ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Tinggi dikirim ke rekening Pengadilan Tinggi. c. Ongkos pengiriman berkas d. Biaya pemberitahuan (BP). a. BP akta banding. b. BP memori banding. c. BP kontra memori banding. d. BP untuk memeriksa berkas bagi Pembanding. e. BP untuk memeriksa berkas bagi Terbanding f. BP. Putusan bagi Pembanding. g. BP Putusan bagi Terbanding 5. SKUM ( surat kuasa untuk membayar ) dibuat dalam rangkap tiga : a. Lembar pertama untuk pemohon. b. Lembar kedua untuk kasir. c. Lembar ketiga untuk dilampirkan dalam berkas permohonan. 18

19 6. Menyerahkan berkas permohonan banding yang dilengkapi dengan SKUM kepada pihak yang bersangkutan agar membayar uang panjar yang tercantum dalam SKUM melalui Bank Pemerintah. 7. Pernyataan banding dapat diterima apabila panjar biaya perkara banding yang ditentukan dalam SKUM oleh meja pertama setelah dibayar lunas melalui Bank Pemerintah. 8. Apabila panjar biaya banding yang telah dibayar lunas maka wajib membuat akta pernyataan banding dan mencatat permohonan banding tersebut dalam register induk perkara perdata banding. 9. Permohonan banding dalam waktu 7 hari kalender harus sudah disampaikan kepada lawannya, tanpa perlu menunggu diterimanya memori banding. 10. Tanggal penerimaan memori banding dan kontra memori banding harus dicatat dalam buku register induk perkara perdata banding, kemudian salinannya disampaikan kepada masingmasing lawannya dengan relas pemberitahuan/penyerahannya. 11. Sebelum berkas perkara dikirim ke Pengadilan Tinggi harus diberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk mempelajari/memeriksa berkas perkara (inzage) dan dituangkan dalam relas. 12. Dalam waktu 30 hari sejak permohonan banding diajukan, berkas bading berupa berkas A dan B harus sudah di kirim ke Pengadilan Tinggi. 13. Biaya perkara banding untuk Pengadilan Tinggi harus disampaikan melalui Bank Pemerintah dan tanda bukti pengiriman uang harus dikirim bersamaan dengan pengiriman berkas yang bersangkutan. 19

20 14. Pencabutan permohonan banding diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang ditandatangani Pembanding (harus diketahui oleh prinsipal apabila permohonan banding diajukan oleh kuasanya). 15. Pencabutan permohonan banding harus segera dikirim ke Pengadilan Tinggii disertai akta pencabutan yang ditandatangani oleh Panitera. Lihat Bagan 3.A.2 20

21 ALUR PROSES PERKARA PERDATA BANDING PADA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA Pembanding 14 Hari MEJA I menerima permohonan banding ; memeriksa kelengkapan berkas; menentukan panjar ongkos perkara dan membuat SKUM; membuat akta pernyataan banding. 2 Jam Pembayaran dibayarkan oleh Pembanding di Bank BRI setempat MEJA II Mencatat permohonan banding tersebut dalam register induk perkara perdata banding setelah panjar biaya perkara dibayar melalui Bank Pemerintah 1 Jam MEJA III 1. Menyerahkan salinan putusan Pengadilan apabila ada permintaan dari para pihak, 2. Menerima Memori Banding, kontra memori banding. 3. Mengatur giliran Jurusita / Jurusita Pengganti. Pemberitahuan permohonan banding kepada pihak lawan == 7 hari Penyerahan Memori Banding kepada pihak lawan == 14 hari KEPANITERAAN PERDATA Dalam waktu 30 hari sejak permohonan banding diajukan, berkas banding berupa berkas A dan B harus sudah di kirim ke Pengadilan Tinggi beserta softcopy putusan. Biaya perkara banding untuk Pengadilan Tinggi harus disampaikan melalui Bank Pemerintah dan tanda bukti pengiriman uang harus dikirim bersamaan dengan pengiriman berkas yang bersangkutan. Pemberitahuan memeriksa berkas perkara (inzage) == 14 hari Penyerahan Kontra Memori Banding kepada pihak lawan == 14 hari BAGAN 3.A.2 21

22 B. KASASI B.1. PIDANA 1. Permohonan kasasi diajukan oleh pemohon kepada Panitera selambatlambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari sesudah putusan Pengadilan diberitahukan kepada terdakwa/ Penuntut Umum dan selanjutnya dibuatkan akta permohonan kasasi oleh Panitera. 2. Permohonan kasasi yang melewati tenggang waktu tersebut, tidak dapat diterima, selanjutnya Panitera membuat Akta Terlambat Mengajukan Permohonan Kasasi yang diketahui oleh Ketua Pengadilan Negeri. 3. Dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari setelah permohonan kasasi diajukan, pemohon kasasi hams sudah menyerahkan memori kasasi dan tambahan memori kasasi (jika ada). Untuk itu petugas membuat Akta tanda terima memori/ tambahan memori. 4. Dalam hal pemohon kasasi adalah terdakwa yang kurang memahami hukum, Panitera pada waktu menerima permohonan kasasi wajib menanyakan apakah alasan ia mengajukan permohonan tersebut dan untuk itu Panitera membuatkan memori kasasinya. 5. Panitera memberitahukan dan menyerahkan tembusan memori kasasi/tambahan memori kasasi kepada pihak lain, untuk itu petugas membuat tanda terima. 6. Dalam hal pemohon kasasi tidak menyerahkan memori kasasi dan atau terlambat menyerahkan memori kasasi, untuk itu Panitera membuat akta. 7. Apabila pemohon tidak menyerahkan dan atau terlambat menyerahkan memori kasasi, berkas perkara tidak dikirim ke Mahkamah Agung, untuk itu Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan Surat Keterangan yang disampaikan kepada pemohon kasasi dan Mahkamah Agung (SEMA No.7 Tahun 2005). 22

23 8. Terhadap perkara pidana yang diancam pidana paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda, putusan praperadilan tidak dapat diajukan kasasi. 9. Permohonan kasasi yang telah memenuhi syarat formal selambatlambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah tenggang waktu mengajukan memori kasasi berakhir, berkas perkara kasasi harus sudah dikirim ke Mahkamah Agung. 10. Dalam hal permohonan kasasi diajukan sedangkan terdakwa masih dalam tahanan, Pengadilan Negeri paling lambat 3 (tiga) hari sejak diterimanya permohonan kasasi tersebut segera melaporkan kepada Mahkamah Agung melalui surat atau dengan saranasarana elektronik. 11. Selama perkara kasasi belum diputus oleh Mahkamah Agung, permohonan kasasi dapat dicabut oleh pemohon. Dalam hal pencabutan dilakukan oleh kuasa hukum terdakwa, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari terdakwa. 12. Atas pencabutan tersebut, Panitera membuat akta pencabutan kasasi yang ditandatangani oleh Panitera, pihak yang mencabut dan diketahui oleh Ketua Pengadilan Negeri. Selanjutnya akta tersebut dikirim ke Mahkamah Agung. 13. Untuk perkara kasasi yang terdakwanya ditahan, Panitera Pengadilan Negeri wajib melampirkan penetapan penahanan dimaksud dalam berkas perkara. Lihat Bagan 3.B.1 23

24 ALUR PROSES PERKARA PIDANA KASASI PADA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA PEMOHON KASASI Permohonan kasasi diajukan kepada Panitera selambatlambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak pemberitahuan putusan. Dalam hal pemohon Kasasi tidak/terlambat menyerahkan memori kasasi Panitera membuat Akta dan KPN mengeluarkan surat keterangan yang disampaikan kepada Pemohon Kasasi dan MA (SEMA NO 7/2005) MEJA II Mencatat pendaftaran permohonan kasasi Menerima memori dan kontra memori kasasi 2 Jam PANMUD PIDANA Memeriksa permohonan kasasi Memeriksa kelengkapan berkas perkara kasasi 2 Jam PETUGAS PENDAFTARAN Permohonan kasasi yang telah memenuhi syarat formal selambatlambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah tenggang waktu mengajukan memori kasasi berakhir, berkas perkara kasasi harus sudah dikirim ke Mahkamah Agung ===.. Jam PANITERA Membuat akte kasasi 2 Jam Pemberitahuan permohonan kasasi kepada pihak lawan == 1 hari Penyerahan Memori Kasasi kepada pihak lawan == 1 hari Penyerahan Kontra Memori Kasasi kepada pihak lawan == 1 hari BAGAN 3.B.1 24 Pemberitahuan memeriksa berkas perkara (inzage) == 3 hari

25 B.2. PERDATA 1. Berkas perkara diserahkan pada Panitera Muda Perdata sebagai petugas pada meja/loket pertama, yang menerima pendaftaran terhadap permohonan kasasi. 2. Permohonan kasasi dapat diajukan di kepaniteraan Pengadilan Negeri dalam waktu 14 hari kalender terhitung keesokan harinya setelah putusan pengadilan tinggi diberitahukan kepada para pihak. Apabila hari ke 14 jatuh pada hari Sabtu, Minggu atau Hari Libur, maka penentuan hari ke 14 jatuh pada hari kerja berikutnya. 3. Permohonan kasasi yang melampaui tenggang waktu tersebut di atas tidak dapat diterima dan berkas perkaranya tidak dikirimkan ke Mahkamah Agung dengan Penetapan Ketua Pengadilan (Pasal 45 A UU No. 5/2004). 4. Ketua Pengadilan Negeri menetapkan panjar biaya kasasi yang dituangkan dalam SKUM, yang diperuntukkan : a. Biaya pencatatan pernyataan kasasi. b. Besarnya biaya kasasi yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung ditambah biaya pengiriman melalui bank ke rekening Mahkamah Agung. c. Biaya pengiriman berkas perkara ke Mahkamah Agung. d. Biaya Pemberitahuan (BP): 1. BP pernyataan kasasi. 2. BP memori kasasi. 3. BP kontra memori kasasi. 4. BP untuk memeriksa kelengkapan berkas (inzage) bagi termohon. 5. BP amar putusan kasasi kepada termohon. 25

26 5. Ketua Pengadilan Negeri menetapkan panjar biaya kasasi yang dituangkan dalam SKUM, yang diperuntukkan : a. Biaya pencatatan pernyataan kasasi. b. Besarnya biaya kasasi yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung ditambah biaya pengiriman melalui bank ke rekening Mahkamah Agung. c. Biaya pengiriman berkas perkara ke Mahkamah Agung. d. Biaya Pemberitahuan (BP): 1. BP pernyataan kasasi. 2. BP memori kasasi. 3. BP kontra memori kasasi. 4. BP untuk memeriksa kelengkapan berkas (inzage) bagi termohon. 5. BP amar putusan kasasi kepada termohon. 6. SKUM (Surat Kuasa UnUik Membayar) dibuat dalam rangkap tiga: a. Lembar pertama untuk pemohon. b. Lembar kedua untuk kasir. c. Lembar ketiga untuk dilampirkan dalam berkas perkara. 7. Menyerahkan SKUM kepada pihak yang bersangkutan agar membayar uang panjar yang tercantum dalam SKUM kepada pemegang kas Pengadilan Negeri. 8. Pemegang kas setelah menerima pembayaran menandatangani dan membubuhkan cap stempel lunas pada SKUM 9. Pernyataan kasasi dapat diterima apabila panjar biaya perkara kasasi yang ditentukan dalam SKUM telah dibayar lunas melalui Bank Pemerintah. 10. Pemegang kas kemudian membukukan uang panjar biaya perkara sebagaimana tercantum dalam SKUM pada buku jurnal 26

27 keuangan perkara. 11. Apabila panjar biaya kasasi telah dibayar lunas maka pengadilan pada hari itu juga wajib membuat akta pernyataan kasasi yang dilampirkan pada berkas perkara dan mencatat permohonan kasasi tersebut dalam register induk perkara perdata dan register permohonan kasasi. 12. Permohonan kasasi dalam waktu 7 hari kalender harus telah disampaikan kepada pihak lawan. 13. Memori kasasi harus telah diterima di kepaniteraan Pengadilan Negeri selambatlambatnya 14 hari kalender terhitung sejak keesokan hari setelah pernyataan kasasi. Apabila hari ke 14 jatuh pada hari Sabtu, Minggu atau Hari Libur, maka penentuan hari ke 14 jatuh pada hari kerja berikutnya. 14. Panitera wajib memberikan tanda terima atas penerimaan memori kasasi dan dalam waktu selambatlambatnya 30 hari kalender salinan memori kasasi tersebut disampaikan kepada pihak lawan. 15. Kontra memori kasasi harus telah diterima di kepaniteraan Pengadilan Negeri selambatlambatnya 14 hari kalender sesudah disampaikannya memori kasasi. 16. Sebelum berkas perkara dikirim ke Mahkamah Agung harus diberikan kesempatan kepada kedua belah untuk mempelajari/memeriksa kelengkapan berkas perkara (inzage) dan dituangkan dalam akta. 17. Dalam waktu 65 hari sejak permohonan kasasi diajukan, berkas kasasi berupa bundel A dan B harus sudah dikirim ke Mahkamah Agung. 27

28 18. Biaya permohonan kasasi untuk Mahkamah Agung harus dikirim oleh pemegang kas melalui Bank BRI Cabang Veteran Jl. Veteran Raya No. 8 Jakarta Pusat; Rekening Nomor dan bukti pengirimannya dilampirkan dalam berkas perkara yang bersangkutan. 19. Tanggal penerimaan memori dan kontra memori kasasi harus dicatat dalam buku register induk perkara perdata dan register permohonan kasasi. 20. Pencabutan permohonan kasasi diajukan kepada Ketua Mahkamah Agung melalui Ketua Pengadilan Negeri yang ditandatangani oleh pemohon kasasi. Apabila pencabutan permohonan kasasi diajukan oleh kuasanya maka harus diketahui oleh principal. 21. Pencabutan permohonan kasasi harus segera dikirim oleh Panitera ke Mahkamah Agung disertai akta pencabutan permohonan kasasi yang ditandatangani oleh Panitera. Lihat Bagan 3.B.2 28

29 ALUR PROSES PERKARA PERDATA KASASI PADA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA PEMOHON KASASI Permohonan kasasi dan memori kasasi yang melampaui tenggang waktu yang ditentukan oleh Undangundang tidak dapat diterima dan berkas perkaranya tidak dikirimkan ke Mahkamah Agung dengan Penetapan Ketua Pengadilan (Pasal 45 A UU No. 5/2004). MEJA I menerima permohonan kasasi ; memeriksa kelengkapan berkas; menentukan panjar ongkos perkara dan membuat SKUM; membuat akta pernyataan kasasi. KEPANITERAAN PERDATA Pembayaran dibayarkan oleh Pemohon di Bank BRI setempat Dalam waktu 65 hari sejak permohonan kasasi diajukan, berkas kasasi berupa bundel A dan B harus sudah dikirim ke Mahkamah Agung beserta softcopy putusan. Biaya permohonan kasasi untuk Mahkamah Agung harus dikirim oleh pemegang kas melalui Bank BRI Cabang Veteran Jl. Veteran Raya No. 8 Jakarta Pusat; Rekening Nomor Khusus untuk permohonan kasasi perkara PHI disesuaikan dengan peraturan perundangundangan yang bersangkutan BAGAN 3.B.2 MEJA II mencatat permohonan kasasi tersebut dalam register induk perkara perdata dan register permohonan kasasi setelah panjar biaya perkara dibayar melalui Bank Pemerintah 2 Jam MEJA III Menyerahkan salinan putusan Pengadilan apabila ada permintaan dari para pihak, Menerima Memori Kasasi, kontra memori Kasasi. Mengatur giliran Jurusita / Jurusita Pengganti. Pemberitahuan permohonan kasasi kepada pihak lawan == 1 hari Penyerahan Memori kasasi kepada pihak lawan == 1 hari Penyerahan Kontra Memori kasasi kepada pihak lawan == 1 hari Pemberitahuan memeriksa berkas perkara (inzage) == 3 hari 29

30 C. PENINJAUAN KEMBALI C.1. PIDANA 1. Terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang merupakan putusan pemidanaan, terpidana atau ahli warisnya dapat mengajukan permohonan peninjauan kembali, dan dapat dikuasakan kepada penasihat hukumnya. 2. Permohonan peninjauan kembali diajukan kepada Panitera Pengadilan yang telah memutus perkaranya dalam tingkat pertama dengan menyebutkan secara jelas alasannya. 3. Permohonan peninjauan kembali tidak dibatasi jangka waktu. 4. Petugas menerima berkas perkara pidana permohonan peninjauan kembali, lengkap dengan suratsurat yang berhubungan dengan perkara tersebut, dan memberikan tanda terima. 5. Permohonan peninjauan kembali dari terpidana atau ahli warisnya atau penasihat hukumnya beserta alasanalasannya, diterima oleh Panitera dan ditulis dalam suatu surat keterangan yang ditandatangani oleh Panitera dan pemohon. 6. Dalam hal terpidana selaku pemohon peninjauan kembali kurang memahami hukum, Panitera wajib menanyakan dan mencatat alasanalasan secara jelas dengan membuatkan Surat Permohonan Peninjauan Kembali. 7. Dalam hal Pengadilan Negeri menerima permohonan peninjauan kembali, wajib memberitahukan permintaan permohonan peninjauan kembali tersebut kepada Jaksa. 8. Dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari setelah permohonan peninjauan kembali diterima Pengadilan Negeri, Ketua Pengadilan menunjuk Majelis Hakim yang tidak memeriksa perkara semula, untuk memeriksa dan memberikan pendapat apakah alasan permohonan peninjauan kembali telah sesuai dengan ketentuan Undangundang. 30

31 9. Dalam hal permohonan peninjauan kembali diajukan oleh terpidana yang sedang menjalani pidananya, Hakim menerbitkan penetapan yang memerintahkan kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan dimana terpidana menjalani pidana untuk menghadirkan terpidana ke persidangan Pengadilan Negeri. 10. Panitera wajib membuat Berita Acara pemeriksaan peninjauan kembali yang ditandatangani oleh Hakim, Jaksa, pemohon dan Panitera. Berdasarkan benta acara pemeriksaan tersebut dibuat Berita Acara pendapat yang ditanda tangani oleh Majelis Hakim dan Panitera. 11. Permohonan peninjauan kembali yang terpidananya berada di luar wilayah Pengadilan yang telah memutus dalam tingkat pertama: a. Diajukan kepada Pengadilan yang memutus dalam tingkat pertama. b. Hakim dari Pengadilan yang memutus dalam tingkat pertama dengan penetapan dapat meminta bantuan pemeriksaan kepada Pengadilan Negeri tempat pemohon peninjauan kembali berada. c. Berita Acara pemeriksaan dikirim ke Pengadilan yang meminta bantuan pemeriksaan. d. Berita Acara Pendapat dibuat oleh Pengadilan yang telah memutus pada tingkat pertama. 12. Dalam pemeriksaan persidangan dapat diajukan suratsurat dan saksisaksi yang sebelumnya tidak pernah diajukan pada persidangan Pengadilan di tingkat pertama. 13. Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari, setelah pemeriksaan persidangan selesai, Panitera harus segera mengirimkan berkas perkara tersebut ke Mahkamah Agung. Tembusan surat pengantarnya disampaikan kepada pemohon dan Jaksa. 14. Dalam hal suatu perkara yang dimintakan peninjauan kembali adalah putusan Pengadilan Banding, maka tembusan surat 31

32 pengantar tersebut harus dilampiri tembusan Berita Acara pemeriksaan serta Berita Acara pendapat dan disampaikan kepada Pengadilan Tinggi. 15. Permohonan peninjauan kembali hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali saja (pasal 268 ayat 3 KUHAP). Lihat Bagan 3.C.1 32

33 ALUR PROSES PERKARA PIDANA PENINJAUAN KEMBALI PADA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA PEMOHON PK 1. Terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan Hukum Tetap yang merupakan putusan pemidanaan, terpidana atau ahli warisnya dapat mengajukan permohonan peninjauan kembali, dan dapat dikuasakan kepada penasihat hukumnya. 2. Permohonan peninjauan kembali diajukan kepada Panitera Pengadilan yang telah memutus perkaranya dalam tingkat pertama dengan menyebutkan secara jelas alasannya. 3. Permohonan peninjauan kembali tidak dibatasi jangka waktu. MEJA II menerima berkas perkara pidana permohonan peninjauan kembali, lengkap dengan suratsurat yang berhubungan dengan perkara tersebut, dan memberikan tanda terima. 2 Jam KEPANITERAAN PIDANA Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari, setelah pemeriksaan persidangan selesai, Panitera harus segera mengirimkan berkas perkara tersebut beserta softcopy ke Mahkamah Agung. Tembusan surat pengantarnya disampaikan kepada pemohon dan Jaksa, dlm hal PK dlm putusan Banding dan kasasi maka surat tembusan disampaikan kpd PT dan MA. 1 Hari PANITERA 1. Membuat surat keterangan yang ditandatangani oleh Panitera dan pemohon. 2. Panitera wajib menanyakan dan mencatat alasanalasan secara jelas dengan membuatkan Surat Permohonan PK (pemohon kurang memahami hukum). 2 hari PANITERA Panitera wajib membuat berita acara pemeriksaan peninjauan kembali yang ditandatangani oleh Hakim, Jaksa, pemohon dan Panitera. 3 Hari KETUA PENGADILAN NEGERI menunjuk Majelis Hakim yang tidak memeriksa perkara semula, untuk memeriksa dan memberikan pendapat. 12 hari MAJELIS HAKIM 1. Menetapkan Hari Sidang. 2. Memerintahkan JS untuk memanggil Pemohon PK dan JPU. 7 Hari BAGAN 3.C.1 33

