PEMETAAN SEBARAN DAN POTENSI BIJIH BESI BERDASARKAN DATA ANOMALI MAGNETIK DAN DATA RESISTIVITAS DI PESISIR TIMUR KECAMATAN BINANGUN KABUPATEN CILACAP
|
|
- Yanti Hartanto
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Tema: 2 pengelolaan wilayah kelautan, pesisir dan pedalaman PEMETAAN SEBARAN DAN POTENSI BIJIH BESI BERDASARKAN DATA ANOMALI MAGNETIK DAN DATA RESISTIVITAS DI PESISIR TIMUR KECAMATAN BINANGUN KABUPATEN CILACAP Oleh Sehah, Sukmaji Anom Raharjo, dan Sri Muntiqoh Program Studi Fisika, Fakultas MIPA, UNSOED Jalan Dr. Suparno No.61 sehah.geophysics@gmail.com ABSTRAK Eksplorasi geofisika untuk memetakan sebaran dan potensi bijih besi di pesisir timur Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap telah dilaksanakan pada bulan April Oktober Eksplorasi ini dilakukan dengan dua metode yaitu metode magnetik dan metode geolistrik. Hasil yang diperoleh dari survei magnetik adalah peta kontur anomali magnetik lokal, dengan nilai berkisar -314,08 356,42 nt. Berdasarkan peta kontur tersebut diperoleh beberapa closure anomali yang cukup kuat di bagian utara, yang mengindikasikan kemungkinan adanya endapan bijih besi. Survei geolistrik dilakukan di area tersebut untuk memperkirakan kedalaman endapan bijih besi dan potensinya. Berdasarkan hasil interpretasi data resistivitas diperoleh endapan bijih besi dalam bentuk lapisan pasir besi yang berselingan dengan lanau dan lempung dari formasi alluvium. Lapisan pasir besi tersebut tersebar dari titik sounding Sch-2 pada posisi 109, BT dan 7, LS hingga titik sounding Sch-4 pada posisi 109, BT dan 7, LS; dengan kedalaman berkisar 7,48 22,20 meter. Selain itu bijih besi ditemukan dalam lapisan alluvium yang lain yang tersusun atas lanau, pasir, lempung, dan kerikil. Berdasarkan hasil eksplorasi geofisika, potensi bijih besi di kawasan pesisir timur Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap diperkirakan relatif tinggi. Kata Kunci: eksplorasi geofisika, magnetik, geolistrik, bijih besi, pesisir timur Binangun ABSTRACT Geophysical exploration to investigate distribution and potential of iron ore on the eastern coastal of District of Binangun Regency of Cilacap was implemented in April October Exploration was carried out by two methods, i.e. magnetic method and geoelectric method. The results obtained from the magnetic method survey is a contour map of the local magnetic anomaly, with values of nt. Based on the contour map, then obtained some closures that enough strong in the north which show the possible of subsurface iron ore deposit. Geoelectric survey was done in the area to estimate the depth of iron ore deposit and it potency. Based on the interpretation results to resistivity data, then obtained iron ore in the iron sand deposits which intermittent with silt and clay from the alluvium formation. That iron sand deposits is distributed from the sounding point of Sch-2 at position of W and S to the point of Sch-4 at position of E and S; with the depth of meters. In addition, iron ore found 212
2 in the other alluvium formation that consist of silt, clay, sand, and gravel. Based on the geophysical exploration results, the potency of iron ore in the eastern coastal area of District of Binangun, Regency of Cilacap is estimated to be relatively high. Keyword: geophysics exploration, magnetic, geoelectric, iron sand, eastern coastal of Binangun PENDAHULUAN Kawasan pesisir selatan Kabupaten Cilacap mempunyai potensi bahan tambang bijih besi yang melimpah. Kegiatan penambangan di kawasan ini telah menghasilkan kurang lebih ton konsentrat bijih besi per tahun (Herman, 2005). Penambangan bijih besi yang dilakukan selama bertahun-tahun mengakibatkan cadangan bijih besi di sepanjang pantai selatan Kabupaten Cilacap mengalami penurunan sehingga tidak ada lagi penambangan secara besar-besaran. Menurut Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Cilacap, saat ini jumlah bijih besi yang tersisa diperkirakan sekitar 600 ribu ton dengan kandungan besi (Fe) di bawah 50% sehingga kurang ekonomis. Meski penambangan dalam skala besar telah ditutup dan bekas wilayah penambangan direklamasi, namun penambangan dalam skala kecil masih terus berjalan (Burhani, 2007). Salah satu wilayah pesisir Kabupaten Cilacap yang diperkirakan masih menyimpan potensi bijih besi adalah Pesisir Binangun, yang berlokasi sekitar 35 kilometer dari timur Kota Cilacap. Cadangan bijih besi di wilayah ini termasuk yang belum ditambang dengan luas area lebih dari 500 hektar, derajat kemagnetan (MD) sekitar 12.2% dan kandungan besi di atas 53%. Cadangan bijih besi di kawasan ini tersebar dari pesisir Desa Welahan Wetan Kecamatan Binangun hingga Desa Jetis Kecamatan Nusawungu dengan perkiraan potensi kurang lebih ,85 ton (KBCC, 2015). Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan di pesisir Kecamatan Binangun bagian barat (Sehah et.al. 2016). Hasil penelitian menunjukkan adanya lapisan bijih besi yang berselingan dengan lanau, lempung, pasir dan kerikil dari formasi alluvium. Lapisan bijih besi tersebut ditemukan pada kedalaman 1,709 11,966 meter dengan panjang 1.576,7 meter. Untuk menginvestigasi potensi bijih besi di pesisir timur Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap, maka perlu dilakukan survei geofisika. Survei geofisika merupakan pengukuran besaran-besaran fisika di permukaan bumi yang dapat digunakan untuk mengetahui model struktur geologi, batuan bawah permukaan, dan fenomena fisika yang terjadi di bawah permukaan. Adapun metode survei geofisika yang diterapkan adalah metode magnetik dan metode geolistrik. Metode magnetik didasarkan terhadap pengukuran variasi medan magnetik di permukaan bumi yang muncul akibat distribusi batuan maupun mineral yang termagnetisasi secara tidak homogen di bawah permukaan bumi. Prinsip kerjanya adalah dengan memanfaatkan variasi 213
