BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
|
|
- Farida Susanto
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan modern adalah industri yang terintegrasi dari pakan ternak ayam di hulu dan industri makanan olahan di hilir. Di industri ini yang menguasai pasar pakan ternak adalah:pt Charoen Pokhpand (34 %), PT Japfa Comfeed (25%), PT Malindo Feedmill (8%), PT Cheil Jedang (7%), PT Sierad Produce (5%), lain-lain (21%) dan yang menguasai pangsa pasar ayam umur 1 (satu) hari (Day Old Chick) adalah PT Charoen Pokhpand (38 %), PT Japfa Comfeed (22%), PT Wonokoyo (8%), PT Malindo (7%), PT Sierad Produce Tbk (3%), lain-lain (22%). Potensi perkembangan Industri peternakan ayam di Indonesia dinilai masih besar, mengingat Negara Indonesia dengan jumlah penduduk 258 juta jiwa merupakan pasar yang besar. Menurut Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) konsumsi daging perkapita Indonesia saat ini sebesar 8 Kg/tahun, lebih kecil dibandingkan negara Asean lainnya:filipina (9 Kg/tahun), Thailand (14 Kg/tahun), Malaysia (34 Kg/tahun), Idealnya konsumsi ini bisa ditingkatkan menjadi 12 Kg/tahun sampai dengan 15 Kg/tahun. Pada 2008 supply DOC sebesar 25 juta ekor/minggu sedangkan permintaan mencapai 31 juta ekor/minggu, selain itu karena konsumsi perkapita yang masih rendah dan masih terbukanya peluang pasar, maka perusahaanperusahaan besar melakukan ekspansi di peternakan DOC broiler. Namun sejak tahun 2013 ekonomi Indonesia mengalami perlambatan, terutama didukung oleh menurunnya sektor tambang yang membuat daya beli menurun. Jumlah suplai DOC meningkat pesat menjadi 73 juta ekor/minggu pada tahun 2015 sedangkan permintaan hanya 42 juta ekor/minggu, akibatnya banyak peternakan yang menjadi bangkrut 1. 1 Bisnis Indonesia, 28 April
2 Dari 4 (empat) perusahaan terbuka yang bergerak di bidang peternakan (Charoen, Japfa, Sierad, Malindo) pada laporan keuangan Desember 2015 PT Sierad sendiri mencatat rugi operasional mencapai Rp289,28 Milyar, dengan rincian: Tabel 1.1 Laba (Rugi) PT SIPD 2015 Bisnis Unit Laba (Rugi) Rp Milyar - Pakan Ternak (84,64) - Day Old Chicks (DOC) (83,90) - Commercial Farm dan Makanan Olahan (120,74) TOTAL (289,28) Sumber:Laporan Keuangan PT SIPD 2015 Kerugian ini terutama disebabkan oleh: 1. Model bisnis perusahaan yang saat ini dijalankan lebih banyak menjual produk pakan ternak dan DOC ke Pasar Bebas (Free Market) dibandingkan digunakan oleh group usaha sendiri. 2. Utilisasi pabrik pakan yang rendah (hanya mencapai 40%), rendahnya utilisasi ini karena management mengurangi penjualan secara langsung ke Pasar Bebas (Free Market) untuk meminimalisir resiko meningkatnya piutang yang macet. 3. Kapasitas peternakan DOC dan peternakan broiler yang tidak seimbang. PT Sierad Produce memiliki fasilitas peternakan pembibitan DOC sebesar 108 juta ekor/tahun, sedangkan fasilitas peternakan ayam broiler hanya sebesar 11,75 juta ekor/tahun. Sehingga selisihnya dijual ke Free Market. Akibatnya apabila harga jual DOC jatuh menjadi dibawah Rp3.900,- maka otomatis perusahaan mengalami kerugian. Dalam bisnis ini, yang memberikan kontribusi terhadap margin keuntungan adalah pakan ternak, sedangkan yang memicu besarnya kapasitas penjualan adalah bidang usaha Commercial Farm. Melihat kondisi ini, Management perusahaan menilai perlu merubah bisnis model perusahaan dari semula menjual produk pakan, DOC langsung ke pihak luar (Free Market), menjadi pakan dan DOC lebih banyak di serap oleh internal 2