34 C.2. PERDATA 1. Permohonan peninjauan kembali hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali saja (pasal 268 ayat 3 KUHAP). 2. Berkas perkara diserahkan kepada Panitera Muda Perdata sebagai petugas pada meja/loket pertama, yang menerima pendaftaran terhadap permohonan peninjauan kembali. 3. Permohonan peninjauan kembali dapat diajukan dalam waktu 180 hari kalender, dalam hal : a. Apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan yang diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada buktibukti yang kemudian oleh Hakim pidana dinyatakan palsu, adalah sejak diketahui kebohongan atau tipu muslihat atau sejak putusan Hakim pidana memperoleh kekuatan hukum tetap, dan tetap diberitahukan kepada pada pihak yang berperkara. b. Apabila setelah perkara diputus ditemukan suratsurat bukti yang bersifat menentukan yang pada waktu perkara diperiksa tidak dapat ditemukan, adalah sejak ditemukan suratsurat bukti, yang hari serta tanggal ditemukannya harus dinyatakan dibawah sumpah dan disahkan oleh pejabat yang berwenang. c. Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih dari pada yang dituntut, apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan sebabsebabnya, dan apabila antara pihakpihak yang sama mengenai suatu soal yang sama, atas dasar yang sama oleh Pengadilan yang sama atau sama tingkatnya telah diberikan putusan yang bertentangan satu dengan yang lain, adalah sejak putusan memperoleh kekuatan hukum tetap dan telah diberitahukan kepada para pihak yang berperkara. d. Apabila dalam suatu putusan terdapat suatu kekhilafan Hakim atau suatu kekeliruan yang nyata, adalah sejak putusan yang terakhir dan bertentangan itu memperoleh kekuatan hukum tetap dan telah diberitahukan kepada pihak 34

35 yang berperkara. 4. Permohonan peninjauan kembali yang diajukan melampaui tenggang waktu, tidak dapat diterima dan berkas perkara tidak perlu dikirimkan ke Mahkamah Agung dengan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri. Apabila hari ke 14 jatuh pada hari Sabtu, Minggu atau Hari Libur, maka penentuan hari ke 14 jatuh pada hari kerja berikutnya. 5. Panjar biaya perkara peninjauan kembali dituangkan dalam SKUM, terdiri dari: a. Biaya perkara peninjauan kembali yang telah ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung. b. Biaya pengiriman uang. c. Biaya pengiriman berkas. d. Biaya Pemberitahuan (BP) berupa : 1. BP pernyataan PK dan alasan PK. 2. BP penyampaian salinan putusan kepada pemohon PK. 3. BP amar putusan kepada termohon PK. 6. SKUM (Surat Kuasa Untuk Membayar) dibuat dalam rangkap tiga: a. Lembar pertama untuk pemohon. b. Lembar kedua untuk kasir. c. Lembar ketiga untuk dilampirkan dalam berkas permohonan 7. Menyerahkan SKUM kepada pihak yang bersangkutan agar membayar uang panjar yang tercantum dalam SKUM kepada pemegang kas Pengadilan Negeri. 8. Pemegang kas setelah menerima pembayaran menandatangani dan membubuhkan cap stempel lunas pada SKUM. 9. Permohonan PK dapat diterima apabila panjar yang ditentukan dalam SKUM oleh meja pertama telah dibayar lunas melaluai 35

36 Bank Pemrintah. 10. Pemegang kas kemudian membukukan uang panjar biaya perkara sebagaimana tercantum dalam SKUM pada buku jurnal keuangan perkara. 11. Apabila panjar biaya peninjauan kembali telah dibayar lunas maka pengadilan pada hari itu juga wajib membuat akta pernyataan peninjauan kembali yang dilampirkan pada berkas perkara dan mencatat permohonan peninjauan kembali tersebut dalam register induk perkara perdata dan register peninjauan kembali. 12. Menyerahkan SKUM kepada pihak yang bersangkutan agar membayar uang panjar yang tercantum dalam SKUM kepada pemegang kas Pengadilan Negeri. 13. Pemegang kas setelah menerima pembayaran menandatangani dan membubuhkan cap stempel lunas pada SKUM. 14. Permohonan PK dapat diterima apabila panjar yang ditentukan dalam SKUM oleh meja pertama telah dibayar lunas melalui Bank Pemerintah. 15. Pemegang kas kemudian membukukan uang panjar biaya perkara sebagaimana tercantum dalam SKUM pada buku jurnal keuangan perkara. 16. Apabila panjar biaya peninjauan kembali telah dibayar lunas maka pengadilan pada hari itu juga wajib membuat akta pernyataan peninjauan kembali yang dilampirkan pada berkas perkara dan mencatat permohonan peninjauan kembali tersebut dalam register induk perkara perdata dan register peninjauan kembali. 17. Menyerahkan SKUM kepada pihak yang bersangkutan agar membayar uang panjar yang tercantum dalam SKUM kepada pemegang kas Pengadilan Negeri. 36

37 18. Jawaban/tanggapan atas alasan PK yang diterima di kepaniteraan Pengadilan Negeri harus dibubuhi hari dan tanggal penerimaan yang dinyatakan di atas surat jawaban tersebut. 19. Dalam waktu 30 hari setelah menerima jawaban tersebut berkas peninjauan kembali berupa bundel A dan B harus dikirim ke Mahkamah Agung. 20. Pencabutan permohonan peninjauan kembali diajukan kepada Ketua Mahkamah Agung melalui Ketua Pengadilan Negeri yang ditandatangani oleh pemohon peninjauan kembali. Apabila diajukan oleh kuasanya harus diketahui oleh principal. 21. Pencabutan permohonan peninjauan kembali harus segera dikirim oleh Panitera ke Mahkamah Agung disertai akta pencabutan yang ditandatangani oleh Panitera. Lihat Bagan 3.C.2 37

38 ALUR PROSES PERKARA PERDATA PENINJAUAN KEMBALI PADA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI 1. Permohonan peninjauan kembali dapat diajukan dalam waktu 180 hari; a. Sejak diketahuinya kekeliruan Hakim b. Sejak diketahuinya kebohongan/kepalsuan dari bukti yang diajukan c. Sejak ditemukannya NOVUM 2. Permohonan peninjauan kembali yang diajukan melampaui tenggang waktu, tidak dapat diterima dan berkas perkara tidak perlu dikirimkan ke Mahkamah Agung dengan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri. MEJA I menerima permohonan peninjauan kembali ; memeriksa kelengkapan berkas; menentukan panjar ongkos perkara dan membuat SKUM; membuat akta pernyataan PK. 2 Jam KEPANITERAAN PERDATA Dalam waktu 30 hari setelah menerima Memori dan Kontra Memori peninjauan kembali berupa bundel A dan B harus dikirim ke Mahkamah Agung. Pembayaran oleh Pemohon PK di Bank BRI / Bank Pemerintah setempat MEJA II mencatat permohonan PK tersebut dalam register induk perkara perdata dan register permohonan PK setelah panjar biaya perkara dibayar melalui Bank Pemerintah 2 Jam Pemberitahuan memeriksa berkas perkara (inzage) 3 Hari MEJA III Menerima berkas Alasan/Memori PK, jawaban/tanggapan atas PK. Mengatur giliran Jurusita / Jurusita Pengganti. Pemberitahuan permohonan PK kepada pihak termohon 1 Hari Penyerahan Memori PK kepada pihak termohon 1 Hari Penyerahan Kontra Memori PK kepada pihak Pemohon 1 Hari BAGAN 3.C.2 38

39 D. GRASI 1. Terhadap putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dapat diajukan permohonan grasi kepada Presiden secara tertulis oleh : a. Terpidana dan atau kuasa hukumnya. b. Keluarga Terpidana dengan persetujuan Terpidana. c. Keluarga Terpidana tanpa persetujuan Terpidana, dalam hal pidana yang dijatuhkan adalah pidana mati. 2. Putusan pemidanaan yang dapat dimohonkan grasi adalah : Pidana mati, pidana seumur hidup dan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun. 3. Permohonan grasi tidak dibatasi oleh tenggang waktu. 4. Permohonan grasi diajukan kepada Presiden melalui Ketua Pengadilan yang memutus perkara pada tingkat pertama dan atau terakhir untuk diteruskan kepada Mahkamah Agung. 5. Dalam hal permohonan grasi diajukan oleh Terpidana yang sedang menjalani pidana, permohonan dan salinannya disampaikan melalui Kepala Lembaga Pemasyarakatan, untuk diteruskan kepada Ketua Pengadilan Tingkat Pertama yang memutus perkara tersebut dan paling lambat 7 ( tujuh ) hari sejak diterimanya permohonan dan salinannya, berkas perkara Terpidana dikirim kepada Mahkamah Agung. 6. Panitera wajib membuat Akta penerimaan Salinan Permohonan Grasi, selanjutnya berkas perkara beserta permohonan grasi dikirimkan kepada Mahkamah Agung. Apabila permohonan grasi tidak memenuhi persyaratan, Panitera membuat Akta Penolakan Permohonan Grasi. 7. Dalam jangka waktu paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja sejak tanggal penerimaan salinan permohonan grasi, Pengadilan Tingkat Pertama mengirimkan salinan permohonan dan berkas perkara kepada Mahkamah Agung. 39

40 8. Berkas perkara yang diajukan kepada Presiden harus dilengkapi dengan suratsurat sebagai berikut: a. Surat pengantar. b. Daftar isi berkas perkara. c. Akta berkekuatan hukum tetap. d. Permohonan grasi dan Akta Penerimaan Permohonan Grasi e. Salinan Permohonan grasi dari Terpidana dan Akta penerimaan salinan permohonan grasi. f. Surat kuasa dari terpidana untuk kuasanya atau surat persetujuan untuk keluarga dari Terpidana (jika ada). g. Berita Acara Sidang. h. Putusan Pengadilan tingkat pertama. i. Putusan Pengadilan tingkat banding (jika ada). j. Putusan Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi(jika ada). k. Surat dakwaan. l. Eksepsi, dan putusan sela (jika ada). m. Surat tuntutan. n. Pembelaan, Replik, Duplik (jika ada). o. Surat penetapan penunjukan Hakim. p. Surat penetapan hari sidang. q. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan. r. Suratsurat lain yang berhubungan dengan berkas perkara. 9. Dalam hal permohonan grasi diajukan dalam waktu bersamaan dengan permohonan peninjauan kembali atau jangka waktu antara kedua permohonan tersebut tidak terlalu lama, maka permohonan peninjauan kembali dikirim terlebih dahulu. 10. Permohonan grasi hanya dapat diajukan 1 (satu) kali kecuali dalam hal : a. Terpidana yang pernah ditolak permohonan grasinya 40

41 dan telah lewat waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal penolakan grasinya. b. Terpidana yang pernah diberi grasi dari pidana mati menjadi pidana penjara seumur hidup dan telah lewat waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal keputusan pemberitahuan grasi diterima. Lihat Bagan 3.D 41

42 ALUR PROSES PERKARA PIDANA GRASI PADA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA Dalam hal permohonan grasi diajukan oleh Terpidana yang sedang menjalani pidana. KEPALA LP PRESIDEN RI PEMOHON GRASI MEJA II Menerima permohonan Grasi. 2 Jam KEJAKSAAN NEGERI 1. Dapat diajukan permohonan grasi kepada Presiden secara tertulis oleh : a.terpidana dan atau kuasa hukumnya. b.keluarga Terpidana dengan persetujuan Terpidana. c. Keluarga Terpidana tanpa persetujuan Terpidana, dalam hal pidana yang dijatuhkan adalah pidana mati. 2. Putusan pemidanaan yang dapat dimohonkan grasi adalah : Pidana mati, pidana seumur hidup dan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun. 3. Permohonan grasi tidak dibatasi oleh tenggang waktu. PANITERA Membuat Akta penerimaan dan penolakan Salinan Permohonan Grasi. 1 hari KEPANITERAAN PIDANA Dalam jangka waktu paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja sejak tanggal penerimaan salinan permohonan grasi, Pengadilan Tingkat Pertama mengirimkan salinan permohonan dan berkas perkara kepada Mahkamah Agung.. Jam BAGAN 3.D 42

43 IV. TEKNIS PERADILAN A. PADA PENGADILAN TINGGI A.1. PERKARA PIDANA 1. Berkas perkara yang telah ditetapkan Majelis Hakim dan Panitera Pengganti diserahkan kepada Majelis Hakim yang bersangkutan. 2. Ketua Majelis Hakim sebagai pembaca pertama mempelajari berkas perkara dan membuat jadwal kegiatan sidang (court calender) selanjutnya menyerahkan kepada Hakim Anggota satu untuk dibaca. 3. Hakim Anggota satu selaku pembaca kedua mempelajari berkas perkara dan selanjutnya menyerahkan kepada Hakim Anggota dua. 4. Hakim Anggota kedua selaku pembaca ketiga mempelajari berkas perkara dan selanjutnya menyerahkan kepada Ketua Majelis. 5. Ketua Majelis menyerahkan berkas perkara kepada Panitera Pengganti untuk membuat penetapan hari dan tanggal persidangan. 1 hari 7 hari 7 hari 7 hari 1 hari 6. Panitera Pengganti membuat penetapan persidangan. 1 hari 7. Tenggang waktu antara penetapan persidangan dengan hari dan tanggal persidangan paling lama 3 hari kerja. 8. Musyawarah Majelis Hakim tanpa dihadiri oleh Panitera Pengganti. 9. Pembuatan konsep putusan oleh Hakim yang ditunjuk harus sudah dalam bentuk konsep jadi (diketik). 10. Koreksi putusan oleh Hakim Anggota dan selanjutnya 5 hari 2 hari 43

44 diserahkan kepada Ketua Majelis Hakim. 11. Koreksi putusan oleh Ketua Majelis selanjutnya untuk diucapkan dalam sidang yang terbuka. 2 hari 12. Pada hari persidangan yang telah ditetapkan, putusan diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum. 13. Petikan putusan dikeluarkan pada hari itu juga setelah putusan diucapkan dan putusan lengkap beserta berkas perkara dikirim ke Pengadilan Negeri pengaju paling lama 7 hari. 14. Perkara harus diputus dalam tenggang waktu selambat lambatnya 4 bulan sejak perkara di register. 15. Dalam hal perkara pidana yang terdakwanya ditahan, sudah harus diputus dan diselesaikan dalam tenggang waktu selambatlambatnya 14 hari sebelum masa tahanan berakhir. 16. Setelah berkas perkara selesai di minutasi Panitera Pengganti menyerahkan berkas perkara ke Kepaniteraan Pidana. 17. Kepaniteraan Pidana meregister kedalam Buku Register Induk Perkara dan membuat surat pengantar pengiriman berkas ke Pengadilan Negeri pengaju dengan menyerahkan ke sub. Bagian umum. 18. Sub. Bagian umum mengirimkan berkas perkara ke Pengadilan Negeri pengaju. 19. Permohonan Penetapan perpanjangan penahanan oleh Majelis Hakim Pengadilan Tinggi kepada Ketua Pengadilan Tinggi 14 hari sebelum masa penahanan berakhir. 1 jam 1 hari 3 hari 1 hari 1 hari 44

45 20. Permohonan perpanjangan oleh Majelis Hakim Pengadilan Tinggi kepada Ketua Mahkamah Agung diajukan 14 hari sebelum masa tahanan berakhir. 1 hari A.2. PERKARA PERDATA 1. Berkas perkara yang telah ditetapkan Majelis Hakim dan Panitera Pengganti diserahkan kepada Majelis Hakim yang bersangkutan. 2. Ketua Majelis mencatat berkas perkara yang diterima dan membuat jadwal kegiatan sidang (court calender) 3. Ketua Majelis sebagai pembaca pertama mempelajari berkas perkara dan selanjutnya menyerahkan kepada Hakim Anggota I. 4. Hakim Anggota I selaku pembaca kedua mempelajari berkas perkara dan selanjutnya menyerahkan kepada Hakim Anggota ke II. 5. Hakim Anggota II selaku pembaca ketiga mempelajari berkas perkara dan selanjutnya menyerahkan kepada Ketua Majelis. 6. Musyawarah Majelis Hakim untuk memutuskan perkara dalam tenggang waktu paling lama 7 hari kerja sejak Hakim anggota II selesai membaca berkas perkara. 7. Musyawarah Majelis Hakim tanpa dihadiri oleh Panitera Pengganti. 8. Pembuatan konsep putusan dalam tenggang waktu paling lama 7 hari kerja. 1 hari 1 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 9. Pengetikan putusan oleh Panitera Pengganti 7 hari kerja. 7 hari 45

46 10. Koreksi putusan oleh Hakim Anggota selanjutnya diserahkan kepada Ketua Majelis. 11. Koreksi putusan oleh Ketua Majelis paling lama 2 hari kerja. 12. Pada hari persidangan yang telah ditetapkan, putusan diucapkan dalam ruang persidangan yang terbuka untuk umum. 13. Perkara perdata paling lama diputus selambatlambatnya 4 bulan sejak perkara diregister. 14. Musyawarah Majelis Hakim tanpa dihadiri oleh Panitera Pengganti. 2 hari 2 hari 15. Pengetikan putusan oleh Panitera Pengganti 7 hari kerja. 16. Pada hari persidangan yang telah ditetapkan, putusan diucapkan dalam ruang persidangan yang terbuka untuk umum. 17. Perkara perdata paling lama diputus selambatlambatnya 4 bulan sejak perkara diregister. 18. Setelah berkas perkara selesai di minutasi, Panitera Pengganti menyerahkan kepada Kepaniteraan Perdata. 19. Kepaniteraan perdata meregister berkas dalam Buku Induk Perkara dan membuat surat pengantar pengiriman berkas ke Pengadilan Negeri pengaju dan menyerahkan berkas ke subbagian umum. 20. Sub.bagian umum mengirim berkas perkara ke Pengadilan Negeri pengaju. 1 hari 3 hari 1 hari 46

47 B. PADA PENGADILAN NEGERI B.1. PERKARA PIDANA DENGAN ACARA BIASA 1. Pengadilan Negeri menerima pelimpahan berkas perkara dengan barang bukti dan Terdakwa dari Jaksa Penuntut Umum atau petugas Kejaksaan yang berstatus Pegawai Negeri Sipil yang mendapat tugas resmi untuk itu. Setelah berkas diteliti oleh Panitera Muda Pidana apabila berkas sudah lengkap, diregister pada hari itu juga, jika tidak lengkap hari itu juga dikembalikan kepada petugas Kejaksaan Negeri tersebut. 2. Berkas perkara yang sudah lengkap oleh Panitera Muda Pidana diserahkan kepada Ketua Pengadilan Negeri untuk ditunjuk Majelis Hakim yang akan memeriksa dan mengadili perkara tersebut. 3. Kemudian dari Ketua Pengadilan Negeri disampaikan kepada Panitera Sekretaris untuk ditetapkan Panitera Pengganti 4. Ketua Majelis Hakim menetapkan hari sidang untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut. 5. Berita Acara sidang dibuat setelah sidang selesai dan ditandatangani oleh Ketua Majelis Hakim dan Panitera Pengganti paling lambat pada hari sidang berikutnya atau setelah sidang terakhir paling lama 7 hari kerja. 1 hari 3 hari 1 jam 1 hari 6. Pemeriksaan persidangan sampai putusan dilakukan paling lama 90 hari kerja. 7. Pemeriksaan perkara tindak pidana khusus dan perkara yang menarik perhatian masyarakat, dikecualikan dari point 6 dan paling lama 6 bulan. 8. Dalam hal perkara diajukan eksepsi mengenai formalitas 28 hari 47

48 surat dakwaan atau kompetensi absolut, harus diputuskan terlebih dahulu. 9. Panitera Pengganti wajib melaporkan kepada kepaniteraan pidana tentang tanggal penundaan sidang beserta alasannya setiap selesai persidangan. 10. Majelis Hakim harus sudah menyiapkan putusan yang akan dibacakan dengan dibantu oleh alat perekam dan hasil rekaman tersebut diarsipkan dikepaniteraan pidana. 11. Panitera Pengganti wajib melaporkan tanggal dan amar putusan yang telah ditanda tangani Majelis Hakim kepada kepaniteraan pidana pada hari itu juga. 12. Panitera Muda Pidana bertanggung jawab atas pencatatan perkembangan persidangan tersebut kedalam Buku Register yang diperuntukkan untuk itu, juga setelah menerima laporan dari Panitera Pengganti pada hari itu juga. 13. Panitera Pengganti wajib menyelesaikan dan menyerahkan petikan putusan yang dimaksud kepada Panitera Muda Pidana pada hari itu juga. 14. Panitera Muda Pidana harus menyampaikan petikan putusan kepada Kejaksaan Negeri dan Rutan serta terdakwa atau penasehat hukumnya pada hari itu juga dengan surat pengantar dan tanda terima (SEMA No.2/2010). 1 jam 3 hari 1 jam 1 hari 1 hari 1 hari B.2. PERKARA PIDANA SINGKAT 1. Hari persidangan untuk memeriksa perkara singkat ditetapkan terlebih dahulu oleh Ketua Pengadilan Negeri dan Kepala Kejaksaan Negeri. 1 hari 48

49 2. Penuntut Umum membawa berkas perkara, Terdakwa dan barang bukti ke persidangan pada hari yang telah ditetapkan tersebut dan melapor kepada Panitera Muda Pidana untuk kemudian diteruskan kepada Ketua Pengadilan Negeri untuk ditetapkan Majelis Hakim. 3. Majelis Hakim menyidangkan perkara tersebut dan sedapat mungkin diputus pada hari itu juga, kalau penuntut umum pada hari sidang tersebut tidak menghadirkan terdakwa, saksi dan barang bukti maka perkara tersebut dikembalikan ke Kejaksaan. 4. Dakwaan penuntut umum dalam perkara singkat berupa catatan dan diucapkan secara lisan didalam persidangan 5. Perkara singkat didaftarkan pada Panitera Muda Pidana setelah Hakim memulai pemeriksaan perkara. 6. Putusan tidak dibuat secara tersendiri tetapi tercatat di dalam Berita Acara sidang. 7. Dianjurkan kepada ketua Pengadilan Negeri agar berkoordinasi dengan kepala kejaksaan negeri, supaya berkas perkara dengan acara singkat diajukan tiga hari sebelum hari persidangan. 1 hari 1 jam B.3. PERKARA PIDANA CEPAT B.3.1. TINDAK PIDANA RINGAN 1. Penyidik selaku kuasa penuntut umum mengajukan ke Pengadilan Negeri, perkara tindak pidana ringan disertai terdakwa, saksi dan barang bukti. 2. Bila Hakim berpendapat perkara tersebut bukan termasuk tindak pidana ringan maka berkas perkara tersebut dikembalikan kepada penyidik. 1 hari 49