3 medan magnetik yang terukur untuk memodelkan benda-benda anomali bawah permukaan berdasarkan nilai suseptibilitas magnetiknya (Mariita, 2007). Adapun metode geolistrik adalah metode survei geofisika yang dapat digunakan untuk merekonstruksi struktur atau batuan bawah permukaan berdasarkan distribusi nilai tahanan jenis atau resistivitasnya (Agodzo et.al. 2003). Teknik akuisisi data geolistrik resistivitas dapat dilakukan dengan mengalirkan arus listrik searah (DC) ke dalam lapisan batuan kerak bumi melalui dua buah elektroda arus, C 1 dan C 2. Arus listrik yang diinjeksikan ke dalam lapisan batuan akan menyebar secara merata ke seluruh medium batuan seperti Gambar 1. Selanjutnya polarisasi listrik yang terjadi pada medium batuan diukur nilai beda potensialnya melalui dua buah elektroda potensial, P 1 dan P 2. Setelah diketahui nilai arus dan beda potensialnya, maka nilai resistivitas semu (apparent resistivity) batuan bawah permukaan dapat dihitung dengan persamaan (Telford et.al., 1990): a V K I (1) dimana: a adalah resistivitas semu, K adalah faktor geometri yang tergantung terhadap konfigurasi elektroda, V adalah beda potensial, dan I adalah kuat arus listrik. Faktor geometri (K) tergantung dari konfigurasi atau model susunan jarak bentangan elektroda yang digunakan. Untuk konfigurasi Schlumberger, konfigurasi dan jarak antar elektroda didesain seperti Gambar 1 dengan nilai faktor geometri dapat dinyatakan dengan persamaan (Telford et.al., 1990): 2 2 a b K Sch b C1P1 PC 1 2 C1P2 P2 C2 2 (2) 214
4 Gambar 1. Skema akuisisi data geolistrik resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger. METODE PENELITIAN Akuisisi data penelitian survei magnetik dan geolistrik telah dilakukan di kawasan pesisir timur Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap seperti terlihat pada Gambar 2 pada bulan April Oktober Pengolahan, pemodelan dan interpretasi data dilakukan di Laboratorium Elektronika Instrumentasi dan Geofisika, Fakultas MIPA, UNSOED. Peralatan yang digunakan di dalam survei magnetik terdiri atas Proton Precession Magnetometers (PPM), Global Positioning System (GPS), kompas, perangkat lunak Surfer, dan beberapa peralatan pendukung lain. Sedangkan peralatan survei geolistrik adalah Resistivitymeter tipe Naniura model NRD-22S lengkap dengan kabel-kabel, elektroda, perangkat lunak, dan komponen pendukung yang lain. Data yang diperoleh dari akuisisi di lapangan meliputi intensitas magnetik total, posisi geografis dan elevasi titik ukur, serta data resistivitas listrik batuan bawah permukaan. Pesisir Kecamatan Binangun Gambar 2. Lokasi survei magnetik di pesisir timur Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap (dalam kotak) Penelitian ini diawali dengan akuisisi data survei magnetik. Setelah diperoleh data medan magnetik total, selanjutnya dilakukan koreksi-koreksi data anomali magnetik yang meliputi koreksi harian dan koreksi medan magnetik utama bumi, sehingga diperoleh data anomali magnetik total. Data anomali magnetik total yang terdistribusi pada permukaan topografi, selanjutnya direduksi ke bidang datar dan dikoreksi efek magnetik regional sehingga diperoleh data anomali magnetik lokal. Berdasarkan analisis visual terhadap peta kontur anomali magnetik lokal, maka dilakukan plotting 215
5 titik-titik sounding pada peta kontur untuk akuisisi data geolistrik. Plotting titik-titik sounding ini dilakukan di atas zona-zona yang diestimasi prospek mengandung bijih besi berdasarkan distribusi anomali magnetik. Akuisisi data geolistrik satu dimensi (1D) dilakukan pada masing-masing titik sounding sehingga diperoleh data resistivitas batuan bawah permukaan. Teknik akuisisi data geolistrik menggunakan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan memvariasi jarak elektroda C 1 terhadap P 1 dan C 2 terhadap P 2 seperti Gambar 1. Pemvariasian jarak elektroda dilakukan untuk memperoleh informasi struktur geologi dan litologi batuan bawah permukaan berdasarkan nilai resistivitas secara vertikal 1D. Oleh karena itu adanya perbedaan nilai resistivitas batuan bawah permukaan, akan terlihat jelas ketika penentuan kedalaman lapisan batuan yang mempunyai nilai resistivitas berlainan. Jarak bentangan elektroda potensial (P 1 dan P 2) dibuat berubah secara perlahan, sedangkan elektroda arus (C 1 dan C 2) digerakkan mengikuti penambahan jarak bentangan elektroda, seperti Gambar 3. Semakin lebar jarak bentangan elektroda, informasi litologi (batuan) bawah permukaan yang diperoleh juga semakin dalam (Bernard, 2003). Resistivitas batuan yang terukur sesuai persamaan (1) bukan nilai resistivitas sesungguhnya tetapi resistivitas semu (apparent resistivity). Nilai resistivitas semu tergantung dari jarak elektroda dan heterogenitas medium batuan. Hal ini menunjukkan bahwa pada setiap lapisan batuan di dalam kerak bumi mempunyai nilai resistivitas yang berlainan, tergantung dari beberapa parameter seperti kandungan logam, air, suhu, komposisi mineral, tekstur, permeabilitas, dan umur geologi. Hasil akuisisi data geolistrik dengan konfigurasi Schlumberger menghasilkan kurva resistivitas semu ( a) versus jarak ½AB. Kurva resistivitas semu tersebut dimanfaatkan sebagai dasar untuk menghitung nilai resistivitas sesungguhnya lapisan-lapisan batuan bawah permukaan melalui suatu pemodelan. Hasil pemodelan adalah kurva resistivitas sesungguhnya (true resistivity) versus jarak ½AB dan log resistivitas batuan bawah permukaan versus kedalaman masing-masing lapisan. Interpretasi litologi dilakukan terhadap log resistivitas batuan, sehingga diperoleh tabel berbagai lapisan batuan bawah permukaan lengkap dengan formasi batuan, nilai resistivitas, dan kedalamannya. 216
6 Gambar 3. Pergerakan elektroda arus dalam survei geolistrik resistivitas menggunakan konfigurasi Schlumberger (Aizebeokhai, 2010). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Akuisisi dan Pengolahan Data Medan Magnetik Akuisisi data medan magnetik total telah dilaksanakan di 146 buah titik yang tersebar pada posisi geografis 109, ,2982 BT dan 7,6851 7,7019 LS. Hasil yang diperoleh adalah data intensitas medan magnetik total di setiap titik dengan nilai berkisar , ,00 nt. Untuk memperoleh nilai anomali magnetik total, maka dilakukan koreksi harian dan koreksi medan magnetik utama bumi. Berdasarkan hasil perhitungan online dari National Geophysical Data Center (1999), nilai medan magnetik utama bumi daerah penelitian diperoleh sebesar ,0 nt. Setelah dilakukan koreksi-koreksi tersebut, maka diperoleh data anomali magnetik total yang terdistribusi pada topografi dengan nilai berkisar -374,34 552,82 nt. Peta kontur anomali magnetik total yang terdistribusi pada permukaan topografi ditunjukkan pada Gambar 4(a). Selanjutnya data anomali magnetik total ini direduksi dari bidang topografi ke bidang datar yaitu ketinggian topografi rata-rata sebesar 25,63 meter di atas sferoida referensi, menggunakan perhitungan Deret Taylor (Blakely, 1995). Data anomali magnetik yang diperoleh memiliki nilai berkisar -274,44 396,07 nt dengan peta kontur ditunjukkan pada Gambar 4(b). Target penelitian adalah batuan bawah permukaan yang bersifat lokal dan dangkal yaitu endapan pasir besi, sehingga pengaruh dari anomali magnetik regional harus dibersihkan. Data anomali magnetik regional dapat diperoleh melalui pengangkatan ke atas (upward continuation) terhadap data anomali magnetik total yang telah terdistribusi di bidang datar hingga ketinggian tertentu, sedemikian hingga interval data anomali menunjukkan nilai yang sangat kecil dan closure yang cenderung tetap. Data anomali magnetik regional yang diperoleh, selanjutnya dikoreksikan terhadap data anomali magnetik total, sehingga diperoleh data anomali magnetik lokal dengan peta kontur anomali seperti ditunjukkan pada Gambar 5(a). 217