3 perusahaan (Commercial Farm), penjualan ke pihak luar didominasi oleh ayam broiler dan produk makanan olahan. Untuk melaksanakan hal itu perusahaan harus melakukan pembangunan Commercial Farm. Untuk keperluan tersebut perusahaan membutuhkan Investasi dengan nilai total Rp yang terbagi atas 2 (dua) tahap selama 5 (lima) tahun. Untuk tahap pertama perusahaan membutuhkan Investasi sebesar Rp ,- dengan sumber pembiayaan: 1. Self Finance Perusahaan sebesar Rp ,- (Dua ratus enam puluh empat milyar sembilan ratus delapan puluh sembilan juta rupiah). 2. Kredit Investasi Bank sebesar Rp ,- (Tiga ratus tiga puluh tujuh milyar tiga ratus delapan puluh satu juta delapan ratus ribu rupiah). Self Finance dipenuhi dengan cara melakukan Right Issue perusahaan yang rencananya akan dilaksanakan pada 4 april Management perusahaan telah mengeluarkan Pengumuman Informasi Dalam Rangka Penawaran Umum Terbatas I, sebanyak-banyaknya (empat ratus juta) saham seri C dengan nilai nominal Rp1.000,- (seribu rupiah) per saham. PT Sierad Produce Tbk (PT SIPD) adalah perusahaan yang bergerak di bidang Poultry:pakan ternak, produksi DOC, telur, Ayam broiler, Rumah Potong Ayam, dan makanan olahan (Belfoods). Perusahaan berdiri pada tahun PT SIPD pertama kali melakukan IPO pada tahun Selama kurun waktu 1997 sampai dengan 2015 perusahaan telah beberapa kali melakukan penerbitan saham, yaitu: Tabel 1.2 Penerbitan, Reversed Stok saham PT SIPD Tahun Keterangan Jumlah saham beredar Nilai Nominal (lembar) 1996 IPO Rp500/saham 1997 Penerbitan saham seri A Rp500/saham 1998 Konversi Obligasi Penerbitan saham seri B sebanyak lembar Seri A: Seri B: Rp500/saham Rp300/saham 2004 Penggabungan saham (reversed stock) sebesar 10 kali Seri A: Seri B: Rp5.000/saham Rp3.000/saham 3
4 2005 Konversi Hutang Obligasi Konversi dan Hutang Jangka Panjang Kuasi Reorganisasi, diikuti dengan mengurangi nilai nominal saham tanpa mengurangi jumlah saham beredar Penambahan Modal Tanpa HMETD:100 lembar saham seri A, 391 lembar saham seri B, 16 lembar saham seri C dan reversed stock sebesar 10 kali Seri A: Seri B: Seri C: Seri A: Seri B: Seri C: Seri A: Seri B: Seri C: Sumber:Annual Report PT Sierad Produce Tbk Tahun 2015 Rp5.000/saham Rp3.000/saham Rp100/saham Rp395/saham Rp395/saham Rp100/saham Rp3.950/saham Rp3.950/saham Rp1.000/saham Sangat menarik melihat perkembangan saham pasca Reversed Stock pada bulan Februari 2015, jika sebelum dilaksanakan Reversed Stock saham perusahan hanya berkisar Rp50,-/lembar. Namun setelah dilaksanakan Reversed Stock tersebut saham perusahaan terlihat lebih cenderung meningkat menjadi rata-rata Rp770,39/ lembar (meningkat 54,08%), bahkan pernah mencapai nilai tertinggi pada bulan Februari 2016 sebesar Rp923,75 /lembar (meningkat 84,75%). Kenaikan harga ini terus terjadi walaupun perusahaan melaporkan rugi pada laporan keuangan per 30 Desember 2015 sebesar Rp355,915 Miliar 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka diperlukan penelitian untuk menilai harga saham wajar PT SIPD sesudah dilaksanakannya Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Right Issue) sebesar Rp1.000,- (seribu rupiah) per lembar saham. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan tesis ini adalah: 1. Mengestimasi kewajaran nilai saham yang ditawarkan perusahaan setelah Right Issue atau HMETD menggunakan metode Free Cash Flow To Equity (FCFE). 2. Mengestimasi kewajaran nilai saham yang ditawarkan perusahaan setelah Right Issue atau HMETD menggunakan metode Relative Valuation (Market Value) 4
5 1.4 Lingkup dan Batasan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian diatas, lingkup dan batasan penelitian akan dibatasi dari tahun Manfaat Penelitian Penelitian ini dibuat dengan harapan bisa memberikan masukan terutama bagi pihak-pihak, antara lain: 1. Investor yang berminat untuk berinvestasi di PT SIPD tentang potensi perusahaan di masa yang akan datang. 2. Managemen perusahaan sebagai alat evaluasi atas keputusan yang telah diambil dan rencana bisnis yang telah ditetapkan. 3. Akademisi, penelitian ini bisa untuk menambah wawasan dan pengetahuan terutama di bidang industri perunggasan dan turunannya 4. Refensi bagi penelitian lainnya yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang. 