50 3. Hakim menyidangkan perkara tersebut dan diputus pada hari itu juga. 4. Perkara tersebut diregister setelah ada putusan. B.3.2. PELANGGARAN LALU LINTAS 1. Penyidik selaku kuasa penuntut umum mengajukan ke Pengadilan Negeri, perkara pelanggaran lalu lintas disertai terdakwa, berkas dan barang bukti. 2. Hakim menyidangkan perkara tersebut dan diputus pada hari itu juga. Bila terdakwa tidak hadir maka Hakim memutus verstek. 3. Eksekusi perkara pelanggaran lalu lintas dilakukan oleh kejaksaan dan berkas perkara verstek berikut barang bukti diserahkan kepada kejaksaan pada hari itu juga. 1 hari B.4. PERKARA PERDATA 1. Ketua/Wakil Pengadilan Negeri menetapkan Majelis Hakim / Hakim dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti paling lama 1 jam. 2. Setelah menerima berkas perkara, Majelis Hakim / Hakim menetapkan hari sidang pada hari itu juga. 3 hari 1 jam 3. Panggilan sidang, dibutuhkan waktu selama 7 hari kerja, kecuali : Untuk panggilan delegasi disesuaikan dengan wilayah hukum Pengadilan Negeri yang akan dimintakan bantuan delegasi paling lama 14 hari. 1 hari Untuk panggilan luar negeri melalui Dirjen Protokol 50

51 Kementrian Luar Negeri paling lama 3 bulan. 4. Setelah para pihak hadir dalam sidang pertama Majelis Hakim menanyakan apakah para pihak telah menunjuk mediator sendiri dan apabila tidak ada maka ketua majelis menunjuk mediator dan memberikan tenggang waktu untuk mediasi paling lama 40 hari dan dapat diperpanjang 14 hari (PERMA NO.01/2008). 5. Panitera Penggganti wajib melaporkan tentang tanggal penundaan persidangan beserta alasan pada hari itu juga kepada kepaniteraan perdata. 6. Pemeriksaan perkara (gugatan, jawaban, replik, duplik, pembuktian, kesimpulan, putusan) diselesaikan paling lama 5 bulan kecuali perkara perdata khusus. 7. Majelis Hakim memerintahkan Panitera pengganti untuk meminta rincian biaya perkara kepada kasir sebelum putusan diucapkan, sekiranya kurang segera dimintakan untuk menambah biaya perkara. 8. Pada saat putusan diucapkan Majelis Hakim membacakan putusan yang telah siap/ketik rapi dibacakan dan di tanda tangani. 9. Panitera pengganti wajib melaporkan tanggal dan amar putusan kepada kepaniteraan muda perdata pada hari itu juga, dan disertai perintah untuk memberitahukan putusan kepada para pihak yang tidak hadir. 10. Kepaniteraan muda perdata mencatat perkembangan persidangan tersebut kedalam Buku Register yang di peruntukkan untuk itu pada hari itu juga setelah menerima laporan dari Panitera Pengganti. 2 jam 1 jam 1 jam 3 jam 1 jam 1 jam 11. Majelis Hakim dan Panitera Pengganti wajib 51

52 menyelesaikan minutasi dan pemberkasan perkara 14 hari kerja setelah putusan diucapkan (kecuali putusan sela yang bukan putusan akhir). 12. Sita Jaminan diletakkan setelah perkara diperiksa terlebih dahulu. 13. Biaya Sita Jaminan harus dibuatkan SKUM dan dibayar pada Bank Pemerintah / BRI setempat. 14. Setelah para pihak hadir dalam sidang pertama Majelis Hakim menanyakan apakah para pihak telah menunjuk mediator sendiri dan apabila tidak ada maka ketua majelis menunjuk mediator dan memberikan tenggang waktu untuk mediasi paling lama 40 hari dan dapat diperpanjang 14 hari (PERMA NO.01/2008). 15. Panitera Penggganti wajib melaporkan tentang tanggal penundaan persidangan beserta alasan pada hari itu juga kepada kepaniteraan perdata. 16. Pemeriksaan perkara (gugatan, jawaban, replik, duplik, pembuktian, kesimpulan, putusan) diselesaikan paling lama 5 bulan kecuali perkara perdata khusus. 17. Sita Jaminan terhadap obyek tanah yang telah bersertifikat didaftarkan pada Kantor Badan Pertanahan Setempat. 18. Obyek Sita Jaminan tidak boleh diserahkan kepada Penggugat melainkan tetap ada pada Tergugat. 1 hari 1 hari 1 hari 19. Sita Jaminan tidak boleh melebihi nilai gugatan. 20. Sita jaminan tidak boleh diletakan terhadap ternak dan peralatan yang benarbenar diperlukan oleh tergugat untuk menjalankan usahanya seharihari. 21. Sita Jaminan tidak boleh diletakan terhadap Barang milik 52

53 Negara. 22. Sita Jaminan atas obyek yang sudah menjadi agunan pada Bank dan kreditur preferen lainnya tidak boleh dilakukan Sita dua kali melainkan hanya sita persamaan. 23. Sita Jaminan dilakukan apabila diajukan oleh pihak penggugat sesuai dengan surat gugatan dan diikuti dengan surat permohonan tersendiri walaupun sudah ada dalam surat gugatan. 24. Pemeriksaan setempat yang dilakukan oleh Majelis Hakim terhadap obyek perkara yang berupa tanah bersertifikat wajib mengikutsertakan petugas Badan Pertanahan Nasional (BPN). 25. Pemeriksaan setempat dibuatkan SKUM yang besarnya ditentukan oleh Majelis Hakim setelah mendapatkan persetujuan dari para pihak dan dibayar di Bank Pemerintah/BRI setempat. 26. Hasil pemeriksaan setempat tersebut dituangkan didalam Berita Acara yang dibuat oleh panitera pengganti sesuai dengan kenyatan dilapangan dan ditandatangani oleh para pihak. 1 hari B.5. TEKHNIS PEMBUATAN BERITA ACARA PERSIDANGAN 1. Didalam Berita Acara persidangan lanjutan harus ditulis susunan majelis Hakim secara lengkap, dan bila ada pergantian majelis Hakim harus ada penetapan Ketua Pengadilan Negeri. 2. Apabila terjadi pergantian ketua majelis Hakim Berita Acara persidangan sebelumnya harus dibacakan dipersidangan. 1 hari 53

54 3. Didalam pembuatan Berita Acara ditahap acara pembuktian ditulis dengan menyebutkan pertanyaan majelis Hakim. 4. Dalam pengetikan pada sistem komputer panitera pengganti harus hatihati, teliti dan cermat (check and recheck). Misalnya penggunaan copy paste dalam suatu perkara yang displit, mencatat hari dan tanggal persidangan. 5. Sidang yang dinyatakan terbuka atau tertutup untuk umum harus jelas. 6. Apabila dalam Berita Acara disebutkan lampiran dan ternyata lembar tersebut masih banyak yang kosong maka tempat yang kosong tersebut harus diberi tanda zigzag. V. PROSES PENGAMBILAN PUTUSAN V.1. PERKARA PIDANA V.1.1. PIDANA BIASA 1. Hakim dan pejabat peradilan dilarang menerima tamu dan bertemu dengan terdakwa dan keluarganya maupun penasehat hukumnya di luar persidangan, baik sebelum, pada saat dan sesudah putusan (sesuai dengan SEMA No. 03 Tahun 2010, tanggal 08 Maret 2010); 2. Pemeriksaan perkara tidak boleh melebihi waktu yang telah ditetapkan, yakni selama 6 (enam) bulan. Jika pemeriksaan perkara melebihi waktu yang ditetapkan, Majelis Hakim yang bersangkutan harus membuatkan laporan tertulis kepada Ketua Mahkamah Agung melalui Ketua Pengadilan Negeri dan tembusannya kepada Ketua Pengadilan Tinggi (SEMA No. 6 Tahun 1992); 1 hari 54

55 3. Jangka waktu antara requisitoir Jaksa Penuntut Umum dengan putusan tidak boleh melebihi 30 (tiga puluh) hari, dengan perincian waktu sebagai berikut : a. Pledoi 1 minggu b. Replik 1 minggu c. Duplik 1 minggu d. Putusan 1 minggu 4. Setelah putusan, Panitera pengganti harus segera melapor kepada Panitera Muda Pidana, bahwa perkara yang bersangkutan telah diputus dan selanjutnya dicatat dalam register perkara. 1 hari 5. Khusus tentang barang bukti: a. Hanya barang bukti yang diajukan ke depan persidangan yang wajib diputus oleh Hakim. b. Barang bukti yang dalam putusan terakhir dinyatakan dikembalikan kepada yang berhak/dirampas untuk negara, pelaksanaannya harus dilakukan sesudah putusan tersebut berkekuatan hukum tetap (BHT). c. Eksekusi barang bukti hanya dilaksanakan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU). d. Hakim dapat meminjampakaikan barang bukti kepada pemiliknya atau orang lain yang paling berhak sebelum menjatuhkan putusan dengan ketentuan sebagai berikut: 6 jam 1). Pemilik/orang yang berhak terlebih dahulu mengajukan permohonan tertulis kepada Majelis Hakim. 2). Membuat perjanjian berdasarkan syaratsyarat yang ditentukan oleh Majelis Hakim. 55

56 3). Majelis Hakim dengan pertimbangan khusus dapat mengembalikan barang bukti kepada pemohon (terutama barang bukti yang menjadi sumber kehidupan pemohon) 4). Barang bukti tersebut dapat diserahkan di persidangan karena penyerahan barang bukti tersebut merupakan tindakan Hakim (daad van de rechter). 5). Barang bukti yang secara limitatif ditentukan oleh undangundang dirampas untuk negara tidak boleh dipinjampakaikan. 6. Petikan putusan (extract vonis) harus diberikan kepada JPU/Terdakwa/Rutan pada hari itu juga setelah putusan diucapkan dan dapat dijadikan sebagai dasar untuk melaksanakan eksekusi, sedangkan salinan putusan wajib diberikan kepada JPU/Terdakwa/Rutan dalam waktu 14 hari (SEMA No. 3 Tahun 2010 jo. SEMA No. 1 Tahun 2011). 7. Hakim Pengawas Bidang harus proaktif mengawasi pelaksanaan ketentuan sebagaimana yang telah ditetapkan pada butir a di atas. 8. Panitera/Wakil Panitera mengawasi sikap dan perilaku bawahannya termasuk petugas pelaksana. 1 hari V.1.2. PERKARA SINGKAT 1. Perkara singkat diputus pada hari itu juga kecuali ada halhal yang dianggap perlu, Misalnya ada permintaan dari terdakwa mohon diundur mengajukan pembelaan. 2. Penundaan sidang tidak boleh lebih dari 7 hari. 56

57 3. Setelah pembelaan selesai dibacakan, Hakim harus memutus perkara tersebut. 4. Barang bukti segera diserahkan ke kejaksaan untuk dilaksanakan (eksekusi) V.1.3. TINDAK PIDANA RINGAN 1. Putusan perkara ringan harus dibacakan pada hari itu juga. 2. Barang bukti segera diserahkan ke kejaksaan untuk dilaksanakan (eksekusi). V.1.4. PELANGGARAN LALU LINTAS 1. Semua berkas perkara pelanggaran lalu lintas harus diputus pada hari itu juga baik dengan hadirnya terdakwa maupun tidak (verstek). 2. Semua berkas perkara dan barang bukti dikembalikan kepada kejaksaan pada hari itu juga, kecuali lembar untuk pengadilan. 3. Upaya hukum terhadap putusan Hakim yang menyangkut denda langsung kasasi dan putusan pidana kurungan ke pengadilan banding dalam waktu paling lama 14 hari berkas segera dikirim. 1 hari V.2. PERKARA PERDATA 1. Hakim dan pejabat peradilan dilarang menerima tamu dan bertemu baik langsung maupun tidak langsung dengan para pihak yang berperkara dan Penasihat Hukumnya di luar persidangan baik sebelum, pada saat dan sesudah 1 hari 57

58 putusan (SEMA No. 03 Tahun 2010 tanggal 8 Maret 2010). 2. Bahwa seyogyanya, jika konsep putusan belum siap, Majelis Hakim menunda sidang guna menyiapkan konsep putusan terlebih dahulu. 3. Pemeriksaan perkara tidak boleh melebihi waktu yang ditetapkan sebagai berikut : a. Perkara perdata harus selesai diperiksa dan diputus dalam waktu 4 (empat) bulan, untuk tingkat banding sedangkan di tingkat pertama diperiksa dan diputus dalam waktu 6 (enam) bulan. b. Apabila karena sesuatu hal, waktu tersebut tidak cukup, maka Majelis Hakim harus membuat laporan tertulis kepada Ketua Pengadilan dengan mengemukakan alasannya. 4. Tenggang waktu antara kesimpulan dan putusan (persidangan terakhir) tidak boleh lebih dari 14 (empat belas) hari kalender. 5. Setelah putusan Majelis Hakim melalui Panitera Penganti harus segera melapor kepada Kepaniteraan/Panitera Muda Perdata, bahwa perkara tersebut telah diputus dan selanjutnya dicatat dalam register perkara serta sekaligus memberitahukan sikap para pihak baik Penggugat maupun Tergugat. 6. Hakim dapat mengabulkan Permohonan Sita Jaminan baik konservatoir maupun revindicatoir, jika permohonan tersebut : a. Pemohon mengajukan permohonan sita. 1 jam b. Permohonan sita cukup beralasan. 58

59 c. Majelis Hakim bermusyawarah dan setuju. d. Majelis Hakim membuat Penetapan Sita. e. Pemohon membayar dengan SKUM setelah ditetapkan besarannya oleh Panitera/Wakil Panitera/Panitera Muda Perdata. f. Jurusita yang ditunjuk melaksanakan penyitaan dengan disertai oleh dua orang saksi, karyawan/karyawati/jurusita pengganti. g. Jika obyek sita berada di wilayah Pengadilan Negeri lain, Majelis Hakim memberitahukan Ketua Pengadilan Negeri untuk meminta bantuan delegasi. 7. Terhadap pengabulan putusan serta merta (uit voerbaar bij voorraad) dan putusan provisi, harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan Ketua Pengadilan Negeri dan pelaksanaannya harus mendapat izin dari Ketua Pengadilan Tinggi Kalimantan Tengah. 8. Selama pemeriksaan perkara, Majelis Hakim harus memperhatikan halhal sebagai berikut : a. Menjaga harkat, martabat, dan wibawa Pengadilan b. Menjaga ucapan dan tingkah laku selama persidangan dengan mempedomani PPH (Pedoman dan Perilaku Hakim), antara lain: Menerima dan Menelepon/SMS/BBM dan alat elektronik lainnya yang tidak berkaitan dengan perkara selama persidangan. Tidur/mengantuk dalam persidangan. Membaca koran/surat kabar selama persidangan. c. Menjaga tata tertib yang harus diindahkan oleh setiap orang yang hadir di ruang persidangan. d. Dilarang membuat gaduh, makan, minum dan merokok 59

60 selama persidangan. e. Ketua Majelis bertanggung jawab memimpin tertibnya persidangan dan wajib menegur setiap orang yang tidak tertib. 9. Untuk kepentingan para pihak baik penggugat maupun tergugat, dapat diberikan salinan putusan melalui tata cara sebagai berikut : a. Para pihak dapat mengajukan permohonan langsung secara lisan atau secara tertulis kepada Panitera Muda Perdata dengan mengemukakan alasannya (misal untuk keperluan banding, kasasi, eksekusi, dll). b. Panitera Muda Perdata harus memberikannya pada hari itu juga atau selambatlambatnya keesokan harinya dengan memperhatikan PP No 53 Tahun 2009 tanggal 23 Juli 2009 tentang Leges sebagai PNBP. c. Bahwa selain leges resmi, pejabat kepaniteraan perkara dilarang keras memungut/menerima biaya lain yang berada di luar ketentuan yang telah ditetapkan. d. Hakim Pengawas Bidang harus proaktif mengawasi pelaksanaan ketentuan sebagaimana yang telah ditetapkan pada butir a di atas. e. Panitera/Wakil Panitera mengawasi sikap dan perilaku bawahannya termasuk petugas pelaksana. f. Penyimpangan ketentuan tersebut merupakan pelanggaran disiplin. 60

61 VI. PASCA PUTUSAN 1. PERKARA PIDANA 1.1 ACARA BIASA Panitera Muda Pidana bertanggung jawab atas pencatatan perkembangan persidangan ke dalam buku register untuk itu, setelah menerima laporan dari Panitera Pengganti pada hari itu juga. Panitera Pengganti wajib menyelesaikan dan menyerahkan petikan putusan yang dimaksud kepada Panitera Muda Pidana pada hari itu juga, atau paling lambat hari kerja berikutnya/keesokan harinya. Panitera Muda Pidana harus menyampaikan petikan putusan kepada Jaksa Penuntut Umum dan Rumah Tahanan (Rutan)/LP serta Terdakwa/Penasehat Hukumnya setelah petikan putusan tersebut diterima dari Panitera Pengganti paling lama 1 (satu) hari, dengan surat pengantar dan tanda terima. 1 hari Majelis Hakim dan Panitera Pengganti wajib menyelesaikan minutasi dan pemberkasan perkara setelah putusan paling lama 14 (empat belas) hari kerja. 1.2 ACARA SINGKAT 1. Perkara ini dimaksudkan adalah perkara pidana yang menurut Jaksa Penuntut Umum pembuktiannya dan penerapan hukumnya mudah dan sederhana yang persidangannya dapat dilakukan pada harihari persidangan tertentu oleh Ketua Pengadilan Negeri yang bersangkutan. 2. Pemeriksaannya secara singkat dengan mendengarkan dakwaan secara lisan sebagai pengganti surat dakwaan menurut pasal 203 ayat (3) KUHAP dan pasal 204 KUHAP 61

62 3. Registrasi perkara dilakukan jika Hakim telah memulai pemeriksaan perkara, dan apabila Terdakwa dan Saksi utama tidak hadir pada hari persidangan yang telah ditetapkan, maka berkas tersebut dikembalikan kepada Jaksa Penuntut Umum dengan buku pengantar ekspedisi (dibuat oleh Panitera). 4. Dalam hal pengembalian berkas perkara pidana singkat ini, tidak diperkenankan pengembalian di bawah tangan kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU), harus sebagaimana prosedur butir Khusus dalam perkara pidana singkat ini, berkas diajukan dalam waktu 3 (tiga) hari sebelum persidangan, agar berkasberkas tersebut dapat dipelajari terlebih dahulu. 6. Pembuatan putusannya menjadi satu dengan Berita Acara Pemeriksaan, jadi tidak dibuat secara khusus. 1.3 ACARA CEPAT a. Perkara ini adalah pidana yang ancaman hukumannya tidak lebih dari 3 (tiga) s/d 6 (enam) bulan penjara atau denda Rp s/d Rp , yang terdiri dari : 1). Tindak Pidana Ringan, 2). Pelanggaran Lalu Lintas (pasal 211 KUHP). b. Dalam memeriksa perkara tersebut tanpa ada kewajiban Jaksa Penuntut Umum untuk hadir di persidangan, kecuali Jaksa Penuntut Umum (JPU) menginginkannya. c. Dalam hal Terdakwa tidak hadir/tidak memberikan kuasa dan pidana yang dijatuhkan berupa pidana perampasan kemerdekaan, terpidana dapat mengajukan perlawanan ke Pengadilan Negeri yang bersangkutan, selanjutnya Panitera Muda Pidana memberitahukan Penyidik tentang adanya perlawanan tersebut dan Hakim menetapkan hari 62

63 persidangan untuk memutus perkara perlawanan tersebut. d. Tenggang waktu perlawanan tersebut 7 (tujuh) hari setelah putusan diberitahukan secara sah kepada Terdakwa. e. Dalam hal putusan berupa pidana perampasan kemerdekaan, dapat diajukan banding. f. Untuk tertib administrasi, Panitera Muda Pidana membuat 2 register, yaitu : 1). Register Tindak Pidana Ringan. 2). Register Tindak Pidana Pelanggaran Lalu Lintas. 1.4 PROSES BANDING Pernyataan Banding dapat diajukan setelah putusan diucapkan atau setelah putusan diberitahukan kepada Terdakwa yang tidak hadir; Laporan banding kepada Pengadilan Tinggi harus disampaikan pada hari itu juga saat permintaan banding diajukan atau paling lama pada hari kerja berikutnya. Pemberitahuan Pernyataan Banding kepada Terbanding; Minutasi perkara banding harus sudah diserahkan kepada Panitera Muda Pidana; Tenggang waktu Inzage; Pengiriman Berkas Perkara ke Pengadilan Tinggi, sejak Pernyataan Banding diterima (tanpa harus menunggu Memori Banding); Jika permohonan banding tersebut dicabut oleh Pemohon sebelum diputus oleh Pengadilan Tinggi dan Terbanding pada hari itu juga atau paling lama pada hari kerja berikutnya; Dalam setiap Putusan harus dilampirkan softcopy masingmasing putusan, apabila tidak disertai maka berkas dinyatakan tidak lengkap. 63