7 Lintang Selatan Lintang Selatan Bujur Timur Interval Kontur 50 nt Bujur Timur Interval Kontur 50 nt (a) (b) Gambar 4. Peta kontur anomali medan magnetik total daerah penelitian (a) yang terdistribusi pada topografi (b) yang telah terdistribusi pada bidang datar Berdasarkan peta kontur anomali magnetik lokal daerah penelitian, terlihat bahwa trend anomali magnetik lebih cenderung terkonsentrasi di bagian utara. Menurut Herman (2005), batuan yang mengandung butiran bijih besi adalah endapan pantai. Informasi tersebut tidak bertentangan dengan peta kontur anomali magnetik lokal, karena secara keseluruhan daerah penelitian terletak di kawasan pesisir Kabupaten Cilacap yang tertutup oleh formasi alluvium termasuk endapan pantai (Asikin dkk., 1992). Keberadaan endapan pasir besi diperkirakan terdistribusi pada zona anomali magnetik rapat, yaitu di sekitar titik-titik Sch-1 hingga Sch-5 yang dibuat pada peta kontur anomali magnetik lokal dan peta wilayah dari google earth, seperti Gambar Sch-1 Sch-2 Sch-3 Sch-4 Sch-5 Lintang Selatan Bujur Timur Interval Kontur 50 nt (a) (b) Gambar 5. Plotting titik-titik survei geolistrik di atas (a) peta kontur anomali magnetik lokal (b) peta lokasi daerah penelitian dari google earth Hasil Akuisisi dan Pengolahan Data Geolistrik 218
8 Akuisisi data geolistrik dilakukan di atas zona yang diestimasi berpotensi mengandung bijih besi berdasarkan peta kontur anomali magnetik lokal. Oleh karena itu sebelum proses akuisisi data, dilakukan plotting posisi titik sounding geolistrik di atas peta kontur dan peta wilayah yang diakses melalui google earth seperti telah diperlihatkan pada Gambar 5. Jumlah titik sounding yang dipilih adalah lima titik yang tersebar di bagian utara daerah penelitian. Resistivitas semu masing-masing lapisan batuan bawah permukaan pada setiap titik sounding dihitung menggunakan persamaan (1). Hasil perhitungan ini digunakan untuk memodelkan nilai resistivitas sesungguhnya masing-masing lapisan batuan bawah permukaan menggunakan perangkat lunak Progress versi 3.0. Berdasarkan Gambar 6, diperoleh hasil pemodelan resistivitas batuan bawah permukaan pada titik sounding Sch-1 berupa kurva dan log resistivitas yang terdiri atas lima lapisan batuan yang diperkirakan berasal dari formasi alluvium. Berdasarkan nilai resistivitas yang diperoleh yang didukung informasi geologi daerah penelitian, dilakukan interpretasi litologi (jenis batuan) untuk masing-masing lapisan. Secara lengkap hasil interpretasi litologi masing-masing lapisan batuan ditunjukkan pada Tabel 1. Selanjutnya hasil-hasil pemodelan resistivitas batuan bawah permukaan pada titik sounding Sch-2 hingga Sch-5 ditunjukkan pada Gambar 7 hingga Gambar 10, dan hasil interpretasi litologinya ditunjukkan pada Tabel 2 hingga Tabel 5. Gambar 6. Hasil pemodelan resistivitas lapisan batuan permukaan pada titik sounding Sch-1 Tabel 1. Hasil interpretasi litologi batuan bawah permukaan pada titik sounding Sch-1 No. Posisi Titik Lapisan Resistivitas Kedalaman Interpretasi Litologi 219
9 Sounding Batuan ( m) (meter) 1 Lapisan 1 53,23 0 2,88 Tanah permukaan (top soil) Bujur: 2 Lapisan 2 84,07 2,88 16,76 Lanau, pasir, lempung, dan 109, kerikil berselingan dengan BT bijih besi 3 Lapisan 3 11,73 16,76 31,79 Pasir lempungan Lintang: 4 Lapisan 4 3,65 31,79 61,93 Pasir (terintrusi air laut) 7, LS 5 Lapisan 5 1,43 > 61,93 Tidak diinterpretasi Gambar 7. Hasil pemodelan resistivitas lapisan batuan permukaan pada titik sounding Sch-2 Tabel 2. Hasil interpretasi litologi batuan bawah permukaan pada titik sounding Sch-2 Posisi Titik Lapisan Resistivitas Kedalaman No. Interpretasi Litologi Sounding Batuan ( m) (meter) 1 Lapisan 1 44,51 0 1,52 Tanah permukaan (top soil) Bujur: 2 Lapisan 2 87,57 1,52 9,42 Lanau, pasir, lempung, dan 109, kerikil berselingan dengan BT bijih besi 3 Lapisan 3 52,99 9,42 19,48 Pasir besi berselingan Lintang: dengan lanau dan lempung 7, LS 4 Lapisan 4 11,43 19,48 Pasir lempungan 220
10 33,70 5 Lapisan 5 1,80 > 33,70 Pasir (terintrusi air laut) Gambar 8. Hasil pemodelan resistivitas lapisan batuan permukaan pada titik sounding Sch-3 Tabel 3. Hasil interpretasi litologi batuan bawah permukaan pada titik sounding Sch-3 No. Posisi Titik Lapisan Resistivitas Kedalaman Sounding Batuan ( m) (meter) Interpretasi Litologi 1 Lapisan 1 63,99 0 1,35 Tanah permukaan (top soil) 2 Bujur : 109, BT Lapisan 2 113,86 1,35 7,48 Perselingan antara pasir, lempung, kerikil, dan kerakal 3 Lintang : 7, LS Lapisan 3 55,50 7,48 16,10 Pasir besi berselingan dengan lanau dan lempung 4 Lapisan 4 21,67 16,10 36,52 Pasir lempungan 5 Lapisan 5 3,80 > 36,52 Pasir (terintrusi air laut) 221
11 Pada titik sounding Sch-4, lapisan yang diinterpretasi sebagai pasir besi berselingan dengan lempung, pasir, dan kerikil diestimasi ditemukan pada kedalaman 10,56 22,20 meter. Khusus titik sounding Sch-4 keberadaan bijih besi diestimasi juga ditemukan pada lapisan tanah permukaan (top soil) yang memiliki nilai resistivitas sebesar 25,65 m dan kedalaman berkisar 0 1,33 meter. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya butiran-butiran bijih besi pada permukaan tanah di sekitar titik sounding tersebut dan nilai resistivitas yang relatif kecil. Gambar 9. Hasil pemodelan resistivitas lapisan batuan permukaan pada titik sounding Sch-4 Tabel 4. Hasil interpretasi litologi batuan bawah permukaan pada titik sounding Sch-4 Posisi Titik Lapisan Resistivitas Kedalaman No. Interpretasi Litologi Sounding Batuan ( m) (meter) 1 Lapisan 1 25,65 0 1,33 Tanah permukaan (top soil) 2 Lapisan 2 75,50 1,33 10,56 Lanau, pasir, lempung, dan Bujur : kerikil berselingan dengan 109, bijih besi BT 3 Lapisan 3 49,03 10,56 Pasir besi berselingan 22,20 dengan lempung, pasir, dan Lintang : kerikil 7, LS 4 Lapisan 4 13,63 22,20 Pasir lempungan 40,28 222