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini terbagi atas 5 (lima) bab, yaitu: Bab I : Pendahuluan. Berisi latar belakang dilakukannya penelitian, rumusan masalah yang dihadapi dalam penelitian, tujuan dilaksanakannya penelitian, lingkup dan batasan dalam penelitian dan sistematika penulisan penelitian PT Sierad Produce Tbk (PT SIPD). Bab II : Landasan Teori. Berisi tema dan metode yang digunakan dalam meneliti nilai wajar saham PT SIPD belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya oleh peneliti lain (keaslian penelitian), tinjauan pustaka peneliti lain yang pernah melakukan penelitian mengenai nilai wajar saham perusahaan dan landasan teori mengenai saham, right issue, teori penilaian usaha, nilai intrinsik saham, 5
6 discounted cash flow, free cash flow to equity dan relative valuation. Bab III : Metode Penelitian. Berisi data sekunder PT SIPD yang diteliti dengan sumber laporang keuangan perusahaan, pergerakan harga saham dan IHSG, data BPS dan data lainnya yang relevan, metode yang digunakan dalam menganalisis data, langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan analisis data dan tinjauan mengenai profil PT SIPD dari segi kepemilikan saham, struktur perusahaan, operasional, keuangan, tata kelola perusahaan dan management risiko. Bab IV : Hasil Analisa. Berisi tentang analisis makro ekonomi yaitu pertumbuhan ekonomi, inflasi, pergerakan bunga dan nilai tukar rupiah, analisis industri empat perusahaan besar yang bergerak dibidang pakan ternak dan kondisi pasar, analisis laporan keuangan historis dan proyeksinya, perhitungan nilai intrinsik perusahaan dengan menggunakan metode free cash flow to equity (FCFE), perhitungan nilai intrisik dengan menggunakan metode relative valuation (pendekatan nilai pasar) dan rekonsiliasi nilai berdasarkan dua pendekatan tersebut. Bab V : Kesimpulan dan Saran. Berisi tentang kesimpulan berdasarkan analisis makro dan industri, analisis laporan keuangan dan perhitungan nilai intrinsik perusahaan, saran kepada management dan investor atas dasar hasil penelitian dan keterbatasan dalam penelitian. 6
BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. berlalu ditandai dengan jatuhnya perusahaan-perusahaan kelas dunia,
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi dan keuangan global tahun 1997 dan 2008 yang telah berlalu ditandai dengan jatuhnya perusahaan-perusahaan kelas dunia, mempengaruhi menurunnya
Lebih terperinciPT SIERAD PRODUCE TBK
PT SIERAD PRODUCE TBK Kilas Balik 2008 Rencana 2009 Kinerja Keuangan Per Mei 2009 Tanya Jawab Semester I - 2008 Pendanaan dan posisi mata uang yang relatif stabil. membantu menstimulasi kinerja perbisnisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan dana untuk mengembangkan bisnis dalam suatu perusahaan menjadi prasyarat yang harus dipenuhi agar target pengembangan bisnis tercapai. Perolehan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tabel 1. Konsumsi Telur dan Daging Broiler pada Beberapa Negara ASEAN Tahun 2009
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak perusahaan yang bergerak di bidang perunggasan, baik dari segi pakan unggas, komoditi unggas, dan pengolahan produk unggas dalam skala besar
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dari suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini dapat dipenuhi dengan pembiayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1913 dan kini telah menjadi salah satu perusahaan rokok terkemuka di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP), selanjutnya disebut Sampoerna, berdiri pada tahun 1913 dan kini telah menjadi salah satu perusahaan rokok terkemuka di Indonesia. Sampoerna
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pengembangan usaha sangat diperlukan perusahaaan untuk dapat terus tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini seringkali menghadapi kendala
Lebih terperinciANALYST MEETING. July 2007