64 1.5 PROSES KASASI Pernyataan Kasasi dapat diajukan dalam tenggang waktu 14 hari kerja setelah putusan banding diberitahukan kepada Penuntut Umum dan Terdakwa diputus bebas; Laporan Kasasi kepada Mahkamah Agung harus disampaikan saat permintaan kasasi diajukan, paling lama pada hari kerja berikutnya; Pemberitahuan Pernyataan Kasasi kepada Termohon Kasasi setelah pernyataan kasasi diterima; Minutasi perkara kasasi yang diputus bebas dan penyerahan salinan putusannya setelah permohonan kasasi diterima; Pemohon kasasi wajib menyerahkan memori kasasinya setelah permohonan kasasi diajukan ; Memori kasasi harus diberitahukan kepada Termohon Kasasi setelah memori diterima; Kontra Memori Kasasi dapat diserahkan oleh Termohon Kasasi setelah Termohon kasasi menerima Memori Kasasi; Pengiriman Berkas Perkara ke Mahkamah Agung, sejak pernyataan Kasasi diterima; Dalam setiap Putusan harus dilampirkan soft copy, apabila tidak disertai maka berkas dinyatakan tidak lengkap. 1 jam 1.6 PROSES PENINJAUAN KEMBALI Pengadilan Negeri menerima permohonan Peninjauan Kembali; Kepaniteraan Pidana menyerahkan permohonan Peninjauan Kembali kepada Ketua Pengadilan Negeri pada hari itu juga atau pada hari kerja berikutnya; Penunjukkan Majelis Hakim dan Panitera Pengganti ditetapkan pada hari itu juga atau pada hari kerja berikutnya; Kepaniteraan Pidana meneruskan permohonan Peninjauan 64

65 Kembali kepada Majelis Hakim yang ditunjuk pada hari itu juga atau paling lama pada hari kerja berikutnya; Majelis Hakim memeriksa apakah permintaan Peninjauan Kembali memenuhi persyaratan dalam waktu paling lama 14 hari kerja; Panitera Pengganti menyerahkan Berita Acara Pemeriksaan dan Berita Acara Pendapat kepada Kepaniteraan Pidana; Kepaniteraan Pidana dalam waktu 7 hari sejak berkas diserahkan oleh Panitera Pengganti harus sudah mengirimkan berkas tersebut ke Mahkamah Agung RI. 1.7 PROSES GRASI Permohonan Grasi diajukan oleh terdakwa atau Keluarga terdakwa, dicatat dalam register; Pemberkasan Grasi dengan pembuatan Berita Acara Asli dan dikirimkan ke Mahkamah Agung RI. 2. PERKARA PERDATA 2.1 PENYELESAIAN PERKARA Pendaftaran gugatan dan permohonan, diselesaikan 1 hari kerja, setelah biaya perkara ditaksir oleh meja pertama berdasarkan Surat Keputusan Ketua Pengadilan Negeri, yang dibayar langsung ke bank yang ditunjuk setelah meja pertama memberikan nomor rekening Pengadilan Negeri tersebut; Registrasi perkara perdata gugatan/permohonan, diselesaikan pada hari itu juga. 1 hari Penyerahan berkas perkara kepada Ketua Pengadilan Negeri melalui Panitera untuk ditetapkan Majelis Hakimnya/Hakim, diselesaikan pada hari itu juga atau paling lama pada hari kerja berikutnya; 65

66 Ketua Pengadilan Negeri menetapkan Majelis Hakim/Hakim dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti; Setelah berkas diterima Penetapan Hari sidang oleh Majelis Hakim/Hakim; Untuk tenggang waktu pemanggilan sidang, dibutuhkan waktu selama 7 hari kerja, kecuali untuk pemanggilan delegasi dan untuk panggilan luar negeri paling lama 3 (tiga) bulan/disesuaikan dengan ketentuan Departemen Luar Negeri; Setelah para pihak hadir dalam sidang pertama Majelis Hakim menunjuk mediator dan memberikan tenggang waktu untuk mediasi sesuai PERMA No. 01 Tahun 2008 kecuali terhadap perkaraperkara perdata khusus. Panitera Pengadilan wajib melaporkan tentang tanggal penundaan sidang beserta alasannya pada hari itu juga kepada Kepaniteraan Perdata. Pemeriksaan perkara (Gugatan, jawaban, replik, duplik, pembuktian, kesimpulan, putusan) diselesaikan paling lama 5 bulan, kecuali terhadap perkara persdata khusus. Panitera Pengganti wajib meminta perincian biaya perkara kepada kasir sebelum putusan diucapkan dan setelah putusan diucapkan wajib melaporkan kepada kasir perdata pada hari itu juga. Pada saat putusan diucapkan Majelis Hakim membacakan putusan yang telah siap dibacakan dan ditandatangani. Panitera Pengganti wajib melaporkan tanggal dan amar putusan kepada Kepaniteraan Perdata pada hari itu juga setelah putusan diucapkan dan disertai perintah untuk memberitahukan putusan kepada para pihak yang tidak hadir. Kepaniteraan Perdata mencatat perkembangan 66

67 persidangan tersebut ke dalam buku register yang diperuntukkan untuk itu pada hari itu juga setelah menerima laporan dari Panitera Pengganti. Majelis Hakim dan Panitera Pengganti wajib menyelesaikan Minutasi dan Pemberkasan perkara 14 hari kerja setelah putusan (kecuali putusan sela yang bukan putusan akhir) diucapkan. 2.2 PROSES BANDING Pernyataan Banding dapat diajukan dalam dalam tenggang waktu 14 hari setelah putusan diucapkan atau setelah putusan diberitahukan kepada para pihak yang tidak hadir. Pemebritahuan Pernyataan Banding kepada Terbanding paling lama 2 hari kerja setelah pernyataan banding diterima tanpa menunggu Memori Banding. Minutasi Perkara banding harus sudah diserahkan oleh Panitera Pengganti kepada Kepaniteraan Perdata dalam waktu 14 hari setelah permohonan banding diajukan. Para pihak diberikan kesempatan untuk memeriksa berkas (inzage). Pengiriman berkas perkara ke Pengadilan Tinggi paling lama 30 hari sejak pernyataan banding diterima (tanpa harus menunggu Memori Banding/terkecuali ada pemberitahuan delegasi yang belum kembali). Jika permohonan banding tersebut dicabut oleh Pemohon dan berkas tersebut telah dikirim dan belum diputus oleh Pengadilan Tinggi, harus diberitahukan kepada Pengadilan Tinggi dan Terbanding pada hari itu juga. Apabila ada memori banding yang diterima oleh Pengadilan Negeri setelah berkas dikirim maka Pengadilan Negeri 67

68 mengirimkan memori banding dan atau kontra memori banding tersebut sesegera mingkin dengan disertai relaas pemberitahuannya. Dalam setiap Putusan harus dilampirkan soft copy masingmasing putusan, apabila tidak disertai maka maka berkas dinyatakan tidak lengkap. Dalam setiap putusan banding yang diterima dan Pengadilan Tinggi harus disertai soft copy. Pemberitahuan putusan banding dari Pengadilan Tinggi diberitahukan kepada para pihak dalam waktu paling lama 2 hari setelah putusan diterima. 2.3 PROSES KASASI Pernyataan Kasasi dapat diajukan dalam tenggang waktu 14 hari setelah putusan banding diberitahukan kepada para pihak. Pemberitahuan Pernyataan Kasasi kepada Termohon Kasasi paling lama 2 hari kerja setelah pernyataan kasasi diterima. Permohonan Kasasi wajib menyerahkan memori kasasinya dalam waktu 14 hari setelah permohonan kasasi diajukan. Memori Kasasi harus diberitahukan kepada Termohon Kasasi dalam waktu 2 hari kerja setelah memori diterima. Kontra Memori Kasasi dapat diserahkan oleh Termohon Kasasi dalam lwaktu 14 hari, setelah Termohon kasasi menerima Memori Kasasi. Pengiriman Berkas Perkara Kasasi ke Mahkamah Agung paling lama 30 hari sejak pernyataan kasasi diterima. Dalam setiap putusan harus dilampirkan soft copy masing 68

69 masing putusan, apabila tidak disertai maka berkas dinyatakan tidak lengkap. Dalam setiap putusan kasasi yang diterima dari Mahkamah Agung dimohon disertai soft copy. Putusan Kasasi diberitahukan kepada para pihak dalam waktu paling lama 2 hari setelah putusan diterima. 2.4 PROSES PENINJAUAN KEMBALI Penerimaan Permohonan dan pencatatan dalam register Peninjauan Kembali. Pernyataan Peninjauan Kembali dapat diajukan dalam tenggang waktu 180 hari kerja. Setelah putusan kasasi diberitahukan kepada para pihak atau sejak ditemukan bukti baru (novum), disertai dengan alasan Peninjauan Kembali. Pemberitahuan Permohonan Peninjauan Kembali kepada Termohon Peninjauan Kembali palinglama 2 hari kerja setelah permohonan Peninjauan Kembali diterima. Jawaban atas alasan Peninjauan Kembali dapat diserahkan oleh Termohon Peninjauan Kembali dalam waktu 30 hari setelah Termohon Peninjauan Kembali menerima alasan Peninjauaan Kembali. Dalam waktu paling lama 30 hari setelah jawaban diterima dari Termohon Peninjauan Kembali berkas Peninjauan Kembali harus dikirim ke Mahkamah Agung. Dalam setiap putusan harus dilampirkan soft copy masingmasing putusan, apabila tidak disertai maka berkas dinyatakan tidak lengkap. Dalam setiap putusan Peninjauan Kembali yang diterima 69

70 dari Mahkamah Agung dimohon disertai soft copy. Putusan Peninjauan Kembali diberitahukan kepada para pihak dalam waktu paling lama 2 hari setelah putusan diterima. 2.5 DELEGASI Permintaan bantuan pemberitahuan ke Pengadilan Negeri lain/delegasi. Penyelesaiaan permintaan bantuan tersebut harus sudah dijalankan setelah permintaan bantuan tersebut diterima. Pengiriman kembali relaas kepada Pengadilan Negeri Pemohon bantuan. Wakil Panitera melakukan pengawasan terhadap kinerja Jurusita apakah sudah benarbenar melaksanakan tugasnya tepat waktu dan diharuskan kepada Jurusita apabila telah melaksanakan tugasnya melapor kepada Wakil Panitera dengan memperlihatkan relaasrelaas/hasil pekerjaannya. Setiap Pengadilan Negeri membentuk Tim Delegasi untuk melaksanakan delegasi dari Pengadilan Negeri Pemohon. 70

71 VII. PELAKSANAAN PUTUSAN 1. PIDANA Pelaksanaan putusan pidana adalah wewenang kejaksanan. Kejaksaan wajib memberikan Berita Acara pelaksanaan putusan (eksekusi) kepada Pengadilan Negeri 2. PERDATA 2.1 AANMANING Surat masuk permohonan Aanmaning, disposisi Ketua Pengadilan Negeri dan Panitera Sekretaris pada hari yang sama dengan surat masuk. Panitera Muda Perdata meneliti kelengkapan berkas dan menghitung panjar biaya (SKUM) setelah menerima disposisi dari Ketua Pengadilan Negeri/Panitera Sekretaris, dan mencatatkannya ke dalam register eksekusi paling lama 1 hari setelah menerima disposisi. Kepaniteraan Perdata/bagian eksekusi mempersiapkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri paling lama 2 hari setelah Pemohon membayar SKUM. Penyerahan berkas Aanmaning/peneguran oleh bagian eksekusi kepada Ketua Pengadilan Negeri untuk ditetapkan hari dan tanggal peneguran. 1 hari Panitera menunjuk Jurusita untuk melakukan pemanggilan pada hari itu juga. Pada hari dan tanggal pelaksanaan Aanmaning diperhitungkan 8 hari kerja untuk di dalam wilayah Pengadilan Negeri, dan 14 hari kerja apabila tempat tinggal Termohon berada di luar wilayah hukum Pengadilan Negeri yang bersangkutan. Jurusita melaksanakan sendiri pemanggilan kepada Termohon pada hari itu juga dan atau paling lama 3 hari 71

72 sebelum hari dan tanggal peneguran yang telah ditetapkan. Apabila pangilan yang dilaksanakan oleh Jurusita tersebut tidak sah maka biaya pemanggilan tersebut tidak boleh dibayar, dan panggilan harus diulang kembali. Panitera membuat Berita Acara Aanmaning setelah dilakukan peneguran oleh Ketua Pengadilan Negeri. Bahwa yang menandatangani berita acara aamaning tersebut adalah Ketua Pengadilan dan Panitera. Dan apabila panitera berhalangan maka diganti dengan Wakil Panitera atau Panitera Muda. Lihat Bagan

73 ALUR PROSES PELAKSANAAN PUTUSAN PERDATA AANMANING Surat permohonan Aamaning, KPN PANSEK Panitera muda Perdata meneliti : kelengkapan berkas menghitung panjar biaya (SKUM) setelah menerima disposisi dari KPN/Pansek. Mencatat kedalam reg. eksekusi Disposisi pada hari yang sama dengan surat masuk 1 Hari Kepaniteraan Perdata/Bag. Eksekusi mempersiapkan : penetapan KPN setelah Pemohon membayar SKUM Penyerahan berkas aanmaning / peneguran oleh bag. eksekusi kepada KPN untuk ditetapkan hari dan tanggal peneguran 2 Hari Panitera menunjuk Jurusita untuk melakukan pemanggilan pada hari itu juga hari dan tanggal pelaksanaan aanmaning diperhitungkan : 7 hari kerja dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri. 14 hari kerja jika di luar wilayah hukum Pengadilan Negeri. Jurusita membuat Berita Acara Peneguran pada hari itu juga setelah dilakukan peneguran Jurusita melakukan pemanggilan kepada Termohon : pada hari itu juga paling lama 3 hari sebelum Aanmaning BAGAN

74 2.2 SITA EKSEKUSI Setiap Permohonan Eksekusi harus lebih dulu diteliti/dipelajari oleh Ketua Pengadilan Negeri apakah executable atau nonexecutable. Jika tidak memenuhi syarat (nonexecutable), permohonan tersebut ditolak. Jika ternyata permohonan Pemohon tersebut memenuhi syarat (executable), Permohonan Eksekusi dikabulkan. Surat masuk permohonan sita eksekusi, didisposisi Ketua Pengadilan Negeri dan Panitera Sekretaris pada hari yang sama dalam surat masuk. Panitera Muda Perdata meneliti kelengkapan berkas dan menghitung panjar biaya (SKUM) setelah menerima disposisi dari Ketua Pengadilan Negeri/Panitera sekretaris, dan mencatatnya ke dalam buku register eksekusi paling lama satu hari setelah menerima disposisi. Kepaniteraan Perdata/bagian eksekusi mempersiapkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri paling lama 2 hari setelah Pemohon membayar SKUM untuk selanjutnya dibuatkan penetapan sita eksekusi. Ketua Pengadilan Negeri/Panitera Sekretaris meneliti penetapan Sita Eksekusi untuk ditandatangani oleh Ketua Pengadilan Negeri pada hari itu juga. Panitera menunjuk Jurusita untuk melakukan pemanggilan pada hari itu. Jurusita melaksanakan Sita Eksekusi paling lama 3 hari setelah menerima berkas sita eksekusi dari bagian eksekusi disertai oleh dua orang saksi. Jurusita menyerahkan berkas sita eksekusi kepada bagian eksekusi perdata paling lama 1 hari setelah pelaksanaan sita eksekusi. Lihat Bagan

75 ALUR PROSES PELAKSANAAN PUTUSAN PERDATA SITA EKSEKUSI Surat permohonan sita eksekusi KPN PANSEK Panitera muda Perdata meneliti : kelengkapan berkas menghitung panjar biaya (SKUM) setelah menerima disposisi dari KPN/Pansek. Mencatat kedalam reg. eksekusi Disposisi pada hari yang sama dengan surat masuk 1 Hari Kepaniteraan Perdata/Bag. Eksekusi mempersiapkan : penetapan KPN setelah Pemohon membayar SKUM menerbitkan penetapan Sita Eksekusi. KPN/Pansek meneliti penetapan sita eksekusi untuk ditanda tangani oleh KPN. 1 hari 2 Hari Panitera menunjuk jurusita 1 hari Jurusita menyerahkan berkas perkara kepada bagian eksekusi/perdata. ( 1 hari ) Jurusita Pelaksana melaksanakan sita eksekusi paling lama 3 hari setelah menerima berkas perkara. BAGAN

76 2.3 EKSEKUSI RIIL/PENGOSONGAN Surat Masuk permohonan eksekusi, didisposisi Ketua Pengadilan Negeri dan Panitera Sekretaris pada hari yang sama dengan berkas masuk. Panitera Muda Perdata meneliti kelengkapan berkas dan menghitung panjar biaya (SKUM) setelah menerima disposisi dari Ketua Pengadilan Negeri/Panitera Sekretaris. Kepaniteraan Perdata/bagian eksekusi mempersiapkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri paling lama 2 hari setelah Pemohon membayar SKUM untuk selanjutnya dibuatkan penetapan eksekusi. Ketua Pengadilan Negeri/Panitera Sekretaris meneliti penetapan eksekusi untuk ditandatangani oleh Ketua Pengadilan Negeri pada hari itu juga. Panitera menunjuk Jurusita pada hari itu juga disertai oleh dua orang saksi. Jurusita melaksanakan koordinasi dengan aparat keamanan dan instansi/pejabat terkait paling lama 3 hari setelah menerima berkas eksekusi dari bagian eksekusi. Jurusita melaksanakan pemberitahuan pelaksanaan eksekusi kepada para pihak paling lama 3 hari kerja sebelum hari dan tanggal peneguran yang telah ditetapkan. Jurusita menyerahkan berkas eksekusi kepada bagian eksekusi perdata paling lama 1 hari kerja setelah pelaksanaan eksekusi. Eksekusi tidak dapat ditunda kecuali ada perintah lain berdasarkan perintah undangundang. Jika dalam pelaksanaan eksekusi ternyata tidak kondusif dan membahayakan jiwa Jurusita pelaksana di lapangan, setelah mendapat petunjuk dari Ketua Pengadilan Negeri 76

77 selaku pengawas, eksekusi tersebut harus ditunda. Eksekusi dilaksanakan berdasarkan asas prikemanusiaan. Lihat Bagan

78 ALUR PROSES PELAKSANAAN PUTUSAN PERDATA EKSEKUSI RIIL/PENGOSONGAN Surat permohonan sita eksekusi KPN PANSEK Panitera muda Perdata meneliti : kelengkapan berkas menghitung panjar biaya (SKUM) Disposisi pada hari yang sama dengan surat masuk 1 Hari Kepaniteraan Perdata/Bag. Eksekusi mempersiapkan : penetapan KPN setelah Pemohon membayar SKUM menerbitkan penetapan eksekusi 2 Hari KPN/Pansek meneliti penetapan eksekusi untuk ditanda tangani oleh KPN. 1 Hari Jurusita Pelaksana: 1. menerima berkas eksekusi dari bagian eksekusi 2. Rapat Koordinasi dengan Instansi terkait. Panitera menunjuk jurusita (1 hari) Jurusita pelaksana : memberitahukan rencana pelaksanaan eksekusi kepada Termohon Eksekusi. Paling lama 3 hari sebelum pelaksanaan eksekusi melaksanakan eksekusi Jurusita menyerahkan berkas pelaksanaan eksekusi kepada bagian eksekusi/perdata. 1 Hari BAGAN

79 2.4 EKSEKUSI LELANG Surat masuk pemohon eksekusi, didisposisi Ketua Pengadilan Negeri dan Panitera Sekretaris pada hari yang sama dengan surat masuk. Panitera Muda Perdata meneliti kelengkapan berkas dan menghitung panjar biaya (SKUM) setelah menerima disposisi dari Ketua Pengadilan Negeri/Panitera Sekretaris. Kepaniteraan Perdata/bagian eksekusi mempersiapkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri paling lama 2 hari setelah pemohon membayar SKUM untuk selanjutnya dibuatkan penetapan eksekusi lelang. Ketua Pengadilan Negeri/Panitera Sekretaris meneliti Penetapan Eksekusi lelang untuk ditandatangani oleh Ketua Pengadilan Negeri pada hari itu juga. Kepaniteraan Perdata/bagian eksekusi mempersiapkan surat permohonan pelaksanaan lelang kepada kantor lelang paling lama 7 hari setelah Penetapan ditandatangani. Hasil daripada lelang yang diserahkan Kantor Lelang Negara kepada Kepaniteraan, diserahkan kepada Pemohon lelang, sedangkan sisanya dikembalikan kepada Termohon lelang Jangka waktu proses pelelangan dapat disesuaikan dengan faktor kesulitan masingmasing perkara. Lihat Bagan

80 ALUR PROSES PELAKSANAAN PUTUSAN PERDATA EKSEKUSI LELANG Surat permohonan eksekusi lelang KPN PANSEK Panitera muda Perdata meneliti : kelengkapan berkas menghitung panjar biaya (SKUM) mencatat ke dalam register perkara Disposisi pada hari yang sama dengan surat masuk 1 Hari Kepaniteraan Perdata/Bag. Eksekusi mempersiapkan : penetapan KPN setelah Pemohon membayar SKUM menerbitkan penetapan Eksekusi Lelang. 2 Hari KPN/Pansek meneliti penetapan eksekusi untuk ditanda tangani oleh KPN. 1 Hari Kepaniteraan Perdata/Bagian Eksekusi mempersiapkan : Surat permohonan pelaksanaan lelang ke Kantor Lelang Negara Menetapkan harga minimal lelang. Memberitahukan kepada Termohon Eksekusi. BAGAN

81 VIII. PENGAWASAN A. PENGADILAN TINGGI A.1. KETUA PENGADILAN TINGGI Melakukan pengawasan melekat dan fungsional : A.1.1 Pengawasan Melekat : 1. Mengawasi penyusunan Court Calender yang dibuat oleh para Hakim. 2. Minutasi harus selesai pada waktunya terutama mengenai perkara yang terdakwanya berada dalam penahanan. 3. Mengevaluasi laporan periodik yang menyangkut kegiatan setiap Hakim dan Panitera Pengganti, selanjutnya mengirim laporan dan hasil evaluasinya sesuai laporan kepada Mahkamah Agung. 4. Mengevaluasi perbuatan dan kegiatan Wakil Ketua, Hakim, seluruh pejabat kepaniteraan dan karyawan pengadilan yang telah dituangkan dalam DP3 yang dibuat secara berjenjang. A.1.2 Pengawasan fungsional Melakukan evaluasi kegiatan Ketua, Wakil Ketua, Hakim, pejabat kepaniteraan, Panitera Pengganti, dan Jurusita berdasarkan laporan periodik yang diterimanya dari Pengadilan Negeri, selanjutnya melaporkan hasil evaluasi tersebut kepada Mahkamah Agung. Lihat Bagan 8.A.1 81