12 5 Lapisan 5 2,28 > 40,28 Pasir (terintrusi air laut) Gambar 10. Hasil pemodelan resistivitas lapisan batuan permukaan pada titik sounding Sch-5 Tabel 5. Hasil interpretasi litologi batuan bawah permukaan terhadap log resistivitas hasil pemodelan pada titik sounding Sch-5 No. Posisi Titik Lapisan Resistivitas Kedalaman Sounding Batuan ( m) (meter) Interpretasi Litologi 1 Lapisan 1 44,10 0 1,50 Tanah permukaan (top soil) 2 Lapisan 2 84,02 1,50 4,97 Lanau, pasir, lempung, dan Bujur : kerikil berselingan dengan 109, bijih besi 3 BT Lapisan 3 109,94 4,97 16,59 Perselingan antara pasir, lempung, kerikil, dan Lintang : kerakal 4 7, LS Lapisan 4 12,59 16,59 Pasir lempungan 26,75 5 Lapisan 5 1,30 > 26,75 Pasir (terintrusi air laut) 223
13 Berdasarkan hasil pemodelan dan interpretasi pada lima titik sounding, lapisan pasir besi yang berselingan dengan lanau dan lempung ditemukan pada titik sounding Sch-2, Sch-3, dan Sch- 4 pada kedalaman rata-rata 7,48 22,20 meter dengan resistivitas berkisar 49,03 55,50 Ωm. Oleh karena itu, area yang terletak pada titik sounding Sch-2 hingga Sch-4 diinterpretasi berpotensi besar mengandung endapan pasir atau bijih besi. Secara umum berdasarkan hasil eksplorasi geofisika ini, potensi pasir atau bijih besi di pesisir timur Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap diperkirakan cukup besar, sehingga prospek dieksploitasi, terutama untuk memenuhi kebutuhan pasir besi lokal. Namun eksploitasi pasir besi yang dilakukan harus mempertimbangkan faktor kelestarian alam dan lingkungan di kawasan pesisir serta dampak negatif yang mungkin terjadi seperti abrasi, intrusi air laut, dan rusaknya sistem akuifer pantai. Bagaimanapun juga formasi batuan alluvium yang kaya akan bijih besi ini mempunyai peran penting untuk mempertahankan kawasan pantai dari ancaman abrasi dan intrusi air laut. Hasil pemetaan sebaran dan potensi pasir besi berdasarkan peta anomali magnetik dan data resistivitas di daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Peta sebaran dan potensi bijih besi di kawasan Pesisir Timur Kecamatan Binangun KESIMPULAN 224
14 Eksplorasi geofisika untuk menginvestigasi potensi bijih besi di pesisir timur Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap telah dilaksanakan pada bulan April Oktober Eksplorasi telah dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap survei magnetik dan survei geolistrik. Hasil yang diperoleh dari survei magnetik adalah peta kontur anomali magnetik lokal, dengan nilai berkisar -314,08 356,42 nt. Berdasarkan peta anomali magnetik lokal diperoleh beberapa pasang closure anomali magnetik yang cukup kuat di bagian utara daerah penelitian. Hal ini mengindikasikan kemungkinan adanya endapan bijih besi yang cukup potensial di kawasan tersebut sesuai informasi geologi. Oleh karena itu survei geolistrik dilakukan di kawasan ini untuk mengestimasi kedalaman lapisan bijih besi tersebut. Hasil yang diperoleh dari survei geolistrik adalah data resistivitas masing-masing lapisan batuan bawah permukaan. Berdasarkan hasil pemodelan data resistivitas, diperoleh lapisan batuan yang diinterpretasi sebagai pasir besi (mengandung bijih besi) yang berselingan dengan lanau dan lempung yang diperkirakan cukup potensial. Pasir besi diestimasi tersebar dari titik sounding Sch-2 pada posisi 109, BT dan 7, LS hingga titik Sch-4 pada posisi 109, BT dan 7, LS dengan kedalaman berkisar 7,48 22,20 meter dan nilai resistivitas berkisar 49,03 55,50 Ωm. Hasil interpretasi juga menunjukkan adanya bijih besi dalam bentuk perselingan dengan endapan alluvium seperti lanau, pasir, lempung, dan kerikil. Berdasarkan hasil eksplorasi geofisika, potensi bijih besi di kawasan pesisir timur Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap diperkirakan masih cukup tinggi. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih disampaikan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Rektor Universitas Jenderal Soedirman, dan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UNSOED atas dana yang telah disediakan. Terima kasih juga disampaikan untuk seluruh crew peneliti yang terdiri atas dosen dan mahasiswa yang telah bekerja keras, bahu-membahu, dan semangat melakukan akuisisi data di lapangan. DAFTAR PUSTAKA Agodzo, S.K., Okyere, and P.Y., Kussi-Apiah, K., The Use of Wenner Configuration to Monitor Soil Water Content. School of Engineering. Kwame. Nkrumah University of Science and Technology. Kumasi (KNUST). Ghana. Asikin, S., Handoyo, A., Prastistho, B., Peta Geologi Lembar Banyumas, Jawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Bandung. 225
15 Aizebeokhai, A.P., D and 3D Geoelectrical Resistivity Imaging: Theory and Field Design. Scientific Research and Essays. Vol. 5(23): Bernard, J., Short Note on The Depth of Investigation of Electrical Methods; Parameters Controlling The Depth of Investigation. Diakses tanggal 20 Oktober Blakely, R.J., Potential Theory in Gravity and Magnetic Applications, Cambridge University Press, New York. Burhani, R., Cadangan Pasir Besi di Cilacap Menurun. Diakses pada 27 September Herman, D. Z., Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Konservasi Sumberdaya Mineral Daerah Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Kolokium Hasil Lapangan. Bandung. KADIN Bussines Center Cilacap (KBBC), Potensi Energi dan Sumberdaya Mineral. Diakses pada tanggal 09 November Mariita, N.O. The Magnetic Method. Paper. Presented at Short Course II on Surface Exploration for Geothermal Resources. UNU-GTP and KenGen at Lake Naivasha, Kenya, 2 17 November National Geophysical Data Center, Magnetic Field Calculators; Estimated Value Magnetic Field. Diakses pada tanggal 07 Juni Telford, W.M., Gedaart, L.P., Sheriff, R.E Applied Geophysics. Cambridge. New York. Sehah, S. A. Raharjo, dan A. Kurniawan, Distribution of Iron Sand in the Widarapayung Coast Area at Regency of Cilacap Based on Magnetic Anomaly Data. Indonesian Journal of Applied Physics (IJAP). 06 (02):
PENDUGAAN KEDALAMAN AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI DESA BOJONGSARI KECAMATAN ALIAN KABUPATEN KEBUMEN
Jurnal Neutrino Vol. 8, No. 2, April 2016 PENDUGAAN KEDALAMAN AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI DESA BOJONGSARI KECAMATAN ALIAN KABUPATEN KEBUMEN Sehah 1*, Abdullah Nur
Lebih terperinciSehah dan Hartono. Keywords: groundwater aquifer, village of Kedungwuluh, geoelectric of resistivity method, Wenner configuration.