ANALYST MEETING July 2007 About Poultry Industry 1 LATAR BELAKANG Populasi GDP Year 2006 222 Juta Est Year 2007 225 Juta Year 2006 USD 351 M or USD 1.581 per kapita Est Year 2007 USD 383 M or USD 1.705
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi. Perusahaan sebagai salah satu penopang perekonomian baik itu sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian menciptakan berbagai kebutuhan baru untuk mampu berkembang ataupun bertahan pada kondisi yang memiliki persaingan tinggi. Perusahaan sebagai
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. dan penerbitan Obligasi Subordinasi tahun 2012 melalui top-down analysis serta
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh estimasi nilai wajar saham PT Bank Permata Tbk. per tanggal 15 Juli 2013 pasca Penawaran Umum Terbatas V, dan penerbitan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan usaha ternak ayam di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1970 an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat, yang kemudian mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi ekonomi yang tumbuh semakin pesat merupakan harapan bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi yang tumbuh semakin pesat merupakan harapan bagi semua bangsa di dunia termasuk Indonesia yang merupakan salah satu negara berkembang, juga mengharapkan
Lebih terperinciJakarta, 5 April 2017
Jakarta, 5 April 2017 Daftar Isi Profil Perseroan Kinerja Operasional Ikhtisar Keuangan Tantangan dan Strategi Ke Depan Lampiran 2 Sekilas Japfa Tbk Perusahaan agribisnis terintegrasi vertikal berfokus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pasar modal memiliki dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika perusahaan tidak memiliki sumber dana internal yang mencukupi, pasar modal merupakan salah satu tempat bagi perusahaan mencari sumber dana alternatif selain
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS NILAI INTRINSIK PT CHAROEN POKHPAND INDONESIA DAN PT SIERAD PRODUCE DENGAN MENGGUNAKAN METODE FREE CASH FLOW TO THE FIRM, FREE CASH FLOW TO EQUITY, DAN RELATIVE VALUATION
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan jenisnya, data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data aplikatif kuantitatif. Seperti disampaikan oleh peneliti dimuka bahwa penelitian
Lebih terperinciANALISIS RISIKO MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO DALAM MENILAI HARGA WAJAR SAHAM STUDI KASUS PT HOLCIM INDONESIA TBK.
UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI SKRIPSI ANALISIS RISIKO MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO DALAM MENILAI HARGA WAJAR SAHAM STUDI KASUS PT HOLCIM INDONESIA TBK. Diajukan Oleh : Aidil Akbar 0604000897
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau Initial Public Offering (IPO) dalam rangka rencana Perusahaan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tahun 2007 PT Elnusa Tbk melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) dalam rangka rencana Perusahaan untuk melakukan pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya perusahaan jasa tapi juga perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini perusahaan dituntut untuk memiliki manajemen yang baik agar dapat tetap menjalankan kegiatan operasinya. Perusahaan tersebut tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyediakan ketersediaan konsumsi daging dan produk turunannya. Daging dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pakan ternak sangat berperan mendukung industri peternakan dalam menyediakan ketersediaan konsumsi daging dan produk turunannya. Daging dan telur merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selama tahun tersebut. Menurunnya daya beli masyarakat yang dipicu dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perlambatan ekonomi sepanjang tahun 2015 memberikan pengaruh tersendiri terhadap pertumbuhan beberapa sektor industri dalam negeri, tak terkecuali bagi sektor properti.