82 ALUR PROSES PENGAWASAN YANG DILAKUKAN OLEH KETUA PENGADILAN TINGGI KETUA PENGADILAN TINGGI 1. Didelegasikan kepada Wakil Ketua Pengadilan Tinggi a. Pelaksanaan tugas selaku koordinator pengawasan jajaran Pengadilan Tinggi Kalimantan Tengah dan Pengadilan Negeri se Kalimantan Tengah; b. Memantau pelaksanaan tugas Kepaniteraan dan kesekretariatan Pengadilan; c. Pelaksanaan penyelesaian pengaduan masyarakat terhadap tingkah laku dan pelaksanaan tugas HakimHakim, kepaniteraan dan pegawai pengadilan Tinggi Kalimantan Tengah dan Pengadilan Negeri sekalimantan Tengah. 2. Hakim Tinggi dan Hakim Tinggi Pengawas a. Tenggang waktu penyelesaian perkara Pidana : Penyelesaian perkara yang berkaitan dengan masa tahanan; Penyelesaian/minutasi perkara; Penyelesaian perkara yang menarik perhatian masyarakat. b. Tenggang waktu penyelesaian perkara Perdata : Penyelesaian perkara sesuai dengan SEMA No. 6 Tahun 1992; Penyelesaian perkara sesuai dengan SOP. c. Memantau dan mengadakan evaluasi setiap bulan terhadap laporan keadaan perkara dari Panitera Muda Pidana dan Panitera Muda Perdata. 3. Panitera / Sekretaris a. Memantau pelaksanaan tugas sesuai dengan SOP; b. Mengevaluasi proses penyelesaian administrasi pekara dan administrasi umum; c. Memantau Palaksanaan Program kerja, Pelaksanaan dan Laporan Pertanggung Jawaban DIPA. 4. Pengadilan Negeri se Kalimantan Tengah a. Tenggang waktu penyelesaian perkara Pidana : Penyelesaian perkara yang berkaitan dengan masa tahanan; Penyelesaian/minutasi perkara; Penyelesaian perkara yang menarik perhatian masyarakat. b. Tenggang waktu penyelesaian perkara Perdata : Penyelesaian perkara sesuai dengan SEMA No. 6 Tahun 1992; Penyelesaian perkara sesuai dengan SOP. c. Memantau kegiatan Hakim; d. Memantau pelaksanaan tugas sesuai dengan SOP. BAGAN 8.A.1 82

83 A.2. Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Melakukan pengawasan intern mengenai : 1. Perbuatan dan tingkah laku pejabat peradilan termasuk kemampuan tekhnis administrasinya dan moralitasnya. 2. Pengisian register perkara secara tertib dan terus menerus. 3. Penyampaian isi register oleh Panitera Muda perdata/pidana kepada Panitera Muda Hukum sebagai bahan pembuatan laporan. 4. Pembuatan laporan periodik oleh Panitera Muda Hukum. 5. Pembukuan keuangan perkara dibuat secara tertib secara terus menerus sesuai dengan ketentuan yang berlaku (I.C.W. dan peraturan pelaksanaannya). 6. Penyimpanan uang agar disimpan pada bank pemerintah dengan rekening yang terpisah antara keuangan perkara dan keuangan APBN. 7. Pentaatan jam kerja yang berlaku bagi pegawai negeri sipil dan tertib perkantoran. Lihat Bagan 8.A.2 83

84 ALUR PROSES PENGAWASAN YANG DILAKUKAN OLEH WAKIL KETUA PENGADILAN TINGGI Memantau pelaksanaan tugastugas hakim Tinggi, Panitera/Sekretaris dan Jajarannya pada Pengadilan Tinggi Kalimantan Tengah serta Hakim, Panitera/Sekretaris beserta Jajarannya pada Pengadilan Negeri sekalimantan Tengah; Memantau pelaksanaan tugas dalam penyelesaian administrasi perkara Pidana dan perkara Perdata; WAKIL KETUA PENGADILAN TINGGI Memantau tingkah laku Aparat Pengadilan Tinggi Kalimantan Tengah dan Pengadilan Negeri sekalimantan Tengah; Melaksanakan penanganan pengaduan di Pengadilan Tinggi dan memantau pelaksanaan penanganan pengaduan di Pengadilan Negeri sekalimantan Tengah berdasarkan SK KMA No.076/KMA/AK/VI/2009 Tanggal 4 Juni 2009; Memantau pengelolaan administrasi pengawasan oleh panitera Muda hukum. BAGAN 8.A.2 84

85 A.3. HAKIM TINGGI 1. Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan peradilan perkara perdata/pidana pada Pengadilan Negeri yang ditugaskan oleh pimpinan Pengadilan Tinggi. 2. Hakim tinggi pengawas yang telah ditunjuk Ketua Pengadilan Tinggi secara periodik melakukan pemeriksaan administasi perkara dan administrasi keuangan Pengadilan Negeri yang diawasinya. 3. Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan administrasi perkara perdata/pidana, tingkah laku dan perbuatan pejabat Pengadilan Negeri didaerah hukumnya. B. PENGADILAN NEGERI B.1. KETUA PENGADILAN NEGERI Melakukan pengawasan terhadap : 1. Ketepatan waktu memulai persidangan. 2. Penyusunan court calendar yang dibuat oleh para Hakim. 3. Minutasi harus selesai pada waktu terutama terhadap perkara yang diajukan banding dan perkara pidana yang terdakwanya berada dalam penahanan. 4. Nilai sita jaminan harus seimbang dengan nilai gugatan 5. Dalam menentukan nilai standar harga lelang agar diperhatikan juga harga umum dan pendapat termohon lelang. 6. Tempat pelelangan dilaksanakan harus sama dengan tempat yang diumumkan dalam pengumuman lelang. 7. Melakukan pemeriksaan keuangan secara mendadak dan 85

86 membuat Berita Acara penutupan buku kas. 8. Mengevaluasi laporan periodik yang menyangkut kegiatan setiap Hakim dan panitera pengganti selanjutnya mengirimkan laporan dan hasil evaluasi secara berkala kepada Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung. 9. Mengevaluasi perbuatan dan kegiatan Wakil Ketua, Hakim, seluruh pejabat kepaniteraan dan karyawan dibuat secara berjenjang. Lihat Bagan 8.B.1 86

87 ALUR PROSES PENGAWASAN YANG DILAKUKAN OLEH KETUA PENGADILAN NEGERI KETUA PENGADILAN NEGERI 1. Didelegasikan kepada Wakil Ketua Pengadilan Negeri b. Pelaksanaan tugas selaku koordinator pengawasan di Pengadilan Negeri, c. Memantau pelaksanaan tugas Kepaniteraan dan Kesekretariatan di Pengadilan Negeri; d. Pelaksanaan penyelesaian pengaduan masyarakat terhadap tingkah laku dan pelaksanaan tugas HakimHakim, Kepaniteraan dan Pegawai di Pengadilan Negeri. 2. Hakim, Hakim ADHOC, Hakim Pengawas dan Pengamat Narapidana, dan Hakim Pengawas Bidang : a. Tenggang waktu penyelesaian perkara Pidana : Penyelesaian perkara yang berkaitan dengan masa tahanan; Penyelesaian/minutasi perkara; Penyelesaian perkara yang menarik perhatian masyarakat. b. Tenggang waktu penyelesaian perkara Perdata : Penyelesaian perkara sesuai dengan SEMA No. 6 tahun 1992; Penyelesaian perkara sesuai dengan SOP; c. Memantau dan mengadakan evaluasi setiap bulan terhadap laporan keadaan perkara dari Panitera Muda Pidana dan Panitera Muda Perdata; d. Menerima laporan Hakim Pengawas dan Pengamat Narapidana serta Hakim Pengawas Bidang; 3. Panitera / Sekretaris a. Memantau pelaksanaan tugas sesuai dengan SOP; b. Mengevaluasi proses penyelesaikan administrasi perkara dan administrasi umum; c. Memantau pelaksanaanprogram Kerja, Pelaksanaan dan Laporan Pertanggung Jawaban DIPA; d. Memantau pelaksanaan eksekusi berdasarkan putusan perkara Perdata dan grosse acte, termasuk eksekusi berdasarkan delegasi dari Pengadilan Negeri lain; e. Memantau pelaporan pelaksanaan putusan perkara Pidana yang telah berkekuatan hukum tetap dari Kejaksaan; f. Memantau pengelolaan dan administrasi keuangan perkara Perdata dan Pidana, serta konsignasi. BAGAN 8.B.1 87

88 B.2. Wakil Ketua Pengadilan Negeri Melakukan pengawasan intern mengenai : 1. Perbuatan dan tingkah laku pejabat peradilan termasuk kemampuan teknis administrasi dan moralitasnya. 2. Pengisian register perkara secara tertib dan terus menerus. 3. Penyampaian isi register oleh Panitera Muda Perdata/Pidana kepada Panitera Muda Hukum sebagai bahan pembuatan laporan. 4. Pembuatan laporan periodik oleh Panitera Muda Hukum untuk disampaikan ke Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung. 5. Pelaksanaan tugas jurusita sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 6. Pembukuan keuangan perkara dibuat secara tertib dan terus menerus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 7. Setiap pengeluaran biaya untuk kepentingan pemanggilan para pihak, pemberitahuan keputusan Hakim dan lainlainya, agar benarbenar sampai kepada yang berhak. 8. Penyimpanan uang agar disimpan kepada bank pemerintah dengan rekening yang terpisah antara keuangan perkara dan keuangan APBN. 9. Pentaatan jam kerja yang berlaku bagi pegawai negeri sipil dan tertib perkantoran. Lihat Bagan 8.B.2 88

89 ALUR PROSES PENGAWASAN YANG DILAKUKAN OLEH WAKIL KETUA PENGADILAN NEGERI Memantau pelaksanaan tugastugas Hakim, Panitera/Seketaris dan jajarannya pada Pengadilan Negeri; WAKIL KETUA PENGADILA N NEGERI Memantau pelaksanaan tugas dalam penyelesaian administrasi perkara pidana dan perkara perdata; Memantau tingkah laku Aparat Pengadilan Negeri; Melaksanakan penanganan pengaduan di Pengadilan Negeri berdasarkan SK KMA No. 076/KMA/DK/VI/2009 tanggal 4 Juni 2009; Memantau pengelolaan administrasi pengawasan oleh Panitera Muda Hukum; Memantau pengelolaan administrasi pengawasan oleh BAGAN 8.B.2 89

90 B.3. HAKIM PENGADILAN NEGERI 1. Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan administrasi perkara perdata/pidana dan eksekusi yang ditugaskan oleh Ketua Pengadilan 2. Khusus dalam pelaksanaan putusan pidana Hakim yang ditugaskan sebagai KIMWASMAT secara periodik mengunjungi lembaga pemasyarakatan dan membuat laporan hasil pengawasan kepada Ketua Pengadilan Negeri. IX. ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN A. PADA PENGADILAN TINGGI A.1. UMUM A.1.1. SURAT MASUK Mencatat dan menklasifikasikan surat masuk ke dalam lembar disposisi. waktu 5 Menit Menyerahkan surat masuk bidang Kesekretariatan, Kepaniteraan Perdata, Kepaniteraan Pidana dan Kepaniteraan Hukum kepada Ketua Pengadilan Tinggi. Menyerahkan Surat masuk kepada Panitera Sekretaris. Memisahkan surat masuk untuk bidang kepaniteraan dan bidang kesekretariatan. waktu 5 Menit waktu 5 menit waktu 5 Menit Menyerahkan surat masuk bidang kepaniteraan kepada Wakil Panitera Menyerahkan surat masuk bidang kesekretariatan kepada Wakil Sekretaris. waktu 5 Menit Mendistribusikan surat masuk sesuai tujuan surat/ disposisi. Mengarsipkan lembar I (warna putih) kedalam file arsip. waktu 3 Menit Lihat Bagan 9.A

91 ALUR PROSES SURAT MASUK SUB BAGIAN UMUM PADA PENGADILAN TINGGI KALIMANTAN TENGAH No. KEGIATAN BAGAN WAKTU PER SURAT URAIAN PEKERJAAN 1. Pencatatan Surat Masuk ke Lembar Disposisi 2 Menit Mencatat dan mengklasifikasikan surat masuk ke dalam lembar disposisi. Memisahkan surat masuk bidang Kepaniteraan Pidana. 2. Disposisi Ketua/Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Kalimantan Tengah 5 Menit Ketua Pengadilan Tinggi untuk surat masuk bidang Kesekretariatan, Kepaniteraan Perdata dan Kepaniteraan Hukum.kepada Ketua Pengadilan Tinggi Wakil Ketua Pengadilan Tinggi untuk surat masuk bidang Kepaniteraan Pidana. 3. Disposisi Panitera/Sekretaris 5 Menit Menyerahkan Surat masuk kepada Panitera/Sekretaris. Memisahkan surat masuk untuk bidang kepaniteraan dan bidang kesekretriatan. 4. Disposisi Wakil Panitera/Wakil Sekretaris 3 Menit Wakil Panitera untuk surat masuk bidang kepaniteraan Wakil Sekretaris untuk surat masuk bidang kesekretariatan. 5. Distribusi Surat ke Kepaniteraan/Sub Bagian 1 Menit Mendistribusikan surat masuk sesuai tujuan surat/ disposisi. BAGAN 9.A

92 A.1.2. SIMAK BMN Entri Penambahan BMN: Setelah diterima/diterbitkan SP2D atau Berita Acara Serah Terima Barang waktu 30 menit Rekonsiliasi Internal dengan Sakpa: Setelah akhir periode (dilaksanakan setiap bulan) waktu 30 menit Rekonsiliasi Eksternal dengan KPKNL: 3 hari Setelah akhir periode atau sesuai jadwal yang dikeluarkan KPKNL (dilaksanakan setiap semester) waktu 3 hari Pengiriman BackUp kepada Koordinator Wilayah: 1 hari setelah Rekonsiliasi dengan KPKNL (dilaksanakan setiap semester). waktu 1 hari Rekonsiliasi Internal dengan Sakpa tingkat wilayah: Minggu kedua setelah akhir periode(dilaksanakan setiap semester) waktu 1 hari Rekonsiliasi Simak BMN Wilayah dengan DJKN: Minggu ketiga setelah akhir periode atau sesuai jadwal yang dikeluarkan oleh DJKN (dilaksanakan setiap semester) waktu 3 hari Lihat Bagan 9.A.1.2 A.1.3. PERSEDIAAN Pengiriman File Kirim Persediaan ke Simak BMN pada akhir periode (dilaksanakan setiap bulan) 92

93 ALUR PROSES PERSEDIAAN DAN SIMAK BMN UAKPA/UAKPB Dokumen Kontrak SP2D Kwitansi LRA MANUAL BAST Penginputan Dokumen => 1 Hari Setelah Dokumen diterima Aplikasi Persediaan 1 hari SIMAK BMN KPB 1 hari KPPN LAPORAN REALISASI ADK BAR DAN LHR NERACA BMN NERACA SAK SIMAKBMN BMNPPBW REKONSILIASI DENGAN KPKNL REKONSILIASI INTERNAL UAPPAW BA AKURASI DATA REKONSILIASI DENGAN DJKN REKONSILIASI INTERNAL WILAYAH BAGAN 9.A Dilaksanakan oleh operator Persediaan Dilaksanakan oleh operator Simak BMN Dilaksanakan oleh operator Simak BMN dan operator Sakpa Dilaksanakan oleh Sub Bagian Keuangan

94 A.2. KEPEGAWAIAN A.2.1. BAPERJAKAT 1. Staf Sub Bag Kepegawaian menerima surat/berkas kemudian mencatatnya pada agenda surat masuk. 2. Selanjutnya Kasub Bag Kepegawaian menelaah surat sesuai disposisi kemudian menyiapkan surat/berkas untuk dirapatkan BAPERJAKAT setelah itu menyerahkan surat/berkas tersebut kepada Wakil Sekretaris selaku sekretaris BAPERJAKAT. 3. Sekretaris menginformasikan kepada Ketua dan Anggota BAPERJAKAT bahwa telah siap diadakan rapat untuk kemudian ditentukan hari dan tanggal rapat. 4. Setelah ditentukan hari dan tanggal rapat, Ketua bersama Anggota mengadakan rapat BAPERJAKAT terhadap semua usul dalam rapat tersebut Ketua bersama Anggota memeriksa dan meneliti secara bersama dan memusyawarahkan hasil BAPERJAKAT apakah usul tersebut diterima atau ditolak kemudian menandatangani hasil rapat BAPERJAKAT. 5. Setelah rapat selesai staf Sub Bag Kepegawaian membuat surat pengantar sesuai dengan hasil rapat dan melampirkan hasil rapat BAPERJAKAT yang telah ditandatangani Ketua, Sekretaris dan Anggota. 5 menit 20 menit 25 menit 1 hari 2 jam Lihat Bagan 9.A

95 ALUR PROSES BAPERJAKAT NO URAIAN TUGAS PELAKSANA WAKTU Menerima surat/berkas Mencata pada agenda surat masuk Staf Subbag Kepegawaian 2 3 Menelaah surat sesuai disposisi Menyiapkan surat/berkas untuk dirapatkan baperjakat Menyerahkan surat/berkas tersebut kepada wasek selaku baperjakat Menginformasikan kepada ketua dan anggota bapejakat bahwa telah siap diadakan rapat untuk kemudian ditrntuka hari dan tanggal rapat Kasubag Kepegawaian Staf Subbag Kepegawaian 4 Rapat baperjakat terhadap semua usul Memeriksa dan meneliti secara bersama dan dimusyawarahkan hasil baperjakat apakah usul diterima atau ditolak Menandatangani hasil rapat baperjakat Kasubag Kepegawaian 5 Membuat surat pengantar sesuai dengan hasil rapat baperjakat dan melampirkan baperjakat yang telah ditandatangani ketua dan anggota Pansek Catatan : Rapat Baperjakat dilaksanakan dalam waktu 3 minggu setelah usulan diterima Pengadilan Tinggi BAGAN 9.A

96 A.2.2. SURAT MASUK/KELUAR 1. Setelah menerima surat/berkas dari Sub Bag Umum maka staf Kepegawaian mencatat pada agenda surat masuk. 2. Setelah dicatat oleh staf maka Kasub Bag Kepegawaian menelaah surat sesuai disposisi serta membagikan surat masuk tersebut kepada para staf Kepegawaian sesuai Job Description. 3. Apabila ada surat yang perlu dibalas, staf Kepegawaian segera menindaklanjuti sesuai dengan disposisi. 4. Kasub Bag Kepegawaian terlebih dahulu meneliti dan memberi paraf pada surat pengantar tersebut. 5. Surat yang ditandatangani oleh Ketua Pengadilan Tinggi/Wakil Ketua Pengadilan Tinggi diparaf oleh Wasek dan Panitera Sekretaris. Sedangkan surat yang ditandatangani oleh Panitera Sekretaris diparaf oleh Kasubbag dan Wakil Sekretaris. 6. Setelah surat pengantar selesai diparaf tersebut, segera diserahkan kepada Ketua Pengadilan Tinggi/Wakil Ketua Pengadilan Tinggi atau Panitera Sekretaris untuk ditandatangani. 7. Segera setelah Surat Pengantar yang ditandatangani oleh Ketua Pengadilan Tinggi/Wakil Ketua Pengadilan Tinggi atau Panitera Sekretaris tersebut diberi nomor kemudian digandakan, distempel serta dicatat di agenda surat keluar Kepegawaian, selanjutnya diserahkan ke Subbag Umum untuk dikirim ke alamat tujuan surat. Surat pengantar diarsipkan di Sub Bagian Kepegawaian dan Sub Bagian Umum berdasarkan kriteria surat tersebut. 5 menit 10 menit 5 menit 5 menit 5 menit 15 menit 25 menit Lihat Bagan 9.A

97 ALUR PROSES SURAT MASUK/SURAT KELUAR NO URAIAN TUGAS PELAKSANA WAKTU Menerima surat/berkas dari Subbag Umum Mencatat pada buku agenda surat masuk Staf Subbag Kepegawaian 2 Kasubbag Kepegawaian menelaah surat sesuai disposisi Kasubag Membagikan surat masuk kepada staf kepegawaian sesuai job descnya Kepegawaian 3 Membalas/mengarsipkan surat sesuai disposisi 4 Kasubbag Kepegawaian meneliti dan memberi paraf surat pengantar Staf Subbag Kepegawaian Kasubag Kepegawaian 5 6 Pansek meneliti dan memberi paraf surat pengantar KPT menandatangani surat pengantar Pansek KPT 7 Memberi nomor, menggandakan dan memberi cap pada surat pengantar Mencatat dalam agenda surat keluar kepegawaian dan mengirimkan surat ke subbag umum untuk kemudian di kirim ke tujuan surat mengarsipkan surat pengantar Staf Subbag Kepegawaian BAGAN 9.A