Investigasi Akuifer Air Tanah di Sekitar Lahan Pertanian Desa Kedungwuluh, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah Berdasarkan Survei Geolistrik Resistivitas dengan Konfigurasi Wenner Sehah
Lebih terperinciSIMETRI, Jurnal Ilmu Fisika Indonesia Volume 2 Nomor 2 Januari 2016
SIMETRI, Jurnal Ilmu Fisika Indonesia Volume 2 Nomor 2 Januari 2016 Pemanfaatan Metode Resistivitas untuk Mengidentifikasi Akuifer Air Tanah di Kawasan Lahan Kritis Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu Desa
Lebih terperinciInterpretasi Lokasi Source Rock Rembesan Minyak di Desa Cipari, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap Berdasarkan Survei Magnetik
ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2015) Vol.5 No.2 Halaman 80 Oktober 2015 Interpretasi Lokasi Source Rock Rembesan Minyak di Desa Cipari, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap Berdasarkan
Lebih terperinciPENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)
Jurnal Fisika Vol. 3 No. 2, Nopember 2013 117 PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI) Munaji*, Syaiful Imam, Ismi Lutfinur
Lebih terperinciMENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU
MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU Heri Gokdi 1, M. Edisar 2, Juandi M 3 1 Mahasiswa Program Studi S1
Lebih terperinciAPLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN
APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN Eka Ayu Tyas Winarni 1, Darsono 1, Budi Legowo 1 ABSTRAK. Identifikasi
Lebih terperinciRustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia
IDENTIFIKASI AKUIFER AIRTANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK DI DESA OU KECAMATAN SOJOL IDENTIFICATION GROUNDWATER AQUIFERS METHOD USING GEOELECTRIC DISTRICT IN THE VILLAGE OU SOJOL Rustan Efendi
Lebih terperinciEKSPLORASI BIJIH BESI DENGAN METODE DIPOLE-DIPOLE DAN GEOMAGNET DI WILAYAH GANTUNG, KABUPATEN BLITUNG TIMUR, PROVINSI BLITUNG
EKSPLORASI BIJIH BESI DENGAN METODE DIPOLE-DIPOLE DAN GEOMAGNET DI WILAYAH GANTUNG, KABUPATEN BLITUNG TIMUR, PROVINSI BLITUNG Andi Agus Noor Laboratorium Geofisika, Fakutas Teknik Geologi, UNPAD ABSTRACT
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan di Desa Sambengwetan Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas dan Laboratorium Fisika Eksperimen MIPA Unsoed pada bulan
Lebih terperinciPENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN
PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN Hasbi Bakri¹, Jamal Rauf Husain², Firdaus¹ 1. Jurusan Teknik Pertambangan Universitas
Lebih terperinciPenerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah
ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2012) Vol.2 No.7 halaman 73 April 2012 Penerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS
IDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS Salwah, Syamsuddin, Maria*) *) Program Studi Geofisika FMIPA Unhas salwahasruddin@yahoo.com SARI BACAAN
Lebih terperinciPENENTUAN RESISTIVITAS BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DAN VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol. 06, No. 01 (2016) 8 14 Departemen Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran PENENTUAN RESISTIVITAS BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DAN
Lebih terperinciMENENTUKAN AKUIFER LAPISAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN GRIYO PUSPITO DAN BUMI TAMPAN LESTARI
MENENTUKAN AKUIFER LAPISAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN GRIYO PUSPITO DAN BUMI TAMPAN LESTARI Mando Parhusip 1, Riad Syech 2, Sugianto 2 e-mail:mandoparhusip89@gmail.com
Lebih terperinciNurun Fiizumi, Riad Syech, Sugianto.
INVESTIGASI AKUIFER DISEKITAR DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) SIAK DI PEKANBARU MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS KONFIGURASI WENNER DAN KONFIGURASI SCHLUMBERGER Nurun Fiizumi, Riad Syech, Sugianto E-mail: nurunfiizumi@gmail.com
Lebih terperinciInvestigasi Bidang Gelincir Tanah Longsor Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis di Desa Kebarongan Kec. Kemranjen Kab.
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 13, No. 2, April 2010, hal 49-54 Investigasi Bidang Gelincir Tanah Longsor Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis di Desa Kebarongan Kec. Kemranjen Kab. Banyumas
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PENYEBARAN LIMBAH CAIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS 3D (MODEL LABORATORIUM)
IDENTIFIKASI PENYEBARAN LIMBAH CAIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS 3D (MODEL LABORATORIUM) ABSTRACT Karyanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung Jl. S. Brojonegoro No. 1, Bandar Lampung 35145
Lebih terperinciPENDUGAAN MODEL ANOMALI MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DESA DARMAKRADENAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS
Berkala Fisika ISSN : 1410 9662 Vol. 16, No. 3, Juli 2013, hal 85-94 PENDUGAAN MODEL ANOMALI MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DESA DARMAKRADENAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS Sehah dan Sukmaji Anom
Lebih terperinciPENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK
PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK Yeremias K. L. Killo 1, Rian Jonathan 2, Sarwo Edy Lewier 3, Yusias Andrie 4 2 Mahasiswa Teknik Pertambangan Upn Veteran Yogyakarta 1,3,4
Lebih terperincie-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika
STUDI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER (Study kasus Stadion Universitas Brawijaya, Malang) ABSTRAK: Arif Rahman Hakim 1, Hairunisa 2 STKIP
Lebih terperinciPendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat
Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Dwi Ajeng Enggarwati 1, Adi Susilo 1, Dadan Dani Wardhana 2 1) Jurusan Fisika FMIPA Univ.
Lebih terperinciREVISI, PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH
REISI, 1801017 PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH anata Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram Jl. Majapahit
Lebih terperinciIDENTIFIKASI AKUIFER DI ZONA PATAHAN OPAK PASCA GEMPA YOGYAKARTA 2006 DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER
Identifikasi Akuifer. (Fifi Erfiayanti Prihastiwi) 82 IDENTIFIKASI AKUIFER DI ZONA PATAHAN OPAK PASCA GEMPA YOGYAKARTA 2006 DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER AQUIFER IDENTIFICATION IN OPAK
Lebih terperinciPendugaan Model Sumber Anomali Magnetik Bawah Permukaan di Area Pertambangan Emas Rakyat Desa Paningkaban, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas
38 Pendugaan Model Sumber Anomali Magnetik Bawah Permukaan di Area Pertambangan Emas Rakyat Desa Paningkaban, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas Sehah, Sukmaji Anom Raharjo, Okky Wibowo Program Studi
Lebih terperinciSURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR
SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR Roswita, Lantu a, Syamsuddin b Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciDinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)
PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI SCHLUMBERGER (Jorong Tampus Kanagarian Ujung Gading Kecamatan Lembah Malintang Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat) Arif
Lebih terperinciKey words: Geoelectric Resistivity Method, Groundwater Potency, Irrigation, Purwokerto- Purbalingga Groundwater Reservoir.