Lebih terperinciPENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A11211 TENTANG
PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A11211 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT CIPENDAWA AGRIINDUSTRI OLEH PT CHAROEN POKPHAND JAYA FARM I. LATAR BELAKANG 1.1. Berdasarkan Peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kali lebih tinggi dari pada pertumbuhan ekonomi dunia. Sementara itu,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Posisi pariwisata sebagai pilar penting perekonomian terus ditingkatkan di seluruh dunia dengan pertumbuhannya saat ini mencapai angka 5% atau duatiga kali lebih tinggi
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mengakibatkan perusahaan dituntut untuk meningkatkatkan daya saingnya dalam
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat dan kompetitif, mengakibatkan perusahaan dituntut untuk meningkatkatkan daya saingnya dalam industri maupun strategi keunggulan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Peternakan merupakan sektor andalan bagi perekonomian nasional Indonesia.
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan merupakan sektor andalan bagi perekonomian nasional Indonesia. Pada tahun 2007, sektor peternakan mampu memberikan kontribusi yang cukup baik bagi Produk Domestik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Valuasi saham..., Herdamang, FE UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi saham merupakan investasi mulai diminati oleh investor akhir-akhir ini. Namun, dalam melakukan investasi di pasar modal, seorang investor harus memliki kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. struktur permodalan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan usaha.
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Harga pasar saham merupakan cerminan dari kinerja keuangan sebuah perusahaan. Jika kinerja perusahaan meningkat maka hal ini akan diapresiasi oleh pasar dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emas) atau berbentuk aktiva keuangan (surat-surat berharga) yang diperjual-belikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan aktivitas yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan nilai atau jumlah sumber daya yang dimiliki saat ini untuk masa yang akan datang (Tandelilin,
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. perusahaan untuk memperoleh dana, salah satunya adalah dengan Right issue.
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dalam pengembangan dan ekspansi usahanya akan memerlukan tambahan modal. Banyak mekanisme yang bisa ditempuh oleh perusahaan untuk memperoleh dana, salah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Biro Pusat Statistik (1997) dan Biro Analisis dan Pengembangan. Statistik (1999) menunjukkan bahwa Standar Nasional kebutuhan protein
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Biro Pusat Statistik (1997) dan Biro Analisis dan Pengembangan Statistik (1999) menunjukkan bahwa Standar Nasional kebutuhan protein hewani belum terpenuhi, dan status
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. stabil merupakan salah satu pendorong berkembangnya pasar modal.
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan alternatif pembiayaan pendanaan perusahaan selain pembiayaan oleh bank. Adapun kondisi di pasar modal memiliki kaitan yang erat dengan kondisi perekonomian.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga konsumsi baja dapat digunakan sebagai indikasi kemajuan suatu negara (Hudson, 2010). Kecenderungan konsumsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi mengindikasi kebutuhan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi mengindikasi kebutuhan penyedia jasa keuangan yang tinggi pula. Bank menjalankan operasionalnya dengan menghimpun dana masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agroindustri adalah usaha untuk mengolah bahan baku hasil pertanian menjadi berbagai produk yang dibutuhkan konsumen (Austin 1981). Bidang agroindustri pertanian dalam
Lebih terperinciKETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PT SIERAD PRODUCE TBK DALAM RANGKA KUASI REORGANISASI. PT SIERAD PRODUCE TBK ( Perseroan )
KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PT SIERAD PRODUCE TBK DALAM RANGKA KUASI REORGANISASI PT SIERAD PRODUCE TBK ( Perseroan ) PENGUMUMAN KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM Dengan ini diberitahukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. juta rupiah. Belum lagi green fee dan pemasukan dari club house yang menyediakan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri golf saat ini mengalami perkembangan yang sangat cepat, minat para golfer setiap tahunnya terus bertambah. Sebagai industri, golf memang ladang bisnis yang menggiurkan.