98 A.2.3. CUTI 1. Setiap Hakim/pegawai yang mengambil cuti harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari atasan langsung yang bersangkutan. 2. Setiap Hakim/Pegawai yang mengambil cuti dan telah mendapat persetujuan dari atasan langsung, harus mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan melalui bagian Kepegawaian dan staf Kepegawaian menyiapkan surat permohonan cuti bagi Hakim/Pegawai tersebut. 3. Kemudian Kasub Bag Kepegawaian meneliti surat permohonan tersebut dan apabila sudah sesuai prosedur maka surat tersebut diberi paraf dan catatan dari Kasub Bag Kepegawaian. 4. Surat permohonan cuti tersebut diserahkan kepada Ketua Pengadilan untuk mendapatkan persetujuan. 5. Setelah surat permohonan tersebut mendapat persetujuan dari Ketua Pengadilan, staf Kepegawaian menyiapkan surat cuti dan melampirkan surat permohonan cuti yang telah disetujui oleh Ketua Pengadilan. 6. Setiap Hakim/Pegawai yang melaksanakan cuti tersebut wajib untuk menyerahkan tugas atau pekerjaan kepada atasannya. Setelah selesai menjalankan cuti diwajibkan melapor kepada atasan/pimpinan. 7. Langkah selanjutnya adalah Kasub Bag Kepegawaian akan meneliti surat tersebut apabila sudah benar maka Kasub Bag Kepegawaian memberi paraf pada surat tersebut. 15 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 8. Setelah diparaf Kasub Bag Kepegawaian surat tersebut 98

99 diserahkan kepada Panitera Sekretaris untuk diteliti dan diberi paraf pada surat cuti tersebut. 9. Setelah diberi paraf Panitera Sekretaris, surat tersebut diserahkan kepada Ketua Pengadilan Tinggi untuk disetujui dan ditandatangani. 10. Setelah surat ditandatangani Ketua Pengadilan Tinggi langkah selanjutnya adalah memberi nomor, menggandakan, memberi cap dan mencatat pada agenda surat keluar. 11. Langkah selanjutnya adalah menyerahkan surat cuti kepada Hakim/Pegawai yang mengajukan cuti dan mengirim surat sesuai tembusan. 12. Langkah terakhir adalah mengarsipkan surat pada file surat cuti dan file yang bersangkutan. 5 menit 5 menit 45 menit 30 menit 5 menit Lihat Bagan 9.A

100 ALUR PROSES CUTI Pengadilan Tinggi Menyiapkan surat permohonan cuti bagi Hakim/pegawai yang mengajukan cuti Meminta tanda tangan Hakim/ Pegawai yang mengajukan cuti Kasub Bag Kepegawaian meneliti & memberi paraf pada surat permohonan cuti KPT mendisposisi surat permohonan cuti yang diajukan : 15 menit : 5 menit : 5 menit : 5 menit Mengarsipkan surat pada file surat cuti dan file ybs : 5 menit Menyiapkan surat cuti & menyatukan dengan surat permohonan cuti yg telah didisposisi KPT : 5 menit Menyerahkan surat cuti kepada ybs dan mengirim surat sesuai tembusan Memberi nomor, menggandakan, memberi cap & mencatat pada agenda surat keluar KPT menyetujui & menandatangani surat cuti Pansek meneliti dan memberi paraf pada surat cuti tersebut Kasub Bag Kepegawaian meneliti & memberi paraf pada surat permohonan cuti : 30 menit : 45 menit : 5 menit : 5 menit : 5 menit BAGAN 9.A

101 A.2.4. MUTASI JABATAN 1. Terdapat usul promosi yakni teknis dan non teknis yang berasal dari Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri. Semua Usulan Promosi dan Mutasi baik dari Pengadilan Tinggi/Pengadilan Negeri akan siapkan data fotocopy berkas mutasi. Berkas tersebut dirapatkan dalam rapat BAPERJAKAT. 2. Setelah itu berkas usulan yang merupakan usulan non teknis langsung dibuatkan draft SK Mutasi, Pembuatan draft SK Mutasi. 3. Wakil Sekretaris akan meneliti terlebih dahulu SK tersebut kemudian memberi paraf. 4. Selanjutnya Panitera Sekretaris meneliti dan memberi paraf SK tersebut ditandatangani. 5. Setelah selesai di tandatangani oleh Ketua Pengadilan Tinggi maka SK tersebut diberi nomor, digandakan, diberi cap. 6. Setelah itu SK diserahkan kepada Ketua Pengadilan Tinggi untuk serta dicatat pada agenda surat keluar. 7. Selanjutnya SK dikirim kepada yang bersangkutan memakan waktu 5 menit dan diarsipkan. 8. Usul promosi Teknis dari Pengadilan Tinggi/ Pengadilan Negeri setelah lolos dari TIM BAPERJAKAT maka bagian Kepegawaian membuat surat pengantar disetujui atau ditolak, membuat surat pengantar tersebut. 9. Selanjutnya Kasub Kepegawaian meneliti dan memberi paraf surat pengantar tersebut kemudian diserahkan kepada Panitera Sekretaris untuk diteliti dan diberi paraf. Kemudian surat pengantar tersebut diserahkan kepada 2 jam 5 menit 10 menit 10 menit 10 menit 30 menit 2 menit 5 menit 10 menit 101

102 Ketua Pengadilan Tinggi untuk ditandatangani. 10. Setelah ditandatangani oleh Ketua Pengadilan Tinggi surat tadi diberi nomor, diberi cap, digandakan dan dicatat pada agenda surat keluar. 11. Berkas Mutasi yang diterima, diteruskan ke Mahkamah Agung dan untuk yang ditolak dikembalikan kepada yang bersangkutan. Proses selanjutnya mengarsipkan surat pengantar mutasi/surat balasan. 30 menit 30 menit Lihat Bagan 9.A

103 ALUR PROSES MUTASI JABATAN Catatan : 1. Total Usul Promosi Jabatan yang dikirim ke MA RI : PT=352 Menit, PN = 342 Menit. 2. Total Usul Promosi Mutasi Jabatan yang wewenang PT : PT 342 menit, PN 262 menit 3. = Teknis/pejabat structural dengan eselon IIV 4. = Non Teknis/pejabat structural eselon V BAGAN 9.A

104 A.2.5. KENAIKAN PANGKAT 1. Dalam satu tahun Usul Kenaikan Pangkat ada dua periode yaitu Periode April dan Periode Oktober baik itu dari Pengadilan Tinggi/Pengadilan Negeri. 2. Usul Kenaikan Pangkat per April paling lambat diterima di Pengadilan Tinggi akhir Januari. 3. Usul Kenaikan Pangkat per Oktober paling lambat diterima Pengadilan Tinggi akhir bulan Juli. 4. Usul Kenaikan Pangkat Non Teknis Gol. III/d kebawah dikirim bagian Kepegawaian ke BKN Regional IV Banjarmasin. 5. Usul Kenaikan Pangkat Teknis Gol.IV/a keatas dikirim ke Mahkamah Agung. 6. Untuk proses Usul Kenaikan Pangkat baik itu dari Pengadilan Tinggi/ Pengadilan Negeri setelah berkas masuk ke bagian Kepegawaian akan diteliti terlebih dahulu apabila sudah memenuhi persyaratan maka dibuatkan surat pengantar sesuai dengan tujuan. 7. Apabila surat pengantar tersebut sudah diteliti dan diberi paraf oleh Kasub bag. Kepegawaian dan Panitera Sekretaris maka diserahkan kepada Ketua Pengadilan Tinggi untuk ditandatangani. Kemudian surat tersebut diberi nomor, diberi cap, digandakan dan ditulis pada agenda surat keluar. Kemudian Surat tersebut dikirim berdasarkan tujuan dan tembusan surat. 8. Setiap Usul Kenaikan Pangkat pilihan yang diajukan oleh Pengadilan Tinggi/ Pengadilan Negeri harus mendapat rekomendasi dari Tim BAPERJAKAT. 1 jam 1 hari Lihat Bagan 9.A

105 ALUR PROSES USUL KENAIKAN PANGKAT Catatan : 1. UKP non Reguler harus melalui Baperjakat (waktu 180 menit). 2. UKP per April paling lambat diterima PT akhir Januari. 3. UKP per Oktober paling lambat diterima PT akhir Juli. 4. Total waktu UKP yang diterima ke MA RI : PT 172 menit, PN 82 Menit 5. Total waktu UKP yang dikirim ke BKN : PT menit, PN 3,027 menit. 6. = Teknis/Nonteknis (III/d) keatas 7. = Non Teknis dengan pangkat dibawah III/d BAGAN 9.A

106 A.2.6. PENSIUN 1. Setelah menerima surat permohonan maka staf Pengadilan Tinggi meneliti kelengkapan berkas Pensiun. 2. Staf Kepegawaian Pengadilan Tinggi membuat surat pengantar yang ditujukan kepada BKN BanjarBaru. 3. Kasubag Kepegawaian meneliti dan memberi paraf pada surat pengantar. 4. Setelah itu surat pengantar diserahkan kepada Panitera Sekretaris untuk diperiksa dan diparaf. 5. Surat ditandatangani oleh Ketua Pengadilan Tinggi/Wakil Ketua Pengadilan Tinggi diparaf oleh Wakil Sekretaris dan Panitera Sekretaris. 6. Segera setelah Surat Pengantar yang ditandatangani oleh Ketua Pengadilan Tinggi/Wakil Ketua Pengadilan Tinggi atau Panitera Sekretaris tersebut diberi nomor kemudian digandakan, distempel serta dicatat di agenda surat keluar Kepegawaian. 7. Terakhir surat pengantar & Berkas Pensiun dikirim ke BKN Banjarbaru dan tembusan dikirim kepada yang bersngkutan. Diarsipkan di Sub Bagian Kepegawaian dan Sub Bagian Umum berdasarkan kriteria surat tersebut. 10 menit 1 jam 10 menit 10 menit 5 menit 30 menit 2 jam Lihat Bagan 9.A

107 ALUR PROSES PENSIUN BAGAN 9.A

108 A.2.7. KARIS/KARSU/KARPEG 1. Setelah menerima surat/berkas permohonan maka staf Pengadilan Tinggi meneliti kelengkapan berkas KARIS/KARSU/KARPEG. 2. Staf Kepegawaian Pengadilan Tinggi membuat surat pengantar yang ditujukan kepada BKN BanjarBaru. 3. Kasubag Kepegawaian meneliti dan memberi paraf pada surat pengantar. 4. Setelah itu surat pengantar diserahkan kepada Panitera Sekretaris untuk diperiksa dan diparaf. 5. Surat ditandatangani oleh Ketua Pengadilan Tinggi/Wakil Ketua Pengadilan Tinggi diparaf oleh Kasub dan Panitera Sekretaris. 6. Segera setelah Surat Pengantar yang ditandatangani oleh Ketua Pengadilan Tinggi/Wakil Ketua Pengadilan Tinggi atau Panitera Sekretaris tersebut diberi nomor kemudian digandakan, distempel serta dicatat di agenda surat keluar Kepegawaian. 7. Terakhir surat pengantar & Berkas KARIS/KARSU/ KARPEG dikirim ke BKN Banjarbaru dan tembusan dikirim kepada yang bersangkutan. Diarsipkan di Sub Bagian Kepegawaian dan Sub Bagian Umum berdasarkan kriteria surat tersebut. 10 menit 5 menit 10 menit 10 menit 5 menit 30 menit 2 jam Lihat Bagan 9.A

109 ALUR PROSES KARIS/KARSU/KARPEG BAGAN 9.A

110 A.2.8. KENAIKAN GAJI BERKALA 1. Staf Kepegawaian menyiapkan data data gaji berkala Hakim dan pegawai setelah menerima surat/berkas dari Sub Bag Umum maka staf Kepegawaian mencatat pada agenda surat masuk. 2. Membuat surat Kenaikan Gaji Berkala oleh Staf Kepegawaian. 3. Panitera Sekretaris dan Kepala Sub Kepegawaian meneliti dan memaraf KGB. 4. Setelah surat pengantar selesai diparaf tersebut, segera diserahkan kepada Ketua Pengadilan Tinggi. 5. Segera setelah Surat Pengantar yang ditandatangani oleh Ketua Pengadilan Tinggi tersebut diberi nomor kemudian digandakan, distempel serta dicatat di agenda surat keluar Kepegawaian, selanjutnya diserahkan ke Sub Bagian Keuangan dan Sub Bag Umum untuk dikirim ke alamat tujuan surat. Terakhir surat pengantar diarsipkan di Sub Bagian Kepegawaian dan Sub Bagian Umum berdasarkan kriteria surat tersebut. 5 menit 30 menit 10 menit 10 menit 45 menit A.2.9. REKAPITULASI ABSEN 1. Operator Komputer kepegawaian mencetak data finger print absensi untuk seluruh pegawai dan Hakim untuk waktu sebulan. 2. Selanjutnya Staf Kepegawaian menyiapkan dan merekapitulasi absensi dari print out yang diberikan oleh operator komputer tersebut. 3. Hasil Rekapitulasi yang telah selesai diserahkan kepada Wakil Ketua Pengadilan Tinggi untuk diteliti dan 10 menit 30 menit 30 menit 110

111 ditandatangani. 4. Kepala Sub Bagian Kepegawaian/Petugas Daftar Hadir menandatangani Rekapitulasi absensi. 5. Hasil Rekapitulasi diserahkan kepada Bagian Keuangan dan ditempel pada papan pengumuman. 10 menit 5 menit A.3. KEUANGAN A.3.1. PERENCANAAN ANGGARAN 1. Perencanaan Anggaran dilakukan setiap 1 tahun sekali dan merupakan langkah untuk mewujudkan rencana strategis (RENSTRA) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang telah diprogram. 2. Perencanaan Anggaran dilakukan 1 tahun sebelum tahun anggaran berjalan. 3. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan melakukan rapat koordinasi dengan masingmasing unit kerja dan masingmasing satuan kerja di pusat maupun di daerah yang dilaksanakan maksimal 3 hari pada Bulan Nopember dan Desember. Misalkan untuk merencanakan anggaran tahun 2012, maka rapat sudah dilakukan pada Bulan Nopember dan Desember. 4. Setelah itu Rencana Sementara ini dituangkan ke dalam aplikasi perencanaan yang disebut aplikasi RKAKLDIPA. 5. Output dari Aplikasi RKAKLDIPA ini berupa softcopy dan hardcopy. 6. Softcopy ini kemudian dikirimkan ke Biro Perencanaan dan Organisasi Mahkamah Agung RI pada bulan Desember. Pengiriman ini dilakukan dengan Setelah terkumpul di Biro Perencanaan Mahkamah Agung, 111

112 maka usulan ini akan diverifikasi dan hasilnya adalah Pagu Sementara yang akan dikirimkan kembali ke Wilayah dan Wilayah akan mengirimkan ke Satuan Kerja. 8. Pagu Sementara ini biasanya sudah diterima Pengadilan Tinggi Kalimantan Tengah pada bulan Maret. 9. Setelah Pagu Sementara ini diterima wilayah, maka disusunlah kembali berdasarkan pagu sementara yang ada 10. Setelah semua satuan kerja mengumpulkan softcopy dan hardcopy RKAKL, maka dilakukanlah pembahasan dengan Direktorat Jenderal Anggaran Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan untuk ditelaah secara bersamasama. 11. Output dari hasil pembahasan ini adalah Pagu Indikatif, yang kemudian pemerintah bersama DPR menyusun RAPBN dan outputnya adalah pagu definitif. Lihat Bagan 9.A

113 ALUR PROSES PERENCANAAN ANGGARAN PELAKSANA MUTU BAKU No. Uraian Prosedur KETUA/WAKIL TIM Keterangan STAF Kelengkapan Output KETUA/PANSEK PERENCANA Melakukan rapat Rapat penyusunan program dan Rencana Statejik, dan Program Kerja 3 Hari Usulan Rencana Anggaran Dilaksanakan pada bulan kegiatan pada masingmasing satuan kerja Nopember Desember 2. Pengiriman Softcopy Usulan Anggaran dari Pengadilan Negeri ke Pengadilan Tinggi Back up Usulan RKA KL 1 Hari Usulan Rencana Anggaran Desember 3. Pengiriman Softcopy Usulan Kegiatan Dari Pengadilan Tinggi ke Biro Perencanaan MARI 4. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga (RKA KL) Pagu Indikatif Back up Usulan RKA KL Pagu Indikatif dari Biro Perencanaan MARI 1 Hari Matrik Rencana Kerja Kementrian/Lemba ga (RRKL) Makamah Agung RI 3 Hari RKAKL Pagu Indikatif Desember Dilaksanakan pada bulan Maret 113

114 No. Uraian Prosedur PELAKSANA MUTU BAKU Keterangan TIM PANITERA/ STAF PERENCAN Kelengkapan Output SEKRETARIS A Penyusunan kembali RKA KL untuk disesuaikan dengan pagu Sementara yang diterima Mahkamah Agung RI berdasarkan Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) yang telah ditetapkan oleh Pemerintah bersama DPR Pagu Sementara untuk MARI 3 Hari RKAKL Pagu Indikatif 6. Penyesuaian, Pembahasan dan Penelahaan RKAKL berdasarkan pagu definitife beserta data pendukung dengan Direktorat Jendral Anggaran Kementrian Keuangan 7 Verifikasi dan Pengiriman Data Pendukung yang sudah lengkapke Dirjen Anggaran Kementrian Keuangan Data Pendukung (TOR, RAB, SPTJM dan Data Dukung Lainnya) RKAKL yang telah disetujui oleh Dirjen Anggaran Kement. Keuangan 3 Hari Persetujuan Dirjen Anggaran Kementrian Keuangan atas RKA KL Pagu Definitif 1 Hari RKAKL disetujui untuk dijadikan DIPA Dilaksanakan pada bulan Juli Oktober/ Nopember Nopember Keterangan : Tim Perencana terdiri atas : Panitera/Sekretaris, Wakil Sekretaris, Kepala Sub Bagian Keuangan dan Staf Sub Bagian Keuangan BAGAN 9.A

115 A.3.2. PENGESAHAN DIPA 1. Pagu definitif yang diterima dari Mahkamah Agung RI berdasarkan Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) yang telah ditetapkan oleh Pemerintah bersama DPR disusun kembali dan menyesuaikannya. Kegiatan penyusunan ini biasanya dilakukan pada bulan Juli. 2. Langkah selanjutnya adalah Pembahasan dan Penelahaan RKAKL berdasarkan pagu definitif dengan Direktorat Jenderal Anggaran Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan untuk ditelaah secara bersamasama yang dilakukan pada Bulan Oktober. 3. Dari pagu definif ini disusunlah data pendukung berupa TOR (Term of Reference) dan RAB (Rencana Anggaran Biaya) sesuai perencanaan dari pagu definitif. 4. Langkah terakhir adalah pengiriman dan pengecekan softcopy dan data pendukung ke Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan. 5. Kegiatan yang tidak dilengkapi dengan data dukung akan dikenakan bintang pada DIPA yang telah disetujui oleh Kementerian Keuangan. 6. Proses akhir adalah penandatanganan DIPA yang telah dicetak Lihat Bagan 9.A

116 No. Uraian Prosedur Biro Perencanaan MARI ALUR PROSES PENGESAHAN DIPA STAF PELAKSANA Tim Perencanaan Kuasa Pengguna Anggaran MUTU BAKU Ketua Kelengkapan Output Keterangan Berdasarkan RKAKL disusun konsep Surat Rincian Alokasi Anggaran (SRAA) untuk penetapan pagu satuan kerja di daerah. RKAKL 7 Hari Konsep DPA Dilaksanakan pada bulan Desember 2. Penginputan Data RKAKL ke dalam Aplikasi DIPA menjadi konsep DIPA 3. Melakukan pembahasan dan penelaah Konsep DIPA dengan Kantor Wilayah Dirjend. Perbendaharaan Prov. Kalteng 4. Penandatanganan dan Penertiban DIPA 5. Penyerahan DIPA secara simbolis Back Up (Software) Aplikasi RKA KL 2 Hari Apliasi DIPA Desember Konsep DIPA 3 Hari Konsep DIPA yang telah disetujui Desember Konsep DIPA yang telah disetujui 1 Hari DIPA DIPA 1 Hari DIPA Diserahkan oleh Gubenur Prov. Kalteng kepada Ketua Pengadilan Tinggi Catatan : Tim Perencanaan : Pansek, Wasek, Staf bagian Keuangan BAGAN 9.A

117 A.3.3. BELANJA DAN PERTANGGUNGJAWABANNYA 1. Pada awal tahun, setelah DIPA turun, maka Pejabat Pembuat Komitmen yang telah ditunjuk, kemudian menyusun rencana kegiatan yang nantinya setiap pengeluaran atas DIPA memerlukan SPP ( Surat Perintah Pembayaran) yang disetujui oleh PPK. 2. Kepala Sub Bagian Keuangan sebagai penguji SPP dan penandatangan SPM, memeriksa SPP terkait dengan alokasi dana yang ada, apabila alokasi dana tersedia, maka SPP ini kemudian disetujui oleh Panitera Sekretaris. 3. Apabila alokasi dana tidak ada atau belum ada, maka Kepala Sub Bagian Keuangan mengecek apakah perlu revisi terhadap DIPA sehingga SPP yang ada dapat dilaksanakan. 4. Setelah disetujui, maka disusunlah SPM (Surat Perintah Membayar) oleh sub bagian keuangan dan ditandatangani oleh Kepala Sub Bagian Keuangan. 5. Setelah SPM selesai, maka disusunlah data dukung sebagai bahan pengajuan. 6. Kemudian softcopy SPM, dan hardcopy SPM beserta data dukung kemudian diajukan ke KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara). 7. Hasil dari persetujuan KPPN disebut dengan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana). 8. Setelah SP2D selesai, maka alokasi anggaran yang diajukan sudah dapat diambil di Bank Persepsi sesuai dengan SP2D yang ada dan dapat dicairkan dengan cek giro. 9. Setelah pengeluaran ini, maka langkah selanjutnya adalah pembukuan oleh Bendahara dan pembuatan Laporan 117

118 Pertanggungjawaban Belanja. 10. Sedangkan hasil SP2D dan SPM yang sudah disetujui di input ke dalam aplikasi SAK (Sistem Akuntansi Keuangan). Lihat Bagan 9.A