KAJIAN POTENSI SUMBER AIR TANAH UNTUK IRIGASI DI KAWASAN CEKUNGAN AIR TANAH PURWOKERTO-PURBALINGGA BERDASARKAN RESISTIVITAS BATUAN BAWAH PERMUKAAN POTENCY STUDY OF GROUNDWATER RESOURCES FOR IRRIGATION
Lebih terperinciIDENTIFIKASI SEBARAN BIJIH BESI DI DESA PANCUMA KECAMATAN TOJO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS
IDENTIFIKASI SEBARAN BIJIH BESI DI DESA PANCUMA KECAMATAN TOJO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS The identification of iron ore distribution in Pancuma village, Tojo district using geoelectric
Lebih terperinciCross Diagonal Survey Geolistrik Tahanan Jenis 3D untuk Menentukan Pola Penyebaran Batuan Basal di Daerah Pakuan Aji Lampung Timur
J. Sains Tek., Desember 2004, Vol. 10, No. 3 Cross Diagonal Survey Geolistrik Tahanan Jenis 3D untuk Menentukan Pola Penyebaran Batuan Basal di Daerah Pakuan Aji Lampung Timur Karyanto Jurusan Fisika FMIPA
Lebih terperinciPENENTUAN BATAS KONTAK BATUAN GUNUNG PENDUL DAN GUNUNG SEMANGU, BAYAT, KLATEN MENGGUNAKAN METODA MAGNETIK
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 4 No.3, Juli 2001, hal 63 68 PENENTUAN BATAS KONTAK BATUAN GUNUNG PENDUL DAN GUNUNG SEMANGU, BAYAT, KLATEN MENGGUNAKAN METODA MAGNETIK Yuliyanto, G 1 ; Hartantyo, E
Lebih terperinciIDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR
IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR Edu Dwiadi Nugraha *, Supriyadi, Eva Nurjanah, Retno Wulandari, Trian Slamet Julianti Jurusan Fisika
Lebih terperinciJurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:
Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman 111 119 ISSN: 2085 1227 Penyebaran Batuan Situs Purbakala Candi Palgading di Dusun Palgading, Desa Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik,
Lebih terperinciUJI NILAI TAHANAN JENIS POLUTAN AIR LAUT DENGAN METODE OHMIK DAN GEOLISTRIK TAHANAN JENIS SKALA LABORATORIUM
Berkala Fisika SSN : 1410-966 Vol.9, No.3, Juli 006, hal 145-149 UJ NLA TAHANAN JENS POLUTAN AR LAUT DENGAN METODE OHMK DAN GEOLSTRK TAHANAN JENS SKALA LABORATORUM Rina Dwi ndriana dan Hernowo Danusaputro
Lebih terperinciIdentifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)
Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1) 1) Program Studi Fisika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Lebih terperinciPENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)
PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2) 1) Mahasiswa Program Studi Geofisika Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciFOTON, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Volume 18, Nomor 2, Agustus 2014
FOTON, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Volume 18, Nomor 2, Agustus 2014 Aplikasi Geolistrik Resistivitas untuk Mengetahui Distribusi Tahanan Jenis dalam Investigasi Potensi Bencana Longsor di Perbukitan
Lebih terperinciINTERPRETASI MODEL ANOMALI MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DI AREA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT DESA CIHONJE, KECAMATAN GUMELAR, KABUPATEN BANYUMAS
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 18, No. 2, April 2015, hal 51-58 INTERPRETASI MODEL ANOMALI MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DI AREA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT DESA CIHONJE, KECAMATAN GUMELAR, KABUPATEN BANYUMAS
Lebih terperinciMetode Geolistrik (Tahanan Jenis)
Metode Geolistrik (Tahanan Jenis) Kata kunci : Pemodelan Inversi, Resistivitas, Tahanan Jenis. Metode geolistrik merupakan metode geofisika yang mempelajari sifat kelistrikan di bawah permukaan Bumi untuk
Lebih terperinciPEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH
PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH anata Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram Jl. Majapahit No. 62 Mataram
Lebih terperinciPOLA SEBARAN AKUIFER DI DAERAH PESISIR TANJUNG PANDAN P.BELITUNG
Jurnal Fisika Vol. 3 No. 1, Mei 2013 95 POLA SEBARAN AKUIFER DI DAERAH PESISIR TANJUNG PANDAN P.BELITUNG D. G. Pryambodo 1, *, M. Hasanudin 2 1 Loka Penelitian Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir, KKP Jl.
Lebih terperinciEstimasi Kedalaman Bitumen Batubara di Desa Banjaran Kecamatan Salem Kabupaten Brebes Berdasarkan Data Anomali Magnetik
ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2014) Vol.4 No.2 halaman 171 Oktober 2014 Estimasi Kedalaman Bitumen Batubara di Desa Banjaran Kecamatan Salem Kabupaten Brebes Berdasarkan Data Anomali
Lebih terperinciPENENTUAN KEDALAMAN AKUIFER BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER
PENENTUAN KEDALAMAN AKUIFER BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER Muhammad Hafis 1, Juandi 2, Gengky Moriza 3 1 Mahasiswa Program S1 Fisika FMIPA-UR 2 Dosen Jurusan Fisika
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT
IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT Program Studi Geofisika Jurusan Fisika FMIPA Universitas Hasanuddin Jl. Perintis
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemodelan tahanan jenis dilakukan dengan cara mencatat nilai kuat arus yang diinjeksikan dan perubahan beda potensial yang terukur dengan menggunakan konfigurasi wenner. Pengukuran
Lebih terperinciDESAIN SURVEI METODA MAGNETIK MENGGUNAKAN MARINE MAGNETOMETER DALAM PENDETEKSIAN RANJAU
DESAIN SURVEI METODA MAGNETIK MENGGUNAKAN MARINE MAGNETOMETER DALAM PENDETEKSIAN RANJAU Oleh : Subarsyah dan I Ketut Gede Aryawan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No.
Lebih terperinciAPLIKASI TEKNOLOGI EKSPLORASI UNTUK MEMAHAMI KONDISI AIR TANAH DI DAERAH PADANG LUAS KABUPATEN TANAH LAUT
APLIKASI TEKNOLOGI EKSPLORASI UNTUK MEMAHAMI KONDISI AIR TANAH DI DAERAH PADANG LUAS KABUPATEN TANAH LAUT Teguh Prayogo Pusat Teknologi Sumberdaya Mineral, BPPT Jl. MH. Thamrin No. 8 Jakarta Pusat Abstract
Lebih terperinciJurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 2, April 2013 ISSN
INVESTIGASI BIDANG GELINCIR PADA LERENG MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DUA DIMENSI (Studi Kasus: Kelurahan Lumbung Bukit Kecamatan Pauh Padang) Muhammad Iqbal Sy, Arif Budiman Jurusan Fisika
Lebih terperinciPROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)
ISSN: 1412-0917 Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 14 No. 2 Oktober 2009 PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)
Lebih terperinciInterpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99. Oleh: Aditya Yoga Purnama 1*), Denny Darmawan 1, Nugroho Budi Wibowo 2 1
Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99 INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN ZONA KERENTANAN LONGSOR DI DESA GERBOSARI, KECAMATAN SAMIGALUH, KABUPATEN KULONPROGO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI
Lebih terperinciPOSITRON, Vol. IV, No. 1 (2014), Hal ISSN :
Identifikasi Sebaran Bijih Besi di Daerah Gurun Datar Kabupaten Solok Sumatera Barat Menggunakan Metode Geomagnet Muh. Ishak Jumarang 1)*, Zulfian 1) 1) Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Tanjungpura Pontianak
Lebih terperinciAPLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG
APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG Novi Wulandari N, Sujito, Daeng Achmad Suaidi Jurusan Fisika
Lebih terperinciPEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak
PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO Eko Minarto* * Laboratorium Geofisika Jurusan Fisika FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
TEKNIK PENDUGAAN SEBARAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK DI KAWASAN PERKOTAAN Nanang Saiful Rizal, 1*, Totok Dwi Kuryanto 2*. 1,2 Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciWahana Fisika, 1(2), 2016
Transformasi Pseudogravitasi Data Anomali Magnetik untuk Melokalisir Sumber Rembesan Minyak di Daerah Cipari Kebupaten Cilacap Sehah 1, Sukmaji Anom Raharjo 1, Pujo Priyadi 2 1 Dosen Program Studi Fisika,
Lebih terperinciInterpretasi Data Geolistrik untuk Memetakan Potensi Air Tanah dalam Menunjang Pengembangan Data Hidrogeologi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur
JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 9, NOMOR 2 JUNI 2013 Interpretasi Data Geolistrik untuk Memetakan Potensi Air Tanah dalam Menunjang Pengembangan Data Hidrogeologi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (2014), Hal ISSN :
PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (04), Hal. 74 78 ISSN : 337-804 Pendugaan Potensi Bijih Besi di Dusun Sepoteng Kecamatan Sungai Betung Kabupaten Bengkayang Dengan Metode Geomagnet Apriyanto Ramadhan * ),
Lebih terperinciPENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept. 2015 Feb. 2016 PENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY
Lebih terperinciIDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN JALUR SESAR DI DUSUN PATEN DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE
Identifikasi Struktur Bawah...(Maria W.L.R.Nabiada) 8 IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN JALUR SESAR DI DUSUN PATEN DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE IDENTIFICATION OF UNDERGROUND STRUCTURE
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :
Identifikasi Intrusi Air Laut Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas 2D Konfigurasi Wenner-Schlumberger di Pantai Tanjung Gondol Kabupaten Bengkayang Victor Hutabarat a, Yudha Arman a*, Andi Ihwan
Lebih terperinciPENDUGAAN RESERVOIR DAERAH POTENSI PANAS BUMI PENCONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS
PENDUGAAN RESERVOIR DAERAH POTENSI PANAS BUMI PENCONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS Erwin, Pariabti Palloan, A. J. Patandean Prodi Fisika Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar Jl.