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan populasi dunia ikut meningkatkan jumlah konsumsi masyarakat khususnya di bidang agrikultur. Agrikultur merupakan pertanian secara luas yang mencakup bidang tanaman
Lebih terperinciDaftar Isi. Profil Perseroan. Kinerja Operasional. Ikhtisar Keuangan. Tantangan dan Strategi Ke Depan. Lampiran
Daftar Isi Profil Perseroan Kinerja Operasional Ikhtisar Keuangan Tantangan dan Strategi Ke Depan Lampiran 2 Sekilas Japfa Tbk Perusahaan agribisnis terintegrasi vertikal berfokus di Indonesia Salah satu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Investasi saham sebagai salah satu alternatif investasi bagi investor sudah
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi saham sebagai salah satu alternatif investasi bagi investor sudah sangat diminati. Pasar modal Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat sejak digulirkannya
Lebih terperinciBAB I. masyarakat Indonesia. Pelaku bisnis di industri bioskop Indonesia pada saat ini
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pada saat ini Industri bioskop di Indonesia berkembang dengan sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dimunculkan berbagai program dan kebijakan untuk mendukung. ayam ras menunjukkan tingkat pertumbuhan yang melebihi tingkat
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha petemakan ayam ras adalah salah satu jenis petemakan yang pertama kali diperkenalkan pada sekitar tahun 50-an menunjukkan perkembangan yang cukup pesat, terlebih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang hebat, yang berdampak pada semua aktivitas bisnis di sektor riil. Selama dua tiga tahun terakhir
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penentuan nilai..., Ivalandari, FE UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, pilihan berinvestasi masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito, emas, ataupun properti mulai bergeser ke dalam bentuk saham. Sebagaimana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komoditas ayam broiler merupakan primadona dalam sektor peternakan di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas ayam broiler merupakan primadona dalam sektor peternakan di Indonesia jika dibandingkan dengan komoditas peternakan lainnya, karena sejak pertama kali diperkenalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan bunga atau yang sering disebut Net Interest Margin (NIM), selain itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan suatu organisasi jasa yang mempunyai peranan penting dalam upaya pembangunan ekonomi nasional. Bank berperan sebagai lembaga intermediasi penyalur dana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan semakin berkembangnya dunia usaha saat ini, maka persaingan
15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya dunia usaha saat ini, maka persaingan perusahaan, khususnya antar perusahaan yang sejenis akan semakin ketat. Untuk menjaga
Lebih terperinciPASAR MODAL JENIS JENIS INSTRUMEN PASAR MODAL BUKTI RIGHT DAN WARAN. Disusun oleh : KELOMPOK DUA S1 AKUNTANSI A. Disusun Oleh:
PASAR MODAL JENIS JENIS INSTRUMEN PASAR MODAL BUKTI RIGHT DAN WARAN Disusun oleh : KELOMPOK DUA S1 AKUNTANSI A Disusun Oleh: 1. Ayu Mutiarani (C1C012013) 2. Septiana Rahayu (C1C012023) 3. Widiantika Ade
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pendapatan tetap tersebut diperoleh dari pokok obligasi dan bunga yang akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi obligasi merupakan jenis investasi yang banyak diminati oleh para investor (pemilik modal) karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap. Pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Dalam menentukan keputusan, pimpinan perusahaan dituntut untuk
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Dalam menentukan keputusan, pimpinan perusahaan dituntut untuk mengambil keputusan yang dapat memaksimalkan nilai perusahaannya. Di lain pihak, pimpinan juga dituntut
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protein merupakan salah satu zat makanan yang diperlukan oleh manusia agar bisa bertumbuh kembang dan tetap sehat. Fungsi protein antara lain untuk membuat dan memperbaiki
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pasar Modal. diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA Landasan Teori Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses ini sering juga disebut sebagai analisis perusahaan (company. perusahaan dimasa depan. Dalam company analysis para investor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis fundamental mikro pada dasarnya adalah melakukan analisis historis atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan, dimana proses ini sering juga disebut sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pasar modal bagi perusahaan bagaikan lumbung dana yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya perekonomian di Indonesia, investasi dalam pasar modal pun turut mengalami perkembangan. Keberadaan pasar modal memiliki peran penting bagi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Perunggasan merupakan komoditi yang secara nyata mampu berperan dalam pembangunan nasional, sebagai penyedia protein hewani yang diperlukan dalam pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu aktivitas ekonomi dalam agribisnis adalah bisnis peternakan. Agribisnis bidang ini utamanya dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kebutuhan masyarakat akan produk-produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Era globalisasi saat ini membuat persaingan bisnis semakin ketat dan kebutuhan untuk aktivitas bisnis pun menjadi semakin besar. Namun, sering kali perusahaan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu: keuntungan yang diharapkan dan risiko yang mungkin terjadi. Ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investor perlu memiliki sejumlah informasi yang berkaitan dengan dinamika Harga Saham agar dapat mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak untuk dipilih.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti karbohidrat, akan tetapi juga pemenuhan komponen pangan lain seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk dari tahun ke tahun menjadikan kebutuhan pangan juga semakin meningkat. Pemenuhan kebutuhan pangan tersebut tidak hanya terbatas
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Saham perusahaan yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia memiliki
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Saham perusahaan yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia memiliki nilai pasar yang ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap saham tersebut (Hartono 2009:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret sampai Desember 2016. Waktu penelitian yang diambil oleh peneliti selama periode 2010 hingga tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Agribisnis peternakan memberikan banyak kontribusi bagi bangsa Indonesia yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaaan dan berperan dalam pembangunan. Berdasarkan data statistik
Lebih terperinciVALUASI SAHAM PERUSAHAAN-PERUSAHAAN INDUSTRI SEMEN INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FREE CASH FLOW TO EQUITY DAN P/E MULTIPLIER MODEL TESIS
UNIVERSITAS INDONESIA VALUASI SAHAM PERUSAHAAN-PERUSAHAAN INDUSTRI SEMEN INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FREE CASH FLOW TO EQUITY DAN P/E MULTIPLIER MODEL TESIS HERDAMANG 0806432902 FAKULTAS EKONOMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) khususnya di industri perbankan dibutuhkan sebuah bank nasional yang besar, kuat, kompeten, maju,
Lebih terperinciPENGUMUMAN INFORMASI DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM TERBATAS I
PENGUMUMAN INFORMASI DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM TERBATAS I PT SIERAD PRODUCE Tbk ( Perseroan ) KEGIATAN USAHA UTAMA Pakan Ternak, Peternakan Ayam Induk dan Penetasan Telur, Rumah Potong Ayam. Produsen
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia mengalami peningkatan
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari tuntutan era globalisasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian dari pertumbuhan industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam proses globalnya membutuhkan sarana dan prasarana guna menunjang proses pembangunan yang seutuhnya.
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH xi xi xii xii 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 8 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) subsektor
Lebih terperinciKETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PT SIERAD PRODUCE TBK DALAM RANGKA KUASI REORGANISASI. PT SIERAD PRODUCE TBK ( Perseroan )
KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PT SIERAD PRODUCE TBK DALAM RANGKA KUASI REORGANISASI PT SIERAD PRODUCE TBK ( Perseroan ) PENGUMUMAN KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM Dengan ini diberitahukan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Obligasi merupakan salah satu sumber dana perusahaan selain laba, utang bank, dan saham. Levinger et al. (2014) menyatakan bahwa obligasi menjadi sumber pembiayaan yang efektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan pilihan gaya hidup seseorang. Sayangnya banyak di antara
0 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinegara-negara maju dan berkembang dimana pasar modal merupakan pilihan gaya hidup seseorang. Sayangnya banyak di antara mereka yang bermain di pasar modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia. Kontribusi batubara terhadap kebutuhan total energi dunia berkisar 23%.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batubara merupakan sumber energi yang penting dan banyak digunakan di dunia. Kontribusi batubara terhadap kebutuhan total energi dunia berkisar 23%. Penggunaan batubara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi kendala dalam masalah terbatasnya dana modal untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif memperoleh sumber dana yang dibutuhkan oleh perusahaan yang menghadapi kendala dalam masalah terbatasnya dana modal untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang,
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang, setidaknya sejak tahun 1983 saat pemerintah mengeluarkan deregulasi perbankan (Pakjun 1983).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.