119 ALUR PROSES BELANJA DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN WAKIL SEKRETARIS (PPK) Merencanakan dan menerbitkan SPP (Surat Perintah Pembayaran) (1 Hari) KASUB KEUANGAN (PENGUJI SPP) Memeriksa SPP (45 Menit) PANITERA / SEKRETARIS Menyetujui SPP (15 Menit) BENDAHARA Pencairan Dana, Pembukuan Pengeluaran dan Pertanggungjawaban (2 Hari) KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) Menerbitkan SP2D (2 Hari) KASUB KEUANGAN (PENERBIT DAN PENANDATANGAN SPM) Menerbitkan dan menandatangani SPM (Surat Perintah Membayar) (45 Menit) LPJ BENDAHARA Pembuatan LPJ Bendahara (1 Hari) INPUT SAKPA Menginput Data SP2D ke SAKPA DOKUMEN PENDUKUNG SSP, SPTJM, SPTJB dan dokumen lainnya (45 Menit) BAGAN 9.A

120 A.3.4. PENGAJUAN REMUNERASI 1. Setelah rekapitulasi absensi ditandatangani oleh pengawas absensi dan ketua sampai pada bagian keuangan, maka Sub Bagian Keuangan membuat usulan dan daftar penerimaan remunerasi dibayar dimuka sesuai bulan yang dimintakan. 2. Kemudian daftar ini ditandatangani oleh semua Hakim dan pegawai dan diketahui oleh Bendahara Pengeluaran, Panitera dan Ketua. 3. Setelah itu adalah pembuatan SPTJM dan kwitansi dibayar dimuka. 4. Setelah itu dilakukan verifikasi terhadap kebenaran usulan remunerasi yang diajukan baik sebagai satuan kerja dan juga sebagai wilayah yang mengecek usulan tunjangan kinerja dari tiap Pengadilan Negeri. 5. Apabila ada kesalahan maka satuan kerja yang salah agar segera memperbaiki usulan tersebut. 6. Apabila sudah tidak ada masalah lagi, maka usulan ini dilengkapi kekurangan data misalkan SK, Surat Pernyataan menduduki Jabatan dan melaksanakan tugas. 7. Setelah semuanya lengkap, maka usulan tersebut dikirimkan ke Biro Keuangan Mahkamah Agung untuk di proses. Lihat Bagan 9.A

121 ALUR PROSES PENGAJUAN RENUMERASI SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN Membuat Rekapitulasi Absensi (3 Hari) PENGAWAS ABSENSI Mengkoreksi dan menandatangani Absensi (45 Menit) KETUA Menandatangani Absensi (15 Menit) KEUANGAN Membuat Pengajuan Remunerasi, dan rekapitulasi PN SeKalimantan Tengah dan memverifikasi Pertanggungjawaban di Verifikasi Remunerasi muka (4 jam) BIRO KEUANGAN MARI BENDAHARA Pencairan Dana (1 Hari) PENYIAPAN DOKUMEN PENDUKUNG SK, SPTJM, dan dokumen LAINNYA (1 Jam) PANITERA / SEKRETARIS Penandatanganan Usulan Remunerasi (15 Menit) BAGAN 9.A

122 A.3.5. PELAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI PENGGUNA ANGGARAN (UAKPA) 1. Tiap Satuan Kerja diwajibkan membuat Laporan Realisasi Anggaran (LRA) baik yang manual atau Output Aplikasi. 2. Adapun data yang diperlukan dalam penginputan adalah sebagai berikut : a. DIPA di input awal tahun b. Revisi DIPA di input tatkala ada revisi DIPA c. SP2D d. SPM e. SSBP f. SSPB 3. Penginputan ke aplikasi SAKPA di input akhir bulan. Setelah di input maka dilakukan rekonsiliasi dengan KPPN. 4. Rekonsiliasi dilakukan paling lambat 3 hari pada awal bulan. 5. Hasilnya adalah Berita Acara Rekonsiliasi dan Laporan Hasil Rekonsiliasi (LHR). 6. Setelah rekonsiliasi, ADK dikirimkan ke Koordinator Wilayah paling lambat tanggal 7 setiap bulannya, begitu pula dengan LRA Manual. 7. Output hasil cetakan SAKPA berupa Neraca SAK, Laporan Realisasi Belanja, Pengembalian Belanja dan Pendapatan. Kemudian Neraca SAK dan BMN di rekonsiliasi sehingga terbitlah BA Internal dan Berita Acara Akurasi Data. 8. Semua Hardcopy ini dikirimkan ke wilayah dan paling lambat tanggal 15 setiap bulannya. Lihat Bagan 9.A

123 ALUR PROSES PELAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI PENGGUNA ANGGARAN (UAKPA) Pengumpulan dan Penginputan Dokumen (1 Hari) => 1 Hari Sebelum akhir Bulan DIPA Revisi DIPA SP2D dan SPM SSBP dan SSPB Kwitansi Aplikasi Persediaan Input Dokumen ke SAKPA Pada Akhir Bulan UAKPA Rekonsiliasi dengan KPPN hingga terbitnya BAR dan LHR 3 Hari Kerja terhitung dari awal Bulan KPPN Pengiriman LRA Manual Paling Lambat Tanggal 7 Setiap Bulannya LRA MANUAL BAR dan LHR Satker Paling Lambat diterima UAPPAW Tanggal 15 Setiap Bulannya BAR DAN LHR LAPORAN REALISASI SIMAKBMN BMNKPB SIMAKBMN BMNPPBW NERACA BMN NERACA SAK Laporan Realisasi dan Neraca SAK diterima UAPPAW Paling lambat Tanggal 15 Setiap Bulannya ADK ADK diterima UAPPAW Paling Lambat Tanggal 7 Setiap Bulannya REKONSILIASI INTERNAL UAPPAW BA AKURASI DATA BA Akurasi Data, BA Internal, Neraca BMN, dan Hasil Rekonsiliasi Internal diterima UAPPAW Paling Lambat Tanggal 15 Setiap Bulannya BAGAN 9.A

124 A.3.6. PELAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI PENGGUNA ANGGARAN WILAYAH (UAPPA W) 1. Laporan Keuangan yang diterima oleh UAPPAW adalah berupa LRA Manual (Hanya Pengadilan Negeri Saja), ADK SAKPA Bulanan, dan Hardcopy Laporan. 2. ADK SAKPA Bulanan dan LRA Manual paling lambat dikirimkan tanggal 7 tiap bulannya. 3. Setelah dianalisis berdasarkan SOP Pelaporan Keuangan SAKPA yang kemudian diharapkan dapat dikirimkan paling lambat tanggal 7 tiap bulannya. 4. Adapun Hardcopy yang terdiri dari BAR Rekonsiliasi KPPN dan LHR, Laporan Realisasi, Neraca SAK dan BMN, BA Akurasi Data dan BA Internal karena perlu pencetakan dan pengetikan dan dikirimkan paling lambat tanggal 15 tiap bulannya. 6. ADK SAKPA Bulanan kemudian diverifikasi berdasarkan hardcopy laporan yang dikirimkan. 7. Apabila terjadi kesalahan atau keterlambatan maka akan dilakukan pengiriman surat ke satuan kerja tentang kesalahan yang terjadi. 15 menit 8. Apabila tidak terjadi kesalahan maka ADK SAKPA Bulanan Satuan Kerja kemudian diinput ke dalam SAPPAW. 9. ADK SAPPAW ini kemudian direkonsiliasi dengan Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan 10. Apabila terdapat kesalahan maka akan diperbaiki, Apabila sudah tidak ada kesalahan lagi maka ADK SAPPAW kemudian dikirimkan ke Eselon I. 124

125 11. LRA Manual yang dikirimkan kemudian direkapitulasi yang diharapkan dapat selesai dalam 2 hari dan kemudian dikirimkan ke Eselon I. Lihat Bagan 9.A

126 ALUR PROSES PELAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI PENGGUNA ANGGARANWILAYAH (UAPPAW) ADK SAKPA BULANAN (Dikirim Paling Lambat tanggal 7 tiap bulannya) LAMBAT / SALAH / KURANG (Pengiriman Surat ke Satker) VERIFIKASI DAN PENGIRIMAN (1 Hari) VERIFIKASI LAPORAN (15 Menit Persatker) VERIFIKASI LAPORAN (15 Menit Persatker) INPUT KE UAPPAW (1 Hari) HARDCOPY LAPORAN (BAR Rekonsiliasi KPPN dan LHR, Laporan Realisasi, Neraca SAK, BMN, BA Akurasi Data, BA Internal) (Dikirim Paling Lambat tanggal 15 tiap bulannya) ESELON I SATKER LRA MANUAL (Dikirim Paling Lambat tanggal 7 tiap bulannya) REKAPITULASI LRA MANUAL (2 Hari) BAGAN 9.A

PEDOMAN TEKNIS ADMINISTRASI DAN TEKNIS PERADILAN TATA USAHA NEGARA EDISI 2008

PEDOMAN TEKNIS ADMINISTRASI DAN TEKNIS PERADILAN TATA USAHA NEGARA EDISI 2008 PEDOMAN TEKNIS ADMINISTRASI DAN TEKNIS PERADILAN TATA USAHA NEGARA EDISI 2008 MAHKAMAH AGUNG RI 2008 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... iii Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : KMA/032/SK/IV/2007

Lebih terperinci

1 jam perkara sesuai dengan nomor urut perkara 4. Membuat formulir penetapan Ketua Pengadilan Negeri tentang

1 jam perkara sesuai dengan nomor urut perkara 4. Membuat formulir penetapan Ketua Pengadilan Negeri tentang STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) KEPANITERAAN PIDANA PENGADILAN NEGERI TANAH I. PROSEDUR PENERIMAAN PERKARA 1. Prosedur Penerimaan Perkara Pidana Biasa : PENGADILAN TINGGI SAMARINDA PENGADILAN NEGERI

Lebih terperinci

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP) PROSES PENDAFTARAN DAN PEMERIKSAAN PERKARA DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP) PROSES PENDAFTARAN DAN PEMERIKSAAN PERKARA DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP) PROSES PENDAFTARAN DAN PEMERIKSAAN PERKARA DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA No. JENIS & URAIAN KEGIATAN BATAS WAKTU Jam Hari / Hari Kerja PELAKSANA KEPANITERAAN PERKARA

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PIDANA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PIDANA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PIDANA A. PROSEDUR PENERIMAAN BERKAS PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI NO KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN 1 2 3 4 5 6 7 8 Menerima pelimpahan berkas perkara

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL KEPANITERAAN

STANDART OPERASIONAL KEPANITERAAN KEPANITERAAN PIDANA: STANDART OPERASIONAL KEPANITERAAN PELAKSANAAN TUGAS DAN ADMINISTRASI 1. Perkara Biasa: Meja Pertama: - Kepaniteraan pidana ada meja 1 (pertama) yang bertugas menerima pelimpahan berkas

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PIDANA

STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PIDANA STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PIDANA 1. PELAYANAN PERSIDANGAN NO. JENIS PELAYANAN DASAR HUKUM 1. Penerimaan Pelimpahan Berkas. Pasal 137 KUHAP PERSYARATAN - Yang melimpahkan harus Jaksa Penuntut Umum

Lebih terperinci

UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA 1. Upaya Hukum Banding Upaya banding didaerah jawa dan madura semula diatur dalam pasal 188-194 HIR, sedangkan bagi daerah luar jawa dan madura diatur dalam pasal-pasal

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL NOMOR 24 TAHUN 2017 STANDAR WAKTU PENYELESAIAN PERKARA PADA PENGADILAN NEGERI BANTUL 2017

Lebih terperinci

Pelayanan Perkara Perdata

Pelayanan Perkara Perdata Pelayanan Perkara Perdata Pelayanan Perkara Perdata Meja Pertama Menerima permohonan gugatan, permohonan banding, permohonan kasasi, permohonan peninjauan kembali, permohonan eksekusi, dan permohonan somasi.

Lebih terperinci

Pelayanan Perkara Pidana

Pelayanan Perkara Pidana Pelayanan Perkara Pidana Pelayanan Perkara Pidana Meja Pertama Menerima perkara pidana, lengkap dengan surat dakwaannya dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara tersebut. Pendaftaran perkara pidana

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG No TAHAPAN PELAKSANA DASAR 1. Penerimaan berkas perkara Kepaniteraan Perdata (Petugas Meja Pertama) 2.

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN 2014 i PENGADILAN NEGERI PASURUAN

LAPORAN TAHUNAN 2014 i PENGADILAN NEGERI PASURUAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN Jl. Pahlawan No. 24 Pasuruan Telp. (0343) 421030 Fax.(0343) 421030 www.pn-pasuruan.go.id email pn_kotapasuruan@yahoo.co.id LAPORAN TAHUNAN 2014 i PENGADILAN

Lebih terperinci

4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG

4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG 4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG I. Prosedur pendaftaran Akta Perjanjian Bersama dan Surat Keterangan Perkara - Prosedur Pendaftaran Perjanjian Bersama

Lebih terperinci

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN L II.3 TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN I. PERKARA PERDATA Untuk memeriksa administrasi persidangan, minta beberapa berkas perkara secara sampling

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA

PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA DASAR HUKUM PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA Nomor : W12.U26/ 70 / KP.07.01/ 04/2014 Tanggal ditetapkan : 23 April 2014 Tanggal Revisi : STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Administrasi Penanganan Perkara

Lebih terperinci

Alamat : Jenderal A.Yani No.67 Palembang Website : http : //www.ptun.palembang.go.id dan

Alamat : Jenderal A.Yani No.67 Palembang Website : http : //www.ptun.palembang.go.id   dan Alamat : Jenderal A.Yani No.67 Palembang Website : http : //www.ptun.palembang.go.id Email : admin@ptun,palembang.go.id dan palembang@ptun.org TIM PENYUSUN KOORDINATOR : ANDRI MOSEPA, SH,MH ANGGOTA ; MAMIK

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PERKARA PIDANA

STANDAR PELAYANAN PERKARA PIDANA STANDAR PELAYANAN PERKARA PIDANA Dasar: Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI No. 026/KMA/SK/II/2012 Tentang Standar Pelayanan Peradilan 1. PELAYANAN PERSIDANGAN a. Pengadilan menyediakan ruang tunggu khusus

Lebih terperinci

SOP PENYELESAIAN PERKARA PERDATA GUGATAN

SOP PENYELESAIAN PERKARA PERDATA GUGATAN PENGADILAN NEGERI KOLAKA PENGADILAN NEGERI KOLAKA Kepaniteraan Perdata Jln. Pemuda No. 175 Kolaka (0405) 2321012 Nomor SOP Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektif Disahkan Oleh SOP PENYELESAIAN

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PERADILAN PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT

STANDAR PELAYANAN PERADILAN PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT STANDAR PELAYANAN PERADILAN PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT A. Pendahuluan Guna menjamin pelaksanaan tugas peradilan yang transparan dan memberikan pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat pencari keadilan

Lebih terperinci

1. S O P KEPANITERAAN PIDANA

1. S O P KEPANITERAAN PIDANA 1. S O P KEPANITERAAN PIDANA a. SOP Perkara Pidana Biasa b. SOP Perkara Pidana Singkat c. SOP Perkara Pidana Ringan d. SOP Perkara Pidana Lalu Lintas e. SOP Penerimaan Perkara Pidana Banding f. SOP Penerimaan

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PIDANA ACARA BIASA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PIDANA ACARA BIASA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG PENANGANAN PERKARA PIDANA ACARA BIASA 1. Penerimaan berkas perkara Kepaniteraan Pidana (Petugas Meja I) Pedoman Pelaksanaan Tugas Buku II 1 hari 1. Menerima perkara yang dilimpahkan oleh Penuntut Umum

Lebih terperinci

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN PENGGUGAT/KUASA HUKUM Mendaftarkan Gugatan di Meja I MEJA I Pendaftaran Gugatan & Meneliti Kelengkapan Berkas & Menghitung Panjar Biaya Perkara (1 Hari)

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA NGANJUK K E P A N I T E R A A N JL. Gatot Subroto, Nganjuk

PENGADILAN AGAMA NGANJUK K E P A N I T E R A A N JL. Gatot Subroto, Nganjuk PENGADILAN AGAMA NGANJUK K E P A N I T E R A A N JL. Gatot Subroto, Nganjuk Standar Operasional Prosedur ( S O P ) PENERIMAAN DAN PERMOHONAN KASASI Nomor SOP : W13-A22/22/KP.01/I/2017 Tanggal Pembuatan

Lebih terperinci

Berkas Perkara Buku Register Induk Perkara Gugatan Perangkat Komputer Alat Tulis Pencatatan dan Pendataan:

Berkas Perkara Buku Register Induk Perkara Gugatan Perangkat Komputer Alat Tulis Pencatatan dan Pendataan: Agama Demak Jl. Sultan Trenggono. 23 Demak http://pa-demak.go.id SOP PERKARA VERZET mor SOP W11-A15/45/HK.05.01/I/2014 Tanggal Pembuatan 06-01 -2014 Tanggal Revisi 16 05-2014 Tanggal Efektif Disahkan oleh

Lebih terperinci

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM Lampiran: Surat Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Nomor : 353/DJU/SK/HM02.3/3/2015 Tanggal : 24 Maret 2015 PROSEDUR PENGGUNAAN DAN SUPERVISI APLIKASI SISTEM INFORMASI PENELUSURAN PERKARA

Lebih terperinci

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan PROSES PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI PROSES PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI KEJAKSAAN NEGERI KEPANITERAAN PIDANA PENGGUGAT/ KUASANYA KEPANITERAAN PERDATA Berkas diterima

Lebih terperinci

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN PENGGUGAT/KUASA HUKUM Mendaftarkan Gugatan di Meja I MEJA I Pendaftaran Gugatan & Meneliti Kelengkapan Berkas & Menghitung Panjar Biaya Perkara () MAJELIS

Lebih terperinci

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA No. KEGIATAN INDIKATOR TARGET KINERJA KET HARI I II III I I KEPANITERAAN PERKARA DI PENGADILAN NEGERI. Pendaftaran gugatan dan permohonan

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT SOP PENYELESAIAN BERKAS PERKARA GUGATAN

PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT SOP PENYELESAIAN BERKAS PERKARA GUGATAN SOP PENYELESAIAN BERKAS PERKARA GUGATAN Mediator H A K I M KETUA / WAKIL KETUA PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT 1. Menetapkan Majelis Hakim 2. Menetapkan Hakim Mediasi * Melaporkan Mediasi gagal / berhasil

Lebih terperinci

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN Peradilan Tata Usaha Negara merupakan salah satu peradilan di Indonesia yang berwenang untuk menangani sengketa Tata Usaha Negara. Berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN S.O.P KEPANITERAAN PIDANA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN A. PENYELESAIAN PERKARA 1. Pengadilan Negeri menerima pelimpahan berkas perkara dan barang bukti dari Jaksa Penuntut Umum atau

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI KAYUAGUNG

LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI KAYUAGUNG LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI KAYUAGUNG TAHUN 2016 PENYUSUNAN LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI KAYUAGUNG TAHUN ANGGARAN 2016 i DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii BAB I Pendahuluan...

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN

STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN Lampiran I STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN 1. Pemohon menyampaikan permohonan kepada Ketua Pengadilan Agama Lamongan. Pengadilan Agama Lamongan mendaftarkan permohonan dalam buku register dan memberi

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95 \ PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat 11610 Telp./Fax. (021) 58352092 sd. 95 E-Mail: info@pa-jakartabarat.go.id ; Website: www.pa-jakartabarat.co.id A. Dasar

Lebih terperinci

STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN A. PENYELESAIAN PERKARA 1. Pendaftaran gugatan dan permohonan, setelah biaya perkara ditaksir oleh

Lebih terperinci

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERKARA

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERKARA TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERKARA L II.2 TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERKARA I. PENGADILAN NEGERI I.1. PERKARA PERDATA A. PROSEDUR PENERIMAAN PERKARA Untuk mengetahui apakah prosedur penerimaan

Lebih terperinci

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PASCA SIDANG

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PASCA SIDANG BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PASCA SIDANG Putusan Jurusita Sita Pengganti Mengirim Kutipan kepada Tidak Pihak yang tidak hadir (Pengacaranya) Meminta Putusan ke Meja 3 Salinan hadir atau tidak?

Lebih terperinci

ADMINISTRASI PERKARA PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

ADMINISTRASI PERKARA PENGADILAN NEGERI SIBOLGA ADMINISTRASI PERKARA PENGADILAN NEGERI SIBOLGA KEPANITERAAN PIDANA NO. KEGIATAN INDIKATOR TARGET / PER BERKAS KETERANGAN Pengadilan Negeri menerima Pelimpahan Tertib adminis pada hari itu juga bekas perkara

Lebih terperinci

Nomor SOP 01/PERDATA/PA.PPG/2012 Revisi tanggal : Tanggal ditetapkan 01 Maret 2012 Jumlah halaman : 8 halaman

Nomor SOP 01/PERDATA/PA.PPG/2012 Revisi tanggal : Tanggal ditetapkan 01 Maret 2012 Jumlah halaman : 8 halaman MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA PENGADILAN TINGGI AGAMA PEKANBARU Standard Operating Procedures PENERIMAAN PERKARA DI PENGADILAN AGAMA PASIR PENGARAIAN ` Nomor

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA

STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA Nomor 026/KMA/SK/II/2012) A. Dasar Hukum 1. HIR/Rbg 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 3. Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN NEGERI RUTENG

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN NEGERI RUTENG STANDAR PELAYANAN PENGADILAN NEGERI RUTENG TAHUN 2012 1 Pengadilan Negeri Ruteng sebagai salah satu Pengadilan Tingkat Pertama, dalam Peradilan Umum menjalankan tugas pokok yaitu menerima, memeriksa dan

Lebih terperinci

1. Menerima asli surat gugatan/ permohonan sebanyak para pihak ditambah 3 eks. Untuk Majelis Hakim dari Penggugat/Pemohon.