Lebih terperinciPENENTUAN LAPISAN PEMBAWA AIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS DI DAERAH ATAS TEBING LEBONG ATAS BENGKULU
PENENTUAN LAPISAN PEMBAWA AIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS DI DAERAH ATAS TEBING LEBONG ATAS BENGKULU Andik Purwanto Program Studi Fisika J PMIPA FKIP Universitas Bengkulu ABSTRACT This research was conducted
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :
IDENTIFIKASI STRUKTUR LAPISAN TANAH GAMBUT SEBAGAI INFORMASI AWAL RANCANG BANGUNAN DENGAN METODE GEOLISTRIK 3D Firmansyah Sirait 1), Andi Ihwan 1)* 1) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini dibahas mengenai proses pengolahan data geolistrik resistivitas dengan menggunakan perangkat lunak AGI EARTH IMAGER 3D sehingga diperoleh penampang resistivitas
Lebih terperinciBerkala Fisika ISSN : Vol. 14, No. 1, Januari 2011, hal 1-10
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 14, No. 1, Januari 2011, hal 1-10 PENCITRAAN RESISTIVITAS 2D BAWAH PERMUKAAN TANAMAN JATI (Tectona Grandis Sp.) MENGGUNAKAN KONFIGURASI WENNER (STUDI KASUS: LAHAN TANAMAN
Lebih terperinciSURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO
SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO Rosmiati S, Pariabti Palloan, Nasrul Ihsan Prodi Fisika Jurusan Fisika FMIPA
Lebih terperinciKata kunci : Metode geomagnet, Mineral Sulfida, Foward Modeling, Disseminated.
IDENTIFIKASI SEBARAN MINERAL SULFIDA (PIRIT) MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH LIBURENG KABUPATEN BONE Muh. Zulfitrah 1, Dr. Lantu, M. Eng. Sc, DESS 2, Syamsuddin, S.Si, MT 3 e-mail: fitrafisikaunhas@gmail.com
Lebih terperinciBAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA
BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA Pengolahan dan interpretasi data geofisika untuk daerah panas bumi Bonjol meliputi pengolahan data gravitasi (gaya berat) dan data resistivitas (geolistrik)
Lebih terperinciBAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA LAPANGAN
BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA LAPANGAN Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada diagram alir survei mineral (bijih besi) pada tahap pendahuluan pada Gambar IV.1 yang meliputi ; Akuisisi data Geologi
Lebih terperinciAPLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER- SCHLUMBERGER UNTUK SURVEY PIPA BAWAH PERMUKAAN
APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER- SCHLUMBERGER UNTUK SURVEY PIPA BAWAH PERMUKAAN Staff Pengajar pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram Jl. Majapahit
Lebih terperinciANALISIS DATA GEOLISTRIK UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN AKUIFER DAERAH ABEPURA, JAYAPURA
ANALISIS DATA GEOLISTRIK UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN AKUIFER DAERAH ABEPURA, JAYAPURA Virman 1), Paulus G.D. Lasmono 1) dan Muhammad Altin Massinai 2) 1) Jurusan MIPA, Program Studi Fisika Uncen Jayapura
Lebih terperinciRiad Syech, Juandi,M, M.Edizar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Pekanbaru ABSTRAK
MENENTUKAN LAPISAN AKUIFER DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) SIAK DENGAN MEMBANDINGKAN HASIL UKUR METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI WENNER DAN KONFIGURASI SCHLUMBERGER Riad Syech, Juandi,M, M.Edizar
Lebih terperinciPemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko
JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 3, NOMOR JUNI 007 Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko Eko Minarto Laboratorium Geofisika
Lebih terperinciAPLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS UNTUK MENENTUKAN ZONA INTRUSI AIR LAUT DI KECAMATAN GENUK SEMARANG
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 15, No. 1, Januari 2012, hal 7-14 APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS UNTUK MENENTUKAN ZONA INTRUSI AIR LAUT DI KECAMATAN GENUK SEMARANG Khoirun Nisa 1, Tony Yulianto
Lebih terperinciGEOFISIKA GEOFISIKA
Tujuan GEOFISIKA Memperkenalkan GEOFISIKA sebagai salah satu elemen / aspek dalam Ilmu Kebumian, dan perannya dalam dalam Teknologi Sumber Daya Bumi pemahaman fenomena alam mitigasi bencana kebumian Dr.