Lebih terperinciPENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.
PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN PASAR MODAL Bursa efek merupakan arti fisik dari pasar modal. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta
Lebih terperinciInvestasi saham sebagai salah satu altematif investasi bagi investor sudah
1.1. Latar Belakang Investasi saham sebagai salah satu altematif investasi bagi investor sudah sangat diminati. Pasar modal Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat sejalc digulirkannya paket-paket
Lebih terperinciBAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa
BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis penilaian perusahaan dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Estimasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi pemicu kenaikan jumlah nominal utang pemerintah Indonesia (DJPU,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar keuangan global yang sangat cepat dan semakin terintegrasi telah mengakibatkan pasar obligasi memainkan peranan penting sebagai alternatif sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth para
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth para pemegang saham (Kadir, 2010: 10). Investor akan sangat senang apabila mendapatkan tingkat pengembalian
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perasuransian merupakan salah satu bentuk Lembaga Keuangan Non Bank yang berperan menjadi salah satu pilar perekonomian nasional. Peran tersebut terkait dengan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. waktu karena sebab-sebab tertentu pemegang saham utama atau pendiri (founders)
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Komposisi pemegang saham di perusahaan publik tidak selamanya tetap. Selalu ada peluang untuk terjadi perubahan susunan pemegang saham, bahkan perubahan di level pemegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. era 1997 silam. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya perdagangan di bursa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan perekonomian, banyak perusahaan termasuk perbankan dalam rangka mengembangkan usahanya melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang sebesar besarnya yang pada akhirnya akan meningkatkan kekayaan dari pemegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka kewajiban akan pendanaan juga semakin besar jumlahnya. Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan semakin lama akan semakin berkembang seiring dengan meningkatnya produktivitas dan performa perusahaan. Modal investasi dulunya dapat dipenuhi dengan utang
Lebih terperinciANALISIS INDUSTRI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DI INDONESIA DENGAN CONTOH PENILAIAN SAHAM PADA PT WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA TBK
ANALISIS INDUSTRI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DI INDONESIA DENGAN CONTOH PENILAIAN SAHAM PADA PT WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA TBK GROUP RESEARCH HERLINA (0540000392) KIM HONG (0540000442) SONDANG IFAN M. SIRAIT
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang dapat memberikan kontribusi pada harga saham yang dapat berpengaruh pada Bursa Efek Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek keadilan dalam bertransaksi. Bank berdasarkan prinsip syariah atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi adalah proses dari tiga aktivitas yaitu pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian transaksi ekonomi dari suatu organisasi (bisnis maupun
Lebih terperinciPERSEPSI PENGUSAHA ATAS PENGARUH KESEDIAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TERHADAP LABA
PERSEPSI PENGUSAHA ATAS PENGARUH KESEDIAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TERHADAP LABA (Studi Kasus Pada Industri Ayam Potong Model Plasma di Kab. Semarang) Oleh : Nama : BAMBANG JATMIKO NIM : P. 100020006 Jurusan
Lebih terperinciStatistik (1999) menunjukkan bahwa Standar Nasional kebutuhan protein. hewani belum terpenuhi, dan status gizi masyarakat yang masih
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Biro Pusat Statistik (1997) dan Biro Analisis dan Pengembangan Statistik (1999) menunjukkan bahwa Standar Nasional kebutuhan protein hewani belum terpenuhi, dan status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa mendatang. Kapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun lebih dari itu, kegiatan mengelola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai individu yang terlibat dalam modernisasi, kegiatan mengelola asset yang dimiliki bukan lagi sekedar bagaimana asset tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Proses penilaian terhadap perusahaan tertutup membutuhkan identifikasi atas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses penilaian terhadap perusahaan tertutup membutuhkan identifikasi atas ciri spesifik pada perusahaan karena keterbatasan data pembanding yang umumnya tidak terlalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini kondisi perekonomian di Indonesia melemah. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Akhir-akhir ini kondisi perekonomian di Indonesia melemah. Hal ini dikarenakan menurunnya daya beli masyarakat Indonesia secara keseluruhan dan kurang
Lebih terperinci