1. Menerima asli surat gugatan/ permohonan sebanyak para pihak ditambah 3 eks. Untuk Majelis Hakim dari Penggugat/Pemohon. Tgl Ditetapkan : Halaman : 1 dari 9 halaman Uraian Kegiatan DISKRIPSI : Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesaian Ket. Pelayanan prima Peradilan Agama kepada masyarakat pencari keadilan

Lebih terperinci

I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Petugas Meja I menerima gugatan,

I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Petugas Meja I menerima gugatan, I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Petugas Meja I menerima gugatan, permohonan, verzet, permohonan banding, permohonan kasasi, permohonan

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA SINJAI Jl. Jenderal Sudirman No. 5, Telp. (0482) 21054, Fax SINJAI 92651

PENGADILAN AGAMA SINJAI Jl. Jenderal Sudirman No. 5, Telp. (0482) 21054, Fax SINJAI 92651 Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesaian Ket. DISKRIPSI : Pelayanan prima Peradilan Agama kepada masyarakat pencari keadilan Memberikan pelayanan jasa publik dan pelayanan

Lebih terperinci

Petugas / Penanggung Jawab. Waktu Penyelesaian. No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan. Ket

Petugas / Penanggung Jawab. Waktu Penyelesaian. No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan. Ket Tgl Ditetapkan : 14 Januari 2011 Halaman : 1 dari 5 halaman No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan DISKRIPSI : Pelayanan prima Peradilan Agama kepada masyarakat pencari keadilan Memberikan pelayanan jasa

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT. No AKTIVITAS PROSEDUR WAKTU

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT. No AKTIVITAS PROSEDUR WAKTU 1 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT No AKTIVITAS PROSEDUR WAKTU 1. Penyelesaian Perkara : Penyelesaian Perkara : Pendaftaran gugatan dan permohonan,

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 PENGADILAN NEGERI SAROLANGUN KOMPLEK PERKANTORAN GUNUNG KEMBANG Telp./Fax : (0745) 91006 Website : www.pn-sarolangun.go.id PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan

Lebih terperinci

copy dan hard copy serta pengajuan permohonan praperadilan sesuai dengan wilayah hukum di Pengadilan Negeri Takengon ; 3 Penerimaan

copy dan hard copy serta pengajuan permohonan praperadilan sesuai dengan wilayah hukum di Pengadilan Negeri Takengon ; 3 Penerimaan A. PELAYANAN ADMINISTRASI DI KEPANITERAAN PIDANA NO JENIS LAYANAN PERADILAN WAKTU KETERANGAN 1 Penerimaan 20 Menit Pelimpahan berkas perkara pidana pelimpahan berkas tergantung dari kuantitas perkara perkara

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA

STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA JAKARTA 2014 STANDAR PELAYANAN PERADILAN DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA I. KETENTUAN UMUM A. Dasar Hukum 1. Undang-undang

Lebih terperinci

I. BIDANG ADMINISTRASI 1.1 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ADMINISTRASI PERKARA PADA PENGADILAN NEGERI KELAS II SUKADANA

I. BIDANG ADMINISTRASI 1.1 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ADMINISTRASI PERKARA PADA PENGADILAN NEGERI KELAS II SUKADANA I. BIDANG ADMINISTRASI 1.1 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ADMINISTRASI PERKARA PADA PENGADILAN NEGERI KELAS II SUKADANA A. KEPANITERAAN PIDANA 1. Penyelesaian Perkara a. Pengadilan Negeri menerima

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI ARGA MAKMUR Jln. Jend. Sudirman No. 226 (0737) , Home Page:

PENGADILAN NEGERI ARGA MAKMUR Jln. Jend. Sudirman No. 226 (0737) , Home Page: PENGADILAN NEGERI ARGA MAKMUR Jln. Jend. Sudirman No. 226 (0737) 521004, 521014 Home Page: http://www.pn-argamakmur.go.id/ ARGA MAKMUR BENGKULU UTARA Standard Operating Procedures DI BAGIAN KEPANITERAAN

Lebih terperinci

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Beracar

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Beracar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1267, 2015 MA. Penyalahgunaan Wewenang. Penilaian Unsur. Pedoman Beracara. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM

Lebih terperinci

Pengadilan Agama Krui Jl.Mawar No. 10 Way Mengaku

Pengadilan Agama Krui Jl.Mawar No. 10 Way Mengaku Krui Jl.Mawar. Way Mengaku LAMPUNG BARAT SOP PERKARA VERZET mor SOP 4/HK.05/I/2016 Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Website : pa-krui.go.id Tanggal Efektif email : pa_krui_lambar@yahoo.co.id Disahkan oleh

Lebih terperinci

SOP PENERIMAAN PERKARA PENINJAUAN KEMBALI

SOP PENERIMAAN PERKARA PENINJAUAN KEMBALI MAHKAMAH AGUNG RI Pengadilan Agama Soe Jl. Cendana Telp/Fax. (0388) 21203 Website:www.pa-soe.go.id E-mail : kpa.soe@gmail.com Soe - Nusa Tenggara Timur 85512 Nomor SK W23-A6/ 7.a /OT.01.3/I/2017 Nomor

Lebih terperinci

LAMPIRAN: Nomor : W3-Ul/38/OT.01.3/X/2015 Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Padang Tanggal : 1 Oktober 2015 PENGADILAN NEGERI PADANG I.

LAMPIRAN: Nomor : W3-Ul/38/OT.01.3/X/2015 Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Padang Tanggal : 1 Oktober 2015 PENGADILAN NEGERI PADANG I. PENGADILAN NEGERI PADANG LAMPIRAN: Nomor : W3-Ul/38/OT.01.3/X/2015 Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Padang Tanggal : 1 Oktober 2015 I. KETENTUAN UMUM A. Tujuan 1. Meningkatkan kualitas pelayanan pengadilan

Lebih terperinci

PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK)

PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK) PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK) Pertama : Pihak berperkara datang ke Pengadilan Agama dengan membawa surat gugatan atau permohonan. Kedua : Pihak berperkara menghadap petugas

Lebih terperinci

1. Menerima surat permohonan / pernyataan banding dari Pemohon banding dilampiri salinan putusan yang diperoleh dari meja III

1. Menerima surat permohonan / pernyataan banding dari Pemohon banding dilampiri salinan putusan yang diperoleh dari meja III Tgl Ditetapkan : 11 April 2011 Halaman : 1 dari 5 hal. Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesai an Ket. DISKRIPSI : Pelayanan prima Peradilan Agama kepada masyarakat pencari

Lebih terperinci

Standard Operating Procedures PENERIMAAN PERKARA DI PENGADILAN AGAMA TEBING TINGGI

Standard Operating Procedures PENERIMAAN PERKARA DI PENGADILAN AGAMA TEBING TINGGI 1 dari 10 halaman Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesai an Ket. DISKRIPSI : Pelayanan prima Peradilan Agama kepada masyarakat pencari keadilan Memberi pelayanan jasa publik

Lebih terperinci

A. PELAYANAN MASYARAKAT

A. PELAYANAN MASYARAKAT A. PELAYANAN MASYARAKAT Prosedur tentang Pencatatan Perkara Masuk, Penetapan Majelis Hakim dan Penetapan Hari Sidang B. PENCATATAN PERKARA MASUK 1. Petugas menerima surat permo-honan / gugatan / permohonan

Lebih terperinci

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PENDAFTAAN KASASI

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PENDAFTAAN KASASI BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PENDAFTAAN KASASI Pemohan Kasasi Mengajukan kasasi pada Meja 3 dan memberikan Memori Kasasi (wajib) Kasasi dan menunjuk Juru Sita Pengganti Mengirim Kontra Memori Kasasi

Lebih terperinci

SKEMA SOP KEPANITERAAN PIDANA

SKEMA SOP KEPANITERAAN PIDANA SKEMA SOP KEPANITERAAN PIDANA TENGGANG WAKTU PROSES PENYELESAIAN PERKARA PIDANA ACARA PEMERIKSAAN BIASA Kepaniteraan Muda Pidana Menerima dan Memeriksa Kelengkapan Kemudian menginput data pada SIPP, lalu

Lebih terperinci

PENGANTAR. Sanggau, 31 Desember 2015 Ketua Pengadilan Negeri Sanggau NIP Laporan Tahunan Pengadilan Negeri Sanggau Tahun

PENGANTAR. Sanggau, 31 Desember 2015 Ketua Pengadilan Negeri Sanggau NIP Laporan Tahunan Pengadilan Negeri Sanggau Tahun PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kami telah menyusun dan menyelesaikan Laporan Tahunan Pengadilan Negeri Sanggau Tahun 2015. Laporan tahunan ini merupakan gambaran

Lebih terperinci

W11-A15/45/HK.05.01/I/2014 Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektif Disahkan oleh

W11-A15/45/HK.05.01/I/2014 Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektif Disahkan oleh Demak Jl.Sultan Trenggono. 23 Demak http://pa-demak.go.id SOP PERKARA PERMOHONAN mor SOP W11-A15/45/HK.05.01/I/2014 Tanggal Pembuatan 06-01 -2014 Tanggal Revisi 16 05-2014 Tanggal Efektif Disahkan oleh

Lebih terperinci

STANDAR OPERATION PROCEDURE (SOP) PENGADILAN NEGERI HAM, PHI, PERIKANAN DAN NIAGA MEDAN

STANDAR OPERATION PROCEDURE (SOP) PENGADILAN NEGERI HAM, PHI, PERIKANAN DAN NIAGA MEDAN STANDAR OPERATION PROCEDURE (SOP) PENGADILAN NEGERI HAM, PHI, PERIKANAN DAN NIAGA MEDAN MEDAN 2011 DAFTAR ISI BAB I PERDATA A. PERDATA UMUM... 1 B. PERDATA KHUSUS 1. PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT DAN PKPU...

Lebih terperinci

V. STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP ) KEPANITERAAN PERDATA

V. STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP ) KEPANITERAAN PERDATA V. STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP ) KEPANITERAAN PERDATA A. PERKARA Kepaniteraan perdata menerima Pendaftaran gugatan / permohonan dari Pemohon. Biaya perkara ditentukan berdasarkan Surat Keputusan

Lebih terperinci

Tanggal Efektif Jakarta Pusat PO. BOX 1148 JKT13011 JAT Disahkan oleh SOP TATA CARA PENYELESAIAN KEBERATAN PERKARA GUGATAN SEDERHANA

Tanggal Efektif Jakarta Pusat PO. BOX 1148 JKT13011 JAT Disahkan oleh SOP TATA CARA PENYELESAIAN KEBERATAN PERKARA GUGATAN SEDERHANA Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor SOP Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Tanggal Pembuatan Gedung Bersama Satu Atap Mahkamah Agung RI Tanggal Revisi - Jln. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Tanggal

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI GUNUNGSITOLI Nomor : W2.U12/1294/KP.04.11/IX/2016 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI GUNUNGSITOLI Nomor : W2.U12/1294/KP.04.11/IX/2016 TENTANG SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI GUNUNGSITOLI Nomor : W2.U12/1294/KP.04.11/IX/2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN NEGERI GUNUNGSITOLI KETUA PENGADILAN NEGERI GUNUNGSITOLI Membaca

Lebih terperinci

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon banding:

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon banding: Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon banding: 1. Permohonan banding harus disampaikan secara tertulis atau lisan kepada pengadilan agama/mahkamah syar iah dalam tenggang waktu : a. 14 (empat belas)

Lebih terperinci

I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA/MAHKAMAH SYAR IYAH 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Sistem pelayanan

I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA/MAHKAMAH SYAR IYAH 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Sistem pelayanan I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA/MAHKAMAH SYAR IYAH 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Sistem pelayanan perkara di pengadilan agama/mahkamah syar'iyah menggunakan

Lebih terperinci

SOP PENERIMAAN PERKARA KASASI

SOP PENERIMAAN PERKARA KASASI Demak Jl. Sultan Trenggono. 23 Demak http://pa-demak.go.id mor SOP W11-A15/45/HK.05.01/I/2014 Tanggal Pembuatan 06 01 2014 Tanggal Revisi 16 05 2014 Tanggal Efektif Disahkan oleh SOP PENERIMAAN PERKARA

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA

PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA DASAR HUKUM PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA Nomor : W12.U26/ 70 / KP.07.01/ 04/2014 Tanggal ditetapkan : 23 April 2014 Tanggal Revisi : STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Administrasi Penanganan Perkara

Lebih terperinci

Nomor SOP Tanggal Pembuatan 03 Januari 2017 Tanggal Revisi - Tanggal Efektif 03 Januari Buku Register

Nomor SOP Tanggal Pembuatan 03 Januari 2017 Tanggal Revisi - Tanggal Efektif 03 Januari Buku Register MAHKAMAH AGUNG RI Pengadilan Agama Soe Jl. Cendana Telp/Fax. (0388) 21203 Website:www.pa-soe.go.id E-mail : kpa.soe@gmail.com Soe - Nusa Tenggara Timur 85512 Nomor SK Nomor SOP Tanggal Pembuatan 03 Januari

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA KUPANG

STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA KUPANG STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA KUPANG KUPANG 2014 STANDAR PELAYANAN PERADILAN DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA KUPANG I. KETENTUAN UMUM A. Dasar Hukum 1. Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

Petugas / Penanggung Jawab. Waktu Penyelesaian. No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan. Ket

Petugas / Penanggung Jawab. Waktu Penyelesaian. No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan. Ket Tgl Ditetapkan : 14 Januari 2011 Halaman : 1 dari 5 halaman No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan DISKRIPSI : Pelayanan prima Peradilan Agama kepada masyarakat pencari keadilan Memberikan pelayanan jasa

Lebih terperinci

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA Jaksa Ketua PN Para Pihak Melimpahkan berkas perkara ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melalui Panitera Pidana Menunjuk Majelis Hakim dalam jangka

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGADILAN NEGERI SLAWI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGADILAN NEGERI SLAWI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGADILAN NEGERI SLAWI Jl. A. Yani No. 99 Slawi Telp. (0283) 491359 fax(0283) 491854 SLAWI 52412 Email : pn.slawi@yahoo.co.id Website : www.pn-slawi.go.id TAHUN 2016 KATA

Lebih terperinci

W11-A15/45/HK.05.01/I/2014 Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektif Disahkan oleh

W11-A15/45/HK.05.01/I/2014 Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektif Disahkan oleh Demak Jl.Sultan Trenggono. 23 Demak http://pa-demak.go.id SOP PERKARA PRODEO mor SOP W11-A15/45/HK.05.01/I/2014 Tanggal Pembuatan 06-01 -2014 Tanggal Revisi 16 05-2014 Tanggal Efektif Disahkan oleh Dasar

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN DAN PENITIPAN GANTI KERUGIAN KE PENGADILAN NEGERI DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN

Lebih terperinci

ALUR PENDAFTARAN GUGATAN PERMOHONAN DI PENGADILAN NEGERI

ALUR PENDAFTARAN GUGATAN PERMOHONAN DI PENGADILAN NEGERI ALUR PENDAFTARAN GUGATAN PERMOHONAN DI PENGADILAN NEGERI LUBUK PAKAM PERMOHAN Meja I Pendaftaran Permohonan &Kelengkapan Berkas & Menghitung Panjar Biaya Perkara Meja II Registrasi Perkara dan Kelengkapannya

Lebih terperinci

Nomor SOP W4-A7/336.a/OT.01.3/IV/2014 Revisi tanggal : Tanggal ditetapkan April 2014 Jumlah halaman : 8 halaman

Nomor SOP W4-A7/336.a/OT.01.3/IV/2014 Revisi tanggal : Tanggal ditetapkan April 2014 Jumlah halaman : 8 halaman MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA PENGADILAN TINGGI AGAMA PEKANBARU Standard Operating Procedures PENERIMAAN PERKARA PENGADILAN AGAMA PASIR PENGARAIAN ` Nomor

Lebih terperinci

1. Menerima surat gugatan/ permohonan sebanyak para pihak ditambah 3 eksemplar termasuk soft copynya. Dari Penggugat/Pemohon

1. Menerima surat gugatan/ permohonan sebanyak para pihak ditambah 3 eksemplar termasuk soft copynya. Dari Penggugat/Pemohon Tgl Ditetap : 11 April 2011 Halaman : 1 dari 9 halaman Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesai an Ket. DISKRIPSI : Pelayanan prima Peradilan Agama kepada masyarakat pencari

Lebih terperinci

PENETAPAN KETUA PENGADILAN NEGERI BIAK TENTANG

PENETAPAN KETUA PENGADILAN NEGERI BIAK TENTANG PENETAPAN KETUA PENGADILAN NEGERI BIAK Nomor : W30.U4/ /HK.02/III/2017 TENTANG PERUBAHAN PANJAR BIAYA PERKARA PERDATA, SITA, PEMERIKSAAN SETEMPAT, DAN EKSEKUSI PADA PENGADILAN NEGERI BIAK KETUA PENGADILAN

Lebih terperinci

MANTAN BOS ADHI KARYA KEMBALI DAPAT POTONGAN HUKUMAN.

MANTAN BOS ADHI KARYA KEMBALI DAPAT POTONGAN HUKUMAN. MANTAN BOS ADHI KARYA KEMBALI DAPAT POTONGAN HUKUMAN www.kompasiana.com Mantan Kepala Divisi Konstruksi VII PT Adhi Karya Wilayah Bali, NTB, NTT, dan Maluku, Imam Wijaya Santosa, kembali mendapat pengurangan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PIDANA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PIDANA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR () KEPANITERAAN PIDANA PENGADILAN NEGERI PENGADILAN NEGERI JL. USMAN SALENGKE NO. 0 KABUPATEN GOWA Jl. Usman Salengke. 0. Kab. Gowa Telp. (0) 89 Fax (0) 8089 ADMINISTRASI PENANGANAN

Lebih terperinci

MATRIK PERBANDINGAN UNDANG-UNDANG RI NO. 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG SEBAGAIMANA YANG TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NO

MATRIK PERBANDINGAN UNDANG-UNDANG RI NO. 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG SEBAGAIMANA YANG TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NO MATRIK PERBANDINGAN UNDANG-UNDANG RI NO. 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG SEBAGAIMANA YANG TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 2004 DENGAN PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NO. 14 TAHUN

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER I. KETENTUAN UMUM A. Tujuan 1. Meningkatkan kualitas pelayanan pengadilan bagi prajurit TNI dan masyarakat pencari keadilan. 2. Meningkatkan

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER I. KETENTUAN UMUM A. Tujuan 1. Meningkatkan kualitas pelayanan pengadilan bagi prajurit TNI dan masyarakat pencari keadilan. 2. Meningkatkan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI KALIANDA. NOMOR : W9.U4/Kp.01.1/156/XI/2016 T E N T A N G STANDART PELAYANAN PERADILAN

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI KALIANDA. NOMOR : W9.U4/Kp.01.1/156/XI/2016 T E N T A N G STANDART PELAYANAN PERADILAN PENGADILAN NEGERI KALIANDA JL. Indra Bangsawan No. 37. Kalianda Lampung Selatan Telp / Fax : (0727) 322063 ; 322115 Website : www.pn-kalianda.go.id, Email: pnkalianda.info@gmail.com SURAT KEPUTUSAN KETUA

Lebih terperinci

2. Meneliti surat gugatan/ permohonan yang diajukan oleh Penggugat/Pemohon

2. Meneliti surat gugatan/ permohonan yang diajukan oleh Penggugat/Pemohon STANDARD OPERATING PROCEDURES DI PENGADILAN AGAMA Tgl Ditetapkan : 14 April 2011 Halaman : 1 dari 25 halaman Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesai an Ket. DISKRIPSI : Pelayanan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia sebagai negara

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SE - WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI TATA USAHA NEGARA MEDAN

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SE - WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI TATA USAHA NEGARA MEDAN STANDAR PELAYANAN PENGADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SE - WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI TATA USAHA NEGARA MEDAN Hasil Rumusan Di Pulau Batam Tgl. 5 8 J u l I 2012 1 KETUA PENGADILAN TINGGI

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS EDISI REVISI PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS DAN ADMINISTRASI PERADILAN AGAMA BUKU II MAHKAMAH AGUNG RI DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA 2013 Ibrahim Ahmad Harun, S.Ag. 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar Direktur

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PERADILAN DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA DENPASAR

STANDAR PELAYANAN PERADILAN DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA DENPASAR STANDAR PELAYANAN PERADILAN DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA DENPASAR I. KETENTUAN UMUM A. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 2. Undang-Undang Nomor 25

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan BAB II Struktur Organisasi (Tupoksi)... 8

DAFTAR ISI PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan BAB II Struktur Organisasi (Tupoksi)... 8 DAFTAR ISI PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI... 4 BAB I Pendahuluan... 5 BAB II Struktur Organisasi (Tupoksi)... 8 A. Standar Operasional Prosedur (SOP)... 11 - Eselon III... 12 - Eselon IV... 13 - Eselon V...

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM SENGKETA PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM PADA PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Nomor SOP. Pengadilan Agama Demak Jl.Sultan Trenggono No. 23 Demak

Nomor SOP. Pengadilan Agama Demak Jl.Sultan Trenggono No. 23 Demak Pengadilan Demak Jl.Sultan Trenggono. 23 Demak http://pa-demak.go.id mor SOP W11-A15/45/HK.05.01/I/2014 Tanggal Pembuatan 06 01 2014 Tanggal Revisi 16 05 2014 Tanggal Efektif Disahkan oleh SOP PENERIMAAN

Lebih terperinci

1. S1 Hukum 2. S2 Hukum

1. S1 Hukum 2. S2 Hukum PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PALEMBANG Jl.Jend.A.YaniNo.67 Palembang Dasar Hukum 1. Undang-undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Peradilan TUN 2. Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor KMA/001/SK/I/1991

Lebih terperinci

Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi

Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi i ii KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim. Kehadiran Buku II Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Agama Edisi Tahun 2010 sangat penting artinya bagi seluruh aparat Peradilan Agama. Sebagai

Lebih terperinci

BAB VII PERADILAN PAJAK

BAB VII PERADILAN PAJAK BAB VII PERADILAN PAJAK A. Peradilan Pajak 1. Pengertian Keputusan adalah suatu penetapan tertulis di bidang perpajakan yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan

Lebih terperinci