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :
Pendugaan Bidang Gelincir Tanah Longsor di Desa Aruk Kecamatan Sajingan Besar Kabupaten Sambas dengan Menggunakan Metode Tahanan Jenis Ezra Andwa Heradian 1), Yudha Arman 1)* 1) Program Studi Fisika, Fakultas
Lebih terperinciIdentifikasi Sumber Air Tanah dalam Berdasarkan Analisis Data Resistivitas di Daerah Bandara Adi Soemarmo, Solo, Jawa Tengah
ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2013) Vol.3 No.2 Halaman 107 Oktober 2013 Identifikasi Sumber Air Tanah dalam Berdasarkan Analisis Data Resistivitas di Daerah Bandara Adi Soemarmo,
Lebih terperinciANALISIS KEBERADAAN BIJIH BESI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK 2D DI LOKASI X KABUPATEN LAMANDAU KALIMANTAN TENGAH
ANALISIS KEBERADAAN BIJIH BESI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK 2D DI LOKASI X KABUPATEN LAMANDAU KALIMANTAN TENGAH Muhammad Hasan Basri 1, Ibrahim Sota 1, Simon Sadok Siregar 1 Abstrak. Bijih besi adalah
Lebih terperinciPemetaan Akuifer Air Tanah Di Sekitar Candi Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis
JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 1 (1) 37-44 dapat diakses melalui http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo Pemetaan Akuifer Air Tanah Di Sekitar Candi Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta
Lebih terperinciPOSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :
Identifikasi Sebaran Batuan Beku Di Bukit Koci Desa Sempalai Kabupaten Sambas Kalimantan Barat Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Mimin Setiadi a), Apriansyah b), Joko Sampurno a)* a Jurusan
Lebih terperinciSURVEI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE SELF POTENTIAL UNTUK MENGETAHUI POTENSI PANAS BUMI (STUDI KASUS OBYEK WISATA GUCI, JAWA TENGAH)
SURVEI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE SELF POTENTIAL UNTUK MENGETAHUI POTENSI PANAS BUMI (STUDI KASUS OBYEK WISATA GUCI, JAWA TENGAH) Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Lebih terperinciPENENTUAN POLA SEBARAN INTRUSI AIR LAUT DI PESISIR PANTAI BATAKAN KALIMANTAN SELATAN DENGAN METODE GEOLISTRIK
PENENTUAN POLA SEBARAN INTRUSI AIR LAUT DI PESISIR PANTAI BATAKAN KALIMANTAN SELATAN DENGAN METODE GEOLISTRIK Ori Minarto 1, Sri Cahyo Wahyono 1, dan Totok Wianto 1 Abstrak: Desa Batakan merupakan daerah
Lebih terperinciINVESTIGASI LAPISAN BEDROCK DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK (Studi Kasus: Gedung Olah Raga Universitas Hasanuddin)
INVESTIGASI LAPISAN BEDROCK DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK (Studi Kasus: Gedung Olah Raga Universitas Hasanuddin) Muh. Arizal Syam, Lantu, Syamsuddin Program Studi Geofisika Jurusan Fisika FMIPA
Lebih terperinciIdentifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Emas Dengan Menggunakan Metode Magnetik Di Papandayan Garut Jawa Barat
Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Emas Dengan Menggunakan Metode Magnetik Di Papandayan Garut Jawa Barat Rian Arifan Kahfi dan Tony Yulianto Jurusan Fisika Universitas Diponegoro
Lebih terperinciSURVAI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI DESA BANJAR SARI, KEC. ENGGANO, KAB.
SURVAI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI DESA BANJAR SARI, KEC. ENGGANO, KAB. BENGKULU UTARA Oleh: Arif Ismul Hadi, Suhendra, Robinson Alpabet Jurusan Fisika
Lebih terperinciPEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS SONGGORITI KOTA BATU BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK
PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS SONGGORITI KOTA BATU BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK Oleh: Dafiqiy Ya lu Ulin Nuha 1, Novi Avisena 2 ABSTRAK: Telah dilakukan penelitian dengan metode
Lebih terperinciAbstrak
PENENTUAN KARAKTERISTIK ENDAPAN MINERAL LOGAM BERDASARKAN DATA INDUCED POLARIZATION (IP) PADA DAERAH PROSPEK CBL, BANTEN Wahyu Trianto 1, Adi Susilo 1, M. Akbar Kartadireja 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciJurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online
Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/einstein DETERMINATION SUBSURFACE ROCKS USING RESISTIVITY GEOELECTRICITY IN PAMAH PAKU KUTAMBARU LANGKAT REGENCY Rita Juliani
Lebih terperinciBAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS
BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS Metode resistivitas atau metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang digunakan untuk mengetahui sifat fisik batuan, yaitu dengan melakukan
Lebih terperinciEKSPLORASI SUMBERDAYA AIR TANAH DI DAERAH HANDIL BABIRIK KABUPATEN TANAH LAUT
EKSPLORASI SUMBERDAYA AIR TANAH DI DAERAH HANDIL BABIRIK KABUPATEN TANAH LAUT Oleh : Teguh Prayogo Peneliti Bidang Geografi Fisik di Pusat Teknologi Sumberdaya Mineral, BPPT Abstract Ground water is water
Lebih terperinciIDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KEC. MAKASSAR DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER - SCHLUMBERGER
IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KEC. MAKASSAR DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER - SCHLUMBERGER Identification of Object Archaeolog in Makassar District with Geolectric Method Configuration Wenner
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia. Manfaat air sangat luas bagi kehidupan manusia, misalnya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, irigasi, industri,
Lebih terperinciSTUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR
STUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR Rahma Hi. Manrulu 1, Aryadi Nurfalaq 2 Universitas Cokroaminoto Palopo 1,2 rahma_manrulu@yahoo.com 1 Telah dilakukan penelitian untuk
Lebih terperinci183 PENDUGAAN BIJIH BESI DENGAN GEOLISTRIK RESISTIVITY-2D DAN GEOMAGNET DI DAERAH SEBAYUR, DESA MAROKTUAH, KEC
Pendugaan Bijih Besi Dengan Geolistrik Resistivity -2D dan Geomagnet di Daerah Sebayur, Desa Maroktuah, Kec. Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Propinsi Kepulauan Riau 183 PENDUGAAN BIJIH BESI DENGAN GEOLISTRIK
Lebih terperinciIDENTIFIKASI SEBARAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS DI DESA LEMBAN TONGOA
IDENTIFIKASI SEBARAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS DI DESA LEMBAN TONGOA (Identification of The Coal Distribution Using Geoelectrical Resistivity Method at Lemban Tongoa Village)
Lebih terperinciKARAKTERISTIK TAHANAN JENIS DAN INTERPRETASI SATUAN BATUAN BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN PENGUKURAN GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER
1 KARAKTERISTIK TAHANAN JENIS DAN INTERPRETASI SATUAN BATUAN BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN PENGUKURAN GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER Tri Gamela Saldy 1, Fitri Nauli 2 Yohanes Jone 3, Alfin P.O.L.Bay
Lebih terperinciPENERAPAN METODE RESISTIVITAS UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBAB RAWAN LONGSOR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG
Jurnal Neutrino Vol. 8, No. 2, April 2016 PENERAPAN METODE RESISTIVITAS UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBAB RAWAN LONGSOR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG Kurriawan Budi Pranata *,
Lebih terperinciMETODE TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER
METODE TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER Pribadi Mumpuni Adhi, Almas Hilman Muhtadi, Panji Achmari, Zamzam Ibnu Sina, Iwan Jaya Aziz, Petrus Fajar Subekti 00, 00, 000, 00, 00, 000 Program Studi Fisika,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE DAERAH BAMBANKEREP NGALIYAN SEMARANG
IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE DAERAH BAMBANKEREP NGALIYAN SEMARANG Aliyatarrafiah 1), Agus Setyawan 1) dan Sugeng Widada 2) 1) Jurusan Fisika, Fakultas
Lebih terperinciKAJIAN PENYEBARAN LIMBAH CAIR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN SIFAT KELISTRIKAN BATUAN DI LOKASI PEMBUANGAN AKHIR (LPA) BENOWO SURABAYA
PKMP--- KAJIAN PENYEBARAN LIMBAH CAIR BAWAH PERMKAAN BERDASARKAN SIFAT KELISTRIKAN BATAN DI LOKASI PEMBANGAN AKHIR (LPA) BENOWO SRABAYA Suparmanto, Agus M.., Rahmadana A. Laboratorium Geofisika, Jurusan
Lebih terperinci